DAMPAK PROGRAM KEMITRAAN EKONOMI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT.TIMAH TERHADAP TARAF HIDUP
MITRA BINAAN PROGRAM
(Kasus : Desa Belo Laut Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat)
DIKNA DIASTARI DISTIANTINI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Program
Kemitraan Ekonomi Corporate Social Responsibility (CSR) di Desa Belo Laut
Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2016
ABSTRAK
Dikna Diastari Distiantini. Dampak Program Kemitraan Ekonomi Corporate
Social Responsibility (CSR) PT.Timah Terhadap Taraf Hidup Mitra Binaan Program. Di Bawah Bimbingan Titik Sumarti dan Sriwulan Ferindian.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat di sekitarnya. CSR PT. Timah memiliki program Kemitraan Ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup mitra binaan. Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi tingkat partisipasi mitra binaan, menganalisis hubungan tingkat partisipasi mitra binaan dengan tingkat efektivitas program, dan menganalisis hubungan tingkat efektivitas program dengan taraf hidup mitra binaan. Penelitan ini menggunakan metode kuantitatif dan didukung oleh data kualitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 responden (kelompok utama). Agar dapat mengkaji dampak program maka mitra binaan dibandingkan dengan 27 responden non-mitra binaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi mitra binaan tergolong rendah. Tingkat efektivitas perogram tergolong sedang. Tingkat partisipasi berhubungan signifikan dengan tingkat efektivitas program Kemitraan Ekonomi. Taraf hidup mitra binaan tergolong sedang. Tingkat efektivitas program Kemitraan Ekonomi memiliki hubungan tidak signifikan dengan tingkat Taraf Hidup mitra binaan.
Kata kunci : Corporate Social Responsibility (CSR), Taraf Hidup
Dikna Diastari Distiantini. The Impact Of Kemitraan Ekonomi Program In
Corporate Social Responsibilty of PT Timah Towards Living Standard of Mitra Binaan Program. Supervised By Titik Sumarti and Sriwulan Ferindian Corporate Social Responsibility (CSR) is a form of corporate responsibility in due to the impact of the company to the environment and people's lives in the vicinity. The purposes of this study are to identify the participation of the partners, to analyze the relationship between the level of participation with the effectiveness of the program, and to analyze the correlation between the effectiveness of the program to the Mitra Binaan’s living standard. This research used quantitative methods which was supported by qualitative data. The sample in this study was 20 respondents who were Mitra Binaan (the main group). In order to assess the impact of the program, so that the main group was compared with 27 respondents in Belo Laut Village who had a business and acted as Non-Mitra Binaan (control group). The results showed that the level of participation of the partners is low. The participation rate related very strongly to the effectiveness of the Kemitraan Ekonomi program. The effectiveness of Kemitraan Ekonomi program had no significant relationship with the degree of Mitra Binaan’s Living Standard.
DAMPAK PROGRAM KEMITRAAN EKONOMI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT.TIMAH TERHADAP TARAF HIDUP
MITRA BINAAN PROGRAM
(Kasus : Desa Belo Laut Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat)
DIKNA DIASTARI DISTIANTINI
Skripsi
sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dampak Program Kemitraan Ekonomi Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Taraf Hidup Mitra Binaan Program” ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari kontribusi dan dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir.
Titik Sumarti MC, MS dan Sriwulan Ferindian S.Psi, M.Si sebagai dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan dan waktu selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua tercinta, Ibu Dra. Aisyiah Mei Eryanti dan Bapak Drs. Hendra Yana atas semangat dan doa yang tiada henti-hentinya mengalir untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Mona Elsahawi dan Ahmad Zikri sebagai teman seperbimbingan, kepada Umu Rohmah dan Muhammad Hafidh sebagai tempat mencurahkan keluh kesah dan sumber semangat, serta ucapan terima kasih kepada teman-teman SKPM angkatan 49 yang telah berkenan menjadi rekan bertukar pikiran dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak serta mampu memberikan manfaat dan sumbangsih terhadap khazanah ilmu pengetahuan.
Bogor, Juni 2016
Dikna Diastari Distiantini NIM. I34120037
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... iv
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Rumusan Masalah Penelitian ... 2
Tujuan Penelitian ... 3
Manfaat Penelitian ... 4
PENDEKATAN TEORITIS ... 5
Tinjauan Pustaka ... 5
Corporate Social Responsibility (CSR) ... 5
Partisipasi ... 6
Efektivitas ... 9
Taraf Hidup ... 10
Dampak Program Ekonomi CSR terhadap Taraf Hidup masyarakat ... 12
Kerangka Pemikiran ... 12
Hipotesis Penelitian ... 14
PENDEKATAN LAPANG ... 15
Metode Penelitian ... 15
Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15
Teknik Pengumpulan Data ... 15
Teknik Penentuan Responden dan Informan ... 17
Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 18
Definisi Operasional ... 19
Tingkat Partisipasi ... 19
Tingkat Efektivitas ... 22
Tingkat Taraf Hidup ... 24
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 27
Kondisi Geografis ... 27
Kondisi Sosial ... 28
Kondisi Ekonomi ... 31
GAMBARAN PROGRAM KEMITRAAN EKONOMI PT. TIMAH ... 33
Visi dan Misi PT. Timah ... 33
Penghargaan PT. Timah ... 33
Sturktur Organisasi PT. Timah ... 35
Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Timah ... 36
Program Kemitraan Ekonomi PT. Timah ... 36
Implementasi Program ... 38
Ikhtisar ... 39
TINGKAT PARTISIPASI, TINGKAT EFEKTIVITAS DAN TARAF HIDUP . 41 TINGKAT PARTISIPASI MITRA BINAAN ... 41
Tingkat Perencanaan ... 41
Tingkat Pelaksanaan ... 42
Tingkat Pemanfaatan Hasil ... 43
Tingkat Evaluasi ... 44
Tingkat Partisipasi Mitra Binaan... 45
TINGKAT EFEKTIVITAS PROGRAM KEMITRAAN EKONOMI ... 46
PT. TIMAH ... 46
Tingkat Manfaat ... 46
Tingkat Keberlanjutan ... 46
Tingkat keberdayaan hasil dari pendampingan ... 47
Tingkat Efektifitas Program Kemitraan Ekonomi ... 48
Hubungan antara Tingkat Partisipasi Mitra Binaan dengan Tingkat Efektivitas Program Kemitraan Ekonomi PT. Timah ... 49
TINGKAT TARAF HIDUP MITRAAN BINAAN ... 50
Hubungan antara Tingkat Efektivitas dengan Tingkat Taraf Hidup Mitra Binaan... 53
PENUTUP ... 55
Simpulan ... 55
Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 55
DAFTAR TABEL
1 Karakteristik tahap-tahap kedermawanan sosial ... 6
2 Perbandingan tingkat partisipasi ... 8
3 Kerangka pemikiran sesuai topik penelitian ... 16
4 Uji Statistik Reliabilitas ... 17
5 Definisi operasional tingkat partisipasi ... 19
6 Definisi Operasional Efektivitas Program ... 22
7 Definisi operasional tingkat taraf hidup mitra binaan ... 24
8 Luas lahan di Desa Belo Laut tahun 2015 ... 28
10 Jumlah Dusun dan RT di Desa Belo Laut tahun 2015 ... 28
11 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia 2015 ... 29
12 Jumlah penduduk Desa Belo Laut berdasarkan pendidikan 2015 ... 29
13 Jumlah prasarana ibadah Desa Belo Laut tahun 2015 ... 30
14 Jumlah mata pencaharian penduduk di Desa Belo Laut tahun 2015 ... 31
15 Jumlah dan persentase perencanaan program tahun 2016 41
16 Jumlah dan persentase pada pelaksanaan program tahun 2016 ... 42
17 Jumlah dan persentase pada pemanfaatan hasil program tahun 2016 ... 43
18 Jumlah dan persentase pada evaluasi program tahun 2016 ... 44
19 Jumlah dan persentase pada tingkat partisipasi program tahun 2016 ... 45
20 Jumlah dan persentase pada manfaat program tahun 2016 ... 46
21 Jumlah dan persentase pada keberlanjutan program tahun 2016 ... 47
22 Jumlah dan persentase pada keberdayaan program tahun 2016... 47
23 Jumlah dan persentase tingkat efektivitas program tahun 2016... 48
24 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat partisipasi dan tingkat efektivitas program Kemitraan Ekonomi tahun 2015 ... 49
25 Jumlah dan persentase tingkat taraf hidup mitra binaan berdasarkan pengeluaran tahun 2016 ... 50
26 Jumlah dan persentase taraf hidup berdasarkan pengeluaran tahun 2016 ... 51
27 Perbedaan pengeluaran mitra binaan dan non-mitra binaan ... 51
28 Jumlah dan persentase taraf hidup mitra binaan tahun 2016 ... 52
29 Jumlah dan persentase taraf hidup berdasarkan pengeluaran tahun 2016 ... 53
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran ... 13
2 Metode pengambilan sampel ... 17
3 Struktur Organisasi PT.Timah ... 35
4 Skema pelaksanaan Program Kemitraan Ekonomi PT. Timah ... 37
DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner ... 59
2 Panduan Wawancara Mendalam ... 66
3 Sketsa Lokasi Penelitian ... 70
4 Data Mitra binaan dan non-mitra binaan ... 71
5 Hasil Uji Statistik ... 73
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam melimpah,
terutama pada sumber daya tambang. Berdasarkan data, Indonesia Mining
Asosiation menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan sumber daya tambang (Shabrina 2015). Menurut Himpunan Pemerhati Lingkungan Hidup, Indonesia menduduki peringkat ke-5 untuk cadangan timah terbesar di dunia sebesar 8,1% dari cadangan timah dunia dan menduduki peringkat ke-2 dari sisi produksi sebesar 26% dari jumlah produksi dunia. Banyaknya sumber daya alam Indonesia membuat banyak perusahaan yang tertarik untuk memanfaatkan SDA Indonesia namun di sisi lain hal tersebut justru memberikan dampak tersediri baik bagi lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan. Dampak yang diberikan perusahaan pun dapat positif namun tidak jarang pula yang berdampak negatif. Oleh karena itu, perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab perusahaan atau kini lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) agar dapat mengurangi dampak-dampak negatif yang disebabkan oleh perusahaan serta diharapkan dengan adanya perusahaan di tengah-tengah masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.
Salah satu langkah Indonesia meningkatkan taraf hidup masyarakat ialah dengan melibatkan swasta. Hal tersebut dilakukan dengan cara mewajibkan setiap perusahaan memberikan tanggung jawabnya, hal itu di atur dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 Pasal 74. Perusahaan menjadi salah satu pemberi dampak terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat baik pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Selain itu sebagai salah satu pemasok devisa terbesar, perusahaan diharapkan dapat mengurangi permasalahan sosial serta kemiskinan di Indonesia melalui CSR yang dilakukan. CSR merupakan sebuah bentuk tanggung jawab perusahaan kepada lingkungan serta kehidupan masyarakat di sekitar perusahaan akibat dari aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan. CSR di terapkan melalui program atau kegiatan-kegiatan dengan melibatkan masyarakat secara langsung. Oleh karena itu CSR harus menerapkan Triple Bottom Line yang di populerkan oleh Jhon Elkington pada tahun 1997, Elkington mengembangkan 3P dalam konsep tersebut karena perusahaan selain mengejar keuntungan (Profit)
perusahaan juga harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat (People) sekitar
perusahaan serta turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan (Planet).
Tiga program yang dimiliki PT. Timah tersebut yaitu : (1) Program Kemitraan Ekonomi yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat (selanjutnya akan disebut Program Kemitraan Ekonomi), (2) Program Sosial yang berorientasi pada bantuan lepas dan mendesak bagi masyarakat, (3) Pengelolaan Lingkungan yang berorientasi pada lingkungan sekitar perusahaan. Tujuan dari pelaksanaan program CSR PT.Timah adalah ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan yang tidak hanya saat ini namun untuk keberlanjutan seterusnya, baik di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Menurut Anggraini (2014) program CSR PT. Timah telah meningkatkan pendapatan dan taraf hidup Kelompok Petani Sumber Makmur di Desa Gemuruh, misalnya pola hidup sudah berubah, cara berpakaian, pola interaksi, dan mobilitas sosial. Dari segi rumah tangga, jika dahulu rata-rata rumah dengan semi permanen, sekarang sudah berubah menjadi atap seng dan permanen. Masyarakat juga akhirnya dapat memiliki kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, bahkan sudah tersebar sampai ke pelosok-pelosok desa. Hal ini mengindikasikan bahwa program CSR PT. Timah telah memberikan dampak yang signifikan terhadap taraf hidup Kelompok Tani Sumber Makmur.
Program Kemitraan Ekonomi merupakan salah satu program CSR PT. Timah yang dapat meningkatkan taraf hidup dengan memberikan bantuan modal bergulir serta pendampingan untuk mitra binaan. Mitra Binaan merupakan warga masyarakat yang memiliki usaha kecil seperti : pembuatan empek-empek dan kemplang, kue tradisional dan toko sembako, serta menjadi penerima program ini. Desa Belo Laut merupakan salah satu desa binaan PT. Timah yang berada di Ring I dengan jumlah mitra binaan terbanyak di antara desa lainnya. Maka dari itu
menarik untuk di kaji sejauh mana dampak program Kemitraan Ekonomi
CSR PT. Timah terhadap taraf hidup mitra binaan program di Desa Belo Laut?
Rumusan Masalah Penelitian
CSR merupakan langkah nyata perusahaan untuk berkontribusi dalam peningkatan taraf hidup masyarakat di sekitar wilayah perusahaan melalui
program-program yang melibatkan masyarakat berbasis pemberdayaan
masyarakat. Sektor yang bersentuhan langsung dengan peningkatan taraf hidup masyarakat yaitu sektor ekonomi, maka dari itu PT. Timah melaksanakan program CSR pada bidang ekonomi melalui program Kemitraan Ekonomi dengan peminjaman modal, pendampingan serta membantu memasarkan produk dari mitra binaan PT. Timah. Setiap program dan khususnya program Kemitraan Ekonomi seharusnya melibatkan masyarakat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hingga evaluasi program. Untuk itu pada setiap
tahapan program tersebut peneliti akan menganalisis sejauh mana tingkat
partisipasi mitra binaan program Kemitraan Ekonomi PT. Timah di Desa Belo Laut?
Menurut Proyogo dan Hilarius (2012) agar dapat melihat keberhasilan
sebuah program maka tidak melulu melihat variabel output melainkan melihat
juga variabel proses, yang meliputi (1) efectivity (manfaat), (2) relevance
(kesesuaian), (3) sustainability (keberlanjutan), (4) impact (dampak), (5)
sebagai alat ukur dalam pengentasan kemiskinan atau peningkatan taraf hidup masyarakat. Selain itu menurut Irwanto dan Prabowo (2010), aktifnya masyarakat dalam berpartisipasi merupakan salah satu faktor penentu dalam keefektivitasan implementasi program CSR. Untuk itu dari kelenam aspek ini, peneliti akan
menganalisis sejauhmana efektivifitas program Kemitraan Ekonomi PT.
Timah dan hubungannya dengan tingkat partisipasi mitra binaan ?
Adanya program CSR perushaan di tengah-tengah perubahan sosial masyarakat memberikan dampak yang positif dan negatif, maka implementasi program CSR seharusnya di arahkan untuk meminimalisasi dampak negatif. Hal ini sesuai dengan penelitian Siska (2013) yang menyatakan bahwa industri batubara positif membawa dampak terhadap pola perkembangan penduduk, pola perpindahan penduduk, pola perkembangan ekonomi, peningkatan pendapatan dan perubahan lapangan kerja. Dan negatif berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja dan berkembangnya struktur ekonomi, untuk itu perlu adanya peningkatan SDM di sekiar perusahaan berupa bantuan pendidikan, pelatihan pemberdayaan masyarakat setempat sehingga bisa bersaing dengan masyarakat pendatang. Agar dapat melihat keberhasilan program dan dampak dalam peningkatan taraf hiudp yang diberikan oleh Program Kemitraan Ekonomi ini,
peneliti akan melihat sejauhmana tingkat taraf hidup mitra binaan program
dan hubungannya dengan efektivitas program ? Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk menganalisis sejauhmana dampak pelaksanaan Program Kemitraan Ekonomi CSR PT. Timah terhadap taraf hidup mitra binaan program di Desa Belo Laut. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih mendalam mengenai :
1. Tingkat partisipasi mitra binaan dalam program Kemitraan Ekonomi CSR PT.
Timah
2. Tingkat efektivitas program Kemitraan Ekonomi dan hubungannya dengan
tingkat partisipasi mitra binaan
3. Tingkat taraf hidup mitra binaan dan hubungannya dengan efektivitas program
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk banyak pihak, di antara lain:
1. Akademisi
Hasil penelitian dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai dampak program Kemitraan Ekonomi CSR terhadap taraf hidup mitra binaan, serta menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dalam kajian ilmu pengetahuan mengenai CSR dan taraf hidup.
2. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menyusun kebijakan dan mengambil keputusan berkaitan dengan program CSR yang dilaksanakan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga perusahaan dapat ikut serta berkontribusi dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat khususnya penerima program CSR.
3. Masyarakat.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai program CSR yang diimplementasikan di daerah sekitar tempat tinggal mereka. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan masyarakat untuk lebih memahami keterlibatan dan peran mereka dalam program pemberdayaan tersebut.
4. Pemerintah.
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka Corporate Social Responsibility (CSR)
Permasalahan sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat tidak dapat begitu saja di selesaikan oleh pemerintah secara keseluruhan, maka dengan adanya otonomi daerah sepenuhnya pemerintahan daerah yang memutuskan kebijakan terhadap daerahnya, terlebih dengan perizinan perusahaan yang mengambil keuntungan dari sumber daya miliki daerahnya. Perusahaan yang lebih banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat tentu saja sedikit banyak memberikan dampak bagi kehidupan mereka baik dampak positif maupun negatif. Oleh karena itu dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Bab V, Pasal 74 menjelaskan tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan atas eksistensinya dalam kegiatan-kegiatan bisnis (Mapisangka 2009)
serta mengharuskan setiap perusahaan memiliki Corporate Social Responsibility
sebagai wujud dari komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perushaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatina terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
Widjaja 2008 dalam Nugroho 2013 menyatakan semakin bertambahnya konsep CSR maka semakin banyak teori yang diungkapkan banyak pihak salah satu teori yang terkenal adalah konsep Triple Bottom Line yang dikemukakan oleh
Jhon Elkington pada tahun 1997, teori ini menggambarkan istirlah economic
poverty, enviromental quality dan social justice ( Profit, Place, People). Profit merupakan tujuan utama dari perusahaan agar perusahaan terus bekembang, namun untuk keberlanjutan perushaan juga harus menjalankan tanggung jawabnya
dari keuntungan tersebut berupa pajak. Place dalam artian ini adalah lingkungan
tempat perusahaan berada tidak dapat di pungkiri dengan adanya perusahaan disana akan memberikan dampak lingkungan tersendiri, oleh karena itu perusahaan melalui CSR nya wajib menjaga lingkungan agar tetap bersih dan
sehat. People merupakan fokus utama yang menjadi tujuan permberdayaan dari
CSR setiap perusahaan baik untuk karyawan maupun masyarakat, mengutamakan karyawan yang berkompetent dan layak untuk di pekerjakan dan penyejahteraan masyarakat dengan diadakannya pelatihan dan pemberdayaan kepada masyarakat sekitar perusahaan.
Menurut Wahyuningrum et al (2011) perusahaan yang telah meyakini
CSR sebagai suatu kewajiban bagi perusahaan, maka dengan sendirinya perusahaan telah melaksanakan investasi sosial. Sebagai investasi sosial maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dalam bentuk manfaat yang akan diperoleh, antara lain yaitu:
a. Meningkatkan profitabilitas dan kinerja finansial yang lebih kokoh, misalnya lewat efisiensi lingkungan.
b. Meningkatkan akuntabilitas, assessment dan komunitas investasi.
c. Mendorong komitmen karyawan. Karena mereka diperhatikan dan dihargai. d. Menurunkan kerentanan gejolak dengan komunitas.
Pendekatan yang dilakukan perusahaan agar berjalannya suatu program dapat dilihat dari Charity, Phlantropy dan Good Corporate Governance (GCG),
hal ini sesuai dengan pendapat Za’im Zaidi (2003) dalam Ambadar (2008) :
Tabel 1 Karakteristik tahap-tahap kedermawanan sosial
Tahapan Charity Philanthropy Good Corporate
Citizenship (GCC)
Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan / dana abadi /
Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luas dan perusahaan
Kontribusi Hibah sosial Hibah
pembangunan
Hibah (sosial & pembangunan serta keterlibatan sosial)
Inspirasi Kewajiban Kepentingan bersama
Sumber: Za’im Zaidi (2003) dalam Ambadar (2008)
Partisipasi
Istilah partisipasi pada umumnya bermakna mengajak masyarakat untuk turut bekerja atau melaksanakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Nasdian (2014) menjelaskan partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berpikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Partisipasi mendukung masyarakat untuk menyadari situasi dan masalah yang sedang dihadapi serta berusaha untuk mencari solusi terbaik yang dapat mengatasi masalah mereka. Partisipasi dapat dibedakan dalam dua kategori: (a) warga komunitas dilibatkan dalam tindakan yang telah dipikirkan atau dirancang oleh orang lain dan dikontrol oleh orang lain; (b) partisipasi merupakan proses pembentukan kekuatan untuk keluar dari masalah mereka sendiri. Warga komunitas bertindak subjek yang sadar dalam memutuskan dan bertindak.
Cohen dan Uphoff (1979) seperti yang dikutip oleh Rosyida dan Nasdian (2011), membagi partisipasi ke dalam tahapan-tahapan sebagai berikut.
1. Tahap pengambilan keputusan (perencanaan)
Keikutsertaan masyarakat dalam rapat, baik pada proses perencanaan maupun pelaksanaan program.
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap evaluasi
Partisipasi pada tahap ini merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan untuk perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya.
4. Tahap menikmati hasil
Partisipasi pada tahap ini dapat dijadikan indikator keberhasilan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Dengan posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan dalam suatu proyek, hal tersebut akan meningkatkan manfaat proyek yang dirasakan sehingga proyek dapat dikatakan berhasil mengenai sasaran.
Untuk mengajak dan mengembangkan partisipasi komunitas, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menunjukkan bahwa program yang ada ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk berpartisipasi (Nasdian 2014). Upaya tersebut merupakan suatu proses yang lambat karena harus dilakukan terus-menerus, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam pembentukan struktur komunitas. Warga masyarakat yang mampu berpartisipasi diharapkan dapat mencapai kemandirian, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi komunitas tempatnya berada.
Menurut Arnstein (1969) dalam Atik (2015) tingkat partisipasi masyarakat dilihat menggunakan tipologi delapan tingat partisipasi yang diatur dalam pola
anak tangga yang selanjutnya masing-masing anak tangga tersebut
menggambarkan tingkat kekuasaan masyarakat dalam menentukan hasil. Berikut delapan anak tangga yang mengambarkan tipologi tingkatan partisipasi, yaitu : (1) Nonparticipation (tidak ada partisipasi) di isi oleh dua anak tangga terbawah yaitu manipulasi (manipulation) dan terapi (therapy), (2) Degrees of tokenism (drajat
penghargaan) diisi oleh anak tangga informasi (informing), konsulatasi
Sumber: Arnstein (1969) dan Cohen dan Uphoff (1979) dalam Atik (2015)
Penelitian ini menggunakan variabel tingkat partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1979) dalam Nasdian (2014). Variabel tingkat partisipasi akan di ukur menggunakan indikator (1) tingkat perencanaan, (2) tingkat manfaat, (3) tingkat pemanfaatan hasil dan (4) tingkat evaluasi. Pertimbangan menggunakan variabel tersebut karena penelitian ini ingin melihat sejauh mana proses mitra binaan dilibatkan dalam program CSR.
Efektivitas
Penilaian terhadap tingkat kesesuaian program merupakan salah satu cara
untuk mengukur efektivitas program. Efektivitas program dapat diketahui dengan membandingkan tujuan program dengan output program. Agar dapat mengukur efektivitas suatu program dapat dilakukan dengan menggunakan variabel-variabel sebagai berikut :
1. Ketepatan sasaran program, yaitu : sejauhmana peserta program tepat
dengan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.
2. Sosialisasi program, yaitu : kemampuan penyelenggara program dalam
melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran peserta program pada khususnya.
3. Tujuan program, yaitu sejauhmana kesesuaian antara hasil pelaksanaan
program dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Pemantuan program, yaitu : kegiatan yang dilakukan setelah
Menurut PT. Timah tbk untuk kesuksesan program Kemitraan Ekonomi strategi dan kebijakan pendampingan yang mereka gunakan berdasarkan "3S", yaitu sukses penyaluran, sukses pendampingan, sukses pengembalian. Sukses penyaluran berarti bertepatan dalam memberikan bantuan modal usaha kepada pemilik usaha kecil maupun koperasi, melalui tahap evaluasi dan dinyatakan layak dibantu. Setelah mendapat bantuan, perusahaan memastikan adanya kegiatan pendidikan dan pelatihan sehingga terwujud "sukses pendampingan". Tahapan selanjutnya adalah "sukses pengembalian" yang dicapai melalui pengawasan perkembangan mitra binaan hingga mereka mampu mengembalikan modal pinjaman dengan tepat waktu.
Akan tetapi menurut Prayogo dan Hilarius (2012) pengukuran pada tingkat keberhasilan peran korporasi dalam pengentasan kemiskinan seharusnya dilihat dalam indikator mikro, yaitu dengan melihat kebutuhan masyarakat dengan program pengentasan kemiskinan itu sendiri. Prayogo dan Hilarius (2012) dalam Atik (2015) menggunakan enam aspek penilaian efektivitas program CSR, aspek tersebut meliputi:
a. Aspek manfaat: tingkat manfaat program terhadap pemenuhan kebutuhan
dan peningkatan akses pelayanan pelayanan para penerima program berdasarkan tingkat kebutuhannya.
b. Aspek kesesuaian: tingkat kesesuaian program terhadap pemenuhan
kebutuhan dan peningkatan akses pelayanan bagi penerima berdasarkan kemampuan dan potensi lokal.
c. Aspek keberlanjutan: tingkat keberlanjutan program dapat dilakukan oleh
penerima program jika bantuan selesai atau dihentikan, baik keberlanjutan secara substansial (program) maupun secara manajemen.
d. Aspek dampak: besar (substansial) dan luasan (geografis) akibat positif yang ditularkan oleh program.
e. Aspek pemberdayaan: seberapa signifikan tingkat pemberdayaan
dirasakan penerima akibat program, baik dari segi keahlian maupun organisasi atau majanemen.
f. Aspek partisipasi: seberapa besar tingkat keterlibatan masyarakat lokal
dalam program.
Penelitian ini menggunakan variabel tingkat efektivitas menurut Prayogo dan Hilarius (2012). Terdapat 6 (enam) indikator yang dikemukakan oleh Prayogo dan Hilarius (2012), namun hanya 3 (tiga) yang digunakan yaitu (1) aspek manfaat, (2) aspek keberlanjutan dan (3) aspek pemberdayaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Atik (2015) yang menyatakan bahwa aspek dampak telah tercakup dalam aspek manfaat, kemudian aspek partisipasi juga tidak digunakan karena aspek partisipasi merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas program CSR.
Taraf Hidup
keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan masuk jenjang pendidikan, kemudahaan mendapatkan fasilitas transportasi. Selanjutnya dalam penelitian ini akan lebih di jabarkan menjadi : jenis lantai, jenis dinding, kepemilikan wc, sumber penerangan, sumber air minum, bahan bakar/energi untuk memasak, kepemilikan alat transportasi, tingkat pendapatan, tingkat pengeluaran.
Taraf hidup yang kita kenal adalah mereka yang memiliki rumah dengan fasilitas yang memadai, makan teratur dengna menu yang sehat, berpenghasilan tetap dan lain sebagainya. Banyaknya pendapat yang mendefinisikan tentang taraf hidup pada dasarnya taraf hidup adalah dapatnya seseorang atau suatu masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun tahapan yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraan taraf hidup diantaranya :
1. Adanya persediaan sumber-sumber pemecahan masalah yang dapat
digunakan. Dalam hal ini memang harus diperhatikan, dalam menyelesaikan permasalahan yang ada khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan, karena tanpa adanya sumber pemecahanmasalah maka masalah tersebut akan tetap ada.
2. Pelaksanaan usaha dalam menggunakan sumber-sumber pemecahan
masalah harus efisien dan tepat guna. Pada tahap ini kita harus dapat menyelesaikan antara masalah yang ada dengan sumber pemecahan masalah yang tepat dan dapat selesai dengan cepat.
3. Pelaksanaan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat harus bersifat demokratis. Dalam hal ini meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat lebih baik masyarakat tersebut dilibatkan langsung didalamnya.
4. Menghindarkan atau mencegah adanya dampak buruk dari usaha tersebut.
Hal ini juga harus diperhatikan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Pemenuhan kebutuhan hidup merupakan kata kuni dari kesejahteran itu sendiri , selain merujuk pada pernyatan sebelumnya menurut Yulianti (2013) taraf hidup masyarakat merupakan kondisi dimana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status sosial yang mengantarkan pada status sosial yang sama terhadap sesama warga lainnya.
Dampak Program Ekonomi CSR terhadap Taraf Hidup masyarakat
Dampak yang diberikan perusahaan terhadap masyarakat sekitar dapat kita lihat dari bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Namun pada penelitian ini peniliti lebih fokus pada bidang ekonomi. Oleh karena itu, penelitian ini melihat dampak program CSR Ekonomi terhadap taraf hidup penerima program. Program CSR khususnya program CSR Ekonomi tidak dapat berjalan tanpa adanya partisipasi dari masyarakat. Partisipasi masyarakat akan dilihat dari tingkat keterlibatan masyarakat didalamnya. Menurut Harori dan Guntoro (2014) bahwa perusahaan tidak dapat berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya, karena masyarakat menjadi kunci dari penggunaan sumber daya yang ada. Sebagai bentuk tanggung jawab pada masyarakat maka perusahaan harus memiliki program-program berkelanjutan agar kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat. Merujuk pada Susanto (2009) dalam Harori dan Guntoro (2014) perusahaan dapat melaksanakan CSR dengan memfokuskan perhatiannya pada tiga hal yaitu profit, lingkungan dan masyarakat.
Tinggi nya partisipasi dari masyarakat khusunya penerima program akan berpengaruh terhadap keberhasilan program, hal ini sesuai dengan penelitian Shabrina (2015) Tingkat efektivitas Program Kemitraan Ekonomi menunjukkan seberapa besar keberhasilan ANTAM dalam melakukan pencapaian target-target pada program. Sedangkan tingkat taraf hidup merupakan salah satu tolak ukur kesejahteraan warga Desa. Salah satu tujuan dari sebuah program ialah meningkatkan taraf hidup masyarakat yang menjadi penerima program. Oleh karena itu partisipasi masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas program agar taraf hidup masyarakat meningkat.
Menurut Arthur Dunham (1965) dalam Harori dan Guntoro (2014) kesejahteraan sosial sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan taraf hidup dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenugi kebutuhan-kebutuhan didalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar dan hubungan sosial. Merujuk pada hal tersebut maka telah jelas bahwa program CSR sangat diharapkan dapat memberikan dampak yang nyata bagi peningkatan kesjahteraan masyarakat atau taraf hidup, sesuai dengan penelitian Mapisangaka (2009) bahwa program CSR PT. BIC telah memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat Batam. Hal ini terjadi karena secara konspetual program-program CSR sudah diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan sosial seperti persoalan-persoalan vital yang di hadapi masyarakat seperti bidang agama, ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Namun, pada penelitian Siska (2013) program CSR memberikan dampak pada peneyerapan tenang kerja dan berkembangnya struktur ekonomi, seharusnya perusahaan lebih kepada peningkatan SDM di Desa Jembayan berupa bantuan pendidikan, pelatihan pemberdayaan masyarakat setempat sehingga dapat bersaing dengan masyarakat pendatan
Kerangka Pemikiran
pertumbuhan ekonomi serta membantu pengusaha kecil dan koperasi yang sudah berjalan agar dapat berkembang dan mandiri. Berhasil atau tidaknya tujuan tersebut dapat dilihat dari taraf hidup masyarakat yang berpartisipasi dalam program Kemitraan Ekonomi CSR PT. Timah yang di ukur berdasarkan indikator lalu di golongkan dalam kategori rendah, sedang, tinggi.
Partisipasi mitra binaan sebagai penerima program akan di ukur melalui Tingkat Partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1979) dalam Nasdian (2014) yaitu : (1) tingkat perncanaan, (2) tingkat pelaksanan, (3) tingkat menikmati hasil dan (4) tingkat evaluasi. Munurut Harori dan Gunarto (2014) bahwa perusahaan tidak dapat berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya karena masyarakat menjadi kunci dari penggunaan sumber daya yang ada. Sebagai bentuk tanggung jawab pada masyarakat maka perusahaan harus memiliki program-program berkelanjutan agar kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat.
Keterangan :
: Hubungan
Diguga terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan tingkat efektivitas dalam meningkatkan taraf hidup mitra binaan. Pengukuran tingkat efektivtias dalam program ini akan menggunakan tingkat efektivitas menurut Prayogo dan Hilarius (2012) yaitu : (1) aspek manfaat, yaitu : tingkat manfaat program dan peningkatan akses pelayanan para penerima program (2) aspek keberlanjutan, yaitu : Tingkat Keberlanjutan program dapat dillakukan oleh penerima jika bantuan selesai (3) aspek pemberdayaan., yaitu : Tingkat pemberdayaan dirasakan penerima akibat program.
Menurut Zadek (2000) dalam Radyati (2008) kinerja ekonomi dapat memberikan hasil dan manfaat pada aspek sosial dan lingkungan sehingga tingkat taraf hidup masyarakat dapat membaik dan hal tersebut dapat dinilai sebagai salah satu indikator perekonomian. Selanjutnya, diduga terdapat hubungan antara tingkat efektivitas dengan taraf hidup mitra binaan, yang akan diukur menurut BPS (2005) dalam Sugiharto (2007), yaitu : (1) Jenis lantai, (2) Jenis dinding, (3) Kepemilikan WC, (4) Sumber penerangan, (5)Sumber air minum, (6) Bahan bakar/energi untuk memasak, (7) Kepemilikan alat transportasi, (8) Tingkat pendapatan, (9) Tingkat pengeluaran. Hal lain yang mendukung adalah hasil penelitian Shabrina (2015) yang menyatakan bahwa tingkat efektivitas Program Kemitraan Ekonomi menunjukkan seberapa besar keberhasilan ANTAM dalam melakukan pencapaian target-target pada program. Sedangkan tingkat taraf hidup merupakan salah satu tolak ukur kesejahteraan warga Desa Bantarkaret.
Hipotesis Penelitian
1. Diduga terdapat hubungan antara tingkat partisipasi mitra binaan program
Kemitraan Ekonomi dengan tingkat efektivitas program Kemitraan Ekonomi PT. Timah.
2. Diduga terdapat hubungan antara tingkat efektivitas program Kemitraan
PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian
Pendekatan penelitian kuantitatif digunakan untuk menggali fakta, data, dan informasi dalam penelitian tentang dampak program Kemitraan Ekonomi PT. Timah terhadap taraf hidup mitra binaan. Metode penelitian yang digunakan ialah metode survei dimana kuesioner sebagai instrument utama dalam pengumpulan data yang akan di berikan pada responden. Pendekatan kuantitatif berorientasi pada data sampel di lapangan. Sampel diambil untuk mewakili keseluruhan populasi (Singarimbun dan Efendi 2012). Tujuan dari penggunaan metode survey ialah untuk menjelaskan hubungan antara tingkat partisipasi mitra binaan program Kemitraan Ekonomi CSR PT. Timah dengan tingkat efektivitas program serta hubungannya dengan taraf hidup mitra binaan program.
Selain pendekatan kuantitatif, penelitian ini didukung pula oleh data
kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap informan. Penelitian ini
juga menggunakan metode lain yaitu observasi lapang di lokasi penelitian guna meilihat fenomena yang terjadi dan juga mengkaji dokumen yang ada seperti profil perusahaan dan data monografi desa. Data kualitatif digunakan untuk mendukung dan menginterpretasi terhadap data yang di dapatkan dari pendekatan kuntitatif mengenai tingkat partisipasi mitra binaan dengan tingkat efektivitas program Kemitraan Ekonomi serta hubungannya dengan taraf hidup mitra binaan program.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai dampak program Kemitraan Ekonomi CSR PT. Timah terhadap mitra binaan program ini dilakukan di Desa Belo Laut Kecamatan
Muntok Kabupaten Bangka Barat (Lampiran 3). Pemilihan lokasi dilakukan
secara purposive (sengaja) karena beberapa pertimbangan diantaranya ialah:
1. Desa Belo Laut merupakan salah satu Desa Binaan PT. Timah potensi
lokal yang layak untuk di kembangkan serta berada di wilayah Ring I PT. Timah
2. Masyarakat Desa Belo Laut sekitar 35% memiliki usaha sendiri dengan
memanfaatkan potensi desa.
3. Desa Belo Laut memiliki Mitra Binaan PT. Timah lebih banyak
dibandingkan dengan Desa binaan lainnya
Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam waktu enam bulan, terhitung mulai Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Kegiatan dalam penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.
Teknik Pengumpulan Data
Ekonomi PT. Timah. Pengisian kuesioner dipandu oleh peneliti agar mencegah terjadinya kesalahan dalam pengisian. Kuesioner berisi variabel tingkat partisipasi mitra binaan, tingkat efektivitas dan tingkat taraf hidup mitra binaan. Data primer yang dikumpulan adalah :
1. Tingkat partisipasi mitra binaan program Kemitraan Ekonomi PT.
Timah;
2. Tingkat efektifitas program Kemitraan Ekonomi PT.Timah;
3. Tingkat taraf hidup mitra binaan dan non-mitra binaan
Selain itu data primer juga diperoleh melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan aparat desa, pendamping program Kemitraan Ekonomi di Desa Belo Laut, Kepala bidang CSR PT. Timah dan mitra binaan. Topik wawancara meliputi partisipasi mitra binaan, program Kemitraan Ekonomi PT. Timah dan taraf hidup masyarakat Desa Belo Laut. Hasil dari pengamatan dan wawancara
mendalam (Lampiran 2) dilapangan dituangkan dalam catatan harian dengan
bentuk uraian rinci dan kutipan langsung.
Tabel 3 Teknik pengeumpulan data yang digunakan dalam penelitian
No Kebutuhan Data Sumber Data
Metode
1. Gambaran program Kemitraan Ekonomi PT. Timah; 2. Gambaran umum Desa Belo Laut.
Teknik Penentuan Responden dan Informan
Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang mengikuti program Kemitraan Ekonomi CSR PT. Timah. Sampel dalam penelitian ini berujumlah 20 responden (kelompok utama), yang selanjutnya di sebut mitra binaan. Agar dapat mengkaji dampak yang berikan program maka di bandingkan dengan 27 responden yang memiliki usaha namun tidak tergabung dalam progam Kemitraan Ekonomi (kelompok kontrol), yang selanjutnya di sebut non-mitra binaan.
Gambar 2 Metode pengambilan sampel
Teknik pemilihan responden menggunakan metode pengambilan sampel Nonprobabilitas dengan jenis sampel jenuh/sensus. Pertimbangan pada metode sampling ini di karenakan responden pada penelitian ini berjumlah kurang dari 30. Selain itu juga karena responden yang memiliki usaha di Desa Belo Laut berjumlah 47, dengan rincian 20 mitra binaan program Kemitraan Ekonomi CSR PT. Timah dan 27 rumah tangga memiliki usaha tanpa bantuan dari program Kemitraan CSR PT. Timah.
Karakteristik dari mitra binaan sendiri yaitu rumah tangga yang memiliki
usaha kecil (Lampiran 4) yang tergabung dalam program, memulai usaha 10
tahun terahir dengan peminjaman minimal dimulai pada tahun 2012. Karakteristik non-mitra binaan merupakan warga masyarakat yang memiliki usaha kecil (Lampiran 4) dan memulai usaha 10 tahun terakhir.
Mitra binaan akan diberikan kuesioner sebagai instrumen pengumpan data. Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, kuesioner telah diuji reliabilitas dan validitasnya. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka deperoleh nilai alpha sebagai berikut :
Tabel 4 Uji Statistik Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
0.737 42
Aturan dalam penentuan nilai alpha yaitu jika nilai alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna, jika nilai alpha 0.70 < alpha < 0.90, maka reliabilitas tinggi, jika nilai alpha 0.70 < alpha < 0.5 maka reliabilitas moderat, dan jika nilai alpha <0.5 maka reliabilitas rendah. Tabel hasil uji reliabililitas pada kuesioner
Populasi:
Mitra binaan program Kemitraan Ekonomi
PT. Timah
Survei
sampel jenuh/sensus
20 orang (mitra binaan) 27 (non-mitra
penelitian ini menunjukkan angka 0.737 artinya kuesioner memiliki reliabilitas moderat.
Pihak yang memberikan keterangan mengenai dirinya sendiri, keluarga, pihak lain, atau lingkungannya disebut dengan informan. Pemilihan informan dilakukan secara sengaja (purposive) dan jumlahnya tidak ditentukan. Keberadaan informan ini menjadi penting karena keterangan yang dimiliki tersebut akan sangat membantu proses penelitian yang telah dilakukan. Setelah didapatkan beberapa informan, teknik selanjutnya yang digunakan adalah teknik bola salju
(snowball). Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa, Kepala PKBL
CSR PT. Timah, Pendamping lapang Program Kemitraan Ekonomi di Desa Belo Laut dan Mitra Binaan program Kemitraan Ekonomi PT. Timah.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data kuantitatif dan data kualitatif merupakan dua jenis data dalam peneliain ini yang akan diolah dan dianalisis. Data kuantitatif akan diolah
menggunakan software Microsoft Excel 2013 dan SPSS (Statistical Program for
Social Sciences) for Windows versi 23.0. Hubungan antara dampak program Kemitraan Ekonomi CSR PT. Timah yang dilihat dari partisipasi dan efektivitas
program terhadap taraf hidup mitra binaan akan di uji menggunakan Rank
Spearman untuk mengukur hubungan antar dua variabel berskala ordinal. Signifikasi menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antar variabel yang
diketahui apabila nilai sig (2-tailed) kurang dari nilai alpha. Kekuatan hubungan
atau kekuatan signifikasi diketahui dari nilai Corelation Coefficient dengan
kriteria sebagai berikut (Lubis 2013 dalam Atik 2015):
a. +0,70 – +ke atas : hubungan positif yang sangat kuat
b. +0,50 – +0,69 : hubungan positif yang mantap
c. +0,30 – +0,49 : hubungan positif yang sedang
d. +0,10 –+0,29 : hubungan positif yang tak berarti
e. -0,00 – -0,09 : hubungan negatif yang tak berarti
f. -0,01 – -0,29 : hubungan negatif yang rendah
g. -0,30 – -0,49 : hubungan negatif yang sedang
h. -0,50 – -0,69 : hubungan negatif yang mantap
Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan skala pengukurannya. Variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tingkat Partisipasi
Partisipasi mitra binaan merupakan peran serta mitra binaan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, memperoleh hasil dan evaluasi dari program Kemitraan Ekonomi PT. Timah. Tingkat partisipasi mitra binaan merujuk pada tingkat partisipasi Cohen dan Uphoff (1979) dalam Nasdian (2014) yaitu : (1) tingkat perencanaan, (2) tingkat pelaksanaan, (3) tingkat manfaat hasil dan (4) tingkat evaluasi program. Jika diklasifikasikan bedasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka total skor tingkat partisipasi mitra binaan dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
Rendah : 24-27
Sedang : 28-30
Tinggi : 31-38
Tabel 5 Definisi operasional tingkat partisipasi
No Indikator Definisi
No Indikator Definisi
Efektivitas merupakan penilaian mitra binaan terhadap tingkat keberhasilan program dalam mempengaruhi peningkatan taraf hidup mitra binaan. Menurut Prayogo dan Hilarius (2012) teradapat enam aspek untuk mengukur efektivitas, namun pada penelitian ini hanya di gunakan 3 aspek yang mejadi indikator yaitu tingkat manfaat, tingkat keberlanjutan dan tingkat keberdayaan hasil dari pendampingan. Jika diklasifikasikan bedasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka total skor tingkat partisipasi mitra binaan dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
Rendah : 71-79
Sedang : 80-85
Tinggi : 86-96
Tabel 6 Definisi Operasional Efektivitas Program
No Indikator Definisi
Tingkat taraf hidup merupakan variabel untuk mengukur kondisi masyarakat dengan melihat aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan mitra binaan. Jika diklasifikasikan bedasarkan total jumlah indikator yang digunakan, maka total skor tingkat partisipasi mitra binaan dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
Rendah : 20-28
Sedang : 29-32
Tinggi : 33-40
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai gambaran umum Desa Belo Laut Kecamtan Muntok Kabupaten Bangka Barat yang akan dibagi menjadi beberapa sub bab. Sub ban tersebut ialah kondisi geografis, kondisi sosial dan kondisi ekonomi.
Kondisi Geografis
Desa Belo Laut merupakan salah satu desa binaan CSR PT. Timah yang berada di Ring I dan teletak di Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Secara administratif Jarak Desa Belo laut dengan Ibu Kota Kecamatan sekitar 4 km, jarak dengan Pemerintahan Kabupaten Bangka Barat sekitar 12 km dan jarak dengan ibukota provinsi sejauh 145 km. Tidak terdapat angkutan umum dari Desa Belo laut sehingga akses masyarakat terhadap fasilitas umum di ibu kota kabupaten harus menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi.
Batas-batas wilayah Desa Belo Laut ialah (1) sebelah utara berbatasan dengan Desa Air Belo, (2) sebelah selatan berbatasan dengan Selat Bangka, (3) sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sungai Baru, (4) sebelah barat berbatasan dengan Desa Kundi. Luas wilayah Desa Belo Laut seluas 30.657 ha.
Sebesar 35.9% lahan di Desa Belo Laut merupakan lahan hutan yang sebagian besar digunakan untuk menambang timah oleh masyarakat yang bermata pencaharian sebagai penambang timah. Namun, masyarakat yang menjadi penambang timah kebanyakan merupakan penambang timah ilegal karena tidak ada izin usaha tambang di lahan tersebut. Penambang timah ilegal biasa menambang di hutan wilayah operasional milik PT. Timah yang telah di reklamasi. Kini penambang timah ilegal sulit untuk menambang di kawasan tersebut karena PT. Timah lebih tegas dalam melindungi kawasan tambangnya. Selain itu, kandungan timah pun kini sudah jarang ada. Hal ini sesuai dengan menuturan salah seorang informan, sebagai berikut :
“…lah dak pacak agik dek, sekarang ge mun nak nambang payah. PT. Timah sekarang lah ketat dek, udah ee mane ade agik timah di sini nih…” Bapak TDY, 34 tahun
Desa Belo Laut juga memiliki pantai (27.6%) sehingga sebagian besar mayarakat bermata pencaharian sebagai nelayan. Pada awalnya, nelayan di Desa Belo Laut dapat menangkap ikan hanya dengan menggunakan sampan, namun karena mulai banyaknya kapal keruk maka kini para nelayan harus menangkap
ikan menggunakan perahu kayu atau menggunakan speed boat agar dapat
menangkap ikan di perairan luar pantai. Kapal keruk yang berada di pesisir pantai Desa Belo Laut merupakan milik PT. Timah, perusahaan mitra PT.Timah dan milik swasta. Keberadaan kapal hisap ini membuat para nelayan sulit mendapatkan ikan, karena wilayah izin usaha sering di abaikan, sehingga wilayah tangkap nelayan untuk mendapatkan ikan berkurang.
Tabel 8 Luas dan presentase menurut lahan di Desa Belo Laut tahun 2015
No Lahan Luas (Ha) %
1. Sawah 63 0.20
2. Ladang 160 0.52
3. Perkebunan 9.252 30.2
4. Hutan 10.985 35.9
5. Tanah Kas Desa 1.750 5.72
6. Pesisir Pantai 8.447 27.6
Total 30.594 100.0
Sumber : Data Monografi Desa Belo Laut tahun 2015
Luas wilayah Desa Belo Laut 30.594 ha dengan jumlah penduduk 12.282 orang tersebar dalam 7 dusun dan 29 RT. Jarak dari satu dusun dengan dusun lainnya cukup jauh dan sulit di akses, karena belum adanya kendaraan umum yang menjangkau dusun-dusun di Desa Belo Laut. Jumlah dusun dan RT di Desa Belo Laut akan disajikan pada Tabel 9.
Table 9 Jumlah RT menurut Dusun di Desa Belo Laut tahun 2015
No Dusun RT
1. Dusun 1 4
2. Dusun 2 8
3. Dusun 3 2
4. Dusun 4 3
5. Dusun 5 3
6. Dusun 6 3
7. Dusun 7 6
Total 29
Sumber : Data Monografi Desa Belo Laut tahun 2015
Dusun 1 hingga dusun 5 merupakan daerah dengan topologi desa pesisir pantai, hutan, ladang dan perkebunan sawit, lada dan karet. Sehingga mitra binaan yang berada di dusun-dusun tersebut memiliki mata pencaharian ganda seperti mejadi buruh sawit, nelayan dan penambang timah. Sedangkan dusun 6 dan dusun 7 merupakan dusun yang berada di pinggiran Kabupaten sehingga sebagian besar mitra binaan disana memiliki usaha tanpa memanfaatkan hasil alam setempat, misalnya toko pakaian, kue tradisional, peternakan dan toko sembako.
Kondisi Sosial
Table 10 Jumlah dan presentase penduduk berdasarkan kelompok usia Desa Belo Laut tahun 2015
No Kelompok Usia Ʃ (orang) %
1. Non produktif muda
(<17 tahun)
3.800 30.9
2. Produktif (17-64tahun) 5.970 48.6
3. Non produktif tua (>64 tahun)
2.512 20.4
Total 12.282 100.0
Sumber : Data Monografi Desa Belo Laut tahun 2015
Tabel 10 menunjukan bawa dari 12.282 penduduk Desa Belo Laut sebanyak 48.6% termasuk kedalam kelompok usia produktif. Sebanyak 30.9% merupakan penduduk usia non prodtif muda yaitu bayi, balita dan pelajar/mahasiswa, sedangkan sebanyak 20.4% penduduk usia non produktif tua yaitu orang tua/jompo yang sudah tidak memiliki pendapatan atau tinggal bersama dengan anak-anak mereka. Tingkat pendidikan Desa Belo Laut sebagian besar merupakan lulusan SMP. Rincian jumlah penduduk Desa Belo Laut berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2015 disajikan pada Tabel 11.
Table 11 Jumlah dan presentase penduduk Desa Belo Laut berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2015
No Tingkat Pendidikan Ʃ (orang) %
1. Sekolah Dasar/Sederajat 155 12.4
2. SMP/Sederajat 315 25.3
3. SMA/Sederajat 250 20.1
4. Akademi/D1-D3 137 11.0
5. Strata I 20 1.6
6. Tidak lulus 234 18.8
7. Tidak bersekolah 130 10.4
Total 1241 100.0
Sumber : Data Monografi Desa Belo Laut tahun 2015 (sudah diolah)
Berdasarkan Tabel 11 menunjukan bahwa penduduk Desa Belo Laut sebesar 25.3% lulusan SMP, hal ini menunjukan bahwa pendidikan masyarakat Desa Belo Laut masih rendah. Penduduk yang berhenti sekolah pun terbilang cukup banyak. Data tersebut sesuai dengan pemaparan salah satu masyarakat di Desa Belo Laut, sebagai berikut :
Etnis yang ada di Desa Belo Laut yaitu etnis Melayu dan etnis Cina. Walaupun demikian, jarang terjadi konflik antar etnis tersebut. Agama yang menjadi mayoritas di Desa Belo Laut yaitu agama Islam karena struktur penduduk Desa Belo Laut yang didominasi oleh etnis Melayu. Selain agama Islam, masyarakat yang beretnis Cina banyak menganut agama Katolik, Kristen dan Tionghoa. Hal ini juga dapat dilihat dari Tabel 12 mengenai jumlah prasarana ibadah di Desa Belo Laut.
Table 12 Jumlah prasarana ibadah Desa Belo Laut tahun 2015
No Prasarana Ibadah Ʃ (unit)
1. Mesjid 10 unit
2. Musholah 4 unit
3. Gereja -
4. Pura 1 unit
5. Vihara -
6. Klenteng -
Total 15 unit
Sumber : Data Monografi Desa Belo Laut tahun 2015
Walaupun masih minimnya prasaranan ibadah bagi umat Katolik dan Tionghoa, namun kerukunan di antara mereka sangat melekat. Selain itu pemakaman bagi umat Islam, Katolik dan Tionghoa berada di wilayah yang bedekatan sehingga mereka terbiasa untuk saling bertoleransi di antara masyarakat dengan latar belakangan etnis dan agama yang berbeda. Hal ini sesuai dengan penuturan salah seorang informan, yaitu :
“...alhamdulillah kalo disini nih akur-akur dek. Mun bejual ge macem tu lah, barang ge ken kalo rezeki tu lah ade yang atur...” TDY, 34 tahun
Terdapat 20 mitra binaan program Kemitraan Ekonomi, jumlah mitra
binaan yang menjadi pensiunan atau kerabat PT.Timah yaitu 10 orang (Lampiran
4). Mereka yang memiliki akses lebih dekat dengan PT.Timah kebanyakan
memperoleh informasi lebih cepat. Selain itu mereka memiliki produksi penjulaan yang lebih stabil, karena jika ada rapat atau acara pasti akan memesan makan berat atau kue pada mitra binaan tersbut. Hal ini sesui dengan penuturan salah seorang dari mitra binaan, sebagai berikut :
“...Kalo ibu ni, hampir tiap minggu lah dapet pesenan dari PT.Timah kalo ade rapat-rapat juga pesen e dari ibu lah. Orang sane lah percaya kek ibu, ape agik ken ibu ni mitra binaan ee terus Bapak ge agik begawe disane dek mane dekat pula kan dari kantor...” Ibu NMI, 56 tahun
Kondisi Ekonomi
Sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Belo Laut adalah nelayan. Karena sebagian besar wilayah Desa Belo Laut berada di pesisir pantai tepatnya pada Dusun 1, Dusun 2, Dusun 3, Dusun 4 dan Dusun 5, sedangkan Dusun 6 dan Dusun 7 berada di pinggir ibukota kabupaten. Rincian mata pencaharian penduduk di Desa Belo Laut pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 13.
Table 13 Jumlah dan presentase penduduk menurut mata pencaharian di Desa Belo Laut tahun 2015
No Mata Pencaharian Ʃ (orang) %
1. Petani 250 18.7
2. PNS 115 8.6
3. Nelayan 640 47.9
4. Peternak 75 5.6
5. Pengusaha kecil dan
menengah 242 18.1
6. Pengrajin 12 0.8
Total 1334 100.0
Sumber : Data Monografi Desa Belo Laut tahun 2015
Berdasarkan Tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas masyarakat Desa Belo Laut berprofesi sebagai nelayan, karena sebagian besar Desa Belo Laut berada di wilayah pesisir pantai . Selanjutnya, mata pencaharian yang menduduki posisi kedua yaitu petani. Petani di desa ini merupakan petani karet, sawit dan lada. Sebagian besar penduduk Desa Belo Laut memiliki perkebunan karet, sawit dan lada sendiri untuk mata pencahian sehari-hari atau sebagai mata pencaharian disamping menjadi nelayan atau pemilik usaha. Hal ini sesuai dengan penuturan salah seorang mitra binaan, yaitu sebagai berikut :
“… bapak nih, dak jadi apelah kalo cuma ngandel dari toko ni jak lah. Orang timah ge dak kawah berek pinjeman kalo cuma dari timah, ni ken ketolong dari hasil kebun ni lah…” Bapak RDW, 38 tahun
Masyarakat yang menjadi pengusaha kecil dan menengah berada pada
Ikhtisar
Desa Belo Laut merupakan salah satu Desa Binaan program Kemtiraan Ekonomi PT. Timah dengan jumlah mitra binaan terbanyak. Desa Belo laut juga memiliki tipologi wilayah yang beragam, karena letaknya berada di dataran rendah, pesisir pantai, kawasan gambut, daerah yang di aliri sungai serta berada di bantaran sungai. Luas wilayah Desa Belo Laut 30.657 ha dengan jumlah penduduk 12.282 orang tersebar dalam 7 dusun dan 29 RT. Jarak dari satu dusun dengan dusun lainnya cukup jauh dan sulit di akses, karena belum adanya kendaraan umum yang menjangkau dusun-dusun di Desa Belo Laut.
Berdasarkan data kependudukan dari Desa Belo Laut jumlah penduduk desa sebanyak 12. 282 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 4.387 KK. Jika di lihat dari jenis kelamin terdapat 6.000 jiwa jenis kelamin laki-laki dan 6.282 jiwa jenis kelamin perempuan. Penduduk Desa Belo Laut sebagian besar lulusan SMP, hal ini menunjukan bahwa pendidikan masyarakat Desa Belo Laut masih rendah. Penduduk yang berhenti sekolah pun terbilang cukup banyak. Etnis yang ada di Desa Belo Laut yaitu etnis Melayu dan etnis Cina. Walaupun demikian, jarak terjadi konflik yang terjadi antar etnis tersebut. Agama yang menjadi mayoritas di Desa Belo Laut yaitu agama Islam karena struktur penduduk Desa Belo Laut yang didominasi oleh etnis Melayu. Selain agama Islam, masyarakat yang beretnis Cina banyak menganut agama Katolik, Kristen dan Tionghoa.
GAMBARAN PROGRAM KEMITRAAN EKONOMI
PT. TIMAH
Visi dan Misi PT. Timah
Berdasarkan infomasi dari website PT. Timah, visi dari perusahaan yang berdomisili di Pangkal Pinang ini yaitu “Menjadi Perusahaan pertambangan terkemuka di dunia yang ramah lingkungan". Misi PT. Timah sendiri terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Membangun sumber daya manusia yang tangguh, unggul dan bermartabat
2. Melaksanakan Tata Kelola Penambangan yang baik dan benar
3. Mengoptimalkan nilai perusahaan dan kontribusi terhadap Pemegang Saham
serta tanggung jawab sosial
Selain visi dan misi, PT. Timah memiliki lima nilai yang menjadi pondasi perusahaan yaitu :
1. Integritas yaitu Memiliki kejujuran, tanggung jawab dan konsisten terhadap
semua tindakan dalam mencapai tujuan perusahaan
2. Komitmen yaitu Mampu memenuhi kesepakatan dan janji dengan penuh
tanggung jawab
3. Terbuka yaitu Mudah menerima masukan dan mampu menyesuaikan diri
terhadap setiap perubahan lingkungan yang terjadi
4. Rasional yaitu Mampu melakukan kegiatan secara terencana, teratur dan
penuh pertimbangan serta perhitungan yang matang.
5. Visioner yaitu Kemampuan berinovasi dan melihat jauh ke depan tanpa
dibatasi ruang dan waktu.
Penghargaan PT. Timah
PT.Timah merupakan perusahaan Timah satu-satunya di Indonesia, maka sudah sewajarnya selalu berusaha menjadi perusahaan yang memberikan dampak besar terhadap masyarakat Indonesia. Hal itu terbukti dengan penghargaan-penghargaan yang telah diraih oleh PT. Timah dalam waktu 5 tahun belakangan ini. Penghargaan-penghargaan yang telah di raih PT. Timah yaitu :
1. BUMN Marketing Award 2013 : Silver Winner
2. CGPI Award 2014 : Trusted Company
3. IICD Award 2014 : Best Role of Stakeholders
4. Indonesia Sustainability Reporting Award 2010 : Indonesia Sustainability
Reporting Award 2010 kategori A untuk perusahaan pertanian, pertambangan, dan industri kimia serta Best Sustainability Reporting on Website
5. Indonesia Sustainability Reporting Award 2011 : PT Timah (Persero) Tbk
Menerima kembali penghargaan Penganugerahan ISRA 2011 untuk kategori " Commendation For First Time Integrated Reporting" dari NCSR (National Center For Sustainability Reporting), Rabu, Tgl 21 Desember 2011 di Hotel Mulia, Jakarta
6. Penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan Tahun 2011 PT Timah (Persero)
Peduli Pendidikan Tahun 2011 kepada PT Timah (Persero) Tbk untuk kategori BUMN / CSR, Senin (12/12/11) di Gedung D Kemdikbud, Jakarta
7. PT Timah Industri Raih Zero Accident Award 2012 : Berdasarkan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER-01/ MEN / I / 2007, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi memberikan penghargaan Zero Accident Award 2012 kepada 739 Perusahaan. Dari 739 perusahaan tersebut, salah satunya diberikan kepada PT Timah Industri di Cilegon atas prestasinya melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja yang mencapai 216.150 jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja.
8. Social Business Innovation Award 2013 : Award Winner
9. SRA Award 2012 : Best CSR Disclosure in Annual Report
10. SRA Award 2013 : Best CSR Disclosure in Website
11. SRA Award 2014 : Best CSR Report on Annual Report
12. The 3rd IICD Conference and Award 2011 : PT Timah (Persero) Tbk meraih
penghargaan "The Best Disclosure and Transparancy" dalam ajang The 3rd IICD Conference and Award 2011 di Hotel Le Meridien Jakarta.
13.Timah Raih CIO Awards 2012 Dan 2011 : PT Timah (Persero) Tbk Meraih
penghargaan " CIO 100 Listing 2012 dan The Index 2011" untuk kategori dibidang Teknologi Informasi.
14.Web BUMN Award 2013 : Reader Choice of BUMN Website
15.Penghargaan Peringkat I Tingkat Provinsi Bangka Belitung dalam Bidang
Pengelolaan Keselamatan Pertambangan Periode 2015 Provinsi Bangka Belitung
16.Anugerah Citra Indonesia Kategori The Best Improvement Manufacturing
Company Of The Year- Anugerah Citra Indonesia
17.Indonesia Good Corporate Governance Award 2015 Kategori Sektor
Pertambangan Dengan Score A (Excellent)
18.Majalah Economic Review dan IPMI International Business School
19.Obsession Aw ard 2015 Kategori “Best St ate Owned Companies Achievers Sub Category Mining & Energy” Obsession Media Group (OMG)
20.The ASEAN Outstanding Engineering Achievement Aw ard for Year 2015
Conference of ASEAN Federation of Engineering Organization
21.Asia Pacific Entrepreneurship Aw ards (APEA ) 2015 Kategori “For Outstanding & Exemplary Achievements in Entrepreneurship” Asia Pacific Entrepreneurship Awards (APEA)
Struktur Organisasi PT. Timah
Dikutip dari website PT. Timah, Gambar 3 dibawah ini merupakan struktur organisasi PT. Timah :
Gambar 3 Struktur Organisasi PT.Timah
(Sumber : Laporan kinerja PKBL PT. Timah tahun 2012)