• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP (Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP (Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

YUGO GANDHIGORA

STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE

PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP

(Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

i

SKRIPSI

YUGO GANDHIGORA

STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE

PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP

(Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)

ii

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE

PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP

(Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Oleh:

YUGO GANDHIGORA NIM: 08040046

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

iii

Lembar Pengujian

STUDI PENGGUNAAN CEFTEIAXONE

PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP

(Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 19 Juli 2012

Oleh :

YUGO GANDHIGORA NIM : 08040046

Tim Penguji

Penguji I Penguji II

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS. Drs. Didik Hasmono, MS., Apt. NIP. UMM 114.0609.0449 NIP 195809111986011001

Penguji III Penguji IV

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur tercurahkan hanya kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT

INAP (Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang).

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat, dan hidayah kepada umat-Nya. Rosulullah SAW, yang menuntun kita menuju jalan yang benar.

2. Tri Lestari H., M.Kep., Sp.Mat. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. DR. Dr. Basuki Bambang Purnomo, Sp.U selaku Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang.

4. Prof. DR. Dr. M. Istiadjid ES, Sp.S., Sp.BS., M.Hum. selaku Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang.

5. Drg. Asri Kusuma Djadi, MMR selaku Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang.

(6)

v

7. Dra. Arofa Idha, Apt. selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang.

8. Dr. Teguh Rahayu Sartono, Sp.P.(K) selaku Kepala SMF Paru Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang.

9. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberi motivasi dan kesempatan kepada penulis untuk belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

10.Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS. selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan tulus dan ikhlas serta penuh kesabaran, membimbing, mengarahkan dan memberikan kemudahan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

11.Drs. Didik Hasmono, MS., Apt. selaku Dosen Pembimbing II, yang meluangkan waktu, disela kesibukan bapak, untuk membimbing dan memberi pengarahan serta dorongan moril sampai terselesaikannya skripsi ini.

12.Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS. selaku Dosen Penguji I, yang telah banyak memberikan masukan dan saran, demi kesempurnaan skripsi ini. 13. Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji II, yang

memberikan saran serta motivasi, untuk menyelesaikan skripsi ini.

14.Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS. selaku Dosen Wali, terima kasih untuk segala arahan ibu selama ini.

15.Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt selaku Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah susah payah membantu jalannya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi dengan baik. 16.Dosen pengajar dan staf TU Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

17.Staf pegawai Diklit dan RMK RSSA Malang, yang banyak membantu dalam proses pengambilan data skripsi.

(7)

vi

banyak atas didikan dan kerja keras untuk membuat anak-anaknya bahagia serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

19.Saudaraku (adik Naba dan Alam), terima kasih untuk teriakan manja, yang menimbulkan motivasi, sehingga abang Yugo dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu. Serta sepupu-sepupuku, terima kasih semuanya.

20. Nenek Iti, Kakek Ame’, Mbah Uti, Pakde AIS, Bude Tut, Om Jaya, Om Conk, Tante Hik, Bibi Rahmi, Bibi Yuni, Tante Tutut, Om Muh, Om Wid, Pakde Sugi, Om Bowo, terima kasih untuk nasihat, saran, dukungan dan motivasinya, sehingga Yugo tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

21.Sahabat seperjuanganku, Jo, Eka, Alfian, Anna dan Silvi, terima kasih atas kebersamaan, bantuan, motivasi, serta semangat kerja samanya, sehingga skripsi ini dapat terwujud.

22.Teman-temanku, Fika, Damas, Wawan, Kipli, Bayu, Nina, Ike, Rani, Tuti,

PD Indri, Aya’, Reny, Trisdian, Misyel, Zack, Po, Delis, terima kasih

untuk semangat dan bantuannya.

23.Teman-teman kos, terima kasih untuk kebersamaan dan semangatnya. 24.Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf

dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan, doa yang telah kalian semua berikan.

Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis tidak mampu mebalas dengan apapun. Semoga amal soleh semua pihak mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya, amin.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Malang, Penyusun,

(8)

vii

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP

(Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

Pneumonia merupakan infeksi di ujung bronkhiol dan alveoli yang dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit. Pneumonia dan infeksi saluran nafas bagian bawah lainnya merupakan penyebab ketiga dalam kasus kematian di dunia. Menurut WHO 2008, pada tahun 2004, tercatat 4,2 juta kematian disebabkan oleh pneumonia dan infeksi saluran nafas bagian bawah, atau sebanyak 7,1 % dari seluruh kasus kematian. Khususnya, infeksi paru-paru ini terjadi pada orang tua dan pada anak-anak dan hampir 10 % dari seluruh kematian di dunia. Sebanyak 4 juta orang meninggal setiap tahun karena pneumonia.

Pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika secara empiris. Antibiotik spektrum luas menjadi pilihan pertama, seperti golongan betalaktam (Penisilin, Sefalosporin, karbapenem dan monobaktam) biasanya digunakan untuk terapi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus pneumoniae,

Haemophillus influenzae dan Staphylococcus aureus. Pada kasus yang berat

diberikan golongan sefalosporin sebagai pilihan, terutama bila penyebabnya belum diketahui. Untuk kasus yang ringan sedang, dipilih golongan penisilin. Sedangkan pada kasus pneumonia berat yang membutuhkan ventilasi mekanis, penggunaan siprofloksasin maupun imipenem merupakan pilihan yang efektif.

Di beberapa Negara, sekitar 80 % dari spesies bakteri telah resisten terhadap ampisilin, hal ini disebabkan karena bakteri-bakteri tersebut memproduksi enzim betalaktamase, sehingga diperlukan pilihan antibiotika golongan lain sebagai pilihan terapi. Golongan sefalosporin yang merupakan pilihan berikutnya setelah penisilin untuk terapi pneumonia. Golongan sefalosporin hampir mirip dengan golongan penisilin, tetapi lebih stabil terhadap bakteri yang memproduksi enzim betalaktamase dan memiliki spektrum aktifitas yang lebih luas. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Izzah (2011), penggunaan sefalosporin pada pneumonia cukup besar, yaitu sekitar 52,75 % daripada antibiotik golongan lain. Dimana dari data tersebut, sefaloporin generasi ketiga menjadi yang paling banyak digunakan (35,34 %). Ceftriaxone merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang paling banyak digunakan, yaitu 25 % pada penggunaan tunggal dan pada kombinasi dua antibiotik (ceftriaxone + ciprofloxacin) sebanyak 14,66%.

(9)

viii

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mempelajari dan mengetahui pola penggunaan ceftriaxone pada pasien pneumonia. Mengetahui kesesuaian dosis, interval pemberian, dan lama pemberian baik ceftriaxone, antibiotika lain yang diberikan dalam bentuk tunggal, kombinasi, maupun antibiotika pengganti berdasarkan pedoman standar pengobatan pneumonia. Mengetahui demografi umur dan jenis kelamin mayoritas pasien pneumonia, serta mempunyai manfaat untuk menambah pengetahuan tentang pneumonia dengan pemilihan antibiotika yang tepat untuk terapi pneumonia. Mengetahui penyebab terjadinya pneumonia, sehingga dapat dilakukan langkah pencegahan sebelumnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada para praktisi kesehatan lain dalam penyusunan pedoman penggunaan antibiotika dan formularium rumah sakit, serta diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi penelitian selanjutnya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, yang bersifat deskriptif, dengan pengumpulan data dilakukan dengan meninjau kebelakang (retrospektif), dan menggunakan Rekam Medik Kesehatan (RMK) pada pasien dengan pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang dengan diagnosis akhir pneumonia, mulai tanggal 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, sebagai bahan penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data demografi menunjukkan distribusi jenis kelamin pasien, yaitu 71% laki-laki dan 29% perempuan. Sedangkan distribusi berdasarkan umur menunjukkan 2% berumur dibawah satu tahun, 7% pada umur 1 – 12 tahun, 57% pada umur lebih dari 18 sampai kurang dari sama dengan 60 tahun, dan 34% pada umur lebih dari 60 tahun. Data klasifikasi pneumonia menunjukkan 93% merupakan pneumonia komunitas, pneumonia nosokomial 5%, sedangkan pada pneumonia dengan penderita

immunocompromised hanya 2%. Pasien pneumonia menerima antibiotika tunggal

(10)

ix

ABSTRACT

THE STUDY OF CEFTRIAXONE UTILIZATION INPATIENT WITH PNEUMONIA

(The Study was Conducted at a Public Hospital of Dr. Saiful Anwar Malang)

Pneumonia and other lower respiratory infection were the third cause of death in the world. Pneumonia is a type of lungs inflammation which is caused by microorganism. The most common therapy of pneumonia used penicillin antibiotic, but almost 80% of bacteria had resistance toward penicillin. Cephalosporin antibiotic was the second choice in pneumonia treatment and ceftriaxone was the common type of its antibiotic.

The objective of this study was to learn and know the pattern of ceftriaxone utilization inpatient with pneumonia, including the type (single or combination), route, dose, interval and long of administration. This study used observational method and the data was collected retrospectively at Public Hospital of Dr. Saiful Anwar Malang since 1 January until 31 December 2011.

The result showed there were 30 male patients (71%) and 12 female patients (29%). There were 1 patient with age below 1 year old (2%), 3 patients with age of 1 – 12 years old (7%), 24 patients with age above 18 - 60 years old (57%), and 14 patients with above 60 years old (34%). In ceftriaxone utilization, there were 22 patients (47,8%) in single therapy, and 17 patients (34,85%) in two combination of ceftriaxone + ciprofloxacin antibiotic and ceftriaxone + levofloxacin antibiotic. The route, dose, interval and long of administration in ceftriaxone utilization were appropriate based on the literature.

(11)

x

ABSTRAK

STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP

(Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

Pneumonia dan infeksi saluran nafas bagian bawah lainnya merupakan penyebab ketiga dalam kasus kematian di dunia. Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme. Pneumonia sering disebabkan oleh bakteri, biasa diterapi dengan antibiotika golongan penisilin, sekitar 80% bakteri telah resisten terhadap penisilin. Antibiotika golongan sefalosporin merupakan pilihan kedua untuk terapi pneumonia. Ceftriaxone merupakan antibiotika golongan sefalosporin yang paling banyak digunakan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui pola penggunaan ceftriaxone pada pasien pneumonia. Serta untuk mengetahui rute pemberian, kesesuaian dosis, interval dan lama pemberian ceftriaxone dalam bentuk tunggal maupun kombinasi. Metode penelitian ini adalah merupakan penelitian observasional, dengan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 januari 2011 sampai dengan 31 desember 2011.

Dari hasil penelitian, pasien laki-laki sejumlah 30 pasien (71%) dan perempuan 12 pasien (29%), dengan umur dibawah 1 tahun sebanyak 1 pasien (2%), umur 1 – 12 tahun sebanyak 3 pasien (7%), umur lebih dari 18 tahun sampai kurang dari sama dengan 60 tahun sebanyak 24 pasien (57%), dan pada umur lebih dari 60 tahun sebanyak 14 pasien (34%). Untuk terapi ceftriaxone, sebanyak 22 pasien (47,8%) pada penggunaan tunggal, serta masing-masing 17 pasien (34,85%) pada penggunaan kombinasi dua antibiotika ceftriaxone + ciprofloxacin dan ceftriaxone + levofloxacin. Rute penggunaan ceftriaxone, dosis, interval dan lama penggunaan yang diterima pasien sudah sesuai dengan literatur.

(12)

xi

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

DAFTAR SINGKATAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan ... 4

1.4Manfaat ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1Pneumonia ... 5

2.1.1 Definisi Pneumonia ... 5

2.1.2 Epidemiologi Pneumonia ... 6

2.1.3 Etiologi Pneumonia ... 7

(13)

xii

2.1.5 Patogenesis Pneumonia ... 8

2.1.6 Komplikasi Pneumonia ... 9

2.1.7 Klasifikasi Pneumonia ... 9

2.1.8 Terapi Pneumonia ... 10

2.2Pneumonia Komunitas ... 14

2.2.1 Definisi Pneumonia Komunitas ... 14

2.2.2 Etiologi Pneumonia Komunitas ... 14

2.2.3 Patogenesis Pneumonia Komunitas ... 16

2.2.4 Terapi Pneumonia Komunitas ... 16

2.3Pneumonia Nosokomial ... 18

2.3.1 Definisi Pneumonia Nosokomial ... 18

2.3.2 Etiologi Pneumonia Nosokomial ... 18

2.3.3 Patogenesis Pneumonia Nosokomial ... 19

2.3.4 Terapi Pneumonia Nosokomial ... 19

2.4Tinjauan Tentang Ceftriaxone ... 20

2.4.1 Mekanisme Kerja Ceftriaxone ... 21

2.4.2 Mekanisme Resistensi Bakteri Terhadap Ceftriaxone ... 21

2.4.3 Sifat Farmakodinamik dan Farmakokinetik Ceftriaxone ... 21

2.4.4 Penggunaan Terapeutik Ceftriaxone pada Pneumonia ... 23

2.4.5 Dosis Ceftriaxone ... 24

2.4.6 Efek Samping Obat ... 26

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 28

3.1 Bagan Kerangka Konseptual ... 28

(14)

xiii

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 30

4.1Rancangan Penelitian ... 30

4.2Bahan Penelitian ... 30

4.2.1 Kriteria Inklusi ... 30

4.2.2 Kriteria Eksklusi ... 30

4.3Sampel Penelitian ... 30

4.4Instrumen Penelitian ... 31

4.5Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

4.6Definisi Operasional ... 31

4.7Prosedur Pengumpulan Data ... 32

4.8Analisis Data ... 32

BAB V HASIL PENELITIAN ... 33

5.1Jumlah Sampel Penelitian ... 33

5.2Data Demografi Pasien ... 33

5.2.1 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 33

5.2.2 Distribusi Berdasarkan Usia ... 34

5.2.3 Status Pasien ... 34

5.2.4 Distribusi Perokok pada Pasien Pneumonia ... 35

5.3Klasifikasi Pneumonia ... 35

5.4Penyakit Penyerta ... 36

5.5Terapi Antibiotika Yang Diterima Pasien ... 37

(15)

xiv

5.5.2 Distribusi Terapi Kombinasi Dua Antibiotika Yang Diterima

Pasien Pneumonia Rawat Inap ... 41

5.5.3 Distribusi Terapi Kombinasi Tiga Antibiotika Yang Diterima Pasien Pneumonia Rawat Inap ... 45

5.5.4 Distribusi Terapi Kombinasi Empat Antibiotika Yang Diterima Pasien Pneumonia Rawat Inap ... 46

5.6Identifikasi Mikrobiologi ... 47

5.7Lama Perawatan Pasien di Rumah Sakit ... 51

5.8Keadaan Keluar Pasien ... 51

BAB VI PEMBAHASAN ... 53

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

7.1Kesimpulan ... 62

7.2Saran ... 63

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Pneumonia ... 5

2.2 Struktur kimia ceftriaxone ... 20

3.1 Bagan kerangka konseptual ... 28

3.2 Bagan kerangka operasional ... 29

5.1 Diagram pie distribusi berdasarkan jenis kelamin pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 33

5.2 Diagram batang distribusi berdasarkan jenis kelamin dan umur pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 34

5.3 Diagram pie status pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 35

5.4 Diagram batang klasifikasi pneumonia pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 36

5.5 Diagram batang distribusi penyakit penyerta pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 37

5.6 Diagram batang komposisi antibiotika yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 38

5.7 Diagram batang jumlah dan persentase masing-masing jenis antibiotika tunggal yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 39 5.8 Diagram batang jumlah dan persentase masing-masing jenis

(17)

xvi

diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 40 5.9 Diagram batang jumlah dan persentase masing-masing jenis

antibiotika golongan fluoroquinolon tunggal yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 40 5.10 Diagram batang jumlah dan persentase masing-masing jenis

kombinasi dua antibiotika yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 42 5.11 Diagram batang jumlah dan persentase masing-masing jenis

kombinasi dua antibiotika golongan sefalosporin generasi III + fluoroquinolon yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 43 5.12 Diagram batang jumlah dan persentase masing-masing jenis

kombinasi dua antibiotika golongan sefalosporin generasi III + aminoglikosida yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 44 5.13 Diagram batang jumlah dan persentase masing-masing jenis

kombinasi dua antibiotika golongan fluoroquinolon + anti jamur yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 44 5.14 Diagram batang jumlah dan persentase masing-masing jenis

kombinasi tiga antibiotika yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 46 5.15 Diagram batang jumlah dan persentase masing-masing jenis

(18)

xvii

inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 47 5.16 Diagram pie distribusi jumlah pemeriksaan mikrobiologi pasien

pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 47 5.17 Diagram batang distribusi bakteri hasil pemeriksaan mikrobiologi

pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 48 5.18 Diagram batang distribusi jenis kuman yang ditemukan hasil

pemeriksaan mikrobiologi pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 49 5.19 Diagram batang distribusi jenis sampel pemeriksaan mikrobiologi

pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 50 5.20 Diagram batang lama perawatan pasien pneumonia rawat inap di

Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 51 5.21 Diagram batang keadaan keluar rumah sakit pasien pneumonia

(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Pemilihan antibiotika pada pneumonia ... 11

II.2 Terapi antibiotika secara empiris pada pneumonia untuk orang dewasa ... 12

II.3 Terapi antibiotika secara empiris pada pneumonia untuk pasien pediatri ... 13

II.4 Jenis obat dan dosis pada pneumonia ... 13

II.5 Agen Penyebab infeksi pneumonia komunitas ... 15

II.6 Penyebab infeksi pneumonia komunitas pada anak-anak ... 15

II.7 Pemilihan antibiotika empiris sesuai dengan golongan kuman penyebab ... 17

II.8 Etiologi dan terapi pada pasien dengan pneumonia nosokomial ringan sampai sedang, tanpa faktor resiko, onset kapanpun, atau pneumonia nosokomial berat onset dini ... 19

II.9 Etiologi dan terapi pada pasien dengan pneumonia nosokomial ringan sampai sedang dengan faktor resiko, onset kapanpun ... 19

II.10 Etiologi dan terapi pada pasien dengan pneumonia nosokomial berat dengan faktor resiko, onset dini, atau pneumonia nosokomial berat onset lanjut ... 20

V.1 Distribusi berdasarkan jenis kelamin pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 33

V.2 Distribusi berdasarkan jenis kelamin dan umur pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 34

(20)

xix

V.4 Distribusi perokok pada pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 35 V.5 Klasifikasi pneumonia pada pasien rawat inap di Rumah Sakit

Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 35 V.6 Distribusi penyakit penyerta pasien pneumonia rawat inap di

Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 36 V.7 Komposisi antibiotika yang diterima pasien pneumonia rawat inap

di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 38 V.8 Jumlah dan persentase masing-masing jenis antibiotika tunggal

yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 38 V.9 Jumlah dan persentase masing-masing jenis antibiotika golongan

sefalosporin generasi III tunggal yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 39 V.10 Jumlah dan persentase masing-masing jenis antibiotika golongan

fluoroquinolon tunggal yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 40 V.11 Jumlah dan persentase masing-masing jenis kombinasi dua

antibiotika yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 41 V.12 Jumlah dan persentase masing-masing jenis kombinasi dua

(21)

xx

Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 42 V.13 Jumlah dan persentase masing-masing jenis kombinasi dua

antibiotika golongan sefalosporin generasi iii + aminoglikosida yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 43 V.14 Jumlah dan persentase masing-masing jenis kombinasi dua

antibiotika golongan fluoroquinolon + anti jamur yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 44 V.15 Jumlah dan persentase masing-masing jenis kombinasi tiga

antibiotika yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 45 V.16 Jumlah dan persentase masing-masing jenis kombinasi empat

antibiotika yang diterima pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 46 V.17 Distribusi jumlah pemeriksaan mikrobiologi pasien pneumonia

rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 47 V.18 Distribusi bakteri hasil pemeriksaan mikrobiologi pasien

pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 48 V.19 Distribusi jenis kuman yang ditemukan hasil pemeriksaan

mikrobiologi pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 48 V.20 Distribusi jenis kuman yang ditemukan berdasarkan jenis sampel

(22)

xxi

Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 49 V.21 Lama perawatan pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit

Umum Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 51 V.22 Keadaan keluar rumah sakit pasien pneumonia rawat inap di

(23)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 68

2. Surat Pernyataan ... 69

3. Surat Tugas ... 70

4. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ... 73

5. LPD Penelitian Rawat Inap ... 75

(24)

xxiii

DAFTAR SINGKATAN

Alb : Albumin ASI : Air Susu Ibu Bil. Dir : Bilirubin Direk Bil. Ind : Bilirubin Indirek Bil. Tot : Bilirubin Total Cr : Kreatinin

C. BAL : Cairan Bakteri Asam Laktat C. Pleura : Cairan Pleura

DM : Diabetes Mellitus

FOB : Fiber Optic Bronchoscopy

GCS : Glasgow Coma Scale

GDA : Gula Darah Sesaat GDP : Gula Darah Puasa

GDPP : Gula Darah 2 Jam Post Prandial

Hb : Hemoglobin Hct : Hematokrit

HF : Heart Failure

HT : Hipertensi ICS : Intra Cytoplasmic

ICU : Intensive Care Unit

im : intramuscular

ISNBA : Infeksi Saluran Nafas Bagian Bawah Akut

iv : intravena

Kol. HDL : Kolesterol-High Density Lipoprotein

Kol. LDL : Kolesterol-Low Density Lipoprotein

Kol.T : Kolesterol Total KRS : Keluar Rumah Sakit KU : Kondisi Umum LED : Laju Endap Darah

(25)

xxiv LPD : Lembar Pengumpulan Data

MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin

MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration

MCV : Mean Corpuscular Volume

MPV : Mean Platelet Volume

MRS : Masuk Rumah Sakit N : Nadi

PCT : Plateleterit

PDPI : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

PDW : Platelet Distribution Width

PLT : Platelet po : per oral

RBC : Red Blood Cell

RDW : Red Distribution Width

RMK : Rekam Medik Kesehatan

RR : Respiration Rate

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah RSUP : Rumah Sakit Umum Pendidikan

RSV : Respiratory Syncytial Virus

S : Suhu

SGOT : Serum Glutamic-Oxaloacetic Transaminase

SGPT : Serum Glutamic-Piruvic Transaminase

SMF : Staf Medis Fungsional TD : Tekanan Darah

TG : Trigliserida Ur : Ureum

WBC : White Blood Cell

(26)

xxv

DAFTAR PUSTAKA

Anjaryani, Wike Diah, 2009. Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan

Perawat di RSUD Tugurejo Semarang. Semarang: Tesis Program

Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Anonim, 2005. Penggunaan Siprofloksasin di Indonesia.

http://www.scribd.com/doc/51822346/Penggunaan-Siprofloksasin-di-indonesia (online) diakses tanggal 16 Oktober 2011

Anonim, 2011. Pneumonia. http://www.kimiafarmaapotek.com/index.php?option =comcontent&view=article&id=1407:penyakit

pneumonia&catid=223:penyakit -umum&Itemid=82. Diakses tanggal 22 Juli 2012

Arifin, Augusta L., 2011. Panduan Terapi Diabetes Mellitus tipe 2 Terkini. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/panduan_terapi_ diabetes_mellitus.pdf. Diakses tanggal 6 Juni 2012

Aris Clinic, 2011. Pemilihan Antibiotika Dalam Penanganan Pneumonia Pada Anak. http://www.arisclinic.com/2011/05/pemilihan-antibiotik-penanganan-pneumonia. Diakses tanggal 30 Desember 2011

Asih S, Retno, dkk, 2006. Pneumonia. In: Naskah Lengkap Continuing Education

Ilmu Kesehatan Anak XXXVI Kapita Selekta Ilmu Kesehatan Anak VI.

Surabaya: FK UNAIR RSU Dr. Soetomo Surabaya

Bhatia, Sujata K, 2010. Biomaterials for Clinical Aplications. New York: Springer Science+Business Media, pp. 75-96.

Cazzola, Mario and Matera, Maria Gabriella, 2003. Current and Future Management of Pneumonia. In: Spina, D., Page, C.P., Metzger,W.J., and

O’Connor, B.J., Drugs for the Treatment of Respiratory Diseases. New York: Cambridge University Press, pp. 363-392.

Chambers, Henry F., 2007. Beta-Lactam & Other Cell Wall- & Membrane-Active Antibiotics. In: Basic & Clinical Pharmacology 10th Ed. San Francisco: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Chastre, Jean., Trouillet, Jean-Louis, and Fagon, Jean-Yves, 2000. Diagnosis of Nosocomial Pneumonia. In: Jarvis, William R., Nosocomial Pneumonia. New York: Marcel Dekker Inc., pp. 1-32.

Christ-Crain, Mirjam, Stolz, Daiana, Bingisser, Roland, Muller, Christian, Miedinger, David, Huber, Peter R., Zimmerli, Werner, Harbarth, Stephan, Tamm, Michael, and Muller, Beat, 2006. Procalcitonin Guidance of

Antibiotic Therapy in Community-Acquired Pneumonia.

(27)

xxvi

Dahlan, Zul, 2001. Pneumonia. In: Slamet, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Jilid II Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal 801-809.

Departemen Kesehatan RI, 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernafasan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Dipiro, Joseph T., 2009. Infectious Disease. In: Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V., Pharmacotherapy Handbook 7th

Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc., pp. 471-477.

Frei, Christopher R. dkk, 2011. A Clinical Pathway for Community-Acquired

Pneumonia: an Observasional Cohort Study.

http://www.biomedcentral.com/ 1471-2334/11/188. Diakses tanggal 4 Januari 2012

Guilfoile, Patrick G., 2007. Deadly Diseases and Epidemics: Antibiotic-Resistant

Bacteria. New York: Chelsea House, pp. 39-40.

Hartono, Sugeng, 2011. Pendahuluan Pneumonia pada Usia Lanjut. http://sugenghartono.com/pendahuluan-pneumonia-pada-usia-lanjut/.

Diakses tanggal 27 April 2012

Istiantoro, Yati H., Gan, Vincent H.S., 2007. Penisilin, Sefalosporin dan Antibiotik Betalaktam Lainnya. In: Gunawan, S.G., Farmakologi dan

Terapi Edisi 5 (Cetak ulang dengan perbaikan, 2008). Jakarta: Balai

Penerbit FKUI, hal 678-687.

Izzah, Nailatul, 2011. Studi Penggunaan Antibiotika Golongan Sefalosporin Pada Pasien Rawat Inap Pneumonia (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful

Anwar Malang). Malang: Skripsi Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Malang.

Karlowsky, James A., Jones, Mark E., Draghi, Deborah C., Thornsberry, Clyde, Sahm, Daniel F., and Volturo, Gregory A., 2004. Prevalence and Antimicrobial Susceptibilities of Bacteria Isolated from Blood Cultures of

Hospitalized Patients in the United States in 2002.

www.biomedcentral.com/ content/pdf/1476-0711-3-7.pdf. Diakses tanggal 4 Juli 2012

Kartasasmita, Cissy B., 2010. Pneumonia Pembunuh Balita. In: Buletin Jendela

Epidemiologi: Pneumonia Balita. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI, 2010. Buletin Jendela Epidemiologi: Pneumonia

Balita. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

(28)

xxvii

Kornum, Jette B., Thomsen, Reimar W., Riis, Anders, Lervang, Hans-Henrik, Schonheyder, Henrik C., and Sorensen, Henrik T., 2008. Diabetes,

Glycemic Control, and Risk of Hospitalization With Pneumonia. http://care.

diabetesjournals.org/content/31/8/1541.full.pdf. Diakses tanggal 3 Juli 2012

Lacy, Charles F. dkk, 2010. Drug Information Handbook, A Comprehensive

Resource for all Clinicians and Healthcare Profesional 18th Edition. North

American: Lexi Comp’s inc., pp. 304-307.

Lister, Philip D., Hanson, Nancy D., and Ehrhardt, Anton F., 2007. Pharmacodynamics and Antibacterial Resistance. In: Nightingale, C.H., Ambrose, P.G., Drusano, G.L., Murakawa, T., Antimicrobial

Pharmacodynamics in Theory and Clinical Practice 2nd Edition. New York:

Informa Healthcare USA, Inc., pp. 463-469.

Mandell, Lionel A., and Wunderink, Richard, 2010. Pneumonia. In: Kasper, Dennis L., Fauci, Anthony S., Harrison’s Infectious Disease. New York: The McGraw-Hill Companies Inc. pp: 188-201.

Mandourah, Yasser, Al-Radi, Assim, Ocheltree, Ali Harold, Ocheltree, Sara Rashid, Fowler, Robert A., 2012. Clinical and Temporal Patterns of Severe

Pneumonia Causing Critical Illness during Hajj. In: BioMed Central

Infectious Diseases 12:117. http://www.biomedcentral.com/1471-2334/12/117. Diakses tanggal 30 Juni 2012

Martin, Claude, Cottin, Agnes, Francois-Godfroy, Nicole, Mallet, Marie-Noelle, Martin, Annie, Sastre, Bernard, De Micco, Philippe, and Gouin, Francois, 1997. Concentrations of Proplylacic Ceftriaxone in Abdominal Tissue

During Pancreatic Surgery.

http://jac.oxfordjournals.org/content/40/3/445.full.pdf. Diakses tanggal 23 Juli 2012

Martin, John, 2009. British National Formulary 58. London: BMJ Group and RPS Publishing, pp. 305

McEvoy, Gerald K., 2011. AHFS Drug Information Essentials. Bethesda: the American Society of Health-System Pharmacist, Inc.

Nguyen, H. Bryant, Rivers, Emanuel P., Abrahamian, Fredrick M., Moran, Gregory J., Abraham, Edward, Trzeciak, Stephen, Huang, David T., Osborn, Tiffany, Stevens, Dennis, and Talan, David A., 2006. Severe Sepsis and Septic Shock: Review of The Literature and Emergency Department Management Guidelines. www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16781920. Diakses tanggal 1 Juli 2012

(29)

xxviii

Ortiz-Ruiz, Guillermo dkk, 2004. Ertapenem Versus Ceftriaxone for the

Treatment of Community-Acquired Pneumonia in Adults: Combined

analysis of Two Multicentre Randomized, Double-Blind Studies. http://jac.oxfordjournals.org/. Diakses tanggal 4 Januari 2012

Palilingan, Justinus F, dkk, 2005. Infeksi. In: Pedoman Diagnosis dan Terapi:

Bag/SMF Ilmu Penyakit Paru Ed. III. Surabaya: RSU Dr. Soetomo, hal

15-19; 27-29.

PDPI, 2002. Tuberkulosis. In: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di

Indonesia. http://www.klikpdpi.com/040805/konsensus/tb/tb.html/. Diakses

tanggal 16 Oktober 2011

PDPI, 2003. Pneumonia Komuniti. In: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di

Indonesia. http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus_pneumonia-kom/

pnkomuniti.pdf/. Diakses tanggal 15 Oktober 2011

PDPI, 2003. Pneumonia Nosokomial. In: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan

di Indonesia.

http://www.klikpdpi.com/_/konsensus/pnenosokomial/pnenosoko mial.pdf/. Diakses tanggal 15 Oktober 2011

Said, Mardjanis, 2010. Pengendalian Pneumonia Anak-Balita dalam Rangka Pencapaian MDG4. In: Buletin Jendela Epidemiologi: Pneumonia Balita. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Sweetman, Sean C., 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36th Edition. London: Pharmaceutical Press, pp. 237-238.

Tatro, David S., 2003. A to Z Drug Facts. San Francisco: Facts and Comparisons.

Wilson, Lorraine M., 2006. Penyakit Pernafasan Restriktif. In: Price, Sylvia A., and Wilson, Lorraine M., Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Ed. 6 Vol.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal:

804-810.

Yohana, Antin, 2009. Analisis Harapan dan Kepuasan Pasien Rawat Inap Penyakit Dalam Terhadap Mutu Pelayanan Dokter Spesialis di RSI Sunan

(30)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pneumonia dan infeksi saluran nafas bagian bawah lainnya merupakan penyebab ketiga dalam kasus kematian di dunia. Menurut WHO 2008, pada tahun 2004, tercatat 4,2 juta kematian disebabkan oleh pneumonia dan infeksi saluran nafas bagian bawah, atau sebanyak 7,1 % dari seluruh kasus kematian. Khususnya, infeksi paru-paru ini terjadi pada orang tua dan pada anak-anak dan hampir 10 % dari seluruh kematian di dunia. Sebanyak empat juta orang meninggal setiap tahun karena pneumonia (Bhatia, 2010). Di Amerika dan Eropa yang merupakan Negara maju, angka kejadian pneumonia masih tinggi (Asih dkk, 2006), dimana di Amerika pneumonia nosokomial terjadi 5-10 kasus per 1000 pasien per tahun dengan angka kematian sekitar 20-50 % dan meningkat sekitar 6-20 kali pada pasien yang memakai alat bantuan nafas mekanis. Sedangkan insidensi pada pneumonia komunitas adalah 12 kasus per 1000 pasien per tahun dengan angka kematiannya sekitar 10 % (PDPI, 2003).

Hasi Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001, penyakit infeksi saluran napas bawah menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian di Indonesia. Di SMF Paru RSUP Persahabatan tahun 2001, infeksi juga merupakan penyakit paru utama, 58% diantara pasien rawat jalan adalah kasus infeksi dan 11,6% diantaranya kasus non tuberkulosis. Pada pasien rawat inap 58,8% kasus infeksi dan 14,6% diantaranya infeksi non tuberkulosis. Di RSUP H. Adam Malik Medan 53,8% kasus infeksi dan 28,6% diantaranya infeksi non tuberkulosis. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data sekitar 180 pneumonia komunitas dengan angka kematian antara 20-35%. Pneumonia komunitas menduduki peringkat keempat dari sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat per tahun (Hartono, 2011).

(31)

2

pneumoniae (hingga 75%). Bakteri penyebab pneumonia lainnya termasuk M.

pneumoniae, Legionella, and C. pneumonia. Bakteri aerob gram negatif dan S. aureus

merupakan penyebab utama pneumonia nosokomial (Dipiro, 2009). Dari studi mikrobiologi ditemukan penyebab utama bakteriologi pneumonia anak-balita adalah

Streptococcus pneumonia/ pneumococcus (30-50% kasus) dan Hemophilus influenzae

type b/ Hib (10-30% kasus), diikuti Staphylococcus aureus dan Klebsiella

pneumoniae pada kasus berat. Bakteri lain seperti Mycoplasma pneumonia,

Chlamydia spp, Pseudomonas spp, Eschericia coli (E coli) juga menyebabkan

pneumonia (Said, 2010).

Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika secara empiris (PDPI, 2003). Antibiotik spektrum luas menjadi pilihan pertama, seperti golongan betalaktam (Penisilin, Sefalosporin, karbapenem dan monobaktam) biasanya digunakan untuk terapi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenzae dan

Staphylococcus aureus. Pada kasus yang berat diberikan golongan sefalosporin

sebagai pilihan, terutama bila penyebabnya belum diketahui. Untuk kasus yang ringan sedang, dipilih golongan penisilin (Asih dkk, 2006). Sedangkan pada kasus pneumonia berat yang membutuhkan ventilasi mekanis, penggunaan siprofloksasin maupun imipenem merupakan pilihan yang efektif (Anonim, 2005).

(32)

3

Di beberapa Negara, sekitar 80% dari spesies bakteri telah resisten terhadap ampisilin, hal ini disebabkan karena bakteri-bakteri tersebut memproduksi enzim betalaktamase (Guilfoile, 2007). Sekitar 95% dari stapilococci dapat memproduksi enzim penisilinase yang mengakibatkan terjadinya resistensi terhadap penisilin G dan V (Cazzola and Matera, 2003), dan sekitar 70% – 90% telah resisten terhadap penisilin dan aminopenisilin (Lister dkk, 2007).

Karena banyaknya bakteri yang telah resisten terhadap golongan penisilin yang merupakan antibiotik pilihan pertama pada pneumonia, menyebabkan perlunya pemilihan antibiotik lain sebagai pilihan terapi. Golongan sefalosporin yang merupakan pilihan berikutnya setelah penisilin untuk terapi pneumonia (Asih dkk, 2006). Golongan sefalosporin hampir mirip dengan golongan penisilin, tetapi lebih stabil terhadap bakteri yang memproduksi enzim betalaktamase dan memiliki spektrum aktifitas yang lebih luas (Chambers, 2007). Menurut hasil penelitian, penggunaan sefalosporin pada pneumonia cukup besar, yaitu sekitar 52,75 % daripada antibiotik golongan lain. Dimana dari data tersebut, sefaloporin generasi ketiga menjadi yang paling banyak digunakan (35,34 %). Ceftriaxone merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang paling banyak digunakan, yaitu 25 % pada penggunaan tunggal dan pada kombinasi dua antibiotik (ceftriaxone + ciprofloxacin) sebanyak 14,66% (Izzah, 2011).

(33)

4

1.2 Rumusan Masalah

Banyaknya bakteri yang resisten terhadap antibiotik golongan penisilin menjadikan golongan sefalosporin sebagai pilihan berikutnya. Ceftriaxone menjadi pilihan terbanyak daripada antibiotik golongan sefalosporin yang lain. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pola penggunaan ceftriaxone pada pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang.

1.3 Tujuan Penelitian

(1) Mempelajari dan mengetahui pola penggunaan ceftriaxone pada pasien pneumonia.

(2) Mengetahui kesesuaian dosis, interval pemberian, dan lama pemberian baik ceftriaxone, antibiotika lain yang diberikan dalam bentuk tunggal, kombinasi, maupun antibiotika pengganti berdasarkan pedoman standar pengobatan pneumonia.

(3) Mengetahui demografi umur dan jenis kelamin mayoritas pasien pneumonia.

1.4 Manfaat

(1) Penelitian ini mempunyai manfaat untuk menambah pengetahuan tentang pneumonia dengan pemilihan antibiotika yang tepat untuk terapi pneumonia. (2) Penelitian ini juga mempunyai manfaat untuk mengetahui penyebab terjadinya

pneumonia, sehingga dapat dilakukan langkah pencegahan sebelumnya.

(3) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada para praktisi kesehatan lain dalam penyusunan pedoman penggunaan antibiotika dan formularium rumah sakit.

Gambar

Tabel Halaman

Referensi

Dokumen terkait

telah menguji aktivitas antibakteri ekstrak metanol kulit buah delima pada. konsentrasi 50 mg/disk terhadap Pseudomonas aeruginosa

4.2.1.3 The Effect of Cooperative Learning in Improving Students Writing Competence .... viii LIST

Sebagai kota besar Bandung memiliki berbagai masalah, salah satunya yaitu banyaknya remaja di Kota Bandung yang mempunyai perilaku menyimpang. Sebagai individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

4.25 Graph of Motor PWM over Turning Angle of the Mobile Robot at Operating time of 1.0 second for turning

[r]

Reward sebagai Variabel Moderating terhadap hubungan antara Sumber Daya Manusia , Komitmen, Motivasi dengan Kinerja auditor.... Pengujian

ﻑﺮـﻃ ﺯﺍ ﺎﺑ ﺮﮕﻳﺩ ﻪﺟﻮﺗ ﻪﺑ ﻦﻳﺍ ﻪﻛ ﺖﺤﺗ ﺖﺒﺜﻣ ﺭﻮﻃ ﻪﺑ ﺰﻴﻧ ﻲﺘﻌﻨﺻ ﺪﺷﺭ ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻲـﻣ ﺭﺍﺮـﻗ ﻱﺭﻭﺎﻨﻓ ﻞﻣﺎﻋ ،ﺩﺮـﻴﮔ ﺭﻮﻃ ﻦﻳﺍ ﻁﺎﺒﻨﺘﺳﺍ ﻲﻣ ﻢﺴﻴﻧﺎﻜﻣ ﺯﺍ ﻲﻜﻳ ﻥﺍﻮﻨﻋ ﻪﺑ ﻱﺭﻭﺁﻮﻧ ﻪﻛ ﺩﻮﺷ ﺎﻫ ﻳ ـﺑ ﻪـﻛ ﺖﺳﺍ ﻲ ﻪ

7 ﺎـﺑ ﻚـﻳ ناﻮـﻨﻋ ﻪﺑ ﻲﺘﻣﻼﺳ ًﺎﻣﻮﻤﻋ ﻪﻛ ﻪﺘﻜﻧ ﻦﻳا ﻪﺑ ﻪﺟﻮﺗ ﻪـﺘﻓﺮﮔ ﺮـﻈﻧ رد ﻲﻗﺎﻘﺤﺘـﺳا يﻻﺎـﻛ ﻲﻣ ﻲﺗﺎﻴﺣ ﻒﻳﺎﻇو زا ﻢﻬﻣ ﻦﻳا و ،ﺪﻧﻮﺷ ﺪﻨﻣ هﺮﻬﺑ نآ زا ﺪﻳﺎﺑ مدﺮﻣ مﻮﻤﻋ ﻪﻛ دﻮﺷ ﺖﻟود ﺎﻫ و ﻦﻴﺑ و ﻲّﻠﻣ

ﻲﻣ نﺎﺸﻧ ﻪﻄﺑار ﻦﻳا رد ﺶﻳاﺰـﻓا ﺪـﺻرد ﻚـﻳ ﻂﻳاﺮﺷ ﺮﻳﺎﺳ ندﻮﺑ ﺖﺑﺎﺛ ضﺮﻓ ﺎﺑ ﺪﻫد لﺎﻐﺘـﺷا ﻂﺳﻮﺘﻣ رﻮﻃ ﻪﺑ KICT L ناﺰـﻴﻣ ﻪـﺑ ار 0.166 ﺪـﻫاﻮﺧ ﺶﻳاﺰـﻓا ﺪـﺻرد داد .GDP يﺪـﺻرد ﻚـﻳ ﺶﻳاﺰـﻓا ﻪـﻛ