• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Pengguna Tentang Layanan Perpustakaan Umum Kota Sibolga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Pengguna Tentang Layanan Perpustakaan Umum Kota Sibolga"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PENGGUNA TENTANG LAYANAN PERPUSTAKAAN

UMUM KOTA SIBOLGA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.sos) dalam Bidang

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

oleh

DORTUA MAWATI SITOMPUL 100709051

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Sitompul, Dortua Mawati.2014. Persepsi Pengguna Tentang Layanan Perpustakaan Umum Kota Sibolga. Medan:Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna tentang layanan Perpustakaan Umum Kota Sibolga. Penelitian ini berlokasi di Jalan Letjend S. Parman No. 31-B Kota Sibolga.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang datang terdiri dari pelajar, mahasiswa, pegawai/karyawan, dan umum. Sampel penelitian ini meliputi 30 orang pelajar, 10 orang mahasiswa, dan 64 orang umum dan jumlah keseluruhan sample penelitian ini adalah 94 orang dan pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan perpustakaan umum yaitu: layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan audiovisual, layanan terbitan berseri, layanan bimbingan pengguna, layanan fotokopi, layanan anak, dan layanan perpustakaan keliling yang tersedia di Kantor Perpustakaan Umum Kota Sibolga sudah memadai untuk kebutuhan pengguna. Pelayanan yang diberikan sudah dapat memuaskan sehingga pengguna merasa nyaman berada di perpustakaan dan merasa kebutuhannya terpenuhi.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Persepsi Pengguna Tentang Layanan Perpustakaan Umum Kota Sibolga

Dari hati yang paling dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu yang saya sayangi Hawani br.Purba yang telah membesarkan, mendidik, dan selalu mendukung penulis. Semoga Mama selalu diberikan kesehatan dan dimurahkan rejekinya oleh Tuhan Yesus Kristus Berkat doa dan pengorbanan Ibu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang positif dari semua pihak demi kemajuan studi perpustakaan dan informasi dimasa yang akan datang maupun bagi penulis sendiri.

Selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini,penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A Kahar, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Drs. A. Ridwan Siregar, S.H., M.Lib. selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran mengarahkan dan memberikan bimbingan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Himma Dewiyana,ST.,M.Hum selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran mengarahkan dan memberikan bimbingan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(4)

6. Bapak Drs. Saut Parapat selaku Kepala Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi kota Sibolga yang telah memberikan izin dan bantuan informasi yang penulis butuhkan selama penulisan skripsi ini berlangsung.

7. Kakanda Ganda A Sitohang S.sos yang telah memberikan informasi yang penulis butuhkan selama penulisan skripsi ini berlangsung.

8. Adik-adik penulis Norta Uli Sitompul, Jonathan Sitompul, dan Edward Sitompul yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

9. Keluargaku tercinta Opung jekson Br. Tobing, keluarga uak jekson, keluarga tante natal, dan keluarga kecil kakak sepupu Binaria Simatupang dan keluarga besar Opung Jekson yang memberikan semangat selama penulisan skripsi ini.

10.Teman kesayangan saya Soya Maya Sari Tarigan, Yona Clara Saragih, Tanti Mandasari, Elisabeth Tambunan, Sepdita Silaban, Dinadio, Dede Aditya Nugraha yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

11.Teman-teman IMPUS 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terimakasih buat semangat, dukungan dan bantuannya.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan dapat menjadi sumbangsi dalam perkembangan Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Medan, Januari 2014 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...I KATA PENGANTAR...II DAFTAR ISI...III DAFTAR TABEL...IV DAFTAR LAMPIRAN...V

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah...3

1.3 Tujuan Penelitian...4

1.4 Manfaat Penelitian...4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...5

2.1 Perpustakaan Umum...5

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum...6

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum...7

2.1.3 Peran Perpustakaan Umum...7

2.2 Persepsi...8

2.3 Kualiatas Pelayanan Perpustakaan...10

2.3.1 Dimensi Kualitas Pelayanan...11

2.3.2 Peningkatan Kualitas Pelayanan...12

2.3.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan...12

2.4 Pengertian Pelayanan Pengguna Perpustakaan...14

2.4.1 Tujuan Pelayanan Pengguna...15

2.5 Pengguna Perpustakaan Umum...15

2.6 Layanan Perpustakaan Umum...16

2.7 Sistem Pelayanan Perpustakaan...17

2.7.1 Sistem Pelayanan Terbuka (Open Access)...18

(6)

2.8 Jenis-jenis Pelayanan Pengguna Perpustakaan...20

2.8.1 Pelayanan Sirkulasi...21

2.8.1.1 Keanggotaan...22

2.8.1.2 Peminjaman...23

2.8.1.3 Pengembalian Buku...24

2.8.1.4 Perpanjangan...25

2.8.1.5 Penagihan...25

2.8.1.6 Pemberian Sanksi...26

2.8.1.7 Statistik Pengunjung...26

2.8.2 Layanan Referensi...27

2.8.3 Layanan Audiovisual...28

2.8.4 Layanan Terbitan Berseri...29

2.8.5 Layanan Bimbingan Pengguna...30

2.8.6 Layanan Fotocopy...31

2.8.7 Layanan Anak...31

2.8.8 Layanan Perpustakaan keliling...32

BAB III METODE PENELITIAN...33

3.1 Lokasi Penelitian...33

3.2 Populasi dan Sampel...33

3.2.1 Populasi...33

3.2.2 Sampel...34

3.3 Jenis dan Sumber Data...35

3.4 Teknik Pengumpulan Data...36

3.4.1 Kuesioner...36

3.4.2 Studi Kepustakaan...36

3.4.3 Pengamatan...37

3.5 Analisis Data...37

3.6 Instrumen Penelitian...38

(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...41

4.1 Pengumpulan Data...41

4.1.1 Karakteristik Responden...41

4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Reability (Kehandalan)...42

4.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Assurance (Jaminan)...46

4.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Daya Tanggap (Responsiveness)...48

4.1.5 Tanggapan Responden Terhadap Empahty (Empati)...50

4.1.6 Tanggapan Responden Terhadap Tangibles (Bukti Langsung)...51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...56

5.1 Kesimpulan...42

5.2 Saran...43

DAFTAR PUSTAKA...44

LAMPIRAN KUESIONER...47

(8)

DAFTAR TABEL

3.2 TABEL ANGGOTA AKTIF PERPUSTAKAAN UMUM KOTA SIBOLGA...34

3.2.2 TABEL SAMPEL PENELITIAN...35

3.7.1 TABEL INDIKATOR KUALITAS PELAYANAN...39

4.1 TABEL KARAKTERISTIK RESPONDEN...41

4.2 TABEL PROSEDUR PEMINJAMAN...42

4.3 TABEL PROSEDUR PEGEMBALIAN...43

4.4 TABEL PENELUSURAN DENGAN OPAC...44

4.5 TABEL SUSUNAN BUKU DI RAK...45

4.6 TABEL PERASAAN DI DALAM RUANGAN...46

4.7 TABEL AKSES KEPERPUSTAKAAN UMUM KOTA SIBOLGA...47

4.8 TABEL INFORMASI TENTANG LAYANAN...48

4.9 TABEL KESEDIAAN PUSTAKAWAN DALAM MEMBANTU PENGGUNA...49

4.10 TABEL SIKAP PUSTAKAWAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN...50

4.11 TABEL KETERSEDIAN KOLEKSI...51

4.12 TABEL KESESUAIAN KOLEKSI...52

4.13 TABEL PENAMPILAN PUSTAKAWAN...53

(9)

ABSTRAK

Sitompul, Dortua Mawati.2014. Persepsi Pengguna Tentang Layanan Perpustakaan Umum Kota Sibolga. Medan:Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna tentang layanan Perpustakaan Umum Kota Sibolga. Penelitian ini berlokasi di Jalan Letjend S. Parman No. 31-B Kota Sibolga.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang datang terdiri dari pelajar, mahasiswa, pegawai/karyawan, dan umum. Sampel penelitian ini meliputi 30 orang pelajar, 10 orang mahasiswa, dan 64 orang umum dan jumlah keseluruhan sample penelitian ini adalah 94 orang dan pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan perpustakaan umum yaitu: layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan audiovisual, layanan terbitan berseri, layanan bimbingan pengguna, layanan fotokopi, layanan anak, dan layanan perpustakaan keliling yang tersedia di Kantor Perpustakaan Umum Kota Sibolga sudah memadai untuk kebutuhan pengguna. Pelayanan yang diberikan sudah dapat memuaskan sehingga pengguna merasa nyaman berada di perpustakaan dan merasa kebutuhannya terpenuhi.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan pusat sumber informasi dimana bahan-bahan perpustakaan dikumpul, diolah, dan kemudian disebarluaskan agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pengguna. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat, perpustakaan sebagai pusat informasi tentu mendukung pengguna dalam memenuhi informasi yang dibutuhkan.

Perpustakaan umum merupakan salah satu pusat sumber informasi yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum, perpustakaan umum juga dapat diartikan sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai macam informasi ilmu pengetahuan, budaya, dan teknologi untuk meningkatkan dan memperoleh pengetahuan bagi masyarakat luas. Perpustakaan umum juga menyediakan bermacam bahan koleksi bagi semua tingkatan usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan sampai lanjut usia, baik untuk laki-laki, maupun perempuan. Oleh karena itu, perpustakaan umum mempunyai nilai strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa karena fungsinya sebagai sarana pembelajaran semua lapisam masyarakat.

Keberadaan perpustakaan umum sangat penting bagi masyarakat untuk kegiataan penelitian dan pendidikan. Perpustakaan sebagai suatu unit informasi, didalamnya terdapat berbagai unsur dan aspek, salah satunya adalah pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan tugas utama melayani masyarakat berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki agar masyarakat dapat dengan mudah memanfaatkan layanan perpustakaan dengan baik.

Perpustakaan Umum Kota Sibolga berdiri pada tahun 1990, kebijakan yang diterapkan oleh Dewan Perpustakaan Umum Kota Sibolga, peningkatan fasilitas dan pelayanan merupakan hak mutlak yang dilakukan oleh Perpustakaan Umum Kota Sibolga. Tugas utama Perpustakaan Umum Kota Sibolga adalah membantu para pengguna memperoleh sumber informasi, serta membantu melayani dan memenuhi kebutuhan pengguna yang datang berkunjung ke Perpustakaan Umum Kota Sibolga.

(11)

yang digunakan pada Perpustakaan Umum Kota Sibolga adalah sistem layanan terbuka (Open Access) dimana pengguna dapat mencari bahan pustaka secara langsung menuju ke rak buku biasanya pengguna menggunakan katalog online (OPAC) untuk memudahkan pengguna dalam pencarian temu balik informasi yang diinginkan. Apabila pengguna mendapatkan kesulitan menemukan informasi yang dicari, maka mereka dapat meminta bantuan petugas perpustakaan.

Perpustakaan Umum Kota Sibolga juga telah melakukan upaya-upaya dalam pengembangan pelayanan perpustakaan antara lain adalah: 1). Penerapan sistem automasi, 2). Peningkatan SDM sebagai proses jalannya perpustakaan, 3). Melakukan promosi perpustakaan di internet, 4). Melakukan bimbingan pemakai bagi pengguna, 5). Penyedian koleksi dan sebagainya. Dengan semakin banyaknya pengguna yang memanfaatkan perpustakaan. Maka pelayanan merupakan ujung tombak dari kegiatan yang dilaksanakan di Perpustakaan Umum Kota Sibolga.

Namun pada kenyataannya, terdapat beberapa hal yang masih kurang memenuhi persyaratan dalam layanan perpustakaan. Dari permasalahan yang ada, banyak ditemukan keluhan-keluhan dari pengguna perpustakaan yang merasa belum puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh beberapa petugas perpustakaan. Di lapangan ditemukan adanya keluhan dari masyarakat atau pengguna perpustakaan bahwa kebutuhan informasi masyarakat kurang terpenuhi pada saat mereka menerima pelayanan dari pustakawan. Selain pelayanan keberadaan koleksi di perpustakaan juga menjadi masalah, letak buku yang kurang beraturan dan kurang rapi membuat pengunjung merasa kesulitan saat mencari buku yang diinginkan. Jika ditinjau dari jumlah koleksi yang disediakan oleh Perpustakaan Umum Kota Sibolga sudah memenuhi standar yaitu sebanyak tiga eksemplar setiap masing-masing judul, namun kenyataan yang ada buku-buku tersebut kadang sulit dilacak keberadaannya. Hal ini disebabkan oleh letak koleksi tersebut berada di tempat lain atau pada rak lain.

Untuk mengetahui berhasil atau tidak suata pelayanan yang berkualitas salah satunya diketahui dengan melihat pemanfaatan pengguna yang merupakan sasaran utama pelayanan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “ Persepsi Pengguna Tentang Layanan Perpustakaan Umum Kota Sibolga”.

1.2 Rumusan Masalah

(12)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan pelayanan pengguna di Perpustakaan Umum Kota Sibolga.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapatkan dari penulisan tugas ahkir ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan para pembaca tentang pelayanan pengguna perpustakaan .

2. Bagi Prodi Ilmu Perpustakaan & Informasi S-1 Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Sumatera Utara adalah untuk menambah jumlah dan variasi referensi tentang pembuatan tugas ahkir tentang pelayanan perpustakaan.

3. Bagi Perpustakaan Umum Kota Sibolga sebagai patokan dasar bagi mereka untuk meningkatkan kinerja dalam pelayanan pengguna perpustakaan.

4. Bagi penulis sendiri, menambah wawasan dan lebih memahami pengetahuan tentang pelayanan pengguna yang ada di Perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana pemerintah dengan tujuan melayani umum, perpustakaan dirancang untuk masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran terbuka tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, agama, ras,pekerjaan. Perpustakaan umum memberikan layanan informasi yang masyarakat butuhkan,dan tempat rekreasi intelektual untuk anak-anak.

Menurut Reitz dikutip oleh Hasugian (2009), “perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat”.

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Ciri-ciri perpustakaan umum adalah sebagai berikut :

1. Terbuka untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan. 2. Dibiayai oleh biaya umum. Dana umum ialah dana yang berasal dari masyarakat,

biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah. Dana ini dikemukakan kemudian digunakan untuk mengelola perpustakaan umum, karena berasal dari umum maka perpustakaan harus terbuka untuk umum.

3. Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma-cuma. Jasa yang diberikan mencakup jasa referral artinya jasa memberikan informasi, peminjaman, konsultasi studi sedangkan keanggotaan bersifat cuma-cuma artinya tidak perlu membayar. Pada beberapa perpustakaan di Indonesia masih ada yang memungut biaya untuk menjadi anggota, namun hal ini semata-mata karena alasan administratif belaka, bukanlah prinsip utama. (Sulistyo-Basuki 1993,46).

(14)

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan merupakan pusat informasi dimana bahan-bahan perpustakaan dikumpul, diolah, dan kemudian disebarluaskan agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pengguna.

Perpustakaan umum biasanya mengelompokkan objek menjadi 4 yaitu : 1. Pendidikan

Perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan sarana untuk pengembangan perorang / kelompok pada semua tingkat kemampuan pendidikan. 2. Informasi

Perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses yang cepat terhadap informasi yang tepat mengenai seluruh pengetahuan manusia.

3. Kebudayaan

Perpustakaan merupakan pusat kehidupan, kebudayaan dan secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.

4. Rekreasi

Perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan secara aktif rekreasi dan waktu senggang dengan penyediankan bahan bacaan.

(Sulistyo-Basuki 1991,48)

Adapun Manifesto Perpustakaan Umum unesco yang dikutip oleh (Sulistyo Basuki 1993,46) menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama, informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tesebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

(15)

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai fungsi antara lain yaitu sebagai mediator bagi pengguna perpustakaan yang ingin membutuhkan informasi, berikut ini beberapa pendapat dari para pakar mengenai pengertian fungsi perpustakaan umum.

Menurut (Yusuf 1996,23) fungsi perpustakaan umum adalah : 1. Fungsi Informatif

Segala informasi yang di miliki perpustakaan umum sanggup menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh segenap anggota masyarakat, sumber informasinya berpotensi memberitahukan atau memberikan informasi kepada segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya.

2. Fungsi Edukatif

Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum dimaksudkan untuk mendidik segenap anggota masyarakat yang memanfaatkanya, termasuk anggota masyarakat yang belum sempat menggunakan.

3. Fungsi Rekreatif

Koleksi yang disediakn perpustakaan umum banyak yang berisi informasi ringan , artinya tidak mendalam seperti halnya pada perpustakaan- perpustakaan perguruan tinggi. Hal ini disebabkan kondisi masyarakat yang dilayani sangat beragam, baik pada tingkat pengetahuan, pendidikan maupun usianya sehingga sumber informasi yang di sediakan pun harus disesuaikan dengan keragaman kondisi masyarakat tersebut.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa fungsi perpustakaan umum yaitu membantu masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

2.1.3 Peran Perpustakaan Umum

Peran perpustakaan umum di tengah-tengah masyarakat sebagai pusat informasi lokal dari semua jenis ilmu pengetahuan dan informasi yang tersedia untuk para penggunanya.

Menurut (Sutarno 2006,68) peranan suatu perpustakaan berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan antara lain:

1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, perservasi, dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.

(16)

3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca dan yang membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan-lahan dan hilang semangatnya.

5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya, dan pengalamannya.

6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan.

7. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri, melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan, dan mengembangkan sumber informasi, dan ilmu pengetahuan.

8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai, dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.

9. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tidak ternilai harganya.

10.Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atau kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai representatif.

11.Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, pelayahgunaan obat-obat terlarang, dan indispliner.

(17)

2.2 Persepsi

Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam penglihatan seseorang terhadap suatu objek dan situasi lingkunganya sebagai contoh, apabila seseorang tertarik untuk melihat lawan jenis yang melintas di depannya, terjadi suatu proses penilaian terhadap orang tersebut dengan berbagai ciri dan sikap yang ditunjukkan.

Menurut Suwarno (2009: 52),” persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas hubungan antar gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti”.

Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang di alami setiap orang ketika berusaha memahami informasi yang diterimanya, kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi. Terkait dengan hal itu,

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003), Persepsi adalah kesan seseorang terhadap objek prestasi tertentu yang dipengaruhi faktor internal, yaitu perilaku yang berada dibawah kendali pribadi dan faktor eksternal, yaitu perilaku yang dipengaruhi oleh situasi diluarnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan berupa objek yang terdapat didalam penglihatan seseorang terhadap suatu objek dan situasi lingkungan sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Arisandy (2004,26) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam persepsi, faktor tersebut meliputi objek yang dipersepsi,situasi individu yang mempersepsi diri, dan pengamatan terhadap orang.

Faktor yang mempengaruhi dalam persepsi, terhadap juga beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya persepsi, yaitu:

1. Perhatian

Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian tidak semua stimulus yang ada disekitar kita dapat ditangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada suatu atau 2 objek yang menarik kita.

2. Kebutuhan

(18)

3. Kesedian

Harapan seseorang terhadap stimulus yang menarik agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dahulu.

4. Sistem Nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang/masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa banyak faktor yang mempengaruhi persepsi individu yaitu meliputi objek yang di persepsi, situasi, individu yang mempersepsi (preceiver). Persepsi diri dan pengamatan terhadap orang lain. Dengan adanya faktor tersebut mengakibatkan terjadinya perbedaan persepsi yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, perhatian, kebutuhan, kesedian, dan sistem nilai.

2.3 Kualitas layananPerpustakaan

Kualitas merupakan ciri dan karakter dari suatu lembaga yang mampu memberikan kepuasaan atau memenuhi kebutuhan.

Gaspers (1997, 12) menyatakan bahwa:

Pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok yaitu kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasaan pengguna produk.

Delapan dimensi pengukuran yaitu:

1. kinerja (Performance). Kinerja disini merujuk pada karakter produk inti yang memiliki merek, atribut-atribut yang dapat diukur, aspek-aspek kinerja individu.

2. Keseragaman Produk (Features), Features suatu produk biasanya diukur secara subjektive oleh masing-masing individu yang menunjjukkan adanya perbedaan kualitas suatu jasa. Dengan demikian, perkembangan kualitas suatu produk menuntut karakter fleksibilitas agar dapat menyelesaikan diri dengan permintaan besar.

3. Kehandalan (Reliability). Dimensi ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi pada suatu periode. Keadaan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk.

(19)

termasuk juga perhitungan kesalahan yang terjadi, keterlambatan yang tidak dapat diantipasi dan beberapa kesalahan lain.

5. Daya Tahan/ Ketahanan (Durability) ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara teknis ketahanan suatu produk didefinisikan sebagai jumlah kegunaan yang diperoleh oleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas.

6. Kemampuan Pelayanan (Serviceability), dimensi ini menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya memperhatikan adanya penurunan kualitas tetapi juga waktu sebelum produk disimpan penjadwalan pelayanan, proses komunikasi dengan staf, frekuensi pelayanan perbaikan akan kerusakan produk dan pelayanan lainnya.

7. Estetika (Aesthetic) estetika suatu produk dilihat melalui bagaimana suatu produk terdengar oleh konsumen, bagaimana tampak luar suatu produk, rasa, maupun bau. Jadi estetika merupakan penilaian dan refleksi yang dirasakan oleh konsumen.

8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality), konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribuk produk dan jasa.

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi keinginan semua pihak baik iti produsen, konsumen, dan yang lain yang berhubungan dengan produk dan jasa. Dengan kualitas pelayanan perpustakaan seperti kinerja, keseragaman prosuk, kesesuaian, daya tahan, kemampuan pelayanan, estetika, kualitas yang dipersepsikan, kehandalan, daya tangkap, asuransi, dan empati yang baik dan ramah akan memberikan dampak positif bagi masyarakat pengguna, yaitu pengguna akan merespon apa yang telah diberikan oleh perpustakaan demi kepuasaan pengguna.

2.3.1 Dimensi Kualitas Pelayanan

Penilaian kualitas pelayanan menurut konsumen didasari pada 5 indikator yaitu: tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Kelima indikator tersebut dijadikan 5 dimensi untuk mengukur dan menilai suatu kualitas pelayanan, yaitu:

1. Reability atau kehandalan yaitu kemampuan perpustakaan untuk memberikan

pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpecaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sifat yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

2. Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan

(20)

kepada perpustakaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi (Communication), kredibiltas (Credibility), keamanan (Security), kompetensi (Competence), dam sopan santun (Courtesy).

3. Responsiveness atau daya tanggap yaitu suatu kemauan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat (Responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. 4. Emphaty yaitu memberikan perhatian tulus dan bersifat individual atau pribadi yang

memberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perpustakaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

5. Tangibles atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perpustakaan dalam menunjukkan

eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perpustakaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa seperti tampilan gedung, fasilitas fisik pendukung, perlengkapan dan penampilan kerja. (Zethmal, Parasuraman dan Berry dalam Lupiyoadi 2001,148).

Dengan melihat teori di atas bahwa untuk mengetahui kualitas atau tidaknya suatu pelayanan di suatu perpustakaan dapat diukur dengan cara melihat persepsi penggunanya. “Suatu persepsi akan muncul apabila seseorang memberikan penilaian, pengamatan, dan mempertimbangkan tersebut diperoleh melalui pengenalan stimulasi yang ditanggap” (Indrawijaya 1999,40).

Agar pengguna merasa puas, maka layanan pengguna perpustakaan harus berkualitas. Karakteristik layanan pengguna yang berkualitas dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain:

1. koleksi

a. Kuantitas, berkaitan dengan banyaknya jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.

b. Kualitas, berkaitan dengan mutu, kemuktahiran, kelengkapan koleksi. 2. Fasilitas

(21)

b. Kenyaman memperoleh layanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan, petunjuk, ketersediaan informasi, kebersihan dan lain-lain.

3. Sumber daya manusia

a. Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan layanan, terutama bagi petugas yang berinteraksi langsung dengan pengguna.

b. Tanggung jawab dalam melayani pengguna perpustakaan.

c. Empati, wajar dan adil dalam memecahkan masalah dan menangani keluhan pengguna.

d. Profesional, profesionalisme petugas perpustakaan di bagian layanan pengguna tercermin dalam diri petugas yang bersifat SMART, yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik, antusias/bangga pada profesi, ramah dan menghargai pengguna jasa, tabah ditengah kesulitan.

4. Layanan Perpustakaan

a. Ketepatan waktu layanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses. b. Akurasi layanan, berkaitan dengan banyaknya petugas yang melayani, fasilitas

pendukung seperti komputer.

Mengacu pada pendapat para pakar diatas, maka kualitas layanan dalam penelitian ini berarti penilaian pemakai perpustakaan sebagai konsumen terhadap layanan yang mereka terima dalam mendapatkan informasi yang diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan, yang meliputi beberapa aspek seperti (1). Kehandalan (Reability), (2). Jaminan (Assurance), (3). Daya Tanggap (Responsiveness), (4). Empati (Emphaty), (5). Bukti Langsung (Tangibles). 2.3.2 Peningkatan Kualitas Pelayanan

Untuk memperoleh suatu bentuk kepuasaan pelayanan yang sesuai dengan harapan pengguna maka diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan. Dengan berpegang pada kualitas pelayanan. Maka dapat membantu antusias para pengguna yang menggunakan jasa perpustakaan sehingga terciptanya hubungan yang ideal.

Menurut Kurniawati (2007,5): ada dua metode untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan yaitu:

1. Melalui peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia), yakni dengan diikut sertakannya petugas dalam berbagai pendidikan, kegiatan, dan keterampilan.

(22)

Sementara itu menurut Dwijati (2006,61), ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan untuk meningkatkan kualitas jasa layanan di perpustakaan antara lain:

1. Penambahan koleksi baru baik maupun jurnal dalam bentuk digital. 2. Meningkatkan kerjasama layananan antar perpustakaan.

3. Mengembangkan jasa layanan baru berupa paket informasi atau informasi terbaru menurut subjek tertentu.

4. Meningkatkan kualitas SDM dengan memberikan pelatihan teknologi informasi dalam menunjang layanan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan banyak cara yang harus dilakukan diantaranya dengan meningkatkan kerjasama layanan, menambah koleksi serta mengembangkan jasa layanan baru di perpustakaan.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas suatu layanan, faktor-faktor biasanya muncul akibat beberapa hal, sebagaimana yang dikemukakan oleh Murtiningsih (2006,2-3) bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Faktor Kesadaran

Faktor Kesadaran berfokus pada individu yang melakukan suatu tugas atau pekerjaan, kesadaran pada kualifikasi pekerjaan, resiko yang dihadapi, konsumen yang ditangani dan cakupan tugas penting akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Faktor Aturan

Aturan biasanya menurut hal-hal yang mengikat dan merupakan patokan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pada ahkirnya menyangkut langsung ataupun tidak langsung kepada orang, maka masalah manusia dan sifat kemanusiaannya harus menjadi pertimbangan utama.

3. Faktor Organisasi

Organisasi pelayanan pada dasarnya berbeda dengan organisasi pada umumnya meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam penerapannya karena sasaran pelayanan ditujukan kepada manusia yang mempunyai watak dan kehendak yang multi komplek. 4. Faktor Keterampilan dan Kemampuan

(23)

merupakan keadaan yang mengambarkan kondisi seseorang dari sisi tinjauan baik skill maupun fisik dapat melakukan atau pekerjaan sesuai dasar ketentuan yang berlaku.

5. Faktor Sarana Pelayanan

Bahwa kualitas pelayanan yang tinggi harus didukung oleh sarana pelayanan yang lengkap. Sarana berfungsi untuk menciptakan keakuratan dan kehandalan serta kejelasan informasi yang seharusnya dicatat yang hasil ahkir bermuara pada efisiensi dan efektivitas pelayanan.

Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa faktor-fktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan salah satunya adalah faktor kesadaran yang melakukan suatu tugas atau pekerjaan, kesadaran pada kualifikasi pekerjaan, dan resiko.

2.4 Pengertian Pelayanan Pengguna Perpustakaan

Pelayanan pengguna merupakan salah satu kegiatan yang utama di Perpustakaan, layanan ini merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan pengguna sekaligus merupakan barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Citra perpustakaan terutama ditentukan oleh pendapat masyarakat pengguna. Reputasi perpustakaan didasarkan atas jasa yang diberikan kepada pengguna. Setiap perpustakaan yang besar atau kecil,harus memperhatikan hubungan dengan masyarakat pengguna.

Direktoral Jenderal Perguruan Tinggi (2004,53) menyatakan bahwa

Pelayanan pengguna merupakan layanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan sehubungan dengan pemanfaatan koleksi tersebut. Pelayanan pengguna ini bertujuan agar perpustakaan dapat menggunakan bahan perpustakaan dengan mudah, cepat, dan tepat serta jelas dimengerti oleh pengguna”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan pelayanan pengguna merupakan kegiatan yang memberikan jasa kepada pengguna secara baik, benar, dan tepat agar para pengguna merasakan kepuasan.

2.4.1 Tujuan Pelayanan Pengguna

Bahan pustaka yang banyak tetapi tidak terpakai oleh siapa pun dengan alasan apa pun, merupakan kekeliruan yang besar. Pelayanan yang diberikan dengan memperhatikan kepuasaan merupakan tahap awal dalam keberhasilan suatu perpustakaan.

(24)

Melayani pengguna untuk memperoleh bahan pustaka yang mereka perlukan, agar pengguna mengetahui apa yang ada di perpustakaan maupun kegiatan-kegiatan perpustakaan yang lain, misalnya kegiatan promosi perpustakaan”.

Pelayanan pengguna ini bertujuan mempertemukan pembaca dengan bahan pustaka yang mereka minati. Perkembangan dari pelayanan perpustakaan banyak dipengaruhi oleh kemampuan perpustakaan tersebut dalam memberikan pelayanan dan kelengkapan koleksi yang dimiliki, semakin lengkap koleksi yang dimiliki, semakin besar pula kemungkinan untuk dapat meningkatkan penggunaan koleksi.

2.5 Pengguna Perpustakaan Umum

Pengguna yang menjadi objek layanan adalah masyarakat pengguna perpustakaan. adapun kelompok tersebut,adalah yang sesuai dengan fungsi perpustakaan yang bersangkutan, kecuali perpustakaan umum yang memang harus melayani pengguna dari semua lapisan masyarakat. Pengguna perpustakaan umum sangat beragam, hal ini sesuai dengan fungsi perpustakaan umum yang melayani masyarakat mulai dari tingkat persiapan sekolah hingga Perguruan tinggi, peneliti dan umum. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam Panduan penyelenggaraan perpustakaan umum (1992,92) bahwa “mengingat fungsinya sebagai perpustakaan umum, maka penggunanya terdiri dari berjenis-jenis lapisan masyarakat yang memiliki kebutuhan dan minat yang berbeda terhadap bahan pustaka yang diinginkan”.

Dengan keberagaman pengguna pada perpustakaan umum, maka dibutuhkan perbandingan dengan proporsional antara jumlah koleksi dan ruangan dengan jumlah pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi.

2.6 Layanan Perpustakaan Umum

(25)

satu-satunya kegiatan perpustakaan namun merupakan satu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain.

Menurut Sutarno (2006,90) “Pelayanan perpustakaan merupakan kegiatan yang memberikan layanan yang baik sebagaimana di kehendaki oleh pemakai dalam pemberian informasi”.

Sedangkan menurut Darmono (2001,134), “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang akan datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa layanan perpustakaan adalah segala bentuk aktivitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan, khususnya kepada anggota perpustakaannya, layanan perpustakaan juga merupakan tujuan ahkir semua kegiatn yang dilakukan oleh semua pengelola perpustakaan yang diarahkan pada terciptanya suasana yang kondusif sehingga layanan perpustakaan dapat dilaksanakan dengan semaksimal dan seefisien mungkin.

2.7 Sistem Pelayanan Perpustakaan

Pada dasarnya perpustakaan memiliki sistem pelayanan agar pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi dengan baik. Sistem layanan yang lazim digunakan ada dua jenis yaitu sistem layanan terbuka (open access) dan sistem layanan tertutup (closes access).

Menurut Yusuf (1995,135) ,“ Sistem layanan perpustakaan dikenal dengan istilah sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup”.

Menurut Lasa (1994,6), untuk menentukan sistem pelayanan yang paling tepat digunakan maka perpustakaan harus menperhatikan :

1. Jumlah dan kualitas tenaga yaitu tenaga yang terampik dan terdidik telah tersedia demi kelancaran tugas –tugas kepustakawanan.

2. Faktor ruangan yaitu luas sempitnya ruangan yang dimiliki perpustakaan tersebut. 3. Jumlah koleksi yaitu beserta kecilnya koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut

apakah sebanding dengan jumlah pengguna, jumlah rata-rata peminjaman tiap hari, jangka waktu pinjam yang diperbolehkan.

(26)

2.7.1 Sistem Pelayanan Terbuka (Open Access )

Sistem terbuka adalah suatu cara memungkinkan pengguna untuk masuk keruang koleksi untuk memilih, dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan. Untuk itu pengguna harus mengetahui sistem pengelompokkan buku yang dianut oleh perpustakaan.

Menurut Soeatminah ( 1992,130 ) sistem pelayanan terbuka adalah

Suatu sistem pelayanan yang memperbolehkan penunjang perpustakaan masuk keruangan koleksi untuk melihat-lihat, membuka pustaka yang mengambilnya dari tempat menyimpan untuk dibaca ditempat atau dibawa pulang.

Keuntungan sistem ini adalah :

1. Kartu –kartu katalog tidak segara rusak, karena sedikit yang menggunakannya pada umumnya mereka langsung menuju rak buku untuk memilih sendiri.

2. Menghemat tenaga, dalam sisitem ini petugas tidak perlu mengambil buku yang diinginkan pengguna. Pustakawan hanya mencatat dan kemudian mengambilkan buku-buku yang telah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu.

3. Judul-judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak.

4. Akan segera ketahui judul buku yang sedang dipinjam, nama dan alamat peminjam. 5. Apabila calon peminjam tidak menemukan buku tertentu yang dicari, maka saat itu

pula ia dapat memilih judul lain yangb relevan.

6. Kecil kemungkinan terjadi salah paham antara petugas dan peminjam. Kelemahannya sistem ini adalah :

1. Frekuensi kerusakan besar.

2. Memerlukan ruangan yang lebih luas,sebab letak satu rak dengan lain memerlukan jarak yang longgar.

3. Susunan buku menjadi tidak teratur, oleh karena itu pustakawan harus sering mengadakan reshelving.

4. Pemula yang datang keperpustakaan umum mencari buku sering binggung. 2.7.2 Sistem Pelayanan Tertutup (Closed Access )

Sistem tertutup adalah salah satu cara peminjaman yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi perpustakaan yang diinginkan. Koleksi yang ingin dipinjam harus terlebih dahulu melihat melalui katalog yang tersedia. Koleksinya akan diambil oleh petugas, setelah pengguna mencatat nomor buku yang akan dipinjamkannya. Dalam sistem ini peran katalog sangat penting.

(27)

memilih pustaka yang ingin dipinjamnya melalui katalog perpustakaan, dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat meminta kepada petugas untuk mengambilnya”

Keuntungan sistem ini adalah :

1. Daya tampung lebih banyak,karena jajaran rak satu dengan rak yang lain lebih dekat. 2. Susunan buku ini akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.

3. Kerusakan dan kehilangan bahan pustaka akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem pelayanan terbuka.

4. Tidak memerlukan meja baca diruang koleksi. Kelemahannya sistem ini adalah :

1. Banyak tenaga yang terserap dibagian sirkulasi ini.

2. Terdapat sejumlah koleksi bahan pustaka tidak pernah dipinjam.

3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam.

4. Antrian peminjaman dan pengembalian buku di bagian ini sering berlebihan,keadaan ini membuang waktu.

2.8 Jenis- Jenis Pelayana Pengguna Perpustakaan 2.8.1 Pelayanan Sirkulasi

Bagian sirkulasi merupakan bagian termasuk unit readers service yang bertugas memberikan service kepada pembaca. Sehingga bagian sirkulasi ini merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan pengguna atau pengunjung yang selalu terus berkembang. Kelancaran proses pelayanan ini tergantung kepada hal-hal berikut :

1. Sistem peminjaman yang dipilih 2. Petugas yang terampil

3. Peraturan peminjaman yang jelas

Layanan peminjaman mengikuti azas sebagai berikut : 1. Layanan dilakukan dengan cepat dan tepat 2. Prosedur yang ditempuh mudah dan sederhana

3. Kepuasaan pengguna atas pelayanan, harus diperhatikan 4. Pencatatan peminjaman dengan tertib dan teratur

(28)

Syahrial – Pamuntjak (2000,97) menyatakan bahwa, “ Pelayanan sirkulasi merupakan kegiatan pengederan koleksi perpustakaan baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun dibawa ke luar perpustakaan kegiatan ini didukung oleh administrasi peminjaman yang diatur dengan efisien dan mudah untuk dijalankan”.

Sedangkan menurut Darmono (2001,141), “ layanan sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang di miliki perpustakaan “.

Pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa layanan sirkulasi dinyatakan Sulistyo- Basuki (1991,257) yaitu sebagai berikut :

1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan

2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan dan pengunduran diri anggota perpustakaan

3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman 4. Menarik denda dengan buku yang terlambat dikembalikan

5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum di kembalikan pada waktunya 6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang / rusak 7. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman

8. Membuat statistik peminjaman 9. Peminjaman antar perpustakaan

10.Mengawasi urusan penitipan tas dan segala milik pengunjung perpustakaan 11.Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman

Sedangkan fungsi dari pelayanan sirkulasi menurut Noerhayati (1998,190 ) adalah : 1. Melayani pendaftaran anggota

2. Melayani peminjaman dan pengembalikan buku-buku

3. Menarik denda bagi anggota-anggota yang terlambat dalam mengembalikan buku-buku pinjaman

4. Penagihan buku-buku

5. Memberikan surat keterangan bebas pinjam 6. Membuat laporan harian

7. Bertanggung jawab atas kerapian buku-buku di rak

Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut di atas, maka bagian pelayanan sirkulasi melaksanakan tugas sebagai berikut :

1. Menerima bahan pustaka dari bagian penggatalogan

(29)

4. Melakukan pendaftaran peminat / pengguna bahan pustaka 5. Melayani calon / anggota perpustakaan

6. Melayani pengguna perpustakaan 7. Melayani peminjaman dan penagihan 8. Mengenakan denda pada anggota

9. Secara berkala meneliti dan mengumpulkan bahan pustaka yang rusak untuk diperbaiki

10.Membuat laporan tertulis dan statistik secara berkala 11.Menyampaikan laporan kepada kepala perpustakaan Proses layanan sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Keanggotaan

2. Peminjaman 3. Pengembalian 4. Perpanjangan 5. Penagihan

6. Pemberian sanksi

7. Surat keterangan bebas pinjam 8. Statistik pengunjung

Pelayanan sirkulasi terdiri dari peminjaman, perpanjangan, penagihan, pemberian sanksi, dan surat keterangan bebas pustaka. Faktor utama yang perlu mendapat perhatian dalam menjalankan pekerjaan pelayanan sirkulasi ini adalah terciptanya hubungan yang baik antara petugas dan pengunjung, suasana tenang, sikap yang ramah dan suka membantu serta tidak lekas bosan sehingga pengunjung perpustakaan merasa senang berkunjung keperpustakaan.

2.8.1.1 Keanggotaan

(30)

anggota harus terlebih dahulu mengisi blanko pendaftaran menjadi anggota dan sebelum mengisi calon anggota harus membaca tata tertib yang berlaku dan memenuhi persyaratan yang diminta oleh petugas. Kemudian mengisi kartu permintaan menjadi anggota dengan nama, alamat, pekerjaan, dan tanggal permintaan diajukan. Setelah mengisi data dengan lengkap dan telah memenuhi syarat maka petugas perpustakaan mencetak kartu perpustakaan dan mengaktifkan permintaan anggota perpustakaan tersebut.

2.8.1.2 Peminjaman

Seperti yang diketahui tidak semuanya pengguna perpustakaan mempunyai waktu yang cukup untuk membaca diperpustakaan. Hal ini membuat pihak perpustakaan membuat kebijakan dengan memberikan kesempatan bagi pegguna untuk meminjam bahan pustaka untuk dibawa pulang. Dilatarbelakangi hal tersebut maka perpustakaan selalu menyediakan jasa peminjaman bagi pengguna.

Menurut jangka waktunya, prosedur peminjaman bahan pustaka dibedakan tiga macam :

1. Peminjaman biasa, misalnya 1 sampai dengan 2 minggu. 2. Peminjaman jangka pendek, misalnya 1 sampai 3 hari

3. Peminjaman jangka panjang, misalnya 1 bulan sampai satu semester. Prosedur peminjaman bahan pustaka adalah sebagai berikut :

1. Pengguna menunjukkan tanda pengenal sebagai anggota perpustakaan 2. Petugas memberi tanda tangan pengenal pengguna

3. a. Pada perpustakaan yang menganut sistem tertutup, langka ketiga berlangsung sebagai berikut:

1. Pengguna menyerahkan formulir permintaan peminjaman yang telah diisi 2. Petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir

b. Pada perpustakaan yang menganut sistem terbuka, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut :

1. Pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang telah dipilihnya.

2. Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal kembali pada kartu buku yang tersimpan pada katalog buku

3. Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal bahan perpustakaan itu harus dikembalikan pada lembar tanggal kembali

(31)

6. Petugas menyusun kartu buku dalam kota sebagai berikut : a. Membuat tanggal kembali bahan perpustakaan

b. Setiap kumpulan kartu dengan tanggal kembali yang sama, disusun menurut kode bahan pustaka

7. Petugas menyusun kartu peminjaman dalam kotak kartu pinjam menurut sama nama pengguna, kemudian menurut urutan.

2.8.1.3 Pengembalian Buku

Pengembalian bahan pustaka merupakan kelanjutan dari kegiatan peminjaman. Bahan pustaka yang dipinjamkan kepada pengguna harus kembali pada waktunya. Apabila batas waktu dari peminjaman bahan pustaka telah habis maka peminjam wajib mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya. Dalam mengembalikan bahan pustaka, disesuaikan dengan prosedur sistem pengembalian pada masing-masing perpustakaan. Petugas harus melihat keadaan buku tersebut apakah dalam keadaan baik atau tidak. Hal ini erat hubungannya dengan keterbatasan jumlah buku yang dimiliki perpustakaan.

Sjahrial–Pamuntjak (2000,97), menyatakan prosedur pengembalian buku adalah “Pada waktu buku dikembalikan oleh peminjam,petugas memeriksa apakah buku masih dalam keadaan baik. Kalau keadaan baik, tidak rusak dan tidak ada halaman yang hilang, maka berdasarkan tanggal kembali yang tertera dalam buku, kartu buku diambil dari kotak buku yang sedang dipinjam. Pada kartu buku itu dan kartu anggota itu distempel “ kembali “ atau tanda buku/ nama anggota dicoret. Kartu buku dimasukkan kedalam kantong buku, dan kartu anggota dikembalikan. Jika digunakan bon peminjaman, kedua bon (yang disusun pada tanggal kembali dan yang disusun pada nomor buku) dikeluarkan dan diberi tanda “kembali”. Buku sekarang dapat dikembalikan ke tempatnya di rak buku”.

2.8.1.4 Perpanjangan

Perpanjangan bahan pustaka adalah kegiatan yang dilakukan untuk menambah bahas waktu pengembalian memperpanjang masa pinjaman merupakan izin untuk memperpanjang peminjaman bahan pustaka setelah habis masa pinjamnya dengan ketentuan tidak ada pengguna lain yang ingin meminjam bahan pustaka tersebut. Biasanya perpanjangan dapat dilakukan hanya satu kali.

(32)

Pada umumnya setiap perpustakaan dalam memperpanjang bahan pustaka dapat dilakukan dengan mencatat pada kartu dan slip pengembalian yaitu dengan stempel tanggal kembali menyerahkan buku tersebut kepada peminjam.

2.8.1.5 Penagihan

Apabila pengguna tidak mengembalikan bahan pustaka tepat waktunya, maka pihak perpustakaan mempunyai tugas untuk mengadakan penagihan. Hal ini dilakukan agar peminjam mengingat mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya. Penagihan bahan pustaka biasanya dilakukan untuk keterlambatan pengembalian yang melebihi batas waku. Penagihan dapat dilakukan dengan surat maupun lisan. Penagihan dengan surat diperlukan nama lengkap dan alamat peminjam. Dalam surat penagihan dicantumkan identitas bahan perpustakaan yang akan ditagih, tanggal batas pengembalian dan jumlah denda yang harus dibayar. Dengan adanya penagihan bahan pustaka maka perpustakaan dapat mengetahui koleksi apa saja yang telah dipinjam dan belum dikembalikan kepada perpustakaan, sehingga perpustakaan dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai seperti pemberian sanksi.

2.8.1.6 Pemberian Sanksi

Pemberian sanksi adalah suatu kegiatan pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pemeriksaan atas pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna serta pemberian sankasi atas pelanggaran tersebut. Berat ringannya sanksi tergantung pada jenis pelanggarannya. Oleh karena itu sanksi berupa denda, peringatan pergantian dan sanksi administrasi. Sanksi yang diberikan biasanya bersifat mendidik agar para pengguna menyadari bahwa bahan pustaka tersebut juga diperlukan oleh orang lain. Biasanya samksi yang diberikan kepada setiap pengguna yang melakukan pelanggaran seperti :

1. Terlambat mengembalikan bahan pustaka

2. Mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak 3. Menghilangkan bahan pustaka

4. Melanggar tata tertib perpustakaan 2.8.1.7 Statistik Pengunjung

Setiap perpustakaan selayaknya mengumpulkan data statistik sebagai bahan informasi bagi kemajuan perpustakaan yang bersangkutan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai aktifitas dan kesibukan bagian pelayanan kepada pengunjung, perlu dikumpulkan data tentang pekerjaan dibagian ini. Pada setiap harinya jumlah pengunjung, jumlah bahan pustaka yang dipinjam, dan jumlah anggota baru dicatat pada tabel statistik harian, dan pada ahkir tahun bagian ini memberikan laporan aktifitas tahunan yang mencakup informasi :

(33)

2. Jumlah anggota seluruhnya

3. Jumlah buku yang dipinjam, terperinci menurut perihal 4. Jumlah pengunjung di ruang baca

Dengan adanya statistik ini maka akan diketahui berapa banyak pengunjung yang akan datang dan meminjam buku diperpustakaan tersebut, bersama dengan statistik tahuanan dari bagian lain, semua data dikumpulkan untuk menjadi inti pembahasan dalam laporan kepala perpustakaan mengenai aktivitas selama tahun ini.

2.8.2 Layanan Referensi

Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan referensi. Pelayanan ini menitikberatkan pada pelayanan individu agar mereka mampu memanfaatkan sumber-sumber rujukan yang dimiliki perpustakaan.

Darmono (2001,141), menyatakan bahwa: Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca di tempat.

Sedangkan menurut Rahayuningsih (2007,103), menyatakan bahwa : Pelayanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi.

Selain pendapat di atas Yusuf (1996,145) menyatakan bahwa “Layanan referensi di perpustakaan umum ditujukan untuk keperluan konsultasi,bahan rujukan, dan informasi umum yang dikaitkan dengan aspek pembangunan nasional daerah”.

Layanan referensi merupakan layanan rujukan untuk membantu pengguna dalam menemukan informasi serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi. Pada bagian layanan referensi ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan.

Menurut Sumardji (1993,29) kegiatan yang dilakukan pada pelayanan referensi antara lain adalah :

1. Melayani para anggota perpustakaan yang memerlukan koleksi pustaka acuan/ referensi (reference books), bila diperlukan dengan berbagai keterangan seperlunya secara lisan kepada para anggota perpustakaan yang bersangkutan. 2. Melayani permintaan foto copy yang diajukan oleh para anggota perpustakaan,

(34)

3. Melayani permintaan penelusuran informasi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan ataupun siapa saja yang mengajukan permintaan meskipun bukan anggota perpustakaan, syarat-syarat tertentu.

4. Melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali (reshelving) koleksi pustaka acuan yang telah dibaca oleh para anggota.

5. Membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan referensi.

Sebagai pustakawan bagian layanan referensi,pustakawan tersebut harus mampu melayani pengguna yang memerlukan koleksi referensi, melayani permintaan penelusuran informasi dan melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali koleksi pustaka acuan yang telah dibaca oleh pengguna serta membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan referensi. 2.9.3 Layanan Audiovisual

Selain pelayanan sirkulasi dan layanan referensi, pelayanan audiovisual juga dapat digunakan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam meningkatkan daya ingat pengguna perpustakaan melalui bahan pustakaan audiovisual disamping bahan bacaan yang ada di perpustakaan.

Dalam buku perpustakaan perguruan tinggi: Buku pedoman (2004,90) dikemukakan “pelayanan audiovisual adalah kegiatan melayankan bahan audiovisual kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan, misalnya film dengan proyektornya”.

Dalam melaksanakan pelayanan audiovisual ada tujuan yang harus dicapai. Tujuan penyelenggaraan layanan audiovisual menurut Sulistyo-Basuki(1993,180) adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan media untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian,dan rekreasi. 2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan. 3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan.

4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual di samping bahan bacaan.

(35)

2.9.4 Layanan Terbitan Berseri

Terbitan berseri merupakan suatu terbitan yang berisi informasi berita aktual,berita keilmuan serta kejadian-kejadian yang berhubungan dengan sosial ekonomi, teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan, yang pada umumnya diminati oleh masyarakat.

Menurut Saleh (1996,26) terbitan berseri mempunyai peran sebagai berikut : 1. Memberi ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman seseorang.

2. Menjadi media untuk menyampaikan hasil-hasil penemuan terharu dalam bidang tertentu.

3. Sumber untuk memperluas wawasan seseorang. 4. Sumber untuk mengetahui keahlian seseorang.

Sedangkan dalam buku perpustakaan perguruan tinggi: Buku pedoman (2004,49) dinyatakan bahwa :

Dalam mengadakan terbitan berseri, perpustakaan hendaknya mengikuti petunjuk, yakni : (1) Melanggan terbitan berkala (majalah atau jurnal) yang penting bagi semua bidang studi,(2) secara selektif melanggan terbitan berkala umum yang bernilai penelitian atau yang dibutuhkan sivitas akademika.

2.9.5 Layanan Bimbingan Pengguna

Pelayanan bimbingan pengguna merupakan salah satu pelayanan perpustakaan dalam rangka menambah pengetahuan pengguna tentang perpustakaan. Dalam buku perpustakaan perguruan tinggi: Buku pedoman (1994,75) “pelayanan bimbingan pengguna adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien.

Sedangkan Rahayuningsih dalam bukunya pengelolaan perpustakaan(2007,123) menyatakan bahwa :

Bimbingan pengguna adalah kegiatan yang dirancang untuk mendidik pengguna agar mengetahui sumber-sumber informasi perpustakaan yang terdiri dari koleksi, fasilitas ,dan jasa perpustakaan, mendidik pengguna dalam memanfaatkan sumber-sumber informasi untuk menjadi pengguna yang tertib dan bertanggung jawab.

Tujuan dari pelayanan bimbingan pengguna adalah:

1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.

2. Memberikan pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.

(36)

4. Mempromosikan pelayanan perpustakaan.

5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi (perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman(1994,75).

Sehubungan dengan penjelasan di atas, Lasa (2005,234) mengemukakan bahwa tujuan menyelenggarakan bimbingan pengguna adalah sebagai berikut :

1. Memanfaatkan jasa informasi yang tersedia. 2. Mengoptimalkan sarana dan fasilitas.

3. Mencapai terwujudnya masyarakat informasi. 4. Ikut berperan serta dalam proses pendidikan.

5. Mengefektifkan dan mengefisien pencarian informasi.

Pelayanan bimbingan pengguna diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pengguna dalam menggunakan layanan yang disediakan perpustakaan. Dengan demikian pelayanan bimbingan pengguna adalah pelayanan yang diselenggarakan perpustakaan dengan tujuan agar pengguna dapat lebih mengenal koleksi dan layanan perpustakaan serta mampu memanfaatkan layanan dan koleksi tersebut dengan sebaik-baiknya.

2.9.6 Layanan Fotokopi

Hampir semua jenis perpustakaan memerlukan jenis layanan fotokopi. Apalagi perpustakaan yang tidak meminjamkan koleksinya keluar perpustakaan,maka perpustakaan tersebut menyediakan layanan fotokopi. Hal ini seringkali pemakai tidak memiliki cukup waktu untuk membaca di perpustakaan. Banyak juga pemakai perpustakaan yang datang yang lokasinya jauh dari perpustakaan itu. Bagi pemakai seperti ini biasanya hanya diperbolehkan membaca ditempat. Padahal seringkali pemakai yang datang dari jauh memiliki waktu yang sangat terbatas. Maka tidak ada jalan lain untuk menghemat waktu ia akan meminta jasa fotokopi untuk mendapatkan artikel yang sudah ditemukannya.

2.9.7 Layanan Anak

(37)

tertarik pada gambar dan warna-warna yang menyolok. Setelah usia sekolah dasar anak diperkenalkan dengan huruf dan angka.

Oleh karena itu koleksi anak usia ini adalah buku-buku yang banyak gambar dan berwarna-warni,namun sudah mulai ada sedikit teks. Anak-anak tumbuh dan berkembang sehingga mereka membutuhkan bacaan-bacaan. Penyediaan bacaan yang tepat adalah menjadi tanggung jawab pustakawan agar anak tertarik dan gemar membaca. Anak- anak harus menemukan kepuasan dalam membaca,karena itu pustakawan tidak boleh mengabaikan selera anak. Anak-anak menbutuhkan bacaan hiburan, informasi, dan hal-hal yang menarik dari lingkunganya. Televisi dan teknologi informasi telah banyak mengubah kehidupan anak-anak modern seperti sekarang termasuk bahan bacaannya. Oleh karena itu bacaan anak-anak-anak-anak perlu disesuaikan dengan dunia anak-anak saat ini.

2.9.8 Layanan Perpustakaan Keliling

Layanan perpustakaan keliling merupakan layanan ekstensi atau perluasan layanan dari perpustakaan umum. Perpustakaan keliling ini dilakukan baik melalui kendaraan darat, laut dan sungai,bahkan melalui udara. Layanan perpustakaan keliling dilakukan dengan angkutan dari yang sederhana sampai kepada kendaraan modern. Mobil perpustakaan keliling ini sekarang dikenal dengan nama mobil library. Mobil library atau perpustakaan bergerak/ kelilig sangat efektif sebagai sarana layanan perpustakaan umum. Penyelenggaraan perpustakaan keliling bertujuan untuk mendekatkan koleksi kepada pemakainya, sebab banyak pemakai yang tinggal jauh dari perpustakaan tidak berkesempatan mengunjungi perpustakaan. Padahal mereka juga membutuhkan layanan perpustakaan.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Penelitian ini adalah termasuk dalam jenis penelitian deskriptif. Sugiyono (2009,6) menyatakan bahwa,“ Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri,yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.

Penelitian ini adalah variabel kualitas pelayanan di Perpustakaan Umum Kota Sibolga dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Umum Kota Sibolga yang berada di Jalan Letjend. S. Parman No.31-B Kota Sibolga.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi sebagai objek penelitian diperlukan dalam penelitian ini. Sugiyono (2009,80) mengatakan:“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Dalam penelitian ini sebagai populasinya adalah pengguna/pemakai yang terdaftar sebagai anggota aktif Perpustakaan Umum Kota Sibolga.

Jumlah pengguna yang terdaftar sebagai anggota aktif perpustakaan dari tahun 2013 sebanyak 3265 orang, yang rinciannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Anggota Aktif Perpustakaan Umum Kota Sibolga

Pengguna Jumlah Banyak

Pelajar 1015

Mahasiswa 340

Umum 2250

Jumlah 3265

(Sumber : Laporan Tahun, 2013) 3.2.2 Sampel

(39)

mengenai karakteristik, seperti sifat-sifat atau ciri-ciri atau parameter populasi”. Untung menghitung ukuran banyaknya sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu :

e = Taraf kesalahan sebesar 10% (Umar 2008,78)

sesuai dengan rumus Slovin , maka diperoleh sampel penelitian ini adalah: n = 3265

1+3265 (0.1)2

n = 3265 1+33,65

n = 94 orang

Karena populasi penelitian ini beraneka ragam dan berstrata, maka dalam menentukan besarnya sampel penelitian digunakan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional,sehingga dapat diketahui jumlah sampel berdasarkan strata adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2.2 Sampel Penelitian No. Jenis Pengguna Jumlah Anggota

Aktif

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian adalah sebagai berikut:

(40)

2. Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang bersumber dari jurnal,buku,laporan tahunan,dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam kegiatan penelitian sangatlah penting karena berkaitan dengan tersedianya data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian, sehingga kesimpulan yang diambil adalah benar. Oleh karena itu penelitian metode pengumpulan data harus dilakukan dengan tepat. Metode yang digunakan menggunakan metode skala, yaitu suatu metode pengambilan data dimana data-data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh melalui pernyataan atau pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden mengenai suatu hal yang disajikan dalam bentuk suatu daftar pertanyaan Sugiyono, (2002,173) .Dalam hal ini, metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu :

3.4.1 Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti Mardalis (1995,66). Kuesioner yang digunakan dalam hal ini adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tingal memilih dan dijawab secara langsung oleh responden.

3.4.2 Kepustakaan

Mengumpulkan data melalui bahan pustaka dan dokumen lain yang dijadikan sebagai sumber informasi.

3.4.3 Pengamatan

Pengamatan, yaitu melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian yaitu Perpustakaan Umum Kota Sibolga

3.5 Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Mardalis,(1995,26) bahwa “teknis analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh adalah metode deskriptif yaitu bertujuan untuk mendeskriptifkan, mencatat analisis dan menginterprestasikan kondisi- kondisi yang sedang terjadi atau ada.

(41)

Data yang diperoleh ditabulasi dengan menyusunnya kedalam tabel-tabel kemudian dihitung persentasinya, selanjutnya dianalisis dan diinterprestasikan. Untuk menghitung presentase jawaban yang diberikan koresponden digunakan rumus berikut :

P = F/N x 100 Keterangan :

P = Hasil Persentase

F = Jumlah Jawaban yang di peroleh N = Jumlah Responden, (Hasi 2001,42)

Untuk menafsirkan besar persentase yang diperoleh dari tabulasi data, peneliti menggunakan metode penafsiran menurut Hadi (2001,42) sebagai berikut :

1-25 % : Sebagian Kecil 26-49% : Hampir setengah 50% : Setengah

51-57% : Sebagian besar 76-99% : Pada Umumnya 100% : Seluruhnya.

Sehubungan dengan penelitian yang berbentuk deskriptif maka dalam menganalisis data penulis mempergunakan teknik sederhana yaitu menguraikan berdasarkan persentase. Dalam rangka untuk mengolah data yang diterima dari responden, penulis menggunakan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :

1. Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan terhadap data yang diperoleh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa apakah responden telah menjawab seluruh pertanyaan yang dikemukan secara benar. dari hasil pemeriksaan ini dapat diketahui kuesioner yang akan diolah, dan kuesioner yang tidak dapat diolah. 2. Menghimpun data yang akan diolah, dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban

yang sediakan pada kolom isian.

3. Menghitung persentase dari setiap jawaban yang ditemukan oleh responden. 4. Pegolahan statistik serta penafsirannya.

Setelah dilakukan penyebaran dan pengumpulan kuesioner, kemudian penulis melakukan pentabulasian jawaban dan mengadakan penganalisaan atas setiap item.

3.6 Instrumen Penelitian

(42)

variabel penelitian”. Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disusun dalam bentuk pertanyaan. 3.7 Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih subtantif dari suatu konsep. Tujuannya yaitu agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan variabel yang telah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasional sebagai alat ukur yang akan digunakan untuk meneliti variabel kualitas pelayanan dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.

3.7.1 Tabel Indikator kualitas pelayanan

NO. Indikator Butir Pertanyaan Jumlah

1. Kehandalan (Reability)

1.Menurut saudara apakah prosedur peminjaman buku di perpustakaan Umum Kota Sibolga sesuai dengan harapan anda?

2. Menurut saudara apakah pengembalian buku di

Perpustakaan Umum Kota Sibolga sesuai dengan harapan anda?

3. Apakah letak buku yang dibantu dengan OPAC (Online Public Accesec Catalogue). Menurut saudara apakah sudah efektif penelusuran OPAC tersebut?

4. Menurut saudara apakah Call Number yang ada di OPAC sesuai dengan susunan buku yang ada di rak?

Gambar

Tabel 3.2 Anggota Aktif  Perpustakaan Umum Kota Sibolga
Tabel 3.2.2 Sampel Penelitian
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan identitas responden
Tabel 4.2: Prosedur Peminjaman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan adalah kumpulan buku dan bahan pustaka lainnya yang dihimpun, diolah dan disimpan dengan

Yuristika Sari Dewi : Tinjauan Umum Layanan Pengguna Perpustakaan Kuala Lumpur, 2003... Yuristika Sari Dewi : Tinjauan Umum Layanan Pengguna Perpustakaan Kuala

pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi adalah sistem. layanan terbuka ( open access ) dimana pemustaka secara langsung

Dalam melaksanakan tugasnya, pelayanan Perpustakaan Keliling Umum GunungBungsu memakai sistem terbuka (open acces) dimana pengguna perpustakaan keliling diberikan

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah persepsi pengguna tentang Perpustakaan Umum Kota Medan yang dilihat dari gedung atau ruangan perpustakaan,

Sistem layanan yang digunakan dalam kegiatan pelayanan sirkulasi di perpustakaan SMK Negeri 2 Palembang menggunakan layanan terbuka (Open Access), yaitu pengguna diberikan

Dan kepuasan pengguna berdasarkan kesenjangan (gap) antara dirasakan dan harapan responden menunjukkan bahwa kualitas layanan perpustakaan umum Kantor Arsip dan Perpustakaan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai Persepsi Pengguna Terhadap Layanan Ruang Baca Perpustakaan Umum (Studi Deskriptif Tentang Persepsi