• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL DI KELAS X SMA NEGERI 1 KOTARIH T.A. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL DI KELAS X SMA NEGERI 1 KOTARIH T.A. 2015/2016."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA

MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL DI KELAS X SMA NEGERI 1 KOTARIH T.A.2015/2016

Oleh:

Shindy Yunn Sinaga NIM : 4123111077

Program Studi Pendidikan Matematika

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Shindy Yunn Sinaga yang dilahirkan di Kota Tanjungpinang pada tanggal 14 Juni 1994. Penulis adalah anak kedua dari lima bersaudara pasangan Bapak M. Sinaga (Alm) dan Ibu Siti Nurmalinda Sitanggang.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Swasta Yapendik GPIB Tanjungpinang pada tahun 1998. Pada tahun 1999 penulis masuk sekolah di SD Swasta Yayasan Pendidikan GPIB Tanjungpinang dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 4 Tanjungpinang dan lulus tahun 2008. Setelah itu pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Tanjungpinang dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2012, penulis diterima di Universitas Negeri Medan melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Jalur Ujian Tulis dengan Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

(4)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA

MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL DI KELAS X SMA NEGERI 1 KOTARIH T.A. 2015/2016

Shindy Yunn Sinaga (4123111077) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel di kelas X SMA Negeri 1 Kotarih T.A. 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah semu eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotarih dan yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas X-3 menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning dan siswa kelas X-1 menggunakan model pembelajaran biasa

dengan masing-masing jumlah sampel 30 siswa dalam tiap kelas. Instrumen penelitian ini berupa pretes sebanyak 10 soal dan postest sebanyak 20 soal berbentuk pilihan berganda.

Nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran

Problem Based Learning pada pretest 3,700 dan pada postest 17,8. Sedangkan

nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran konvensional pada soal pretest 3,667 dan pada soal postest 14,4. Dari hasil analisis data, untuk uji normalitas diperoleh pretest kelas eksperimen L0 (0,111) < Ltabel (0,161) dan pretest kelas kontrol L0 (0,100) < Ltabel (0,161) sehingga dapat disimpulkan data pretes kedua kelas adalah berdistribusi normal. Sedangkan data postest kelas eksperimen L0 (0,127) < Ltabel (0,161) dan postest kelas kontrol diperoleh L0 (0,158) < Ltabel (0,161) sehingga dapat disimpulkan data postest kedua kelas adalah berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas data pretest (1,06 < 1,85) dan postest (1,09 < 1,69) adalah homogen dengan taraf nyata .

Adapun hasil rata-rata N-gain pada kelas eksperimen adalah 0,9 dengan kategori peningkatan tinggi dan rata-rata N-gain pada kelas kontrol adalah 0,7 dengan kategori peningkatan sedang. Untuk uji hipotesis menggunakan uji Anakova. Berdasarkan perhitungan uji Anakova diperoleh yaitu

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel di kelas X SMA Negeri 1 Kotarih tahun ajaran 2015/2016. Besarnya perbedaan peningkatan hasil belajar matematika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan siswa yang menggunakan model pembelajaran biasa berdasarkan selisih konstanta regresi kedua model yaitu 16,169 – 13,196 = 2,973.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugerahNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel Di Kelas X SMA Negeri 1 Kotarih T.A. 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Prihatin Ningsih Sagala, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini,

2. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd., bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd., dan bapak Dr. Syafari, M.Pd. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan, kritik dan saran dalam penyelesaian skripsi ini, 3. Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd., ibu Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd., M.Si.,

dan bapak Yunial Fahri, S.Pd selaku validator ahli,

4. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si. selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika,

5. Bapak/Ibu dosen serta staff pegawai jurusan Matematika FMIPA Unimed, 6. Bapak Sunarto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah dan Bapak Yunial Fahri,

S.Pd selaku guru matematika di SMA Negeri 1 Kotarih, siswa/i kelas X-1 dan X-3 yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian, 7. Ibunda penulis yaitu Siti Nurmalinda Sitanggang, yang selalu mendukung

(6)

v

Mia Merianti Sinaga, Bricha Sinaga dan Gunis Enzlen Sinaga yang sangat penulis sayangi,

8. Saudara selama merantau di Medan yaitu Penta, Yenni, Roy, Nova, Robby, Wahyu dan Pemuda GKPS Pardamean yang selalu memberikan bantuan saat penulis sedang kesulitan,

9. Teman saat berbagi suka dan duka di kampus yaitu Hartini, Sanna, Irene, Yuli, Renada, Iin, Yohana (Somplak Management) kemudian Jemido, Okto, Ferry, Ido, Subhanri (JOFIS Band), dan bang Agustus Sitanggang, 10.Teman-teman terkasih, Tia, Rikardo, Denisha, Febryanti, Jumedi, Berna,

Lionita, yang selalu membantu penulis dalam mengerjakan skripsi, seminar proposal dan sidang meja hijau,

11.Teman-teman seperjuangan di kelas DIK C 2012 dan seluruh mahasiswa angkatan 2012 atas bantuan dan informasi seputar skripsi,

12.Rekan-rekan PPLT 2015, terkhusus Siska, Ivan, dan Inti (Geng X).

13.Senior-senior dari berbagai jurusan yakni Evan Sinurat, Putri Silitonga, Jessica Saragih, Jhonalwin Nainggolan atas saran, referensi serta bantuan selama penulis mengerjakan skripsi,

14.Semua rekan yang pernah berpartner dalam organisasi, baik IKBKM Unimed maupun BPMF MIPA Unimed, serta

15.Semua pihak yang belum sempat penulis sebutkan satu persatu.

Skripsi ini masih banyak kekurangan, dan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi meningkatkan perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Medan, Juni 2016 Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 8 2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar 10

2.1.3. Hasil Belajar 11

2.1.4. Model Pembelajaran 13 2.1.5. Model Pembelajaran PBL 14

2.1.5.1. Pengertian Model PBL 14

2.1.5.2. Langkah-langkah dalam Proses Pembelajaran PBL 16

2.1.5.3. Pelaksanaan PBL dalam Pembelajaran Matematika 17

(8)

vii

2.1.5.5 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran PBL 20 2.1.5.5.1 Keunggulan Model Pembelajaran PBL 20 2.1.5.5.2 Kelemahan Model Pembelajaran PBL 20 2.1.6. Perbedaan Proses Pembelajaran PBL dengan Pembelajaran Biasa 21 2.1.7. Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel 25

2.2. Penelitian yang Relevan 29

2.3. Kerangka Berfikir 30

2.4. Hipotesis Penelitian 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 32

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 32

3.2.1. Populasi Penelitian 32

3.2.2. Sampel Penelitian 32

3.3. Variabel Penelitian 32

3.4. Definisi Operasional 32

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 33

3.6. Prosedur Penelitan 33

3.7. Instrumen Penelitian 35

3.8. Instrumen Pengumpul Data 35 3.8.1. Tes 36

3.9. Teknik Analisis Data 36

3.9.1. Uji Normalitas 36

3.9.2. Uji Homogenitas 38

3.9.3. Uji Normalitas Gain (N-Gain) 38

3.9.4. Pengujian Hipotesis 39

(9)

viii

3.9.4.6. Uji ANAKOVA 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Proses Pembelajaran 44

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 46 4.2.1. Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47 4.2.2. Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian 48

4.3.1. Uji Normalitas Data 48

4.3.2. Uji Homogenitas 49

4.3.3. Uji Normalitas Gain 50

4.3.4. Pengujian Hipotesis 50

4.3.4.1. Menentukan Model Regresi 50 4.3.4.2. Uji Keberartian Model Regresi 53 4.3.4.3. Pengujian Linieritas Model Regresi 54 4.3.4.4. Uji Kesamaan Dua Model Regresi 55 4.3.4.5. Uji Homogenitas Gradien Regresi 55

4.3.4.6. Uji ANAKOVA 56

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 63

5.2. Saran 63

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian 35

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran PBL 16

Tabel 2.2. Perbedaan Proses Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Pembelajaran Biasa 22

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 33

Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47

Tabel 4.2. Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48

Tabel 4.3. Ringkasan Rata-rata Nilai Pretest dan Postest kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kontrol 48

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar 49

Tabel 4.5. Data Hasil Uji Homogenitas 49

Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Rata-rata N-gain Hasil Belajar Siswa 50

Tabel 4.7. Data Hasil Uji Keberartian Model Regresi Kelas Eksperimen 53

Tabel 4.8. Data Hasil Uji Keberartian Model Regresi Kelas Kontrol 53

Tabel 4.9. Data Hasil Uji Kelinieran Model Regresi Kelas Eksperimen 54

Tabel 4.10. Data Hasil Uji Kelinieran Model Regresi Kelas Kontrol 54

(12)

xi

Daftar Lampiran

Halaman

Lampiran 1 RPP I Problem Based Learning 67

Lampiran 2 RPP II Problem Based Learning 74

Lampiran 3 Lembar Aktivitas Siswa I 80

Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa II 86

Lampiran 5 Alternatif Penyelesaian LAS I 92

Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian LAS II 97

Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Pre Test dan Pos Test 102

Lampiran 8 Soal Pre Test 104

Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Pre Test 107

Lampiran 10 Kunci Jawaban Pre Test 118

Lampiran 11 Soal Pos Test 119

Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Pos Test 127

Lampiran 13 Kunci Jawaban Pos Test 146

Lampiran 14 Lembar Validasi Soal Pre Test 147 Lampiran 15 Lembar Validasi Soal Pos Test 150

Lampiran 16 Nama-nama Validator 153

Lampiran 17 Daftar Hasil Uji Instrumen Pretest dan Postest 154

Lampiran 18 Perhitungan Mencari Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 160 Lampiran 19 Uji Normalitas Data Hasil Tes 162

Lampiran 20 Uji Homogenitas Data Hasil Tes 166 Lampiran 21 Uji Normalitas Gain 168

Lampiran 22 Pengujian Hipotesis 171 Lampiran 23 Lembar Wawancara 185 Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian 190

Lampiran 25 Tabel Uji Liliefors 196

Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 197

Lampiran 27 Tabel Distribusi Nilai F 199

(13)

xii

Lampiran 29 Surat Permohonan Izin Melakukan Observasi Penelitian 204

Lampiran 30 Surat Keterangan Observasi dari Sekolah 205

Lampiran 31 Surat Izin Penelitian dari Fakultas ke Sekolah 206

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu ilmu pendidikan yang sangat penting dalam hidup kita. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah, dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2012:204) menyatakan bahwa :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) Sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa matematika penting untuk dipelajari. Belajar merupakan kegiatan berproses yang sering individu lakukan dalam kegiatan sehari-hari. Banyak ahli yang mengemukakan definisi belajar. Sudjana (dalam Jihad dan Haris, 2012:2) mengemukakan bahwa :

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.

Lebih lanjut Slameto (2010:2) mengemukakan bahwa :

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.

Jihad dan Haris (2012:14) menyatakan bahwa :

(15)

2

tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan berproses yang dilakukan oleh individu yang mengakibatkan perubahan aspek dan tingkahlaku pada individu tersebut.

Pada umumnya, pembelajaran matematika disajikan dalam bentuk yang terkesan sulit untuk dipelajari, akibatnya siswa tidak tertarik dan merasa bosan ketika belajar matematika sehingga mengakibatkan rendahnya pencapaian hasil belajar. Hal ini didukung oleh pernyataan Abdurrahman (2012:202) yang menyatakan bahwa :

Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Yunial Fahri (tanggal 30 Januari 2016), guru matematika di SMA Negeri 1 Kotarih, penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa di sekolah tersebut khususnya kelas X adalah rendahnya minat siswa menerima pelajaran matematika, adanya anggapan siswa bahwa matematika merupakan materi yang sulit, dan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika. Beliau menyatakan pencapaian hasil belajar siswa di bidang matematika sejauh ini masih rendah.

Rendahnya hasil belajar matematika juga dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang ada dalam matematika yang dipandang merupakan seperangkat fakta-fakta yang harus di hafal. Sedangkan faktor lain yang mempunyai andil yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar matematika adalah penggunaan model pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar, akan mengatasi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran matematika. Hal ini didukung dengan pernyataan Joyce & Weil (dalam Rusman, 2012:133) yang menyatakan bahwa :

(16)

3

merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Agar pembelajaran tidak berpusat pada guru dan siswa juga lebih aktif dalam proses pembelajaran maka guru perlu memilih suatu model pembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dan juga dapat menumbuhkan respon positif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan optimal.

Bapak Yunial Fahri memaparkan bahwa penggunaan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah adalah pembelajaran konvensional yang berbentuk ceramah. Pada dasarnya model pembelajaran ini bukanlah model pembelajaran yang buruk. Namun, strategi pembelajaran yang dipelajari tidak mampu menolong siswa keluar dari masalah, karena siswa hanya dapat memecahkan masalah apabila informasi yang dimiliki dapat secara langsung dimanfaatkan untuk menjawab soal. Dalam menjawab suatu persoalan siswa sering tertuju pada satu jawaban yang paling benar dan menyelesaikan soal dengan terpaku pada contoh soal tanpa mampu memikirkan kemungkinan jawaban lainnya, atau bermacam-macam gagasan dalam memecahkan masalah tersebut. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab pembelajaran matematika kurang menarik serta memicu rendahnya pencapaian hasil belajar matematika.

Untuk meningkatkan hasil belajar matematika, guru perlu menggunakan model pembelajaran yang bervariasi yang disesuaikan dengan materi ajar dan tujuan pembelajaran. Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang bersesuaian dengan materi, tidak hanya berpaku pada model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah, yang mana proses pembelajaran berpusat pada guru. Model pembelajaran haruslah disesuaikan dengan materi yang mana dalam pelaksanaannya dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam proses belajarnya.

Salah satu model yang dapat diterapkan dalam kelas untuk membangkitkan perhatian dan partisipasi siswa adalah Model Pembelajaran

Problem Based Learning. Berikut pendapat beberapa tokoh mengenai Problem

(17)

4

Problem Based Learning merupakan salah satu cara memanfaatkan

masalah untuk menimbulkan minat belajar yang akan berdampak pada hasil belajar individu. Tujuan Problem Based Learning adalah penguasaan isi belajar. Inti dari pembelajaran Problem Based Learning adalah pembelajaran siswa yang terdiri atas (1) kesiapan pembelajaran siswa berupa dasar pengetahuan, kekuatan motivasi dan kedewasaan berpikir; (2) kesiapan siswa dalam berpikir, bekerja dalam kelompok, serta menggali berbagai informasi; (3) proses pembelajaran yang jelas dalam siklus pembelajaran berbasis masalah atau cycle problem based learning; serta (4) ketersediaan sumber bimbingan yang tepat, hingga menjamin adanya hasil belajar yang optimal.

Kemudian Arends (dalam Trianto, 2009:92) mengemukakan bahwa : Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri, dan keterampilan berfikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model ini juga mengacu pada model pembelajaran lain, seperti pembelajaran berdasarkan proyek, pembelajaran berdasarkan pengalaman, pembelajaran autentik dan pembelajaran bermakna.

Model pembelajaran Problem Based Learning berbeda dengan model pembelajaran yang lain, pembelajaran ini menekankan pada presentasi ide-ide atau demonstrasi keterampilan siswa. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah menyajikan masalah, bukan memaparkan segala materi dan permasalahan matematika kepada siswa. Walaupun peran guru pada pembelajaran ini kadang melibatkan presentasi dan penjelasan sesuatu hal kepada siswa, namun lazimnya guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar matematika melalui usaha mereka sendiri. Keadaan ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning mampu memberikan pengalaman yang kaya kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Mungkin dalam pelaksanaan model pembelajaran Problem Based

Learning ini memiliki beberapa kendala. Misalnya pada kelas yang sudah terbiasa

(18)

5

dalam model ini, pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa harus menghadapi dan menyelesaikan permasalahan matematika dengan kemampuan mereka, sementara guru berperan sebagai fasilitator. Ditambah lagi dengan kapasitas kelas yang cukup besar, akan memicu suasana belajar yang sedikit riuh karena pelaksanaan model pembelajaran ini menggunakan metode diskusi kelompok.

Akan tetapi, melalui pelaksanaan model pembelajaran Problem Based

Learning diharapkan siswa dapat mengatasi kesulitan dalam mempelajari

matematika dan siswa dapat menemukan sendiri penyelesaian masalah dari soal-soal pemecahan masalah didalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar matematika dan mampu mengembangkan ide dan gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Sehingga dapat memicu pencapaian hasil belajar matematika yang lebih optimal. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang lebih memfokuskan pada siswa yang mengarahkan siswa menjadi pelajar yang mandiri dan terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul : “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel di Kelas X SMA Negeri 1 Kotarih T.A.2015/2016”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Pelajaran Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari dan dipahami.

2. Kurangnya keaktifan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika.

3. Model pembelajaran yang digunakan guru di kelas kurang bervariasi. 4. Pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas

(19)

6

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning tahun ajaran 2015/2016.

2. Materi dibatasi pada materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel di kelas X SMA Negeri 1 Kotarih.

1.4.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar matematika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan siswa yang menggunakan model pembelajaran biasa pada materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel di kelas X SMA Negeri 1 Kotarih?

2. Berapa besar perbedaan peningkatan hasil belajar matematika siswa antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran biasa?

3. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran

Problem Based Learning ?

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar matematika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning dan siswa yang menggunakan model

pembelajaran biasa pada materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel di kelas X SMA Negeri 1 Kotarih.

(20)

7

Problem Based Learning dengan siswa yang menggunakan model

pembelajaran biasa.

3. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning.

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Sebagai alternatif usaha membantu siswa dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pada materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel.

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih tepat dalam kegiatan belajar mengajar di masa yang akan datang.

4. Bagi Peneliti Lain

(21)

63 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar matematika siswa antara model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah pada materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel di kelas X SMA Negeri 1 Kotarih T.A.2015/2016.

2. Besarnya perbedaan peningkatan hasil belajar matematika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan siswa yang menggunakan model pembelajaran biasa berdasarkan selisih koefisien regresi kedua model yaitu 16,169 – 13,196 = 2,973.

3. Respon yang diberikan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran

Problem Based Learning adalah positif, dan mereka menerima

pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran matematika di kelas dengan baik.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang perlu disampaikan oleh peneliti, antara lain:

1. Jika guru membandingkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran biasa, maka model pembelajaran Problem

Based Learning dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan

hasil belajar matematika khususnya pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel.

(22)

64

lain, sehingga pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bermakna yang bukan sekedar hapalan yang selanjutnya dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan soal-soal yang berkenaan dengan penyelesaian masalah matematika, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses penyelesaian masalah matematika.

(23)

65

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Teori, Diagnosis, dan

Remediasinya. Jakarta : Rineka cipta

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi II. Jakarta : Bumi Aksara

Asmin., dan Mansyur, Abil. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar

dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan : CV. Berkat Mandiri Baru

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan

Hake, R.R., (1999), Analyzing Change/Gain Score. Woodland Hills: Department Of Physics. Indiana Univeersity. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.du/~sdi/AnalyzingChang-gain.pdf (diakses 16 Juni 2016)

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pengajaran Matematika. IKIP Malang : UM Press

Jihad, Asep., dan Haris, Abdul. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Penerbit Multi Pressindo

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar

Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistika. Edisi Revisi. Bandung : ALFABETA

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Bandung : Raja Grafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Penerbit Kencana Prenadamedia Group

(24)

66

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Penerbit ALFABETA

Susanto, Joko. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Lesson Study Dengan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Di SD. Journal of Primary Educational 2: 75

Syah Noor, Firman., Martono, Koko., dan Eryanto, R. 2007. Matematika SMA

Kelas X. Jakarta : Penerbit Ganeca Exact

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Gambar

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

benda yang diduga keras telah digunakan untuk melakukan tindak pidana.. hakim untuk menjatuhkan putusan terhadap terdakwa. Penggunaan kata bukti seperti yang disebutkan dalam

Pada akhir PLPG dilakukan uji kompetensi yang meliputi uji tulis dan uji kinerja (ujian praktik). Ujian tulis bertujuan untuk mengungkap kompetensi profesional dan

Itu berarti skor ketuntasan siswa kelas IV hanya 34,5% dari batas minimal ketuntasan rata-rata kelas, yaitu 75% sedangkan sesudah diterapkan model Inkuiri Sosial menunjukkan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat

Angket tersebut dapat disimpulkan bahwa para peserta dapat memperoleh manfaat dari program pelatihan ini untuk meningkatkan kualitas media pembelajaran, mengetahui cara

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA PB. 27) menyatakan

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan menggunakan uji statistic untuk menguji hipotesis agar bisa dijelaskan hubungan variabel

(1994) dinamika Cladocera dan Diptera pada sawah di Filipina dipengaruhi oleh pemberian pupuk nitrogen dan pestisida Selain itu indeks keanekaragaman (Tabel 2) juga tergolong