PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KOTA MEDAN
PADA TAHUN 2011-2012
TUGAS AKHIR
YUNITA ANGGREINI RTG 072407072
PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KOTA MEDAN
PADA TAHUN 2011-2012
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya
YUNITA ANGGREINI RTG 072407072
PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KOTA MEDAN PADA TAHUN 2011-2012
Nama : YUNITA ANGGREINI RTG
Nomor Induk Mahasiswa : 072407072
Program Studi : D-3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, juni 2010
Diketahui/Disetujui oleh:
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing
Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Open Darnius, M.Sc
NIP. 19640109 198803 1 004 NIP. 19641014 199103 1
PERNYATAAN
PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI KOTA MEDAN
PADA TAHUN 2011-2012
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, juni 2010
DAFTAR ISI
Hal
PERSETUJUAN ii PERNYATAAN iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GRAFIK viii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.8 Sistematika Penulisan 6
BAB 2. LANDASAN TEORI 8
BAB 3. GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN 29
3.1 Sejarah Singkat Kota Medan 29
3.2 Keadaan Geografis Kota Medan 30
3.3 Pemerintahan dan Ekonomi Kota Medan 31
BAB 4. ANALISA DATA 32
4.1 Pengumpulan Data PDRB Sektor Industri 32 4.2 Peramalan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
dan Harga Berlaku 34
BAB 5. IMPLEMENTASI SISTEM 43
5.1 Pengertian Implementasi Sistem 43
5.2 Pengenalan Microsoft Excel 43
5.3 Langkah-langkah Memulai Pengolahan Data
dengan Microsoft Excel 44
5.4 Penggambaran Hasil 48
BAB 6. PENUTUP 50
6.1 Kesimpulan 50
6.2 Saran 51
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 : Rata-rata Bergerak Ganda 3 Tahunan sebagai Peramalan
Tingkat Pendapatan PDRB 15
Tabel 2.2 : Nilai Kesalahan 16
Tabel 4.1 : Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri di Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan
dan Harga Berlaku 32
Tabel 4.2 : Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan Dengan Menggunakan Rata-Rata
Tabel 4.3 : Nilai Kesalahan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 39
Bergerak Linier 3 Periode 37
Tabel 4.4 : Peramalan Pendapaan PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Menggunakan Rata-Rata
Tabel 4-5 : Nilai Kesalahan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku 42
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 : PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan 33
Grafik 4.2 : PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku 33
Grafik 4.3 : PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan dan
Hasil Peramalannya 38
Grafik 4.3 : PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Di era otonomi daerah seperti sekarang ini, pemerintah daerah memiliki keleluasaan
untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintah di bidang tertentu yang secara
nyata ada dan diperlukan untuk perkembangan daerah tersebut. Salah-satunya adalah
bidang Ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi suatu daerah diperlukan perencanaan
yang matang sehingga pembangunan dapat mencapai daya guna dan hasil guna yang
tinggi serta pemerintah dapat menentukan prioritas dan arah pembangunan ekonomi
tersebut.
Untuk mencapai tujuan di atas maka diperlukan perencanaan yang teliti dan
evaluasi terhadap hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Salah satu indikator
penting yang digunakan untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan ekonomi
adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha kegiatan ekonomi dalam suatu
daerah/wilayah pada periode tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa
Angka-angka PDRB tersebut dapat dipakai sebagai bahan-bahan informasi
untuk dijadikan acuan perencanaan pembangunan, khusus dibidang ekonomi yang
telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah maupun swasta.
Salah satu manfaat dari PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk netto
atau nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh faktor industri, besar laju pertumbuhan
ekonomi dan pola struktur perekonomian pada satu tahun atau periode pada suatu
negara atau daerah tertentu.
Oleh karena itu dalam Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk meramalkan
besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Medan pada tahun
2011-2012 sebagai gambaran pertumbuhan ekonomi pada masyarakat kota Medan dalam
sektor Industri.
1.2Identifikasi Masalah
Masalah perekonomian di Medan yang semakin berkembang memerlukan adanya
suatu penelitian yang dapat meramalkan sejauh mana perkembangan perekonomian
setiap sektor di kota ini, terutama sektor industri. Penyusunan Tugas Akhir yang
berjudul “PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ((PDRB)
SEKTOR INDUSTRI DI KOTA MEDAN PADA TAHUN 2011-2012” akan
menguraikan tentang aspek-aspek PDRB khususnya sektor industri serta metodologi
1.3Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah untuk meramalkan jumlah
pertumbuhan PDRB Kota Medan di sektor industri pada tahun 2011-2012 baik atas
dasar harga berlaku maupun harga konstan berdasarkan data PDRB Kota Medan tahun
2000-2008.
1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana
pertumbuhan jumlah PDRB sektor industri di Kota Medan sebagai gambaran agar
pemerintah dapat mengetahui rencana pembangunan yang akan dilaksanakan di Kota
Medan pada tahun-tahun berikutnya.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat
memberikan informasi bagi pemakai data, pembaca serta bagi kepentingan pemerintah
daerah guna melihat sejauh mana besarnya pertumbuhan PDRB sektor industri di
Kota Medan.
1.5Lokasi penelitian
Penelitian dan Pengumpulan data mengenai peramalan Produk Domestik Regional
Bruto sektor industri di Kota Medan ini dilakukan di Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Medan yang beralamat di Jl. Kapten
1.6Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh
data dan informasi dari perpustakaan dengan cara membaca buku-buku
referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan
tugas akhir.
2. Penelitian lapangan, yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data
dan informasi mengenai PDRB dengan cara mangadakan penelitian di
BAPPEDA Kota Medan dan menulis data yang diperlukan. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang
pengumpulannya bukan diusahakan sendiri oleh peneliti. Data sekunder disini
ialah data yang diolah/diperoleh dari BAPPEDA Kota Medan.
1.7Tinjauan Pustaka
Perhitungan yang dilakukan untuk meramalkan nilai PDRB sektor industri di Kota
Medan pada tahun 2011-2012 adalah dengan menggunakan metode Rata-rata
Bergerak Ganda (Double Moving Average).
Prosedur Peramalan rata-rata bergerak ganda meliputi 3 aspek, yaitu :
1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t ( ditulis S’t
2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal
dan ganda pada waktu t
)
3. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke
Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan
melalui persamaan berikut ini :
N
sebagai ramalan untuk periode berikutnya. = Nilai data terakhir yang diketahui dan digunakan
'
S
t= Rata-rata bergerak tunggal."
S
t= Rata-rata bergerak ganda.at
b
= Nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t.
t
1.8Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab yang masing–masing
dirincikan dalam beberapa sub bab yaitu:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Lokasi Penelitian,
Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan penyelesaian masalah sesuai dengan judul dan permasalahan
yang diutarakan yang mencakup pengertian peramalan,
langkah-langkah peramalan, metode peramalan, dan metode Rata-rata
Bergerak Ganda (double moving average).
BAB 3 : GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum Kota Medan meliputi
sejarah singkat berdirinya Kota Medan, keadaan geografis Kota
Medan serta pemerintahan dan ekonomi Kota Medan
BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menerangkan penganalisaan data yang telah diamati dan
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang program ataupun software yang di
gunakan sebagai analisis terhadap data yang diperoleh.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran
yang mungkin berguna bagi pemerintah Kota Medan dimasa yang
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Peramalan
2.1.1 Pengertian Peramalan
Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan
datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi
pada masa yang akan datang.
Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan (kesenjangan) waktu (timelag)
antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan waktu peristiwa
itu sendiri. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka peramalan akan menjadi
penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan suatu peristiwa yang akan
timbul sehingga dapat dipersiapkan hal-hal ataupun tindakan-tindakan yang
diperlukan guna mengantisipasi keadaan tersebut.
Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan.
Keberhasilan dari suatu peramalan sangat ditentukan oleh :
ataupun informasi tersebut bersifat kuantitatif.
b. Teknik dan metode yang tepat dan sesuai dengan pola data yang telah
dikumpulkan.
Data yang dibutuhkan untuk peramalan ini adalah data tahunan, dan bila
semakin banyak data yang dimiliki maka semakin banyak pula peramalan yang bisa
diperoleh. Metode ini selalu dipergunakan untuk peramalan bagi penyusunan rencana
pembangunan negara dan daerah, perencanaan produk baru, perencanaan ekspansi dan
lain-lain.
Gambaran perkembangan pada masa lalu yang akan datang diperoleh dari
hasil analisa data yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan . Perkembangan
pada masa depan merupakan perkiraan apa yang akan terjadi, sehingga dapat
dikatakan bahwa peramalan selalu diperlukan didalam penelitian. Ketepatan
peramalan merupakan hal yang penting, walaupun demikian perlu disadari bahwa
suatu ramalan adalah tetap ramalan, dimana pasti selalu ada kesalahan.
2.1.2 Jenis-Jenis Peramalan
Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan atas dua macam yaitu :
a. Peramalan Kualitatif
Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada
masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang
menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan
berdasarkan pemikiran yang intuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman
b. Peramalan Kuantitatif
Peramalan kuatitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif masa
lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang
dipergunakan dalam peramalan tersebut. Baik tidaknya metode yang
dipergunakan ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan
dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan
dengan kenyataan yang akan terjadi maka semakin baik pula metode yang
digunakan.
2.2 Metode Peramalan
2.2.1 Pengertian Metode Peramalan
Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara
kuantitatif maupun kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data
yang relevan pada masa lalu. Metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang
obyektif.
Sedangkan kegunaan metode peramalan adalah untuk memperkirakan secara
sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, dengan
demikian peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih besar.
Metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas
pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan
yang sama atas permasalahan, maka akan didapat dasar pemikiran dan pemecahan
Selain itu metode peramalan juga memberikan cara pengerjaan yang teratur
dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya penggunaan
teknik-teknik penganalisaan yang lebih maju.
2.2.2 Jenis-Jenis Metode Peramalan
Metode pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan
penghalusan atau pemulusan terhadap data masa lalu yaitu dengan mengambil
rata-rata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada tahun yang akan datang.
Secara umum metode pemulusan (smoothing) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
bagian, yaitu
1. Metode Perataan (Avarage)
a. Nilai Tengah (Mean)
b. Rata-rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average)
c. Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Avarage)
d. Kombinasi Rata-rata Bergerak Lainnya.
2. Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial
a. Pemulusan Eksponensial Tunggal
b. Pemulusan Eksponensial Tunggal : Pendekatan Adaptif
c. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Linier Satu-Parameter dari
Brown
d. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Dua-Parameter dari Holt
e. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Kuadratik Satu-Parameter
dari Brown
f. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Tiga-Parameter untuk
g. Pemulusan Eksponensial : Klasifikasi Pegels
3. Metode Pemulusan
a. Metode Kontrol Adaptif dari Chow
b. Metode Adaptif Satu-Parameter dari Brown
c. Pemulusan Tiga-Parameter Box Jenkins
d. Metode Pemulusan Harmonis dari Harrison
e. Sistem Pemantauan dari Trigg (Tracking Signal)
2.2.3 Metode Rata-Rata Bergerak Ganda
Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan
digunakan metode peramalan yang tepat. Untuk meramalkan Pendapatan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor Industri, penulis menggunakan Metode
Smoothing Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Average).
Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah
sebagai ramalan adalah dengan menentukan sejak awal berapa nilai observasi masa
lalu yang akan dimasukkan untuk menghitung nilai tengah. Untuk menggambarkan
prosedur ini digunakan istilah rata-rata bergerak (moving average), karena setiap
muncul nilai observasi baru, nilai rata-rata baru dapat dihitung dengan membuang
nilai observasi yang paling lama dan memasukkan nilai terbaru. Rata-rata bergerak ini
kemudian akan menjadi ramalan untuk periode mendatang.
Yang dilakukan disini pada masing-masing langkah sebenarnya hanyalah
menggugurkan pengamatan yang terjadi pada M periode sebelumnya. Maka rumus
rata-rata bergerak dapat dituliskan dalam bentuk berikut ini :
Waktu Rata-rata bergerak Ramalan
T
Karena seorang peramal harus memilih jumlah periode (T) dalam rata-rata
bergerak, maka ada baiknya beberapa aspek dari pemilihan ini dikemukakan.
1. MA (1) : yaitu rata-rata bergerak dengan orde 1
2. Xt : Nilai data terakhir yang diketahui yang digunakan sebagai
ramalan untuk periode berikutnya.
Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang
diamati merupakan suatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan
random yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3)
sebagai ramalan untuk periode mendatang.
Prosedur Peramalan Rata-rata Bergerak Linier meliputi 3 aspek, yaitu :
1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis S’t
2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal
dan ganda pada waktu t
3. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke
periode t+m jika ingin meramalkan m periode kedepan).
Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan
melalui persamaan berikut ini :
N
Untuk menghitung nilai kesalahan (error) ramalan tersebut, dapat digunakan
rumus dibawah ini:
e = Xt+1−Ft+1 ... (2 – 6)
Persamaan (2 – 1) mempunyai keterangan bahwa saat pada periode waktu t
mempunyai nilai masa lalu sebanyak N. Nilai MA (N) tunggal dituliskan dengan ' t S .
Persamaan (2 – 2) menganggap bahwa rata-rata bergerak tunggal (S’) telah dihitung.
Dengan persamaan (2 – 2) itu kita menghitung rata-rata bergerak N periode dari
nilai-nilai S’ tersebut. Rata-rata bergerak ganda dituliskan sebagai S’’
' t S
. Persamaan (2 – 3)
mengacu terhadap penyesuaian MA tunggal dengan perbedaan (St' −St'')dan
persamaan (2 – 4) menentukan taksiran kecenderungan dari periode waktu yang satu
ke periode berikutnya. Akhir persamaan (2 – 5) menunjukkan bagaimana
muka adalah at dimana merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t
ditambah m kali komponen kecenderungan bt
.
Bila semua hasil perhitungan telah didapat, maka semua data yang telah
didapat dimasukkan ke dalam contoh tabel berikut ini :
Tabel 2-1
Rata-Rata Bergerak Ganda 3 Tahunan
Sebagai Peramalan Tingkat Pendapatan PDRB
Periode
Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu peramalan.
Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat untuk
meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series, metode peramalan terbaik
adalah metode yang memenuhi kriteria ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa Mean
Squared Error (MSE), Mean Absolute Percentage Error (MAPE), dan Mean Absolute
Deviation (MAD).
Untuk nilai tengah kesalahan kuadrat ( Mean Square Error ) ditulis dengan :
Untuk nilai tengah kesalahan persentase absolute ( Mean Absolute Percentage Error)
ditulis dengan :
MAPE =
Dimana PE merupakan kesalahan persentasenya (Percentage Error) :
PE =
Untuk nilai tengah deviasi absolut ( Mean Absolute Deviation ) ditulis dengan:
MAD =
Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahan dapat dilihat dalam tabel berikut
2.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
2.3.1 Konsep dan Defenisi PDRB
Dalam menghitung Pendapatan Regional, hanya dipakai konsep domestik. Berarti
seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha yang
melakukan kegiatan usahanya disuatu wilayah/region (dalam hal ini
kabupaten/kotamadya) dihitung dan dimasukkan, tanpa memperhatikan kepemilikan
atas faktor produksi. Dengan demikian PDRB secara agregatif menunjukkan
kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan/balas jasa kepada
faktor-faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses di daerah tersebut.
Sampai saat ini Kabupaten/Kotamadya di Provinsi Sumatera Utara belum
dapat menyajikan pendapatan yang benar-benar diterima penduduk, karena masih
sulitnya memperoleh data yang menggambarkan arus pendapatan yang
mengalir/keluar masuk antar Provinsi/Kabupaten/Kotamadya. Dalam pengertian ini
pendapatan dari faktor produksi yang berada disuatu provinsi/kabupaten/kotamadya
lain, merupakan bagian dari pendapatan Provinsi/Kabupaten/Kotamadya tempat
tinggal pemilik.
Untuk menghitung ataupun mengelola pendapatan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) pada suatu kabupaten atau kotamadya terlebih dahulu perlu dimengerti
beberapa konsep dan defenisi dari unsur-unsur pokok sebagai berikut :
a) OutputYang dimaksud dengan output adalah nilai barang atau jasa yang
dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada
1. Output Utama (Output yang menjadi tujuan utama produksi)
2. Output sampingan, dan bukan menjadi tujuan utama produksi
3. Output ikutan yaitu output yang terjadi bersama-sama atau tidak dapat
dihindarkan dengan output utamanya.
b) Biaya Antara
Biaya antara adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa-jasa yang
digunakan atau habis dalam proses produksi. Barang-barang yang tahan lama
yang pada umumnya lebih dari satu tahun, dan tidak habis dalam proses
produksi tidak termasuk sebagai biaya dan disebut sebagai barang modal.
c) Nilai Tambah
- Nilai Tambah Bruto
Merupakan selisih antara output dan biaya antara. Dengan kata lain
merupakan produk dari proses produksi.
- Nilai Tambah Netto
Nilai Tambah Netto adalah apabila suatu penyusutan dikeluarkan dari
nilai tambah bruto, maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto.
2.3.2 Klasifikasi Lapangan Usaha
Seperti yang diketahui, PDRB adalah penjumlahan/agregasi dari seluruh Nilai
Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam
perhitungan PDRB, seluruh lapangan usaha dikelompokkan menjadi Sembilan sektor
ekonomi. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam perhitungan Produk
Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional. Kesembilan sektor ekonomi tersebut ialah:
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Minum
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Restoran dan Hotel
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa termasuk jasa Pelayanan Pemerintah
Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.
2.4 Metode Perhitungan PDRB
Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menghitung PDRB, yaitu Metode
Langsung dan Metode Tidak Langsug.
2.4.1 Metode Langsung
Perhitungan didasarkan sepenuhnya pada data daerah, hasil penghitungannya
mencakup seluruh produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh daerah tersebut.
Pemakaian metode ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Produksi
PDRB merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di suatu wilayah/region
dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan NTB adalah
Nilai Produksi Bruto (NPB/output) dari barang dan jasa tersebut dikurangi
b. Pendekatan Pendapatan
PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah/region dalam
jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut,
maka NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan
keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak
langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini termasuk pula komponen
penyusutan dan pajak tak langsung neto.
c. Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk pengeluaran
konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi
pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan inventori
dan ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor), di dalam
suatu wilayah/region dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Dengan
metode ini, penghitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari
barang dan jasa yang diproduksi.
2.4.2 Metode Tidak Langsung
Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai
tambah nasional ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat
regional. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar pengaruhnya atau
erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut.
Pemakaian masing-masig metode pendekatan sangat bergantung pada data
menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong peningkatan
kualitas data daerah, sedang metode tidak langsung akan merupakan koreksi dalam
pembanding bagi data daerah tersebut.
2.5 Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
2.5.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun, yang nilai dengan harga tahun yang bersangkutan.
NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan NPB/output
dengan biaya antara masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku. NTB
menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi yang dhasilkan dan
tingkatperubahan harga dari masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor, maka
penilaian NPB/output dilakukan sebagai berikut:
1. Untuk sektor primer yang produksinya biasanya diperoleh secara langsung dari
alam seperti pertanian, pertambangan, penggalian pertama kali dicari kuantum
produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan
kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. Satuan dan kualitas yang
dipergunakan tidak selalu sama antara satu kabupaten/kota dengan
kabupaten/kota lainnya. Selain itu diperlukan juga data harga perunit/satuan
dari barang yang dihasilkan. Harga yang dipergunakan adalah harga produsen,
yaitu harga yang diterima oleh produsen atau harga yang terjadi pada transaksi
harga berlaku merupakan perkalian antara kuantum produksi dengan harga
masing-masing komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain menghitung
nilai produksi utama, dihitung pula nilai produksi ikutan yang dihasilkan
dengan anggapan mempunyai nilai ekonomi. Produksi ikutan yang
dimaksudkan adalah produksi ikutan yang benar-benar dihasilkan sehubngan
dengan proses produksi utamanya.
2. Untuk sektor sekunder yang terdiri dari sector industri pengolahan, listrik, gas
dan air minum, dan sektor bangunan, penghitungannya sama dengan sektor
primer. Data yang diperlukan adalah kuantum produksi yang dihasilkan serta
harga produsen masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor yang
bersangkutan. Selain itu dihitung juga produksi jasa yang dipergunakan
sebagai pelengkap dan tergabung menjadi satu kesatuan usaha dengan
produksi utamanya.
3. Untuk sektor tersier yaitu sektor-sektor yang secara umum produksinya berupa
jasa seperti sektor perdaganagnk, restoran dan hotel, pengangkutan dan
komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa
perusahaan serta pemerintah dan jasa-jasa, untuk penghitungan kuantum
produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan
masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor. Pemilihan indikator produksi
ddasarkan pada karakteristik jasa yang dihasilkan serta diseseuaikan dengan
data penunjang lainnya yang tersedia. Selain itu diperlukan juga indicator
2.5.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan
Penghitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan atas dasar harga
berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga satu tahun dasar harga tertentu.
NTB atas dasar harga konstan menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi
saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga
suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar harga konstan berguna untuk
melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral. Juga untuk mmelihat
perubahan struktur ekonomi suatu daerah dari tahun ke tahun.
Pada dasarnya dikenal empat cara penghitungan nilai tambah atas dasar harga
konstan, yaitu:
1. Revaluasi
Dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing
tahun dengan harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan biaya
antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya nilai tambah atas dasar harga
konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar
konstan. Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya
antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat
banyak, disamping itu data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua
keperluan tersebut. Oleh karena itu, biaya antarab atas dasar harga konstan
biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan
masing-masing tahun denganrasio tetap biaya antara terhadap output pada
2. Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas tahun dasar harga konstan diperoleh
dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks
produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari
masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai
indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang
dianggap cocok dengan jenis kegiatan subsektor dan sektor yang dihitung.
Ekstrapolasi juga dapat dilakukan output atas dasar harga konstan, kemudian
dapat menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh
perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.
3. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai
tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga.
Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks
harga konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar (IHPB) dan
sebagainya, tergantung mana yang lebih cocok. Indeks harga di atas dapat pula
dipakai sebagai inflator, dalam keadaaan dimana nilai tambah atas dasar harga
berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga
konstan dengan indeks harga tersebut.
4. Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya,
sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara
hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untik
perhitungan atas dasar harga konstan adalah IHK atau IHPB sesuai cakupan
di komponen input terbesar. Dalam kenyataannya sangat sulit melakukan
deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak
juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu di
dalam penghitungan harga konstan deflasi berganda belum banyak dipakai.
2.6 Uraian Sektoral
Produk Domestik Regional Bruto menurut sektor (lapangan usaha) terdiri dari
sembilan sektor :
1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam
dan merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan
digunakan untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain.
Sektor pertanian ini terdiri dari sub-sub sektor yaitu tanaman bahan
makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan
dan perikanan.
2. Sektor Pertambangan Dan Penggalian
Kegiatan pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang mencakup
penggalian, pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan
pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian
yang tersedia di alam, baik berupa benda padat, benda cair maupun gas.
Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan dibawah tanah maupun
diatas permukaan bumi. Sifat dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah
untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga
3. Sektor Industri Pengolahan
Kegiatan industri adalah kegiatan untuk merubah bentuk baik secara
mekanis maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik produk baru
yang lebih tinggi mutunya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin
atau tangan, baik dibuat di dalam pabrik atau rumah tangga. Termasuk juga
disini perakitan bagian-bagian suku cadang barang-barang di pabrik,
seperti perakitan mobil dan alat elektronik.
4. Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih
Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor yaitu subsektor Listrik, subsektor Gas
dan subsektor Air Bersih.
- Subsektor Listrik
Subsektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik,
baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara
(PLN) maupun oleh perusahaan non PLN seperti pembangkitan listrik
oleh Perusahaan Pemerintahan Daerah dan listrik yang diusahakan oleh
swasta (perorangan maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual.
- Subsektor Gas
Subsektor ini mencakup kegiatan yang meliputi penyediaan gas kota
yang disalurkan kepada konsumen dengan menggunakan pipa dimana
gas tersebut diperoleh dari proses pembakaran batubara, minyak dan
drack dengan produknya berupa gas batubara, gas minyak, gas
ckreking, kokas dan minyak ter. Termasuk juga disini kegiatan
- Subsektor Air Bersih
Subsektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernihan dan
pendistribusian air bersih kepada rumah tangga, industri, rumah sakit
dan penggunaan komersil lainnya. Termasuk juga kegiatann
penyediaan air bersih dengan mengguanakan kincir air ataun alat
lainnya, yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM), milik
pemerintah daerah Non PAM milik swasta ataupun perorangan.
5. Sektor Bangunan
Sektor ini menyangkut kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan
(konstruksi), baik yang dilakukan oleh kontraktor umum maupun
kontraktor khusus. Yang digolongkan sebagai kegiatan konstruksi adalah
pembuatan, pembangunan, pemasangan, perbaikan (berat maupun ringan),
semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan
tempat tinggal, jalan, jembatan (laut, udara, sungai), terminal dan
sejenisnya.
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor ini terdiri dari tiga subsektor perdagangan, subsektor hotel dan
subsektor restoran. Pada dasarnya ini mencakup kegiatan perdagangan,
penyediaan akomodasi (hotel), serta penjualan makanan dan minuman
seperti restoran, warung, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya.
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan
Termasuk disini yang sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan
pengangkutan, seperti tempat parkir, terminal/pelabuhan, bongkar muat, ke
agenan, ekspedisi, bandara, pergudangan dan jalan tol.
8. Sektor Bank dan Lembaga Keuangan
Sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa bank, asuransi, koperasi dan
jasa keuangan. Jasa bank meliputi usaha jasa perbankan yang dilakukan
oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Devisa, Bank Tabungan
dan Bank Pembangunan. Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan
kertas berharga, memberi jaminan bank dan jasa perbankan.
9. Sektor Jasa-Jasa
Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah, pertahanan dan jasa yang
dikelola pemerintah maupun pihak swasta meliputi jasa sosial dan
kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan serta jasa perorangan dan
BAB 3
GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN
3.1 Sejarah Singkat Kota Medan
Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus, seorang keturunan Raja Singa Maharaja
dari Negeri Bakerah, Tanah Karo pada 1 Juli 1590. Awalnya, Kota Medan hanya
berupa kampung kecil bernama “Medan Putri” yang berada dipertemuan dua sungai
besar yang bermuara ke Selat Malaka, yakni Sungai Deli dan Sungai Babura.
Lokasinya sangat strategis, menjadikan kampung Kampung Medan Putri sebagai
pelabuhan transit terkemuka pada saat itu.
Kampung Medan Putri yang dipercaya pula sebagai cikal bakal Kesultanan
Deli, pertama kali didiami oleh masyarakat Suku Batak Karo. Namun, setelah
penguasa Aceh, Sultan Iskandar Muda mengirimkan panglimanya Gocah Pahlawan
bergelar Laksamana Khoja Bintan untuk menjadi wakil kerajaan Aceh di Tanah Deli,
barulah kemudian datang berbagai suku bangsa lain di nusantara dan tinggal menetap
di kampung yang kemudian hari dikenal dengan nama Kampung Medan.
Pada pertengahan abad ke-19, Medan mulai mengalami kemajuan pesat
dengan dibukanya sejumlah perkebunan Tembakau yang dipelopori oleh J. Nienhuys
Internasional sangat menggemari Tembakau Deli, karena kualitas dan aromanya yang
bermutu tinggi.
Pesatnya bisnis perkebunan di wilayah Kesultanan Deli, membuat kota medan
semakin ramai dan berkembang cepat menjadi salah satu kota terindah di dunia.
Apalagi sejak kepindahan pusat pemerintahan kesultanan deli dari labuhan ke sekitar
Kampung medan putri pada tahun 1887 banyak perusahaan perkebunan asing
membangun kantor di kota ini wajar jika kota medan pada masa itu dijuluki Paris Van
Sumatera (kembaran Paris di Sumatera).
Pada 1 April 1909, pemerintah kolonial Belanda menetapkan Medan sebagai
Kotapraja, setelah membeli tanah seluas 15,83 km2 dari Sultan Deli untuk kepentingan
kota. Setelah Indonesia merdeka, Kota Medan ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi
Sumatera Utara dengan hari jadi 1 Juli 1590 dan tanggal 1 Juli diperingati sebagai hari
ulang tahun Kota Medan.
3.2 Keadaan Geografis Kota Medan
Kota Medan merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara yang juga pintu gerbang
utama bagi jalur internasional di bagian barat Indonesia. Secara geografis, Kota
Medan terletak diantara 3030’ - 3043’ Lintang Utara dan 48035’ - 98044’ Bujur Timur
dengan ketinggian 2,5 - 37,5 dpl serta topografi yang cenderung miring ke utara.
Luas Kota Medan mencapai 26.510 Ha atau 265,10 km2. Wilayahnya berada di
pantai timur sumatera dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di
Medan menjadi sangat strategis, karena selain berada di jalur pelayaran dan
perdagangan internasional yang cukup padat, kota ini juga bertetangga dekat dengan
tiga negara terkemuka di asia Tenggara, yakni Malaysia, Singapura dan Thailand.
Kota Medan beriklim tropis dengan suhu udara antara 23,2 oC - 33,20C.
Sedangkan kelembapan udara berkisar antara 84% - 85% serta curah hujan 188,8 mm
pertahun. Dengan rata-rata penyinaran matahari mencapai 45% perbulan.
3.3 Pemerintahan dan Ekonomi Kota Medan
Institusi Pemerintah Kota Medan terdiri dari lembaga eksekutif yang dipimpin oleh
seorang Walikota dan dibantu seorang Wakil Walikota. Pemerintah Kota Medan
terdiri dari 21 Kecamatan, 151 Kelurahan serta 21 Dinas, 5 Kantor, 8 Badan, Dan 3
Perusahaan Daerah. Sedangkan Lembaga Legislatif (DPRD / Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah) merupakan mitra kerja pemerintah Kota Medan dalam mengawasi
jalannya roda pemerintahan.
Sebagai kota industri, perdagangan dan jasa yang terkemuka di Indonesia,
Kota Medan telah menyiapkan berbagai fasilitas penunjang bagi kegiatan
perekonomian, termasuk menyediakan sebuah kawasan industri yang modern dan
terkelola secara professional.
Kawasan Industri Medan (KIM) berlokasi di kelurahan Mabar, Kecamatan
Medan Deli dengan areal seluas 524 hektar. PT. KIM resmi berdiri menjadi perseroan
sejak tanggal 7 Oktober 1988. Areal Kawasan Industri Medan ini dibelah oleh dua
BAB 4
ANALISA DATA
4.1 Pengumpulan Data PDRB Sektor Industri
Pada Bab IV ini penulis akan menganalisis perkembangan Pendapatan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) serta meramalkan PDRB berdasarkan tahun-tahun
sebelumnya. Dalam menghitung peramalan PDRB tersebut penulis menggunakan
data-data tahun sebelumnya yaitu tahun 2000-2008.
Adapun data pendapatan PDRB dalam sektor industri dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 4-1
Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri di Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan dan Harga Berlaku
Tahun Atas Dasar Harga Konstan (Milyar Rupiah)
Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rupiah)
2000 3.222,02 3.222,02
2001 3.381,89 3.857,94
2002 3.398,73 3.618,10
2003 3.537,45 4.444,98
2004 3.725,21 5.602,44
2005 3.842,15 7.094,92
2006 4.095,43 7.960,60
2007*) 4.344,56 9.029,33
2008**) 4.514,29 10.420,82
Catatan
*) Angka Perbaikan
Sumber : Badan Pusat Statistik
4.2 Peramalan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Harga Berlaku
Dari data di atas maka penulis akan menganalisis data tersebut dan meramalkan
pendapatan PDRB dengan menggunakan metode pemulusan (smoothing) rata-rata
bergerak ganda linier. Tahap pertama dalam perhitungan ini adalah penghitungan
rata-rata bergerak dalam 3 periode dari PDRB atas dasar harga konstan dengan
menggunakan rumus persamaan (2-1) yaitu :
N
Dari rumus diatas maka dapat dihitung :
Rata-rata periode ke 3 (tahun 2002) =
Rata-rata periode ke 4 (tahun 2003) =
3
Rata-rata periode ke 5 (tahun 2004) =
3
Rata-rata periode ke 6 (tahun 2005) =
3
Rata-rata periode ke 7 (tahun 2006) =
3
Rata-rata periode ke 8 (tahun 2007) =
Rata-rata periode ke 9 (tahun 2008) =
Dan tahap selanjutnya untuk menghitung peramalan PDRB ialah mencari
rata-rata kedua dari rata-rata-rata-rata bergerak yang pertama dengan rumus persamaan (2-2) yaitu :
N
Maka dapat dihitung :
Rata-rata periode ke 5 (tahun 2004) =
3
Rata-rata periode ke 6 (tahun 2005) =
3
Rata-rata periode ke 7 (tahun 2006) =
3
Rata-rata periode ke 8 (tahun 2007) =
3
Rata-rata periode ke 9 (tahun 2008) =
3
Selanjutnya dicari nilai a dengan menggunakan rumus pada persamaan (2-3) :
Maka nilai a dapat dhitung :
Nilai a untuk periode ke 5 (tahun 2004) = (2 x 3.553,80) – 3.442,46
= 3.665,14
Nilai a untuk periode ke 6 (tahun 2005) = (2 x 3.701,62) – 3.564,92
= 3.838,29
Nilai a untuk periode ke 7 (tahun 2006) = (2 x 3.887,60) – 3.714,33
= 4.060,86
Nilai a untuk periode ke 8 (tahun 2007) = (2 x 4.094,05) – 3.894,42
= 4.293,68
Nilai a untuk periode ke 9 (tahun 2008) = (2 x 4.318,09) – 4.099,91
= 4.099,91
Tahap selanjutnya adalah menghitung b dengan menggunakan persamaan (2-4) :
) (
1
2 ' ''
t t
t S S
N
b −
− =
Maka nilai b dapat dihitung :
Untuk periode ke 5 (tahun 2004) = 2/2 (3.553,80 – 3.442,46)
= 111,34
Untuk periode ke 6 (tahun 2005) = 2/2 (3.701,60 – 3.564,92)
= 136,68
Untuk periode ke 7 (tahun 2006) = 2/2 (3.887,60 – 3.714,33)
= 173,26
Untuk periode ke 8 (tahun 2007) = 2/2 (4.094,05 – 3.894,42)
= 199,63
Untuk periode ke 9 (tahun 2008) = 2/2 (4.318,09 – 4.099,91)
Tabel 4-2
Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak Linier 3 Periode
1 2 3 4 5 6 7
2000 1 3.222,02
2001 2 3.381,89
2002 3 3.398,73 3.334,21
2003 4 3.537,45 3.439,36
2004 5 3.725,21 3.553,80 3.442,46 3.665,14 111,34
2005 6 3.842,15 3.701,60 3.564,92 3.838,29 136,68 3.776,48 65,67
2006 7 4.095,43 3.887,60 3.714,33 4.060,86 173,26 3.974,97 120,46
2007 8 4.344,56 4.094,05 3.894,42 4.293,68 199,63 4.234,13 110,43
2008 9 4.514,29 4.318,09 4.099,91 4.536,27 218,18 4.493,31 20,98
2009 10 4.754,46
2010 11 4.972,64
2011 12 5.190,82
2012 13 5.409,00
Nilai b
Nilai Ft jika m=1 F=a+b(m)
Nilai e Rata-rata
bergerak 3 periode dari (1) tahun periode PDRB Sektor Industri
(Milyar Rupiah)
Rata-rata bergerak 3 periode dari (2)
Dari perhitungan a dan b diatas dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB
sektor Industri atas dasar Harga Konstan di Kota Medan. Untuk itu tahap selanjutnya
adalah menghitung peramalan PDRB dengan menggunakan persamaan (2-5) :
) (m
b a
Ft+m = t + t
Maka besarnya ramalan dapat dihitung :
F 2009 untuk m=1 = 4.536,27 – 218,18 (1)
= 4.754,46
F 2010 untuk m=2 = 4.536,27 – 218,18 (2)
= 4.972,64
F 2011 untuk m=3 = 4.536,27 – 218.18 (3)
= 5.190,82
F 2012 untuk m=4 = 4.536,27 – 218.18 (4)
= 5.409,00
Peramalan pendapatan PDRB untuk sektor Industri atas dasar harga konstan
dari tahun 2011 s/d 2012 dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan PDRB atas
dasar harga konstan untuk sektor industri setiap tahun meningkat. Grafik
Tabel 4-3
Nilai Kesalahan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
PDRB
Sektor Industri Peramalan Kesalahan
(Juta Rupiah) (Fi) (Xi-Fi)
(Xi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2005 1 3.842,15 3.776,48 65,67 65,67 4.312,55 1,71 1,71
2006 2 4.095,43 3.974,97 120,46 120,46 14.510,61 2,94 2,94
2007 3 4.344,56 4.234,13 110,43 110,43 12.194,78 2,54 2,54
2008 4 4.514,29 4.493,31 20,98 20,98 440,16 0,46 0,46
317,54 31.458,11 7,65
1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error)
MSE = 7.864,53
2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute(Mean Absolute Persentase
Error)
3. Nilai Tengah Deviasi Absolut (Mean Absolute Deviation)
MAD = 79,39
Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan
pendapatan PDRB sektor industri atas dasar harga konstan Kota Medan. Dan dari nilai
e dilihat seberapa besar kesalahan peramalan yang dihitung, dimana dari perhitungan
data diatas telah didapat nilai MSE 7.864,53; nilai MAPE = 1,91; dan nilai MAD =
Dengan metode perhitungan di atas dapat pula dicari peramalan untuk PDRB sektor industri atas dasar harga berlaku. Hasil peramalannya
dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 4-4
Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak Linier 3 Periode
1 2 3 4 5 6 7
2000 1 3.222,02
2001 2 3.857,94
2002 3 3.618,10 3.566,02
2003 4 4.444,98 3.973,67
2004 5 5.602,44 4.555,17 4.031,62 5.078,72 523,55
2005 6 7.094,92 5.714,11 4.747,65 6.680,57 966,46 5.602,28 1.492,64
2006 7 7.960,60 6.885,99 5.718,42 8.053,55 1.167,56 7.647,03 313,57
2007 8 9.029,33 8.028,28 6.876,13 9.180,44 1.152,16 9.221,11 -191,78
2008 9 10.420,82 9.136,92 8.017,06 10.256,77 1.119,85 10.332,59 88,23
2009 10 11.376,63
2010 11 12.496,48
2011 12 13.616,33
2012 13 14.736,19
Nilai b
Nilai Ft jika m=1 F=a+b(m)
Nilai e Rata-rata
bergerak 3 periode dari (1) tahun periode PDRB Sektor Industri
(Milyar Rupiah)
Rata-rata bergerak 3 periode dari (2)
Dari perhitungan a dan b diatas dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor
Industri atas dasar Harga Berlaku Kota Medan. Untuk itu tahap selanjutnya adalah
menghitung pendapatan peramalan PDRB dengan menggunakan persamaan (2-5) :
) (m
b a
Ft+m = t + t
Maka besarnya ramalan dapat dihitung :
F 2009 untuk m=1 = 10.256,77 – 1.119,85 (1)
= 11.376,63
F 2010 untuk m=2 = 10.256,77 – 1.119,85 (2)
= 12.496,48
F 2011 untuk m=3 = 10.256,77 – 1.119,85 (3)
= 13.616,33
F 2012 untuk m=4 = 10.256,77 – 1.119,85 (4)
= 14.736,19
Peramalan pendapatan PDRB untuk sektor Industri atas dasar Harga Berlaku
dari tahun 2011 s/d 2012 dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan PDRB atas
dasar Harga Berlaku untuk sektor industri setiap tahun meningkat.
Tabel 4-5
Nilai Kesalahan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB
Sektor Industri Peramalan Kesalahan
(Juta Rupiah) (Fi) (Xi-Fi)
(Xi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2005 1 7.094,92 5.602,28 1.492,64 1.492,64 2.227.974,17 21,04 21,04
2006 2 7.960,60 7.647,03 313,57 313,57 98.326,14 3,94 3,94
2007 3 9.029,33 9.221,11 -191,78 191,78 36.779,57 -2,12 2,12
2008 4 10.420,82 10.332,59 88,23 88,23 7.784,53 0,85 0,85
2.086,22 2.370.864,42 27,95
1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error)
MSE = 592.716,11
2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute (Mean Absolute Persentase
Error)
3. Nilai Tengah Deviasi Absolut (Mean Absolute Deviation)
MAD = 521,56
Dari perhitungan a dan b di atas maka telah dapat ditentukan ramalan
pendapatan PDRB sektor industri atas dasar harga berlaku di Kota Medan. Dan dari
nilai e dilihat seberapa besar kesalahan peramalan yang dihitung, dimana dari
perhitungan data diatas telah didapat nilai MSE = 592.716,11; nilai MAPE = 6,99; dan
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah tahapan hasil disain tertulis kedalam programming,
dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi ataupun
prosedur untuk menyelesaikan disain sistem yang mana dalam hal ini implementasi
sistem digunakan untuk menganalisis data-data pertumbuhan PDRB.
Adapun implementasi sistem yang digunakan penulis untuk menganalisa
peramalan pertumbuhan PDRB adalah Microsoft Excel.
5.2 Pengenalan Excel
Microsoft Excel 2007 (selanjutnya disebut Excel) merupakan program aplikasi lembar
kerja elektronik (spreadsheet) dari program paket Microsoft Office. Excel merupakan
produk unggulan dari Microsoft Corporation yang banyak berperan dalam pengolahan
informasi, khususnya data-data yang berbentuk angka yang dihitung, diproyeksikan,
dianalisis dan dipresentasikan data pada lembar kerja.
Sheet/lembar kerja terdiri dari 256 kolom dan 65539 baris. Kolom diberi nama
dengan huruf A, B, C,….Z dilanjutkan AA, BB, AC, sampai dengan IV dan baris
Excel 2007 hadir dengan berbagai penyempurnaan, tampil lebih terintegrasi dengan
berbagai software yang lain, under windows seperti Word, Access maupun Power
Point dan sebagainya. Keunggulan program spreadsheet ini adalah mudah dipakai,
fleksibel, dan mudah berintegrasi dengan aplikasi berbasis windows.
5.3. Langkah-langkah Memulai Pengolahan Data Dengan Excel
Sebelum mengoperasikan software ini, pastikan pada komputer telah terpasang
program Excel. Langkah-langkah berikutnya sebagai berikut:
1. Klik tombol start
3. Setelah itu akan muncul tampilan lembaran kerja seperti dibawah ini
Data ditulis pada 3 kolom pertama untuk tahun, periode dan jumlah PDRB seperti
Dari data di atas dapat ditentukan besarnya peramalan PDRB sektor industri di Kota
Medan. Dan setiap perhitungan akan diberi nama untuk tiap kolom antara lain:
1. Pada kolom keempat ditulis keterangan rata-rata bergerak 3 periode dari (1)
2. Pada kolom kelima ditulis keterangan rata-rata bergerak 3 periode dari (2)
3. Pada kolom keenam ditulis keterangan dengan nilai a
4. Pada kolom ketujuh ditulis keterangan dengan nilai b
5. Pada kolom kedelapan ditulis keterangan dengan F = a+b(m)
6. Pada kolom kesembilan ditulis keterangan dengan nilai e
Maka perhitungan masing-masing smoothing pertama, smoothing kedua,
konstanta, hasil peramalan untuk m periode kedepan baik untuk PDRB atas dasar
harga konstan maupun harga berlaku adalah sebagai berikut:
1. Smoothing pertama (S’
2. Smoothing kedua (S
t) untuk periode ketiga ditentukan sebesar periode
pertama ditambah periode ke-2 dan ke-3 dibagi 3, sehingga rumus yang tertera
pada sel D7 = (C5+C6+C7)/3 sehingga menghasilkan angka = 3.334,21. Untuk
tahun berikutnya tinggal mengulangi rumus tersebut.
t’’
3. Nilai a bisa dicari pada periode kelima yaitu dengan rumus yang tertera pada
sel F9 = 2*D9 – E9. Sehingga menghasilkan angka = 3.665,14. Untuk tahun
berikutnya tinggal mengulangi rumus tersebut.
) untuk periode kelima ditentukan sebesar periode ke-3
ditambah periode ke-4 dan ke-5 dibagi 3 dari data smoothing pertama,
sehingga rumus yang tertera pada sel E9 = (D7+D8+D)/3 sehingga
menghasilkan angka = 3.442,46. Untuk tahun berikutnya tinggal mengulangi
4. Nilai b
5. Peramalan bisa dicari pada periode keenam yaitu dengan rumus yang tertera
pada sel H10 = (F9+G9)*1 dengan hasil angka = 3.776,48. Untuk tahun
berikutnya tinggal mengulangi dari rumus tersebut.
bisa dicari pada periode kelima yaitu dengan rumus yang tertera pada
sel G9 = 2/2*(D9 – E9). Sehingga menghasilkan angka = 111,34. Untuk tahun
berikutnya tinggal mengulangi rumus tersebut.
6. Nilai e bisa dicari mulai dari period keenam yaitu dengan rumus yang tertera
pada sel I10 = C10 – H10. Dengan hasil angka = 65,67. Untuk tahun
berikutnya tinggal mengulangi dari rumus tersebut.
Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
b. Untuk peramalan pendapatan PDRB sektor industri atas dasar harga berlaku.
5.4. Penggambaran Hasil
Grafik pada Excel dapat ditulis menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar
grafik tersendiri, namun masih berada di file yang sama. Untuk membuat grafik pada
Excel, biasa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun
langkah-langkah yang diperlukan sebagai berikut:
1. Sorot sel atau range yang ingin dibuat grafik.
2. Klik icon chart wizard. Tampil kotak dialog Chart Type.
3. Klik tipe grafik yang ingin diinginkan dan klik next. Tampil kotak dialog
Chart Source Data.
4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik ratio button
5. Pada Chart Option, ketik judul grafik. Setelah itu klik Next. Tampil kotak
dialog Chart Location.
6. Pilih tempat untuk melakukan grafik ini dan klik Finish. Maka grafik akan
ditempatkan dilembar kerja.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan peramalan PDRB sektor industri
pada bab-bab sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil peramalan PDRB sektor industri diperoleh jumlah PDRB
sektor industri berdasarkan harga konstan pada tahun 2011 adalah sebesar
Rp.5.190,82 milyar dan tahun 2012 sebesar Rp 5.409 milyar sedangkan jumlah
PDRB sektor industri berdasarkan harga berlaku pada tahun 2011 adalah
sebesar Rp. 13.616,33 milyar dan tahun 2012 adalah Rp. 14.736,19 milyar.
2. Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan PDRB untuk
sektor industri atas dasar harga konstan dan PDRB untuk sektor industri atas
dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
3. Dari perhitungan pada bab Analisa Data dapat dilihat metode pemulusan
(smoothing) rata-rata bergerak ganda baik digunakan karena nilai
6.2 Saran
1. Dengan adanya peramalan PDRB Kota Medan untuk sektor industri atas dasar
harga konstan dan sektor industri atas dasar harga berlaku diharapkan
pemerintah maupun swasta dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan
PDRB guna meningkatkan volume ekspor khususnya sektor industri.
2. Dengan meningkatnya pertumbuhan PDRB khususnya dalam sektor industri
diharapkan pula peningkatan pendapatan perkapita masyarakat, sehingga taraf
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan. 1984. Teknik dan Metode Peramalan. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. 2009. Medan Dalam Angka.
Medan: BPS provinsi Sumatera Utara.
BPS Kota medan dan Bappeda Kota medan. 2009. Perhitungan Pendapatan Regional
Kota Medan Tahun 2008. Medan: BPS Kota Medan
Makridakis, Sypros, dan Steven C. Wheelwright. 1999. Metode dan Aplikasi
Peramalan. Edisi ke-2. Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Pemko Medan, 2009. The Magic of Medan City ’09. Medan: Pemko Medan
Hasil Uji Program Tugas Akhir SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program Diploma III Statistika:
Nama : YUNITA ANGGREINI RTG
NIM : 072407072
Program Studi : D-3 Statistika
Judul T.A : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri Di Kota Medan Pada Tahun 2011-2012
Telah melaksanakan test program Tugas Akhir Mahasiswa tersebut di atas pada tanggal ………
Dengan Hasil : Sukses / Gagal
Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU Medan.
Medan, Mei 2010 Dosen Pembimbing,
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Padang Bulan, Medan – 20155 Telp. (061) 8211050,8214290 Fax. (061) 8214290
KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA
Nama Mahasiswa : YUNITA ANGGREINI RTG
Nomor Induk Mahasiswa : 072407072
Judul Tugas Akhir : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri di Kota Medan Pada Tahun 2011-2012
Dosen Pembimbing : Drs.Open Darnius, M.Sc Tanggal Mulai Bimbingan :
Tanggal Selesai Bimbingan :
No Tanggal Bimbingan
Pembahasan Pada Asistensi Mengenai Bab
Paraf Dosen
Pembimbing Keterangan 1
• Kartu ini dikembalikan ke Jurusan Matematika bila bimbingan Mahasiswa telah selesai.
Diketahui
Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,
Dr. Saib Suwilo, M.Sc NIP. 19640109 198803 1 004
Disetujui
Dosen Pembimbing/ Penanggung Jawab,