1-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Jenjang pendidikan perguruan tinggi dewasa ini sangat diminati oleh masyarakat,
bukan hanya bagi yang baru menyelesaikan pendidikan SMU melainkan juga bagi
para karyawan yang telah bekerja dengan tujuan agar dapat mendapatkan jenjang
karir yang bagus dan peningkatan kesejahteraan ekonomi .Hal tersebut dilihat oleh
para pengusaha sebagai sebuah peluang dengan tingkat prospek kedepan yang cukup
menjanjikan, sehingga banyak bermunculan lembaga-lembaga pendidikan atau
universitas-universitas dibeberapa daerah khususnya daerah di kota-kota besar di
Indonesia.
Salah satunya adalah Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dahulu
(UNIKOM) hanya sebuah sekolah tinggi ilmu ekonomi dan komputer. Kemudian
berubah menjadi Institute German Indonesia (IGI) .Karena jumlah mahasiswa yang
cukup banyak dari tahun ketahun maka IGI merubah status dari institute menjadi
universitas. Beralamat di Jalan Dipatiukur Bandung, daerah yang memang
disepanjang jalan tersebut terdapat beberapa universitas dan lembaga pendidikan serta
sekolah tinggi membuat jalan Dipati uku rmenjadi salah satu jalan yang memiliki image “jalan pendidikan” teramai dikota Bandung.
UNIKOM menjadi salah satu universitas yang diminati oleh para calon
mahasiswa untuk meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dengan system
1-2 mahasiswa UNIKOM dari tahun ketahun meningkat sangat pesat. Hal tersebut mulai
terasa berpengaruh pada luasan bangunan kampus yang menampung jumlah
mahasiswa yang kian pesat. Mulai dari hal mendasar pada kebutuhan lahan parker
sampai kepada kebutuhan ruang-ruang
perkuliahan yang harus mendapat perluasan bangunan.
Beberapa perluasan bangunan mulai dilakukan, dari membuatlahan parker
didalam kampus dan penggunaanfungsi basement sebagai ruang perkuliahan, sampai
dengan membangun kampus baru secara memanjang dari bangunan lama. Kemudian
tahun-tahun berikutnya mulai membelilahan disekita rkampus sebagai fasilitas
penunjang kampus sampai mendirikan bangunan baru pada lahan disekitar kampus
tersebut.
1.2Maksud dan Tujuan
Mata kuliah Kerja Praktik dimaksudkan untuk mengetahui proses - proses yang
harus dilakukan dalam sebuah proyek pembangunan, dalam hal ini proses
pembangunan gedung UNIKOM yang baru. Dengan rentan waktu selama 2 (dua)
bulan, diharapkan dapat mengetahui secara benar proses pelaksanaan tersebut, dan
dapat melihat detail minimal 1 (satu) item proses pelaksanaan secara mendalam.
Dalam kasus ini adalah pengamatan proses pembangunan gedung UNIKOM yang
dilihat dari proses pembuatan pondasi gedung.
Lingkup yang menjadi pengamatan adalah pembangunan gedung dengan skala
1-3 1.3Sistematika Penulisan Laporan
Bab I Pendahuluan
Berisikan tentang deskripsi singkat tentang proyek, penjelasan proses
tender dan sistematika penulisan laporan
Bab II Data
Berisikan tentang data – data yang di dapat dalam proyek,data umum, data lokasi, data teknis.
Bab III Peserta Proyek Kontruksi
Menjelaskan peserta proyek konstruksi dalam pembangunan proyek
Bab IV Struktur Organisasi
Menjelaskan tentang organisasi-organisasi yang terkait pada pelaksanan proyek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM beserta penjelasan mulai dari Pemilik, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor.
Bab V Penjadwalan dan Evaluasi Proyek
Menjelaskan tentang ; Planing, Orgenaizing, Controlling serta Aktuating, yang
didalamnya terdapat Schedulle pelaksanaan (barchart), kurva S, laporan kemajuan
1-4 Bab VI Bahan dan Peralatan
Dijelaskan mengenai peralatan Bored Pile, Hummer Pile dan cara pemasangan
tiang pancang yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.
Bab VII Tata Laksana Lapangan
Menjelaskan jenis-jenis urutan pekerjaan mulai dari tahap persiapan sampai
pada pelaksanaan pekerjaan kelanjutan proyek selama kegiatan praktikan.
Bab VIII Pekerjaan Praktikan
Menjelaskan kegiatan-kegiatan praktikan selama kerja praktek di Pembangunan
Gedung Kampus Baru UNIKOM
Bab IX Permasalahan Dilapangan
Menjelaskan dua permasalahan dilapangan beserta pembahasannya yang
diamati oleh praktikan.
Bab X Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran selama praktikan melakukan kerja praktek di proyek,
diuraikan berdasarkan pengamatan praktikan terhadap kegiatan proyek serta
2-1
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Data Umum Proyek
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM
Pemilik Proyek : Yayasan Universitas Komputer Indonesia
Luas Lahan : ± 2800 m²
Luas Bangunan : ± 3200 m²
Jumlah Tingkat : 4 Basment, 12 Lantai
KDB : ± 90 % luas lahan
GSB : ± 11 m.
Konsultan Perencana : - Arsitektur (Team Unikom)
: - PT. Anugrah Multi Cipta Karya (AMCK)
Kontraktor : PT. PP Persero (Pembangunan Perumahan)
Sub Kontraktor : Fondasi oleh Franki
Tahun Berdiri : 2009
Waktu Pelaksanaan : Oktober 2009 sampai dengan Juli 2011
Mutu Beton : Mutu beton Bored Pile : K 300
Mutu beton Pile Cap, Tie Beam, Plat Bas, Retaining Wall : K 300
Mutu Beton Balok, Pelat, Tangga
K 350 untuk Basement 4 s/d Basement 1
2-2 Mutu Beton Shear Wall & Kolom
K 450 untuk Bs 4 s/d Bs 1
K 400 untuk Lt 1 s/d Lt 4
K 350 untuk Lt 5 s/d Lt 8
K 300 untuk Lt 9 s/d Lt Atap
Mutu Tulangan : Ø < 10 mm, U 24 (Polos)
D ≥ 10 mm, U 39 (Deformed)
2-3 2.2 Gambaran Umum Proyek :
Proyek pembangunan gedung UNIKOM yang baru berada dijalan Dipatiukur no
102-108 Bandung, bangunan ini berada diatas lahan dengan luas ± 2800 m². Pada
awalnya lahan tersebut merupakan daerah pemukiman padat penduduk yang difungsikan
sebagai rumahs ewa / kostan bagi para mahasiswa, khususnya untuk mahasiswa
UNIKOM. Proyek tersebut sempat terhenti selama 10 bulan dari jadwal yang seharusnya
ditetapkan tanpa ada alasan yang pasti, baru pada tanggal 22 Agustus 2009 proyek
pembangunan mulai dilaksanakan.
Gambar 2.2.1 Lokasi Proyek Melalui Google Maps.
Kontraktor pelaksanaan pembangunan adalah PP (Pembangunan Perumahan),
pembangunan bukan tanpa masalah dan halangan terutama yang berasal dari warga
lingkungan sekitar UNIKOM. Warga merasa terganggu akan aktivitas yang dilakukan
oleh PP pada malam hari karena mengganggu ketenangan akibat suara bising dan getaran
2-4 Selain itu pula warga mengeluhkan sumber air tanah yang keruh akibat pengeboran yang
dilakukan pada saat pelaksanaan proyek pembangunan gedung UNIKOM tersebut.
Pengerjaan awal adalah persiapan, kemudian penentuan letak titik soldier pile.
Setelah semua titik dipastikan tepat maka dilakukan penggalian pada titik-titik yang telah
ditentukan. Adapun beberapa tahapan persiapan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Pembuatan gambar arsitek oleh TIM Arsitek UNIKOM yang lalu diserahkan ke
konsultan PT. Anugerah Multi Cipta Karya (AMCK) untuk dibuat desain
strukturnya.
2. Setelah Pembuatan gambar rencana struktur akan penentuan titik-titik lokasi
dimana soldier pile akan ditempatkan beserta titik-titik dimana pile pondasi juga
akan ditempatkan.
3. Melakukan uji dan pengukuran lapangan, yang meliputi :
a. Mengukur letak titik-titik yang akan ditempatkan
b. Mengukur kedalaman lubang tanah yang akan dijadikan tempat soldier pile
tersebut.
4. Ketika semua data dilapangan telah disetujui oleh pihak konsultan, maka
3-1
BAB III
PESERTA PROYEK KONTRUKSI
3.1. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Tahap Dasar dan Definisi Beserta Pola Hubungan Kerja
3.1.1 Tahap Perencanaan
Gambar 3.1.1.1 Diagram Alir Tahap Perencanaan
Untuk lebih mengefektifkan pekerjaan dan perencanaan dalam pembangunan proyek
dikarenakan pemilik yang juga sebagai pengawas, maka pemilik menunjuk konsultan
perencana yaitu PT. Anugrah Multi Cipta Karya
Konsultan Perencana ini bertugas sebagai penasihat Pemilik setelah Pemilik
menyampaikan tujuan pembangunan dan segala sesuatu yang menyangkut sistem struktur
maupun non struktur dari bangunan yang diinginkan, untuk lebih jelasnya sebagai berikut Pemilik (owner)
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Konsultan Perencana PT. Anugrah Multi Cipta Karya Konsultan Electrical
PT. Rasi Cipta
3-2 Tugas pemilik antara lain :
- Bertanggungjawab atas kelancaran pemberian keputusan
- Memberikan data-data spesifikasi yang diinginkan kepada Konsultan Perencana,
seperti kegunaan bangunan jumlah ruang dan fungsi.
- Pemberian gambar arsitek kepada konsultan perencana
Tugas Konsultan Perencana meliputi :
- Perencanaan dan perhitungan kontruksi - Perencanaan dan perhitungan kontruksi - Perencanaan gambar kontruksi
- Perencanaan anggaran biaya, RKS
- Perencanaan tata letak bangunan dilokasi yang telah disediakan
- Perencanaan gambar kontruksi
Konsultan Perencana bertanggungjawab atas kekuatan struktural kontruksi
bangunan yang telah di rencanakan sesuai dengan pemakaian dan kebutuhan dan
3-3 Tugas Konsultan Electrical antara lain meliputi :
- Pembuatan shopdrawing
- Pembuatan laporan
- Pembuatan prosedur, intruksi kerja, dll
- Pembuatan sketsa – sketsa
- Menghitung kebutuhan penggunaan electrical
- Membuat estimating dan marketing
Tugas Tim Arsitek UNIKOM antara lain meliputi :
- Perencanaan arsitektural gedung
- Mendesain tata letak ruang-ruang
- Pengaturan segi fungsi dan penempatan ruangan
- Pembuatan sketsa gambar arsitektural keseluruhan
3-4 3.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Tahap Implementasi Beserta Pola
Hubungan Kerja
3.2.1 Tahap Pelaksanaan
Gambar 3.2.1.1 Diagram Alir Tahap Pelaksanaan
Ket : = Alur pelaporan = Alur Perintah kerja Pemilik
YAYASAN UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Konsultan Perencana Struktural PT. Anugrah Multi Cipta Karya
Konsultan Pengawas Tim Pengawas UNIKOM
Kontraktor
PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero
Subkontrak Pondasi PT. Franki Kons. Perencana
Arsitektural Team arsitektur
UNIKOM
3-5 Tugas pemilik antara lain :
- Bertanggung jawab atas kelancaran pemberian keputusan
- Memberikan data-data spesifikasi yang diinginkan kepada Konsultan Perencana,
seperti kegunaan bangunan jumlah ruang dan fungsi.
- Memonitor kegiatan teknis pelaksanaan.
Tugas Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah wakil dari Pemilik yang bertanggung jawab kepada
Pemilik atas kerja Kontraktor. Tanggung jawab Konsultan Pengawas adalah Memantau
agar proyek selesai pada waktunya sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan
menciptakan organisasi kerja yang solid.
Secara umum tugas Konsultan Pengawas adalah :
- Memberi petunjuk kepada pelaksana mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan.
- Melakukan pengawasan atas kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, biaya termasuk
pengawasan atas pelaksanaan uji coba barang / peralatan, cara-cara pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan pekerjaan atau sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan.
- Melakukan pemantauan/monitoring, pengendalian pemesanan atau procurement
berbagai peralatan bangunan yang penting, agar kedatangannya di proyek tepat waktu
dan sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan.
- Melakukan pengawasan atas kuantitas bagian – bagian pekerjaan agar sesuai dengan
3-6 - Mengawasi meneliti dan mengusulkan perubahan serta penyesuaian yang terjadi
selama pelaksanaan pekerjaan.
- Mengontrol ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan.
- Meneliti dan mencatat semua pekerjaan tambah dan kurang yang terjadi, termasuk
juga melakukan evaluasi / meneliti perhitungan biaya pekerjaan tambah dan atau
biaya pekerjaan kurang yang diajukan pelaksana pekerjaan, serta pengaruh waktu
pelaksanaan pekerjaan.
- Membantu pemberi tugas dalam mengelola dan mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan.
- Melakukan evaluasi atas hasil pengujian / test yang dilakukan oleh pelaksana
pekerjaan.
- Meneliti dan mengesahkan gambar – gambar sesuai dengan yang dilaksanakan (as built drawing) yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.
- Mengkoordinasikan dengan aktif pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.
- Meneliti dan mengevaluasi laporan perkembangan pekerjaan harian, mingguan dan
bulanan, yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.
- Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan dan laporan akhir kepada pemberi
tugas.
- Mengusulkan kepada kontraktor pelaksana agar dalam pelaksanaan sesuai dengan
keinginan perencana sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan cepat.
- Memberikan saran dan pendapat kepada pemberi tugas sehubungan dengan
3-7 - Merekomendasikan bahwa tahapan pembayaran kepada pelaksana pekerjaan
(kontraktor pelaksana) telah dapat dilakukan berdasarkan Berita Acara Pekerjaan
yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima
kedua Pekerjaan.
- Memberikan laporan secara dini mengenai kemungkinan adanya keterlambatan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan memberkan usulan jalan keluar beserta langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk menanggulangi keterlambatan tersebut
- Melaporkan mengenai kekurangan dan cacat yang terjadi selama masa pemeliharaan.
Kontraktor bertanggung jawab atas terlaksananya pembangunan yang lancar dan
memenuhi persyaratan teknik dan administratif.
Tugas Kontraktor adalah ;
- Perencanaan alokasi tenaga kerja, peralatan dan material
- Perencanaan alokasi biaya
- Koordinasi dilapangan dan pencatatan
- Mengikuti rapat-rapat kordinasi
- Mengajukan usulan perubahan atau perbaikan gambar rencana
- Menjamin pelaksanaan perkerjaan sesuai yang tercantum dalam dokumen kontrak
- Membuat analisa anggaran biaya dan penjadwalan waktu kerja
- Membuatan laporan harian, mingguan, dan bulanan, serta
4-1
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
4.1 Struktur Organisasi Pemilik
Gambar 4.1.1. Struktur Organisasi Proyek di lapangan
Pemilik
Yayasan Sains dan Teknologi Universitas Komputer Indonesia
Konsultan Perencana PT. Anugrah Multi Cipta Karya
Kontraktor
PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero Pengawas
Tim Pengawas Unikom
Mechanical Electrical PT. Rasi Cipta
4-2 4.2 Struktur Organisasi Tim UNIKOM Project
Gambar 4.2.1. Struktur Organisasi Pemilik Proyek
4.3 Struktur Organisasi Konsultan
PT.Anugrah Multi Cipta Karya
Gambar 4.3.1. Struktur Organisasi Konsultan Perencana
4-3 Tugas Konsultan Perencana meliputi :
- Perencanaan dan perhitungan kontruksi
- Perencanaan dan perhitungan kontruksi
- Perencanaan gambar kontruksi
- Perencanaan anggaran biaya, RKS
- Perencanaan tata letak bangunan dilokasi yang telah disediakan
- Perencanaan gambar kontruksi
Konsultan Perencana bertanggungjawab atas ketepatan fungsi bangunan,
kekuatan sesuai konsep bangunan ruang secara fungsional secara keseluruhan.
Tugas dan Tanggung jawab Tim Pengawas :
- Memberi petunjuk kepada pelaksana mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin mutu dan kelancaran
pekerjaan.
- Melakukan pengawasan atas kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, biaya
termasuk pengawasan atas pelaksanaan uji coba barang / peralatan, cara-cara
pelaksanaan dan hasil pelaksanaan pekerjaan atau sesuai dengan pelaksanaan
pekerjaan.
- Melakukan pemantauan/monitoring, pengendalian pemesanan atau
procurement berbagai peralatan bangunan yang penting, agar kedatangannya di proyek tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan.
- Melakukan pengawasan atas kuantitas bagian – bagian pekerjaan agar sesuai
4-4 - Mengawasi meneliti dan mengusulkan perubahan serta penyesuaian yang
terjadi selama pelaksanaan pekerjaan.
- Mengontrol ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan.
- Meneliti dan mencatat semua pekerjaan tambah dan kurang yang terjadi,
termasuk juga melakukan evaluasi / meneliti perhitungan biaya pekerjaan
tambah dan atau biaya pekerjaan kurang yang diajukan pelaksana pekerjaan,
serta pengaruh waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Membantu pemberi tugas dalam mengelola dan mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan dimanager.
- Melakukan evaluasi atas hasil pengujian / test yang dilakukan oleh pelaksana
pekerjaan.
- Meneliti dan mengesahkan gambar – gambar sesuai dengan yang dilaksanakan
(as built drawing) yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.
- Mengkoordinasikan dengan aktif pelaksanaan pekerjaan di manager
sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.
- Menyelenggarakan dan memimpin rapat koordinasi di manager
sekurang-kurangnya seminggu sekali disertai pembuatan risalah rapat.
- Meneliti dan mengevaluasi laporan perkembangan pekerjaan harian,
mingguan dan bulanan, yang dibuat oleh pelaksana pekerjaan.
- Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan dan laporan akhir kepada
pemberi tugas.
- Mengusulkan kepada kontraktor pelaksana agar dalam pelaksanaan sesuai
dengan keinginan perencana sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan
4-5 - Memberikan saran dan pendapat kepada pemberi tugas sehubungan dengan
penyelesaian masalah yang tumbuh dalam pelaksanaan pekerjaan di manager.
- Merekomendasikan bahwa tahapan pembayaran kepada pelaksana pekerjaan
(kontraktor pelaksana) telah dapat dilakukan berdasarkan Berita Acara
Pekerjaan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Berita
Acara Kemajuan Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan dan Berita
Acara Serah Terima kedua Pekerjaan.
- Memberikan laporan secara dini mengenai kemungkinan adanya
keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan dan memberkan usulan jalan
keluar beserta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menanggulangi
keterlambatan tersebut
- Melaporkan mengenai kekurangan dan cacat yang terjadi selama masa
pemeliharaan.
- Menyusun dan menyempurnakan buku petunjuk penggunaan dan perawatan
(Manual Book), serta petunjuk operasi peralatan dan perlengkapannya, dengan mencakup perubahan-perubahan selama masa pelaksanaan konstruksi sesuai
4-6 4.4 Struktur Organisasi Kontraktor
STRUKTUR ORGANISASI
PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PP) PERSERO
Gambar 4.4.1.Struktur Organisasi Kontraktor
Tugas Dan Tanggung Jawab Personil Kontraktor : I.. Project Manager
Direktur Operasional telah mengangkat seorang sebagai Project Manajer (PM)
4-7 1. Tujuan Jabatan :
a. Mewakili perusahaan mengenai semua hal yang berhubungan dengan proyek
b. Memimpin dan mengendalikan proyek sesuai kebijakan yang
ditetapkan perusahaan
2. Tugas :
a. Membuat perencanaan suatu proyek - Rencana Mutu Proyek - Rancangan Anggaran Proyek b. Mengorganisir seluruh sumber daya
- Manusia
- Material dan subkontraktor - Alat
- Upah - Metode
c. Mengisi form questioner Construction All Risk (CAR) d. Memproses Astek/Jamsostek/PA
e. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja f. Mengendalikan pelaksanaan proyek
g. Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan proyek
h. Memeriksa, menyetujui Variation Order dan meminta persetujuannya kepada owner/konsultan
i. Memeriksa dan menyetujui progres bulanan (Termasuk Variation Order)
j. Memeriksa dan menyetujui progres Subkontraktor
k. Memeriksa dan menyetujui Berita acara serah terima pekerjaan l. Mengadakan meeting koordinasi intern dan ekstern
m. Mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek
n. Meminta surat referensi dari owner/customer o. Membuat laporan sasaran mutu per bulan p. Membuat laporan tahunan
q. Membuat budget tahunan divisi r. Mengadakan meeting reguler intern s. Membina bawahan
t. Melakukan penilaian karyawan u. Melakukan closing project
v. Membuat perencanaan suatu proyek
- Rencana Mutu Proyek - Rancangan Anggaran Proyek w. Mengorganisir seluruh sumber daya
4-8 - Material dan subkontraktor
- Alat - Upah - Metode
x. Mengisi form questioner Construction All Risk (CAR) y. Memproses Astek/Jamsostek/PA
z. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja aa. Mengendalikan pelaksanaan proyek
bb.Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan proyek
cc. Memeriksa, menyetujui Variation Order dan meminta persetujuannya kepada owner/konsultan
dd.Memeriksa dan menyetujui progres bulanan (Termasuk Variation Order)
ee. Memeriksa dan menyetujui progres Subkontraktor
ff. Memeriksa dan menyetujui Berita acara serah terima pekerjaan gg.Mengadakan meeting koordinasi intern dan ekstern
hh.Mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek
i. Meminta surat referensi dari owner/customer ii. Membuat laporan sasaran mutu per bulan iii. Membuat laporan tahunan
iv. Membuat budget tahunan divisi v. Mengadakan meeting reguler intern vi. Membina bawahan
vii. Melakukan penilaian karyawan viii. Melakukan closing project
1. Wewenang :
a. Merekrut dan memberhentikan tenaga kerja untuk level surveyor, gudang, administrasi, dan Keamanan
b. Mengusulkan kepada Direktur Operasional untuk memutasikan, penambahan dan pengurangan tenaga kerja (diluar point a)
c. Menentukan subkontraktor, material, upah dan mandor, alat sesuai ketentuan perusahaan
d. Menentukan metode kerja sesuai kondisi proyek dan ketentuan perusahaan e. Menentukan alternatif metode kerja dan value engineering dengan tujuan
mengefisiensikan Rancangan Anggaran Proyek sesuai prosedur
f. Melakukan negosiasi dengan owner/konsultan untuk kelancaran suatu proyek
g. Meminta Divisi yang terkait untuk menyelesaikan tugasnya yang berhubungan dengan proyek
4-9 Tanggung Jawab :
a. Menjalin hubungan baik dan komunikasi yang intensif dengan owner/customer dan konsultan
b. Menyelesaikan suatu proyek sesuai kontrak
c. Menjalankan proyek sesuai dengan Rencana Mutu Proyek dan Rancangan Anggaran Proyek yang sudah ditetapkan
d. Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek
e. Menyelesaikan pekerjaan tambah kurang berikut kelengkapan engineeringnya
f. Bertanggung jawab terhadap keluar masuk surat-menyurat
g. Melaporkan masalah yang terjadi diluar kewenangannya kepada atasan h. Menciptakan lingkungan kerja yang baik
i. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahannya
j. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan tugas-tugasnya dijalankan sesuai aturannya
k. Melakukan analisa / feedback dari prosedur yang dijalankan untuk penyempurnaan / continual improvement
Wewenang :
a. Merekrut dan memberhentikan tenaga kerja harian dengan prosedur yang berlaku untuk :
- Harian Umum - Gudang - Teknisi
b. Mengusulkan kepada Project Manager untuk memutasikan, penambahan dan pengurangan tenaga kerja (diluar point a)
c. Menentukan detail metode kerja sesuai kondisi proyek dan ketentuan perusahaan
d. Menentukan opname pekerjaan
e. Menentukan pengeluaran kas lapangan
f. Bersama Project Manager membuat alternatif metode kerja dan value engineering dengan tujuan mengefisiensikan RAP
g. Menindaklanjuti dan memutuskan laporan ketidaksesuaian
Tanggung Jawab :
a. Menyelesaikan suatu proyek sesuai kontrak
b. Menjalankan proyek sesuai dengan Rencana Mutu Proyek (RMP) dan Rencana Anggaran Proyek (RAP) yang sudah ditetapkan
c. Mencari solusi permasalahan yang timbul dalam proyek dan mengkoordinasikannya dengan Project Manager
d. Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan proyek
4-10 f. Memeriksa dan memperbaiki hasil kerja proyek agar sesuai dengan
Rencana Mutu Proyek.
g. Menyelesaikan pekerjaan tambah kurang berikut kelengkapan engineeringnya
h. Melaporkan masalah yang terjadi diluar kewenangannya kepada atasan i. Menciptakan lingkungan kerja yang baik
j. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahannya
k. Memastikan semua prosedur yang terkait dengan tugas-tugasnya dijalankan sesuai aturannya
l. Melakukan analisa/feedback dari prosedur yang dijalankan untuk
penyempurnaan/continual improvement
II. Site Manager Tujuan Jabatan :
a. Mewakili perusahaan mengenai semua hal yang berhubungan dengan proyek dan berada di proyek
b. Memimpin dan mengendalikan proyek sesuai kebijakanyang ditetapkan Project Manager.
Tugas
a. Menjabarkan Rencana Mutu Proyek (RMP) lebih detail
b. Bersama Project Manager membuat Rancangan Anggaran Proyek (RAP) c. Membuat detail schedule pelaksanaan
d. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja dan prosedur yang sudah ditetapkan oleh perusahaan
e. Menyeleksi, merekrut mandor
f. Membuat schedule pemakaian alat, material, upah, dan subkontraktor g. Mengendalikan pemakaian alat, material, upah, dan K3 per 2 mingguan h. Mengendalikan material dan pekerjaan subkontraktor
i. Menjelaskan dan memberikan daftar kode pekerjaan kepada Supervisor untuk pengambilan material
j. Mengkoordinir pelaksanaan engineering proyek
k. Melaksanakan approval material dan contoh hasil pekerjaan
l. Memeriksa dan menyetujui progres mingguan dan bulanan (diserahkan kepada Divisi Sekretariat)
m. Stock opname material, alat dan bahan bakar setiap minggu n. Membuat rekaman terhadap seluruh aktivitas proyek o. Membuat laporan berkenaan dengan pelaksanaan proyek p. Menyetujui opname pekerjaan mandor dan subkontraktor
q. Membagikan pembayaran upah kepada Mandor dan tenaga kerja apabila belum dilakukan secara transfer
4-11 s. Mengatasi masalah-masalah harian yang berhubungan dengan lingkungan
proyek
t. Membuat pekerjaan tambah kurang berikut kelengkapan engineeringnya u. Mengadakan rapat koordinasi intern dan ekstern lapangan secara berkala v. Membina hubungan baik dengan owner/customer dan konsultan
w. Mengatur penggunaan eksternal kendaraan operasional (motor, mobil dan truck)
x. Mengadakan meeting reguler intern y. Membina bawahan
b. Menghitung kebutuhan material dan alat harian
c. Meminta material dan alat sesuai dengan kode pekerjaan d. Mengkoordinasikan tenaga kerja
e. Melaksanakan pekerjaan sesuai Instruksi Kerja
f. Membuat dan mengajukan opname pekerjaan mandor dan subkontraktor kepada Site Engineer
g. Membuat laporan harian pelaksanaan kepada Site Engineer (termasuk jumlah, tenaga kerja, cuaca, pemakaian alat dan bahan bakar)
h. Mengecek hasil kerja subkontraktor, dan mandor i. Mengetahui lokasi peralatan dan pelaksanaan K 3 j. Menjalankan check list sesuai Instruksi Kerja Wewenang
a. Memberhentikan tenaga kerja mandor
b. Menolak pemakaian alat yang tidak memenuhi spesifikasi c. Membuat laporan ketidaksesuaian
Adminstrasi
Tujuan Jabatan
Membantu melaksanakan tugas dan pekerjaan Site Engineer
4-12 a. Membuat, mendistribusikan dan menyimpan arsip surat yang masuk dan
keluar proyek
b. Membuat daftar hadir, daftar surat atau gambar masuk dan keluar c. Memeriksa dan menghitung upah dan lembur tenaga kerja harian d. Memeriksa dan menghitung uang makan lembur staf
e. Memeriksa, menginput dan membuat laporan kas lapangan f. Mengirim surat/gambar kepada pihak yang terkait
g. Sebagai operator telepon dan mencatat telepon keluar dan masuk proyek h. Membantu tugas Site Engineer dalam membuat notulen rapat intern
i. Membuat daftar permintaan kebutuhan alat-alat tulis dan kantor dari divisi proyek kepada Site Engineer
j. Menyusun dokumen dengan baik dan benar
k. Menyerahkan seluruh dokumen (hard copy dan soft copy) Wewenang
a. Mengajukan permintaan kebutuhan Alat- alat tulis dan kantor di proyek b. Menolak bukti kas lapangan yang sudah kedaluarsa
Tanggung Jawab
a. Kesiapan arsip bila di perlukan
b. Kebenaran dan keakuratan data-data administrasi proyek c. Kebenaran dan kelengkapan lampiran laporan kas lapangan Quality Control
Tujuan Jabatan
a. Memahami spesifikasi material, dan Rencana Kerja dan Syarat proyek (RKS)
b. Mengadakan contoh material dan contoh hasil pekerjaan untuk diajukan kepada Site Engineer untuk proses approval
c. Mengontrol dan melaporkan mutu material (Quality Assurance)
d. Membuat dan mengontrol ijin kerja untuk diajukan kepada Site Engineer. e. Mengontrol dan menyetujui hasil kerja pelaksanaan
f. Melaksanakan dan mengkoordinir pengetesan material dan hasil pekerjaan (misal : CBR, sand cone, kubus test, test besi, dll)
g. Melaksanakan dan mengkoordinir joint survey dengan Surveyor untuk menentukan BM, Koordinat
h. Membuat Laporan ketidaksesuaian produk untuk di laporkan kepada Site Engineer
i. Mengusulkan dan mengkoordinasikan metode kerja kepada Divisi proyek j. Membuat internal check list sebelum serah terima pertama
k. Melakukan pemeriksaan persiapan atas material dan pekerjaan
4-13 Memutuskan hasil pekerjaan untuk disetujui atau tidak
Tanggung Jawab
Kwalitas hasil pekerjaan dan Dijalankannya Pelaksanaan prosedur dan instruksi kerja pada divisi proyek
Subkontraktor
Tujuan Jabatan
Membantu Site Engineer untuk perhitungan kebutuhan material, upah, bahan bakar, dan alat Subkontraktor
Tugas
a. Memahami spesifikasi material, dan Rencana Kerja dan Syarat Kontrak Subkontraktor
b. Mengadakan contoh material dan contoh hasil pekerjaan untuk diajukan kepada Site Engineer untuk proses approval
c. Menghitung volume pekerjaan, kebutuhan material dan alat subkontraktorraktor
d. Melaksanakan dan mengkoordinir joint survey dengan Subkontraktor e. Mengusulkan dan mengkoordinasikan metode kerja kepada Subkontraktor f. Mengusulkan schedule material, dan alat subkontraktor
g. Melakukan pemeriksaan persiapan atas material dan pekerjaan subkontraktor
h. Mengontrol dan melaporkan mutu material subkontraktor (Quality Assurance)
i. Melakukan pemeriksaan hasil material dan hasil pekerjaan subkontraktor j. Menghitung progres pelaksanaan subkontraktor
k. Menghitung pekerjaan Tambah dan Kurang subkontraktor
l. Membuat Laporan ketidaksesuaian produk untuk di laporkan kepada Site Engineer
Wewenang
a. Mendapatkan data dari Site Engineer untuk keperluan perhitungan b. Menolak material dan hasil pekerjaan Subkontraktor
c. Mengusulkan untuk memberi teguran atau pemberhentian Subkontraktor
Tanggung Jawab
5 - 1
BAB V
PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK
5.1 Penjadwalan Kerja Dengan Bar Chart dan Curva S
Merupakan suatu planing yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada
pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat, selain merupakan bagian dari
manajemen yang baik juga sebagai salah satu faktor pendukung untuk mencapai
suatu tujuan yang dimaksud, dalam hal ini sering disebut dengan istilah Time Schedule. Dan juga sebagai sarana kontrol tahap demi tahap dari pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor.
A. Penjadwalan Kerja (Time Schedulle)
Pengertian dari Time Schedule adalah Time berarti waktu, schedulle berarti memasukan kedalam daftar. TimeSchedule atau ScheduleTime ialah waktu yang telah ditentukan. Jadi yang dimaksud dengan Time Schedule ialah, mengatur rencana kerja dari satu bagian atau unit pekerjaan (H. Bachtiar Ibrahim 1993).
TimeSchedule meliputi kegiatan antara lain sebagai berikut ;
1. Schedule Bahan, ialah jadwal bahan-bahan yang diperlukan pada proyek ini menurut jumlah dan jenisnya persatuan waktu.
2. Schedule Peralatan, ialah jadwal peralatan yang akan dipergunakan pada proyek ini menurut jumlah dan fungsi persatuan waktu.
5 - 2 4. Schedule Biaya, ialah jadwal aliran biaya yang harus dikeluarkan sesuai
schedule bahan, peralatan dan tenaga kerja persatuan waktu.
Dari time Schedule/rencana kerja, kita akan mendapatkan gambaran lama pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan
antara satu sama yang lainnya. Keempat hal tersebut harus sesuai pengadaannya
sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Tujuan dari pembuatan Time Schedule ini adalah ;
- Untuk menentukan urutan pekerjaan, agar sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan yang ada, sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar,
dan dicapai efisiensi sumber daya dengan mutu pekerjaan yang memenuhi
persyaratan teknis.
- Untuk mendeteksi terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, bila terjadi
keterlambatan dapat dicegah sedini mungkin atau diambil kebijakan lain,
sehingga tidak terlalu mengganggu kelancaran pekerjaan lain.
Fungsi TimeSchedule adalah :
- Untuk memperkirakan jumlah sumber daya (material, manusia, peralatan, dan
lain-lain), yang harus disediakan pada waktu-waktu terentu
- Pedoman bagi Kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk mengatur kecepatan
pelaksanaan proyek
- Referensi bagi pemilik, Konsultan Pengawas dan Kontraktor untuk
5 - 3 - Pedoman bagi Konsultan Pengawas dan Kontraktor untuk mengevaluasi
pekerjaan yang telah diselesaikan
- Pedoman bagi kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk mengetahui apakah
metoda pelaksanaannya cocok diterapkan dalam proyek, atau harus diperbaiki.
Penjadwalan waktu (Time Schedule) dapat dibuat dalam bentuk bagan balok agar mudah dibaca. Bagan balok ini dapat dilihat urutan-urutan pekerjaan yang
akan atau sedang dilaksanakan. Dari diagram ini pula dapat diketahui
pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilaksanakan secara bersamaan (simultan).
Penjadwalan waktu ini merupakan pedoman untuk Kontraktor dan Konsultan
Pengawas untuk mengontrol apakah pekerjaan sudah sesuai dengan jadwal atau
tidak.
B. Bagan Balok (Bar chart)
Bagan balok (bar chart) merupakan salah satu bentuk penjadwalan waktu yang mencantumkan semua unit pekerjaan yang ada, berupa batang horizontal
yang menggambar waktu untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan. Dengan
bagan tersebut diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
direncanakan.
Bagan balok direncanakan atas dasar kapasitas alat, besarnya pekerjaan,
dan rencana waktu penyelesaian. Dari bagan balok ini pula dapat dilihat jenis
pekerjaan apa saja yang sedang dilakukan dan pekerjaan yang dapat dikerjakan
5 - 4 hubungan antara prestasi pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu, yang
disebut Kurva S (S-curve).
C. Kurva “S”
Kurva ini menunjukan hubungan antara persentase pekerjaan yang harus
diselesaikan dengan waktu. Biasanya grafik ini dikenal dengan sebutan Kurva S
(S-Curve) dalam satuan bobot persen. Fungsi kurva S ini adalah :
- Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan pada setiap waktu, dengan
membandingkan bobot persen rencana dengan persen bobot realisasi
dilapangan, sehingga perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan tidak
mengganggu atau mempengaruhi waktu pekerjaan secara keseluruhan.
- Untuk mengetahui waktu pembayaran angsuran, berdasarkan perjanjian yang
ada, untuk membayar angsuran ini harus juga diperiksa perincian volume
pekerjaan yang telah diselesaikan
Ada dua macam bobot persen :
1. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara harga suatu jenis
pekerjaan dalam waktu tertentu terhadap harga total yang tercantum dalam
dokumen kontrak. Dalam hal ini grafik bobot persen menyatakan
hubungan antara harga kumulatif bobot persen dengan waktu.
2. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara bobot suatu jenis
pekerjaan dengan bobot seluruh pekerjaan. Dari bobot persen ini, dapat
5 - 5 pekerjaan dengan waktu, dari grafik ini pula dapat diketahui persentase
pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Bobot persen yang dipakai pada proyek ini adalah sebagai berikut :
(5.1.1)
Pada dasarnya Time Schedule ini dibuat untuk mengontrol kemajuan suatu proyek, sesuai jangka waktu yang tersedia. Dalam pelaksanaanya, Time Schedule
harus selalu dikontrol agar dapat dilakukan penyesuaian terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi. Jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan, maka harus
ada pekerjaan yang lain yang dipercepat untuk menutupi keterlambatan yang
terjadi, misalnya dengan penambahan tenaga kerja, penambahan peralatan, kerja
lembur dan sebagainya.
Dalam penyusunan Time Schedule ini, yang perlu mendapat perhatian adalah efisiensi pekerjaan, sehingga biarpun terjadi keterlambatan, proyek
tersebut masih memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis.
Prosedur Pembuatan Kurva “S” Rencana :
1. Menuliskan item pekerjaan seperti yang ada di TimeSchedule
2. Menentukan bobot persen dari tiap item pekerjaan berdasarkan perincian
harga pada tiap item pekerjaan teradap harga total dari semua item
pekerjaan
3. Membagi bobot persen pekerjaan (perhitungan no.2) dengan lama waktu
yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut sesuai dengan
5 - 6 diselesaikan dalam 4 minggu maka bobot persen pekerjaan itu dibagi 4
untuk tiap minggunya. Seyogianya bobot persen pekerjaan diratakan,
untuk mempermudah penyediaan material, tenaga kerja, dan biaya.
4. Menjumlahkan bobot persen pekerjaan persatuan waktu
5. Membuat tabel kumulatif dari persen pekerjaan persatuan waktu yang
direncanakan sampai dengan waktu dari proyek tersebut.
6. Memplot grafik hubungan antara kumulatif dari persen pekerjaan dengan
waktu. Grafik inilah yang disebut kurva S rencana.
Prosedur Pembuatan Kurva “S” Realisasi :
Pembuatan Kurva S ini berhubungan dengan prestasi pekerjaan Kontraktor
yang dicatat dalam Time Schedule. Prestasi pekerjaan ini dinilai dari beberapa persen dari tiap item/jenis pekerjaan yang telah diselesaikan Kontraktor di
lapangan, sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Adapun tahap-tahap
pembuatannya adalah :
1. Penilaian prestasi kerja Kontraktor diplot dalam Time Schedule persatuan waktu tersebut.
2. Menjumlahkan prestasi kerja Kontraktor untuk seluruh item/jenis
pekerjaan yang dikerjakan persatuan waktu tersebut.
3. Membuat tabel kumulatif dari prestasi kerja yang diselesaikan Kontraktor
sampai dengan waktu tersebut.
4. Memplot grafik hubungan antara Kumulatif dari prestasi kerja dengan
5 - 7 5.2 Komentar Peserta KP Terhadap Kurva S Rencana Dan Realisasi
Komentar peserta KP terhadap pelaksanaan pekerjaan dilapangan dapat dilihat
pada line curve S rencana dan realisasi. Apakah proyek tersebut mengalami keterlambatan atau lebih cepat dari yang direncanakan. Komentar praktikan
adalah :
- Dilihat pada kurva S rencana, proyek tersebut diperkirakan selesai pada
bulan Febuary 2011.
- Pada kurva S realisasi, proyek tersebut tidak mengalami keterlambatan hal
ini dapat dilihat di lapangan dan pada selisih antara kumulatif realisasi
dengan kumulatif rencana pada kurva S. .
5.3 Mekanisme Laporan Kemajuan Pekerjaan
Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi
kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini
berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan proyek tersebut. Laporan
kemajuan proyek dapat berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan
bulanan.
A. Laporan Harian
Dalam laporan ini tercantum semua peristiwa yang berhubungan dengan
pekerjaan pada hari tersebut, diantaranya :
- Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta
jumlah jam kerjanya.
5 - 8 - Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut
- Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan
- Hal–hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik, dan
lain lain
- Instruksi yang diberikan dan pekerjaan yang diperiksa oleh Konsultan
Pengawas
- Catatan hal-hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.
B. Laporan Mingguan
Dalam laporan mingguan, tercantum secara garis besar apa yang terjadi setiap
hari pada minggu tersebut. Dilaporkan pula peristiwa yang berhubungan dengan
pekerjaan, yaitu :
- Jumlah tenaga kerja yang digunakan di lokasi pekerjaan (ada atau tidaknya
penambahan atau pengurangan pada minggu tersebut)
- Jumlah bahan yang terpakai dari yang dipesan pada minggu tersebut.
- Perintah pekerjaan, jenis pekerjaan, peringatan-peringatan, evaluasi dari
Konsultan Pengawas terhadap jalannya pembangunan proyek.
- Catatan dari Konsultan Pengawas tentang bobot pekerjaan yang telah
dilaksanakan sampai dengan minggu itu, disertai peringatan jika ada
keterlambatan.
Laporan mingguan perlu dilakukan sebagai laporan kemajuan fisik pekerjaan
selama seminggu waktu pelaksanaan. Laporan mingguan ini disusun berdasarkan
5 - 9 - Jumlah tenaga kerja dan kualitas pekerjaan tiap minggu
- Kemajuan pekerjaan tiap minggu
- Rekapitulasi biaya laporan mingguan kemajuan pekerjaan, dilaporkan pula
kemajuan realisasi pekerjaan mingguan terhadap rencana mingguan yang
dapat dilihat pada Time Schedule, berdasarkan ini dapat diketahui kemajuan pekerjaan mingguan, terlambat atau tidaknya pekerjaan
berdasarkan Time Schedule.
C. Laporan Bulanan
Pada setiap akhir bulan dibuat evaluasi kemajuan pekerjaan berdasarkan
laporan mingguan. Laporan bulanan ini berisikan hal-hal yang dapat menghambat
pelaksanaan pekerjaan. keterlambatan karena gangguan cuaca atau
masalah-masalah lainnya dan tindakan yang diambil sebagai upaya penanganan masalah-masalah
tersebut. Laporan bulanan ini dibuat sebagai pertanggung-jawaban dari Konsultan
Pengawas terhadap kondisi fisik pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama
pelaksanaan berikut proses-proses yang mendukung dan membatasinya. Prestasi
kemajuan fisik yang dilaporkan dalam laporan bulanan, digunakan sebagai acuan
untuk penagihan bulanan.Laporan bulanan biasanya dilengkapi dengan foto-foto
yang berfungsi sebagai dokumentasi proyek.
5.4 Rencana Dan Prosedur Pembayaran
Rencana dan prosedur pembayaran pada proyek sebagaimana hasil dari
5 - 10 Kontraktor menyerahkan kepada Konsultan Pengawas permintaan pembayaran
secara terperinci beserta data yang memperkuat hak Kontraktor atas pembayaran
sebagaimana telah disetujui oleh Pemilik dan Konsultan Pengawas.
Setelah Kontraktor mengajukan permintaan pembayaran, Konsultan
Pengawas mengevaluasinya. Bila disetujui, Konsultan Pengawas mengeluarkan
Berita Acara Pembayaran kepada pemilik. Dikeluarkannya Berita Acara
Pembayaran itu berarti Konsultan Pengawas menganggap bahwa pekerjaan sudah
selesai sampai dengan tahap yang dimaksud, dan kualitas pekerjaan sesuai dengan
dokumen kontrak dan Kontraktor berhak menerima pembayaran menurut jumlah
yang ditetapkan yaitu 25% sebanyak 4 tahap pembayaran 25% - 25% - 25% dan
20% dalam Berita Acara Pembayaran. Setelah Pemilik menerima Berita Acara
Pembayaran (BAP) dari Konsultan Pengawas, ia wajib memberikan pembayaran
tersebut.
Pada masa pemeliharaan, untuk menjamin pelaksanaan pemeliharaan hasil
pekerjaan, maka pemilik telah menahan pembayaran harga borongan atau retensi
sebesar 5% dari harga total. Uang retensi ini akan dikembalikan kepada kontraktor
setelah selesainya masa pemeliharaan 6 bulan, dan telah dipenuhinya syarat-syarat
seperti yang telah disepakati dalam perjanjian kontrak.
Bila ada perbaikan-perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan
melampaui jangka waktu pemeliaharaan, maka masa pemeliharaan dihitung
6-1
BAB VI
BAHAN DAN PERALATAN
6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan
Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan
diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun beberapa
jenis dan mutu bahan yang digunakan adalah :
1. Besi Deformed dan Undeformed
Besi tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U – 24 (polos) dan
U – 40 (berulir) menurut PBI 1971 atau, kecuali disebutkan lain dalam rencana.
Bila besi tulangan oleh konsultan pengawas diragukan kualitasnya,
harus diperiksakan di lembaga penelitian bahan-bahan yang diakui pemerintah.
Ukuran besi tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar
penggantian dengan diameter lain hannya diperkenankan atas persetujuan
tertulis konsultan pengawas. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang
yang diperlukan tidak boleh kurang dari yang tersebut dalam gambar atau
perhitungan.
2. Ready Mix / Molen
Pengunaaan molen pada suatu proyek sangat besar manfaatnya, karena dapat
diperoleh campuran yang lebih merata dan homogen, sehingga didapatkan mutu
6-2
Molen yang dipasang pada truk yaitu digunakan untuk membawa adukan ready
mixed concrete dari perusahaan pembuat dilokasi proyek. Molen jenis berfungsi
untuk menjaga supaya beton tidak mengeras selama perjalanan ke proyek.
Kapasitasnya ± 5 m³
3. Bentonite
Bentonite adalah campuran pada readymix yang berfungsi untuk mempercepat
proses pengeringan beton sesuai dengan kebutuhan, bentonite yang dipakai pada
proyek ini adalah tipe Wyoming.
4. Jack Hidrolic Pile
Jack Hidraulic Pile adalah alat untuk memasang tiang pancang mini pile, alasan
penggunaan alat ini adalah karena tidak menimbulkan kebisingan seperti pada
alat hummer pile yang juga dapat menimbulkan keretakan pada bangunan sekitar
5. Alat Bor
Alat bor ini di bagi beberapa bagian, satu kesatuan ini disebut alat bor, berikut
gambarnya
6-3
Excavator adalah alat besar sebagai mobil penggerak utama dari
semua alat, disini berfungsi sebagai pengendali atau control
Crane adalah lengan excavator yang menghubungkan antara mesin
bor soilmec mekanik dengan excavator
Soilmec mechanic adalah mesin bor dengan yang mata bornya dapat
diganti sesuai dengan kebutuhan
Auger adalah mata bor yang digunakan untuk mengebor hingga
kelapisan tanah keras atau elevasi nyang diinginkan
.Tremors atau cleaning bucket adalah mata bor yang berfungsi
membuang lumpur atau tanah yang beguguran didasar lubang
Pipa tremi adalah pipa yang digunakan ketika pengecoran
berlangsung berfungsi untuk membuang lumpur yang mengedap didasar dan
membuangnya keluar agar lumpur tersebut tidak tercampur dengan beton segar
6. Bentonite Mixer
Bentonite mixer adalah alat pengolahan bentonite untuk mencampurkan
bentonite kedalam redymix dengan tujuan mempercepat pengerasan beton sesuai
yang diinginkan
6-4
7. Service crain
Service crain adalah alat akomodasi untuk memindahkan alat-alat kerja yang
akan digunakan agar pekerjaan lebih cepat dan efisien
8. Tiang pancang
Tiang pancang yang digunakan pada proyek ini adalah tiang pancang persegi
yang disebut juga mini pile dengan mutu K-300 dengan menggunakan tulangan
BJ 40 dan tulangan ulir U-24 polos
9. Excavator Backhoe
Excavator backhoe digunakan untuk memindahkan dan penggalian tanah untuk
memudahkan pekerjaan berlangsung agar tidak menghambat dan
mengefesiensikan waktu
10.Air
Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan berdasarkan
(Pedoman Beton Indonesia 1971). Dalam percobaan perbandingan antara
kekuatan tekan mortel semen + pasir dengan memakai air suling, air tersebut
dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekan mortel dengan memakai air itu
pada 7 dan 28 hari paling sedikit 90% dari kekuatan tekan mortel dengan
memakai air suling pada umur yang sama.
11.Semen
Untuk mendapatkan mutu semen yang optimal sebelum digunakan, maka
semen harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan didalam NI-8 ( Normalisasi
6-5
dipakai adalah warna semen abu kehijauan. Mutu beton yang digunakan dalam
Proyek Pembangunan Gedung Kampus Baru UNIKOM ini adalah berbeda-beda
sesuai dengan penempatan dan kebutuhan. Adapun semen yang digunakan pada
proyek ini adalah semen portland tipe I merek Holcim.
12.Pasir
Pada umumnya dalam pengerjaan suatu pekerjaan ada juga jenis pasir
yang digunakan yaitu pasir pasang dan pasir beton. Pasir pasang berwarna agak
kecoklat-coklatan dipergunakan untuk membuat adukan yang berfungsi sebagai
bahan perekat, misalnya untuk spesi, pasangan bata merah, plesteran tembok dan
memasang lantai keramik. Sedangkan pasir beton warnanya agak keabu-abuan
dicampur dengan batu kali, kerikil dan semen untuk membuat campuran beton
sebagai pengisi beton kolom, balok, pelat lantai dan pondasi.
Adapun beberapa yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pasir adalah
sebagai berikut :
1. Terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti
terik matahari dan hujan..
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( ditentukan terhadap berat
kering ). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5% maka pasir
harus dicuci.
3. Tidak boleh mengandung terlalu banyak bahan-bahan organis.
Hal ini harus dibuktikan dengan percobaan warna dengan menggunakan
6-6
percobaan warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat
tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan
agregat yang sama tetapi dicuci di dalam lrutan 3% NaOH yang kemudian
dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang sama.
4. Kerikil
Kerikil adalah agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton yang dan
harus memenuhi persyaratan seperti, kerikil harus terdiri dari butir-butir yang
keras dan tidak berpori, kerikil yang mengandung butir-butir pipih dapat dipakai,
apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampui 20% dari berat kerikil
seluruhnya, butir-butir kerikil harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan, tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ( ditentukan terhadap berat kering ).
Apabila kadar lumpur lebih dari 1% maka kerikil harus dicuci dulu, tidak boleh
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, sperti zat-zat yang reaktif alkali,
Memiliki kekerasan yang lolos uji, Kekerasan kerikil diperiksa dengan bejana
penguji dari rudeloff dengan beban penguji 20 ton, atau dengan mesin pengaus
Los Angeles dan Kerikil harus bergradasi baik, apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm,harus 0% berat.
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar anatara 90% dan 98% berat.
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah
6-7
Selain itu besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 jarak
terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 tebal pelat, atau 3/4 jarak
bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan.
5. Besi Tulangan
a. Besi tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U – 24 (polos) dan U – 39
(berulir) menurut PBI 1971 atau, kecuali disebutkan lain dalam rencana.
b. Bila besi tulangan oleh konsultan pengawas diragukan kualitasnya, harus
diperiksakan di lembaga penelitian bahan-bahan yang diakui pemerintah.
c. Ukuran besi tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar penggantian
dengan diameter lain hannya diperkenankan atas persetujuan tertulis
konsultan pengawas. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang
yang diperlukan tidak boleh kurang dari yang tersebut dalam gambar atau
perhitungan.
Gambar 6.1.1.3 Macam-macam Tulangan 6. Kawat Pengikat Baja Tulangan
Kawat pengikat digunakan untuk mengikat tulangan atau cincin tulangan agar
6-8
terbuat dari baja lunak panas dengan diameter minimum 1 mm dan tidak tersepuh
seng (Zn).
7. Kayu
Kayu pada pelaksanaan pembangunan Proyek Pembangunan Gedung Kampus
Baru UNIKOM digunakan sebagai landasan, pagar, pembuatan direksi kit. Jenis
kayu yang di gunakan untuk pembuatan bekisting dan lain-lain adalah kayu
kelapa dan borneo. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kayu
khususnya untuk cetakan bekisting seperti, Kayu harus berkualitas baik, tua tidak
bergetah, kering udara, tidak pecah serta lurus, kayu yang digunakan dapat berupa
balok, papan tripleks atau multiplex.
8. Tiang Pancang
Tiang pancang yang digunakan adalah bentuk persegi disebut juga mini pile ber
ukuran 20 x 20 cm. dengan tebal plat penyambungan 10 mm, rebar 4 D 13mm,
jarang sengkang 5-10 cm.
6-9
6.2 Tata Cara Kontrol dan Pengendalian Mutu Bahan
Pengawas lapangan berhak memeriksa bahan dan pabrikasi semua bahan
yang berkenaan dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang memastikan
ukuran jumlah dan pabrikasi toleransi. Pemeriksaan dan pengujian pada bahan
dan penyelesaian akhir harus sesuai dengan standar yang berlaku untuk
bahan-bahan tersebut
Bahan bangunan adalah keseluruhan bahan/material yang digunakan
dalam pekerjaan pelaksanaan proyek. Dalam pelaksanaan suatu proyek,
kesinambungan pengadaan bahan bangunan merupakan hal yang penting Untuk
mengontrol dan pengendalian pada mutu bahan pada proyek Pembangunan
Gedung Kampous Baru Unikom sesuai Sistim dan Prosedur Mutu.
Kualitas bahan-bahan bangunan mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap kualitas pekerjaan dan produk hasil pembangunan. Oleh karena itu
persyaratan bahan dicantumkan di dalam RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat )
agar didapatkan mutu yang sesuai dengan yang disyaratkan.
6.3 Tata Cara Penyimpanan Bahan dan Peralatan Bangunan
Berdasarkan cara penyimpanan bahan bangunan pada pelaksanaan pekerjaan
dilapangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bahan-bahan yang disimpan ditempat pekerjaan/diluar, maksudnya di alam
terbuka, tak terlindungi dari pengaruh hujan, panas matahari, kelembaban
udara dan angin, seperti : pasir, batu, pecah, bata merah berkisting, dan lain
sebagainya.
2. Lahan yang terlindung/gudang penyimpanan, maksudnya tempat yang
6-10
seperti : bentonite, paku, kawat pengikat, panel bekisting, baja tulangan, pipa-pipa, semen portland dan lain-lain.
Adapun tata cara penyimpanan bahan dan peralatan bangunan dilapangan
diantaranya :
1. Semen Portland dan Bentonite
Penyimpanan semen portland dan bentonite harus disimpan dalam gudang
yang kering tidak lembab atau bocor bila hujan, dan ditumpuk diatas lantai yang
kering. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis.
Penyimpanan harus selalu terpisah setiap periode.
2. Tulangan
Semua besi tulangan harus disimpan ditempat yang terlindung dan bebas
lembab, dipisahkan sesuai diameter, mutu baja serta asal pembelian. Semua baja
tulangan harus dibersihkan dari segala macam kotoran, lemak serta karat.
6.4 Jenis-jenis Peralatan Yang Digunakan
Dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Kampus baru UNIKOM
ada beberapa jenis peralatan yang dipakai dan dapat dituangkan pada laporan ini,
peralatan ini dipakai dan disesuaikan dengan kondisi pekerjaan di lapangan.
Selain manfaat dari alat ini sebagai pendukung keberlangsungan pekerjaan juga,
membantu sekali meringankan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia. Dibawah ini dijelaskan dari nama dan fungsinya
alat yang digunakan pada pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Kampus
6-11
Pada pelaksanaan pembangunan proyek ada beberapa peralatan yang
dipergunakan pada perlaksanaannya, yang dapat ditulis dan dijelaskan pada
laporan ini diantaranya adalah :
1. Concrete Pump,
Adalah jenis peralatan yang digunakan sebagai alat penyalur coran dari molen
kedalam titik pengecoran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
Gambar 6.1.1.4Concrete Pump 2. Water Pump
Digunakan untuk menarik air dan menyiramkannya ke bagian beton yang
telah dicor dan langsung terkena matahari dengan tujuan gar beton jenuh air. Dan
pomp air juga digunakan untuk mengeluarkan air yang muncul pada saat
dilakukan penggalian pondasi yang masih tergenang dengan air yang keluar dari
tanah. Pompa yang digunakan terdiri dari dua macam, yaitu pompa listrik dan
pompa bahan bakar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.4.3Water
6-12
Gambar 6.1.1.4 Water Pump 3. Alat Pembesian
Alat pembesian ini terdiri dari :
1. Alat pemotong besi tulangan, yang berfungsi untuk memotong besi
tulangan agar sesuai dengan panjang yang dikehendaki.
2. Alat pembengkok tulangan yang berfungsi untuk membengkokan atau
membentuk besi tulangan sesuai dengan bentuk yang telah di tentukan.
7-1
BAB VII
TATA LAKSANA LAPANGAN
7.1 Pekerjaan Persiapan
Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali
dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi :
1. Pekerjaan Pemagaran
Pekerjaan pemagaran adalah pekerjaan pemberian batas terhadap lahan yang
akan dibangun terhadap lahan yang lain. Bahan yang digunakan untuk pagar besi
secukupnya seperti, pipa besi, dan sejenisnya yang memungkinkan untuk
pembuatannya yang berfungsi sebagai penguat dan untuk penempelan seng
pembatas tersebut/pagar.
2. Pekerjaan Pembersihan
Pada pekerjaan ini, kontraktor wajib mengadakan pembersihan di lokasi
pekerjaan dan pada tempat-tempat dimana akan dibangun jalan-jalan masuk
sementara dan fasilitas-fasilitas lain terhadap semua pohon-pohon, semak-semak,
sampah atau kotoran-kotoran dan bahan lain yang tidak diperlukan, kemudian
semua bahan hasil pembersihan tesebut harus dipindahkan dari tempat pekerjaan
atau dibuang ketempat lain diluar lokasi proyek, supaya tidak menggangu saat
7-2 3. Pekerjaan sementara dan fasilitas kantor
Owner diminta kontraktor menyediakan lokasi yang akan digunakan
untuk menyediakan kantor, dan lain-lain untuk pelaksanaan pekerjaan.
Dalam waktu 7 hari setelah kontraktor menerima surat penyerahan
lapangan (SPL), kontraktor harus menyerahkan kepada proyek gambar
situasi yang menunjukan usulan-usulan penempatan fasilitas-fasilitas
bekerja seperti kantor, bengkel; gudang, tempat untuk peralatan-peralatan,
penginapan serta usulan-usulan untuk fasilitas-fasilitas air kerja, jaringan
listrik dan jaringan sanitasi
Kontraktor harus memenuhi/mematuhi secara hukum dan peraturan yang
berlaku di Indonesia atau dinas-dinas lain yang berhubungan dengan
pengadaan fasilitas-fasilitas kontraktor termasuk tenaga kerja, dan harus
bertanggung jawab atas kerusakan atas tuntutan sebagai akibat adanya
fasilitas yang tidak sesuai.
Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk
pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan semua fasilitas kerja yang di
perlukan untuk misalnya kantor kerjanya, perumahan dan makan serta
akomodasi untuk para pekerja.
Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk
pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan atas penyediaan air minum
dan air untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk
fasilitas-7-3 fasilitas mandi dan cuci bagi para pekerjanya dimana pekerjaan sedang
dilaksanakan.
Kontraktor harus mengadakan pengurusan-pengurusan dengan PLN untuk
semua penggunaan aliran listrik yang dipergunakannya dan harus
menaggung semua biaya yang diperlukan untuk maksud tersebut diatas.
Kontraktor harus melengkapi fasilitas alat-alat pertolongan pertama (P3K)
ditempat pekerjaan.
4. Jalan masuk dan kontruksi jalan pencapaian
Jalan masuk kedalam halaman komplek ini, harus diadakan oleh kontraktor
menurut petunjuk pada gambar atau petunjuk konsultan pengawas. Kontraktor
harus membangun dan memliharanya selama pekerjaan berlangsung, semua
jalan-jalan sementara dan jalan-jalan kontruksi untuk kesemua tempat bagian pekerjaan dan
setelah pekerjaan selesai harus dibongkar dan diperbaiki sesuai petunjuk
konsultan pengawas, seluruh biaya tersebut diatas menjadi tanggung jawab
kontraktor.
5. Pekerjaan pengukuran
Pekerjaan ini dibagi 3 tahap :
Tahap sebelum pelaksanaan dimulai
Tahap selama pelaksanaan pekerjaan berjalan khusus untuk pekerjaan
pengukuran, pengukuran dilakukan segera setelah pekerjaan pengukuran
tiap profil dilaksanakan.
Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan dilaksanakan pertama (100
%), kontraktor harus melakukan pengukuran terhadap apabila
7-4 6. Menyediakan air kerja dan fasilitas listrik
Untuk kebutuhan air bersih dan listrik kerja, berkoordinasi dengan pihak
bagian umum dari owner.
7.2 Pekerjaan Tanah
Yang dimaksudkan pekerjaan tanah disini adalah pekerjaan penggalian tanah
untuk pemasangan pondasi dan pemasangan secant pile. Adapun pekerjaannya
adalah :
Galian Pondasi Bore Pile dan Secant Pile
Galian pondasi dalam (bored pile) dan Secant Pile dilakukan dengan cara
menggunakan mesin bor mengingat kondisi bangunan yang akan dibangun sangat
berdekatan dengan bangunan yang lainnya dan begitu dalam maka sebelum
penggalian maka dibuatlah dulu dinding penahan tanah yaitu secant pile agar
tekanan axial dari tanah dan bangunan sekitar sehingga dalam pelaksanaannya
tanah sekitar tidak akan longsor.
Tujuan pembuatan pondasi tiang pancang dan bore pile dan juga secant pile :
- untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras
- untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift
Dalam pelaksanaan pekerjaan galian pondasi bored pile, ada beberapa macam
jenis kedalaman elevasinya diantaranya adalah :
Bored pile tipe I dengan diameter 80 cm kedalaman tergantung dari
masing-masing zona dan pemasangannya, menggunakan tulangan U-39 deformed
7-5 Bored pile tipe I dengan diameter 100 cm kedalaman tergantung dari
masing-masing zona dan pemasangannya, menggunakan tulangan U-39 deformed
dengan tulangan sengkang U-24 Polos mutu beton K-300
Jumlah titik galian pondasi yaitu ± 203 titik, untuk D 80 sebanyak 121 titik dan
untuk D 100 sebanyak 82 titik,
Berikut denah pondasi bored pile:
Gambar 7.2.1.1.Denah dan Letak Galian Pondasi Bored Pile Sedangkan secant pile jenis dan ukuranya disesuaikan juga pada penggunaan
masing-masing zona sesuai dengan gaya axial masing-masing area.
Alat-alat Bantu yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan galian pondasi
7-6 1. Mesin Bor Soilmec Mecanic
2. Auger
3. Exavator
4. Tremors
5. Sondir
6. Sevice Crain
7. Alat ukur theodolit dan water pass
8. Pipa Tremi
Pelaksanaan Pekerjaan Galian Pondasi Tiang Pancang Sebagai Berikut : 1. Sebelum pekerjaan galian pondasi tiang pancang dimulai, lokasi galian
pondasi tiang pancang ditentukan terlebih dahulu dan penentuan letak dari
titik-titik galian pondasi dilakukan dengan menggunakan theodolit / water
pass dengan mengacu pada gambar kerja yang telah disetujui.
2. Pengukuran dengan alat theodolit ini dilakukan dari dua sisi yang saling tegak
lurus, sehingga dapat diperoleh hasil yang akurat.
3. Setelah pengukuran dengan alat theodolit selesai, maka proses pemasangan
bowplank serta penarikan benang dilakukan dari dua sisi titik As yang
berbeda, sehingga didapat titik As untuk galian pondasi.
4. Setelah titik-titik galian pondasi didapat, maka proses penggalian dapat
dimulai.