DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Annabell br Siregar
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 4 Desember 1996
Warga Negara : Indonesia
Status : Belum menikah
Agama : Kristen
Alamat : Jalan Sidodame No. 33 Komp Pemda, Medan
Nomor Handphone : 081269468064
Email : annabellsiregar@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. SD Santo Yoseph Medan ( 2001-2007 )
2. SMP Santo Yoseph Medan ( 2007-2010 )
3. SMA Santo Thomas 1 Medan ( 2010-2013 )
DATA INDUK
No RM Nama J. Kelamin Usia
Riwayat
Merokok Tumor Lokasi Hasil sitologi
658921 AJPR laki-laki 60 Merokok jinak kiri benign 643321 SS laki-laki 54 Merokok jinak kanan benign
654419 GS laki-laki 61 tidak merokok ganas kiri squamous cell carcinoma 660020 S laki-laki 41 Merokok ganas kiri adenocarcinoma 662828 H laki-laki 40 Merokok ganas kiri adenocarcinoma 639629 MT laki-laki 63 Merokok ganas kiri adenocarcinoma 656433 JN laki-laki 67 Merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 577432 AS laki-laki 63 Merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 654734 NS laki-laki 58 Merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 655534 SH laki-laki 63 Merokok jinak kiri benign
655934 KM laki-laki 47 Merokok ganas kiri adenocarcinoma 546235 HS laki-laki 63 tidak merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 643335 DP laki-laki 61 tidak merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 659535 SN laki-laki 55 Merokok ganas kiri adenocarcinoma 622536 MHY laki-laki 54 tidak merokok jinak kiri benign 630236 E perempuan 50 tidak merokok ganas kiri adenocarcinoma 662736 A laki-laki 63 Merokok ganas kiri squamous cell carcinoma 654437 TL laki-laki 78 Merokok ganas kiri adenocarcinoma 611638 MR laki-laki 64 tidak merokok ganas kiri adenocarcinoma 641438 RS laki-laki 62 Merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 654739 SPS laki-laki 68 Merokok ganas kiri squamous cell carcinoma 661639 SM laki-laki 41 Merokok jinak kiri benign
656040 PK laki-laki 58 Merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 660241 RS perempuan 62 tidak merokok jinak kanan benign
636942 RP perempuan 59 tidak merokok jinak kiri benign 635343 RT perempuan 46 tidak merokok jinak kiri benign 661643 TSH perempuan 51 tidak merokok jinak kiri benign 637144 S laki-laki 65 Merokok jinak kanan benign 655944 R perempuan 60 tidak merokok jinak kanan benign
651649 MHSB laki-laki 64 merokok ganas kiri adenocarcinoma 657149 M perempuan 76 tidak merokok ganas kiri adenocarcinoma 636750 JWP laki-laki 45 merokok ganas kiri adenocarcinoma 637450 H laki-laki 47 merokok ganas kanan adenocarcinoma 643550 MS laki-laki 51 merokok ganas kiri adenocarcinoma 626851 VS laki-laki 64 merokok ganas kiri adenocarcinoma 615952 SS perempuan 40 tidak merokok ganas kanan adenocarcinoma 646652 K laki-laki 55 merokok ganas kanan adenocarcinoma 657200 S laki-laki 65 merokok ganas kiri adenocarcinoma 657701 M laki-laki 67 merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 636202 BP laki-laki 67 merokok jinak kiri Benign
635504 S laki-laki 54 merokok ganas kiri adenocarcinoma 644804 TS laki-laki 59 merokok jinak kiri Benign
658856 Ma perempuan 68 tidak merokok ganas kanan adenocarcinoma 658857 ST laki-laki 51 merokok ganas kiri adenocarcinoma 594659 JaG laki-laki 65 merokok ganas kanan adenocarcinoma 615459 DaS laki-laki 59 merokok ganas kanan adenocarcinoma 636959 Ro laki-laki 51 merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 641760 JS laki-laki 59 merokok ganas kiri adenocarcinoma 650362 LS laki-laki 64 tidak merokok jinak kanan benign 653863 TB laki-laki 59 merokok ganas kiri adenocarcinoma 657365 MTS laki-laki 59 merokok ganas kiri squamous cell carcinoma 641466 PS laki-laki 59 merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 660767 OS laki-laki 49 merokok ganas kiri adenocarcinoma 620869 HoS laki-laki 49 merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 645069 NoT laki-laki 48 merokok ganas kanan adenocarcinoma 656169 TDMP laki-laki 40 merokok ganas kiri adenocarcinoma 642072 DiS laki-laki 77 merokok ganas kiri squamous cell carcinoma 633273 ArL laki-laki 44 merokok ganas kanan adenocarcinoma 636873 FN perempuan 75 tidak merokok ganas kanan adenocarcinoma 638675 Mu laki-laki 69 merokok ganas kanan adenocarcinoma 635076 SyP laki-laki 60 merokok ganas kanan squamous cell carcinoma 624677 JS laki-laki 42 merokok ganas kiri adenocarcinoma 637877 MSi laki-laki 61 merokok jinak kanan benign 641478 SP laki-laki 58 merokok jinak kanan benign 600079 HBS laki-laki 53 tidak merokok jinak kiri benign
Hasil Output SPSS
jenis kelamin pasien
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 118 84.9 84.9 84.9
perempuan 21 15.1 15.1 100.0
Total 139 100.0 100.0
usia pasien
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 25-35 4 2,9 2,9 2,9
36-45 13 9,4 9,4 12,2
46-55 35 25,2 25,2 37,4
56-65 63 45,3 45,3 82,7
>65 24 17,3 17,3 100,0
Total 139 100,0 100,0
pasien merokok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid merokok 110 79.1 79.1 79.1
tidak merokok 29 20.9 20.9 100.0
Total 139 100.0 100.0
pasien tumor
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid jinak 25 18.0 18.0 18.0
ganas 114 82.0 82.0 100.0
lokasi tumor pasien
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kiri 61 43.9 43.9 43.9
kanan 78 56.1 56.1 100.0
Total 139 100.0 100.0
hasil sitologi pasien
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Adenocarcinoma 78 56.1 56.1 56.1
squamous cell carcinoma 37 26.6 26.6 82.7
Benign 24 17.3 17.3 100.0
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Maisonneuve P, Vincenzo Bagnardi, Massimo Bellomi, et al. Lung Cancer Risk Prediction to Select Smokers for Screening CT- a Model Based on the Italian COSMOS Trial.2011 Nov: 4 (11): 1778.
2. Ekayuda I. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo; 2005. p. 145-150.
3. Borczuk AC. Neoplastic and nonneoplastic benign mass lesion of the lung. 2012 Jun: 136: 1227-1228.
4. Kementrian kesehatan RI. Situasi penyakit kanker. Jakarta Selatan: Kementrian kesehatan RI; 2015. p. 3-4.
5. Longo DL, Antony S. Faunci, Dennis L. Kasper, editors. Harrison manual of medicine. Edition 18. United States of America: The McGraw-Hill Companies,Inc; 2013. p. 434- 441.
6. World Health Organization. Cancer. World Health Organization; 2015.
7. Greenberg AK, Feng Lu, Judith D. Goldberg, et al. CT scan screening for lung cancer: risk factors for nodules and malignancy in a High-Risk Urban Cohort. 2012 Jul: 7 (7): 1- 4.
8. Kementrian kesehatan RI. Perilaku merokok masyarakat Indonesia. Jakarta: Kementrian kesehtan RI; 2014. p. 4.
9. Zhang Chuan-yu, Hua-long Yu, Xia Li, Yong-ye Sun. Diagnostic value of computed tomography scanning in differentiating malignant from benign solitary pulmonary nodules: a meta-analysis.2014 May: 35: 8551.
10.Patel KV, Sagar K. Naik , David P. Naidich , et al. A Practical algorithmic approach to the diagnosis and management of solitary pulmonary nodules. 2013 Mar: 143(3): 828-831.
11.Tandi M, Vonny N. Tubagus, Martin L. Simanjuntak. Gambaran CT-scan tumor paru di bagian/SMF Radiologi FK Unsrat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Oktober 2014-September 2015. 2016 Jun: 4(1): 141-142.
12.Sverzellati N, Jan-Martin Kuhnigk, Simone Furia. CT-based weight assessment of lung
lobes: comparison with ex vivo measurement. 2013 Jun: 19: 355.
13.Rampinelli C, Sara Raimondi, Mauro Padrenostro. Pulmonary Nodules: Contrast-Enhanced Volumetric Variation at Different CT Scan Delays. 2010 Jul: 195: 149.
14.Khan AN, Hamdan H Al-Jahdali, Klaus L. Irion, et al.Solitary pulmonary nodule: A diagnostic algorithm in the light of current imaging technique. 2011
Dec: 1(2): 39-51. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23210008
34
16.Riskesdas. Masalah merokok di Indonesia. Riskesdas. Riskesdas; 2010.
17.L. Tao, Kendal. K. Sinopsis organ system pulmonologi. Tangerang Selatan: KARISMA publishing group; 2014. p. 17-18.
18.Paulsen F, J. Waschke. Sobota atlas anatomi manusia jilid 2. Edisi 23. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. p. 34-37.
19.L. Tao, Kendal. K. Sinopsis organ system pulmonologi. Tangerang Selatan: KARISMA Publishing Group; 2014. p. 150-153.
20.Devita VT,Jr., Samuel Hellman, Steven A. Rosenberg. Cancer principles & practice of oncology. Edisi 4. United States of America : Lippincott Company; 1993. p. 673-674.
21.Rab Tabrani. Ilmu penyakit paru. Jakarta: Trans Info Media; 2010. p. 439-459. 22.Jett JR, David E. Midthun. Screening for lung cancer: for patient at increased
risk for lung cancer, it works. 2011 Sept: 155: 540.
23.Patel KV, Sagar K. Naik , David P. Naidich , et al. A Practical algorithmic approach to the diagnosis and management of solitary pulmonary nodules. 2013 Mar: 143(3): 826-828.
24.Gunn Chris. Digital and radiographic imaging. Edition 4. British: Libarary of congress cataloging in publication data; 2009. p. 73.
25.Gibson RN. Essential medical imaging. United Stated: Cambridge University Press, New York; 2009. p. 9-10.
26.Sastroasmoro Sudigdo, Sofyan Ismael. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto; 2014. p. 99-115.
27.Wahyuni AS. Statistika Kedokteran (disertai aplikasi dengan SPSS). Jakarta; 2007.
28.Ekayuda I. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo; 2005. p. 573-577.
29.Toyoda Y, T Nakayama, Y Kusunoki, et al. Sensitivity and specificity of lung cancer screening using chest low dow-dose computed tomography. 2008 May:
98(10): 1602. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2391122/
30.Wu K, Eric wong, Sultan Chaudhry. Lung Cancer. 2001 Dec [cited 2016 Jun 29]; 32(4). Available from: http://www.pathophys.org/lung-cancer/
31.Hulma MA, Masrul Basyar, Henny Mulyani. Hubungan Karakteristik Penderita dengan Gambaran Sitopatologi pada Kasus Karsinoma Paru yang Dirawat di RSUP Dr.M.Djamil Padang. 2014; 3(2).
32.Priya AP, Andrew. Karakteristik Penderita Kanker Paru Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Pada Tahun 2014. 2014.
19
BAB 3
KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1. Kerangka Teori
Tumor Paru
CT Scan
Jinak Ganas
Jinak
Tepi rata
Ukuran < 3cm
Ketebalan kavitas <
5 mm
Kalsifikasi (+)
Ganas
Tepi tidak rata
Ukuran > 3cm
Keteblan kavitas >
15 mm
Kalsifikasi (-)
Faktor Resiko:- Merokok - Perokok pasif - Asbestosis - Usia
- Pola Makan - Genetik Gejala Klinis:
- Batuk - Sesak nafas - Nyeri dada - Suara serak - Hemoptisis
Diagnosa Anamnesis Pemeriksaan
fisik
20
3.2. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian
ini adalah:
Variabel independen Variabel dependen
CT Scan Tumor
Paru
Jinak
21
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional
(non-eksperimental) deskriptif dengan metode retrospektif yaitu penelitian yang mengidentifikasi faktor resiko dan efek yang terjadi pada masa lalu.26
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1. Waktu Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan mulai dari Januari 2015
sampai Desember 2015.
4.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien tumor paru di RSUP Haji
Adam Malik Medan.
4.3.2. Sampel Penelitian
Setelah diketahui jumlah populasi dalam penelitian ini, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan berapa jumlah sample yang akan digunakan.
Untuk simple random sampling rumus yang digunakan:27
n =
22
Keterangan : n = besar sampel minimum
Z1-α= nilai distribusi normal beku (tabel Z) pada α tertentu
(1,96)
P = harga proporsi di populasi
Q = 1-P
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (5%)
N = jumlah di populasi
Cara perhitungan besar sample penelitian ini adalah sebagai berikut
n =
n = 139,1241415 = 139
Selanjutnya proses penetapan sample tersebut dilakukan dengan menggunakan
teknik consecutive sampling, yakni semua subjek yang didapat secara berurutan dan memenuhi kriteria dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan
terpenuhi.26
4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
a. Semua pasien dengan dugaan tumor paru baik jinak maupun ganas dari
klinis dan foto thorak PA dan lateral
b. Pada CT Scan didapatkan tumor pada paru
c. Tumor primer paru yang metastasis ke paru
2. Kriteria Eksklusi
a. Rekam medik tidak lengkap atau pasien meninggal
b. Terdapat tumor lain diluar paru
23
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dengan cara mengumpulkan rekam medis pasien.
4.5. Definisi Operasional
1. CT Scan
a. Pengetahuan
CT scan merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk
mempermudah dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit.
Pemeriksaan CT scan dianggap lebih baik karena dapat menunjukkan
adanya massa pada tumor < 1cm.
b. Cara Ukur
Membaca rekam medik
c. Alat Ukur
Rekam medik, data didapatkan melalui pengukuran menggunakan
mesin CT scan general electric multi 128 slice.
d. Skala ukur
Nominal
2. Tumor Paru
a. Pengetahuan
Tumor paru merupakan suatu benjolan atau pembengkakan yang
abnormal dalam paru yang terdiri dari benjolan yang jinak ataupun
ganas.
b. Cara Ukur
Membaca rekam medik
c. Alat Ukur
Rekam medik
d. Skala Ukur
24
4.6. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu editing, coding, entry,
cleaning data dan saving.
1. Langkah pertama, editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
2. Kedua, coding, data yang telah terkumpul kemudian diberi kode oleh peneliti
secara manual sebelum diolah dengan computer.
3. Ketiga, entry, data kemudian dimasukkan ke dalam program computer.
4. Keempat, cleaning data, dengan melakukan pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam memasukkan
data.
5. Terakhir, saving, data kemudian disimpan untuk siap dianalisa.
Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, dikelompokkan, dan diolah
dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS).
Selanjutnya data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel, diagram, ataupun
25
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas
A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan sesuai dengan SK
Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik juga sebagai Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi
Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau No. 17
Km. 12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera
Utara.
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik-Medan. Instalasi Rekam Medik ini berada di lantai satu
gedung Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan.
5.1.2. Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang
berasal dari rekam medis penderita tumor paru di Instalasi Rekam Medis Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Data yang diambil berada pada
kurun waktu 1 tahun, yaitu dari 1 Januari 2015 sampai 31 Desember 2015.
Jumlah data keseluruhan adalah 139 data rekam medis lengkap yang berisi
data dasar berupa nama, umur, jenis kelamin, salah satu faktor resiko yaitu
merokok, hasil pemeriksaan CT scan berdasarkan jenis tumor dan lokasi tumor,
26
5.1.2.1. Distribusi Pasien Tumor Paru Berdasarkan Jenis Tumor
Distribusi data penelitian berdasarkan jenis tumor untuk tahun 2015 adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Jenis Tumor
Jenis Tumor n %
Jinak 25 18.0
Ganas 114 82.0
Total 139 100
Berdasarkan tabel 5.1, didapati penderita tumor paru pada tahun 2015
sebanyak 25 kasus (18%) tumor jinak, sementara 114 kasus lainnya (82%) adalah
tumor ganas
5.1.2.2. Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi data penelitian berdasarkan jenis kelamin penderita tumor paru
untuk tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2 Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 118 84.9
Perempuan 21 15.1
Total 139 100
Berdasarkan tabel 5.2, didapati bahwa pada tahun 2015, jumlah pasien
tumor paru laki-laki (84.9%) lebih banyak dibandingkan pasien perempuan yang
hanya berjumlah 21 orang (15.1%).
5.1.2.3. Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Kelompok Usia
Distribusi data penelitian yang menunjukkan kelompok usia penderita
27
Tabel 5.3 Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Kelompok Usia
Kelompok Usia n % 25-35 4 2,9 36-45 13 9,4 46-55 35 25,2 56-65 63 45,3 >65 24 17,3 Total 139 100
Tabel 5.3 di atas memperlihatkan bahwa kejadian tumor paru terbanyak
yang berada pada kelompok usia 56-65 tahun yaitu 63 kasus (45,3%), kemudian
pada kelompok usia 46-55 tahun yaitu 35 kasus (25,2%), kelompok usia >65
tahun sebanyak 24 kasus (17,3%), kelompok usia 36-45 tahun sebanyak 13 kasus
(9,4%), dan kelompok usia 25-35 tahun sebanyak 4 kasus (2,9%).
5.1.2.4. Distribusi Pasien Tumor Paru Berdasarkan Riwayat Merokok
Distribusi data penelitian yang menunjukkan riwayat merokok penderita
tumor paru pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.4 Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Riwayat Merokok
Riwayat Merokok n %
Ya 110 79.1
Tidak 29 20.9
Total 139 100
Berdasarkan tabel 5.4, mayoritas pasien tumor paru yang mempunyai
riwayat merokok 110 orang (79.1%) sedangkan sebanyak 29 orang (20.9%) tidak
mempunyai riwayat merokok.
5.1.2.5. Distribusi Pasien Tumor Paru Berdasarkan Lokasi Tumor
Distribusi data penelitian yang menunjukkan lokasi tumor paru pada
28
Tabel 5.5 Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Lokasi Tumor
Lokasi Tumor n %
Kiri 61 43.9
Kanan 78 56.1
Total 139 100
Berdasarkan tabel 5.5, didapati lokasi tumor penderita tumor paru pada
tahun 2015 sebanyak 61 kasus (43.9%) berada disebelah kiri, sementara 78 kasus
lainnya (56.1%) berada disebelah kanan
5.1.2.6. Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Gambaran Hasil Sitologi
Distribusi data penelitian yang menunjukkan gambaran hasil sitologi
tumor paru pada tahun 2015 adalah sebagai berikut.
Tabel 5.6 Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Gambaran Hasil
Sitologi
Gambaran Sitologi n %
Adenokarsinoma 78 56.1
Karsinoma sel skuamosa Jinak
37 24
26.6 17.3
Total 139 100
Distribusi data pasien berdasarkan jenis kanker paru dapat dilihat pada
tabel di atas yaitu dengan jenis tumor terbanyak yaitu tumor ganas
adenokarsinoma sebanyak 78 orang (56.1%), karsinoma sel skuamosa sebanyak
37 orang (26.6%), sedangkan tumor jinak sebanyak 24 orang (17.3%) pada tahun
2015.
5.2. Pembahasan
Berdasarkan tabel distribusi dari penelitian yang dilakukan, ditemukan
bahwa jumlah kasus tumor ganas paru lebih tinggi yaitu sebanyak 114 kasus
(82%) dibandingkan dengan tumor jinak paru sebanyak 25 kasus (18%). Sangat
29
merupakan rumah sakit pusat rujukan wilayah Pembangunan A, sehingga
pasien-pasien yang berada dalam kondisi parah dan membutuhkan pelayanan lebih lanjut
akan dirujuk ke rumah sakit ini.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa kejadian kasus penderita tumor paru
terbanyak adalah pada laki-laki yaitu 118 orang (84,9 %). Hasil penelitian ini juga
menunjukkan hal yang sama dengan hasil penelitian yang dilakukan RSUP
Prof.Dr.R.D.Kandou Manado Oktober 2014-September 2015, dimana didapatkan
dari 41 jumlah kasus tumor paru, pada laki-laki memiliki jumlah terbanyak yaitu
35 orang (85,4%) dan pada perempuan sebanyak 6 orang (14,6%).11
Berdasarkan kelompok usia kasus tumor paru paling banyak terjadi pada
usia 56-65 tahun yaitu 63 orang (45,3%). Hasil penelitian ini menunjukkan hal
yang sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Rumah Sakit RSUP Dr.M
Djamil Padang pada tahun 2014. Dimana didapatkan kasus tumor paru banyak
terjadi diusia >40 tahun. Hal ini kemungkinan terjadi akibat semakin banyaknya
terkena paparan zat-zat kardiogenik seperti asap rokok dan semakin meningkatnya
usia kemampuan sel untuk memperbaiki juga semakin menurun.31
Pada penelitian ini didapatkan bahwa 110 pasien (79,1%) memiliki
riwayat merokok sedangkan pasien yang tidak memiliki riwayat merokok
berjumlah 29 pasien (20,9%). Hasil penelitian ini menunjukkan hal yang sama
dengan hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik pada tahun
2014. Didapatkan pasien dengan riwayat merokok lebih banyak yaitu berjumlah
115 orang (81%) dan pasien yang tidak memiliki riwayat merokok yaitu sebanyak
27 orang (19%).32 Rokok mengandung zat-zat yang dapat menimbulkan kanker
dan berbagai gangguan pernafasan.33
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi tumor paru
terbanyak berada pada paru kanan. Penelitian ini juga menunjukkan hal yang
sama dengan hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou
Manado Oktober 2014-September 2015. Didapatkan lokasi tumor paru terbanyak
pada paru kanan yaitu berjumlah 22 (53,7%).11 Dilihat secara anatomi, paru kanan
30
Berdasarkan hasil pemeriksaan sitologi didapati jenis tumor paru
terbanyak adalah adenokarsinoma yaitu sebanyak 78 kasus (56,1%), diikuti
dengan karsinoma sel skuamosa yaitu 37 kasus (26,6%) dan tumor jinak sebanyak
24 kasus (17,3%). Penelitian ini juga menunjukkan hal yang sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2014 yang
menunjukkan jumlah kasus tumor paru tertinggi adalah adenokarsinoma sebanyak
70 kasus (49,3%), diikuti dengan karsinoma sel skuamosa sebanyak 41 kasus
31
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat
diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah kasus tumor ganas paru lebih tinggi yaitu sebanyak 114 kasus (82%)
dibandingkan dengan tumor jinak paru sebanyak 25 kasus (18%).
2. Pasien tumor paru paling banyak dijumpai pada jenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 118 orang (84,9%) dan pada perempuan sebanyak 21 orang (15,1%).
3. Pasien tumor paru berdasarkan kelompok usia paling banyak terjadi pada usia
56-65 tahun yaitu 63 orang (45,3%).
4. Pasien tumor paru yang mempunyai resiko riwayat merokok tertinggi dapat
dijumpai pada 110 orang (79,1%) sedangkan terdapat 29 orang (20,9%) yang
tidak merokok.
5. Hasil pemeriksaan CT scan toraks pada pasien tumor menunjukkan lokasi
tumor paru terbanyak adalah berada pada paru kanan yaitu 75 kasus (56,1%).
6. Pasien tumor paru berdasarkan hasil pemeriksaan sitologi didapati jenis tumor
paru terbanyak adalah adenokarsinoma yaitu sebanyak 78 kasus (56,1%),
karsinoma sel skuamosa yaitu 37 kasus (26,6%) dan tumor jinak sebanyak 24
kasus (17,3%).
6.2.Saran
Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan harus
lebih aktif memberikan informasi tentang bahaya merokok khususnya pada
pasien paru.
2. Perlunya mensosialisasikan program deteksi dini pada masyarakat yang
32
3. Rekam Medis sebagai sumber data penelitian sebaiknya lebih lengkap dan rapi
sehingga informasi yang ingin ditemukan dapat dibaca lebih mudah serta lebih
spesifik dalam pengklasifikasian serta mencatat informasi-informasi penting
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Embriologi Paru
Pada kehamilan minggu ketiga sampai keempat, sistem respirasi sederhana
berkembang dari sulkus laringotrakeal, pada bagian ventral foregut. Sulkus ini
menjadi sebuah kantong keluar (diventrikulum), yang kemudian memanjang
membentuk pipa laringotrakeal, terpisah oleh esofagus oleh septum
trakeo-esofageal. Ujung proksimal pipa menjadi laring, bagian tengahnya menjadi trakea,
dan ujung distal membentuk tunas pulmonis.
Pada akhir minggu keempat, diventrikulum laringotrakeal membentuk tunas
pulmonis sebagai dua kantong keluar ke arah lateral. Kedua tunas pulmonis
mengembangkan bronki dan pohon bronkus antara kehamilan bulan ke-2 dan 7
(periode pseudoglandular dan kanalikular). Bagian paru-paru yang terlambat
matang dibandingkan dengan yang lain: sakus terminalis dan akhirnya alveoli
yang baru mulai terbentuk pada minggu ke 26, ketika pohon bronkus sempurna,
dan produksi sulfaktan dimulai antara minggu ke 25 dan 28 dengan peningkatan
6
2.2. Anatomi Paru
Paru dibagi menjadi yakni paru kiri dan paru kanan. Paru kanan mempunyai 3
lobus (lobi superior, medius, dan inferior) yang dipisahkan oleh fissura obliqua
dan fissura horizontalis. Paru kiri hanya mempunyai 2 lobus (lobi superior dan
inferior) yang dipisahkan oleh fissura obliqua. Lobus paru terdiri dari beberapa
segmen paru. Paru kanan memiliki 10 segmen paru sedangkan paru kiri
mempunyai 8 segmen paru. Segmen paru merupakan unit paru yang topografinya
perlu dihapal jika ingin mengidentifikasi regio paru pada saat membaca foto
toraks.18
Gambar 2.2 Segmen paru
2.3. Definisi dan Klasifikasi Tumor Paru
Tumor adalah suatu benjolan atau pembengkakan yang abnormal dalam tubuh
yang disebabkan oleh berbagai penyakit seperti keganasan dan infeksi. Tumor
7
saluran pernafasan yang menginvasi struktur jaringan disekitarnya dan dapat
menyebar keseluruh tubuh melalui aliran darah dan sistem limfatik.
Tumor paru dapat dibagi atas tumor jinak dan ganas, pembagiannya antara
lain2,3,19:
Jinak
Hamartoma
Paling sering dijumpai
Didapati pada pasien diatas 40 tahun
Sebagian besar (90%) ditemukan di perifer paru dan sebagian di sentral
Berbentuk bulat dan berbatas tegas
Berukuran < 4cm
Kalsifikasi gambaran “popcorn”
Nilai attenuasi antara 40 dan -120 HU menunjukkan adanya lemak
Papiloma
Jarang dijumpai
Berhubungan dengan human papilomavirus (HPV)
Terjadi pada anak-anak dan dewasa
Lokasi di saluran nafas besar dan dapat menyumbat jalan nafas
Hemangioma
Jarang dijumpai
Disebabkan karena proliferasi pembuluh darah yang tidak normal
8
Ganas
NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer) Karsinoma sel squamosa Insiden karsinoma 30%
Berasal dari epithelium squamosa di jalan nafas
Lokasi di jalan nafas bagian proksimal.
Dapat mengalami nekrosis
Dikaitkan dengan kebiasaan merokok
Adenokarcinoma Insiden karsinoma 50% Berasal dari kelenjar mukus
Lokasi di perifer paru
Karsinoma large cell
Insiden karsinoma < 5%
Berasal dari sel epitel
Lokasi di perifer paru
Karsinoid
Insiden karsinoma < 5%
Dapat melepaskan hormon serotonin yang menyebabkan sindrom karsinoid ( flushing,diare, salivasi, wheezing)
SCLC (Small Cell Lung Cancer)
Insiden karsinoma 20%
Berasal dari sel-sel neuroendokrin Kulchitsky bronkus primer dan sekunder
9
[image:31.595.166.463.338.527.2]Gambar 2.3. Tumor jinak
[image:31.595.153.479.572.737.2]10
2.4. Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko penyebab tumor ganas paru, yakni20-22:
Faktor resiko
Merokok
Faktor resiko tersering
Meningkatnya jumlah rokok yang dihisap
Lama tahun merokok
Usia saat pertama merokok
Kedalaman hisapan rokok, tar, nikotin, dan rokok tanpa filter
Perokok pasif
Memiliki faktor resiko karena menghirup asap rokok yang mengandung racun seperti nikotin
Asbestosis
Terdiri dari gabungan mineral dan magnesium yang terdapat dipabrik semen, keramik, asbes, tekstil, dan berbagai bahan bangunan serta plastik
3-4% sebabkan kanker paru
Usia
Karena semakin banyak terpajan faktor resikodan kemampuan perbaikan sel semakin menurun
Insiden puncak usia 55-74 tahun
Pola makan
Karotenoid, vitamin C & E, selenium antioksidan yang dapat mengumpulkan radikal bebas dari asap tembakau dan polutan
11
2.5. Patofisiologi Kanker Paru
Kanker paru dimulai ketika terpapar karsinogen. Penyebab tersering adalah
asap rokok, 85% dari kasus kanker paru disebabkan oleh faktor resiko ini. Faktor
resiko lain dapat disebabkan karena terpapar polusi seperti asbestosis dan tar,
bahan metal seperti arsenic dan chromium. Paparan lingkungan sering diperberat oleh faktor genetik pada mereka yang terkena kanker paru. Faktor – faktor resiko
tersebut menyebabkan terjadinya karsinogenesis yang apabila mengenai sel
12
2.6. Gejala Klinis
Gejala-gejala pada paru yang terjadi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
dari tumor itu sendiri, seperti batuk, nyeri dada, dan hemoptisis (batuk berdarah).
Apabila tumor menyebabkan obstruksi pada bronkus maka gejala yang muncul
berupa mengi (wheezing), stridor, dan dispnea. Ketika Pertumbuhan tumor sampai
ke pleura gejala yang muncul berupa nyeri pleura dan gejala-gejala efusi pleura.
Metastasis yang menyebar sampai ke kelenjar mediastinum dapat menyebabkan
suara serak, sindroma vena cava superior, disfagia, efusi perikardial, hemiparese
diagfragma. Metastasis jauh sampai ke cerebral dan medula spinalis menyebabkan
kejang, dan nyeri punggung.5,21
2.7. Stadium Kanker Paru
Staging digunakan untuk menetukan lokasi dari tumor. Faktor T, N, dan M
[image:34.595.115.516.415.741.2]digunakan bersama sama untuk membedakan tingkatan dari stadium kanker.5,21
Tabel 2.1 Luas Tumor (T) Paru
T1 Tumor berdiameter ≤ 3cm, dikelilingi oleh paru atau pleura viseralis,
tanpa invasi proksimal ke bronkus lobaris
T1a Tumor berdiameter < 2cm
T1b Tumor berdiameter > 2cm tetapi < 3cm
T2 Tumor > 3cm tetapi < 7cm dengan salah satunya terdapat:
Melibatkan bronkus utama, 2cm disebelah distal dari canina
Menginvasi pleura viseralis
Diikuti dengan atelektasis atau pneumonitis obstruksi yang
meluas ke daerah hilus tetapi tidak mengenai seluruh paru-paru
T2a Tumor berdiameter > 3cm tetapi ≤ 5cm
T2b Tumor berdiameter > 5cm tetapi ≤ 7cm
T3 Tumor > 7cm atau secara langsung menginvasi struktur didekatnya
seperti: dinding dada, nervus frenikus, pleura mediastinum,
pericardium parietalis
13
Tumor yang diikuti dengan atelektasis atau pneumonitis obstruksi pada
seluruh lapangan paru
T4 Tumor dari berbagai ukuran yang menginvasi struktur yang terdiri dari:
mediastinum, jantung atau pembuluh darah besar, trachea, esofagus,
[image:35.595.112.518.251.416.2]canina
Tabel 2.2 Nodus Limfatikus Regional (N)
N0 Tidak terdapat metastasis ke nodus limfatikus regional
N1 Terdapat metastasis ke nodus limfatikus peribronkial atau hilus nodus
limfatikus dan nodus intrapulmonar
N2 Metastasis ke mediastinum sisi ipsilateral dan/atau nodus limfatikus
subcarinal
N3 Metastasis ke mediastinum sisi kontralateral, hilus, skalenus atau nodus
[image:35.595.104.518.263.750.2]limfatikus supraclavicular ipsilateral atau kontralateral
Tabel 2.3 Metastasis (M)
M0 Tidak terdapat metetastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
M1a Tumor paru berada di lobus kontralateral
Tumor dengan nodul pleura atau pleura ganas atau efusi pericardium
M1b Metastase jauh
Tabel 2.4 Stadium
IA T1a-T1bN0M0
IB T2aN0M0
IIA T1a-T2aN1M0 atau T2bN0M0
IIB T2bN1M0 atau T3N0M0
IIIA T1a-T3N2M0 atau T3N1M0 atau T4N0-1M0
14
2.8. Diagnosa dan Diagnosa Dini Kanker Paru
Dalam menegakkan diagnosa kanker paru dapat digunakan beberapa
pemeriksaan sebagai berikut:
1. Anamnesis
Dari anamnesis kita dapat mengetahui keluhan utama, seperti batuk-batuk
dengan/tanpa dahak, batuk berdarah, sesak nafas, suara serak, nyeri dada,
sulit/sakit menelan, pembengkakan pada wajah atau leher dan dapat juga
disertai dengan keluhan yang tidak khas seperti berat badan menurun, nafsu
makan hilang, demam yang hilang timbul.19,21
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan beberapa gejala,diantaranya:
mengi (wheezing), ronki, gambaran vakularisasi yang menunjukkan pelebaran pembuluh vena pada dinding toraks, sindroma cushing yang disebabkan oleh
ACTH yang diskresikan oleh karsinoma small cell, dan ginekomastida yang berhubungan dengan pelepasan hormon gonadotropin yang disebabkan
karsinoma large cell.19,21
3. Gambaran radiologi
a. Foto toraks
Dapat melihat massa tumor dengan ukuran tumor >1 cm dengan
pemeriksaan foto toraks PA/lateral. Dapat membedakan tumor jinak dan
ganas dimana tumor jinak memiliki tepi yang rata sedangkan tumor ganas
memiliki tepi yang tidak rata, berbenjol-benjol, gambaran pseudopodi atau
nodul seperti gambaran satelit.10 Nilai sensitivitas pada foto toraks
15
Gambar 2.6. Hamartoma
Gambar 2.7. Tumor ganas sentral
b. CT scan
Pemeriksaan ini dapat melihat kelainan paru lebih baik dibandingkan
foto toraks. CT scan merupakan modlitas yang paling banyak digunakan
untuk evaluasi penyakit paru pada tingkat lobar. CT scan dapat melihat
masa tumor <1cm secara lebih tepat. Pemeriksaan ini juga dapat
menunjukkan gambaran CT scan pada tumor jinak maupun yang ganas,
berupa:
[image:37.595.187.476.324.532.2]16
b) Nodul dengan kalsifikasi difus, central, atau popcorn
c) Tepinya halus/rata
d) Ketebalan kavitasnya < 5 mm
e) Ukurannya < 3 cm
2) Gambaran tumor ganas adalah14,23:
a) Waktu perkembangan volume/masa cepat <100 hari
b) Tidak ada kalsifikasi yang spesifik
c) Tepinya tidak rata
d) Ketebalan kavitasnya >15 mm
e) Ukurannya >3cm
4. Sitologi
Proses keganasan dapat diketahui dengan pemeriksaan sitologi sputum.
Pemeriksaan sitologi dapat digunakan untuk mendiagnosis kanker lebih dini
dibandingkaan dengan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan ini dapat
menemukan sel-sel yang khas beberapa tahun sebelum kanker paru
ditemukan. Tetapi pemeriksaan ini sulit dilakukan karena fasilitas yang
terbatas atau interpretasi terhadap bentuk-bentuk sel yang patologi dapat
bersifat subjektif atau kontroversial.21
5. Biopsi
Tindakan ini dilakukan untuk 2 hal, yakni untuk mengetahui histopatologi
dari sel kanker dan untuk mengetahui metastasis dari kanker paru, kecuali
pada biopsi transtorakal dan transbronkial.21
6. Angiografi
Pada kanker paru dapat terjadi perubahan di pembuluh darahnya. Pada
daerah tumor, pergerakan dari paru akan berkurang dan aliran darah
mengalami penurunan dan keadaan ini dapat diketahui dengan pemeriksaan
angiografi. Peranan angiografi pada kanker paru dibagi atas 2 bagian, yakni:
untuk mengetahui diagnosis lebih lanjut sehubungan dengan adanya invasi
17
2.9. Hounsfield Unit (HU) dan Cara Kerja CT Scan
Merupakan pengukuran densitas dari jaringan. Ukuran tersebut berkisar dari
skala -1024 sampai +3071.24 CT scan dengan komputer secara matematis
merekonstruksi gambaran digital dari “potongan” bagian tubuh yang sedang
diteliti. Nilai densitas ditunjukkan melalui bayangan abu-abu (gray-scale)
sementara sturktur yang padat (seperti tulang) ditunjukkan berwarna putih
sedangkan densitas yang paling sedikit ditunjukkan berwarna hitam (udara).
Dengan merubah pengaturan untuk gray-scale , kita dapat merubah tampilan dari
gambar, untuk menunjukkan organ atau kelainan patologis. Terdapat beberapa
pengaturan yang sudah distandarisasi untuk melihat tulang, otak, paru-paru,dan
[image:39.595.109.520.360.480.2]jaringan lunak secara optimal.25
Tabel 2.5 Perkiraan Pengukuran CT Scan dengan Menggunakan Hounsfield Unit
Udara -1000 HU
Paru -500 HU
Lemak -100 HU
Air 0 HU
Cairan tubuh < 25 HU
Jaringan lunak 25-90 HU
Kalsifikasi >100 HU
Tulang 1000 HU
CT scan mempunyai beberapa komponen utama yaitu gentry, couch (meja pemeriksaan), dan komputer yang digunakan untuk menerima data-data dari CT
scan yang kemudian dikelolah dan disajikan pada layar monitor. Gantry merupakan tabung dan kumpulan detektor yang berada dalam suatu wadah.
Ditengah gantry terdapat lubang yang digunakan untuk memasukkan atau menggeser meja beserta pasien dengan motor. Mulai dari pesawat CT generasi
ketiga, gantry dapat dimiringkan kebelakang atau kedepan maksimal sampai 20º,
sehingga tidak hanya penampang tegak yang dapat dibuat, scan miring juga dapat
dilakukan dengan sudut yng dikehendaki. Tabung berhadapan dengan sejumlah
detektor-detektor yang bergerak memutari pasien yang ditempatkan diantaranya,
360º. Selama gerakan memutar, tabung menyinari pasien dan masing-masing
18
dalam layar TV yang digunakan sebagai monitor. Penampang bagian tubuh yang
diputari tersebut merupakan hasilnya yang disebut scan.28
2.10. Terapi
Pengobatan tumor paru terdiri dari:
1. Operasi
Dilakukan pada tumor yang terlokalisir. Segmentektomi, lobektomi,
bilobektomi, atau pneumonektomi merupakan jenis-jenis operasi yang
mungkin dilakukan pada pasien kanker paru.21
2. Radioterapi
a. Dilakukan pada pasien yang tidak mau dilakukan operasi
b. Tindakan dilakukan atas pertimbangan untuk menekan metastasis
c. Digunakan sebagai terapi paliatif (simtomatik) terhadap gejala obstruksi
dan hemoptisis.
Tetapi perlu diingatkan bahwa radioterapi mempunyai efek samping yaitu
esofagitis.
3. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. Obat-obat
kemoterapi yang diberikan untuk KPBSK (Kanker Paru Bukan Sel Kecil)
[image:40.595.113.516.542.738.2]yaitu:
Tabel 2.6 Obat yang Diberikan Untuk Kemoterapi
1 CAP (menurut Eagan)
Setiap 4 minggu Siklofosfamid 400 mg/m2 IV
Adriamisin 40 mg/m2 IV
Sisplatin 40 mg/M2 IV
2 FOMI-CAP
Berselang-seling dengan
CAP setiap 4 minggu 5FU 300 mg/m2/hari x 4 IV
Onkovin (vinkristin)1 mg pada hari pertama
IV
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tumor paru merupakan salah satu tumor paling banyak ditemui di dunia.1
Tumor paru terdiri dari tumor jinak dan ganas.Tumor jinak paru jarang dijumpai,
hanya 2% dari seluruh tumor paru, yang biasanya ditemukan secara kebetulan
pada pemeriksaan rutin, karena tumor jinak jarang memberikan keluhan dan
tumbuh sangat lambat. Tumor paru jinak yang sering dijumpai adalah
hamartoma.2 Tumor ganas (kanker) paru merupakan tumor yang paling sering
terjadi.3
Di dunia kanker paru menduduki peringkat pertama pada laki-laki, sebanyak
34,2%, sedangkan pada perempuan,kanker paru berada diperingkat ke-4 sebanyak
13,6% setelah kanker payudara, kolorektal, dan leher rahim.4 Secara keseluruhan
dalam waktu 5 tahun hanya 30% dari laki-laki dan 50% dari perempuan yang
bertahan hidup dengan penyakit lokal dan 5% pada pasien dengan penyakit yang
sudah lanjut.5 Dari semua kanker, kanker paru merupakan kanker yang
menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi (1,59 juta jiwa) dibandingkan
jenis kanker lainnya.6
Di Indonesia kanker paru juga menjadi peringkat pertama paling sering
menyerang laki-laki. Dari data Globocan / IARC, pada tahun 2012, di Indonesia
terdapat 25.322 kasus kanker paru-paru yang menimpa pria dan 9.374 kasus yang
menimpa wanita. Menurut Kemenkes, lebih dari 30% kematian akibat kanker
disebabkan oleh 5 faktor pencetus, yaitu indeks massa tubuh tinggi, kurangnya
aktifitas fisik, kurang mengonsumsi buah dan sayur, kebiasaan merokok, dan
konsumsi alkohol berlebih.4 Faktor risiko lain juga bisa disebabkan karena
terpapar asap rokok (perokok pasif), jenis kelamin, umur, terpapar asbestos dan
2
terbanyak didunia. Berdasarkan data riskesdas tahun 2007 sampai tahun 2013
menunjukkan sedikit peningkatan proporsi masyarakat merokok setiap harinya
dari 23,7% menjadi 24,3%. Prevalensi konsumsi tembakau ditahun 2013 pada
laki-laki lebih tinggi yaitu 66% dan perempuan 6,7%.8 Karena banyaknya perokok
di Indonesia inilah kemungkinan penyakit paru lebih sering terjadi dibandingkan
dengan penyakit lain.
Pemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan yang paling utama digunakan
dalam menegakkan diagnosa dan diagnosa dini. Yang mempersulit diagnosa
kemudian adalah membedakan jinak dan ganas dari suatu nodul yang soliter.
Bayangan nodul soliter sering menjadi perdebatan dalam hal menentukan
keganasan. Ada yang menyatakan bahwa nodul ganas batasnya tidak jelas,
berbenjol-benjol atau ada nodul-nodul kecil sekitarnya sebagai gambaran satelit
atau adanya gambaran kaki-kaki infiltrasi (pseudopodi) yang berasal dari nodul
tersebut.2
CT scan menjadi pemeriksaan terpilih dalam menegakkan diagnosis tumor
paru dan untuk mengevaluasi tumor paru.9 CT scan memiliki sensitivitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan foto toraks dalam mendeteksi tumor paru.10 CT
scan merupakan modalitas yang paling banyak digunakan untuk evaluasi penyakit
paru pada tingkat lobar. Beberapa jurnal mengatakan bahwa tumor paru lebih
sering berada dilokasi paru kanan dibandingkan dengan paru kiri.11-13 Kontras
yang diberikan pada CT scan dapat menunjukan densitas pada tumor paru, setelah
pemberian kontras bila enhancement kontras kurang dari 15 HU termasuk sebagai
tumor jinak sedangkan enhancement sampai 20 HU merupakan tumor ganas. Nilai
sensitivitas ini mencapai 98%, spesitifitas 58% , dan keakuratanya 77%.14
Pada pemeriksan CT scan indikasi penggunaannya yaitu untuk menentukan
stadium pada tumor paru, nodul paru yang soliter, massa, pelebaran massa pada
mediastinum dan penyakit paru infiltratif.11 Di Indonesia lebih sulit ditemukan
gambaran nodul yang masih utuh, karena penderita tumor biasanya baru datang
pada saat stadium lanjut, kecuali bila secara tidak sengaja ditemukan pada foto
3
Jika kita dapat mengembangkan faktor resiko sebagai panduan pemeriksaan
CT baik dalam menyaring siapa saja yang perlu diperiksa dan untuk menentukan
pasien mana yang memiliki nodul yang harus diperiksa lebih lanjut, kita dapat
mengurangi biaya dan kecemasan yang diakibatkan oleh pemeriksaan CT dengan
mengurangi kebutuhan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan dengan meyakinkan
pasien dalam penurunan resiko keganasan.8
Di Indonesia, salah satu faktor resiko kanker paru seperti merokok hampir
tidak pernah dilakukan pemeriksaan padahal Indonesia merupakan salah satu
negara pengonsumsi rokok terbanyak didunia.16 Dengan kondisi seperti ini, sering
ditemukan diameter massa paru sudah membesar bahkan sudah metastase. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran CT scan pada
tumor paru apakah masih bisa membedakan tumor jinak atau ganas dimana tumor
jinak bisa memiliki diameter yang besar.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah untuk skripsi ini adalah “Bagaimana gambaran CT scan tumor paru ganas dan jinak di RSUP Haji Adam Malik, Medan.”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan Umum penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui kesesuaian hasil
pemeriksaan CT Scan pada tumor paru dalam menegakkan diagnosa keganasan
paru.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui jumlah kasus tumor paru
2. Mengetahui lokasi tersering terkena tumor paru
3. Mengetahui sebaran usia dan jenis kelamin pasien yang mengalami tumor
4
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan tumor paru.
1.4.2. Bagi Penulis
Pengetahuan bagi penulis tentang gambaran radiologis pasien tumor paru.
1.4.3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat
ii
ABSTRAK
Pendahuluan : Tumor paru merupakan salah satu tumor paling banyak ditemui di dunia. Tumor paru terdiri dari tumor jinak dan ganas. Tumor ganas (kanker) paru merupakan tumor yang paling sering terjadi. Kanker paru merupakan kanker yang menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi yaitu sekitar 1,59 juta jiwa yang terjadi karena tingginya kebiasan merokok yang merupakan faktor resiko tersering terjadinya tumor pada paru. CT scan menjadi pemeriksaan terpilih dalam menegakkan diagnosis tumor paru dan untuk mengevaluasi tumor paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran CT scan pada penderita tumor paru di RSUP Haji Adam Malik.
Metode : Desain penelitian ini adalah retrospektif dengan penyajian data secara deskriptif. Data diperoleh dari rekam medik dan didapatkan sebanyak 139 kasus tumor paru yang masuk dalam kriteria inklusi. Pengambilan sampel sebagai subjek penelitian dilakukan dengan metode consecutive sampling.
Hasil : Dari hasil penelitian diperoleh penderita tumor paru sebanyak 25 kasus (18%) pada tumor jinak, sementara 114 kasus lainnya (82%) adalah tumor ganas. Pasien terbanyak ialah laki-laki 118 orang (84.9%), kelompok usia terbanyak ialah 56-65 tahun yaitu 63 kasus (45,3%), pasien tumor paru lebih banyak ditemui dengan riwayat merokok yaitu sebanyak 110 orang (79.1%), lokasi tumor paru terbanyak pada paru kanan yaitu 78 kasus (56.1%), dan dari hasil pemeriksaan sitologi ditemukan jenis tumor terbanyak adalah tumor ganas adenokarsinoma yaitu sebanyak 78 orang (56.1%)
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kejadian tumor paru lebih diderita oleh laki-laki, berusia 56-65 tahun dengan riwayat merokok dan lokasi tumor yang lebih banyak dijumpai di sebelah kanan yang hasil sitologinya lebih banyak dijumpai jenis adenokarsinoma.
iii
ABSTRACT
Introduction : Lung tumor is one of the tumor that many found in the world.
Lung tumor consist of benign tumor and malignant tumor. Lung Malignant Tumor or Lung Cancer is the most common cancer. Lung cancer is one of the cause that increase the dead rate become 1.59 million people. This happen because of smoking habit become the most common risk factor that cause tumor in lung. CT Scan become the most selected examination method in upholding the diagnosis of lung tumor and to evaluate lung tumor in RSUP H. ADAM MALIK MEDAN.
Research Method : The design in this research is retrospective with data
presentation descriptively. Data obtained from medical record and found as many as 139 lung tumor case which belong into inclusion criteria. sampling as the subject of the research had been done by consecutive sampling method
Result : from the result of research, 25 case of lung tumor or 18 % categorized as
benign tumor, while 114 other case or 82 % categorized as malignant tumor. The most patient is male as much as 118 people, 63 case or 45.3% of lung tumor happen to male from 56 to 65 years old, 110 case of lung tumor have smoking record, the location of lung tumor always in the right side of the lung and from the result of sitologi examination, adenokarsinoma malignant tumor is the common type
Conclusion : From the research conclude that lung tumor suffered by men, from
56 until 65 years old with smoking record, and the location of the tumor always at the right side and the type is adenokarsinoma
SKRIPSI
GAMBARAN CT SCAN TUMOR PARU JINAK & GANAS
PADA PASIEN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015
Oleh:
ANNABELL SIREGAR
130100199
GAMBARAN CT SCAN TUMOR PARU JINAK & GANAS
PADA PASIEN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh:
ANNABELL SIREGAR
130100199
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
ABSTRAK
Pendahuluan : Tumor paru merupakan salah satu tumor paling banyak ditemui di dunia. Tumor paru terdiri dari tumor jinak dan ganas. Tumor ganas (kanker) paru merupakan tumor yang paling sering terjadi. Kanker paru merupakan kanker yang menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi yaitu sekitar 1,59 juta jiwa yang terjadi karena tingginya kebiasan merokok yang merupakan faktor resiko tersering terjadinya tumor pada paru. CT scan menjadi pemeriksaan terpilih dalam menegakkan diagnosis tumor paru dan untuk mengevaluasi tumor paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran CT scan pada penderita tumor paru di RSUP Haji Adam Malik.
Metode : Desain penelitian ini adalah retrospektif dengan penyajian data secara deskriptif. Data diperoleh dari rekam medik dan didapatkan sebanyak 139 kasus tumor paru yang masuk dalam kriteria inklusi. Pengambilan sampel sebagai subjek penelitian dilakukan dengan metode consecutive sampling.
Hasil : Dari hasil penelitian diperoleh penderita tumor paru sebanyak 25 kasus (18%) pada tumor jinak, sementara 114 kasus lainnya (82%) adalah tumor ganas. Pasien terbanyak ialah laki-laki 118 orang (84.9%), kelompok usia terbanyak ialah 56-65 tahun yaitu 63 kasus (45,3%), pasien tumor paru lebih banyak ditemui dengan riwayat merokok yaitu sebanyak 110 orang (79.1%), lokasi tumor paru terbanyak pada paru kanan yaitu 78 kasus (56.1%), dan dari hasil pemeriksaan sitologi ditemukan jenis tumor terbanyak adalah tumor ganas adenokarsinoma yaitu sebanyak 78 orang (56.1%)
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kejadian tumor paru lebih diderita oleh laki-laki, berusia 56-65 tahun dengan riwayat merokok dan lokasi tumor yang lebih banyak dijumpai di sebelah kanan yang hasil sitologinya lebih banyak dijumpai jenis adenokarsinoma.
iii
ABSTRACT
Introduction : Lung tumor is one of the tumor that many found in the world.
Lung tumor consist of benign tumor and malignant tumor. Lung Malignant Tumor or Lung Cancer is the most common cancer. Lung cancer is one of the cause that increase the dead rate become 1.59 million people. This happen because of smoking habit become the most common risk factor that cause tumor in lung. CT Scan become the most selected examination method in upholding the diagnosis of lung tumor and to evaluate lung tumor in RSUP H. ADAM MALIK MEDAN.
Research Method : The design in this research is retrospective with data
presentation descriptively. Data obtained from medical record and found as many as 139 lung tumor case which belong into inclusion criteria. sampling as the subject of the research had been done by consecutive sampling method
Result : from the result of research, 25 case of lung tumor or 18 % categorized as
benign tumor, while 114 other case or 82 % categorized as malignant tumor. The most patient is male as much as 118 people, 63 case or 45.3% of lung tumor happen to male from 56 to 65 years old, 110 case of lung tumor have smoking record, the location of lung tumor always in the right side of the lung and from the result of sitologi examination, adenokarsinoma malignant tumor is the common type
Conclusion : From the research conclude that lung tumor suffered by men, from
56 until 65 years old with smoking record, and the location of the tumor always at the right side and the type is adenokarsinoma
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan Rahmat dan Anugerah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan suatu syarat kelulusan
pendidikan kedokteran agar dapat menuju jenjang profesi dan meraih gelar Sarjana Kedokteran. Skripsi dengan judul “Gambaran CT Scan Tumor Paru Jinak & Ganas Pada Pasien Merokok di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Januari
2015-Desember 2015” mengkaji kesesuaian hasil pemeriksaan CT Scan pada
tumor paru dalam menegakkan diagnosa keganasan paru.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam tulisan ini, baik dari segi materi,
metode penelitian, serta penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan
masukan yang membangun agar penulis dapat memperbaiki kesalahan dalam
penulisan karya selanjutnya dan agar penelitian yang berkaitan dengan hal ini
dapat dilakukan dengan lebih baik.
Terciptanya skripsi ini tidak terlepas dari peran banyak pihak. Pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Keluarga tercinta penulis, terutama kedua orang tua, dr. Robert F Siregar Sp.B
dan Elisabeth M. Aritonang serta abang yang senantiasa mendukung dan
membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, baik dari segi
materi maupun non materi.
2. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Henny Maisara S, Sp.Rad selaku Dosen Pembimbing I, dan dr. Bugis
Mardina, M.Ked (Ped), Sp.A (K) selaku Dosen Pembimbing II, yang
senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. dr. Akhyar H. Nasution, Sp.An, KAKV selaku Ketua Penguji dan dr. M. Fauzi
Siregar Sp. Rad. Onk selaku Anggota Penguji, yang memberikan saran dan
kritikan yang membangun untuk penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
v
6. Sahabat-sahabat penulis, Erpina Valentina Perangin-Angin, Romanti D.
Tamba, Riska Rina Barus yang senantiasa memberikan saran dan dukungan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang
diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang
dan dapat diterapkan di masyarakat luas.
Medan, Desember 2016
Penulis
Annabell br Siregar
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Embriologi Paru ... 5
2.2. Anatomi Paru ... 6
2.3. Definisi dan Klasifikasi Tumor Paru... 6
2.4. Faktor Resiko ... 10
2.5. Patofisiologi Kanker Paru ... 11
2.6. Gejala Klinis... 12
2.7. Stadium Kanker Paru ... 12
2.8. Diagnosa dan Diagnosa Dini Kanker Paru... 14
2.9. Hounsfield Unit (HU) dan Cara Kerja CT Scan ... 17
2.10.Terapi ... 18
BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP ... 19
3.1. Kerangka Teori Penelitian... 19
vii
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21
4.1. Jenis Penelitian ... 21
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 23
4.5. Definisi Operasional... 23
4.6. Pengelolahan dan Analisa Data ... 24
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 25
5.1. Hasil Penelitian. ... 25
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 25
5.1.2. Deskripsi Data Penelitian. ... 25
5.1.2.1. Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Jenis Tumor ... 26
5.1.2.2. Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Jenis Kelamin ... 26
5.1.2.3. Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Kelompok Usia ... 26
5.1.2.4. Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Riwayat Merokok ... 27
5.1.2.5. Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Lokasi Tumor ... 27
5.1.2.6. Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Gambaran Hasil Sitologi ... 28
5.2. Pembahasan. ... 28
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 31
6.1. Kesimpulan ... 31
6.2. Saran ... 31
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Luas Tumor (T) Paru... 12
Tabel 2.2 Nodus Limfatikus Regional (N) ... 13
Tabel 2.3 Metastasis (M)... 13
Tabel 2.4 Stadium ... 13
Tabel 2.5 Perkiraan pengukuran CT scan menggunakan HU ... 17
Tabel 2.6 Obat yang Diberikan Untuk Kemoterapi ... 18
Tabel 5.1 Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Jenis Tumor ... 26
Tabel 5.2 Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Jeni6 Kelamin ... 26
Tabel 5.3 Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Kelompok Usia ... 27
Tabel 5.4 Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Riwayat Merokok ... 27
Tabel 5.5 Distribusi Penderita Tumor Paru Berdasarkan Lokasi Tumor ... 28
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1. Perkembangan paru ... 5
Gambar 2.2. Segmen paru ... 6
Gambar 2.3. Tumor Jinak... 9
Gambar 2.4. Tumor Ganas Adenocarcinoma ... 9
Gambar 2.5. Squamous cell carsinoma dengan Kavitas ... 9
Gambar 2.6. Hamartoma ... 15
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Persetujuan Komite Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 3 Izin Survei Awal Penelitian
Lampiran 4 Izin Penelitian oleh RSUP H. Adam Malik Medan
Lampiran 5 Data Induk