SKRIPSI
PENGARUH RASIO HARGA LABA, RASIO PENGEMBALIAN
MODAL, RASIO AKTIVITAS DAN RASIO LEVERAGE
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
INDUSTRI TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
NAMA
: HERU S.A.S.
NIM
: 050503122
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Price Earning Ratio ( PER ) , Retun On Equity ( ROE ), Rasio Aktivitas dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“ adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 2009
Yang Membuat Pernyataan,
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena
kasih, anugerah dan kuasa-Nya telah memampukan saya dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul, “Pengaruh Rasio Harga
Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas dan Rasio Leverage Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia“ disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi
Universitas Sumatera Utara. Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak
memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik
secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak. selaku Ketua Departemen
Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Firman Syarif SE, M.Si., Ak. Selaku Dosen Pembimbing, atas
bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Abikusno Dharsuky SE, MM, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak
Fahmi Natigor Nasution SE, M.Acc, Ak. selaku Dosen Penguji II atas segala
5. Kedua orang tua saya, Davin Sinaga dan Murniati Saragih BA. Terima kasih
banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan
materi yang diberikan kepada saya.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua
pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.
Medan, 2009 Penulis,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas dan Rasio Leverage terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan. Rasio-rasio keuangan diproksikan (diwakilkan) oleh variabel-variabel indikator yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu: Tingkat Perputaran Aktiva dan Rasio Hutang Modal.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 21 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh 15 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Uji statistik yang digunakan adalah uji t dan uji f dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dar variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, sementara uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, variabel Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal, dan Tingkat Perputaran Aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%. Sementara itu, variabel Rasio Harga Laba memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal dan Tingkat Perputaran Aktiva pada tingkat kepercayaan 95%.
ABSTRACT
The objectives of this research is to know the influence of price earning ratio, return on equity, debt to equity ratio and total asset turnover both partially and simultantly to the return saham. These financial ratios are repesented by indicator variable which as independen variable in this research such as return on equity, and debt to equity ratio.
This research is classified as causal research and replication of former researches. Population of this research are industri firms sector major tekstil and garmen which go public during the period of 2004 to 2007. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 21 go public firms, 15 are used as the samples of this study. The statistical test being used in this research are t-test and f test with the model being tested previously in classic assumptions. T-test is used to know the influence of independent variable to the dependent variable partially, while the f-test is used to know the influence of independent variable to dependent variable simultantly.
The result indicates that partially return on equity (ROE),debt to equity ratio, and total asset turnover variable has not significantly influenced the return saham, while price earning ratio has significantly influenced the return saham on the 95% faithful rate. Testing simultantly indicates that return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER) and total asset turnover has not significantly influenced the dividend payout ratio on the 95% faithful rate.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1. Tujuan Penelitian ... 4
2. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6
1. Return Saham...6
2. Rasio Harga Laba ... 8
3. Rasio Pengembalian Modal ... 9
4. Rasio Aktivitas ... 10
6. Hubungan Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal,
Rasio Hutang Modal, dan Tingkat Perputaran Aktiva Terhadap
Return Saham
…...11
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 12
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 14
1. Kerangka Konseptual ... 14
2. Hipotesis ... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 16
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16
C. Jenis Data ... 18
D. Teknik Pengumpulan Data ... 19
E. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 19
1. Identifikasi Variabel Penelitian ... 19
2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 20
a. return saham ... 20
b. rasio harga laba ... 20
c. rasio pengembalian modal ... 21
d. rasio hutang modal ... 21
e. tingkat perputaran aktiva ... 22
1. Pengujian Asumsi Klasik ... 22
a. Uji Normalitas ... 23
b. Uji Multikolinearitas ... 24
c. Uji Heterokedastisitas ... 25
d. Uji Autokorelasi ... 26
2. Pengujian Hipotesis ... 27
a. Uji Signifikansi Parsial ... 28
b. Uji Signifikansi Simultan ... 29
G. Jadwal Penelitian ... 29
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...30
1. Gambaran Objek Penelitian...30
B. Deskriptif Data Hasil Penelitian ... 34
C. Pengujian Asumsi Klasik ... 36
1. Uji Normalitas ... 36
2. Uji Multikolinearitas ... 41
3. Uji Heterokedastisitas ... 45
4. Uji Autokorelasi ... 47
D. Pengujian Hipotesis ... 49
1. Pengaruh Secara Parsial ... 49
2. Pengaruh Secara Simultan ... 54
E. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 58
A. Kesimpulan ... 61
B. Keterbatasan Penelitian ... 61
C. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 14
Gambar 4.1 Histogram ... 39
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 40
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 12
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Dagang yang Memenuhi Kriteria Sampling ... 17
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 30
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 36
Tabel 4.2 Sampel Perusahaan yang Digunakan ... 34
Tabel 4.3 Deskriptif Statistik...35
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data ... 37
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi dengan Logaritma Natural ... 41
Tabel 4.5 Hasi Uji Multikolinearitas ... 42
Tabel 4.6 Koefisien Korelasi ... 43
Tabel 4.7 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson ... 47
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ... 48
Tabel 4.9 Hasil Analisis Pengaruh Parsial ... 50
Tabel 4.10 Hasil Analisis Pengaruh Simultan ... 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen ...
Lampiran ii Data Variabel Penelitian Tahun 2004 (Sebelum transformasi) ...
Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Sebelum transformasi) ...
Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Sebelum transformasi) ...
Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Sebelum Transformasi) ...
Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2004 (Setelah transformasi) ...
Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Setelah Ditransformasi) ...
Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Setelah Ditransformasi) ...
Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Sebelum Transformasi) ...
Lampiran iv Statistik Deskriptif Setelah Transformasi ...
Histogram Sebelum dan Setelah Transformasi ...
Grafik Normal P-Plot Sebelum dan Setelah Transformasi...
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov sebelum dan setelah transformasi ..
Hasil Uji Multikolinearitas sebelum dan setelah transformasi ...
Hasil Uji Heterokedastisitas sebelum dan setelah transformasi ...
Hasil Uji Autokorelasi sebelum dan setelah transformasi ...
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pasar modal memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Perusahaan yang mengeluarkan saham di pasar modal untuk
mendapatkan dana disebut dengan emiten. Kehadiran pasar modal akan
memperbanyak pilihan investasi, sehingga kesempatan untuk memilih investasi
yang sesuai dengan preferensi investor akan semakin besar.
Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk
memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang
melaksanakan investasi. Syarat utama bagi para investor untuk menyalurkan
dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan
aman ini diperoleh diantaranya karena para investor memperoleh informasi yang
jelas, wajar dan tepat waktu, sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya.
Dalam melakukan investasi, tentunya memiliki tujuan untuk mendapatkan
return (tingkat pengembalian) yang sebesar-besarnya sebagai imbalan atas dana
yang telah diinvestasikannya. Return saham terdiri dari capital gain dan deviden
untuk investasi pada saham, sedangkan return untuk investasi pada surat hutang
adalah pendapatan bunga. Semakin tinggi return saham yang diperolehnya, maka
akan semakin banyak jumlah investor yang tertarik melakukan investasi pada
saham tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Kumianny A. Saputra dan Pwee Leng
(2002) berhasil membuktikan bahwa risiko sistematis dan likuiditas saham yang
diukur dengan besarnya bid-ask spread mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap return saham dari badan-badan usaha yang go public di Indonesia. Hal
ini didukung oleh poenelitian yang dilakukan oleh Sudarto et. al. (1999), Supranto
(1990), serta Zulbahridar dan Jonius (2002) yang berhasil menunjukkan bahwa
leverage dan risiko sistematis memiliki pengaruh signifikan terhadap return
saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Michell Suharli (2005)
bertentangan dengan peneltian-penelitian sebelumnya, dan membuktikan bahwa
debt to equity ratio dan beta saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
return saham.
Perbedaan hasil penelitian tersebut dalam memprediksi return saham
mendorong penulis untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi return saham. Pada penelitian ini digunakan
faktor-faktor yang tidak sistematis atau faktor-faktor mikro yang ada pada perusahaan atau
industri tertentu untuk memprediksi return saham. Penelitian dilakukan terhadap
industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun
dari 2004 sampai tahun 2007 guna mencari faktor yang mepengaruhi return saham
individual melalui variabel independen return of equity (ROE), price earning ratio
(PER), Rasio aktivitas dan Rasio leverage yang dituangkan dalam laporan
penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian
Modal, Rasio Aktivitas dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada
A. Perumusan Masalah
Agar masalah yang diteliti terfokus maka peneliti membahas penelitian
pada :
a. Bagaimana Pengaruh Variabel Independen Rasio Harga Laba Terhadap
Variabel Dependen Return Saham pada industri Tekstil dan Garmen yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
b. Bagaimana Pengaruh Variabel Independen Rasio Pengembalian Modal
Terhadap Variabel Dependen Return Saham pada industri Tekstil dan Garmen
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
c. Bagaimana Pengaruh Variabel Independen Rasio Aktivitas (Tingkat
Perputaran Aktiva) Terhadap Variabel Dependen Return Saham pada industri
Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
d. Bagaimana Pengaruh Variabel Independen Rasio Leverage (Rasio Hutang
Modal) Terhadap Variabel Dependen Return Saham pada industri Tekstil dan
Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
e. Bagaimana Pengaruh Variabel Independen Rasio Harga Laba, Rasio
Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal, dan Rasio Tingkat Perputaran
Aktiva secara simultan terhadap variabel dependen Return Saham pada
Industri Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
Agar masalah yang diteliti terfokus maka peneliti membahas penelitian
pada :
1. Perusahaan industri Tekstil & Garmen yang sudah go public terdaftar di Bursa
Efek Indonesia 2004 – 2007
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan untuk periode 31
Desember 2004 – 2007
3. Data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada publikasi
periode 31 Desember 2004 – 2007) baik data variabel independen maupun
data yang diperlukan untuk mencari variabel dependen.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberi bukti empiris mengenai :
1. Rasio Harga Laba berpengaruh terhadap Return Saham
2. Rasio Pengembalian Modal berpengaruh terhadap Return Saham
3. Rasio Hutang Modal berpengaruh terhadap Return Saham
4. Rasio Tingkat Perputaran Aktiva berpengaruh terhadap Return Saham
5. Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal, dan
Rasio Tingkat Perputaran Aktiva berpengaruh simultan terhadap Return
Saham
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat atau kegunaan bagi berbagai
1. Bagi peneliti, peneliti ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan khususnya tentang manajemen investasi
2. Bagi civitas akademika dan peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai referensi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan
penelitian ini.
3. Bagi komunitas pasar modal, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya untuk mendapatkan informasi guna
pengambilan keputusan investasi, terutama dalam memprediksi Return Saham
suatu investasi. .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1.Return Saham
Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu
mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi yang
dihadapinya. Return Saham adalah penghasilan yang diperoleh selama periode
investasi per sejumlah dana yang diivestasikan dalam bentuk saham (Bodie,
1998). Secara praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase
penghasilan total selama periode investasi dibandingkan harga beli investasi
tersebut. Menurut Brigham et.al. (1999 : 192), pengertian dari return adalah
“measure the financial performance of an investment”. Home dan Wachoviz
(1998:26) mendefinisikan return sebagai “Return as benefit which related with
owner that includes cash appreciation or capital gain which is realization in the
end of the year”. Menurut Jones (2000 : 124) “return is yield dan capital gain
(loss)”.
a. Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang
saham (dalam bentuk dividen).
b. Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian
dengan harga saham pada saat penjualan.
Hal tersebut diperkuat oleh Corrado dan Jordan (2000 : 5) yang
menyatakan bahwa “Return from investmen security is cash flow and capital
gain/loss”. Berdasrkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil
kesimpulan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan
saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan
capital gain/loss. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham dalam suatu periodik tertentu. Capital gain/ loss dalam
suatau periode merupakan selisih antara harga saham semula (awal periode
dengan harganya di akhir periode). Bila harga saham pada akhir periode lebih
tinggi dari harga awalnya, maka dikatakan investor memperoleh capital gain,
sedangkan bila yang terjadi sebaliknya maka investor dikatakan memperoleh
capital loss.
Menurut Jogiyanto (2003 : 109) return saham dibedakan menjadi dua :
A. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.
B. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh
oleh investor di masa yang akan datang.
Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil
yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode
berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden, maka dapat
ditulis rumus (Ross et.al. 2003 : 238) :
Rasio Harga Laba merupakan salah satu rasio keuangan perusahaan yang
dapat mempengaruhi harga saham lebih dominan dibanding Laba Per Saham.Oleh
karena itu, dalam analisis mengenai pergerakan harga saham, pertimbangan
tentang Rasio Harga Laba sangat penting. Terlebih dalam jangka panjang, Rasio
Harga Laba lebih volatile dibanding Laba Per Saham. Ketidakstabilan Rasio
Harga Laba disebabkan oleh adanya perubahan required rate of return (k) dan
growth rate of dividen (g). Semakin besar kepercayaan investor terhadap masa
depan perusahaan”. (Iskandar Z. Alwi, 2003 : 75)
Salah satu pendekatan yang menggunakan nilai earnings untuk
memperkirakan nilai instrinsik, adalah pendekatan Rasio Harga Laba, atau disebut
saham
Salah satu faktor yang mempengaruhi Rasio Harga Laba adalah
pertumbuhan deviden (yang berarti juga laba). Semakin tinggi pertumbuhan
deviden semakin tinggi Rasio Harga Laba apabila faktor-faktor yang lain sama.
Perusahaan yang berada dalam industri yang pada tahap pertumbuhan (growing
stage) akan mempunyai Rasio Harga laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang berada pada industri yang sudah mapan. Apabila perusahaan
mempunyai nilai Rasio Harga Laba yang tinggi akan menjadi daya tarik investor
untuk membeli. Sehingga permintaan saham tersebut akan naik. Hal ini akan
mendorong harga saham akan naik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan semakin
tinggi Rasio Harga Laba semakin tinggi tingkat kepercayaan investor terhadap
masa depan perusahaan dilihat dari pertumbuhan perusahaan tersebut, maka akan
mendorong harga saham naik.
3. Rasio Pengembalian Modal
Rasio Pengembalian modal perusahaan merupakan salah satu ukuran yang
dipakai untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Menurut Walsh (2004 : 56)
kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pengembalian atas modal yang
ditanamkan pemilik saham. Pengembalian modal perusahaan merupakan ukuran
seberapa besar laba yang dihasilkan atas seluruh investasi dalam modal yang
Rasio Pengembalian Modal merupakah salah satu rasio dalam
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba dari setiap modal yang ditanamkan pemilik perusahaan.
Pengembalian atas ekuitas/modal sendiri dihitung dengan membandingkan antara
laba bersih terhadap ekuitas perusahaan. Formula yang digunakan untuk
melakukan perhitungan Rasio Pengembalian Modal adalah sebagai berikut ( John
J.Wild 2005 : 42 ) :
Laba yang dihasilkan atas investasi berbentuk modal perusahaan dalam rasio
keuangan yang dikenal Rasio Pengembalian Modal mengukur pengembalian
absolut yang akan diberikan perusahaan kepada pemegang saham atau pemilik
perusahaan (Walsh, 2004 : 57). Rasio Pengembalian Modal yang semakin tinggi
menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan pemilik perusahaan menghasilkan
return saham yang semakin tinggi.
4. Rasio Aktivitas
Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang
bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang
(property, plan, and equipment). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara
tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk
aset. Rasio aktivitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta
menilai kemamuan perusahaan untuk mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk
mempertahankan tingkat pertumbuhanna. Dua buah contoh rasio aktivitas :
Perputaran Persedaan, Perputaran Aktiva. Tingkat Perputaran Aktiva dapat
dirumuskan sebagai berikut ( John J.Wild 2005 : 43 ) :
Tingkat Perputaran Aktiva = Total Kewajiban
5. Rasio Leverage
a
Ekuiditas Pemegang Saham
Rasio leverage merupakan besarnya tingkat proporsi debt relatif terhadap
ekuitas yang meningkatkan risiko perusahaan. sebagaimana rasio lainnya faktor
industri dan ekonomi sangat mempengaruhi, baik tingkat debt maupun sifat debt
(jatuh tempo dan tingkat bunga tetap dan variabel). Misalnya industri dengan
modal yang intensif cenderung untuk menggunakan tingkat debt yang tinggi untuk
mendanai property, plan, and equipment-nya. Debt untuk mendanai kegiatan
semacam itu har us bersifat jangka panjang agar sesuai dengan jangka waktu aset
yang diperoleh. Debt ratio ditunjukkan dengan perbandingan debt to total capital,
debt to equity. Debt To Equity dapat dirumuskan sebagai berikut ( John J.Wild
2005 : 41 )
Rata-rata Total Aktiva
6. Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas
dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham
Dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal memerlukan
berbagai macam informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan dan
informasi lainnya yang bersifat teknikal. informasi yang berhubungan dengan
kondisi perusahaan umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang
merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan.
Informasi dari laporan keuangan yang lazim digunakan untuk
memprediksi harga atau return saham untuk perusahaan yang go public berupa
laporan neraca dan laba rugi yang tercermin dalam informasi asset, liability,
equity, sales, dan net income. Suatu Informasi dianggap informatif jika informasi
tersebut mampu mengubah kepercayaan para pengambil keputusan. Adanya suatu
informasi baru akan membentuk suatu kepercayaan baru di kalangan para
investor. Kepercayaan baru ini akan mengubah harga melalui perubahan demand
dan supply surat-surat berharga.
Dalam penelitian ini penulis mengukur pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio
Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal dan Tingkat Perputaran Aktiva
terhadap Return Saham. melalui hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu
para investor untuk memprediksi Return Saham suatu perusahaan di masa depan
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel yang
Michael
Debt Equity Ratio dan
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
2. Hipotesis
Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan di atas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Rasio harga Laba berpengaruh terhadap Return Saham
H2 : Rasio Pengembalian berpengaruh terhadap Return Saham
H3 : Tingkat Perputaran Aktiva berpengaruh terhadap Return Saham
H4 : Rasio Hutang Modal berpengaruh terhadap Return Saham
H : Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang
Modal dan Tingkat Perputaran aktiva terhadap Return Saham PER
ROE
Asset Turn over
Debt to Equity
H1
H2
H3
H4
Return
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Peneliti menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. (Umar, 2003:63)
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006:55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri
tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2007
yaitu sebanyak 21 perusahaan.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2006:56). Penelitian ini menggunakan sampel yang
ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive
sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu
1. Perusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2004-2007.
2. Menerbitkan laporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2007.
3. Data yang dimiliki perusahaan lengkap dan sesuai dengan variabel yang
diteliti.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini berjumlah 15 perusahaan. Daftar sampel penelitian ini dapat
dilihat dalam Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen
Yang Memenuhi Kriteria Sampling
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 Argo Pantes Tbk ARGO
2 Panasia Indosyntec Tbk HDTX
3 Ever shine Textile Inds. Tbk ESTI
4 Teijin Indonesia Fiber Tbk TFCO
5 Sunson Textile Manufacture Tbk SSTM
6 Centex (Saham Preferen) Tbk CNTX
7 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
8 Karwell Indonesia Tbk KARW
9 Panasia Filament Inti Tbk PAFI
10 Hanson Internasional Tbk MYRX
11 Apac Citra Entertex Tbk MYTX
12 Pan Brothers Tex Tbk PBRX
13 Delta Dunia Petroindo Tbk DOID
14 Eratex Djaja Tbk ERTX
15 Indorama Syntetics Tbk INDR
Sumber: Penulis, 2009
C. Jenis Data
Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Menurut Umar (2003:60) “data sekunder merupakan data primer yang
telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar
dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan yang
berhubungan dengan variabel penelitian. Informasi tersebut dapat dapat dibagi
menjadi dua kelompok.
1. Informasi mengenai rasio harga laba, rasio pengembalian modal, rasio hutang
modal, dan tingkat perputaran aktiva
2. Informasi mengenai Return Saham yang konsisten setiap tahun, dari periode
2004 sampai dengan 2007.
Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian
ini termasuk data time series yaitu sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu
yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan
atau tahunan dan data cross-section yaitu sekumpulan data suatu fenomena
menggunakan data yang diambil dari 15 perusahaan (section) selama 4 tahun
(series) yaitu tahun 2004-2007.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah
studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa
catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) tahun 2008, dan dari situs Bursa Efek Indonesia
kemudian dicatat dalam sebuah kertas kerja yang selanjutnya diketik ke dalam
komputer dengan program windows excel.
E. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2006:31)
Ada 2 jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel
independen dan variabel dependen.
a. Variabel Independen (bebas)
Menurut Erlina (2004:34) “variabel bebas (independent variable) adalah
dan mempunyai hubungan positif maupun negatif.” atau yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat).” Variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari rasio harga laba , rasio pengembalian
modal ,rasio hutang modal dan tingkat perputaran aktiva.
b. Variabel Dependen (terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:33). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah return saham pada tahun 2004-2007.
2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
a. Return Saham
Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil
yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode
berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden, maka dapat
ditulis rumus (Ross et.al. 2003 : 238) :
Rasio harga laba (X1), adalah Rasio harga laba tahunan yang dikeluarkan
saham
c. Rasio pengembalian modal
Rasio ini menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Rasio pengembalian modal sama seperti Rasio pengembalian
investasi, dapat digunakan sebagai pengukur tingkat perolehan laba perusahaan
(stice et.al, 2005:719). Adapun pengukuran yang dilakukan terhadap variabel
Rasio pengembalian modal adalah dengan menggunakan rumus: (Helfert,
1993:66)
d. Rasio Hutang Modal
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan modal yang ada.
Seorang investor sangat penting memperhatikan Rasio Hutang Modal suatu
perusahaan, karena suatu perusahaan yang memiliki Rasio Hutang Modal yang
tinggi, berarti perusahaan tersebut mempunyai hutang yang besar jika
dibandingkan dengan modal yang dimilki. Hal ini tentu akan berpengaruh
terhadap kemampuan perusahaan di dalam memberikan tingkat pembayaran
dividen yang optimal (Prihantoro, 2003). Rumus untuk mengukur variabel Rasio
Hutang Modal adalah sebagai berikut (Stice, et.al, 2004:786).
Rasio Hutang Modal = Penjualan a
e. Tingkat Perputaran Aktiva
Tingkat Perputaran Aktiva adalah Tingkat Perputaran Aktiva yang
dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dihitung dengan cara
Tingkat Perputaran Aktiva = Total Kewajiban a
Ekuiditas Pemegang Saham
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for
Social Science) versi 16. Dalam penelitian ini, atau tingkat kesalahan ditetapkan
sebesar 5%. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain pengujian asumsi klasik yang kemudian dilanjutkan dengan analisis
regresi dan pengujian hipotesis.
1. Pengujian Asumsi Klasik
Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah
dipenuhinya semua asumsi klasik agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan
efisien (Best Linier Unbiased Estimator / BLUE). Ghozali (2005:123)
menjelaskan beberapa asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi agar suatu
penggunaan persamaan regresi linier dapat dipergunakan dalam suatu penelitian
ilmiah.
2. Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model
regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun
mendekati sempurna.
3. Homokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu
pengamatan ke pengamatan lain adalah ko0nstan atau sama.
4. Non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi
tidak saling berkorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa
nilai rersidual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007:103). Cara yang
digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian
sebaliknya. Cara lain yang digunakan untuk mendeteksi normal tidaknya data
pengamatan adalah dengan uji kolmogrov smirnov.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila data ternyata tidak menyebar
secara normal, antara lain: (Situmorang, et.al, 2009:62)
1) Melakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk
2) Menambah jumlah data,
3) Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya
data,
4) Menerima data apa adanya.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi dimana adanya suatu korelasi diantara
variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut
variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat
ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya
sama dengan nol. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka
konsekuensinya adalah koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir
dan nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Apabila
terjadi korelasi antar variabel independen, maka dinamakan terdapat problem
multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF
dan korelasi diantara variabel independen.
Ghozali (2005:91) mengemukakan bahwa pengujian multikolinearitas
dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan korelasi
diantara variabel independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0.10,
terdapat gejala multikolinearitas jika korelasi diantara variabel independen lebih
besar dari 0.9.
Ada dua cara yang dapat dilakukan menurut Erlina (2007:107) jika terjadi
multikolinearitas, yaitu:
1) Mengeluarkan salah satu variabel. Misalnya variabel independen A dan B
saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang
dikeluarkan dari model regresi.
2) Menggunakan metode lanjut seperti regresi bayesian atau regresi bridge.
c. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah suatu situasi dimana dalam sebuah grup,
terdapat varians yang tidak sama diantara sesama anggota grup tersebut
(Situmorang, et.al, 2009:63). Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Jika varians dari residual diantara
pengamatan tersebut tetap, maka disebut homokedastisitas. Deteksi ada tidaknya
gejala heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu didalam grafik, dimana jika membentuk pola, maka terjadi gejala
heterokedastisitas. Gejala heterokedastisitas juga dapat dideteksi dengan metode
Spearmen’s Rank Correlation Test.
Menurut Situmorang, et.al. (2009:76), ada dua cara perbaikan
1) Bila varians ²i diketahui, maka metode yang digunakan adalah dengan
cara kuadrat terkecil tertimbang yang meminimumkan pentingnya
observasi yang penting dengan memberikan bobot pada observasi tadi
secara proporsional dengan kebalikan dari variansnya.
2) Bila varians ²i tidak diketahui, dimana pengetahuan mengenai ²i
biasanya merupakan hal yang jarang dimiliki. Sebagai akibatnya, orang
biasanya membuat suatu asumsi yang masuk akal & mentransformasikan
data atau membuat gangguan (disturbance) data yang telah
ditransformasikan bersifat homokedastisitas. Misalkan model
persamaannya: Y = b0 + b1x1 + b2x2, ditransformasikan menjadi: LogY =
b0 + b1 logx1 + b2 logx2.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana adanya
korelasi diantara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu
(time series) atau ruang (cross section) (Situmorang, et.al, 2009:78). Uji
autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lain. Masalah ini timbul dikarenakan residual atau kesalahan
pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi
Pada penelitian ini, uji autokorelasi dideteksi dengan uji Durbin-Watson,
karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi. Pedoman dalam pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi diuraikan oleh Ghozali (2005:96).
1) Apabila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara 0 dan batas bawah atau
Lower Bound (DL) (0 < dw < dl), berarti ada autokorelasi positif.
2) Apabila nilai DW terletak antara DL dan batas atas atau Upper Bound
(DU) (dl ≤ dw ≤ du), berarti tidak dapat diputuskan apakah terjadi
autokorelasi positif atau tidak.
3) Apabila nilai DW terletak antara 4 – DL dan 4 (4-dl < dw < 4), berarti ada
autokorelasi negatif.
4) Apabila nilai DW terletak antara 4 – DU dan 4 – DL (4-du ≤ dw ≤ 4-dl),
berarti tidak dapat diputuskan apakah terjadi autokorelasi negatif atau
tidak.
5) Apabila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan 4 – DU (du < dw <
4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada
autokorelasi baik positif maupun negatif.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen, penelitian ini menggunakan persamaan Regresi Linear
Model persamaan yang dapat digambarkan adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana :
Y = Return Saham
a = Konstanta
X1 = Rasio Harga Laba
X2 = Rasio Pengembalian Modal
X3 = Rasio Hutang Modal
X4 = Tingkat Perputaran aktiva
b1 = Koefisien Regresi Rasio Harga Laba
b2 = Koefisien Regresi Rasio Pengembalian Modal
b3 = Koefisien Regresi Rasio Hutang Modal
b4 = Koefisien Regresi Tingkat Perputaran Aktiva
e = Error (Pengganggu)
a. Uji Signifikasi Parsial ( Uji – t )
Menurut Ghozali (2005:84), “Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual
menerangkan variasi variabel dependen”.
H0 : b1,b2,b3,b4 = 0 , artinya Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal ,
Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran Aktiva secara Parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Ha : b1,b2,b3,b4 ≠ 0 ,artinya Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal ,
Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran Aktiva secara Parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham
Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian pada
5 % derajat kebebasan (degree of Fredom) atau df = ( n – k ). Kriteria
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
H0 diterima jika t hitung < t tabel
Ha diterima jika t hitung > t tabel.
b. Uji signifikasi Simultan ( Uji – F )
Menurut Ghozali (2005;84), “Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat”.
Bentuk pengujiannya adalah :
H0 : b1=b2 =0 , artinya Variabel Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal ,
Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran Aktiva secara bersama – sama
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Ha : b1≠b2 ≠0 , artinya Variabel Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal ,
Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran Aktiva secara bersama – sama
Kriteria pengambilan keputusan dengan uji signifikansi simultan ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
H0 diterima jika F hitung ≤ F tabel pada 5 %
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Obyek Penelitian
1. Gambaran Obyek Penelitian
Perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa sektor industri, yaitu:
a. Agriculture, Forestry and Fishing, yang terdiri dari 7 perusahaan.
b. Animal Feed and Husbandry, yang terdiri dari 6 perusahaan.
c. Mining and Mining Services, yang terdiri dari 11 perusahaan.
d. Constructions, yang terdiri dari 3 perusahaan.
e. Manufacturing, yang terdiri dari Food and Beerages (20
perusahaan), Tobacco Manufacturers (4 perusahaan), Textile
mill products (9 perusahan), Apparel and Other Textile Products
(14 perusahaan), Lumber and Wood Products (5 perusahaan),
Paper and Allied Products (5 perusahan), chemical and Allied
Products (8 perusahaan), Adhesive (4 perusahaan), Plastics and
Glass Products (13 perusahan), Cement (3 perusahaan), Metal
and Allied Products (11 perusahaan), Fabricated Metal products
(2 perusahaan), Stone, Clay, Glass and Concrete Products (4
perusahaan), Cable (6 perusahaan), Electronic and Office
Equipment (3 perusahaan), Automotive and Allied Products (20
Pharmaceuticals (9 perusahan), Consumer Goods (3
perusahaan).
f. Transportation Services, yang terdiri dari 10 perusahaan.
g. Telecommunication, yang terdiri dari 5 perusahaan.
h. Whole Sale and Retail Trade, yang terdiri dari 16 perusahaan.
i. Banking, Credits Agencies Other Than Bank, Securities,
Insurance and Real Estate, yang terdiri dari Banking (24
perusahaan), Credit Agencies Other Than Bank (14 perusahaan),
Securities (15 perusahaan), Insurance (12 perusahaan), Real
Estate and Property (38 perusahaan), Hotel and Travel Services
(6 perusahaan), Holding and Other Investment companies (4
perusahaan), Others (20 perusahaan).
Salah satu sektor industri yang tercatat di Bursa Efek Jakarta
adalah sektor industri yang terdiri dari perusahaan Tekstil dan
garmen. Jumlah perusahaan yang ada dalam kelompok jumlahnya
cukup besar, dimana hal ini menyiratkan bahwa sektor Tekstil dan
garmen merupakan sektor industri yang diminati oleh banyak pelaku
usaha di Indonesia dan prospeknya cukup bagus karena jumlah
pemain yang ada di dalam bisnis ini sangat besar, yaitu 21 perusahaan
Tabel 4.1
DAFTAR PERUSAHAAN INDUSTRI TEKSTILE DAN GARMEN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Kode Perusahaan Nama Perusahaan
ARGO Argo Pantes Tbk
CNTB Saham Seri B ( CENTEX Tbk )
CNTX Centex ( Saham Preferen Tbk )
DOID Delta Dunia Petroindo Tbk
ERTX Eratex Djaja Tbk
ESTI Ever Shine Textile inds. Tbk
HDTX Panasia Indosyntec Tbk
INDR Indorama Suntetics Tbk
KARW Karwell Indonesia Tbk
MYRX Hanson Internasional Tbk
MYRXP Saham Seri B Hanson Internasional
MYTX Apac Citra Centertex Tbk
PAFI Panasia Filament Inti Tbk
PBRX Pan Brothers Tex Tbk
POLY Polysindo Eka Perkasa Tbk
RDTX Roda Vivatex Tbk
SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk
TFCO Teijin Indonesia Fiber Tbk
UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
UNTX Unitex Tbk
Sumber
Dari 21 perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di bursa efek
indonesia kemudian disaring dengan kriteria tertentu sebagai berikut :
1. Perusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode tahun 2004-2007.
2. Menerbitkan laporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2007.
3. Data yang dimiliki perusahaan lengkap dan sesuai dengan variabel yang
diteliti baik variabel independen dan dependen .
Dari hasil penyaringan dengan kriteria tersebut maka sampel yang terpilih adalah
15 perusahaan yaitu :
Tabel 4.2
Sampel Perusahaan yang digunakan
Kode Perusahaan Nama Perusahaan
ARGO Argo Pantes Tbk
CNTX Centex ( Saham Preferen Tbk )
ERTX Eratex Djaja Tbk
ESTI Ever Shine Textile inds. Tbk
HDTX Panasia Indosyntec Tbk
INDR Indorama Suntetics Tbk
KARW Karwell Indonesia Tbk
MYRX Hanson Internasional Tbk
MYTX Apac Citra Centertex Tbk
PAFI Panasia Filament Inti Tbk
PBRX Pan Brothers Tex Tbk
RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk
TFCO Teijin Indonesia Fiber Tbk
Sumber dat
B.Deskripsi Data Hasil Penelitian
Deskripsi data yang diperoleh dari hasil pengukuran variabel
Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal , Rasio Hutang Modal dan tingkat
Perputaran Aktiva dan Return Saham dilakukan berdasarkan nilai Rasio Harga
Laba ,Rasio Pengembalian Modal , Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran
Aktiva dan Return Saham pada periode tahun 2004 sampai dengan 2007 untuk 15
yang menjadi sampel dalam penelitian ini :
STATISTIK DESKRIPTIF
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Rasio Harga
Laba ,Rasio Pengembalian Modal , Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran
Aktiva dan return saham. Statistik deskriptif dari variabel-variabel penelitian ini
disajikan dalam Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_PER 60 -3.14 6.57 2.0010 2.43933
Ln_ROE 60 -4.11 7.38 .5098 2.50878
Ln_DER 60 -3.21 6.18 .5937 1.67108
Ln_AssetTurnover 60 -1.90 1.04 -.1902 .49395
Ln_ReturnSaham 60 -4.32 4.56 .1985 2.08881
Valid N (listwise) 60
Dari Tabel 4.3 dijelaskan bahwa
1. Jumlah pengamatan/observasi (N) dalam penelitian ini adalah 60.
2. Variabel Rasio Harga Laba memiliki nilai minimum -3,14 dan nilai
maksimum 6,57. rata-rata Rasio Harga Laba adalah 2,0010 dengan standar
3. Variabel Rasio Pegembalian Modal memiliki nilai minimum -4,11 dan
nilai maksimum 7,38. rata-rata Rasio Pengembalian Modal adalah 0,5098
dengan standar deviasi 2,50878.
4. Variabel Rasio Hutang Modal memiliki nilai minimum -3,21 dan nilai
maksimum 6,18. rata-rata Rasio Hutang Modal adalah 0,5937 dengan
standar deviasi 1,67108.
5. Variabel Tingkat Perputaran Aktiva memiliki nilai minimum -1,90 dan
nilai maksimum 1,04. rata-rata Tingkat Perputaran Aktiva adalah -0,1902
dengan standar deviasi 0,49395.
6. Variabel return saham memiliki nilai minimum -4,32 dan nilai maksimum
4,56. rata-rata return saham adalah 0,1985 dengan standar deviasi 2,08881.
C. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa
nilai rersidual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007:103). Dengan kata lain,
agar model regresi dapat diterima, data dalam penelitian ini haruslah berdistribusi
normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua metode yang
secara umum digunakan oleh penelitian lainnya, yaitu analisis grafik yang terdiri
dari histogram dan normal probability plot, dan analisis statistik dengan
Hasil uji grafik, seperti yang terlihat dalam histogram (Lampiran IV) dan
normal probability plot (Lampiran IV) dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa
nilai residual dalam penelitian tidak terdistribusi dengan normal. Hal ini
ditunjukkan oleh grafik histogram yang terlalu menceng ke kiri. Normal
probability plot juga menunjukkan hal yang sama, dimana titik-titik dalam plot
terlihat tidak mengikuti garis diagonal dan bergerak menjauhi garis diagonal.
Menurut Santoso (2002:34), uji statistik untuk mengetahui apakah
distribusi residual dari data yang kita miliki normal atau tidak dapat dilihat dengan
uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), dengan kriteria berdasarkan nilai signifikansinya.
1. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas < 0,05 menunjukkan distribusi
yang tidak normal.
2. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas > 0,05 menunjukkan distribusi
yang normal.
Untuk melakukan uji K-S, terlebih dahulu diperlukan adanya hipotesis
yang dapat dibuat sebagai berikut:
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.70682618
Most Extreme Differences Absolute .363
Positive .363
Negative -.241
Kolmogorov-Smirnov Z 2.810
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Diolah oleh SPSS,2009
Dari tabel K-S (Tabel 4.4) terlihat bahwa signifikansi atau probabilitas dari
residual memiliki nilai 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan data
residual tidak normal, sehingga Ha diterima. Hal ini membuat persamaan regresi
dalam penelitian ini menjadi kurang baik, karena uji t dan uji f dalam persamaan
regresi mensyaratkan distribusi residual haruslah normal. Agar distribusi residual
di dalam penelitian ini kembali normal, maka dilakukan langkah perbaikan
dengan menggunakan transformasi terhadap seluruh variabel yang digunakan
dalam penelitian ini kedalam bentuk logaritma natural (Ln). Dimana perubahan
tersebut mengakibatkan persamaan regresi yang tadinya DPR = f (PER, ROE,
DER, AssetTurnover) menjadi Ln_ReturnSaham = f (Ln_PER, Ln_ROE,
Ln_DER, Ln_AssetTurnover). Setelah dilakukan transformasi, data kemudian
diuji kembali berdasarkan asumsi normalitas. Hal ini dapat dilihat dari Gambar
Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS 2009
Gambar 4.2
Setelah adanya transformasi data, distribusi residual menjadi relatif lebih normal.
Hal ini ditunjukkan oleh grafik histogram pada Gambar 4.2 yang tidak terlalu
menceng, baik ke kanan maupun ke kiri. Hasil yang sama juga dapat dilihat dari
Gambar 4.3
Normal Probability Plot
Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2009
Pola titik-titik pada normal probability plot (Gambar 4.3) yang menyebar
mendekati dan searah dengan garis diagonal menunjukkan bahwa data residual
telah terdistribusi dengan normal. Selain dari Gambar 4.2 dan Gambar 4.3, uji
kolmogorov smirnov setelah dilakukannya transformasi data ke dalam bentuk
logaritma natural dapat dilihat dari Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.99913501
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .071
Negative -.062
Kolmogorov-Smirnov Z .549
Asymp. Sig. (2-tailed) .924
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Diolah oleh penulis
dengan SPSS, 2009
2.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2005:91).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
variabel bebas, maka konsekuensinya adalah koefisien-koefisien regresi menjadi
tidak dapat ditaksir dan nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tidak
terhingga. Hasil pengujian terhadap korelasi diantara variabel-variabel independen
(Multikolinearitas) dapat dilihat dari Tabel 4.6
Tabel 4.6
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
a. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham
Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2009
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai VIF untuk variabel PER adalah sebesar
1,005, nilai VIF ROE adalah 1,096, nilai VIF DER adalah 1,072, dan nilai VIF
AssetTurnover adalah 1,097. Sementara untuk nilai tolerance dari masing-masing
variabel secara berurutan adalah PER sebesar 0,995, ROE sebesar 0,912, DER
sebesar 0,933, dan AssetTurnover sebesar 0,911. Ghozali (2005:91)
independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0.10, maka tidak terjadi
multikolinearitas. Perhitungan menunjukkan bahwa nilai VIF dari masing-masing
variabel bebas ternyata lebih kecil dari 10, sedangkan nilai tolerancenya lebih
besar dari 0,10. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas tidak mengalami gejala multikolinearitas. Hasil yang sama juga ditunjukkan
oleh koefisien korelasi pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Koefisien Korelasi
Coefficient Correlationsa
Model
Ln_AssetTurnov
er Ln_PER Ln_DER Ln_ROE
1 Correlations Ln_AssetTurnover 1.000 .038 -.160 -.220
Ln_PER .038 1.000 .044 -.044
Ln_DER -.160 .044 1.000 -.158
Ln_ROE -.220 -.044 -.158 1.000
Covariances Ln_AssetTurnover .327 .002 -.015 -.014
Ln_PER .002 .012 .001 .000
Ln_DER -.015 .001 .028 -.003
Ln_ROE -.014 .000 -.003 .013
a. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham
Dari Tabel 4.7 juga dapat dilihat bahwa tidak terdapat koefisien korelasi diantara
variabel bebas yang lebih besar dari 0,90. Dimana koefisien korelasi antara
Ln_ROE dengan Ln_DER adalah 0,158, Ln_ROE dengan Ln_PER adalah
-0,044, Ln_ROE dengan Ln_AssetTurnover adalah sebesar -0,220. Sementara itu,
koefisien korelasi antara antara Ln_DER dengan Ln_PER adalah 0,044, Ln_DER
dengan Ln_AssetTurnover adalah -0,160, dan Ln_AssetTurnover dengan Ln_PER
adalah sebesar 0,038. Dari keseluruhan uji multikolinearitas, dapat disimpulkan
bahwa dalam model regresi tidak ditemukan adanya gejala multikolinearitas.
3.Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan
variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas. Menurut Ghozali (2005:105), dalam model regresi dinyatakan
telah terjadi heteroskedastisitas atau tidak, dapat dilihat dari grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya, SRESID.
Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi tidak
terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola
tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada
sumbu Y. Hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari
Gambar 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS 16, 2009
Dari grafik scatterplot pada Gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas, serta tersebar secara
acak, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
nilai return saham (Ln_ReturnSaham) pada perusahaan-perusahaan Industri
Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan
dari variabel independen rasio harga laba (Ln_PER), rasio pengembalian modal
(Ln_ROE), rasio hutang modal (Ln_DER) dan tingkat perputaran aktiva
(Ln_AssetTurnover)
4.Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode
sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi
berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Pengambilan
keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali (2005:96) dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini
Tabel 4.8
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 − dl
Tidak ada korelasi, positif
atau negatif
Sumber : Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, 2005
Berdasarkan keterangan diatas, maka hasil pengujian terhadap
autokorelasi di dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8, yaitu hasil uji
statistik Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 16.
Tabel 4.9
a. Predictors: (Constant), Ln_AssetTurnover, Ln_PER, Ln_DER, Ln_ROE
b. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham
Sumber : Diolah oleh Penulis dengan SPSS, 2009
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, dapat dilihat nilai Durbin Watson (DW) sebesar
2,296. Nilai DW dari hasil perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan nilai
kritis Durbin Watson (DW) tabel. Untuk jumlah observasi (N) sebanyak 60 dan
variabel bebas (k) sebanyak 4 pada tingkat probabilitas 5%, diperoleh nilai batas
atas (DU) sebesar 1,731. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat perbandingan nilai,
bahwa nilai DW berada diantara DU dan 4-DU (1,7 < 2,296 < 2,3). Menurut
Tabel 4.9, nilai ini menunjukkan suatu kesimpulan bahwa model regresi linier
dalam penelitian ini menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi, sehingga model
5. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan dua tahap, yakni uji t dan uji f. Pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat secara parsial akan diketahui dengan menggunakan
uji t. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan akan
dilihat dengan menggunakan uji f.
a.Pengaruh Secara Parsial
Hasil pengolahan data dengan program statistik dengan menggunakan SPSS 16
untuk uji-t ditampilkan pada Tabel 4.10. Pengujian untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel bebas secara parsial tehadap variabel terikat adalah
sebagai berikut:
1. Pengaruh Rasio Harga Laba (Ln_PER) terhadap return saham
(Ln_ReturnSaham) diuji dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut:
H0 : bLn_PER = 0, artinya variabel rasio harga laba (Ln_PER) tidak
berpengaruh terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).
Ha : bLn_PER ≠ 0, artinya variabel rasio harga laba berpengaruh
signifikan terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).
Tabel 4.10
Hasil Analisis Pengaruh Parsial
1 (Constant) -.133 .386 -.344 .732
Ln_PER .167 .111 .195 1.504 .138
Ln_ROE .010 .112 .012 .087 .931
Ln_DER -.179 .167 -.144 -1.075 .287
Ln_AssetTurnover -.522 .572 -.123 -.914 .365
a. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham
Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2009
Kriteria:
H0diterima jika t hitung > t tabel untuk = 5% atau signifikansi > 0,05
Ha diterima jika t hitung < t tabel untuk = 5% atau signifikansi < 0,05
Nilai t hitung untuk variabel rasio harga laba (Ln_PER) sebesar
1,504, dan t tabel untuk df = N-5 dan α = 5% diketahui sebesar
-2,004044769. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
(1,504 > -2,004044769), sehingga Ho diterima. Dengan melihat nilai
signifikansi Ln_PER, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama,
dimana nilai signifikansi sebesar 0,138 lebih besar dari 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rasio harga laba secara individu (parsial)
memiliki pengaruh yang signifikan dan memiliki alur yang negatif
terhadap return saham.
2. Pengaruh rasio pengembalian modal (Ln_ROE) terhadap return saham
H0 : bLn_ROE = 0, artinya variabel rasio pengembalian modal (Ln_ROE)
tidak berpengaruh terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).
Ha : bLn_ROE ≠ 0, artinya variabel rasio pengembalian modal (Ln_ROE)
berpengaruh signifikan terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).
Kriteria:
H0diterima jika t hitung > t tabel untuk = 5% atau signifikansi > 0,05
Ha diterima jika t hitung < t tabel untuk = 5% atau signifikansi < 0,05
Nilai t hitung untuk variabel rasio pengembalian modal (Ln_ROE)
sebesar 0,087, dan t tabel untuk df = N-5 dan α = 5% diketahui sebesar
-2,004044769. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
(0,087 > -2,004044769), sehingga Ho diterima. Dengan melihat nilai
signifikansi Ln_ROE, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama,
dimana nilai signifikansi sebesar 0,931 lebih besar dari 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rasio pengembalian modal secara individu
(parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham .
3. Pengaruh rasio hutang modal (Ln_DER) terhadap return saham -1.075
(Ln_ReturnSaham) diuji dengan menggunakan hipotesis berikut:
H0 : bLn_DER = 0, artinya variabel rasio hutang modal (Ln_DER) tidak
berpengaruh terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).
Ha : bLn_DER ≠ 0, artinya variabel rasio hutang modal (Ln_DER)
berpengaruh signifikan terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).
Kriteria:
Ha diterima jika t hitung < t tabel untuk = 5% atau signifikansi < 0,05
Nilai t hitung untuk variabel rasio hutang modal (Ln_DER) sebesar
-1,075, dan t tabel untuk df = N-5 dan α = 5% diketahui sebesar -
2,004044769. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
(-1,075 > -2,004044769), sehingga Ho diterima. Dengan melihat nilai
signifikansi Ln_DER, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama,
dimana nilai signifikansi sebesar 0,287 lebih besar dari 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rasio hutang modal secara individu (parsial)
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham ..
4. Pengaruh tingkat perputaran aktiva (Ln_AssetTurnover) terhadap return
saham (Ln_ReturnSaham) diuji dengan menggunakan hipotesis sebagai
berikut:
H0 : bLn_AssetTurnover = 0, artinya variabel tingkat perputaran aktiva
(Ln_AssetTurnover) tidak berpengaruh terhadap return saham
(Ln_ReturnSaham).
Ha : bLn_AssetTurnover ≠ 0, artinya variabel tingkat perputaran aktiva
(Ln_AssetTurnover) berpengaruh signifikan terhadap return saham
(Ln_ReturnSaham).
Kriteria:
H0diterima jika t hitung > t tabel untuk = 5% atau signifikansi > 0,05
Ha diterima jika t hitung < t tabel untuk = 5% atau signifikansi < 0,05
Nilai t hitung untuk variabel tingkat perputaran aktiva