• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MINUM OBAT ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN RAWAT JALAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI APOTEK (Studi di Apotek Merjosari, Kecamatan Lowokwaru)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MINUM OBAT ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN RAWAT JALAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI APOTEK (Studi di Apotek Merjosari, Kecamatan Lowokwaru)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

SYARIFAH HANIA ASSEGAFF

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN

PERILAKU MINUM OBAT ANTIBIOTIKA GOLONGAN

SEFALOSPORIN PADA PASIEN RAWAT JALAN PENYAKIT

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI APOTEK

(Studi di Apotek Merjosari, Kecamatan Lowokwaru)

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Minum Obat Antibiotika Golongan Sefalosporin pada Pasien Rawat Jalan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Apotek (Studi di Apotek Merjosari, Kecamatan Lowokwaru) dapat diselesaikan dengan baik, dalam rangka memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku minum obat antibiotika golongan sefalosporin pada pasien rawat jalan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang meliputi prosentase tingkatan pengetahuan dan perilaku, demografi responden, serta linearitas antara tingkat pengetahuan dan perilaku.

Dengan terselesaikan penelitian ini, perkenankan penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri Lestari H.,M.Kep.,Sp.Mat atas kesempatan yang diberikan.

2. Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang, Dra. Uswatun Chasanah,M.Kes.,Apt atas kesempatan dan ilmu yang

luar biasa sehingga dapat menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi. 3. Hidajah Rachmawati,S.Si.,Apt.,Sp.FRS sebagai pembimbing I, yang

dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran membimbing serta memberikan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Dra. Liza Pristianty,M.Si,M.M,Apt sebagai pembimbing II, yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran membimbing serta memberikan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Nailis Syifa,S.Farm., MSc., Apt sebagai penguji I, yang telah menguji dan memberikan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 6. Annisa Farida Muti, S.Farm., M.Sc., Apt sebagai penguji II, yang telah

(4)

7. APA, PSA dan pegawai Apotek Merjosari Kecamatan Lowokwaru-Malang, atas kesempatan dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

8. Umik dan Abi, kedua kakak (Kak Udi dan Kak Opank) serta Om Aries yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, semangat dan dorongan yang luar biasa untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Para dosen yang telah mendidik dan mengajarkan ilmunya sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi.

10.Semua Tim Laboratorium Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi.

11.Seluruh civitas akademik non-edukatif Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang atas semua bantuan yang telah diberikan.

12.Bunda Uche, Annisa, Dhatum, Mbak Hanik dan Mas Wendra atas kerja sama dan dukungannya dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana

Farmasi.

13.Teman-teman seperjuangan Farmasi 2008 khususnya: Rani, Frida, Reni, Feni, Arin, Ita, Henry dan Aldi atas kekompakan, keceriaan dan

kegilaan sehingga skripsi ini terselesaikan.

14.Serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini tak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Malang, Juli 2012

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Masalah ... 3

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Khusus Penelitian ... 3

1.4. Manfaat penelitian ... ……… 3

1.5. Hipotesa Penelitian ………... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Tingkat Pengetahuan ……. ... 5

2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 5

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan ... 5

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ... 6

2.1.5 Cara Pengukuran Tingkat Pengetahuan ... 7

2.2 Konsep Dasar Perilaku... ... 8

2.2.1 Definisi Perilaku... 8

2.2.2 Latar Belakang Perilaku ... 8

2.2.3 Pembentuk Perilaku ... 9

2.2.4 Macam-macam Perilaku... 10

(6)

2.2.6 Perubahan Perilaku... 11

2.2.7 Cara Pengukuran Perilaku ... 12

2.3 Konsep Dasar Obat Antibiotika ... 14

2.3.1 Pengertian Obat Antibiotika ... 14

2.3.2 Prinsip Kerja Obat Antibiotika ... 15

2.3.3 Prinsip Penggunaan Obat Antibiotika ... 15

2.3.4 Penggolongan Obat Antibiotika ... 17

2.3.4.1 Senyawa-senyawa Beta-Laktam ... 18

2.3.4.1.1 Penisilin ... 18

2.3.4.1.2 Sefalosporin... 19

2.3.5 Definisi Resistensi Bakteri ... 23

2.3.6 Resistensi terhadap Obat Antibiotika ... 23

2.4 Infeksi Saluran Pernafasan Akut... ... 24

2.4.1 ISPA bagian Atas……… ... 25

2.4.1.1 Otitis Media ... 25

2.4.1.2 Sinusitis ... 25

2.4.1.3 Faringitis dan Tonsilitis ... 26

2.4.1.4 Epiglotitis ... 27

2.4.2 ISPA bagian Bawah ... 27

2.4.2.1 Bronkhitis ... 27

2.4.2.2 Bronkiolitis ... 28

BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL ... 29

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 31

4.2. Populasi, Sampling dan Sampel ... 31

4.2.1 Populasi Penelitian ... 31

4.2.2 Sampling Penelitian ... 31

4.2.3 Sampel Penelitian ... 31

4.2.3.1 Kriteria Sampel ... 32

4.2.3.1.1 Kriteria Inklusi ... 32

4.2.3.1.2 Kriterian Eksklusi ... 32

(7)

4.3.1 Variabel Bebas ... 32

4.3.2 Variabel Terikat ... 33

4.4. Instrumen Penelitian ... 33

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

4.5.1 Uji Validitas ... 33

4.5.2 Uji Reliabilitas ... 35

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

4.7 Definisi Operasional ... 36

4.7.1 Definisi Operasional Variabel ... 37

4.8 Pengumpulan Data ... 38

4.8.1 Data Primer ... 38

4.9 Analisa Data ... 38

4.9.1 Editing ... 38

4.9.2 Coding ... 38

4.9.3 Transferring ... 38

4.9.4 Tabulating ... 38

4.9.5 Scoring ... 39

4.9.6 Analiting ... 39

4.10 Penyajian Data Penelitian ... 41

4.11 Etika Penelitian ... 41

BAB V. HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian ... 43

5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

5.2.1 Uji Validitas ... 43

5.2.2 Uji Reliabilitas ... 44

5.3 Interpretasi Hasil Analisa ... 45

5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 47

5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 49

5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 50

(8)

5.8.1 Indikator Kegunaan Obat ... 52

5.8.1.1 Pertanyaan Item Nomor Satu ... 52

5.8.1.2 Pertanyaan Item Nomor Dua ... 52

5.8.1.3 Pertanyaan Item Nomor Tiga ... 53

5.8.2 Indikator Cara Pakai Obat ... 54

5.8.2.1 Pertanyaan Item Nomor Empat ... 54

5.8.2.2 Pertanyaan Item Nomor Lima ... 55

5.8.2.3 Pertanyaan Item Nomor Enam ... 56

5.8.3 Indikator Penyebab Bakteri menjadi Resisten ... 57

5.8.3.1 Pertanyaan Item Nomor Tujuh ... 57

5.8.3.2 Pertanyaan Item Nomor Delapan ... 57

5.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku ... 58

5.9.1 Indikator Interval Minum ... 59

5.9.2 Indikator Waktu Minum ... 60

5.9.3 Indikator Penghentian Pengobatan ... 60

5.9.4 Indikator Cara Menebus Obat ... 62

5.10 Analisa Data ... 62

5.10.1 Crosstabs dan Uji Chi-Square (Khi kuadrat) ... 62

5.10.2 Linearitas Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Perilaku ... 64

BAB VI. PEMBAHASAN ... 66

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 74

7.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Interaksi Obat Golongan Penisilin dengan Obat Lain ... 16

Tabel II.2 Penggolongan Antibiotika ... 18

Tabel II.3 Parametik Farmakokinetik untuk Beberapa Sefalosporin ... 21

Tabel IV.1 Kisi-Kisi Instrumen ... 33

Tabel IV.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 35

Tabel IV.3 Definisi Operasional Variabel ... 37

Tabel V.1 Hasil Uji Validitas untuk Pertanyaan Tingkat Pengetahuan .... 44

Tabel V.2 Hasil Uji Validitas untuk Pertanyaan Perilaku ... 44

Tabel V.3 Hasil Uji Reliabilitas untuk Kuesioner Tingkat Pengetahuan dan Perilaku ... 45

Tabel V.4 Rekapitulasi Data Penilaian Responden di Apotek Merjosari Pada Bulan Mei-Juni 2012 ... 45

Tabel V.5 Rekapitulasi Data Responden di Apotek Merjosari pada Bulan Mei-Juni 2012 ... 46

Tabel V.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Apotek Merjosari pada Bulan Mei-Juni 2012 ... 47

Tabel V.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Apotek Merjosari pada Bulan Mei-Juni 2012 ... 48

Tabel V.8 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Apotek Merjosari pada Bulan Mei-Juni 2012 .. 49

Tabel V.9 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Apotek Merjosari pada Bulan Mei-Juni 2012 ... 50

Tabel V.10 Distribusi Frekuensi Kriteria Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Apotek Merjosari pada Bulan Mei-Juni 2012 .. 51

(10)
(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Ilustrasi Teori Lawrence Green ... 12 Gambar 2.2 Struktur Inti Sefalosporin ... 19 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 29 Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia di Apotek Merjosari ... 48 Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Pekerjaan di Apotek Merjosari ... 49 Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan di Apotek Merjosari ... 49 Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Pekerjaan di Apotek Merjosari ... 50 Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi Kriteria Responden Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan di Apotek Merjosari ... 51

Gambar 5.6 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

Tingkat Pengetahuan Item Nomor Satu ... 52 Gambar 5.7 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

Tingkat Pengetahuan Item Nomor Dua ... 53 Gambar 5.8 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

Tingkat Pengetahuan Item Nomor Tiga ... 53 Gambar 5.9 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

Tingkat Pengetahuan Item Nomor Empat ... 54 Gambar 5.10 Distribusi Data Responden Berdasarkan Pembelian Obat

Antibiotika Tanpa Resep ... 55 Gambar 5.11 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

Tingkat Pengetahuan Item Nomor Lima ... 56 Gambar 5.12 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

Tingkat Pengetahuan Item Nomor Enam ... 56 Gambar 5.13 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

(12)

Tingkat Pengetahuan Item Nomor Delapan ... 58 Gambar 5.15 Distribusi Frekuensi Kriteria Responden Berdasarkan

Perilaku di Apotek Merjosari ... 59 Gambar 5.16 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

Perilaku Item Nomor Dua ... 59 Gambar 5.17 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

Perilaku Item Nomor Tiga ... 60 Gambar 5.18 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

Perilaku Item Nomor Satu ... 61 Gambar 5.19 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

Perilaku Item Nomor Lima ... 61 Gambar 5.20 Distribusi Penilaian Responden Berdasarkan Kuesioner

Perilaku Item Nomor Empat ... 62 Gambar 5.21 Linearitas Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ... 79

Lampiran 2 Surat Pernyataan ... 80

Lampiran 3 Inform Consent ... 81

Lampiran 4 Lembar Kuesioner ... 82

Lampiran 5 Tabel Nilai-nilai r Product Moment ... 84

Lampiran 6 Tabel Chi-Kuadrat ... 85

Lampiran 7 Data Penilaian dari Kuesioner Responden ... 86

Lampiran 8 `Distribusi Data Umum dan Data Khusus Penelitian ... 88

Lampiran 9 Output SPSS Korelasi antara Tingkat Pengetahuan dengan Pendidikan Responden ... 89

Lampiran 10 Output SPSS Crosstabs dan Uji Chi-Square ... 90

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anies, 2006, Waspada Ancaman Penyakit tidak Menular: Solusi Pencegahan dari Aspek Perilaku dan Lingkungan, Jakarta: PT. Elex Media Komputinda, hal 16.

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 461, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal 199; 211-215.

Anonim, 2005, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan, Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Anonim, 2008, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2008, Surabaya: Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, hal 9.

Anonim, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/ Menkes/ Per/ Xii/ 2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi VI, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, S., 2011, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya Edisi II. Yogyakarta: Liberty, hal 110.

Bart, Smet., 1994, Psikologi Kesehatan, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Budi, Triton Prawira, 2006, SPSS 13.0 Terapan Statistik Parametik, Yogyakarta: CV Andi Offset, hal 248.

Cherniack, R.M., 1997, Terapi Mutakhir: Penyakit Saluran Pernafasan, Jakarta: Binarupa Aksara, hal 30-32.

Cuneo, W., dan Snider, D.E., 1989, Enhancing Patient Compliance with

Tuberculosis Therapy Clinic in Chest Medicine,

http://ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2673646 diakses pada tanggal 11 Juli 2012.

Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI, 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

(15)

File, T.M., 2008, “Impact of Guideline on Antimicrobial Treatment of Respiratory Tract Infections”, in: Owens, R.C., Antimicrobial Resistance: Problem Pathogens and Clinical Countermeasures, USA: Informa Healthcare Inc, hal 371.

Gibson, M.D., 1996, Mikrobiologi dan Patofisiologi untuk Perawat, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Katzung, B.G., 1998, Farmakologi Dasar dan Klinik, Diterjemahkan oleh Staf Dosen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Edisi VI, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 705.

Katzung, B.G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, Diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Buku III, sixth edition, Jakarta: Penerbit Salemba Medika, hal 3, 15, 18, 22.

Kee J.l., dan Hayes E.R., 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Littauer, Florence., 1996, Personality Plus (Kepribadian Plus): Bagaimana Memahami Orang Lain dengan Memahami Diri Sendiri, Jakarta: Binarupa Aksara, hal 30.

Singarimbun, M dan Effendi, S., 1989, Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi, Jakarta: LP3ES.

Maramis, 1998, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Surabaya: Airlangga University Press.

Marks, Dawn.B., 2000, Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 208.

Maulana, Heri.D.J., 2009, Promosi Kesehatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedoktean EGC, hal 228.

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, B.M., Ranti,S.A., Edisi V, Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi, Bandung: Penerbit ITB.

Mycek, M.J., Harvey, R.A., Pamela, C.C., dan Fisher, B.D., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi II, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nattadiputra, Suryadi., 2009, Kumpulan Kulia Farmakologi, Edisi 2, Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 619.

(16)

Nelson W.E., 2000, Ilmu kesehatan Anak. 15th ed. Alih bahasa Samik Wahab, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 415-417; 582-583.

Nivven, Neil., 2002, Psikologi Kesehatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Notoatmodjo, S., 2003, Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku

Kesehatan, Yogyakarta: Andi Offset. Hal 59; 102.

Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka

Cipta, hal 93-96.

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika, hal 120.

Potter, P.A., dan Perry, A.G., 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4 Volume 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Purwanto, H., 1999, Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan,

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 19.

Robbins, S.P., dan Judge, T.A., 2008, Perilaku Organisasi, Edisi 12, Jakarta: Salemba Empat, hal 49.

Saene, Hendrick., 2005, Infection Control in The Intensive Care Unit, Third Edition, New York: Springer, hal 73.

Soenarno, Adi., 2010, Daily Wisdom, Jakarta: PT Bpk Gunung Mulia, hal 101. Sugiyono., 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:

C.V Alfabeta, hal 131.

Sukandar, E.Y., Andrajati. R., Sigit. J., Adnyana. K., Setiadi. A.P., dan Kusnandar., 2008, ISO Farmakoterapi,Jakarta: PT. ISFI Penerbitan. Sukartini S.P., 2007, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian I: Ilmu

Pendidikan Teoretis, Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, hal 139. Tatro, D. S., 2003. A to Z Drug Facts, USA: Facts and Comparisons.

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan keadaan yang paling sering terjadi, tetapi kemaknaannya tergantung pada frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi. Pada anak-anak sindrom ini lebih luas daripada orang dewasa, sering melibatkan sinus paranasal serta nasofaring. Penyakit pernafasan dapat terjadi secara tersembunyi, sehingga seseorang baru akan mengeluh dispnea jika telah terjadi kehilangan lebih dari setengah total jaringan paru atau fungsi paru (Nelson, 2000).

Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur tahun 2008, ISPA seringkali menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan balita, dan juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan berobat pasien di Puskesmas dan di Rumah Sakit. Terdapat 213.280 kasus pneumonia dan 35,10% kasus diantaranya (74.862 kasus) adalah penderita balita. Penyebab utama semua jenis ISPA adalah infeksi bakteri yang menurut publikasi WHO penyebab tersering adalah Streptococcus pneumoniae dan Haemophillus influenzae (Depkes, 2008).

Diagnosis yang benar pada ISPA merupakan kunci utama untuk membedakan virus dengan infeksi bakteri. Pemberian obat dengan dosis, cara dan waktu yang tepat sangat membantu proses percepatan penyembuhan. Saat ini, level resistensi terhadap S. pneumoniae dari golongan penisilin tidak menyebabkan kegagalan terapi untuk pasien pneumonia, namun pada kadar hambat minimum (KHM) mengalami pergeseran, sehingga pengobatannya juga bergeser pada lini kedua yaitu golongan sefalosporin (File, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh File (2008) yang berjudul “Impact of Guideline on Antimicrobial Treatment of Respratory Tract Infections

menunjukkan adanya kasus irasional dalam penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran pernafasan yang dikarenakan virus. Ketidaktepatan diagnosis pemilihan antibiotika, indikasi, dosis, cara pemberian, frekuensi dan lama

(18)

2

terutama pada pasien anak-anak yang terdiagnosis infeksi saluran pernafasan akut perlu mendapatkan perhatian agar tidak terjadi ketidakrasionalan penggunaan obat yang berdampak pada resistensi bakteri (Nelson, 2000).

Beberapa strategi untuk menekan tingginya angka resistensi bakteri terhadap penggunaan antibiotika yang irasional adalah dengan penertiban penjualan obat antibiotika oleh apotek. Apoteker merupakan tenaga kesehatan professional yang banyak berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai

sumber informasi obat. Oleh karena itu, informasi obat yang diberikan pada pasien haruslah informasi yang lengkap dan mengarah pada orientasi pasien bukan pada orientasi produk. Dalam hal sumber informasi obat seorang apoteker harus mampu memberi informasi yang tepat dan benar sehingga pasien memahami dan yakin bahwa obat yang digunakannya dapat mengobati penyakit yang dideritanya dan merasa aman menggunakannya. Dengan demikian peran seorang apoteker di apotek sungguh-sungguh dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat (Depkes, 2004).

Berdasarkan data profil di Apotek Merjosari tahun 2009 dari penelitian yang dilakukan Sendi (2010), peresepan antibiotika golongan sefalosporin untuk kasus ISPA menempati urutan kedua (30%) setelah penggunaan antibiotika golongan penisilin (31%). Pada studi pendahuluan yang dilakukan pada tahun

2012 peresepan ISPA menggunakan sefalosporin menempati urutan pertama dengan persentase 45%, sehingga dapat diketahui dari data tersebut adanya peningkatan pada penggunaan sefalosporin pada kasus ISPA.

Penelitian Rogers (Notoatmodjo, 2003) mengungkapkan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih berlangsung lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Tingkat pengetahuan pasien mencakup seberapa jauh pasien mengetahui kegunaan, cara pakai, dan pengaruh cara penggunaan antibiotika yang menyebabkan bakteri menjadi kebal. Perilaku pasien dalam meminum obat antibiotika golongan sefalosporin dapat dilihat dari cara minum obat yang meliputi interval minum, waktu minum, penghentian pengobatan, dan cara menebus obat tersebut.

(19)

3

karena itu peneliti terdorong untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku minum obat antibiotika golongan sefalosporin pada pasien rawat jalan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Apotek Merjosari.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku minum obat antibiotika golongan sefalosporin pada pasien rawat jalan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di apotek?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku minum obat antibiotika golongan sefalosporin pada pasien rawat jalan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien ISPA rawat jalan tentang antibiotika golongan sefalosporin.

2. Mengidentifikasi perilaku pasien ISPA rawat jalan dalam minum obat antibiotika golongan sefalosporin.

3. Mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan pasien ISPA rawat jalan tentang antibiotika dengan perilaku minum obat antibiotika golongan sefalosporin.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

(20)

4

2. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

3. Sebagai sarana untuk meningkatkan ketrampilan dalam pemberian edukasi pada pasien ISPA rawat jalan tentang obat antibiotika serta perilaku minum obat antibiotika golongan sefalosporin yang benar.

1.5Hipotesis Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Rudika Novia Herdi, A310080330, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Judul “

Meskipun penatalaksanaan diabetes mellitus sangat kompleks, penderita yang mampu melakukan perawatan dirinya dengan optimal akan dapat mengendalikan glukosa darahnya, bertolak

Menurut Agus Dharma (2003, diadaptasi dari CCSSO: The Council of Chief Schoool Officer, 2002) ada enam kompetensi kepala sekolah yang dinyatakan sebagai berikut

Karakter yang baik tersebut yaitu lebih fleksibel dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar, (2) item tes

Keamanan, mutu, khasiat / manfaat Obat dan makanan meningkat • Kesehatan masyarakat meningkat.. • Daya saing OM nasional meningkat Masyarakat Sejahtera

Bahasa Indonesia mempunyai bentuk dasar gabungan kata yang unsur- unsumya merniliki pertalian yang erat dalam mengungkapkan satu konsep gagasan. Unsur pembentuk gabungan

[r]

Tabel 4.8 Tanggapan anggota keluarga atas keterliatan pemilik dalam mengikuti jaringan sosial terhadap kesuksesan usaha ... 44 Tabel 4.9 Hasil perhitungan tanggapan responden