POLA PENYAKIT KULIT
PADA BANGSAL RAWAT INAP ANAK
DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
MEDAN TAHUN 2013
OLEH:
LARAS MAYANG SARI
110100050
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
POLA PENYAKIT KULIT
PADA BANGSAL RAWAT INAP ANAK
DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
MEDAN TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan
Sarjana Kedokteran
OLEH:
LARAS MAYANG SARI
110100050
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
POLA PENYAKIT KULIT PADA BANGSAL RAWAT INAP ANAK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2013
Nama : LARAS MAYANG SARI NIM : 110100050
Pembimbing Penguji 1
(dr. Flora Marlita Lubis, Sp.KK) (dr. Jamaluddin, Sp.PA) NIP. 197703232009122002 NIP. 196105121986121002
Penguji II
(dr. Lambok Siahaan, MKT) NIP. 197110052001121001
Medan, 17 Desember 2014 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Ilmu kesehatan kulit pada anak adalah topikbaru untuk memberikan perawatanklinis dan intensif dalam menanggulangi morbiditas penyakitkulityang signifikan pada anak-anak,yang timbul karena kurang nya pengetahuan orang tua, kurang diperhatikannya kebersihan diri anak, faktor iklimdan kepadatan penduduk.
Mengetahui Pola Penyakit Kulit pada bangsal Rawat Inap Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013 dengan melihat penyakit pasien yang bermanifestasi pada penyakit kulit dan ingin memberikan informasi dan pengetahuan kepada utamanya orangtua tentang hasil dari penelitian ini.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Retrospektif dengan pendekatan Cross sectional. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel data sekunder dari Rekam Medik pasien anak. Untuk statistik yang dipergunakan adalah uji sederhana total sampling dengan program SPSS.
Dari 23 sampel yang diukur, diperoleh bahwa dari penyakit pasien yang bermanifestasi pada penyakit kulit adalahStevens Johnson Sindrome sebanyak 4 orang (17,4%), HIV 3 orang (13,0%) dan Cronic Kidney Diseases dan Komplikasi Kemoterapi sebanyak 2 orang (8.7%) dan Stevens Johnson Sindrome 5 orang (21,7%), Sistemik Lupus Eritematous sebanyak 4 orang (17,4%) dan Impetigo Bulosa dan Varicella sebanyak 3 orang (13,0%).
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa penyakit pasien yang bermanifestasi pada penyakit kulit diperoleh lebih banyak Stephen Johnson Sindrome dan HIV yang mendominasi pola penyakit kulit anak secara umum baik itu berdasarkan Penyakit penderita dan Penyakit kulit penyerta.
ABSTRACT
Skin health in children is a new topic for providing clinical care and intensive in tackling significant morbidity skin diseases in children, which arises because lacked knowledge of they parents, poor of personal hygiene, climatic factors and population density.
Knowing Pattern Skin Diseases in Childrens Hospitalized in General Hospital Haji Adam Malik of Medan in 2013 to look patients who have disease manifest in skin diseases and would like to provide information and knowledge to parents primarily on the results of this study.
This type of research is a Retrospective Descriptive study with Cross Sectional approach. Collecting data by sampling secondary data from the Medical Record of the patient childrens. For statistical test used simple Total Sampling with SPSS.
From 23 samples, found that patients illness manifest to skin disease are Stevens Johnson Syndrome by 4 people (17.4%), HIV 3 people (13.0%) and Cronic Kidney Diseases and Complications of Chemotherapy by 2 people (8.7%) and Stevens Johnson Syndrome 5 people (21.7%), Systemic Lupus Erythematosus by 4 people (17.4%) and Bullous Impetigo and Varicella many as 3 people (13.0%).
From this study showed that patients who manifest of skin diseases acquired more Stevens Johnson Syndrome and HIV are dominating pattern of skin diseases in general good child was based on the patient's disease and concomitant skin disease.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan izin-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini pun bisa menjadi salah satu ibadah untuk mendapatkan ridha-Nya.
Karya tulis ilmiah ini berjudul “Pola Penyakit Kulit pada Bangsal Rawat Inap Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013”. Penulis menyusun karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi persyaratan memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis menerima dorongan, bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Yang terhormat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.
2. Yang terhormat dr. Flora Marlita Lubis, SpKK selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing saya dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
3. Yang terhormat dr. Jamaluddin, Sp.PA dan dr. Aridamuriany D Lubis, Sp.A untuk setiap kritik dan saran yang membangun. 4. Para Dosen dan Staff Pegawai di lingkungan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara yang turut berperan dalam pembekalan ilmu peneliti.
6. Yang teristimewa Orang Tua saya, Ayahanda Muhamad Hasyim dan Ibunda Putri Permata Sari, Bibi saya Sherly Natalia, Saudara saya Adinda Aprilia Elizabeth, Saidina Angkasa dan Mahesa Aulia Legawa yang selalu memberi motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7. Teman-teman saya Nurman Suseno, Annisa Halim Siregar, Keethaswni Selvaraja dan Yeni Anggraini yang telah memberikan saran tambahan dan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
8. Jordy Pramada, teman satu dosen pembimbing, yang turut mengingatkan penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Meskipun upaya dan kerja keras telah dilakukan selama penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini, tentu masih saja ada kemungkinan karya tulis ilmiah ini masih belum terbentuk dengan sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan untuk penyempurnaannya. Semoga penelitian ini dapat memberi manfaat. Demikian dan Terimakasih.
Medan, 17 Desember 2014 Penulis,
( LARAS MAYANG SARI )
DAFTAR ISI
2.1. Pola Penyakit Kulit pada Bangsal Rawat Inap Anak ... 5
4. Herpes Zoster ... 12
C. Alergi-Imunologi ... 13
D. Pioderma ... 13
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 15
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 16
3.2. Definisi Operasional ... 16
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 17
4.1. Jenis Penelitian ... 18
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18
4.2.1. Tempat penelitian ... 18
4.2.2. Waktu penelitian ... 18
4.3. Populasi dan Sampel ... 18
4.3.1. Populasi ... 17
4.3.2. Sampel ... 18
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 18
4.5. Pengolahan Data ... 18
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 19
5.2. Deskripsi Karakteristik Sampel ... 19
5.3. Hasil Pengolahan Data ... 19
5.4. Pembahasan ... 24
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
6.1. Kesimpulan ... 26
6.2. Saran ... 37
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.2 Definisi Operasional 15
Tabel 5.1 Jumlah Kasus Rawat Inap Anak yang didiagnosis menderita penyakit kulit ataupun penyakit kulit penyerta dan Distribusinya Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
20
Tabel 5.2 Jumlah Kasus Rawat Inap Anak yang didiagnosis menderita penyakit kulit ataupun penyakit kulit penyerta dan Distribusinya Berdasarkan Usia di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
20
Tabel 5.3.1 Jumlah Kasus Rawat Inap Anak yang didiagnosis menderita penyakit kulit ataupun penyakit kulit penyerta dan Distribusinya Berdasarkan Penyakit Penderita di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
21
Tabel 5.3.2 Jumlah Kasus Rawat Inap Anak yang didiagnosis menderita penyakit kulit ataupun penyakit kulit penyerta dan Distribusinya Berdasarkan Penyakit Kulit Penyerta di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
22
Tabel 5.3.3 Jumlah Kasus Rawat Inap Anak yang didiagnosis menderita penyakit kulit ataupun penyakit kulit penyerta dan Distribusinya Berdasarkan Penyakit Penderita dengan Penyakit Kulit Penyerta di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
2.1 Dermatitis Kontak Alergi ... 7
2.2 Dermatitis Kontak Iritan ... 7
2.3 Dermatitis Numularis ... 7
2.4 Dermatitis Atopik ... 8
2.5 Variola Virus ... 10
2.6 Herpes Simpleks Virus 1 dan 2 ... 11
2.7 Varicella Zoster ... 11
2.8 Herpes Zoster ... 12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Surat Ethichal Clearence
Lampiran 3 Surat Izin Survei Awal Penelitian
ABSTRAK
Ilmu kesehatan kulit pada anak adalah topikbaru untuk memberikan perawatanklinis dan intensif dalam menanggulangi morbiditas penyakitkulityang signifikan pada anak-anak,yang timbul karena kurang nya pengetahuan orang tua, kurang diperhatikannya kebersihan diri anak, faktor iklimdan kepadatan penduduk.
Mengetahui Pola Penyakit Kulit pada bangsal Rawat Inap Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013 dengan melihat penyakit pasien yang bermanifestasi pada penyakit kulit dan ingin memberikan informasi dan pengetahuan kepada utamanya orangtua tentang hasil dari penelitian ini.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Retrospektif dengan pendekatan Cross sectional. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel data sekunder dari Rekam Medik pasien anak. Untuk statistik yang dipergunakan adalah uji sederhana total sampling dengan program SPSS.
Dari 23 sampel yang diukur, diperoleh bahwa dari penyakit pasien yang bermanifestasi pada penyakit kulit adalahStevens Johnson Sindrome sebanyak 4 orang (17,4%), HIV 3 orang (13,0%) dan Cronic Kidney Diseases dan Komplikasi Kemoterapi sebanyak 2 orang (8.7%) dan Stevens Johnson Sindrome 5 orang (21,7%), Sistemik Lupus Eritematous sebanyak 4 orang (17,4%) dan Impetigo Bulosa dan Varicella sebanyak 3 orang (13,0%).
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa penyakit pasien yang bermanifestasi pada penyakit kulit diperoleh lebih banyak Stephen Johnson Sindrome dan HIV yang mendominasi pola penyakit kulit anak secara umum baik itu berdasarkan Penyakit penderita dan Penyakit kulit penyerta.
ABSTRACT
Skin health in children is a new topic for providing clinical care and intensive in tackling significant morbidity skin diseases in children, which arises because lacked knowledge of they parents, poor of personal hygiene, climatic factors and population density.
Knowing Pattern Skin Diseases in Childrens Hospitalized in General Hospital Haji Adam Malik of Medan in 2013 to look patients who have disease manifest in skin diseases and would like to provide information and knowledge to parents primarily on the results of this study.
This type of research is a Retrospective Descriptive study with Cross Sectional approach. Collecting data by sampling secondary data from the Medical Record of the patient childrens. For statistical test used simple Total Sampling with SPSS.
From 23 samples, found that patients illness manifest to skin disease are Stevens Johnson Syndrome by 4 people (17.4%), HIV 3 people (13.0%) and Cronic Kidney Diseases and Complications of Chemotherapy by 2 people (8.7%) and Stevens Johnson Syndrome 5 people (21.7%), Systemic Lupus Erythematosus by 4 people (17.4%) and Bullous Impetigo and Varicella many as 3 people (13.0%).
From this study showed that patients who manifest of skin diseases acquired more Stevens Johnson Syndrome and HIV are dominating pattern of skin diseases in general good child was based on the patient's disease and concomitant skin disease.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang bertujuan memulihkan status kesehatan seseorang dari sakit menjadi sehat. Pasien yang menggunakan fasilitas pelayanan Unit Rawat Inap untuk setiap kasus medis harus mendapat perawatan secara intensif, bila tidak dapat diobati secara berobat jalan. Dengan demikian pasien harus tinggal beberapa hari di rumah sakit untuk dirawat sampai diijinkan pulang (Yudhy D,2006)
Ilmu kesehatan kulit pada anak adalah topik permasalahan yang penting untuk dibahas dalam memberikan perawatan klinis dan intensif untuk menanggulangi angka morbiditas akibat penyakit kulit pada bayi dan anak-anak yang semakin meningkat karena kurang diperhatikannya kebersihan diri, kesulitan akses terhadap air, faktor iklim dan kepadatan penduduk (WHO,2005)
Diagnosis dan pengobatan pasien rawat inap dapat berguna untuk membangun identifikasi kelainan kulit yang dapat meningkatkan akurasi diagnosis dan menghasilkan perawatan pasien membaik
Menurut The Pediatric Infectious Diseases Journal, antara 1 Januari 1981 sampai 31 Desember 1990, 20 anak dirawat di rumah sakit karena komplikasi varicella dan menyebabkan morbiditas yang signifikan pada populasi anak-anak
(Galil,2002). Dalam era prevaksinasi (1988-1995) ada 10.632 pasien rawat inap dengan varicella setiap tahunnya (Anne,1992)
Dari data Rumah Sakit California Office of Statewide Health Planning and Development didapatkan bahwa bayi usia <6 minggu yaitu sebanyak 3-11 bayi per
Menurut Makhene (1993) Clinical presentations and complications of suspected measles in hospitalized children. Presentasi klinis dan komplikasi
retrospektif pada 48 pasien anak dirawat di rumah sakit untuk diagnosa campak selama epidemi campak di Chicago, bahwa 51% usia <15 bulan dan 75% adalah <4 tahun yang didiagnosa campak adalah 44 pasien.
Penelitian Leibovitz (1993) Varicella-zoster virus infection in Romanian children infected with human immunodeficiency virus, mendapatkan hasil bahwa
infeksi Varicella Zoster Virus di rumah sakit anak-anak yang terinfeksi HIV mayoritas (57%) mengalami perjalanan panjang penyakit dan tingkat komplikasi yang lebih tinggi daripada anak-anak yang normal di rumah sakit dengan diagnosa varicella.
Karena kulit merupakan organ terluar yang membatasi manusia dan lingkungannya. Fungsi utama kulit adalah melindungi, absorpsi, ekskresi, persepsi, regulasi suhu tubuh, pembentukan vitamin D, dan keratinisasi. Begitu pentingnya kulit, selain menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai fungsi lain yaitu estetik (menyokong penampilan), ras, indikator sistemik, dan sarana komunikasi nonverbal antar individu (Wasitaatmadja,2010)
Kulit sangat rentan dengan berbagai macam penyakit ataupun kelainan kulit lainnya. Banyak penyakit kulit yang sering terjadi dengan berbagai macam pencetusnya, seperti yang disebabkan oleh Infeksi Bakteri, Infeksi Virus, Infeksi Jamur, Penyakit Parasit, Kelainan Kolagen, Kelainan Kuku, Kelainan Rambut, dan Kelainan Kulit tambahan lainnya, termasuk Venerologi. Kelainan kulit dinamai efloresensi (ruam) yang bisa berubah-ubah mengikuti perkembangan penyakit (Andrianto,1989)
1.2Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, yang menjadi rumusan masalah yaitu: Bagaimana Gambaran umum dan Karakteristik Penyakit Kulit pada Bangsal Rawat Inap Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran umum dan Karakteristik Penyakit Kulit pada Bangsal Rawat Inap Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui penyakit kulit terbanyak berdasarkan jumlah penderita penyakit kulit, jenis kelamin, kelompok usia, dan distribusi penyakit. 2. Mengetahui penyakit kulit yang didapat dari penyakit lain .
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk:
• Institusi kesehatan pemerintah maupun swasta lainnya sebagai rujukan
tambahan dalam membantu mendiagnosa penyakit kulit pada pasien anak rawat inap.
• Peneliti dalam meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit kulit
pada pasien anak rawat inap.
• Orangtua diharapkan dapat mendapatkan informasi mengenai penyakit
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pola Penyakit Kulit pada Anak
2.1.1 Definisi
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia, dan merupakan organ yang esensial dan vital serta cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh (Wasitaatmadja,2010).
Walaupun struktur kulit anak dan dewasa tidak banyak berbeda, namun kulit anak bukanlah miniatur kulit dewasa. Secara umum gambaran klinis dan penyebaran penyakit kulit pada anak sedikit berbeda dengan dewasa. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa keadaan antara lain keadaan kulit anak, higiene perorangan dan lingkungan, gizi serta aktivitas anak-anak sehari-hari (Mufida Fauzia,2012).
Berdasarkan CDC 2014, kategori pengelompokan umur anak adalah :
2.1.2 Jenis-Jenis Penyakit Kulit 2.1.2.1 Penyakit Kulit
Thailand) dan daerah miskin di lingkungan tropis lainnya dari Meksiko sampai Madagaskar berikut ini adalah kondisi kulit utama di tingkat masyarakat :
1. Mikosis Superfisial.
2. Pioderma
3. Eksim atau Dermatitis.
4. Penyakit kulit terkait HIV. Penyakit ini dilaporkan terutama di Afrika. Dermatitis Papular Pruritus AIDS, salah satunya.
5. Anomali Pigmentasi. Tiga masalah yang berbeda yang dikutip :
Hipopigmentasi sering didiagnosis sebagai Ptiriasis alba, bentuk eksim
Melasma dan Dermatitis yang disebabkan oleh zat pemutih kosmetik. (Disease Control Priorities in Developing Countries,2006).
Dalam studi retrospektif pada penderita anak-anak yang dirawat di ruangan penyakit kulit RSU Dr. Soetomo Surabaya, periode 2002-2006. Dari 427 penderita anak yang dirawat di IRNA Penyakit Kulit dan Kelamin RSU Dr. Soetomo Surabaya, terdiri dari 184 penderita perempuan dan 243 penderita laki-laki. Lima penyakit kulit anak terbanyak adalah: dermatitis, infeksi virus, penyakit alergi-imunologik, piodermi dan infeksi bakteri. Lama perawatan penderita rawat inap terbanyak 4-6 hari (Mufida Fauzia,2012)
A. Dermatitis
Dermatitis berarti peradangan kulit, tetapi mencakup berbagai penyakit. Pada kebanyakan orang, tahap awal dermatitis ditandai oleh kulit merah, kering, dan gatal. Dermatitis yang lebih serius dapat mengakibatkan sisik berkerak, lecet maupun dapat berupa vesikel.
Klasifikasi Dermatitis :
• Dermatitis kontak biasanya menyebabkan merah atau gatal ruam.
• Dermatitis kontak alergi adalah alergi kulit untuk sesuatu yang menyentuh
Penyebab dermatitis kontak alergi meliputi: parfum, pewarna rambut, logam, karet, formaldehyde (pengawet makanan), dan produk perawatan kulit.
Gambar 2.1 : Dermatitis Kontak Alergi
• Dermatitis kontak iritan disebabkan ketika zat keras memperburuk kulit
dengan berulang kali terpapar zat. Misalnya, terlalu sering mencuci dengan detergent tertentu.
Gambar 2.2 : Dermatitis Kontak Iritan
• Dermatitis numular terdiri dari khas plak merah berbentuk koin yang
Gambar 2.3 : Dermatitis Numularis
• Dermatitis atopik atau eksim, menyebabkan kulit gatal, membengkak, dan
kadang-kadang melepuh. Jenis eksim biasanya mengikuti riwayat alergi dalam keluarga dan sering dikaitkan dengan alergi, asma, dan stres (Stephanie,2014)
Gambar 2.4 : Dermatitis Atopik
Gejala klinis yaitu kering, kemerahan, kulit gatal menunjukkan beberapa jenis dermatitis, atau peradangan kulit, yang ada banyak jenis :
• Ruam merah yang terbatas pada daerah kulit yang terkena iritasi
kemungkinan dermatitis kontak.
• Merah, gatal, patch melingkar, bersisik adalah dermatitis nummular, umum pada orang tua yang memiliki kulit kering atau
tinggal di lingkungan kering.
• Berminyak, sisik kekuningan pada kulit kepala dan alis, belakang
• Gatal yang persisten mungkin menandakan dermatitis atopik
(eksim) (Gardner,2013)
Pengobatan Dermatitis bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Menggunakan krim kortikosteroid, kompres basah dan menghindari iritan merupakan landasan dari sebagian besar rencana pengobatan dermatitis.
• Dermatitis seboroik dapat diberikan shampoo anti-ketombe.
Produk-produk ini dapat mengandung tar, asam salisilat, zinc pyrithione, ketoconazole, belerang atau selenium.
• Bahan kimia yang menyebabkan dermatitis kontak, pengobatan akan
didasarkan pada penghindaran, gejala dan mekanisme lainnya.
• Untuk membantu membersihkan lesi Dermatitis nummular, berikan lotion pelembab dan krim kortikosteroid.
Untuk mengurangi peradangan dan menyembuhkan iritasi sebagian besar jenis dermatitis, berikan krim kortikosteroid dan antihistamin oral untuk meredakan gatal dan antibiotik jika infeksi sekunder berkembang (Mayo,2013)
B. Infeksi Virus
Virus berbentuk kapsul dengan materi genetik di dalamnya. Sangat kecil, jauh lebih kecil dari bakteri. Virus menyebabkan penyakit menular seperti pilek, flu, dan kutil. Dan juga menyebabkan penyakit berat seperti HIV/AIDS, cacar dan demam berdarah. Virus menyerang sel hidup, sel-sel normal dan menggunakan sel-sel untuk berkembang biak dan menghasilkan virus lain. Infeksi virus sulit diobati karena virus hidup di dalam sel-sel tubuh (NIH,2014).
Beberapa virus yang menginfeksi manusia : AIDS, Chicken pox, Dengue, Encephalitis, Hepatitis, Influenza, Mumps, Herpes, Polio, Rabies, Shingles,
Infeksi Virus pada Kulit : 1. Variola
Disebabkan oleh virus Variola dari kelompok PoxVirus, bersifat akut dan menular dengan erupsi vesikula dan pustul pada kulit dan selaput lendir dan ditandai dengan gejala sistemik. Komplikasi dari Variola dapat timbulnya Bronkopneumonia, Konjungtivitis, Iritasi dan Keratitis, Encephalomyelitis, Efusi
sendi dan Orkitis, dan Lesi sekunder.
Terapi hanya bersifat simptomatik, mencegah infeksi sekunder dengan antibiotik salep. Pencegahan dengan vaksinasi (Andrianto,1988).
Gambar 2.5 : Variola Virus
2. Herpes Simpleks
Herpesvirus hominis dengan dua jenis, HSV-1 menyerang bibir atau
terutama tubuh bagian atas dan HSV-2 menyerang genitalia terutama bagian tubuh bawah. Dalam lesi vesikel dapat ditemukan virus, sehingga dapat menular melalui kontak. Awalnya ditandai rasa gatal, terbakar dan nyeri lokal. Infeksi primer dengan masa inkubasi 2-5 hari, dan biasanya berulang lebih ringan dan singkat daripada sebelumnya.
Gambar 2.6 : HSV-1 HSV-2
3. Varicella Zoster
Infeksi akut primer oleh virus Varicella-zoster yang ditularkan melalui infeksi “droplet” dan menyerang kulit dan mukosa. Pada fase reaktivasi akan menyebabkan Herpes Zoster. Penyakit ini relatif ringan dan banyak menyerang terutama anak-anak, tetapi dapat menjadi parah pada anak yang immunocompromised.
Tanda dan gejala biasanya adanya nyeri dan paresthesia biasanya gejala pertama infeksi VZV sampai terbentuknya ruam vesikular. Periode prodromal selama gejala dapat bervariasi, nyeri terjadi pada 41% pasien, gatal 27%, dan parestesia 12%. Selama pada fase akut, pasien mungkin mengalami: Nyeri (90%),
Depresi (20%) dan gejala Flu (12%) (Wayne,2014).
4. Herpes Zoster
Disebabkan oleh virus Varicella-Zoster, ini adalah virus yang juga menyebabkan cacar air. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus tetap dorman (tidak aktif) dalam tubuh dan virus dapat reaktifasi kembali pada tahun kemudian, yang menyebabkan Herpes Zoster. Herpes Zoster tidak disebabkan oleh virus yang sama yang menyebabkan Herpes Genital.
Gejala pertama biasanya nyeri, kesemutan, atau rasa terbakar yang terjadi pada satu sisi tubuh. Rasa sakit dan terbakar bisa berat dan biasanya terjadi sebelum ruam lain muncul. Gejala lain mungkin terjadi termasuk, demam dan menggigil, sakit kepala, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar limfe (kelenjar getah bening). Komplikasi yang terjadi termasuk, infeksi bakteri pada kulit, kebutaan (jika Herpes Zoster terjadi pada mata), tuli, infeksi Ensefalitis Sepsis pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan Ramsay Hunt Sindrome jika Herpes Zoster mempengaruhi saraf wajah atau telinga.
Terapi dilakukan dengan pasien diistirahatkan dan diberikan obat topikal salisilic talk 2% untuk mencegah pecahnya vesikel dan menjadi infeksi sekunder.
Pencegahan dilakukan dengan cara, jangan menyentuh ruam dan lecet pada orang dengan Herpes Zoster atau Cacar Air jika anda belum pernah menderita cacar air atau mendapatkan vaksin cacar. Vaksin Herpes Zoster sudah tersedia dan vaksin ini berbeda dari vaksin cacar. (CDC,2014)
C. Alergi-Imunologik
Pada keadaan alergi, sistem kekebalan tubuh bereaksi salah terhadap hal-hal yang biasanya tidak berbahaya. Bulu hewan peliharaan, serbuk sari, debu, spora jamur, sengatan serangga, makanan, dan obat-obatan adalah contoh dari hal-hal seperti. Reaksi ini dapat menyebabkan tubuh merespon seperti penyakit asma, demam, gatal-gatal, eksim (ruam), atau reaksi yang sangat parah dan tidak biasa yang disebut anafilaksis. Biasanya didiagnosa dengan menggunakan tes khusus. Pengobatan dapat dengan menghindari hal-hal yang menyebabkan gejala seperti, imunoterapi (suntikan alergi), atau obat-obatan (American Academy of Pediatric, 2013).
D. Pioderma
Infeksi kulit bakteri atau Pioderma yang umum di kebanyakan negara berkembang. Umumnya timbul infeksi primer pada kulit yang dikenal sebagai impetigo atau infeksi sekunder dari lesi lain seperti kudis atau gigitan serangga.
Penyebab bakteri biasa adalah Grup A streptokokus atau Staphylococcus aureus, survei menunjukkan bahwa Grup A streptokokus paling banyak untuk sejumlah besar kasus dimana S. aureus mendominasi meskipun kelembaban dan panas berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi bakteri kulit. S. aureus juga menyebabkan folliculitis, atau infeksi folikel rambut dan abses, namun beberapa bukti menunjukkan bahwa infeksi Streptokokus dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang tambahan melalui pengembangan Proteinuria berkepanjangan (Disease Control Priorities in Developing Countries,2006).
Pioderma gangrenosum biasanya mempengaruhi kaki, meskipun dapat
Meskipun nama yang mirip, pioderma gangrenosum tidak berhubungan dengan gangren. Orang-orang dengan kondisi kesehatan berikut sangat rentan:
• Ulseratif kolitis atau penyakit Crohn (penyakit yang menyebabkan peradangan persisten dari usus).
• Rheumatoid arthritis.
• Dyscrasia, gangguan darah.
• Hepatitis (peradangan hati).
• Granulomatosis dengan polyangiitis, gangguan umum di mana dinding pembuluh darah menjadi meradang dan bocor.
Pioderma gangrenosum dapat disembuhkan, tetapi mungkin memakan waktu
lama. Perawatan luka dengan pembersihan jaringan yang sudah mati dan dressing diperlukan untuk menyerap dan membantu mempertahankan krim diterapkan pada luka. Krim steroid atau salep dioleskan di sekitar luka atau obat triamsinolon steroid dapat disuntikkan ke tepi ulkus. Tablet steroid seperti prednisolon biasanya pengobatan pertama yang diberikan baik dosis tunggal atau dengan minocycline (antibiotik).
Pioderma gangrenosum disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu
aktif, dan imunosupresan (obat yang menekan sistem kekebalan tubuh) telah terbukti bermanfaat dalam penyembuhan. Dapat membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Beberapa contoh adalah siklosporin, mycophenolate mofetil, dan perawatan yang lebih baru seperti infliximab. (WebMD,2013).
E. Fixed Drug Eruption
Dalam penelitian Donna (2008) Fixed Drug Eruption (FDE) merupakan salah satu bentuk erupsi kulit karena reaksi obat atau bahan kimia. Reaksi yang tidak dapat diduga (unpredictable) hanya terjadi pada orang yang rentan, tidak bergantung pada dosis dan tidak berhubungan dengan efek farmakologis obat. FDE ditandai oleh makula hiperpigmentasi dan kadang-kadang bula diatasnya, yang dapat muncul kembali ditempat yang sama bila minum obat yang sama.
Daftar Obat-obat penyebab FDE :
Obat antibakteri Obat anti inflamasi non steroid
•Sulfonamid (co-trimoxazole) •Aspirin
•Tetrasiklin •Oxyphenbutazone
•Penisilin •Phenazone
•Ampisilin •Metimazole
•Amoksisilin •Paracetamol
•Eritomisin •Ibuprofen
•Trimethoprim
•Nistatin Phenolpthalein
•Griseofulvin Codein
•Dapson Hydralazin
•Arsen Oleoresin
•Garam Merkuri Symphatomimetic
•P amino salicylic acid Symaphatolitic
•Thiacetazone Parasymphatolitic
•Quinine •Hyoscine butylbromide
•Metronidazole
•Clioquinol Magnesium hydroxide
Magnesium trisilicate Barbiturat dan tranquilizer lainnya Anthralin
•Derivat Barbiturat Chlorthiazone
F. Gagal Ginjal Kronik
Manifestasi kulit penyakit ginjal tidak jarang ditemukan pada pasien
dengan stadium akhir penyakit ginjal, dengan menunjukkan bahwa 50-100%
pasien memiliki setidaknya satu kondisi kelainan kulit, karena sebagian besar
pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir memiliki proses penyakit yang
mendasarinya dengan manifestasi kulit (Julia, 2014)
manifestasi dermatologi yaitu :
1. Xerosis
Xerosis terjadi yang tidak diketahui di 50-92% dari populasi dialisis.
2. Pruritus
Uremia adalah penyebab metabolik yang paling umum dari pruritus. Pruritus mempengaruhi 15-49% pasien dengan gagal ginjal kronis dan 50-90% dari populasi dialisis.
3. Perubahan pigmen
Perubahan pigmen terjadi pada 25-70% dari populasi dialisis dan meningkat dari waktu ke waktu.
4. Alopecia
Alopecia lebih sering terjadi pada stadium akhir penyakit ginjal
dibandingkan dengan populasi umum. Kemungkinan penyebab alopecia pada penderita penyakit ginjal stadium akhir meliputi Lupus Eritematosus
Sistemik (SLE) atau telogen effluvium kronis.
G. Sistemik Lupus Eritematous
Dalam Cesarius (2012), manifestasi klinis SLE sangat luas, meliputi keterlibatan kulit dan mukosa, sendi, darah, jantung, paru, ginjal, SSP dan sistem imun seperti fotosensitivitas, butterfly rash, ruam malar, lesi diskoid kronik, alopesia, panikulitis, lesi psoriaform dan lain sebagainya. Selain itu, pada kulit juga dapat ditemukan tanda-tanda vaskulitis kulit, misalnya fenomena Raynaud, livedo retikularis, ulkus jari, gangren.
Dilaporkan bahwa pada 1000 pasien SLE di Eropa, manifestasi klinis terbanyak berturut-turut adalah artritis sebesar 84%, ruam malar 58%, demam 52% sedangkan manifestasi klinis yang jarang dijumpai adalah ruam diskoid 10 %, anemia hemolitik 8%, Lesi subkutaneus akut 6% dan khorea 2% . ANA positif didapatkan pada 96% dan antibodi anti-dsDNA 78% .
H. Human Immunodefficiency Virus
Dikutip dari Yosep (2012) Infeksi Human Immunedefficiency Virus (HIV) beserta Acquired Immunedefficiency Syndrome (AIDS) adalah masalah kesehatan utama yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Kelainan kulit adalah hal yang lazim ditemukan pada Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA). Kelainan kulit merupakan salah satu gambaran klinis yang terawal ditemukan pada infeksi HIV. Peningkatan ragam dan keparahan kelainan kulit ini berhubungan dengan semakin lanjutnya infeksi HIV.
A. Kelainan kulit pada ODHA karena infeksi oportunistik dapat dibagi menjadi : 1. Infeksi jamur.
2. Infeksi bakteri / kuman.
3. Infeksi virus - Herpes simpleks di bibir dan daerah genital.
B. Kelainan kulit pada ODHA yang disebabkan oleh non-infeksi oportunistik dapat berupa:
1. Kelainan pigmentasi kulit, di mana warna kulit menjadi lebih gelap. 2. Kulit kering, bersisik.
3. Erupsi papuler pruritik, ditandai timbulnya bintil-bintil kemerahan di seluruh tubuh yang terasa sangat gatal.
4. Alergi obat : ODHA lebih berisiko menderita alergi obat karena banyaknya ragam obat yang harus dikonsumsi setiap hari secara rutin.
5. Parasit, terutama tungau, menimbulkan penyakit skabies. 6. Keganasan / kanker kulit: Sarkoma Kaposi
Dengan beragamnya kelainan kulit pada ODHA mewajibkan kita untuk
BAB 3
KERANGKA KONSEP
1.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah :
1.2. Definisi Operasional
Tabel 3.2. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala
1 Jenis Kelamin Perbedaan antara Laki-laki dan Perempuan medis dan usia anak (0-19 tahun).
4 Distribusi Penyakit
Kelompok individu tertentu yang terserang penyakit dan mungkin ada hubungannya dengan umur, kelamin, ras, pekerjaan, tempat tingga l, dll.
Data Rekam Medis
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian dengan jenis studi Deskriptif Retrospektif, yaitu untuk mengetahui Pola Penyakit Kulit pada Bangsal Rawat Inap Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013 dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data rekam medis dari Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2014.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 dan pengumpulan data penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai Oktober 2014.
4.3. Populasi dan Data Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah semua sampel data pasien Penyakit Kulit bagian Rawat Inap Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
4.3.2. Sampel
Sampel diambil dari seluruh data pasien Penyakit Kulit bagian Rawat Inap Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
Kriteria Inklusi:
• Diagnosis pasien anak dengan penyakit kulit.
• Diagnosis penyakit kulit yang didapat dari penyakit lain.
Kriteria Eksklusi:
• Diagnosis pasien tanpa penyakit kulit penyerta.
• Data rekam medis pasien yang tidak lengkap.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pencatatan data rekam medis pasien Penyakit Kulit bagian Rawat Inap Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan, di mana rumah sakit ini merupakan rumah sakit kelas A dan merupakan Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Rumah Sakit ini berada di Jalan BungaLau No.17 Km 12 Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP H. Adam Malik Medan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Data diambil dari unit rekam medis rumah sakit yang merupakan basis data dan pusat riwayat kesehatan pasien.
5.2. Deskripsi Karakteristik Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 23 penderita rawat inap anak RSUP Haji Adam Malik Tahun 2013 yang didiagnosis menderita penyakit kulit ataupun penyakit kulit penyerta.
5.3. Hasil Pengolahan Data
Tabel 5.1. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
Jenis Kelamin n %
Laki-Laki 13 56,5
Perempuan 10 43,5
Distribusi berdasarkan karakteristik jenis kelamin menunjukkan bahwa pasien Rawat Inap Anak yang didiagnosis menderita penyakit kulit ataupun penyakit kulit penyerta yang paling banyak adalah jenis kelamin Laki-Laki yaitu sebanyak 13 kasus (56,5%) sedangkan Perempuan hanya sebanyak 10 kasus (43,5%).
Tabel 5.2. Distribusi Berdasarkan Usia di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
Distribusi berdasarkan karakteristik kategori Usia menunjukkan bahwa pasien Rawat Inap Anak yang didiagnosis menderita penyakit kulit ataupun penyakit kulit penyerta yang paling banyak diderita adalah usia Middle Childhood (6-11 years of age) dan Teenagers (15-17 years of age) yaitu sebanyak 6 orang
(26,1%).
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi berdasarkan penyakit penderita terhadap penyakit kulit penyerta pada Rawat Inap Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
Penyakit Penderita n %
Broncopneumonia 1 4.3
CHF 1 4.3
Chronic Myeloblastic Leukimia 1 4.3
Essensial Hypertension 1 4.3
Exfoliative Dermatitis 1 4.3
Gizi Kurang 1 4.3
HIV 3 13.0
Impetigo Bullosa 1 4.3
Komplikasi Kemoterapi 2 8.7
Moderate PDA 1 4.3
NHL Grade IV 1 4.3
Post Drug Eruption 1 4.3
SLE 1 4.3
Stephen Johnson Sindrome 4 17.4
TGA 1 4.3
Total 23 100.0
Distribusi berdasarkan karakteristik kategori Penyakit Penderita menunjukkan bahwa pasien Rawat Inap Anak yang didiagnosis menderita penyakit kulit ataupun penyakit kulit penyerta yang paling sering terjadi adalah Stevens Johnson Sindrome sebanyak 4 orang (17,4%) dan HIV 3 orang (13,0%)
Cronic Kidney Diseases dan Komplikasi Kemoterapi sebanyak 2 orang (8.7%).
Tabel 5.4. Distribusi Berdasarkan Penyakit Kulit Penyerta di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
Penyakit Kulit Penyerta n %
Sistemik Lupus Eritematous 4 17.4
Stephen Johnson Sindrome 5 21.7
Tinea Versicolor 1 4.3
Urticaria 1 4.3
Varicella 3 13.0
Distribusi berdasarkan karakteristik kategori Penyakit Kulit Penyerta menunjukkan bahwa pasien Rawat Inap Anak yang didiagnosis menderita penyakit kulit ataupun penyakit kulit penyerta yang paling banyak diderita adalah Stevens Johnson Sindrome sebanyak 5 orang (21,7%), Sistemik Lupus
Eritematous sebanyak 4 orang (17,4%) dan Impetigo Bullosa dan Varicella sebanyak 3 orang (13,0%).
5.5. Distribusi Berdasarkan Penyakit Penderita dengan Penyakit Kulit Penyerta di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013.
Stevens Johnson Sindrome sebanyak 4 orang (17,4%), HIV 3 orang (13,0%) dan Cronic
Kidney Diseases dan Komplikasi Kemoterapi sebanyak 2 orang (8.7%) dan Stevens Johnson
Sindrome 5 orang (21,7%), Sistemik Lupus Eritematous sebanyak 4 orang (17,4%) dan
Impetigo Bullosa dan Varicella sebanyak 3 orang (13,0%).
5.4. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kasus Rawat Inap Anak yang didiagnosis menderita Penyakit kulit dan Penyakit Kulit penyerta di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013. Didapatkan 23 pasien anak yang menderita penyakit kulit terdiri dari 13 anak (56,5%) laki-laki dan 10 anak (43,5%) perempuan.
Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan Mufida (2012) di ruangan penyakit kulit rawat inap anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2002-2006 yang menunjukkan kasus rawat inap anak secara umum lebih banyak jumlah penderita laki-laki (243 penderita) daripada penderita perempuan (184 penderita).
Pada hasil penelitian ini ditemukan beberapa penyebab Penyakit Kulit dari Manifestasi Penyakit Lain pada pasien Rawat Inap Anak di RSUP H. Adam Malik Medan, yaitu Stevens Johnson Sindrome (21,7%), Sistemic Lupus Eritematous (17,4%), Impetigo Bullosa dan Varicella (13,0%).
Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa penyebab penyakit kulit pada anak terbanyak ialah Stevens Johnson Sindrome yaitu 5 orang sebesar 21,7%. Hasil ini di dukung dengan penelitian(2013) bahwa sebanyak 846 pasien anak yang dirawat (9,5%) termasuk kasus sindrom Stevens-Johnson. Hal ini kemungkinan disebabkan karena reaksi obat apalagi banyak obat dapat diperoleh secara bebas di pasaran. Namun, nyawa penderita dapat diselamatkan dengan terapi yang tepat dan cepat.
Penanganan yang terbaik adalah penanganan secara kausatif. Tenaga medis dapat memberikan terapi serta pencegahan yang tepat dengan mengetahui penyebab pasti timbulnya SSJ, dalam Amelia (2014)
Hal ini dapat terjadi meskipun ini merupakan penyakit autoimun, akan tetapi terdapat peran eksogen misalnya lingkungan (ultraviolet, hormon) maupun faktor endogen seperti faktor genetik, dalam Friska (2010).
Penyakit kulit pada rawat inap anak dalam penelitian ini yaitu Impetigo Bullosa sebanyak 3 orang (13,0%). Penelitian Retrospektif oleh Dian Kencana (2009) di RSUD dr.Soetomo Surabaya Tahun 2002-2006 ditemukan sebanyak 37 pasien rawat inap anak dengan Impetigo Bullosa (21,6%). Hal ini merupakan salah satu bentuk pioderma yang paling sering menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan badannya kurang dan bisa muncul di bagian tubuh manapun setelah terjadi cidera pada kulit.
Dalam penelitian ini, penyakit kulit banyak juga dijumpai pada anak ialah Varicella yaitu 3 orang sebesar 13,0%. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Johnny dan Linwey (2011) di Princess Margaret Hospital, Hongkong sebanyak 598 anak-anak dirawat dengan diagnosa Varicella. Hal ini sering dipengaruhi adanya faktor iklim, kelembaban, vaksin dan penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi yang serius (Johnny, 2011)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Pola Penyakit Kulit pada Bangsal Rawat Inap Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013, didapati:
hanya sebanyak 10 anak (43,5%).
3. Berdasarkan Usia pada kasus ini yang terbanyak menderita penyakit kulit sebanyak Middle Childhood (6-11 years of age) dan Teenagers (15-17 years of age) yaitu
sebanyak 6 orang (26,1%).
4. Berdasarkan Penyakit Penderita pada kasus ini sebanyak 4 orang (17,4%) dengan Sindroma Stevens Johnson, 3 orang (13,0%) dengan HIV, 2 orang (8,7%) dengan
Cronic Kidney Diseases dan komplikasi Kemoterapi.
5. Berdasarkan Penyakit Kulit Penyerta sebanyak 5 orang (21,7%) Sindroma Stevens Johnson, 4 orang (17,4%) dengan Sistemik Lupus Eritematous, 3 orang (13,0%)
dengan Impetigo Bullosa dan Varicella.
6.2. Saran
Saran yang ingin peneliti sampaikan sehubungan dengan penelitian ini adalah:
1. Orang tua yang memiliki anak diharapkan lebih menjaga kesehatan anak maupun kulit anak karena pada usia anak-anak merupakan usia yang paling banyak menderita penyakit kulit akibat penyakit lain ataupun dari penyakit kulit itu sendiri.
2. Hasil dari penelitian ini bahwa Stevens Johnson Sindrome merupakan jenis penyakit terbanyak pada anak-anak yang jumlahnya mencapai 5 orang (21,7%) diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan orang tua ataupun tenaga medis untuk lebih memperhatikan pemberian obat pada anak. Selain itu, adanya penyakit penyerta lainnya juga patut diberi perhatian lebih karena penyakit-penyakit tersebut dapat bermanifestasi pada penyakit kulit lainnya.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan untuk penelitian yang berkaitan.
4. RSUP Haji Adam Malik Medan diharapkan dapat terus meningkatkan pelayanan kesehatan karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan yang saat ini terbukti bahwa 23 kasus penyakit kulit pada anak akibat penyakit penyerta ataupun penyakit kulit itu sendiri.
pada penderita.
DAFTAR PUSTAKA
Abedon , S.T., 1998. Type Virus . Available from :
Amelia, R,. Rina, G,. Rahmatini,. 2014. Profil Sindrom Stevens Johnson pada Pasien Rawat Inap di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari 2010 sampai Desember 2011.
Available from : [Accesed 8 December 2014]
in Pediatric Systemic Lupus Erythematosus Hospitalization in the United States: 2000– 2009. Available from : Dec 2014]
Andrianto, P., dan Tie, T.E., 1988. Dermato-Venerologi: Kapita Selekta EGC, Jakarta.
pada penderita.
DAFTAR PUSTAKA
Abedon , S.T., 1998. Type Virus . Available from :
Amelia, R,. Rina, G,. Rahmatini,. 2014. Profil Sindrom Stevens Johnson pada Pasien Rawat Inap di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari 2010 sampai Desember 2011.
Available from : [Accesed 8 December 2014]
in Pediatric Systemic Lupus Erythematosus Hospitalization in the United States: 2000– 2009. Available from : Dec 2014]
Andrianto, P., dan Tie, T.E., 1988. Dermato-Venerologi: Kapita Selekta EGC, Jakarta.
CDC, 2014. Positive Parenting Tips. Available from :
[Accesed 4
December 2014].
Center for Diseases Control and Prenvention, 2013.
Cesarius, S,. W,. 2012. Manifestasi SLE dan Diagnosisnya . Available from :
Comorbidities of pediatric systemic lupus erythematosus: A 6-year nationwide population-based study. Available from :
Darmawan, Y., 2006. SISTEM INFORMASI EFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR
UNIT RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN INDIKATOR GRAFIK BARBER
JOHNSON DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG. Tesis
Universitas Diponegoro Semarang.
Deniz , D.D et al. 2014. American Journal Clinical of Dermatology.
Relationship Between Skin Diseases and Extracutaneous Complications of Diabetes
Mellitus: Clinical Analysis of 750 Patients. Available from :
Dewi, Dian, Kencana., Rosvanti, Amrita., dan Andriyani, Christine., (2009). Penelitian Retrospektif : Pioderma pada Anak di Instalasi Rawat Inap Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2002-2006. Available from :
Bank Group. Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11733/. [Accesed 30 March 2014].
Donna, P,. 2008. Fixed Drug Eruption . Available from :
[Accesed 8
December 2014]
Fauzia, M,. 2007. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, 2007. Pola Penyakit Kulit Penderita Anak di Instalasi Rawat Inap Penyakit Kulit dan Kelamin RSU Dr. Soetomo
Surabaya Periode 2002—2006. Available from :
Friska, J,. Alwi, M,. 2010. Studi Retrospektif Lupus Eritematosus di Subdivisi Alergi Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar Periode 2005-2010 . Available from :
The epidemiology of neonatal herpes simplex virus infections in California from 1985 to
1995. Division of Pediatric Infectious Disease, Stanford University Medical Center, Stanford, CA 94305, USA. Available from :
series study. Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3119164/
[Accesed 07 Dec 2014]
Julia, R,. N,. 2014. Dermatologic Manifestations of Renal Disease . Available from : December 2014]
[Life-threatening drug reactions in
children]. Available from :
26 November 2014]
Varicella-zoster virus infection in Romanian children infected with the human immunodeficiency virus. Department of
Pediatrics, New York University School of Medicine, NY. Available from :
Clinical presentations and complications of suspected
measles in hospitalized children. Department of International Health, Johns Hopkins
University School of Hygiene and Public Health, Baltimore, MD 21205. Available from :
Mayo Foundation for Medical Education and Research, 2013. Diseases and Condition Dermatitis. Available from :
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dermatitis-eczema/basics/definition/con-20032183. [Accesed 30 May 2014]
MedLine Plus, 2014. Viral Infection . Available from :
Pract, N.J.C, 2011. Prevalence of dermatological lesions in hospitalized children at the
University College Hospital, Ibadan, Nigeria. Available from :
Wasitaatmadja, S. M., 2010. Anatomi Kulit-Faal Kulit. Dalam: Djuanda,A. (eds). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 3-7.
Wayne E.A., 2014. Varicella Zoster Virus. Available from :
WebMD UK Limited and Boots UK Limited, 2013. Dermatitis: Symptoms, Diagnosis, and Therapy. Available from :
WebMD UK Limited and Boots UK Limited, 2013.Pyoderma gangrenosum. Available from
:
WHO, 2005. Epidemiology and Management of Common Skin Diseases in Children in
Developing Countries. Available from :
[Accesed 31
March 2014].
Riwayat Hidup
Nama : Laras Mayang Sari
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 02 Januari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : - Jln. Demang Lebar Daun, Kancil Putih 2. Gg. Bersama 11. Perum. Green
Island. Blok B no. 5 Palembang. Sumatera Selatan
- Jln. Dr. Mansyur, M.Yusuf no 19. Perumahan Dosen Fakultas Kedokteran USU, Medan. Sumatera Utara
Orang Tua : Ayah : Muhamad Hasyim
Ibu : Putri Permata Sari
Saudara : 1. Aprilia Elizabeth 2. Saidina Angkasa 3. Mahesa Aulia Legawa Riwayat Pendidikan :
1. Taman Kanak-Kanak : TK Tiara Ibu 1998-1999
2. Sekolah Dasar : SD Negeri 6 Betung, Banyuasin 1999-2005
3. Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 17 Palembang 2005-2008
4. Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 1 Palembang 2008-2011
No.RM Jenis
Kelamin Usia Penyakit Penderita Penyakit Kulit Penyerta
56.04.05 Perempuan 13 tahun CHF Sistemik Lupus Eritematous 56.27.07 Perempuan 15 tahun Gizi Kurang Herpes Zoster 54.87.07 Laki-Laki 12 tahun Exfoliative Dermatitis Psoriasis 54.75.10 Perempuan 15 tahun Essensial Hypertension Sistemik Lupus Eritematous 52.78.15 Perempuan 16 tahun Komplikasi Kemoterapi Sistemik Lupus Eritematous 53.68.17 Laki-Laki 3 tahun NHL Grade IV Urticaria 56.79.26 Perempuan 1 tahun Moderate PDA Varicella 54.83.36 Perempuan 4 tahun HIV Varicella 44.81.40 Laki-Laki 16 tahun Chronic Myeloblastic Leukimia Impetigo
57.49.47 Laki-Laki 1 tahun Stephen Johnson Sindrome Stephen Johnson Sindrome 51.42.54 Perempuan 16 tahun SLE Sistemik Lupus Eritematous 54.18.56 Perempuan 4 tahun Komplikasi Kemoterapi Impetigo
54.96.58 Laki-Laki 8 tahun Stephen Johnson Sindrome Stephen Johnson Sindrome 58.05.59 Laki-Laki 1 tahun Impetigo Bulosa Impetigo
Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin Penderita
Jenis Kelamin Penderita
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 13 56.5 56.5 56.5
Perempuan 10 43.5 43.5 100.0
Total 23 100.0 100.0
Tabel 5.2 Distribusi Usia Penderita
Kategori Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Tabel 5.3 Distribusi Penyakit Penderita
Penyakit
Frequency Percent Valid Percent
Impetigo Bulosa 1 4.3 4.3 52.2
Tabel 5.4 Distribusi Penyakit Penyerta Penderita