• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Siswa terhadap Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 94 Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Siswa terhadap Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 94 Jakarta"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN PERPUSTAKAAN

SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 94 JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP)

Oleh: Nur Halimah NIM: 1112025100034

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Nur Halimah (NIM: 1112025100034). Persepsi Siswa terhadap Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 94 Jakarta. Skripsi di bawah bimbingan Fahma Rianti, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016.

Penelitian ini membahas tentang persepsi siswa terhadap peran perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA Negeri 94 Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pustakawan dalam membantu sekolah menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013, untuk mengetahui peran koleksi perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 dan untuk mengetahui peran layanan perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi SMA Negeri 94 Jakarta dengan total 645 orang, kemudian menentukan sampel dengan menghitung 645 orang x 20 % yaitu 129 responden. Sedangkan teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling. Pengolahan data menggunakan rumus skala interval. Diperoleh dari hasil tiga aspek dari peran perpustakaan sekolah dilihat dari peran pustakawan sekolah didapatkan yakni dengan skor rata-rata 3,83 (tiga koma delapan tiga) atau baik. Peran koleksi perpustakaan didapatkan yakni dengan skor rata-rata 3,86 (tiga koma delapan enam) atau baik. Peran layanan perpustakaan didapatkan yakni dengan skor rata-rata 4,09 (empat koma nol sembilan) atau baik. Kesimpulan yang didapatkan bahwa persepsi siswa terhadap peran perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 adalah memiliki skor 3,92 (tiga koma sembilan dua) atau berperan baik.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik guna melengkapi

persyaratan mencapai gelar sarjana. Shalawat penulis sampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW, semoga syafaatnya dapat diperoleh diakhirat kelak.

Skripsi ini berjudul “PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN

PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 94 JAKARTA”. Penulis mengetahui benar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena masih

banyak kekurangan, baik dalam proses penulisan maupun referensi yang

digunakan. Bantuan dan partisapasi telah diberikan oleh berbagai pihak dalam

penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Pungki Purnomo MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan

(7)

iii

4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Bapak Nuryudi, MLIS, Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan ilmu selama

masa perkuliahan berlangsung.

6. Ibu Fahma Rianti, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah meluangkan waktu, memberikan pengarahan, masukan dan ilmu,

serta kesabaran selama proses penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu perpustakaan yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat baik dibidang akademis, sosial, dan

keagamaan untuk masa depan penulis.

8. Ibu Nengsih selaku Kepala Sekolah dan Bapak Endang selaku Kepala

Tata Usaha yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di

SMA Negeri 94 Jakarta.

9. Ibu Rumsinah selaku Kepala Perpustakaan beserta staf nya yaitu Bapak

Aliman dan Bapak Endang, ibu Jumenah dan ibu Endah yang telah

banyak membantu penulis selama melaksanakan penelitian di SMA

Negeri 94 Jakarta

10.Bapak, Mama dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan

dukungan moril dan materil kepada penulis. Terimakasih bapak dan

(8)

iv

nasehat, perhatian, dan semangat yang mereka berikan mendorong

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

11.Terimakasih pula kepada kelompok belajar endorse sosialita Pupu

Ressy Lusita, Reza Nawafella A.P, Maria Tunggal, Putri Novia H, Atikah F.M, Nurfitriani Arfah dan Rahmi Izzati atas do’a dan

dukungannya kepada penulis. Dan teman-teman Jurusan Ilmu

Perpustakaan angkatan 2012 khususnya IP A yang telah bersama-sama

penulis berjuang menyelesaikan kuliah S1.

12.Teman- Teman KKN PERAK yang memberikan banyak pengalaman

selama KKN bersama.

Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hanya do’a dan ucapan

terimaksasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah SWT membalas segala

amal kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi

ini, Aamiin.

Jakarta, 05 Oktober 2016

(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Definisi Istilah ... 7

E. Sistematika Penelitian ... 9

BAB II ... 12

A. Persepsi ... 12

1. Pengertian Persepsi ... 12

2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 13

3. Pengukuran Persepsi ... 13

B. Kurikulum 2013 ... 15

1. Pengertian Kurikulum 2013 ... 15

2. Tujuan Kurikulum 2013 ... 16

3. Landasan atau Kerangka Dasar Kurikulum 2013 ... 17

4. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 21

5. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP ... 22

C. Perpustakaan Sekolah ... 25

1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 25

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah... 27

(10)

vi

D. Perpustakaan Sekolah dan Kurikulum 2013 ... 35

1. Pustakawan Sekolah ... 36

2. Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 40

3. Layanan Perpustakaan Sekolah ... 44

E. Penelitian Terdahulu ... 50

BAB III ... 52

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 52

1. Jenis Penelitian ... 52

2. Pendekatan Penelitian ... 52

B. Sumber Data ... 53

1. Data Primer ... 53

2. Data Sekunder ... 53

C. Populasi dan Sampel ... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ... 55

E. Teknik Pengolahan Data ... 56

F. Teknik Analisa Data ... 58

G. Tempat dan Jadwal Penelitian... 61

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 62

BAB IV ... 65

A. Profil Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ... 65

1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ... 65

2. Visi dan Misi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ... 66

3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ... 67

4. Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ... 68

5. Sumber Daya Manusia ... 68

6. Koleksi Perpustakaan ... 70

7. Layanan Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ... 70

8. Sarana dan Prasarana Perpustakaan ... 73

9. Tata Tertib Perpustakaan ... 74

B. Hasil Penelitian ... 74

(11)

vii

2. Analisis Hasil Persepsi Responden mengenai Peran Perpustakaan Sekolah dalam

Menunjang Kurikulum 2013 ... 76

C. Rekapitulasi Skor Rata-rata Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013. ... 101

D. Pembahasan ... 102

1. Peran Pustakawan dalam Membantu Sekolah Menerapkan Kurikulum 2013 102 2. Peran Koleksi Perpustakaan dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013 104 3. Peran Layanan Perpustakaan dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013 105 BAB V ... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 111

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP ... 23

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 61

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ... 63

Tabel 3.3 Reliability Statistics ... 64

Tabel 4.1 Kondisi Koleksi dari Tahun 2011-2015 ... 70

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ... 75

Tabel 4.3 Perbedaan Kelas Responden ... 75

Tabel 4.4 Pustakawan menyediakan berbagai koleksi perpustakaan ... 77

Tabel 4.5 Pustakawan membantu untuk mencarikan dan mendapatkan koleksi perpustakaan yang diperlukan ... 77

Tabel 4.6 Pustakawan membantu mendapatkan koleksi yang sulit ditemukan.. 79

Tabel 4.7 Pustakawan memberikan bimbingan perpustakaan ... 80

Tabel 4.8 Pustakawan menyediakan akses internet di perpustakaan ... 80

Tabel 4.9 Pustakawan membantu menelusur informasi dengan internet ... 81

Tabel 4.10 Pustakawan membantu mendapatkan informasi yang akurat dari internet ... 82

Tabel 4.11 Pustakawan menyarankan memanfaatkan berbagai sumber infromasi baik tercetak maupun eletronik ... 83

Tabel 4.12 Pustakawan menyarankan menggunakan buku pelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 ... 84

Tabel 4.13 Rekapitulasi skor persepsi siswa-siswi terhadap peran perpustakaan dalam membantu menerapkan pelaksanaan kurikulum 2013 ... 85

Tabel 4.14 Pengetahuan responden mengenai koleksi perpustakaan... 86

Tabel 4.15 Memanfaatkan koleksi perpustakaan ... 87

(13)

ix

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Kondisi Perpustakaan SMAN 94 Jakarta

Lampiran 2 Surat Tugas Menjadi Dosen Pembimbing

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian SMAN 94 Jakarta

Lampiran 4 Surat Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 Surat Penguji Skripsi

Lampiran 7 Surat Pergantian Judul Skripsi

Lampiran 8 Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah

Lampiran 9 Nilai Product Moment

Lampiran 10 Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 11 Sarana dan Prasarana Perpustakaan SMAN 94 Jakarta

Lampiran 12 Tata Tertib Perpustakaan SMAN 94 Jakarta

Lampiran 13 Kuesioner Penelitian

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menuntut ilmu merupakan suatu kemuliaan tersendiri yang telah

dimiliki seseorang untuk mendapatkan ketentraman, keridhoan serta

kebahagiaan dunia dan akhirat terhadap amal perbuatan yang telah dilakukan

selama di dunia. Menuntut ilmu juga merupakan suatu kewajiban bagi seluruh

umat Islam. Sebagaimana yang kita ketahui dalam hadits di bawah ini:

ْوََو ِمْلِعْا ُبُلْطُا : مَلَسَو ِهْيَلَع ِه ُل ْوُسَر َلاَق : َلاَق ُهَْع ََُا َي ِصَر ٍساَبَع ِنْبِا ْنَع

ٌةَضْيِرَف َملِعْا َبَلَط َنِاَف َنْي ِ ص ااِب

َحِْخَا ُعَضَت َةَِئلَلَمْا َنِا ٍةَمِلْسُمَو ٍمِلْسُم ِ لُ ىَلَع

اََِت

}ِ رَب ْا ِدْبَع ِنْبِا ُا وِر{ ُبُلْطَي اَمِب اًعاَضِر ٍبِاَطِ

“Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata: Rasullullah SAW bersabda: “Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesunggunnya para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap amal perbuatannya.” (H.R Ibnu Abdul Barr).1

Dari hadist di atas, maka jelaslah dikatakan bahwa menuntut ilmu

sangat wajib dilakukan oleh setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan,

dewasa maupun muda, serta carilah ilmu sampai ke negeri Cina. Perumpaan

Negeri Cina, karena negeri ini merupakan negeri yang mempunyai peradabaan

yang sangat antusias terhadap ilmu pengetahuan. Sebagai seorang muslim,

haruslah mengejar ilmu sampai sejauh mungkin, setinggi-tinggi mungkin,

1 Asmaul Husna. Diakes pada laman

(17)

karena kedudukan orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh

allah beberapa derajat serta mendapatkan pahala.

Melihat bahwa menuntut ilmu sangatlah besar lingkupnya (tidak hanya

belajar di rumah, di luar rumah, di sekolah bahkan sampai ke Negeri Cina),

begitupun dengan pendidikan. Di lingkup sekolah, pendidikan merupakan

proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan siswa/i nya yang

dapat bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, dan bagi alam semesta.

Tercapainya suatu pendidikan, tergantung pada sistem pembelajaran yang

diungguli oleh empat komponen yaitu guru, siswa, kurikulum dan sarana serta

prasarana sekolah. Pada pendidikan ini juga sering terjadi berganti-gantinya

kurikulum, pergantian kurikulum terjadi karena adanya tuntutan perkembangan

zaman.

Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai program pendidikan

yang dikehendaki. Kurikulum tidak akan berarti jika tidak ditunjang oleh sarana

dan prasarana yang diperlukan seperti sumber-sumber belajar dan mengajar

yang memadai, kemampuan tenaga mengajar, metodologi yang sesuai, serta

kejernihan arah serta tujuan yang akan di capai. Sejak mengalami beberapa kali

perubahan, saat ini sekolah tingkat dasar, tingkat pertama maupun sampai

tingkat menengah telah menggunakan kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 muncul sebagai respon dari berbagai persoalan yang

dihadapi di dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Kurikulum 2013 terjadi

(18)

dan teori kurikulum berbasis kompetensi”. Pendidikan berdasarkan standar

menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara

yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,

standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman

belajar seluas luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan

untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan dan bertindak.2

Dengan memahami adanya kurikulum 2013, telah dijelaskan bahwa

para siswa dapat diharapkan mampu lebih baik dalam melakukan observasi,

bertanya, bernalar, mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh setelah

menerima materi pembelajaran, memiliki kemampuan sikap, dan pengetahuan

yang lebih baik. Dengan demikian, untuk mewujudkan harapan para siswa yang

lebih baik tersebut, maka satu-satunya tempat yang dapat menjadi sarana dan

prasarana penunjang kurikulum serta memegang peranan penting dalam proses

pembelajaran, media pembelajaran dan sumber peroleh ilmu pengetahuan bagi

para siswa adalah perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang dikelola dengan

tujuan membantu sekolah mencapai tujuannya. Selain itu, Perpustakaan sekolah

sebagai jantungnya sekolah memiliki peran yang cukup penting dalam upaya

pelaksanaan kurikulum di sekolah. Berdasarkan Perarturan Pemerintah No. 24

2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kerangka dasar dan struktur kurikulum

(19)

Tahun 2014 dapat dijelaskan bahwa, “perpustakaan sekolah merupakan bagian

integral dari kegiatan pembelajaran dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar

untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di sekolah”. Dengan melihat beberapa pengertian di atas, sangatlah jelas bahwa

peran perpustakaan sekolah cukup penting sebagai sumber penunjang dalam

memenuhi kebutuhan informasi dan pembelajaran ilmu pengetahuan bagi

siswa, guru serta warga sekolah lainnya, sesuai yang tercantum dalam

kurikulum sekolah.

Dapat dilihat juga di dalam Undang-undang Pendidikan Nasional No.2

tahun 1989, mengisyaratkan pentingnya perpustakaan di dalam membantu

pelaksanaan kurikulum sekolah. Proses belajar mengajar akan sangat

dipermudah jika sekolah telah memiliki sumber belajar yang cukup mencakup

koleksi di perpustakaan yang lengkap dan fasilitas yang mendukung

berjalannya kurikulum 2013 di sekolah serta akan lebih dipermudahkan lagi jika

pustakawan memiliki pengetahuan yang berlangsung di sekolah.3

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dengan

mewawancarai Kepala Perpustakaan di Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta,

menyatakan bahwa, perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta merupakan salah satu

perpustakaan sekolah Negeri yang telah menggunakan Kurikulum 2013, pada

tahun 2013/2014 ditetapkan di kelas X serta perpustakaannya yang cukup baik

dalam mendukung pelaksanaan kurikulum sekolah, karena perpustakaan

3 Sulistia Hartoyo dan Edi Pranoto, Manajemen Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Universitas

(20)

sekolah ini telah memiliki tenaga pustakawan walaupun bukan tenaga

profesional (guru yang menjadi pustakawan), namun tenaga pustakawan ini

mengetahui akan informasi yang berlangsung dan dapat memenuhi kebutuhan

para warga sekolah, koleksi perpustakaan yang tiap tahunnya selalu meningkat,

beberapa program layanan yang telah disediakan oleh perpustakaan dapat

mendukung suasana pembelajaran yang menarik, ruangan perpustakaan yang

lumayan besar untuk perpustakaan sekolah, serta adanya sarana dan prasarana

yang mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah.

Selain itu Perpustakaan Sekolah ini tidak hanya dijadikan sebagai ruang

membaca tetapi juga sering digunakan untuk proses pembelajaran karena

perpustakaan telah menyediakan berbagai komputer sebagai penunjangnya.

Dengan demikian, perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta ini dapat memegang

peran penting untuk sekolah, dapat merealisasikan misi serta kebijakan dalam

memajukan sekolah SMA NEGERI 94 Jakarta ini serta dapat mencapai tujuan

pendidikan yang telah tercantum pada kurikulum 2013.

Dengan demikian berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, dengan

melihat pentingnya perpustakaan serta terus memaksimalkan peran

perpustakaan sekolah demi tercapainya pelaksanaan kurikulum 2013, peneliti

tertarik untuk mengaji lebih dalam lagi, yang kemudian akan peneliti tuangkan

dalam sebuah skripsi dengan mengangkat tema yang berjudul “Persepsi Siswa

Terhadap Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan

(21)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas, maka peneliti hanya

ingin membatasi penelitian ini mengenai pembahasan tentang “Persepsi Siswa

Terhadap Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Kurikulum 2013”, yang akan dilihat dari peran pustakawan, peran koleksi,

peran layanan perpustakaan sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum

2013.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka telah didapatkan bahwa

rumusan masalah yakni sebagai berikut:

1. Sejauh mana peran pustakawan dalam membantu sekolah menerapkan

kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta?

2. Sejauh mana peran koleksi perpustakaan sekolah dalam menunjang

pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta?

3. Sejauh mana peran layanan perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan

kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ini adalah:

a) Untuk mengetahui peran pustakawan dalam membantu sekolah

menerapkan kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta.

b) Untuk mengetahui peran koleksi perpustakaan sekolah dalam

menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta.

c) Untuk mengetahui peran layanan perpustakaan dalam menunjang

(22)

2. Manfaat Penelitian ini adalah:

a) Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan koleksi

referensi atau sebagai perbandingan dalam mengembangkan keilmuan

sesuai dengan bidangnya, serta dapat menambah jumlah pembahasan

mengenai kelanjutan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya.

b) Manfaat Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta pengalaman

baru perpustakaan mengenai peran perpustakaan sekolah dalam

menunjang pelaksanaan kurikulum 2013 pada Perpustakaan sekolah

SMA NEGERI 94 Jakarta, serta dapat dijadikan sebagai acuan

perpustakaan sekolah SMA NEGERI 94 Jakarta dalam melaksanakan

kurikulum 2013 secara baik dan maksimal guna untuk meningkatkan

penggunaan perpustakaan oleh para siswa/i dan pemustaka lainnya.

D. Definisi Istilah

1. Persepsi merupakan kemampuan sesorang untuk memberikan pendapat atau

gagasan terhadap suatu masalah yang akan dibahas ke dalam suatu topik

(23)

2. Peran

Peran merupakan tindakan atau kegiatan yang telah diadakan oleh

perpustakaan yang diharapkan dapat memiliki dampak terhadap warga

sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum 2013.

3. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan

sekolah, kemudian dikelola dan digunakan untuk menunjang pelaksanaan

kurikulum sekolah, serta membantu siswa dan guru dalam proses belajar

mengajar di sekolah.

4. Menunjang

Menunjang merupakan kata kerja yang berasal dari kata imbuhan me- dan

tunjang yang artinya adalah menyokong, menyangga dan membantu. Dalam

judul penelitian ini, peran perpustakaan sekolah dalam menunjang

pelaksanaan kurikulum 2013 artinya adalah bahwa peran perpustakaan

sekolah sangat penting dalam membantu untuk menyukseskan pelaksanaan

kurikulum 2013 di sekolah SMA NEGERI 94 Jakarta.

5. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dimulai pada tahun 2013 yang

bertujuan untuk membangun rencana, perarturan dan pedoman sekolah

dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum 2013 merupakan program

lanjutan dari kurikulum kompetensi, di mana siswa diharapkan memiliki

kompetensi yang dilihat dari sikap, pengetahuan dan keterampilan mereka

(24)

E. Sistematika Penelitian

Dalam melakukan penyusunan penelitian ini, peneliti membagi sistematika

penelitian ke dalam 5 (lima) bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat seputar penelitian, yaitu mencakup

latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah,

dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini mencakup tentang penjelasan mengenai a.

Kurikulum 2013 terdiri dari pengertian kurikulum

2013, tujuan kurikulum 2013, landasan/ kerangka dasar

kurikulum 2013, karakteristik kurikulum 2013, dan

perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP. b.

Perpustakaan Sekolah terdiri dari pengertian

perpustakaan sekolah, tujuan dan fungsi perpustakaan

sekolah, dan peran perpustakaan sekolah, c.

Perpustakaan dan kurikulum 2013 yang membahas

mengenai peran pustakawan, peran koleksi dan peran

layanan dalam menunjang pelaksanaan kurikulum

(25)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini mencakup tentang penjelasan mengenai a. Jenis

dan pendekatan penelitian. b. Sumber data. c. populasi

dan sampel. d. Teknik pengumpulan data. e. Teknik

pengolahan data. f. Uji validitas. g. Teknik analisis data

dan h. Jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdapat dua sub bab diantaranya adalah bab

mengenai a. Profil perpustakaan SMA NEGERI 94,

terdiri dari, sejarah berdirinya perpustakaan Sekolah

Jakarta, visi dan misi, tugas dan fungsi perpustakaan,

struktur organisasi, sumber daya manusia

perpustakaan, koleksi perpustakaan, layanan

perpustakaan, sarana dan prasarana perpustakaan, dan

tata tertib perpustakaan, Dan sub bab yang b. Hasil

penelitian dan pembahasannya yang berisi mengenai

hasil temuan penelitian dan pembahasan terkait dengan

peran perpustakaan sekolah dalam menunjang

pelaksanaan kurikulum 2013, yang terdiri dari peran

pustakawan dalam membantu menerapkan kurikulum

(26)

layanan perpustakaan yang menunjang pelaksanaan

kurikulum 2013 di SMA NEGERI 94 Jakarta.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian ini, dimana

peneliti mengemukakan kesimpulan dari pembahasan

skripsi dan peneliti mencoba untuk memberikan saran

yang merupakan sumbangan pemikiran peneliti dan

dari sumbangan pemikiran informan (hasil

(27)

12

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan suatu pengalaman tentang objek, peristiwa atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan.4 Menurut Sarlito, persepsi adalah kemampuan

seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan, kemampuan untuk

membedakan, kemampuan untuk menfokuskan.5

Sedangkan menurut Slameto, mengungkapkan bahwa persepsi

adalah proses yang berkaitan dengan masuknya pesan atau informasi ke

dalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan

hubungan dengan lingkunganya. Hubungan ini dilakukan dengan indranya

yaitu indra penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium.6

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi

adalah kemampuan seseorang untuk memberikan suatu pendapat agar dapat

memberikan kesimpulan dan menafsirkan terhadap objek yang diamatinya.

4 Rahmat Jallaludin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Karya, 1990), h. 64.

5 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1983),

h. 89.

6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

(28)

2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suatu persepsi,

diantara faktor tersebut adalah:7

a) Faktor Fungsional

Faktor ini dihasilkan dari situasi, kegembiraan (suasana hati), pelayanan

dan pengalaman masa lalu seorang individu.

b) Faktor Struktural

Faktor ini merupakan faktor yang timbul atau dihasilkan dari bentuk

stimulasi dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem saraf

individu.

c) Faktor Situasional

Faktor ini merupakan faktor yang berkaitan dengan bahasa nonverbal.

Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, dan petunjuk

paralingusitik.

d) Faktor Personal

Faktor ini merupakan faktor yang terdiri atas pengalaman, motivasi dan

kepribadian.

3. Pengukuran Persepsi

Untuk mengukur persepsi hampir sama dengan bagaimana

mengukur suatu sikap. Meskipun materi yang diukur bersifat abstrak,

namun secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur, di mana sikap

terhadap suatu objek dapat diterjemahkan dalam sistem angka. Metode yang

(29)

digunakan untuk mengukur persepsi dan sikap dapat menggunakan metode

Self Report dan metode pengukuran Involuntary Belavior8, berikut adalah

pemaparannya:

a) Metode Self Report

Metode ini merupakan suatu metode di mana jawaban yang diberikan

dapat menjadi indikator sikap seseorang, tetapi apabila seseorang tidak

menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat diketahui

pendapat dan sikapnya.

b) Metode Involuntary Belavior

Metode ini merupakan metode yang memang diinginkan atau dapat

dilakukan oleh seseorang, dalam banyak situas pengukuran sikap dapat

dipengaruhi oleh kerelaan seseorang. Pendekatan ini merupakan

pendekatan observasi terhadap suatu reaksi-reaksi fisiologis tanpa

disadari oleh seseorang yang bersangkutan.

Jika merujuk pada penyataan di atas, bahwa mengukur persepsi

hampir sama dengan mengukur sikap, maka skala sikap dapat dipakai atau

dimodifikasi untuk mengungkap persepsi. Skala sikap dapat disusun untuk

mengungkap sikap pro dan kontra, postif dan negaif, setuju dan tidak setuju

terhadap suatu hal atau objek. Penggunaan skala sikap dapat diukur dengan

8Evie Santika, “Persepsi Pasangan Terhadap Peran Keluarga Setelah Kelahiran Anak Pertama

(30)

menggunakan skala Likert.9 Untuk mengetahui skala Likert lebih lanjut,

maka akan dibahas pada bab 3 mengenai teknik analisa data.

B. Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum merupakan usaha-usaha yang mengarahkan pada tujuan

pendidikan atau sekolah. Menurut J.G Tallor dan Willian Alexander yang

dikutip oleh Syafrudin mendefinisikan bahwa “The Curriculum is the sum total of school”s effort to playground or out of school”.Artinya adalah

“Kurikulum adalah segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk

mempengaruhi belajar anak, baik di dalam maupun di luar kelas.”10

Menurut E. Mulyasa, “kurikulum 2013 adalah kurikulum yang

berbasis karakter dan kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai

kritikan terhadap kurikulum 2006, serta sesuai dengan perkembangan

kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya

pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam

penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara.”11 Selain itu, Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari

kurikulum berbasis Kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada

tahun 2004, KBK dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan

9 Azwar Saifudin. Sikap Manusia Teori Skala dan Pengukurannya (Jakarta: Pustaka Pelajar,

2002), h. 27.

10 Nurdin Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press,

2003), h. 33.

11 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja

(31)

pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan

(pengetahuan, keterampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur

pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.12

Menurut Warsono, “Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori

“pendidikan berdasarkan standar” (Standard-based education) dan teori

kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).

Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman

belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan

kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketrampilan, dan bertindak.”13

Dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum

yang dikembangkan berdasarkan standar yaitu sesuai dengan Standar

Nasional Pendidikan dan berdasarkan kompetensi. Kurikulum 2013 ini,

juga menfokuskan agar para siswa (peserta didik) sekolah mampu menjadi

pribadi yang memiliki kemampuan pengetahuan, bersikap, dan

berketerampilan di masa depan.

2. Tujuan Kurikulum 2013

Seperti yang telah dikemukakan di berbagai media massa, bahwa

melalui pengembangan Kurikulum 2013 akan menghasilkan insan

Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap,

12 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, h. 66.

13Warsono, Perpustakaan Sekolah Ideal dan Perannya dalam Implementasi Kurikulum

2013 (Jawa Tengah: SMP Negeri 5 Cilacap, 2014), h. 10. Di dalam Jurnal UNS. Di akses pada laman

(32)

keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini

pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan

karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang dapat di demostrasikan oleh peserta didik sebagai wujud pemahaman

terhadap konsep yang dipelajarinya secara konseptual. 14

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, “Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang

beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi

pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.”15

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa, tujuan utama

dibuatnya Kurikulum 2013 adalah menjadi siswa/siswi sekolah menjadi

anak yang mandiri, aktif, inovatif, berguna untuk bangsa dan negara serta

memiliki kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan.

3. Landasan atau Kerangka Dasar Kurikulum 2013

Menurut E. Mulyasa, untuk mengembangkan kurikulum 2013 perlu

diadakannya sebuah landasan. Untuk itu, pengembangan kurikulum 2013

dilandasi secara, sebagai berikut:16

a. Landasan Filosofis

14E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, h 65.

15 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h. 7.

(33)

1) Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai

akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat.

2) Kurikulum akan berorientasi pada pengembangan kompetensi.

b. Landasan Yuridis

1) RPJMN 2010-2014 Sektor Pndidikan tentang perubahan metodologi

pembelajaran dan penataan kurikulum.

2) PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3) INPRES No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas

pembangunan Nasional: penyempurnaan kurikulum dan metode

pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk

membentuk daya saing dan karakter bangsa.

c. Landasan Konseptual

1) Relevansi pendidikan

2) Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter.

3) Pembelajaran kontektual

4) Pembelajaran aktif

5) Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.

Sedangkan landasan atau Kerangka dasar kurikulum 2013 menurut

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 70

(34)

landasan filosofi, landasan teoritis dan landasan Yuridis.17 Berikut

penjelasannya:

a. Landasan Filosofis

Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi memberikan

dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia

Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Selain itu, dengan landasan filosofi, menjadikan kurikulum 2013

dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,

diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini dan untuk

membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.

Filosofi ini juga menentukan bahwa isi kurikulum 2013 adalah disiplin

ilmu dan pembelajaran disiplin ilmu serta untuk mengembangkan potensi

peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi

penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun

kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

b. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan

standar” dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan

17 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kerangka Dasar dan Struktur

(35)

berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai

kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar

proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik, dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis

kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar

seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk

bersikap, berpengetahuan, berketrampilan dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: 1) pembelajaran yang dilakukan guru

dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran

di sekolah, kelas, dan masyarakat, dan 2) pengalaman belajar langsung

peserta didik sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan

kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual

peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar

seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

c. Landasan Yuridis

Landasan yurudis Kurikulum 2013 adalah:

1) UU Dasar Negara RI Tahun 1945,

2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

3) UU No. 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional,

4) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

(36)

No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

NO. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Dari kedua paparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

melakukan perubahan-perubahan terhadap kurikulum pendidikan, di mulai

dari adanya kurikulum 1994 kemudian berubah menjadi Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK), berubah lagi menjadi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dan sekarang ini berubah menjadi kurikulum

2013, tentunya pemerintah maupun para ahli pendidikan mempunyai

landasan yang kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

dengan mengacu kepada kebutuhan masyarakat, budaya bangsa, dan

perkembangan teknologi masyarakat pemakai.

4. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:18

a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spritual

dan sosial, rasa ingin tahu, kreatifitas, kerja sama dengan kemampuan

intelektual dan psikomotorik.

b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan

pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa

yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat

sebagai sumber belajar.

18Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

(37)

c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan dan keterampilan.

e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci

lebih lanjut dalam kompetensi dasar Mata pelajaran.

f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing

elements) kompetensi dasar, dimana semua kempetensi dasar dan proses

pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang

dinyatakan dalam kompetensi inti.

g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,

saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar Mata

pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013

merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di

Indonesia. Karakteristik kurikulum 2013 lebih diprioritaskan oleh para

siswa agar menjadi pribadi yang baik dimasa depan dengan pengalaman

belajar yang telah diajarkan di sekolah.

5. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP

Telah dijelaskan diatas bahwa kurikulum 2013 merupakan langkah

lanjutan dari pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun

2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

(38)

ketiga kurikulum tersebut. Berikut perbedaanya dapat dilihat sebagai

berikut:

Pada KBK 2004 dan KTSP 2006 adalah:19

a. Standar Kompetensi lulusan diturunkan dari Standar Isi.

b. Standar isi dirumuskan berdasrkan tujuan Mata Pelajaran (Standar

Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran.

c. Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk

keterampilan dan pembentuk pengetahuan.

d. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran.

e. Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata

pelajaran terpisah.

Sedangkan pada Kurikulum 2013 adalah:

a. Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.

b. Standar Isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui

kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.

c. Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

d. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.

e. Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti/ tiap kelasnya.

19 Paparan Wakil Menteri Pendidikan, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta:

(39)

Secara rinci perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum

KTSP, diuraikan didalam tabel:20

Tabel 2.1

Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum KTSP

No. Kurikulum 2013 Kurikulum KTSP

1. Standar Kompetensi Lulusan ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No. 54 tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang berbentuk kerangka dasar kurikulum dalam Permendikbud No 67, 68, 69 dan 70 tahun 2013.

Standar isi ditentukan terlebih dahulu melalui permendikbud no. 22 keseimbangan soft skills dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. 4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih

banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP

Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding kurikulum 2013

5 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach) yaitu standar proses dalam pembelajran terdiri dari mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.

Standar proses dalam pembelajran terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan

7 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.

Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan.

8 Pramuka menjadi ektrakulikuler wajib Pramuka bukan ektrakulikuler wajib

20 Imas Kurniasih dan Berlin Sani. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan.

(40)

9 Peminatan/penjurusan mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA

Penjurusan mulai kelas XI

10 Bimbingan Konseling lebih menekankan mengembangkan potensi siswa

kurikulum 2013 dengan kurikulum KBK dan KTSP sangatlah signifikan.

Meskipun semua komponennya sama, namun penerapan untuk kurikulum 2013

lebih ditingkatkan dan dikembangkan kembali agar kurikulum 2013 terlihat

lebih baik daripada kurikulum sebelumnya.

C. Perpustakaan Sekolah

1. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Di Indonesia terdapat berbagai jenis perpustakaan yang tersebar luas

di masyarakat, salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Menurut Sulistyo

Basuki, “perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada

sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan,

dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.”21

Menurut Darmono, “perpustakaan sekolah sebagai salah satu unit

kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola

dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh

21 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Utama, 1991), h.

(41)

pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan.”22

Sementara di dalam IFLA menyatakan bahwa, “A school library is a school’s phsyical and digital learning space where reading, inquiry,

research, thingking, imagination, and creativity are central to students’

information-to-knowledge journey and to their personal, social, and

cultural growth. This physical and digital place is known by several terms

(e.g., school media centre, centre for documentation and information,

library resource centre, library learning commons) but school library is the

term most commonly used and applied to the facility and functions.”23

Perpustakaan sekolah adalah ruang belajar sekolah secara fisik dan digital

di mana membaca, menanya, meneliti, berfikir, berimajinasi dan

berkreatifitas pada pusat pengetahuan informasi siswa dan untuk pribadi

mereka, sosial dan pertumbuhan budaya.

Menurut Pawit M. Yusuf, “perpustakaan sekolah adalah

perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang berperan sebagai

media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar serta

22 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Gramedia Widia

Sarana Indonesia, 2001), h. 2.

23 International Federation of Library Associations and Institutions, IFLA School Library

Guidelines (Netherlands: IFLA Professional Committee, 2015), h. 16. Di akses di laman

(42)

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan murid.”24

Sutarno mengungkapkan bahwa perpustakaan sekolah merupakan

salah satu sarana dan fasilitas penyelengaraan pendidikan sehingga setiap

sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai serta merupakan

komponen pendidikan yang penting.25

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah

adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, berperan

sebagai pusat sumber belajar serta bertujuan untuk memenuhi segala

informasi yang dibutuhkan oleh sekolah.

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Tujuan umum adanya perpustakaan sekolah adalah untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan proses belajar mengajar

melalui pengembangan sistem instruksional. Hal ini dilaksanakan dengan

menyediakan berbagai pilihan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar

di kelas untuk mendorong penggunaan cara-cara baru yang paling sesuai

untuk mencapai tujuan program akademik dan kewajiban-kewajiban

instruksional yang direncanakan.26

24 Pawit M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Pranada

Media Group, 2007), h. 1.

25 Sutarno, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung Seto,

2006), h. 39.

26 Mudhoffir, Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (Bandung: Remaja

(43)

Menurut Darmono, “tujuan keberadaan perpustakaan sekolah ialah

untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah

pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan nenikmati

pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan

daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.”27

Yusuf menjelaskan bahwa tujuan dari perpustakaan sekolah adalah

sebagai berikut:28

a. Mendorong dan mempercepat proses penguasan teknik membaca para

siswa.

b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan

pustakawan.

c. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.

d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanaan kurikulum.

e. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat

membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para

siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu

pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

27 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, h. 6.

28 Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar, Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah

(44)

g. Dan memberikan liburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lainnya

yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya.

Sedangkan fungsi perpustakaan sekolah, menurut Keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0103/0/1981 tertanggal 11 Maret

1981 disebutkan bahwa perpustakaan sekolah berfungsi sebagai berikut:29

1. Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan

sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum sekolah.

2. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa

mengembangkan kreatifitas dan imajinasinya.

3. Pusat untuk membaca guna menambah ilmu pengetahuannya.

4. Sebagai tempat rekreasi dengan membaca buku-buku yang bersifat

hiburan.

Adapun fungsi dari perpustakaan sekolah menurut Ibrahim Bafadal

adalah sebagai berikut:30

a. Fungsi Informatif

Fungsi ini berkaitan dengan upaya dalam penyediaan koleksi

perpustakaan, yang bersifat memberi tahu akan hal-hal yang berkaitan

dengan kepentingan para siswa dan guru, yaitu dengan cara membaca

berbagai bahan bacaan yang telah disediakan di perpustakaan sekolah,

29Titin Sinta Prihandini, “Peran Perpustakaan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.”

[Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2005]. h. 25.

(45)

maka para guru dan siswa akan mengetahui banyak hal yang terjadi di

dunia ini.

b. Fungsi Edukatif

Fungsi ini erat kaitannya dengan pembentukan manusia, pembangunan

yang berkualitas dimasa yang akan datang. Di dalam perpustakaan

sekolah disediakan buku-buku baik buku fiksi ataupun non-fiksi, selain

itu juga tersedia buku-buku yang disesuaikan dengan kurikulum

sekolah. Dengan demikian perpustakaan sekolah berfungsi untuk

mendidik muridnya menjadi pribadi yang mandiri atau edukatif.

c. Fungsi Rekreatif

Adanya perpustakaan sekolah dapat berfungsi sebagai rekreasi.

Rekreasi disisni bukan berarti bahwa secara fisik pergi mengunjungi

tempat-tempat tertentu, tetapi secara psikologinya. Dimaksudkan

bahwa disedikannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar,

novel, komik, majalah umum dan sebagainya dapat menghibur

pembacanya.

d. Fungsi Riset

Perpustakaan telah menyediakan banyak bahan pustaka. Adanya bahan

pustaka yang lengkap ini, membuat para murid dan guru dapat

melakukan riset yaitu mengumpulkan data atau keterangan yang

diperlukan untuk penelitian/riset.

(46)

Fungsi ini terlihat pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah,

dimana setiap ada peminjaman atau pengembalian buku harus dicatat

oleh guru atau pustakawan. Jika dalam peminjaman buku ada murid

yang telat mengembalikan buku yang telah disesuaikan dengan jangka

waktu yang ditetapkan maka murid itu diberikan denda, dan apabila ada

murid yang menghilangkan buku maka murid tersebut harus

mengantinya. Semua ini di lakukan guna untuk mendidik murid-murid

kearah tanggung jawab serta membiasakan murid-murid bersikap dan

bertindak administratif.

Perpustakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan di sekolah

merupakan bagian integral dalam sistem kurikulum sekolah berfungsi

sebagai:31

a. Pusat kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan sekolah menyediakan

koleksi bahan pustaka untuk mendukung proses belajar mengajar.

b. Pusat penelitian sederhana. Perpustakaan sekolah menyediakan

koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk melaksanakan

penelitian sederhana bagi peserta didik.

c. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi.

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi perpustakaan yang

bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperdalam ilmu

31Ratmi Agustina, “Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Kegiatan Belajar.”

(47)

pengetahuan serta rekreasi intelektual bagi peserta didik dan tenaga

kependidikan.

Dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan

fungsi perpustakaan sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kecerdasaan

pemustaka, membantu dalam kecakapan bahasa, menikmati fungsi-fungsi

perpustakaan yang ada, terutama di lingkup perpustakaan sekolah. Tentunya

dapat membantu warga sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di

sekolah.

3. Peran perpustakaan Sekolah

Secara umum, “peran merupakan suatu tingkah yang diharapkan

dapat dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.”32 Sedangkan

dalam konteks perpustakaan sekolah, pengertian peran menjadi suatu

tindakan, tingkah atau kegiatan perpustakaan yang diharapkan dapat

dimiliki serta berpengaruh di lingkungan sekitar sekolah. Untuk itu, peran

perpustakaan yang utama adalah untuk memberikan informasi dari berbagai

ilmu sehingga ilmu yang telah didapat memenuhi kebutuhan informasi

pemustaka (seluruh warga sekolah).

32 KBBI, Peran. Di akses pada http://kbbi.web.id/peran Pada tanggal 23 Agustus 2016.

(48)

Rizal Saiful Haq mengemukakan bahwa perpustakaan sekolah harus

berperan dalam hal-hal sebagai berikut:33

a. Sarana yang menyediakan sumber-sumber dan media pembelajaran

yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam proses belajar

mengajar.

b. Sarana yang dapat membimbing para siswa dalam memilih, dan

mengunakan sumber-sumber informasi yang sesuai untuk keperluan

proses pembelajaran secara mandiri.

c. Sarana pengembangan dan peningkatan kebiasaan membaca di

kalangan siswa.

d. Sarana pembinaan kemampuan dan sikap, baik yang bersifat fisik,

intektual, sosial dan moral keagamaan dalam rangka mempersiapkan

para siswa untuk hidup di masyarakat.

Sedangkan Noerhayati Soedibyo, menjelaskan bahwa peran

perpustakaan sekolah adalah:34

a. Peran perpustakaan sekolah sebagai penunjang pendidikan, dalam hal

ini perpustakaan jelas berperan sebagai pencatat, pelestarian

pengetahuan dan kebudayaan manusia. Di pihak lain, pendidikan pada

dasarnya merupakan proses pemindahan dan pewarisan kebudayaan

dan pengetahuan.

33 Rizal Saiful-Haq, dkk, Perpustakaan dan Pendidikan: Pemetaan Peran serta

Perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar (Jakarta: FAH UIN Syarif Hidayatullah, 2007),h.13.

(49)

b. Perpustakaan merupakan sumber pembinaan kurikulum, perpustakaan

sekolah yang baik merupakan sumber memberikan bahan pelengkap

dalam penyusunan dan pembinaan kurikulum.

c. Perpustakaan sebagai sarana penanaman dan pengembangan minat

baca, perpustakaan harus pula menyediakan buku-buku bacaan yang

menarik yang akan menggugah kesenangan membaca, dan mendorong

siswa untuk terus gemar membaca.

d. Perpustakaan sebagai sarana proses mengajar atau belajar, para siswa

yang ingin lebih mendalami suatu topik, mengerjakan tugas, membuat

laporan dan sebagainya bisa dibantu dengan fasilitas-fasilitas yang ada

di perpustakaan.

e. Perpustakaan dan peran disiplin.

f. Perpustakaan dan rekreasi, perpustakaan hanya menyediakan

bahan-bahan bacaan yang bersifat menghibur sehat seperti roman, puisi,

cerpen.

g. Untuk memenuhi kebutuhan penelitian para siswa, perpustakaan harus

menyediakan bahan-bahan yang diperlukan seperti laporan, kamus,

ensiklopedi.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah

sangatlah memiliki peran yang sangat penting untuk pemustaka, karena

selain untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, perpustakaan juga

dapat membantu dalam meningkatkan pengetahuan serta memudahkan

(50)

dengan baik, perpustakaan sekolah harus dikelola dengan baik sehingga

perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk

menunjang proses pendidikan yang berlangsung di sekolah.

D. Perpustakaan Sekolah dan Kurikulum 2013

Perpustakaan sekolah yang dikelola secara baik dan efektif akan

menjadi salah satu elemen penting yang dapat mendukung perencanaan

kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah. Beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi pengembangan kurikulum di sekolah dengan adanya

perpustakaan sekolah adalah sikap kepala sekolah serta metode mengajar guru.

Dikatakan demikian, karena sikap kepala sekolahlah yang menentukan apakah

sekolah akan menerapkan kurikulum yang memanfaatkan banyak sumber

belajar yang tersedia di perpustakaan atau tidak. Metode mengajar guru yang

bervariasi dapat memperngaruhi penggunaan perpustakaan, karena guru tidak

hanya menerapkan kegiatan belajar di kelas saja tetapi juga menggunakan

kegiatan belajar di luar kelas dengan menggunakan sumber belajar yang telah

tersedia di perpustakaan.35

Keberadaan perpustakaan sekolah sangatlah penting dengan

diberlakukannya kurikulum 2013, karena kurikulum ini menuntut adanya

peningkatan peran perpustakaan sekolah dalam menunjang kegiatan belajar

mengajar dan minat baca para siswa dan guru. Kurikulum 2013 memungkinkan

para guru untuk menilai hasil belajar siswa dalam proses pencapaian sasaran

35Sulistia, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Universitas Terbuka,

(51)

belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang

telah dipelajari. Selain itu, kurikulum 2013 merupakan suatu pembelajaran

yang dapat memfasilitasi siswa agar memiliki kompetensi baik dalam sikap,

pengetahuan dan keterampilan yang memadai serta pembelajaran lainnya yang

diarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu dari berbagai sumber-sumber

informasi selain yang diberikan oleh guru, dengan melakukan observasi bukan

diberi tahu oleh guru.

Peran perpustakaan sekolah sangat penting dengan adanya kurikulum

2013. Peran tersebut tidak akan meningkat, jika tidak ada

komponen-komponen pendukung di dalamnya. Komponen-komponen-komponen yang dapat

meningatkan peran perpustakaan sekolah diantaranya adalah pustakawan

sekolah, koleksi perpustakaan sekolah serta layanan yang ada di perpustakaan

sekolah. Berikut adalah paparan dari ketiga komponen tersebut:

1. Pustakawan Sekolah

Menurut IFLA menyatakan bahwa, “Pustakawan sekolah adalah

tenaga kependidikan yang berkualifikasi serta profesional, bertanggung

jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah, didukung

oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota

komunitas sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya.”36

36 IFLA, Pedoman Perpustakaan Sekolah (Jakarta: PNRI, 2006), h. 14. Diakses di

(52)

Sedangkan peran utama pustakawan sekolah adalah memberikan

sumbangan pada misi dan tujuan sekolah. Dalam kerjasama dengan semua

anggota komunitas sekolah, maka pustakawan sekolah ikut dalam

pengembangan rencana dan implementasi kurikulum sekolah.37

Sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013 yang pertama bahwa,

mengembangkan keseimbangan antara sikap spritual dan sosial, rasa ingin

tahu, kreatifitas dan kerjasama dengan kemampuan intelektual dan

psikomotorik. Dalam hal ini, dibutuhkan pustakawan yang mampu

mengembangkan keseimbangan tersebut. Pustakawan tidak hanya bekerja

sendiri dalam mengembangan keseimbangan ini, melainkan ada hubungan

kerjasama dengan guru dan siswa demi tercapainya keseimbangan tersebut.

Karena ini merupakan salah satu peran utama pustakawan yang harus

dimiliki untuk keikutsertasan dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah.

Karakteristik kedua kurikulum 2013 adalah menjadikan sekolah

sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar

terencana di mana siswa menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke

masyarakat. Salah satu yang dapat memberikan pengalaman belajar di sekolah adalah guru dan pustakawan sekolah. “Pustakawan sekolah

hendaknya menciptakan susasana yang sesuai untuk pembelajaran yang

menarik, menghibur, ramah serta terbuka bagi siapa saja tanpa rasa takut

(53)

dan curiga.”38 Dalam hal ini, pustakawan memiliki peran dalam

memberikan pengalaman belajar.

Pada karakteristik ketiga kurikulum 2013 adalah mengembangkan

sikap, pengetahauan dan keterampilan serta menerapkan dalam berbagai

situasi di sekolah dan masyarakat. Hal ini juga sepadan dengan peran

pustakawan bahwa pustakawan harus memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan

masalah informasi serta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber,

baik tercetak maupun elektronik.39 Untuk itu keduanya dalam kaitannya

dengan perpustakaan dan kurikulum 2013 membutuhkan suatu

keterampilan dan ilmu pengetahuan untuk mengembangkannya.

Untuk mendukung adanya peran pustakawan sekolah, tentunya ada

kompetensi yang harus dimiliki oleh pustakawan sekolah. Karena peran

tidak akan berjalan dengan baik apabila kompetensi yang dimiliki tidak

sesuai dengan standar tenaga perpustakaan sekolah. Diantara kompetensi

yang harus dimiliki oleh pustakawan sekolah adalah kompetensi manajerial,

kompetensi kependidikan, kompetensi pengelolaan informasi, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi pengembangan profesi.

Untuk lebih jelas uraian mengenai kompentensi tenaga perpustakaan

sekolah dapar di lihat pada lampiran 8.

(54)

Dalam melaksanakan kurikulum 2013, siswa dituntut untuk aktif

dalam memecahkan serta menyelesaikan suatu masalah secara mandiri.

Sehingga pustakawan harus membantu para peserta didik dalam mendukung

kemandirian belajarnya. Selain itu, dalam kurikulum 2013 ini guru juga

dituntut untuk aktif dalam mengembangkan pelajaran yang akan diberikan

kepada siswa. Sehingga, pustakawan dapat membantu guru dalam

mengembangkan pelajarannya dengan berbagai koleksi perpustakaan yang

tersedia yang berkaitan dengan kurikulum 2013. Oleh karena itu, siswa dan

guru membutuhkan pustakawan yang memiliki kompetensi, khususnya

dalam kompetensi kependidikan dan kompetensi pengelolaan informasi.

Kompetensi kependidikan adalah kemampuan pustakawan dalam hal

mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi dan memberikan

bimbingan literasi informasi dan kompetensi pengelolaan informasi adalah

kemampuan pustakawan dalam mengembangkan koleksi perpustakaan,

memberikan jasa dan sumber informasi dan menerapkan teknologi

informasi dan komunikasi.

Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa peran pustakawan dalam

membantu menerapkan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1) Pustakawan memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah.

2) Pustakawan mengikuti perkembangan kurikulum di sekolah.

3) Pustakawan bekerjasama dengan guru dalam mengembangkan

keseimbangan antara sikap, sosial, rasa ingin tahu serta kreatifitas para

(55)

4) Pustakawan memiliki peran dalam memberikan pengalaman belajar.

5) Pustakawan membantu dalam mendukung kemandirian belajar siswa.

6) Pustakawan membantu guru dalam mengembangkan pelajarannya

dengan berbagai koleksi perpustakaan yang tersedia berkaitan dengan

kurikulum.

7) Pustakawan memiliki kompetensi kependidikan dalam:

a) Kemampuan dalam mengembangan keterampilan memanfaatkan

informasi,

b) Kemampuan dalam memberikan bimbingan literasi informasi.

8) Pustakawan memiliki kompetensi pengelolaan informasi, dalam:

a) Kemampuan pustakawan dalam mengembangkan koleksi

perpustakaan.

b) Kemampuan pustakawan dalam memberikan jasa dan sumber

informasi.

c) Kemampuan pustakawan dalam menerapkan teknologi informasi

dan komunikasi.

2. Koleksi Perpustakaan Sekolah

Di dalam buku Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah

yang di terbitkan oleh Perpustakaan Nasional menyatakan bahwa, “Koleksi

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 94 Jakarta
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI WISATA ALAM CURUG CIPEUTEUY KABUPATEN MAJALENGKA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dalam sebuah suratnya kepada Tjipto Mangunkusumo bulan Juni Sukarno menyatakan pendapatnya bahwa kongres tersebut telah menanamkan kepercayaan diri yang lebih besar kepada

Penggalian kembali corak-corak lama, seperti yang terdapat pada gaya-gaya Yunani Purba dan Romawi telah melahirkan aliran-aliran baru yang dikenal dengan alisan klasik dan neo

Sesuai dengan plotingan PPL Tahun 2012. SMA Islam Sudirman Ambarawa khususnya mata pelajaran Matematika dibimbing oleh guru pamong yakni bapak Wagino dengan dosen Pembimbing pak

sepakat membuat kontrak 6 , disini pihak konsumen selaku debitur hanya dihadapkan terhadap 2 pilihan saja, dimana pihak debitur hanya bisa mensepakati perjanjian

Ukuran maju dan tidaknya suatu negara saat ini di bukan diukur dari suatu kekuatan militer atau angkatan bersenjatanya tetapi lebih di tekankan pada kemajuan ekonomi

Fasilitator dalam Pendidikan Kemitraan (Materi IV-4-1).. seorang guru adalah seorang pembimbing sekaligus penunjuk jalan dalam proses belajar mengajar, mengingat

Sementara itu hambatan yang datang dari luar diri kita, juga mempengaruhi keefektifan mendengar kita. Siswa akan sulit menerima pelajaran jika di luar kelas