A. Data Pribadi
Nama Lengkap : Muchammad Adhi Mukti Tempat/Tgl Lahir : Bontang, 04 Mei 1989 Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : Belum Kawin Hobi : Balap motor
Alamat : Jl. Semboja Blok CC.09 BTN PKT Bontang, Kaltim
Telepon : 085724030102
Email : adhi_mukti@yahoo.com
B. Latar Belakang Pendidikan
1995-2001 : SD Yayasan Pupuk Kaltim 2001-2004 : SMP Yayasan Pupuk Kaltim 2004-2008 : SMA Negeri 3 Jember
08 Juli 2010 : “Pelatihan Penulisan Naskah Buku dan Karya Ilmiah” di Gedung Auditorium – Kampus UNIKOM.
24 - 29 Juni 2013 : “Pelatihan Membuat Toko Online” di Auditorium Universitas Komputer Indonesia Bandung.
C. Pengalaman Kerja
1 Januari - 1Agustus 2009: Menjadi desainer di TA-G entertainment
Hormat saya,
PLAZA BANDUNG)
The Influence Of Entrepreneurship Behavior And Managerial Skill
To Business Performance of Entrepreneurs Notebook in Jaya Plaza Bandung
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Jenjang Strata 1 Program Studi Manajemen Bisnis
Disusun Oleh : Muchammad Adhi Mukti
21208087
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha UMKM”. Shalawat serta salam tercurah selalu kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah memberikan pencerahan kepada seluruh umat manusia di dunia.
Penulis menyadari keterbatasan, kemampuan, dan pengetahuan yang dimiliki dalam menyusun skripsi ini, dan banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan sepenuh hati. Semoga skripsi ini akan bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak umumnya.
vii
Selain itu dengan penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan fasilitas, kemudian bantuan dalam bentuk lainnya baik moril maupun materil serta dorongan petunjuk maupun bimbingan. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan hormat setinggi-tinggi nya terutama ditujukan kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Terima kasih telah memberikan penulis kesempatan dalam menyelesaikan usulan penelitian ini dan memperlancar perijinan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini.
3. Dr. Raeni Dwi santy. S.E., M.Si., selaku Ketua Program Jurusan Manajemen Universitas Komputer Indonesia dan selaku wali kelas Terimakasih atas arahan, bimbingan dan ijin terhadap penulisan usulan penelitian ini.
4. Ibu Linna Ismawati, S.E., M.Si., selaku ketua panitia sidang fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia terima kasih atas kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
viii
6. Kedua orang tuaku; Ibu Endang S. dan Ayahanda Syamsul Ma’arif yang terus mendo’akan, memberikan semangat, perhatian dan motivasi juga
materiil kepada penulis.
7. Semua teman, sahabat, rekan-rekan ”UKM Mandiri” yang senantiasa memberikan semangat.
8. Terima kasih kepada Fitria Afriyanti yang sudah mensuport dalam pengerjaan skripsi.
9. Semua sahabat terbaikku Syaid Maulana, Endang Maria, Ariana Madian, Agil Gilberth, Dian Romel, Ardi Setiadi, Juli hardi, Jemi Indrawan, semua anak Mn 2 2008. yang tiada henti memberikan motivasi dan semangat dan waktunya untuk membantu dalam penulisan.
ix
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak dan mohon maaf kepada pihak yang membantu tetapi tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis berharap semoga karya tulis ini berguna umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penulis. Amin.
Bandung 10 September 2013 Penulis
viii
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10
1.2.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 12
ix
2.1 Kajian Pustaka ... 14
2.1.1 Konsep Perilaku Kewirausahaan ... 14
2.1.1.1 Konsep Perilaku ... 14
2.1.2 Konsep Kewirausahaan ... 15
2.1.2.1 Pengertian Kewirausahaan ... 16
2.1.2.2 Indikator Perilaku Kewirausahaan... 16
2.1.2.3 Karakteristik Kewirausahaan ... 17
2.1.3 Konsep Usaha Kecil ... 19
2.1.3.1 Upaya Pengembangan Perilaku Kewirausahaan ... 20
2.1.4 Pengertian Kemampuan Manajerial ... 20
2.1.4.1 Indikator Kemampuan Manajerial ... 21
2.1.5 Pengertian Kinerja Usaha ... 23
2.1.5.1 Indikator Kinerja Usaha... 24
2.1.6 Hasil Penelitian Terdahulu ... 26
2.2 Kerangka Pemikiran ... 30
2.2.1 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dan Kinerja Usaha ... 33
2.2.2 Hubungan Kemampuan Manajerial dan Kinerja Usaha ... 34
2.3 Hipotesis ... 36
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 37
x
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data... 44
3.2.3.1 Sumber Data... 44
3.2.4 Teknik Penentuan Data ... 45
3.2.4.1 Populasi ... 45
3.2.4.2 Sensus ... 45
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.2.5.1 Uji Validitas ... 47
3.2.5.2 Uji Reliabilitas ... 49
3.2.6 Rancangan Analisis ... 51
3.2.6.1 Analisis Deskriptif/Kualitatif ... 51
3.2.6.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)... 53
3.2.6.3 Pengujian Hipotesis ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
4.1 Hasil Penelitian ... 61
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 61
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 61
4.1.2 Struktur Organisasi ... 62
4.1.3 Karakteristik Responden ... 62
4.1.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan jenis Kelamin ... 63
xi
4.2.1 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden ... 65
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Perilaku Kewirausahaan ... 66
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Kemampuan Manajerial ... 78
4.2.1.3 Analisis Deskriptif Kinerja Usaha ... 86
4.3 Analisis Regresi Linier Multipel ... 92
4.3.1 Uji Asumsi Regresi Linier ... 92
4.3.1.1 Uji Normalitas ... 92
4.3.1.2 Uji Multikolinearitas ... 92
4.3.1.3 Uji Autokorelasi ... 93
4.3.1.4 Uji Heteroskedastitas ... 94
4.4 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan (X1) dan Kemampuan Manajerial (X2) Terhadap Kinerja Usaha (Y) ... 94
4.4.1 Menguji keberartian Koefesien Regresi ... 96
4.4.1.1 Pengujian Hipotesis Secara Overall (Uji F) ... 96
4.4.1.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) ... 97
4.4.2 Analisis Korelasi Berganda ... 99
4.4.3 Analisis Pengaruh Parsial ... 100
4.4.4 Koefesien Determinasi ... 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102
Kapablitas Organisasi : Pengaruh tehadap Strategi Bisnis dan Kinerja Usaha (Kajian pada Koperasi di Sulawesi Tenggara). Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 8, Februari 2010.
Ardiana (2010). Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12, No. 1, Maret 2010:42-55.
Don Steinhoff dan John f. Bungess (Suryana, 2003:86). Small Busines Development Center Univercity Of Win Cosnin Madison.
I Gusti Putu Darya (2011). Pengaruh Ketidakpastian Linkungan dan Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Kompetensi Usaha dan Kinerja Usaha Mikro Kecil di Kota Balikpapan. Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011.
Ibnu hajar (2012). Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Lingkungan Industri Terhadap Kemampuan Organisasi, Strategi Bersaing, dan Kinerja Usaha Perusahaan (Studi pada Industri Kecil Meubel Kayu di Sulawesi Tenggara). Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 10, No. 2. Juni 2012.
Isa Ipcioglu and Atil Taser (2011). The Effects of Bussiness Education on Enterpreneurship Characteristics : An Empirical Study.
Mulyanto (2007). Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima Menetap (Suatu Survei pada Pusat Perdagangan dan Wisata di Kota Surakarta),. BENEFIT, Vol 11, No. 1, Juni 2007:73-86.
Musran Munizu (2010). Pengaruh Faktor-Faktor dan Internal Terhadap Kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 12, No.1, Maret 2010:33-41.
Oloisade (2011). Influence of Managerial Skills of Middle-Level Managers on Organizational Effectiveness, in Nigerian Colleges of Education.
Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis di Provinsi Papua. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12, September 2010:133-141
http://kumpulansejarah-aris.blogspot.com/2013/01/sejarah-perkembangan-laptop-dari-masa.html
http://ebookbrowse.com/sejarah-komputer-dan-perkembangannya-pdf-d422781616
http://tofikonline.net/sejarah-komputer-dan-perkembangannya.html
http://layarit.blogspot.com/2010/11/pengertian-komputer-sejarah-komputer.html
http://www.inijalanku.com/sejarah-komputer-dan-perkembangannya-lengkap.html
14 2.1Kajian pustaka
2.1.1 Konsep Perilaku Kewirausahaan
Sebelum memahami perilaku kewirausahaan, terlebih dahulu harus dipahami konsep perilaku dan konsep kewirausahaan. Untuk itu sub pokok bahasan ini akan diuraikan terlebih dahulu konsep perilaku, dan konsep kewirausahaan.
2.1.1.1 Konsep Perilaku
Perilaku (behavior) adalah operasional dan aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam atau terhadap sesuatu (situasi dan kondisi) lingkungan (alam, masyarakat, teknologi atau organisasi). Sementara sikap adalah operasionalisasi dan aktualisasi pendirian menurut Talizaduhu Ndara yang dikutip oleh Yanti Maemunah (2004:20) perilaku dalam ilmu jiwa didefinisikan sebagai
“Kegiatan organisme yang dapat diamati oleh organisme lain, atau oleh berbagai
instrumen penelitian, yang termasuk dalam perilaku adalah laporan verbal
mengenai pengalaman subjektif dan disadari”.
Tingkah laku atau perilaku seorang individu terbentuk karena adanya suatu interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya, seperti yang dikemukakan oleh Miftah Toha (1996:24) bahwa:
“Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara seorang individu dengan
keduanya secara langsung akan menentukan perilaku orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, perilaku seorang individu dengan yang lainnya akan berbeda sesuai dengan lingkungannya masing-masing. ”
Psikologi cenderung memandang perilaku manusia (Human Behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun kompleks. Pembahasan tentang perilaku manusia terutama secara umum merupakan suatu hal yang sangat sulit. Perilaku manusia tidaklah sesederhana untuk dapat dipahami atau diprediksikan. Begitu banyak faktor internal dan faktor eksternal dari dimensi masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang yang ikut mempengaruhi perilaku manusia. Pembahasan perilaku manusia dari berbagai macam teori dan sudut pandang akan memberikan penekanan yang berbeda-beda, terutama dalam menterjemahkan apa yang dimaksud dengan perilaku manusia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsep dasar perilaku manusia pada hakekatnya merupakan proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi bahwa ia mahluk hidup.
2.1.2 Konsep Kewirausahaan
2.1.2.1Pengertian Kewirausahaan
Richard Cantillon, wirausaha adalah seorang inkubator gagasan baru yang selalu berusaha menggunakan sumberdaya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi. (Benedicta Prihatin Dwi Rianti :2003:22-23)
Pengembangan konsep kewirausahaan pada diri pengusaha menjadi penting, mengingat orang-orang yang mampu mengingat orang-orang yang mampu megelolah kemampuan kewirausahaannya cenderung memiliki konsep yang jelas dan terarah dalam membangun dan membina usahanya. Mereka cenderung terpacu untuk terus meningkatkan daya saing dengan menghasilkan produk-produk baru melalui metode-metode yang berbeda dengan pengusaha lainnya.
Seorang wirausaha harus belajar banyak tentang dirinya sendiri, kekuatan dan kelemahan datang dari tindakan-tindakan yang dilakukan sendiri, kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar dari masa lampau dan pengalaman orang lain akan sangat membantu para wirausaha dalam menyalurkan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif dan keberhasilan merupakan buah dari usaha-usaha yang tidak kenal lelah.
2.1.2.2Indiakator Perilaku Kewirausahaan
1. Proaktif, yaitu selalu ada inisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas 2. Berorientasi pada prestasi/ kemajuan cirinya:
d. Perencanaan yang sistematis
e. Selalu memonitoring (check and recheck) 3. Komitmen terhadap perusahaan orang lain cirinya:
a. Selalu penuh komitmen dalam mengadakan kontrak kerja b. Mengenali pentingnya hubungan bisnis
2.1.2.3Karakteristik Kewirausahaan
Pada tahap awal berdirinya suatu perusahaan, selain dibutuhkan tersedianya sumber daya atau faktor-faktor produksi juga diperlukan adanya jiwa kewirausahaan yang tangguh dari pengelolanya. Kewirausahaan merupakan suatu profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengatahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktek. Oleh karena itu, seorang wirausaha melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan profit yang merupakan balas jasa atas kesediaannya menerima resiko.
Menurut Panji Anoraga (2002:142) ciri-ciri kepribadian seorang wirausaha adalah sebagai berikut:
1. Memiliki cita-cita dan kemudian berusaha mewujudkan cita-cita tersebut. 2. Berani menanggung resiko.
3. Mau dan suka bekerja keras.
4. Memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mudah putus asa. 5. Memiliki rasa percaya diri yang kuat.
7. Memiliki daya kreativitas yang tinggi.
Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya, karena itu ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. Tindakannya tidak didasari spekulasi melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh karena itu, seorang wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderqat, artinya resiko yang diambil tidak selalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong seorang wirausaha utuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feed back) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan tujuan akhir.
Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam “Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report” (1986) yang dikutif oleh M. Scarbough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) dalam Suryan (203;16), dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki cirri-ciri:
1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertive).
3. Komitmen pada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.
2.1.3 Konsep Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil banyak didefenisikan oleh para ahli maupun masyarakat, dan defenisi yang mereka kemukakan berbeda-beda tergantung pada fokus permasalahannya masing-masing. Seperti dikemukakan oleh Don Steinhoff dan John f. Bungess (Suryana, 2003;86) bahwa “Small Busines Has Defined In different Organization And Agnecies”. Usaha kecil telah didefenisikan dengan
cara yang berbeda tergantung pada kepentingan organisai. Menurut Small Business Development Centre Univercity Of Win Consin Madison. Perusahaan
kecil memiliki ciri-ciri sebagai berikut “Greater, Potential, Greater Risk, Limited Acces To Capital, One Or Few Manager, And Able To Survive Major Mistake”.
(Suryana, 2003;86).
Secara eksplisit, Suryana (2003;16) mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, meliputi:
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas.
2. Bersedia menanggung resiko waktu dan uang. 3. Berencana, mengorganisir.
4. Kerja keras sesuai dengan tingkat kepentingan.
5. Mengemukakan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan yang lainnya.
2.1.3.1Upaya Pengembangan Perilaku Kewirausahaan
Perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh seorang wirausaha pada kenyataannya memang perlu dikembangkan, misalnya dengan menambah pengetahuan wawasan. Penambahan pengetahuan dan wawasan itu seharusnya dilakukan secara bertahap dan terus menerus melalui proses belajar.
Terkadang setiap proses belajar itu tidak disadari sebagai alat dalam mengembangkan perilaku kewirausahaan, karena biasanya itu dianggap sebagai bagian dari pengalaman. Padahal pengalaman itu sendiri dapat dijadikan cermin untuk selalu menetukan yang terbaik di masa yang akan datang. Dengan pengalam-pengalaman itu pula setiap wirausaha diharapkan selalu belajar dan belajar untuk menambah pengetahuannya.
Umpan balik dan evaluasi dari pelanggan mengenai jasa dan pelayanan wirausaha terhadap pelanggan merupakan hal yang terpenting dari dalam keempat proses tersebut. Hal ini disebabkan karena dari umpan balik tersebut setiap wirausaha akan selalu mampu menilai diri sendiri dan memperbaiki kekurangan-kekurangan, baik pembentukan profil pribadi, penugasan, penelitian, pengembangan maupun dari aspek pemasarannya.
2.1.4 Pengertian Kemampuan Manajerial
Memiliki kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan dengan atau tanpa adanya orang lain. Keterampilan manajerial tergambarkan dari bagaimana cara mendidik perilaku kewirausaha, mengembangkan potensi kinerja.
Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, koordinasi, pengawasan dan penilaian (Siagian, 1997 (dalam Mulyanto 2007)).
Hampir sama dengan pendapat Winardi, menurut Siagian P. Sondang (2007:67) bahwa:
“Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha
seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan
dan penilaian”.
Selanjutnya menurut B.S Wibowo ( 2002:14 ) menyatakan bahwa:
“kalau kita ingin sukses, maka kita harus memiliki “keterampilan
manajerial” di antaranya energi spiritual, keterampilan emosional,
kekuatan intelektual, kualitas fisik dan penguasaan teknologi terapan”. Manajerial adalah penerapan teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan atau maksudnya dengan cara yang efisien.
2.1.4.1 Indikator Kemampuan Manajerial
1. Perencanaan (planning), pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan,proyek,program, prosedur, metode, sisyem anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuaan, 2. Pengorganisasian, Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
3. Pengkoordinasian, Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
4. Pengambilan keputusan, dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau koknitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. 5. pengawasan, proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
2.1.5 Pengertian Kinerja Usaha
Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauhmana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi . Ivancevich (Ranto, 2007:19)
Menurut I Gusti Putu Darya (2011: 67) ada beberapa definisi tentang kinerja, yaitu:
1. Menurut Kane & kane (1993), Bernardin & Russell (1998), Cascio
(1998) kinerja adalah “Catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan
pada sebuah fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu
yang berhubungan dengan tujuan organisasi”.
2. Miner (2011: 68) “Kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan
untuk memantau produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi produksi barang, jasa maupun pelayanan”.
3. Mc Cloy et. Al, Schult, Cherington, Motowidlo & Van Scotter mengatakan bahwa kinerja juga bisa berarti perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan yang relevan terhadap tercapainya tujuan organisasi (Goal relevant action).
5. Ratundo & Sackett mendefinisikan bahwa kinerja merupakan semua tindakan atau perilaku yang dikontrol oleh individu dan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Jauch dan Glueck dalam penelitian Rahayu Puji Suci (2009: 337) Kinerja usaha (business performance) adalah “merujuk pada tingkat
pencapaian atau prestasi dari perusahaan dalam periode waktu tertentu”.
` Menurut Bernice and Meredith dalam penelitian Wispandono (2010: 155) mengemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya sering disamakan dengan kinerjanya. Kinerja atau performance menunjukkan suatu tingkat hasil kerja karena telah melakukan suatu aktivitas atau usaha.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja usaha adalah suatu hasil tingkat pencapaian atau prestasi dari suatu perusahaan/ usaha dalam periode waktu tertentu karena telah melakukan suatu aktivitas atau usaha.
2.1.5.1 Indikator Kinerja Usaha
Indikator Kinerja Usaha Menurut Kotter dan Hesket (Ranto, 2007:19) 1. Semangat Kerja
Diartikan sebagai dorongan yang Timbul dari Masing-masing Individu seseorang dalam berorganisasi untuk pencapaian hasil yang optimal 2. Kualitas Kerja
3. Produk Unggulan
Diartikan sebagai tingkatan untuk pencapaian hasil kerja.
Berdasarkan hasil penelitian dari Wispandono (2010: 155) bahwa ada delapan indikator kinerja usaha, yaitu:
1) Produktivitas yang tinggi 2) Kepemimpinan industri;
3) Menciptakan lapangan kerja baru; 4) Stabilitas usaha;
5) Tingkat keuntungan yang tinggi; 6) Biaya produksi yang rendah; 7) Mengembangkan masyarakat; 8) Pertumbuhan usaha.
Sedangkan penelitian Rahayu Puji Suci (2008: 337) ada lima indikator kinerja usaha, yaitu:
1) tingkat penjualan, yang meliputi peningkatan volume penjualan 2) tingkat keuntungan, yang meliputi: laba yang dihasilkan
3) pengembalian modal, yang meliputi tingkat pengembalian modal usaha 4) dan pangsa pasar yang diraihnya, yang meliputi tingkat pasar yang dicapai.
Begitu pula dengan penelitian Musran Munizu (2010: 35) yang menggunakan lima indikator yaitu:
3) Pertumbuhan tenaga kerja, yang meliputi: penambahan tenaga kerja setiap tahunnya.
4) Pertumbuhan pasar, yang meliputi: pertumbuhan pasar dan pemasaran semakin baik.
5) Pertumbuhan laba yang meliputi: pertumbuhan keuntungan/laba usaha semakin baik.
2.5.1.2 Definisi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)
Akhir-akhir ini banyak dibicarakan tentang pemberdayaan ekonomi rakyat sebagai salah satu solusi terhadap krisis yang berkepanjangan. Pembahasan tentang pemberdayaan ekonomi rakyat tidak akan jauh dari upaya menggali peran dan melihat posisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM (sering disebut UKM saja) dalam perekonomian Indonesia.
Namun bukan hal yang aneh bila sampai saat ini perkembangan UMKM di Indonesia seperti jalan di tempat. Beban pengusaha UMKM akhir-akhir ini malah bertambah berat karena kenaikan harga BBM, kesulitan permodalan dan pemasaran. Meskipun demikian, kepedulian terhadap perkembangan UMKM merupakan bentuk perhatian terhadap pemberdayaan golongan ekonomi lemah dan ekonomi berbasis kerakyatan. Sekaligus mengakui eksistensi mereka di tengah-tengah arus kapitalisme dan liberalisme yang begitu deras melanda dunia saat ini, termasuk di negara-negara berkembang seperti Indonesia (Suseno, 2005).
Definisi UMKM memang tergantung pada siapa yang membahas dan untuk apa dibicarakan. Ada yang menggunakan ukuran modal dan ada yang menggunakan jumlah tenaga kerjanya. Kalangan perbankan mendefinisikan UMKM berdasarkan jumlah kredit yang dipinjam. Sebagai contoh, hasil poolling di harian Waspada yang dilakukan oleh FORDA UMKM Sumut, Bitra Indonesia dan Asia Foundation, kelompok UMKM dibagi berdasarkan skala usaha (tidak termasuk tanah dan bangunan) diantaranya berkisar antara 0-25 juta, 25-100 juta, 100-200 juta,200-500 juta, 500 juta-1 milyar dan lebih dari 1 milyar.
Ada juga yang mendefinisikan UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Usaha mikro (industri rumah tangga) adalah unit usaha yang menggunakan 1-4 orang tenaga kerja. Sedangkan usaha kecil adalah perusahaan yang menggunakan tenaga kerja 5-9 orang dan usaha menengah memiliki tenaga kerja sampai 20 orang (Hanif dkk, 2002).
peningkatan produksi dan sirkulasi dari sebuah usaha. Terjadinya kekurangan modal akan sangat membatasi ruang gerak aktivitas usaha yang ditujukan untuk peningkatan pendapatan.
Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam upaya pengembangan UMKM adalah keterbatasan modal. Bahwa pentingnya peranan Kredit UMKM disebabkan oleh kenyataan bahwa secara relatif memang modal merupakan factor produksi nonalami (ada campur tangan manusia) yang persediaannya terbatas di kalangan pengusaha terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Lebih karena kemungkinan yang sangat kecil untuk memperluas usaha.
rupanya menjadi perhatian pemerintah. Bank Indonesia menetapkan pada tahun 2003 kucuran kredit untuk UMKM sebesar 42,3 Trilyun rupiah. Dana kredit tersebut berasal dari perbankan nasional termasuk Bank Syariah, BPR dan BPRS. Selanjutnya tahun 2004 meningkat secara signifikan sebesar 60, 4 Trilyun. Tapi kenyataannya, para pelaku UMKM masih saja mengeluh sebagai akibat dari rumitnya mengakses kredit di perbankan. Bank selalu saja memberlakukan persyaratan standar bagi debitur, termasuk berlaku juga bagi kalangan UMKM, misalnya mengharuskan adanya agunan dan kelengkapan surat-surat izin usaha (Wahyuni E, dkk, 2005). Bukan rahasia lagi sulitnya akses permodalan bagi UMKM telah member peluang berkembangnya rentenir. Pelaku UMKM yang kerap mengalami kesulitan permodalan, akhirnya lebih memilih meminjam dari rentenir dengan bunga yang sangat tinggi. Alternatif ini terpaksa dipilih karena meminjam melalui rentenir relatif tanpa prosedur dan pencairannya juga sangat cepat. Jauh berbeda dengan kredit melalui perbankan (Wahyuni E, dkk, 2005). Penambahan modal dalam kegiatan UMKM merupakan syarat mutlak untuk melakukan perbaikan dari segi baik intensifikasi maupun ekstensifikasi. Kebutuhan modal untuk kegiatan tersebut dapat diperoleh dari 2 sumber yaitu modal sendiri dan modal dari luar berupa pinjaman atau kredit.
dana kedua yaitu berasal dari luar yaitu dana pinjaman yang berasal dari bank atau lembaga keuangan lainnya.
2.1.6 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Hasil penelitian terdahulu
2.2 Kerangka Pemikiran
Pengembangan industri kecil sebagai salah satu strategi dan kebijakan pemerintah yang berperan penting dalam mendorong perubahan ekonomi secara menyeluruh. Industri kecil dianggap mampu dalam memerankan peranan yang strategis dalam kancah perekonomian Nasional. Sumbangsihnya dalam berbagai sektor pembangunan Nasional adalah wujud nyata yang tidak dapat disangsikan lagi, salah satunya membuka lapangan kerja bagi perilaku usaha yang dapat sedikitnya mengurangi angka pengangguran, dan kotribusinya terhadap pendapatan kas negara, melalui pajak penghasilan.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari sikap kewirausahaan antara lain yang diungkapkan Buchari Alma (2006:4) antara lain:
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikendalikan sendiri. 2. Terbuka peluang untuk mendemontrasikan kemampuan serta potensi
seseorang secara penuh.
3. Terbuka peluang memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.
4. Terbuka peluang membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit. 5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
Menurut Zimmerer dan Scarborough yang dikutip oleh Benedicta Prihatin Dwi Riyanti (2003:52) menemukan Sembilan ciri perilaku usaha yang berhasil, yang dibagi kedalam tiga kategori sebagai berikut:
2. Orientasi prestasi, yaitu melihat kesempatan dan bertindak langsung, orientasi efisiensi, menekankan pekerjaan dengan kualitas tinggi, perencanaan yang sistematis, monitoring.
3. Komitmen dengan pihak lain, yaitu komitmen yang tinggi pada pekerjaan dan menyadari pentingnya hubungan bisnis yang mendasar. Menurut Scarborough (2005) mengatakan bahwa:
“perilaku atau tindakan kewirausahaan atau seorang yang berani mengambil
resiko sebuah usaha dan adanya pertumbuhan usaha maka mempunyai
kemungkinan menghasilkan keuntungan serta kesempatan bertumbuh”
Perilaku kewirausahaan mempunyai ciri yang dominan yakni rasa percaya diri dan kemampuan yang lebih baik dari teman seperkerjaan ataupun atasan, mereka memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut presepsinya. Mahmud Machfoed (2004:5)
Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan guna meningkatkan kinerja usaha mereka, selain itu motivasi juga sangat diperlukan guna memacu keinginan para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini bertujuan untuk memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu bertujuan pula memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja mampu mengelola usahanya tersebut sehingga diharapkan akan bertambah maju.
miliki, sehingga akan dapat meningkatkan peluang kerja di sektor informal yang pada gilirannya dapat menanggulangi tingkat pengangguran.
Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Kinerja usaha ini persaingan dan perkembangan dunia usaha semakin kuat dan tujuan sehingga untuk meningkatkan usaha diperlukan penanganan yang serius dari setiap pengusaha untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dimana kinerja usaha salah satu upaya yanag harus dilakukan yaitu dengan meningkatkan sumber daya internal. Dan diantara sumber daya internal yang paling penting adalah perilaku kewirausahaan.
Sebab itu perilaku kewirausahaan mutlak dikembangkan melalui pendidikan, pelatihan, lokakarya, dan kesempatan memperoleh wawasan yang lebih luas. Jika seorang pengusaha telah memiliki perilaku kewirausahaan maka pengusaha itu telah meyakini perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, di tunjang dengan kreativitas keinovasian dan berani mengambil resiko. Dengan sendirinya tujuan yang hendak dicapai akan terpenuhi.
Berdasarkan pendapat para ahli dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial berpengaruh dalam menentukan kinerja usaha. Sehingga para pengusaha dalam meningkatkan usahanya dituntut untuk memiliki perilaku kewirausaahaan.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kewirausahaan sangat penting dimiliki oleh setiap perusahaan guna mendukung tercapainya suatu usaha.
dan variabel terkait (dependent) atau variabel yang diperngaruhi oleh vareabel lain adalah kinerja usaha. Sebuah usaha kecil yang menginginkan kinerja usahanya , maka perusahaan tersebut harus memperhatikan perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial, karena hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja usaha pada usaha jual beli laptop tersebut.
2.2.1 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dan Kinerja Usaha
Dewasa ini persaingan dan perkembangan dunia usaha semakin ketat dan tajam sehingga untuk meningkatkan usaha diperlukan penanganan yang serius dari setiap pengusaha untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dimana untuk meningkatkan keberhasilan usaha salah satu upaya yang harus dilakukan yaitu dengan meningkatkan sumber daya internal. Dan antara sumber daya internal yang paling penting adalah perilaku kewirausahaan.
Sebab itu perilaku kewirausahaan mutlak dikembangkan melalui pendidikan, latihan, lokakarya, dan kesempatan-kesempatan memperoleh wawasan yang lebih luas.
Herri (2003) Kewirausahaan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja usaha, kewirausahaan mempunyai dampak pertumbuhan usaha (Lee, 2001),
karakteristik kewirausahaan mempunyai kontribusi terhadap kemajuan usaha”.
Berdasarkan pendapatan para ahli dan hasil penelitian daat disimpulkan bahwa perilaku kewirausahaan berpengaruh dalam menentuan kinerja usaha. Sehingga para pengusaha dapat menentukan usahanya dituntu untuk memilki perilaku kewirausahaan.
2.2.2 Hubungan Kemampuan Manajerial dan Kinerja Usaha
(Lee, 2001)
Kamukama, et al. (2011)
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja Usaha
2.3 Hipotesis
Umi Narimawati (2007:73)
“Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan
agar variabel yang akan di uji kebenarannya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian
hubungan dinyatakan”.
Adapun hipotesis yang penelitian simpulkan adalah : Hipotesis Utama
Terdapat Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja Usaha.
Sub Hipotesis
1 1.1 Latar belakang
Pada akhir dasa warsa ini daerah-daerah telah tumbuh dengan sangat pesat dengan ditandai tiga hal. Pertama, jumlah pengangguran dan setengah menganggur yang besar dan semakin meningkat. Kedua, proporsi tenaga kerja yang bekerja pada sector industry dikota hampir tidak bertambah dan mungkin berkurang. Ketiga, jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannnya sudah begitu pesat sehingga pemerintah tidak mampu memberikan pelayanan kesehatan, perumahan, dan transportasi yang memadai. Ketiga hal tersebut menjadi ciri khas dari setiap kota yang mengalami pertumbuhan kegiatan ekonomi dengan cepat. Studi yang dilakukan oleh Todaro (2000), dikatakan bahwa sector informal pada umumnya ditandai oleh beberapa karakteristik seperti bervariasinya bidang kegiatan produksi barang dan jasa.
Dengan globalisasi yang ditunjang lagi pesatnya dunia bisnis ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia bisnis secara langsung berpengatuh dengan kondisi tersebut. Ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia bisnis secara langsung terpengaruh dengan kondisi tersebut. Hal ini karena aplikasi daripada kegiatan produksi, ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dilakukan oleh dunia bisnis Indonesia dalam menghadapai perekonomian dunia yang semakin bersaing.
mengantisipasi kondisi seperti ini maka perusahaan harus memikirkan suatu cara guna mempertahankan hidupnya, selain itu perusahaan harus benar-benar jeli dalam menganalisis kesempatan apa saja guna mempersiapkan dalam menghadapi ancaman-ancaman yang mungkin terjadi.
Persaingan usaha yang semakin keras, memaksa setiap perusahaan bisnis untuk bertahan dengan bersaing dan juga bertahan dengan tepat memilih strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan. Hanya perusahaan yang mampu mengembangkan usahanya, untuk itu suatu perusahaan bisnis harus mampu memilih strategi yang tepat untuk perusahaan tersebut. Sejalan dengan sistem perekonomian kerakyatan, keberadaan industri kecil merupakan salah satu kekuatan ekonomi, yang harus dipertahankan dan terus dikembangkan secara berkesinambungan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa industri kecil cukup mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia dibandingkan dengan industri besar.
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta memiliki potensi menghasilkan devisa negara sebagai mana Menurut Keputusan Presiden RI no. 99
tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak
sehat.”
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumberdaya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seperti yang dikemukakan oleh Thomas W Zimmeres dalam Suryana (2003:10) bahwa :
“kewirausahaan adalah penerapan kreatifitas dan keinovasian untuk memecahkan
permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari”.
Kewirausahaan pada dasarnya adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang besar.
tumbuh tidaknya perekonomian di suatu negara terutama bergantung pada kehadiran dan keaktivan para wirausaha.
Wirausaha yang dimaksud adalah para pengusaha yang berprilaku mandiri yang memiliki kebiasaan dalam memilih karier sesuai dengan bidang usaha yang diminatinya serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya. Maka dari itu peran manajemen perusahaan sangatlah penting sebagai penggerak yang ada dalam rangka aktifitas dan rutinitas dari sebuah organisasi, perusahaan khususnya pada usaha kecil menengah. Berhasil tidak atau tidaknya usaha ini sangat dipengaruhi oleh jiwa kewirausahaan dan kemampuan manajerial dari para pengusaha. Semangat atau jiwa seseorang dalam menjalankan suatu hal tertentu (Echols, 2000:546).
Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, koordinasi, pengawasan dan penilaian (Siagian, 1997 (dalam Mulyanto 2007)).
Hampir sama dengan pendapat Winardi, menurut Siagian P. Sondang (2007:67) bahwa:
“Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha
seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan
dan penilaian”.
Selanjutnya menurut B.S Wibowo ( 2002:14 ) menyatakan bahwa:
“kalau kita ingin sukses, maka kita harus memiliki “keterampilan
manajerial” di antaranya energi spiritual, keterampilan emosional,
Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauhmana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi . Ivancevich (Ranto, 2007:19).
Jaya Plaza Mall adalah salah satu Mall elektronik pertama yang ada di Bandung, segala jenis laptop, PC, ataupun perangkat keras bisa di dapatkan di Jaya Plaza Mall. Namun seiring perkembangan di kota Bandung dewasa ini Jaya Plaza Mall lebih dikenal sebagai penyedia laptop second, sebagaian besar para owner di Jaya Plaza Mall menjual laptop second. Untuk di kota Bandung tidak
hanya Jaya Plaza Mall yang menyediakan laptop atau komputer, tercatat ada beberapa pusat perbelanjaan elektronik yang terdapat di bandung, yaitu kandaga dan BEC. Untuk kandaga sendiri lebih menyediakan peralatan PC, suku cadang dan kebutuhan hardware lainnya, sementara BEC merupakan Mall elektronik terbesar yang ada di kota Bandung.
Tabel 1.1 Hasil survey awal
No Pernyataan S TS % %
1. komitmen dengan konsumen tidak harus dijaga karena pada dasarnya membutuhkan waktu lama bagi konsumen untuk mengganti laptop
16 14 53.3 46.7
2. Koordinasi kurang terjalin dengan baik antara anda (owner) dan karyawan karena mungkin anda terlalu sibuk mengelola usaha di tempat lain
18 12 60 40
3. Perencanaan bisa dilakukan setelah menjalani bisnis/usaha dan tidak harus dari awal
16 14 53.3 46.7
4. Pengorganisasian tidak harus dilakukan, karena pada akhirnya orang-orang (pegawai) akan belajar dengan sendirinya
17 13 56.7 43.3
5. Saudara terkadang tidak tepat waktu dala menyelesaikan pekerjaan karena banyaknya pekerjaan
17 13 56.7 43.3
perilaku kewirausahaan yang benar adalah ketika para pelaku bisnis menjaga komitmen dengan konsumen, sehingga hubungan baik antara konsumen dan penjual tidak terputus pada saat transaksi telah selesai.
awal semua kemungkinan yang akan terjadi bisa diminimalisir resiko dan kerugian yang lebih besar bisa di hindari. Pengorganisasian di dalam sebuah organisasi atau perusahaan menjadi sangat penting, karena dengan pengorganisasian yang baik maka perusahaan tidak harus melakukan pelatihan hingga efisiensi dari waktu, biaya dan tenaga bisa di tekan di awal. Namun ternyata hasil survey mengatakan sebanyak 56.7% bahwa pengorganisasian tidak harus dilakukan, karena pada akhirnya orang-orang (pegawai) akan belajar dengan sendirinya, dan hanya 43.3% yang berfikir bahwa pengorganisasian itu perlu dilakukan. Hal ini semakin menjelaskan bahwa kemapuan manajerial para pedagang laptop di Jaya Plaza Mall masih belum dimiliki.
Dan fenomena terakhir adalah mengenai kinerja usaha. Sebesar 56.7% terkadang pengusaha dalam menyelesaikan pekerjaan tidak tepat waktu karena banyaknya pekerjaan, dan hanya 43.3% yang bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Hal ini semakin menjelaskan bahwa kinerja usaha para pedagang laptop di Jaya Plaza Mall masih belum maksimal dilakukan.
kualitas kerja masih belum maksimal, karena para pengusaha laptop di jaya plaza mall terkadang masih kesulitan mengerjakan pekerjaan tepat waktu.
Berdasarkan beberapa fenomena yang telah dikemukakan di atas, maka selanjutnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul:
“PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN KEMAMPUAN
MANAJERIAL TERHADAP KINERJA USAHA UMKM (SURVEY PADA PEDAGANG LAPTOP DI JAYA PLAZA BANDUNG )”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, bahwa seyogyanya sebagai seorang pengusaha harus bisa memiliki orientasi prestasi yang baik dan di tuntut untuk cerdas serta lebih aktif dalam bekerja, karena hal tersebut adalah perilaku kewirausahaan yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha jika ingin bisnisnya berjalan dengan baik.
Pengawasan tidak dilakukan secara berkesinambungan, dan hanya akan di evaluasi ketika permasalahan tersebut muncul. Tentu saja hal tersebut kurang baik, seyogyanya sebuah perusahaan seharusnya memiliki kontrolling terhadap kinerja usaha, sehingga target serta tujuan awal dari perusahaan tidak meleset atau gagal.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang di kemukakan di atas, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perilaku kewirausahaan para pedagang laptop di Jaya Plaza 2. Bagaimana kemampuan manajerial para pedagang laptop di Jaya Plaza 3. Bagaimana kinerja usaha para pedagang laptop di Jaya Plaza
4. Seberapa besar pengaruh perilaku kewirausahaan secara simultan dan parsial terhadap kinerja usaha para pedagang laptop di Jaya Plaza
5. Seberapa besar pengaruh kemampuan manajerial secara simultan dan parsial terhadap kinerja usaha para pedagang laptop di Jaya Plaza
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
dan diinterpretasikan guna penyusunan tugas akhir di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui perilaku kewirausahaan para pedagang laptop di Jaya Plaza
2. Untuk mengetahui kemampuan manajerial para pedagang laptop di Jaya Plaza
3. Untuk mengetahui kinerja usaha para pedagang laptop di Jaya Plaza 4. Untuk mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan secara simultan
dan parsial terhadap kinerja usaha para pedagang laptop di Jaya Plaza. 5. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan manajerial secara simultan dan
parsial terhadap kinerja usaha para pedagang laptop di Jaya Plaza
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Pengembang ilmu manajemen, diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang ilmu pengetahuan manajemen. Khususnya Manajemen Bisnis tentang pengaruh antara perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial terhadap kinerja pedagang.
2. Peneliti lain, mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang baru khusunya dalam bidang bisnis dan sebagai bahan acuan atau pembanding bila mana akan melakukan penelitian dan mengkaji lebih dalam dengan permasalahan yang serupa.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi pengamatan untuk penelitian ini adalah Mall Jaya Plaza, yang berlokasi di Jl. Jend. A. Yani (Kosambi) Bandung. Sedangkan waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan Desember 2012 sampai Agustus 2013. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 1.2
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Jadwal Kegiatan
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus
1 2 3 4 1 1 1 2 3 4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penelitian
Pendahuluan
Penulisan usulan
penelitian
41 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data–data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang
berjudul: “PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN
KEMAMPUAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA USAHA UMKM
(SURVEY PADA PEDAGANG LAPTOP DI JAYA PLAZA BANDUNG )”.
Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Perilaku Kewirausahaan dan (variabel X2) Kemampuan Manajerial.
2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent.Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Usaha.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Umi Narimawati, (2008:127) merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif.
Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) mendefinisikan:
"Penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi."
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa:
”Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan
untuk menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan
kehidupan”.
“Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manejerial dan
ekonomi dimana pendekatan ini terdiri atas perumusan masalah, mencari
solusi, menguji solusi, menganalisa hasil dan mengimplemasikan hasil.”
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249) menyatakan bahwa :
“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang
menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti
dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”
Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:
1. Sumber masalah
Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.
2. Perumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan penemuan yang relevan.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah pengaruh perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha (survey pada pengusaha laptop di Jaya Plaza Mall Bandung).
5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.
6. Menyusun instrument penelitian
Peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan dari Perilaku Kewirausahaan (Variabel Independen“X1”) dan Kemampuan Manajerial (Variabel Independen“X2”) terhadap Kinerja Usaha
(Variabel dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan
untuk menguji pengaruh dari Perilaku Kewirausahaan (Variabel
terhadap Kinerja Usaha (Variabel dependen“Y”) digunakan koefisien determinasi.
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan
Desain Penelitian T-1 Descriptive Descriptive
dan survey
Pengusaha Laptop di Jaya Plaza
Cross sectional
T-2 Descriptive Descriptive dan survey
Pengusaha Laptop di Jaya Plaza
Cross sectional
Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja Usaha, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Perilaku Kewirausahaan sebagai variable independen pertama (X1). 2. Variabel Kemampuan Manajerial sebagai variable independent kedua (X2). 3. Variabel Kinerja Usaha sebagai variabel dependent (Y).
Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber Data
Perilaku
Kotler dan Hasket (2007:19)
kualitas kerja - Tingkat
produk unggulan
3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari satu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
2. Data Sekunder
3.2.4 Teknik Penentuan Data 3.2.4.1 Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) tentang pengertian populasi yaitu:
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pedagang laptop di Jaya Plaza Bandung yaitu sebanyak 30.
3.2.4.2 Sensus
Arikunto (1998:117) mengatakan sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
subyek sejumlah itu diambil seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan sebagai penelitian sensus.
Mengenai sensus Ruslan (2008:142) mengatakan bahwa alasan melakukan sensus, yaitu peneliti sebaiknya mempertimbangkan untuk meneliti seluruh elemen-elemen dari populasi, jika elemen populasi relatif sedikit dan variabilitas setiap elemennya yang tinggi (heterogen). Sensus lebih layak dilakukan jika penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik setiap elemen dari suatu populasi.
Berdasarkan pendapat Arikunto dan Ruslan tersebut di atas, peneliti menggunakan penelitian sensus yaitu mengambil data penelitian secara keseluruhan yang berjumlah 30 responden.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara:
b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang di bahas.
c. Angket (Kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawab, berupa daftar pertanyaan yang dibuat dengan metode pertanyaan terstruktur (tertutup dan terbuka) kepada 100 responden tentang variabel Perilaku Kewirausahaan, Kemampuan Manajerial dan Kinerja Usaha.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh)
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai perbanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian.
3.2.5.1 Uji Validitas
Menurut Cooper (2006:720) dalam Umi Narimawati (2010 : 42) validitas adalah :
”Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent
that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.
(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila
koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan korelasi product momet (indeks validitas) diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut:
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Kuesioner kemampuan manajerial Variabel Pertanyaan
Hasil Uji Validitas Kuesioner kinerja usaha Variabel Pertanyaan mengindikasikan bahwa semua butir pertanyaan yang diajukan pada ketiga variabel valid dan layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian dan dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya.
3.2.5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:43), reliabilitas adalah :
precision, and consistency”.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman – Brown Correlation), teknik belah dua. Metode ini
menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subjek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap – ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
2. Skor untuk masing – masing kelompok dijumlahkan sehingga skor total untuk kelompok I dan kelompok II
3. Korelasikan skor total kelompok Idan skor total kelompok II 4. Korelasikan skor total kelompok I dan total kelompok II
2Ґb
1 + Ґb
5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua
melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel). Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan metode split-half diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Kuesioner Koefisien
Reliabilitas Nilai kritis Keterangan
Perilaku Kewirausahaan 0.827 0.7 reliabel
Kemampuan Manajerial 0.866 0.7 reliabel
Kinerja Usaha 0.723 0.7 reliabel
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan pada ketiga variabel sudah andal karena memiliki koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.7.
3.2.6 Rancangan Analisis
3.2.6.1 Analisis Deskriptif/Kualitatif
Analisis Deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.
Sumber :Umi Narimawati (2007:84)
% Skor =
Keterangan:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.
Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.7
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 - 36.00 Tidak Baik
2 36.01 - 52.00 Kurang Baik
3 52.01 - 68.00 Cukup
4 68.01 - 84.00 Baik
5 84.01 – 100 Sangat Baik
3.2.6.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui
“Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan
analisis regresi korelasi serta determinasi.
1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:
a) Ambil data ordinal hasil kuesioner
b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya
c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal. d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan
memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.
Dimana:
Means of Interval = Rata-Rata Interval
Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah
Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas
Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah
f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel pengaruh Perilaku Kewirausahaan Dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha, dalam hal ini adalah pengusaha Laptop di Jaya Plaza Bandung digunakan analisis regresi Berganda (Multiple Regression).
2. Analisis Regresi
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama.
Persamaan Regresi Linier Berganda adalah:
Dimana :
Y = variabel dependen X1, X2 = variabel independen