• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN

PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)

Oleh

DZUL FITHRIA MUMTAZAH

Keterampilan proses sains penting untuk dimiliki oleh setiap siswa. Namun di MTs Negeri 2 Bandar Lampung keterampilan proses sains siswa belum dikembangkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa.

Penelitian ini merupakan studi eksperimen semu dengan desain pretest posttest kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII A dan VII B yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretest dan posttest yang dianalisis secara statistik melalui uji-t dengan program

(2)

Dzul Fithria Mumtazah

iii

terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan proses sains siswa baik secara keseluruhan maupun untuk masing-masing indikator mengalami peningkatan (Pretest = 48,15; Posttest = 70, 40; N-gain = 0,43). Rata-rata

persentase aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen juga menunjukkan peningkatan, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa

memiliki kriteria tinggi (75,40). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa.

(3)

PENGARUH PENGGUNAAN TERBIMBING (

PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN

PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

DZUL FITHRIA MUMTAZAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN

PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung

(4)

PENGARUH PENGGUNAAN TERBIMBING (

PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung

Sebagai Salah Satu Syarat untu

Jurusan Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP KETERAMPILAN

PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)

Oleh

DZUL FITHRIA MUMTAZAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung

Mencapai Gelar

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI

MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Dzul Fithria Mumtazah Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024026

Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si. Drs. Arwin Achmad, M.Si NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19570803 198603 1 004

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. __________

Sekretaris : Drs. Arwin Achmad, M.Si. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukaraja, 21 Mei 1991 yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Dr. Mat Jalil, M.Hum. dan Dra. Sholihah, M.Pd.I.

Pendidikan formal pertama yang ditempuh penulis dimulai dari SD Negeri 1 Kutoarjo (1996-2002) dan dilanjutkan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung (2002-2005). Kemudian penulis menamatkan jenjang pendidikan menengahnya pada tahun 2008 di MAN 1 Bandar Lampung (2005-2008). Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

(8)

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, untuk segala rahmat dan nikmat-Nya yang tak berujung, pemberi kekuatan besar untuk terus bangkit bahkan di saat-saat kalah. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, sang teladan dalam segala

bentuk kebajikan.

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai bentuk bukti cinta dan kasihku kepada:

Ibu dan Bapak, sungguh aku berterimakasih karena ridho Allah dan doa tulus mereka, untuk setiap tegurannya saat aku lalai, senyum perngertian, dan tepukan semangat

untuk membuatku kembali berlari. Ribuan terima kasih tak selalu cukup untuk mengungkapkan rasa syukurku untuk dapat lahir dari orangtua seperti kalian.

Seluruh Guruku, Dosen dan Pembimbing, karena tanpa mereka aku bukan apa-apa.

Adik-adikku, Ulfa Rahma Ainul Fikria dan Nadya Fakhrotul Mafazah, untuk semua bantuan, saran, kritik, humor, dan motivasinya.

Sahabat-sahabatku, Mandibula 2008, kakak-kakak dan teman-teman selama bimbingan skripsi yang selalu mendukung, tim KKN/PPL SMP Negeri 1 Pagar Dewa, alumni IPA 1 MAN 1 Bandar Lampung ’08 dan MTsN 2 Bandar Lampung ‘05, magang Teknokra ’37 serta Himasakta, hidupku jadi makin bercorak karena kalian, terima kasih

lagi untuk semua bantuannya. Juga untuk semua band inspiratif pengisi soundtrack skripsiku.

(9)

Motto

“Puncak dari sebuah impian adalah impian lain yang belum terwujud..”

(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dzul Fithria Mumtazah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024026

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau

ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan

penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang menyatakan

(11)

xi

SANWACANA

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Kelas VII MTs Negeri 2

Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi sekaligus Pembahas atas saran perbaikan dan motivasinya yang

berharga;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

(12)

xii

5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing II sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini

dapat selesai;

6. Ridwan Hawari, S.Pd., M.M., selaku Kepala MTs Negeri 2 Bandar Lampung

dan Reni Puji Lestari, S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin

dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII A dan VII B MTs Negeri

2 Bandar Lampung atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

8. Orangtuaku yang tak pernah berhenti mendoakan; serta adik-adikku atas

dukungan yang diberikan;

9. Rekan-rekan Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2008), kakak dan

adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang luar

biasa; serta para sahabat dan teman di Himasakta;

10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi

kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ... 10

B. Keterampilan Proses Sains ... 14

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Desain Penelitian ... 20

D. Prosedur penelitian ... 21

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 30

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

(14)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN 1. Silabus ... 56

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 60

3. Lembar Kerja Kelompok ... 78

4. Soal Pretest dan Posttest ... 135

5. Data Hasil Penelitian ... 141

6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 145

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tahap pembelajaran inkuiri... 13

2. Variabel, sub-variabel, instrumen, jenis data dan alat ukur data ... 30

3. Rubrik penilaian keterampilan proses sains siswa ... 33

4. Kriteria keterampilan proses sains siswa ... 34

5. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 34

6. Klasifikasi indeks aktivitas belajar siswa ... 35

7. Skor per soal angket ... 36

8. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing ... 36

9. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing ... 37

10.Tafsiran persentase jawaban angket ... 37

11.Hasil uji normalitas dan homogenitas nilai pretestt, posttest, dan N-gain keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 38

12.Hasil uji persamaan dan perbedaan dua rata-rata nilai pretestt, posttest, dan N-gain keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 39

13.Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 40

(16)

xvi

16.Nilai pretest, posttest, dan N-gain kelas eksperimen ... 142

17.Nilai pretest, posttest, dan N-gain kelas kontrol ... 143

18.Analisis butir soal pretest dan posttest kelas eksperimen ... 144

19.Analisis butir soal pretest dan posttest kelas kontrol ... 145

20.Analisis perindikator keterampilan proses sains pada soal pretest dan posttest kelas eksperimen ... 146

21.Analisis perindikator keterampilan proses sains pada soal pretest dan posttest kelas kontrol ... 148

22.Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 150

23.Analisis data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing ... 151

24.Hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kontrol ... 152

25.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata pretest ... 152

26.Hasil uji satu pihak pretest kelas eksperimen dan kontrol ... 153

27.Hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kontrol ... 153

28.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata posttest ... 154

29.Hasil uji satu pihak posttest... 154

30.Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 155

31.Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata N-gain .... 155

32.Hasil uji satu pihak N-gain ... 156

33.Hasil uji normalitas N-gain pada indikator mengobservasi kelas eksperimen dan kontrol ... 156

34.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain pada indikator mengobservasi kelas eksperimen dan kontrol ... 156

35.Hasil uji Mann-Whitney U N-gain pada indikator mengobservasi kelas eksperimen dan kontrol... 157

(17)

xvii

37.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain

pada indikator mengidentifikasi kelas eksperimen dan kontrol ... 158 38.Hasil uji satu pihak N-gain padaindikator mengidentifikasi ... 158 39.Hasil uji normalitas N-gain pada indikator memprediksi kelas

eksperimen dan kontrol ... 159 40.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain

pada indikator memprediksi kelas eksperimen dan kontrol... .. 159 41.Hasil uji Mann-Withney U N-gain pada indikator memprediksi kelas

eksperimen dan kontrol ... 159 42.Hasil uji normalitas N-gain pada indikator menginterpretasi data

kelas eksperimen dan kontrol ... 160 43.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain

pada indikator memprediksi kelas eksperimen dan kontrol... 160 44.Hasil uji Mann-Withney U N-gain pada indikator menginterpretasi

data kelas eksperimen dan kontrol ... 161 45.Hasil uji normalitas N-gain pada indikator menginferensi kelas

eksperimen dan kontrol ... 161 46.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain

pada indikator menginferensi kelas eksperimen dan

kontrol... ... 162 47.Hasil uji Mann-Withney U N-gain pada indikator menginferensi

kelas eksperimen dan kontrol ... 162 48.Hasil uji normalitas N-gain pada indikator mengkomunikasikan

kelas eksperimen dan kontrol ... 163 49.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain

pada indikator mengkomunikasikan kelas eksperimen dan

kontrol... ... 163 50.Hasil uji Mann-Withney U N-gain pada indikator

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9 2. Desain penelitian pretest-posttest kelas tak ekuivalen ... 21 3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri

terbimbing. ... 43 4. Contoh jawaban siswa untuk indikator mengidentifikasi (LKS 4

kelas eksperimen). ... 47 5. Contoh jawaban siswa untuk indikator mengkomunikasikan (LKS 4

kelas eksperimen). ... 49 6. Contoh jawaban siswa untuk indikator mengkomunikasikan (LKS 2

kelas kontrol). ... 50 7. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginterpretasi data (LKS 4

kelas eksperimen). ... 52 8. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginterpretasi data (LKS 2

kelas kontrol) ... 52 9. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginferensi (LKS 4 kelas

eksperimen). ... 52 10. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginferensi (LKS 2 kelas

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry)

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep

atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk

mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan

alam sekitar (BSNP, 2006: 1).

IPA juga dimaksudkan sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan

proses siswa dalam memecahkan permasalahan dan melatihkan kemampuan

berpikir yang berguna untuk kehidupan siswa sehari-hari. Bertolak dari

pernyataan-pernyataan di atas, pembelajaran IPA di sekolah tidak berpusat

(20)

2

pada kegiatan membelajarkan siswa bagaimana caranya memperoleh

pengetahuan tersebut, memahami konsepnya dan mengaplikasikan metode

ilmiah yang nantinya akan diperoleh siswa sebagai suatu produk keterampilan

(Bell, dkk, 2010: 350), yaitu berupa keterampilan proses sains. Pembelajaran

dengan menggunakan keterampilan proses menjadi penting karena

keterampilan proses dilaksanakan dengan maksud IPA merupakan alat yang

potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa. Kepribadian

siswa yang berkembang merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi

apapun yang diminati oleh siswa (Suhaeti, 2011: 21).

Pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan proses seperti yang

disebutkan di atas menekankan pada keterampilan memperoleh pengetahuan

kemudian mengkomunikasikan perolehannya (Suhaeti, 2011: 21). Oleh

karena itu keterampilan proses sains diperlukan untuk membekali siswa

dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai

sumber. Selain itu keterampilan juga diberikan dalam bentuk produk berupa

pengetahuan sains dalam menghadapi permasalahan hidup sehari-hari sebagai

bagian dari masyarakat.

Faktanya, Indonesia menempati urutan bawah pada penilaian literasi sains

oleh PISA OECD (Programme for International Student Assesment

Organization for Economic Cooperation and Development) 2000 dan 2003

yang berfungsi sebagai evaluasi administratif yang hasilnya akan

menunjukkan sejauh mana pencapaian pendidikan di suatu negara. Meskipun

(21)

3

masih berada di bawah rata-rata negara anggota OECD dan 20,3% siswa

Indonesia yang diteliti memiliki skor di bawah level paling rendah

kemampuan literasi sains (Daulay, 2007: 3). Penilaian tersebut tidak hanya

mengukur pengetahuan siswa dalam sains tetapi juga pemahaman terhadap

berbagai aspek proses sains, serta kemampuan mengaplikasi pengetahuan dan

proses sains dalam situasi nyata yang dihadapi peserta didik, baik sebagai

individu, anggota masyarakat serta warga dunia. Penilaian tersebut juga

mengindikasikan masih rendahnya keterampilan siswa dalam aspek proses dan

aplikasinya dalam masyarakat, yang disebut keterampilan proses sains.

Belum dikembangkannya keterampilan proses sains di sekolah terjadi di

MTs N 2 Bandar Lampung. Dari hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan oleh peneliti, perangkat pembelajaran milik guru IPA kelas VII

MTs N 2 Bandar Lampung hanya mencantumkan indikator kognitif

(pengetahuan) saja sebagai tujuan akhir dari pembelajaran. Hal itu berakibat

pada proses pembelajaran di kelas yang berorientasi pada produk berupa

pengetahuan siswa saja, belum mengembangkan pembelajaran yang

mengasah keterampilan siswa khususnya keterampilan proses sains. Selain

itu, guru IPA di MTs N 2 Bandar Lampung masih mengutamakan metode

ceramah yang berakibat pada minimnya aktivitas belajar siswa, sehingga

siswa cenderung duduk, diam, mendengarkan dan mencatat. Sesekali guru

menggunakan metode diskusi dalam pembelajarannya, namun tidak terlalu

sering dilakukan. Penggunaan metode tersebut juga turut menyumbang tidak

terasahnya keterampilan proses sains siswa. Hal ini penting untuk dicarikan

(22)

4

sumber daya manusia sebagai hasil dari meningkatnya kualitas pemahaman

dan keterampilan siswa.

MTs N 2 Bandar Lampung didukung dengan fasilitas belajar yang sangat

memadai untuk peningkatan keterampilan proses sains siswa. Fasilitas yang

belum dimanfaatkan secara optimal ini, dapat dimanfaatkan dengan baik

menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk materi yang tepat,

contohnya metode inkuiri terbimbing pada materi pokok Ciri-Ciri Makhluk

Hidup di kelas VII. Seperti yang diungkapkan Bell, dkk (2010: 350) like real

scientist, students should study the natural world, make their observations,

and propose explanations based on the evidence of their own work, maka

siswa diharapkan mampu untuk mengidentifikasi apa saja ciri-ciri makhluk

hidup melalui metode pembelajaran inkuiri terbimbing yang membuat mereka

aktif mencari jawaban dengan menggunakan metode ilmiah dalam

menemukan penjelasan dari suatu konsep sehingga dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa.

Hasil penelitian Prayitno (2011: iii) menunjukkan bahwa inkuiri terbimbing

terbukti mampu melatihkan berpikir tinggi, metakognisi, dan keterampilan

proses sains. Suwasono (2011: 1) juga menemukan bahwa penerapan

pembelajaran menggunakan inkuiri terbimbing dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa yang secara keseluruhan mengalami

peningkatan sebesar 13,46 %.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan dilakukan penelitian yang

(23)

5

(Guided Inquiry) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi

Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII

MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan metode pembelajaran

inkuiri terbimbing terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa

pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup?

2. Bagaimanakah pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi

pokok ciri-ciri makhluk hidup?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

peningkatan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok ciri-ciri

makhluk hidup.

2. Pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap peningkatan

aktivitas belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah

dan peneliti serta dapat memberikan suatu alternatif metode pembelajaran

(24)

6

1. Bagi peneliti

Mendapatkan pengalaman dalam merencanakan dan melaksanakan

kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, serta dapat

menambah wawasan untuk menggali bagaimana pengaruh metode

pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa

terutama pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.

2. Bagi guru

Sebagai alternatif kegiatan pembelajaran IPA biologi untuk materi ciri-ciri

makhluk hidup dalam rangka meningkatkan keterampilan proses sains

siswa sehingga dapat dikembangkan untuk materi IPA atau Biologi lain

yang relevan.

3. Bagi siswa

Siswa dapat lebih memahami materi ciri-ciri makhluk hidup dan memiliki

pengalaman belajar yang lebih menyenangkan.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yaitu sebagai masukan

dalam penyusunan perangkat pembelajaran untuk menentukan pengalaman

belajar yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam

(25)

7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

1. Langkah pembelajaran dalam metode pembelajaran inkuiri terbimbing

yang digunakan yaitu: mengajukan pertanyaan atau permasalahan,

merumuskan hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan untuk

memperoleh informasi, mengumpulkan dan analisis data, dan membuat

kesimpulan.

2. Keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini meliputi

mengobservasi, mengidentifikasi, memprediksi, menginterpretasi data,

menginferensi, dan mengkomunikasikan.

3. Materi IPA dalam penelitian ini adalah materi pokok ciri-ciri makhluk

hidup di kelas VII semester 2 (dua) dengan kompetensi dasar

mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup (KD 6.1).

4. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada penelitian ini yaitu aktivitas

bertanya, mengemukakan pendapat/ide, bekerja sama dengan teman dan

melakukan kegiatan diskusi.

5. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII MTs N 2 Bandar

Lampung tahun ajaran 2011/2012.

F. Kerangka Pikir

Metode pembelajaran yang kurang kreatif dan inovatif serta berorientasi pada

produk berupa pengetahuan saja dapat mematikan keterampilan dan

kreativitas siswa. Karena metode yang kurang sesuai itu, berakibat pada

kurang terasahnya keterampilan proses siswa. Padahal IPA merupakan mata

(26)

8

kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh BSNP dan berlaku secara nasional

dijelaskan bahwa produk akhir IPA meliputi pengetahuan, keterampilan dan

juga sikap. Sehingga produk dari pembelajaran IPA tersebut dapat digunakan

siswa tidak hanya di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung, tapi juga

di luar kelas dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai wahana pembentuk

kepribadian siswa dalam menyiapkan dirinya melangkah ke profesi apapun

yang diminati siswa.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengasah kemampuan

mengamati oleh siswa, mengidentifikasi, memprediksi, menginterpretasi data,

menginferensi, dan mengkomunikasikan sehingga mengembangkan

keterampilan proses sains siswa adalah inkuiri terbimbing. Pada inkuiri

terbimbing pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan

petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk yang diberikan pada umumnya berbentuk

pertanyaan membimbing. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari suatu

pertanyaan inti. Dari jawaban yang dikemukakan, siswa melakukan

penyelidikan untuk membuktikan pendapat yang telah dikemukakan.

Langkah pembelajaran dalam metode inkuiri terbimbing adalah mengajukan

pertanyaan atau permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,

analisis data dan membuat kesimpulan, sehingga dengan penggunaan metode

ini keterampilan mengobservasi, mengidentifikasi, memprediksi,

menginterpretasi data, menginferensi, mengkomunikasikan oleh siswa dan

(27)

9

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua

kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan

keterampilan proses sains siswa melalui metode pembelajaran inkuiri

terbimbing pada kelas eksperimen dan metode diskusi pada kelas kontrol.

Hubungan antara variabel tersebut di gambarkan sebagai berikut:

Keterangan: X = Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry); Y = Keterampilan Proses Sains

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini yaitu:

“Ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode inkuiri terbimbing

terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok

ciri-ciri makhluk hidup:

H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode inkuiri

terbimbing terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa pada

materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode inkuiri terbimbing

terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa pada materi

pokok ciri-ciri makhluk hidup.

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Inkuiri atau dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, pemeriksaan,

atau penyelidikan. Inkuiri adalah suatu proses umum yang dilakukan manusia

untuk mencari atau memahami informasi (Trianto, 2011: 166). Pengajaran

berdasarkan inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri (Hamalik, 2001: 219),

sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan

kemampuan lainnya.

Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist),

melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental. Di samping

itu, Quintana, dkk (dalam Bell, dkk. 2010: 351) mendefinisikan: “inquiry as

the process of posing question and investigating them with empirical data,

either through direct manipulation of variables via experiments or by

constructing comparisons using existing data sets”. Dalam hal ini, metode

pembelajaran inkuiri diawali dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan

mengenai suatu konsep yang akan dipelajari dan kemudian

menginvestigasinya melalui data-data empiris yang didapat dari penemuan

baik dengan cara memanipulasi variabel-variabel, maupun membandingkan

(29)

11

pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada

diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar

sendiri, serta mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan

memecahkan masalah (Komalasari, 2010: 73).

Sasaran utama dari kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan

siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan

kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3)

mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam

proses inkuiri (Trianto, 2011: 166). Selain itu, Sanjaya (2009: 197)

mengungkapkan bahwa tujuan penggunaan inkuiri adalah mengembangkan

kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan

kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Dalam metode inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi

pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang

dimilikinya. Oleh karena itu proses inkuiri menuntut guru bertindak sebagai

fasilitator, narasumber, penyuluh kelompok (Hamalik, 2004: 221) dan

motivator (Sanjaya, 2009: 197), bukannya menjejali siswa dengan

pengetahuan seperti yang terjadi pada metode konvensional. Metode

pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang

berorientasi kepada siswa (student centered approach), sebab dalam metode

ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran

(30)

12

Mengenai pembelajaran sains dengan menggunakan metode inkuiri, Bell, dkk

(2010: 350) mengemukakan bahwa “the call for inquiry learning is based on

the conviction that science learning is more than the memorisation of

scientific facts and information, but rather is about understanding and

applying scientific concepts and methods”, sehingga penggunaan metode

inkuiri dalam pembelajaran didasarkan pada keyakinan bahwa mempelajari

sains lebih dari sekedar menghafal fakta-fakta dan informasi ilmiah saja, tapi

lebih kepada memahami konsep-konsep dan mengaplikasikan metode-metode

ilmiah yang nantinya akan diperoleh siswa sebagai suatu produk

keterampilan, berupa keterampilan proses sains (science process skill).

Sund dan Trowbridge (dalam Suhaeti, 2011: 16) membedakan inkuiri

menjadi dua bagian, yaitu inkuiri terbimbing dan inkuiri tidak terbimbing

(inkuiri terbuka/bebas). Dalam inkuiri terbimbing guru mempunyai peranan

lebih aktif dalam menentukan permasalahan dan mencari penyelesaiannya.

Sedangkan pada inkuiri tidak terbimbing siswa lebih berperan aktif dalam

mencari masalah dan penyelesaiannya. Inkuiri terbimbing merupakan

pendekatan instruksional, memberikan kerangka kerja, perencanaan dan

implementasi berpikir dengan mengembangkan keahlian siswa dan

mengakses sumber informasi secara aktif untuk membangun pengetahuan.

Metode ini terencana secara seksama, benar-benar terkontrol yang bersifat

instruksional dan guru memandu siswa melalui materi yang mendalam

(Kuhlthau dalam Suhaeti, 2011: 17). Ditinjau dari variasi pendekatan inkuiri,

metode inkuiri terbimbing memiliki ciri di mana topik pembelajaran

(31)

13

oleh guru, sedangkan desain dan prosedur pembelajaran dirumuskan

bersama-sama oleh guru dan siswa, selanjutnya hasil atau analisis serta kesimpulan

ditentukan oleh siswa. Tahapan pembelajaran inkuiri yang digunakan pada

penelitian ini mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri yang

dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2011: 172), (Tabel 1).

Tabel 1. Tahap pembelajaran Inkuiri

Tahapan Perilaku Guru

1. Menyajikan pertanyaan atau masalah.

Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah ditulis di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok.

2. Membuat hipotesis.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan

memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.

3. Merancang percobaan

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.

4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi.

Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan.

5. Mengumpulkan dan menganalisis data.

Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.

6. Membuat kesimpulan. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Adapun keunggulan penggunaan inkuiri dalam pembelajaran menurut

(32)

14

a. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran menjadi lebih

bermakna.

b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar

mereka dan dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar

moderen yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku

berkat adanya pengalaman.

c. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas

rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan

terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Selain keunggulan, inkuiri juga memiliki kelemahan, di antaranya:

a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan

kebiasaan belajar siswa.

c. Dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang

sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah

ditentukan.

d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa

menguasai materi pelajaran, maka inkuiri akan sulit diimplementasikan

oleh setiap guru.

B. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai serangkaian keterampilan

(33)

15

bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya

telah ada dalam diri siswa (Depdikbud dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:

138). Menurut Indrawati (1999: 3) keterampilan proses merupakan

keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun

psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau

prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya,

ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan

(falsifikasi).

Berbagai keterampilan dalam keterampilan proses terdiri dari

keterampilan-keterampilan dasar dan keterampilan-keterampilan-keterampilan-keterampilan terintegrasi. Keterampilan

dasar meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,

menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan

terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data,

menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan

antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data, manganalisis penelitian,

menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang

penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Funk dalam Dimyati dan

Mudjiono, 2009:140). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 141-144)

kegiatan keterampilan proses sains dapat dilaksanakan dengan bentuk-bentuk

berikut :

1. Mengamati/mengobservasi, merupakan tanggapan terhadap berbagai

objek dan peristiwa alam dengan pancaindra. Kemampuan mengamati

merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu

(34)

16

2. Mengklasifikasikan, merupakan keterampilan proses untuk memilah

berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga

didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang

dimaksud. Dengan keterampilan mengklasifikasikan siswa dapat

menentukan golongan dengan mengamati persamaan, perbedaan, dan

hubungan serta pengelompokkan objek berdasarkan kesesuaian dengan

berbagai tujuan.

3. Mengkomunikasikan, dapat diartikan sebagai menyampaikan dan

memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk

suara, visual, atau suara visual. Contoh-contoh kegiatan

mengkomunikasikan adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat

laporan, membaca peta, dan kegiatan lain yang sejenis.

4. Mengukur, yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran

tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Memprediksi, suatu prediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau

membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu

mendatang berdasarkan perkiraan pada hubungan antara fakta, konsep,

dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.

6. Menyimpulkan, dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk

memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta,

konsep, dan prinsip yang diketahui. Keterampilan ini juga disebut sebagai

keterampilan menginferensi (Carin dalam Subiantoro, 2010: 4-5), selain

berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip, kesimpulan juga dapat diambil

(35)

17

Enam keterampilan di atas, menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 145)

merupakan keterampilan-keterampilan dasar dalam keterampilan proses, yang

menjadi landasan untuk keterampilan proses integrasi yang lebih kompleks.

Keterampilan proses yang terintegrasi pada hakikatnya merupakan

keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian.

Sepuluh keterampilan terintegrasi tersebut adalah:

1. Mengenali Variabel

Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau

segala sesuatu yang dapat berubah atau berganti dalam satu situasi, secara

umum dibedakan menjadi variabel termanipulasi dan variabel terikat.

2. Membuat Tabel Data

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mengembangkan

keterampilan membuat tabel data di antaranya adalah membuat tabel

frekuensi, melidi data, dan membuat tabel silang.

3. Membuat Grafik

Keterampilan membuat grafik adalah keterampilan mengolah data untuk

disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel

termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu ditulis

sepanjang sumbu vertikal.

4. Menggambarkan Hubungan antar Variabel

Keterampilan menggambarkan hubungan antar variabel dapat diartikan

sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antara variabel

termanipulasi dengan variabel hasil/hubungan antara variabel-variabel

(36)

18

5. Mengumpulkan dan Mengolah Data

Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan

memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain dengan

cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara

kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau

penyimpulan.

6. Menganalisis Penelitian

Keterampilan menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah

laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap

unsur-unsur penelitian. Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk

mengembangkan keterampilan menganalisis di antaranya adalah

mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis, dan kegiatan lain yang

sejenis.

7. Menyusun Hipotesis

Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan

untuk menyatukan dugaan yang dianggap benar mengenai adanya suatu

faktor yang terdapat dalam suatu situasi, maka akan ada akibat tertentu

yang dapat diduga akan timbul. Keterampilan menyusun hipotesis

menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat pernyataan.

8. Mendefinisikan Variabel

Keterampilan mendefinisikan variabel secara operasional dapat diartikan

sebagai kemampuan mendeskripsikan variabel beserta segala atribut

(37)

19

9. Merancang Penelitian

Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk

mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspons dalam

penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel

hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari

penelitian yang akan dilaksanakan.

10. Bereksperimen

Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan

pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip

ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau

menolak ide-ide itu.

Indikator keterampilan proses sains yang dapat digunakan dalam Biologi

meliputi: keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi,

menyimpulkan, menyusun hipotesis, merancang prosedur dan melaksanakan

eksperimen untuk pengumpulan data, menyajikan hasil eksperimen dalam

bentuk tabel/grafik, dan mengkomunikasikan secara tertulis maupun lisan

(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April, 2012 di MTs N 2 Bandar

Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII A – VII H

MTs N 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012, pada materi pokok

ciri-ciri makhluk hidup. Untuk kepentingan penelitian ini, sampel diambil

dengan menggunakan cluster random sampling dengan mengambil dua kelas

dari delapan kelas yang ada dan diperoleh kelas VII A sebagai kelas

eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental

semu. Peneliti menggunakan secara utuh kelompok subyek yang telah

ditentukan dan kelompok tersebut telah diorganisasikan dalam kelompok

yaitu kelas. Peneliti memanipulasi perlakuan pada kelas eksperimen dan

memberikan perlakuan biasa terhadap kelas kontrol. Desain eksperimental

(39)

21

Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan kelas yang

ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan

menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan kelas

kontrol menggunakan metode diskusi. Hasil pretest dan post test pada kedua

kelas subyek dibandingkan.

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok pretest perlakuan posttest

I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretest; O2 =

Posttest; X = Perlakuan metode pembelajaran inkuiri

terbimbing, C = Perlakuan metode ceramah dan diskusi. Sumber: dimodifikasi dari Sukardi (2007: 186).

Gambar 2. Desain pretest-posttest kelompok tak ekuivalen.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas

(40)

22

d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa semester ganjil yang

digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

untuk setiap pertemuan, serta instrumen evaluasi yaitu soal

pretest/posttest dan lembar observasi aktivitas yang kemudian diuji

ahli. Selanjutnya membuat video yang digunakan pada apersepsi di

pertemuan kedua.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode

pembelajaran inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan

menggunakan metode diskusi untuk kelas kontrol di MTs N 2 Bandar

Lampung. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, pertemuan

pertama dan kedua sama-sama membahas tentang ciri-ciri makhluk hidup

dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

A) Kelas Eksperimen

I. Pendahuluan

a. Siswa mengerjakan pretest pada pertemuan I mengenai:

ciri-ciri makhluk hidup (bernafas/respirasi, adaptasi,

bergerak, dan reproduksi, tumbuh dan berkembang,

(41)

23

b. Siswa digali pengetahuan awalnya dengan pertanyaan

1) Pertemuan I : Siswa ditunjukkan gambar boneka kucing

dan kucing hidup, ditanyakan perbedaannya kepada

siswa. Melakukan demonstrasi dengan menyentuh pena

dan belalang hidup, ditanyakan reaksi pena dan belalang

tersebut sebelum melakukan demonstrasi pada siswa

sehingga memunculkan beberapa pernyataan mengenai

perbedaan benda mati dengan makhluk hidup.

2) Pertemuan II : Siswa ditampilkan video tentang

perubahan seseorang dari kecil hingga dewasa, dan

penampilan sebatang pohon serta sebuah monumen dari

tahun ke tahun sampai memunculkan pernyataan

mengenai perbedaan benda mati dan makhluk hidup.

c. Siswa diberikan motivasi:

1) Pertemuan I : Ditunjukkan manfaat mempelajari materi

ciri-ciri makhluk hidup.

2) Pertemuan II : Ditunjukkan bidang ilmu yang relevan

dalam mempelajari identifikasi ciri-ciri makhluk hidup

seperti taksonomi, klasifikasi, morfologi, dan ilmu

lainnya.

d. Siswa diinformasikan tentang indikator dan tujuan

(42)

24

II. Kegiatan Inti

a. Siswa diminta duduk dalam kelompoknya masing-masing 5-6

orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari

sebelumnya, yang terdiri dari 6 kelompok).

b. Siswa diberikan orientasi tentang ciri-ciri makhluk hidup,

memunculkan permasalahan yang mendasari pembelajaran

pada pertemuan tersebut.

c. Siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi

permasalahan (sesuai dengan topik pertemuan) kepada setiap

siswa dalam kelompok yang harus diselidiki oleh siswa.

d. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, siswa

membuat suatu hipotesis menyangkut masalah yang mereka

amati.

e. Dari hipotesis yang disetujui oleh kelompok masing-masing,

siswa melakukan pengamatan untuk membuktikan

hipotesisnya melalui serangkaian percobaan.

f. Siswa menentukan informasi yang dibutuhkan, misalnya

membandingkan apa yang mereka temui dari hasil

pengamatan dengan sumber buku pelajaran. Dengan

sumber-sumber yang ada dan fakta yang telah terkumpul, selanjutnya

siswa menguji hipotesis.

g. Siswa diminta guru untuk menggunakan data yang terkumpul

dan hasil-hasil pengujian hipotesis untuk merumuskan

(43)

25

h. Siswa dibimbing dalam menemukan jawaban dari

permasalahan yang ada dalam LKS dan dibantu dalam

menyimpulkan hasil diskusi yang tertera pada LKS.

i. Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.

j. Perwakilan dari masing-masing kelompok memberikan LKS

yang telah dikumpulkan kepada kelompok yang akan

presentasi untuk maju mempresentasikan hasil penemuannya

secara bergantian, setiap kelompok melakukan presentasi

hasil penemuan mereka, dan kelompok yang lain dapat

memberikan tanggapan.

k. Membahas masalah-masalah yang ada di dalam LKS yang

belum dapat ditemukan oleh siswa bersama dengan guru.

III. Penutup

a. Siswa bersama guru merangkum kegiatan pembelajaran pada

pertemuan tersebut dan guru memberikan umpan balik

terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

b. Siswa mengerjakan posttest pada pertemuan terakhir.

c. Siswa mengumpulkan hasil posttest yang telah dikerjakan.

B) Kelas Kontrol

I. Pendahuluan

a. Siswa mengerjakan pretest pada pertemuan I mengenai: ciri-ciri

(44)

26

reproduksi, tumbuh dan berkembang, membutuhkan nutrisi,

regulasi, ekskresi, dan iritabilitas)

b. Pengetahuan awal siswa digali oleh guru dengan pertanyaan

1) Pertemuan I: Ditunjukkan gambar boneka kucing dan kucing

hidup, ditanyakan perbedaannya. Melakukan demonstrasi

dengan menyentuh pena dan belalang hidup, ditanyakan reaksi

pena dan belalang tersebut sebelum melakukan demonstrasi

pada siswa sehingga memunculkan beberapa pernyataan

mengenai perbedaan benda mati dengan makhluk hidup.

2) Pertemuan II : Ditampilkan video tentang perubahan seseorang

dari kecil hingga dewasa, dan penampilan sebatang pohon

serta sebuah monumen dari tahun ke tahun sampai

memunculkan pernyataan mengenai perbedaan benda mati dan

makhluk hidup.

c. Siswa diberikan motivasi:

1) Pertemuan I: Ditunjukkan manfaat mempelajari materi ciri-ciri

makhluk hidup.

2) Pertemuan II : Ditunjukkan bidang ilmu yang relevan dalam

mempelajari identifikasi ciri-ciri makhluk hidup seperti

taksonomi, klasifikasi, morfologi, dan ilmu lainnya.

II. Kegiatan Inti

a. Siswa diminta duduk dalam kelompoknya masing-masing 5-6

orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya, yang

(45)

27

b. Siswa memperoleh Lembar Kerja Siswa (LKS) mengenai ciri-ciri

makhluk hidup pada pertemuan I dan pertemuan II.

c. Siswa dibimbing dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).

d. Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan LKS, siswa

mengumpulkan LKS.

e. Perwakilan dari masing- masing kelompok dipilih dan LKS yang

telah dikumpulkan diberikan kepada kelompok yang akan

presentasi untuk maju mempresentasikan hasil penemuannya secara

bergantian, setiap kelompok melakukan presentasi hasil diskusi

mereka, dan kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan.

f. Mendengarkan penguatan dari guru dengan menjelaskan materi

yang belum dipahami oleh siswa.

III. Penutup

a. Siswa bersama guru merangkum materi yang telah berlangsung dan

memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan

datang serta memberikan umpan balik terhadap pembelajaran yang

telah berlangsung.

b. Melakukan evaluasi dengan memberikan posttest yang sama

(46)

28

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

a) Jenis Data

Data penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data

kuantitatif adalah keterampilan proses sains siswa yang diperoleh dari

nilai pretest dan post test. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretest

dengan posttest. Nilai selisih tersebut disebut sebagai N-gain, lalu

dianalisis secara statistik. Data kualitatif merupakan aktivitas belajar

siswa selama pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing dan

metode diskusi serta angket tanggapan siswa mengenai pembelajaran

menggunakan metode inkuiri terbimbing juga Lembar Kerja Siswa

(LKS) sebagai data pendukung. Data aktivitas belajar dan LKS diambil

saat pembelajaran berlangsung, sementara data angket diambil ketika

pembelajaran berakhir pada pertemuan kedua.

b) Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pretest dan Posttest

Data keterampilan proses sains berupa nilai pretest diambil pada

pertemuan ke I dan posttest diambil pada pertemuan ke II. Nilai

pretest diambil sebelum pembelajaran pertemuan pertama pada setiap

kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai posttest

diambil setelah pembelajaran pertemuan kedua pada setiap kelas baik

(47)

29

Teknik penskoran pretest dan posttest yaitu :

S= R x 100 N

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = skor maksimum dari tes tersebut.

2) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang

diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

3) Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan

metode pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran di kelas.

Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan

5 pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan

jawaban yaitu setuju dan tidak setuju .

Rubrik variabel, sub variabel, indikator, jenis data dan alat ukur data

(48)

30

Tabel 2. Variabel, sub variabel, instrumen, jenis data dan alat ukur data

Variabel Instrumen Analisis Data

Keterampilan

aktivitas siswa Persentase

Tanggapan siswa

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan N-gain. Untuk

mendapatkan N-gain (g) menggunakan rumus Hake (1999: 1)

N-gain =

Sedangkan untuk mengukur peningkatan keterampilan proses sains

siswa digunakan rumus sebagai berikut.

(49)

31

Kriteria peningkatan keterampilan proses sains siswa,

80,1 – 100 (dimodifikasi dari Arikunto, 2008:245).

Nilai pretest, post test, dan N-gain pada kelompok kontrol dan

eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi

17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan

program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Sudjana, 2005: 467)

2. Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan

program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

(50)

32

b. Kriteria Uji

- Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

- Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

(Sudjana, 2005: 249).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan

uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS

versi 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel berbeda

2) Kriteria Uji

- Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak

(Sudjana, 2005: 239-240).

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan

kelas kontrol.

H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi

dari kelas kontrol.

2) Kriteria Uji :

(51)

4. Mendeskripsikan Keterampilan Proses Sains Siswa

Untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa dalam

pembelajaran IPA Biologi sebagai berikut:

- Memberi skor sesuai rubrik penilaian di

memasukkan ke dalam tabel 3

Tabel

Keterangan:

- Menjumlahkan skor seluruh siswa.

- Menentukan skor tiap indikator keterampilan proses sains dengan

menggunakan rumus:

Keterangan : P = Poin yang dicari;

- Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak

(Pratisto dalam Fatimatuzzahra, 2011: 38)

Mendeskripsikan Keterampilan Proses Sains Siswa

Untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa dalam

pembelajaran IPA Biologi sebagai berikut:

Memberi skor sesuai rubrik penilaian di halaman 1

memasukkan ke dalam tabel 3.

Tabel 3. Rubrik penilaian keterampilan proses sains

Keterangan: A = Mengobservasi; B = Mengidentifikasi; C = Memprediksi; D = Menginterpretasi data; E = Menginferensi; F = Mengkomunikasikan. Sumber: dimodifikasi dari Budiarti (2009: 32).

Menjumlahkan skor seluruh siswa.

Menentukan skor tiap indikator keterampilan proses sains dengan

menggunakan rumus:

P = f x 100 N

Keterangan : P = Poin yang dicari; f = jumlah poin keterampilan proses sains yang diperoleh; N = jumlah total poin keterampilan proses sains tiap indikator.

dimodifikasi dari Sudijono (2004: 40

33

maka Ho ditolak

Mendeskripsikan Keterampilan Proses Sains Siswa

Untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa dalam

halaman 125-126 lalu

ains siswa

A = Mengobservasi; B = Mengidentifikasi; C = Memprediksi; D = Menginterpretasi data; E =

Sumber:

Menentukan skor tiap indikator keterampilan proses sains dengan

jumlah poin keterampilan proses sains yang diperoleh; N = jumlah total poin keterampilan proses sains tiap indikator. Sumber:

(52)

34

- Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan

proses sains tersebut disesuaikan dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 4. Kriteria keterampilan proses sains siswa

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2008: 245).

5. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut

dianalisis menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah

yang dilakukan yaitu:

- Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:

X = ∑Xi x 100% n

Tabel 5. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

Sumber: dimodifikasi dari Carolina (2010: 28)

(53)

35

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa:

A. Mengemukakan pendapat/ide:

1) Tidak mengemukakan pendapat/ide

2) Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan

pembahasan

3) Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan

B. Bertanya:

1) Tidak mengemukakan pertanyaan

2) Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada

permasalahan

3) Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan

C. Bekerja sama dengan teman:

1) Tidak bekerja sama dengan teman (diam saja)

2) Bekerja sama tetapi hanya satu atau dua teman.

3) Bekerja sama baik dengan semua anggota kelompok

D. Melakukan kegiatan diskusi:

1) Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2) Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3) Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan

permasalahan

- Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa

sesuai klasifikasi pada tabel 6.

Tabel 6. Klasifikasi indeks aktivitas belajar siswa

6. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan

metode pembelajaran inkuiri terbimbing dikumpulkan melalui

penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang

Kategori indeks aktivitas siswa (%) Interpretasi

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

(54)

36

Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju. Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 29)

terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pengolahan

data angket dilakukan sebagai berikut:

a. Skor angket

Tabel 7 . Skor per soal angket

b. Tabel 8. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing

Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 30)

c. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus

sebagai berikut: jawaban; Smaks = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2005: 69).

(55)

37

d. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi

yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing

No.

Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 31)

e. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa

yang pembelajarannya menggunakan metode inkuiri terbimbing.

Tabel 10. Tafsiran persentase jawaban angket

Persentase (%) Kriteria

(56)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh

terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa pada materi

pokok ciri-ciri makhluk hidup.

2. Penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri

makhluk hidup.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.

1. Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing

dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran

yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi

pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup.

2. Peneliti sebaiknya mempersiapkan waktu ekstra sebelum penelitian

dimulai untuk menyosialisasikan metode pembelajaran inkuiri

(57)

55

3. Peneliti sebaiknya membagi alokasi waktu yang disediakan agar tepat

waktu untuk setiap sintaks inkuiri terbimbing yang ada sehingga semua

langkah dapat berjalan dengan optimal dan membawa lebih dari satu

observer penelitian agar semua aktivitas dan proses pembelajaran oleh

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Bell, T., D. Urhahne, S. Schanze, dan R. Ploetzner. 2010. CollaborativeInquiry Learning: Models, Tools, and Challenges. International Journal of Science Education Edisi 32:3 Hal 349 – 377.

http://tandfonline.com/doi/abs/10.1080/ 09500690802582241. Diunduh tanggal 11 November 2011 Pukul 16:21

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model

Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

_____. 2006. Standar Isi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Budiarti, Y. 2009. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Keterampilan Proses Sains IPA Biologi Siswa”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Carolina, H. S. 2010.Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Daulay, N.P. 2009. “Pembelajaran Kimia Berbasis Literasi Sains dan Teknologi Pada Materi Pokok Perubahan Materi”. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Depdiknas. 2003. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu.

Depdiknas. Jakarta

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Ergül, A., U, Yeter, C. Sevgul, O. Zehra, dan M. Uanli. 2011. The Effects of Inquiry-Based Science Teaching On Elementary Scool Students’ Science

Process Skills and Science Attitudes. Bulgarian Journal of Science and

Education Policy Volume 5, No 1 Hal 48 – 68.

http://bjsep.org/getfile.php?id=88. Diunduh tanggal 31 Mei 2012 Pukul 13:49

Gambar

Tabel 1. Tahap pembelajaran Inkuiri
Gambar 2.   Desain pretest-posttest kelompok tak ekuivalen.
Tabel 2. Variabel, sub variabel, instrumen, jenis data dan alat ukur data
Tabel 3. Rubrik penilaian keterampilan proses sains Tabel ains siswa
+5

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam, persentasenya mencapai 88%. Bahkan merupakan jumlah muslim terbesar di dunia. Berkaitan dengan harta dan

2.c Komponen-komponen yang dapat di set melalui BIOS.

The purpose of this study was to measure the students’ ability in writing business letters at the management Department, Faculty of Economics, UTP Palembang

[r]

Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang ada di kawasan karst, menghitung valuasi ekonomi dari dampak lingkungan dengan cara menghitung

belikannya. Diharamkannya meminum khamar adalah maqāṣ id karena mudarat yang ditimbulkannya yaitu memabukkan, sedangkan haramnya jual beli khamar adalah wasilah agar pencapai

Wakaf yang telah sah -baik dengan cara perbuatan atau perkataan- harus dijalankan dan tidak boleh dibatalkan (dengan kata lain: orang yang mewakafkan tidak boleh rujuk/kembali

Citra retina akan dilakukan proses prapengolahan awal dari mengubah citra asli menjadi citra keabuan, yang kemudian dilakukan ekstraksi ciri menggunakan wavelet Haar untuk