TINJAUAN ATAS PROSEDUR DAN PELAKSANAAN SP2D PADA BAGIAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi Akuntansi Strata Satu
Oleh :
Nama : Roy Hamdani S Nim : 21110121
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Roy Hamdani Simarmata Tempat tanggal lahir : Cimahi, 13 April 1993
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Komp. Cilame Permai Jl.Perisai Blok E No. 1 Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat
DATA PENDIDIKAN
SDN Marga Jaya 1999-2004
SMPN 6 Cimahi 2004-2007
SMAN 3 Cimahi 2007-2010
v
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 16
2.3 Uraian Tugas Perusahaan ... 17
2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ... 20
BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 22
3.1.1 Pengertian Prosedur ... 22
3.1.2 Karakteristik Prosedur ... 23
3.1.2 Manfaat Prosedur ... 24
3.1.4 Pengertian SP2D ... 24
3.1.5 Pihak Terkait dalam penerbitan SP2D ... 25
vi
3.3 Pembahasan Kuliah Kerja Praktek ... 27
3.3.1 Prosedur SP2D pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan ... 27
3.3.2 Pelaksanaan SP2D pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan . 32 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 51
4.2 Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
RIWAYAT HIDUP ... 54
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Contoh Formulir SPP LS Gaji & Tunjangan ... 35
Gambar 3.2 : Contoh Formulir SPM LS Gaji & Tunjangan ... 38
Gambar 3.3 : Contoh Formulir SP2D LS Gaji & Tunjangan ... 42
Gambar 3.4 : Contoh Formulir SP2D LS Gaji & Tunjangan ... 43
Gambar 3.5 : Contoh Formulir SPJ LS Gaji & Tunjangan ... 45
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Kuliah Kerja Praktek ... 56
Lampiran 2 : Surat Keputusan Permohonan Kerja Praktek ... 57
Lampiran 3 : Daftar Kehadiran Kerja Praktek ... 58
Lampiran 4 : Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Instansi ... 59
Lampiran 5 : Surat Keterangan Persetujuan Publikasi ... 60
Lampiran 6 : Berita Acara Bimbingan Kerja Praktek ... 61
Lampiran 7 : Struktur Organisasi Bagian Akuntansi dan Pelaporan ... 62
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan Laporan Kerja Praktek yang berjudul ”Tinjauan Atas Prosedur dan Pelaksanaan SP2D Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat” dapat diselesaikan.
Penulisan Laporan Kerja Praktek ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan Mata Kuliah Kerja Praktek Semester VII Program Strata
I pada Jurusan Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia. Dalam penyajian
Laporan Kerja Praktek ini penulis menyadari masih belum mendekati kesempurnaan.
Namun penulis mengharapkan semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan
manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.
Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah penulis dapatkan maka dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto Selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si., Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si, Ak Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
iii
4. Dr. Ely Suhayati,SE.,M.Si.,Ak.,CA Selaku Dosen Pembimbing yang selalu
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, membina dan
mengarahkan sehingga laporan ini dapat selesai.
5. Lilis Puspitawati,SE,M.Si.,Ak.CA Selaku Koordinator Kerja Praktek Unikom
yang memberikan waktu dan saran untuk penulis.
6. Bapak Dindin Mahpudin.,Se.,Ak,M.Ak yang telah memberikan pengarahan
kepada penulis selama melaksanakan Kerja Praktek.
7. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan baik secara
moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti kepada penulis untuk
keberhasilan penulis.
8. Yohanti Ambarita terimakasih untuk bantuan, dukungan dan motivasi serta
kasih sayang yang diberikan kepada penulis.
9. Sahabat-sahabatku Buddy hendrawan dan Siti Nurdinah terimakasih atas
dukungan, kebersamaan, saran dan telah memberikan semangat dalam
menyelesaikan laporan ini. Teman-teman Ak 3 terimakasih atas
kebersamaannya.
10.Pemuda GKPS yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan menghibur
disaat penulis sedang bimbang.
11.Semua pihak yang telak membantu dan terlibat dalam penyusunan laporan ini
Dengan segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila terdapat
iv
dimanfaatkan dan dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan
pengetahuan bagi penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan.
Akhir kata, semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini mendapatkan balasan yang setimpal
dari Tuhan Yang Maha Esa
Bandung, Desember 2013
Penulis
53
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Susanto. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan Dirjen Pembendaharaan nomor PER-34/PB (pasal 1:9), 2006
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.58 (pasal 1:13) tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, 2005.
Deddi Nordiawan dkk, 2007. Akuntansi Pemerintahan , Jakarta : Salemba Empat.
Permendagri No.13 tentang Pedoman Penatausahaan APBF, 2009. Salemba Empat
Ardiyos. 2008. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.
ϭ BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pemerintah adalah sistem yang
menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik suatu negara atau bagian-bagiannya. Secara substansial, terdapat tiga lingkup
pemerintahan dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintahan
pusat, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota. Pemerintahan yang
lebih luas cakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang cakupannya lebih
sempit. Pemerintahan Provinsi Provinsi Jawa Barat adalah satu pemerintahan yang
berada dibawah naungan pemerintah pusat.
Pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk
mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat yang didasarkan pada asas desentralisasi atau lebih dikenal dengan otonomi
daerah. Otonomi daerah berdampak pada penyelenggaraan pemerintah secara pribadi.
Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan
antara pemerintah pusat, pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota memperkuat Pemerintah daerah untuk melaksanakan otonomi daerah
berdasarkan urusan yang menjadi kewenangannya.
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasari UU No. 22 tahun
Ϯ
dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, daerah diberi kewenangan yang luas untuk
mengurus rumah tangganya sendiri dengan sedikit campur tangan pemerintah pusat.
Selain itu, UU tersebut memberikan penegasan bahwa daerah memiliki kewenangan
untuk menentukan alokasi sumber daya ke dalam belanja - belanja dengan menganut
asas kepatutan, kebutuhan dan kemampuan daerah.
Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta
mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Dalam
rangka pertanggungjawaban tersebut diperlukan penerapan sistem pelaporan keuangan
yang tepat, jelas dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Oleh
karena itu, diperlukan upaya reformasi dan pengembangan khususnya dibidang
akuntansi pemerintahan, yang berkesinambungan sehingga terbentuk suatu sistem
yang tepat.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan satu kesatuan yang tak
dapat dipisahkan dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
masyarakat. Misi utama dari UU 22/1999 dan UU 25/1999 bukan sekedar keinginan
untuk melimpahkan kewenangan dan pembiayaan dari Pemerintah Pusat ke
Pemerintah Daerah, tetapi yang lebih penting adalah keinginan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya keuangan daerah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Semangat
desentralisasi, demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas harus acuan dalam
ϯ
keuangan Pemerintah Daerah pada khususnya agar akuntabilitasnya terjamin, maka
diperlukan sistem akuntansi yang baik karena sistem akuntansi merupakan pendukung
terciptanya pengelolaan keuangan daerah yang transparan, adil, efektif dan efisien
sebagai wujud dari good governance. Pengembangan sebuah sistem yang dianggap
tepat untuk dapat diimplementasikan di daerah, yaitu yang menghasilkan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah (SKAD) yang diharapkan dapat mengganti sistem
akuntansi yang diterapkan di Pemerintahan Daerah selama ini.
Dalam melakukan segala sesuatu tentunya pasti ada prosedurnya yang artinya
suatu urutan kegiatan yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
kepada transaksi yang terjadi di sebuah perusahaan maupun instansi. Sedangkan
untuk proses prosedur/siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan
keuangan suatu instansi untuk suatu waktu periode tertentu, siklus ini dimulai dari
terjadinya transaksi sampai ke tahap penyiapan laporan keuangan pada akhir
periode.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu entitas pelaporan
yang wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan,kemudian
pada bagian akuntansi pelaporan juga harus dapat menyelenggarakan akuntansi secara
tepat dan akurat. Sistem akuntansi di bagian Akuntansi Pelaporan ini khususnya
untuk mengentry data pada SP2D dilakukan secara komputerisasi supaya lebih
memudahkan para pegawai untuk mempercepat proses pengentrian data namun ada
ϰ
lainnya. Supaya tidak keliru sewaktu pembuatan laporan keuangan dan juga untuk
proses pencairannya nanti. SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN
selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM. Surat Perintah Membayar (SPM) sendiri adalah dokumen
yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat
lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran). DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat
oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau Satuan Kerja serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk
melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana
atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
Sementara itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, yang masa berlakunya dari tanggal 1 Januari sampai dengan
tanggal 31 Desember yang sesuai dengan tahun yang akan digunakan maka jelaslah
bahwa SP2D diterbitkan oleh KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara)
selaku kuasa bendahara umum Negara yang mempunyai hak untuk mengatur APBN
di setiap Instansi Pemerintahan tetapi SP2D yang akan diterbitkan di daerah masing–
masing yaitu oleh BUD (Bendahara Umum Daerah). Adapun masalah yang kerap kali
muncul untuk melakukan pencairan dana SP2D, dan sering kerap kali dana ini
ϱ
spesifik yang artinya satu, dan SP2D hanya dibuat untuk satu SPM saja.
Dalam melaksanakan pencairan dana, SP2D sendiri mempunyai ketentuan
ketentuan dan prosedur yang berlaku dan juga tentunya di dukung dengan adanya
dokumen–dokumen yang sah dan catatan–catatan yang sudah ditentukan oleh
pemerintah tentang pencairan dana SP2D. Sebelum SP2D dicairkan oleh BUD
terlebih dahulu pengguna harus membuat/menerbitkan SPM dan juga harus dibuat
secara legal kemudian tanda tangan dokumen SPM dilakukan oleh pengguna/ketua
anggaran yang bersangkutan sebagai sebuah pernyataan, setelah ditanda tangani
kemudian diajukan kepada bendahara BUD sebagai otoritas yang akan melakukan
pencairan dana.
SPM dapat diterbitkan jika pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu
anggaran yang tersedia dan didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan
perundangan. Apabila SP2D yang di-return/ditolak oleh Bank Penerima yaitu Bank
Jabar (Bank yang telah secara resmi dipercaya oleh Pemerintahan Jawa Barat untuk
menyimpan semua harta yang dimiliki Pemprov Jabar) ditindaklanjuti oleh KPPN
dengan pemberitahuan kepada satuan kerja supaya ada perbaikan/ralat nama/rekening
pada pihak penerima, namun apabila dalam waktu tujuh hari kerja belum
ditindaklanjuti oleh satker, maka uang return SP2D tersebut akan disetor kembali ke
rekening kas negara sehingga penyelesaiannya tidak cukup dengan surat ralat yang
dilampirkan, namun prosesnya diatur tersendiri. Kerja Praktek ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana sistem akuntansi di pemerintahan yang dikhususkan pada
ϲ
dan mengentry data tentang SP2D di Pemprov Jabar tepatnya di bagian Akuntansi
Pelaporan, Oleh karena itu penulis ingin menulis laporan yang berjudul “Tinjauan
Atas Prosedur dan Pelaksanaan SP2D Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat”. Laporan ini menyajikan hasil
pengamatan dan pengalaman yang didapat selama melakukan kegiatan kerja praktek
pada bagian Akuntansi Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Adapun maksud yang ingin dicapai dalam pembuatan Laporan Kerja
Praktek ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai prosedur dan pelaksanaan
SP2D pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sedangkan tujuan dari Kerja Praktek ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur SP2D pada bagian Akuntansi dan Pelaporan.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan SP2D pada bagian Akuntansi dan Pelaporan.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Hasil dari kuliah kerja praktek ini diharapkan dapat membantu dan memberikan
informasi bagi penulis, instansi Pemerintahan yang diteliti, juga semua orang yang
ϳ
1.3.1 Kegunaan Akademis
Laporan ini dapat berguna untuk :
1. Pengembangan Ilmu
Memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi ilmu akuntansi tentang
proses pelaksanaan SP2D pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat.
2. Penulis
Laporan ini berguna bagi penulis untuk menambah wawasan, serta penulis
dapat memperoleh pengalaman di dunia kerja sebagai studi banding dari apa
yang di dapat selama perkuliahan dengan kerja praktek ini, juga
mengembangkan mental dan budaya kerja serta sebagai langkah evaluasi diri
si penulis. Selain dari pada itu penulis dapat lebih memahami apa itu SP2D
secara luas dan apabila nanti penulis bekerja di instansi tersebut penulis tidak
merasa asing lagi dengan apa yang dimaksud SP2D.
3. Pihak lain
Diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dan refrensi mengenai proses
pelaksanaan SP2D di bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat.
1.3.2 Kegunaan Praktis
1. Instansi Pemerintahan
Membantu proses penyeleksian, penginputan dan perekapan SP2D pada bagian
ϴ
2. Untuk Karyawan
Diharapkan hasil dari kerja praktek ini dapat dijadikan tolak ukur supaya
kinerjanya semakin baik lagi.
1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Kerja Praktek dilakukan oleh penulis pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di jalan Diponegoro No.22 Bandung
40115. Tlp.(022) 4232448 – 4233347 – 4230963.Waktu pelaksanaan Kerja Praktek ini
ϵ
Table 1.1
Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
No Keterangan Agustus September Oktober November Desember
10 BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1Sejarah Singkat Perusahaan
Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekertariat
Daerah merupakan salah satu unsur perangkat Daerah, yang pembentukannya
berdasarkan Undang-ndang Nomor 22 tahun 1999 pasal 68 ayat 1 dan peraturan
pemerintah nomor 84 tahun 2000 pasal 1 ayat 2 yang kemudian dibentuk
berdasarkan peraturan daerah nomor 13 tahun 2000 tentang sekertariat daerah.
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 Pasal 6 ayat (1), Sekretaris daerah
merupakan koordinator pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a berkaitan dengan peran dan fungsinya dalam
membantu kepala daerah menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk pengelolaan keuangan
daerah.
Tugas pokok sekretariat daerah yaitu membantu Gubernur dalam
pelaksanaan tugas pemerintah, organisasi dan tatalaksana serta memberi
pelayanan administratif kepada seluruh perangkat pemerintah. Dalam
menyelenggarakan tugas pokoknya tersebut, Sekretariat Daerah juga berfungsi
sebagai :
1. Pengkoordinasi perumusan kebijakan pemerintah daerah.
2. Penyelenggaraan Administrasi pemerintah dan pelaksanaan pelayanan
11
3. Pengendalian sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana
pemerintah daerah.
4. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Gubernur dengan tugas dan
fungsinya.
Adapun visi dan misi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dapat
mendorong efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh
Provinsi Jawa Barat yang didalamnya mengandung gambaran tujuan serta sasaran
yang ingin dicapai. Visi Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat tahun
2008-2013 yang hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat adalah “Tercapainya Masyarakat Jawa
Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”. Penjabaran makna dari Visi
Jawa Barat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mandiri adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang mampu memenuhi kebutuhannya untuk lebih maju dengan mengandalkan
kemampuan dan kekuatan sendiri, terutama dalam bidang pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, pelayanan publik berbasis e-government,
energi, infrastruktur, lingkungan dan sumber daya air.
2. Dinamis adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara aktif mampu merespon peluang dan tantangan zaman serta berkontribusi
dalam proses pembangunan.
3. Sejahtera adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam
12
Dalam mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta
memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang yang
dimiliki, maka rumusan Misi Provinsi Jawa Barat dalam rangka pencapaian Visi
Jawa Barat ditetapkan dalam 5 (lima) misi, yaitu:
Misi Pertama, “Mewujudkan Sumber Daya Manusia Jawa Barat yang
produktif dan berdaya saing”.
Misi ini memiliki tujuan untuk mendorong masyarakat ke arah peningkatan
kualitas pendidikan, kesehatan, dan kompetensi kerja dan menjadikan
masyarakat Jawa Barat yang sehat, berbudi pekerti luhur serta menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sasarannya adalah tuntasnya program
pemberantasan buta aksara, meningkatnya akses dan mutu pendidikan
terutama untuk penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan
pencanangan wajib belajar 12 tahun bagi anak usia sekolah
Misi Kedua, “Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional
Berbasis Potensi Lokal”.
Misi ini memiliki tujuan untuk meningkatkan daya beli dan ketahanan
pangan masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis
potensi lokal. Sasarannya adalah meningkatnya aktivitas ekonimi regional
berbasis potensi lokal, meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan
KUMKM dalam pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing,
meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja,
13
Misi Ketiga, “Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur
Wilayah”.
Misi ini memiliki tujuan untuk menyediakan infrastruktur wilayah yang
mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya. Sasarannya
adalah tersedianya infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi
untuk mendukung pergerakan perhubungan orang, barang dan jasa;
Tersedianya infrastruktur sumber daya air dan irigasi yang handal untuk
mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air.
Misi Keempat, “Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”.
Misi ini memiliki tujuan untuk mewujudkan keseimbangan lingkungan dan
keberlanjutan pembangunan. Sasarannya adalah terkendalinya pertumbuhan,
pertambahan jumlah serta persebaran penduduk; berkurangnya tingkat
pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko bencana, meningkatnya
fungsi kawasan lindung Jawa Barat.
Misi Kelima, “Meningkatkan Efektifitas Pemerintahan Daerah dan
Kualitas Demokrasi”.
Misi ini memiliki tujuan mengembangkan birokrasi yang semakin
profesional dan akuntabel serta mewujudkan kehidupan demokrasi dan
terpeliharanya semangat kebangsaan. Sasarannya adalah meningkatnya
kinerja dan disiplin aparatur yang berbasis kompetensi, terwujudnya
kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah serta pengelolaan
14
Biro Keuangan merupakan salah satu unsur dari organisasi Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat yang bertugas mengelola seluruh keuangan organisasi
tersebut. Sejak tahun 1950 segala urusan keuangan daerah dipegang oleh Biro
Keuangan yang berkantor di Jl. Gereja No. 5 Bandung. Pada tahun 1967, Biro
Keuangan dipindahkan ke Gedung Kerta Mukti di Jl. Braga No. 137 Bandung,
Dengan tugas dan fungsi yang sama. Kemudian pada tahun 1968, Biro Keuangan
diganti menjadi administrator Bidang keuangan yang disesuaikan dengan struktur
organisasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai assist. III . dengan
diterbitkannya peraturan daerah Tk I Jawa Barat No. 1 Tahun 1993 tentang
susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat Wilayah Daerah Tk 1 Jawa Barat dan
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat yang baru penggunaan Biro Keuangan ini
digunakan sampai sekarang dengan tugas dan fungsi yang sama.
Biro Keuangan mempunyai tugas pokok dalam mengkoordinasikan
pengelolaan keuangan daerah yang meliputi keseluruhan kegiatan dalam rangka
proses pelaksanaan administrasi APBD, yang terdiri dari Perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban.
Selain itu Biro Keuangan memiliki fungsi dalam mengelola keuangan
daerah yaitu Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan APBD, meliputi kegiatan
penatausahaan sampai dengan pengendalian Administrasi pengelolaan Keuangan
Daerah, Mengkoordinasikan perhitungan APBD dalam rangka pelaporan
pertanggungjawaban Gubernur dan khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan
kebijakan di Bidak keuangan Daerah, Melaksanakan pengendalian/pengawasan
15
pengelolaan keuangan daerah secara teknis fungsional dalam pengurusan
keuangan secara khusus.
1. Visi Biro Keuangan
Visi biro keuangan adalah Terwujudnya Good Governance dalam
Pengelolaan Keuangan Daerah yang Prima tahun 2011. Sedangkan misi dari Biro
Keuangan adalah :
a. Memberikan kontribusi yang nyata terhadap visi dan dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Memberikan pelayanan yang prima dalam hal administrasi dan
informasi keuangan secara cepat, tepat dan akurat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
c. Melaksanakan antisipasi terhadap setiap perubahan yang akan
mempengaruhi kebijakan keuangan daerah melalui pengkajian dan
analisis sesuai tuntutan kebutuhan dan perkembangan keadaan.
2. Fungsi Biro Keuangan
Biro Keuangan mempunyai tugas pokok dalam mengkoordinasikan
pengelolaan keuangan daerah yang meliputi keseluruhan kegiatan dalam rangka
proses pelaksanaan administrasi APBD, yang terdiri dari :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Penatausahaan
16
Selain itu, Biro Keuangan memiliki fungsi dalam mengelola keuangan
daerah sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan APBD, meliputi kegiatan
penatausahaan sampai dengan pengendalian Administrasi pengelolaan
Keuangan Daerah.
2. Mengkoordinasikan perhitungan APBD dalam rangka laporan
pertanggungjawaban Gubernur dan khususnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan kebijakan di Bidang Keuangan Daerah.
3. Melaksanakan pengendalian/pengawasan preventif pelaksanaan APBD.
4. Menyelenggarakan pembinaan kepada aparat pengelolaan keuangan
daerah secara teknis fungsional dalam pengurusan keuangan secara
khusus.
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi merupakan susunan wewenang kerangka kerja yang
mewujudkan pola kerja tetap serta mengatur hubungan-hubungan di antara
bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang mewujudkan kedudukan dan
peranan masing-masing jabatan dalam mewujudkan kerjasama, struktur organisasi
juga membuka adanya kesatuan arah dan langkah dalam melaksanakan kegiatan,
serta adanya kejelasan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
orang-orang yang melaksanakan tugas tersebut.
Struktur organisasi pada bagian Akuntansi dan Pelaporan yang baru sesuai
17
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai berikut :
Bagian Akuntansi dan Pelaporan adalah salah satu bagian dari biro keuangan yang
memiliki subbagian diantaranya :
1. Subbagian Akuntansi dan Pelaporan;
2. Subbagian Akuntansi dan Inventarisasi Aset;
3. Subbagian Evaluasi dan Pembinaan;
Struktur organisasi pada bagian Akuntansi dan Pelaporan yang saat ini
sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja dan strukturnya menggunakan suatu bentuk
vertikal yang mempunyai pimpinan yang memerintah dari atas sampai bawah,
persoalan-persoalan yang terdapat pada bagian bawah tangga organisasi harus
diajukan ke pihak atasan untuk mendapatkan penyelesaian. Pada sistem ini, garis
lurus tampak dari kebijaksanaan dan kekuasaan yang langsung dari atas ke bawah
dan garis pertanggungjawaban dari bawah ke atas. Untuk lebih jelasnya mengenai
struktur organisasi Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat dapat dilihat pada lampiran.
2.3Uraian Tugas Perusahaan
Bagian Akuntansi dan pelaporan
Bagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi,
pelaporan serta evaluasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset,
18
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut, Bagian
Akuntansi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan umum akuntansi dan
pelaporan, akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan
b. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan,
akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan
c. Penyelenggaraan pelaporan dan evaluasi akuntansi dan pelaporan,
akuntansi dan inventarisasi aset, evaluasi dan pembinaan
1. Subbagian Akuntansi dan Pelaporan
Subbagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi pelaporan serta
evaluasi akuntansi dan pelaporan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Subbagian Akuntansi dan
Pelaporan mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan umum akuntansi dan pelaporan
b. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan pelaporan
c. Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi akuntansi
2. Subbagian Akuntansi dan Inventarisasi Aset
Subbagian Akuntansi dan Inventarisasi Aset mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi,
pelaporan serta evaluasi akuntansi dan hasil inventarisasi aset serta sistem
19
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Subbagaian Akuntansi dan
Inventarisasi Aset mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan umum akuntansi dan hasil
inventarisasi aset serta sistem informasi keuangan
b. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi akuntansi dan hasil inventarisasi aset
serta sistem informasi keuangan
c. Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi akuntansi dan hasil inventarisasi aset
serta sistem informasi keuangan
3. Subbagian Evaluasi dan Pembinaan
Subbagian Evaluasi dan Pembinaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan bahan kebijakan umum dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta
evaluasi dan pembinaan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD OPD
dan Kabupaten/Kota.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Subbagaian Evaluasi dan
Pembinaan mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan umum evaluasi dan pembinaan
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD OPD dan Kabupaten
atau Kota.
b. Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD OPD dan Kabupaten atau Kota
c. Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi dan pembinaan laporan
20
2.4Aspek Kegiatan Perusahaan
Bagian Akuntansi dan Pelaporan dalam melaksanakan kegiatan
operasional, didasarkan kepada tugas dan masing-masing wewenang yang
disesuaikan dengan susunan struktur organisasi yang antara lain sebagai berikut:
a. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala
Badan/Kantor, Kepala Sekretariat, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian,
Kepala Sub Bidang, Kepala Seksi dan kelompok tenaga Fungsional
wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sikronisasi baik
dalam lingkungan masing-masing sesuai dengan tugas pokoknya
masing-masing.
b. Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya
masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil
langkah-langkah yang diperlukan.
c. Setiap pemimpin satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan
bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
d. Setiap pemimpin satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan bertanggungjawab pada atasannya masing-masing serta
menyampaikan laporan berkala tepat waktu.
e. Setiap laporan yang diterima oleh pemimpin satuan organisasi dan
bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk
penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk
21
f. Dalam enyampaikan laporan masing-masing kepada atasan tembusan
laporan wajib disampaikan pula kepada atasan tembusan laporan wajib
disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional
51 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab III serta data yang
diperoleh penulis, maka penulis dapat memberikan kesimpulannya sebagai berikut :
1. Dari prosedur SP2D terletak pada prosesnya yang sangat teratur, detail dan
jelas. Hal ini akan mempersulit tindak kecurangan dalam pengajuan SP2D
dikarenankan ketatnya proses verifikasi dari masa pengajuan sampai SP2D bisa
dicairkan. Namun saat pengisian SP2D sendiri membutuhkan banyak waktu
dari mulai awal mempersiapkan dokumen sampai proses pencairan dana, selain
itu format formulir pada SP2D saat ini sangatlah sulit untuk dipahami sehingga
kemungkinan para pengguna salah atau kelirunya pada saat pengisiannya.
2. Dari pelaksanaan SP2D sendiri pada tahap pengajuan dokumen sudah sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Selain itu Pemerintah Daerah
lebih mudah untuk mengawasi setiap kegunaan dan pemanfaatan dana dari
SP2D yang sudah dicairkan. Namun dalam pelaksanaannya masih ada
pengguna anggaran yang salah atau keliru dalam pengisian formulir yang
52
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan kerja praktek di
Instansi Pemerintahan Provinsi Jawa Barat bagian Akuntansi dan Pelaporan ,di dalam
pelaksanaan SP2D sudah sangat terkoodinir dengan baik. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya juga masih ada sedikit kelemahan yang harus dibenahi, maka penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut,yaitu:
1. Dalam hal pelaksanaannya sebaiknya tidak perlu menggunakan banyak
dokumen pembantu, hal ini yang sering kali menyebabkan para pengguna
anggaran keliru dan salah dalam penyiapan dan pengisian dokumen. Sebaiknya
dokumen tersebut hanya terdiri dari satu dokumen saja, namun harus dipikirkan
kembali format dokumen tersebut secara lengkap dan jelas.
2. Sebaiknya para pengguna anggaran diberikan simulasi sebelum melaksanaan
SP2D supaya dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi dan dana tersebut