• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis loyalitas konsumen terhadap rokok kretek di kecamatan Bogor Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis loyalitas konsumen terhadap rokok kretek di kecamatan Bogor Barat"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP

ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT

Oleh :

Muser Hijrah Fery Andi A.14102695

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

MUSER HIJRAH FERY ANDI. [ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT]. (Di bawah bimbingan DWI RACHMINA).

Berdasarkan data dari Gabungan Pengusaha Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI), jumlah konsumsi rokok di Indonesia baik kretek maupun putih dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Peningkatan konsumsi rokok tersebut mendorong bermunculannya perusahaan baru yang masuk ke dalam industri rokok. Munculnya perusahaan baru yang masuk dalam industri rokok dengan mengeluarkan merek baru menyebabkan konsumen dihadapkan pada beberapa pilihan merek. Adanya pilihan beberapa merek tersebut, memicu perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta berusaha menarik perhatian konsumen lain. Dari realita itu, maka sangat substansial ditelaah atribut-atribut yang mempengaruhi loyalitas konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis penilaian konsumen terhadap atribut-atribut rokok kretek (2) Menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap rokok kretek (3) Menganalisis tingkat loyalitas konsumen rokok kretek.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bogor Barat secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kecamatan Bogor Barat memiliki jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Multi Stage Sampling, sampel diambil secara sengaja dan proporsional dengan jumlah total sampel adalah 60. Data yang digunakan terdiri dari data primer yang dikumpulkan dari wawancara dengan responden dan data sekunder dari instansi terkait. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, model Fishbein danImportance Performance Analysis (IPA).

Karakteristik responden lokasi terpilih di dominasi oleh konsumen yang berumur antara 15 – 24 tahun (33 persen), tingkat pendidikan terakhir adalah SMA (67 persen), berprofesi sebagai karyawan swasta (40 persen) dengan tingkat pendapatan berkisar antara Rp 500.000 - < Rp 1.500.000 per bulan (50 persen) dan merek rokok kretek yang paling banyak dikonsumsi secara berurutan adalahGudang Garam Filter (45 persen), Sampoerna Mild (30 persen) dan Djarum Super (25 persen).

(3)

banyaknya responden yang masuk dalam kriteria Clients, yaitu konsumen yang membeli produk secara rutin dan teratur. Sedangkan yang masuk dalam kriteria Repeat Customer danAdvocatespersentasenya lebih kecil.

(4)

Nama : Muser Hijrah Fery Andi NRP : A14102695

Program Studi : Manajemen Agribisnis

Judul : Analisis Loyalitas Konsumen Terhadap Rokok Kretek di Kecamatan Bogor Barat

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir.Hj. Dwi Rachmina, MSi NIP. 131 918 503

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698

(5)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh :

MUSER HIJRAH FERY ANDI A14102695

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT BENAR-BENAR MERUPAKAN KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Bogor, Desember 2006

MUSER HIJRAH FERY ANDI

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 10 Februari 1981 dari

pasangan Muhammad Seni Ranji S.Ip dan Hartati Hasan Basri. Penulis

merupakan putra sulung dari tiga bersaudara.

Tahun 1993 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 01

Kayuagung. Setelah itu, penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama di SLTPN 01 Kayuagung dan lulus pada tahun 1996. SMUN 03

Kayuagung merupakan pilihan penulis untuk melanjutkan jenjang Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama melalui

jalur USMI penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program

Inventarisasi dan Pengelolaan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian. Pada Bulan

Mei tahun 2003, penulis melanjutkan jenjang sarjana di Program Ekstensi

Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2006

MUSER HIJRAH FERY ANDI

(8)

KATA PENGANTAR

Saya panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya

skripsi ini. Skripsi ini berjudul Analisis Loyalitas Konsumen Terhadap Rokok

Kretek di Kecamatan Bogor Barat dan disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis terhadap pelanggan rokok

kretek. Salah satu tujuannya adalah mengevaluasi kinerja dan kepentingan

masing-masing atribut yang ditanyakan pada responden. Dengan demikian, akan

dapat diketahui atribut-atribut apa saja yang dinilai penting oleh pelanggan serta

bagaimana kinerja perusahaan terhadap atribut-atribut tersebut.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, saran yang bersifat konstruktif sangat saya harapkan demi perbaikan skripsi

ini. Semoga apa yang telah saya teliti dapat berguna bagi saya dan masukan untuk

teman-teman lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

Bogor, Desember 2006

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul Analisis Loyalitas Konsumen Terhadap Rokok Kretek di Kecamatan

Bogor Barat.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini :

1. Ir. Hj. Dwi Rachmina, MSi selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan

tulus memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MSi selaku dosen pembahas pada kolokium.

3. Dr. Muhammad Firdaus, SP, MSi yang telah bersedia menjadi dosen

penguji utama.

4. Ir. Dwi Sadono, MS atas kesediaannya menjadi dosen penguji komisi

pendidikan.

5. Camat Bogor Barat beserta staf atas bantuan data dan informasinya.

6. Ayahanda Muhammad Seni Ranji dan ibunda Hartati Hasan Basri serta

adik-adik tercinta Haryani Mayasari dan Fitri Handayani atas doa,

perhatian, dorongan semangat dan kasih sayangnya yang tulus.

7. Adinda Sri widari yang selalu menemani, menyemangati dan doanya.

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan dan bantuan yang

diberikan kepada penulis. Amiin.

Bogor, Desember 2006

(10)

DAFTAR ISI

2.3. Kajian Empirik Tentang Loyalitas... 10

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN... 14

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis... 14

3.1.1. Konsep Sikap ... 14

4.5.3 Analisisi Tingkat Kepentingan dan Kinerja ... 26

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 31

5.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 31

5.1.1. Letak Geografis dan Demografi Kota Bogor... 31

5.1.2. Lokasi Penelitian... 32

5.2. Karakteristik Responden ... 35

(11)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP

ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT

Oleh :

Muser Hijrah Fery Andi A.14102695

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

RINGKASAN

MUSER HIJRAH FERY ANDI. [ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT]. (Di bawah bimbingan DWI RACHMINA).

Berdasarkan data dari Gabungan Pengusaha Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI), jumlah konsumsi rokok di Indonesia baik kretek maupun putih dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Peningkatan konsumsi rokok tersebut mendorong bermunculannya perusahaan baru yang masuk ke dalam industri rokok. Munculnya perusahaan baru yang masuk dalam industri rokok dengan mengeluarkan merek baru menyebabkan konsumen dihadapkan pada beberapa pilihan merek. Adanya pilihan beberapa merek tersebut, memicu perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta berusaha menarik perhatian konsumen lain. Dari realita itu, maka sangat substansial ditelaah atribut-atribut yang mempengaruhi loyalitas konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis penilaian konsumen terhadap atribut-atribut rokok kretek (2) Menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap rokok kretek (3) Menganalisis tingkat loyalitas konsumen rokok kretek.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bogor Barat secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kecamatan Bogor Barat memiliki jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Multi Stage Sampling, sampel diambil secara sengaja dan proporsional dengan jumlah total sampel adalah 60. Data yang digunakan terdiri dari data primer yang dikumpulkan dari wawancara dengan responden dan data sekunder dari instansi terkait. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, model Fishbein danImportance Performance Analysis (IPA).

Karakteristik responden lokasi terpilih di dominasi oleh konsumen yang berumur antara 15 – 24 tahun (33 persen), tingkat pendidikan terakhir adalah SMA (67 persen), berprofesi sebagai karyawan swasta (40 persen) dengan tingkat pendapatan berkisar antara Rp 500.000 - < Rp 1.500.000 per bulan (50 persen) dan merek rokok kretek yang paling banyak dikonsumsi secara berurutan adalahGudang Garam Filter (45 persen), Sampoerna Mild (30 persen) dan Djarum Super (25 persen).

(13)

banyaknya responden yang masuk dalam kriteria Clients, yaitu konsumen yang membeli produk secara rutin dan teratur. Sedangkan yang masuk dalam kriteria Repeat Customer danAdvocatespersentasenya lebih kecil.

(14)

Nama : Muser Hijrah Fery Andi NRP : A14102695

Program Studi : Manajemen Agribisnis

Judul : Analisis Loyalitas Konsumen Terhadap Rokok Kretek di Kecamatan Bogor Barat

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir.Hj. Dwi Rachmina, MSi NIP. 131 918 503

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698

(15)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh :

MUSER HIJRAH FERY ANDI A14102695

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT BENAR-BENAR MERUPAKAN KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Bogor, Desember 2006

MUSER HIJRAH FERY ANDI

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 10 Februari 1981 dari

pasangan Muhammad Seni Ranji S.Ip dan Hartati Hasan Basri. Penulis

merupakan putra sulung dari tiga bersaudara.

Tahun 1993 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 01

Kayuagung. Setelah itu, penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama di SLTPN 01 Kayuagung dan lulus pada tahun 1996. SMUN 03

Kayuagung merupakan pilihan penulis untuk melanjutkan jenjang Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama melalui

jalur USMI penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program

Inventarisasi dan Pengelolaan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian. Pada Bulan

Mei tahun 2003, penulis melanjutkan jenjang sarjana di Program Ekstensi

Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2006

MUSER HIJRAH FERY ANDI

(18)

KATA PENGANTAR

Saya panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya

skripsi ini. Skripsi ini berjudul Analisis Loyalitas Konsumen Terhadap Rokok

Kretek di Kecamatan Bogor Barat dan disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis terhadap pelanggan rokok

kretek. Salah satu tujuannya adalah mengevaluasi kinerja dan kepentingan

masing-masing atribut yang ditanyakan pada responden. Dengan demikian, akan

dapat diketahui atribut-atribut apa saja yang dinilai penting oleh pelanggan serta

bagaimana kinerja perusahaan terhadap atribut-atribut tersebut.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, saran yang bersifat konstruktif sangat saya harapkan demi perbaikan skripsi

ini. Semoga apa yang telah saya teliti dapat berguna bagi saya dan masukan untuk

teman-teman lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

Bogor, Desember 2006

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul Analisis Loyalitas Konsumen Terhadap Rokok Kretek di Kecamatan

Bogor Barat.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini :

1. Ir. Hj. Dwi Rachmina, MSi selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan

tulus memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MSi selaku dosen pembahas pada kolokium.

3. Dr. Muhammad Firdaus, SP, MSi yang telah bersedia menjadi dosen

penguji utama.

4. Ir. Dwi Sadono, MS atas kesediaannya menjadi dosen penguji komisi

pendidikan.

5. Camat Bogor Barat beserta staf atas bantuan data dan informasinya.

6. Ayahanda Muhammad Seni Ranji dan ibunda Hartati Hasan Basri serta

adik-adik tercinta Haryani Mayasari dan Fitri Handayani atas doa,

perhatian, dorongan semangat dan kasih sayangnya yang tulus.

7. Adinda Sri widari yang selalu menemani, menyemangati dan doanya.

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan dan bantuan yang

diberikan kepada penulis. Amiin.

Bogor, Desember 2006

(20)

DAFTAR ISI

2.3. Kajian Empirik Tentang Loyalitas... 10

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN... 14

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis... 14

3.1.1. Konsep Sikap ... 14

4.5.3 Analisisi Tingkat Kepentingan dan Kinerja ... 26

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 31

5.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 31

5.1.1. Letak Geografis dan Demografi Kota Bogor... 31

5.1.2. Lokasi Penelitian... 32

5.2. Karakteristik Responden ... 35

(21)

BAB VII. LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK

KRETEK... 45

7.1 Atribut-atribut yang Mempengaruhi Loyalitas... 45

7.2 Penilaian Kinerja dan Kepentingan Terhadap Atribut-atribut yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen ... 49

7.3 Analisis Tingkat Kinerja dan Kepentingan Terhadap Atribut-atribut yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen ... 72

7.4 Loyalitas Konsumen Terhadap Rokok Kretek ... 84

7.4.1 Sikap Responden Jika Terjadi Kenaikan Harga ... 84

7.4.2 Kriteria Loyalitas Konsumen... 86

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN... 89

8.1 Kesimpulan... 89

8.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA... 90

(22)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Konsumsi Rokok di Indonesia Tahun 1997-2002 ... 1

2. Perkembangan Jumlah Perusahaan Rokok di Indonesia

Tahun 2000-2003 ... 2

3. Perkembangan Produksi Rokok di Indonesia Tahun 1999-2005... 3

4. Skor untuk Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas ... 24

5. Kriteria Loyalitas Konsumen Menurut Griffin ... 24

6. Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan ... 27

7. Skor Jawaban Tingkat Kinerja dan Kepentingan Merek Gudang

Garam Filter ... 28

8. Skor Jawaban Tingkat Kinerja dan Kepentingan Merek Sampoerna

Mild ... 28

9. Skor Jawaban Tingkat Kinerja dan Kepentingan Merek Djarum Super .. 29

10. Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kota Bogor ... 32

11. Jumlah Penduduk yang Berusia 15 Tahun ke Atas per Kelurahan di

Kecamatan Bogor Barat ... 33

12. Jumlah Penduduk yang Berusia 15 Tahun ke Atas per RW di

Kelurahan Pasir Jaya ... 34

13. Jumlah Sampel di Masing-masing Rukun Tetangga di RW 7... 34

14. Sebaran Responden Menurut Rokok Kretek yang Dikonsumsi ... 35

15. Sebaran Responden Menurut Umur ... 36

16. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan... 36

17. Sebaran Responden Menurut Jenis Pekerjaan ... 37

18. Sebaran Responden Menurut Pendapatan ... 37

19. Nilai Keyakinan Konsumen (bi)) Terhadap Atribut-atribut Rokok Kretek Merek Gudang Garam Filter... 38

20. Nilai Evaluasi Konsumen (ei)) Terhadap Atribut-atribut Rokok Kretek Merek Gudang Garam Filter... 39

21. Nilai Sikap Konsumen Terhadap Atribut-atribut Rokok Kretek

Merek Gudang Garam Filter... 39

(23)

23. Nilai Evaluasi Konsumen (ei)) Terhadap Atribut-atribut Rokok Kretek Merek Sampoerna Mild... 41

24. Nilai Sikap Konsumen Terhadap Atribut-atribut Rokok Kretek

Merek Sampoerna Mild... 42

25. Nilai Keyakinan Konsumen (bi)) Terhadap Atribut-atribut Rokok Kretek Merek Djarum Super ... 42

26. Nilai Evaluasi Konsumen (ei)) Terhadap Atribut-atribut Rokok Kretek Merek Djarum Super ... 43

27. Nilai Sikap Konsumen Terhadap Atribut-atribut Rokok Kretek

Merek Djarum Super ... 43

28. Perbandingan Nilai Sikap Konsumen Terhadap Atribut-atribut

Rokok Kretek... 44

29. Peringkat Atribut Loyalitas Konsumen Terhadap Rokok Kretek

Merek Gudang Garam Filter... 47

30. Peringkat Atribut Loyalitas Konsumen Terhadap Rokok Kretek

Merek Sampoerna Mild... 47

31. Peringkat Atribut Loyalitas Konsumen Terhadap Rokok Kretek

Merek Djarum Super ... 48

32. Komponen Tingkat Kinerja PT. Gudang Garam Tbk Berdasarkan

Penilaian Responden ... 50

33. Komponen Tingkat Kepentingan Terhadap PT. Gudang Garam Tbk .... 51

34. Komponen Tingkat Kinerja PT. HM. Sampoerna Tbk Berdasarkan

Penilaian Responden ... 59

35. Komponen Tingkat Kepentingan Terhadap PT. HM. Sampoerna Tbk... 60

36. Komponen Tingkat Kinerja PT. Djarum Kudus Tbk Berdasarkan

Penilaian Responden ... 66

37. Komponen Tingkat Kepentingan Terhadap PT. Djarum Kudus Tbk .... 67

38. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Produk dan Layanan

PT. Gudang Garam Tbk ... 73

39. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Produk dan Layanan

PT. HM. Sampoerna Tbk... 77

40. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Produk dan Layanan

PT. Djarum Kudus Tbk ... 80

41. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Atibut Produk dan Layanan

Rokok Kretek... 82

(24)

43. Jumlah Responden Berdasarkan Loyalitas Konsumen Merek

Gudang Garam Filter... 87

44. Jumlah Responden Berdasarkan Loyalitas Konsumen Merek

Sampoerna Mild... 87

45. Jumlah Responden Berdasarkan Loyalitas Konsumen Merek

(25)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Diagram Pangsa Pasar Industri Rokok Kretek ... 4

2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional... 21

3. Diagram Kartesius Kepuasan Konsumen... 30

4. Diagram Kartesius Kepuasan Konsumen Terhadap Rokok Kretek

Merek Gudang Garam Filter... 76

5. Diagram Kartesius Kepuasan Konsumen Terhadap Rokok Kretek

Merek Sampoerna Mild... 79

6. Diagram Kartesius Kepuasan Konsumen Terhadap Rokok Kretek

Merek Djarum Super... 81

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Data Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

per Kelurahan di Kecamatan Bogor... 91

(27)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rokok merupakan suatu barang konsumsi yang sudah tidak asing lagi.

Rokok telah menjadi konsumsi rutin bagi para perokok. Saat ini, konsumen rokok

sudah merambah berbagai kalangan dari orangtua sampai anak-anak, baik

laki-laki maupun perempuan. Suatu hal yang menarik bahwa pada mulanya orang

merokok bukan karena gengsi, aksi atau berhubungan dengan penampilan, bahkan

kejantanan. Semua perokok mengatakan bahwa pada awalnya merokok selalu

diawali dengan rasa mual, batuk, pusing dan perasaan tidak enak lainnya,

walaupun demikian mereka tetap saja mengkonsumsi rokok. Rokok memiliki

kekuatan adiksi yang cukup besar. Orang yang telanjur memiliki kebiasaan

merokok, sulit untuk menghentikannya. Semakin lama seseorang punya kebiasaan

merokok, sel-sel otak semakin terbiasa dengan paparan kadar nikotin tertentu.

Sebab itu, bila suatu saat seorang perokok menghentikan kebiasaannya, pasti akan

merasa tersiksa baik fisik maupun mental. Dampak dari hal tersebut adalah

terjadinya peningkatan permintaan rokok. Berdasarkan data WHO, jumlah

konsumsi rokok di sejumlah negara termasuk Indonesia dari tahun ke tahun

meningkat. Data mengenai tingkat konsumsi rokok di Indonesia dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Konsumsi Rokok di Indonesia Tahun 1997-2002

Tahun Konsumsi Rokok Sumber : Gabungan Pengusaha Pabrik Rokok Indonesia (2002)

(28)

Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa konsumsi rokok di

Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Namun, pada tahun 1998

konsumsi rokok nasional lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya dengan

penurunan sebesar 3 persen. Untuk tahun berikutnya, konsumsi rokok terus

mengalami peningkatan. Peningkatan konsumsi rokok tersebut mendorong

bermunculannya perusahaan baru yang masuk ke dalam industri rokok.

Industri rokok merupakan salah satu industri strategis dalam

perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan baru

yang masuk dalam industri rokok. Jumlah perusahaan rokok di Indonesia baik

skala besar maupun kecil (industri rumahtangga) dari tahun ke tahun terus

bertambah. Perkembangan jumlah perusahaan rokok di Indonesia dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Perusahaan Rokok di Indonesia Tahun 2000-2003

Tahun Jumlah Perusahaan Pertumbuhan (%)

2000 720

-2001 799 10,97

2002 820 2,63

2003* 836 1,95

Laju (%/th) 5,18

Sumber : Departemen Perindustrian (2004) Keterangan : *) Angka Sementara

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan rokok dari tahun ke

tahun bertambah, namun persentase peningkatannya cenderung menurun.

Perkembangan jumlah perusahaan yang relatif pesat terjadi pada tahun 2001,

dimana persentase peningkatannya sebesar 10,97 persen. Sedangkan untuk

tahun-tahun berikutnya, persentase peningkatannya cenderung menurun, seperti

pada tahun 2002 persentase perkembangan jumlah perusahaan hanya 2,63 persen

dan pada tahun 2003 menjadi 1,95 persen dan laju pertumbuhannya sebesar 5,18

persen per tahun. Persentase peningkatan yang menurun tersebut mungkin

disebabkan oleh rumitnya birokrasi dan membutuhkan dana yang relatif besar

(29)

Berbeda dengan tingkat konsumsi, tingkat produksi rokok baik kretek

maupun putih dari tahun ke tahun cenderung fluktuatif (Tabel 3). Mengacu data

dari Departemen Perindustrian (Depperin), diketahui bahwa perkembangan

produksi rokok kretek jauh lebih tinggi dibandingkan rokok putih. Kondisi

tersebut disebabkan karena rokok kretek lebih diminati daripada rokok putih.

Laju pertumbuhan per tahun juga menunjukkan bahwa rokok kretek lebih

dominan daripada rokok putih. Berdasarkan realita itu, maka penelitian ini hanya

akan membahas jenis rokok kretek saja.

Tabel 3. Perkembangan Produksi Rokok di Indonesia Tahun 1999-2005

Rokok Kretek Rokok Putih

2001 198,71 -7,02 24,67 -4,23

2002 186,30 -6,24 27,73 12,40

2003 173,41 -6,92 18,93 -31,73

2004 194,02 11,88 15,61 -17,54

2005* 203,00 4,63 17,00 8,90

Laju (%/tahun) -0,73 -6,44

Sumber : Departemen Perindustrian (2006) Keterangan : *) Angka Sementara

(+) = Pertumbuhan positif (- ) = Pertumbuhan negatif

Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa produksi rokok kretek dari tahun ke

tahun sangat berfluktuasi. Mulai dari tahun 2001 sampai tahun 2003 terjadi

penurunan produksi sebesar 7,02 persen, 6,24 persen dan 6,92 persen. Pada tahun

2000, produksi rokok kretek sebanyak 213,72 miliar batang, turun 7,02 persen

pada tahun 2001. Pada tahun 2002 dan 2003, penurunannya berkurang yaitu

sebesar 6,24 dan 6,92 persen. Penurunan itu ditengarai karena dipicu adanya

kebijakan pemerintah untuk menaikkan cukai rokok. Memasuki awal tahun 2004

ketika pemerintah tidak menaikkan cukai, produksi rokok kretek naik sekitar

11,88 persen hingga mencapai 194,02 miliar batang. Pada tahun 2005

diperkirakan naik hingga 4,63 persen dengan produksi 203 miliar batang.

Sedangkan untuk rokok putih penurunan produksi terbesar terjadi pada tahun

(30)

namun pada tahun 2005 terjadi peningkatan produksi sebesar 8,90 persen. Laju

pertumbuhan rokok putih per tahun relatif menurun sebesar 6,44 persen.

Di Indonesia terdapat tiga produsen rokok kretek yang dikategorikan

sebagai produsen berskala besar dimana pangsa pasar (market share) dari ketiga

produsen rokok tersebut, yaitu PT. Gudang Garam Tbk 42,5 persen, PT. H.M

Sampoerna Tbk 18,9 persen dan PT. Djarum Kudus Tbk 17,4 persen dan

21,2 persen sisanya produsen lain (Gambar 1). Sedangkan untuk rokok putih lebih

banyak dikuasai oleh produsen multinasional, seperti Phillip Morris Indonesia

(PMI) danBritish American Tobacco Indonesia (BATI)1.

42,5

Gambar 1. Diagram Pangsa Pasar Industri Rokok Kretek 2005.

Sumber : Gabungan Pengusaha Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) 2005.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka sangat substansial

ditelaah faktor yang mempengaruhi meningkatnya jumlah konsumsi rokok kretek

di Indonesia. Karena jumlah konsumsi yang meningkat menunjukkan bahwa

permintaan dari rokok kretek juga meningkat.

1.2 Perumusan Masalah

Jenis rokok yang diproduksi di Indonesia tergolong unik dimana rokok

kretek jauh lebih dominan daripada rokok putih yang sebenarnya relatif kecil

resikonya terhadap gangguan kesehatan. Hal tersebut disebabkan karena rokok

1

(31)

kretek lebih disukai oleh konsumen meskipun kadar tar dan nikotinnya lebih

tinggi daripada rokok putih. Semakin besar kadar tar dan nikotin semakin besar

peluang kecanduan atau ketagihan konsumen terhadap rokok. Walaupun kadar tar

dan nikotin yang tinggi dideteksi dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti

kanker, serangan jantung, impotensi dan lain-lain. Namun, hal itu tidak

mengurungkan keinginan konsumen untuk terus merokok.

Rokok kretek merupakan rokok asli dan khas dari Indonesia yang dibuat

dari tembakau rakyat yang diramu dengan cengkeh dan bahan baku lainnya,

sehingga menghasilkan citarasa khas sebagai rokok mantap. Oleh karena itu,

rokok kretek menjadi primadona para perokok di tanah air. Dari kenyataan

tersebut, maka dapat dipastikan akan banyak yang kecanduan jenis rokok ini.

Ketergantungan atau kecanduan konsumen akibat kandungan nikotin dalam rokok

kretek akan mempengaruhi loyalitas konsumen untuk terus mengkonsumsi rokok.

Selanjutnya pilihan konsumen terhadap rokok kretek yang akan dikonsumsi

dipengaruhi oleh atribut rokok seperti iklan. Iklan rokok yang menarik dan mudah

diingat biasanya juga mempengaruhi loyalitas konsumen. Jadi dalam

mengkonsumsi rokok kretek, konsumen cenderung mempertimbangkan

atribut-atribut yang melekat pada rokok kretek.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, peningkatan permintaan

rokok kretek menyebabkan munculnya perusahaan baru yang masuk dalam

industri rokok dengan mengeluarkan merek baru. Banyaknya merek rokok kretek

yang ditawarkan saat ini menyebabkan konsumen dihadapkan pada beberapa

pilihan yang kemudian memutuskan untuk membeli salah satu dari merek rokok

tersebut. Saat ini banyak produsen rokok yang membuat iklan-iklan di berbagai

media untuk menarik konsumen. Bahkan ada merek rokok yang mempunyai

slogan yang membuat konsumen selalu mengingatnya seperti merek rokok

Gudang Garam Filter dengan slogan ” pria punya selera”. Harga yang ditawarkan

dari masing-masing merek juga bervariasi. Selain itu, ketersediaan rokok kretek

yang disukai konsumen di tempat biasa membeli pun dapat membentuk loyalitas

yang baik terhadap rokok tersebut. Hal ini perlu diamati apakah menyebabkan

konsumen beralih ke rokok lain atau konsumen tetap menunjukkan loyalitas

(32)

oleh rokok kretek tersebut, selanjutnya dapat dianalisis atribut apa saja yang

diperhatikan konsumen dalam mengkonsumsi rokok kretek dan atribut apa saja

yang mempengaruhi loyalitas konsumen. Tahapan berikutnya adalah menganalisis

tingkat loyalitas dari konsumen rokok kretek, apakah masuk dalam kriteriaRepeat

Customer,ClientdanAdvocates.

Adanya pilihan beberapa merek rokok kretek di pasaran, mendorong

perusahan untuk melakukan evaluasi pasca pembelian. Tindakan itu dilakukan

untuk mengetahui puas tidaknya konsumen terhadap suatu produk. Perusahaan

yang mengutamakan besar kecilnya jumlah penjualan produk menyadari bahwa

faktor kunci dalam memenangkan persaingan saat ini adalah bagaimana

memuaskan konsumen dalam hal kualitas produk yang diberikan. Untuk itu

perusahaan harus berusaha memberikan kepuasan yang lebih baik kepada

konsumennya dibanding pesaing. Konsumen yang puas akan menjadi promosi

yang baik, sebaliknya konsumen yang tidak puas dapat menjadi musuh yang

sangat berbahaya.

Upaya yang perlu dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan

pelanggan tidak hanya sampai pada usaha memuaskan konsumen. Namun,

lebih mengarah pada usaha mempertahankan loyalitas konsumen. Upaya

mempertahankan loyalitas konsumen sangat berkontribusi pada kinerja

perusahaan di masa datang. Karena menurut pengalaman, konsumen yang puas

terhadap produk yang telah dibelinya belum tentu loyal, sebaliknya konsumen

yang loyal otomatis merasa puas dengan produk yang dibelinya dan biasanya akan

melakukan pembelian kembali.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat diformulasikan tiga

masalah yang mendasar :

1 Bagaimana penilaian konsumen terhadap atribut-atribut rokok kretek ?

2 Atribut-atribut apa saja yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap

rokok kretek ?

(33)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

penelitian ini bertujuan :

1. Menganalisis penilaian konsumen terhadap atribut-atribut rokok kretek.

2. Menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi loyalitas konsumen

terhadap rokok kretek.

3. Menganalisis tingkat loyalitas konsumen terhadap rokok kretek.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan

bagi perusahaan dalam upaya mempertahankan loyalitas konsumen. Penelitian ini

juga diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut.

Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk melatih diri dalam

mengobservasi dan menganalisis fenomena yang terjadi di masyarakat.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya membatasi pada tiga merek rokok kretek dari tiga

perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar, yaitu PT. Gudang Garam Tbk,

PT. HM Sampoerna dan Tbk. PT. Djarum Kudus Tbk. Merek rokok yang akan

dianalisis pada penelitian ini adalah Gudang Garam Filter, Sampoerna Mild,

Djarum Super. Gudang Garam Filter merupakan merek rokok yang masuk dalam

kategori top selling (penjualannya terbesar) diantara merek rokok lain yang

diproduksi oleh PT. Gudang Garam Tbk. Hal yang sama juga terjadi pada kedua

merek rokok Sampoerna Mild dan Djarum Super dimana kedua merek rokok

tersebut juga masuk kategoritop selling dari perusahaan yang memproduksinya2. Selain itu, ketiga merek rokok kretek tersebut adalah jenis rokok sigeret kretek

mesin (SKM).

2

(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau

bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiona tabacum, Nicotiana

rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar

dengan atau tanpa bahan tambahan (PP no 81 tahun 1999). Rokok termasuk dalam

konsumsi rutin. Konsumsi rutin adalah pembelian yang dilakukan secara

berulang. Sigaret adalah hasil tembakau yang dibuat dari tembakau rajangan yang

dibalut dengan kertas secara dilinting, untuk dipakai, tanpa mengindahkan bahan

pengganti atau bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatannya.

Komoditi rokok dapat dibedakan atas rokok putih, rokok kretek, klobot

dan kelembak kemeyan. Di Indonesia perusahaan-perusahaan besar hanya

memproduksi rokok kretek dan rokok putih, sedangkan untuk klobot dan

kelembak kemeyan hanya diproduksi oleh industri rumah tangga. Pengertian dari

rokok kretek adalah rokok yang menggunakan tembakau yang dicampur dengan

bahan baku cengkeh yang dibungkus dengan kertas rokok filter maupun non filter.

Rokok kretek yang ada di Indonesia dibedakan ke dalam dua bagian yaitu Sigaret

Kretek Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM), perbedaannya terletak

pada proses pelintingannya. Sedangkan pengertian dari rokok putih adalah rokok

yang menggunakan bahan baku tembakau dan tidak menggunakan bahan baku

cengkeh serta dilinting dengan kertas filter maupun non filter, biasa disebut

dengan Sigaret Putih Mesin (SPM).

2.2 Perilaku Konsumsi Rokok

Konsumsi adalah kegiatan manusia untuk mengurangi nilai atau guna

suatu barang atau jasa. Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen sebagai

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan yang mendahului dan

(35)

Menurut Silvan Tomkins3, perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang per hari dan selang merokoknya lima

menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari

dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit. Perokok

sedang menghabiskan rokok 11–21 batang dengan selang waktu 31-60 menit

setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang

dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi. Ada 4 tipe perilaku merokok

berdasarkanManagement of affect theory, ke empat tipe tersebut adalah :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok

seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green (dalam

Psychological Factor in Smoking, 1978) menambahkan ada 3 sub tipe ini :

a. Pleasure relaxation. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah

minum kopi atau makan.

b. Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya

untuk menyenangkan perasaan.

c. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan

memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan

menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk

menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok

lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya

lama sebelum ia nyalakan dengan api.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang

menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia

marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka

menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari

perasaan yang lebih tidak enak.

3. Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai psychological

addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang

digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.

Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah

3

(36)

malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia

menginginkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok

sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena

benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada

orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat

otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Mereka

menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar

habis.

2.3 Kajian Empirik Tentang Tingkat Loyalitas

Topik penelitian mengenai loyalitas konsumen telah banyak dilakukan

diantaranya oleh Veronika (2004). Berdasarkan hasil penelitiannya, dapat

disimpulkan bahwa atribut merek mampu menghasilkan loyalitas konsumen,

dimana loyalitas konsumen mi instan terhadap merek yang disukai dapat dinilai

cukup tinggi.

Selain itu, disimpulkan juga bahwa loyalitas konsumen terhadap suatu

merek mi instan sangat terkait dengan sensitivitas konsumen terhadap perubahan

harga mi instan. Semakin kecil nilai sensitivitas merek mi instan semakin besar

peluang merek tersebut dipilih konsumen karena peningkatan harga tidak disertai

dengan penurunan preferensi. Konsumen kelas atas dinilai tidak sensitif terhadap

harga, sedangkan konsumen kelas menengah dan kelas bawah relatif lebih sensitif

terhadap perubahan harga mi instan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen kelas

menengah dan kelas bawah dalam mengkonsumsi mi instan mempertimbangkan

harga dari merek yang sering dibeli. Mereka akan loyal jika mi instan yang

disukainya tidak menaikkan harga terlalu tinggi yang menyebabkan perbedaan

harga yang cukup banyak dengan merek lain yang tidak menaikkan harga.

Atribut-atribut yang dipertimbangkan konsumen pada saat memutuskan

membeli merek mi instan baru adalah harga yang lebih murah, terpengaruh oleh

iklan, rasa dan kemasan. Pada penelitian ini, selain keempat atribut tersebut

ditambah beberapa atribut lain seperti : kemudahan memperoleh, merek dan

(37)

bahwa atribut itu diduga akan mempengaruhi loyalitas konsumen rokok kretek.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah tidak dilakukannya analisis hubungan

sensitivitas harga dengan loyalitas, tetapi hanya menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi loyalitas dengan lebih lanjut menganalisis tingkat kepentingan dan

tingkat kinerja perusahaan. Pada penelitian Veronika, dalam menganalisis

sensitivitas konsumen terhadap perubahan harga dilakukan dengan menggunakan

metode Huisman. Metode Huisman pada prinsipnya adalah pengembangan dari

analisis konjoin. Sedangkan persamaannya adalah hanya pada analisis loyalitas

konsumen saja.

Penelitian yang dilakukan oleh Siska (2004) tentang kepuasan dan

loyalitas konsumen terhadap restoran padang. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa konsumen merasa cukup puas terhadap produk dan layanan restoran Trio

Permai. Hal ini dilihat dari kinerja terhadap atribut-atribut restoran, dimana

sebanyak 19 atribut (65.52 persen) dari atribut yang dianalisis telah memuaskan

konsumen. Atribut tersebut meliputi kecepatan pelayanan menu, masakan yang

siap disajikan, citarasa masakan yang enak, kebersihan makanan dan

perlengkapan makan, aroma masakan yang menggugah selera, kemudahan

memperoleh restoran, display masakan, variasi masakan, pencahayaan ruangan,

kebersihan ruang makan, kandungan gizi pada masakan, kemudahan parkir,

layanan 24 jam, penampilan pramusaji, keramahan/kesopanan pramusaji serta

ketersediaan wastapel, toilet dan mushala. Atribut yang paling penting

diprioritaskan implementasinya berdasarkan hasil analisis kinerja dan kepentingan

adalah atribut-atribut yang berada pada kuadran pertama yaitu : kesejukan

ruangan, kenyamanan dan kesegaran ruangan.

Menurut hasil penelitiannya, konsumen restoran Trio Permai termasuk

konsumen yang loyal, hal ini terlihat dari banyaknya konsumen yang termasuk

kriteria Clients (pelanggan tetap), dari analisis uji chi square, karekteristik

konsumen yang berhubungan nyata dengan loyalitas adalah jenis pekerjaan. Hal

ini berarti bahwa konsumen yang cenderung loyal terhadap restoran Trio Permai

adalah konsumen yang mempunyai mobilitas yang tinggi. Karena kepuasan

konsumen berkorelasi dengan loyalitas konsumen, maka pihak restoran Trio

(38)

diinginkan konsumen. Berdasarkan pengalaman, ada indikasi bahwa semakin puas

konsumen maka akan semakin loyal. Oleh karena itu, pada penelitian Siska

dilakukan juga analisis kepuasan konsumen. Pada penelitian ini hanya

menganalisis loyalitas konsumen. Persamaannya adalah sama-sama menganalisis

loyalitas konsumen dengan menggunakan alat analisis yang sama, yaitu

Importance Performance Analysis (IPA). Hal lain yang membedakan dengan

penelitian Siska adalah pada penelitian ini tidak menganalisis faktor-faktor

(atribut) yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Risanti (2004), tentang analisis loyalitas

pelanggan PT. ISM Bogasari Flour Mills, hasil penelitiannya menunjukan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk tetap loyal adalah kualitas,

distribusi, merek, kemasan, harga, kualitas pelayanan dan promosi tepung.

Melihat hasil perhitungan dari skor penilian responden dan disesuaikan dengan

skor pembagian kriteria kualitas, diperoleh bahwa jumlah responden yang

termasuk dalam kriteria Advocates sebesar 1, untuk kriteria Clients sebanyak 27

dan yang termasuk kriteriaRepeat Costumer sebanyak 12.

Berdasarkan hasil Importance performance analysis (IPA), untuk kuadran

prioritas utama, atribut yang sangat dipentingkan oleh perusahaan adalah bantuan

modal usaha dimana nilai kepentingannya lebih besar dari atribut-atribut lainnya

yang ada dikuadran prioritas utama. Atribut-atribut yang harus dipertahankan

prestasinya adalah atribut kualitas dan distribusi tepung. Sedangkan atribut yang

ada di kuadran prioritas rendah yang meliputi cepat tanggap terhadap keluhan

pelanggan dan buletin Bogasari. Adapun untuk atribut yang berada dikuadran

berlebihan yaitu kemasan, ukuran, aroma, merek dan promosi. Pada penelitian

Risanti, yang menjadi responden adalah pelanggan PT. Bogasari yang tergolong

dalam UKM. Pemilihan UKM tersebut didasarkan pada fakta bahwa jumlah

pelanggan Bogasari lebih banyak UKM dibandingkan industri besar dan industri

rumah tangga. Sedangkan pada penelitian ini, yang menjadi responden adalah

konsumen atau individu yang mengkonsumsi rokok kretek. Perbedaan antara

penelitian Risanti dengan penelitian ini adalah obyek penelitian (jenis produk) dan

merek produk yang dianalisis. Persamaannya adalah alat analisis yang digunakan

(39)

kinerja dan kepentingan (IPA). Sama dengan penelitian Siska, pada penelitian

Risanti juga dianalisis faktor-faktor (atribut) yang mempengaruhi proses

keputusan pembelian tepung terigu Bogasari.

Berdasarkan beberapa kajian empirik yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara tingkat kepuasan konsumen dengan

loyalitas konsumen. Pelanggan yang loyal umumnya puas dengan produk yang

telah dibelinya, tetapi pelanggan yang puas belum tentu loyal. Penelitian yang

akan dilakukan adalah untuk mengetahui penilaian (evaluasi) konsumen terhadap

atribut-atribut merek rokok kretek yang dikonsumsi dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek rokok kretek yang

(40)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Sikap

Sikap merupakan konsep paling penting dalam studi perilaku konsumen.

Setiap tahun manajer pemasaran menghabiskan biaya yang besar untuk meneliti

sikap konsumen terhadap produk. Kemudian mengeluarkan biaya tambahan dalam

upaya mempengaruhi sikap-sikap yang ditemui melalui kegiatan periklanan,

promosi penjualan dan jenis-jenis iklan lainnya. Dengan mempengaruhi sikap

konsumen, para pemasar berharap dapat mempengaruhi perilaku pembelian

konsumen.

Paul dan Olson dalam Hurriyati (2005) menyatakan bahwa sikap adalah

evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Evaluasi

adalah tanggapan pada tingkat intensitas dan gerakan yang relatif rendah. Evaluasi

yang dihasilkan oleh proses pembentukan sikap dapat disimpan dalam ingatan.

Pada saat sikap terbentuk dan disimpan dalam ingatan, konsumen tidak perlu

terlibat dalam proses integrasi lainnya untuk membentuk sikap lain ketika mereka

harus mengevaluasi konsep tersebut sekali lagi. Sikap yang telah ada dapat

diaktifkan dari ingatan dan digunakan sebagai dasar untuk menterjemahkan

informasi baru. Sikap yang diaktifkan tersebut dapat diintegrasikan dengan

pengetahuan lainnya dalam pengambilan keputusan. Karena sikap yang diaktifkan

dapat mempengaruhi keputusan konsumen.

3.1.2 Loyalitas Merek

Menurut Kotler (2000), merek suatu produk harus dipilih secara hati-hati.

Nama yang tepat dapat menambah peluang sukses produk. Pemilihan merek harus

diawali dengan kajian yang cermat tentang produk dan manfaatnya, pasar sasaran

dan strategi pemasaran yang akan diterapkan. Karena merek diindikasi mampu

menghasilkan loyalitas konsumen. Loyalitas dapat membuat konsumen

(41)

yang baik dan pembelian yang tetap terhadap suatu merek pada suatu waktu akan

berulang kembali karena adanya pengalaman yang baik pada tindakan sebelumnya

Merek (Brand) menurut Kotler (2000) adalah suatu nama, istilah, tanda,

lambang, atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan

barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan diharapkan

akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produk-produk milik pesaing.

Merek juga dapat menambah nilai suatu produk sehingga merupakan aspek yang

hakiki dalam suatu strategi produk, sekaligus mempermudah konsumen dalam

mengidentifikasi barang atau jasa serta meyakinkan konsumen akan memperoleh

kualitas barang yang sama jika melakukan pembelian ulang.

Pemberian nama merek pada produk-produknya, tentu membawa

konsekuensi kepada perusahaan untuk menyediakan anggaran biaya yang cukup

besar, baik untuk biaya pengemasan, pelabelan maupun perlindungan hukum,

selain adanya resiko bahwa produk-produk tersebut ternyata tidak dianggap

memuaskan oleh konsumen/pembeli.

Menurut Kotler (2000), pemberian merek pada sebuah produk dapat

memberikan paling tidak 5 keuntungan bagi perusahaan, yaitu : (1) merek

memudahkan penjual untuk mengelola pesanan-pesanan dan menekankan

permasalahan, (2) nama merek dan tanda dagang secara hukum akan melindungi

penjual dari pemalsuan ciri-ciri produknya yang mungkin ditiru oleh pesaing,

(3) merek memberi penjual peluang kesetiaan konsumen, (4) merek dapat

membantu dalam mengelompokkan pasar ke dalam segmen-segmen, (5) dengan

adanya merek yang baik dapat membangun citra perusahaan. Selain itu pemberian

merek juga membantu perusahaan dalam mempertahankan stabilitas harga dan

mengurangi perbandingan harga oleh pembeli.

Selain memberikan keuntungan pada perusahaan pencantuman merek pada

produk-produk juga memberikan keuntungan pada bagi pihak lain, seperti

distributor dan konsumen. Bagi distributor, adanya penggunaan merek akan

memberikan kemudahan dalam hal penanganan produk, mengidentifikasi

pembekal (supplier), meminta produsen agar bertahan pada standar tertentu dan

juga meningkatkan pilihan bagi pembeli. Bagi konsumen, akan mempermudah

(42)

menjadi lebih efisien serta melindungi konsumen karena produsen produk

berkualitas adalah jelas, adanya keseragaman kualitas pada produk bermerek dan

adanya kecenderungan produsen untuk meningkatkan kualitas produk

(Kotler, 2000).

3.1.3 Loyalitas Pelanggan (Costumer Loyalty)

Memiliki konsumen yang loyal merupakan tujuan akhir perusahaan setelah

berusaha memuaskan konsumen dengan memenuhi apa yang diinginkan

konsumen sesuai harapannya. Tetapi kebanyakan perusahaan tidak mengetahui

bahwa loyalitas dapat dibentuk melalui beberapa tahapan mulai dari mencari

calon konsumen potensial sampai dengan advocates customer yang akan

membawa keuntungan bagi perusahaan.

Loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk

berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih

secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan

usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.

Menurut Griffin dalam Hurriyati (2005), loyalitas mengacu pada wujud

perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara

terus-menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih.

Selanjutnya Griffin mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh

perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain :

1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik

pelanggan yang baru lebih mahal)

2. Dapat mengurangi biaya transaksi

3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian

konsumen yang lebih sedikit)

4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa

pasar perusahaaan

5. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa

pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas

(43)

Griffin membagi tahapan loyalitas pelanggan sebagai berikut :

1. Suspect (tersangka), meliputi semua orang yang mungkin akan membeli

barang/jasa perusahaan. Kita menyebutnya sebagai tersangka karena yakin

bahwa mereka akan membeli tetapi belum mengetahui apapun mengenai

perusahaan dan barang/jasa yang ditawarkan.

2. Prospect (yang diharapkan), adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan

akan barang/jasa tertentu, dan mempunyai keyakinan untuk membelinya.

Para prospect ini meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka

telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang/jasa yang ditawarkan,

karena seseorang telah merekomendasikan barang/jasa tersebut kepadanya.

3. Disqualified Prospect (yang tidak berkemampuan), yaitu prospek yang

telah mengetahui keberadaan barang/jasa tertentu tetapi tidak mempunyai

kemampuan untuk membeli barang/jasa tersebut.

4. First Time Customers (pembeli baru), yaitu konsumen yang membeli untuk

pertama kalinya, mereka masih menjadi konsumen baru.

5. Repeat Customers (pembeli berulang-ulang), yaitu konsumen yang telah

melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua kali atau lebih.

6. Clients (pelanggan tetap), yaitu pembeli semua barang/jasa yang mereka

butuhkan dan tawarkan perusahaan, mereka membeli secara teratur.

Hubungan dugaan jenis konsumen ini sudah kuat dan berlangsung lama

yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh daya tarik produk

perusahaan pesaing.

7. Advocates (pelanggan tetap dan pendukung), yaitu seperti clients akan tetapi juga mengajak teman-teman mereka yang lain untuk membeli

barang/jasa dari perusahaan yang bersangkutan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Semakin bertambahnya jumlah perusahaan rokok di Indonesia

menyebabkan persaingan yang ketat dalam industri rokok khususnya rokok

kretek. Rokok kretek mempunyai tingkat permintaan yang sangat tinggi

dibandingkan dengan rokok putih. Melihat tingginya peminat rokok kretek

(44)

seluas-luasnya. Untuk mencapai tujuan tersebut produsen rokok harus dapat

mempelajari keinginan dan kebutuhan konsumen.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa upaya yang perlu

dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan pelanggan tidak hanya

sampai pada usaha memuaskan konsumen, dimana usaha mempertahankan

pelanggan biasanya lebih sulit daripada mencari pelanggan baru. Maka dari itu,

upaya selanjutnya yang harus dilakukan perusahaan adalah mempertahankan

loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen ini berkaitan erat dengan kepuasan

terhadap produk. Makin senang seseorang dengan suatu produk/jasa, makin besar

kemungkinan orang tersebut untuk membeli lagi dan makin kecil

kemungkinannya untuk beralih ke produk pesaing.

Berdasarkan hal tersebut, maka alut pemikiran konseptual dari penelitian

ini dimulai realita terjadinya peningkatan konsumen rokok. Dari fakta ini, maka

dapat dipastikan konsumsi rokok kretek mengalami peningkatan. Fenomena ini

merupakan peluang bagi perusahaan rokok untuk memenuhi permintaan

konsumen. Mengingat kesempatan yang terbuka lebar tersebut, maka banyak

perusahaan yang mulai melirik untuk menginvestasikan modalnya di industri

rokok.

Langkah pertama pada penelitian ini adalah menganalisis penilaian

konsumen terhadap atribut-atribut rokok kretek dengan menggunakan model sikap

Fishbein. Model sikap Fishbein digunakan untuk mengetahui atribut apa yang

paling diperhatikan konsumen dalam membeli rokok kretek. Dimana atribut yang

mendapat nilai sikap tertinggi merupakan atribut yang paling penting menurut

konsumen. Selanjutnya, dilakukan juga analisis untuk mengetahui atribut-atribut

yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap rokok kretek dengan analisis

tabulasi deskriptif.. Terdapat lima atribut yang diduga mempengaruhi loyalitas

yaitu harga, kemudahan memperoleh, iklan/promosi, citarasa dan kemasan. Lebih

lanjut kelima atribut tersebut juga dianalisis dengan menggunakan analisis tingkat

kinerja dan kepentingan (Importance Performance Análysis). Analisis tingkat

kinerja dan kepentingan digunakan untuk mengetahui bagaimana kinerja dan

kepentingan masing-masing atribut menurut penilaian konsumen. Pada penelitian

(45)

Langkah berikutnya adalah menganalisis tingkat loyalitas konsumen

terhadap rokok kretek yaitu dengan menilai tanggapan konsumen terhadap

ketertarikan dan penolakannya terhadap rokok kretek merek lain serta inisiatif

yang dilakukan untuk merekomendasikannya kepada orang lain dan alat analisis

yang digunakan sama dengan untuk mengetahui atribut-atribut yang

mempengaruhi loyalitas konsumen, yaitu tabulasi deskriptif. Atribut yang

diperkirakan mempengaruhi loyalitas konsumen, sebagai berikut :

a. Harga

Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh

konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Menurut Kotler (2000) perusahaan

perlu menyesuaikan harga terhadap berbagai kondisi pasar. Salah satu prinsip bagi

manajemen perusahaan dalam penentuan harga adalah menitik-beratkan pada

kemauan pembeli untuk harga yang ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk

menutupi ongkos-ongkos dan menghasilkan laba. Menurut Djuwadi dalam

Risanti (2004) menyatakan bahwa jika konsumen puas terhadap suatu produk,

secara tidak langsung akan terbentuk loyalitas konsumen. Dampak positifnya

meskipun harga naik konsumen tetap loyal. Berbeda dengan kepuasan konsumen

yang terjadi karena harga. Ketika harga naik, secara perlahan konsumen segera

pergi dan beralih ke produk lain.

b. Kemudahan Memperoleh

Untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen maka perusahaan harus

dapat menjamin ketersedian produk pada waktu dan jumlah yang tepat sehingga

dalam mendapatkan produk dipasar konsumen tidak beralih ke produk lain, hal ini

dilakukan untuk menjaga kesetiaan atau loyalitas konsumen terhadap suatu

produk.

c. Iklan/promosi

Promosi atau periklakan dapat digunakan untuk membangun citra jangka

panjang bagi suatu produk dan di sisi lain mempercepat penjualan. Periklanan

dapat secara efisien menjangkau berbagai konsumen yang tersebar secara

geografis. Tujuan dari promosi adalah untuk memperkenalkan produk kepada

konsumen, sehingga konsumen akan ingat, yakin dan tertarik terhadap produk

(46)

akan tertarik untuk mencobanya. Jika setelah melakukan pembelian ternyata

konsumen merasa puas, maka kemungkinan besar konsumen akan melakukan

pembelian ulang.

d. Citarasa

Rasa merupakan salah satu atribut yang diperhatikan konsumen dalam

membeli produk. Jika seseorang menyukai rasa dari produk yang dikonsumsinya,

maka secara otomatis konsumen merasakan kepuasan. Kepuasan konsumen ini

berkorelasi dengan loyalitas. Karena konsumen yang puas cenderung loyal.

Dari hal tersebut, maka suatu perusahaan harus dapat memuaskan konsumen

sesuai dengan rasa yang disukainya.

e. Kemasan

Kemasan juga diperkirakan mampu memberikan daya tarik bagi konsumen

untuk membeli. Kemasan merupakan bentuk fisik yang dapat dilihat secara

langsung. Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk lebih berinovasi dalam

membuat kemasan yang mencerminkan ciri khas dari merek rokok tertentu. Dari

kemasan yang menarik tersebut juga dapat meningkatkan loyalitas konsumen.

Kelima atribut yang mempengaruhi loyalitas tersebut, dievaluasi oleh

konsumen dengan menggunakan lima skala penilaian yaitu sangat setuju dengan

skor 5, setuju dengan skor 4, ragu-ragu dengan skor 3, kurang setuju skornya 2

dan tidak setuju skornya 1. Jika harga, kemudahan memperoleh, iklan/promosi,

rasa, kemasan dan kualitas bahan baku telah sesuai dengan apa yang dibutuhkan,

diinginkan dan diharapkan konsumen, maka kepuasan konsumen tercapai.

Kepuasan konsumen berkorelasi dengan loyalitas, jika konsumen puas maka

konsumen akan loyal dan akan melakukan pembelian berulang pada produk yang

(47)

Gambar 2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional

Loyalitas Konsumen

Konsumsi rokok kretek di Indonesia cenderung meningkat

Banyak bermunculan perusahaan baru yang mengeluarkan merek rokok kretek baru

Konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan rokok kretek yang memiliki faktor-faktor

sebagai berikut :

-Harga

-Kemudahan memperoleh -Iklan/promosi

-Citarasa -Kemasan

Kecanduan akibat nikotin dalam rokok kretek

Model Fishbein dan Tabulasi Sederhana

(48)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai loyalitas konsumen rokok kretek ini mengambil

lokasi di Kecamatan Bogor Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara

sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kecamatan Bogor Barat memiliki

jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas tertinggi dibandingkan kecamatan

lainnya. Segmen responden yang diwawancarai dibatasi pada usia minimal 15

tahun. Karena menurut penulis, pada usia tersebut adalah awal mulai mencoba

sesuatu yang baru termasuk merokok. Pengumpulan data dilakukan mulai bulan

Mei sampai Agustus 2006.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden yang

terpilih dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner yang telah disiapkan.

Data sekunder diperoleh dengan membaca literatur yang berkaitan dengan topik

penelitian.

4.3 Metode Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini hanya dianalisis tiga merek rokok dari tiga produsen

rokok kretek yang dikategorikan sebagai produsen berskala besar yaitu

PT. Gudang Garam Tbk, PT. H.M Sampoerna Tbk dan PT Djarum Kudus Tbk

dengan pangsa pasar masing-masing 42.5 persen, 18.9 persen dan 17.4 persen.

Merek-merek rokok yang dianalisis pada penelitian ini adalah Gudang Garam

Filter, Sampoerna Mild dan Djarum Super.

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah orang yang

mengkonsumsi rokok kretek dan berusia minimal 15 tahun, baik laki-laki maupun

perempuan. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan multi stage

sampling (Singarimbun dan Effendi, 1995), dimana sampel diambil secara

(49)

Kecamatan terpilih pada penelitian ini adalah Kecamatan Bogor Barat dengan

alasan bahwa menurut BPS Kota Bogor (2004), Kecamatan Bogor Barat memiliki

jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas terbanyak yaitu 133.649 orang.

Kelurahan dan Rukun Warga (RW) terpilih ditentukan berdasarkan alasan yang

sama yaitu jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas terbanyak.

Selanjutnya, sampel diambil secara sengaja dan proporsional dari masing-masing

Rukun Tetangga (RT) yang ada di RW terpilih. Jumlah sampel yang diambil dari

masing-masing Rukun Tetangga (RT) berbeda berdasarkan jumlah penduduk

yang berusia 15 tahun ke atas, adapun jumlah sampel tiap RT adalah RT I 9, RT II

20, RT III 15, RT IV 6, RT V 10. Semakin banyak jumlah penduduk yang berusia

15 tahun ke atas, maka semakin banyak sampel yang diambil. Secara keseluruhan,

jumlah sampel yang diambil di lokasi penelitian adalah 60 orang.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada

responden. Paket kuesioner yang dibagikan terdiri dari tiga bagian. Bagian

pertama merupakan screening yang bertujuan untuk menyaring konsumen agar

dapat menjadi responden pada penelitian ini. Bagian screening berisikan

pertanyaan yang menyatakan bahwa calon responden yang bersangkutan

mengkonsumsi beberapa merek rokok kretek yang telah ditentukan. Bagian kedua

memuat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan karakteristik/identitas

responden. Bagian ketiga memuat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen, tingkatan kriteria

loyalitas dan sikap pelanggan terhadap penawaran yang dilakukan oleh

perusahaan pesaing, sedangkan untuk bagian keempat memuat

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penilaian konsumen tentang kinerja

serta harapan konsumen terhadap atribut-atribut faktor loyalitas. Bagian kelima

adalah penilaian konsumen terhadap atribut-atribut dari merek rokok kretek yang

disukainya.

Kuesioner yang dibagikan kepada responden mempunyai skor untuk setiap

pertanyaannya. Kuesioner yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

(50)

Tabel 4. Skor untuk Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas, 2006

Skor Keterangan

Skor 5 Sangat Setuju

Skor 4 Setuju

Skor 3 Ragu-ragu

Skor 2 Kurang Setuju

Skor 1 Tidak Setuju

Setiap skor nilai yang diberikan oleh responden tersebut akan

ditabulasikan untuk mempermudah perhitungan, kemudian skor nilai tersebut

dijumlah berdasarkan penilaian responden pada masing-masing faktor. Skor nilai

terbesar menjadi faktor loyalitas yang berada pada tingkat pertama dan skor nilai

terendah merupakan faktor loyalitas yang berada pada peringkat terakhir.

Penggolongan tingkat loyalitas konsumen terhadap merek rokok kretek yang

disukainya berdasarkan pada skor penilaian responden (Tabel 5).

Tabel 5. Kriteria Loyalitas Konsumen menurut Griffin Berdasarkan Skor Penilaian Responden

Skor Kriteria

4 – 9 Repeat customer

10 – 15 Client

16 – 20 Advocates

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

analisis deskriptif, modelFishbein danImportance Performance Analysis (IPA).

4.5.1 Tabulasi Deskriptif

Melakukan analisis deskriptif terhadap data responden menyangkut umur,

jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan pendapatan rata-rata responden dalam

sebulan. Selain itu, analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis

atribut-atribut yang mempengaruhi loyalitas dan tingkat loyalitas konsumen rokok

(51)

4.5.2 Model Sikap Fishbein

Model sikap Fishbein adalah salah satu model multiatribut yang sangat

terkenal. Model sikap multiatribut menggambarkan ancangan yang berharga untuk

memeriksa hubungan antara pengetahuan konsumen akan suatu produk dan sikap

konsumen terhadap produk tersebut berkaitan dengan ciri atau atribut produk.

Model Fishbein digunakan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu

produk tertentu berdasarkan pada perangkat kepercayaan dan penilaian (evaluasi)

terhadap atribut tersebut. Pengembangan suatu produk dapat didasarkan pada

penilaian atribut produk yang ideal dan aktual dengan menggunakan

model Fishbein ini (Engel dkk, 1994). Pada penelitian ini, model sikap fishbein

digunakan untuk mengetahui atribut apa saja yang diperhatikan konsumen dalam

membeli rokok kretek.

Misalnya diketahui suatu produk dengan atribut tertentu ternyata tidak

memenuhi atribut ideal yang diharapkan konsumen, maka produsen perlu

mengembangkan produk tersebut dengan atribut yang sesuai dengan bentuk ideal

yang diharapkan. Secara simbolis model sikap Fishbein diformulasikan dalam

bentuk :

A0 =

Dimana :

A0 = Sikap terhadap objek.

bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i.

ei = Evaluasi mengenai atribut i.

n = Jumlah atribut yang menonjol.

Komponen ei menggambarkan evaluasi konsumen terhadap atribut secara menyeluruh. Evaluasi biasanya diukur secara khas pada skala 5-angka yang

berjajar dari sangat penting, penting, ragu-ragu, kurang penting dan tidak penting.

(52)

Sangat penting----;----;----;----;---- tidak penting

+2 +1 0 -1 -2

Komponen bi menggambarkan seberapa kuat konsumen percaya bahwa suatu produk memiliki atribut yang diberikan. Atribut yang digunakan untuk

komponen bi sama dengan atribut yang digunakan untuk menghitung komponen ei. Kepercayaan biasanya diukur dengan skala 7-angka dari kemungkinan yang

disadari berjajar dari sangat baik hingga sangat buruk. Sebagai contoh :

Sangat baik (rendah)----;----;----;----;---- sangat buruk (tinggi)

+2 +1 0 -1 -2

Respon rata-rata lalu dikalkulasikan untuk bi dan ei. Dalam menafsirkan hasil perlu diingat bahwa skala bi dan ei berkisar dari skor maksimum +3 sampai

minimum -3. Untuk mengestimasi sikap konsumen terhadap produk dengan

menggunakan indeks bi ei, maka setiap skor kepercayaan (bi) harus terlebih

dahulu dikalikan dengan skor evaluasi (ei) yang sesuai. Kemudian seluruh hasil

perkalian harus dijumlahkan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk

tersebut.

4.5.3 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja (IPA)

Importance Performance Analysis (IPA) merupakan suatu teknik

penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanaan/kinerja yang berguna untuk pengembangan program

pemasaran yang efektif. Penilaian tingkat kinerja yang dapat mempengaruhi

loyalitas konsumen akan diwakili oleh huruf X, sedangkan untuk penilaian

kepentingan ditunjukkan oleh huruf Y. Pada penelitian ini, analisis tingkat

kepentingan dan kinerja digunakan untuk mengetahui atribut apa saja yang masuk

pada kuadran 1 (Prioritas utama), kuadran II (Pertahankan prestasi), kuadran III

(Prioritas rendah) dan kuadran IV (Berlebihan). Setelah dilakukan analisis,

diharapkan menulis dapat memberikan rekomendasi pada perusahaan untuk

perbaikan produknya. Untuk menilai kinerja dan kepentingan konsumen

digunakan skor seperti terlihat pada Tabel 6 (Martila dan James dalam

Gambar

Gambar 1. Diagram Pangsa Pasar Industri Rokok Kretek 2005.Sumber : Gabungan Pengusaha Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) 2005.
Gambar 2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional
Tabel 5. Kriteria Loyalitas Konsumen menurut Griffin Berdasarkan SkorPenilaian Responden
Gambar 3 . Diagram Kartesius Kepuasan Konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

merupakan tindak lanjut adanya pengaduan dugaan pelanggaran persyaratan mutu Bokar SIR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b, disusun menggunakan format

Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 551/452/Tahun 2009 tentang Ruas Badan Jalan Tempat Parkir

Jawaban terhadap pertanyaan ini terpulang kepada persoalan pokoknya, yaitu apakah ada aspek kewenangannya yang diatur secara langsung atau setidak- tidaknya

Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada pokok bahasan perkalian dan pembagian pecahan aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri berdasarkan

Halaman ini berfungsi masuk ke website dengan akun pembeli yang pernah mendaftar, dengan melakukan login pembeli bisa melakukan checkout produk yang akan

Karena salah satu penyebab sepsis bisa diakibatkan oleh bakteri, maka terapi pada penyakit ini menggunakan antibiotik, antibiotik bekerja dengan bakterisid maupun

Pada awalnya toko Le Galleria juga sudah mulai menjual produk-produk Apple lewat internet dengan melalui beberapa forum internet yang bisa dibilang cukup besar penggunanya..

Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh