• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Cemas di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Cemas di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny.E dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman:

Cemas Di Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi D-III Keperawatan

Oleh

EDY KRISTA GINTING

(122500010)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Cemas di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas”, yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati, SKp., MNS. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Nur Afi Darti, SKp., M.Kep. selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Mula Tarigan, SKp., M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing saya menyelesaikan KTI

6. Siti Zahara Nasution, S.Kp., M.N.S selaku dosen penguji yang memberikan saran dan kritik.

(5)

8. Teristimewa ayah Z. Ginting dan ibu R. Sinulingga yang telah membesarkan serta mendidik saya sehingga mampu menyelesaikan perkuliahan saya dan yang selalu memberi saya motivasi dan dukungan materi kepada saya, adik saya Putra Irwansyah Ginting yang mendukung dan selalu mendoakan dan memberi motivasi.

9. Sahabat- sahabat tercinta saya Natalia Simbolon, Elsi Lumban Gaol, Tri Boy dan Batara Fajar yang selalu member motivasi.

10.Teman – teman kost saya Niko silalahi dan kakak kos saya yang selalu memberi dukungan kepada saya.

11.Teman seperjuanganku untuk menyusun KTI Wilda Pane, Putri Ester, Azzah Azhari, Alex Brando Silalahi.

Akhir kata, penulis mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan, Juli 2015

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

BAB I Pendahuluan 1.1Latar Belakang... 1

1.2Tujuan... 3

1.3Manfaat ... 4

BAB II Pengelolaan Kasus A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cemas 1. Pengkajian... 14

2. Analisa Data... 14

3. Rumusan Masalah... 15

4. Perencanaan Keperawatan... 16

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian... 25

2. Analisa Data... 28

3. Rumusan masalah... 29

4. Perencanaan... 30

5. Implementasi... 39

6. Evaluasi... 39

BAB III Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 44

B. Saran... 45

(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit. Selain itu kecemasan dapat menimbulkan reaksi tubuh yang akan terjadi secara berulang seperti rasa kosong di perut, sesak nafas, jantung berdebar, keringat banyak, sakit kepala, rasa mau buang air kecil dan buang air besar. Perasaan ini disertai perasaaan ingin bergerak untuk lari menghindari hal yang dicemaskan (Stuart and Sundeen, 1998).Lefrancois (1980) juga menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan.Hanya saja, menurut Lefrancois,

pada kecemasan bahaya bersifat kabur, misalnya ada ancaman, adanya hambatan terhadap keinginan pribadi, adanya perasaan-perasaan tertekan yang muncul

dalam kesadaran.

Kecemasan atau ansietas adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan perasaan takut atau khawatir yang mendalam dan berkelanjutan namun tetap realistis, kepribadian tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas normal (Hawari, 2008).Kecemasan merupakan respon emosional dan efek negatif dari stress. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya atau ancaman sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai (Alwisol, 2004)

(8)

Cemas merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.Kecemasan pada individu merupakan pengalaman yang subjektif, dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup ( Suliswati, 2005 )

Cemas juga dialami oleh ibu hamil. Kehamilan dimulai dari kosepsi sampai lahirnya janin,lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (saifuddin,2002). Sedangkan Menurut (prawirohardjo ,1999) Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari(43 minggu).

Pembagian kehamilan di bagi dalam 3 trimester , Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12minggu);Trimester kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan (13-28minggu);trimester ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan (29-42minggu).

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga,memantau perubahan-perubahan fisik normal

yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin,juga mendeteksi dan serta menatalaksana kondisi yang tidak normal.Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan(Saifudin,2001).

Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.Itu sebabnya mengapa ibu hamil membutuhkan pemantauan selama kehamilannya,dan pada ibu hamil rentan dengan rasa cemas dalam menghadapi kehamilannya.

(9)

akan rusak dan merasa takut suaminya tidak mencintai dirinya lagi (Huliana, 2006). Pada kehamilan trimester III, psikologi dan emosional wanita hamildikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang dantanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya (Aprianawati, 2007 dalamAstria, 2009).

Dapat penulis simpulkan, bahwa kecemasan ibu hamil pada trimester IIIdalam menghadapi persalinan adalah suatu kondisi psikologis atau perasaan yangtidak menyenangkan yang mengancam individu pada masa kandungan 7-9 bulandimana objek kecemasan itu tidak jelas, dikarenakan adanya perubahan-perubahanfisiologis seperti perubahan bentuk tubuh ataupun rahim yang semakin membesar danperut menurun serta tekanan-tekanan yang dirasakan dalam perut yang menyebabkanketidakstabilan kondisi psikologis, seperti merasa takut, khawatir, was-was dan tidaktahu apa yang akan terjadi dan yang harus dia lakukan setelah anaknya lahir.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui kecemasan dan koping ibu hamil berlatarbelakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan dan menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar cemas pada Ny.E dengan diagnosa Ansietas di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cemas.

2. Mahasiswa mampu menegakkan Diagnosa keperawatan pada klien dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cemas.

(10)

4. Mahasiswa mampu melakukan Implementasi Keperawatan pada klien dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cemas.

5.Mampu membuat Evaluasi Keperawatan pada klien dengan Masalah Kebutuhan Dasar Cemas.

1.3 Manfaat

1.Responden

Meningkatkan rasa aman nyaman pada ibu hamil selama proses perawatan

2.Peneliti

Dapat menambah pengetahuan tetntang intervensi terhadap rasa aman cemas pada ibu hamil serta meningkatkan keterampilan dan wawasan bagi penulis.

3.Tenaga Kesehatan

Masukan agar tenaga kesehatan lebih memberikan pelayanan kesehatan dengan baik dalam hal meminimalkan rasa cemas pada ibu hamil.

4.Instansi Pendidikan

Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa khusunya Mahasiswa DIII

(11)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep dasar Kecemasan

2.1.1. Definisi

Ansietas merupakan hal yang akrab dalam hidup manusia. Ansietas bukanlah hal yang aneh karena setiap orang pasti pernah mengalami ansietas dengan berbagai variannya. Ansietas sangat berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan sebagai hasil penelitian terhadap suatu objek atau keadaan. Keadaan emosi ini dialami secara subjektif, bahkan terkadang objeknya tidak jelas. Artinya, seseorang dapat saja menjadi cemas, namun sumber atau sesuatu yang dicemaskan tersebut tidak tampak nyata. Ansietas ini dapat terlihat dalam hubungan interpersonal.

Ansietas dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk pertumbuhan dan perkembangan pada individu yang bersangkutan (Corey 2005). Dapat pula ansietas menjadi suatu beban berat yang menyebabkan individu tersebut hidupnya

selalu di bawah bayang-bayang ansietas yang terus berkepanjangan . Ansietas berkaitan dengan stres. Oleh karena ansietas ansietas timbul sebagai respon

terhadap stres, baik stres fisiologis maupun psikologis. Artinya, ansietas terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis. Artinya, ansietas terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis. Stres merupakan bagian yang tidak dapat terelakan dalam hidup manusia. Meskipun demikian, stres bukanlah merupakan sesuatu yang patologis.

(12)

Menurut Suliswati (2005 ) Cemas merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidakmenyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.Kecemasan pada individu merupakan pengalaman yang subjektif, dapat memberikannmotivasi untuk mencapai sesuatu dan sumber penting dalam usaha memelihara

keseimbangan hidup. Kehamilan trimester pertama menimbulkankekhawatiran yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran (Kusmiyati,2009), dan pada trimester kedua perasaan cemas pun muncul kembali ketika melihatkeadaan perutnya yang bertambah besar , payudara semakin besar, dan bercak hitamyang semakin melebar, perasaan cemas muncul karena mereka mengkhawatirkanpenampilannya akan rusak dan merasa takut suaminya tidak mencintai dirinya lagi(Huliana, 2006). Pada kehamilan trimester III, psikologi dan emosional wanita hamildikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang dantanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya (Aprianawati, 2007 dalamAstria, 2009).Dapat penulis simpulkan, bahwa kecemasan ibu hamil pada trimester IIIdalam menghadapi persalinan adalah suatu

kondisi psikologis atau perasaan yangtidak menyenangkan yang mengancam individu pada masa kandungan 7-9 bulandimana objek kecemasan itu tidak jelas, dikarenakan adanya perubahan-perubahanfisiologis seperti perubahan bentuk tubuh ataupun rahim yang semakin membesar danperut menurun serta tekanan-tekanan yang dirasakan dalam perut yang menyebabkanketidakstabilan kondisi psikologis, seperti merasa takut, khawatir, was-was dan tidaktahu apa yang akan terjadi dan yang harus dia lakukan setelah anaknya lahir.

2.1.2. Teori Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundeen (1998), ada beberapa teori penyebab kecemasan antara lain:

a. Teori psikoanalitik

Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemenkepribadian yaitu id dan super ego. Id mewakili dorongan insting dan

(13)

b. Teori interpersonal

Bahwa kecemasan timbul akibat ketakutan atau ketidakmampuan untuk

berhubungan secara interpersonal serta sebagai akibat penolakan.Halini dikaitkan

dengan trauma perkembangan, perpisahan, kehilangan, dan lain sebagainya. c. Teori perilaku

Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Teori biologik

Dalam otak terdapat reseptor spesifik terhadap benzodiazepin, dimanareseptor ini dapatmengatur timbulnya kecemasan.

e. Kajian keluarga

Menunjukkan bahwa kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalamsuatu keluarga.

2.1.3. Faktor Pencetus Kecemasan

Menurut Stuart and Sundeen (1998), pencetus timbulnya kecemasan dapatdisebabkan oleh berbagai sumber yaitu sumber internal maupun sumber eksternal, haltersebut dibedakan menjadi:

a. Ancaman terhadap integritas fisik

Merupakan ketidakmampuan fisiologis atau penurunan kapasitas seseoranguntuk melakukan aktifitas sehari-hari, meliputi sumber eksternal bisa disebabkan olehinfeksi virus atau bakteri, polusi, lingkungan, ancaman keselamatan, injuri;sedangkan sumber internal merupakan kegagalan mekanisme fisik seseorang seperti jantung, sistem imun, termoregulator menurun, perubahan biologis normal sepertikehamilan.

b. Ancaman terhadap self esteem

(14)

kesulitan dalam hubunganinterpersonal di dalam rumah, di tempat kerja, dan di dalam masyarakat.

2.1.4. Tingkat Kecemasan

Menurut Suliswati (2005), tingkat kecemasan dibagi 4 (empat), yaitu: a. Kecemasan Ringan

Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Individu akanberhati-hati dan waspada serta lahan persepsi meluas, belajar menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Respon cemas ringan seperti sesekali bernafas pendek,nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut danbergetar, telinga berdengung, waspada, lapang persepsi meluas, sukar konsentrasipada masalah secara efektif, tidak dapat duduk tenang dan tremor halus pada tangan.

b. Kecemasan Sedang

Pada tingkat ini, lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu telah berfokuspada hal-hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal-hal yang

lain. Responcemas sedang seperti sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering,muka merah dan pucat, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsanganluar mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidakenak, firasat buruk.

c. Kecemasan Berat

Pada tingkat ini, lapangan persepsi individu sangat sempit. Seseorang cenderung hanya memikirkan hal kecil saja dan mengabaikan hal yang penting.Tidak mampuberpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak pengarahan atau tuntutan.Responnya meliputi nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, rasa tertekanpada dada, berkeringat dan sakit kepala, mula-mual, gugup, lapang persepsi sangatsempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat, takut pikiran sendiridan perasaan ancaman meningkat dan seperti ditusuk-tusuk. d. Panik

(15)

penglihatan kabur, hipotensi, lapang persepsi sempit, mudah tersinggung, tidak dapat berpikir logis, agitasi, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangankendali dan persepsi kacau, menjauh dari orang.

Bagan 2.1 Rentang Respon Kecemasan Respon Adaptif ResponMaladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

(Sumber: Stuart dan Sundeen, 1998)

Tabel 2.1 Tingkat Kecemasan dan karateristik

Tingkat Cemas Karateristik

Cemas ringan

- Berhubungan dengan ketegangangan dalam peristiwa sehari-hari

- Kewaspadaan meningkat

- Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan kreativitas

- Respons fisiologis: sesekali napas pendek, nadi dan

tekanan darah meningkat sedikit, gejala ringan pada lambung, muka berkerut, serta bibir bergetar

- Respons kognitif: mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara afektif, dan terangsang untuk melakukan tindakan

Rentang Respon Kecemasan

Respon adaptif Respon maladaptif

(16)

- Respons perilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, dan suara

kadang-kadang meninggi

Cemas sedang

- Respon fisiologis: sering napas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah meningkat, mulut kering,

anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, sering berkemih, dan letih

- Respon kognitif: memusatkan perhatiannya pada hal

yang penting dan mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit, dan rangsangan dari luar tidak mampu diterima

- Respons perilaku dan emosi: gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegang, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak aman

Cemas berat

- Individu cenderung memikirkan hal yang yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain

- Respons fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan berkabut, serta tampak tegang

- Respon kognitif: tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/tuntunan, serta lapang persepsi menyempit

- Respons perilaku dan emosi: perasaan terancam meningkat dan komunikasi menjadi terganggu (verbalisasi cepat)

Panik

- Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta rendahnya koordinasi motorik

(17)

- Respons perilaku dan emosi: agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan

kendali/kontrol diri (aktivitas motorik tidak menentu), perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri dan/atau orang lain.

2.1.5 Alat Ukur Kecemasan

Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrumen HamiltonAnxiety Rating Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung Self-Rating Anxiety Scale(ZSAS), dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI Form Z-I) (Kaplan & Saddock,1998).

Menurut Hawari (2001) Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecemasanseseorang apakah ringan, sedang, berat atau sangat berat dengan menggunakan alatukur yang dikenal dengan nama HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).

Nilai 0 = tidak ada gejala atau keluhan Nilai 1 = gejala ringan

Nilai 2 = gejala sedang Nilai 3 = gejala berat Nilai 4 = gejala sangat berat

Penilaian derajat kecemasan score : < 14 = tidak ada kecemasan

14– 20 = kecemasan ringan 21– 27 = kecemasan sedang 28 - 41 = kecemasan berat

42 - 56 = kecemasan berat sekali / panic

2.1.6 Kecemasan Selama Kehamilan

(18)

1. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat,tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan persalinan, kehilangan pekerjaan.

2. Stressor eksternal: status marital, maladaptasi, relathionship, kasih sayang,support mental, broken home.Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu dimana tidak hanyaterjadi perubahan fisiologis, tetapi juga perubahan psikologis yang memerlukanpenyesuaian emosi, pola berfikir dan perilaku yang berlanjut hingga bayi lahir.Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan, saat inilah tugaspikologis pertama sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akankehamilannya. Selain itu, dampak dari peningkatan hormo estrogen dan progesteronpada tubuh ibu hamil akan mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak ibuhamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama hamil.

Kekhawatiran pertama timbul berkaitan dengan kemungkinan terjadinya

kegugguran.Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebihmeyakinkan bahwa dirinya hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akanselalu diperhatikan dengan seksama (Kusmiyati, 2009). Reaksi psikologi danemosional wanita yang pertama kali hamil ditunjukkan dengan adanya rasakecemasan, kegusaran, ketakutan, dan kepanikan. Diantara mereka ada yangberpikiran bahwa kehamilan merupakan ancaman maut yang menakutkan danmembahayakan bagi diri mereka (Huliana, 2006).Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibumerasa sehat. Quickening mungkin menyerang wanita untuk memikirkan bayinnyasebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. Pada trimester ini kecemasanyang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya (Kusmiyati, 2009). Padaperiode ini perasaan cemas pun muncul kembali ketika melihat keadaan perutnyayang bertambah besar, payudara semakin membesar, dan bercak-bercak hitam yangsemakin melebar. Perasaan cemas muncul karena mereka mengkhawatirkan

(19)

Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita mungkin khawatirterhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak tahu kapan akan melahirkan. Mimpinyamencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. Ibu hamil akan lebih sering bermimpitentang bayinya, anak-anak, persalinan, kehilangan bayi, atau terjebak disuatu tempatkecil dan tidak bisa keluar. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisikyang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman timbul kembali karenaperubahan body image yaitu merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Dan menurut Musbikin (2005), semuakegelisahan mengenai keadaan bayi, sehingga menghasilkan mimpi yang bervariasi.Bayi yang cacat, sangat kecil atau sangat besar misalnya, menggambarkan kecemasanakan kesehatan bayi.Wanita juga mengalami proses berduka seperti kehilangan perhatian dan hakistimewa yang dimiliki selama kehamilan, terpisahnya bayi dari bagian tubuhnya, danmerasa kehilangan kandungan dan menjadi kosong. Perasaan mudah terluka jugaterjadi pada masa ini wanita merasa canggung, jelek, tidak rapi, membutuhkanperhatian yang lebih besar dari pasangannya (Kusmiyati, 2009).Perubahan mood dan

peningkatan sesitivitas terhadap orang lain akanmembingungkan mereka sendiri dan juga orang di sekelilingnya. Mudah tersinggung,menangis tiba-tiba, dan ledakan kemarahan serta perasaan sukacita, kegembiraanyang luar biasa muncul silih berganti hanya karena suatu masalah kecil atau bahkanmasalah sama sekali ( Kusmiyati, 2009).

(20)

A. Konsep dasar asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar: Cemas.

1. Pengkajian

Pengkajian harus berfokus pada kebutuhan fungsi total klien. Sebelas pola sehat fungsi menurut Gordon memberikan suatu jenis kerangka kerja pengkajian untuk memberikan dasar data berfokus pada kebutuhan total dan status fungsi klien (Edelman dan Mandic, 1994; Carpenito, 1993, 1995). Pengkajian klien dan keluarga dimulai sesuai dengan rujukan tersebut.Koordinator perawatan menyerahkan format rujukan tertulis kepada perawat pemberi pelayanan di rumah. Format ini biasanya mencakup data demografi, program dokter, obat-obatan, tindakan pengobatan, diagnose keperawatan dan diagnose medis, tujuan dan prognosis, dan pembatasan fungsi dan aktivitas.

2. Analisa data

No. Data Penyebab Masalah

Keperawatan

1. Data Subjektif:

- Ny. E mengatakan cemas dengan kehamilannya. - Ny. E mengatakan masih

merasakan gerakan janin.

Data Objektif:

- Pasien banyak bertanya

(21)

Data Objektif:

-Palpebra/kantongmata tampak hitam

- Ibu sering menguap - Conjungtiva anemis 3. Data Subjektif:

-Ny E mengatakan makan 2x

sehari (pagi dan sore).

Data Objektif:

-Keadaan umum klien tampak lemah.

-Klien tampak muntah jika makan.

Mual muntah Nutrisi Kurang dari kebutuhan

tubuh

4.Rumusan masalah

Setelah mengumpulkan data mengenai klien dan kondisi rumahnya, perawat pemberi pelayanan di rumah menentukan diagnosa keperawatan. Beberapa diagnose keperawatan dapat diterapkan untuk klien di rumah, tetapi, ada beberapa masalah kesehatan yang terlihat sebagai masalah yang terjadi secara rutin. Jika perawat telah mengkaji adanya sejumlah karateristik yang kurang lengkap untuk dibuat menjadi sebuah diagnose, maka informasi tambahan dari keluarga atau teman-temannya dapat membantu menguatkan diagnosa tersebut. Penetapan diagnosa untuk klien yang mengalami gangguan rasa nyaman cemas adalah :

1. Cemas beerhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang bermasalah ditandai dengan pasien banyak bertanya.

2. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan kondisi kehamilan:janin aktif ditandai dengan tidak bisa tidur karena gerakan janin dari dalam perut.

(22)

5.Perencanaan

Rencana perawatan mengidentifikasi diagnose keperawatan dan menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Diagnosa keperawatan dan tujuannya harus dihubungkan dengan proses penyakit yang utama, rencana tindakan, keterbatasan fungsi, dan masalah-masalah psikososial, keuangan dan lingkungan.

Proses perencanaan perawatan dirumah memerlukan keterlibatan dari klien, keluarga, dan orang yang berarti lainnya. Seluruh perawatan dilakukan dirumah.

Klien dan keluarga dibiasakan untuk mempunyai control, dan perawat harus menyadari hal ini.

Hari/tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan

Rabu, 20 mei 2015

1. Cemas Tujuan dan kriteria hasil: NOC:Ansietas/Cemas

1.Ansietas berkurang,dibuktikan oleh bukti tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang,dan selalu menunjukkan pengendalian-diri terhadap ansietas,konsentrasi,dan koping.

2.Menunjukkan pengendalian-diri terhadap ansietas yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut:

-Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan

-Mempertahankan Performa peran -Memantau distorsi persepsi sensori -Memantau manifestasi perilaku ansietas

-Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan Ansietas

Rencana Tindakan Rasional

Pengkajian:

1. Kaji dan

dokumentasikan tingkat

(23)

kecemasan pasien termasuk reaksi fisik

2.Kaji tanda-tanda vital klien

3.Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas di masa lalu

4.Kaji faktor

budaya(misalnya, konflik nilai) yang menjadi penyebab

ansietas.

Observasi:

1.Observasi tanda tanda vital

2.Observasi tanda tanda cemas berat

tergantung dari tingkat kecemasan yang

dialami.

Mengetahui keadaan

umum klien melalui tanda-tanda vital.

Dengan mengetahui tingkat pengetahuan pasien, perawat lebih mudah memberikan pendidikan pada klien secara efisien dan efektif.

Mengetahui faktor penyebab kecemasan yang dialami klien.

Peningkatan tekanan darah dan frekuensi

nadi merupakan indikator peningkatan cemas.

Memberikan

(24)

Pendidikan kesehatan: 1.Berikan informasi mengenai sumber

komunitas yang

tersedia, seperti teman,tetangga,kelomp ok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi.

Mandiri:

1.Dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan berikan ketenangan serta rasa nyaman.

2.Beri dorongan kepada

pasien untuk

mengungkapkan secara

verbal pikiran dan

perasaan untuk

mengeksternalisasikan cemas.

3.Bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini.

tepat.

Sumber komunitas yang tersedia dapat menjadi sarana untuk menurunkan cemas pada klien.

Ketenangan dan rasa

nyaman akan

menurunkan cemas pada klien.

Mengetahui penyebab

cemas pada klien

(25)

4.Sediakan pengalihan melalui televisi, radio,

permainan, serta terapi okupasi .

5.Berikan penguatan positif ketika pasien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan aktivitas lainnya meskipun mengalami ansietas.

6.Yakinkan kembali

pasien melalui

sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal secara bergantian.

7.Dorong pasien untuk

mengekspresikan

kemarahan dan iritasi,

serta izinkan pasien untuk menangis.

8.Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan

lingkungan yang tenang, kontak yang terbatas dengan orang lain jika dibutuhkan,

untuk menurunkan

ansietas dan

memperluas fokus.

Mengalihkan pikiran klien dari cemas

Sentuhan dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal dapat menurunkan cemas pada klien

Menangis dan

mengekspresikan kemarahan dapat

menurunkan hormon stress pada otak

(26)

serta pembatasan penggunaan kafein dan

stimulan lain.

9.Singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan.

10.Penurunan cemas: -Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

-Nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku pasien.

-Dampingi pasien(misalnya,

selama prosedur) untuk meningkatkan

keamanan dan

mengurangi rasa takut -Berikan pijatan

punggung/pijatan leher, jika perlu

-Jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan

-Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang

mencetuskan cemas.

Mencegah cemas klien

Menurunkan cemas pada klien

Pijatan leher dapat meningkatkan

relaksasi pada klien sehingga cemas menurun

(27)

2015 pemenuhan istirahat

tidur

Tujuan : Pola tidur, kualitas dalam batas normal. Kriteria hasil :

- Jumlah jam tidur dalam batas

Rencana Tindakan Rasional

Mandiri:

1.Kaji tanda-tanda vital(TD,HR,RR,T). menganalisis data kardiovaskuler, dan suhu tubuh.

Untuk memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.

(28)

Kolaborasi:

1.Ajarkan pada

keluarga posisi tidur yang baik,agar dapat

memantau keadaan pasien

Agar keluarga dapat memantau

keadaan/posisi tidur

pasien

Observasi:

1.Evaluasi tingkat kelelahan,anjurkan pasien untuk istirahat

1-2 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari.

Meringankan rasa lelah

Tujuan dan kriteria hasil:

- Kebutuhan nutrisi terpenuhi. - Klien dapat mempertahankan

berat badan dalam batas normal.

- Klien dapat menjelaskan komponen diet bergizi adekuat.

kehilangan selera makan(seperti mual dan muntah).

2.Jelaskan pentingnya

Mengetahui apa yang menyebabkan nafsu makan menurun sehingga dapat ditangani segera.

(29)

nutrisi yang adekuat selama kehamilan.

3.Anjurkan klien menghindari makanan

yang beraroma

menyengat(faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah, misalnya bau amis).

4.Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering dan tambahan makanan kecil yang tepat(seperti biskuit, buah, dan lain-lain).

5.Anjurkan klien untuk menyajikan makanan

yang

bervariasi(misalnya ikan teri, tahu, tempe, daging dan sayur).

6.Anjurkan klien untuk menimbang berat badan secara ruti(minimal 1x seminggu).

pengetahuan klien dan keinginan untuk

mencukupi kebutuhan nutrisi.

Aroma yang

menyengat dapat menyebabkan mual dan muntah.

Untuk menghindari terjadinya mual muntah dan untuk mencukupi asupan nutrisi.

Memungkinkan

variasi sediaan

makanan dapat meningkatkan

keinginan klien untuk makan.

(30)

Kolaborasi:

1.Bekerja sama dengan dokter, ahli gizi, dan

pasien untuk

merencanakan tujuan asupan yang adekuat.

2.Pantau kadar Hb/Ht

Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi untuk meningkatkan status gizi klien.

(31)

FORMAT PENGKAJIAN DI HARJOSARI II KEC MEDAN AMPLAS

B. Asuhan Keperawatan Kasus

C.

1. PENGKAJIAN

Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal praktik mahasiswa di komunitas Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas, pada tanggal 18 mei 2015mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada klien Ny. E. Berikat deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan dan secara lengkap terdapat di lampiran.

1. Identitas Klien

Pada tanggal 18 mei dilakukan pengkajian pada Ny. E, berusia 32 tahun, golongan darah B. Ny. E beragama islam dan pendidikan terakhir SLTA. Klien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan bertempat tinggal di jalan Bajak 2 Kelurahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas.

2. Keluhan Utama

Pada tanggal 19 Mei 2015 jam 11:00 dilakukan pengkajian pada Ny. E. Keluhan Utama klien mengatakan cemas akan kehamilannya dan sangat mengganggu kenyaman dan aktivitasnya.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Dari hasil pengkajian klien mengatakan cemas dengan kejadian ini, dan klien mengatakan jika rasa cemas itu datang maka sangat mengganggu aktivitas yang mengakibatkan klien tidak dapat melakukan aktivitas.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

(32)

mengatakan tidak ada menggunakan obat-obatan khusus, belum pernah dirawat atau dioperasi, tidak ada riwayat alergi dan pernah melakukan imunisasi campak.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat penyakit keluarga, orang tua klien tidak memiliki penyakit menular ataupun penyakit keturunan. Saudara kandung klien juga tidak memiliki penyakit menular atau keturunan. Dari pengakuan klien tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan tidak ada anggota keluarga yang meninggal akibat melahirkan.

6. Riwayat Obstetrik

Setelah dilakukan pengkajian terhadap Ny. E di dapat G:2 P:1 A:0 HPHT: 20 November 2014, TTP: 27 Agustus 2015 dan usia kehamilan klien berusia 32 minggu.

7. Riwayat Keadaan Psikososial

(33)

hambatan. Pengkajian spiritual, Nilai dan keyakinan: klien menganut agama islam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, kegiatan ibadah: ibu mengatakan sering beribadah.

8. Status Mental

Tingkat kesadaran: Compos mentis, penampilan: rapi, pembicaraan: normal, alam perasaan: normal, afek: baik/normal, interaksi selama wawancara: ibu tampak kooperatif, persepsi: pendengaran, waham: tidak ditemukan waham, memori: normal.

9. Pemeriksaan Fisik

(34)

2. ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah

Keperawatan 1. Data Subjektif:

- Ny. E mengatakan cemas

dengan kehamilannya. - Ny. E mengatakan masih

merasakan gerakan janin.

Data Objektif:

- Pasien banyak bertanya

Kurangnya

pengetahuan tentang

kehamilan yang bermasalah bisa tidur semalaman karena gerakan janin dari dalam perut.

- Ny. E mengatakan lama tidur 3 jam.

Data Objektif:

- Palpebra/kantong mata tampak hitam

- Ibu sering menguap - Conjungtiva anemis

Tidur tidak nyenyak Gangguan pemenuhan istirahat tidur

3 Data Subjektif:

-Ny E mengatakan makan 2x sehari (pagi dan sore).

Data Objektif:

-Keadaan umum klien tampak

(35)

lemah.

-Klien tampak muntah jika

makan.

3. MASALAH KEPERAWATAN

1. Cemas.

2. Gangguan pemenuhan istirahat tidur. 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang bermasalah ditandai dengan pasien banyak bertanya.

2. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan kondisi kehamilan:janin aktif itandai dengan tidak bisa tidur karena gerakan janin dari dalam perut.

(36)

5. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan

Rabu, 20 mei 2015

1. Cemas Tujuan dan kriteria hasil: NOC:Ansietas/Cemas

1.Ansietas berkurang,dibuktikan oleh bukti tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang,dan selalu menunjukkan pengendalian-diri terhadap

ansietas,konsentrasi,dan koping.

2.Menunjukkan pengendalian-diri terhadap ansietas yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut:

-Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan

-Mempertahankan Performa peran -Memantau distorsi persepsi sensori -Memantau manifestasi perilaku ansietas

-Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas

(37)

Pengkajian: 1. Kaji dan

dokumentasikan tingkat kecemasan pasien termasuk reaksi fisik

2.Kaji tanda-tanda vital klien

3.Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas di masa lalu

4.Kaji faktor budaya(misalnya,

konflik nilai) yang menjadi penyebab

ansietas.

Observasi:

1.Observasi tanda tanda vital

2.Observasi tanda

1.Tingkat kecemasan

pasien dan reaksi fisik tergantung dari tingkat kecemasan yang dialami

Mengetahui keadaan umum klien melalui tanda-tanda vital

Dengan mengetahui tingkat pengetahuan pasien, perawat lebih mudah memberikan pendidikan pada klien secara efisien dan efektif.

(38)

tanda cemas berat ok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi.

Mandiri:

1.Dampingi pasien, bicara dengan tenang,

dan berikan ketenangan serta rasa nyaman.

2.Beri dorongan kepada pasien untuk

mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk

mengeksternalisasikan cemas.

3.Bantu pasien untuk

Peningkatan tekanan darah dan frekuensi nadi merupakan indikator peningkatan cemas.

Memberikan

penanganan yang tepat

Sumber komunitas yang tersedia dapat menjadi sarana untuk menurunkan cemas

pada klien.

Ketenangan dan rasa nyaman akan

(39)

memfokuskan pada situasi saat ini.

4.Sediakan pengalihan melalui televisi, radio, permainan, serta terapi okupasi

5.Berikan penguatan positif ketika pasien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan aktivitas lainnya

meskipun mengalami ansietas.

6.Yakinkan kembali

pasien melalui sentuhan, dan sikap

empatik secara verbal dan nonverbal secara bergantian.

7.Dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk menangis.

Mengetahui penyebab cemas pada klien

Sebagai cara untuk mengidentifikasi klien dari cemas

(40)

8.Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan

menyediakan lingkungan yang tenang, kontak yang terbatas dengan orang lain jika dibutuhkan, serta pembatasan penggunaan kafein dan stimulan lain.

9.Singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan.

10.Penurunan cemas: - Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

- Nyatakan dengan jelas

tentang harapan terhadap perilaku

pasien. - Dampingi pasien(misalnya, selama prosedur) untuk meningkatkan

keamanan dan

mengurangi rasa takut - Beriakan pijatan punggung/pijatan leher, stress pada otak

Menurunkan rasa cemas pada klien.

Mencegah cemas Klien

Menurunkan cemas pada klien

(41)

- Jaga peralatan perawatan jauh dari

pandangan

- Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi

Tujuan dan kriteria hasil:

Tujuan : Pola tidur, kualitas dalam batas normal. Kriteria hasil :

- Jumlah jam tidur dalam batas

Rencana Tindakan Rasional

Mandiri:

1.Kaji tanda-tanda vital(TD,HR,RR,T).

2.Lakukan kajian masalah tidur, karateristik, dan penyebab tidur.

3.Kaji insomnia, anjurkan teknik

Untuk

mengumpulkandan menganalisis data kardiovaskuler, dan suhu tubuh.

Untuk memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.

(42)

relaksasi

4.Tinjau ulang

kebutuhan perubahan kebutuhan pola tidur.

Kolaborasi: 1.Ajarkan pada

keluarga posisi tidur

keadaan/posisi tidur pasien

Observasi:

1.Evaluasi tingkat kelelahan,anjurkan pasien untuk istirahat 1-2 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari.

Meringankan rasa lelah

Tujuan dan kriteria hasil:

- Kebutuhan nutrisi terpenuhi. - Klien dapat mempertahankan

berat badan dalam batas normal.

(43)

- Klien menoleransi diet yang dianjurkan.

Mandiri:

1.Kaji faktor yang mempengaruhi

kehilangan selera makan(seperti mual dan muntah).

2.Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat selama kehamilan.

3.Anjurkan klien menghindari makanan

yang beraroma

menyengat(faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah, misalnya bau amis).

4.Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering dan tambahan

makanan kecil yang tepat(seperti biskuit, buah, dan lain-lain).

5.Anjurkan klien untuk menyajikan makanan

Mengetahui apa yang menyebabkan nafsu

makan menurun sehingga dapat ditangani segera.

Meningkatkan

pengetahuan klien dan keinginan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi.

Aroma yang

menyengat dapat menyebabkan mual dan muntah.

Untuk menghindari terjadinya mual muntah dan untuk

mencukupi asupan nutrisi.

Memungkinkan

(44)

yang

bervariasi(misalnya

ikan teri, tahu, tempe, daging dan sayur).

6.Anjurkan klien untuk menimbang berat badan secara ruti(minimal 1x seminggu).

Kolaborasi:

1.Bekerja sama dengan dokter, ahli gizi, dan

pasien untuk

merencanakan tujuan asupan yang adekuat.

2.Pantau kadar Hb/Ht

makanan dapat meningkatkan

keinginan klien untuk makan.

Memberikan situasi terstruktur mengontrol peningkatan berat dan mengetahui status gizi klien.

Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi untuk meningkatkan status gizi klien.

Mengidentifikasi

adanya anemia atau resiko penurunan

(45)

6. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP) Rabu, 20 mei

2015

1. Cemas -Mengkaji dan

mendokumentasikan tingkat kecemasan pasien termasuk reaksi fisik

-Mengkaji tanda-tanda vital klien

-Menggali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas di masa lalu

-Mengkaji faktor

budaya(misalnya, konflik nilai) yang menjadi penyebab ansietas.

-Mengobservasi tanda-tanda vital

-Mengobservasi tanda-tanda cemas berat

-Memberikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman,

tetangga, kelompok

swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi.

-Mendampingi pasien bicara dengan tenang, dan berikan

S : Klien mengatakan sudah tenang dan cemasnya sudah berkurang.

(46)

ketenangan serta rasa nyaman.

-Memberi dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan

perasaan untuk

mengeksternalisasikan cemas -Membantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini

-Menyediakan pengalihan

melalui televisi,

raduio,permainan,serta terapi okupasi

-Memberikan penguatan positif ketika pasien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan aktivitas lainnya

meskipun mengalami

ansietas.

-Meyakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap

empatik secara verbal dan nonverbal.

(47)

terbatas dengan orang lain jika dibutuhkan, serta

pembatasan penggunaan kafein dan stimulan lain. -Menyingkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan.

-Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.

Kamis, 21 mei 2015

2.Gangguan pemenuhan istirahat tidur.

-Mengkaji tanda-tanda vital -Melakukan kajian masalah tidur, karateristik,dan penyebab tidur.

-Mengkaji insomnia, mengajurkan teknik relaksasi. -Meninjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan. -Mengajarkan pada keluarga posisi tidur yang baik, agar dapat memantau keadaan pasien.

-Mengevaluasi tingkat kelelahan, menganjurkan pasien untuk istirahat 1-2 jam

pada siang hari dan 8 jam pada malam hari.

S:Klien mengatakan sudah dapat tidur malam,dan

mengatakan puas dengan tidurnya.

O : ibu tampak lemah, konjungtiva pucat, lingkaran mata hitam,sering

menguap.

A : Masalah sebagian teratasi

P :Intervensi dilanjutkan

Jumat, 22 mei 2015

3.Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

-Mengkaji faktor yang mempengaruhi kehilangan

selera makan(seperti mual dan muntah, mengidentifikasi

S: Klien mengatakan mual muntah masih

ada namun nafsu

(48)

makanan yang menyebabkan mual muntah).

-Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat selama kehamilan(jelaskan pada ibu untuk memenuhi nutrisinya, makan dengan secukupnya,

makanan yang

berkarbohidrat, protein dan mineral, serta makanan yang berserat seperti sayur dan buah).

-Menganjurkan klien menghindari makanan yang beraroma menyengat, seperti yang dikatakan oleh klien kalau makan ikan akan terasa mual karena terasa amis(bau yang menyengat dapat menimbulkan mual muntah

misalnya bau amis).

-Menganjurkan klien untuk

makan sedikit tapi sering dan tambahan makanan kecil yang tepat(seperti biskuit, buah, dan lain-lain).

-Menganjurkan klien untuk menyajikan makanan yang bervariasi(misalnya ikan teri, tahu, tempe, daging dan

(49)

Menganjurkan klien untuk menimbang berat badan

(50)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil pengkajian pada Ny. E diperoleh keluhan utama mengatakan cemas akan kehamilannya.

Berdasarkan pengkajian dapat diperoleh data subjektif yaitu pasien mengatakan cemas dengan kehamilannya, masih merasakan gerakan janin, pasien mengatakan tidak bisa tidur semalaman karena gerakan janin dari dalam perut, dan pasien juga menyatakan pusing pada bagian kepala dan lama tidur pasien hanya 3 jam. Data objektif yaitu pasien banyak bertanya, palpebra/kantong mata tampak hitam, sering menguap, dan conjungtiva anemis.

Setelah dilakukan analisa data penulis mendapatkan masalah keperawatan dengan diagnosa keperawatan cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang bermasalah ditandai dengan pasien banyak bertanya. Kemudian diberikan intervensi dan implementasi selama

3 hari. Diagnosa utama yang penulis angkat adalah cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang kehamilan yang bermasalah d/d pasien banyak bertanya

Setelah intervensi di susun dan implementasi dilakukan, maka ada beberapa masalah yang berhasil di atasi seperti klien mengatakan sudah tenang,cemasnya sudah berkurang, dan klien sudah dapat mengatur waktu istirahat dan ada juga masalah yang belum teratasi seperti klien banyak bertanya tentang kehamilannya dan keadaan klien tampak lemah,maka intervensi dilanjutkan,

(51)

B. Saran

1. Bagi Pelayanan Kesehatan.

Rumah sakit, melalui perawat yang ada diruangan lebih aktif dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dengan Gangguan Rasa Nyaman: Cemas

2. Bagi Institusi Pendidikan.

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan profesional agar tercipta perawat yang profesional, terampil, inovatif, aktif dan bermutu yang dapat memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan. 3. Bagi Keluarga.

Keluarga adalah orang terdekat dari pasien, diharapkan dapat mendukung pasien dan mengetahui cara mengurangi rasa cemas yang dihadapi oleh pasien.

4. Bagi Perawat.

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal, khususnya pada pasien dengan kebutuhan rasa nyaman cemas. Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang profesional terutama dalam memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhannya.

5. Bagi Penulis.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI 2004. Asuhan Persalinan normal. Depkes RI. Jakarta.

Farrer, Hellen(2001), Perawatan Maternitas, Edisi 2. EGC. Jakarta.

Sarwono. 1999. Myes. Midwifery. London: Bailer Widal.

Sarwono, Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan, Jakarta: YBPSP.

Wikipedia Indonesia. “Kehamilan”, Diakses 20 Mei 2008:

http://id.wikipedia.org/wiki/.

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta:EGC

(53)

LAMPIRAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. E (Evi)

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 32 Tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Bajak 2, Kelurahan Harjosari II Kec.

Medan Amplas Kota Medan

Golongan Darah : B

Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2015

II. KELUHAN UTAMA :

Ny.E Mengatakan cemas akan kehamilannya.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Propocative/palliative

(54)

Ny. E mengatakan tidak tau penyebabnya, pasien mengatakan cemas dengan kejadian ini.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :

Ny. E mengatakan jika sudah cemas Ny. E beristirahat dan melakukan aktivitas kecil.

B. Quantity /quality

1. Bagaimana dirasakan

Ny. E mengatakan cemas pada kehamilannya. 2. Bagaimana dilihat

Ny. E tampak cemas

C. Region

1. Dimana lokasinya -

2. Apakah Menyebar -

D. Severity

Ny. E mengatakan jika rasa cemas itu datang maka sangat mengganggu aktivitas yang mengakibatkan Ny. E tidak dapat melakukan aktivitas.

E.Time

Ny. E mengatakan tidak menentu, dan dapat hilang setelah beristirahat atau berdiam diri sejenak

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Ny.E mengatakan tidak ada

(55)

Ny. E mengatakan belum pernah melakukan pengobatan/tindakan

C. Pernah dirawat/dioperasi

Ny. E mengatakan belum pernah dirawat/dioperasi

D. Lama dirawat

Ny. E mengatakan tidak pernah dirawat.

E. Alergi

Ny. E mengatakan tidak ada riwayat alergi

F. Imunisasi

Ny. E mengatakan pernah melakukan imunisasi campak.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Ny. E mengatakan kedua orang tua tidak memiliki penyakit

menular ataupun keturunan.

B. Saudara kandung

Ny. E mengatakan tidak ada saudara kandung yang memiliki penyakit menular ataupun keturunan

C. Penyakit keturunan yang ada

Ny. E mengatakan tidak ada penyakit keturunan.

D.Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Ny. E mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Jika ada, hubungannya dengan keluarga: - Gejala: -

(56)

E.Anggota keluarga yang meninggal

Ny. E mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal.

VI. RIWAYAT OBSTETRIK

G: 2 P: 1 A: 0 HPHT:20-11-2014 TTP: 27-08-2015

NO Umur Kompikasi/Masalah Kondisi

Anak

Penolong Kehamilan Persalinan Nifas

1. 32 Tahun

32 Minggu - - - -

VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Ny. E mengatakan cemas dengan kondisinya dan juga kehamilannya yang sekarang.

B. Konsep Diri :

- Gambaran diri: Ny. E mengatakan menyukai gambaran tubuhnya.

- Ideal diri : Ny. E mengatakan ingin hidup bahagia bersama keluarga

- Harga diri : Ny. E mengatakan masih dihargai oleh keluarganya.

- Peran diri : Ny. E mengatakan dia berperan sebagai ibu

Didalam kelurganya dan tidak ada gangguan Peran.

- Identitas : Ny. E mengatakan identitasnya adalah seorang istri dari Tn.D

C. Keadaan emosi : Ny. E mengatakan pada saat itu mampu

mengontrol emosi dengan baik dan cooperative saat dikaji.

D. Hubungan Sosial:

(57)

Ny. E mengatakan orang yang berarti adalah suami dan anak-anaknya.

- Hubungan dengan keluarga :

Ny. E mengatakan hubungan dengan anggota keluarga baik. - Hubungan dengan orang lain :

Ny. E mengatakan hubungan dengan orang lain baik. - Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Ny. E mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

E. Spiritual :

- Nilai dan keyakinan : Islam

- Kegiatan ibadah : Ny. E mengatakan rajin beribadah

VIII. STATUS MENTAL

- Tingkat kesadaran : Compos mentis - Penampilan : Rapi

- Pembicaraan : Normal - Alam perasaan : Normal - Afek : Baik/normal - Interaksi selama wawancara : Kooperatif/normal - Persepsi : Pendengaran - Proses pikir : -

- Isi pikir : : -

- Waham : -

- Memori : : Normal

IX. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

(58)

B. Tanda-tanda Vital

- Suhu tubuh : 36,2°

- Tekanan darah : 100/70 mmHg

- Nadi : 82x/menit

- Pernafasan :20x/menit - Skala nyeri : 3

- TB : 155 cm

- BB : 65 Kg

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : Kepala simetris dan tidak ada teraba benjolan.

- Ubun-ubun : Ubun-ubun tidak teraba.

- Kulit kepala : Kulit kepala bersih dan lembab.

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut lebat. - Bau : Rambut tidak berbau menyengat. - Warna kulit : Kuning langsat.

Wajah

- Warna kulit : Kuning langsat.

- Struktur wajah : Wajah simetris dan strukturnya lengkap.

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata berjumlah sepasang dan Simetris antara kiri dan kanan. - Palpebra : Tidak ditemukan kotoran atau benda asing. - Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva berwarna merah muda

dan skleraberwarna putih.

(59)

Diameter pupil 3 mm.

- Cornea dan iris : Cornea dan iris terlihat bersih. - Visus : Tidak dikaji.

- Tekanan bola mata : Tekanan bola mata kanan dan kiri sama.

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung teraba dan posisinya simetris.

- Lubang hidung : Lubang hidung bersih dan tidak ada masa. - Cuping hidung : Cuping hidung normal.

Telinga

- Bentuk telinga : Struktur telinga lengkap, teksturnya lengkap. - Ukuran telinga : Ukuran telinga simetris, telinga kanan dan

kiri sama.

- Lubang telinga : Lubang telinga bersih dan tidak ada masa/benjolan.

- Ketajaman pendengaran : Ketajaman pendengaran masih baik.

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Keadaan bibir simetris, lentur, mukosa bibir baik.

- Keadaan gusi dan gigi : Keadaan gusi baik, gigi masih utuh. - Keadaan lidah : Warna lidah merah muda, lentur, tidak ada

lesi.

- Orofaring : Tidak ada lesi atau masa.

Leher

- Posisi trakea : Posisi trakea simetris.

(60)

- Suara : Suara terdengar jelas.

- Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe. - Vena jugularis : Vena jugularis teraba dengan jelas. - Denyut nadi karotis : Denyut nadi karotis teraba.

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : Kulit bersih dan lembab.

- Kehangatan : Kulit terasa hangat sesuai dengan suhu tubuh.

- Warna : Warna kulit kuning langsat. - Turgor : Turgor baik < 2 detik. - Kelembaban : Kulit lembab.

- Kelainan pada kulit : Tidak ditemukan kelainan pada kulit.

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan.

Pemeriksaan thoraks/dada

- Pernafasan (frekuensi, irama) : 24x/menit, irama teratur. - Tanda kesulitan bernafas : Tidak ditemukan

tanda-tanda kesulitan bernafas.

Pemeriksaan paru

- Tidak dilakukan pemeriksaan karena tidak ada keluhan.

(61)

Pemeriksaan abdomen

- Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan.

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya - Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan.

X. Pola kebiasaan sehari-hari

I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : Ny.E mengatakan makan 2 x sehari pagi dan sore.

- Nafsu/selera makan :Ny.E mengatakan nafsu makan pada saat dikaji cukup baik. - Nyeri ulu hati : Ny. E mengatakan tidak ada nyeri

pada ulu hati.

- Alergi : Ny. E mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan.

- Mual dan muntah : Ny. E mengatakan merasa mual dan muntah.

- Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : - Waktu pemberian makan : Pagi dan sore.

- Jumlah dan jenis makan : Satu piring/nasi bubur.

- Waktu pemberian cairan/minum : Tidak ada pemberian cairan

khusus.

- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : Tidak ada masalah saat menelan, mengunyah dengan normal

II. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh : Ny. E mengatakan mandi

2x/hari

- Kebersihan gigi dan mulut : Ny. E mengatakan gosok

(62)

- Kebersihan kuku kaki dan tangan: Ny. E mengatakan selalu potong kukujika sudah panjang dan tidak pernahmembiarkan hingga panjang.

III. Pola kegiatan/aktivitas

- Uraian aktivas pasien untuk mandi dan makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total : Ny. E mengatakan masih dapat melakukan semua dengan sendiri tanpa bantuan.

- Uraikan aktivas ibadah pasien selama dirawat/sakit :

IV. Pola eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : Ny. E mengatakan BAB 1x sehari.

- Karakter feses : Ny.E mengatakan warna kuning segar dan tidak encer.

- Riwayat pendarahan : Ny. E mengatakan tidak ada pendarahan. - BAB terakhir : Ny. E mengatakan pagi dihari ketika

dilakukanpengkajian.

- Diare : Ny. E mengatakan tidak diare. - Penggunaan laksatif : Ny. mengatakan tidak ada.

2. BAK

- Pola BAK : Ny. E mengatakan BAK 5x dalam sehari. - Karakter urine : Ny. E mengatakan putih kekuning-kuningan. - Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Ny. E mengatakan tidak

ada masalahsaat BAK.

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Ny. E mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginjal

(63)

- Upaya mengatasi masalah : Ny. E mengatakan mengatasi masalah dengan bermusyawarah kepada keluarga.

V. Mekanisme koping

(64)

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan tingkat kecemasan pasien termasuk reaksi fisik

-Mengkaji tanda-tanda vital klien

-Menggali bersama pasien tentang teknik

yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas di masa lalu -Mengkaji faktor budaya(misalnya, konflik nilai) yang menjadi penyebab ansietas.

-Mengobservasi tanda-tanda vital

-Mengobservasi tanda-tanda cemas berat -Memberikan

informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman, tetangga, kelompok swabantu,

S:Klien

mengatakan sudah

tenang dan

cemasnya sudah berkurang

O:Pasien banyak

(65)

tempat ibadah, lembaga sukarelawan

dan pusat rekreasi. -Mendampingi pasien bicara dengan tenang,

dan berikan

ketenangan serta rasa nyaman.

-Memberi dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan cemas

-Membantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini -Menyediakan

pengalihan melalui

televisi,

radio,permainan,serta

terapi okupasi -Memberikan

penguatan positif ketika pasien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan aktivitas lainnya meskipun mengalami ansietas.

(66)

pasien melalui sentuhan, dan sikap

empatik secara verbal dan nonverbal.

-Mendorong pasien untuk menkspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk menangis. -Mengurangi

rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkun gan yang tenang, kontak yang terbatas dengan orang lain jika dibutuhkan, serta pembatasan

penggunaan kafein dan stimulan lain.

-Menyingkirkan sumber-sumber

ansietas jika

memungkinkan. -Menggunakan

pendekatan yang

tenang dan

(67)

No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan

-Mengkaji tanda-tanda vital

-Melakukan kajian masalah tidur, karateristik,dan

penyebab tidur.

-Mengkaji insomnia, mengajurkan teknik relaksasi.

-Meninjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan. -Mengajarkan pada keluarga posisi tidur yang baik, agar dapat memantau keadaan pasien.

-Mengevaluasi tingkat kelelahan,

menganjurkan pasien untuk istirahat 1-2 jam pada siang hari dan 8

jam pada malam hari.

S: Klien

Gambar

Tabel 2.1 Tingkat Kecemasan dan karateristik

Referensi

Dokumen terkait

2 Data Subjektif: Klien mengatakan gelisah pada saat tidur sering terbangun akibat stress dan sakit yang dirasakan pada kepalanya. Data

Pada klien dilakukan pengkajian, ditemukan data subjektif klien mengatakan mengeluh kepalanya sakit dengan data objektif antara lain skala nyeri 6, klien tampak meringis,

Askep Pada Klien dengan Kebutuhan Dasar Manusia.. Buku Ajar

S mengatakan pernah menderita kista di rahim dan memiliki riwayat hipertensi 2 tahun yang lalu3. Pengobatan/tindakan yang

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatnya, dan

Suliswati (2005) mengemukakan kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam sehari-hari ataupun respon emosi tanpa objek