ii ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh
DZUL FITHRIA MUMTAZAH
Keterampilan proses sains penting untuk dimiliki oleh setiap siswa. Namun di MTs Negeri 2 Bandar Lampung keterampilan proses sains siswa belum dikembangkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa.
Penelitian ini merupakan studi eksperimen semu dengan desain pretest posttest kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII A dan VII B yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretest dan posttest yang dianalisis secara statistik melalui uji-t dengan program
Dzul Fithria Mumtazah
iii
terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan proses sains siswa baik secara keseluruhan maupun untuk masing-masing indikator mengalami peningkatan (Pretest = 48,15; Posttest = 70, 40; N-gain = 0,43). Rata-rata
persentase aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen juga menunjukkan peningkatan, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa
memiliki kriteria tinggi (75,40). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa.
PENGARUH PENGGUNAAN TERBIMBING (
PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh
DZUL FITHRIA MUMTAZAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung
PENGARUH PENGGUNAAN TERBIMBING (
PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung
Sebagai Salah Satu Syarat untu
Jurusan Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh
DZUL FITHRIA MUMTAZAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung
Mencapai Gelar
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI
MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Dzul Fithria Mumtazah Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024026
Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. Tri Jalmo, M.Si. Drs. Arwin Achmad, M.Si NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19570803 198603 1 004
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. __________
Sekretaris : Drs. Arwin Achmad, M.Si. __________
Penguji
Bukan Pembimbing : Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. __________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukaraja, 21 Mei 1991 yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Dr. Mat Jalil, M.Hum. dan Dra. Sholihah, M.Pd.I.
Pendidikan formal pertama yang ditempuh penulis dimulai dari SD Negeri 1 Kutoarjo (1996-2002) dan dilanjutkan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung (2002-2005). Kemudian penulis menamatkan jenjang pendidikan menengahnya pada tahun 2008 di MAN 1 Bandar Lampung (2005-2008). Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, untuk segala rahmat dan nikmat-Nya yang tak berujung, pemberi kekuatan besar untuk terus bangkit bahkan di saat-saat kalah. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, sang teladan dalam segala
bentuk kebajikan.
Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai bentuk bukti cinta dan kasihku kepada:
Ibu dan Bapak, sungguh aku berterimakasih karena ridho Allah dan doa tulus mereka, untuk setiap tegurannya saat aku lalai, senyum perngertian, dan tepukan semangat
untuk membuatku kembali berlari. Ribuan terima kasih tak selalu cukup untuk mengungkapkan rasa syukurku untuk dapat lahir dari orangtua seperti kalian.
Seluruh Guruku, Dosen dan Pembimbing, karena tanpa mereka aku bukan apa-apa.
Adik-adikku, Ulfa Rahma Ainul Fikria dan Nadya Fakhrotul Mafazah, untuk semua bantuan, saran, kritik, humor, dan motivasinya.
Sahabat-sahabatku, Mandibula 2008, kakak-kakak dan teman-teman selama bimbingan skripsi yang selalu mendukung, tim KKN/PPL SMP Negeri 1 Pagar Dewa, alumni IPA 1 MAN 1 Bandar Lampung ’08 dan MTsN 2 Bandar Lampung ‘05, magang Teknokra ’37 serta Himasakta, hidupku jadi makin bercorak karena kalian, terima kasih
lagi untuk semua bantuannya. Juga untuk semua band inspiratif pengisi soundtrack skripsiku.
Motto
“Puncak dari sebuah impian adalah impian lain yang belum terwujud..”
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dzul Fithria Mumtazah
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024026
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Juli 2012 Yang menyatakan
xi
SANWACANA
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK
CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Kelas VII MTs Negeri 2
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi sekaligus Pembahas atas saran perbaikan dan motivasinya yang
berharga;
4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
xii
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing II sekaligus Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini
dapat selesai;
6. Ridwan Hawari, S.Pd., M.M., selaku Kepala MTs Negeri 2 Bandar Lampung
dan Reni Puji Lestari, S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin
dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;
7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII A dan VII B MTs Negeri
2 Bandar Lampung atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;
8. Orangtuaku yang tak pernah berhenti mendoakan; serta adik-adikku atas
dukungan yang diberikan;
9. Rekan-rekan Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2008), kakak dan
adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang luar
biasa; serta para sahabat dan teman di Himasakta;
10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
F. Kerangka Pikir ... 7
G. Hipotesis Penelitian ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ... 10
B. Keterampilan Proses Sains ... 14
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
B. Populasi dan Sampel ... 20
C. Desain Penelitian ... 20
D. Prosedur penelitian ... 21
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 28
F. Teknik Analisis Data ... 30
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38
xiv V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 52
B. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN 1. Silabus ... 56
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 60
3. Lembar Kerja Kelompok ... 78
4. Soal Pretest dan Posttest ... 135
5. Data Hasil Penelitian ... 141
6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 145
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tahap pembelajaran inkuiri... 13
2. Variabel, sub-variabel, instrumen, jenis data dan alat ukur data ... 30
3. Rubrik penilaian keterampilan proses sains siswa ... 33
4. Kriteria keterampilan proses sains siswa ... 34
5. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 34
6. Klasifikasi indeks aktivitas belajar siswa ... 35
7. Skor per soal angket ... 36
8. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing ... 36
9. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing ... 37
10.Tafsiran persentase jawaban angket ... 37
11.Hasil uji normalitas dan homogenitas nilai pretestt, posttest, dan N-gain keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 38
12.Hasil uji persamaan dan perbedaan dua rata-rata nilai pretestt, posttest, dan N-gain keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 39
13.Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 40
xvi
16.Nilai pretest, posttest, dan N-gain kelas eksperimen ... 142
17.Nilai pretest, posttest, dan N-gain kelas kontrol ... 143
18.Analisis butir soal pretest dan posttest kelas eksperimen ... 144
19.Analisis butir soal pretest dan posttest kelas kontrol ... 145
20.Analisis perindikator keterampilan proses sains pada soal pretest dan posttest kelas eksperimen ... 146
21.Analisis perindikator keterampilan proses sains pada soal pretest dan posttest kelas kontrol ... 148
22.Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 150
23.Analisis data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing ... 151
24.Hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kontrol ... 152
25.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata pretest ... 152
26.Hasil uji satu pihak pretest kelas eksperimen dan kontrol ... 153
27.Hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kontrol ... 153
28.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata posttest ... 154
29.Hasil uji satu pihak posttest... 154
30.Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 155
31.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata N-gain .... 155
32.Hasil uji satu pihak N-gain ... 156
33.Hasil uji normalitas N-gain pada indikator mengobservasi kelas eksperimen dan kontrol ... 156
34.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain pada indikator mengobservasi kelas eksperimen dan kontrol ... 156
35.Hasil uji Mann-Whitney U N-gain pada indikator mengobservasi kelas eksperimen dan kontrol... 157
xvii
37.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain
pada indikator mengidentifikasi kelas eksperimen dan kontrol ... 158 38.Hasil uji satu pihak N-gain padaindikator mengidentifikasi ... 158 39.Hasil uji normalitas N-gain pada indikator memprediksi kelas
eksperimen dan kontrol ... 159 40.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain
pada indikator memprediksi kelas eksperimen dan kontrol... .. 159 41.Hasil uji Mann-Withney U N-gain pada indikator memprediksi kelas
eksperimen dan kontrol ... 159 42.Hasil uji normalitas N-gain pada indikator menginterpretasi data
kelas eksperimen dan kontrol ... 160 43.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain
pada indikator memprediksi kelas eksperimen dan kontrol... 160 44.Hasil uji Mann-Withney U N-gain pada indikator menginterpretasi
data kelas eksperimen dan kontrol ... 161 45.Hasil uji normalitas N-gain pada indikator menginferensi kelas
eksperimen dan kontrol ... 161 46.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain
pada indikator menginferensi kelas eksperimen dan
kontrol... ... 162 47.Hasil uji Mann-Withney U N-gain pada indikator menginferensi
kelas eksperimen dan kontrol ... 162 48.Hasil uji normalitas N-gain pada indikator mengkomunikasikan
kelas eksperimen dan kontrol ... 163 49.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain
pada indikator mengkomunikasikan kelas eksperimen dan
kontrol... ... 163 50.Hasil uji Mann-Withney U N-gain pada indikator
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9 2. Desain penelitian pretest-posttest kelas tak ekuivalen ... 21 3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri
terbimbing. ... 43 4. Contoh jawaban siswa untuk indikator mengidentifikasi (LKS 4
kelas eksperimen). ... 47 5. Contoh jawaban siswa untuk indikator mengkomunikasikan (LKS 4
kelas eksperimen). ... 49 6. Contoh jawaban siswa untuk indikator mengkomunikasikan (LKS 2
kelas kontrol). ... 50 7. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginterpretasi data (LKS 4
kelas eksperimen). ... 52 8. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginterpretasi data (LKS 2
kelas kontrol) ... 52 9. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginferensi (LKS 4 kelas
eksperimen). ... 52 10. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginferensi (LKS 2 kelas
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry)
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep
atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan
alam sekitar (BSNP, 2006: 1).
IPA juga dimaksudkan sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan
proses siswa dalam memecahkan permasalahan dan melatihkan kemampuan
berpikir yang berguna untuk kehidupan siswa sehari-hari. Bertolak dari
pernyataan-pernyataan di atas, pembelajaran IPA di sekolah tidak berpusat
2
pada kegiatan membelajarkan siswa bagaimana caranya memperoleh
pengetahuan tersebut, memahami konsepnya dan mengaplikasikan metode
ilmiah yang nantinya akan diperoleh siswa sebagai suatu produk keterampilan
(Bell, dkk, 2010: 350), yaitu berupa keterampilan proses sains. Pembelajaran
dengan menggunakan keterampilan proses menjadi penting karena
keterampilan proses dilaksanakan dengan maksud IPA merupakan alat yang
potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa. Kepribadian
siswa yang berkembang merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi
apapun yang diminati oleh siswa (Suhaeti, 2011: 21).
Pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan proses seperti yang
disebutkan di atas menekankan pada keterampilan memperoleh pengetahuan
kemudian mengkomunikasikan perolehannya (Suhaeti, 2011: 21). Oleh
karena itu keterampilan proses sains diperlukan untuk membekali siswa
dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai
sumber. Selain itu keterampilan juga diberikan dalam bentuk produk berupa
pengetahuan sains dalam menghadapi permasalahan hidup sehari-hari sebagai
bagian dari masyarakat.
Faktanya, Indonesia menempati urutan bawah pada penilaian literasi sains
oleh PISA OECD (Programme for International Student Assesment
Organization for Economic Cooperation and Development) 2000 dan 2003
yang berfungsi sebagai evaluasi administratif yang hasilnya akan
menunjukkan sejauh mana pencapaian pendidikan di suatu negara. Meskipun
3
masih berada di bawah rata-rata negara anggota OECD dan 20,3% siswa
Indonesia yang diteliti memiliki skor di bawah level paling rendah
kemampuan literasi sains (Daulay, 2007: 3). Penilaian tersebut tidak hanya
mengukur pengetahuan siswa dalam sains tetapi juga pemahaman terhadap
berbagai aspek proses sains, serta kemampuan mengaplikasi pengetahuan dan
proses sains dalam situasi nyata yang dihadapi peserta didik, baik sebagai
individu, anggota masyarakat serta warga dunia. Penilaian tersebut juga
mengindikasikan masih rendahnya keterampilan siswa dalam aspek proses dan
aplikasinya dalam masyarakat, yang disebut keterampilan proses sains.
Belum dikembangkannya keterampilan proses sains di sekolah terjadi di
MTs N 2 Bandar Lampung. Dari hasil observasi dan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti, perangkat pembelajaran milik guru IPA kelas VII
MTs N 2 Bandar Lampung hanya mencantumkan indikator kognitif
(pengetahuan) saja sebagai tujuan akhir dari pembelajaran. Hal itu berakibat
pada proses pembelajaran di kelas yang berorientasi pada produk berupa
pengetahuan siswa saja, belum mengembangkan pembelajaran yang
mengasah keterampilan siswa khususnya keterampilan proses sains. Selain
itu, guru IPA di MTs N 2 Bandar Lampung masih mengutamakan metode
ceramah yang berakibat pada minimnya aktivitas belajar siswa, sehingga
siswa cenderung duduk, diam, mendengarkan dan mencatat. Sesekali guru
menggunakan metode diskusi dalam pembelajarannya, namun tidak terlalu
sering dilakukan. Penggunaan metode tersebut juga turut menyumbang tidak
terasahnya keterampilan proses sains siswa. Hal ini penting untuk dicarikan
4
sumber daya manusia sebagai hasil dari meningkatnya kualitas pemahaman
dan keterampilan siswa.
MTs N 2 Bandar Lampung didukung dengan fasilitas belajar yang sangat
memadai untuk peningkatan keterampilan proses sains siswa. Fasilitas yang
belum dimanfaatkan secara optimal ini, dapat dimanfaatkan dengan baik
menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk materi yang tepat,
contohnya metode inkuiri terbimbing pada materi pokok Ciri-Ciri Makhluk
Hidup di kelas VII. Seperti yang diungkapkan Bell, dkk (2010: 350) like real
scientist, students should study the natural world, make their observations,
and propose explanations based on the evidence of their own work, maka
siswa diharapkan mampu untuk mengidentifikasi apa saja ciri-ciri makhluk
hidup melalui metode pembelajaran inkuiri terbimbing yang membuat mereka
aktif mencari jawaban dengan menggunakan metode ilmiah dalam
menemukan penjelasan dari suatu konsep sehingga dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa.
Hasil penelitian Prayitno (2011: iii) menunjukkan bahwa inkuiri terbimbing
terbukti mampu melatihkan berpikir tinggi, metakognisi, dan keterampilan
proses sains. Suwasono (2011: 1) juga menemukan bahwa penerapan
pembelajaran menggunakan inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa yang secara keseluruhan mengalami
peningkatan sebesar 13,46 %.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan dilakukan penelitian yang
5
(Guided Inquiry) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi
Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII
MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan metode pembelajaran
inkuiri terbimbing terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa
pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup?
2. Bagaimanakah pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi
pokok ciri-ciri makhluk hidup?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap
peningkatan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok ciri-ciri
makhluk hidup.
2. Pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap peningkatan
aktivitas belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah
dan peneliti serta dapat memberikan suatu alternatif metode pembelajaran
6
1. Bagi peneliti
Mendapatkan pengalaman dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, serta dapat
menambah wawasan untuk menggali bagaimana pengaruh metode
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa
terutama pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
2. Bagi guru
Sebagai alternatif kegiatan pembelajaran IPA biologi untuk materi ciri-ciri
makhluk hidup dalam rangka meningkatkan keterampilan proses sains
siswa sehingga dapat dikembangkan untuk materi IPA atau Biologi lain
yang relevan.
3. Bagi siswa
Siswa dapat lebih memahami materi ciri-ciri makhluk hidup dan memiliki
pengalaman belajar yang lebih menyenangkan.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yaitu sebagai masukan
dalam penyusunan perangkat pembelajaran untuk menentukan pengalaman
belajar yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam
7
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
1. Langkah pembelajaran dalam metode pembelajaran inkuiri terbimbing
yang digunakan yaitu: mengajukan pertanyaan atau permasalahan,
merumuskan hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan untuk
memperoleh informasi, mengumpulkan dan analisis data, dan membuat
kesimpulan.
2. Keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini meliputi
mengobservasi, mengidentifikasi, memprediksi, menginterpretasi data,
menginferensi, dan mengkomunikasikan.
3. Materi IPA dalam penelitian ini adalah materi pokok ciri-ciri makhluk
hidup di kelas VII semester 2 (dua) dengan kompetensi dasar
mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup (KD 6.1).
4. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada penelitian ini yaitu aktivitas
bertanya, mengemukakan pendapat/ide, bekerja sama dengan teman dan
melakukan kegiatan diskusi.
5. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII MTs N 2 Bandar
Lampung tahun ajaran 2011/2012.
F. Kerangka Pikir
Metode pembelajaran yang kurang kreatif dan inovatif serta berorientasi pada
produk berupa pengetahuan saja dapat mematikan keterampilan dan
kreativitas siswa. Karena metode yang kurang sesuai itu, berakibat pada
kurang terasahnya keterampilan proses siswa. Padahal IPA merupakan mata
8
kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh BSNP dan berlaku secara nasional
dijelaskan bahwa produk akhir IPA meliputi pengetahuan, keterampilan dan
juga sikap. Sehingga produk dari pembelajaran IPA tersebut dapat digunakan
siswa tidak hanya di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung, tapi juga
di luar kelas dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai wahana pembentuk
kepribadian siswa dalam menyiapkan dirinya melangkah ke profesi apapun
yang diminati siswa.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengasah kemampuan
mengamati oleh siswa, mengidentifikasi, memprediksi, menginterpretasi data,
menginferensi, dan mengkomunikasikan sehingga mengembangkan
keterampilan proses sains siswa adalah inkuiri terbimbing. Pada inkuiri
terbimbing pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan
petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk yang diberikan pada umumnya berbentuk
pertanyaan membimbing. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari suatu
pertanyaan inti. Dari jawaban yang dikemukakan, siswa melakukan
penyelidikan untuk membuktikan pendapat yang telah dikemukakan.
Langkah pembelajaran dalam metode inkuiri terbimbing adalah mengajukan
pertanyaan atau permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
analisis data dan membuat kesimpulan, sehingga dengan penggunaan metode
ini keterampilan mengobservasi, mengidentifikasi, memprediksi,
menginterpretasi data, menginferensi, mengkomunikasikan oleh siswa dan
9
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua
kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan
keterampilan proses sains siswa melalui metode pembelajaran inkuiri
terbimbing pada kelas eksperimen dan metode diskusi pada kelas kontrol.
Hubungan antara variabel tersebut di gambarkan sebagai berikut:
Keterangan: X = Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry); Y = Keterampilan Proses Sains
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini yaitu:
“Ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode inkuiri terbimbing
terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok
ciri-ciri makhluk hidup:
H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode inkuiri
terbimbing terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa pada
materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
H1 = Ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode inkuiri terbimbing
terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa pada materi
pokok ciri-ciri makhluk hidup.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Inkuiri atau dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, pemeriksaan,
atau penyelidikan. Inkuiri adalah suatu proses umum yang dilakukan manusia
untuk mencari atau memahami informasi (Trianto, 2011: 166). Pengajaran
berdasarkan inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri (Hamalik, 2001: 219),
sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan
kemampuan lainnya.
Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist),
melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental. Di samping
itu, Quintana, dkk (dalam Bell, dkk. 2010: 351) mendefinisikan: “inquiry as
the process of posing question and investigating them with empirical data,
either through direct manipulation of variables via experiments or by
constructing comparisons using existing data sets”. Dalam hal ini, metode
pembelajaran inkuiri diawali dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan
mengenai suatu konsep yang akan dipelajari dan kemudian
menginvestigasinya melalui data-data empiris yang didapat dari penemuan
baik dengan cara memanipulasi variabel-variabel, maupun membandingkan
11
pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada
diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
sendiri, serta mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan
memecahkan masalah (Komalasari, 2010: 73).
Sasaran utama dari kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan
siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan
kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3)
mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam
proses inkuiri (Trianto, 2011: 166). Selain itu, Sanjaya (2009: 197)
mengungkapkan bahwa tujuan penggunaan inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dalam metode inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya. Oleh karena itu proses inkuiri menuntut guru bertindak sebagai
fasilitator, narasumber, penyuluh kelompok (Hamalik, 2004: 221) dan
motivator (Sanjaya, 2009: 197), bukannya menjejali siswa dengan
pengetahuan seperti yang terjadi pada metode konvensional. Metode
pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student centered approach), sebab dalam metode
ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran
12
Mengenai pembelajaran sains dengan menggunakan metode inkuiri, Bell, dkk
(2010: 350) mengemukakan bahwa “the call for inquiry learning is based on
the conviction that science learning is more than the memorisation of
scientific facts and information, but rather is about understanding and
applying scientific concepts and methods”, sehingga penggunaan metode
inkuiri dalam pembelajaran didasarkan pada keyakinan bahwa mempelajari
sains lebih dari sekedar menghafal fakta-fakta dan informasi ilmiah saja, tapi
lebih kepada memahami konsep-konsep dan mengaplikasikan metode-metode
ilmiah yang nantinya akan diperoleh siswa sebagai suatu produk
keterampilan, berupa keterampilan proses sains (science process skill).
Sund dan Trowbridge (dalam Suhaeti, 2011: 16) membedakan inkuiri
menjadi dua bagian, yaitu inkuiri terbimbing dan inkuiri tidak terbimbing
(inkuiri terbuka/bebas). Dalam inkuiri terbimbing guru mempunyai peranan
lebih aktif dalam menentukan permasalahan dan mencari penyelesaiannya.
Sedangkan pada inkuiri tidak terbimbing siswa lebih berperan aktif dalam
mencari masalah dan penyelesaiannya. Inkuiri terbimbing merupakan
pendekatan instruksional, memberikan kerangka kerja, perencanaan dan
implementasi berpikir dengan mengembangkan keahlian siswa dan
mengakses sumber informasi secara aktif untuk membangun pengetahuan.
Metode ini terencana secara seksama, benar-benar terkontrol yang bersifat
instruksional dan guru memandu siswa melalui materi yang mendalam
(Kuhlthau dalam Suhaeti, 2011: 17). Ditinjau dari variasi pendekatan inkuiri,
metode inkuiri terbimbing memiliki ciri di mana topik pembelajaran
13
oleh guru, sedangkan desain dan prosedur pembelajaran dirumuskan
bersama-sama oleh guru dan siswa, selanjutnya hasil atau analisis serta kesimpulan
ditentukan oleh siswa. Tahapan pembelajaran inkuiri yang digunakan pada
penelitian ini mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri yang
dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2011: 172), (Tabel 1).
Tabel 1. Tahap pembelajaran Inkuiri
Tahapan Perilaku Guru
1. Menyajikan pertanyaan atau masalah.
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah ditulis di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok.
2. Membuat hipotesis.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
3. Merancang percobaan
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi.
Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan.
5. Mengumpulkan dan menganalisis data.
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
6. Membuat kesimpulan. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Adapun keunggulan penggunaan inkuiri dalam pembelajaran menurut
14
a. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna.
b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka dan dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
moderen yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
c. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Selain keunggulan, inkuiri juga memiliki kelemahan, di antaranya:
a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan belajar siswa.
c. Dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka inkuiri akan sulit diimplementasikan
oleh setiap guru.
B. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai serangkaian keterampilan
15
bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya
telah ada dalam diri siswa (Depdikbud dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:
138). Menurut Indrawati (1999: 3) keterampilan proses merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun
psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau
prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya,
ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan
(falsifikasi).
Berbagai keterampilan dalam keterampilan proses terdiri dari
keterampilan-keterampilan dasar dan keterampilan-keterampilan-keterampilan-keterampilan terintegrasi. Keterampilan
dasar meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan
terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data,
menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan
antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data, manganalisis penelitian,
menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang
penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Funk dalam Dimyati dan
Mudjiono, 2009:140). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 141-144)
kegiatan keterampilan proses sains dapat dilaksanakan dengan bentuk-bentuk
berikut :
1. Mengamati/mengobservasi, merupakan tanggapan terhadap berbagai
objek dan peristiwa alam dengan pancaindra. Kemampuan mengamati
merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu
16
2. Mengklasifikasikan, merupakan keterampilan proses untuk memilah
berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga
didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang
dimaksud. Dengan keterampilan mengklasifikasikan siswa dapat
menentukan golongan dengan mengamati persamaan, perbedaan, dan
hubungan serta pengelompokkan objek berdasarkan kesesuaian dengan
berbagai tujuan.
3. Mengkomunikasikan, dapat diartikan sebagai menyampaikan dan
memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk
suara, visual, atau suara visual. Contoh-contoh kegiatan
mengkomunikasikan adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat
laporan, membaca peta, dan kegiatan lain yang sejenis.
4. Mengukur, yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Memprediksi, suatu prediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau
membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu
mendatang berdasarkan perkiraan pada hubungan antara fakta, konsep,
dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.
6. Menyimpulkan, dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk
memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta,
konsep, dan prinsip yang diketahui. Keterampilan ini juga disebut sebagai
keterampilan menginferensi (Carin dalam Subiantoro, 2010: 4-5), selain
berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip, kesimpulan juga dapat diambil
17
Enam keterampilan di atas, menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 145)
merupakan keterampilan-keterampilan dasar dalam keterampilan proses, yang
menjadi landasan untuk keterampilan proses integrasi yang lebih kompleks.
Keterampilan proses yang terintegrasi pada hakikatnya merupakan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
Sepuluh keterampilan terintegrasi tersebut adalah:
1. Mengenali Variabel
Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau
segala sesuatu yang dapat berubah atau berganti dalam satu situasi, secara
umum dibedakan menjadi variabel termanipulasi dan variabel terikat.
2. Membuat Tabel Data
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mengembangkan
keterampilan membuat tabel data di antaranya adalah membuat tabel
frekuensi, melidi data, dan membuat tabel silang.
3. Membuat Grafik
Keterampilan membuat grafik adalah keterampilan mengolah data untuk
disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel
termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu ditulis
sepanjang sumbu vertikal.
4. Menggambarkan Hubungan antar Variabel
Keterampilan menggambarkan hubungan antar variabel dapat diartikan
sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antara variabel
termanipulasi dengan variabel hasil/hubungan antara variabel-variabel
18
5. Mengumpulkan dan Mengolah Data
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan
memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain dengan
cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara
kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau
penyimpulan.
6. Menganalisis Penelitian
Keterampilan menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah
laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap
unsur-unsur penelitian. Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk
mengembangkan keterampilan menganalisis di antaranya adalah
mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis, dan kegiatan lain yang
sejenis.
7. Menyusun Hipotesis
Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menyatukan dugaan yang dianggap benar mengenai adanya suatu
faktor yang terdapat dalam suatu situasi, maka akan ada akibat tertentu
yang dapat diduga akan timbul. Keterampilan menyusun hipotesis
menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat pernyataan.
8. Mendefinisikan Variabel
Keterampilan mendefinisikan variabel secara operasional dapat diartikan
sebagai kemampuan mendeskripsikan variabel beserta segala atribut
19
9. Merancang Penelitian
Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspons dalam
penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel
hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari
penelitian yang akan dilaksanakan.
10. Bereksperimen
Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan
pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip
ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau
menolak ide-ide itu.
Indikator keterampilan proses sains yang dapat digunakan dalam Biologi
meliputi: keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi,
menyimpulkan, menyusun hipotesis, merancang prosedur dan melaksanakan
eksperimen untuk pengumpulan data, menyajikan hasil eksperimen dalam
bentuk tabel/grafik, dan mengkomunikasikan secara tertulis maupun lisan
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April, 2012 di MTs N 2 Bandar
Lampung.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII A – VII H
MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012, pada materi pokok
ciri-ciri makhluk hidup. Untuk kepentingan penelitian ini, sampel diambil
dengan menggunakan cluster random sampling dengan mengambil dua kelas
dari delapan kelas yang ada dan diperoleh kelas VII A sebagai kelas
eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental
semu. Peneliti menggunakan secara utuh kelompok subyek yang telah
ditentukan dan kelompok tersebut telah diorganisasikan dalam kelompok
yaitu kelas. Peneliti memanipulasi perlakuan pada kelas eksperimen dan
memberikan perlakuan biasa terhadap kelas kontrol. Desain eksperimental
21
Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan kelas yang
ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan
menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan kelas
kontrol menggunakan metode diskusi. Hasil pretest dan post test pada kedua
kelas subyek dibandingkan.
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok pretest perlakuan posttest
I O1 X O2
II O1 C O2
Keterangan: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretest; O2 =
Posttest; X = Perlakuan metode pembelajaran inkuiri
terbimbing, C = Perlakuan metode ceramah dan diskusi. Sumber: dimodifikasi dari Sukardi (2007: 186).
Gambar 2. Desain pretest-posttest kelompok tak ekuivalen.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas
22
d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa semester ganjil yang
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
untuk setiap pertemuan, serta instrumen evaluasi yaitu soal
pretest/posttest dan lembar observasi aktivitas yang kemudian diuji
ahli. Selanjutnya membuat video yang digunakan pada apersepsi di
pertemuan kedua.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan
menggunakan metode diskusi untuk kelas kontrol di MTs N 2 Bandar
Lampung. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, pertemuan
pertama dan kedua sama-sama membahas tentang ciri-ciri makhluk hidup
dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
A) Kelas Eksperimen
I. Pendahuluan
a. Siswa mengerjakan pretest pada pertemuan I mengenai:
ciri-ciri makhluk hidup (bernafas/respirasi, adaptasi,
bergerak, dan reproduksi, tumbuh dan berkembang,
23
b. Siswa digali pengetahuan awalnya dengan pertanyaan
1) Pertemuan I : Siswa ditunjukkan gambar boneka kucing
dan kucing hidup, ditanyakan perbedaannya kepada
siswa. Melakukan demonstrasi dengan menyentuh pena
dan belalang hidup, ditanyakan reaksi pena dan belalang
tersebut sebelum melakukan demonstrasi pada siswa
sehingga memunculkan beberapa pernyataan mengenai
perbedaan benda mati dengan makhluk hidup.
2) Pertemuan II : Siswa ditampilkan video tentang
perubahan seseorang dari kecil hingga dewasa, dan
penampilan sebatang pohon serta sebuah monumen dari
tahun ke tahun sampai memunculkan pernyataan
mengenai perbedaan benda mati dan makhluk hidup.
c. Siswa diberikan motivasi:
1) Pertemuan I : Ditunjukkan manfaat mempelajari materi
ciri-ciri makhluk hidup.
2) Pertemuan II : Ditunjukkan bidang ilmu yang relevan
dalam mempelajari identifikasi ciri-ciri makhluk hidup
seperti taksonomi, klasifikasi, morfologi, dan ilmu
lainnya.
d. Siswa diinformasikan tentang indikator dan tujuan
24
II. Kegiatan Inti
a. Siswa diminta duduk dalam kelompoknya masing-masing 5-6
orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari
sebelumnya, yang terdiri dari 6 kelompok).
b. Siswa diberikan orientasi tentang ciri-ciri makhluk hidup,
memunculkan permasalahan yang mendasari pembelajaran
pada pertemuan tersebut.
c. Siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi
permasalahan (sesuai dengan topik pertemuan) kepada setiap
siswa dalam kelompok yang harus diselidiki oleh siswa.
d. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, siswa
membuat suatu hipotesis menyangkut masalah yang mereka
amati.
e. Dari hipotesis yang disetujui oleh kelompok masing-masing,
siswa melakukan pengamatan untuk membuktikan
hipotesisnya melalui serangkaian percobaan.
f. Siswa menentukan informasi yang dibutuhkan, misalnya
membandingkan apa yang mereka temui dari hasil
pengamatan dengan sumber buku pelajaran. Dengan
sumber-sumber yang ada dan fakta yang telah terkumpul, selanjutnya
siswa menguji hipotesis.
g. Siswa diminta guru untuk menggunakan data yang terkumpul
dan hasil-hasil pengujian hipotesis untuk merumuskan
25
h. Siswa dibimbing dalam menemukan jawaban dari
permasalahan yang ada dalam LKS dan dibantu dalam
menyimpulkan hasil diskusi yang tertera pada LKS.
i. Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.
j. Perwakilan dari masing-masing kelompok memberikan LKS
yang telah dikumpulkan kepada kelompok yang akan
presentasi untuk maju mempresentasikan hasil penemuannya
secara bergantian, setiap kelompok melakukan presentasi
hasil penemuan mereka, dan kelompok yang lain dapat
memberikan tanggapan.
k. Membahas masalah-masalah yang ada di dalam LKS yang
belum dapat ditemukan oleh siswa bersama dengan guru.
III. Penutup
a. Siswa bersama guru merangkum kegiatan pembelajaran pada
pertemuan tersebut dan guru memberikan umpan balik
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
b. Siswa mengerjakan posttest pada pertemuan terakhir.
c. Siswa mengumpulkan hasil posttest yang telah dikerjakan.
B) Kelas Kontrol
I. Pendahuluan
a. Siswa mengerjakan pretest pada pertemuan I mengenai: ciri-ciri
26
reproduksi, tumbuh dan berkembang, membutuhkan nutrisi,
regulasi, ekskresi, dan iritabilitas)
b. Pengetahuan awal siswa digali oleh guru dengan pertanyaan
1) Pertemuan I: Ditunjukkan gambar boneka kucing dan kucing
hidup, ditanyakan perbedaannya. Melakukan demonstrasi
dengan menyentuh pena dan belalang hidup, ditanyakan reaksi
pena dan belalang tersebut sebelum melakukan demonstrasi
pada siswa sehingga memunculkan beberapa pernyataan
mengenai perbedaan benda mati dengan makhluk hidup.
2) Pertemuan II : Ditampilkan video tentang perubahan seseorang
dari kecil hingga dewasa, dan penampilan sebatang pohon
serta sebuah monumen dari tahun ke tahun sampai
memunculkan pernyataan mengenai perbedaan benda mati dan
makhluk hidup.
c. Siswa diberikan motivasi:
1) Pertemuan I: Ditunjukkan manfaat mempelajari materi ciri-ciri
makhluk hidup.
2) Pertemuan II : Ditunjukkan bidang ilmu yang relevan dalam
mempelajari identifikasi ciri-ciri makhluk hidup seperti
taksonomi, klasifikasi, morfologi, dan ilmu lainnya.
II. Kegiatan Inti
a. Siswa diminta duduk dalam kelompoknya masing-masing 5-6
orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya, yang
27
b. Siswa memperoleh Lembar Kerja Siswa (LKS) mengenai ciri-ciri
makhluk hidup pada pertemuan I dan pertemuan II.
c. Siswa dibimbing dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
d. Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan LKS, siswa
mengumpulkan LKS.
e. Perwakilan dari masing- masing kelompok dipilih dan LKS yang
telah dikumpulkan diberikan kepada kelompok yang akan
presentasi untuk maju mempresentasikan hasil penemuannya secara
bergantian, setiap kelompok melakukan presentasi hasil diskusi
mereka, dan kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan.
f. Mendengarkan penguatan dari guru dengan menjelaskan materi
yang belum dipahami oleh siswa.
III. Penutup
a. Siswa bersama guru merangkum materi yang telah berlangsung dan
memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan
datang serta memberikan umpan balik terhadap pembelajaran yang
telah berlangsung.
b. Melakukan evaluasi dengan memberikan posttest yang sama
28
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :
a) Jenis Data
Data penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif adalah keterampilan proses sains siswa yang diperoleh dari
nilai pretest dan post test. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretest
dengan posttest. Nilai selisih tersebut disebut sebagai N-gain, lalu
dianalisis secara statistik. Data kualitatif merupakan aktivitas belajar
siswa selama pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing dan
metode diskusi serta angket tanggapan siswa mengenai pembelajaran
menggunakan metode inkuiri terbimbing juga Lembar Kerja Siswa
(LKS) sebagai data pendukung. Data aktivitas belajar dan LKS diambil
saat pembelajaran berlangsung, sementara data angket diambil ketika
pembelajaran berakhir pada pertemuan kedua.
b) Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Pretest dan Posttest
Data keterampilan proses sains berupa nilai pretest diambil pada
pertemuan ke I dan posttest diambil pada pertemuan ke II. Nilai
pretest diambil sebelum pembelajaran pertemuan pertama pada setiap
kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai posttest
diambil setelah pembelajaran pertemuan kedua pada setiap kelas baik
29
Teknik penskoran pretest dan posttest yaitu :
S= R x 100 N
Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = skor maksimum dari tes tersebut.
2) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.
3) Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan
metode pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran di kelas.
Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan
5 pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan
jawaban yaitu setuju dan tidak setuju .
Rubrik variabel, sub variabel, indikator, jenis data dan alat ukur data
30
Tabel 2. Variabel, sub variabel, instrumen, jenis data dan alat ukur data
Variabel Instrumen Analisis Data
Keterampilan
aktivitas siswa Persentase
Tanggapan siswa
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan N-gain. Untuk
mendapatkan N-gain (g) menggunakan rumus Hake (1999: 1)
N-gain =
Sedangkan untuk mengukur peningkatan keterampilan proses sains
siswa digunakan rumus sebagai berikut.
31
Kriteria peningkatan keterampilan proses sains siswa,
80,1 – 100 (dimodifikasi dari Arikunto, 2008:245).
Nilai pretest, post test, dan N-gain pada kelompok kontrol dan
eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi
17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan
program SPSS versi 17.
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk
harga yang lainnya (Sudjana, 2005: 467)
2. Kesamaan Dua Varian
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan
program SPSS versi 17.
a. Hipotesis
32
b. Kriteria Uji
- Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
- Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
(Sudjana, 2005: 249).
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan
uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS
versi 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama
H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel berbeda
2) Kriteria Uji
- Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima
- Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak
(Sudjana, 2005: 239-240).
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan
kelas kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi
dari kelas kontrol.
2) Kriteria Uji :
4. Mendeskripsikan Keterampilan Proses Sains Siswa
Untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa dalam
pembelajaran IPA Biologi sebagai berikut:
- Memberi skor sesuai rubrik penilaian di
memasukkan ke dalam tabel 3
Tabel
Keterangan:
- Menjumlahkan skor seluruh siswa.
- Menentukan skor tiap indikator keterampilan proses sains dengan
menggunakan rumus:
Keterangan : P = Poin yang dicari;
- Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak
(Pratisto dalam Fatimatuzzahra, 2011: 38)
Mendeskripsikan Keterampilan Proses Sains Siswa
Untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa dalam
pembelajaran IPA Biologi sebagai berikut:
Memberi skor sesuai rubrik penilaian di halaman 1
memasukkan ke dalam tabel 3.
Tabel 3. Rubrik penilaian keterampilan proses sains
Keterangan: A = Mengobservasi; B = Mengidentifikasi; C = Memprediksi; D = Menginterpretasi data; E = Menginferensi; F = Mengkomunikasikan. Sumber: dimodifikasi dari Budiarti (2009: 32).
Menjumlahkan skor seluruh siswa.
Menentukan skor tiap indikator keterampilan proses sains dengan
menggunakan rumus:
P = f x 100 N
Keterangan : P = Poin yang dicari; f = jumlah poin keterampilan proses sains yang diperoleh; N = jumlah total poin keterampilan proses sains tiap indikator.
dimodifikasi dari Sudijono (2004: 40
33
maka Ho ditolak
Mendeskripsikan Keterampilan Proses Sains Siswa
Untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa dalam
halaman 125-126 lalu
ains siswa
A = Mengobservasi; B = Mengidentifikasi; C = Memprediksi; D = Menginterpretasi data; E =
Sumber:
Menentukan skor tiap indikator keterampilan proses sains dengan
jumlah poin keterampilan proses sains yang diperoleh; N = jumlah total poin keterampilan proses sains tiap indikator. Sumber:
34
- Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan
proses sains tersebut disesuaikan dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 4. Kriteria keterampilan proses sains siswa
Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2008: 245).
5. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung
merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut
dianalisis menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah
yang dilakukan yaitu:
- Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:
X = ∑Xi x 100% n
Tabel 5. Lembar observasi aktivitas belajar siswa
Sumber: dimodifikasi dari Carolina (2010: 28)
35
Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa:
A. Mengemukakan pendapat/ide:
1) Tidak mengemukakan pendapat/ide
2) Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan
pembahasan
3) Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan
B. Bertanya:
1) Tidak mengemukakan pertanyaan
2) Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada
permasalahan
3) Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan
permasalahan
C. Bekerja sama dengan teman:
1) Tidak bekerja sama dengan teman (diam saja)
2) Bekerja sama tetapi hanya satu atau dua teman.
3) Bekerja sama baik dengan semua anggota kelompok
D. Melakukan kegiatan diskusi:
1) Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok
2) Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan
3) Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan
permasalahan
- Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa
sesuai klasifikasi pada tabel 6.
Tabel 6. Klasifikasi indeks aktivitas belajar siswa
6. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan
metode pembelajaran inkuiri terbimbing dikumpulkan melalui
penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang
Kategori indeks aktivitas siswa (%) Interpretasi
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
36
Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju. Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 29)
terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pengolahan
data angket dilakukan sebagai berikut:
a. Skor angket
Tabel 7 . Skor per soal angket
b. Tabel 8. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing
Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 30)
c. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus
sebagai berikut: jawaban; Smaks = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2005: 69).
37
d. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi
yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing
No.
Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 31)
e. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa
yang pembelajarannya menggunakan metode inkuiri terbimbing.
Tabel 10. Tafsiran persentase jawaban angket
Persentase (%) Kriteria
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh
terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa pada materi
pokok ciri-ciri makhluk hidup.
2. Penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri
makhluk hidup.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.
1. Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran
yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi
pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup.
2. Peneliti sebaiknya mempersiapkan waktu ekstra sebelum penelitian
dimulai untuk menyosialisasikan metode pembelajaran inkuiri
55
3. Peneliti sebaiknya membagi alokasi waktu yang disediakan agar tepat
waktu untuk setiap sintaks inkuiri terbimbing yang ada sehingga semua
langkah dapat berjalan dengan optimal dan membawa lebih dari satu
observer penelitian agar semua aktivitas dan proses pembelajaran oleh
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta
Bell, T., D. Urhahne, S. Schanze, dan R. Ploetzner. 2010. CollaborativeInquiry Learning: Models, Tools, and Challenges. International Journal of Science Education Edisi 32:3 Hal 349 – 377.
http://tandfonline.com/doi/abs/10.1080/ 09500690802582241. Diunduh tanggal 11 November 2011 Pukul 16:21
BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model
Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
_____. 2006. Standar Isi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Budiarti, Y. 2009. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Keterampilan Proses Sains IPA Biologi Siswa”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Carolina, H. S. 2010. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Daulay, N.P. 2009. “Pembelajaran Kimia Berbasis Literasi Sains dan Teknologi Pada Materi Pokok Perubahan Materi”. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Depdiknas. 2003. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu.
Depdiknas. Jakarta
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta
Ergül, A., U, Yeter, C. Sevgul, O. Zehra, dan M. Uanli. 2011. The Effects of Inquiry-Based Science Teaching On Elementary Scool Students’ Science
Process Skills and Science Attitudes. Bulgarian Journal of Science and
Education Policy Volume 5, No 1 Hal 48 – 68.
http://bjsep.org/getfile.php?id=88. Diunduh tanggal 31 Mei 2012 Pukul 13:49