• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Ramuan Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) terhadap Bobot Badan dan Lemak Tikus Jantan Dewasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pemberian Ramuan Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) terhadap Bobot Badan dan Lemak Tikus Jantan Dewasa"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.) TERHADAP

BOBOT BADAN DAN LEMAK TIKUS JANTAN DEWASA

GUSMAYANTI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

Gusmayanti.Pengaruh Pemberian Ramuan Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan Rimpang Bangle (Zingber purpureum Roxb.) terhadap Bobot Badan dan Lemak Tikus Jantan Dewasa. Dibimbing oleh Min Rahminiwati dan Eva Harlina.

Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan Bangle (Zingber purpureum

(3)

ABSTRACT

Gusmayanti. Influence of Extract of Jati Belanda’s (Guazuma ulmifolia Lamk.) leaves and Bangle’s (Zingiber purpureum Roxb.) Rhizomes on Body Weight and Mass of Adipose Tissues of Male Rats (Rattus novergicus). Under the direction of Min Rahminiwati and Eva Harlina.

Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)and Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) had been used as traditional medicine. Many researches have proved that both of these plants could decrease lipase activities. The aim of the research was to study the effect of low and high dose of alcohol extract of jati belanda leaves and bangle rhizomes on reducing body weight and renal, testicle and mesenteric adipose tissue mass and comparing the size of mesenteric adipose cells.

(4)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Pemberian Ramuan

Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) terhadap Bobot Badan dan Lemak Tikus Jantan Dewasa adalah hasil karya saya dengan arahan pembimbing dan belum pernah

diajukan dalam bentuk apapun ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan telah dicantumkan dalam daftar

pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Penulis,

Gusmayanti

(5)

PENGARUH PEMBERIAN RAMUAN EKSTRAK

DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DAN RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.) TERHADAP BOBOT BADAN DAN

LEMAK TIKUS JANTAN DEWASA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedoteran Hewan Pada Fakultas Kedoteran Hewan

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Gusmayanti B 04104026

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Ramuan Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) terhadap Bobot Badan dan Lemak Tikus Jantan Dewasa

Nama : Gusmayanti

NRP : B 04104026

Disetujui,

Dr.drh. Min Rahminiwati, MS. Pembimbing I

Dr.drh. Eva Harlina, MSi. Pembimbing II

Diketahui,

Dr. Nastiti Kusumorini

Wakil Dekan Fakultas Kedoteran Hewan

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Kedokteran Hewan.

Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan

skiripsi ini , untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Mamaku tercinta, Kakak-Kakakku Rusda Zul Feni dan Syafriadi, almarhum

Papa serta keluarga besarku atas cinta, doa dan dukungan.

2. Prof.Dr.Ir. Wasmen Manalu selaku pembimbing akademik atas bimbingan

dan motivasi yang sangat membangun.

3. Dr.drh. Min Rahminiwati, MS sebagai pembimbing pertama atas bimbingan

dan masukan sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan.

4. Dr.drh. Eva Harlina, MSi sebagai pembimbing kedua atas waktu,

bimbingan, dan nasehat yang sangat membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. drh. Dewi Ratih Agungpriyono, PhD dan Bapak Bayu Febran SSi, Apt

selaku dosen penilai dan dosen penguji ujian akhir sarjana atas masukan dan

kritikan yang sangat membantu

6. Staf pengajar dan pegawai laboratorium Farmakologi dan Toksikologi.

7. Rena, Iya, Phia, Ochie, Yulia dan semua teman-teman Asteroidea angkatan

41, Dini, Nainonk, Mungky, Ge, Puput, Betty, Ana, Yus, Dr-Q (Ami, Ame,

Ebonk, Amen, Rira, Mona, Dina), teman sekamarku di asrama Egih dan

Mega.

8. Starrers, Hanum, Selly, Hani, Nira, Lina, Jane, Fidri, Ian, Vika, Ari, Siska,

Dian, Yuli, Eda, Meri, Ovi, Reni, serta semua pihak yang ikut membantu.

Penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun untuk

perbaikan skripsi ini dimasa akan datang. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak dan bagi ilmu pengetahuan.

Bogor, Agustus 2008

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Payakumbuh tanggal 3 Agustus 1985. Penulis adalah

anak ketiga dari pasangan Bapak Syafrudin dan Ibu Yeni Cortis dan memiliki dua

orang kakak Rusda Zul Feni dan Syafriadi.

Riwayat pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 09 Banda Dalam

tahun 1992-1998, SLTP Negeri 1 Luhak tahun 1998-2001, SMU Negeri 1

Kecamatan Suliki tahun 2001-2004. Penulis masuk IPB pada tahun 2004 melalui

jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) pada program studi Kedokteran

Hewan.

Selama perkuliahan penulis aktif mengikuti kegiatan himpunan minat dan

profesi Ruminansia sebagai anggota divisi pendidikan pada periode 2005-2006,

Buletin Fresh sebagi bendahara periode 2007-2008, Veteriner Japanese Club

sebagi wakil ketua periode 2007-2008. Penulis juga aktif dalam Ikatan

(9)

DAFTAR ISI

Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) ... Bangle (Zingiber purpureumRoxb.) ... Lemak ...

Pencernaan dan Penyerapan Lemak ... ...

Proses Lipolisis...

Pengambilan dan Pemeriksaan Jaringan Lemak Post Mortem ...

(10)

KESIMPULAN DAN SARAN ...

Daftar Pustaka ...

Lampiran ...

26

27

(11)

RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.) TERHADAP

BOBOT BADAN DAN LEMAK TIKUS JANTAN DEWASA

GUSMAYANTI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

Gusmayanti.Pengaruh Pemberian Ramuan Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan Rimpang Bangle (Zingber purpureum Roxb.) terhadap Bobot Badan dan Lemak Tikus Jantan Dewasa. Dibimbing oleh Min Rahminiwati dan Eva Harlina.

Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan Bangle (Zingber purpureum

(13)

ABSTRACT

Gusmayanti. Influence of Extract of Jati Belanda’s (Guazuma ulmifolia Lamk.) leaves and Bangle’s (Zingiber purpureum Roxb.) Rhizomes on Body Weight and Mass of Adipose Tissues of Male Rats (Rattus novergicus). Under the direction of Min Rahminiwati and Eva Harlina.

Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)and Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) had been used as traditional medicine. Many researches have proved that both of these plants could decrease lipase activities. The aim of the research was to study the effect of low and high dose of alcohol extract of jati belanda leaves and bangle rhizomes on reducing body weight and renal, testicle and mesenteric adipose tissue mass and comparing the size of mesenteric adipose cells.

(14)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Pemberian Ramuan

Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) terhadap Bobot Badan dan Lemak Tikus Jantan Dewasa adalah hasil karya saya dengan arahan pembimbing dan belum pernah

diajukan dalam bentuk apapun ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan telah dicantumkan dalam daftar

pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Penulis,

Gusmayanti

(15)

PENGARUH PEMBERIAN RAMUAN EKSTRAK

DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DAN RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.) TERHADAP BOBOT BADAN DAN

LEMAK TIKUS JANTAN DEWASA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedoteran Hewan Pada Fakultas Kedoteran Hewan

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Gusmayanti B 04104026

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(16)

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Ramuan Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) terhadap Bobot Badan dan Lemak Tikus Jantan Dewasa

Nama : Gusmayanti

NRP : B 04104026

Disetujui,

Dr.drh. Min Rahminiwati, MS. Pembimbing I

Dr.drh. Eva Harlina, MSi. Pembimbing II

Diketahui,

Dr. Nastiti Kusumorini

Wakil Dekan Fakultas Kedoteran Hewan

(17)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Kedokteran Hewan.

Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan

skiripsi ini , untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Mamaku tercinta, Kakak-Kakakku Rusda Zul Feni dan Syafriadi, almarhum

Papa serta keluarga besarku atas cinta, doa dan dukungan.

2. Prof.Dr.Ir. Wasmen Manalu selaku pembimbing akademik atas bimbingan

dan motivasi yang sangat membangun.

3. Dr.drh. Min Rahminiwati, MS sebagai pembimbing pertama atas bimbingan

dan masukan sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan.

4. Dr.drh. Eva Harlina, MSi sebagai pembimbing kedua atas waktu,

bimbingan, dan nasehat yang sangat membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. drh. Dewi Ratih Agungpriyono, PhD dan Bapak Bayu Febran SSi, Apt

selaku dosen penilai dan dosen penguji ujian akhir sarjana atas masukan dan

kritikan yang sangat membantu

6. Staf pengajar dan pegawai laboratorium Farmakologi dan Toksikologi.

7. Rena, Iya, Phia, Ochie, Yulia dan semua teman-teman Asteroidea angkatan

41, Dini, Nainonk, Mungky, Ge, Puput, Betty, Ana, Yus, Dr-Q (Ami, Ame,

Ebonk, Amen, Rira, Mona, Dina), teman sekamarku di asrama Egih dan

Mega.

8. Starrers, Hanum, Selly, Hani, Nira, Lina, Jane, Fidri, Ian, Vika, Ari, Siska,

Dian, Yuli, Eda, Meri, Ovi, Reni, serta semua pihak yang ikut membantu.

Penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun untuk

perbaikan skripsi ini dimasa akan datang. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak dan bagi ilmu pengetahuan.

Bogor, Agustus 2008

(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Payakumbuh tanggal 3 Agustus 1985. Penulis adalah

anak ketiga dari pasangan Bapak Syafrudin dan Ibu Yeni Cortis dan memiliki dua

orang kakak Rusda Zul Feni dan Syafriadi.

Riwayat pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 09 Banda Dalam

tahun 1992-1998, SLTP Negeri 1 Luhak tahun 1998-2001, SMU Negeri 1

Kecamatan Suliki tahun 2001-2004. Penulis masuk IPB pada tahun 2004 melalui

jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) pada program studi Kedokteran

Hewan.

Selama perkuliahan penulis aktif mengikuti kegiatan himpunan minat dan

profesi Ruminansia sebagai anggota divisi pendidikan pada periode 2005-2006,

Buletin Fresh sebagi bendahara periode 2007-2008, Veteriner Japanese Club

sebagi wakil ketua periode 2007-2008. Penulis juga aktif dalam Ikatan

(19)

DAFTAR ISI

Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) ... Bangle (Zingiber purpureumRoxb.) ... Lemak ...

Pencernaan dan Penyerapan Lemak ... ...

Proses Lipolisis...

Pengambilan dan Pemeriksaan Jaringan Lemak Post Mortem ...

(20)

KESIMPULAN DAN SARAN ...

Daftar Pustaka ...

Lampiran ...

26

27

(21)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah dan besar sel lemak pada individu normal dan obese

Tabel 2 Klasifikasi berat badan menurut WHO ...

Tabel 3 Komposisi dan persentase bahan pakan ...

Tabel 4 Rata-rata prosentase pertambahan bobot badan tikus pada

periode penggemukan dan periode uji dosis ramuan ekstrak

jati belanda dan bangle ...

Tabel 5 Rata-rata prosentase bobot jaringan lemak organ terhadap

bobot badan setelah 8 minggu perlakuan ...

Halaman

12

12

16

19

(22)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Guazuma ulmifoliaLamk. ... Gambar 2. Zingiber purpureum Roxb. ... Gambar 3. Skema perjalanan lemak melalui saluran pencernaan dan

mekanisme kerja ramuan daun jati belanda dan rimpang

bangle...

Gambar 4. Proses lipolisis...

Gambar 5. Rata-rata pertambahan bobot badan tikus pada periode

penggemukan ...

Gambar 6. Rata-rata pertambahan bobot badan tikus pada periode uji

dosis ...

Gambar 7. Gambaran histopatologi jaringan lemak ...

Halaman

3

4

9

10

20

21

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Prosentase pertambahan bobot badan pada periode penggemukan dan periode uji dosis dan prosentase bobot lemak organ (%) ...

2. Gambaran histopatologi jaringan lemak omentum kelompok KPN..

3. Gambaran histopatologi jaringan lemak omentum kelompok KPL...

4. Gambaran histopatologi jaringan lemak omentum kelompok BL I...

5. Gambaran histopatologi jaringan lemak omentum kelompok BL II.

6. Analisis statistik bobot badan periode penggemukan...

7. Analisis statistik bobot badan periode uji dosis...

8. Analisis statistik bobot jaringan lemak ginjal ...

9. Analisis statistik bobot jaringan lemak testis ...

10. Analisis statistik bobot jaringan lemak omentum ...

11. Analisis statistik bobot rata-rata jaringan lemak...

12. Metode pembuatan sediaan histologi dengan pewarnaan

(24)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Adanya peningkatan ekonomi merupakan dambaan semua orang.

Peningkatan ini akan berpengaruh terhadap pola makan yang seringkali

mempunyai efek yang kurang baik terhadap kesehatan karena kandungan gizi

yang tidak seimbang. Bila pola makan buruk ini diteruskan akibat yang dapat

dirasakan adalah kelebihan berat badan yang akhirnya dapat berlanjut ke arah

kegemukan (obesitas) (Purwati et al., 2002).

Jumlah penderita obesitas di Indonesia terus bertambah dari tahun ke

tahun. Hasil pemantauan Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) tahun

2004 menunjukkan bahwa angka prevalensi obesitas 9,16 % pada pria dan 11,02

% pada wanita (Merdikoputro, 2006). Menurut Beck (1977) penderita obesitas

umumnya mempunyai risiko yang lebih besar terhadap penyakit jantung koroner,

darah tinggi, diabetes mellitus, stroke, batu empedu dan sebagainya.

Purwati et al. (2002) menyebutkan bahwa tubuh seseorang yang normal mengandung lemak 15-20% dari berat badan pada pria umur 18-30 tahun dan

20-25% pada wanita dengan umur yang sama. Apabila jumlah lemak melebihi angka

tersebut maka seseorang dapat dikatakan gemuk. Pada penderita kegemukan yang

didapat setelah dewasa, terjadi penambahan volume sel lemak tanpa penambahan

jumlah sel, sehingga dengan latihan fisik dan pengurangan asupan kalori akan

lebih mudah menurunkan timbunan lemak.

Upaya untuk mengatasi masalah kelebihan lemak memicu semakin

banyaknya bermunculan produk obat-obatan. Obat-obat tersebut bertujuan untuk

menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Marinetti (1990) menyebutkan

obat-obat tersebut dapat digolongkan berdasarkan mekanisme kerjanya, diantaranya

cholestiramin yang bekerja dengan cara membentuk ikatan resin dengan asam

empedu untuk mencegah asam empedu berikatan dengan asam lemak, sehingga

absorbsi asam lemak dapat dikurangi; mevacor dengan jalan inhibisi sintesis

kolesterol di hati; niasin dan lopid (gemfibrozil) menghambat terjadinya lipolisis

dari bahan makanan; dan probucol (lorelco) bekerja dengan cara menghambat

(25)

Indonesia sebagai negara tropis kaya akan keanekaragaman hayati.

Banyak tanaman tradisional Indonesia yang dimanfaatkan untuk industri farmasi,

karena mengandung senyawa metabolit yang berguna untuk berbagai bidang

kehidupan. Salah satu tanaman yang banyak mendapat perhatian adalah daun jati

belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan bangle (Zingiber purpureum Roxb.) karena kandungan senyawa aktifnya diduga dapat menghambat aktivitas enzim

lipase yang berperan dalam proses penyerapan lemak (Rahardjo, 2004).

Penelitian-penelitian terhadap daun jati belanda menunjukkan bahwa

ekstrak etanol daun jati belanda dapat menurunkan aktivitas enzim lipase

(Rahardjo, 2004). Pemberian lendir daun jati belanda peroral menunjukkan efek

penghambatan kenaikan bobot badan tikus dibandingkan pemberian air suling

sebagai kontrol (Pramono et al., 2005). Bangle sejak dulu dipercaya sebagai pelangsing perut, terutama para ibu pasca melahirkan. Pusat Studi Biofarmaka

IPB sejak tahun 2001 telah meneliti manfaat bangle. Dari hasil penelitian, ekstrak

rimpang bangle mampu menghambat dan mengaktifkan enzim lipase tergantung

dosis yang diberikan (Dyah dalam Riyanto 2006).

Semakin maraknya penggunaan tanaman tradisional terutama sebagai obat

pelangsing menarik minat penulis untuk melakukan pengujian khasiat ekstrak

alkohol campuran daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan rimpang bangle. Telah diketahui bahwa daun jati belanda dan rimpang bangle

masing-masing mempunyai efek terhadap penurunan bobot badan melalui penghambatan

aktivitas lipase. Pemberian ekstrak campuran daun jati belanda dan rimpang

bangle diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan hanya

memberikan daun jati belanda saja atau rimpang bangle saja. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pengobatan untuk

penderita kegemukan (obesitas)

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian

ramuan ekstrak daun jati belanda dan rimpang bangle dengan dosis berbeda

terhadap bobot badan dan bobot jaringan lemak testis, ginjal dan omentum dan

(26)

TINJAUAN PUSTAKA

Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)

Guazuma ulmifolia Lamk. dikenal juga dengan nama daerah Bastard Cedar atau West Indian Elm (Inggris), Bois d’orme (Perancis), Caulote (Spanyol),

jati belanda (Indonesia) dan Jatos landi (Jawa). Jati belanda secara taksonomi

termasuk ke dalam kelas Magnoliopsida, ordo Malvales, famili Stercuiliaceace

dan genus Guazuma(Widowati, 2006).

Menurut Widowati (2006) tanaman jati belanda berbentuk pohon dengan

tinggi 10-20 m dan percabangan ramping. Daun tanaman ini berbentuk bulat telur

sampai lanset, permukaannya berambut dan kasar dan tepi daun bergerigi. Bunga

jati belanda tumbuh di ketiak daun, bentuknya bulat agak ramping dan mahkota

bunga berwarna kuning. Buah yang belum masak berwarna hijau sedangkan yang

sudah masak berwarna hitam, seperti yang disajikan pada Gambar 1.

(a) (b)

Gambar 1 Guazuma ulmifolia Lamk, (a) daun dan bunga dan (b) buah. Sumber : www.acguanacaste.ac.id.

Berdasarkan analisis fitokimia Balai Penelitian Tanamam Rempah dan

Obat (Balitro), jati belanda mengandung triterpenoid, sterol, alkaloid, karoteniod,

flavonoid, tanin, karbohidrat dan saponin. Tanin banyak terkandung di bagian

daun dan mampu mengurangi penyerapan makanan dengan cara mengendapkan

protein yang ada dalam permukaan usus. Sementara itu, musilago yang berbentuk

lendir bersifat sebagai pelicin. Dengan adanya musilago, absorbsi makanan oleh

usus dapat dikurangi. Dalam perkembangannya, daun jati belanda juga banyak

(27)

2007). Menurut Rahardjo (2004), ekstrak etanol daun jati belanda dapat

menurunkan kadar kolesterol darah kelinci dengan cara menghambat aktivitas

enzim lipase pankreas yang berfungsi dalam proses penyerapan lemak yang

berasal dari makanan. Efek itu disebabkan senyawa alkaloid yang berstruktur

kimia mirip Orlistat penghambat aktivitas enzim lipase. Akibatnya, penyerapan

lemak oleh hati terhambat sehingga kadar kolesterol dalam darah menurun.

Jati belanda merupakan salah satu tanaman yang sudah banyak digunakan

sebagai bahan baku obat tradisional. Untuk mengetahui tingkat keamanan

konsumsinya maka dilakukan penelitian toksisitas akut dan subkronik pada tikus

putih dengan pemberian infus secara oral selama 1, 3 dan 6 bulan dengan dosis

100 kali dosis manusia. Hasil pemeriksaan mikroskopik menunjukkan perlakuan

tidak mempengaruhi organ hati, jantung, paru-paru, ginjal, limpa, usus dan

lambung. Dengan demikian jati belanda termasuk bahan yang tidak toksik

(Nuratmi et al., 2006).

Bangle (Zingiber purpureumRoxb.)

Bangle menurut laporan ITIS (Intergrated Taxonomic Information System,. 2008) merupakan ordo Zingiberales, family Zingiberaceae, genus

Zingiber dan spesies Zingiber purpureum Roxb. atau Zingiber cassumunar Roxb. Tanaman ini mempunyai bentuk batang yang tegak, berwarna hijau setinggi 1,5

hingga 2 meter. Daun bangle tunggal dengan pangkal tumpul, ujung runcing,

berbentuk lonjong, berbulu panjang, panjang daun 23-25 cm dan lebar 20-25 cm.

Bangle memiliki bentuk bunga bulat telur yang majemuk, keluar dari ujung

batang dan bentuknya seperti tandan (Hernani & Syukur, 2002). Akar rimpang

(rhizom) lebih muda dari jahe, isi berwarna kuning, pahit dan rasanya tidak enak

(Heyne, 1987). Daun dan rimpang bangle disajikan pada Gambar 2.

Hasil uji fitokimia rimpang bangle menunjukkan bahwa ekstrak air

(seduhan) dan etanol mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, triterpenoid dan

steroid. Ekstrak metanol mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, triterpenoid dan

steroid (Rudita, 2005). Senyawa flavonoid dan tanin yang terkandung dalam

rimpang bangle mempunyai sifat menurunkan aktivitas enzim lipase pakreas

(28)

melalui feses (Dyah dalamRiyanto, 2006). Menurut Dyah dalam Riyanto (2006), untuk mengurangi lemak dalam tubuh dapat dilakukan dengan dua metode.

Pertama, dengan mengaktifkan enzim lipase supaya lemak berlebih diubah

menjadi asam lemak atau gliserol. Cara kedua, sebaliknya dengan menghambat

aktivitas enzim lipase dari golongan lain sehingga penyerapan lemak terhambat.

Terdapat dua jenis lipase yang fungsinya berlawanan yaitu lipoprotein lipase atau

lipase pankreas yang berfungsi dalam proses lipogenesis dan lipase peka hormon

yang berfungsi dalam proses lipolisis (Ganong, 2002). Dari penelitian secara

invitro atau secara enzimatik, rimpang bangle mengandung senyawa yang berfungsi sebagai pengaktif dan penghambat kerja enzim lipase.

(a) (b)

Gambar 2 Zingiber purpureum Roxb. (a) daun dan (b) rimpang. Sumber: Medicaholistik.com (2008).

Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat sebagai

karminatif (peluruh kentut), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar (laksansia), obat cacing (antihelmentik), anti-inflamasi, antiseptik dan

lain-lain. Bahan kimia aktif yang terkandung dalam minyak hasil destilasi

rimpang bangle adalah sabinene (27-34%), g-terpinene (6-8%), a-terpinene

(4-5%), terpinene-4-ol (30-35%) dan (E)-1-(3,4-dimethoxyphenyl)butadiene

(DMPBD) (12-19%) (Chamratpan, 2005). Menurut Ozaki et al.(1991) pemberian ekstrak metanol per oral rimpang bangle menunjukan aktifitas anti-inflamasi dan

analgesik.

Lemak

Lemak seperti juga karbohidrat mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen

(29)

dibentuk dari kombinasi gliserol dan asam lemak, masing-masing unit gliserol

berikatan dengan tiga unit asam lemak untuk membentuk trigliserida (Beck,

1977). Lemak adalah campuran trigliserida dan trigliserida yang paling sederhana

adalah yang ketiga asam lemaknya sama. Namun demikian, kebanyakan

trigliserida mengandung dua atau tiga asam lemak yang berbeda dan dikenal

sebagai trigliserida majemuk. Lemak alami adalah campuran dari trigliserida

majemuk yang berbeda-beda (Gaman & Sherrington, 1981).

Penggunaan lemak dalam ransum akan memberikan keuntungan secara

ekonomis karena tingginya nilai kalori lemak dibandingkan bahan lain dalam

bobot yang sama sehingga dapat menghemat ransum. Setiap satu gram lemak

mengandung 38 KJ atau setara 9 kkal energi, yang nilanya dua kali lebih besar

dari energi yang dikandung oleh protein dan karbohidrat pada berat yang sama.

Pada keadaan ini lemak mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertambahan

bobot badan (Greenwood, 1992).

Tiga bentuk utama lemak yang terdapat dalam diet manusia dan mamalia

lainnya yaitu gliserida, terutama dalam bentuk trigliserida (triacylglycerol),

fosfolipid dan sterol terutama kolesterol. Trigliserida adalah bentuk lemak yang

paling efisien untuk menyimpan kalor untuk proses-proses yang membutuhkan

energi dalam tubuh. Bentuk lemak ini merupakan bentuk yang paling banyak

ditemukan dalam bahan makanan dan jaringan, terutama jaringan lemak (hampir

99% volume sel lemak terdiri dari trigliserida). Bentuk fosfolipid dan kolesterol

mempunyai fungsi pokok dalam pembentukan membran sel (Linder, 1992).

Pencernaan dan Penyerapan Lemak

Kebanyakan pencernaan lemak dimulai di duodenum dengan melibatkan

salah satu enzim terpenting yaitu lipase pankreas (Ganong, 2002). Menurut

Wildman dan Medeiros (2000), pelepasan lipase dari pankreas dikontrol oleh

hormon kolesistokinin yang diproduksi oleh sel mukosa intestin. Tidak hanya itu,

hormon kolesistokinin juga memfasilitasi pelepasan getah empedu dengan cara

merangsang kontraksi kantung empedu. Linder (1992) menambahkan bahwa

pemecahan lemak menjadi asam lemak, monogliserida, kolin dan lain sebagainya

(30)

lingkungan pH yang tinggi yang disebabkan oleh sekresi bikarbonat. Nilai pH

optimal agar enzim dapat bekerja aktif berkisar antara 3 hingga 6 (Mayes, 2003).

Hati dengan memproduksi garam empedu memegang peranan penting

dalam proses pencernaan lemak. Kantung empedu menyimpan getah empedu

yang diproduksi oleh hati dan akan berkontraksi untuk mengeluarkan getah

empedu secara cepat ke duodenum pada saat proses pencernaan melalui duktus

koledukus (Mayes, 2003). Tikus tidak mempunyai kantung empedu seperti pada

rodensia lainnya. Saluran empedu tiap lobus hati tikus akan berkumpul, kemudian

menyatu membentuk duktus koledukus, tetapi duktus koledukus tidak mampu

menampung getah empedu (Bivin et al. dalam Gultom, 2003).

Enzim lipase dari pakreas akan bercampur dengan getah empedu di dalam

duktus koledukus sebelum masuk ke duodenum (Mayes, 2003). Di dalam

duodenum, lipase yang telah diaktifkan oleh getah empedu akan mengkatalisis

reaksi hidrolisis ester kolesterol, ester vitamin yang larut dalam lemak, fosfolipid

dan trigliserida. Getah empedu akan mengemulsi lemak bekerjasama dengan

lesitin dan monogliserida. Bila konsentrasi getah empedu tinggi maka lipid dan

getah empedu berinteraksi spontan membentuk misel. Pembentukan misel

selanjutnya akan melarutkan lipid dan memungkinkan mekanisme transport ke

enterosit (sel epitel usus) (Ganong, 2002). Menurut Linder (1992) misel-misel

yang terbentuk bersifat stabil dan terdiri atas asam lemak rantai panjang,

monogliserida dan asam-asam empedu yang terdifusi ke permukaan enterosit dan

melepaskan materi untuk diserap.

Asam-asam lemak, monogliserida, fosfat kolesterol dan derifat lemak

lainnya yang terbentuk selama proses pencernaan diserap ke dalam mukosa

intestin (Linder, 1992). Nasib asam lemak dalam mukosa usus tergantung pada

ukurannya. Asam lemak yang jumlah atom karbonnya kurang dari 10-12, dari sel

mukosa langsung masuk ke darah porta dan akan ditransport sebagai asam lemak

bebas (tanpa esterifikasi). Asam lemak bebas yang masuk ke peredaran darah

melalui vena porta terikat pada albumin dan memungkinkan penggunaannya

secara langsung oleh jaringan sebagai sumber energi (Ganong, 2002).

Asam lemak yang jumlah atom karbonnya lebih dari 10-12 mengalami

(31)

itu, sebagian kolesterol yang diserap juga diesterifikasi. Trigliserida dan ester

kolesterol kemudian dilapisi oleh protein, kolesterol dan fosfolipid membentuk

kilomikron (Linder, 1992). Ganong (2002) menambahkan bahwa zat ini

kemudian masuk ke peredaran limfatik. Bagian terbesar dari lemak makanan

yang telah memasuki sistem limfatik secara perlahan masuk ke aliran darah

sebagai kilomikron melalui duktus thoracicus.

Trigliserida dan ester kolesterol dalam darah ditranspor di dalam suatu

fosfolipid, kolesterol dan membran protein yang disebut dengan lipoprotein.

Lipoprotein merupakan produk utama hepatosit dan enterosit. Komposisi

lipoprotein berbeda-beda tergantung pada tipe dan fungsi fisiologisnya (Wildman

dan Medeiros, 2000).

Kilomikron merupakan bagian atau anggota kelas lipoprotein yang ada

dalam plasma (Linder, 1992). Mayes (2003) menjelaskan terdapat berbagai

lipoprotein selain kilomikron yaitu lipoprotein dengan kepadatan (densitas) yang

sangat rendah (VLDL: Very Low Density Lipoprotein) yang berfungsi mengangkut trigliserida dari hati; Lipoprotein densitas rendah (LDL: Low Density Lipoprotein) yang merupakan lipoprotein kaya akan kolesterol dan terbentuk dari metabolisme VLDL dengan jalan menghilangkan trigliserida dan protein, dan

lipoprotein densitas tinggi (HDL: High Density Lipoprotein) yang merupakan lipoprotein kaya kolesterol dan terlibat dalam pengeluaran kolesterol dari

jaringan. Skema proses pencernaan, penyerapan dan disposisi lemak

diperlihatkan pada Gambar 3.

Gaman & Sherrington (1992) menyebutkan bahwa lemak diuraikan dalam

tubuh melalui proses oksidasi dan sejumlah energi dibebaskan. Kelebihan lemak

yang tidak segera digunakan untuk energi disimpan dalam jaringan adiposa dalam

bentuk trigliserida yang berfungsi sebagai cadangan energi, membantu mencegah

kehilangan panas yang berlebihan dalam tubuh atau menjaga agar suhu tubuh

tetap stabil. Trigliserida terbentuk melalui proses esterifikasi yang dikatalisis oleh

enzim lipoprotein lipase yang berada di dinding kapiler dari ikatan asam lemak

dengan gliserol (Ganong, 2002). Lemak juga disimpan dalam jaringan adiposa

(32)

Gambar 3 Skema perjalanan lemak melalui saluran pencernaan dan mekanisme kerja ramuan daun jati belanda dan rimpang bangle. TG: trigliserida; MG: monogliserida; PL: fosfolipid; kolesterol; E: ester kolesterol; CM: kilomikron; LPL: lipase lipoprotein; HSL: Hormone sensitive lipase; LCAT: Lecitin Cholesterol Acyl Transferase; BA: bile acid; FFA: free fatty acid; VLDL: very low density lipoprotein; LDL: low density lipoprotein; IDL: intermediet density lipoprotein;HMGCoA: 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA; (1) Pencernaan lemak makanan dan masuk ke mukosa intestin; (2) Distribusi melalui kilomikron; (3) Sisanya (remnant) masuk ke dalam hati; (4) Pengeluaran VLDL oleh hati (dan intestin); (5) Konversi menjadi LDL dan pengambilan kolesterol; (6) Fungsi HDL; (7) Kembalinya kolesterol ke dalam hati melalui HDL. Sumber : Linder (1992) dan Kristiani (2003).

9 gliserol

FFA

Inhibisi oleh jati belanda dan bangle

Aktivasi oleh jati belanda dan bangle

Inhibisi oleh jati belanda

(33)

yaitu lipoprotein lipase dan lipase peka hormon. Lipoprotein lipase terdapat pada

dinding kapiler yang berfungsi untuk menyediakan asam lemak dan gliserol yang

kemudian disusun menjadi trigliserida yang disimpan dalam sel lemak atau

jaringan adiposa. Enzim lipase yang kedua adalah lipase peka hormon, terletak

intrasel di jaringan adiposa yang berfungsi mengkatalisis pemecahan simpanan

trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Artinya kerja lipoprotein

lipase dan lipase peka hormon berlawanan. Lipoprotein lipase meningkat akibat

pemberian makan dan menurun akibat puasa dan stres, sebaliknya lipase peka

hormon meningkat akibat puasa dan stres tetapi menurun akibat pemberian makan

(Ganong, 2002).

Proses lipolisis diawali dari suatu proses hidrolisis trigliserida dengan

bantuan enzim lipase peka hormon yang terdapat dalam sel lemak. Penguraian

trigliserida menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak akan

berikatan dengan serum albumin dalam sirkulasi dan diangkut ke jaringan lain

dalam tubuh yang kemudian mengalami oksidasi (Wirahadikusumah, 1985).

Rusdiana (2004) menambahkan oksidasi sempurna asam lemak menghasilkan

energi sebesar 9 kkal/g. Gliserol yang terbentuk pada lipolisis mengalami

fosforilasi dan dioksidasi menjadi dihidroksiaseton fosfat yang selanjutnya

mengalami isomerasi menjadi gliseraldehida-3-fosfat. Gliseraldehida-3-fosfat

memungkinkan perubahan menjadi piruvat atau glukosa di hati untuk selajutnya

diproses menjadi energi (ATP) (Rusdiana, 2004).

Trigliserida dalam depot lemak

(34)

timbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh (Wahyu, 2006). Obesitas

biasanya berkembang akibat mengkonsumsi sejumlah energi yang melebihi

kebutuhan energi per hari atau akibat terlalu sedikit energi yang digunakan untuk

melakukan aktivitas. Energi hasil konsumsi disimpan dalam bentuk lemak dan

lemak ini hanya bisa berkurang apabila energi digunakan dalam jumlah yang lebih

besar dari yang dikonsumsi (Wiseman, 2002). Menurut Ganong (2002) obesitas

terjadi apabila terdapat kelebihan berat badan akibat lemak sebesar 20% pada pria

dan 25% pada wanita.

Obesitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor

genetik, disfungsi pada salah satu bagian otak, emosi, faktor lingkungan dan

proses perkembangan (Mu’tadin, 2002). Obesitas dimungkinkan dapat menurun

secara genetik karena banyak gen yang terlibat dalam proses pengeluaran dan

pemasukan energi. Penelitian terhadap gen obese pada tikus telah membuka

wawasan mengenai bidang ini. Gen obese memproduksi suatu protein yang

dikenal dengan nama leptin terutama di sel-sel lemak (adiposa) yang disekresikan

ke dalam darah. Leptin bekerja pada hipotalamus yang mengakibatkan

menurunnya nafsu makan dan meningkatnya penggunaan energi. Selain itu leptin

berfungsi sebagai suatu duta/massanger dari jaringan adiposa yang memberikan

informasi ke otak mengenai jumlah massa lemak (Wiseman, 2002). Pada

penderita obesitas kadar leptin dalam plasma meningkat karena banyaknya

timbunan lemak tetapi kemungkinan terdapat kegagalan pada transport leptin ke

otak sehingga penggunaan energi berkurang (Ganong, 2002).

Hipotalamus mempengaruhi tingkat konsumsi makanan yaitu pada

hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat makan)

dan hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan

(pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila

HL rusak atau hancur maka individu menolak untuk makan atau minum dan akan

mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum. Sedangkan bila kerusakan

terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus sehingga

(35)

yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang

tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak

dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak akan mengalami

masalah-masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan. Faktor emosi turut

berkontribusi menyebabkan kegemukan pada diri seseorang. Saat seseorang

merasa cemas, sedih, kecewa atau tertekan, biasanya akan cenderug

mengkonsumsi makanan lebih banyak untuk mengatasi perasaan-perasaan yang

tidak menyenangkan (Wahyu, 2006).

Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak,

bisa memiliki sel lemak hingga 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang

yang berat badannya normal (Anonimus, 2007). Menurut Linder (1992) jumlah

sel lemak ditentukan saat masa kanak-kanak dan overfeeding akan meningkatkan jumlahnya seperti diperlihatkan pada Tabel 1. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat

dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara

mengurangi jumlah volume lemak di dalam setiap sel. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Aoki et al. (2006), penggunaan licorice flavonoid oil (LFO) pada pakan kaya lemak selama 8 minggu dapat memperkecil volume sel lemak.

Tabel 1 Jumlah dan besar sel lemak pada individu normal dan obese(gemuk) Kondisi Berat sel (µg lipid/sel) Total sel (x 109)

Berat badan normal

Keterangan: *) penurunan berat badan 50 kg. Sumber : Linder, 1992.

Kriteria obesitas dapat ditentukan berdasarkan indeks massa tubuh (IMT).

Organisasi kesehatan dunia (WHO) membagi obesitas berdasarkan IMT yang

diperlihatkan pada Tabel 2. Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan cara

membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (meter) atau dapat

(36)

Tabel 2 Klasifikasi berat badan menurut WHO

Sumber : Wildman and Medeiros, 2000

Kegemukan dan obesitas diyakini berkaitan dengan berbagai penyakit

degeneratif seperti penyakit jantung kongestif (congestif heart failure), hipertensi,

kencing manis (diabetes melitus tipe 2) dan penyakit radang persendian

(osteoartritis). Beberapa pasien anak-anak yang menderita kegemukan dan

obesitas juga dilaporkan mengalami periode tidak bernafas waktu tidur (sleep

apnea) yang dapat menurunkan daya fikirnya dikemudian hari (Wahyu, 2006).

Hewan Coba

Tikus yang sudah banyak digunakan dalam penelitian di laboratorium

adalah tikus putih (Rattus sp) yang berasal dari Asia Tengah (Malole dan Pramono, 1989). Tikus digunakan sebagai hewan model karena mudah didapat

dan dipelihara, mempunyai ukuran yang pantas untuk dijadikan sebagai hewan

coba, mudah bereproduksi dalam kondisi laboratorium, serta mempunyai

karakteristik genetik yang terdefinisi dengan baik (Joniken et al., 1985). Jenis kelamin tikus dalam penelitian perlu dipertimbangkan (Betty, 2003). Pada

berbagai penelitian dapat digunakan tikus jantan dari galur tertentu. Penggunaan

tikus jantan dimaksudkan untuk menghindari adanya pengaruh hormonal terhadap

hewan coba yang digunakan, misalnya hormon estrogen. Grundy (1991) dalam

Nurhidayati (2005) menambahkan bahwa hormon estrogen berpengaruh terhadap

(37)

panjang dari badannya; galur Wistarditandai dengan kepala besar dan ekor lebih pendek; galur Long-Evans berwarna hitam di kepala dan tubuh bagian depan (Malole dan Pramono, 1989).

Galur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sprague-Dawley yang berjenis kelamin jantan dewasa. Galur ini mempunyai pertumbuhan yang cepat

ditandai dengan pencapaian bobot badan hingga 300 g pada jantan dan 200 g pada

betina umur 12 minggu (Weihe, 1989).

Pakan tikus diberikan secara ad libitum dan tikus akan mengatur pola makannya untuk menjaga keseimbangan energi (Pahlavani et al. dalam Simanullang, 1999). Menurut Malole dan Pramono (1989), konsumsi pakan tikus

secara normal rata-rata 10 g per 100 g berat badan dan minum 10-12 ml per 100 g

berat badan, sedangkan menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1988) seekor tikus

dewasa membutuhkan 12-20 g pakan dan minum 20-45 ml. Tingkat konsumsi

pakan dipengaruhi oleh temperatur kandang, kelembaban, kesehatan dan kualitas

pakan. Kualitas pakan tikus merupakan faktor penting yang mempengaruhi

kemampuan tikus mencapai potensi genetik untuk tumbuh, berbiak, hidup lama

atau bereaksi terhadap obat. Pakan tikus secara normal sebaiknya mengandung

kadar lemak 5%, pati 45-50%, protein 20-25% (tetapi hanya 12% jika protein

tersebut mengandung asam amino esensial dalam jumlah dan konsentrasi yang

(38)

Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2007 hingga bulan April 2008 di

Bagian Farmakologi dan Toksikologi Departemen Anatomi, Fisiologi dan

Farmakologi, Bagian Patologi Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi, serta

kandang Ladang Terpadu Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan 1. Hewan Coba

Hewan coba yang digunakan dalam percobaan ini adalah tikus putih jantan

dewasa yang berumur diatas 56 hari atau yang memiliki bobot badan diatas 236 g,

galur Sprague Dawley sebanyak 40 ekor yang dibagi kedalam empat kelompok percobaan, masing-masing 10 ekor.

2.Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ramuan ekstrak daun

jati belanda dan rimpang bangle, bahan pakan yang terdiri dari pakan ayam broiler

yang berbentuk serbuk dengan kandungan protein 21.0-23.0 %, lemak minimal

5%, serat maksimal 5%, abu maksimal 7%, kalsium minimal 0.9%, phosphor

minimal 0.6% dan kandungan air maksimal 13%; lemak sapi yang dilelehkan;

CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) atau biasa dikenal dengan tepung kanji; dan minyak kedelai. Semua bahan dicampur dan dibentuk menjadi pelet. Air minum

yang diberikan adalah air bersih yang diganti setiap hari. Selain itu chloroform

yang diperlukan untuk anastetik perinhalasi ketika menidurkan tikus sebelum

dinekropsi, dan Buffer Normal Formalin (BNF) 10% untuk mengawetkan lemak organ.

Alat-alat yang digunakan terdiri dari timbangan Triple Beam Balance

(skala 0.1 g), tempat pakan, botol air minum, kandang individu yang terbuat dari

plastik dengan ukuran 60 x 40 x 15 cm, tutup kandang berupa kawat bercelah,

sonde lambung, alat bedah untuk nekropsi, kantong plastik dan alat bantu dalam

(39)

Metode Penelitian 1. Pembuatan Pakan

a. Pakan normal

Pakan normal diformulasikan dari campuran 90% pakan ayam broiler yang

berbentuk serbuk dan 10% CMC. CMC dicairkan dengan menggunakan air panas

kemudian dicampurkan kedalam pakan ayam broiler dan dicetak menjadi pelet

dengan spoit bekas, kemudian dikeringkan di dalam oven.

b.Pakan kaya lemak

Pakan kaya lemak disusun dengan mencampurkan bahan-bahan sebagai

berikut: pakan ayam broiler, lemak sapi yang dilelehkan untuk mendapatkan kadar

lemak 100%, CMC cair dan minyak kedelai. Semua bahan dicampur dengan

persentase tertentu untuk mendapatkan pakan dengan kadar lemak maksimal 25 %

dan dibentuk menjadi pelet. Kadar lemak masing-masing bahan yaitu lemak sapi

100% (Anggorodi, 1985), konsentrat 5% (tercantum dalam kemasan), minyak

kedelai 7% (tercantum dalam kemasan), dan CMC (tepung kanji) 1.3%

(Anggorodi, 1985). Persentase bahan dalam 1 kg pakan yang mengandung

maksimal 25% lemak disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Komposisi dan persentase bahan pakan

Bahan Persentase dalam

Lemak sapi 21.0 210 100.0 21.000 Minyak kedelai 1.5 15 7.0 0.105

CMC 1.0 10 1,3 0.013

(40)

dilakukan selama empat minggu. Tikus dibagi dalam empat kelompok yang

masing-masing kelompok terdiri atas 10 ekor. Kelompok pertama diberi pakan

normal (kontrol negatif), sedangkan ketiga kelompok lainnya diberi pakan kaya

lemak. Masing-masing hewan diberi makan 20-25 g/hari dan minum sebanyak

100-150 ml/hari yang diganti setiap harinya. Penimbangan berat badan dilakukan

seminggu sekali selama 4 minggu.

4. Uji Dosis

Pada penelitian ini, keempat kelompok tikus diberi perlakuan yang

berbeda selama empat minggu yaitu:

1. Kelompok kontrol negatif yang diberi pakan normal dengan kandungan

lemak rendah dan dicekok dengan aquades (KPN).

2. Kelompok kontrol positif yang diberi pakan kaya lemak dengan kandungan

lemak 25% dan dicekok aquades (KPL).

3. Kelompok uji dosis rendah yang diberi pakan kaya lemak dengan kandungan

lemak 25% dan dicekok ramuan ekstrak daun jati belanda dan rimpang

bangle dosis 302.4mg/200 g BB (BL I).

4. Kelompok uji dosis tinggi yang diberi pakan kaya lemak dengan kandungan

lemak 25% dan dicekok ramuan ekstrak daun jati belanda dan rimpang

bangle dosis 604.8mg/200 g BB (BL II).

Perbandingan campuran ekstrak alkohol daun jati belanda dan rimpang

bangle tidak dapat dicantumkan dalam tulisan ini karena formula tersebut akan

dipatenkan.

Dosis BL I diperoleh dari rumus:

D =

50 70

X a mg X 0,018 X MR (/200g BB)

Keterangan:

: perbandingan bobot manusia pada penyetaarn dosis Laurence dan Bacharah (1964) dan manusia normal.

amg : dosis yang diberikan untuk manusia.

0,018 : penyetaraan dosis pada tikus (Laurence dan Bacharah, 1964). MR : perbandingan laju metabolisme tikus terhadap manusia (laju

metabolisme tikus 4x laju metabolisme manusia).

(41)

Campuran ekstrak jati belanda dan bangle diberikan 2 kali sehari secara peroral

menggunakan sonde lambung.

Pengambilan dan Pemeriksaan Jaringan Lemak Post Mortem

Pada akhir penelitian hewan coba dieuthanasi menggunakan chloroform

(CCl4) over dosis, kemudian dinekropsi untuk pengambilan jaringan lemak ginjal,

testis dan omentum. Lemak ditimbang kemudian difiksasi dalam cairan Buffer Normal Formalin (BNF) 10%. Lemak dibuat sediaan histopatologi dan diwarnai dengan pewarnaan HE (Hematoksilin Eosin). Prosedur pembuatan sediaan

histopatologi lemak disajikan pada lampiran 12.

Analisis Statistik

Data prosentase pertambahan bobot badan dan prosentase bobot jaringan

lemak diolah menggunakan ANOVA pada sistem SPSS 13 dan bila dalam analisis berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan. Uji Barlett dilakukan terlebih

dahulu untuk memengetahui homogenitas varian. Prosentase bobot jaringan lemak

diperoleh dengan membandingkan bobot lemak (g) terhadap bobot badan (g)

(42)

Pertambahan Bobot Badan

Pada periode penggemukan, persentase pertambahan bobot badan

kelompok yang diberi pakan kaya lemak lebih besar dan berbeda nyata (p≤0,05)

dibandingkan kelompok yang hanya mengkonsumsi pakan normal (KPN). Hal ini

membuktikan bahwa konsumsi lemak tinggi dapat meningkatkan bobot badan.

Sebaliknya pada periode uji dosis, persentase pertambahan bobot badan lebih

rendah dan tidak berbeda nyata (p>0,05) dibandingkan kelompok yang

mengkonsumsi kaya lemak (KPL). Persentase pertambahan bobot badan

kelompok uji dosis rendah (BL I) cenderung lebih kecil dibandingkan kelompok

uji dosis tinggi (BL II). Rata-rata persentase pertambahan bobot badan selama

penelitian disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Rata-rata persentase pertambahan bobot badan tikus pada periode penggemukan dan periode uji dosis ramuan ekstrak daun jati belanda dan rimpang bangle

Keterangan :

 KPN: kontrol pakan normal; KPL: kontrol pakan lemak 25%; BL I: uji dosis rendah ekstrak alkohol daun jati belanda dan rimpang bangle; BL II: uji dosis tinggi ekstrak alkohol daun jati belanda dan rimpang bangle.

 Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05).

Pada periode penggemukan seperti dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar

5, seluruh tikus menunjukkan persentase pertambahan bobot badan. Kelompok BL

II memperoleh persentase pertambahan bobot badan yang paling tinggi dan

berbeda nyata (p≤0,05), diikuti kelompok KPL yang juga berbeda nyata (p≤0,05)

dibandingkan kelompok KPN sedangkan kelompok BL I tidak berbeda nyata

(p>0,05) dibandingkan kelompok kontrol negatif (KPN),

Peningkatan bobot badan dapat disebabkan oleh konsumsi pakan yang

tinggi lemak sehingga menghasilkan jumlah energi yang lebih besar dibandingkan

pakan normal. Menurut Ganong (2002) satu gram lemak menghasilkan energi

Periode Pertambahan bobot badan (%)

(43)

perbedaan yang nyata antara kelompok BL I dan KPN diduga adanya kekurangan

pada individu kelompok tersebut dalam hal efisiensi kecernaan pakan. Pada

penelitian ini tidak dilakukan penghitungan konsumsi pakan harian dan persentase

hasil metabolisme yang dibuang melalui feses sehingga hal tersebut tidak dapat

dibuktikan.

Gambar 5 Rata-rata pertambahan bobot badan tikus pada periode penggemukan. KPN : kontrol pakan normal, KPL : kontrol pakan lemak 25%, BL I : uji dosis rendah ekstrak alkohol daun jati belanda dan rimpang bangle, BL II : uji dosis tinggi ekstrak alkohol daun jati belanda dan rimpang bangle.

Menurut Linder (1992), banyaknya energi yang dikonsumsi dapat

menyebabkan peningkatan bobot badan dan kelebihan energi akan disimpan

dalam bentuk lemak. Banyak hal yang mempengaruhi jumlah energi yang

dihasilkan, termasuk jenis yang dikonsumsi dan lamanya mengkonsumsi jenis

pakan tersebut. Pakan dengan kandungan lemak tinggi menghasilkan jumlah

energi yang lebih besar dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk beraktivitas.

Kelebihan energi tersebut disimpan dalam bentuk jaringan lemak, baik lemak

perifer maupun lemak pembungkus organ.

Pada uji dosis ramuan ekstrak daun jati belanda dan rimpang bangle

selama empat minggu diperoleh persentase pertambahan bobot badan yang lebih

rendah dibandingkan pada proses penggemukan (Tabel 4 dan Gambar 6).

Penurunan persentase pertambahan bobot badan terdapat pada semua kelompok,

tidak hanya pada kelompok uji, hal ini diduga disebabkan oleh stres pada saat a

ab

(44)

Glukokortikoid disintesis dari kolesterol, sehingga kolesterol yang terbentuk dari

pemecahan lemak dalam pakan sebagian digunakan untuk pembentukan

glukokortikoid. Selain itu stres meningkatkan aktivitas lipase peka hormon

sehingga proses lipolisis dari jaringan adiposa dapat terjadi (Ganong, 2002).

Perbandingan persentase pertambahan bobot badan disajikan pula dalam bentuk

histogram pada Gambar 6.

Gambar 6 Rata-rata pertambahan bobot badan tikus pada periode uji dosis. KPN : kontrol pakan normal, KPL : kontrol pakan lemak 25%, BL I : uji dosis rendah ekstrak alkohol daun jati belanda dan rimpang bangle, BL II : uji dosis tinggi ekstrak alkohol daun jati belanda dan rimpang bangle.

Menurut Rahardjo (2004), terhambatnya pertambahan bobot badan

disebabkan oleh efek alkaloid daun jati belanda dan rimpang bangle yang

berstruktur kimia mirip orlistat yaitu penghambat aktivitas lipase pankreas.

Akibatnya, penyerapan asam lemak di mukosa usus terhambat. Namun, pada

rimpang bangle terdapat senyawa aktif lainnya yaitu flavonoid yang cara kerjanya

berlawanan dengan alkaloid yaitu dengan cara meningkatkan aktivitas enzim

lipase (Darusman, 2001). Dari penelitian Darusman (2001) diperoleh hasil bahwa

senyawa flavonoid yang terkandung pada tanaman rimpang bangle dapat

meningkatkan aktivitas enzim lipase secara invitro.

Peningkatan dosis ramuan ekstrak daun jati belanda dan rimpang bangle

tidak mempengaruhi penurunan persentase pertambahan bobot badan tikus. Dari

hasil percobaan terlihat bahwa pemberian ramuan ekstrak daun jati belanda dan a

a

a

(45)

tinggi (604,8 mg/200g BB). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh senyawa

flavonoid pada rimpang bangle berfungsi meningkatkan aktivitas enzim

lipoprotein lipase. Enzim lipoprotein lipase yang terdapat di dinding kapiler

berperan dalam proses pembentukan jaringan lemak. Menurut Dyah dalam

Riyanto (2006), senyawa dominan yang terkandung dalam ekstrak rimpang bangle

adalah flavonoid dan tanin. Dengan demikian apabila dosis ekstrak ditingkatkan

maka akan semakin besar pula pengaruh senyawa flavonoid terhadap bobot badan

tikus, sedangkan senyawa alkaloid yang berfungsi menghambat aktivitas enzim

lipase pankreas tidak terlalu meningkat dibandingkan peningkatan senyawa

flavonoid.

Tidak tersarinya lendir daun jati belanda kemungkinan menjadi penyebab

lain kurang bermaknanya efek penghambatan pertambahan bobot badan. Lendir

yang terkandung pada daun jati belanda berfungsi sebagai pelicin sehingga dapat

mengurangi absorbsi makanan (Rahardjo, 2004). Lendir daun jati belanda tidak

terlarut dalam ekstrak alkohol melainkan larut dalam air. Apabila konsentrasi

pelarut alkohol diturunkan atau pelarut yang digunakan adalah pelarut air maka

lendir dan senyawa aktif lainnya dapat terlarutkan, sehingga pertambahan bobot

badan dapat ditekan (Pramono et al., 2005). Hasil penelitian Pramono et al.

(2005) menunjukkan bahwa pemberian lendir daun jati belanda peroral dapat

menghambat kenaikan bobot badan tikus.

Selain itu singkatnya waktu perlakuan juga mempengaruhi hasil penelitian.

Diduga aktivitas penghambatan oleh enzim lipase belum bekerja maksimal dalam

waktu singkat sehingga belum bekerja dalam menghambat pertambahan bobot

badan (Pramono et al., 2005).

Bobot Lemak

Jaringan lemak viseral adalah organ yang dapat melepaskan berbagai

protein yang bekerja seperti sistem endokrin, parakrin dan autokrin yang ekspresi

dan sekresinya akan meningkat pada obesitas. Pada penderita obesitas terjadi

(46)

dibandingkan jaringan lemak subkutan (Budhiarta, 2006). Oleh sebab itu pada

penelitian ini diambil jaringan lemak ginjal, testis dan omentum sebagai jaringan

lemak yang dapat mewakili jaringan lemak yang terdapat di ruang abdomen.

Hasil pengukuran bobot jaringan lemak organ ginjal, testis, dan omentum

serta total keseluruhan bobot lemak organ disajikan pada Tabel 5. Hampir seluruh

kelompok yang diberi pakan lemak tinggi memiliki bobot lemak ginjal, testis

maupun omentum lebih besar dan berbeda nyata (p≤0,05) dibandingkan kelompok

yang diberi pakan normal. Kelompok BL I dan BL II yang diberi ekstrak alkohol

daun jati belanda dan rimpang bangle dosis rendah maupun tinggi memiliki bobot

jaringan lemak ginjal, testis maupun omentum yang tidak berbeda nyata (p>0,05)

dibandingkan kelompok KPL. Dengan demikian pemberian ekstrak alkohol daun

jati belanda dan rimpang bangle tidak berpengaruh terhadap bobot lemak organ.

Tabel 5 Rata-rata persentase bobot jaringan lemak organ terhadap bobot badan setelah 8 minggu perlakuan

Kelompok Lokasi Lemak

Ginjal (%) Testis (%) Omentum (%) Rata-rata ( %)

KPN 0,672 ± 0,377a 0,788 ± 0,357a 0,851 ± 0,266a 0,711 ± 0,315a alkohol daun jati belanda dan rimpang bangle; BL II: uji dosis tinggi ekstrak alkohol daun jati belanda dan rimpang bangle.

 Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05).

Hal ini kemungkinan disebabkan waktu perlakuan yang singkat sehingga

timbunan lemak yang terbentuk selama proses penggemukan belum dapat

diuraikan menjadi asam lemak dan gliserol. Menurut Dyah dalam Riyanto (2006), reaksi ekstrak rimpang bangle relatif kurang cepat dibandingkan senyawa

kimia lain dalam menurunkan berat badan, tetapi rimpang bangle memiliki efek

(47)

pakan kaya lemak lebih besar dibandingkan kelompok kontrol negatif. Kelompok

yang dicekok ekstrak alkohol daun jati belanda dan rimpang bangle dosis rendah

(BL I) dan dosis tinggi (BL II) memiliki ukuran sel lemak yang lebih kecil

dibandingkan kelompok kontrol positif. Hal ini menjelaskan bahwa diameter sel

lemak dapat membesar dan mengecil akibat pengaruh pakan.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 7 Gambaran histologi jaringan lemak omentum. a. Kelompok:pakan normal (KPN), b. Kelompok pakan lemak 25 % (KPL), c. Kelompok uji dosis rendah ekstrak alkohol daun jati belanda dan rimpang bangle (BL I), d. Kelompok uji dosis tinggi ramuan ekstrak daun jati belanda dan rimpang bangle (BL II).

Sel lemak (adiposit) merupakan tempat penyimpanan cadangan energi

berupa trigliserida. Proses metabolisme yang terdiri atas proses esterifikasi dan

lipolisis terjadi di dalam jaringan adiposa. Resultan kedua proses ini menentukan

2µm 2µm

(48)

dominan maka depot asam lemak akan membesar (Mayes, 2003). Pada proses

lipolisis enzim lipase mengubah timbunan lemak yang berlebih menjadi asam

lemak atau gliserol. Menurut Ganong (2002) terdapat suatu lipase intrasel

jaringan adiposa yaitu lipase peka hormon yang berfungsi sebagai katalisator

hidrolisis lemak dari jaringan adiposa. Peluruhan lemak berkaitan dengan

aktivitas hidrolitik enzim. Enzim yang dapat menghidrolisis lemak adalah

golongan lipase yang mengkatalisis proses hidrolisis ikatan ester yang disebut

hidrolase ester gliserol (Darusman, 2001).

Konsumsi energi diawal kehidupan (sebelum dewasa kelamin) akan

menentukan jumlah sel lemak setelah dewasa. Jumlah sel lemak setelah dewasa

akan tetap sama dengan jumlah sel sebelum dewasa kelamin yaitu pada saat

kapasitas jaringan lemak untuk berproliferasi menurun. Menurunkan bobot badan

secara drastis tidak menyebabkan penurunan jumlah sel lemak namun mengurangi

ukuran sel lemak. Peningkatan bobot badan lebih cepat terjadi pada individu yang

sudah pernah mengalami penurunan massa sel lemak dibandingkan individu yang

(49)

Kesimpulan

1. Persentase pertambahan bobot badan tikus yang mengkonsumsi pakan tinggi

lemak lebih besar dan berbeda nyata dibandingkan yang hanya mengkonsumsi

pakan normal

2. Ekstrak campuran daun jati belanda dan rimpang bangle dosis rendah

(302,4mg/200g BB/hari) cenderung lebih efektif dalam mencegah

pertambahan bobot badan dibandingkan dosis tinggi (604,8mg/200g BB/hari)

3. Pemberian ekstrak daun jati belanda dan rimpang bangle tidak berpengaruh

terhadap penurunan bobot jaringan lemak ginjal, testis dan omentum, namun

berpengaruh terhadap penurunan ukuran sel lemak.

Saran

1. Penelitian ini sebaiknya dilanjutkan dengan jangka waktu penelitian yang

lebih lama agar pengaruh ekstrak terhadap bobot badan dan bobot lemak lebih

jelas

2. Diperlukan data pendukung seperti kadar kolesterol, kadar lipase, insulin,

infiltrasi sel lemak ke dalam hati dan gambaran histologi pankreas untuk

memperkuat kesimpulan

3. Perlu digunakan jaringan potong beku dan pewarna khusus lemak seperti

sudan black atau oil red dalam pengamatan histologi jaringan lemak agar sel

lemak yang mengalami lipolisis terlihat jelas

4. Sebaiknya dilakukan juga penelitian terhadap hewan coba yang digemukkan

(50)

Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Unggas: Kemajuan Mutakhir. Jakarta: UI Press

Anonimus. 2007. Penyebab Obesitas. http://www.id.wikipedia.org./wiki/obesitas [11 Februari 2008]

Aoki, F. et al. 2006. Suppression by Licorice Flavonoid of Abdominal Fat Accumulation and Body Weight Gain in High-Fat Diet-Induced Obese C57BL/6J Mice. J.Biosci. Biotechnol. Biochem., 71 (1),206-214.2007

Beck, ME. 1977. Nutrition and Dietetics for Nurse. Ed. 5th. Edinburgh London and New York: Churchil Livingstone

Budhiarta, AAG. 2006. Peran Penurunan Berat Badan terhadap Kadar

Plasminogen Activator 1 pada Obesitas Abdominal. J. Peny. Dalam 7(3),161-169.2006

Chamratpan, S., Homchuen S. 2005. Plai. Ethnobotany in Upper Northeastern Thailand. http://www.whitelotusaromatics.com/White Lotus Aromatics [20 Mei 2008]

Darusman, LK., Eti R., Sulistiyani. 2001. Kajian Senyawa Golongan Flavonoid Asal Tanaman Rimpang bangle sebagai Senyawa Peluruh Lemak melalui Aktivitas Lipase. [Laporan Penelitian]. Pusat Studi Biofarmaka Lembaga Penelitian IPB. Bogor

Gaman, PM., Sherrington KB. 1992. Ilmu Pangan Pengantar, Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Murdijati et al (penerjemah) dari The Science of Food, An Introduction to Food Science, Nutrition and Microbilogy. Ed. 2th. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Ganong,WF. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Ahli bahasa: Brahm U Pendit

et el. Editor edisi bahasa Indonesia H.M Djauhari Widjajakusumah. Edisi ke-20.Jakarta: EGC

Greenwood, JK. 1992. The IBD Nutrition Book. New York, Chicester, Toronto, Singapore: John Wiley & sons. Inc

Gultom, AM. 2003. Penambahan Tepung Kunyit (Curcuma domestica) dalam Ransum untuk Meningkatkan Bobot Badan Tikus Putih (Rattus novergucus). [skripsi]. Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan IPB. Bogor: IPB Press

(51)

Linder, MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Penerjemah: Aminuddin Parakkasi. Jakarta: UI Press

Malole, MBM., SU Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di Laboratorium. Institut Pertanian Bogor: Pusat Antar Universitas

Marinetti, GV. 1990. Disorders of Lipid Metabolism. New York and London: Plenum Press

Mayes PA., Robert KM., Daryl KG. and Victor VW. 2003. Biokimia Harper.Alih bahasa oleh Andry Hartono. Edisi ke-25. Jakarta EGC

Merdikoputro, D. 2006. Mampu Menurunkan 100 Kg. http://www.suaramerdeka. com. [03 agustus 2008]

Mu’tadin, Z. 2002. Obesitas dan Faktor Penyebab.

http://www.epsikologi.com/130502htm. [11 Februari 2008]

Nuratmi, B., Adjirni, B. Wahyudi. 2006. Penelitian Toksisitas Akut dan Subkronik Daun Daun jati belanda Pada Hewan Percobaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Nuratmi, B., Dian S., Lucie W. 2005. Uji Khasiat Seduhan Rimpang Rimpang bangle (Zingber purpureum Roxb.) sebagai Laksansia pada Tikus Putih.

Media Litbang Kesehatan vol XV no. 3. Jakarta

Nurcahyo. 2007. Musuh Kolesterol dari Amazon. Majalah Trubus.Januari 2007 Nurhidayati. 2005. Potensi Serat Selulosa Mikrob sebagai Penurun Kolesterol

darah pada Tikus Putih Galur Wistar. [skripsi]. Jurusan Kimia Fakultas MIPA IPB. Bogor: IPB Press

Ozaki, Y., Kawahara N., and Harada M. 1991. Anti-inflamatory Effect of

Zingiber cassumunar Roxb. and its Active Principles. Chem.Pharm. Bull

(Tokyo). 39(9):2353-6. Sep 1991

Pramono, S., Setyo SR., Ngatijan. 2005 Influence of Etanol Extract of Daun jati belanda Leaves (Guazuma ulmifolia Lamk.) On Lipase Enzym Activity of Rattus norvegicus Serum. [Majalah Inovasi] Vol.4/XVII/Agustus 2005

(52)

Riyanto, S. 2006. Dengan Rimpang bangle: Sayonara Lemak. http://www.kalbe.co.id [2 Juli 2008]

Rudita, RA. 2005. Pengaruh Beberapa Ekstrak Rimpang Rimpang bangle terhadap Aktivitas Enzim Kolesterol Oksidase secara in-vitro. [skripsi]. Departemen Kimia. Fakultas MIPA IPB. Bogor: IPB Press

Rusdiana. 2004. Metabolisme Asam Lemak. http://www.libraryusu.ac.id . [17 Agustus 2008]

Smith, JB., Mangkoewidjojo, S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Derah Tropis.Jakarta: UI Press

Syukur, C., Hernani. 2002. Budi Daya Tanaman Obat Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya

Wahyu, GG. 2006. Kegemukan dan Obesitas. http://www.ukhuwah.or.id [11 Februari 2008]

Widowati, L. 2006. Jadi Langsing Tanpa Pusing. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat Tradisional, Departemen Kesehatan RI

Wildman, REC. and Medeiros DM. 2000. Advance Human Nutrition. Boca Raton, London, New York, Washington, D.C: CRC Press

Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbihdrat, dan Lipid. Bandung: ITB Press

(53)
(54)
(55)

(a) tikus 1

(b) tikus 2

(c) tikus 3

2µm

2µm

(56)

(a) tikus 1

(b) tikus 2

(c) tikus 3

2µm

2µm

(57)

(a) tikus 1

(b) tikus 2

(c) tikus 3

2µm

(58)

(a) tikus 1

(b) tikus 2

(c) tikus 3

2µm

2µm

2µm

(59)

Descriptives

KPN 7 21.8124 4.80091 1.81457 17.3723 26.2525 16.20 31.35

KPL 8 28.0669 7.10378 2.51156 22.1280 34.0058 19.84 38.72

BL I 9 25.0476 6.88622 2.29541 19.7543 30.3408 17.30 39.05 BL II 9 32.3217 6.65151 2.21717 27.2089 37.4345 22.10 41.05

Total 33 27.0771 7.31290 1.27301 24.4841 29.6702 16.20 41.05

ANOVA

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 486.475 3 162.158 3.839 .020

Within Groups 1224.838 29 42.236

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.162.

Gambar

Gambar 1 Guazuma ulmifolia Lamk, (a) daun dan bunga dan (b) buah. Sumber : www.acguanacaste.ac.id.
Gambar 2 Zingiber purpureum Roxb. (a) daun dan (b) rimpang. Sumber:
Gambar 3 Skema perjalanan lemak melalui saluran pencernaan dan mekanisme kerja ramuan daun jati belanda dan rimpang bangle
Gambar 4 Proses lipolisis. Sumber: Rusdiana, 2004.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Zona yang berkembang utamanya pada lapilli tuff ini dapat memiliki nilai resistivitas dan chargeabilitas tinggi karena dimungkinkan larutan hidrotermal berinteraksi

Asimilasi merupakan hak bagi narapidana untuk memperoleh pembinaan berdasarkan pasal 14 huruf (j) UU No.12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, mengingat tidak semua

Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya hubungan antara penyuluhan kesehatan tentang penegahan diare pada balita dengan sikap ibu dalam pencegahan diare.. Persamaan

serta dibuatkanya rekayasa lalu lintas agar simpang empat Kertosono tidak menjadi terminal bayangan sehingga Terminal Kertosono dapat bermanfaat sesuai dengan

Dalampenelitianiniterdapatlebihbanyakbalitapenderitapneumoniadenganstatus imunisasi DPT lengkap daripada yang tidak lengkap, hal itu menunjukkan bahwa kejadian pneumonia

1. Ini merupakan kemajuan walaupun belum maksimal. Kemajuan tersebut masih jauh dari target yang ditentukan yaitu 75% siswa aktivitasnya tergolong dalam kategori baik. Dari

22 ini tepat untuk digunakan dalam penelitian karena dapat dengan mudah untuk menampilkan informasi khusus yang hanya diberikan untuk pelanggan yang berada pada area. Pada

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi