Asuhan Keperawatan pada Ny.E dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman:
Cemas Di Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi D-III Keperawatan
Oleh
EDY KRISTA GINTING
(122500010)
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Cemas di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas”, yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Erniyati, SKp., MNS. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Nur Afi Darti, SKp., M.Kep. selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Mula Tarigan, SKp., M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing saya menyelesaikan KTI
6. Siti Zahara Nasution, S.Kp., M.N.S selaku dosen penguji yang memberikan saran dan kritik.
8. Teristimewa ayah Z. Ginting dan ibu R. Sinulingga yang telah membesarkan serta mendidik saya sehingga mampu menyelesaikan perkuliahan saya dan yang selalu memberi saya motivasi dan dukungan materi kepada saya, adik saya Putra Irwansyah Ginting yang mendukung dan selalu mendoakan dan memberi motivasi.
9. Sahabat- sahabat tercinta saya Natalia Simbolon, Elsi Lumban Gaol, Tri Boy dan Batara Fajar yang selalu member motivasi.
10.Teman – teman kost saya Niko silalahi dan kakak kos saya yang selalu memberi dukungan kepada saya.
11.Teman seperjuanganku untuk menyusun KTI Wilda Pane, Putri Ester, Azzah Azhari, Alex Brando Silalahi.
Akhir kata, penulis mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang memerlukan.
Medan, Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iv
BAB I Pendahuluan 1.1Latar Belakang... 1
1.2Tujuan... 3
1.3Manfaat ... 4
BAB II Pengelolaan Kasus A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cemas 1. Pengkajian... 14
2. Analisa Data... 14
3. Rumusan Masalah... 15
4. Perencanaan Keperawatan... 16
B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian... 25
2. Analisa Data... 28
3. Rumusan masalah... 29
4. Perencanaan... 30
5. Implementasi... 39
6. Evaluasi... 39
BAB III Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 44
B. Saran... 45
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit. Selain itu kecemasan dapat menimbulkan reaksi tubuh yang akan terjadi secara berulang seperti rasa kosong di perut, sesak nafas, jantung berdebar, keringat banyak, sakit kepala, rasa mau buang air kecil dan buang air besar. Perasaan ini disertai perasaaan ingin bergerak untuk lari menghindari hal yang dicemaskan (Stuart and Sundeen, 1998).Lefrancois (1980) juga menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan.Hanya saja, menurut Lefrancois,
pada kecemasan bahaya bersifat kabur, misalnya ada ancaman, adanya hambatan terhadap keinginan pribadi, adanya perasaan-perasaan tertekan yang muncul
dalam kesadaran.
Kecemasan atau ansietas adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan perasaan takut atau khawatir yang mendalam dan berkelanjutan namun tetap realistis, kepribadian tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas normal (Hawari, 2008).Kecemasan merupakan respon emosional dan efek negatif dari stress. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya atau ancaman sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai (Alwisol, 2004)
Cemas merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.Kecemasan pada individu merupakan pengalaman yang subjektif, dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup ( Suliswati, 2005 )
Cemas juga dialami oleh ibu hamil. Kehamilan dimulai dari kosepsi sampai lahirnya janin,lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (saifuddin,2002). Sedangkan Menurut (prawirohardjo ,1999) Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari(43 minggu).
Pembagian kehamilan di bagi dalam 3 trimester , Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12minggu);Trimester kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan (13-28minggu);trimester ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan (29-42minggu).
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga,memantau perubahan-perubahan fisik normal
yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin,juga mendeteksi dan serta menatalaksana kondisi yang tidak normal.Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan(Saifudin,2001).
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.Itu sebabnya mengapa ibu hamil membutuhkan pemantauan selama kehamilannya,dan pada ibu hamil rentan dengan rasa cemas dalam menghadapi kehamilannya.
akan rusak dan merasa takut suaminya tidak mencintai dirinya lagi (Huliana, 2006). Pada kehamilan trimester III, psikologi dan emosional wanita hamildikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang dantanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya (Aprianawati, 2007 dalamAstria, 2009).
Dapat penulis simpulkan, bahwa kecemasan ibu hamil pada trimester IIIdalam menghadapi persalinan adalah suatu kondisi psikologis atau perasaan yangtidak menyenangkan yang mengancam individu pada masa kandungan 7-9 bulandimana objek kecemasan itu tidak jelas, dikarenakan adanya perubahan-perubahanfisiologis seperti perubahan bentuk tubuh ataupun rahim yang semakin membesar danperut menurun serta tekanan-tekanan yang dirasakan dalam perut yang menyebabkanketidakstabilan kondisi psikologis, seperti merasa takut, khawatir, was-was dan tidaktahu apa yang akan terjadi dan yang harus dia lakukan setelah anaknya lahir.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui kecemasan dan koping ibu hamil berlatarbelakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan dan menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar cemas pada Ny.E dengan diagnosa Ansietas di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cemas.
2. Mahasiswa mampu menegakkan Diagnosa keperawatan pada klien dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cemas.
4. Mahasiswa mampu melakukan Implementasi Keperawatan pada klien dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cemas.
5.Mampu membuat Evaluasi Keperawatan pada klien dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cemas.
1.3 Manfaat
1.Responden
Meningkatkan rasa aman nyaman pada ibu hamil selama proses perawatan
2.Peneliti
Dapat menambah pengetahuan tetntang intervensi terhadap rasa aman cemas pada ibu hamil serta meningkatkan keterampilan dan wawasan bagi penulis.
3.Tenaga Kesehatan
Masukan agar tenaga kesehatan lebih memberikan pelayanan kesehatan dengan baik dalam hal meminimalkan rasa cemas pada ibu hamil.
4.Instansi Pendidikan
Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa khusunya Mahasiswa DIII
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep dasar Kecemasan
2.1.1. Definisi
Ansietas merupakan hal yang akrab dalam hidup manusia. Ansietas bukanlah hal yang aneh karena setiap orang pasti pernah mengalami ansietas dengan berbagai variannya. Ansietas sangat berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan sebagai hasil penelitian terhadap suatu objek atau keadaan. Keadaan emosi ini dialami secara subjektif, bahkan terkadang objeknya tidak jelas. Artinya, seseorang dapat saja menjadi cemas, namun sumber atau sesuatu yang dicemaskan tersebut tidak tampak nyata. Ansietas ini dapat terlihat dalam hubungan interpersonal.
Ansietas dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk pertumbuhan dan perkembangan pada individu yang bersangkutan (Corey 2005). Dapat pula ansietas menjadi suatu beban berat yang menyebabkan individu tersebut hidupnya
selalu di bawah bayang-bayang ansietas yang terus berkepanjangan . Ansietas berkaitan dengan stres. Oleh karena ansietas ansietas timbul sebagai respon
terhadap stres, baik stres fisiologis maupun psikologis. Artinya, ansietas terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis. Artinya, ansietas terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis. Stres merupakan bagian yang tidak dapat terelakan dalam hidup manusia. Meskipun demikian, stres bukanlah merupakan sesuatu yang patologis.
Menurut Suliswati (2005 ) Cemas merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidakmenyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.Kecemasan pada individu merupakan pengalaman yang subjektif, dapat memberikannmotivasi untuk mencapai sesuatu dan sumber penting dalam usaha memelihara
keseimbangan hidup. Kehamilan trimester pertama menimbulkankekhawatiran yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran (Kusmiyati,2009), dan pada trimester kedua perasaan cemas pun muncul kembali ketika melihatkeadaan perutnya yang bertambah besar , payudara semakin besar, dan bercak hitamyang semakin melebar, perasaan cemas muncul karena mereka mengkhawatirkanpenampilannya akan rusak dan merasa takut suaminya tidak mencintai dirinya lagi(Huliana, 2006). Pada kehamilan trimester III, psikologi dan emosional wanita hamildikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang dantanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya (Aprianawati, 2007 dalamAstria, 2009).Dapat penulis simpulkan, bahwa kecemasan ibu hamil pada trimester IIIdalam menghadapi persalinan adalah suatu
kondisi psikologis atau perasaan yangtidak menyenangkan yang mengancam individu pada masa kandungan 7-9 bulandimana objek kecemasan itu tidak jelas, dikarenakan adanya perubahan-perubahanfisiologis seperti perubahan bentuk tubuh ataupun rahim yang semakin membesar danperut menurun serta tekanan-tekanan yang dirasakan dalam perut yang menyebabkanketidakstabilan kondisi psikologis, seperti merasa takut, khawatir, was-was dan tidaktahu apa yang akan terjadi dan yang harus dia lakukan setelah anaknya lahir.
2.1.2. Teori Kecemasan
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), ada beberapa teori penyebab kecemasan antara lain:
a. Teori psikoanalitik
Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemenkepribadian yaitu id dan super ego. Id mewakili dorongan insting dan
b. Teori interpersonal
Bahwa kecemasan timbul akibat ketakutan atau ketidakmampuan untuk
berhubungan secara interpersonal serta sebagai akibat penolakan.Halini dikaitkan
dengan trauma perkembangan, perpisahan, kehilangan, dan lain sebagainya. c. Teori perilaku
Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Teori biologik
Dalam otak terdapat reseptor spesifik terhadap benzodiazepin, dimanareseptor ini dapatmengatur timbulnya kecemasan.
e. Kajian keluarga
Menunjukkan bahwa kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalamsuatu keluarga.
2.1.3. Faktor Pencetus Kecemasan
Menurut Stuart and Sundeen (1998), pencetus timbulnya kecemasan dapatdisebabkan oleh berbagai sumber yaitu sumber internal maupun sumber eksternal, haltersebut dibedakan menjadi:
a. Ancaman terhadap integritas fisik
Merupakan ketidakmampuan fisiologis atau penurunan kapasitas seseoranguntuk melakukan aktifitas sehari-hari, meliputi sumber eksternal bisa disebabkan olehinfeksi virus atau bakteri, polusi, lingkungan, ancaman keselamatan, injuri;sedangkan sumber internal merupakan kegagalan mekanisme fisik seseorang seperti jantung, sistem imun, termoregulator menurun, perubahan biologis normal sepertikehamilan.
b. Ancaman terhadap self esteem
kesulitan dalam hubunganinterpersonal di dalam rumah, di tempat kerja, dan di dalam masyarakat.
2.1.4. Tingkat Kecemasan
Menurut Suliswati (2005), tingkat kecemasan dibagi 4 (empat), yaitu: a. Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Individu akanberhati-hati dan waspada serta lahan persepsi meluas, belajar menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Respon cemas ringan seperti sesekali bernafas pendek,nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut danbergetar, telinga berdengung, waspada, lapang persepsi meluas, sukar konsentrasipada masalah secara efektif, tidak dapat duduk tenang dan tremor halus pada tangan.
b. Kecemasan Sedang
Pada tingkat ini, lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu telah berfokuspada hal-hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal-hal yang
lain. Responcemas sedang seperti sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering,muka merah dan pucat, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsanganluar mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidakenak, firasat buruk.
c. Kecemasan Berat
Pada tingkat ini, lapangan persepsi individu sangat sempit. Seseorang cenderung hanya memikirkan hal kecil saja dan mengabaikan hal yang penting.Tidak mampuberpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak pengarahan atau tuntutan.Responnya meliputi nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, rasa tertekanpada dada, berkeringat dan sakit kepala, mula-mual, gugup, lapang persepsi sangatsempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat, takut pikiran sendiridan perasaan ancaman meningkat dan seperti ditusuk-tusuk. d. Panik
penglihatan kabur, hipotensi, lapang persepsi sempit, mudah tersinggung, tidak dapat berpikir logis, agitasi, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangankendali dan persepsi kacau, menjauh dari orang.
Bagan 2.1 Rentang Respon Kecemasan Respon Adaptif ResponMaladaptif
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik
(Sumber: Stuart dan Sundeen, 1998)
Tabel 2.1 Tingkat Kecemasan dan karateristik
Tingkat Cemas Karateristik
Cemas ringan
- Berhubungan dengan ketegangangan dalam peristiwa sehari-hari
- Kewaspadaan meningkat
- Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan kreativitas
- Respons fisiologis: sesekali napas pendek, nadi dan
tekanan darah meningkat sedikit, gejala ringan pada lambung, muka berkerut, serta bibir bergetar
- Respons kognitif: mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara afektif, dan terangsang untuk melakukan tindakan
Rentang Respon Kecemasan
Respon adaptif Respon maladaptif
- Respons perilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, dan suara
kadang-kadang meninggi
Cemas sedang
- Respon fisiologis: sering napas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah meningkat, mulut kering,
anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, sering berkemih, dan letih
- Respon kognitif: memusatkan perhatiannya pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit, dan rangsangan dari luar tidak mampu diterima
- Respons perilaku dan emosi: gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegang, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak aman
Cemas berat
- Individu cenderung memikirkan hal yang yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain
- Respons fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan berkabut, serta tampak tegang
- Respon kognitif: tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/tuntunan, serta lapang persepsi menyempit
- Respons perilaku dan emosi: perasaan terancam meningkat dan komunikasi menjadi terganggu (verbalisasi cepat)
Panik
- Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta rendahnya koordinasi motorik
- Respons perilaku dan emosi: agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan
kendali/kontrol diri (aktivitas motorik tidak menentu), perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri dan/atau orang lain.
2.1.5 Alat Ukur Kecemasan
Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrumen HamiltonAnxiety Rating Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung Self-Rating Anxiety Scale(ZSAS), dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI Form Z-I) (Kaplan & Saddock,1998).
Menurut Hawari (2001) Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecemasanseseorang apakah ringan, sedang, berat atau sangat berat dengan menggunakan alatukur yang dikenal dengan nama HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Nilai 0 = tidak ada gejala atau keluhan Nilai 1 = gejala ringan
Nilai 2 = gejala sedang Nilai 3 = gejala berat Nilai 4 = gejala sangat berat
Penilaian derajat kecemasan score : < 14 = tidak ada kecemasan
14– 20 = kecemasan ringan 21– 27 = kecemasan sedang 28 - 41 = kecemasan berat
42 - 56 = kecemasan berat sekali / panic
2.1.6 Kecemasan Selama Kehamilan
1. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat,tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan persalinan, kehilangan pekerjaan.
2. Stressor eksternal: status marital, maladaptasi, relathionship, kasih sayang,support mental, broken home.Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu dimana tidak hanyaterjadi perubahan fisiologis, tetapi juga perubahan psikologis yang memerlukanpenyesuaian emosi, pola berfikir dan perilaku yang berlanjut hingga bayi lahir.Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan, saat inilah tugaspikologis pertama sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akankehamilannya. Selain itu, dampak dari peningkatan hormo estrogen dan progesteronpada tubuh ibu hamil akan mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak ibuhamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama hamil.
Kekhawatiran pertama timbul berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
kegugguran.Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebihmeyakinkan bahwa dirinya hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akanselalu diperhatikan dengan seksama (Kusmiyati, 2009). Reaksi psikologi danemosional wanita yang pertama kali hamil ditunjukkan dengan adanya rasakecemasan, kegusaran, ketakutan, dan kepanikan. Diantara mereka ada yangberpikiran bahwa kehamilan merupakan ancaman maut yang menakutkan danmembahayakan bagi diri mereka (Huliana, 2006).Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibumerasa sehat. Quickening mungkin menyerang wanita untuk memikirkan bayinnyasebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. Pada trimester ini kecemasanyang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya (Kusmiyati, 2009). Padaperiode ini perasaan cemas pun muncul kembali ketika melihat keadaan perutnyayang bertambah besar, payudara semakin membesar, dan bercak-bercak hitam yangsemakin melebar. Perasaan cemas muncul karena mereka mengkhawatirkan
Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita mungkin khawatirterhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak tahu kapan akan melahirkan. Mimpinyamencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. Ibu hamil akan lebih sering bermimpitentang bayinya, anak-anak, persalinan, kehilangan bayi, atau terjebak disuatu tempatkecil dan tidak bisa keluar. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisikyang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman timbul kembali karenaperubahan body image yaitu merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Dan menurut Musbikin (2005), semuakegelisahan mengenai keadaan bayi, sehingga menghasilkan mimpi yang bervariasi.Bayi yang cacat, sangat kecil atau sangat besar misalnya, menggambarkan kecemasanakan kesehatan bayi.Wanita juga mengalami proses berduka seperti kehilangan perhatian dan hakistimewa yang dimiliki selama kehamilan, terpisahnya bayi dari bagian tubuhnya, danmerasa kehilangan kandungan dan menjadi kosong. Perasaan mudah terluka jugaterjadi pada masa ini wanita merasa canggung, jelek, tidak rapi, membutuhkanperhatian yang lebih besar dari pasangannya (Kusmiyati, 2009).Perubahan mood dan
peningkatan sesitivitas terhadap orang lain akanmembingungkan mereka sendiri dan juga orang di sekelilingnya. Mudah tersinggung,menangis tiba-tiba, dan ledakan kemarahan serta perasaan sukacita, kegembiraanyang luar biasa muncul silih berganti hanya karena suatu masalah kecil atau bahkanmasalah sama sekali ( Kusmiyati, 2009).
A. Konsep dasar asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar: Cemas.
1. Pengkajian
Pengkajian harus berfokus pada kebutuhan fungsi total klien. Sebelas pola sehat fungsi menurut Gordon memberikan suatu jenis kerangka kerja pengkajian untuk memberikan dasar data berfokus pada kebutuhan total dan status fungsi klien (Edelman dan Mandic, 1994; Carpenito, 1993, 1995). Pengkajian klien dan keluarga dimulai sesuai dengan rujukan tersebut.Koordinator perawatan menyerahkan format rujukan tertulis kepada perawat pemberi pelayanan di rumah. Format ini biasanya mencakup data demografi, program dokter, obat-obatan, tindakan pengobatan, diagnose keperawatan dan diagnose medis, tujuan dan prognosis, dan pembatasan fungsi dan aktivitas.
2. Analisa data
No. Data Penyebab Masalah
Keperawatan
1. Data Subjektif:
- Ny. E mengatakan cemas dengan kehamilannya. - Ny. E mengatakan masih
merasakan gerakan janin.
Data Objektif:
- Pasien banyak bertanya
Data Objektif:
-Palpebra/kantongmata tampak hitam
- Ibu sering menguap - Conjungtiva anemis 3. Data Subjektif:
-Ny E mengatakan makan 2x
sehari (pagi dan sore).
Data Objektif:
-Keadaan umum klien tampak lemah.
-Klien tampak muntah jika makan.
Mual muntah Nutrisi Kurang dari kebutuhan
tubuh
4.Rumusan masalah
Setelah mengumpulkan data mengenai klien dan kondisi rumahnya, perawat pemberi pelayanan di rumah menentukan diagnosa keperawatan. Beberapa diagnose keperawatan dapat diterapkan untuk klien di rumah, tetapi, ada beberapa masalah kesehatan yang terlihat sebagai masalah yang terjadi secara rutin. Jika perawat telah mengkaji adanya sejumlah karateristik yang kurang lengkap untuk dibuat menjadi sebuah diagnose, maka informasi tambahan dari keluarga atau teman-temannya dapat membantu menguatkan diagnosa tersebut. Penetapan diagnosa untuk klien yang mengalami gangguan rasa nyaman cemas adalah :
1. Cemas beerhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang bermasalah ditandai dengan pasien banyak bertanya.
2. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan kondisi kehamilan:janin aktif ditandai dengan tidak bisa tidur karena gerakan janin dari dalam perut.
5.Perencanaan
Rencana perawatan mengidentifikasi diagnose keperawatan dan menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Diagnosa keperawatan dan tujuannya harus dihubungkan dengan proses penyakit yang utama, rencana tindakan, keterbatasan fungsi, dan masalah-masalah psikososial, keuangan dan lingkungan.
Proses perencanaan perawatan dirumah memerlukan keterlibatan dari klien, keluarga, dan orang yang berarti lainnya. Seluruh perawatan dilakukan dirumah.
Klien dan keluarga dibiasakan untuk mempunyai control, dan perawat harus menyadari hal ini.
Hari/tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan
Rabu, 20 mei 2015
1. Cemas Tujuan dan kriteria hasil: NOC:Ansietas/Cemas
1.Ansietas berkurang,dibuktikan oleh bukti tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang,dan selalu menunjukkan pengendalian-diri terhadap ansietas,konsentrasi,dan koping.
2.Menunjukkan pengendalian-diri terhadap ansietas yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut:
-Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan
-Mempertahankan Performa peran -Memantau distorsi persepsi sensori -Memantau manifestasi perilaku ansietas
-Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan Ansietas
Rencana Tindakan Rasional
Pengkajian:
1. Kaji dan
dokumentasikan tingkat
kecemasan pasien termasuk reaksi fisik
2.Kaji tanda-tanda vital klien
3.Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas di masa lalu
4.Kaji faktor
budaya(misalnya, konflik nilai) yang menjadi penyebab
ansietas.
Observasi:
1.Observasi tanda tanda vital
2.Observasi tanda tanda cemas berat
tergantung dari tingkat kecemasan yang
dialami.
Mengetahui keadaan
umum klien melalui tanda-tanda vital.
Dengan mengetahui tingkat pengetahuan pasien, perawat lebih mudah memberikan pendidikan pada klien secara efisien dan efektif.
Mengetahui faktor penyebab kecemasan yang dialami klien.
Peningkatan tekanan darah dan frekuensi
nadi merupakan indikator peningkatan cemas.
Memberikan
Pendidikan kesehatan: 1.Berikan informasi mengenai sumber
komunitas yang
tersedia, seperti teman,tetangga,kelomp ok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi.
Mandiri:
1.Dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan berikan ketenangan serta rasa nyaman.
2.Beri dorongan kepada
pasien untuk
mengungkapkan secara
verbal pikiran dan
perasaan untuk
mengeksternalisasikan cemas.
3.Bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini.
tepat.
Sumber komunitas yang tersedia dapat menjadi sarana untuk menurunkan cemas pada klien.
Ketenangan dan rasa
nyaman akan
menurunkan cemas pada klien.
Mengetahui penyebab
cemas pada klien
4.Sediakan pengalihan melalui televisi, radio,
permainan, serta terapi okupasi .
5.Berikan penguatan positif ketika pasien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan aktivitas lainnya meskipun mengalami ansietas.
6.Yakinkan kembali
pasien melalui
sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal secara bergantian.
7.Dorong pasien untuk
mengekspresikan
kemarahan dan iritasi,
serta izinkan pasien untuk menangis.
8.Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan
lingkungan yang tenang, kontak yang terbatas dengan orang lain jika dibutuhkan,
untuk menurunkan
ansietas dan
memperluas fokus.
Mengalihkan pikiran klien dari cemas
Sentuhan dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal dapat menurunkan cemas pada klien
Menangis dan
mengekspresikan kemarahan dapat
menurunkan hormon stress pada otak
serta pembatasan penggunaan kafein dan
stimulan lain.
9.Singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan.
10.Penurunan cemas: -Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
-Nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku pasien.
-Dampingi pasien(misalnya,
selama prosedur) untuk meningkatkan
keamanan dan
mengurangi rasa takut -Berikan pijatan
punggung/pijatan leher, jika perlu
-Jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan
-Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang
mencetuskan cemas.
Mencegah cemas klien
Menurunkan cemas pada klien
Pijatan leher dapat meningkatkan
relaksasi pada klien sehingga cemas menurun
2015 pemenuhan istirahat
tidur
Tujuan : Pola tidur, kualitas dalam batas normal. Kriteria hasil :
- Jumlah jam tidur dalam batas
Rencana Tindakan Rasional
Mandiri:
1.Kaji tanda-tanda vital(TD,HR,RR,T). menganalisis data kardiovaskuler, dan suhu tubuh.
Untuk memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.
Kolaborasi:
1.Ajarkan pada
keluarga posisi tidur yang baik,agar dapat
memantau keadaan pasien
Agar keluarga dapat memantau
keadaan/posisi tidur
pasien
Observasi:
1.Evaluasi tingkat kelelahan,anjurkan pasien untuk istirahat
1-2 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari.
Meringankan rasa lelah
Tujuan dan kriteria hasil:
- Kebutuhan nutrisi terpenuhi. - Klien dapat mempertahankan
berat badan dalam batas normal.
- Klien dapat menjelaskan komponen diet bergizi adekuat.
kehilangan selera makan(seperti mual dan muntah).
2.Jelaskan pentingnya
Mengetahui apa yang menyebabkan nafsu makan menurun sehingga dapat ditangani segera.
nutrisi yang adekuat selama kehamilan.
3.Anjurkan klien menghindari makanan
yang beraroma
menyengat(faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah, misalnya bau amis).
4.Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering dan tambahan makanan kecil yang tepat(seperti biskuit, buah, dan lain-lain).
5.Anjurkan klien untuk menyajikan makanan
yang
bervariasi(misalnya ikan teri, tahu, tempe, daging dan sayur).
6.Anjurkan klien untuk menimbang berat badan secara ruti(minimal 1x seminggu).
pengetahuan klien dan keinginan untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi.
Aroma yang
menyengat dapat menyebabkan mual dan muntah.
Untuk menghindari terjadinya mual muntah dan untuk mencukupi asupan nutrisi.
Memungkinkan
variasi sediaan
makanan dapat meningkatkan
keinginan klien untuk makan.
Kolaborasi:
1.Bekerja sama dengan dokter, ahli gizi, dan
pasien untuk
merencanakan tujuan asupan yang adekuat.
2.Pantau kadar Hb/Ht
Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi untuk meningkatkan status gizi klien.
FORMAT PENGKAJIAN DI HARJOSARI II KEC MEDAN AMPLAS
B. Asuhan Keperawatan Kasus
C.
1. PENGKAJIAN
Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal praktik mahasiswa di komunitas Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas, pada tanggal 18 mei 2015mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada klien Ny. E. Berikat deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan dan secara lengkap terdapat di lampiran.
1. Identitas Klien
Pada tanggal 18 mei dilakukan pengkajian pada Ny. E, berusia 32 tahun, golongan darah B. Ny. E beragama islam dan pendidikan terakhir SLTA. Klien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan bertempat tinggal di jalan Bajak 2 Kelurahan Harjosari II
Kecamatan Medan Amplas.
2. Keluhan Utama
Pada tanggal 19 Mei 2015 jam 11:00 dilakukan pengkajian pada Ny. E. Keluhan Utama klien mengatakan cemas akan kehamilannya dan sangat mengganggu kenyaman dan aktivitasnya.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Dari hasil pengkajian klien mengatakan cemas dengan kejadian ini, dan klien mengatakan jika rasa cemas itu datang maka sangat mengganggu aktivitas yang mengakibatkan klien tidak dapat melakukan aktivitas.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
mengatakan tidak ada menggunakan obat-obatan khusus, belum pernah dirawat atau dioperasi, tidak ada riwayat alergi dan pernah melakukan imunisasi campak.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit keluarga, orang tua klien tidak memiliki penyakit menular ataupun penyakit keturunan. Saudara kandung klien juga tidak memiliki penyakit menular atau keturunan. Dari pengakuan klien tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan tidak ada anggota keluarga yang meninggal akibat melahirkan.
6. Riwayat Obstetrik
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Ny. E di dapat G:2 P:1 A:0 HPHT: 20 November 2014, TTP: 27 Agustus 2015 dan usia kehamilan klien berusia 32 minggu.
7. Riwayat Keadaan Psikososial
hambatan. Pengkajian spiritual, Nilai dan keyakinan: klien menganut agama islam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, kegiatan ibadah: ibu mengatakan sering beribadah.
8. Status Mental
Tingkat kesadaran: Compos mentis, penampilan: rapi, pembicaraan: normal, alam perasaan: normal, afek: baik/normal, interaksi selama wawancara: ibu tampak kooperatif, persepsi: pendengaran, waham: tidak ditemukan waham, memori: normal.
9. Pemeriksaan Fisik
2. ANALISA DATA
No. Data Penyebab Masalah
Keperawatan 1. Data Subjektif:
- Ny. E mengatakan cemas
dengan kehamilannya. - Ny. E mengatakan masih
merasakan gerakan janin.
Data Objektif:
- Pasien banyak bertanya
Kurangnya
pengetahuan tentang
kehamilan yang bermasalah bisa tidur semalaman karena gerakan janin dari dalam perut.
- Ny. E mengatakan lama tidur 3 jam.
Data Objektif:
- Palpebra/kantong mata tampak hitam
- Ibu sering menguap - Conjungtiva anemis
Tidur tidak nyenyak Gangguan pemenuhan istirahat tidur
3 Data Subjektif:
-Ny E mengatakan makan 2x sehari (pagi dan sore).
Data Objektif:
-Keadaan umum klien tampak
lemah.
-Klien tampak muntah jika
makan.
3. MASALAH KEPERAWATAN
1. Cemas.
2. Gangguan pemenuhan istirahat tidur. 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
1. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang bermasalah ditandai dengan pasien banyak bertanya.
2. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan kondisi kehamilan:janin aktif itandai dengan tidak bisa tidur karena gerakan janin dari dalam perut.
5. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan
Rabu, 20 mei 2015
1. Cemas Tujuan dan kriteria hasil: NOC:Ansietas/Cemas
1.Ansietas berkurang,dibuktikan oleh bukti tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang,dan selalu menunjukkan pengendalian-diri terhadap
ansietas,konsentrasi,dan koping.
2.Menunjukkan pengendalian-diri terhadap ansietas yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut:
-Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan
-Mempertahankan Performa peran -Memantau distorsi persepsi sensori -Memantau manifestasi perilaku ansietas
-Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas
Pengkajian: 1. Kaji dan
dokumentasikan tingkat kecemasan pasien termasuk reaksi fisik
2.Kaji tanda-tanda vital klien
3.Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas di masa lalu
4.Kaji faktor budaya(misalnya,
konflik nilai) yang menjadi penyebab
ansietas.
Observasi:
1.Observasi tanda tanda vital
2.Observasi tanda
1.Tingkat kecemasan
pasien dan reaksi fisik tergantung dari tingkat kecemasan yang dialami
Mengetahui keadaan umum klien melalui tanda-tanda vital
Dengan mengetahui tingkat pengetahuan pasien, perawat lebih mudah memberikan pendidikan pada klien secara efisien dan efektif.
tanda cemas berat ok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi.
Mandiri:
1.Dampingi pasien, bicara dengan tenang,
dan berikan ketenangan serta rasa nyaman.
2.Beri dorongan kepada pasien untuk
mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk
mengeksternalisasikan cemas.
3.Bantu pasien untuk
Peningkatan tekanan darah dan frekuensi nadi merupakan indikator peningkatan cemas.
Memberikan
penanganan yang tepat
Sumber komunitas yang tersedia dapat menjadi sarana untuk menurunkan cemas
pada klien.
Ketenangan dan rasa nyaman akan
memfokuskan pada situasi saat ini.
4.Sediakan pengalihan melalui televisi, radio, permainan, serta terapi okupasi
5.Berikan penguatan positif ketika pasien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan aktivitas lainnya
meskipun mengalami ansietas.
6.Yakinkan kembali
pasien melalui sentuhan, dan sikap
empatik secara verbal dan nonverbal secara bergantian.
7.Dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk menangis.
Mengetahui penyebab cemas pada klien
Sebagai cara untuk mengidentifikasi klien dari cemas
8.Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan
menyediakan lingkungan yang tenang, kontak yang terbatas dengan orang lain jika dibutuhkan, serta pembatasan penggunaan kafein dan stimulan lain.
9.Singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan.
10.Penurunan cemas: - Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Nyatakan dengan jelas
tentang harapan terhadap perilaku
pasien. - Dampingi pasien(misalnya, selama prosedur) untuk meningkatkan
keamanan dan
mengurangi rasa takut - Beriakan pijatan punggung/pijatan leher, stress pada otak
Menurunkan rasa cemas pada klien.
Mencegah cemas Klien
Menurunkan cemas pada klien
- Jaga peralatan perawatan jauh dari
pandangan
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi
Tujuan dan kriteria hasil:
Tujuan : Pola tidur, kualitas dalam batas normal. Kriteria hasil :
- Jumlah jam tidur dalam batas
Rencana Tindakan Rasional
Mandiri:
1.Kaji tanda-tanda vital(TD,HR,RR,T).
2.Lakukan kajian masalah tidur, karateristik, dan penyebab tidur.
3.Kaji insomnia, anjurkan teknik
Untuk
mengumpulkandan menganalisis data kardiovaskuler, dan suhu tubuh.
Untuk memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.
relaksasi
4.Tinjau ulang
kebutuhan perubahan kebutuhan pola tidur.
Kolaborasi: 1.Ajarkan pada
keluarga posisi tidur
keadaan/posisi tidur pasien
Observasi:
1.Evaluasi tingkat kelelahan,anjurkan pasien untuk istirahat 1-2 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari.
Meringankan rasa lelah
Tujuan dan kriteria hasil:
- Kebutuhan nutrisi terpenuhi. - Klien dapat mempertahankan
berat badan dalam batas normal.
- Klien menoleransi diet yang dianjurkan.
Mandiri:
1.Kaji faktor yang mempengaruhi
kehilangan selera makan(seperti mual dan muntah).
2.Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat selama kehamilan.
3.Anjurkan klien menghindari makanan
yang beraroma
menyengat(faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah, misalnya bau amis).
4.Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering dan tambahan
makanan kecil yang tepat(seperti biskuit, buah, dan lain-lain).
5.Anjurkan klien untuk menyajikan makanan
Mengetahui apa yang menyebabkan nafsu
makan menurun sehingga dapat ditangani segera.
Meningkatkan
pengetahuan klien dan keinginan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi.
Aroma yang
menyengat dapat menyebabkan mual dan muntah.
Untuk menghindari terjadinya mual muntah dan untuk
mencukupi asupan nutrisi.
Memungkinkan
yang
bervariasi(misalnya
ikan teri, tahu, tempe, daging dan sayur).
6.Anjurkan klien untuk menimbang berat badan secara ruti(minimal 1x seminggu).
Kolaborasi:
1.Bekerja sama dengan dokter, ahli gizi, dan
pasien untuk
merencanakan tujuan asupan yang adekuat.
2.Pantau kadar Hb/Ht
makanan dapat meningkatkan
keinginan klien untuk makan.
Memberikan situasi terstruktur mengontrol peningkatan berat dan mengetahui status gizi klien.
Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi untuk meningkatkan status gizi klien.
Mengidentifikasi
adanya anemia atau resiko penurunan
6. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi
(SOAP) Rabu, 20 mei
2015
1. Cemas -Mengkaji dan
mendokumentasikan tingkat kecemasan pasien termasuk reaksi fisik
-Mengkaji tanda-tanda vital klien
-Menggali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas di masa lalu
-Mengkaji faktor
budaya(misalnya, konflik nilai) yang menjadi penyebab ansietas.
-Mengobservasi tanda-tanda vital
-Mengobservasi tanda-tanda cemas berat
-Memberikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman,
tetangga, kelompok
swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi.
-Mendampingi pasien bicara dengan tenang, dan berikan
S : Klien mengatakan sudah tenang dan cemasnya sudah berkurang.
ketenangan serta rasa nyaman.
-Memberi dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan
perasaan untuk
mengeksternalisasikan cemas -Membantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini
-Menyediakan pengalihan
melalui televisi,
raduio,permainan,serta terapi okupasi
-Memberikan penguatan positif ketika pasien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan aktivitas lainnya
meskipun mengalami
ansietas.
-Meyakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap
empatik secara verbal dan nonverbal.
terbatas dengan orang lain jika dibutuhkan, serta
pembatasan penggunaan kafein dan stimulan lain. -Menyingkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan.
-Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
Kamis, 21 mei 2015
2.Gangguan pemenuhan istirahat tidur.
-Mengkaji tanda-tanda vital -Melakukan kajian masalah tidur, karateristik,dan penyebab tidur.
-Mengkaji insomnia, mengajurkan teknik relaksasi. -Meninjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan. -Mengajarkan pada keluarga posisi tidur yang baik, agar dapat memantau keadaan pasien.
-Mengevaluasi tingkat kelelahan, menganjurkan pasien untuk istirahat 1-2 jam
pada siang hari dan 8 jam pada malam hari.
S:Klien mengatakan sudah dapat tidur malam,dan
mengatakan puas dengan tidurnya.
O : ibu tampak lemah, konjungtiva pucat, lingkaran mata hitam,sering
menguap.
A : Masalah sebagian teratasi
P :Intervensi dilanjutkan
Jumat, 22 mei 2015
3.Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
-Mengkaji faktor yang mempengaruhi kehilangan
selera makan(seperti mual dan muntah, mengidentifikasi
S: Klien mengatakan mual muntah masih
ada namun nafsu
makanan yang menyebabkan mual muntah).
-Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat selama kehamilan(jelaskan pada ibu untuk memenuhi nutrisinya, makan dengan secukupnya,
makanan yang
berkarbohidrat, protein dan mineral, serta makanan yang berserat seperti sayur dan buah).
-Menganjurkan klien menghindari makanan yang beraroma menyengat, seperti yang dikatakan oleh klien kalau makan ikan akan terasa mual karena terasa amis(bau yang menyengat dapat menimbulkan mual muntah
misalnya bau amis).
-Menganjurkan klien untuk
makan sedikit tapi sering dan tambahan makanan kecil yang tepat(seperti biskuit, buah, dan lain-lain).
-Menganjurkan klien untuk menyajikan makanan yang bervariasi(misalnya ikan teri, tahu, tempe, daging dan
Menganjurkan klien untuk menimbang berat badan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil pengkajian pada Ny. E diperoleh keluhan utama mengatakan cemas akan kehamilannya.
Berdasarkan pengkajian dapat diperoleh data subjektif yaitu pasien mengatakan cemas dengan kehamilannya, masih merasakan gerakan janin, pasien mengatakan tidak bisa tidur semalaman karena gerakan janin dari dalam perut, dan pasien juga menyatakan pusing pada bagian kepala dan lama tidur pasien hanya 3 jam. Data objektif yaitu pasien banyak bertanya, palpebra/kantong mata tampak hitam, sering menguap, dan conjungtiva anemis.
Setelah dilakukan analisa data penulis mendapatkan masalah keperawatan dengan diagnosa keperawatan cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang bermasalah ditandai dengan pasien banyak bertanya. Kemudian diberikan intervensi dan implementasi selama
3 hari. Diagnosa utama yang penulis angkat adalah cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang bermasalah d/d pasien banyak bertanya
Setelah intervensi di susun dan implementasi dilakukan, maka ada beberapa masalah yang berhasil di atasi seperti klien mengatakan sudah tenang,cemasnya sudah berkurang, dan klien sudah dapat mengatur waktu istirahat dan ada juga masalah yang belum teratasi seperti klien banyak bertanya tentang kehamilannya dan keadaan klien tampak lemah,maka intervensi dilanjutkan,
B. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan.
Rumah sakit, melalui perawat yang ada diruangan lebih aktif dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dengan Gangguan Rasa Nyaman: Cemas
2. Bagi Institusi Pendidikan.
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan profesional agar tercipta perawat yang profesional, terampil, inovatif, aktif dan bermutu yang dapat memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan. 3. Bagi Keluarga.
Keluarga adalah orang terdekat dari pasien, diharapkan dapat mendukung pasien dan mengetahui cara mengurangi rasa cemas yang dihadapi oleh pasien.
4. Bagi Perawat.
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal, khususnya pada pasien dengan kebutuhan rasa nyaman cemas. Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang profesional terutama dalam memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
5. Bagi Penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI 2004. Asuhan Persalinan normal. Depkes RI. Jakarta.
Farrer, Hellen(2001), Perawatan Maternitas, Edisi 2. EGC. Jakarta.
Sarwono. 1999. Myes. Midwifery. London: Bailer Widal.
Sarwono, Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan, Jakarta: YBPSP.
Wikipedia Indonesia. “Kehamilan”, Diakses 20 Mei 2008:
http://id.wikipedia.org/wiki/.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta:EGC
LAMPIRAN
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. E (Evi)
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 32 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Bajak 2, Kelurahan Harjosari II Kec.
Medan Amplas Kota Medan
Golongan Darah : B
Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2015
II. KELUHAN UTAMA :
Ny.E Mengatakan cemas akan kehamilannya.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Propocative/palliative
Ny. E mengatakan tidak tau penyebabnya, pasien mengatakan cemas dengan kejadian ini.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :
Ny. E mengatakan jika sudah cemas Ny. E beristirahat dan melakukan aktivitas kecil.
B. Quantity /quality
1. Bagaimana dirasakan
Ny. E mengatakan cemas pada kehamilannya. 2. Bagaimana dilihat
Ny. E tampak cemas
C. Region
1. Dimana lokasinya -
2. Apakah Menyebar -
D. Severity
Ny. E mengatakan jika rasa cemas itu datang maka sangat mengganggu aktivitas yang mengakibatkan Ny. E tidak dapat melakukan aktivitas.
E.Time
Ny. E mengatakan tidak menentu, dan dapat hilang setelah beristirahat atau berdiam diri sejenak
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Ny.E mengatakan tidak ada
Ny. E mengatakan belum pernah melakukan pengobatan/tindakan
C. Pernah dirawat/dioperasi
Ny. E mengatakan belum pernah dirawat/dioperasi
D. Lama dirawat
Ny. E mengatakan tidak pernah dirawat.
E. Alergi
Ny. E mengatakan tidak ada riwayat alergi
F. Imunisasi
Ny. E mengatakan pernah melakukan imunisasi campak.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Ny. E mengatakan kedua orang tua tidak memiliki penyakit
menular ataupun keturunan.
B. Saudara kandung
Ny. E mengatakan tidak ada saudara kandung yang memiliki penyakit menular ataupun keturunan
C. Penyakit keturunan yang ada
Ny. E mengatakan tidak ada penyakit keturunan.
D.Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ny. E mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Jika ada, hubungannya dengan keluarga: - Gejala: -
E.Anggota keluarga yang meninggal
Ny. E mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal.
VI. RIWAYAT OBSTETRIK
G: 2 P: 1 A: 0 HPHT:20-11-2014 TTP: 27-08-2015
NO Umur Kompikasi/Masalah Kondisi
Anak
Penolong Kehamilan Persalinan Nifas
1. 32 Tahun
32 Minggu - - - -
VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ny. E mengatakan cemas dengan kondisinya dan juga kehamilannya yang sekarang.
B. Konsep Diri :
- Gambaran diri: Ny. E mengatakan menyukai gambaran tubuhnya.
- Ideal diri : Ny. E mengatakan ingin hidup bahagia bersama keluarga
- Harga diri : Ny. E mengatakan masih dihargai oleh keluarganya.
- Peran diri : Ny. E mengatakan dia berperan sebagai ibu
Didalam kelurganya dan tidak ada gangguan Peran.
- Identitas : Ny. E mengatakan identitasnya adalah seorang istri dari Tn.D
C. Keadaan emosi : Ny. E mengatakan pada saat itu mampu
mengontrol emosi dengan baik dan cooperative saat dikaji.
D. Hubungan Sosial:
Ny. E mengatakan orang yang berarti adalah suami dan anak-anaknya.
- Hubungan dengan keluarga :
Ny. E mengatakan hubungan dengan anggota keluarga baik. - Hubungan dengan orang lain :
Ny. E mengatakan hubungan dengan orang lain baik. - Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Ny. E mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
E. Spiritual :
- Nilai dan keyakinan : Islam
- Kegiatan ibadah : Ny. E mengatakan rajin beribadah
VIII. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran : Compos mentis - Penampilan : Rapi
- Pembicaraan : Normal - Alam perasaan : Normal - Afek : Baik/normal - Interaksi selama wawancara : Kooperatif/normal - Persepsi : Pendengaran - Proses pikir : -
- Isi pikir : : -
- Waham : -
- Memori : : Normal
IX. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
B. Tanda-tanda Vital
- Suhu tubuh : 36,2°
- Tekanan darah : 100/70 mmHg
- Nadi : 82x/menit
- Pernafasan :20x/menit - Skala nyeri : 3
- TB : 155 cm
- BB : 65 Kg
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : Kepala simetris dan tidak ada teraba benjolan.
- Ubun-ubun : Ubun-ubun tidak teraba.
- Kulit kepala : Kulit kepala bersih dan lembab.
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut lebat. - Bau : Rambut tidak berbau menyengat. - Warna kulit : Kuning langsat.
Wajah
- Warna kulit : Kuning langsat.
- Struktur wajah : Wajah simetris dan strukturnya lengkap.
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata berjumlah sepasang dan Simetris antara kiri dan kanan. - Palpebra : Tidak ditemukan kotoran atau benda asing. - Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva berwarna merah muda
dan skleraberwarna putih.
Diameter pupil 3 mm.
- Cornea dan iris : Cornea dan iris terlihat bersih. - Visus : Tidak dikaji.
- Tekanan bola mata : Tekanan bola mata kanan dan kiri sama.
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung teraba dan posisinya simetris.
- Lubang hidung : Lubang hidung bersih dan tidak ada masa. - Cuping hidung : Cuping hidung normal.
Telinga
- Bentuk telinga : Struktur telinga lengkap, teksturnya lengkap. - Ukuran telinga : Ukuran telinga simetris, telinga kanan dan
kiri sama.
- Lubang telinga : Lubang telinga bersih dan tidak ada masa/benjolan.
- Ketajaman pendengaran : Ketajaman pendengaran masih baik.
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : Keadaan bibir simetris, lentur, mukosa bibir baik.
- Keadaan gusi dan gigi : Keadaan gusi baik, gigi masih utuh. - Keadaan lidah : Warna lidah merah muda, lentur, tidak ada
lesi.
- Orofaring : Tidak ada lesi atau masa.
Leher
- Posisi trakea : Posisi trakea simetris.
- Suara : Suara terdengar jelas.
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe. - Vena jugularis : Vena jugularis teraba dengan jelas. - Denyut nadi karotis : Denyut nadi karotis teraba.
Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : Kulit bersih dan lembab.
- Kehangatan : Kulit terasa hangat sesuai dengan suhu tubuh.
- Warna : Warna kulit kuning langsat. - Turgor : Turgor baik < 2 detik. - Kelembaban : Kulit lembab.
- Kelainan pada kulit : Tidak ditemukan kelainan pada kulit.
Pemeriksaan payudara dan ketiak
- Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan.
Pemeriksaan thoraks/dada
- Pernafasan (frekuensi, irama) : 24x/menit, irama teratur. - Tanda kesulitan bernafas : Tidak ditemukan
tanda-tanda kesulitan bernafas.
Pemeriksaan paru
- Tidak dilakukan pemeriksaan karena tidak ada keluhan.
Pemeriksaan abdomen
- Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan.
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya - Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan.
X. Pola kebiasaan sehari-hari
I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/hari : Ny.E mengatakan makan 2 x sehari pagi dan sore.
- Nafsu/selera makan :Ny.E mengatakan nafsu makan pada saat dikaji cukup baik. - Nyeri ulu hati : Ny. E mengatakan tidak ada nyeri
pada ulu hati.
- Alergi : Ny. E mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan.
- Mual dan muntah : Ny. E mengatakan merasa mual dan muntah.
- Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : - Waktu pemberian makan : Pagi dan sore.
- Jumlah dan jenis makan : Satu piring/nasi bubur.
- Waktu pemberian cairan/minum : Tidak ada pemberian cairan
khusus.
- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : Tidak ada masalah saat menelan, mengunyah dengan normal
II. Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh : Ny. E mengatakan mandi
2x/hari
- Kebersihan gigi dan mulut : Ny. E mengatakan gosok
- Kebersihan kuku kaki dan tangan: Ny. E mengatakan selalu potong kukujika sudah panjang dan tidak pernahmembiarkan hingga panjang.
III. Pola kegiatan/aktivitas
- Uraian aktivas pasien untuk mandi dan makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total : Ny. E mengatakan masih dapat melakukan semua dengan sendiri tanpa bantuan.
- Uraikan aktivas ibadah pasien selama dirawat/sakit :
IV. Pola eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : Ny. E mengatakan BAB 1x sehari.
- Karakter feses : Ny.E mengatakan warna kuning segar dan tidak encer.
- Riwayat pendarahan : Ny. E mengatakan tidak ada pendarahan. - BAB terakhir : Ny. E mengatakan pagi dihari ketika
dilakukanpengkajian.
- Diare : Ny. E mengatakan tidak diare. - Penggunaan laksatif : Ny. mengatakan tidak ada.
2. BAK
- Pola BAK : Ny. E mengatakan BAK 5x dalam sehari. - Karakter urine : Ny. E mengatakan putih kekuning-kuningan. - Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Ny. E mengatakan tidak
ada masalahsaat BAK.
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Ny. E mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginjal
- Upaya mengatasi masalah : Ny. E mengatakan mengatasi masalah dengan bermusyawarah kepada keluarga.
V. Mekanisme koping
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan tingkat kecemasan pasien termasuk reaksi fisik
-Mengkaji tanda-tanda vital klien
-Menggali bersama pasien tentang teknik
yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas di masa lalu -Mengkaji faktor budaya(misalnya, konflik nilai) yang menjadi penyebab ansietas.
-Mengobservasi tanda-tanda vital
-Mengobservasi tanda-tanda cemas berat -Memberikan
informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman, tetangga, kelompok swabantu,
S:Klien
mengatakan sudah
tenang dan
cemasnya sudah berkurang
O:Pasien banyak
tempat ibadah, lembaga sukarelawan
dan pusat rekreasi. -Mendampingi pasien bicara dengan tenang,
dan berikan
ketenangan serta rasa nyaman.
-Memberi dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan cemas
-Membantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini -Menyediakan
pengalihan melalui
televisi,
radio,permainan,serta
terapi okupasi -Memberikan
penguatan positif ketika pasien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan aktivitas lainnya meskipun mengalami ansietas.
pasien melalui sentuhan, dan sikap
empatik secara verbal dan nonverbal.
-Mendorong pasien untuk menkspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk menangis. -Mengurangi
rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkun gan yang tenang, kontak yang terbatas dengan orang lain jika dibutuhkan, serta pembatasan
penggunaan kafein dan stimulan lain.
-Menyingkirkan sumber-sumber
ansietas jika
memungkinkan. -Menggunakan
pendekatan yang
tenang dan
No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan
-Mengkaji tanda-tanda vital
-Melakukan kajian masalah tidur, karateristik,dan
penyebab tidur.
-Mengkaji insomnia, mengajurkan teknik relaksasi.
-Meninjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan. -Mengajarkan pada keluarga posisi tidur yang baik, agar dapat memantau keadaan pasien.
-Mengevaluasi tingkat kelelahan,
menganjurkan pasien untuk istirahat 1-2 jam pada siang hari dan 8
jam pada malam hari.
S: Klien