• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies Pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Antara Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies Pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Medan"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGKONSUMSI

JAJANAN DENGAN PENGALAMAN KARIES PADA

GIGI SUSU ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

JAZZALINA AIZA JAMIL NIM: 070600157

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak

Tahun 2011

Jazzalina Aiza Jamil

Hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies

pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK Medan.

ix + 41 halaman.

Salah satu faktor etiologi terjadinya karies adalah faktor substrat atau diet

dimana dapat terdiri dari jajanan yang bersifat kariogenik dan dimakan di luar

jam-jam makan atau di antara jam-jam-jam-jam makan. Pada umumnya hampir semua anak

menyukai jajanan yang rasanya manis seperti coklat, permen dan es krim. Jenis

makanan ini merupakan karbohidrat yang sangat kariogenik dan berpotensi

mengakibatkan karies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies pada gigi susu

anak usia 4-6 tahun di TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’

Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross

sectional yang dilakukan pada anak-anak usia 4-6 tahun di 3 taman kanak-kanak

yaitu TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’. Jumlah responden penelitian

ini adalah sebesar 120 orang. Pemilihan sekolah TK di Medan dilakukan secara

purposive. Indeks pengukuran karies yang digunakan adalah indeks karies Klein

untuk def-t. Uji analisis yang digunakan adalah One way Anova, Kruskal Wallis dan

(3)

Kebiasaan mengkonsumsi jajanan meliputi frekuensi jajanan dengan jenis

jajanan yang bersifat kariogenik dan non-kariogenik. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kebanyakan anak-anak menyukai jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan

rendah menyebabkan karies. Berdasarkan uji statistik terlihat adanya perbedaan

bermakna antara jajanan berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies

dengan pengalaman karies.

Hasil penelitian ini menunjukkan jenis jajanan dan frekuensi jajan anak

memainkan peran yang penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Orang

tua perlu mengawasi perilaku jajan anak agar kesehatan gigi anak yang baik dapat

dibentuk sejak dini.

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 20 Juni 2011

Pembimbing: Tanda tangan

1. Taqwa Dalimunthe, drg.,Sp. KGA

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 20 Juni 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Essie Octiara, drg., SpKGA

ANGGOTA : 1. T. Hermina M., drg

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dalam rangka memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan,

pengarahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mempersembahkan rasa

hormat dan terima kasih sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua tercinta.

Ayahanda Jamil Bin Anwar, Ibunda Seloma Binti Ahmad dan keluarga yang telah

memberikan dorongan dan semangat sejak awal kuliah hingga selesainya skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebenar-benarnya kepada:

1. Prof. H Nazruddin, drg., C.ort Ph.D., Sp.Ort. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Yati Roesnawi, drg., selaku Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak,

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Taqwa Dalimunthe, drg.,Sp. KGA selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dengan penuh kesabaran

membimbing, memberi petunjuk dan pengarahan serta saran kepada penulis

(7)

4. Prof. Lina Natamiharja yang telah sudi meluangkan waktunya untuk memberi

petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

5. Seluruh staf dosen dan pegawai Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak,

Fakultas Kedokteran Gigi USU.

6. Teman-teman skripsi penulis, Jesica N. Sihite, Yusoff dan Nurul Syahidah

diatas dorongan dan saran selama penulisan skripsi ini.

7. Teman-teman penulis, Muhammad Shamill, Nabilah Amran, dan Afzan

Syahanim Balqis serta sahabat-sahabat penulis atas dukungan, saran,

semangat yang diberikan selama masa kuliah dan dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis berharap, semoga skripsi ini

dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan

ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Medan, Juni 2011

Penulis,

( ………... ) Jazzalina Aiza Jamil

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….…………... i

HALAMAN PERSETUJUAN ………...……... ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ………... iii

KATA PENGANTAR ……….…………... iv

(9)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ………..…... 17

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian …... 17

3.4 Kriteria Inklusi ………... 17

3.5 Variabel Penelitian ...……. 18

3.6 Definisi Operasional ... 18

3.6.1 Karies Gigi ………. 18

3.6.2 Pengalaman Karies ……… 18

3.6.3 Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan ……… 19

3.7 Cara Pengambilan Data ………... 21

3.8 Pengolahan dan Analisis Data………... 22

3.9 Anggaran Penelitian ………... 23

3.10 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ……… 24

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Responden ……… 25

4.2 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan dengan Pengalaman Karies ………. 27

BAB 5 PEMBAHASAN ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel jenis makanan berdasarkan potensi menyebabkan karies ... 13

2. Tabel jenis jajanan dan frekuensi jajan ... 21

3. Tabel distribusi responden murid berdasarkan usia dan jenis kelamin ... 25

4. Tabel distribusi responden suka mengkonsumsi jajanan ……… 25

5. Tabel distribusi responden murid berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi jajanan (n=120) ……… 26

6. Tabel hubungan kebiasaan mengkonsumsi jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies dengan pengalaman karies ……… 27

7. Tabel hubungan kebiasaan mengkonsumsi jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies dengan pengalaman karies ……….. 28

8. Tabel hubungan kebiasaan mengkonsumsi jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies dengan pengalaman karies ……….. 29

9. Tabel hubungan kebiasaan mengkonsumsi jajanan tidak berpotensi menyebabkan karies dengan pengalaman karies ………..…………. 29

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Lembar pemeriksaan gigi

2 Kuesioner orang tua/ wali

3 Kerangka Teori

4 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian

5 Surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian/ Informed consent

6 Surat keterangan pelaksanaan penelitian

7 Surat persetujuan Komisi Etik tentang pelaksanaan penelitian bidang

kesehatan

8 Foto-foto dokumentasi pelaksanaan penelitian

(12)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak

Tahun 2011

Jazzalina Aiza Jamil

Hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies

pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK Medan.

ix + 41 halaman.

Salah satu faktor etiologi terjadinya karies adalah faktor substrat atau diet

dimana dapat terdiri dari jajanan yang bersifat kariogenik dan dimakan di luar

jam-jam makan atau di antara jam-jam-jam-jam makan. Pada umumnya hampir semua anak

menyukai jajanan yang rasanya manis seperti coklat, permen dan es krim. Jenis

makanan ini merupakan karbohidrat yang sangat kariogenik dan berpotensi

mengakibatkan karies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies pada gigi susu

anak usia 4-6 tahun di TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’

Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross

sectional yang dilakukan pada anak-anak usia 4-6 tahun di 3 taman kanak-kanak

yaitu TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’. Jumlah responden penelitian

ini adalah sebesar 120 orang. Pemilihan sekolah TK di Medan dilakukan secara

purposive. Indeks pengukuran karies yang digunakan adalah indeks karies Klein

untuk def-t. Uji analisis yang digunakan adalah One way Anova, Kruskal Wallis dan

(13)

Kebiasaan mengkonsumsi jajanan meliputi frekuensi jajanan dengan jenis

jajanan yang bersifat kariogenik dan non-kariogenik. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kebanyakan anak-anak menyukai jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan

rendah menyebabkan karies. Berdasarkan uji statistik terlihat adanya perbedaan

bermakna antara jajanan berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies

dengan pengalaman karies.

Hasil penelitian ini menunjukkan jenis jajanan dan frekuensi jajan anak

memainkan peran yang penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Orang

tua perlu mengawasi perilaku jajan anak agar kesehatan gigi anak yang baik dapat

dibentuk sejak dini.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak

dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk

mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk

menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga

mulut.1

Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di

negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit

jaringan keras gigi (caries dentin). Hal ini karena prevalensi karies di Indonesia

mencapai 80%.Usaha untuk mengatasinya belum memberikan hasil yang nyata bila

diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat.Tingginya prevalensi karies gigi

serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi oleh

faktor-faktor distribusi penduduk, faktor-faktor lingkungan, faktor-faktor perilaku, dan faktor-faktor pelayanan

kesehatan gigi yang berbeda-beda pada masyarakat Indonesia.1

Karies gigi adalah suatu proses kerusakan yang dimulai dari email terus ke

dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor. Ada

(15)

host yang meliputi gigi dan saliva, faktor ke dua ialah mikroorganisme, ke tiga adalah

substrat dan ke empat adalah waktu.1

Selain faktor langsung yang ada di dalam mulut, terdapat faktor-faktor tidak

langsung yang disebut faktor risiko luar yang merupakan faktor predisposisi dan

faktor penghambat terjadinya karies. Faktor luar antara lain adalah usia, jenis

kelamin, keadaan penduduk dan lingkungan, pengetahuan, kesadaran dan perilaku

yang berhubungan dengan kesehatan gigi, misalnya pengetahuan mengenai jenis

makanan dan minuman yang menyebabkan karies.1

Studi epidemiologi menunjukkan bahwa kejadian karies sangat berbeda antara

kelompok-kelompok penduduk, tetapi diet dipertimbangkan sebagai perbedaan utama

antara kelompok-kelompok bangsa meskipun ada juga faktor genetik. Telah

dibuktikan dari berbagai penelitian bahwa gula dalam diet merupakan penyebab

utama karies. Suku bangsa yang mengkonsumsi gula lebih tinggi, kariesnya lebih

tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi gula lebih rendah.1

Gula berfungsi sebagai pemanis, bahan pengawet dan memberikan aroma

yang harum. Hal ini akan menimbulkan daya tarik baik pada rasa, aroma maupun

bentuk makanan itu sendiri, sehingga ada kecenderungan orang akan memilih

makanan yang bergula.Sekarang ini banyak dijumpai makanan jajan yang kariogenik

yang dijual di pasaran dan sudah sampai ke pelosok desa. Makanan ini sangat

digemari anak sehingga perlu lebih diperhatikan pengaruh substrat kariogenik dengan

kejadian karies gigi.1 Jajanan umumnya dimakan di luar jam-jam makan atau di

(16)

berulang-ulang akan menyebabkan pH plak tetap di bawah normal dan menyebabkan

demineralisasi enamel dan terjadilah pembentukan karies.2

Suatu studi mengenai pengaruh konsumsi gula dengan terjadinya karies yang

dilakukan pada akhir tahun 1940-an dikenal dengan ‘Studi Vipeholm’, studi

dilakukan pada rumah sakit mental di kota Lund, Swedia. Hasil studi menunjukkan,

bahwa makin sering gula dikonsumsi oleh individu dengan kebersihan mulut yang

buruk, dapat meningkatkan serangan karies pada individu tersebut. Oleh karena itu

makanan yang sangat diperlukan oleh anak yang sedang dalam masa pertumbuhan

dan perkembangan, akan menimbulkan pengaruh negatif apabila pemberiannya tidak

tepat.3

Pada umumnya hampir semua anak menyukai makan jajan yang rasanya

manis seperti coklat, es krim dan lain-lain. Jenis makanan ini merupakan karbohidrat

yang sangat kariogenik dan berpotensi mengakibatkan karies. Kemungkinan anak

mendapatkan makanan dan minuman, antara lain tergantung dari tersedianya jenis

makanan dan minuman , kemampuan, lingkungan serta pengetahuan dan tingkat

pendidikan orang tua dalam hal pemeliharaan kesehatan mulut.4

Peningkatan keadaan sosial ekonomi dan pola hidup masyarakat juga sangat

berpengaruh pada peningkatan penyakit gigi dan mulut. Hal ini antara lain

disebabkan karena adanya perubahan perilaku masyarakat serta kemampuan dalam

menyediakan makanan yang bersifat kariogenik seperti gula, permen dan coklat yang

(17)

akan mengakibatkan kebersihan mulut anak jelek yang lama kelamaan akan memicu

terjadinya karies.5

Penelitian Holbrook dkk. pada anak usia 5 tahun di Iceland menemukan

dampak frekuensi mengkonsumsi gula terhadap perkembangan karies pada anak.

Anak yang mengkonsumsi makanan atau minuman bergula empat kali per hari atau

lebih atau anak yang makan jajan tiga kali per hari atau lebih menyebabkan skor

karies meningkat. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Holt pada anak usia

prasekolah di Inggris, menemukan deft lebih tinggi (1,69) pada anak yang

mengkonsumsi snack dan minuman bergula empat kali atau lebih dalam sehari

dibanding anak yang mengkonsumsinya hanya sekali sehari (1,01). Penelitian Holt

juga menunjukkan jika asupan gula kurang dari empat kali sehari akan menyebabkan

level karies menurun.6

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut diatas, penulis tertarik untuk

meneliti suatu permasalahan yaitu hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan

dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun. Penelitian ini

dilakukan pada anak TK karena anak umumnya lebih suka jajan dibandingkan remaja

atau orang dewasa. Tempat penelitian yang dipilih adalah TK Medan Bakti, TK

Annisa’ dan TK An-Nida’ karena sekolah tersebut lebih mudah dijangkau oleh

peneliti dan adanya kerja sama dari pihak sekolah tersebut dalam kelangsungan

(18)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan

dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK Medan Bakti,

TK Annisa’ dan TK An-Nida’

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pola kebiasaan mengkonsumsi jajanan anak usia 4-6 tahun di

TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’

2. Mengetahui pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK

Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’

3. Mengetahui hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan

pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK Medan Bakti, TK

Annisa’ dan TK An-Nida’

1.4 Hipotesa Penelitian

Ada hubungan def-t rata-rata dengan kebiasaan mengkonsumsi jajanan.

1.5 Manfaat Penelitian a. Bidang akademik

Memberikan informasi khususnya di bidang Ilmu Kedokteran Gigi Anak

(19)

pencegahan terhadap faktor tersebut seperti menginformasikan kepada tenaga

kesehatan mengenai pengaruh jajanan terhadap kesehatan gigi anak.

b. Masyarakat

Menjadi informasi terutama bagi orang tua dan guru agar dapat

meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan gigi anak dan menjadi bahan

masukan dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap karies gigi dan perawatan

gigi sejak masih anak-anak lagi.

Menjadi bahan masukan kepada orang tua mengenai pemeliharaan

kesehatan gigi anak mereka agar langkah pencegahan terhadap karies ini dapat

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies Gigi

Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis

yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi merupakan penyakit

yang paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama-sama dengan penyakit

periodontal, sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut.7

Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan

gigi. Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu

tertentu berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis

(5,5).Hal ini menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi.8

Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan

demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai dari

permukaan gigi (pits, fissur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa.9

2.2 Faktor Etiologi Karies

Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya

adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya

karies gigi. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies gigi adalah host (gigi

dan saliva), substrat (makanan), mikroorganisme penyebab karies dan waktu. Karies

(21)

2.2.1 Host (gigi dan saliva)

Komposisi gigi sulung terdiri dari email di luar dan dentin di dalam.

Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan di bawahnya, karena

lebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat menentukan dalam proses

terjadinya karies.1

Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies. Di

ketahui adanya pit dan fisur pada gigi yang merupakan daerah gigi yang sangat rentan

terhadap karies oleh karena sisa-sisa makanan maupun bakteri akan mudah tertumpuk

disini.10

Saliva merupakan sistem pertahanan utama terhadap karies. Saliva disekresi

oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu glandula parotida, glandula submandibularis, dan

glandula sublingualis, serta beberapa kelenjar saliva kecil.9 Sekresi saliva akan

membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak menjadi kering.

Saliva membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga bakteri tidak

dapat turnbuh dan berkembang biak.

Mineral-mineral di dalam saliva membantu proses remineralisasi email gigi.11

Enzim-enzim mucine, zidine, dan lysozyme yang terdapat dalam saliva mempunyai

sifat bakteriostatis yang dapat membuat bakteri mulut menjadi tidak berbahaya.9

Selain itu, saliva mempunyai efek bufer yaitu saliva cenderung mengurangi keasaman

plak yang disebabkan oleh gula dan dapat mempertahankan pH supaya tetap konstan

(22)

melarutkan gula serta mengurangi potensi kelengketan makanan. Dengan kata lain,

sebagai pelarut dan pelumas.10

2.2.2 Substrat atau diet

Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu

perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan email.

Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan

menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan

yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung

mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak

mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai

karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang

peranan penting dalam terjadinya karies.12

2.2.3 Mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies.

Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang

berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada

permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Komposisi mikroorganisme dalam plak

berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, bakteri yang paling banyak dijumpai

adalah Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan

(23)

Lactobacillus dan beberapa spesies Actinomyces. Mikroorganisme menempel di gigi

bersama plak sehingga plak terdiri dari mikroorganisme (70 %) dan bahan antar sel

(30 %). Plak akan terbentuk apabila adanya karbohidrat, sedangkan karies akan

terbentuk apabila terdapat plak dan karbohidrat.12

2.2.4 Waktu

Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat

menempel di permukaan gigi. Secara umum, lamanya waktu yang dibutuhkan karies

untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.12

2.3 Faktor Predisposisi Karies

Selain keempat faktor di atas, terdapat juga faktor-faktor lain yang

berpengaruh terhadap pembentukan karies yang mungkin tidak sama pada semua

orang. Faktor-faktor resiko tersebut adalah:

2.3.1 Jenis Kelamin

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Joshi (2005) di India dari total

populasi anak usia 6-12 tahun sebanyak 150 orang, diperoleh kejadian karies lebih

tinggi pada laki-laki yaitu 80% sedangkan perempuan 73%. Hal ini terjadi karena

perempuan lebih memiliki keinginan untuk menjaga kebersihannya.13

2.3.2 Usia

Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi karies

(24)

terhadap karies. Kerentanan ini meningkat karena sulitnya membersihkan gigi yang

sedang erupsi sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan

gigi antagonisnya. Anak mempunyai resiko karies yang paling tinggi ketika gigi

mereka baru erupsi.12

2.3.3 Kebiasaan Makan

Anak dan makanan jajanan merupakan dua hal yang sulit untuk dipisahkan.

Anak memiliki kegemaran mengkonsumsi jenis jajanan secara berlebihan sehingga

beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam

yang menyebabkan terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit

setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan berkerja menetralisir asam dan

membantu proses remineralisasi. Namun, apabila makanan jajanan terlalu sering

dikonsumsi, maka enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan

remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadinya karies.6,12

Sehari-hari banyak dijumpai anak yang selalu dikelilingi penjual makanan

jajanan, baik yang ada di rumah, di lingkungan tempat tinggal hingga di sekolah.

Anak yang sering mengkonsumsi jajanan yang mengandungi gula, seperti biskut,

permen, es krim memiliki skor karies yang lebih tinggi di bandingkan dengan anak

yang mengonsumsi jajanan nonkariogenik seperti buah-buahan.6,14

2.3.4 Tingkat Sosial Ekonomi

Weinstein (1998) menjelaskan bahwa ada hubungan antara keadaan sosial

(25)

rendah mengalami jumlah karies gigi yang lebih banyak dan kecenderungan untuk

tidak mendapatkan perawatan gigi lebih tinggi dibanding dengan anak dengan

tingkat sosial ekonomi tinggi. Kemiskinan pada golongan minoritas juga

meningkatkan risiko kesehatan mulut yang buruk.11

2.4 Karakteristik Perkembangan Anak Usia 4-6 Tahun

Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk

menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah

masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon

stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk anak

mempelajari dan mencoba sesuatu yang baru di lingkungan mereka.15 Anak pada

usia ini mulai mengenal dan tertarik dengan makanan jajanan. Anak pada usia 4-6

tahun ini lebih cenderung untuk makan makanan jajanan dengan jenis makanan dan

minuman yang manis daripada makanan yang berkhasiat.16

2.5 Makanan Jajanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jajan diartikan sebagai

membeli makanan (nasi, kue, dsb.) di warung atau mall, sedangkan jajanan diartikan

sebagai panganan yang dijajakan atau kudapan.17 Makanan jajanan ini dapat dimakan

di luar jam-jam makan atau di antara jam-jam makan. Jenis makanan jajanan menurut

Winarno dalam Mulyati dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:18

a. Makanan utama, seperti nasi ramas, nasi pecel, bakso, mie ayam.

(26)

c. Minuman seperti cendol, es krim, es teler, es buah, es teh, dawet.

d. Buah-buahan segar

Berdasarkan potensi menyebabkan karies, makanan dapat dibedakan atas,

makanan berpotensi tinggi, sedang, rendah, tidak berpotensi menyebabkan karies dan

makanan yang mampu menghambat karies (Tabel 1).19

Tabel 1. Jenis makanan berdasarkan potensi menyebabkan karies19

Potensi Jenis makanan

Tinggi Buah kering, permen, coklat, kek, kue, biskut (crackers) dan kerupuk (chips)

Sedang Jus buah, sirup buah, manisan, buah kalengan, minuman ringan dan roti

Rendah Sayur, buah dan susu

Tidak berpotensi Daging, ikan, lemak dan minyak Mampu menghambat karies Keju, xylitol dan kacang

Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk memenuhi

kebutuhan energi karena aktivitas fisik di sekolah yang tinggi. Pengenalan berbagai

jenis makanan jajanan akan menumbuhkan penganekaragaman pangan sejak kecil. 18

Makanan jajanan yang dikonsumsi diantara makan pagi, siang, dan malam

bersifat kondusif terhadap terjadinya karies gigi. Hal itu disebabkan karena

kandungan karbohidratnya, khususnya sukrosa yang terkandung dalam jenis

makanan.20 Hasil penelitian Burt dan Ismail (1986) menyatakan adanya hubungan

antara masukan karbohidrat dengan karies dimana konsumsi karbohidrat yang sering

akan menyebabkan produksi asam oleh bakteri menjadi lebih sering sehingga

keasaman rongga mulut bertambah dan semakin banyak email yang terlarut.21

Pada anak, frekuensi makan, waktu makan dan jenis makanan berbeda dengan

(27)

makan makanan ringan diantara waktu makan, hal inilah yang menyebabkan

penumpukan plak yang banyak karena proses demineralisasi terus terjadi sebelum

tubuh sempat melakukan proses remineralisasi. Waktu makan pada anak juga sangat

berpengaruh karena mereka suka mengkonsumsi glukosa seperti permen, karamel,

coklat dan lain-lain di sela-sela waktu makan, akibatnya sukrosa yang dikonsumsi

akan bertumpuk dan bakteri akan menfermentasi karbohidrat kemudian melekat pada

gigi dan mendukung pembentukan plak. Makanan yang memiliki sifat fisik keras

akan menjadi lengket bila bercampur dengan saliva. Makanan yang baik dikonsumsi

bagi kesehatan jaringan periodonsium adalah makanan yang berserat karena memicu

aliran saliva.22

Pada umumnya para ahli setuju bahwa karbohidrat yang berhubungan dengan

proses karies adalah polisakarida, disakarida, monosakarida dan sukrosa terutama

karena kemampuannya yang lebih efisien terhadap pertumbuhan mikroorganisme

asidogenik dibanding karbohidrat lain. Sukrosa dimetabolisme dengan cepat untuk

menghasilkan zat asam. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa prevalensi karies

lebih tinggi pada anak yang terbiasa mengkonsumsi banyak gula dan frekuensi

asupan gula yang lebih sering terbukti menimbulkan karies lebih cepat dibandingkan

dengan asupan gula yang lebih banyak tetapi jarang karena dengan semakin seringnya

asupan gula akan menyebabkan semakin sering terjadinya kondisi pH yang asam.23

Hasil beberapa penelitian lain ditemukan hal-hal sebagai berikut:24,25

(28)

b. Kemampuan gula dalam menimbulkan karies akan bertambah jika

dikonsumsi dalam bentuk yang lengket.

c. Aktivitas karies juga meningkat jika jumlah konsumsi makan makanan

yang manis dan lengket ditingkatkan.

d. Aktivitas karies akan menurun jika terdapat variasi makanan dalam diet.

e. Karies akan menurun jika kebiasaan makan makanan manis yang lengket

dihilangkan.

Menurut study Vipeholm, individu yang makan makanan yang banyak

mengandung gula pada waktu makan utama dan makan selingan mempunyai potensi

yang tinggi untuk mendapat karies gigi daripada individu yang makan makanan yang

(29)

2.6 Kerangka Konsep

Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan :

- Jenis jajanan - Frekuensi jajan

Status Karies Klein

def-t

- Host

- Substrat

- Mikroorganisme

- Waktu

- Jenis kelamin

- Usia

- Kebiasaan makan

(30)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian analitik

observasional secara cross sectional untuk mencari hubungan antara faktor resiko

(konsumsi makanan jajanan) dengan efek (karies).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah anak usia 4, 5 dan 6 tahun dari TK Medan Bakti,

TK Annisa’ dan TK An-Nida’ berjumlah 120 orang. Sampel penelitian dipilih dengan

teknik Total Sampling yaitu anak TK berusia 4, 5 dan 6 tahun dan memenuhi kriteria

inklusi. Oleh karena itu total sampel adalah 120 orang.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu penelitian akan dijalankan selama 9 bulan, dimulai dari pembuatan

dan pengajuan proposal sehingga laporan penelitian.

b. Tempat penelitian adalah di TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK

An-Nida’

3.4 Kriteria Inklusi a. Anak berusia 4-6 tahun

b. Masa gigi susu

(31)

d. Murid TK

e. Anak sehat

f. Kooperatif

3.5 Variabel Penelitian

Variabel bebas : Kebiasaan mengkonsumsi jajanan

Variabel tergantung : Pengalaman karies (def-t)

3.6 Definisi 0perasional 3.6.1 Karies Gigi

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

jaringan, mulai dari permukaan gigi hingga meluas ke arah pulpa. Karies gigi yang

disebut juga lubang gigi merupakan suatu penyakit dimana bakteri merusak struktur

jaringan (email, dentin dan sementum).

3.6.2 Pengalaman karies

Pengalaman karies adalah pengalaman anak terkena karies pada saat

diperiksa. Karies dapat di deteksi secara visual atau menggunakan sonde dan dihitung

dengan menggunakan indeks karies dari Klein yang terdiri dari indeks def-t (decayed

extracted filled tooth).

Indeks Karies Gigi Sulung (def-t)

d : decayed = Gigi yang mengalami karies dan indikasi tambalan.

(32)

f : filling = Gigi sudah ditambal karena karies. t : tooth = Satuan gigi sulung

serta kode berikut;

O = Gigi sehat / white spot

X = Gigi tidak ada

3.6.3 Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan

Kebiasaan mengkonsumsi jajanan yang dapat menyebabkan karies gigi

tergantung pada jenis jajanan dan frekuensi jajan.

a. Jenis jajanan

- Makanan dan minuman yang dibeli oleh anak atau orang tua dan

dimakan di luar jam-jam makan atau di antara jam-jam makan.

- Jenis jajanan dikelompokkan atas :

1. Jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies :

- permen, coklat

- kek, kue, biskut (oreo,tiger), buah kering

- kerupuk (chitato, lays)

2. Jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies :

- jus buah, sirup buah, manisan (jelly), buah kalengan, minuman ringan dan

roti.

3. Jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies :

- sayur, buah dan susu

(33)

- daging (bakso, siomay, mie ayam), ikan, lemak dan minyak.

5. Jajanan yang menghambat karies :

- keju, kacang-kacangan, permen karet xylitol.

b. Frekuensi jajan

- seberapa sering anak mengkonsumsi jajanan yang dikelompokkan atas

Sangat sering = ≥ 2 kali/hari

Sering = sekali sehari

Kadang-kadang = beberapa kali seminggu

Hampir tidak pernah/tidak pernah = 1 kali seminggu/tidak pernah

Kebiasaan mengkonsumsi jajanan diperoleh berdasarkan jawaban kuesioner

(34)

KUESIONER KEBIASAAN MENGKONSUMSI JAJANAN

1. Apakah anak Ibu suka jajan?

a. Ya

b. Tidak

2. Jika ya, isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda √ pada kolom

jawaban yang sesuai.

Tabel 2. Jenis Jajanan Dan Frekuensi Jajan

Jenis Jajanan Frekuensi Jajan

Sangat sering

Sering Kadang-kadang

Hampir tidak pernah/tidak pernah ≥ 2 coklat, kek, kue, biskut (oreo, tiger) dan kerupuk (chitato, lays)

Jus buah, sirup buah, manisan (jelly), buah kalengan, minuman ringan dan roti.

Sayur, buah dan susu Daging (bakso, siomay, mie ayam), ikan, lemak dan minyak.

Keju, kacang-kacangan, permen karet xylitol

3.7 Cara Pengambilan Data

Setelah surat ethical clearance dan izin dari Kepala Sekolah diperoleh

peneliti, kemudian murid dibagikan surat persetujuan untuk diisi oleh orang tua dan

(35)

dengan sesama pemeriksa untuk penyamaan persepsi agar hasil yang diperoleh lebih

baik.

Langkah-langkah pengambilan data yaitu:

a. Pengambilan data dilakukan pada ruangan yang telah disediakan

pihak TK dengan penerangan yang cukup.

b. Setiap 10 murid yang memenuhi kriteria dipanggil dari kelasnya

masing-masing dan dikumpulkan di ruang lapangan, kemudian didudukkan di bangku yang

telah disediakan. Posisi pemeriksa dan subjek saling berhadapan.

c. Pemeriksa mengisi formulir yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan

tanggal pemeriksaan.

d. Anak diberi kuesioner untuk di jawab oleh orang tua mengenai perilaku

kebiasaan konsumsi makanan jajanan.

e. Pemeriksaan karies dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar dan

sonde tajam setengah lingkaran dengan penerangan dari sinar cahaya matahari untuk

mengetahui skor def-t. Hasil pemerikasaan dicatat pada formulir yang tersedia.

Indeks karies yang digunakan adalah indeks def-t menurut Klein.

3. 8 Pengolahan dan Analisis Data

Data diperiksa apakah semua terjawab. Selanjutnya, semua data yang

diperoleh kemudiannya dipindahkan ke computer dengan menggunakan software Epi

(36)

One way Anova, Kruskal Wallis dan Mann-Whitney digunakan untuk

menganalisis dan melihat adanya hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan

dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun.

3.9 Anggaran Penelitian

1. Biaya pengumpulan literatur = Rp. 50.000._

2. Biaya konsumsi

a. Pemeriksa 3 orang @ Rp. 15.000,00 x 3 hari = Rp. 135.000._

b. Hadiah = Rp. 180.000._

c. Pengangkutan @ Rp. 20.000,00 x 3 hari = Rp. 60.000._

3. Alat dan bahan

a. Sonde, pinset dan kaca mulut @ Rp 45.000/set X 3 = Rp 135.000._

b. Masker @ 1 kotak = Rp 50.000._

c. Sarung tangan @ 1 kotak = Rp 20.000._

d. Tisu @ 1 kotak = Rp 15.000._

e. Alkohol @ Rp 20.000,00 x 2 botol = Rp 40.000._

f. Antiseptik dan disinfektan = Rp 40.000._

4. Biaya alat tulis kantor

a. Kertas kuarto 2 rim @ Rp. 30.000,00 = Rp. 60.000._

b. Biaya fotokopi lembar kuesioner, lembar pemeriksaan

dan informed consent (480 lembar) x Rp. 125,00 = Rp. 60.000._

(37)

5. Biaya Laporan

a. Penjilidan skripsi = Rp. 150.000._

b. Penggandaan skripsi = Rp. 200.000._

6. Biaya seminar proposal dan sidang akhir penelitian = Rp. 300.000._

Jumlah = Rp. 1.528.000._

Biaya tak terduga, 10% = Rp. 152.800._

Total = Rp. 1.375.200._

3.10 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

KEGIATAN BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Penyusunan Proposal Pelaksanaan Penelitian Pengolahan dan Analisis

Data

(38)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Responden

Berdasarkan dari 120 responden, anak usia 4 tahun terdiri dari 10 orang

laki-laki dan 8 orang perempuan, anak usia 5 tahun terdiri dari 25 orang laki-laki-laki-laki dan 24

orang perempuan diikuti anak usia 6 tahun terdiri dari 27 orang laki-laki dan 26 orang

perempuan (Tabel 3).

Tabel 3. Distribusi Responden Murid Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Usia Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

N % N %

4 10 16,13 8 13,79

5 25 40,32 24 41,38

6 27 43,55 26 44,83

Seluruh responden menyatakan bahwa mereka menyukai jajan (Tabel 4).

Tabel 4. Distribusi Responden Suka Mengkonsumsi Jajanan

Suka mengkonsumsi jajanan N %

a. Ya 120 100

b. Tidak 0 0

Total 120 100

Jajanan sebagai penyebab karies dibagi atas berpotensi tinggi, sedang, rendah

dan tidak berpotensi. Selain itu, terdapat juga jajanan yang menghambat karies.

Sebanyak 35,8% responden lebih memilih jajanan yang berpotensi tinggi

(39)

(chips). Berdasarkan dari 120 responden, hanya 7,5% responden yang hampir tidak

pernah/tidak pernah memilih jajanan ini (Tabel 5).

Bagi jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies seperti jus buah, sirup

buah, manisan, buah kalengan, minuman ringan dan roti, sebanyak 35,8% responden

lebih memilih jajanan ini berbanding 15,0% responden yang hampir tidak

pernah/tidak pernah memilih jajanan ini. Sedangkan sebanyak 45,0% responden lebih

memilih jajanan yang berpotensi rendah menyebabkan karies seperti sayur, buah dan

susu berbanding 3,3% responden yang hampir tidak pernah/tidak pernah memilih

jajanan berpotensi rendah ini (Tabel 5)

Tabel 5. Distribusi Responden Murid Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan (N=120)

Jenis jajanan Frekuensi jajan

Sangat Jajanan yang tidak berpotensi

menyebabkan karies

17 14,2 38 31,7 51 42,5 14 11,7 Jajanan yang menghambat

karies

11 9,2 20 16,7 41 34,2 48 40,0

Sebanyak 42,5% responden yang kadang-kadang memilih jajanan yang tidak

berpotensi menyebabkan karies dan 11,7% responden hampir tidak pernah/ tidak

(40)

pernah/tidak pernah memilih jajanan yang menghambat karies seperti permen karet

xylitol, kacang-kacangan dan keju (Tabel 5).

4.2 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies

Hasil uji statistik menunjukkan deft rata-rata pada responden yang

mengkonsumsi jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies dengan frekuensi

sangat sering adalah 11,85 lebih tinggi dibandingkan frekuensi sering, kadang-kadang

dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik terdapat perbedaan

bermakna (p=0,000) (Tabel 6).

Tabel 6. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Berpotensi Tinggi Menyebabkan Karies Dengan Pengalaman Karies

Frekuensi jajan N Pengalaman karies gigi (deft)

Hampir tidak pernah/tidak pernah 9 1,56 ± 2,60

Total 120 9,07 ± 5,24

Hasil post hoc menunjukkan hubungan yang bermakna (p<0,050) antara

kelompok sangat sering dengan kelompok sering (p def-t = 0,000), kelompok sangat

sering dengan kelompok kadang-kadang (p def-t = 0,003), kelompok sangat sering

dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t = 0,000), kelompok

sering dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t = 0,000) dan

kelompok kadang-kadang dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p

(41)

Hasil uji statistik menunjukkan deft rata-rata pada responden yang

mengkonsumsi jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies dengan frekuensi

kadang-kadang adalah 11,00 lebih tinggi dibandingkan frekuensi sangat sering, sering

dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik terdapat perbedaan

bermakna (p=0,000) (Tabel 7).

Tabel 7. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Berpotensi Sedang Menyebabkan Karies Dengan Pengalaman Karies

Frekuensi jajan N Pengalaman karies gigi (deft)

Hampir tidak pernah/tidak pernah 18 3,39 ± 4,35

Total 120 9,07 ± 5,24

Hasil post hoc menunjukkan hubungan yang bermakna (p<0,050) antara

kelompok sangat sering dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t

= 0,000), kelompok sering dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p

def-t = 0,000) dan kelompok kadang-kadang dengan kelompok hampir tidak

pernah/tidak pernah (p def-t = 0,000).

Hasil uji statistik menunjukkan deft rata-rata pada responden yang

mengkonsumsi jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies dengan frekuensi

sangat sering adalah 10,66 lebih tinggi dibandingkan frekuensi sering, kadang-kadang

dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik terdapat perbedaan

(42)

Tabel 8. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Berpotensi Rendah Menyebabkan Karies Dengan Pengalaman Karies

Frekuensi jajan N Pengalaman karies gigi (deft)

Hampir tidak pernah/tidak pernah 4 5,75 ± 4,03

Total 120 9,07 ± 5,24

Hasil post hoc menunjukkan hubungan yang bermakna (p<0,050) antara

kelompok sangat sering dengan kelompok sering (p def-t = 0,047) dan kelompok

sangat sering dengan kelompok kadang-kadang (p def-t = 0,016).

Hasil uji statistik menunjukkan deft rata-rata pada responden yang

mengkonsumsi jajanan tidak berpotensi menyebabkan karies dengan frekuensi sangat

sering adalah 10,65 lebih tinggi dibandingkan frekuensi sering, kadang-kadang dan

hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik tidak terdapat perbedaan

bermakna (p=0,110) (Tabel 9).

Tabel 9. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Tidak Berpotensi Menyebabkan Karies Dengan Pengalaman Karies

Frekuensi jajan N Pengalaman karies gigi (deft)

Hampir tidak pernah/tidak pernah 14 6,21 ± 5,73

(43)

Hasil uji statistik menunjukkan deft rata-rata pada responden yang

mengkonsumsi jajanan yang menghambat karies dengan frekuensi hampir tidak

pernah/tidak pernah adalah 10,67 lebih tinggi dibandingkan frekuensi kadang-kadang,

sering dan sangat sering dan secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p=0,000)

(Tabel 10).

Tabel 10. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Yang Menghambat Karies Dengan Pengalaman Karies

Frekuensi jajan N Pengalaman karies gigi (deft)

Mean ± SD

Hasil analisis statistik

P

Sangat sering 11 2,82 ± 2,99 0,000

Sering 20 7,55 ± 3,98

Kadang-kadang 41 9,61 ± 5,48

Hampir tidak pernah/tidak pernah 48 10,67 ± 4,76

Total 120 9,07 ± 5,24

Hasil post hoc menunjukkan hubungan yang bermakna (p<0,050) antara

kelompok sangat sering dengan kelompok sering (p def-t = 0,004), kelompok sangat

sering dengan kelompok kadang-kadang (p def-t = 0,001), kelompok sangat sering

dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t = 0,000) dan kelompok

(44)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada 120 orang anak usia 4-6 tahun, anak usia 4 tahun

terdiri dari 10 orang laki-laki dan 8 orang perempuan, anak usia 5 tahun terdiri dari

25 orang laki-laki dan 24 orang perempuan diikuti anak usia 6 tahun terdiri dari 27

orang laki-laki dan 26 orang perempuan (Tabel 3).

Kebiasaan mengkonsumsi jajanan meliputi frekuensi jajanan dengan jenis

jajanan yang bersifat kariogenik dan non-kariogenik. Berdasarkan hasil penelitian

terlihat bahwa semua anak-anak menyukai jajan (Tabel 4). Secara umum, dari hasil

penelitian terlihat bahwa kebanyakan anak lebih memilih jajanan yang berpotensi

tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies (Tabel 5). Hasil penelitian

longitudinal yang dilakukan oleh Burt B.A dkk juga menemukan bahwa anak lebih

suka mengkonsumsi jajanan yang menyebabkan karies.21 Jajanan yang berpotensi

tinggi menyebabkan karies adalah buah kering, permen, coklat, kek, kue, biskut

(crackers) dan kerupuk (chips). Jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies,

misalnya jus buah, sirup buah, manisan, buah kalengan, minuman ringan, roti

sedangkan jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies adalah sayur, buah dan

susu.

Umumnya jenis jajanan seperti ini banyak dijual di daerah sekitar sekolah

dengan harga yang terjangkau serta dapat memberi rasa enak dan kenyang sehingga

(45)

mungkin karena usia responden 4-6 tahun masih belum berhenti minum susu.

Sedangkan jajanan yang tidak berpotensi menyebabkan karies seperti daging (bakso,

siomay, mie ayam), ikan, lemak dan minyak hanya kadang-kadang dikonsumsi oleh

responden karena mereka lebih suka mengkonsumsi jajanan yang bersifat manis dan

dapat memberi rasa kenyang. Hal ini menyebabkan anak kurang mengkonsumsi

jajanan yang tidak berpotensi menyebabkan karies ini. Lebih banyak responden yang

tidak memilih jajanan yang menghambat karies seperti keju, kacang-kacangan dan

permen karet xylitol. Penyebabnya mungkin karena jajanan ini sukar untuk dijangkau

oleh anak dari segi harga dan jarang disediakan oleh orang tua di dalam menu

makanan sehari-hari. Selain itu, mungkin baik ibu maupun anak tidak mengetahui

bahwa keju, kacang-kacangan dan permen karet xylitol dapat menghambat terjadinya

karies.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa deft rata-rata lebih tinggi pada

responden yang sangat sering mengkonsumsi jajanan berpotensi tinggi menyebabkan

karies dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsinya dengan frekuensi

sering, kadang-kadang dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik

terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) (Tabel 6). Hasil penelitian cross sectional

oleh Siagian A. dan Barus D. di Medan (2008) juga menunjukkan bahwa anak yang

sering mengkonsumsi jajanan kariogenik ternyata paling banyak menderita karies

gigi.26 Sukrosa yang terkandung dalam jenis jajanan ini merupakan substrat bagi

mikroorganisme plak yang akan menghasilkan asam dan menyebabkan

(46)

ini, maka akan semakin lama proses demineralisasi tanpa diikuti dengan proses

remineralisasi secara sempurna sehingga terbentuk lesi yang lama-kelamaan akan

terbentuk kavitas atau karies.10 Sedangkan pada jajanan berpotensi sedang

menyebabkan karies, deft rata-rata lebih tinggi pada responden yang

mengkonsumsinya dengan frekuensi kadang-kadang dibandingkan dengan frekuensi

sangat sering, sering dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik

terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) (Tabel 7). Hal ini mungkin disebabkan oleh

kurangnya pemeliharaan rongga mulut seperti berkumur-kumur sesudah konsumsi

jajanan. . Penelitian cross sectional yang dilakukan oleh Siagian A. dan Barus D. di

Medan (2008) menemukan sebagian besar anak memiliki tindakan pemeliharaan

kesehatan gigi dengan kategori biasa, ini menunjukkan sebagian besar anak belum

mengerti dan kurang peduli terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan

mulutnya.26

Pada jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies, deft rata-rata lebih tinggi

pada responden yang sangat sering mengkonsumsinya daripada responden yang

sering, kadang-kadang dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik

terdapat perbedaan bermakna (p=0,015) (Tabel 8). Jajanan berpotensi rendah

menyebabkan karies terdiri dari susu, sayur dan buah-buahan. Umumnya anak

berusia 4-6 tahun kebanyakannya masih minum susu didalam botol sehingga

mempunyai potensi tinggi untuk terjadinya karies botol terutama bila diminum

menjelang tidur. Hasil penelitian cross sectional yang dilakukan oleh Azevedo dkk di

(47)

di malam hari mempunyai rata-rata karies yang lebih tinggi.14 Aliran air liur menurun

saat sedang tidur, sedangkan air liur ini memiliki efek self-cleansing yaitu

membersihkan sisa makanan atau minuman keluar dari rongga mulut saat gerakan

menelan. Apabila cairan atau minuman manis tersebut diminum sehingga anak

tertidur, maka cairan tersebut masih terkumpul di permukaan gigi sepanjang malam.

Laktosa yang terkandung di dalam susu dapat merangsang pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans, yaitu bakteri yang sangat penting sebagai penyebab karies.27

Pada jajanan tidak berpotensi menyebabkan karies, deft rata-rata lebih tinggi

pada responden yang sangat sering mengkonsumsinya daripada responden yang

mengkonsumsinya dengan frekuensi sering, kadang-kadang dan hampir tidak

pernah/tidak pernah. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jajanan tidak

berpotensi menyebabkan karies dengan pengalaman karies (p=0,110) (Tabel 9).

Keadaan ini mungkin disebabkan oleh kandungan gizi yang terdapat didalam jajanan

ini tidak memberi efek terhadap pembentukan karies.

Berbeda dengan jajanan yang menghambat karies seperti keju,

kacang-kacangan dan permen karet xylitol, deft rata-rata lebih rendah pada responden yang

sangat sering mengkonsumsinya daripada responden yang mengkonsumsinya dengan

frekuensi sering, kadang-kadang dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara

satistik terdapat perbedaan bermakna (p<0,000) (Tabel 10). Hasil penelitian cross

sectional yang dilakukan oleh Dewi Simorangkir di Medan juga menunjukkan deft

rata-rata lebih rendah pada responden yang sering mengkonsumsi jajanan ini.28

(48)

ini mungkin disebabkan karena kandungan dan sifat self-cleansing. Keju

mengandungi kalsium sehingga dapat menambah konsentrasi kalsium dalam plak dan

dapat menstimulasi sekresi saliva sehingga memiliki aksi pembersih. Sedangkan

kacang-kacangan mengandung fosfat sehingga dapat menghambat karies dan permen

karet xylitol dapat menstimulasi sekresi saliva sehingga memiliki efek self

(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini, seluruh responden menyatakan bahwa mereka

menyukai jajan. Jajanan yang sangat sering dikonsumsi oleh mereka adalah jajanan

yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies.

Pengalaman karies lebih tinggi pada responden yang mengkonsumsi jajanan

berpotensi tinggi menyebabkan karies dengan frekuensi sangat sering yaitu 11,85

sedangkan pada jajanan berpotensi rendah yaitu 10,66. Pada responden yang

mengkonsumsi jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies, pengalaman karies

lebih tinggi dengan frekuensi kadang-kadang yaitu 11,00. Selain itu, pengalaman

karies lebih tinggi pada responden yang mengkonsumsi jajanan tidak berpotensi

menyebabkan karies dengan frekuensi sangat sering yaitu 10,65 dan pengalaman

karies pada responden yang mengkonsumsi jajanan yang menghambat karies lebih

tinggi dengan frekuensi hampir tidak pernah/tidak pernah yaitu 10,65.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara

jajanan berpotensi tinggi, sedang, rendah dan menghambat karies dengan pengalaman

karies. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jajanan tidak berpotensi

menyebabkan karies dengan pengalaman karies.

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, jenis jajanan dan frekuensi jajan anak

(50)

tua perlu mengawasi perilaku jajan anak agar kesehatan gigi anak yang baik dapat

dibentuk sejak dini.

6.2 Saran

1. Orang tua perlu mengawasi perilaku jajan anak dan menerangkan kepada anak

mengenai jajanan yang baik untuk gigi, yaitu jajanan yang tidak berpotensi

menyebabkan karies dan jajanan yang menghambat karies. Selain itu, orang

tua harus memotivasi anak untuk menjaga kebersihan rongga mulut.

2. Perlu dilaksanakan program penyuluhan kesehatan gigi anak supaya perilaku

kesehatan gigi anak yang baik dapat dibentuk sejak dini.

3. Diharapkan pihak sekolah menjalin kerjasama dengan puskesmas, mengawasi

perilaku jajan anak di sekolah, menyediakan jajanan yang tidak berpotensi

menyebabkan karies dan jajanan yang menghambat karies didalam menu

(51)

DAFTAR RUJUKAN

1. Ruslawati Y. Diet yang dapat Merusak Gigi pada Anak-anak. Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan, Departmen Kesehatan RI. Jakarta : Cermin Dunia

Kedokteran, 1991 ; 73 : 45-47

2. Soendoro T. Laporan Hasil Rinset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional

2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta, 2008.

3. Hartles R. L., Leach S. A. Effect of Diet on Dental Caries. School of Dental

Surgery, University of Liverpool. Journal of Oxford. 1975 ; 31 : 140

4. Suharsono S. Petunjuk Praktis Sistem Merawat Gigi Anak di Klinik. Jakarta :

EGC, 1991 : 1-3

5. Sally Chu. Early Childhood Caries : Risk and Preventation in Underserved

Populations. Tesis. Los Angeles : University of California, 2006 ; 14 : 1-6

6. Hubungan Pola Jajan dengan Pengalaman Karies.

Februari 2011)

7. Situmorang N. Dampak Karies Gigi dan Penyakit Periodontal Terhadap Kualitas

Hidup. Laporan Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap. Universitas

Sumatera Utara, Medan. 2005 : 3

8. Paula J. M. The Role of Diet and Nutrition in The Etiology and Preventation of

Oral Diseases. Bulletin of the World Health Organization, 2005 ; 83 : 695

(52)

10.Panjaitan M. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal. Medan : USU Press,

1995 : 1-25

11.Ratna D. Peranan Saliva dalam Melindungi Gigi Terhadap Karies. Jurnal USU

library. 2008.

12.Pintauli S., Hamada T. Menuju Gigi dan Mulut Sehat : Pencegahan dan

Pemeliharaan. Medan : USU Press, 2009 : 4-6

13.Joshi N., Rajesh R., Sunitha M. Prevalence of Dental Caries Among School

Children in Kulasekharam Village : A Correlated Prevalence Survey. J Indian

Society Pedodonthics. 2005 : 138-140

14.Azevedo TD., Bezerra AC., De Toledo OA. Feeding Habits and Severe Early

Childhood Caries in Brazillian Preschool Children. Pediatric Dentistry. 2005 :

28-31

15.Pramasari D. Peran Taman Kanak-Kanak Terhadap Kesiapan Diri Anak Untuk

Memasuki Sekolah Dasar. Tesis. Surakarta, Indonesia : Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2009 : 5

16.Purwanti A. Perilaku Ibu Tentukan Kesehatan Gigi Anak. Harian Sumut Pos.com.

26 September 2010 : 1-3

17.Alwi H. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Edisi ketiga. Jakarta : Balai

Pustaka, 2005 : 451

18.Nuryati W. Hubungan antara Frekuensi Jajan di Sekolah dan Status Gizi Siswa

Kelas IV dan V Sd Negeri Wonotingal 01-02 Candisari Semarang. Tesis.

(53)

19.Anderson J. dan Brown L. Dental Nutrition.

Februari 2010)

20.Koswara S. Makanan Bergula dan Kerusakan Gigi.

<http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/MAKANAN20%20BERGULA%20T

INGGI%20 DAN % KESEHATAN%20GIGI.pdf> (1 September 2009)

21.Burt B.A., Eklund S.A., Morgan K.J. The Effects Of Sugars Intake And

Frequency Of Ingestion On Dental Caries Increment In A Three-Year

Longitudinal Study. Tesis. Ann Arbor, Michigan : University of Michigan, 1988 :

1422-1427.

22.Dalimunthe S.H. Periodonsia. Medan : USU Press, 2001 : 78-136

23.Garuda Sentra Medika. Karies Gigi. 2010 : 1-3

24.Jaafar N. Eating Your Way to Good Dental Health. Department of Community

Dentistry, University of Malaya. 2007.

25.Bruce A., Jonathan D., Cynthia L. The Relationship Between Healthful Eating

Practices and Dental Caries in Children Aged 2-5 Years in The United States.

Journal American Dental Association. 2004 ; 135 : 55-66

26.Siagian A., Barus D. Hubungan Kebiasaan Makan Dan Pemeliharaan Kesehatan

Gigi Dengan Karies Gigi Pada Anak. Tesis. Medan, Indonesia : Universitas

Sumatera Utara, 2008 : 109-18

27.Mozartha M. Perilaku Ibu Tentukan Kesehatan Gigi Anak

(54)

28.Simorangkir D. Hubungan Pola Jajan Dengan Pengalaman Karies Gigi Murid

Kelas VI SD Islam An-Nizam.

<http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19567> (20 Mei 2010)

29.Mohyan P., Peterson PE. Diet, Nutrition And The Preventation Of Dental

Diseases. Public Health Nutrition 2001 ; 7 (1A) : 201-26

30.Decker RT., Loveren CV. Sugar And Dental Caries. AmJ. Clin Nutr 2003 ; 78

(suppl) : 8815-925

31.McBean LD. A Proctetive Effect Of Dairy Foods In Oral Health. National Dairy

(55)

Lampiran 1

LEMBAR PEMERIKSAAN

PENGALAMAN KARIES GIGI ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK MEDAN BAKTI/ TK ANNISA’/ TK AN-NIDA’

NAMA PEMERIKSA :

DATA ANAK

Nama :

1) Jenis Kelamin : 1) Laki-laki 2) Perempuan

Tanggal lahir :

2) Umur : (____Tahun)

1) 4 Tahun

2) 5 Tahun

3) 6 Tahun

DATA PEMERIKSAAN

V IV III II I I II III IV V

(56)

Petunjuk:

d = karies indikasi tambalan.

e = karies indikasi pencabutan, radiks/ akar gigi, gigi yang sudah tiada

f = gigi yang sudah ditambal akibat karies t = merupakan satuan gigi desidui

O = gigi sehat

X = gigi tidak tumbuh

3)

∑ d =

4)

∑ e =

5)

∑ f

=

(57)

Lampiran 2

DEPARTMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJANAN DENGAN PENGALAMAN KARIES PADA GIGI SUSU ANAK USIA 4-6 TAHUN

DI TK MEDAN BAKTI/ TK ANNISA’/ TK AN-NIDA’

DATA ORANG TUA

A. KUESIONER KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJANAN

2. Apakah anak Ibu suka jajan? c. Ya

d. Tidak

3. Jika ya, isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda √ pada kolom jawaban yang sesuai.

B. JENIS JAJANAN DAN FREKUENSI JAJAN

Jenis Jajanan Frekuensi Jajan

Sangat coklat, kek, kue, biskut (oreo, tiger) dan kerupuk (chitato, lays)

(58)

manisan (jelly), buah kalengan, minuman ringan (coca cola, fanta, sprite, tebs) dan roti.

Sayur, buah dan susu Daging (bakso, siomay, mie ayam), ikan, lemak dan minyak.

(59)
(60)

Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya adalah Jazzalina Aiza Jamil.

Saya merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr agar dapat mengijinkan anak

anda sebagai subjek penelitian saya yang berjudul : Hubungan Antara Kebiasaan

Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies Pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Medan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui def-t (pengalaman karies) pada

anak TK dan kebiasaan mengkonsumsi jajanan. Perlu diketahui bahwa karies (gigi

berlubang) merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang di sebabkan oleh

mikroorganisme (bakteri) yang mengakibatkan hancurnya jaringan keras gigi. Faktor

penyebab karies gigi ini adalah mikroorganisme, makanan, gigi dan saliva (air ludah)

dan waktu. Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya karies adalah pemberian

fluor, pengalaman karies, umur, jenis kelamin dan sosial ekonomi.

Dalam penelitian ini, kuesioner akan diberikan kepada Bapak/ Ibu/ Sdr

mengenai kebiasaan mengkonsumsi jajanan untuk dijawab dan anak anda akan

dilakukan pemeriksaan rongga mulut untuk melihat adanya gigi berlubang atau

masalah lain. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar dan

sonde tajam setengah lingkaran untuk mengetahui skor pengalaman karies. Semua

(61)

terjadi masalah/ komplikasi yang serius. Adapun ketidaknyamanan yang akan dialami

selama prosedur penelitian tersebut adalah saat pemeriksaan jaringan sekitar gigi.

Manfaat menjadi subjek penelitian adalah untuk mendapatkan data kondisi

rongga mulut anak anda baik secara fisik serta saran dalam upaya menjaga kesehatan

tubuh badan bagi mencegah resiko karies. Selain itu dapat menambahkan

pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut.. Penelitian ini tidak dipungut biaya

(gratis). Diharapkan hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat membantu mencari

solusi pencegahan gigi berlubang pada anak-anak Indonesia di masa akan datang.

Jika Bapak/ Ibu/ Sdr bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek

Peneltitian harap ditandatangani dan dikirim kembali kepada kepala sekolah. Perlu

Bapak/ Ibu/ Sdr ketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Bapak/

Ibu/ Sdr dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian

berlangsung. Mudah-mudahan keterangan saya di atas dapat dimengerti dan atas

kesediaan anak anda dan Bapak/ Ibu/ Sdr untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

saya ucapkan terima kasih.

Medan, …………

Peneliti,

Jazzalina Aiza Jamil

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

(62)

Lampiran 5

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN INFORMED CONSENT

Setelah membaca semua keterangan tentang resiko, keuntungan dan hak-hak saya/anak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul : Hubungan Antara Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies Pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Medan.

Saya dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia mengijinkan anak saya berpatisipasi dalam penelitian ini yang diketuai oleh Jazzalina Aiza Jamil sebagai mahasiswa FKG USU, dengan catatan apabila suatu ketika merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini. Maka dengan surat ini saya menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……….

Alamat : ………..

Telp/Hp : ……….

Data Anak

Nama Anak : ………..

Jenis kelamin : ………..

Umur Anak : ………..

Gambar

Tabel 1. Jenis makanan berdasarkan potensi menyebabkan karies19
Tabel 2. Jenis Jajanan Dan Frekuensi Jajan
Tabel 5. Distribusi Responden Murid Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi
Tabel 8. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Berpotensi Rendah      Menyebabkan Karies Dengan Pengalaman Karies
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran produktivitas menjadi suatu alat penting untuk menilai kenerja seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan agar menjadi bahan pertimbangan bagi pihak

2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak atau cabang

Dengan menerapkan metode kalman filter untuk menghambat perubahan nilai atau noise yang terjadi pada sensor, penulis berharap hasil dari filter nilai mentah atau nilai asli

Jamu kuat yang diuji mengandung bahan kimia obat sildenafil sitrat dapat diketahui dari harga Rf sampel jamu kuat yang diuji sama dengan harga Rf baku sildenafil sitrat yaitu

Kebutuhan calon pengantin perempuan yang paling sangat dibutuhkan adalah informasi pemeriksaan kesehatan sebelum menikah dan informasi tentang tanda bahaya selama

Game ini dibuat dengan berbasis android yang lebih interaktif dan menarik, karena dikalangan anak-anak dan remaja jaman sekarang lebih menyukai musik pop dari pada lagu

201433002 Progeam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus dengan judul Penerapan Model Numbered Head Together Berbantu Media Komik untuk Meningkatkan

Pada penelitian ini proses grayscale digunakan untuk mengubah citra grafik sinyal ECG berwarna menjadi citra gray (hitam-putih) yaitu dengan cara menghitung