• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF PADAPELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X.1 DI SMA BINA MULYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF PADAPELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X.1 DI SMA BINA MULYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF PADAPELAJARAN SEJARAH SISWA

KELAS X.1 DI SMA BINA MULYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh: Anggun Puspawati

Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar dapat dilihat dari nilai yang diperolehnya, terutama pada aspek kognitif. Berdasarkan penelitian pendahuluandi SMA Bina Mulya Bandar Lampunghanya 6 siswa yang nilainya mampu melewati KKM. Untuk mengatasi permasalhan tersebut, penelitian mencoba menggunakan model pembelajaran Team Quiz.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, 1.Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Team Quiz terhadap peningkatan hasil belajar ranah Kognitif pada siswa kelas X.1pelajaran sejarahdi SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran2015/2016?2.Seberapa besar taraf signifikan pengaruh model pembelajaran Team Quizterhadap peningkatan hasil belajar ranah Kognitif pada siswa kelas X.1 pelajaran sejarah di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016?. Tujuan penelitian ini adalah 1.Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Team Quizterhadap peningkatan hasil belajar ranah Kognitif pada siswa kelas X.1 pelajaran sejarah di SMA Bina MulyaBandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016, 2.Untuk mengetahui seberapa besar taraf signifikan Pengaruh Model Pembelajaran Team Quizterhadap peningkatan hasil belajar ranah Kognitif pada siswa kelas X.1 pelajaran sejarah di SMA Bina MulyaBandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.

(2)

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

OLEH

AnggunPuspawati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tapak Siring Kabupaten Lampung Barat pada tanggal 06Agustus 1994, anak pertama dari dua bersaudara buah cinta kasih dari pasangan Bapak Arsim

dengan IbuZaidah.

Penulis mengawali pendidikan formal Sekolah Dasardi SD Negeri 1 Buay

Nyerupa Kecamatan Sukau Lampung Barat selesai pada tahun 2005.Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Liwa Kabupaten Lampung Barat yang selesai pada tahun 2008, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Liwa

Kabupaten Lampung Barat selesai pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Sejarah Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur tes Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti organisasi

FOKMA Pendidikan Sejarah dan HIMAPIS. Pada Semester VI penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Padang Cahya Kabupaten

(7)

MOTO

“Pendidikan adalah jalan menuju kemakmuran dan tempat

berlindung dari kemalangan”

(8)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Ranah Kognitif Pada Pelajaran Sejarah Siswa Kelas X.1 di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. BapakProf. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. BapakDrs. Buchori Asyik, M.S, Wakil Dekan II Bidang Keuangan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, Wakil Dekan III Bidang

(9)

6. Bapak Drs. Syaiful M., M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Wakidi, M.Hum, selaku dosen pembahas yang dengan sabar memberikan keritikan yang membangun guna terselesaikannya skripsi ini.

8. Bapak Drs. H. Maskun, M.H, sebagai pembimbing I penulis, terimakasih Bapak atas saran, kritik dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

9. BapakSuparman Arif, S.Pd, M.Pd, sebagai Pembimbing Akademik serta menjadi pembimbing II terimakasih atas segala masukan, dukungan,

motivasi dan saran dalam penyusunan skripsi ini dan selama penulis menjadi mahasiswa di Program Studi Sejarah Universitas Lampung. 10.Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Drs. H. Maskun, M.H, Drs. H. Ali Imron, M.Hum, Drs. H. Iskandar Syah, M.H,Drs. Wakidi, M.Hum, Drs. H. Tontowi

Amsia, M.Si,Hendri Susanto, S.S.M. Hum, Drs. Syaiful M., M.Si, Dr. Risma Sinaga, M.Hum, M. Basri, S.Pd. M.Pd, Yustina Sri Ekwandari,

S.Pd, M.Hum, dan Suparman Arif, S.Pd. M.Pd;

11.BapakdanIbu staff tatausahadankaryawanUniversitas Lampung;

12.SahabatterbaikkuDea Iswari, Riantimala, Nina Indayana, Rika Rahmawati,

Alpina Damayanti, Putri chairia dan Neli Komalasari terimakasih untuk dukungan, kebersamaan, persahabatan dan semangat semoga persahabatan

(10)

persatu, semoga pertemanan ini tetap langgeng.

14.Rekan-rekan KKN/PPL Desa Padang Cahya : Revina, ica, sulaiman, reni, nay, lian, andri, indar, andre, vrisca, okta, edy, rihayu

15.Bapak Drs. Sutadi sebagai kepala sekolah SMA Bina Mulya yang telah

mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian skripsi.

16.Semuapihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu

dalam proses penyusunan skripsi.

Semoga amal ibadah dan ketulusan hati kalian semua mendapat imbalan dari

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

BandarLampung, Desember 2015 Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

A.5. Konsep Pembelajaran Sejarah ... 16

B. Kerangka Pikir . ... 18

D. Variabel dan Definisi Operasional ... 25

D.1. Variabel Penelitian ... 25

D.2. Definisi Operasional Variabel ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Langkah-Langkah Penelitian ... 27

G. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran ... 28

H. Instrument Penelitian ... 29

I. Penguji Instrument Penelitian ... 30

I.1. Uji Validitas ... 30

I.2. Uji Reliabilitas ... 32

(12)

J.2. Uji Hipotesis ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil ... 40

A.1. Profil SMA Bina Mulya Bandar Lampung ... 40

A.1.1. Lokasi SMA Bina Mulya Bandar Lampung ... 40

A.1.2. Sejarah Berdirinya SMA Bina Mulya Bandar Lampung ... 40

A.1.3. Visi dan Misi SMA Bina Mulya Bandar Lampung ... 42

A.1.4. Keadaan Guru, Tenaga Administrasi dan Penjaga Sekolah 43

A.1.5. Sarana dan Prasarana Sekolah ... 45

A.2. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran... 45

A.3. Analisis Data Hasil Penelitian ... 54

A.3.1. Uji Normalitas ... 54

A.3.2. Uji Hipotesis ... 63

B. Pembahasan... 72

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Kata Operasional Ranah Kognitif ... 15

2. Jumlah Populasi Siswa Kelas X.1 ... 24

3. Jumlah Anggota Sampel ... 25

4. Kisi-Kisi Soal ... 29

5. Koefesien Validitas Tes ... 31

6. Kriteria Reliabilitas ... 32

7. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran... 33

8. Interpretasi Nilai daya Pembeda ... 34

9. Interpretasi dani nilai r ... 39

10. Nama Pendiri Yayasan Islam Bina Mulya Bandar Lampung ... 41

11. Kepengurusan Yayasan Islam Bina Mulya Bandar Lampung ... 41

12. Jumlah Tenaga Guru, Tenaga Administrasi dan Penjaga Sekolah ... 43

13. Daftar Guru dan Karyawan SMA Bina Mulya Bandar Lampung ... 44

14. Jumlah Jenis Pembagian Ruangan SMA Bina Mulya ... 45

15. Rekapitulasi Data Nilai Pretest ... 55

16. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest ... 57

17. Distribusi Normal Hasil Belajar Kognitif Pretest ... 58

18. Rekapitulasi Data Nilai Posttest ... 59

19. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest ... 61

20. Distribusi Normal Hasil Belajar Kognitif Posttest ... 62

21. Selisih Nilai Pretest dan Posttest ... 64

22. Uji Pengaruh dan Besarnya Pengaruh Setiap Aspek Kognitif ... 69

(14)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara

teratur dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir seseorang atau peserta didik yang berfungsi untuk mengembangkan kualitas sumber daya

manusia agar memperoleh kualitas kehidupan menjadi lebih baik.

Pendidikan sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok yang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengajaran

atau pelatihan adalah proses,cara,perbuatan mengajar atau memilih (Depdiknas, 2008:353). Dalam kehidupan sehari-hari, proses tersebut dikenal dengan sebutan

belajar mengajar dan pembelajaran.

Pembelajaran merupakan unsur yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Kegiatan pembelajaran dalam kelas sangatlah

menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, pemahaman yang benar mengenai arti pembelajaran diperlukan oleh pengajar

maupun pendidik yang benar-benar mengerti keadaan dalam kelas.

Pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai proses interaksi antara peserta didik dalam rangka memperoleh pengetahuan yang baru dikehendaki dengan

(15)

memperoleh keberhasialan siswa guru harus mampu menggunakan metode,

model dan media yang interaktif dan menyenangkan.

Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar dapat dilihat dari nilai yang

diperolehnya selama kurun waktu tertentu yang diberikan oleh guru melalu mekanisme penilaian yang telah ditetapkan, misalnya dengan menggunakan mekanisme ujian tertulis, dengan kata lain nilai hasil belajar tersebut merupakan

salah satu alat ukur yang dapat dilihat untuk mengetahui seberapa berhasilnya siswa dalam kegiatan proses pembelajaran yang telah dilakukan.Hal ini sejalan

dengan pendapat Purwanto (2011:46) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan

dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi Ia mengatakan bahwa hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspekkognitif, afektif dan psikomotorik.

Sependapat dengan Sudjana hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh siswa

setelah menerima pengalaman belajar(Sudjana, 2003:3).

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan di SMA Bina MulyaBandar Lampung, menurut guru Mata Pelajaran Sejarah Kelas X hasil

belajar siswa hanya sembilan orang siswa yang nilainya mampu melewati KKM Mata Pelajaran Sejarah yaitu 70, sedangkan kelas yang nilai hasil belajar kognitif

yang paling rendah adalah kelas X.1 untuk lebih jelas bisa dilihat di LampiranA.5.

(16)

mampu mencapai KKM, Sedangkan siswa yang belum mencapai nilai standar

ketuntasan belajar yaitu berjumlah 16siswa (69,5%).Hal ini didasarkan pada pendapat Djamarah (2000:18) apabila pembelajaran yang diajarkan kurang dari

65% dikuasai oleh siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah (Djamara dan asswan, 2006:107).

Hasil belajar siswa yang rendah di SMA Bina Mulya dipengaruhi oleh kurang

aktif dalam mengikuti pelajaran khususnnya pelajaran Sejarah.Para siswa beranggapan bahwa Pelajaran Sejarah merupakan Pelajaran yang membosankan

selain itu guru dalam proses belajar mengajar baik dalam penyajian materi dan model yang digunakan lebih banyak bertumpu pada pendekatan berbasis guru atau monoton, sehingga mengurangi partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di

dalam kelas.Guru diposisikan sebagai satu-satunya sumber informasi dan siswa menjadi objek dimana guru memberikan informasi dengan metode ceramah dan

tanya jawab yang konvensional. Untuk itu, hendaknya guru memiliki beberapa cara untuk dapat menggunakan metode yang lebih interaktif dan menyenangkan sehingga pelajaran sejarah tidak lagi menjadi pelajaran yang membosankan.

Sesuai dengan pendapat Suryosubroto menyatakan bahwa “Metode Pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat menentukan keberhasilan belajar siswa karena

metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran” (Suryosubroto, 1997:149). Jadi, metode pembelajaran mempunyai

(17)

ialah keberhasilan siswa dalam pembelajaran dilihat dari pengetahuan yang bisa

didapat dalam proses belajar.

Berdasarkan masalah di atas, yaitu hasil belajar Kognitif siswa yang belum

mencapai standar ketuntasan belajaryang disebabkan oleh kurang aktifnya siswa dalam belajar dan kurang bervariasinya metode dan model yang digunakan guru ketika mengajar, maka harus diujicobakan menggunakan model pembelajaran

yang lebih mengacu pada pembelajaran yang aktif dan dapat membuat siswa mau mencari tahu, menganalisis, dan menyampaikan ide-idenya sesuai dengan potensi

masing-masing yang dimilikinya karena tidak semua siswa memiliki daya serap pelajaran yang tinggi, bahkan ada siswa yang sama sekali tidak memahami maksud dari pembelajaran yang diberi oleh guru. Salah satu model yang dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil belajarkognitif adalah model pembelajaran Team Quiz.Di harapkan dengan menggunkan model pembelajaran yang aktif

siswa bisa lebih bersemangat untuk belajar dan bisa meningkatkan hasil belajar khusunya hasil belajar kognitif.

Model pembelajaran Team Quiz merupakan model pembelajaran aktif yang

dikembang oleh Mel Silberman, pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, disini siswa

dituntut untuk berfikir dalam suasana yang aktif, sehingga bisa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh silberman, “penjelasan dan pemeragaan semata dengan tidak membuahkan hasil

(18)

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik meneliti “Pengaruh Model

Pembelajaran Team Quiz terhadap Hasil BelajarRanah KognitifPadaPelajaran Sejarah Siswa Kelas X.1 di SMA Bina MulyaBandar Lampung Tahun Ajaran

2015/2016”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas,maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruhyang signifikan Model Pembelajaran Team

Quizterhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitifpada pelajaran Sejarah siswa Kelas X.1 Di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 ?

2. Seberapa besartaraf signifikan pengaruh Model Pembelajaran Team Quiz terhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitifpada pelajaran Sejarah

siswa kelas X.1 Di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mempunyai tujuan antara lain:

1. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh yang signifikan Model

Pembelajaran Team Quizterhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitifpada pelajaran sejarah siswa Kelas X.1 Di SMA Bina Mulya

(19)

2. Untuk mengetahui seberapa besar taraf signifikan pengaruh Model

Pembelajaran Team Quizterhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitif padapelajaran Sejarah siswa Kelas X.1 di SMA Bina MulyaBandar

Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan secara

praktis.antara lain: 1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi pengembangan pembelajaran Sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Team Quiz.

2. Secara praktis

a. Bagi peneliti, sebagai pengetahuan dan pengalaman yang berharga dalam

pembentukan menjadi guru yang professional dan memberi wawasan sebagai calon pendidik untuk menggali kemampuan siswa dalam meningkatkan motivasi siswa belajar Sejarah.

b. Bagi siswa, membangkitkan rasa semangat siswa dan motivasi dalam pembelajaran Sejarah. Selain itu, kemampuan siswa dalam

mengembangkan kemandirian, melatih berbicara serta mengeluarkan pendapat.

(20)

pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

d. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti

dalam peningkatan mutu pembelajaran khususnya Mata Pelajaran Sejarah.

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran

Team Quizterhadap Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif padaPelajaran Sejarah Siswa Kelas X.1 di SMA Bina MulyaBandar Lampung Tahun Ajaran

2015/2016. 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.1SMABina Mulya Bandar

Lampung.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah SMABina Mulya Bandar Lampung.

4. Waktu Penelitian

Waktu dalam penelitian ini adalah tahun pelajaran 2015/2016.

5. Konsentrasi Ilmu

(21)

REFERENSI

Depdiknas.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : pusat Bahasa. Halaman 353

Purwanto. 2011.Evaluasi Hasil Belajar. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Halaman 46

Nana Sudjana. 2003. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Halaman 3

Syaifull Bahri Djamara dan Asswan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Halaman 107

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 149

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

A. Tinjauan Pustaka A.1. Konsep Pengaruh

Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardarminta, 1987:731).

Menurut Surakhmad menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari benda atau orang dan juga gejala yang dapat memberikan perubahan terhadap

apa yang ada di sekelilingnya (Surakhmad, 1989:7). Jadi, pengaruh adalah daya yang dapat memicu orang maupun benda yang dapat memberikan suatu

perubahan.

Pengaruh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengaruh model yang diberikan guru dalam kegiatan pembelajaran untuk melihat perubahan pada hasil

belajar siswa setelah penggunaan model pembelajaran Team Quiz.

Dalam penelitian ini, taraf siginfikan yang digunakan ada pada taraf 0,05 atau 5%. Menurut Sudjana, suatu penelitian dapat dikatakan signifikan jika thitung lebih besar

dari ttabel, dan jika thitung lebih kecil dari ttabel yang telah ditentukan maka penelitian

(23)

A.2. Konsep Model Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan potensi keterampilan

pengetahuan sikap yang diperlukan untuk hidup bermasyarakat oleh sebab itu seluruh kegiatan pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu berkompetensi.Untuk memenuhi standar itu diperlukan metode bagi seorang guru

untuk dapat membantu dalam proses pembelajaran.

Metode pembelajaran kemudian dijabarkan ke dalam strategi dan teknik

pembelajaran.Dengan demikian, strategi dan teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan

teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut Model Pembelajaran (M.Hosnan,2014:189).

Model pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya yang merupakan alat sebagai pencapaian tujuan pembelajaran,yang mana model pembelajaran lebih bersifat procedural berisikan

tahapan model pembelajaran tertentu (Hamzah.B Uno,2008:02).

Jadi, model pembelajaran merupakan seperangkat kegiatan prosedural yang

digunakan sebagai pedoman, tutorial seorang guru dalam menjalankan fungsinya dan alat pencapai tujuan pembelajaran.Dengan kata lain, model pembelajaran juga

merupakan bungkus dari serangkaian metode, pendekatan, dan teknik pembelajaran. Metode yang digunakan ialah metode tanya jawab dan pendekatan

(24)

A.3. Konsep Team Quiz

Menurut melvin L. Siberman (2014:175) Team Quiz adalah model pembelajaran yang meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang mereka pelajari

dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengancam atau membuat mereka takut.Team Quiz adalah suatu model pembelajaran aktif yang menuntut siswa untuk berfikir tentang apa yang dipelajari, berkesempatan untuk membuat

pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan secara aktif.

Dalam model pembelajaran Team Quiz, setiap kelompok diberi materi yang

berbeda. Pemberian materi yang berbeda kepada siswa akan mendorong mereka untuk tidak hanya belajar bersama tetapi juga saling mengajarkan satu sama lain. Masing-masing siswa dalam kelompok membuat pertanyaan dan kelompok yang

lain bersaing untuk menjawab pertanyaan. Kegiatan ini merupakan strategi yang mudah untuk membuat setiap siswa berpartisipasi dan lebih aktif.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperoleh partisipasi siswa setiap saat dalam proses pembelajaran dimana metode tersebut dapat mendukung pembelajaran aktif, hal ini disebabkan karena pembelajaran tidak dapat terjadi

tanpa partisipasi siswa (Silberman, 2006: 41). Jadi, model pembelajaran Team Quiz merupakan pembelajaran dimana siswa disatukan dalam kelompok yang

setiap kelompoknya diberi materi yang berbeda,kemudan masing-masing siswa mempelajari materi secara singkat kemudia ketika kuis dimulai tidak ada yang boleh membuka buku catatan. Kelompok pertama akan memulai kuis dengan

(25)

menjawab pertanyaan, jika kelompok yang lain juga tidak dapat menjawab maka

kelompok ahli sebagai pemandu kuis akan menjelaskan jawabannya. Jika siswa yang memahami materi mengajari siswa yang kurang faham dengan materi dan

siswa yang mengerti memberi tahui kepada siswa yang belum tahu, maka tidak akan ada siswayang merasa segan untuk bertanya dan semua siswa akan mendengarkan dan memberi arahan.Setelah kelompok pertama selesai dilanjutkan

dengan kelompok yang lain untuk menjadi kelompok ahli dan mengajukan pertanyaan dan seterusnya. Dengan menerapkan model ini, peserta didik akan

menjadi lebih aktif, dan diakhir segmen guru akan menyampaikan setiap skor dari kelompok.

3.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Team Quiz

Model pembelajaran aktif tipe Team Quiz merupakan salah satu pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman. Langkah-langkah model

pembelajaran Team Quiz sebagai Berikut: 1. Pilihlah materi yang akan diajarkan 2. Bagi siswa menjadi 3-5 kelompok

3. Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian materinya. Batasi hingga 10 menit atau kurang dari itu

4. Perintahkan Tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat. Kuis tersebut harus sudah siap dalam waktu 5 menit sedangkan tim yang lain menggunakan waktu ini untuk memeriksa catatan mereka.

5. Tim A menjelaskan materi secara garis besar dan kemudian memberi kuis kepada anggota tim B. jika tim B tidak dapat menjawab pertanyaan dalam waktu 5 detik setelah dibacakan soal maka tim yang lain bersaing untuk menjawab pertanyaan.

6. Tim A mengarahkan pertanyaan kepada Tim C, dan mengulang peroses tersebut.

(26)

8. Setelah Tim B menyelesaikan Kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran anda, dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis.

(Melvin L. Siberman, 2014: 175)

3.2. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Team Quiz

a. Kelebihan Model Pembelajaran Team Quiz 1. Dapat meningkatkan keseriusan

2. Suasana yang aktif dapat menghilangkan kebosanan dalam lingkungan belajar

3. Mengajak siswa untuk terlibat penuh 4. Meningkatkan proses belajar diri 5. Membangun kreatifitas diri

6. Meraih makna belajar melalui pengalaman 7. Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar

b. Kelemahan Model Pembelajaran Team Quiz

1. Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan terjadi

2. Waktu yang diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh seluruh tim dalam satu pertemuan.

(Nurul Aini. 2013:14)

3.3. Bagan Pemetaan anatara kelebihan model pembelajaran team quiz terhadap faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Kelebihan Model Pembelajaran team Quiz :

1.Dapat meningkatkan keseriusan

2. Suasana aktif dapatmenghilangkan kebosanan dalam lingkungan belajar

3.Mengajak siswa untuk terlibat penuh

4.Meningkatkan proses belajar diri

5.Membangun kreatifitas diri 6.Meraih makna belajar melalui

pengalaman

7.Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa:

b. guru dan cara mengajarnya, c. alat-alat yang digunakan

(27)

Berdasarkan pemetaan antara kelebihan model Team Quiz dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar siswa terlihat bahwa model team quiz mempengaruhi faktor internal maupun eksternal hasil belajar kognitif.

A.4. Konsep Hasil BelajarRanah Kognitif

Menurut Winkel dalam purwanto Hasil Belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah laku (Purwanto,

2013:45).

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tidak mengajar.Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2006:3).

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar dan memiliki tujuan pembelajaran.Hosnan menyatakan tujuan pembelajaran suatu program atau bidang pelajaran itu ditinjau dari hasil belajar,

maka akan muncul tiga ranah/aspek, yaitu ranah kognitif, afaektif dan psikomotorik (Hosnan, 2014:10).

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan pembelajaran melalui model pembelajaran Team Quiz pada kelas eksperimen.Hasil belajar berupa nilai atau

(28)

Lebih lanjut lagi hosnan menjelaskan tentang tujuan hasil belajar kognitif sebagai berikut:

1. Kemampuan Kognitif tingkat pengetahuan (C1) adalah kemampuan untuk mengingat akan informasi yang telah diterima, misalnya informasi mengenai fakta, konsep, rumus, dan sebagainya.

2. Kemampuan kognitif tingkat pemahaman (C2) adalah kemampuan mental untuk menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa atau ungkapannya sendiri.

3. Kemampuan kognitif tingkat penerapan (C3) adalah kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah diketahui kedalam situasi atau konteks baru.

4. Kemampuan kognitif tingkat analisis (C4) adalah kemampuan menguraikan suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, dan semacamnya atas elemen-elemennya, sehingga dapat menetukan hubungan masing-masing elemen.

5. Kemampuan kognitif tingkat sintesis (C5) adalah kemampuan mengkombinasikan elemen-elemen ke dalam kesatuan atau struktur. 6. Kemampuan kognitif tingkat evaluasi (C6) adalah kemampuan menilai

suatu pendapat, gagasan, produk, metode, dan semacamnya dengan suatu kriteria tertentu.

(Hosnan, 2014:10-11)

Ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom dalam buku dasar-dasar evaluasi pendidikan Suharsimi Arikunto yaitu :

a. Ranah Kognitif

1. Mengenal (recognition)

dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih jawaban.

Mengungkap/mengingat kembali (recall)

Berbeda dengan mengenal maka dalam mengingat kembali ini siswa diminta untuk mengingat satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana

2. Pemahaman (Comprehension)

Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep. 3. Penerapan atau aplikasi (application)

Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.

4. Analisis (analysis)

(29)

5. Sintesis (synthesis)

Apabila penyusun soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis maka pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali (reorganize) hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur baru.Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk melakukan generalisasi.

6. Evaluasi (evaluation)

Apabila penyusun soal bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menerapkan penegtahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh penyusun soal.

(Suharsimi Arikunto, 2013:131-133)

Tabel 1.Daftar kata Operasional Ranah Kognitif (C1 - C6) adalah sebagai berikut:

No Ranah Kognitif Kata Oprasional

1 Pengetahuan (C1)

Menyebutkan, menyatakan, Mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mendaftarkan, menjodohkan, dan mereproduksi 2 Pemahaman

(C2)

Menerangkan, membedakan, menduga, mempertahankan, memperluas, menyimpulkan,menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan.

3 Aplikasi (C3) Mengoprasikan, menemukan, menunjukan, menghubungkan, memecahkan, menggunakan, mengubah, menghitung,

mendemonstrasikan, memanipulasi, memodifikasi, meramalkan, menyiapkan dan menghasilkan.

4 Analisis (C4) Merinci, Mengidentifikasi, mengilustrasikan, menunjukan, menghubungkan, memilih, memisah, menyusun, membagi, membedakan dan menyimpulkan

5 Sintetis (C5) Mengkategorikan, Menyusun, menghubungkan, mengkombinasi, mencipta, menjelaskan, memodifikasi, mengorganisasikan, membuat rencana,, menyusun kembali,merekontruksikan, merevisi, menuliskan, dan menceritakan

6 Evaluasi (C6) Menilai, menyimpulkan, memutuskan, menerangkan,

membandingkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menafsirkan, menghubungakan dan membuktikan.

(30)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.

Menurut (Purwanto, 2013: 102) Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar digolongkan menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah

faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.”

1. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang disebut faktor individual

antara lainkesiapan individu, Motivasi dan minat juga Bakat.

2. Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial yang antara lain:

keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar dan lingkungan.

A.5. Konsep Pembelajaran Sejarah

Menurut Kokom pembelajaran merupakan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek/pembelajaran yang direncanakan atau didesain,

dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajaran dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Kokom

(31)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah suatu kombinasi yang meliputi unsur-unsur yang dimiliki oleh guru dan perlengkapan mengajarnya untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif

dan efisien.

“Sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai -nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia pada masa lampau hingga kini. Orientasi pembelajaran sejarah di tingkat SMA bertujuan agar siswa memperoleh pemahaman ilmu serta memupuk pemikiran yang historis dalam pemahaman sejarah.Pemahaman ilmu diharapankan membawa perolehan fakta-fakta, penguasaan ide-ide, dan kaedah sejarah” (Isjoni, 2007:71).

Moh. Yamin mengatakan Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan cerita bertarikh, tentang kejadian dalam masyarakat manusia yang

telah lampau, sebagai susunan hasil penyelidikan bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain (Rustam E. Tamburaka, 2002 : 15).

Oleh karena itu, pembelajaran sejarah sangat penting untuk dipelajari disekolah karena dengan adanya pelajaran sejarah diharapkan bisa menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri siswa.Mata Pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan :

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan.

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan.

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban Bangsa Indonesia dimasa lampau.

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya Bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.

(32)

dapat di implementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.

(Sapriya, 2009:209-210)

Jadi, pembelajaran sejarah dalam penelitian ini adalah kegiatan interaksi belajar

mengajar yang membahas tentang kehidupan manusia dimasa lampau dengan segala peristiwa yang telah terjadi dan simpaikan oleh guru kepada peserta didik,

dengan ini diharapkan tumbuh jiwa nasionalisme.

B.Kerangka Pikir

Mengajar Mata Pelajaran Sejarah tidak bisa dilakukan hanya dengan metode

ceramah, hal ini akan membuat siswa tidak aktif dan beranggapan bahwa pelajaran sejarah membosankan dan tidak terlalu penting, sehingga berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan lebih bervariasi dapat menimbulkan minat dan keaktifansiswa dalam belajar mengajar siswa menjadi lebih baik.Pemilihan model pembelajaran yang

diterapkan di sekolah hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran didalam kelas menjadi lebih aktif, kreatif dan menyenangkan, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar dan mudah memahami konsep-konsep

dalam materi yang dipelajari.Salah satu model pembelajaran yang bisa diujicobkan ialah model pembelajaran Team Quiz.

Model pembelajaran Team Quiz merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif.setiap kelompok diberi materi yang berbeda. Pemberian materi yang berbeda kepada siswa akan mendorong mereka untuk tidak hanya

(33)

untuk menjawab pertanyaan. Kegiatan ini merupakan strategi yang mudah untuk

membuat setiap siswa berpartisipasi dan lebih aktif

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Team

Quiz.Sedangkan variabel terikatnya ialah hasil belajar ranah Kognitif pada siswa kelas X.1 pelajaran Sejarah.

Model pembelajaran Team Quizakan diujicobakan kepada siswa kelas X.1 di SMA Bina Mulya Bandar Lampung. Penggunaan model pembelajaran Team Quiz pada kelas X.1 dalam proses pembelajaran diharapkan dapat berpengaruh positif

hasil belajar ranah Kognitif pada siswa kelas X.1 pelajaran Sejarah, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

C.Paradigma

Keterangan :

: Garis Pengaruh Pembelajaran dengan model Team Quiz

pada kelas X.1mata pelajaran Sejarah (Variabel X)

Hasil Belajar RanahKognitif

(34)

D.Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto, Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti , sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,2006:71). Menurut Sugiyono “Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan” (Sugiyono,

2013: 64).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis merupakan jawaban sementara yang dapat dibuktikan kebenarannya melalui fakta maupun data dari hasil penelitian. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan model pembelajaran Team Quiz

terhadap Hasil Belajar kognitif belajar Sejarah, untuk menguji hipotesis tersebut dapat digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan model Team Quiz terhadap

peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada pelajaran sejarah siswa kelas X.1 di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2015/2016.

H1 : Ada pengaruh yang signifikan model Team Quiz terhadap peningkatan

hasil belajar ranah kognitif pada pelajaran sejarah siswa kelas X.1 di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016.

(35)

Sedangkan untuk menguji hipotesis kedua sebagai berikut:

H0 : Besar taraf signifikan dari pengaruh model Team Quiz terhadap

peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada pelajaran sejarahsiswa

kelas X.1 di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah rendah.

H1 : Besar taraf signifikan dari pengaruh model Team Quiz

terhadappeningkatan hasil belajar ranah kognitif pada pelajaran sejarah siswa kelas X.1 di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran

(36)

REFERENSI

Poerwadarminta. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta. Halaman 731

Winarno Surakhmad. 1989. Pengantar penelitian ilmiah dasar, metode dan teknik. Bandung: Tarsito. Halaman 7

Nana Sudjana. 2009. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: PT. Tarsito. Halaman 367

M Hosnan.2014. Pendekata Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.Bogor: Ghalia Indonesial. Halaman 189

Hamzah B. Uno.2008.Perencanaan Pembelajara.Bandung: Bumi Aksara . Halaman 02

Melvin L. Siberman. 2014. Active Learning. Bandung : Nuansa Cendikia. Halaman 175

.Ibid. Halaman41

Nurul Aini. 2013. Penggunaan Metode Team Quis Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas V Madrasah Ibtidayah Miftahul Huda Desa Juwet Kecamatan Ngrongggot Kabupaten Nganjuk. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.Halaman 14.

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman45 Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Halaman 3

M Hosnan.2014.Pendekata Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.Bogor: Ghalia Indonesial.Halaman 10

. Ibid. Halaman 10-11

(37)

Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 150

Purwanto. Op Cit. Halaman102

Kokom Komalasari. 2011. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama:Bandung. Halaman 3

Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan. Bandung:Alfabeta. Halaman 11

. Ibid. Halaman 71

Rustam E Tamburaka. 2002. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, dan Iptek. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 15

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Halaman 209-210

SuharsimiArikunto. 2006. Op Cit. Halaman 71

(38)

III. METODE PENELITIAN

A.Metode yang digunakan

Setiap penelitian diharapkan mencapai hasil yang sebaik-baiknya serta dapat dipertanggungjawabkan harus menggunakanmetode yang tepat. Sebab dengan

menggunakan metodologi yang tepat menghasilkan penelitian yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan.Menurut Sugiyono Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

(Sugiono, 2013: 3).

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, yang bertujuan untuk mengetahui apakah sesuatu metode, prosedur,

system, proses, alat, dan bahan, serta model efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat(Syaiful dan Aswan, 2006:95).

B.Desain Penelitian

(39)

demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2013: 74).

O1 = Nilai Pretest (sebelum diberi perlakuan)

O2 = Nilai Posttest (setelah diberi perlakuan)

X = Perlakuan

Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas X.1 di SMA Bina Mulya Bandar Lampung. Penelitian ini memiliki satu

variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Team Quiz. Variabel terikat pada penelitian ini

adalah hasil belajar ranah kognitif siswa.

Kelas yang menjadi sampel diberikan tes awal untuk melihat pengetahuan awal siswa pada awal pertemuan tiap sub bahasan, kemudian diberikan perlakuan yaitu

pembelajaran menggunakan model Team Quiz.

C.Populasi Dan Sampel

C.1. Populasi

Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2008:117). Sedangkan menurut Suharsimi, Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

(40)

kesimpulannya.Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian(Suharsimi

Arikunto, 2006:130).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.1 SMA Bina Mulya

Bandar Lampung.

Tabel 2.Jumlah populasi siswa kelas X.1 SMA Bina Mulya Bandar Lampung

No Kelas

Siswa

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 X. 1 10 13 23

Sumber : Staf Tata Usaha SMA Bina Mulya Bandar Lampung

C.2. Sampel

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 23 orang. Untuk menentukan sampel

dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi, yaitu siswa kelas X.1SMA Bina Mulya Bandar

Lampung 2015/2016, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Hal ini diperkuat oleh pendapat Suharsimi Arikunto, “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi dan jika subjeknya lebih dari 100 orang, maka sampelnya cukup diambil antara 10%-15% atau 20%-25% orang siswa” (Suharsimi Arikunto, 2006:134).

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X.1. Sampel tersebut dipilih dengan menggunakan teknik Samplingjenuh. “Sampling dikatakan jenuh (tuntas) bila

(41)

Tabel 3. Jumlah Anggota Sampel

No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Keterangan

1. X.1 10 13 23 Kelas

Eksperimen

Sumber : Data Siswa SMA Bina Mulya Bandar Lampung 2015

Sampel dalam penelitian ini kelas X.1 berjumlah 23 terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

D.Variabel penelitian

D.1. Variabel penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto variabel merupakan “objek penelitian atau apa saja

yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian” (Suharsimi Arikunto,

2006:118).

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, sebagai berikut:

1. Variabelbebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaranTeam

Quizpada kelas eksperimen.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Kognitif siswa kelas

X.1 pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Bina Mulya Bandar Lampung.

D.2. Definisi operasional variabel

Defenisi operasional variabel adalah definisi yang akan dioperasionalkan dan dapat diukur, setiap variabel akan dirumuskan dalam bentuk rumusan tertentu

(42)

pengukurannya. Agar setiap variabel dalam penelitian ini dapat diukur dan

diamati, maka perumusan defenisi operasional variabel tersebut adalah salah satu : 1. Penerapan model Team Quiz menciptakan proses pembelajaran yang

berpusat pada siswa dan mengasah keaktifan siswa.

2. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan berupa model

pembelajaranTeam Quiz. Hasil belajar dalam penelitian ini berupa nilai atau skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan posttest

berbentuk pilihan ganda pada materi pelajaran Sejarah yang telah ditentukan.

E.Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: E.1.Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2010: 193).

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis tes yaitu pretest dan posttes. Pretest adalah tes yang dilakukan sebelum siswa mendapat perlakuan sedangkan posttest adalah tes yang digunakan setelah mendapatkan perlakuan. Tujuannya untuk mengetahui

pengaruh sebelum dan sesudah perlakuan. Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa dengan membatasi aspek C1, C2, C3, C4, C5 dan C6.

(43)

E.2. Observasi

Untuk mendapatkan data observasi, peneliti menggunakan teknik observasi langsung. Teknik observasi langsung adalah sebuah teknik penelitian yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kepada objek-objek dalam penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kepada objek-objek dalam penelitian. Observasi ini dilakukan peneliti selama melakukan

penelitian di SMA Bina Mulya Bandar Lampung.

E.3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang mengasilkan

catatan – catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga

akan diperoleh data lengkap, sah, dan bukan berdasarkan pikiran (Soeyono Basrowi,

2007:166). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dengan mencatat data yang sudah ada pada sekolah. Dokumentasi merupakan cara pengambilan data

yang sudah ada, seperti data siswa Kelas X.1 SMA Bina Mulya Bandar Lampung.

E.4. Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan

penulisan dalam penelitian ini, seperti teori dan konsep-konsep yang mendukung dalam penelitian, serta data-data lainnya yang diambil dari beberapa referensi.

F. Langkah-Langkah Penelitian

1. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian seperti banyak kelas, jumlah siswa, dan cara guru mengajar.

(44)

4. Melakukan validitas instrumen.

5. Mengujicobakan instrumen.

6. Menentukan kelompok berdasarkan hasil pengamatan kelas.

7. Mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas. 8. Menganalisis data.

9. Membuat kesimpulan

G. Langkah langkah pelaksanaan pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan

Pada awal pembelajaran guru memeriksa kehadiran siswa, memberikan motivasi,

menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian membagi siswa kedalam 2-4 kelompok.

b. Kegiatan Inti

Guru memilih sebuah topik/materi, guru membagi wacana kepada setiap kelompok. Setiap siswa dalam masing-masing kelompok memahami wacana dan kemudian mempersiapkan pertanyaan yang mempunyai jawaban singkat dalam

waktu yang ditentukan, sementara kelompok yang lain bersaing untuk menjawab pertanyaan dengan cepat.Setelah waktu habis, kelompok yang didepan kembali ke

tempat duduk dan bergantian kepada kelompok yang lain, masing-masing kelompok mempunyai notulen untuk mencatat pertanyaan dan jawaban.Guru mempersilahkan perwakilan dari masing-masing kelompok untuk melakukan

(45)

c. Kegiatan Penutup

Diakhir pelaksanaan kegiatan ini, guru memberi kesimpulan dari semua materi yang dibahas. Serta memberi sedikit pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

H.Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148). Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang ditetapkan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa, yaitu tes hasil belajar (nilai posttest) pada pembelajaran sejarah setelah diberikan perlakuan (treatment)

yaitu diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Team Quiz.

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan bentuk tes formatif pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan pilihan jawaban A, B,C, D dan E. Kisi-kisi instrumen tes

hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Kisi-Kisi Soal

No. Ranah Kognitif Nomor Soal Jumlah Soal

(46)

Berdasarkan kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa di atas, jumlah item soal

yang digunakan berjumlah 20 soal untuk penelitian dengan soal pilihan ganda. Skor yang diberikan perjenjang untuk setiap jenjang kemampuan berbeda-beda.

Semakin tinggi jenjang maka skor yang diberikan semakin tinggi. Terkait perbedaan skor yang diberikan setiap jenjangnya, tidak ada pedoman yang peneliti

gunakan, hal tersebut seperti yang diungkapkan sudijono “Orang yang paling tahu

berapa bobot yang seharusnya diberikan terhadap jawaban yang betul itu adalahpembuat soal itu sendiri, yaitu tester, karena dialah orang yang paling tahu

mengenai derajat kesukaran yang dimilki oleh masing-masing butir item yang

dikeluarkan dalam tes hasil belajar” (Sudijono, 2009:306). Selanjutnya untuk

mendapatkan data yang akurat, maka instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik dan benar. Oleh karena itu, sebelum instrumen penelitian digunakan sebaiknya dilakukan uji validitas, uji

reliabilitas, penghitung tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal tes pada instrumen penelitian ini.

I. Pengujian Instrumen Penelitian a) Uji Validitas

Sebelum instrument digunakan di kelas sampel maka harus di uji menggunakan uji validitas. Uji validitas adalah uji intrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013:121).

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan validitas

(47)

rXY= n∑XY-(∑X)( ∑Y)

√{(n∑X2

)-(∑X)2 } {n∑Y2- ( ∑Y)2}

Keterangan :

rXY: koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable

yang dikorelasikan

(UjiProduct Moment: Pearson, dalam Suharsimi Arikunto, 2013:87)

Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas. Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Besar koefisien yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 5.Koefisien Validitas tes

Item soal dapat dikatakan valid bila nilai koefisien > 0,423. Sedangkan bila nilai koefisien kurang dari 0,423, maka item soal tersebut dikatakan tidak valid.

Atau bisa juga dengan membandingkan dengan tabel r product moment. Jika Thitung< Ttabel maka soal tidak valid. Jika Thitung> Ttabel maka soal valid (Suharsimi

(48)

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes dapat diteskan pada objek yang sama untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya melihat kesejajaran hasil(Suharsimi

Arikunto, 2006 : 86).

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas yaitu :

keterangan:

: reliabilitas yang dicari n : banyaknya butir soal

: jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total

Arikunto (2010: 109)

Untuk menentukan reabilitas yaitu menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 6. Kriteria Reliabilitas Koefisien relibilitas

(r11)

Kriteria

0,80 <r11≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60< r11≤ 0,80 Tinggi

0,40< r11≤ 0,60 Cukup

0,20< r11≤ 0,40 Rendah

0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah

Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 75)

(49)

c) Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran dilakukan untuk menetukan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan rumus yaitu :

Keterangan :

P : angka indeks kesukaran item

Np : banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul

N : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar (Sudijono, 2008:372)

Untuk menginterprestasikan tingkat kesukaran suatu butir soal ditentukan dengan menggunakan criteria indeks kesukaran yang dapat dilihat seperti berikut:

Tabel 7. Interprestasi Nilai Tingkat Kesukaran

Besarnya P Interprestasi

Kurang dari 0,30 Sangat sukar

0,30 – 0,70 Cukup (Sedang)

Lebih dari 0,70 Mudah

Sumber: Sudijono (2008 : 372)

d) Daya Pembeda

Daya pembeda mengkaji butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan

(50)

Untuk menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus menurut Sudijono

sebagai berikut:

Dimana dan

Keterangan:

D : indeks diskriminasi satu butir soal

PA : proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir

soal yang diolah

PB : proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar

butir soal yang diolah

BA : banyaknya kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar

butir soal yang diolah

BB : banyaknya kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar

butir Soal yang diolah JA : jumlah kelompok atas

JB : jumlah kelompok bawah

(Sudijono, 2008:389)

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 8. interpretasi nilai daya pembeda

Nilai Interpretasi

Kurang dari 0,20 Buruk

0,21 - 0,40 Sedang

0,41 - 0,70 Baik

0,71- 1,00 Sangat Baik

Bertanda negative Buruk sekali

Sumber : Sudijono (2008:389) D =

(51)

J. Teknik analisi data

Analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dalam penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Analisi data

yang digunakan peneliti adalah dengan pendekatan kuantitatif.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk menganalisis data dengan menguji kenormalan data. Untuk melihat kenormalan data, peneliti menggunakan uji chi-kuadrat, melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Taraf signifikan yang digunakan α = 0,05

b. Statistik Uji

1. Membuat Daftar Frekuensi

a) Mencari Rentang ( R ) = nilai terbesar – nilai terkecil b) Menghitung Banyak Kelas (BK) = 1 + (3,3) log n

c) Menghitung panjang kelas (P) = R/BK

2. Mencari Rata x =

(Sudjana, 2009:67)

3. Mencari Simpangan Baku s =

∑ fi.xi

n

(N∑xi2–(∑x)2

(52)

Keterangan:

S = simpangan baku N = banyaknya data Xi2 = nilai yang diperoleh

(Sudjana, 2009:93)

c. Mencari chi kuadrat

X2hitung= ∑

Keterangan: X2 = chi kuadrat

F0 = frekuensi observasi

Fh = frekuensi harapan

(Margono, 2007:202)

d. Keputusan Uji

Terima H1 jika X2hitung <X2tabel dengan dk = k - 3 dan taraf nyata 0,05 atau

5%.

b. Uji Hipotesis

Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Team Quiz

terhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada Pelajaran Sejarah

siswa kelas X.1di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016.

H1: Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Team Quizterhadap

peningkatan hasil belajar ranah kognitif padaPelajaran Sejarahsiswa kelas X.1di SMA Bina Mulya Bandar LampungTahun Pelajaran

2015/2016.

(f0– fh)2

(53)

Sedangkan untuk menguji hipotesis kedua sebagai berikut:

H0: Besar taraf signifikanpengaruh dari model pembelajaranTeam Quiz

terhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitif padapelajaran Sejarah siswa kelas X.1 di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah rendah.

H1: Besar taraf signifikan pengaruh model pembelajaranTeam

Quizterhadap peningkatan hasil belajar kognitif pada pelajaran Sejarah siswa kelas X.1 di SMA Bina Mulya Bandar LampungTahun Pelajaran 2015/2016 adalah tinggi.

Ketentuan Uji-t ini yaitu jika thitung> ttabel maka penelitian signifikan, akan tetapi

jika thitung< ttabel maka penelitian tidak signifikan. ttabel yang telah ditentukan dari

jumlah siswa sebanyak 23 siswa adalah 1,771. Menurut Husaini Usman,

Purnomo Setiady Akbar dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Statistika”

(2008 :142) rumus Uji-t yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan taraf signifikan

Taraf signifikan yang digunakan yaitu berada pada taraf α = 0,05 atau 5%.

b. Menentukan daerah kritis dengan dk = n - 1

c. Menghitung selisih antara Pretest dan Posttest: d = X1– X2

Keterangan:

d : Jumlah selisih dari Pretest dan Posttest

X1 :Nilai yang didapat siswa setelah diberikan perlakuan dengan

menggunakan penerapan model Team Quiz.

X2 :Nilai yang didapat siswa sebelum diberikan perlakuan dengan

menggunakan penerapan model Team Quiz.

(54)

e. Menentukan thitung

thitung =

Keterangan:

d : Jumlah selisih antara Pretest dan Posttest SD : Standar Deviasi / Simpangan Baku n : Jumlah sampel

Untuk melihat besarnya pengaruh signifikan dari model pembelajaran Team Quiz terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas X.1 SMA Bina Mulya Bandar

Lampung, akan dilihat menggunakan teknik korelasi pearsonproduct moment, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Sumber : Sugiyono, 2013 : 183 d

(55)

Setelah data penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Untuk melihat ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari model Team Quizberpedoman pada tabel interpretasi koefesien korelasi berikut ini:

Tabel 7: Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 –1,00 Sangat tinggi

0,600 – 0,800 Tinggi

0,400 – 0,600 Cukup

0,200 – 0,400 Rendah

0,00 – 0,200 Sangat rendah

(56)

REFERENSI

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Halaman 3

Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Halaman 95

Sugiyono.2008.MetodePenelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:Alfabeta. Halaman 117

Suharsimi Arikunto.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta. Halaman 130

Ibid. Halaman 134

S. Nasution. 1996. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta. Bumi Aksara. Halm 100

Suharsimi Arikunto.Op Cit. Halaman 118

Suharimi Arikunto. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 193

Soeyono Basrowi. 2007. Metode Analisis Data Sosial. Kediri: CV Jenggala Pustaka Utama. Halaman 166

Sugiyono.Op Cit. Halaman 148

Anas Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Halaman 306

Sugiyono. 2013.Op Cit. Halaman 121

Suharsimi Arikunto. 2013.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 87

. Ibid. Halaman 89

(57)

SuharimiArikunto. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 109

. Ibid. Halaman 75

Anas Sudijono.2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo. Halaman 372

. Ibid. Halaman 389

NanaSudjana.2009. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung : Tarsito. Halaman 67

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 202

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara. Halaman 142

(58)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis pengaruh model Team Quiz terhadap hasil belajarranah kognitifpada pelajaran Sejarah siswa kelas X.1 di SMA Bina Mulya Bandar Lampung diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruhyang signifikan model pembelajaranTeam Quiz terhadap peningkatan hasil belajarranah kognitifpada pelajaran Sejarah siswa kelas

X.1 di SMA Bina Mulya Bandar Lampung TahunPelajaran 2015/2016. Hal ini diperoleh karena nilai thitung> ttabelyakni sebesar10,72>1,771.

2. Besarnya tarafsignifikansipengaruh model pembelajaranTeam Quiz terhadap peningkatan hasil belajar ranahkognitifpada pelajaran Sejarah

siswa kelas X.1 di SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahunpelajaran 2015/2016sebesar 0,67 yang jika di masukkan kedalam tabel interpretasi

(59)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di SMA Bina Mulya Bandar Lampung tahun ajaran 2015/2016 dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Team Quiz dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran khusunya Sejarah untuk membantu dan melatih siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan optimal dan

menjadikan suasana belajar lebih aktif dan menyenangkan.

2. Pada Model Pembelajaran Team Quizguru harus menjadi penengah serta pengarah saat pelaksanaan pembelajaran karena dengan menggunakan

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Basrowi, Soeyono. 2007. Metode Analisis Data Sosial. Kediri: CV Jenggala Pustaka Utama.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : pusat Bahasa. Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Hosnan, M. 2014. Pendekata Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad

21. Bogor: Ghalia Indonesial.

Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama:

Bandung.

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Poerwadarminta. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta. Purwanto.2011.Evaluasi Hasil Belajar. Penerbit Pustaka Pelajar,. Yogyakarta. Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(61)

Persada.

Sudjana, Nana. 2003. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Sudjana, Nana.2009. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono.2008.MetodePenelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. 1989. Pengantar penelitian ilmiah dasar, metode dan teknik. Bandung: Tarsito.

Suryosubroto. 1997: Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Tamburaka, Rustam E. 2002. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah,

Sejarah Filsafat, dan Iptek. Jakarta: Rineka Cipta.

Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajara .Bandung: Bumi Aksara . Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Sumber Internet:

Gambar

Tabel 1.Daftar kata Operasional Ranah Kognitif (C1 - C6) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.Jumlah  populasi siswa kelas X.1 SMA Bina Mulya Bandar
Tabel 3. Jumlah Anggota Sampel
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan premis untuk meningkatkan jangkauan informasi keberadaan bangunan-bangunan bersejarah di Kota Bandung, diperlukan sebuah produk yang dapat berperan sebagai

Total daya listrik yang dapat dihasilkan secara total berdasarkan data kecepatan arus non harmonik dan arus harmonic, di setiap kedalaman selama 1,5 tahun dari tanggal 9 Januari

Maka dalam hal ini penulis melakukan sebuah penelitian, dengan meneliti guru dan murid dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan di sekolah Chandra Kusuma School,

Sistem lampu merupakan bagian utama dan komponen terpenting dari kontruksi rangkaian lampu LED pemikat ikan, oleh karena itu banyak pertimbangan yang harus

Berdasarkan hasil perhitungan daya tampung beban pencemaran Sungai Citarik di DAS Citarik yang berada di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Garut menunjukkan

efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat, maka semua penerimaan dan pengeluaran keuangan desa dalam tahun

Talkshow merupakan acara yang digemari saat ini, dapat dilihat dari hampir setiap stasiun televisi swasta memiliki program acara talkshow, mungkin karena narasumber yang fenomenal,

PEMILU YANG LANGSUNG UMUM BEBAS RAHASIA JUJUR DAN ADIL Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk