• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PERILAKU SWAMEDIKASI PASIEN DI APOTEK PADA TERAPI BATUK (Studi di Wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL PERILAKU SWAMEDIKASI PASIEN DI APOTEK PADA TERAPI BATUK (Studi di Wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DWI ANDAYANI

PROFIL PERILAKU SWAMEDIKASI PASIEN

DI APOTEK PADA TERAPI BATUK

(Studi di Wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ix

Lembar Pengesahan

PROFIL PERILAKU SWAMEDIKASI PASIEN DI

APOTEK PADA TERAPI BATUK

(Studi di Wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh:

DWI ANDAYANI NIM : 09040061

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Hidajah Rachmawati., S.Si, Apt., Sp.FRS Dra. Liza Pristianty, M.Si, M.M, Apt

(3)

x

Lembar Pengujian

PROFIL PERILAKU SWAMEDIKASI PASIEN DI

APOTEK PADA TERAPI BATUK

(Studi di Wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang)

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 16 Juli 2013

Oleh:

DWI ANDAYANI NIM : 09040061

Tim Penguji:

Penguji I Penguji II

Hidajah Rachmawati., S.Si, Apt., Sp.FRS Dra. Liza Pristianty, M.Si, M.M, Apt

NIP. UMM.114.0609.0449 NIP. 196211151988102022

Penguji III Penguji IV

Annisa Farida Muti, S.Farm., M.Sc., Apt. Ika Ratna Hidayati, S.Farm., Apt.

(4)

xi

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Alhamdulillahirobbil‘alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala limpahan rahmat, nikmat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Profil Perilaku Swamedikasi Pasien di Apotek pada Terapi Batuk (Studi di Wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang) yang diajukan untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, tidak mungkin skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Ibu Tri Lestari H.,M.,Kep.,Sp.Mat selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, yang telah memberi kesempatan penulis untuk belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si, Apt.,Sp.FRS selaku Pembimbing I dan Ibu Dra.Liza Pristianty, M.Si, MM, Apt. selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran membimbing, memberi saran dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Annisa Farida Muti, S.Farm., Msc., Apt. dan Ibu Ika Ratna Hidayati, S.Farm., Apt., selaku dosen Penguji yang telah banyak memberi saran dan masukkan yang baik demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Farmasi yang telah banyak memberi saran selama penulis menjalani perkuliahan.

5. Ibu Dian Ermawati S.Farm., Apt., selaku dosen wali yang selalu membimbing dan memotivasi penulis dalam menjalani perkuliahan.

(5)

xii

7. Para staf dan laboran yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan 8. Ibunda Sarti dan ayah Sutardji (alm) tersayang, yang dengan tulus telah

memberikan dukungan dengan sepenuh hati pada penulis.

9. Suami tersayang Wisnu, terimakasih atas segala dukungan, pengertian dan kesabarannya, serta anak-anak terkasih Hakim dan Daud, yang telah menjadi inspirasi dan semangat bagi penulis dalam menempuh studi selama ini.

10.Ibu mertua (alm), ayah mertua (alm), kakak dan adik-adik, serta ipar dan semua keponakan, atas segala bentuk dukungannya pada penulis.

11.Teman-teman seperjuangan Komunitas atas kebersamaan dan semangat serta kerjasamanya yang baik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12.Seluruh APA dan PSA di wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang yang telah memberikan izin dan bersedia menjadi sampel penelitian.

13.Para supporter setia, Selvi, Mhar, Swari, Sarah, Atty, Dea, Iga, Rezki, Irul, Mirza yang senantiasa rela membantu dalam suka dan duka.

14.Semua sahabat dan teman-teman 2009 yang selalu memberi dukungan dan semangat, serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan karunia-Nya sebagai balasan atas bantuannya selama ini. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. Selanjutnya penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat dan penelitian selanjutnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Malang, 16 Juli 2013

(6)

xiii

RINGKASAN

PROFIL PERILAKU SWAMEDIKASI PASIEN DI APOTEK PADA TERAPI BATUK

(Studi di Wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang)

Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat baik obat modern maupun obat tradisional oleh seseorang untuk melindungi dari penyakit dan gejalanya (WHO, 1998). Swamedikasi dilakukan masyarakat untuk mengatasi gangguan kesehatan ringan misalnya batuk. Batuk yang berlebihan akan terasa sangat mengganggu, menyebabkan gangguan tidur sehingga menurunkan kualitas hidup. Produk obat batuk yang beredar di Indonesia sangat banyak jumlahnya, sehingga masyarakat seringkali menjadi bingung untuk memilih produk yang tepat (Wijono, 2011).

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui profil perilaku swamedikasi pasien di apotek pada terapi batuk, pada masyarakat di wilayah kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional, menggunakan metode survei dengan rancangan analisa deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2013, di 7 apotek yang telah memenuhi kriteria inklusi dan menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling. Dalam penelitian ini instrumen yang dipakai adalah kuesioner.

Analisa data dilakukan dengan mengolah data ke dalam bentuk persentase (%) pada setiap variabel yang di ukur. Variabel yang di ukur ada 3 yaitu variabel fakor predisposisi yang terdiri dari pengetahuan (pengertian batuk, jenis batuk, jenis obat batuk, aturan minum obat batuk, batuk yang tak kunjung sembuh) dengan kategori baik, sedang dan kurang baik dan sikap (dalam memilih obat batuk, menghindari pemicu batuk, aturan pakai obat batuk, mengenali obat yang rusak, batuk yang tak kunjung sembuh) dengan menggunakan skala model Likert, variabel faktor pendukung (kelengkapan persediaan obat, kebersihan dan kenyamanan tempat, lokasi apotek, tempat parkir apotek) dimana didapat persentase (%) pada setiap indikatornya, dan faktor pendorong (informasi obat dari petugas apotek, pelayanan petugas apotek, informasi penyimpanan obat, saran untuk periksa ke dokter) dengan menggunakan skala model Likert.

(7)

xiv

ABSTRACT

THE PATIENT BEHAVIOUR PROFILE OF SELF MEDICATION AT THE PHARMACY IN COUGH THERAPY

(A Study in Kedungkandang Distric Area of Malang City)

Dwi Andayani

Excessive cough is very disturbing, it causes sleep disruption and reduce the quality of life. There are many kinds of cough medicine products spread in Indonesia, because of their various choices, it is hard for the people to choose the appropriate products (Wiyono, 2011). In this case, for a simple cough, people can do their self medication.

The objective of the study is to know the patients’ behaviors profile of self medication in cough theraphy in Kedungkandang district area of Malang city community. This study was an observational research by using descriptive analysis and questioner.

The result of this research showed that the knowledge of the respondents about cough symptoms, in this case, the definition of the cough, the type of the cough, indicates the result; excellent category 81%, medium 18%, poor 1%. The result of respondents behavior research shows, e.g. drugs choices and the instructions of using the medicine; positive category 69% and negative 31%. Contributing factor variables, in this case the drugs supply completeness, the hygienists and the comfort, it shows that good category 40%, medium category 55% and poor category 5%. The supporting factor variables, in this case the drugs information the pharmacy keeper services research shows that positive category 53% and negative category 47%.

(8)

xv

ABSTRAK

PROFIL PERILAKU SWAMEDIKASI PASIEN DI APOTEK PADA TERAPI BATUK

(Studi di Wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang)

Dwi Andayani

Batuk yang berlebihan akan terasa sangat mengganggu, batuk ini menyebabkan gangguan tidur sehingga menurunkan kualitas hidup. Produk obat batuk yang beredar di Indonesia sangat banyak jumlahnya, dan karena banyaknya pilihan, masyarakat seringkali menjadi bingung untuk memilih produk yang tepat (Wijono, 2011). Untuk batuk yang ringan, masyarakat dapat mengatasi keluhannya dengan melakukan swamedikasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil perilaku swamedikasi pasien di apotek pada terapi batuk, pada masyarakat di wilayah kecamatan Kedungkandang kota Malang. Penelitian ini menggunakan jenis observasional dengan metode survei dengan rancangan analisa deskriptif dan instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2013.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang simptom batuk antara lain pengertian batuk, jenis batuk, hasilnya kategori baik 81%, sedang 18%, kurang 1%, dan mengenai sikap responden antara lain dalam memilih obat batuk, aturan pakai obat batuk, kategori positif 69% dan negatif 31%. Variabel faktor pendukung antara lain kelengkapan persediaan obat, kebersihan dan kenyamanan tempat dinyatakan oleh responden, kategori baik 40%, sedang 55%, dan kurang baik 5%. Variabel faktor pendorong antara lain informasi obat, pelayanan dari petugas apotek, kategori positif 53% dan negatif 47%.

(9)

xvi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

DAFTAR SINGKATAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Bagi Peneliti... 3

1.4.2. Bagi Apotek ... 3

1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Tinjauan Tentang Swamedikasi ... 4

2.1.1. Definisi Swamedikasi... 4

2.1.2. Alasan Praktek Swamedikasi ... 4

2.1.3. Peran Apoteker dalam Swamedikasi ... 5

2.1.3.1. Peran Apoteker sebagai Komunikator (Communicator) 6 2.1.3.2. Peran Apoteker sebagai Penyedia Obat yang Berkualitas (Quality Drug Supplier) ... 6

2.1.3.3. Peran Apoteker sebagai Pengawas dan Pelatih (Trainer and Supervisor) ... 7

(10)

xvii

2.1.3.5. Peran Apoteker Sebagai Promotor Kesehatan (Health Promoter) ... 7

2.1.4. Kriteria Obat yang digunakan dalam Swamedikasi ... 7

2.2. Tinjauan Tentang Batuk ... 8

2.2.1. Epidemiologi Batuk ... 8

2.2.2. Patofisiologi Batuk ... 9

2.3. Terapi Batuk ... 10

2.3.1. Batuk Berdahak (Batuk Produktif) ... 10

2.3.1.1. Ekspektoran ... 10

2.3.1.2. Mukolitik ... 11

2.3.2. Batuk Non Produktif (Batuk Kering) ... 12

2.4. Swamedikasi Batuk ... 13

2.5. Obat-obat yang digunakan Dalam Swamedikasi Batuk ... 14

2.5.1. Obat Bebas ... 14

2.5.2. Obat Bebas Terbatas ... 14

2.5.3. Obat Wajib Apotek (OWA) ... 15

2.6. Pencegahan Batuk ... 15

2.7. Tinjauan Tentang Perilaku Kesehatan ... 16

2.7.1. Pengertian Perilaku Kesehatan ... 16

2.7.2. Klasifikasi Perilaku ... 16

2.7.3. Ranah Perilaku ... 17

2.7.4. Teori Determinan Perilaku ... 18

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 19

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 21

4.1. Jenis Penelitian ... 21

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

4.2.1. Populasi Penelitian ... 21

4.2.2. Sampel Penelitian ... 21

4.3. Kriteria Inklusi ... 22

4.3.1. Kriteria Inklusi Apotek ... 22

4.3.2. Kriteria Inklusi Sampel ... 22

4.4. Kriteria Eksklusi ... 22

(11)

xviii

4.6. Variabel Penelitian... 22

4.7. Definisi Operasional ... 23

4.8. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ... 24

4.9. Instrumen Penelitian ... 24

4.10. Uji Validitas dan Uji Realibilitas ... 24

4.10.1. Uji Validitas ... 24

4.10.2. Uji Realibilitas ... 25

4.11. Metode Perngumpulan Data ... 26

4.12. Teknik Analisis Data ... 26

4.12.1. Editing ... 26

4.12.2. Coding ... 26

4.12.3. Transferring ... 26

4.12.4. Tabulating ... 27

4.12.5. Scoring ... 27

4.12.6. Analiting ... 27

4.13. Penyajian Data ... 28

4.14. Etika Penelitian ... 28

4.15. Bagan Alur Penelitian ... 29

BAB V HASIL PENELITIAN ... 30

5.1. Gambaran Umum Penelitian... 30

5.1.1. Responden dan Apotek yang Digunakan dalam Penelitian ... 30

5.1.2. Uji Validitas ... 30

5.1.3. Uji Reliabilitas ... 32

5.2. Analisa Data Demografi Responden ... 33

5.2.1. Jenis Kelamin Responden ... 33

5.2.2. Pendidikan Responden ... 33

5.2.3. Usia Responden ... 34

5.2.4. Pekerjaan Responden ... 35

5.2.5. Obat yang Dibeli Responden ... 35

5.3. Analisa Data Variabel Penelitian Faktor Predisposisi ... 37

(12)

xix

5.3.2. Hasil Penelitian Tentang Pengetahuan Responden Dalam

Tiap Butir Pernyataan ... 38

5.3.2.1. Pengetahuan Responden Butir 1: Pengertian Batuk ... 39

5.3.2.2. Pengetahuan Responden Butir 2: Jenis Batuk ... 40

5.3.2.3. Pengetahuan Responden Butir 3: Jenis Obat Batuk ... 40

5.3.2.4. Pengetahuan Responden Butir 4: Aturan Minum Obat Batuk ... 41

5.3.2.5. Pengetahuan Responden Butir 5: Batuk Yang Tak Kunjung Sembuh ... 41

5.3.3. Hasil Penelitian Tentang Sikap Responden Terhadap Batuk ... 42

5.3.4. Hasil Penelitian Tentang Sikap Responden Dalam Tiap Butir Pernyataan ... 43

5.3.4.1. Sikap Responden Butir 10: Dalam Memilih Obat Batuk ... 44

5.3.4.2. Sikap Responden Butir 11: Menghindari Pemicu Batuk ... 45

5.3.4.3. Sikap Responden Butir 12: Aturan Pakai Obat Batuk .. 45

5.3.4.4. Sikap Responden Butir 13: Mengenali Obat Yang Rusak ... 46

5.3.4.5. Sikap Responden Butir 14: Batuk Yang Tak Kunjung Sembuh ... 47

5.4. Analisa Data Variabel Penelitian Faktor Pendukung ... 47

5.4.1. Hasil Penelitian Faktor Pendukung ... 47

5.4.2. Hasil Penelitian Faktor Pendukung Dalam Tiap Butir Pernyataan ... 49

5.4.2.1. Faktor Pendukung Butir 6: Kelengkapan Persediaan Obat ... 49

5.4.2.2. Faktor Pendukunng Butir 7: Kebersihan dan Kenyamanan Tempat ... 50

5.4.2.3. Faktor Pendukung Butir 8: Lokasi Apotek ... 50

5.4.2.4. Faktor Pendukung Butir 9: Tempat Parkir di Apotek .... 51

(13)

xx

5.5.1. Hasil Penelitian Tentang Faktor Pendorong ... 52

5.5.2. Hasil Penelitian Faktor Pendorong Dalam Tiap Butir Pernyataan ... 53

5.4.2.1. Faktor Pendorong Butir 15: Informasi Obat dari Petugas Apotek ... 53

5.4.2.2. Faktor Pendorong Butir 16: Pelayanan Petugas Apotek ... 54

5.5.2.3. Faktor Pendorong Butir 17: Informasi Penyimpanan Obat... 55

5.5.2.4. Faktor Pendorong Butir 18: Saran Untuk Periksa ke Dokter ... 56

BAB VI PEMBAHASAN ... 57

6.1. Identitas Responden yang Melakukan Swamedikasi Obat Batuk ... 58

6.1.1. Jenis Kelamin Responden ... 58

6.1.2. Pendidikan Responden... 58

6.1.3. Usia Responden ... 58

6.1.4. Pekerjaan Responden ... 59

6.1.5. Obat yang Dibeli Responden ... 59

6.2. Analisa Data Variabel Penelitian Faktor Predisposisi ... 60

6.2.1. Pengetahuan Responden ... 60

6.2.2. Sikap Responden ... 61

6.3. Analisa Data Variabel Penelitian Faktor Pendukung (Apotek) ... 61

6.4. Analisa Data Variabel Penelitian Faktor Pendorong ... 62

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

7.1. Kesimpulan ... 63

7.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(14)

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1. Variabel Penelitian ... 23

V.1. Jumlah Responden Pada Tiap Apotek ... 31

V.2. Hasil uji validitas faktor predisposisi (pengetahuan) ... 32

V.3. Hasil uji validitas faktor predisposisi (sikap) ... 32

V.4. Hasil uji validitas faktor pendukung (ketersediaan dan kemudahan mencapai sarana) ... 32

V.5. Hasil uji validitas faktor pendorong (sikap dan perilaku petugas kesehatan) ... 33

V.6. Hasil uji reliabilitas ... 33

V.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

V.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 34

V.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 35

V.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 36

V.11. Karaktersistik Responden Berdasarkan Obat Yang Dibeli ... 37

V.12. Skor dan Nilai Persentase Pengetahuan Responden dari 5 Pernyataan ... 39

V.13. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap Batuk ... 39

V.14. Pengetahuan Responden Butir 1: Pengertian Batuk ... 40

V.15. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Batuk ... 41

V.16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Obat Batuk ... 42

V.17. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Aturan Minum Obat Batuk ... 42

V.18. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Batuk Yang Tak Kunjung Sembuh ... 43

V.19. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap Batuk ... 44

V.20. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Dalam Memilih Obat Batuk ... 45

V.21. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Dalam Menghindari Pemicu Batuk ... 46

(15)

xxii

Rusak ... 47

V.24. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Bila Batuk Tak Kunjung Sembuh ... 48

V.25. Skor dan Nilai Persentase Faktor Pendukung dari 4 Pernyataan ... 49

V.26. Distribusi Frekuensi Faktor Pendukung ... 49

V.27. Distribusi Frekuensi Tentang Kelengkapan Persediaan Obat ... 50

V.28. Distribusi Frekuensi Tentang Kebersihan dan Kenyamanan Tempat ... 51

V.29. Distribusi Frekuensi Tentang Lokasi Apotek... 52

V.30. Distribusi Frekuensi Tentang Tempat Parkir Apotek ... 52

V.31. Distribusi Frekuensi Faktor Pendorong... 53

V.32. Distribusi Frekuensi Tentang Informasi Obat dari Petugas Apotek ... 55

V.33. Distribusi Frekuensi Tentang Pelayanan Petugas Apotek... 55

V.34. Distribusi Frekuensi Tentang Informasi Penyimpanan Obat ... 56

(16)

xxiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Fase Batuk ... 9

3.1. Kerangka Konseptual ... 19

4.1. Bagan Alur Penelitian ... 30

5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 35

5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (Tahun) ... 35

5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 36

5.5. Karaktersistik Responden Berdasarkan Obat Yang Dibeli ... 38

5.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap Batuk ... 39

5.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Dalam Tiap Butir Pernyataan ... 40

5.8. Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Batuk ... 41

5.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Batuk ... 41

5.10. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Obat Batuk.... 42

5.11. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Aturan Minum Obat Batuk ... 42

5.12. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Batuk Yang Tak Kunjung Sembuh ... 43

5.13. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap Batuk ... 44

5.14. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Dalam Tiap Butir Pernyataan ... 45

5.15. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Dalam Memilih Obat Batuk ... 45

5.16. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Dalam Menghindari Pemicu Batuk ... 46

5.17. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Aturan Pakai Obat Batuk ... 47

5.18. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Dalam Mengenali Obat Yang Rusak ... 48

5.19. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Bila Batuk Tak Kunjung Sembuh ... 48

(17)

xxiv

5.21. Distribusi Frekuensi Faktor Pendukung Dalam Tiap Butir Pernyataan ... 50

5.22. Distribusi Frekuensi Tentang Kelengkapan Persediaan Obat ... 51

5.23. Distribusi Frekuensi Tentang Kebersihan dan Kenyamanan Tempat ... 51

5.24. Distribusi Frekuensi Tentang Lokasi Apotek ... 52

5.25. Distribusi Frekuensi Tentang Tempat Parkir Apotek ... 52

5.26. Distribusi Frekuensi Faktor Pendorong ... 54

5.27. Distribusi Frekuensi Faktor Pendorong Dalam Tiap Butir Pernyataan ... 54

5.28. Distribusi Frekuensi Tentang Informasi Obat dari Petugas Apotek ... 55

5.29. Distribusi Frekuensi Tentang Pelayanan Petugas Apotek ... 56

5.30. Distribusi Frekuensi Tentang Informasi Penyimpanan Obat ... 56

(18)

xxv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 69

2. Surat Pernyataan... 70

3. Informed Consent ... 71

4. Lembar Kuesioner untuk Validasi ... 72

5. Lembar Kuesioner untuk Penelitian ... 74

6. Tabulasi Data Responden ... 76

7. Tabulasi Faktor Predisposisi (Sikap) ... 78

7. Tabulasi Faktor Pendorong ... 81

8. Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 84

9. Data Uji Reliabilitas ... 85

10. Tabel Nilai-nilai r Product Moment ... 87

(19)

xxvi

DAFTAR SINGKATAN

CAM : Complementary and Alternative Medicine

COPD : Chronic Obtructive Pulmonary Disease

CHF : Congestive Heart Failure

(20)

xxvii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 20111, Cough, MedlinePlus, US National Library of Medicine, National Institutes of Health, NIH, 25/05/2011

(http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003072.htm).Di akses tgl 27 November 2012.

Anonim 20112, Minat Masyarakat Tinggi, Jumlah Obat Bebas Terbatas, Ikatan Apoteker Indonesia, Jumat, 15 April 2011,

(http://www.ikatanapotekerindonesia.net/pharmacy-news/34-pharmacy-news/1688-public-interest-about-otc-high-but-otc-is-limited.html), diakses tanggal 20 Oktober 2012.

Anonim 2013, Batuk,

(http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/01/15/batuk/) diakses tanggal 4 April 2013.

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Kota Malang, Penduduk, Selasa, 05 Februari 2013, (http://malangkota.bps.go.id/index.php/pelayanan-statistik/subyek-statistik/statistik-kabkota-penduduk). Diakses tanggal 30 Juni 2013. Berardi, R.R., McDermott, J., Newton, G.D., Oszko, M.A., Popovich, N.G.,

Rollins, C.J., Shimp, L.A., Tietze, K.J., 2002, Handbook of Nonprescription Drugs, An Interactive Approach to Self-Care, 14th Ed., American Pharmacists Association: USA, p.271-273

Cipolle, R. J., Strand, L. M., Morley, P. C., 1998, Pharmaceutical Care Practice, New York: Mc Graw-Hill Companies.

Corrao, W.M., 1996. Chronic Persistent Cough: diagnosis and treatment update. Brown University, Rhode Island Hospital, Providence 02903, USA (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8643327). Diakses tgl 30 Nov 2012.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1990, Kepmenkes Nomor 347/MENKES/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotek, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004, Kepmenkes Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta.

(21)

xxviii

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Jakarta. Dinas Pemerintah Kota Malang, Informasi Laporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah, online

(http://kedungkandang.malangkota.go.id/profile.php). diakses tanggal 22 November 2012.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., 2008, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Seventh Edition USA: Mc Graw Hill, p. 525.

Djojodibroto, R.D., 2007, Respirologi (Respiratory Medicine), Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

FIP, 1998, Joint Statement by The International Pharmaceutical Federaton(FIP) and The World Self-Medication Industri(WSMI): Responsible Self-Medication, p.2

Gea, A.A., Wulandari, A.P., 2005, Relasi dengan Dunia , Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Hal 140-143

Gulo, W., 2002, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Hayati, S., Maryani, E., Manalu, M., 2007, Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi, Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal 33

Harrison, 1999, Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, volume 1, edisi 13: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hidayat, A.A., 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Jakarta: Salemba Medika. Hal 93-95

Ikawati, J., 2010, Cerdas Mengenali Obat, Yogyakarta: penerbit Kanisius. Hal 18-19

Ikatan Apoteker Indonesia, 2012, Informasi Spesialite Obat, ISO Indonesia

Volume 47, Jakarta: PT. IAI Penerbitan

Lemeshow, S., Hosmer Jr, D.W., Klar, J., Lwanga, S.K., 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan, diterjemahkan oleh Dibyo Pramono, Cetakan I, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(22)

xxix

Martindale, 2009, The Complete Drug Reference 36 Ed, The Pharmaceutical Press, Grayslake, IL USA, p.1547.

Nasution, M.E., Usman, H., 2006, Proses Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, hal 112

Neal, M.J., 2006, At a Glance Farmakologi Medis, Edisi Kelima, Jakarta: Penerbit Erlangga, hal 29.

Notoatmodjo, S., 2003, Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Yogyakarta: Andi Offset.

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rangkuti, F., 2002, The Power Of Brands, Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek plus Analisis Kasus dengan SPSS, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti, F., 2009, Mengukur Efektivitas Program Promosi & Analisa Kasus Menggunakan SPSS, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Shafrarizkia, I., 2010, Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Terhadap Pemahaman Label Obat Batuk Pada Pelaku Swamedikasi, Skripsi, Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Shankar, P. R., Partha, P., Shenoy, N., 2002, Self-medication and non-doctor prescription practices in Pokhara valley, Western Nepal: a questionnaire-based study, BMC Family Practice, (http://biomedcentral.org), Diakses tanggal 23 November 2012.

Singarimbun, M., dan Effendi, S., 1989. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES

Somantri, I., 2007, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan, Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono., 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: C.V. Alfabeta.

Suryawati, S., 1997. Menuju Swamedikasi Yang Rasional. Jogjakarta: Pusat Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat Universitas Gadjah Mada.

(23)

xxx

Tan, H.T., dan Kirana, R., 2010. Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-hari, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia. Tatro, D.S., 2003, A to Z Drug Facts , USA: Facts and Comparisons

Waterfield, J.,2008, Community Pharmacy Handbook, UK: © Pharmaceutical Press London. page 211.

Wijono, Y., 2011, Cerdas Memilih Obat Batuk. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. WHO, 1998. The Role of The Pharmacist in Care and

(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat (Depkes, 2009).

Dalam upaya pemeliharaan kesehatan, pengobatan sendiri merupakan upaya pertama dan yang terbanyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan kesehatannya, sehingga peranannya tidak dapat diabaikan begitu saja (Suryawati, 1997). Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan sakit ringan (minor illnesses), tanpa resep atau intervensi dokter (Shankar, et al., 2002). Pengobatan sendiri disini dikenal dengan istilah swamedikasi.

Menurut World Health Organization (WHO), swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat baik obat modern maupun obat tradisional oleh seseorang untuk melindungi diri dari penyakit dan gejalanya (WHO, 1998). Sedangkan menurut The International Pharmaceutical Federation (FIP) yang dimaksud dari swamedikasi atau self medication adalah penggunaan obat non resep oleh seseorang atas inisiatif sendiri (FIP, 1999).

Berdasarkan Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun 2009, sebanyak 66% penduduk Indonesia memilih mengobati sendiri penyakitnya dan sisanya (34%) berobat kepada dokter. Masyarakat mendiagnosis dan memilih obat secara mandiri tanpa bantuan tenaga ahli kesehatan. Swamedikasi berkembang karena mahalnya biaya kesehatan dan mudahnya memperoleh obat (Anonim, 20112). Swamedikasi dilakukan masyarakat untuk mengatasi gangguan kesehatan ringan misalnya sakit kepala, diare, batuk, flu dan sebagainya (Depkes, 2006).

(25)

2

sangat mengganggu. Batuk dan serak yang bertahan lebih dari 1-2 minggu, termasuk batuk darah, tidak boleh di obati sendiri karena mengarah pada suatu penyakit serius (Tjay dan Rahardja, 2010).

Produk obat batuk yang beredar di Indonesia sangat banyak jumlahnya, pada tahun 2010 saja telah terdapat 361 produk. Karena banyaknya pilihan, masyarakat sering kali justru menjadi bingung untuk memilih produk yang tepat. Dalam kondisi demikian, konseling dari apoteker di apotek akan sangat membantu masyarakat, dalam memberikan edukasi bagi pasien yang membutuhkan obat batuk (Wijono, 2011).

Kecamatan Kedungkandang merupakan salah satu diantara 5 Kecamatan yang ada di kota Malang, yang terdiri dari 12 kelurahan. Kondisi demografis kota Malang berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 (dalam angka tahun 2011), jumlah penduduk di Kecamatan Kedungkandang sebanyak 174.477 jiwa, merupakan urutan ketiga jumlah terbanyak dari jumlah penduduk kota Malang sebanyak 820.243 jiwa. Masyarakat di wilayah ini mempunyai latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan sosial ekonomi yang beranekaragam (Pemkot Malang, 2011). Karena hal tersebut sehingga peneliti ingin mengetahui profil perilaku swamedikasi pasien di apotek pada terapi batuk di wilayah Kecamatan Kedungkandang ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah: bagaimana profil perilaku swamedikasi pasien di apotek pada terapi batuk, pada masyarakat di wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang?

1.3. Tujuan Penelitian

(26)

3

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai sarana bagi penulis untuk mengetahui segala hal `mengenai perilaku pasien swamedikasi pada terapi batuk, sehingga nantinya peran apoteker semakin meningkat dalam melakukan praktek swamedikasi di apotek.

1.4.2. Bagi Apotek

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi Apotek khususnya yang ada di wilayah Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi penderita batuk, sehingga masyarakat pelaku swamedikasi mendapatkan obat batuk yang tepat sesuai dengan gejala sakitnya.

1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Pada lahan sawah tadah hujan dengan pola tanam padi gogorancah - padi walik jerami , perbaikan cara budi daya dengan (1) penggunaan varietas intro- duksi Situ Patenggang untuk

Dari empat subkelompok dalam kelompok sandang, di Kota Jayapura tercatat dua subkelompok mengalami inflasi, satu subkelompok mengalami deflasi dan satu subkelompok tidak

Program perlindungan Jiwa Optima Group Life yang diberikan kepada atlet dan official pendukung merupakan program asuransi jiwa kumpulan yang memberikan

Interaksi antara bakteri yang tergolong dengan mikoriza dapat melalui beberapa tahap yang berbeda, yaitu (1) pada pertumbuhan jamur saprofit dalam tanah, (2) pada

Gambar 2a dan 2b. gmnampora Gunung Prau Desa Pranten Kecamatan Bawang, G4 = N. gymnampora Petung Kriono Pekalongan, Dieng lereng utara).. gymnampora Petung

______ murid dapat mencapai objektif yang ditetapkan dan ______ murid yang tidak mencapai objektif akan diberi bimbingan khas dalam sesi akan datang. PdP

Ada 43 genotip ubi jalar berdaging jingga yang telah terseleksi dari penelitian pendahuluan untuk diuji komponen hasil umbi dan kandungan fisikokimianya di lahan

Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan kepada berbagai pihak terkait dengan pelaksanaan program remedial yaitu (1) bagi guru sebaiknya guru membuat Rencana