• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Aktivitas Dan Fasilitas Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 1993-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perkembangan Aktivitas Dan Fasilitas Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 1993-2014"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN AKTIVITAS DAN FASILITAS DI

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA

PALABUHANRATU TAHUN 1993-2014

GILANG TRIONO

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perkembangan Aktivitas dan Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 1993-2014 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2016

Gilang Triono

(4)
(5)

ABSTRAK

GILANG TRIONO. Perkembangan Aktivitas dan Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 1993-2014. Dibimbing oleh ERNANI LUBIS dan ANWAR BEY PANE.

Pengembangan aktivitas atau usaha perikanan di pelabuhan perikanan sering tidak diimbangi dengan pengembangan fasilitasnya sehingga menghambat terlaksananya aktivitas pelabuhan perikanan secara optimal. Pengembangan fasilitas ini penting dilaksanakan agar aktivitas dapat dilakukan secara optimal. Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa jauh perkembangan yang terjadi di PPN Palabuhanratu sejak tahun 1993 sampai tahun 2014 baik fasilitas maupun aktivitasnya. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus evaluatif terhadap perkembangan aktivitas dan fasilitas di PPN Palabuhanratu tahun 1993-2014. Perkembangan fasilitas PPN Palabuhanratu digambarkan/disajikan dalam 4 kelompok periode waktu melalui program software Corel Draw, sedangkan perkembangan aktivitas dilakukan secara deskriptif setelah mengindentifikasi perkembangan fasilitas PPN Palabuhanratu mulai tahun 1993-2014. Hasil yang didapatkan telah terjadi penambahan fasilitas di PPN Palabuhanratu dari tahun 1993 sampai 2014 sesuai dengan pengembangan aktivitasnya antara lain penambahan kolam pelabuhan dan dermaga akibat meningkatnya jumlah kapal yang masuk ke PPN Palabuhanratu setiap tahunnya, juga perluasan gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI) karena meningkatnya jumlah produksi hasil tangkapan.

(6)
(7)

ABSTRACT

GILANG Triono. Developments of Activity and Facility in National Fishery Port Palabuhanratu Period of 1993-2014. Guided by Ernani LUBIS And ANWAR BEY PANE.

Development of activities or fishery enterprise in the fishery port frequently not matched with development of facilities that obstruct the implementation of Fishing port activities optimally. These developments important to implemented in order activities operating can be performed optimally. This study aims to find out how far realization of developments in Palabuhanratu port since 1993 until 2014 both facility and activity as well. This study used evaluative case study method about activities and facilities development in Palabuhanratu National Fishery Port period of 1993-2014. Facilities developments in Palabuhanratu National Fishery Port described in 4 group of time period through the Corel Draw

software program, whereas activities development conducted deskriptively after identify the development of facilities in Palabuhanratu National Fishery Port starting in 1993 until 2014. The results from ths study show there has been an increasing number of facilities in Palabuhanratu National Fishery Port from 1993 To 2014 accordance with development of activities, such as addition of the pool and dock port as a result of an increase in the number of incoming ships in Palabuhanratu National Fishery Port each year, also extension of building fish auction place due to the increasing number of production catches result.

(8)
(9)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

PERKEMBANGAN AKTIVITAS DAN FASILITAS DI

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA

PALABUHANRATU TAHUN 1993-2014

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2016

(10)
(11)
(12)
(13)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang

berjudul : “Perkembangan Aktivitas dan Fasilitas di Pelabuhan Perikanan

Nusantara Palabuhanratu Tahun 1993-2014 ” ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu :

1. Ayah (Nurdin), Ibu (Sarjinem), Kakak (Zainuddin, Ati, Nurmi, dan Bambang), Keponakan (Elsa, Nita, Rian, Bian, Ical, Salsa, Dimas, dan Aime), Cici Yusrini, Adi Kusnadi, Ridwan atas do’a, masukan dan dukungan.

2. Dr Ir Ernani Lubis, DEA dan Dr Ir Anwar Bey Pane, DEA selaku pembimbing yang telah banyak membimbing dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Dr Ir Gondo Puspito MSc selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran.

4. Dr Iin Solihin SPi Msi selaku Komisi Pendidikan yang telah memberikan masukan dan saran.

5. Pihak pengelola dan pegawai PPN Palabuhanratu yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.

6. Keluarga Besar PSP 48 dan penghuni kontrakan DR 30 yang selalu menemani

dan banyak memberikan dukungan dan do’a kepada penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat. Terima kasih.

Bogor, Februari 2016

(14)
(15)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODOLOGI 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 2

Alat dan Bahan Penelitian 2

Metode Penelitian 2

Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Fasilitas PPN Palabuhanratu dan Pengembangannya 6

Fasilitas PPN Palabuhanratu 6

Pengembangan fasilitas PPN Palabuhanratu 14

Aktivitas di PPN Palabuhanratu dan Pengembangannya 29

Aktivitas tambat labuh 29

Aktivitas pemasaran/pelelangan 38

Aktivitas pengolahan ikan 40

Aktivitas penanganan ikan 41

SIMPULAN DAN SARAN 45

Simpulan 45

Saran 45

DAFTAR PUSTAKA 46

LAMPIRAN 48

(16)

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Data sekunder yang dikumpulkan pada penelitian perkembangan aktivitas dan fasilitas di PPN Palabuhanratu 3 2 Tabel 2 Data primer yang dikumpulkan pada penelitian

perkembangan aktivitasdan fasilitas di PPN Palabuhanratu 4 3 Tabel 3 Pertambahan fasilitas pada 4 (empat) periode waktu 27

DAFTAR GAMBAR

1 Gambar 1 Pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu periode 1

(tahun 1993/1994-1999/2000). 15

2 Gambar 2 Kondisi kolam dan dermaga I PPN Palabuhanratu 16 3 Gambar 3 Fasilitas kolam dan dermaga II PPN Palabuhanratu 17 4 Gambar 4 Fasilitas breakwater II PPN Palabuhanratu 17 5 Gambar 5 Fasilitas lampu suar masuk pelabuhan kolam II 18 6 Gambar 6 Fasilitas rumah pompa air laut PPN Palabuhanratu 18 7 Gambar 7 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu pada

periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005) 20

8 Gambar 8 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu pada

periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010) 22

9 Gambar 9 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu pada

periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015) 24

10 Gambar 10 Histogram perkembangan jumlah fasilitas sejak PPN Palabuhanratu beroperasi tahun 1993 sampai tahun 2014 dalam 4

kelompok periode waktu 25

11 Gambar 11 Gambar perkembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu,

tahun 1993-2014 dalam 4 periode waktu 27

12 Gambar 12 Grafik jumlah armada penangkap ikan di PPN Palabuhanratu periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000) 28 13 Gambar 13 Grafik jumlah armada penangkap ikan di PPN

Palabuhanratu periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005) 29 14 Gambar 14 Grafik jumlah armada penangkap ikan di PPN

Palabuhanratu periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010) 29 15 Gambar 15 Grafik jumlah armada penangkap ikan di PPN

Palabuhanratu periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015) 30 16 Gambar 16 Grafik rata-rata armada penangkap ikan di PPN

Palabuhanratu pada 4 periode waktu 30

17 Gambar 17 Grafik jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu periode 1

(tahun 1993/1994-1999/2000) 31

18 Gambar 18 Grafik jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu periode 2

(tahun 2000/2001-2004/2005) 31

(17)

22 Gambar 22 Grafik jumlah produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu

periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000) 33

23 Gambar 23 Grafik jumlah produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu

periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005) 33

24 Gambar 24 Grafik jumlah produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu

periode 3 (tahun 2005/2006-2010/2011) 34

25 Gambar 25 Grafik jumlah produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu

periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015) 34

26 Gambar 26 Grafik rata-rata jumlah produksi ikan didaratkan di PPN

Palabuhanratu pada 4 periode 35

27 Gambar 27 Grafik rata-rata jumlah armada penangkap ikan, nelayan dan produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu pada 4 periode 35 28 Gambar 28 Grafik jumlah penggunaan air bersih di PPN Palabuhanratu

periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000) 39

29 Gambar 29 Grafik jumlah penggunaan air bersih di PPN Palabuhanratu

periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005) 39

30 Gambar 30 Grafik jumlah penggunaan air bersih di PPN Palabuhanratu

periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010) 40

31 Gambar 31 Grafik jumlah penggunaan air bersih di PPN Palabuhanratu

periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015) 40

32 Gambar 32 Grafik rata-rata jumlah penggunaan air bersih di PPN

Palabuhanratu pada 4 periode waktu 41

33 Gambar 32 Grafik jumlah penggunaan es di PPN Palabuhanratu periode 1

(tahun 1993/1994-1999/2000) 41

34 Gambar 34 Grafik jumlah penggunaan es di PPN Palabuhanratu periode 2

(tahun 2000/2001-2004/2005) 42

35 Gambar 35 Grafik jumlah penggunaan es di PPN Palabuhanratu periode 3

(tahun 2005/2006-2009/2010) 42

36 Gambar 36 Grafik jumlah penggunaan es di PPN Palabuhanratu periode 4

(tahun 2010/2011-2014/2015) 43

37 Gambar 37 Grafik rata-rata jumlah penggunaan es di PPN Palabuhanratu

pada 4 periode waktu 43

38 Gambar 38 Grafik rata-rata jumlah penggunaan air bersih dan es di PPN

Palabuhanratu pada 4 periode waktu 43

DAFTAR LAMPIRAN

(18)
(19)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengembangan aktivitas di pelabuhan perikanan sering tidak diimbangi dengan pengembangan fasilitasnya sehingga aktivitas di pelabuhan perikanan tersebut tidak berjalan secara optimal. Lubis (2012) mengatakan bahwa sekitar 70 % pelabuhan perikanan di Indonesia belum berfungsi secara optimal. Keberhasilan operasional pelabuhan perikanan tidak terlepas dari semua faktor-faktor pendukung yang ada, salah satunya adalah tersedianya fasilitas pelabuhan perikanan sesuai kebutuhan.

Banyak pelabuhan perikanan yang tidak memiliki fasilitas yang memadai sehingga menghambat terlaksananya fungsi-fungsi pelabuhan perikanan secara optimal. Selanjutnya Lubis (2012) menyatakan bahwa terlaksana atau tidaknya fungsi-fungsi pelabuhan perikanan secara optimal, adalah sebagai indikasi berhasil atau tidaknya pengelolaan suatu pelabuhan perikanan. Pelabuhan perikanan dengan keberadaan berbagai fasilitas yang dimilikinya merupakan jembatan bagi terlaksananya segala aktivitas yang ada seperti aktivitas tambat labuh, pemasaran atau pelelangan ikan, penanganan ikan dan pengolahan ikan. Oleh karena itu, keberadaan dan kondisi fasilitas disuatu pelabuhan perikanan sangat perlu diperhatikan agar aktivitas dapat berjalan dengan baik.

Pelabuhan perikanan yang merupakan prasarana perikanan tangkap sering aktivitas yang berlangsung kurang didukung oleh fasilitasnya baik dalam hal kapasitas maupun jenisnya. Hal ini akan menghambat terlaksananya fungsi suatu pelabuhan perikanan. Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPN Palabuhanratu) adalah salah satu pelabuhan perikanan yang dibangun oleh pemerintah pusat guna menunjang pemanfaatan sumberdaya ikan yang ada di wilayah pengelolaan perikanan (WPP 9) Samudera Hindia. Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu sejak dioperasionalkan pada tahun 1993 sampai pada tahun 2002 telah banyak mengalami perubahan, seperti adanya penambahan dermaga dan kolam pelabuhan.

Dengan demikian, penelitian tentang perkembangan aktivitas dan fasilitas di PPN Palabuhanratu sejak operasional tahun 1993 sampai tahun 2014 perlu dilakukan secara menyeluruh.

Penelitian Terdahulu

(20)

2

Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat berjalan sesuai dengan praktek lelang yang seharusnya, namun pelelangan ikan yang dikelola oleh KUD Mina tahun 2004 nelayan merasa enggan untuk memasarkan ikan melalui TPI karena sudah ditangani oleh bakul. Penelitian-penilitian tersebut berbeda dengan penelitian ini yang menganalisis dan membahas tentang Perkembangan Aktivitas dan Fasilitas di PPN Palabuhanratu tahun 1993-2014 secara menyeluruh dalam 4 kelompok periode waktu.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan hasil identifikasi dan hasil gambaran dari perkembangan fasilitas yang terjadi di PPN Palabuhanratu sejak tahun 1993 sampai tahun 2014.

2. Mengetahui perkembangan aktivitas di PPN Palabuhanratu sejak tahun 1993 sampai tahun 2014 sehubungan dengan pengembangan fasilitasnya.

Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dan pihak pelabuhan tentang perkembangan aktivitas dan fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, sejak tahun 1993-2014.

2. Memberikan informasi bagi mahasiswa dan pihak lain yang membutuhkan informasi tentang perkembangan aktifitas dan fasilitas yang terjadi di PPN Palabuhanratu, sejak tahun 1993-2014.

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada bulan Mei 2015.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian berupa kuisioner dan program Corel Draw. Adapun bahan yang dipakai meliputi data primer hasil wawancara dan data sekunder dari PPN Palabuhanratu.

Metode Penelitian

(21)

3 aktivitas tambat labuh, pemasaran/pelelangan ikan, pengolahan ikan, dan penanganan ikan.

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Jenis data primer diperoleh dengan cara melakukan :

1). Pengamatan langsung di lokasi penelitian terhadap kondisi fasilitas, baik fasilitas pokok, fungsional maupun fasilitas penunjang. Aktivitas yang diamati berupa aktivitas tambat labuh, pemasaran/pelelangan, penanganan ikan dan pengolahan ikan.

2). Wawancara dengan pengelola PPN Palabuhanratu, pengelola industri pengolahan dan pedagang dengan panduan kuisioner yang berisikan pertanyaan tentang perkembangan keseluruhan bangunan fasilitas, perkembangan aktivitas tambat labuh, pemasaran, pengolahan dan penanganan ikan hasil tangkapan. Pada Tabel 1 ditunjukkan jenis data sekunder yang diperlukan. Sementara data sekunder diperoleh dari statistik dan laporan tahunan PPN Palabuhanratu dari tahun 1993-2014 dan data laporan kontrak lahan industri PPN Palabuhanratu. Tabel 2 menjelaskan jenis data primer yang diperlukan.

Tabel 1 Data sekunder yang dikumpulkan pada penelitian perkembangan aktivitas dan fasilitas di PPN Palabuhanratu :

-Jumlah, jenis, dan ukuran fasilitas. -Kondisi fasilitas dan pemanfaatannya. Aktivitas :

-Tambat labuh : data jumlah kapal masuk di PPN Palabuhanratu dari tahun 1993-2014.

-Pelelangan/pemasaran : data jumlah produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu dari tahun 1993-2014. -Penanganan ikan : data jumlah

penggunaan air bersih dan es di PPN Palabuhanratu dari tahun 1993-2014. -Pengolahan ikan : data jumlah industri

pengolahan ikan di PPN

Palabuhanratu dari tahun 1993-2014. Data tambahan :

- Layout PPN Palabuhanratu

(22)

4

Tabel 2 Data primer yang dikumpulkan pada penelitian perkembangan aktivitas dan fasilitas di PPN Palabuhanratu :

Analisis Data

Analisis perkembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu dilakukan secara deskriptif evaluatif komparatif setelah mengidentifikasi perkembangan keberadaan dan kondisi dari hasil rekapitulasi seluruh fasilitas baik fasilitas pokok, fungsional dan fasilitas penunjang yang ada di PPN Palabuhanratu mulai saat berdirinya tahun 1993 sampai dengan tahun 2014. Data perkembangan fasilitas tersebut ditabulasi dan kemudian digambarkan dalam bentuk layout dengan menggunakan program komputer yaitu Corel Draw. Jenis program ini digunakan untuk mengolah gambar seperti logo, poster, dan peta.

Prosedur penggambaran layout dan fasilitas dengan menggunakan Corel Draw dilakukan dengan membuka program Corel Draw, kemudian pilih ikon file, lalu pilih ikon import -- kemudian pilih gambar lalu klik “ok”. Langkah berikutnya

tracing gambar dengan menggunakan ikon Freehand tool di Toolbox. Selanjutnya, penyajian gambar tanpa skala dilakukan dalam 4 (empat) kelompok periode waktu dimana masing-masing periode memiliki jangka waktu 5 tahun. Pembagian jangka waktu 5 tahun dikarenakan, masa pembangunan di Indonesia terdiri dari 5 tahun sesuai dengan istilah kata PELITA (Pembangunan Lima Tahun) pada masa Orde Baru (ORBA). Selain itu, masa jabatan pemerintahan di Indonesia dalam 1 periodenya terdiri dari 5 tahun seperti jabatan kepala pelabuhan perikanan. Berikut adalah pembagian empat kelompok periode waktu yang terdiri dari:

1. Periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000) > 5 tahun, dengan penyajian gambar bangunan fasilitas yang dibangun mulai pada tahun 1993/1994 sampai dengan tahun 1999/2000.

-Tambat labuh : data jumlah kapal masuk di PPN Palabuhanratu. -Pelelangan/pemasaran : data jumlah

produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu.

-Penanganan ikan : data jumlah penggunaan air bersih dan es di PPN Palabuhanratu.

(23)

5 2. Periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005) 5 tahun, dengan penyajian gambar bangunan fasilitas yang dibangun mulai pada tahun 2000/2001 sampai dengan tahun 2004/2005.

3. Periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010) 5 tahun, dengan penyajian gambar bangunan fasilitas yang dibangun mulai pada tahun 2005/2006 sampai dengan tahun 2009/2010.

4. Periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015) 5 tahun, dengan penyajian gambar bangunan fasilitas yang dibangun mulai pada tahun 2010/2011 sampai dengan tahun 2014/2015.

Analisis perkembangan aktivitas dilakukan secara deskriptif setelah mengindentifikasi perkembangan fasilitas mulai tahun 1993-2014. Selanjutnya menganalisis apakah perkembangan aktivitas tersebut didukung oleh perkembangan fasilitasnya baik jenis maupun kapasitasnya dengan cara memetakan perkembangan fasilitas secara komparatif berdasarkan periode.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Fasilitas di PPN Palababuhanratu dan Pengembangannya

Fasilitas PPN Palabuhanratu

Fasilitas pokok :

Fasilitas pokok atau juga dikatakan infrastruktur adalah fasilitas dasar yang diperlukan dalam kegiatan suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran kapal, baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh di pelabuhan (Lubis, 2012). Fasilitas pokok yang terdapat di PPN Palabuhanratu dari tahun 1993-2014 antara lain :

Breakwater atau pemecah gelombang

Breakwater atau pemecah gelombang adalah suatu struktur bangunan kelautan yang berfungsi khusus untuk melindungi pantai atau daerah di sekitar pantai terhadap gelombang laut (Lubis, 2012). Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPN Palabuhanratu) memiliki 2 unit breakwater yaitu breakwater

kolam I dibangun tahun 1992/1993 dan breakwater kolam II dibangun tahun 2000 yang masing-masing memiliki panjang 125 meter dan 294 meter. Tahun 2003 kondisi breakwater kolam II sudah mengalami kerusakan sepanjang 150 meter (Gambar 4). Kerusakan tersebut ditimbulkan akibat sering terkenanya arus dan gelombang. Tinggi gelombang di PPN Palabuhanratu sekitar 1,5 – 3 meter. Menurut Mahyuddin (2007) gelombang besar terjadi di PPN Palabuhanratu terjadi selama musim barat, yaitu pada bulan November-Maret.

(24)

6

perbaikan dilakukan sesuai dengan kerusakan yang ada agar breakwater tersebut berfungsi secara optimal.

Lampu suar masuk pelabuhan

Lampu suar pelabuhan merupakan bangunan menara yang tinggi dengan lampu diatasnya, biasanya diletakkan di sepanjang pantai untuk memberitahu atau membimbing kapal sepanjang perjalanannya mendekati pelabuhan agar terhindar dari bahaya-bahaya seperti adanya karang-karang dan pendangkalan (Lubis, 2012). Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu memiliki 4 unit lampu suar masuk pelabuhan, yaitu 2 unit berada di dermaga I dan 2 unit berada di dermaga II (Gambar 5). Pengadaan lampu suar di dermaga I pada tahun 1993 dengan tinggi masing-masing 12 meter sedangkan lampu suar di dermaga II pada tahun 2003 dengan tinggi masing-masing 6 meter. Penambahan lampu suar pada tahun 2003 dikarenakan adanya penambahan fasilitas berupa dermaga dan kolam II di PPN Palabuhanratu. Fasilitas lampu suar masuk pelabuhan sejak adanya penambahan pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2014 masih dalam kondisi baik.

Dermaga

Dermaga adalah suatu bangunan kelautan yang berfungsi sebagai tempat labuh dan bertambatnya kapal, bongkar muat hasil tangkapan, serta tempat mengisi bahan perbekalan untuk keperluan penangkapan ikan di laut (Lubis, 2012). Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu memiliki 2 dermaga, yaitu dermaga I dan dermaga II. Dermaga I dibangun pada tahun 1993 dengan panjang 500 meter yang dimanfaatkan untuk dermaga pendaratan sepanjang 81 meter, dermaga muat sepanjang 315 meter dan dermaga perbaikan (docking) sepanjang 66 meter. Dermaga II dibangun tahun 2003 dengan panjang 410 meter yang dimanfaatkan untuk dermaga pendaratan sepanjang 165 meter dan dermaga muat sepanjang 235 meter (Gambar 3). Menurut Qadarian (2010), PPN Palabuhanratu menggunakan dermaga I untuk melayani kapal-kapal yang berukuran < 30 GT, sedangkan dermaga II digunakan untuk melayani kapal-kapal yang berukuran > 30 GT. Penambahan dermaga II dikarenakan jumlah kapal yang masuk dalam tiap tahunnya meningkat, sehingga untuk mengurangi jumlah kapal yang menumpuk di dermaga I maka dibangun dermaga II. Dermaga yang ada di PPN Palabuhanratu baik dermaga I maupun dermaga II masih dalam kondisi baik.

Kolam pelabuhan

Kolam pelabuhan adalah daerah perairan pelabuhan untuk masuknya kapal-kapal yang akan bersandar di dermaga (Lubis, 2012). Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu memiliki 2 unit kolam pelabuhan. Kolam I dibangun pada tahun 1993 dengan luas kolam pelabuhan 3 hadengan kedalaman 3 meter. Kolam I ini digunakan untuk aktivitas tambat dan labuh bagi kapal-kapal yang berukuran < 30 GT. Kolam II dibangun pada tahun 2003 dengan luas 2 ha dengan kedalaman 3 meter sampai 4 meter. Kolam II ini digunakan untuk aktivitas tambat dan labuh bagi kapal-kapal yang berukuran > 30 GT seperti halnya kapal motor jenis longline

(25)

7 tangkapan dan sebagainya di kolam pelabuhan I sangat banyak. Menurut Qadarian (2010), kolam pelabuhan II di PPN Palabuhanratu dibangun karena kolam pelabuhan sebelumnya tidak cukup menampung aktivitas kapal.

Kondisi kolam pelabuhan di PPN Palabuhanratu khususnya kolam pelabuhan I setiap tahunnya mengalami pendangkalan akibat pasir dan tanah yang terbawa oleh aliran Sungai Cipalabuhan. Menurut Mahyuddin (2007), pendangkalan kolam di PPN Palabuhanratu terjadi karena adanya sampah-sampah yang berasal dari padat limbah dan limbah cair yang dibuang dari kapal-kapal, aktivitas docking dan aktivitas pelelangan ikan serta adanya sampah akibat dari adanya arus pasang kedalam kolam.

Usaha yang telah dilakukan oleh pihak PPN Palabuhanratu setiap tahunnya melakukan pengerukan di kolam pelabuhan I, sedangkan kondisi kolam pelabuhan II sampai tahun 2014 belum pernah mengalami pendangkalan. Sejak dibangun tahun 2003 sampai dengan tahun 2014 kolam pelabuhan belum ada pengembangan lagi.

Turap sungai cipalabuhan

Turap sungai cipalabuhan di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 1992/1993 dengan melakukan perbaikan dinding dan dasar sungai yang memiliki panjang 200 meter (Lampiran 1). Tujuan perbaikan dan pembangunan turap adalah untuk mengalirkan air Sungai Cipalabuhan. Fungsi dari turap tersebut adalah untuk menahan agar tidak terjadi erosi. Kondisi turap Sungai Cipalabuhan dari awal pembangunan turap sampai tahun 2014 masih cukup baik.

Rumah pompa air laut

Rumah pompa air di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2004 (Gambar 6). Pompa air laut ini digunakan untuk membantu pihak pegawai PPN Palabuhanratu dalam penyediaan air tawar bagi para nelayan dan lain sebagainya. Pompa air laut ini agar tetap aman dari karat, panas dan hujan dilengkapi dengan rumah atau yang biasa kita sebut dengan rumah pompa. Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelola PPN Palabuhanratu, fasilitas rumah pompa air di PPN Palabuhanratu pada tahun 2014 tidak lagi berfungsi. Hal ini dikarenakan, kurangnnya perhatian pemeliharaan terhadap fasilitas rumah pompa air dan juga sebagian besar badan dan pipa pompa air mudah korosi.

Fasilitas fungsional :

(26)

8

Tempat pelelangan ikan (TPI)

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sesuai dengan namanya, fungsi Tempat Pelelangan Ikan adalah untuk melelang ikan (Lampiran 1), di tempat tersebut terjadi pertemuan antara penjual (nelayan atau pemilik kapal) dengan pembeli (pedagang atau agen perusahaan perikanan) (Lubis, 2012). Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang terdapat di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 1993 dengan luas 920 m2 yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan jual beli ikan melalui pelelangan. Tahun 2009 dalam rangka upaya melakukan program tempat pelelangan yang higienis, pengelelola TPI membuat saluran air bekas pencucian ikan dan meninggikan lantai TPI. Kondisi fasilitas TPI sejak adanya perbaikan dan penambahan fasilitas pada tahun 2009 sampai 2014 masih dalam kondisi baik.

Bangunan gedung satuan kerja pengawas perikanan

Bangunan gedung satuan kerja pengawas perikanan yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 1993 dengan luas 70 m2 yang memiliki 4 (empat) ruangan yakni ruangan satuan kerja, 2 (dua) ruangan staf dan 1 (satu) ruangan dapur (Lampiran 1). Bangunan gedung satuan kerja pengawas perikanan digunakan oleh petugas yang berperan mengawasi dan menindaklanjuti tindak pelanggaran dibidang perikanan tangkap yang ada di wilayah pelabuhan perikanan, khususnya diTeluk Palabuhanratu. Kapal-kapal yang akan berlayar kembalisetelah melakukan aktivitas diPPN Palabuhanratu, perlu membayar kewajiban tambat dan langsung melaporkan kapalnya di kantor satuan kerja pengawas perikanan untuk diperiksa oleh petugas pengawas perikanan berkaitan dengan alat tangkap dan mendapatkan surat layak operasional. Kondisi kantor satuan kerja pengawas perikanan sampai tahun 2014 masih baik dan belum ada pengembangan.

Pos pelayanan terpadu I

Pos pelayanan terpadu I yang ada di PPN Palabuhanratu ini dibangun pada tahun 1993 dengan luas 72 m2 dan sampai tahun 2014 tidak ada pengembangan (Lampiran 1). Kantor atau yang biasa disebut sebagai Pos I ini berlokasi didekat jembatan yang menghubungkan jalan masuk menuju jalan ke dermaga I dan II dengan jarak sekitar 25 meter dari gapura pintu masuk pelabuhan. Pos ini digunakan pegawai pelabuhan sebagai tempat enumerator (pencatat data lapangan) untuk memonitoring, mengevaluasi dan mencatat data perikanan dalam hal keluar dan masuknya kapal perikanan, produksi, alat tangkap yang dipakai serta jumlah perbekalan yang dibawa untuk melaut. Menurut Mahyuddin (2007), kondisi fisik pos pelayanan di PPN Palabuhanratu perlu direhab atau dibangun baru karena sebagian bangunannya sudah mengalami pelapukan dan juga belum tersedianya fasilitas pendingin ruangan (AC).

Perbaikan mesin kapal (bengkel)

(27)

9 kapal hingga tahun 2009 belum dapat beroperasi dengan baik karena kurangnya peralatan yang ada. Tahun 2009 pihak PPN Palabuhanratu telah menambah sarana operasional seperti mesin bubut 1 unit, mesin bor 1 unit, mesin gergaji 1 unit, mesin pembengkok pipa 1 unit, dan blower 1 unit.

Kantor administrasi

Kantor administrasi yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 1993 dengan luas 528 m2 (Lampiran 1). Tujuan pembangunan kantor administrasi ini adalah:

1). Sebagai tempat para pegawai pelabuhan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan operasional pelabuhan yang dilengkapi dengan sarana-sarana penunjang.

2). Sebagai tempat para pegawai melakukan koordinasi antar seksi dalam struktur organisasinya untuk memecahkan masalah-masalah yang menjadi kendala operasional pelabuhan perikanan. Tahun 2014 kantor administrasi telah direnovasi untuk menambah luas lantai.

Bak penampungan air bersih

Bak penampungan air bersih yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 1993 dengan kapasitas 200 m3 yang digunakan untuk menampung air bersih sebagai persedian air bersih bagi kapal-kapal perikanan di wilayah PPN Palabuhanratu (Lampiran 1). Tangki air bersih ini juga dilengkapi dengan pompa berikut rumah pompanya yang berfungsi untuk memompa air dari truck tangki air ataupun dari rumah pompa ke truck tangki air untuk disalurkan ke kapal-kapal yang membutuhkan air bersih. Sejak dibangun tahun 1993 sampai dengan tahun 2014 belum ada pengembangan.

Tangki bahan bakar solar

Terdapat 2 tangki bahan bakar solar atau biasa disebut tangki BBM yang ada di PPN Palabuhanratu yang dibangun pada tahun 1993. Tangki I berukuran 320 m3 dengan luas 75 m2 dan tangki II berukuran 208 m3 dengan luas 104 m2 (Lampiran 1). Tangki ini digunakan sebagai penyimpanan stok bahan bakar minyak terutama solar yang dalam pengelolaanya dilakukan oleh pihak swasta. Menurut Lubis (2012), fasilitas tangki BBM dengan kapasitas 208 m3 dikelola oleh PT. Mekartunas Rayasejati, sedangkan fasilitas tangki BBM dengan kapasitas 320 m3 dikelola oleh KUD Mina Sinar Laut.

(28)

10

Pos pelayanan terpadu II

Pos pelayanan terpadu II atau yang lebih dikenal lagi dengan Pos pelayanan jasa pelabuhan yang ada di PPN Palabuhanratu ini dibangun pada tahun 1993 dengan luas 70 m2 (Lampiran 1). Pos ini digunakan oleh petugas lapangan dibawah Seksi Pengembangan untuk memberikan pelayanan jasa dan pungutan jasa Pelabuhan Perikanan. Sejak dibangun tahun 1993 sampai dengan tahun 2014 pos tersebut belum ada pengembangan.

Kantor syahbandar perikanan

Kantor syahbandar di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2007 dengan luas 75 m2 (Lampiran 1). Kesyahbandaran yang terdapat di PPN Palabuhanratu ada dua kategori yaitu syahbandar umum dan syahbandar perikanan. Kedua syahbandar ini memiliki tugas yang berbeda dan berada dibawah kementrian yang berbeda. Syahbandar umum berada di bawah Kementrian Perhubungan sementara syahbandar perikananan dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Menurut Yasa (2012), syahbandar umum bertugas mengawasi dan mengeluarkan izin kapal-kapal dagang, kapal-kapal angkut barang atau penumpang dan kapal-kapal lainnya selain kapal-kapal perikanan, sedangkan syahbandar perikanan memiliki tugas menerbitkan surat izin berlayar (SIB), memeriksa ulang kelengkapan dan keabsahan dokumen kapal, memeriksa ulang alat penangkap ikan yang ada di kapal, dan memeriksa persyaratan teknis dan nautis kapal.

Gedung arsip

Gedung arsip di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2008 dengan luas 56 m2 (Lampiran 1). Gedung arsip ini digunakan untuk menyimpan arsip yang terhitung sejak 5 (lima) tahun yang lalu. Penyimpanannya dilengkapi dengan 3 (tiga) buah lemari arsip. Selain itu, gedung arsip digunakan juga sebagai kios IPTEK dimana gedung tersebut dilengkapi dengan buku`yang berhubungan dengan perikanan baik perikanan darat maupun laut. Buku-buku tersebut sudah ditata secara rapi sehingga bagi para pegawai pelabuhan perikanan atau mahasiswa yang ingin menambah wawasan tentang materi yang dinginkan dapat memilih, mengambil lalu membacanya secara mudah. Sejak dibangun tahun 2008 sampai tahun 2014 gedung arsip belum ada pengembangan.

Gedung laboratorium dan pengembangan

(29)

11 atau menjual hasil tangkapannya. Sejak dibangun tahun 2008 sampai tahun 2014 gedung tersebut belum ada pengembangan.

Fasilitas penunjang :

Fasilitas penunjang adalah yang secara tidak langsung akan meningkatkan peranan pelabuhan sehingga para pengguna mendapatkan kenyamanan melakukan aktivitas di pelabuhan (Lubis, 2012). Fasilitas penunjang yang ada di PPN Palabuhanratu dari tahun 1993-2014 terdiri dari :

Balai pertemuan nelayan

Balai pertemuan nelayan yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 1993 dengan luas 150 m2 (Lampiran 1). Balai ini digunakan sebagai tempat tatap muka antara pegawai PPN Palabuhanratu dengan masyarakat perikanan seperti nelayan. Menurut Qadarian (2010), balai pertemuan nelayan di PPN Palabuhanratu selain digunakan untuk mengadakan rapat pertemuan nelayan juga digunakan untuk rapat KUD dan pelatihan-pelatihan di bidang perikanan. Balai ini tidak hanya digunakan oleh masyarakat perikanan setempat tetapi juga digunakan oleh instansi lain yang masih berkepentingan di bidang perikanan. Sejak dibangun tahun 1993 sampai tahun 2014 balai tersebut belum ada pengembangan.

Klinik kesehatan

Klinik kesehatan yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 1993 dengan luas 41 m2 (Lampiran 1). Klinik kesehatan atau biasa disebut puskesmas nelayan ini mulai beroperasional pada tahun 2005, sejak dari tahun 2005 sampai tahun 2014 puskesmas nelayan ini beroperasi layaknya puskesmas yang lain. Puskesmas ini memberikan pelayanan kesehatan kepada para keluarga nelayan atau nelayan yang melaut dan sedang dalam kondisi sakit. Pelayanan dilakukan oleh dokter umum dari Dinas Kabupaten Sukabumi. Menurut Mahyuddin (2007), puskesmas atau klinik kesehatan nelayan di PPN Palabuhanratu beroperasi setiap hari selasa dan kamis dengan jumlah pasien 55 orang setiap hari, selain itu puskesmas ini akan ditingkatkan menjadi RS Pelabuhan Perikanan yang berfungsi memberi pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan pelabuhan. Klinik kesehatan atau puskesmas tersebut dari tahun awal pengoperasiannya sampai tahun 2014 belum ada pengembangan lagi.

Pos peron

(30)

12

Rumah type 50,70 dan 36

Rumah type 50, 70 dan 36 yang ada di PPN Palabuhanratu merupakan rumah dinas atau mesh pegawai yang dibangun pada tahun 1993 (Lampiran 1). Pembangunan rumah bertype ini bertujuan agar pegawai mendapatkan akses dengan mudah dalam melakukan tugas di PPN Palabuhanratu, karena kedekatan jaraknya. Adapun ukuran masing-masing rumah bertype tersebut:

1). Rumah type 70 ( 2 rumah ) = 140 m2 2). Rumah type 50 ( 5 rumah ) = 250 m2 3). Rumah type 36 ( 13 rumah ) = 252 m2

Sejak dibangun tahun 1993 sampai dengan tahun 2014 rumah tersebut belum ada pengembangan.

Gedung alat berat

Gedung alat berat atau yang disebut garasi alat berat yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2003 dengan luas 200 m2 (Lampiran 1). Garasi alat berat ini digunakan untuk menyimpan dan memarkir kendaraan alat berat seperti crane truck. Sejak dibangun tahun 2003 sampai dengan tahun 2014 gedung tersebut belum ada pengembangan.

Toilet publik dermaga II

Toilet publik dermaga II dibangun pada tahun 2005 dengan luas 24 m2. (Lampiran 1). Pembangunan toilet ini bertujuan untuk memberikan akses yang mudah bagi masyarakat setempat untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) tanpa harus kesulitan keluar areal pelabuhan perikanan. Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelolah PPN Palabuhanratu toilet publik dermaga II dilengkapi dengan beberapa kamar mandi, air bersih dan kakus (WC). Sejak pembangunan tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 toilet tersebut belum ada pengembangan.

Musholla

Musholla di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2005 dengan luas 359 m2 (Lampiran 1). Pembangunan musholla ini bertujuan sebagai tempat para pegawai pelabuhan yang bergama Islam untuk mendapatkan siraman rohani dan melakukan ibadah kepada Allah SWT. Tahun 2007 telah dibangun pagar agar musholla terlihat rapih dan bersih serta menjaga kebersihan/kesuciannya. Sejak pembangunan pagar musholla tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 musholla tersebut belum ada pengembangan lagi.

Toko logistik dan BAP (kedai pesisir)

(31)

13 dibangun pada tahun 2007 dengan luas 110 m2 sedangkan toko BAP dibangun pada tahun 2006 dengan luas 120 m2 (Lampiran 1). Menurut Yasa (2012), toko bahan alat penangkap ikan (BAP) adalah toko yang menjual bahan-bahan untuk membuat alat penangkap ikan seperti benang, coban, kail, pelampung, pemberat, jaring dan umpan sedangkan kedai pesisir menjual bahan kebutuhan melaut seperti makanan dan minuman. Sejak dibangunnya toko BAP tahun 2006 dan toko logistik tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 kedua bangunan tersebut belum ada pengembangan.

Gedung pembinaan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan

Gedung pembinaan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang berlokasi di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2008 dengan luas 470 m2 (Lampiran 1). Anggaran pembangunannya berasal dari pemerintah pusat melalui Dirjen P2HP DKP. Tujuan pembangunannya adalah sebagai tempat untuk :

1). Melakukan pembinaan terhadap masyarakat perikanan yang berkaitan dengan pengolahan hasil perikanan atau produk perikanan.

2). Memberikan informasi tentang teknologi terbaru dalam bidang pengolahan ikan terutama mengenai rantai dingin dan teknis penambahan nilai tambah produk perikanan.

3). Melakukan pembinaan tentang dampak dari pemakaian bahan pengawet pada produk perikanan yang dikonsumsi untuk orang banyak.

4). Melakukan pembinaan tentang penanganan mutu ikan baik di atas kapal maupun setelah ikan didaratkan sampai pada pemasarannya.

Gedung pasar ikan dan resto

Gedung pasar ikan dan resto yang ada di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2009 dengan luas 713 m2 (Lampiran 1). Pasar ikan digunakan untuk tempat penjualan ikan secara grosir. Menurut Yasa (2012), pasar ikan dan resto di PPN Palabuhanratu digunakan sebagai pasar ikan segar dan restoran ikan bakar. Pasar ikan dan resto ini mulai dioperasikan sejak tanggal 20 Januari 2010 dan pengelolaannya diserahkan kepada Koperasi Mina Nusantara. Pembangunan pasar ikan dan resto bertujuan agar masyarakat nelayan dapat dengan mudah memasarkan hasil tangkapannya. Sejak dibangun tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 gedung tersebut belum ada pengembangan.

Pengembangan fasilitas PPN Palabuhanratu

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, gambar pengembangan fasilitas disajikan dalam 4 (empat) kelompok periode waktu yaitu:

(32)

14

Periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)

Bangunan atau fasilitas di PPN Palabuhanratu pada periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000) sebanyak 33 fasilitas. Bangunan/fasilitas tersebut terdiri dari fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. Fasilitas pokok di PPN Palabuhanratu pada periode 1 sebanyak 8 yaitu : kolam I, lampu suar masuk kolam I, dermaga tambat dan perbaikan 1, dermaga tambat dan perbaikan 2, breakwater, lampu suar kolam I, dermaga pendaratan dan turap Sungai Cipalabuhan. Fasilitas fungsional sebanyak 9 yaitu : kantor satuan kerja pengawas perikanan, pos pelayanan terpadu II, perbaikan mesin kapal, kantor administrasi, bak penampungan air bersih, tangki bahan bakar solar, pos pelayanan terpadu I, bengkel perikanan dan gedung genset, dan TPI. Fasilitas penunjang sebanyak 16 yaitu: gedung penyimpanan mesin dan jaring, balai pertemuan nelayan, klinik kesehatan, pos peron, rumah type 50 2 buah, rumah type 70 2 buah, guest house, wisma nelayan type 36, rumah type 36, Dispenser SPDN (KUD), Kantor SPDN (KUD), Mess operator type 36, Kantor Polairud, dan CV. Agung, S. Kom (coldstorage, docking).

Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelola PPN Palabuhanratu, pembangunan fasilitas seperti dermaga, kolam, TPI, breakwater, dan sebagainya sangat diperlukan karena para nelayan pada saat itu mengalami kesukaran bertambat untuk membongkar dan mendaratkan ikan, juga belum adanya tempat yang layak untuk memasarkan ikan serta belum terlindungnya perahu terhadap gelombang. Menurut Yasa (2012), dana pembangunan fasilitas di PPN Palabuhanratu pada tahap awal bersumber dari APBN, Asian Development Bank (ADB), dan Islamic Development (ISDB). Area lahan yang terpakai pada pembangunan fasilitas pada periode 1 diperkirakan sekitar 42.559 m2 dari total luas lahan 98.716 m2 yang dimiliki PPN Palabuhanratu. Jumlah fasilitas penunjang pada periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000), adalah terbanyak dibanding fasilitas fungsional dan fasilitas pokok. Hal itu disebabkan pembangunan fasilitas penunjang berfungsi meningkatkan peranan pelabuhan secara tidak langsung. Fasilitas penunjang memiliki peran sangat penting karena berfungsi melayani kebutuhan para pelaku perikanan.

(33)

15 Gambar 1 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)

Keterangan :

1. Lampu suar masuk kolam 1 2. Dermaga tambat dan

perbaikkan

3. Gedung penyimpanan mesin dan jaring

4. Perbaikkan mesin kapal 5. Balai pertemuan nelayan 6. Kantor administrasi 7. Dermaga tambat dan

perbaikkan 8. Kolam I

9. Bak penampungan air bersih 10. Tangki bahan bakar solar 11. Pos pelayanan terpadu 12. Klinik kesehatan 13. Pos peron 14. TPI

15. Lampu suar masuk kolam I 16. Mess operator type 36 17. Rumah type 50 18. Rumah type 70 19. Rumah type 70 20. Rumah type 50 21. Guest house 22. Wisma nelayan type 36 23. Rumah type 36 24. Turap sungai cipalabuhan 25. Bengkel perikanan dan

(34)

16

Periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005)

Bangunan atau fasilitas di PPN Palabuhanratu pada periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005) mengalami penambahan jumlah fasilitas sebanyak 11 unit. Penambahan fasilitas tersebut berupa fasilitas pokok dan fasilitas penunjang. Fasilitas pokok yang tadinya 8 buah pada periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000) menjadi 14 fasilitas pada periode 2. Tambahan fasilitas tersebut berupa kolam II, dermaga II, lampu suar masuk kolam II, rumah pompa air laut, breakwater II, dan lampu suar masuk pelabuhan. Fasilitas penunjang yang tadinya 16 pada periode 1 menjadi 21 pada periode 2. Penambahan fasilitas tersebut berupa gedung alat berat, PT AGB (Agro Global Bisnis), CV. Agung, S. Kom (sparepart), PT Ratu Prima coldstorage, dan CV. Mekartunas Rayasejati BBM Solar. Sedangkan fasilitas fungsional dari periode 1 sampai periode 2 tidak mengalami perkembangan ataupun penambahan. Tambahan fasilitas di periode 2 diberi tanda warna kuning (Gambar 7).

Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelola PPN Palabuhanratu didapatkan informasi bahwa penambahan kolam II yang dibangun pada tahun 2003 di PPN Palabuhanratu adalah seluas 2000 m2 dengan kedalaman kolam 3 m sampai dengan 4 m dan panjang dermaga 410 m2. Penambahan fasilitas tersebut dikarenakan meningkatnya jumlah armada kapal penangkap ikan di PPN Palabuhanratu pada periode 2 sehingga terjadi kepadatan kapal-kapal yang bertambat dan berlabuh di kolam pelabuhan I (Gambar 2).

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010

Gambar 2 Kondisi kolam dan dermaga I PPN Palabuhanratu

(35)

17 kapal untuk ukuran <30 GT, sedangkan kolam II sebanyak 40 unit kapal dengan ukuran 30-150 GT.

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2012

Gambar 3 Fasilitas kolam dan dermaga II PPN Palabuhanratu

Kapal yang melakukan tambat dan labuh di PPN Palabuhanratu tidak hanya berasal dari PPN Palabuhanratu, tetapi juga berasal dari pelabuhan lainnya di Jakarta, Cilacap, Lampung dan dari PPI lainnya di Sukabumi yakni Cisolok, Cibangban, Mina Jaya, Ujung Genteng, Ciwaru dan Loji (Yasa, 2012).

Breakwater II di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 2003 (Gambar 4). Pembangunan breakwater II digunakan untuk melindungi kolam dan dermaga II di PPN Palabuhanratu. Menurut Lubis (2012), breakwater atau pemecah gelombang adalah suatu bangunan kelautan yang berfungsi khusus untuk melindungi pantai atau daerah di sekitar pantai terhadap gelombang laut. Seperti penjelasan sebelumnya, panjang breakwater II ini adalah 294 meter.

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2009

(36)

18

Penambahan 2 unit lampu suar masuk pelabuhan di PPN Palabuhanratu pada tahun 2003 masing-masing setinggi 6 meter dan 12 meter. Lampu suar ini digunakan untuk memberikan tanda bagi kapal-kapal yang ingin masuk di pelabuhan. Menurut Lubis (2012), biasanya lampu suar ini diletakkan di sepanjang pantai untuk memberitahu atau membimbing kapal sepanjang perjalanannya mendekati pelabuhan agar terhindar dari bahaya-bahaya seperti adanya karang dan pendangkalan.

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2014

Gambar 5 Fasilitas lampu masuk pelabuhan kolam II

Penambahan fasilitas rumah pompa air laut digunakan untuk membantu pihak pegawai PPN Palabuhanratu dalam penyediaan air tawar bagi para nelayan dan sebagainya. Selain itu, penambahan fasilitas rumah pompa air laut dikarenakan akibat meningkatnya jumlah kebutuhan melaut di PPN Palabuhanratu. Hal ini juga didukung dengan cenderung meningkatnya jumlah pengunaan air bersih di PPN palabuhanratu setiap tahunnya pada periode ini.

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2012

Gambar 6 Fasilitas rumah pompa air laut PPN Palabuhanratu

(37)

19 laut PPN Palabuhanratu mengalami kesulitan dalam pemeliharaan karena alat pemompanya mudah korosi akibat pengaruh air laut.

Penambahan fasilitas gedung alat berat di PPN Palabuhanratu digunakan untuk menyimpan atau memarkir kendaraan atau alat berat yang ada seperti fork lift

dan drum truck. Luas gedung alat berat di PPN Palabuhanratu sekitar 200 m2. Selain itu, pada periode 2 ini terdapat beberapa perusahaan seperti PT AGB, PT. Ratu Prima, dan CV. Mekartunas Rayasejati BBM Solar.

Berdirinya industri pengolahan ikan seperti PT. AGB coldstorage

diindikasikan karena cenderung meningkatnya jumlah produksi ikan di PPN Palabuhanratu setiap tahunnya pada periode 1 dan periode 2 (Gambar 22 dan Gambar 23). PT. AGB di PPN Palabuhanratu berdiri pada tahun 2004 yang bergerak pada usaha pembekuan dan ekspor ikan layur. Renggana (2012), mengatakan bahwa tujuan dan kegiatan utama dari perusahaan PT. AGB adalah menyalurkan dan mengekspor produk perikanan layur.

PT. Ratu Prima berdiri pada tahun 2004 dengan luas bangunan 600 m2. PT. Ratu Prima bergerak di bidang pembekuan ikan layur dengan kemampuan produksi sekitar 60 ton/bulan. Selain itu, PT. Ratu Prima juga bergerak di bidang penyediaan es di PPN Palabuhanratu. Berdirinya PT. Ratu Prima diindikasikan karena kurangnya ketersedian es di PPN Palabuhanratu dalam memenuhi kebutuhan logistik es akibat peningkatan jumlah produksi ikan. Hal ini juga didukung dengan tingginya jumlah kebutuhan logistik es di PPN Palabuhanratu pada tahun 2004 yaitu sebesar 285.470 balok (Gambar 34).

CV. Mekartunas Rayasejati BBM Solar berdiri pada tahun 2004 dengan luas lahan 500 m2. Berdirinya CV. Mekartunas Rayasejati BBM Solar diindikasikan karena meningkatnya jumlah kebutuhan melaut dan belum cukupnya ketersediaan kebutuhan BBM di PPN Palabuhanratu. CV. Mekartunas Rayasejati BBM Solar merupakan perusahaan perseorangan yang melakukan kegiatan penyediaan kebutuhan BBM bagi kapal berukuran di bawah 30 GT di PPN Palabuhanratu. Yasa (2012), mengatakan bahwa sumber BBM CV. Mekartunas Rayasejati adalah PT. Pertamina, dimana biaya pendistribusian BBM dari PT Pertamina ke tangki milik PT. Mekartunas Rayasejati dilakukan menggunakan mobil tangki dengan biaya Rp. 100.000,00 per tangkinya.

Gambar perkembangan fasilitas pada periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005) menunjukkan bahwa posisi letak bangunan/fasilitas seperti breakwater, kolam II, dan dermaga II berada pada posisi yang seharusnya (Gambar 7). Bangunan/fasilitas seperti CV. Mekartunas Rayasejati BBM Solar dan CV. Agung, S. Kom ( Sparepart ) terletak diantara kolam pelabuhan I dan kolam pelabuhan II. Hal ini untuk mempermudah aktivitas pengisian bahan bakar dan perbaikan bagi kapal-kapal yang berada pada kolam I dan II. Letak posisi bangunan PT. RATU PRIMA

coldstorage berada di pinggir jalan agar mempermudah akses transportasi dalam pengangkutan ikan beku menuju daerah konsumen.

(38)

20

Gambar 7 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005) 39. CV. Agung, S. Kom

(Sparepart)

40. PT. Ratu Prima coldstorage 41. CV. Mekartunas Raya Sejati BBM Solar 42. Breakwater II

43. Lampu suar masuk pelabuhan 44. Dermaga II

Keterangan :

1. Lampu suar masuk kolam 1 2. Dermaga tambat dan

9. Bak penampungan air bersih 10. Tangki bahan bakar solar 11. Pos pelayanan terpadu 12. Klinik kesehatan 13. Pos peron 14. TPI

(39)

21 Periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010)

Periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010) terdapat penambahan fasilitas di PPN Palabuhanratu sebanyak 21 unit. Penambahan fasilitas tersebut berupa fasilitas pokok sebanyak 1 unit yaitu lampu suar tanda pelabuhan. Tambahan fasilitas fungsional sebanyak 4 unit yaitu kantor syahbandar umum, gedung arsip, pos penyuluhan perikanan, dan gedung laboratorium dan pengembangan. Tambahan fasilitas penunjang sebanyak 16 unit yaitu musholla dan toilet publik dermaga II, mesjid nelayan, musholla karyawan, PT. PARIDI ASYUDEWI, depot air minum isi ulang, Eks. PT. SARI SAGARA, toko BAP, musholla depo pemasaran ikan, toko logistik I dan II, kedai pesisir, toko logistik perikanan, toko kebutuhan nelayan, gedung pembinaan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, pegadaian, dan gedung pasar ikan dan resto. Tambahan fasilitas pada periode 3 diberi tanda warna hijau (Gambar 8).

Penambahan fasilitas seperti masjid nelayan, musholla karyawan, dan musholla depo pemasaran ikan dikarenakan meningkatnya aktivitas yang ada di PPN Palabuhanratu seperti aktivitas pemasaran dan penerima jasa. Meningkatnya aktivitas tersebut ditandai dengan banyaknya jumlah pedagang, pembeli, ojek, dan tukang pikul. Aktivitas tersebut dilakukan dari pagi sampai malam sehingga diperlukan tempat ibadah yang cukup di dalam area PPN Palabuhanratu agar masyarakat yang melakukan kegiatan dapat melakukan ibadah di dalam lingkungan PPN Palabuhanratu.

Penambahan fasilitas seperti toko kebutuhan nelayan, toko logistik II, toko logistik perikanan, kedai pesisir dan PT. Paridi Asyudewi diduga karena meningkatnya kebutuhan perbekalan melaut di PPN Palabuhanratu. Penambahan fasilitas gedung pasar ikan digunakan untuk penjualan ikan untuk konsumsi lokal dan restoran secara grosir. Menurut Mahyuddin (2007), mengatakan bahwa jenis-jenis ikan segar yang terjual di pasar ikan di PPN Palabuhanratu antara lain adalah kakap, udang, tongkol, kuwe, dan cumi-cumi.

(40)

22

Gambar 8 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010) Keterangan :

1. Lampu suar masuk kolam 1 2. Dermaga tambat dan

9. Bak penampungan air bersih 10. Tangki bahan bakar solar 11. Pos pelayanan terpadu 12. Klinik kesehatan 13. Pos peron 14. TPI

15. Lampu suar masuk kolam I 16. Mess operator type 36 17. Rumah type 50 18. Rumah type 70 19. Rumah type 70 20. Rumah type 50 21. Guest house 22. Wisma nelayan type 36 23. Rumah type 36 31. Pos pelayanan terpadu II 32. Kantor satkes pengawas

40. PT. Ratu Prima coldstorage 41. CV. Mekartunas Raya Sejati BBM Solar 42. Breakwater II

43. Lampu suar masuk pelabuhan 44. Dermaga II

45. Musholla dan toilet publik dermaga II

46. Mesjid nelayan

47. Lampu suar tanda pelabuhan 48. Musholla karyawan 49. PT. PARIDI ASYUDEWI 50. Depot air minum isi ulang 51. PT. SARI SAGARA 52. Toko BAP

53. Musholla depo pemasaran ikan

63. Gedung laboratorium dan Pengembangan

64. Pegadaian

(41)

23 Periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015)

Periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015) terdapat penambahan fasilitas sebanyak 12 unit di PPN Palabuhanratu. Penambahan fasilitas tersebut hanya fasilitas penunjang. Tambahan fasilitas berupa depo pemasaran ikan dan lapak ikan, warung dan lapak ikan, pabrik es curah, gedung pemasaaran hasil perikanan, cold storage P2HP, CV. Mitra Ratu Mandiri, PT. Bahari Pratama Mandiri, PT. Tritunggal Lintas Bahari, PT. Java Fisheries, CV. Duta Ratu, dan Kantor PT. Paridi Asyudewi. Penambahan fasilitas tersebut diduga karena meningkatnya aktivitas pemasaran, produksi hasil tangkapan dan kebutuhan melaut di PPN Palabuhanratu.

Penambahan fasilitas berupa warung dan lapak ikan oleh pihak PPN Palabuhanratu dikarenakan meningkatnya aktivitas yang ada seperti aktivitas pemasaran yang ditandai dengan banyaknya jumlah pedagang. Meningkatnya jumlah pedagang di PPN Palabuhanratu menimbulkan ketidaktertiban pedagang dalam menjual hasil dagangannya. Melihat kondisi seperti ini, pihak PPN Palabuhanratu dalam upaya melakukan program pasar ikan yang higienis membangun fasilitas berupa warung dan lapak ikan agar aktivitas pedagang terlihat lebih tertata. Menurut Mahyuddin (2007), mengatakan bahwa pembangunan lapak-lapak ikan di PPN Palabuhanratu untuk menjaga kebersihan, ketertiban, dan keindahan pasar ikan agar tidak terlihat kumuh.

Penambahan fasilitas berupa depo pemasaran ikan diduga karena tingginya jumlah produksi ikan yang didaratkan pada periode ini sehingga pihak PPN Palabuhanratu menyediakan sarana atau fasilitas untuk membantu proses pemasaran ikan hasil tangkapan. Selain itu, meningkatnya aktivitas pemasaran yang ditandai dengan banyaknya jumlah pedagang di PPN Palabuhanratu juga merupakan salah satu faktor dibangunnya fasilitas tersebut.

Penambahan fasilitas berupa pabrik es curah di PPN palabuhanratu dikarenakan belum tersedianya fasilitas pabrik es. Selain itu, ketidakmampuan PPN Palabuhanratu dalam mencukupi kebutuhan es dan tingginya jumlah kebutuhan es pada periode ini juga merupakan salah satu faktor dibangunnya fasilitas tersebut. Pabrik es di PPN Palabuhanratu hanya mampu memproduksi kurang lebih 1000 balok perhari. Menurut Mahyuddin (2007), kebutuhan es di PPN Palabuhanratu sebanyak 1500 balok perhari. Tambahan fasilitas di periode 4 diberi tanda warna merah (Gambar 9).

Gambar perkembangan fasilitas pada periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015) terlihat posisi atau letak bangunan/fasilitas yang terdapat di PPN Palabuhanratu rata-rata sesuai seperti seharusnya. Misalnya letak atau posisi bangunan/fasilitas seperti depo pemasaran ikan dan lapak ikan, warung dan lapak ikan dan gedung pemasaran hasil perikanan yang dibangun secara berdekatan dengan lokasi dermaga bongkar dan TPI. Hal ini sangat mendukung bagi kelancaran aktivitas pemasaran ikan sehingga mutu atau kualitas ikan hasil tangkapan tetap dalam kondisi baik.

Area lahan yang terpakai pada pembangunan fasilitas tambahan di periode 4 ini sekitar 6.589 m2 dari total luas lahan 98.716 m2 yang di miliki oleh pihak PPN Palabuhanratu. Pembangunan atau penambahan fasilitas khususnya untuk industri di PPN Palabuhanratu sudah tidak mencukupi. Menurut Mahyuddin (2007), lahan yang digunakan untuk fasilitas pokok di PPN Palabuhanratu sekitar 7,2 ha sehingga lahan untuk pengembangan areal industri tidak tersedia lagi.

(42)

24 Keterangan :

66. Depo Pemasaran Ikan dan Lapak Ikan

67. Warung dan Lapak Ikan 68. Pabrik Es Curah 71. CV. MITRA RATU MANDIRI Penanganan Ikan

72. PT. BAHARI PRATAMA MANDIRI Penanganan Ikan 73. Coldstorage.

74. PT. Tritunggal Lintas Bahari 75. PT Java Fisheries

76. CV. Duta Ratu 77. Kantor PT. PARIDI ASYUDEWI

BBMSOLAR

Gambar 9 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015) Keterangan :

1. Lampu suar masuk kolam 1 2. Dermaga tambat dan

9. Bak penampungan air bersih 10. Tangki bahan bakar solar 11. Pos pelayanan terpadu 12. Klinik kesehatan 13. Pos peron 14. TPI

15. Lampu suar masuk kolam I 16. Mess operator type 36 17. Rumah type 50 18. Rumah type 70 19. Rumah type 70 20. Rumah type 50 21. Guest house 22. Wisma nelayan type 36 23. Rumah type 36 31. Pos pelayanan terpadu II 32. Kantor satkes pengawas

43. Lampu suar masuk pelabuhan 44. Dermaga II

45. Musholla dan toilet publik dermaga II

46. Mesjid nelayan

47. Lampu suar tanda pelabuhan 48. Musholla karyawan 49. PT. Paridi Asyudewi 50. Depot air minum isi ulang 51. PT. Sari Sagara 52. Toko BAP

53. Musholla depo pemasaran ikan 54. Toko logistik II 61. Gedung arsip dan pos penyuluhan 62. Gedung pembinaan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan 63. Gedung laboratorium dan Pengembangan

64. Pegadaian

65. Gedung pasar ikan dan resto 66. Depo Pemasaran Ikan dan Lapak Ikan

67. Warung dan Lapak Ikan 68. Pabrik Es Curah 69. Gedung Pemasaran Hasil Perikanan

70. CV. Permata Mina Penjualan Spare part, Penanganan ikan 71. CV. Mitra Ratu

MandiriPenanganan Ikan 72. PT. Bahari Pratama Mandiri Penanganan Ikan

73. Coldstorage.

74. PT. Tritunggal Lintas Bahari 75. PT Java Fisheries

76. CV. Duta Ratu

(43)

25

Berdasarkan Gambar 10 diketahui jumlah keseluruhan fasilitas pada periode 1 sebanyak 33 fasilitas yaitu fasilitas pokok sebanyak 8 unit, fasilitas fungsional 9 unit, dan fasilitas penunjang 16 unit. Periode 2 jumlah penambahan fasilitas sebanyak 11 unit. Jumlah keseluruhan fasilitas pada periode 2 sebanyak 44 fasilitas dengan penambahan fasilitas berupa fasilitas pokok sebanyak 6 unit dan fasilitas fungsional 5 unit. Periode 3 jumlah panambahan fasilitas sebanyak 21 unit. Jumlah keseluruhan fasilitas pada periode 3 sebanyak 65 fasilitas dengan penambahan fasilitas berupa fasilitas pokok 1 unit, fasilitas fungsional 16 unit, dan fasilitas penunjang 4 unit. Periode 4 jumlah penambahan fasilitas sebanyak 12 unit. Jumlah keseluruhan fasilitas pada periode 4 sebanyak 77 fasilitas. Penambahan fasilitas pada periode 4 ini hanya berupa fasilitas penunjang, yaitu sebanyak 12 unit (Gambar 10).

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2014 (data diolah kembali)

Gambar 10 Histogram perkembangan jumlah fasilitas sejak PPN Palabuhanratu beroperasi tahun 1993 sampai tahun 2014 dalam 4 kelompok periode waktu.

Perkembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu di tandai dengan bertambahnya jumlah fasilitas di setiap periode waktunya. Penambahan fasilitas di PPN Palabuhanratu disebabkan karena terjadinya peningkatan aktivitas yang ada. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, meningkatnya aktivitas tambat dan labuh di PPN Palabuhanratu yang ditandai dengan meningkatnya rata-rata jumlah armada penangkap ikan dari periode sebelumnya merupakan alasan bagi pihak pengelola PPN Palabuhanratu untuk menambah fasilitas seperti dermaga dan kolam II. Penambahan fasilitas tersebut bertujuan untuk mengurangi kepadatan jumlah kapal yang berada di dermaga dan kolam I pelabuhan. Perkembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu telah mengimbangi peningkatan aktivitas yang ada agar aktivitas tersebut berjalan dengan lancar dan optimal. Namun dalam prosesnya, pembangunan fasilitas di PPN Palabuhanratu mengalami keterlambatan karena

Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4

Fasilitas pokok 8 14 15 15

Fasilitas fungsional 9 14 30 30

Fasilitas penunjang 16 16 20 32

(44)

26

terhambatnya pencairan dana anggaran pembangunan fasilitas dari pusat. Berikut adalah tabel dan gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu pada tahun 1993-2014 dalam empat kelompok periode waktu (Tabel 3 dan Gambar 11).

Tabel 3 Pertambahan fasilitas pada 4 (empat) periode waktu. Fasilitas

Periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)

Kolam I, Kantor satkes perikanan, Gedung penyimpanan mesin dan jarring, Lampu suar masuk kolam I, Pos pelayanan terpadu I, Balai pertemuan nelayan, Dermaga tambat dan perbaikkan 1, Perbaikan mesin kapal, Klinik kesehatan, Dermaga tambat dan perbaikkan 2, Kantor administrasi, Pos peron, Breakwater, Bak penampungan air bersih, Rumah type 50 2 buah, Dermaga bongkar, Tangki bahan bakar solar, Rumah type 70 2 buah, Lampu suar kolam I, Pos pelayanan terpadu II, Guest house, Turap Sungai Cipalabuhan, Bengkel perikanan dan gedung genset,Wisma nelayan type 36, TPI, Rumah type 36, Mess operator type 36, Kantor Polairud, CV.Agung, S. Kom (coldstorage, docking), Dispenser SPDN (KUD), dan Kantor SPDN (KUD)

Periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005)

Kolam II, Gedung alat berat, Dermaga II, PT AGB coldstorage, Lampu suar masuk kolam II, Agung, S. Kom (sparepart), Rumah pompa air laut, PT Ratu Prima coldstorage, Breakwater II, CV. Mekartunas Rayasejati BBM Solar, dan Lampu suar masuk pelabuhan.

Periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010)

Lampu suar tanda pelabuhan, Kantor syahbandar umum, Musholla dan toilet publik dermaga II, Gedung arsip, Mesjid nelayan, Pos penyuluhan perikanan Musholla karyawan, Gedung laboratorium dan pengembangan, PT Paridi Asyudewi, Depot air minum isi ulang, Eks. PT. Sari Sagara, Toko BAP, Musholla depo pemasaran ikan, Toko logistik I, Toko logistik II, Kedai pesisir, Toko logistik perikanan,Toko kebutuhan nelayan, Gedung pembinaan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, pegadaian, dan Gedung pasar ikan dan resto.

Periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015)

(45)

27 Periode 3 (tahun 2005/2006-2009/2010)

Periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005)

Periode 4 (tahun 2010/2011-2014/2015) Periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)

(46)

28

Aktivitas di PPN Palabuhanratu dan Pengembangannya

Aktivitas/kegiatan yang ada di PPN Palabuhanratu sudah ada sejak diresmikannya pelabuhan ini pada tahun 1993. Aktivitas yang ada seperti aktivitas tambat labuh, pendaratan hasil tangkapan, pemasaran, produksi perikanan, dan lain-lain.

Aktivitas tambat labuh

Aktivitas tambat labuh di PPN Palabuhanratu sudah ada sejak diresmikannya pelabuhan ini pada tahun 1993. Kegiatan aktivitas tambat labuh ini setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut juga didukung dengan adanya penambahan fasilitas seperti dermaga II dan kolam II yang dibangun pada tahun 2003. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari bertambahnya jumlah armada penangkap ikan dan jumlah nelayan yang menggunakan PPN Palabuhanratu sebagai fishing base (Gambar 12-15). Hal ini dapat mengindikasikan bertambahnya jumlah produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu.

a. Jumlah Armada Penangkap Ikan

Armada penangkap ikan yang ada di PPN Palabuhanratu dibedakan menjadi dua jenis yaitu perahu motor tempel (PMT) dan kapal motor (KM). Jumlah PMT di PPN Palabuhanratu tahun 1993 sampai dengan tahun 2014 berkisar antara 235 unit sampai 531 unit. Jumlah KM di PPN Palabuhanratu tahun 1993 sampai dengan tahun 2014 berkisar antara 78 unit sampai 629 unit. Kisaran jumlah armada penangkap ikan di PPN Palabuhanratu dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 381 sampai 1.090 unit. Berikut data jumlah armada penangkap ikan di PPN Palabuhanratu pada 4 kelompok periode waktu.

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2014 (data diolah kembali) Keterangan : PMT = perahu motor tempel, KM = kapal motor

Gambar 12 Grafik jumlah armada penangkap ikan di PPN Palabuhanratu periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000).

Periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000) rata-rata jumlah armada penangkap ikan di PPN Palabuhanratu sebanyak 443 unit dengan rata-rata pertumbuhan jumlah armada penangkap ikan sebesar 1,89% /tahun (Gambar 12). Jumlah armada penangkap ikan di PPN Palabuhanratu tertinggi terjadi pada tahun 1996, yaitu sebanyak 488 unit dengan peningkatan jumlah armada penangkap ikan sebesar

0 200 400 600

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999

(47)

29 6,86% dari tahun sebelumnya. Jumlah armada terendah terjadi pada tahun 1997 dengan jumlah kapal sebanyak 406 unit. Penurunan tersebut diduga karena banyaknya jumlah kapal yang tidak beroperasional. Menurut Hardani (2008), penurunan jumlah kapal di PPN Palabuhanratu pada tahun 1997 dikarenakan terjadi krisis ekonomi di Indonesia, sehingga banyak kapal penangkap ikan tidak beroperasi dikarenakan bahan perbekalan melaut semakin melonjak harganya dan jumlahnya berkurang.

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2014 (data diolah kembali) Keterangan : PMT = perahu motor tempel, KM = kapal motor

Gambar 13 Grafik jumlah armada penangkap ikan di PPN Palabuhanratu periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005).

Periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005) rata-rata jumlah armada penangkap ikan di PPN Palabuhanratu yaitu sebanyak 462 unit dengan rata-rata pertumbuhan jumlah armada penangkap ikan sebesar 9% /tahun. Jumlah armada penangkap ikan tertinggi terjadi tahun 2004, yaitu sebanyak 530 unit dari tahun sebelumnya (Gambar 13). Jumlah armada penangkap ikan terendah terjadi tahun 2003 yaitu sebanyak 381 unit. Peningkatan jumlah armada tahun 2004 diduga karena bertambahnya jumlah operasional armada penangkap ikan yang berukuran kecil. Menurut Hardani (2008) peningkatan jumlah armada penangkap ikan pada tahun 2004 selain meningkatnya pembelian perahu motor, juga dikarenakan meningkatnya jumlah alat tangkap yang menggunakan perahu motor tempel seperti pancing ulur dan payang.

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2014 (data diolah kembali) Keterangan : PMT = perahu motor tempel, KM = kapal motor

Gambar

Tabel 2 menjelaskan jenis data primer yang diperlukan.
Tabel 2  Data primer yang dikumpulkan pada penelitian perkembangan aktivitas                  dan fasilitas di PPN Palabuhanratu :
Gambar 1 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu periode 1 (tahun 1993/1994-1999/2000)
Gambar 7 Gambar pengembangan fasilitas di PPN Palabuhanratu periode 2 (tahun 2000/2001-2004/2005)
+7

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan bahwa kreativitas belajar yang tinggi akan mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa. Jadi, kreativitas belajar matematika siswa sangat berpengaruh terhadap

Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menganalisis strategi, faktor pendukung dan penghambat serta merumuskan strategi alternatif yang efektif bagi

Perilaku guru dalam memberi contoh kedisiplinan ini adalah 95 % guru mengajar tepat waktu. Selama pembelajaran berlangsung kedatangan guru merupakan salah satu faktor

Berdasar hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa status kebugaran jasmani siswa-siswa SMP 3 Kota Gorontalo yang dalam kelompok

Secara umum tulisan ini bertujuan untuk dapat menjelaskan manfaat dari pelaksanaan SL-PHT Perkebunan Kakao Rakyat dan faktor-faktor yang mempe- ngaruhi keuntungan

Pada fase produksi burung merpati membutuhkan pakan untuk produksi telur dan saat meloloh induk membutuhkan pakan untuk pertumbuhan piyik selama masih diloloh dan belum dapat

Menurut Asih Setiyaning Hastuti ( 2003 : XI ) peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan pendekatan inquiri pada siswa Kelas IV SD Negeri 2 Nyilir Kecamatan Kendal

Lee (2004), adapun beberapa keuntungan dari seed treatment antara lain : mengurangi dan menginaktivasi pathogen yang bersifat seed borne seperti virus, bakteri,