• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM Dipatiukur 112

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Kerja Praktek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM Dipatiukur 112"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

1-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Jenjang pendidikan perguruan tinggi dewasa ini sangat diminati oleh masyarakat,

bukan hanya bagi yang baru menyelesaikan pendidikan SMU melainkan juga bagi

para karyawan yang telah bekerja dengan tujuan agar dapat mendapatkan jenjang

karir yang bagus dan peningkatan kesejahteraan ekonomi .Hal tersebut dilihat oleh

para pengusaha sebagai sebuah peluang dengan tingkat prospek kedepan yang cukup

menjanjikan, sehingga banyak bermunculan lembaga-lembaga pendidikan atau

universitas-universitas dibeberapa daerah khususnya daerah di kota-kota besar di

Indonesia.

Salah satunya adalah Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dahulu

(UNIKOM) hanya sebuah sekolah tinggi ilmu ekonomi dan komputer. Kemudian

berubah menjadi Institute German Indonesia (IGI) .Karena jumlah mahasiswa yang

cukup banyak dari tahun ketahun maka IGI merubah status dari institute menjadi

universitas. Beralamat di Jalan Dipatiukur Bandung, daerah yang memang

disepanjang jalan tersebut terdapat beberapa universitas dan lembaga pendidikan serta

sekolah tinggi membuat jalan Dipati uku rmenjadi salah satu jalan yang memiliki image “jalan pendidikan” teramai dikota Bandung.

UNIKOM menjadi salah satu universitas yang diminati oleh para calon

mahasiswa untuk meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dengan system

(2)

1-2 mahasiswa UNIKOM dari tahun ketahun meningkat sangat pesat. Hal tersebut mulai

terasa berpengaruh pada luasan bangunan kampus yang menampung jumlah

mahasiswa yang kian pesat. Mulai dari hal mendasar pada kebutuhan lahan parker

sampai kepada kebutuhan ruang-ruang

perkuliahan yang harus mendapat perluasan bangunan.

Beberapa perluasan bangunan mulai dilakukan, dari membuatlahan parker

didalam kampus dan penggunaanfungsi basement sebagai ruang perkuliahan, sampai

dengan membangun kampus baru secara memanjang dari bangunan lama. Kemudian

tahun-tahun berikutnya mulai membelilahan disekita rkampus sebagai fasilitas

penunjang kampus sampai mendirikan bangunan baru pada lahan disekitar kampus

tersebut.

1.2Maksud dan Tujuan

Mata kuliah Kerja Praktik dimaksudkan untuk mengetahui proses - proses yang

harus dilakukan dalam sebuah proyek pembangunan, dalam hal ini proses

pembangunan gedung UNIKOM yang baru. Dengan rentan waktu selama 2 (dua)

bulan, diharapkan dapat mengetahui secara benar proses pelaksanaan tersebut, dan

dapat melihat detail minimal 1 (satu) item proses pelaksanaan secara mendalam.

Dalam kasus ini adalah pengamatan proses pembangunan gedung UNIKOM yang

dilihat dari proses pembuatan pondasi gedung.

Lingkup yang menjadi pengamatan adalah pembangunan gedung dengan skala

(3)

1-3 1.3Sistematika Penulisan Laporan

Bab I Pendahuluan

Berisikan tentang deskripsi singkat tentang proyek, penjelasan proses

tender dan sistematika penulisan laporan

Bab II Data

Berisikan tentang data – data yang di dapat dalam proyek,data umum, data lokasi, data teknis.

Bab III Peserta Proyek Kontruksi

Menjelaskan peserta proyek konstruksi dalam pembangunan proyek

Bab IV Struktur Organisasi

Menjelaskan tentang organisasi-organisasi yang terkait pada pelaksanan proyek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM beserta penjelasan mulai dari Pemilik, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor.

Bab V Penjadwalan dan Evaluasi Proyek

Menjelaskan tentang ; Planing, Orgenaizing, Controlling serta Aktuating, yang

didalamnya terdapat Schedulle pelaksanaan (barchart), kurva S, laporan kemajuan

(4)

1-4 Bab VI Bahan dan Peralatan

Dijelaskan mengenai peralatan Bored Pile, Hummer Pile dan cara pemasangan

tiang pancang yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.

Bab VII Tata Laksana Lapangan

Menjelaskan jenis-jenis urutan pekerjaan mulai dari tahap persiapan sampai

pada pelaksanaan pekerjaan kelanjutan proyek selama kegiatan praktikan.

Bab VIII Pekerjaan Praktikan

Menjelaskan kegiatan-kegiatan praktikan selama kerja praktek di Pembangunan

Gedung Kampus Baru UNIKOM

Bab IX Permasalahan Dilapangan

Menjelaskan dua permasalahan dilapangan beserta pembahasannya yang

diamati oleh praktikan.

Bab X Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran selama praktikan melakukan kerja praktek di proyek,

diuraikan berdasarkan pengamatan praktikan terhadap kegiatan proyek serta

(5)

2-1

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Data Umum Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM

Pemilik Proyek : Yayasan Universitas Komputer Indonesia

Luas Lahan : ± 2800 m²

Luas Bangunan : ± 3200 m²

Jumlah Tingkat : 4 Basment, 12 Lantai

KDB : ± 90 % luas lahan

GSB : ± 11 m.

Konsultan Perencana : - Arsitektur (Team Unikom)

: - PT. Anugrah Multi Cipta Karya (AMCK)

Kontraktor : PT. PP Persero (Pembangunan Perumahan)

Sub Kontraktor : Fondasi oleh Franki

Tahun Berdiri : 2009

Waktu Pelaksanaan : Oktober 2009 sampai dengan Juli 2011

Mutu Beton : Mutu beton Bored Pile : K 300

Mutu beton Pile Cap, Tie Beam, Plat Bas, Retaining Wall : K 300

Mutu Beton Balok, Pelat, Tangga

K 350 untuk Basement 4 s/d Basement 1

(6)

2-2 Mutu Beton Shear Wall & Kolom

K 450 untuk Bs 4 s/d Bs 1

K 400 untuk Lt 1 s/d Lt 4

K 350 untuk Lt 5 s/d Lt 8

K 300 untuk Lt 9 s/d Lt Atap

Mutu Tulangan : Ø < 10 mm, U 24 (Polos)

D ≥ 10 mm, U 39 (Deformed)

(7)

2-3 2.2 Gambaran Umum Proyek :

Proyek pembangunan gedung UNIKOM yang baru berada dijalan Dipatiukur no

102-108 Bandung, bangunan ini berada diatas lahan dengan luas ± 2800 m². Pada

awalnya lahan tersebut merupakan daerah pemukiman padat penduduk yang difungsikan

sebagai rumahs ewa / kostan bagi para mahasiswa, khususnya untuk mahasiswa

UNIKOM. Proyek tersebut sempat terhenti selama 10 bulan dari jadwal yang seharusnya

ditetapkan tanpa ada alasan yang pasti, baru pada tanggal 22 Agustus 2009 proyek

pembangunan mulai dilaksanakan.

Gambar 2.2.1 Lokasi Proyek Melalui Google Maps.

Kontraktor pelaksanaan pembangunan adalah PP (Pembangunan Perumahan),

pembangunan bukan tanpa masalah dan halangan terutama yang berasal dari warga

lingkungan sekitar UNIKOM. Warga merasa terganggu akan aktivitas yang dilakukan

oleh PP pada malam hari karena mengganggu ketenangan akibat suara bising dan getaran

(8)

2-4 Selain itu pula warga mengeluhkan sumber air tanah yang keruh akibat pengeboran yang

dilakukan pada saat pelaksanaan proyek pembangunan gedung UNIKOM tersebut.

Pengerjaan awal adalah persiapan, kemudian penentuan letak titik soldier pile.

Setelah semua titik dipastikan tepat maka dilakukan penggalian pada titik-titik yang telah

ditentukan. Adapun beberapa tahapan persiapan yang harus dilakukan adalah sebagai

berikut :

1. Pembuatan gambar arsitek oleh TIM Arsitek UNIKOM yang lalu diserahkan ke

konsultan PT. Anugerah Multi Cipta Karya (AMCK) untuk dibuat desain

strukturnya.

2. Setelah Pembuatan gambar rencana struktur akan penentuan titik-titik lokasi

dimana soldier pile akan ditempatkan beserta titik-titik dimana pile pondasi juga

akan ditempatkan.

3. Melakukan uji dan pengukuran lapangan, yang meliputi :

a. Mengukur letak titik-titik yang akan ditempatkan

b. Mengukur kedalaman lubang tanah yang akan dijadikan tempat soldier pile

tersebut.

4. Ketika semua data dilapangan telah disetujui oleh pihak konsultan, maka

(9)

3-1

BAB III

PESERTA PROYEK KONTRUKSI

3.1. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Tahap Dasar dan Definisi Beserta Pola Hubungan Kerja

3.1.1 Tahap Perencanaan

Gambar 3.1.1.1 Diagram Alir Tahap Perencanaan

Untuk lebih mengefektifkan pekerjaan dan perencanaan dalam pembangunan proyek

dikarenakan pemilik yang juga sebagai pengawas, maka pemilik menunjuk konsultan

perencana yaitu PT. Anugrah Multi Cipta Karya

Konsultan Perencana ini bertugas sebagai penasihat Pemilik setelah Pemilik

menyampaikan tujuan pembangunan dan segala sesuatu yang menyangkut sistem struktur

maupun non struktur dari bangunan yang diinginkan, untuk lebih jelasnya sebagai berikut Pemilik (owner)

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Konsultan Perencana PT. Anugrah Multi Cipta Karya Konsultan Electrical

PT. Rasi Cipta

(10)

3-2 Tugas pemilik antara lain :

- Bertanggungjawab atas kelancaran pemberian keputusan

- Memberikan data-data spesifikasi yang diinginkan kepada Konsultan Perencana,

seperti kegunaan bangunan jumlah ruang dan fungsi.

- Pemberian gambar arsitek kepada konsultan perencana

Tugas Konsultan Perencana meliputi :

- Perencanaan dan perhitungan kontruksi - Perencanaan dan perhitungan kontruksi - Perencanaan gambar kontruksi

- Perencanaan anggaran biaya, RKS

- Perencanaan tata letak bangunan dilokasi yang telah disediakan

- Perencanaan gambar kontruksi

Konsultan Perencana bertanggungjawab atas kekuatan struktural kontruksi

bangunan yang telah di rencanakan sesuai dengan pemakaian dan kebutuhan dan

(11)

3-3 Tugas Konsultan Electrical antara lain meliputi :

- Pembuatan shopdrawing

- Pembuatan laporan

- Pembuatan prosedur, intruksi kerja, dll

- Pembuatan sketsa – sketsa

- Menghitung kebutuhan penggunaan electrical

- Membuat estimating dan marketing

Tugas Tim Arsitek UNIKOM antara lain meliputi :

- Perencanaan arsitektural gedung

- Mendesain tata letak ruang-ruang

- Pengaturan segi fungsi dan penempatan ruangan

- Pembuatan sketsa gambar arsitektural keseluruhan

(12)

3-4 3.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Tahap Implementasi Beserta Pola

Hubungan Kerja

3.2.1 Tahap Pelaksanaan

Gambar 3.2.1.1 Diagram Alir Tahap Pelaksanaan

Ket : = Alur pelaporan = Alur Perintah kerja Pemilik

YAYASAN UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Konsultan Perencana Struktural PT. Anugrah Multi Cipta Karya

Konsultan Pengawas Tim Pengawas UNIKOM

Kontraktor

PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero

Subkontrak Pondasi PT. Franki Kons. Perencana

Arsitektural Team arsitektur

UNIKOM

(13)

3-5 Tugas pemilik antara lain :

- Bertanggung jawab atas kelancaran pemberian keputusan

- Memberikan data-data spesifikasi yang diinginkan kepada Konsultan Perencana,

seperti kegunaan bangunan jumlah ruang dan fungsi.

- Memonitor kegiatan teknis pelaksanaan.

Tugas Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas adalah wakil dari Pemilik yang bertanggung jawab kepada

Pemilik atas kerja Kontraktor. Tanggung jawab Konsultan Pengawas adalah Memantau

agar proyek selesai pada waktunya sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan

menciptakan organisasi kerja yang solid.

Secara umum tugas Konsultan Pengawas adalah :

- Memberi petunjuk kepada pelaksana mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan.

- Melakukan pengawasan atas kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, biaya termasuk

pengawasan atas pelaksanaan uji coba barang / peralatan, cara-cara pelaksanaan dan

hasil pelaksanaan pekerjaan atau sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan.

- Melakukan pemantauan/monitoring, pengendalian pemesanan atau procurement

berbagai peralatan bangunan yang penting, agar kedatangannya di proyek tepat waktu

dan sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan.

- Melakukan pengawasan atas kuantitas bagian – bagian pekerjaan agar sesuai dengan

(14)

3-6 - Mengawasi meneliti dan mengusulkan perubahan serta penyesuaian yang terjadi

selama pelaksanaan pekerjaan.

- Mengontrol ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan.

- Meneliti dan mencatat semua pekerjaan tambah dan kurang yang terjadi, termasuk

juga melakukan evaluasi / meneliti perhitungan biaya pekerjaan tambah dan atau

biaya pekerjaan kurang yang diajukan pelaksana pekerjaan, serta pengaruh waktu

pelaksanaan pekerjaan.

- Membantu pemberi tugas dalam mengelola dan mengendalikan pelaksanaan

pekerjaan dilapangan.

- Melakukan evaluasi atas hasil pengujian / test yang dilakukan oleh pelaksana

pekerjaan.

- Meneliti dan mengesahkan gambar – gambar sesuai dengan yang dilaksanakan (as built drawing) yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

- Mengkoordinasikan dengan aktif pelaksanaan pekerjaan di lapangan

sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.

- Meneliti dan mengevaluasi laporan perkembangan pekerjaan harian, mingguan dan

bulanan, yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

- Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan dan laporan akhir kepada pemberi

tugas.

- Mengusulkan kepada kontraktor pelaksana agar dalam pelaksanaan sesuai dengan

keinginan perencana sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan cepat.

- Memberikan saran dan pendapat kepada pemberi tugas sehubungan dengan

(15)

3-7 - Merekomendasikan bahwa tahapan pembayaran kepada pelaksana pekerjaan

(kontraktor pelaksana) telah dapat dilakukan berdasarkan Berita Acara Pekerjaan

yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Berita Acara Kemajuan

Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima

kedua Pekerjaan.

- Memberikan laporan secara dini mengenai kemungkinan adanya keterlambatan dalam

pelaksanaan pekerjaan dan memberkan usulan jalan keluar beserta langkah-langkah

yang harus dilakukan untuk menanggulangi keterlambatan tersebut

- Melaporkan mengenai kekurangan dan cacat yang terjadi selama masa pemeliharaan.

Kontraktor bertanggung jawab atas terlaksananya pembangunan yang lancar dan

memenuhi persyaratan teknik dan administratif.

Tugas Kontraktor adalah ;

- Perencanaan alokasi tenaga kerja, peralatan dan material

- Perencanaan alokasi biaya

- Koordinasi dilapangan dan pencatatan

- Mengikuti rapat-rapat kordinasi

- Mengajukan usulan perubahan atau perbaikan gambar rencana

- Menjamin pelaksanaan perkerjaan sesuai yang tercantum dalam dokumen kontrak

- Membuat analisa anggaran biaya dan penjadwalan waktu kerja

- Membuatan laporan harian, mingguan, dan bulanan, serta

(16)

4-1

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI

4.1 Struktur Organisasi Pemilik

Gambar 4.1.1. Struktur Organisasi Proyek di lapangan

Pemilik

Yayasan Sains dan Teknologi Universitas Komputer Indonesia

Konsultan Perencana PT. Anugrah Multi Cipta Karya

Kontraktor

PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero Pengawas

Tim Pengawas Unikom

Mechanical Electrical PT. Rasi Cipta

(17)

4-2 4.2 Struktur Organisasi Tim UNIKOM Project

Gambar 4.2.1. Struktur Organisasi Pemilik Proyek

4.3 Struktur Organisasi Konsultan

PT.Anugrah Multi Cipta Karya

Gambar 4.3.1. Struktur Organisasi Konsultan Perencana

(18)

4-3 Tugas Konsultan Perencana meliputi :

- Perencanaan dan perhitungan kontruksi

- Perencanaan dan perhitungan kontruksi

- Perencanaan gambar kontruksi

- Perencanaan anggaran biaya, RKS

- Perencanaan tata letak bangunan dilokasi yang telah disediakan

- Perencanaan gambar kontruksi

Konsultan Perencana bertanggungjawab atas ketepatan fungsi bangunan,

kekuatan sesuai konsep bangunan ruang secara fungsional secara keseluruhan.

Tugas dan Tanggung jawab Tim Pengawas :

- Memberi petunjuk kepada pelaksana mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin mutu dan kelancaran

pekerjaan.

- Melakukan pengawasan atas kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, biaya

termasuk pengawasan atas pelaksanaan uji coba barang / peralatan, cara-cara

pelaksanaan dan hasil pelaksanaan pekerjaan atau sesuai dengan pelaksanaan

pekerjaan.

- Melakukan pemantauan/monitoring, pengendalian pemesanan atau

procurement berbagai peralatan bangunan yang penting, agar kedatangannya di proyek tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan.

- Melakukan pengawasan atas kuantitas bagian – bagian pekerjaan agar sesuai

(19)

4-4 - Mengawasi meneliti dan mengusulkan perubahan serta penyesuaian yang

terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.

- Mengontrol ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan.

- Meneliti dan mencatat semua pekerjaan tambah dan kurang yang terjadi,

termasuk juga melakukan evaluasi / meneliti perhitungan biaya pekerjaan

tambah dan atau biaya pekerjaan kurang yang diajukan pelaksana pekerjaan,

serta pengaruh waktu pelaksanaan pekerjaan.

- Membantu pemberi tugas dalam mengelola dan mengendalikan pelaksanaan

pekerjaan dimanager.

- Melakukan evaluasi atas hasil pengujian / test yang dilakukan oleh pelaksana

pekerjaan.

- Meneliti dan mengesahkan gambar – gambar sesuai dengan yang dilaksanakan

(as built drawing) yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

- Mengkoordinasikan dengan aktif pelaksanaan pekerjaan di manager

sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.

- Menyelenggarakan dan memimpin rapat koordinasi di manager

sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.

- Meneliti dan mengevaluasi laporan perkembangan pekerjaan harian,

mingguan dan bulanan, yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.

- Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan dan laporan akhir kepada

pemberi tugas.

- Mengusulkan kepada kontraktor pelaksana agar dalam pelaksanaan sesuai

dengan keinginan perencana sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan

(20)

4-5 - Memberikan saran dan pendapat kepada pemberi tugas sehubungan dengan

penyelesaian masalah yang tumbuh dalam pelaksanaan pekerjaan di manager.

- Merekomendasikan bahwa tahapan pembayaran kepada pelaksana pekerjaan

(kontraktor pelaksana) telah dapat dilakukan berdasarkan Berita Acara

Pekerjaan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Berita

Acara Kemajuan Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita

Acara Serah Terima kedua Pekerjaan.

- Memberikan laporan secara dini mengenai kemungkinan adanya

keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan dan memberkan usulan jalan

keluar beserta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menanggulangi

keterlambatan tersebut

- Melaporkan mengenai kekurangan dan cacat yang terjadi selama masa

pemeliharaan.

- Menyusun dan menyempurnakan buku petunjuk penggunaan dan perawatan

(Manual Book), serta petunjuk operasi peralatan dan perlengkapannya, dengan mencakup perubahan-perubahan selama masa pelaksanaan konstruksi sesuai

(21)

4-6 4.4 Struktur Organisasi Kontraktor

STRUKTUR ORGANISASI

PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PP) PERSERO

Gambar 4.4.1.Struktur Organisasi Kontraktor

Tugas Dan Tanggung Jawab Personil Kontraktor : I.. Project Manager

Direktur Operasional telah mengangkat seorang sebagai Project Manajer (PM)

(22)

4-7 1. Tujuan Jabatan :

a. Mewakili perusahaan mengenai semua hal yang berhubungan dengan proyek

b. Memimpin dan mengendalikan proyek sesuai kebijakan yang

ditetapkan perusahaan

2. Tugas :

a. Membuat perencanaan suatu proyek - Rencana Mutu Proyek - Rancangan Anggaran Proyek b. Mengorganisir seluruh sumber daya

- Manusia

- Material dan subkontraktor - Alat

- Upah - Metode

c. Mengisi form questioner Construction All Risk (CAR) d. Memproses Astek/Jamsostek/PA

e. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja f. Mengendalikan pelaksanaan proyek

g. Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan proyek

h. Memeriksa, menyetujui Variation Order dan meminta persetujuannya kepada owner/konsultan

i. Memeriksa dan menyetujui progres bulanan (Termasuk Variation Order)

j. Memeriksa dan menyetujui progres Subkontraktor

k. Memeriksa dan menyetujui Berita acara serah terima pekerjaan l. Mengadakan meeting koordinasi intern dan ekstern

m. Mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek

n. Meminta surat referensi dari owner/customer o. Membuat laporan sasaran mutu per bulan p. Membuat laporan tahunan

q. Membuat budget tahunan divisi r. Mengadakan meeting reguler intern s. Membina bawahan

t. Melakukan penilaian karyawan u. Melakukan closing project

v. Membuat perencanaan suatu proyek

- Rencana Mutu Proyek - Rancangan Anggaran Proyek w. Mengorganisir seluruh sumber daya

(23)

4-8 - Material dan subkontraktor

- Alat - Upah - Metode

x. Mengisi form questioner Construction All Risk (CAR) y. Memproses Astek/Jamsostek/PA

z. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja aa. Mengendalikan pelaksanaan proyek

bb.Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan proyek

cc. Memeriksa, menyetujui Variation Order dan meminta persetujuannya kepada owner/konsultan

dd.Memeriksa dan menyetujui progres bulanan (Termasuk Variation Order)

ee. Memeriksa dan menyetujui progres Subkontraktor

ff. Memeriksa dan menyetujui Berita acara serah terima pekerjaan gg.Mengadakan meeting koordinasi intern dan ekstern

hh.Mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek

i. Meminta surat referensi dari owner/customer ii. Membuat laporan sasaran mutu per bulan iii. Membuat laporan tahunan

iv. Membuat budget tahunan divisi v. Mengadakan meeting reguler intern vi. Membina bawahan

vii. Melakukan penilaian karyawan viii. Melakukan closing project

1. Wewenang :

a. Merekrut dan memberhentikan tenaga kerja untuk level surveyor, gudang, administrasi, dan Keamanan

b. Mengusulkan kepada Direktur Operasional untuk memutasikan, penambahan dan pengurangan tenaga kerja (diluar point a)

c. Menentukan subkontraktor, material, upah dan mandor, alat sesuai ketentuan perusahaan

d. Menentukan metode kerja sesuai kondisi proyek dan ketentuan perusahaan e. Menentukan alternatif metode kerja dan value engineering dengan tujuan

mengefisiensikan Rancangan Anggaran Proyek sesuai prosedur

f. Melakukan negosiasi dengan owner/konsultan untuk kelancaran suatu proyek

g. Meminta Divisi yang terkait untuk menyelesaikan tugasnya yang berhubungan dengan proyek

(24)

4-9 Tanggung Jawab :

a. Menjalin hubungan baik dan komunikasi yang intensif dengan owner/customer dan konsultan

b. Menyelesaikan suatu proyek sesuai kontrak

c. Menjalankan proyek sesuai dengan Rencana Mutu Proyek dan Rancangan Anggaran Proyek yang sudah ditetapkan

d. Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek

e. Menyelesaikan pekerjaan tambah kurang berikut kelengkapan engineeringnya

f. Bertanggung jawab terhadap keluar masuk surat-menyurat

g. Melaporkan masalah yang terjadi diluar kewenangannya kepada atasan h. Menciptakan lingkungan kerja yang baik

i. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahannya

j. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan tugas-tugasnya dijalankan sesuai aturannya

k. Melakukan analisa / feedback dari prosedur yang dijalankan untuk penyempurnaan / continual improvement

Wewenang :

a. Merekrut dan memberhentikan tenaga kerja harian dengan prosedur yang berlaku untuk :

- Harian Umum - Gudang - Teknisi

b. Mengusulkan kepada Project Manager untuk memutasikan, penambahan dan pengurangan tenaga kerja (diluar point a)

c. Menentukan detail metode kerja sesuai kondisi proyek dan ketentuan perusahaan

d. Menentukan opname pekerjaan

e. Menentukan pengeluaran kas lapangan

f. Bersama Project Manager membuat alternatif metode kerja dan value engineering dengan tujuan mengefisiensikan RAP

g. Menindaklanjuti dan memutuskan laporan ketidaksesuaian

Tanggung Jawab :

a. Menyelesaikan suatu proyek sesuai kontrak

b. Menjalankan proyek sesuai dengan Rencana Mutu Proyek (RMP) dan Rencana Anggaran Proyek (RAP) yang sudah ditetapkan

c. Mencari solusi permasalahan yang timbul dalam proyek dan mengkoordinasikannya dengan Project Manager

d. Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek

(25)

4-10 f. Memeriksa dan memperbaiki hasil kerja proyek agar sesuai dengan

Rencana Mutu Proyek.

g. Menyelesaikan pekerjaan tambah kurang berikut kelengkapan engineeringnya

h. Melaporkan masalah yang terjadi diluar kewenangannya kepada atasan i. Menciptakan lingkungan kerja yang baik

j. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahannya

k. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan tugas-tugasnya dijalankan sesuai aturannya

l. Melakukan analisa/feedback dari prosedur yang dijalankan untuk

penyempurnaan/continual improvement

II. Site Manager Tujuan Jabatan :

a. Mewakili perusahaan mengenai semua hal yang berhubungan dengan proyek dan berada di proyek

b. Memimpin dan mengendalikan proyek sesuai kebijakanyang ditetapkan Project Manager.

Tugas

a. Menjabarkan Rencana Mutu Proyek (RMP) lebih detail

b. Bersama Project Manager membuat Rancangan Anggaran Proyek (RAP) c. Membuat detail schedule pelaksanaan

d. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja dan prosedur yang sudah ditetapkan oleh perusahaan

e. Menyeleksi, merekrut mandor

f. Membuat schedule pemakaian alat, material, upah, dan subkontraktor g. Mengendalikan pemakaian alat, material, upah, dan K3 per 2 mingguan h. Mengendalikan material dan pekerjaan subkontraktor

i. Menjelaskan dan memberikan daftar kode pekerjaan kepada Supervisor untuk pengambilan material

j. Mengkoordinir pelaksanaan engineering proyek

k. Melaksanakan approval material dan contoh hasil pekerjaan

l. Memeriksa dan menyetujui progres mingguan dan bulanan (diserahkan kepada Divisi Sekretariat)

m. Stock opname material, alat dan bahan bakar setiap minggu n. Membuat rekaman terhadap seluruh aktivitas proyek o. Membuat laporan berkenaan dengan pelaksanaan proyek p. Menyetujui opname pekerjaan mandor dan subkontraktor

q. Membagikan pembayaran upah kepada Mandor dan tenaga kerja apabila belum dilakukan secara transfer

(26)

4-11 s. Mengatasi masalah-masalah harian yang berhubungan dengan lingkungan

proyek

t. Membuat pekerjaan tambah kurang berikut kelengkapan engineeringnya u. Mengadakan rapat koordinasi intern dan ekstern lapangan secara berkala v. Membina hubungan baik dengan owner/customer dan konsultan

w. Mengatur penggunaan eksternal kendaraan operasional (motor, mobil dan truck)

x. Mengadakan meeting reguler intern y. Membina bawahan

b. Menghitung kebutuhan material dan alat harian

c. Meminta material dan alat sesuai dengan kode pekerjaan d. Mengkoordinasikan tenaga kerja

e. Melaksanakan pekerjaan sesuai Instruksi Kerja

f. Membuat dan mengajukan opname pekerjaan mandor dan subkontraktor kepada Site Engineer

g. Membuat laporan harian pelaksanaan kepada Site Engineer (termasuk jumlah, tenaga kerja, cuaca, pemakaian alat dan bahan bakar)

h. Mengecek hasil kerja subkontraktor, dan mandor i. Mengetahui lokasi peralatan dan pelaksanaan K 3 j. Menjalankan check list sesuai Instruksi Kerja Wewenang

a. Memberhentikan tenaga kerja mandor

b. Menolak pemakaian alat yang tidak memenuhi spesifikasi c. Membuat laporan ketidaksesuaian

Adminstrasi

Tujuan Jabatan

Membantu melaksanakan tugas dan pekerjaan Site Engineer

(27)

4-12 a. Membuat, mendistribusikan dan menyimpan arsip surat yang masuk dan

keluar proyek

b. Membuat daftar hadir, daftar surat atau gambar masuk dan keluar c. Memeriksa dan menghitung upah dan lembur tenaga kerja harian d. Memeriksa dan menghitung uang makan lembur staf

e. Memeriksa, menginput dan membuat laporan kas lapangan f. Mengirim surat/gambar kepada pihak yang terkait

g. Sebagai operator telepon dan mencatat telepon keluar dan masuk proyek h. Membantu tugas Site Engineer dalam membuat notulen rapat intern

i. Membuat daftar permintaan kebutuhan alat-alat tulis dan kantor dari divisi proyek kepada Site Engineer

j. Menyusun dokumen dengan baik dan benar

k. Menyerahkan seluruh dokumen (hard copy dan soft copy) Wewenang

a. Mengajukan permintaan kebutuhan Alat- alat tulis dan kantor di proyek b. Menolak bukti kas lapangan yang sudah kedaluarsa

Tanggung Jawab

a. Kesiapan arsip bila di perlukan

b. Kebenaran dan keakuratan data-data administrasi proyek c. Kebenaran dan kelengkapan lampiran laporan kas lapangan Quality Control

Tujuan Jabatan

a. Memahami spesifikasi material, dan Rencana Kerja dan Syarat proyek (RKS)

b. Mengadakan contoh material dan contoh hasil pekerjaan untuk diajukan kepada Site Engineer untuk proses approval

c. Mengontrol dan melaporkan mutu material (Quality Assurance)

d. Membuat dan mengontrol ijin kerja untuk diajukan kepada Site Engineer. e. Mengontrol dan menyetujui hasil kerja pelaksanaan

f. Melaksanakan dan mengkoordinir pengetesan material dan hasil pekerjaan (misal : CBR, sand cone, kubus test, test besi, dll)

g. Melaksanakan dan mengkoordinir joint survey dengan Surveyor untuk menentukan BM, Koordinat

h. Membuat Laporan ketidaksesuaian produk untuk di laporkan kepada Site Engineer

i. Mengusulkan dan mengkoordinasikan metode kerja kepada Divisi proyek j. Membuat internal check list sebelum serah terima pertama

k. Melakukan pemeriksaan persiapan atas material dan pekerjaan

(28)

4-13 Memutuskan hasil pekerjaan untuk disetujui atau tidak

Tanggung Jawab

Kwalitas hasil pekerjaan dan Dijalankannya Pelaksanaan prosedur dan instruksi kerja pada divisi proyek

Subkontraktor

Tujuan Jabatan

Membantu Site Engineer untuk perhitungan kebutuhan material, upah, bahan bakar, dan alat Subkontraktor

Tugas

a. Memahami spesifikasi material, dan Rencana Kerja dan Syarat Kontrak Subkontraktor

b. Mengadakan contoh material dan contoh hasil pekerjaan untuk diajukan kepada Site Engineer untuk proses approval

c. Menghitung volume pekerjaan, kebutuhan material dan alat subkontraktorraktor

d. Melaksanakan dan mengkoordinir joint survey dengan Subkontraktor e. Mengusulkan dan mengkoordinasikan metode kerja kepada Subkontraktor f. Mengusulkan schedule material, dan alat subkontraktor

g. Melakukan pemeriksaan persiapan atas material dan pekerjaan subkontraktor

h. Mengontrol dan melaporkan mutu material subkontraktor (Quality Assurance)

i. Melakukan pemeriksaan hasil material dan hasil pekerjaan subkontraktor j. Menghitung progres pelaksanaan subkontraktor

k. Menghitung pekerjaan Tambah dan Kurang subkontraktor

l. Membuat Laporan ketidaksesuaian produk untuk di laporkan kepada Site Engineer

Wewenang

a. Mendapatkan data dari Site Engineer untuk keperluan perhitungan b. Menolak material dan hasil pekerjaan Subkontraktor

c. Mengusulkan untuk memberi teguran atau pemberhentian Subkontraktor

Tanggung Jawab

(29)

5 - 1

BAB V

PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

5.1 Penjadwalan Kerja Dengan Bar Chart dan Curva S

Merupakan suatu planing yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada

pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat, selain merupakan bagian dari

manajemen yang baik juga sebagai salah satu faktor pendukung untuk mencapai

suatu tujuan yang dimaksud, dalam hal ini sering disebut dengan istilah Time Schedule. Dan juga sebagai sarana kontrol tahap demi tahap dari pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor.

A. Penjadwalan Kerja (Time Schedulle)

Pengertian dari Time Schedule adalah Time berarti waktu, schedulle berarti memasukan kedalam daftar. TimeSchedule atau ScheduleTime ialah waktu yang telah ditentukan. Jadi yang dimaksud dengan Time Schedule ialah, mengatur rencana kerja dari satu bagian atau unit pekerjaan (H. Bachtiar Ibrahim 1993).

TimeSchedule meliputi kegiatan antara lain sebagai berikut ;

1. Schedule Bahan, ialah jadwal bahan-bahan yang diperlukan pada proyek ini menurut jumlah dan jenisnya persatuan waktu.

2. Schedule Peralatan, ialah jadwal peralatan yang akan dipergunakan pada proyek ini menurut jumlah dan fungsi persatuan waktu.

(30)

5 - 2 4. Schedule Biaya, ialah jadwal aliran biaya yang harus dikeluarkan sesuai

schedule bahan, peralatan dan tenaga kerja persatuan waktu.

Dari time Schedule/rencana kerja, kita akan mendapatkan gambaran lama pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan

antara satu sama yang lainnya. Keempat hal tersebut harus sesuai pengadaannya

sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Tujuan dari pembuatan Time Schedule ini adalah ;

- Untuk menentukan urutan pekerjaan, agar sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan yang ada, sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar,

dan dicapai efisiensi sumber daya dengan mutu pekerjaan yang memenuhi

persyaratan teknis.

- Untuk mendeteksi terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, bila terjadi

keterlambatan dapat dicegah sedini mungkin atau diambil kebijakan lain,

sehingga tidak terlalu mengganggu kelancaran pekerjaan lain.

Fungsi TimeSchedule adalah :

- Untuk memperkirakan jumlah sumber daya (material, manusia, peralatan, dan

lain-lain), yang harus disediakan pada waktu-waktu terentu

- Pedoman bagi Kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk mengatur kecepatan

pelaksanaan proyek

- Referensi bagi pemilik, Konsultan Pengawas dan Kontraktor untuk

(31)

5 - 3 - Pedoman bagi Konsultan Pengawas dan Kontraktor untuk mengevaluasi

pekerjaan yang telah diselesaikan

- Pedoman bagi kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk mengetahui apakah

metoda pelaksanaannya cocok diterapkan dalam proyek, atau harus diperbaiki.

Penjadwalan waktu (Time Schedule) dapat dibuat dalam bentuk bagan balok agar mudah dibaca. Bagan balok ini dapat dilihat urutan-urutan pekerjaan yang

akan atau sedang dilaksanakan. Dari diagram ini pula dapat diketahui

pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilaksanakan secara bersamaan (simultan).

Penjadwalan waktu ini merupakan pedoman untuk Kontraktor dan Konsultan

Pengawas untuk mengontrol apakah pekerjaan sudah sesuai dengan jadwal atau

tidak.

B. Bagan Balok (Bar chart)

Bagan balok (bar chart) merupakan salah satu bentuk penjadwalan waktu yang mencantumkan semua unit pekerjaan yang ada, berupa batang horizontal

yang menggambar waktu untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan. Dengan

bagan tersebut diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang

direncanakan.

Bagan balok direncanakan atas dasar kapasitas alat, besarnya pekerjaan,

dan rencana waktu penyelesaian. Dari bagan balok ini pula dapat dilihat jenis

pekerjaan apa saja yang sedang dilakukan dan pekerjaan yang dapat dikerjakan

(32)

5 - 4 hubungan antara prestasi pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu, yang

disebut Kurva S (S-curve).

C. Kurva “S”

Kurva ini menunjukan hubungan antara persentase pekerjaan yang harus

diselesaikan dengan waktu. Biasanya grafik ini dikenal dengan sebutan Kurva S

(S-Curve) dalam satuan bobot persen. Fungsi kurva S ini adalah :

- Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan pada setiap waktu, dengan

membandingkan bobot persen rencana dengan persen bobot realisasi

dilapangan, sehingga perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan tidak

mengganggu atau mempengaruhi waktu pekerjaan secara keseluruhan.

- Untuk mengetahui waktu pembayaran angsuran, berdasarkan perjanjian yang

ada, untuk membayar angsuran ini harus juga diperiksa perincian volume

pekerjaan yang telah diselesaikan

Ada dua macam bobot persen :

1. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara harga suatu jenis

pekerjaan dalam waktu tertentu terhadap harga total yang tercantum dalam

dokumen kontrak. Dalam hal ini grafik bobot persen menyatakan

hubungan antara harga kumulatif bobot persen dengan waktu.

2. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara bobot suatu jenis

pekerjaan dengan bobot seluruh pekerjaan. Dari bobot persen ini, dapat

(33)

5 - 5 pekerjaan dengan waktu, dari grafik ini pula dapat diketahui persentase

pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Bobot persen yang dipakai pada proyek ini adalah sebagai berikut :

(5.1.1)

Pada dasarnya Time Schedule ini dibuat untuk mengontrol kemajuan suatu proyek, sesuai jangka waktu yang tersedia. Dalam pelaksanaanya, Time Schedule

harus selalu dikontrol agar dapat dilakukan penyesuaian terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi. Jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan, maka harus

ada pekerjaan yang lain yang dipercepat untuk menutupi keterlambatan yang

terjadi, misalnya dengan penambahan tenaga kerja, penambahan peralatan, kerja

lembur dan sebagainya.

Dalam penyusunan Time Schedule ini, yang perlu mendapat perhatian adalah efisiensi pekerjaan, sehingga biarpun terjadi keterlambatan, proyek

tersebut masih memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis.

Prosedur Pembuatan Kurva “S” Rencana :

1. Menuliskan item pekerjaan seperti yang ada di TimeSchedule

2. Menentukan bobot persen dari tiap item pekerjaan berdasarkan perincian

harga pada tiap item pekerjaan teradap harga total dari semua item

pekerjaan

3. Membagi bobot persen pekerjaan (perhitungan no.2) dengan lama waktu

yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut sesuai dengan

(34)

5 - 6 diselesaikan dalam 4 minggu maka bobot persen pekerjaan itu dibagi 4

untuk tiap minggunya. Seyogianya bobot persen pekerjaan diratakan,

untuk mempermudah penyediaan material, tenaga kerja, dan biaya.

4. Menjumlahkan bobot persen pekerjaan persatuan waktu

5. Membuat tabel kumulatif dari persen pekerjaan persatuan waktu yang

direncanakan sampai dengan waktu dari proyek tersebut.

6. Memplot grafik hubungan antara kumulatif dari persen pekerjaan dengan

waktu. Grafik inilah yang disebut kurva S rencana.

Prosedur Pembuatan Kurva “S” Realisasi :

Pembuatan Kurva S ini berhubungan dengan prestasi pekerjaan Kontraktor

yang dicatat dalam Time Schedule. Prestasi pekerjaan ini dinilai dari beberapa persen dari tiap item/jenis pekerjaan yang telah diselesaikan Kontraktor di

lapangan, sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Adapun tahap-tahap

pembuatannya adalah :

1. Penilaian prestasi kerja Kontraktor diplot dalam Time Schedule persatuan waktu tersebut.

2. Menjumlahkan prestasi kerja Kontraktor untuk seluruh item/jenis

pekerjaan yang dikerjakan persatuan waktu tersebut.

3. Membuat tabel kumulatif dari prestasi kerja yang diselesaikan Kontraktor

sampai dengan waktu tersebut.

4. Memplot grafik hubungan antara Kumulatif dari prestasi kerja dengan

(35)

5 - 7 5.2 Komentar Peserta KP Terhadap Kurva S Rencana Dan Realisasi

Komentar peserta KP terhadap pelaksanaan pekerjaan dilapangan dapat dilihat

pada line curve S rencana dan realisasi. Apakah proyek tersebut mengalami keterlambatan atau lebih cepat dari yang direncanakan. Komentar praktikan

adalah :

- Dilihat pada kurva S rencana, proyek tersebut diperkirakan selesai pada

bulan Febuary 2011.

- Pada kurva S realisasi, proyek tersebut tidak mengalami keterlambatan hal

ini dapat dilihat di lapangan dan pada selisih antara kumulatif realisasi

dengan kumulatif rencana pada kurva S. .

5.3 Mekanisme Laporan Kemajuan Pekerjaan

Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi

kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini

berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan proyek tersebut. Laporan

kemajuan proyek dapat berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan

bulanan.

A. Laporan Harian

Dalam laporan ini tercantum semua peristiwa yang berhubungan dengan

pekerjaan pada hari tersebut, diantaranya :

- Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta

jumlah jam kerjanya.

(36)

5 - 8 - Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut

- Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan

- Hal–hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik, dan

lain lain

- Instruksi yang diberikan dan pekerjaan yang diperiksa oleh Konsultan

Pengawas

- Catatan hal-hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.

B. Laporan Mingguan

Dalam laporan mingguan, tercantum secara garis besar apa yang terjadi setiap

hari pada minggu tersebut. Dilaporkan pula peristiwa yang berhubungan dengan

pekerjaan, yaitu :

- Jumlah tenaga kerja yang digunakan di lokasi pekerjaan (ada atau tidaknya

penambahan atau pengurangan pada minggu tersebut)

- Jumlah bahan yang terpakai dari yang dipesan pada minggu tersebut.

- Perintah pekerjaan, jenis pekerjaan, peringatan-peringatan, evaluasi dari

Konsultan Pengawas terhadap jalannya pembangunan proyek.

- Catatan dari Konsultan Pengawas tentang bobot pekerjaan yang telah

dilaksanakan sampai dengan minggu itu, disertai peringatan jika ada

keterlambatan.

Laporan mingguan perlu dilakukan sebagai laporan kemajuan fisik pekerjaan

selama seminggu waktu pelaksanaan. Laporan mingguan ini disusun berdasarkan

(37)

5 - 9 - Jumlah tenaga kerja dan kualitas pekerjaan tiap minggu

- Kemajuan pekerjaan tiap minggu

- Rekapitulasi biaya laporan mingguan kemajuan pekerjaan, dilaporkan pula

kemajuan realisasi pekerjaan mingguan terhadap rencana mingguan yang

dapat dilihat pada Time Schedule, berdasarkan ini dapat diketahui kemajuan pekerjaan mingguan, terlambat atau tidaknya pekerjaan

berdasarkan Time Schedule.

C. Laporan Bulanan

Pada setiap akhir bulan dibuat evaluasi kemajuan pekerjaan berdasarkan

laporan mingguan. Laporan bulanan ini berisikan hal-hal yang dapat menghambat

pelaksanaan pekerjaan. keterlambatan karena gangguan cuaca atau

masalah-masalah lainnya dan tindakan yang diambil sebagai upaya penanganan masalah-masalah

tersebut. Laporan bulanan ini dibuat sebagai pertanggung-jawaban dari Konsultan

Pengawas terhadap kondisi fisik pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama

pelaksanaan berikut proses-proses yang mendukung dan membatasinya. Prestasi

kemajuan fisik yang dilaporkan dalam laporan bulanan, digunakan sebagai acuan

untuk penagihan bulanan.Laporan bulanan biasanya dilengkapi dengan foto-foto

yang berfungsi sebagai dokumentasi proyek.

5.4 Rencana Dan Prosedur Pembayaran

Rencana dan prosedur pembayaran pada proyek sebagaimana hasil dari

(38)

5 - 10 Kontraktor menyerahkan kepada Konsultan Pengawas permintaan pembayaran

secara terperinci beserta data yang memperkuat hak Kontraktor atas pembayaran

sebagaimana telah disetujui oleh Pemilik dan Konsultan Pengawas.

Setelah Kontraktor mengajukan permintaan pembayaran, Konsultan

Pengawas mengevaluasinya. Bila disetujui, Konsultan Pengawas mengeluarkan

Berita Acara Pembayaran kepada pemilik. Dikeluarkannya Berita Acara

Pembayaran itu berarti Konsultan Pengawas menganggap bahwa pekerjaan sudah

selesai sampai dengan tahap yang dimaksud, dan kualitas pekerjaan sesuai dengan

dokumen kontrak dan Kontraktor berhak menerima pembayaran menurut jumlah

yang ditetapkan yaitu 25% sebanyak 4 tahap pembayaran 25% - 25% - 25% dan

20% dalam Berita Acara Pembayaran. Setelah Pemilik menerima Berita Acara

Pembayaran (BAP) dari Konsultan Pengawas, ia wajib memberikan pembayaran

tersebut.

Pada masa pemeliharaan, untuk menjamin pelaksanaan pemeliharaan hasil

pekerjaan, maka pemilik telah menahan pembayaran harga borongan atau retensi

sebesar 5% dari harga total. Uang retensi ini akan dikembalikan kepada kontraktor

setelah selesainya masa pemeliharaan 6 bulan, dan telah dipenuhinya syarat-syarat

seperti yang telah disepakati dalam perjanjian kontrak.

Bila ada perbaikan-perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan

melampaui jangka waktu pemeliaharaan, maka masa pemeliharaan dihitung

(39)

6-1

BAB VI

BAHAN DAN PERALATAN

6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan

Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan

diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun beberapa

jenis dan mutu bahan yang digunakan adalah :

1. Besi Deformed dan Undeformed

Besi tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U – 24 (polos) dan

U – 40 (berulir) menurut PBI 1971 atau, kecuali disebutkan lain dalam rencana.

Bila besi tulangan oleh konsultan pengawas diragukan kualitasnya,

harus diperiksakan di lembaga penelitian bahan-bahan yang diakui pemerintah.

Ukuran besi tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar

penggantian dengan diameter lain hannya diperkenankan atas persetujuan

tertulis konsultan pengawas. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang

yang diperlukan tidak boleh kurang dari yang tersebut dalam gambar atau

perhitungan.

2. Ready Mix / Molen

Pengunaaan molen pada suatu proyek sangat besar manfaatnya, karena dapat

diperoleh campuran yang lebih merata dan homogen, sehingga didapatkan mutu

(40)

6-2

Molen yang dipasang pada truk yaitu digunakan untuk membawa adukan ready

mixed concrete dari perusahaan pembuat dilokasi proyek. Molen jenis berfungsi

untuk menjaga supaya beton tidak mengeras selama perjalanan ke proyek.

Kapasitasnya ± 5 m³

3. Bentonite

Bentonite adalah campuran pada readymix yang berfungsi untuk mempercepat

proses pengeringan beton sesuai dengan kebutuhan, bentonite yang dipakai pada

proyek ini adalah tipe Wyoming.

4. Jack Hidrolic Pile

Jack Hidraulic Pile adalah alat untuk memasang tiang pancang mini pile, alasan

penggunaan alat ini adalah karena tidak menimbulkan kebisingan seperti pada

alat hummer pile yang juga dapat menimbulkan keretakan pada bangunan sekitar

5. Alat Bor

Alat bor ini di bagi beberapa bagian, satu kesatuan ini disebut alat bor, berikut

gambarnya

(41)

6-3

Excavator adalah alat besar sebagai mobil penggerak utama dari

semua alat, disini berfungsi sebagai pengendali atau control

Crane adalah lengan excavator yang menghubungkan antara mesin

bor soilmec mekanik dengan excavator

Soilmec mechanic adalah mesin bor dengan yang mata bornya dapat

diganti sesuai dengan kebutuhan

Auger adalah mata bor yang digunakan untuk mengebor hingga

kelapisan tanah keras atau elevasi nyang diinginkan

.Tremors atau cleaning bucket adalah mata bor yang berfungsi

membuang lumpur atau tanah yang beguguran didasar lubang

Pipa tremi adalah pipa yang digunakan ketika pengecoran

berlangsung berfungsi untuk membuang lumpur yang mengedap didasar dan

membuangnya keluar agar lumpur tersebut tidak tercampur dengan beton segar

6. Bentonite Mixer

Bentonite mixer adalah alat pengolahan bentonite untuk mencampurkan

bentonite kedalam redymix dengan tujuan mempercepat pengerasan beton sesuai

yang diinginkan

(42)

6-4

7. Service crain

Service crain adalah alat akomodasi untuk memindahkan alat-alat kerja yang

akan digunakan agar pekerjaan lebih cepat dan efisien

8. Tiang pancang

Tiang pancang yang digunakan pada proyek ini adalah tiang pancang persegi

yang disebut juga mini pile dengan mutu K-300 dengan menggunakan tulangan

BJ 40 dan tulangan ulir U-24 polos

9. Excavator Backhoe

Excavator backhoe digunakan untuk memindahkan dan penggalian tanah untuk

memudahkan pekerjaan berlangsung agar tidak menghambat dan

mengefesiensikan waktu

10.Air

Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh

mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau

bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan berdasarkan

(Pedoman Beton Indonesia 1971). Dalam percobaan perbandingan antara

kekuatan tekan mortel semen + pasir dengan memakai air suling, air tersebut

dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortel dengan memakai air itu

pada 7 dan 28 hari paling sedikit 90% dari kekuatan tekan mortel dengan

memakai air suling pada umur yang sama.

11.Semen

Untuk mendapatkan mutu semen yang optimal sebelum digunakan, maka

semen harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan didalam NI-8 ( Normalisasi

(43)

6-5

dipakai adalah warna semen abu kehijauan. Mutu beton yang digunakan dalam

Proyek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM ini adalah berbeda-beda

sesuai dengan penempatan dan kebutuhan. Adapun semen yang digunakan pada

proyek ini adalah semen portland tipe I merek Holcim.

12.Pasir

Pada umumnya dalam pengerjaan suatu pekerjaan ada juga jenis pasir

yang digunakan yaitu pasir pasang dan pasir beton. Pasir pasang berwarna agak

kecoklat-coklatan dipergunakan untuk membuat adukan yang berfungsi sebagai

bahan perekat, misalnya untuk spesi, pasangan bata merah, plesteran tembok dan

memasang lantai keramik. Sedangkan pasir beton warnanya agak keabu-abuan

dicampur dengan batu kali, kerikil dan semen untuk membuat campuran beton

sebagai pengisi beton kolom, balok, pelat lantai dan pondasi.

Adapun beberapa yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pasir adalah

sebagai berikut :

1. Terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus

bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti

terik matahari dan hujan..

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( ditentukan terhadap berat

kering ). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat

melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5% maka pasir

harus dicuci.

3. Tidak boleh mengandung terlalu banyak bahan-bahan organis.

Hal ini harus dibuktikan dengan percobaan warna dengan menggunakan

(44)

6-6

percobaan warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat

tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan

agregat yang sama tetapi dicuci di dalam lrutan 3% NaOH yang kemudian

dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang sama.

4. Kerikil

Kerikil adalah agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton yang dan

harus memenuhi persyaratan seperti, kerikil harus terdiri dari butir-butir yang

keras dan tidak berpori, kerikil yang mengandung butir-butir pipih dapat dipakai,

apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampui 20% dari berat kerikil

seluruhnya, butir-butir kerikil harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau

hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan, tidak

boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ( ditentukan terhadap berat kering ).

Apabila kadar lumpur lebih dari 1% maka kerikil harus dicuci dulu, tidak boleh

mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, sperti zat-zat yang reaktif alkali,

Memiliki kekerasan yang lolos uji, Kekerasan kerikil diperiksa dengan bejana

penguji dari rudeloff dengan beban penguji 20 ton, atau dengan mesin pengaus

Los Angeles dan Kerikil harus bergradasi baik, apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

- Sisa diatas ayakan 31,5 mm,harus 0% berat.

- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar anatara 90% dan 98% berat.

- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah

(45)

6-7

Selain itu besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 jarak

terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 tebal pelat, atau 3/4 jarak

bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan.

5. Besi Tulangan

a. Besi tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U – 24 (polos) dan U – 39

(berulir) menurut PBI 1971 atau, kecuali disebutkan lain dalam rencana.

b. Bila besi tulangan oleh konsultan pengawas diragukan kualitasnya, harus

diperiksakan di lembaga penelitian bahan-bahan yang diakui pemerintah.

c. Ukuran besi tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar penggantian

dengan diameter lain hannya diperkenankan atas persetujuan tertulis

konsultan pengawas. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang

yang diperlukan tidak boleh kurang dari yang tersebut dalam gambar atau

perhitungan.

Gambar 6.1.1.3 Macam-macam Tulangan 6. Kawat Pengikat Baja Tulangan

Kawat pengikat digunakan untuk mengikat tulangan atau cincin tulangan agar

(46)

6-8

terbuat dari baja lunak panas dengan diameter minimum 1 mm dan tidak tersepuh

seng (Zn).

7. Kayu

Kayu pada pelaksanaan pembangunan Proyek Pembangunan Gedung Kampus

Baru UNIKOM digunakan sebagai landasan, pagar, pembuatan direksi kit. Jenis

kayu yang di gunakan untuk pembuatan bekisting dan lain-lain adalah kayu

kelapa dan borneo. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kayu

khususnya untuk cetakan bekisting seperti, Kayu harus berkualitas baik, tua tidak

bergetah, kering udara, tidak pecah serta lurus, kayu yang digunakan dapat berupa

balok, papan tripleks atau multiplex.

8. Tiang Pancang

Tiang pancang yang digunakan adalah bentuk persegi disebut juga mini pile ber

ukuran 20 x 20 cm. dengan tebal plat penyambungan 10 mm, rebar 4 D 13mm,

jarang sengkang 5-10 cm.

(47)

6-9

6.2 Tata Cara Kontrol dan Pengendalian Mutu Bahan

Pengawas lapangan berhak memeriksa bahan dan pabrikasi semua bahan

yang berkenaan dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang memastikan

ukuran jumlah dan pabrikasi toleransi. Pemeriksaan dan pengujian pada bahan

dan penyelesaian akhir harus sesuai dengan standar yang berlaku untuk

bahan-bahan tersebut

Bahan bangunan adalah keseluruhan bahan/material yang digunakan

dalam pekerjaan pelaksanaan proyek. Dalam pelaksanaan suatu proyek,

kesinambungan pengadaan bahan bangunan merupakan hal yang penting Untuk

mengontrol dan pengendalian pada mutu bahan pada proyek Pembangunan

Gedung Kampous Baru Unikom sesuai Sistim dan Prosedur Mutu.

Kualitas bahan-bahan bangunan mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap kualitas pekerjaan dan produk hasil pembangunan. Oleh karena itu

persyaratan bahan dicantumkan di dalam RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat )

agar didapatkan mutu yang sesuai dengan yang disyaratkan.

6.3 Tata Cara Penyimpanan Bahan dan Peralatan Bangunan

Berdasarkan cara penyimpanan bahan bangunan pada pelaksanaan pekerjaan

dilapangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Bahan-bahan yang disimpan ditempat pekerjaan/diluar, maksudnya di alam

terbuka, tak terlindungi dari pengaruh hujan, panas matahari, kelembaban

udara dan angin, seperti : pasir, batu, pecah, bata merah berkisting, dan lain

sebagainya.

2. Lahan yang terlindung/gudang penyimpanan, maksudnya tempat yang

(48)

6-10

seperti : bentonite, paku, kawat pengikat, panel bekisting, baja tulangan, pipa-pipa, semen portland dan lain-lain.

Adapun tata cara penyimpanan bahan dan peralatan bangunan dilapangan

diantaranya :

1. Semen Portland dan Bentonite

Penyimpanan semen portland dan bentonite harus disimpan dalam gudang

yang kering tidak lembab atau bocor bila hujan, dan ditumpuk diatas lantai yang

kering. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis.

Penyimpanan harus selalu terpisah setiap periode.

2. Tulangan

Semua besi tulangan harus disimpan ditempat yang terlindung dan bebas

lembab, dipisahkan sesuai diameter, mutu baja serta asal pembelian. Semua baja

tulangan harus dibersihkan dari segala macam kotoran, lemak serta karat.

6.4 Jenis-jenis Peralatan Yang Digunakan

Dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Kampus baru UNIKOM

ada beberapa jenis peralatan yang dipakai dan dapat dituangkan pada laporan ini,

peralatan ini dipakai dan disesuaikan dengan kondisi pekerjaan di lapangan.

Selain manfaat dari alat ini sebagai pendukung keberlangsungan pekerjaan juga,

membantu sekali meringankan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan

menggunakan tenaga manusia. Dibawah ini dijelaskan dari nama dan fungsinya

alat yang digunakan pada pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Kampus

(49)

6-11

Pada pelaksanaan pembangunan proyek ada beberapa peralatan yang

dipergunakan pada perlaksanaannya, yang dapat ditulis dan dijelaskan pada

laporan ini diantaranya adalah :

1. Concrete Pump,

Adalah jenis peralatan yang digunakan sebagai alat penyalur coran dari molen

kedalam titik pengecoran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

Gambar 6.1.1.4Concrete Pump 2. Water Pump

Digunakan untuk menarik air dan menyiramkannya ke bagian beton yang

telah dicor dan langsung terkena matahari dengan tujuan gar beton jenuh air. Dan

pomp air juga digunakan untuk mengeluarkan air yang muncul pada saat

dilakukan penggalian pondasi yang masih tergenang dengan air yang keluar dari

tanah. Pompa yang digunakan terdiri dari dua macam, yaitu pompa listrik dan

pompa bahan bakar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.4.3Water

(50)

6-12

Gambar 6.1.1.4 Water Pump 3. Alat Pembesian

Alat pembesian ini terdiri dari :

1. Alat pemotong besi tulangan, yang berfungsi untuk memotong besi

tulangan agar sesuai dengan panjang yang dikehendaki.

2. Alat pembengkok tulangan yang berfungsi untuk membengkokan atau

membentuk besi tulangan sesuai dengan bentuk yang telah di tentukan.

(51)

7-1

BAB VII

TATA LAKSANA LAPANGAN

7.1 Pekerjaan Persiapan

Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali

dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi :

1. Pekerjaan Pemagaran

Pekerjaan pemagaran adalah pekerjaan pemberian batas terhadap lahan yang

akan dibangun terhadap lahan yang lain. Bahan yang digunakan untuk pagar besi

secukupnya seperti, pipa besi, dan sejenisnya yang memungkinkan untuk

pembuatannya yang berfungsi sebagai penguat dan untuk penempelan seng

pembatas tersebut/pagar.

2. Pekerjaan Pembersihan

Pada pekerjaan ini, kontraktor wajib mengadakan pembersihan di lokasi

pekerjaan dan pada tempat-tempat dimana akan dibangun jalan-jalan masuk

sementara dan fasilitas-fasilitas lain terhadap semua pohon-pohon, semak-semak,

sampah atau kotoran-kotoran dan bahan lain yang tidak diperlukan, kemudian

semua bahan hasil pembersihan tesebut harus dipindahkan dari tempat pekerjaan

atau dibuang ketempat lain diluar lokasi proyek, supaya tidak menggangu saat

(52)

7-2 3. Pekerjaan sementara dan fasilitas kantor

Owner diminta kontraktor menyediakan lokasi yang akan digunakan

untuk menyediakan kantor, dan lain-lain untuk pelaksanaan pekerjaan.

Dalam waktu 7 hari setelah kontraktor menerima surat penyerahan

lapangan (SPL), kontraktor harus menyerahkan kepada proyek gambar

situasi yang menunjukan usulan-usulan penempatan fasilitas-fasilitas

bekerja seperti kantor, bengkel; gudang, tempat untuk peralatan-peralatan,

penginapan serta usulan-usulan untuk fasilitas-fasilitas air kerja, jaringan

listrik dan jaringan sanitasi

Kontraktor harus memenuhi/mematuhi secara hukum dan peraturan yang

berlaku di Indonesia atau dinas-dinas lain yang berhubungan dengan

pengadaan fasilitas-fasilitas kontraktor termasuk tenaga kerja, dan harus

bertanggung jawab atas kerusakan atas tuntutan sebagai akibat adanya

fasilitas yang tidak sesuai.

Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk

pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan semua fasilitas kerja yang di

perlukan untuk misalnya kantor kerjanya, perumahan dan makan serta

akomodasi untuk para pekerja.

Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk

pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan atas penyediaan air minum

dan air untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk

(53)

fasilitas-7-3 fasilitas mandi dan cuci bagi para pekerjanya dimana pekerjaan sedang

dilaksanakan.

Kontraktor harus mengadakan pengurusan-pengurusan dengan PLN untuk

semua penggunaan aliran listrik yang dipergunakannya dan harus

menaggung semua biaya yang diperlukan untuk maksud tersebut diatas.

Kontraktor harus melengkapi fasilitas alat-alat pertolongan pertama (P3K)

ditempat pekerjaan.

4. Jalan masuk dan kontruksi jalan pencapaian

Jalan masuk kedalam halaman komplek ini, harus diadakan oleh kontraktor

menurut petunjuk pada gambar atau petunjuk konsultan pengawas. Kontraktor

harus membangun dan memliharanya selama pekerjaan berlangsung, semua

jalan-jalan sementara dan jalan-jalan kontruksi untuk kesemua tempat bagian pekerjaan dan

setelah pekerjaan selesai harus dibongkar dan diperbaiki sesuai petunjuk

konsultan pengawas, seluruh biaya tersebut diatas menjadi tanggung jawab

kontraktor.

5. Pekerjaan pengukuran

Pekerjaan ini dibagi 3 tahap :

Tahap sebelum pelaksanaan dimulai

Tahap selama pelaksanaan pekerjaan berjalan khusus untuk pekerjaan

pengukuran, pengukuran dilakukan segera setelah pekerjaan pengukuran

tiap profil dilaksanakan.

Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan dilaksanakan pertama (100

%), kontraktor harus melakukan pengukuran terhadap apabila

(54)

7-4 6. Menyediakan air kerja dan fasilitas listrik

Untuk kebutuhan air bersih dan listrik kerja, berkoordinasi dengan pihak

bagian umum dari owner.

7.2 Pekerjaan Tanah

Yang dimaksudkan pekerjaan tanah disini adalah pekerjaan penggalian tanah

untuk pemasangan pondasi dan pemasangan secant pile. Adapun pekerjaannya

adalah :

Galian Pondasi Bore Pile dan Secant Pile

Galian pondasi dalam (bored pile) dan Secant Pile dilakukan dengan cara

menggunakan mesin bor mengingat kondisi bangunan yang akan dibangun sangat

berdekatan dengan bangunan yang lainnya dan begitu dalam maka sebelum

penggalian maka dibuatlah dulu dinding penahan tanah yaitu secant pile agar

tekanan axial dari tanah dan bangunan sekitar sehingga dalam pelaksanaannya

tanah sekitar tidak akan longsor.

Tujuan pembuatan pondasi tiang pancang dan bore pile dan juga secant pile :

- untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras

- untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift

Dalam pelaksanaan pekerjaan galian pondasi bored pile, ada beberapa macam

jenis kedalaman elevasinya diantaranya adalah :

Bored pile tipe I dengan diameter 80 cm kedalaman tergantung dari

masing-masing zona dan pemasangannya, menggunakan tulangan U-39 deformed

(55)

7-5 Bored pile tipe I dengan diameter 100 cm kedalaman tergantung dari

masing-masing zona dan pemasangannya, menggunakan tulangan U-39 deformed

dengan tulangan sengkang U-24 Polos mutu beton K-300

Jumlah titik galian pondasi yaitu ± 203 titik, untuk D 80 sebanyak 121 titik dan

untuk D 100 sebanyak 82 titik,

Berikut denah pondasi bored pile:

Gambar 7.2.1.1.Denah dan Letak Galian Pondasi Bored Pile Sedangkan secant pile jenis dan ukuranya disesuaikan juga pada penggunaan

masing-masing zona sesuai dengan gaya axial masing-masing area.

Alat-alat Bantu yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan galian pondasi

(56)

7-6 1. Mesin Bor Soilmec Mecanic

2. Auger

3. Exavator

4. Tremors

5. Sondir

6. Sevice Crain

7. Alat ukur theodolit dan water pass

8. Pipa Tremi

Pelaksanaan Pekerjaan Galian Pondasi Tiang Pancang Sebagai Berikut : 1. Sebelum pekerjaan galian pondasi tiang pancang dimulai, lokasi galian

pondasi tiang pancang ditentukan terlebih dahulu dan penentuan letak dari

titik-titik galian pondasi dilakukan dengan menggunakan theodolit / water

pass dengan mengacu pada gambar kerja yang telah disetujui.

2. Pengukuran dengan alat theodolit ini dilakukan dari dua sisi yang saling tegak

lurus, sehingga dapat diperoleh hasil yang akurat.

3. Setelah pengukuran dengan alat theodolit selesai, maka proses pemasangan

bowplank serta penarikan benang dilakukan dari dua sisi titik As yang

berbeda, sehingga didapat titik As untuk galian pondasi.

4. Setelah titik-titik galian pondasi didapat, maka proses penggalian dapat

dimulai.

Gambar

Gambar 2.1.1 Tampak Horizontal Gedung Kampus Baru UNIKOM
Gambar 2.2.1 Lokasi Proyek Melalui Google Maps.
Gambar 3.1.1.1 Diagram Alir Tahap Perencanaan
Gambar 3.2.1.1 Diagram Alir Tahap Pelaksanaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang dihasilkan antara lain mulai dengan pengadaan bahan baku, proses pembuatan dan pengawasan mutu, personil yang terlibat dalam proses produksi, bangunan dan peralatan..

langsung, semakin banyak pengurangan durasinya, maka biaya tidak langsungnya akan semakin kecil. 1) Setelah dilakukan crash program, maka waktu dan biaya proyek

Penekanan tindakan tidak aman dapat dilakukan dengan upaya peningkatan kualitas pengawasan dari kepala proyek pada saat pekerja bangunan melakukan tugasnya, di

Pengawasan pekerjaan yaitu kegiatan menjaga agar kualitas kerja terjaga dan mutu material yang digunakan sesuai spesifikasi teknis dan sesuai dengan kuantitas

Pekerjaan struktur berfungsi untuk mendirikan struktur yang dapat meneruskan beban dari bangunan dan disebarkan ke tanah. Pekerjaan struktur merupakan pekerjaan struktur beton,

Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja 2.2.5 Alat Pelindung Diri Peralatan standar keselamatan dan kesehatan sangat penting dalam proyek konstruksi dan harus

Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja 2.2.5 Alat Pelindung Diri Peralatan standar keselamatan dan kesehatan sangat penting dalam proyek konstruksi dan harus

Laporan Kerja Praktek BAB II-22 - Menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian dengan kontraktor pelaksana proyek - Bersama-sama konsultan manajemen