• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Penderita Radius Distal Fraktur di RSUP H. Adam Malik Periode 1 Januari 2012 -31 Desember 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Penderita Radius Distal Fraktur di RSUP H. Adam Malik Periode 1 Januari 2012 -31 Desember 2013"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENDERITA FRAKTUR RADIUS DISTAL

DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

PERIODE JANUARI 2012 – DESEMBER 2013

OLEH

dr. MHD. WINDI SYARIF HRP

PEMBIMBING

dr. NINO NASUTION, SpOT(K)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK

ILMU ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan pembuatan penelitian magister yang berjudul “Gambaran Penderita Radius Distal Fraktur di RSUP H. Adam Malik Periode 1 Januari 2012 -31 Desember 2013”.

Hasil penelitian ini merupakan rangkaian kegiatan akademis dalam rangka menyelesaikan pendidikan jenjang magister di Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada pembimbing dr. Nino Nasution Sp.OT(K) dan juga kepada guru-guru di Departemen Orthopaedi dan Traumatologi FK USU / RSUPH Adam Malik Medan, yakni Prof. dr. Hafas Hanafiah, Sp.B, Sp.OT(K) FICS, Prof. dr. Nazar Moesbar, Sp.B, Sp.OT(K), dr. Chairiandi Siregar, Sp.OT(K), dr. Otman Siregar, Sp.OT(K), dr. Husnul Fuad Albar, Sp.OT, dr. Pranajaya Dharma Kadar, Sp.OT(K), dr. Aga Shahri Putera Ketaren, Sp.OT, dan dr. Heru Rahmadhany, Sp.OT, dr. Iman Dwi Winanto, Sp.OT.

Akhirnya, penulis mengahrapkan kritik, saran dan masukan terhadap proposal penelitian magister ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, Maret 2015 Penulis,

(3)

Abstrak

Tujuan : Mengetahui gambaran penderita Radius distal fraktur di RSUP Haji Adam Malik Medan selama periode 2 tahun dari Januari 2012 - Desember 2013.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif, dilakukan pengumpulan data mengenai karakteristik dari penderita radius distal fraktur yang melakukan pengobatan dalam kurun waktu Januari 2012 – Desember 2013. Rekam medis yang tidak memiliki variabel karakteristik yang diteliti dimasukkan kedalam kriteria eksklusi.

Hasil : Pada Penelitian ini dijumpai sebanyak 67 pasien yang didiagnosa Fraktur Radius Distal dan memiliki rekam medis dengan variabel yang lengkap. Setiap data medis dan demografi di sajikan dalam bentuk tabel distribusi, diagram, dan persentase dalam bentuk rata-rata.

Kesimpulan : Pada penelitian ini dijumpai Penderita fraktur radius distal kebanyakan berjenis kelamin pria, terutama yang berusia 17-25 tahun. Pada umumnya penderita yang datang ke rumah sakit memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/sederajat, dan memiliki profesi seharinya kerja sebagai wiraswasta dan pegawai negeri yang memiliki mobilitas tinggi dan banyak beraktivitas. Kebanyakan penderita fraktur radius distal yang datang berobat adalah fraktur radius distal dengan fraktur tertutup dan umumnya adalah fraktur ekstraartikular (fraktur diluar sendi), faktor penyebab terjadinya fraktur radius distal umumnya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

(4)

Abstract

Observe : To observe te characteristics of Distal Radius Fracture patients in Haji Adam Malik Hospital Medan during two years from January 2012-December 2013.

Method : The data was collected by observation method retrospectively from Orthopaedic medical records patients during period January 2012 – December 2013 which are diagnosed with Distal Radius Fracture. Any medical record that did not contain specific variables was excluded.

Result : In this research there are 67 medical record of patients, with diagnose of Distal Radius Fracture and have complete data variables are recorded descriptively in frequent distribution tabel, diagram, and percentage in the mean form.

Conclution : Most of patients with Distal Radius Fracture are man that around 17-25 years old, have a senior high school background, Most of them is public officer with high mobility and have a alot of activity using motor vehicle. Most of them is closed fracture with

configuration extraarticular fracture. The Main cause of Distal Radius Fracture is Traffic accidents.

(5)

DAFTAR ISI

(6)

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6 Analisis Data

3.6 Etika Penelitian

(7)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Frekuensi pasien faktur radius distal berdasarkan jenis kelamin

Diagram 2. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan usia Diagram 3. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan lama keluhan

Diagram 4. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan tingkat Pendidikan

Diagram 5. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan jenis Pekerjaan

Diagram 6. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan lokasi Fraktur

Diagram 7. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan jenis Fraktur

(8)

Abstrak

Tujuan : Mengetahui gambaran penderita Radius distal fraktur di RSUP Haji Adam Malik Medan selama periode 2 tahun dari Januari 2012 - Desember 2013.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif, dilakukan pengumpulan data mengenai karakteristik dari penderita radius distal fraktur yang melakukan pengobatan dalam kurun waktu Januari 2012 – Desember 2013. Rekam medis yang tidak memiliki variabel karakteristik yang diteliti dimasukkan kedalam kriteria eksklusi.

Hasil : Pada Penelitian ini dijumpai sebanyak 67 pasien yang didiagnosa Fraktur Radius Distal dan memiliki rekam medis dengan variabel yang lengkap. Setiap data medis dan demografi di sajikan dalam bentuk tabel distribusi, diagram, dan persentase dalam bentuk rata-rata.

Kesimpulan : Pada penelitian ini dijumpai Penderita fraktur radius distal kebanyakan berjenis kelamin pria, terutama yang berusia 17-25 tahun. Pada umumnya penderita yang datang ke rumah sakit memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/sederajat, dan memiliki profesi seharinya kerja sebagai wiraswasta dan pegawai negeri yang memiliki mobilitas tinggi dan banyak beraktivitas. Kebanyakan penderita fraktur radius distal yang datang berobat adalah fraktur radius distal dengan fraktur tertutup dan umumnya adalah fraktur ekstraartikular (fraktur diluar sendi), faktor penyebab terjadinya fraktur radius distal umumnya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

(9)

Abstract

Observe : To observe te characteristics of Distal Radius Fracture patients in Haji Adam Malik Hospital Medan during two years from January 2012-December 2013.

Method : The data was collected by observation method retrospectively from Orthopaedic medical records patients during period January 2012 – December 2013 which are diagnosed with Distal Radius Fracture. Any medical record that did not contain specific variables was excluded.

Result : In this research there are 67 medical record of patients, with diagnose of Distal Radius Fracture and have complete data variables are recorded descriptively in frequent distribution tabel, diagram, and percentage in the mean form.

Conclution : Most of patients with Distal Radius Fracture are man that around 17-25 years old, have a senior high school background, Most of them is public officer with high mobility and have a alot of activity using motor vehicle. Most of them is closed fracture with

configuration extraarticular fracture. The Main cause of Distal Radius Fracture is Traffic accidents.

(10)

BAB I PENDAHULUAN I1. Latar Belakang Masalah

Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifise, baik yang bersifat total maupun parsial. Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kondisi patah, harus diketahui keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah. Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan.(1)

Secara klinis, fraktur dapat dibedakan menjadi fraktur tertutup, fraktur terbuka dan fraktur dengan komplikasi. Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar, sedangkan fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam) atau from without (dari luar). Sedangkan fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi diantaranya early, immediate dan late

komplikasi.

Saat ini dengan meningkatnya aktivitas manusia seperti melakukan perjalanan melalui darat, air dan udara, aktivitas industri dan olahraga rekreasi kompetitif, maka dapat dikatakan saat ini adalah zamannya injury ataupun zamannya trauma. Insiden terjadinya trauma meningkat dan akan terus meningkat. Trauma merupakan pembunuh nomor satu pada usia muda di Amerika Utara. Perkiraan biaya tahunan untuk trauma di Amerika Utara sekitar 160 miliar dolar. Hampir 10% dari pasien rawat inap merupakan korban trauma. Dua pertiga pasien mengalami permasalahan sistem muskuloskeletal termasuk fraktur, dislokasi dan kerusakan jaringan lunak.(2)

(11)

Meskipun trauma muskuloskeletal pada individu yang sehat jarang berakibat fatal, tetapi dapat menyebabkan penderitaan fisik yang serius, beban mental dan kehilangan waktu pasien. Maka dapat dikatakan trauma muskuloskeletal mempunyai angka mortalitas yang rendah tapi dengan morbiditas yang tinggi. Dengan meningkatnya angka bertahan hidup saat ini, banyak orang mencapai usia tua dimana disertai dengan berkurangnya koordinasi organ tubuh, sehingga sering mengalami jatuh. Ditambah dengan kelemahan tulang akibat adanya osteoporosis akan menyababkan fraktur patologis.

Salah satu jenis fraktur yang sering terjadi adalah fraktur radius distal dan mempunyai insiden yang cukup tinggi diantara jenis-jenis fraktur lainnya. Umumnya fraktur radius distal terjadi pada tulang radius bagian ujung (mendekati sendi wrist). Dapat terjadi Pada remaja dan hingga orang tua 15-60 thn. Fraktur radius distal juga merupakan salah satu fraktur yang paling tinggi menyebabkan morbiditas pada pasien. Deformitas/perubahan bentuk, dan kekakuan sendi pergelangan tangan merupakan komplikasi terbesar dari fraktur radius distal.

Di RSUP Haji Adam Malik Medan, peneliti banyak menemukan kasus fraktur radius distal dengan berbagai variasi mulai dari usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan sebagainya. Dari data dan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Gambaran penderita fraktur radius distal di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan tahun 2012-2013”.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut “Bagaimanakah gambaran penderita fraktur radius distal di RSUP. Haji Adam Malik Medan?”

I.3. Tujuan Penelitian I.3.1 Tujuan Umum

(12)

I.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran usia penderita fraktur radius distal di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.

2. Mengetahui gambaran jenis kelamin penderita fraktur radius distal di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.

3. Mengetahui lama keluhan yang dialami sebelum datang berobat, apakah kasus akut ataupun kasus neglected/terlantar di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.

4. Mengetahui tingkat pendidikan penderita fraktur radius distal di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.

4. Mengetahui jenis pekerjaan penderita fraktur radius distal di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.

6. Mengetahui lokasi fraktur radius distal yang dialami, apakah fraktur yang dialami penderita melewati sendi (intraartikular) atau diluar sendi (ekstraartikular) di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.

7. Mengetahui apakah fraktur radius distal yang dialami, fraktur terbuka atau fraktur tertutup di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.

I.4. Manfaat Penelitian I.4.1. Manfaat teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang kesehatan, terutama mengenai epidemiologi penderita fraktur radius distal di RSUP. Haji Adam Malik Medan, sehingga bisa digunakan sebagai referensi untuk tata laksana pada penderita fraktur radius distal.

I.4.2. Manfaat Praktis Langsung

(13)

I.4.3. Manfaat Bagi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Hasil penelitian ini memberikan gambaran karakteristik penderita radius distal fraktur yang ada di RSUP Haji Adam Malik Medan, mengidentifikasi faktor-faktor resiko, dan memprediksi keperluan di masa yang akan datang, yang mana akan sangat berguna bagi RSUP Haji Adam Malik untuk menentukan strategi penanganan yang paling efektif, penyediaan pelayanan dan perawatan jangka panjang, pertimbangan dampak finansial dan sosial dari penderita radius distal fraktur dan pembiayaan program preventif dan tata laksana yang lebih efisien.

I.4.4. Manfaat Bagi Peneliti

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kerangka Teoritis

II.1.1 Definisi

Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan lengan bawah. Jenis luka yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia penderita. Pada anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius. Fraktur radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distal pada tahun 1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian distal radius dapat terjadi dislokasi ke arah dorsal maupun volar, radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal. Komplikasi yang sering terjadi adalah kekakuan dan deformitas (perubahan bentuk), jika pasien mendapat penanganan terlambat.(3)

EPIDEMIOLOGI

(15)

tulang pinggul. Fraktur radius distal yang terjadi pada usia muda, disebabkan oleh trauma. Baik karena kecelakaan lalu lintas ataupun terjatuh dari ketinggian.

Faktor resiko fraktur radius distal pada orang tua termasuk penurunan tulang mineral, jenis kelamin perempuan, ras kulit putih, riwayat keluarga, dan menopause dini.(3)

ANATOMI

Gambar 1. Anatomi radius distal (4).

Radius distal terdiri dari atas tulang metaphysis (Cancellous), Scaphoid facet dan

Lunate Facet, dan Sigmoid notch, bagian dari metaphysis melebar kearah distal, dengan korteks tulang yang tipis pada sisi dorsal dan radial.

Permukaan artikular memiliki permukaan cekung ganda untuk artikulasi dengan baris karpal proksimal (skafoid dan fossa lunate), serta kedudukan untuk artikulasi dengan ulna distal. 80 % dari beban aksial didukung oleh radius distal dan 20% ulna dan kompleks fibrocartilage segitiga (TFCC).

Radius distal mengandung permukaan sendi yaitu : 1. Facet skafoid

2. Facet lunatum 3. Sigmoid notch

(16)

DRUJ ( distal radioulnar joint )

Sisi distal dari ulna berartikulasi dengan radius distal dan merupakan tempat melekatnya kompleks ligamentum triangular fibrocartilage.

Radius distal terbagi menjadi 3 kolum, yaitu : 1. Kolum lateral

2. Kolum medial : terbagi menjadi sisi dorsal dan sisi medial

Kedua kolum ini berkorelasi secara anatomis dengan facet dari tulang schapoid dan facet dari tulang lunatum.

Patofisiologi :

Pada kebanyakan aktifitas, sisi dorsal dari radius distal cenderung mengalami

tension, sisi volar dari radius distal cenderung mengalami kompresi, hal ini disebabkan oleh bentuk integritas dari korteks pada sisi distal dari radius, dimana sisi dorsal lebih tipis dan lemah sedangkan pada sisi volar lebih tebal dan kuat. Beban yang berlebihan dan mekanisme trauma yang terjadi pada pergelangan tangan akan menentukan bentuk garis fraktur yang akan terjadi.

Cedera yang berkaitan dengan fraktur :

Lebih dari 68 persen dari fraktur pada radius distal dan ulna memiliki korelasi dengan cedera jaringan lunak, seperti robekan parsial dan total dari TFCC, ligament schapolunatum, dan ligament lunotriquetral.

MEKANISME CEDERA

(17)

dari mekanisme trauma juga sering mengakibatkan keterlibatan permukaan artikular. Mekanisme dengan energi tinggi (misalnya, trauma kendaraan/kecelakaan lalu lintas) dapat mengakibatkan pergeseran atau fraktur yang sangat kominutif (fraktur lebih dari tiga fragmen) dan mengakibatkan sendi wrist tidak stabil.

EVALUASI KLINIS

Dari klinis pasien biasanya terlihat dengan deformitas berupa dinner fork deformity

biasa terjadi pada colles fracture, dengan gambaran seperti garpu makan, dimana distal dari radius displaced (bergeser) kearah dorsal. Dapat juga berupa garden spade biasa terjadi pada

smith fracture dimana distal dari radius displaced (bergeser) kearah volar. Pergelangan tangan biasanya juga bengkak dengan hematoma, nyeri tekan dan keterbatasan dalam melakukan gerakan. Siku ipsilateral dan bahu juga harus diperiksa untuk cedera terkait. Penilaian terhadap neurovaskular juga harus dilakukan, dengan perhatian khusus pada fungsi saraf median. Gejala sindroma karpal tunnel juga kadang terjadi (13 % sampai 23 %) karena posisi paksa hiperekstensi dari pergelangan tangan, trauma langsung dari fragmen fraktur, pembentukan hematoma, atau peningkatan tekanan kompartemen.

EVALUASI RADIOLOGI

Posisi Anteroposterior dan Lateral dari wrist joint/pergelangan tangan harus dilakukan. Bahu atau siku juga harus dievaluasi radiologi foto pergelangan tangan kontralateral juga biasa dilakukan untuk dapat membantu menilai sudut ulnar varians dan sudut scapholunate.

Computed tomography scan dapat membantu untuk menunjukkan tingkat keterlibatan intraartikular.

Penilaian Radiologi normal.

• Radial Inclination : rata-rata 23 derajat (kisaran, 13-30 derajat).

• Radial Length : rata-rata 11 mm (rentang, 8 sampai 18 mm).

(18)

Gambar 2. Penilaian radiologi normal radius distal.(4)

KLASIFIKASI RADIUS DISTAL FRAKTUR

Klasifikasi radius distal fraktur berdasarkan keterlibatan intraartikular.

1. Mayo Clinic Classification

Gambar 3. Mayo Clinic Classification radius distal fraktur. Tipe 1 adalah fraktur

extraarticular (diluar sendi).Tipe 2, 3, 4 adalah fraktur intraarticular (pada sendi) dibedakan berdasarkan displacement (pergeseran) dan kompleksitas fraktur.

2. Frykman Classification

(19)

TERAPI/PENGOBATAN

Semua pasien dengan radius distal fraktur umumnya selalu ditangani dengan reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gyps/cast, kecuali pasien dengan open fraktur ataupun kondisi fragmen fraktur yang tidak memenuhi kriteria acceptable.

Jika fraktur stabil dan hasil reduksi baik, maka tidak diperlukan tindakan operasi lanjutan. Jika fraktur dinilai tidak stabil, dinilai dari pergeseran (displaced) dari fragmen setelah dilakukan tindakan reduksi tertutup, maka dapat dipertimbangkan tindakan operatif.

Penanganan dari fraktur radius distal :

Gambar 5. Plating rekomendasi untuk fraktur medial column dari radius distal. Pilihan Pengobatan tergantung dari pilihan dan pengalaman ahli bedah.(4)

Bila di tinjau secara biomekanik saat terjadinya trauma, sisi volar dari radius distal mengalami kompresi yang lebih besar bila di bandingkan dengan sisi volar. Oleh karena itu, tahap awal untuk mendapatkan reduksi yang stabil yaitu dengan cara mengoptimalisasi fiksasi pada volar cortex, pada kasus dengan fraktur kominutif pada sisi dorsal maka hal yang penting untuk di perhatikan yaitu reposisi secara akurat aposisi dari korteks volar nya.(6)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Terapi/pengobatan termasuk :  Pola fraktur.

(20)

 Pasien faktor : usia pasien fisiologis, gaya hidup, pekerjaan, dominasi tangan, kondisi medis yang terkait, cedera terkait, dan kepatuhan.

Secara radiologi, posisi radius dikatakan acceptable/dapat diterima, jika : 1. Panjang Radial : 2 sampai 3 mm dari pergelangan tangan kontralateral . 2. Palmar tilt : tilt netral (0 derajat).

3. Intraartikular step - off : < 2 mm.

4. Radial Inclination : < kehilangan 5 derajat.

TINDAKAN NON OPERASI(5,6,7)

Semua fraktur harus dilakukan reduksi tertutup, jika diperlukan juga. Reduksi fraktur membantu untuk mengurangi bengkak setelah fraktur, memberikan penghilang rasa sakit, dan mengurangi kompresi pada saraf median.

Imobilisasi cast/gyps, diindikasikan untuk :

 Nondisplaced atau patah tulang radius dengan pergeseran minimal.

 Displaced fraktur dengan pola fraktur yang stabil diharapkan dapat sembuh dalam posisi radiologi yg acceptable/dapat diterima.

 Dapat juga digunakan blok hematom dengan menggunakan analgetik, berupa lidocain, ataupun juga berupa sedasi.

Teknik reduksi tertutup : (3)

 Fragmen distal pada posisi hyperekstensi.

 Traksi dilakukan untuk mengurangi pergeseran pada bagian distal terhadap proksimal fragmen, dengan melakukan penekanan pada distal radius.

 Kemudian dilakukan pemasangan gyps (cast), dengan pergelangan tangan dalam posisi netral dan sedikit fleksi.

 Posisi ideal lengan, durasi imobilisasi, dan cast yang digunakan, apakah long arm cast, ataupun short arm cast, masih kontroversial, tidak ada studi prospektif yang telah menunjukkan keunggulan satu metode di atas yang lain.

(21)

yang membutuhkan pergelangan tangan fleksi ekstrim untuk mempertahankan reduksi mungkin memerlukan fiksasi operatif.

 Gips harus dipakai selama kurang lebih 6 minggu atau sampai sudah terlihat proses penyembuhan dari radiologi. Pemeriksaan radiologi juga Sering diperlukan untuk mendeteksi hilangnya reduksi.

Gambar 6. Tehnik Reduksi tertutup pada fraktur radius distal. (3)

OPERASI Indikasi :

 Cedera energi tinggi

 Kehilangan reduksi

 Artikular kominutif, step-off, atau gap

 Metaphyseal kominutif atau adanya bone loss (bagian fragmen tulang yang hilang)

 Kehilangan dinding penopang bagian volar disertai pergeseran (displaced)

(22)

TINDAKAN OPERASI(6,7,8)

ORIF (Fiksasi Interna dgn plate & Screw)

Fiksasi dengan plate adalah tindakan primer untuk fraktur yang tidak stabil dari volar dan medial kolum dari distal radius. Distal radius plate dikategorikan berdasarkan lokasi dan tipe dari plate. Lokasinya bisa dorsal medial, volar medial dan radial styloid.

Prinsip dari penanganan radius distal adalah mengembalikan fungsi dari sendi pergelangan tangan (wrist joint). Plate yang konvensional dapat digunakan buttress ataupun

neutralization plate, plate dengan locking screw juga kini sering digunakan, umumnya untuk tulang yang sudah mengalami pengeroposan (osteoporosis).

Gambar 7,8. Contoh plating pada radius distal fraktur,dan penggunaan konvensional plate

3dan screw.(4)

PINNING PERKUTANEUS

 Pinning secara perkutan : ini terutama digunakan untuk fraktur ekstraartikular atau dua bagian fraktur intraartikular.

 Ini dapat dicapai dengan menggunakan dua atau tiga buah Kirschner wire

ditempatkan pada lokasi fraktur, umumnya dari styloid radial, diarahkan proksimal dan dari sisi dorsoulnar dari fragmen radial distal diarahkan proksimal.

(23)

Gambar 9. Berbagai tehnik perkutaneus pinning pada fraktur radius distal dengan menggunakan kirschner wire.(3)

FIKSASI EKSTERNAL

 Penggunaannya telah berkembang dalam popularitas didasarkan pada studi yang menghasilkan tingkat komplikasi yang relatif rendah.

 Spanning fiksasi eksternal

Ligamentotaxis digunakan untuk mengembalikan panjang radial dan kecenderungan radial, tapi jarang mengembalikan palmar tilt.

 Fiksasi eksternal saja mungkin tidak cukup stabil untuk mencegah beberapa derajat kolaps dan hilangnya palmar tilt selama penyembuhan.

 Overdistraksi harus dihindari karena dapat menyebabkan jari kaku dan dapat diakui oleh peningkatan jarak interkarpal pada fluoroskopi intraoperatif.

 Pin dapat di remove pada 3 sampai 4 minggu, meskipun sebagian besar merekomendasikan 6 sampai 8 minggu fiksasi eksternal.

FIKSASI AJUVAN

 Tambahan graft mungkin autograft, allograft, ataupun synthetic graft.

 Ajuvan Kirschner kawat fiksasi dapat membantu untuk fragmen yang lebih kecil.

ARTHROSKOPI

Fraktur yang dapat mengambil manfaat paling banyak dari Arthroskopi ajuvan adalah: (1). Fraktur artikular kompleks tanpa metaphyseal kominusi, terutama fraktur dengan

(24)

Penderita Fraktur radius distal di RS H.Adam Malik

(2). Fraktur radius distal dengan cedera TFCC (Triangular Fibrocartilage Complex).(5,6,7,8)

II.2 Kerangka konsepsional

II.3 Definisi operasional

1. Usia

Usia adalah usia responden penelitian saat pertama kali didiagnosis dengan penderita fraktur radius distal. Berdasarkan DEPKES RI , Usia dikelompokkan dalam skala nominal yaitu :

1. dewasa awal 18-41 tahun 2. dewasa madya 41-60 tahun 3. dewasa lanjut 61-80 tahun 2. Jenis kelamin

Jenis kelamin dikelompokkan menjadi skala nominal, yaitu pria atau wanita. 3. Lama keluhan

Lamanya keluhan nyeri atau lainnya yang dialami oleh pasien sesuai dengan anamnesa yang tercantum di rekam medis.

4. Jenis Pendidikan

Jenis pendidikan pasien yang mengalami fraktur radius distal dikelompokkan berdasarkan ketetapan pembagian DEPDIKNAS pada tahun 2003 yaitu :

1. Dasar, setara dengan sekolah dasar

(25)

3. Tinggi, setara dengan perguruan tinggi

5. Jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan yang tercantum di rekam medis pasien,pembagian pekerjaan di klasifikasikan berdasarkan Sakernas (Notoadmodjo 2012) yaitu :

1. Pedagang 2. Buruh/tani 3. PNS 4. TNI/Polri 5. Pensiunan 6. Wiraswasta 7. Ibu rumah tangga

6. Lokasi Fraktur

Apakah fraktur radius distal yang dialami, melewati sendi (intraartikular) atau diluar sendi (Ekstraartikular) di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

7. Jenis Fraktur

Apakah fraktur radius distal yang dialami, merupakan fraktur terbuka atau fraktur tertutup di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

8. Penyebab/Etiologi Fraktur

Berdasarkan penyebab/etiologi fraktur, menurut Barbara C Long, dibagi atas : 1. Fraktur akibat peristiwa trauma (misalnya: terjatuh,tergelincir).

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif retrospektif yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan penderita fraktur radius distal berdasarkan fakta-fakta yang telah terjadi dan tercatat di rekam medik pada pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUP. Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2012 – 31 desember 2013

III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : RSUP. Haji Adam Malik Medan.

Waktu penelitian : Dilakukan selama bulan Nopember 2014 – April 2015

III.3. Objek Penelitian

Pasien yang melakukan pengobatan baik berupa rawat jalan di poliklinik orthopaedi maupun pasien yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan pada rentang waktu 1 Januari 2012 – 31 desember 2013.

III.4. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada penderita yang datang berobat di RSUP Haji Adam Malik medan dengan diagnosis radius distal fraktur pada rentang periode waktu 1 Januari 2012 – 31 desember 2013 yang datanya diambil melalui telaah rekam medis.

III.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah semua penderita yang pernah berobat di bagian Orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan baik berobat jalan ke poliklinik maupun rawat inap dari periode 1 Januari 2012- 31 desember 2013.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode

total sampling. Pada teknik ini semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihian dimasukkan menjadi sampel penelitian.

(27)

(1) Rekam medis dari penderita yang didiagnosis dengan radius distal fraktur (2) Rekam medis yang datanya diisi dengan lengkap

Kriteria Ekslusi

Data rekam medik yang tidak lengkap

III.6. Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan statistik deskriptif yang terkomputerisasi dari data sekunder hasil telaah rekam medis. Selanjutnya analisis dan pembahasan data dijabarkan dalam bentuk tabel-tabel distribusi frekuensi dan narasi.

III.7. Etika Penelitian

Setiap subjek akan dijamin kerahasiaannya atas data yang diperoleh dari rekam medik dengan tidak menuliskan nama pasien tetapi hanya berupa inisial saja.

(28)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

IV.1. Jumlah Kasus

Selama kurun waktu dua tahun (Januari 2012 – Desember 2013) didapatkan jumlah kasus Fraktur Radius Distal di Departemen Orthopaedi RSUP Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 67 kasus.

IV.2. Karakteristik Kasus IV.2.1. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa pada umumnya penderita fraktur radius distal adalah berjenis kelamin pria sebanyak 38 orang (56,7%), dan sisanya berjenis kelamin wanita sebanyak 29 orang (43,2%).

Diagram 1. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan jenis

kelamin IV.2.2. Usia

(29)

Diagram 2. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan usia

IV.2.3 Lama Keluhan

Berdasarkan Lama keluhan yang dialami penderita radius distal, dibagi atas >3bulan (Neglected/terlantar) dan <3 bulan (Akut Trauma), penderita yang datang ke Rumah Sakit lebih dari 3 bulan ada sebanyak 42 penderita, dan yang akut trauma atau yang datang langsung ke Rumah Sakit ada sebanyak 25 penderita.

Diagram 3. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan Lama Keluhan

IV.2.4 Pendidikan

(30)

Diagram 4. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan tingkat pendidikan

IV.2.5 Pekerjaan

Berdasarkan jenis pekerjaan yang telah dibagi oleh sakernas, secara garis besar berdasarkan tingkat kemungkinan cedera, penderita fraktur radius distal paling banyak dijumpai pada pasien yang memiliki pekerjaan wiraswasta sebanyak 28 orang (41,7%), pegawai negeri sebanyak 20 orang (29,8%), petani sebanyak 4 orang (1,49%) dan profesi ibu rumah tangga sebanyak 8 orang (11,9%).

Diagram 5. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan jenis pekerjaan

IV.2.6 Lokasi Fraktur

(31)

Diagram 6. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan lokasi fraktur (Intraartikular atau Ekstraartikular)

IV.2.7. Jenis Fraktur

Berdasarkan jenis fraktur, apakah fraktur yang dialami adalah fraktur tertutup ataupun fraktur terbuka. Fraktur tertutup sebanyak 62 orang (92,5%), sedangkan fraktur terbuka sebanyak 5 orang (7,46%).

Diagram 7. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan jenis fraktur

IV.2.8. Penyebab/Etiologi Fraktur

(32)

Diagram 8. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan penyebab/etiologi Fraktur

IV. 3 Pembahasan

Pada penelitian ini didapati jumlah kasus fraktur radius distal di Departemen Orthopaedi RSUP Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria, yaitu lengkapnya data rekam medis sebanyak 67 pasien. Jumlah ini sebenarnya masih kurang dari total jumlah kasus fraktur radius distal yang ada di RSUP Haji Adam Malik Medan, dikarenakan banyak faktor. Pertama, tidak semua pasien datang berobat ke RSUP Haji Adam Malik Medan, disebabkan pasien sudah berobat ke rumah sakit yang dekat dengan tempat tinggal pasien atau sudah berobat ke pengobatan alternatif terlebih dahulu, Hal ini dapat dilihat dari tingginya kasus fraktur neglected (terlantar) di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Berdasarkan jenis kelamin, dari total 67 pasien, kebanyakan penderita fraktur radius distal berjenis kelamin pria (38 penderita). Pria lebih banyak mengalami fraktur dibanding wanita karena mobilitas pria yang lebih tinggi dibanding wanita, dan penggunaan kenderaan bermotor lebih sering pada pria, karena secara umum fraktur distal radius yang dialami akibat kecelakaan lalu lintas.

(33)

dibandingkan pada umur dewasa, dan lanjut usia. Olahraga dan kecelakaan lalu lintas adalah penyebab terbesar dalam terjadinya fraktur radius distal.(10)

Ditinjau dari segi lama keluhan, mulai dari pasien cedera sampai pasien datang berobat ke RSHAM, pasien yang datang berobat terlambat (>3hari) sebanyak 42 penderita, dibandingkan yang langsung datang ke rumah sakit (akut trauma) hanya berjumlah 25 penderita. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang fraktur (patah tulang), jarak rumaph dari pusat kesehatan, kebudayaan, dan lainnya. Menurut Subroto Sapardan (RSCM dan RS Fatmawati Jakara, Februari – April 1974), Neglected fracture adalah penanganan patah tulang pada ekstremitas (anggota gerak) yang salah oleh bone setter (dukun patah), yang masih sering dijumpai di masyarakat Indonesia. Pada umumnya terjadi pada orang yang pendidikan dan status ekonomi rendah.(2) Menurut Arief Darmawan menyebutkan bahwa neglected fracture adalah bahwa fraktur yang penanganannya lebih dari 72 jam, dan umumnya terjadi pada masyarakat yang memiliki pendidikan dan status sosio-ekonomi rendah.(11,12)

Ditinjau dari latar belakang pendidikan penderita fraktur radius distal, yang paling banyak adalah penderita dengan lulusan pendidikan menengah. Dapat dilihat bahwa jumlah penderita yang dijumpai meningkat seiring dengan semakin tingginya derajat pendidikan seseorang. Ini mungkin dikarenakan pasien dengan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi akan memiliki tingkat kesadaran yang baik pula sehingga si pasien mau pergi berobat ke dokter.

Dilihat dari segi profesi atau pekerjaan penderita, dimana sebagian besar penderita fraktur radius distal adalah pria, yaitu yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 28 penderita (41,79%). Dan disusul yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 20 penderita (29,8%). Hal ini lebih banyak dialami pada penderita yang bekerja sebagai wiraswasta dan pegawai negeri, umumnya dikarenakan mobilitas yang tinggi dan lebih sering menggunakan kenderaan bermotor, sehingga prevalensi terjadinya kecelakaan lalu lintas lebih tinggi, dibandingkan pekerjaan yang lain.

(34)

Intr`aartikular ada sebanyak 55 orang.(13) Penelitian oleh vogt pada tahun 2002 di pensylvania Amerika serikat dari 907 pasien penderita radius distal fraktur 70% nya adalah fraktur ekstraartikular,(14) Brogren pada tahun 2007 di Swedia juga, menyatakan bahwa dari 335 pasien penderita radius distal fraktur, dimana 70% nya adalah fraktur ekstraartikular.(15) Hal ini disebabkan karena mekanisme trauma yang rata-rata adalah low energy trauma.

Dilihat dari jenis fraktur radius distal yang dialami penderita, apakah fraktur terbuka

(open fracture) maupun fraktur tertutup (close fracture). Yang paling banyak adalah

penderita dengan fraktur tertutup (close fracture) sebanyak 62 penderita (92,5%), sedangkan yang open fracture ada sebanyak 5 penderita (7,46%). Hal disebabkan karena umumnya fraktur yang dialami penderita fraktur radius distal adalah low energy trauma.

(35)

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

V.1 Kesimpulan

Penderita fraktur radius distal kebanyakan berjenis kelamin pria, terutama yang berusia 17-25 tahun. Pada umumnya penderita yang datang ke rumah sakit memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/sederajat, dan memiliki profesi seharinya kerja sebagai wiraswasta dan pegawai negeri yang memiliki mobilitas tinggi dan banyak beraktivitas. Kebanyakan penderita fraktur radius distal yang datang berobat adalah fraktur radius distal dengan fraktur tertutup dan umumnya adalah fraktur ekstraartikular (fraktur diluar sendi), faktor penyebab terjadinya fraktur radius distal umumnya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

V.2 Saran

1. Peningkatan ketertiban lalu lintas dengan cara menindak tegas pengguna jalan yang melanggar aturan terutama yang melaju melebihi kecepatan dan melanggar lampu lalu lintas.

2. Peningkatan sarana dan prasarana jalan sehingga akan memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

3. Memberikan informasi baik dalam bentuk penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengobatan dan penatalaksanaan fraktur, khususnya fraktur radius distal serta solusi-solusi yang tersedia dalam hal pengobatan secara medis, rehabilitasi sosial dan okupasional, dimulai dari lingkungan rumah sakit dan meluas ke masyarakat baik melalui media cetak maupun media elektronik.

4. Pelatihan kepada petugas medis mengenai tata cara penanganan awal di lokasi kejadian fraktur secara umum dan fraktur radius distal secara khusus, seperti pembidaian, pemindahan pasien dan lainnya sehingga tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang akan memperburuk kondisi penderita.

(36)
(37)

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Edisi ketiga, Yarsif Watampore, Jakarta, 2007; 355-357

2. Norvell J G, Kulkarni R. Tibial and Fibular Fracture. Diakses di

http://emedicine.medscape.com/article/826304-overview

3. Duncan Scott F. M., Weiland J. Andrew , Hand Surgery, 1st Edition USA : Lippincot and Williams;2004 ; 15:248-272

4. Nana D. Arvind, Joshi Atul, Licthman M. David, Plating of the Distal Radius, Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeon, 2005 ; Vol.13; 3:159-171

5. MA,Murray Jayson, MPH Gross Leeaht, Treatment of Distal Radius Fractures, Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons, 2013; Vol. 21; 8:502-505

6. Bucholz W. Robert, Heckman D. James, Brown-Court Charles, Rockwood and Green’s Fracture in Adults, 6th Edition USA : Lippincot Williams & Wilkins; 2006; 26:910-952

7. Licthman M. David, Bindra R. Randipsingh, Boyer I. Martin et.all, Treatment of Distal Radius Fractures, Journal of The American Academy of Ortrhopaedic Surgeons, 2010; Vol. 18; 3:180-187

8. Jupiter B. Jesse, Complex Articular Fractures of the Distal Radius: Classification and Management, Journal of The American Academy of Ortrhopaedic Surgeons, 1997; Vol 5; 3:119-129

9. Reksoprodjo Temyang Faiza Arlis, Himpunan Makalah Soelarto Reksoprodjo, Juli 2006, Hal: 203-204.

10.Nellans W. Kate, Kowalski Evan, BS, and Chung C. Kevin, The Epidemiology of Distal Radius Fracture, University of Michigan Health System. Elsevier inc., 2012. 11.Ismono D. Jejak Bone Setter pada Neglected fracture. Departemen Orthopaedi dan

Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, 2011. Available from :

12.Darmawan A. Presentasi kasus bedah konsep dasar fraktur, 2011. Available from :

(38)

13.Burhan Edi, Manjas Menker, Riza Adrian, Erkadius, Perbandingan Fungsi Extremitas Atas pada Fraktur Metafise Distal Radius Intraartikuler Usia Muda antara tindakan Operatif dan Non Operaratif dengan penilaian Klinis quickdash score, Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 2012. Available from :

14.Vogt M.T, Cauley J.A, Tomaino M.M, stone K, Williams J.R, Herndon J.H, Distal radius fractures in older woman: A 10-year follow-up study of descriptive

characteristics and risk factors. The study of osteoporotic fractures. J am Geriatr Soc 2002 Jan;50(1):97-103.

15.Brogren E, Petranek M, Atroshi I. Incidence and characteristics of distal radius fractures in a southern Swedish region. BMC Musculoskelet Disorder 2007;(8):48 16.World Health Organization. Global Health Observatory Data Repository: Mortality

Road Traffic Death 2007, Available from :

Gambar

Gambar 1. Anatomi radius distal (4).
Gambar 2. Penilaian radiologi normal radius distal.(4)
Gambar 5. Plating rekomendasi untuk fraktur medial column dari radius distal. Pilihan
Gambar 6. Tehnik Reduksi tertutup pada fraktur radius distal. (3)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Cara pengukuran hasil BMP adalah dengan analisis data rekam medis dari pemeriksaan sediaan apusan bone marrow penderita leukemia yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik

Skripsi dengan judul “Gambaran CT Scan Tumor Paru Jinak &amp; Ganas Pada Pasien Merokok di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Januari. 2015- Desember 2015” mengkaji kesesuaian

Retinoblastoma in Children in Haji Adam Malik Hospital Medan.. Retinoblastoma Treatment:

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pasien penyakit. hipertensi di RSUP Haji

“ Profil Penderita Benda Asing pada Esofagus dan Traktus Trakeobronkial di RSUP Haji Adam Malik Medan Januari 2011 – Oktober 2014 ” dibuat sebagai salah satu syarat untuk

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari – Desember 2013 yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik”,

Skripsi dengan judul “Gambaran CT Scan Tumor Paru Jinak &amp; Ganas Pada Pasien Merokok di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2015- Desember 2015” mengkaji kesesuaian

RSUP Haji Adam Malik Medan periode tahun 2014 dan 2015. Mengetahui sebaran etiologi pasien CTS di RSUP Haji