• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Menonton Film Di Bioskop (Studi Kasus Pada Film Filosofi Kopi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Menonton Film Di Bioskop (Studi Kasus Pada Film Filosofi Kopi)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAURAN PEMASARAN YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN

DALAM MENONTON FILM DI BIOSKOP

(Studi Kasus Pada Film Filosofi Kopi)

IRMA AULIYAH BISMARK

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Menonton Film di Bioskop (Studi Kasus pada Film Filosofi Kopi) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2016

Irma Auliyah Bismark

(4)

ABSTRAK

IRMA AULIYAH BISMARK. Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Menonton Film di Bioskop (Studi Kasus pada Film Filosofi Kopi). Dibimbing oleh JONO M. MUNANDAR.

Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah untuk menganalisis pengaruh produk, harga, promosi, tempat, proses, orang dan bukti fisik (bauran pemasaran) terhadap keputusan konsumen dalam menonton film di bioskop. Selanjutnya untuk mengetahui sub variabel apakah yang paling berpengaruh dalam keputusan konsumen dalam menonton film di bioskop. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September hingga November 2015. Data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan dari hasil wawancara lalu diolah menggunakan alat analisis Structural Equation Modeling (SEM) melalui pendekatan Partial Least Square (PLS). Berdasarkan hasil dari penelitian terdapat dua sub faktor yang mempengaruhi responden secara positif dan signifikan yaitu sub faktor produk dan sub faktor tempat. Secara keseluruhan dari bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menonton film di bioskop ini adalah 41.5%.

Kata kunci : Bauran Pemasaran, Film, Keputusan Konsumen, Structural Equation Modeling (SEM).

ABSTRACT

IRMA AULIYAH BISMARK. Marketing Mix Affecting Costumers’ Decision toward Watching Movie in Cinema (Study case of Filosofi Kopi Movie). Supervised by JONO M. MUNANDAR.

The aim of this study is to analyze the effect of product, price, promotion, place, process, people and physical evidence (marketing mix) toward consumer’ decision in watching movie in cinema. Furthermore, it is also to determine which sub-factor is the most influential toward consumer decisions in watching movie in cinema. The research was conducted from September until November 2015. The data that used in this research is primary data that obtained through interviews and processed using Structural Equation Modeling (SEM) as analysis tool through Partial Least Square (PLS) approach. Based on the results of the research, there are two sub-factors affecting the respondents positively and significantly, those are product and place. Overall, marketing mix factors affect consumer’ decisions in watching movie in cinema by 41.5%.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

BAURAN PEMASARAN YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM

MENONTON FILM DI BIOSKOP

(Studi Kasus Pada Film Filosofi Kopi)

IRMA AULIYAH BISMARK

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2015 ini ialah Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Menonton Film di Bioskop (Studi Kasus pada Film Filosofi Kopi). Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah untuk menganalisis pengaruh produk, harga, promosi, tempat, proses, orang, bukti fisik (bauran pemasaran) terhadap keputusan konsumen dalam menonton film di bioskop. Selanjutnya untuk mengetahui sub variabel apakah yang paling berpengaruh dalam keputusan konsumen dalam menonton film Filosofi Kopi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar M.Sc selaku pembimbing, beserta Bapak Ir. Pramono Djoko Fewidarto, MS dan Bapak Drs. Edward H. Siregar SE MM selaku penguji yang telah banyak memberi saran dan masukan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, adik-adik serta seluruh keluarga besar rumah gadang, TacPlus, alif lam mim, IKMS, PCH, MAN48 serta sahabat-sahabat atas segala doa dan dukungannya. Tak lupa juga untuk para responden dan pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Januari 2016

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

Bauran Pemasaran Dalam Jasa 3

METODE 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 14

SIMPULAN DAN SARAN 23

Simpulan 23

Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

LAMPIRAN 28

(10)

DAFTAR TABEL

1 Data jumlah penonton film Indonesia 2

2 Penelitian terdahulu 5

3 Variabel analisis dan indikator 8

4 Karakteristik responden 14

5 Hasil penilaian kriteria dan standar nilai mode reflektif 19

6 Nilai analisis inner model 20

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik Jumlah Perolehan Penonton Film Peraih Peringkat Pertama

Penonton Box Office Nasional (2010-2014) 1

2 Tahapan penelitian 7

3 Model awal penelitian 16

4 Model akhir penelitian 17

5 Bootstrapping 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil uji reliabilitas 28

2 Hasil uji validitas 28

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk hidup memiliki hasrat atau keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di antaranya kebutuhan rohani. Jika kebutuhan ini terpenuhi, akan membuat manusia secara batiniah terpuaskan, senang dan bahagia. Salah satu dari dari kebutuhan rohani ini adalah hiburan, yang bertujuan untuk memperoleh rasa nyaman, senang serta tenang setelah melakukan berbagai pekerjaan selama menjalani kehidupan sehari-hari. Bermacam-macam jenis hiburan di antaranya, yang sangat digemari masyarakat adalah menonton film. Film yang berkualitas tidak hanya dipandang sebagai hiburan, tetapi menjadi sebuah karya yang mengandung harapan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat moderen akan pengetahuan, ilmu budaya, motivasi hidup dan lain sebagainya.

Film sendiri dilihat dari sisi produsen film, utamanya dihasilkan dan dipasarkan melalui pihak distributor film dengan tujuan akhirnya ditayangkan di bioskop. Bioskop merupakan tempat rekreasi bagi masyarakat di mana film akan dikonsumsi oleh konsumen akhir. Di bioskop pada umumnya, terdapat lebih dari satu judul film yang diputar. Di sinilah pada akhirnya sebuah film harus bersaing dengan berbagai judul film lainnya untuk dipilih masyarakat yang berlaku sebagai konsumen akhir dengan cara memutuskan untuk membeli tiket pertunjukkan dari berbagai judul film sesuai keinginan mereka. Di Indonesia, hampir semua kalangan masyarakat menggemari film. Mulai dari kalangan anak-anak, remaja, hingga dewasa. Usia ini dapat dijumpai dari penonton film. Mulai dari film nasional hingga film impor sesuai dengan keinginan mereka.

Kondisi film Indonesia untuk saat ini terus berkembang dan memiliki kemajuan. Menurut data penonton yang penulis ambil dari tahun 2010-2014 setiap tahunnya rata-rata film Indonesia berhasil menarik lebih dari 1 juta penonton. Untuk film peraih peringkat pertama setiap tahunnya.

Gambar 1 Grafik Jumlah Perolehan Penonton Film Peraih Peringkat Pertama Penonton Box Office Nasional (2010-2014)

(12)

2

Tabel 1 Data jumlah penonton film Indonesia

Tahun Judul Film Jumlah Penonton (juta)

2010 Sang Pencerah 1.2

2011 Surat Kecil Untuk Tuhan

0.7

2012 Habibie dan Ainun 4.4

2013 Tenggelamnya Kapal Van der Wijk

1.7

2014 Comic 8 1.6

Sumber : Data jumlah penonton film Indonesia (http://filmindonesia.co.id)

Data yang diambil pada tahun 2015, menunjukkan bahwa pada tahun 2012 merupakan penjualan tiket terbanyak di lima tahun terakhir ini. Tiga peringkat atas dengan jumlah penonton terbanyak pada tahun 2012 ini adalah Habibie & Ainun yang berhasil meraih 4.4 juta penonton, di bawah nya ada film 5 cm dengan jumlah penonton sebesar 2.3 juta, serta di peringkat tiga ada film The Raid dengan jumlah penonton sebesar 1.8 juta.

Kesuksesan yang diraih oleh ketiga film tersebut tentu dengan persiapan yang baik. Dalam konsep pemasaran, salah satu cara pencapaian tujuan perusahaan tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih baik dari pada pesaing (Kotler dan Amstrong 2008). Pemasaran film memang menjadi salah satu yang wajib diperhatikan oleh para pembuat film beserta produsennya, karena film dibuat untuk menyampaikan sesuatu kepada penontonnya. Setiap film mempunyai tujuan tersendiri untuk apa film itu dibuat. Dari tujuan itu, akan didapatkan cara untuk memasarkannya. Hal apakah yang menjadi pertimbangan penonton dalam menonton film di bioskop. Menurut buku pemasaran jasa yang ditulis oleh Lovelock, et al (2010), menyebutkan ada 7P dalam bauran pemasaran jasa, di antaranya produk, harga, tempat, promosi, proses, orang serta bukti fisik. Apakah 7P tersebut berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam menonton film di Bioskop? Maka melalui penelitian inilah akan kita bahas.

Pada tahun 2015 ini banyak bermunculan film Indonesia yang berkualitas, salah satunya film Filosofi Kopi. Film ini menceritakan tentang dua anak muda pemilik kedai kopi yang hampir bangkrut. Suatu hari ada seorang pria kaya berkunjung ke kedai kopi “Filosofi Kopi” dan menantang mereka untuk membuat racikan seenak mungkin agar kedai kopi terselamatkan. Perjalanan mereka untuk menemukan racikan kopi berkualitas membawa mereka sampai mengunjungi petani kopi secara langsung dan melihat bagaimana pengolahan kopi yang baik. Penulis tertarik dengan film ini, dikarenakan sangat jarang film Indonesia yang mengangkat tema yang berhubungan dengan pertanian. Pada film ini mereka sedikit banyaknya membahas kopi. Berdasarkan kondisi tersebut, penulis memiliki niat untuk melakukan studi tentang “Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Menonton Film di Bioskop (Studi Kasus Pada Film Filosofi Kopi)”

Perumusan Masalah

(13)

3 keputusan penonton dalam menonton film di bioskop?; (3) Faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan penonton dalam menonton film di bioskop?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis karakteristik penonton film Filosofi Kopi; (2) Menganalisis pengaruh produk, harga, promosi, tempat, proses, kapasitas produktif, orang, bukti fisik, kualitas dan kapasitas terhadap keputusan dalam menonton film di bioskop; (3) Mengetahui faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan penonton dalam menonton film di bioskop.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini : (1) Bagi pelaku industri perfilman diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pembuat film, produsen, hingga distributor film untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan dalam menonton film di bioskop; (2) Bagi akademisi diharapkan agar bermanfaat dalam ilmu perilaku konsumen dalam mengambil keputusan; (3) Bagi pembaca diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Jakarta dan Bogor. Penulis memfokuskan pada kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menonton film di bioskop. Faktor-faktor yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah produk, harga, tempat, promosi, proses, orang/SDM, dan bukti fisik.

TINJAUAN PUSTAKA

Bauran Pemasaran Dalam Jasa

Menurut Lovelock, et al (2010) mengatakan ketika mengembangkan strategi untuk barang manufaktur, pemasar biasnya mengacu pada empat elemen dasar strategis: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).

(14)

4

Product (Produk)

Menurut Lovelock, et al (2010) sebuah produk jasa terdiri dari seluruh elemen pemberian layanan, baik berwujud maupun nirwujud, yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Dalam merancang konsep sebuah layanan, proposisi nilai harus mencakup dan menyatukan tiga komponen: (1) produk inti, (2) produk tambahan dan (3) proses penghantaran.

Price (Harga)

Menurut Lovelock, et al (2010) harga itu mengenai berapa nilai yang dikenanakan atas unit jasa tertentu pada waktu tertentu. Landasan strategi penetapan harga adalah tiga kaki dalam penetapan harga tripod: (1) biaya yang harus ditutup perusahaan menentukan harga minimum atau dasarnya, (2) persepsi nilai pelanggan atas tawaran jasa menentukan harga maksimum atau plafonnya, (3) harga yang dikenakan dalam jasa pesaing menentukan, antara kisaran harga dasar dan plafon, berapa harga yang bisa ditentukan.

Place (Tempat)

Place dapat memiliki arti yang berbeda, pada unit usaha yang memproduksi barang, place berarti saluran distribusi dari barang yang diproduksi agar sampai ke tangan konsumen. Namun bagi unit usaha yang memproduksi jasa, place berarti tempat yang digunakan untuk menyampaikan jasa kepada konsumen sebagai tujuan akhir dari jasa yang disediakan. Menurut Lovelock et al (2010), place (tempat pelayanan) merupakan keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.

Promotion (Promosi)

Menurut Lovelock, et al (2010), promosi dalam 7P membutuhkan penekanan yang sedikit berbeda ketimbang strategi komunikasi yang digunakan dalam pasar barang. Tugas komunikasi yang dihadapi para pemasar jasa antara lain menekankan petunjuk yang sifatnya berwujud bagi jasa yang sulit dievaluasi, menjelaskan sifat dan rentetan dari pelaksanaan layanan, menyoroti kinerja dari personel yang berhubungan dengan pelanggan, dan mengedukasi pelanggan mengenai bagaimana berpastisipasi secara efektif dalam penghantaran jasa.

Process (Proses)

Menurut Lovelock, et al (2010), proses menggambarkan metode dan rentetan waktu di mana sistem operasi jasa bekerja dan merinci bagaimana mereka berkaitan satu sama lain untuk menciptakan tawaran nilai (value proposition) yang dijanjikan kepada pelanggan.

People (Orang/SDM)

Pegawai yang bekerja di dalam pekerjaan yang berhadapan dengan pelanggan menjadi input utama dalam menghantarkan keunggulan layanan dan keunggulan bersaing. (Lovelock, et al. 2010).

Physical Evidence (Bukti Fisik)

(15)

5 mengurangi) kepuasan pelanggan, khususnya pada jasa dengan tingkat kontak yang tinggi dan melibatkan manusia dalam prosesnya. (Lovelock, et al. 2010).

Keputusan Konsumen

Menurut Peter Dan Olson (2013), pengambilan keputusan konsumen adalah proses integrasi yang digunakan untuk mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya. Sedangkan Kotler dan Armstrong (2008), menyebutkan bahwa proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu:

1. Pengenalan Kebutuhan

Tahap pertama proses keputusan pembeli, di mana konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan

2. Pencarian Informasi

Tahap proses keputusan pembeli di mana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif.

3. Evaluasi Alternatif

Tahap proses keputusan pembeli di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli. 5. Perilaku Pasca-pembelian

Tahap proses keputusan pembeli di mana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

Definisi Film

Menurut UU nomor 33 tahun 2009, tentang perfilman, film adalah sebuah karya seni budaya yang merupakan suatu pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. (UU Nomor 33 tahun 2009, tentang perfilman)

Penelitian Terdahulu

Tabel 2 Penelitian terdahulu No Pengarang (Tahun

Penelitian)

Alat Analisis Hasil Penelitian

1 R.Rakhmat Saleh S (2013) Analisis deskriptif dan analisis faktor

(16)

6

Tabel 2 Penelitian terdahulu (Lanjutan) No Pengarang (Tahun

Penelitian)

Alat Analisis Hasil Penelitian 2 Afmagama (2010) Analisis faktor

dan analisis

crosstab dengan

uji chi-square

Hasil analisis faktor untuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen terdapat empat faktor yang terbentuk yaitu faktor internal, eksternal, motivasi dan sikap. Sedangkan hasil analisis faktor untuk atribut jasa perusahaan terdapat lima faktor yang terbentuk yaitu faktor fisik, kemampuan staf, komunikasi, keunggulan dan keinginan dan kerapihan.

3 Anisa (2013) Analisis regresi linier berganda menggunakan SPSS

Berdasarkan persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian alas kaki Yongki Komaladi, diketahui bahwa kualitas tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian alas kaki YK. Hal ini dikarenakan konsumen alas kaki YK telah memiliki kepercayaan bahwa alas kaki YK memilki kualitas yang baik.

4 Noviani Medika Pratiwi (2013)

Analisis regresi Persepsi promosi dan persepsi harga secara serentak memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. Namun, pada proses keputusan pembelian, mayoritas konsumen membeli FreshCare setelah melihat harga yang menjadi pengaruh tertinggi pada konsumen dalam memilih dan memutuskan untuk membeli minyak angin FreshCare.

5 Siti Fajriah (2015) SEM Store atmosphere berpengaruh signifikan dan memiliki nilai positif terhadap kepuasan konsumen sebesar 0.247. Dimensi kualitas produk berpengaruh signifikan dan memiliki nilai positif terhadap kepuasan konsumen sebesar 0.572.

METODE

Tahapan Penelitian

Film yang berjudul Filosofi Kopi adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tanggal 9 April 2015. Film ini disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Film ini dibintangi oleh Chicco Jerikho, Rio Dewanto dan Julie Estelle. Film ini merupakan film yang diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama.

(17)

7 agar kedai kopi terselamatkan. Perjalanan mereka untuk menemukan racikan kopi berkualitas membawa mereka sampai pengunjungi petani kopi secara langsung dan melihat bagaimana pengolahan kopi yang baik. Fim Filosofi Kopi berhasil memenangkan dua piala FFI (Festival Film Indonesia) 2015 yaitu katagori penulis skenario terbaik FFI 2015 dan katagori penyunting gambar terbaik FFI 2015.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tahapan pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 merupakan tahapan pemikiran penelitian mengenai bauran pemasaran yang mempengaruhi konsumen dalam menonton film di bioskop. Penelitian didasari oleh tujuh faktor dari bauran pemasaran jasa yaitu terdiri dari produk, harga, promosi, tempat, proses, orang dan bukti fisik. Setelah itu ada lima faktor dari keputusan pembelian yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca-pembelian. Barulah setelah itu dianalisis menggunakan Structural Equation Model dengan software SmartPLS 3.0. Sehingga hasilnya dapat mengetahui bauran pemasaran yang mempengaruhi konsumen dalam menonton film di bioskop.

Gambar 2 Tahapan penelitian Bauran Pemasaran

Tujuan : Mengetahui bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan konsumen

Analisis Structural Equation Model (SEM) Bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan konsumen

Implikasi Terhadap Kebutuhan Manajerial 1. Produk

2. Harga 3. Promosi 4. Tempat 5. Proses 6. Orang 7. Bukti Fisik

Keputusan Pembelian

1. Pengenalan Kebutuhan

2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan

Pembelian 5. Perilaku

(18)

8

Identifikasi Indikator

Indikator merupakan salah satu komponen yang dijadikan alat ukur mengenai bauran pemasaran yang mempengaruhi konsumen dalam menonton film di bioskop. Indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian terlihat pada tabel 3.

Tabel 3Variabel analisis dan indikator

Variabel Definisi Operasional Indikator Kode Skala

Produk (�) Sebuah produk jasa pelanggan. (Lovelock et

al, 2010)

Pemain film merupakan aktor dan aktris terkenal

Sinopsis cerita yang jasa tertentu pada waktu tertentu. (Lovelock, et al,

Tempat (� ) Keputusan manajemen mengenai kapan, dimana,

Promosi (� ) Promosi menekankan petunjuk yang sifatnya berwujud bagi jasa yang

sulit dievaluasi,

Pengaruh word of mouth

PRM1

PRM2

(19)

9 Tabel 3 Variabel analisis dan indikator (Lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Kode Skala

pelaksanaan layanan satu tiket film dengan satu cangkir kopi di kedai Filosofi Kopi

Kampanye membeli satu tiket film sama dengan

menyumbangkan satu benih kopi untuk

Indonesia

Liputan dan expose media

Baliho, pamflet dan situs web.

PRM3

PRM4

PRM5

PRM6

Proses (� ) Proses menggambarkan metode dan rentetan waktu di mana sistem operasi jasa bekerja dan

merinci bagaimana mereka berkaitan satu

sama lain untuk menciptakan tawaran nilai (value proposition)

yang dijanjikan kepada pelanggan. (Lovelock et

al,2010)

Kecepatan layanan membukakan pintu / menyambut saat masuk

bioskop masuk teather dengan

ramah

Kesigapan menuntun penonton ke tempat duduk saat film sudah

(20)

10

Tabel 3 Variabel analisis dan indikator (Lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Kode Skala

Orang/SDM (� ) Pegawai yang bekerja di

Layanan karyawanan ramah

Karyawan cepat tanggap

Karyawan melayani

Bukti Fisik (� ) Kondisi fisik lingkungan layanan yang dialami

Desain ruangan bioskop telihat bagus dan nyaman

Terdapat fasilitas toilet yang bersih dan nyaman

Terdapat kursi yang nyaman untuk menunggu

pemutaran film dimulai

Terdapat food corner

(seperti menjual

Variabel Sub variabel Indikator Kode Skala

Keputusan dari media promosi

(21)

11 Tabel 3 Variabel analisis dan indikator (Lanjutan)

Variabel Sub variabel Indikator Kode Skala

Keputusan Pembelian

Perilaku Pascapembelian

Cerita yang diangkat dari novel karangan penulis

Menonton saat libur atau waktu luang

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih yang harus diuji kebenarannya. Jenis hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis asosiatif atau hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan atau pengaruh (Siregar, 2013). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

H01 : Faktor produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

H11 : Faktor produk tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

H02 : Faktor harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

H12 : Faktor harga tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

H03 : Faktor tempat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

(22)

12

H04 : Faktor promosi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

H14 : Faktor promosi tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

H05 : Faktor proses berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

H15 : Faktor proses tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

H06 : Faktor orang/ sdm berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

H16 : Faktor orang/ sdm tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

H07 : Faktor bukti fisik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

H17 : Faktor bukti fisik tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop.

Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta dan Bogor dengan responden masyarakat DKI Jakarta dan Kabupaten dan Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan bulan September-November 2015.

Metode Mengumpulan Data dan Penarikan Sampel

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan langsung dengan melakukan pembagian kuisioner secara offline dan online menggunakan metode non-probability sampling

dengan purposivesampling. Kuisioner offline dibagi oleh peneliti secara langsung kepada responden yang tinggal di Jakarta dan Bogor dan pernah menonton film Filosofi Kopi. Kuisioner online disebar melalui Google Drive.

Data sekunder adalah data yang telah diolah terlebih dahulu dan didapatkan dari buku, jurnal dan artikel dari internet, serta penelitian lembaga riset sebelumnya.

Menurut Ghozali (2014) besar sample yang digunakan untuk Partial Least Square (PLS) pada Structural Equation Modeling (SEM) didasarkan pada porsi dari model yang memiliki jumlah prediktor terbesar. Direkomendasikan berkisar dari 30 sampai 100 kasus. Berdasarkan pada hal tersebut maka diambil 100 sample yang akan digunakan untuk penelitian ini, dengan proporsi 36 secara online dan 64 secara

offline.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Uji Instrumen Penelitian

(23)

13 alat uji instrumen yaitu uji validitas dan rehabilitas. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (kuisioner) dapat mengukur apa yang ingin diukur (Umar 2005). Pengujian validitas dilakukan untuk melihat apakah setiap item atau variabel yang diukur mampu mengukur ketepatan suatu instrumen. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan skor butir (X) dengan skor total (Y). Dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah jika p-value (level of significant) lebih besar atau sama dengan 5% (p-value≥ 0.05), maka dapat dikatakan item tersebut valid.

Menurut Umar (2005), reabilitas adalah nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama. Hasil pengukuran disebut konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (repeatability). Reliabilitas digunakan untuk mengukur derajat atau tingkatan sejauh mana alat ukur bebas dari kesalahan. Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel atau terbatas dari kesalahan (error) jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0.6.

Analisis Deskriptif

Menurut Misbahudin dan Hasan (2013), analisis deskriptif digunakan untuk menguji generalisasi atau mengidentifikasi karakteristik konsumen dalam suatu penelitian. Analisis deskriptif menggunakan tabel frekuensi yaitu penyajian data dan informasi dalam bentuk tabel sederhana. Hasil yang diperoleh dipresentasikan berdasarkan jumlah responden dan presentase terbesar merupakan faktor dominan dari masing-masing variabel karakteristik. Karakteristik yang dianalisis yaitu jenis kelamin, usia, pekerjaan dan domisili.

Structural Equation Model (SEM) dengan SmartPLS

Analisis bauran pemasaran yang mempengaruhi konsumen dalam menonton film di bioskop menggunakan alat analisis Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan SmartPLS 3.0 for Windows. Menurut Ghozali dan Latan (2015) Structural Equation Modeling (SEM) merupakan suatu teknik analisis

statistic multivariate yang dapat menguji hubungan antara variabel yang komples baik secara recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai suatu model. Analisis PLS SEM biasanya terdiri dari dua sub model yaitu model pengukuran atau sering disebut outer model dan model struktural atau sering disebut dengan inner model. Secara teknis SEM dibagi menjadi dua kelompok, yaitu SEM covariance yang diwakili dengan software LISREL dan SEM berbasis variance atau sering disebut Component Based SEM, yang mempergunakan software SmartPLS atau PLS Graph. Covariance Based

SEM lebih bertujuan memberikan pernyataan tentang hubungan kausalitas (sebab-akibat). Sedangkan Component Based SEM dengan PLS bertujuan mencari hubungan linear prediktif antar variabel. Partial Least Squares merupakan metode analisis yang powerful dan sering disebut sebagai soft modeling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least Squares) regresi, seperti data harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanyan problem

(24)

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Tabel 4 Karakteristik responden

No Karakteristik Jumlah Responden

Jumlah % 2 Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

40 60

40 60 3 Pekerjaan Pelajar/ Mahasiswa

Karyawan swasta Sumber : data diolah (2015)

Uji validitas dan reabilitas terhadap kuisioner sebagai instrumen penelitian yang dilakukan pada 30 responden menunjukkan bahwa semua pertanyaan valid dan reliabel. Nilai r hitung > r-tabel (0.361). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% sedangkan nilai Cronbach Alpa 0.862 lebih besar dari 0.6. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Pada penelitian ini, responden dikaji dari beberapa karakteristik di antaranya adalah usia, pekerjaan, jenis kelamin dan domisili.

(25)

15 Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam

Menonton Film di Bioskop

Alat analisis yang digunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menonton film filosofi kopi adalah Partial Least Square (PLS) yang merupakan salah satu jenis Structural Equation Modeling (SEM). Variabel laten (konstruk) yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah tujuh variabel yaitu produk, harga, tempat, promosi, proses, orang/SDM dan bukti fisik. Setiap variabel memiliki beberapa variabel manifest (indikator) yang reflektif terhadap tiap variabel latennya. Indikator-indokator tersebut diperoleh dari studi pustaka.

Model pengukuran dibagi menjadi dua yaitu model pengukuran atau yang sering disebut dengan outer model dan model struktural atau sering disebut dengan

inner model. Outer model menunjukkan variabel manifest yang merepresentasikan variabel laten untuk diukur. Bila nilai loading factor pada masing-masing indikator > 0,7 maka ukuran reflektif indikator terhadap variabel latennya dapat dikatakan tinggi. Fungsi dari Inner model adalah menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten atau konstruk.

Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

Analisis outer model dimulai dari model awal dari penelitian ini yang dapat dilihat pada gambar yang menunjukkan model awal penelitian. Masing-masing direfleksikan oleh 26 indikator yang berasal dari tujuh variabel laten yaitu produk, harga, tempat, promosi, proses, orang/SDM, bukti fisik. Indikator-indikator yang terdapat pada gambar telah sesuai dengan literartur rujukan yaitu Lovelock, et al.

(2010).

Suatu model penelitian dikatakan sesuai dengan kriteria bila nilai loading factor lebih besar dari 0.7. Gambar 3 menunjukkan bahwa beberapa indikator memiliki nilai loading factor yang kurang dari 0.7. Oleh karena itu agar model penelitian sesuai dengan kriteria maka dilakukan proses dropping. Proses dropping

(26)

16

Gambar 3 Model awal penelitian

(27)

17

Gambar 4 Model akhir penelitian

Pada konstruk harga (HRG) tersisa dua indikator yang dapat merefleksikan harga dengan baik, yaitu HRG2 dan HRG3. HRG2 adalah kesesuaian harga dengan kualitas, sedangkan HRG3 adalah manfaat yang didapatkan senilai dengan harga yang ditawarkan. Ini menjadi alasan responden untuk mewakilkan konstruk harga yaitu kesesuain kualitas (HRG2) dan manfaat yang didapatkan (HRG3). Sesuai dengan Kotler (2005) menyatakan bahwa harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan kepada konsumen untuk mendapatkan suatu produk barang atau jasa untuk dapat digunakan atau dirasakan manfaatnya. Selain itu pada penelitian lain Lalitamanik, et al (2014) menyebutkan bahwa persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menonton dan merupakan variabel dengan pengaruh terbesar yaitu 44.8%. Hal ini dikarenakan konsumen mempersepsikan harga yang dibayarkan sesuai dengan manfaat yang dirasakn setelah menonton film di bioskop E-Plaza Semarang.

(28)

18

responden untuk mewakilkan konstruk tempat. Dekatnya lokasi bioskop dengan tempat tinggal atau tempat melakukan aktivitas dan berlokasi di mall terkenal menjadikan daya tarik/alasan responden untuk kontruk tempat.

Pada kontruk promosi (PRM) tersisa dua indikator dari enam indikator yang dapat merefleksikan promo dengan baik, yaitu PRM2 dan PRM5. PRM2 yaitu ketertarikan menonton karena pengaruh orang-orang sekitar (word of mouth). Dalam hal ini, peranan orang sekitar sangat penting dalam mempromosikan jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain, pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain atau orang terdekatnya yang berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut sehingga informasi dari mulut ke mulut (WoM) ini sangat besar pengaruh dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya (Lupiyoadi, 2013). PRM5 adalah ketertarikan karena melihat liputan di media massa. Di zaman yang sudah canggih dengan era teknologi seperti ini, sangat mungkin bahwa informasi sangat cepat menyebar melalui media massa. Tidak sedikit juga yang terpengaruh melalui jalur ini, jadi memungkinkan bahwa responden menjadi tertarik dengan film Filosofi Kopi ketika mereka melihat liputan di media massa. Selanjutnya pada penelitian lain, Jerrick (2013) menyebutkan bahwa trailer lebih mempengaruhi konsumen dalam menonton film sebesar 48%.

Pada kontruk proses (PRS) tersisa dua indikator yang dapat merefleksikan proses dengan baik, yaitu PRS4 dan PRS5. PRS4 yaitu karyawan menuntun penonton ke tempat duduk saat film sudah diputar dan PRS5 adalah karyawan mengucapkan terimakasih saat penonton keluar melalui pintu keluar. Proses sangat penting dalam layanan jasa. Menurut Lovelock, et al. (2010), proses menggambarkan metode dan rentetan wantu dimana sistem operasi jasa bekerja dan merinci bagaimana mereka berkaitan satu sama lain untuk menciptakan tawaran nilai (value proposition) yang dijanjikan kepada pelanggan. Pada penelitian ini indikator yang dapat merefleksikan kontruk proses dengan baik yaitu saat karyawan menuntun penonton ke bangku saat film dimulai dan saat karyawan mengucapkan terimakasih saat keluar dari teater.

Pada konstruk orang/SDM (ORG) ketiga indikator memenuhi kriteria. Artinya ORG1, ORG2 dan ORG3 sama-sama dapat merefleksikan konstruk orang/SDM dengan baik. Menurut Lovelock, et al. (2010) pegawai yang bekerja didalam pekerjaan yang berhadapan dengan pelanggan menjadi input utama dalam menghantarkan keunggulan layanan dan keunggulan bersaing. ORG1 adalah layanan yang diberikan karyawan bioskop ramah. ORG2 adalah karyawan cepat tanggap dengan permintaan penonton. ORG3 adalah karyawan yang melayani pelanggan dengan sabar. Sesuai pernyataan Lovelock, et al. (2010) dalam pelayanan jasa, karyawan/ pegawai menjadi input utama dalam menghantarkan layanan. Jadi karyawan merupakan aset terpenting dalam layanan jasa. Dan ketika indikator dirasa dapat merefleksikan kosntruk orang dengan baik.

(29)

19 terdapatnya food corner didalam bioskop. Kedua indikator tersebut menjadi peranan dalam memperkuat layanan pelanggan dari segi bukti fisik.

Tabel 5 Hasil penilaian kriteria dan standar nilai mode reflektif No Kriteria Standar Hasil Penelitian

1 Loading Factor

konsistensi internal

≥ 0.7 PRD = 1

3 Average Variance

Extracted (AVE)

Indikator Prd, Harga, Tempat, Promo, Proses, KP, Orang, BF, Kup memiliki LF > indikator laten lainnya.

Sumber : Data Primer, diolah (2015)

Pada faktor keputusan pembelian, indikator yang dapat merefleksikan faktor tersebut adalah KPM1, EAL2 dan EAL3. KPM1 (keputusan pembelian) adalah keputusan responden memutuskan menonton film di bioskop ini secara terencana. EAL2 (evaluasi alternatif) adalah keputusan responden dikarenakan cerita yang diangkat dari novel karangan penulis bestseller, sedangkan EAL3 (evaluasi alternatif) adalah keputusan responden dikarenakan tempat yang nyaman menjadi pertimbangan dalam menonton film Filosofi Kopi. Dari ketiga indikator tersebut EAL2 (evaluasi alternatif) sebagai indikator yang paling mewakili karena memiliki nilai loading factor yang paling tinggi yaitu 0.849. Berdasarkan hasil dari konstruk keputusan konsumen dapat disimpulkan bahwa responden melihat dari cerita yang diangkat dari novel karangan penulis pertama dan evaluasi alternatif dalam keputusan menonton film di bioskop studi kasus pada film “Filosofi Kopi”.

Outer model pada penelitian ini bersifat reflektif sehingga dapat dievaluasi melalui validitas convergent dan diskriminan dari indikator pembentuk konstruk laten dan composite reliability. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu model dapat dikatakan valid dan reliabel. Kriteria tersebut diantaranya adalah

(30)

20

memenuhi lima kriteria tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua model tersebut memiliki validitas dan reliabilitas model yang baik.

Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Evaluasi model struktural dapat dilihat dari R square yang merupakan uji

goodness-fit model. Bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menonton film di bioskop memberikan nilai R-square sebesar 0.415 yang dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk keputusan konsumen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk bauran pemasaran sebesar 41.5% sedangkan 58.5% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti.

Tabel 6 Nilai analisis inner model

No Kriteria Standar Hasil Penelitian

1 � dari peubah

2 Estimasi koefisien jalur adalah

Sumber : Data primer, diolah (2015)

(31)

21

Gambar 5 Bootstrapping

Variabel-variabel lain seperti harga, promosi, proses, orang, bukti fisik, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop. Berdasarkan hasil analisis inner model dan outer model maka disimpulkan bahwa hipotesis yang dapat diterima adalah H01 (faktor produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film Filosofi Kopi) dan H03 (faktor tempat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop).

Implikasi Manajerial

(32)

22

Hal yang harus ditingkatkan dalam faktor produk adalah film bukan hanya sebatas hiburan tetapi juga seperti media pada umumnya. Film berpotensi sebagai agen perubahan. Untuk itu perlu peningkatan dari segi kualitas atau jalan cerita. Dalam penelitian ini indikator yang paling berpengaruh adalah cerita film yang diangkat dari penulis novel terkenal. Karena kiprah dari penulis sudah bagus, menjadikan menonton penasaran untuk menyaksikan novel yang mereka baca dalam bentuk film. Berikutnya dari faktor tempat, agar sebaiknya jumlah layar (bioskop) di Indonesia perlu ditambah atau diperbanyak ke daerah-daerah di Indonesia. Dengan demikian akses penonton akan lebih mudah untuk menonton film.

Hal yang harus diciptakan adalah ada baiknya meniru kemajuan atau kecanggihan teknologi film internasional, contonya filmFast and Farious 7. Salah satu pemeran salah satu film ini yaitu Paul Walker meninggal saat film ini dibuat. Tetapi dengan kecanggihan teknologi, film berhasil menampilkan peran Paul Walker hingga film selesai, yaitu beberapa adegan yang belum sempat diambil digantikan oleh adiknya, tetapi dengan kecanggihan teknologi penonton tidak tahu adegan yana mana yang digantikan. Selain ini film pun bisa menjadi agen sosialisasi budaya. Dalam hal ini, kita bisa belajar dari film-film Korea Selatan yang menggunakan produk dalam negeri sebagai properti film. Berikutnya dari faktor tempat, karena kesempatan pemutaran film Indonesia dan film internasional tidak sama. Maka perlu adanya bioskop alternatif. Bioskop alternatif yaitu pemutaran film khusus film Indonesia, agar film Indonesia dapat bertahan lama di bioskop dari biasanya sehingga dapat diakses lebih mudah oleh penonton tanpa harus mengejar pada minggu pertama pemutaran.

Hal yang harus dikurangi adalah film bergenre horor yang minim nilai. Beberapa tahun terakhir film horor sempat menjadi booming dan memiliki banyak peminat. Tetapi dari sisi lain tidak sedikit juga yang memprotes film tersebut karena banyak nilai yang tidak baik yang disampaikan film horor tersebut. Oleh sebab itu, jika ingin memproduksi film horor hendaklah membuat film horor yang berkualitas. Berikutnya dari faktor tempat, berdasarkan penelitian ini, konsumen lebih menyukai bioskop yang berlokasi di mall terkenal. Oleh sebab itu, sebaiknya untuk pembangunan bioskop berikutnya hendaknya berlokasi di kawasan ramai atau di

mall terkenal dari pada berlokasi di tempat hanya untuk bioskop saja.

(33)

23

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Karakteristik konsumen mayoritas terdiri dari kalangan remaja dan anak muda yaitu berusia 21-30 tahun dan mayoritas berstatus pelajar atau mahasiswa. Selain itu konsumen terdiri dari 60% wanita sedikit lebih banyak dari laki-laki. 2. Sub faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan menonton film di bioskop adalah faktor produk dan faktor tempat. Sehingga hipotesis yang dapat diterima adalah H01 (faktor produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam menonton film di bioskop) dan H03 (faktor tempat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam menonton film di bioskop).

3. Sub faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan penonton dalam menonton film di bioskop adalah sub faktor tempat dengan nilai koefisien 0.317.

Saran

Dilihat dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor produk dan tempat sangat berpengaruh pada keputusan konsumen dalam menonton film di bioskop. Untuk itu sebaiknya perlu ditingkatkan dari segi kedua faktor itu. Faktor produk merupakan salah satu faktor terpenting, ini dikarenakan produklah yang menjadi alasan dan yang akan dinikmati konsumen. Faktor produk bisa ditingkatkan mulai dari proses produksi artinya dalam pembuatan film. Para bekerja dibalik layar, tim film serta aktor dapat bekerja sama sebaik mungkin agar film yang dihasilkan lebih bagus lagi dan dapat diterima oleh banyak kalangan. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa responden tertarik menonton film di bioskop dengan studi kasus film “Filosofi Kopi” dikarenakan cerita yang diangkat dari novel karangan penulis terkenal, sebaiknya hal itu dapat menjadi pertimbangan bagi para produsen film agar mengangkat cerita dari novel ke layar lebar sehingga membuat masyarakat lebih tertarik. Selain itu faktor tempat juga sangat berpengaruh karena menjadi alasan untuk konsumen dalam memutuskan menonton film di bioskop dengan studi kasus film Filososfi Kopi. Tempat yang dekat dan nyaman dapat menjadi kekuatan untuk menarik penonton.

Selain hal itu yang perlu ditingkatkan lagi yaitu faktor promosi. Promosi dalam arti memperkenalkan produk kepada konsumen. Dalam penelitian ini promosi yang sangat berpengaruh adalah pengaruh orang sekitar dan pengaruh media massa. Dengan kata lain pengaruh lingkungan. Para produsen film dapat meningkatkan atau lebih menggencarkan promosinya lewat media massa. Semakin banyak yang mendapatkan informasi maka semakin banyak pula kemungkinan untuk menarik massa. Semakin banyak konsumen yang tertarik maka mereka juga semakin sering membicarakan hal tersebut kepada orang-orang sekitarnya (word of mouth).

(34)

24

DAFTAR PUSTAKA

Afmagama. 2010. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pelmbelian jasa (studi kasus fit for two fitness center Bogor) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Anisa. 2013. Analisis persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian alas kaki Yongki Komaladi [skripsi].Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ciceo A. 2012. Exploring audience behavior in the theater land.[FIKUSZ’12

symposium for young research :29-36]. [internet]. [diunduh tanggal 2015 Des 2]

Film Indonesia. 2015. Data penonton film Indonesia [internet]. [diunduh 2015 Mei 8]. Tersedia pada http://filmindonesia.co.id

Ghozali I dan H Latan. 2015. Partial Least Square: Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0. Semarang (ID): UniversitaDiponegoro Semarang.

Jerrick D. 2013. The effectiveness of film trailer ;Evidence from the collage student market.[UW-L Journal of Undergraduate Research XVI]. [internet].[diunduh 2015 Des 2]

Kim WC, Mauborgne R. 2005. Strategi Samudera Biru. Wahono S, penerjemah; abdullah K, editor. Jakarta (ID): Serambi Ilmu Semesta. Terjemahan dari :

Blue Ocean Strategy

Kotler P dan G Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jakarta (ID): Erlangga

Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): Salemba Empat.

Kotler P dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): Erlangga

Kuncoro M. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 3. Jakarta (ID) : Erlangga

Lalitamanik, Ratri, Apriatni, Dewi, Reni Shinta. 2014. Pengaruh activity, internet, opinion (AIO) dan persepsi harga terhadap keputusan menonton film di bioskop E-plaza Semarang. [Dipenegoro Journal of Social and Political Science].[internet]]. [diunduh 2015 Des 2]. Tersedia pada http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/

Lovelock C, Wirtz J dan J Mussry. 2010. Pemasaran Jasa.. Jilid 1. Jakarta (ID) : Erlangga

Lovelock C, Wirtz J dan J Mussry. 2010. Pemasaran Jasa.. Jilid 2. Jakarta (ID) : Erlangga

Lupiyoadi. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta (ID): Salemba Empat Misbahudin HI. 2013. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, edisi ke-2.

Suryani, editor. Jakarta (ID) : PT Bumi Aksara.

Peter J Paul dan Olson JC. 2013. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran.

Jakarta (ID) : Salemba Empat

Pratiwi NM. 2013. Analisis Pengaruh persepsi promosi dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian dan brand switching freshcare aromatherapy. [skripsi]. Bogor (ID) : Intitut Pertanian Bogor.

(35)

25 [internet].[diunduh 2015 Mei 9].Tersedia pada

https://kejaksaan.go.id/upldoc/produkhkm/UU%2033%20Tahun%202009.p df

Saleh RR. 2013. Analisis proses pengambilan keputusan konsumen dan faktor-faktor yang dipentingkan dalam pembelian produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Siregar S.2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta (ID). Kencana Prenada Media Group.

(36)

26

(37)

27 Lampiran 1 Hasil uji reabilitas

Reliability Statistics Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha

Based on Standadized items

N of items

0.862 0.867 43

Lampiran 2 Hasil uji validitas

Variabel Indikator R hitung R tabel Hasil

Produk Pemain film merupakan aktor dan aktris terkenal

0.716 0.361 Valid Sinopsis cerita yang ditawarkan menarik 0.591 0.361 Valid Melibatkan sutradara dan produsen

terkenal

0.560 0.361 Valid

Diangkat dari novel karangan penulis ternama

0.751 0.361 Valid

Harga Keterjangkauan harga 0.738 0.361 Valid

Kesesuaian dengan kualitas 0.628 0.361 Valid Kesesuaian dengan manfaat 0.732 0.361 Valid Tempat Tempat pemutaran film berlokasi di

bioskop kesayangan/ favorit.

0.794 0.361 Valid Bioskop berlokasi dekat dengan tempat

tinggal atau tempat melakukan aktifitas

0.429 0.361 Valid

Bioskop berlokasi di mall terkenal 0.755 0.361 Valid Promosi Tertarik dari trailer (iklan) yang disiarkan

televisi, radio, dan internet

0.394 0.361 Valid

Pengaruh word of moth 0.645 0.361 Valid

Tertarik promosi yaitu menukarkan satu tiket film dengan satu cangkir kopi di kedai Filosofi Kopi

0.543 0.361 Valid

Tertarik karena kampanye membeli satu tiket film sama dengan menyumbangkan satu benih kopi untuk Indonesia

0.710 0.361 Valid

Tertarik karena melihat liputan media 0.754 0.361 Valid Tertarik karena melihat baliho, pamflet

dan situs web.

(38)

28

Lampiran Hasil uji validitas (Lanjutan)

Variabel Indikator R hitung R tabel Hasil

Proses Karyawan membukakan pintu / menyambut saat masuk bioskop

0.466 0.361 Valid Karyawan menuntun penonton ke tempat

duduk saat film sudah mulai diputar

0.672 0.361 Valid

Karyawan mengucapkan terimakasih saat penonton keluar melalui pintu keluar

0.708 0.361 Valid Orang Layanan karyawanan ramah 0.554 0.361 Valid

Karyawan cepat tanggap 0.901 0.361 Valid

Karyawan melayani dengan sabar 0.857 0.361 Valid Bukti

Fisik

Desain ruangan bioskop telihat bagus dan nyaman

0.434 0.361 Valid Terdapat fasilitas toilet yang bersih dan

nyaman

0.566 0.361 Valid

Terdapat kursi yang nyaman untuk menunggu pemutaran film dimulai

0.667 0.361 Valid

Terdapat food corner (seperti menjual

popcorn, kopi, dll)

Motivasi menonton karena terpengaruh media promosi

0.776 0.361 Valid Manfaat utama adalah untuk pemenuhan

hobi

0.613 0.361 Valid Manfaat utama untuk pemuas kebutuhan

akan hiburan

Mendapatkan informasi melalui anggota keluarga

0.840 0.361 Valid Mendapatkan informasi melalui teman

terdekat

0.783 0.361 Valid Mendapatkan informasi melalui media

promosi

0.612 0.361 Valid Evaluasi

Alternati f

Kepopuleran artis menjadi pertimbangan 0.851 0.361 Valid

Cerita yang diangkat dari novel karangan penulis ternama

0.852 0.361 Valid Tempat yang nyaman menjadi

pertimbangan dalam menonton

(39)

29 Lampiran Hasil uji validitas (Lanjutan)

Variabel Indikator R hitung R tabel Hasil

Keputus an Pembeli an

Menonton secara terencana 0.640 0.361 Valid Menonton secara spontanitas 0.634 0.361 Valid Menonton saat libur atau waktu luang 0.773 0.361 Valid Evaluasi

Pasca Pembeli an

Merasa puas setelah menonton 0.611 0.361 Valid Merekomendasikan kepada orang lain 0.747 0.361 Valid Bersedia menonton kembali 0.806 0.361 Valid

Lampiran 3 Nilai cross loading

Indikator BFS HRG KK ORG PRD PRM PRS TMP

BFS3 0.960 0.116 0.353 0.438 0.314 0.172 0.146 0.277

BFS4 0.708 0.086 0.141 0.471 0.208 0.043 0.169 0.170

EAL2 0.303 0.230 0.847 0.222 0.388 0.285 0.032 0.470

EAL3 0.326 0.255 0.824 0.313 0.302 0.252 0.221 0.416

HRG2 0.085 0.926 0.300 0.078 0.102 0.401 0.087 0.365

HRG3 0.137 0.945 0.346 0.193 0.246 0.203 0.137 0.361

KPM1 0.206 0.378 0.837 0.054 0.429 0.321 0.076 0.416

ORG1 0.342 0.153 0.136 0.756 0.028 -0.007 0.349 0.220

ORG2 0.504 0.194 0.213 0.904 0.133 0.098 0.361 0.453

ORG3 0.431 0.052 0.219 0.901 0.172 0.053 0.314 0.253

PRD4 0.320 0.492 0.450 0.142 1.000 0.149 0.067 0.315

PRM2 0.112 0.295 0.286 -0.035 0.114 0.816 0.144 0.267

PRM5 0.130 0.197 0.255 0.146 0.122 0.759 0.381 0.270

PRS4 0.054 0.138 0.056 0.232 0.002 0.230 0.839 0.191

PRS5 0.204 0.105 0.141 0.421 0.087 0.333 0.977 0.308

TMP2 0.165 0.324 0.347 0.289 0.282 0.387 0.212 0.724

(40)

30

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Solok pada tanggal 28 Mei 1993 dari pasangan orang tua yang luar biasa yaitu ayah Drs. OP. Bismark, MM dan ibu Iryanita Burhan S.Pd. Penulis adalah anak tertua dan mempunyai dua orang adik, mereka adalah Ilham Hidayat Bismark dan Ilvy Mardiah Bismark. Sejak TK hingga SMA penulis tinggal bersama orang tuanya di kampung halaman mereka nagari saribu rumah gadang Solok Selatan. Penulis lulus dari SMA N 1 Solok Selatan pada tahun 2011 dan lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui USMI dan diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Gambar

Gambar 1  Grafik Jumlah Perolehan Penonton Film Peraih Peringkat Pertama Penonton Box Office Nasional (2010-2014)
Tabel 1  Data jumlah penonton film Indonesia
Tabel 2  Penelitian terdahulu
Tabel 2 Penelitian terdahulu (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini adalah bertujuan untuk mengenalpasti satu garis panduan keselamatan dan kesihatan di tapak bina bagi kontraktor binaan dan mengenalpasti persepsi.. penggunaan

Online banking adalah sebuah rangkaian proses dimana nasabah bank login ke website dari suatu bank melalui browser yang terinstall pada komputer atau mobile nasabah dan

Berdasarkan sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Performance Prism, maka dapat diidentifikasi 28 (dua puluh delapan) Key Performance Indicator (KPI)

besar, pengambilan data dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai perspektif- perspektif Metode Prism pada Unit Pertokoan KPN Dinas Pendidikan, analisis dan

Oksigen yang digunakan mempunyai kemurnian tinggi (>99%). Proses ini etilen yang hilang jauh lebih sedikit dibanding dengan unit yang menggunakan udara sebagai sumber

Penanganan panen dilakukan dengan cara memetik dengan tangan dan dilakukan secara bertahap setiap 2 hari sekali, untuk kriteria kualitas ‘super’ panen

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan (Field Research). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Yuridis Sosiologis Sumber data yang

Dalam bagan 1 ini dapat dilihat bahwa Demand Chain Management Zara terdiri dari dua bagian, yaitu (1) Supplier Rela- tionship Management - yang menurut penulis tidak lain