• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN BERATNYA NEUROPATI PERIFER DENGAN KEJADIAN ULKUS KAKI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN BERATNYA NEUROPATI PERIFER DENGAN KEJADIAN ULKUS KAKI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN BERATNYA NEUROPATI PERIFER DENGAN KEJADIAN ULKUS KAKI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN

Oleh :

TEDDY PRAWIRO 09020096

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

i

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN BERATNYA NEUROPATI PERIFER DENGAN KEJADIAN ULKUS KAKI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan Kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh:

TEDDY PRAWIRO 09020096

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang

3 Agustus 2013

Pembimbing I

dr. Meddy Setiawan, Sp.PD

Pembimbing II

dr. Maryam Abdullah

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

iii

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Teddy Prawiro ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji

pada tanggal 3 Agustus 2013.

Tim Penguji,

dr. Meddy Setiawan, Sp.PD , Ketua

dr. Maryam Abdullah , Anggota

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Hubungan Beratnya Neuropati Perifer Dengan Kejadian Ulkus Kaki Diabetik Pada Penderita Diabetes mellitus Tipe II Di RSUD Dr. R. Koesma Tuban”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahuinhubungan antara lamanya neuropati perifer dengan kejadian ulkus kaki diabetic pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Dr. R. Koesma Tuban.

Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Meddy Setyawan, SpPD selaku Pembimbing I yang telah membimbing, memberi banyak masukkan serta memberi dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

2. dr. Maryam selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu, membimbing dan mendukung kami dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

(6)

v

4. Segenap staf RSUD Dr. R. Koesma Tuban yang telah banyak membantu dan memberi banyak kemudahan dalam penelitian yang di lakukan di RSUD Dr. R. koesma Tuban.

5. Segenap Dosen dan Staf Tata Usaha (TU) yang telah banyak membantu dan memberi banyak kemudahan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 6. Orang tuaku tercinta, dr. R. Pramudi, MM dan Ibu Nani Handayani

yang telah memberi banyak dukungan dan doa yang tiada henti.

7. Kekasihku Senja Ristya Hertanti yang selalu membantu, mendampingi dan memberi support sampai terselesaikannya tugas akhir ini.

8. Teman-teman satu perjuangan di FK’09 yang telah memberi support dan telah banyak bertukar pikiran mengenai Tugas Akhir ini. Terutama pada saudara Choirunizar Awaludin Dyan Fahmi, S.Ked.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis mulai dari awal hingga akhir penulisan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka diri atas segala saran, kritik membangun dari segala pihak. Semoga Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Malang, Agustus 2013

(7)

vi ABSTRAK

Prawiro, Teddy. 2013. Hubungan Beratnya Neuropati Perifer Dengan Derajat Ulkus Kaki Diabetik Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dr. R. Koesma Tuban tahun 2012. Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) dr. Meddy Setiawan, Sp.PD (2) dr. Maryam Abdullah

Latar Belakang: Ulkus Diabetik merupakan komplikasi diabetes mellitus (DM) jangka panjang. Berupa kerentanan terhadap infeksi yang tersering salah satunya pada kaki yang kemudian dapat berkembang menjadi ulkus kaki diabetik. Didapatkan data neuropati perifer merupakan etiologi utama pada ulkus kaki diabetik.

Tujuan: Untuk mengetahui Beratnya Neuropati Perifer Dengan Kejadian Ulkus Kaki Diabetik Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dr. R. Koesma Tuban tahun 2012.

Metode: Analytical observation dengan pendekatan cross-sectional. Dengan menggunakan data primer dan sekunder yang dianalisa dengan menggunakan Uji Chi-Square.

Hasil Penelitian: Hasil uji korelasi Chi-Square menunjukkan nilai koefisien 4,735 dengan nilai signifikansi sebesar 0,036. Nilai Chi-square tabel dengan derajat bebas (db) 1 dan alpha 5% adalah 3,841. Nilai Chi-square hitung lebih besar dari nilai Chi-square tabel (4,735>3,841) dan nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5% (0,036<0,050) menyatakan bahwa hipotesis H0 ditolak dan dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara faktor Neuropati Perifer dengan faktor Kejadian Ulkus Kaki pada tingkat batas kesalahan sebesar 5%. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara lamanya neuropati perifer dengan derajat ulkus kaki diabetik pada penderita diabetes mellitus tipe II di RSUD Dr. R. Koesma Tuban tahun 2012

(8)

vii ABSTRACT

Prawiro,Teddy. 2013. Corelation between Neuropathy Perifer andUlkus Degree of DiabeticLeg of Diabetes MellitusPatient Type IIin RSUD Dr. R. Koesma Tuban 2012. Final Project, Faculty of Medicines.Universityof Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) dr. Meddy Setiawan, Sp.PD(2) dr. Maryam Abdullah

Background:Ulcus Diabetic is complication of diabetes mellitus (DM) for long term. It is susceptibility to infection which is often suffered in a leg that can develop to become ulkus of diabetic leg. The data acquired of neuropati perifer is main etiology in neuropati perifer

Objective:To find out how corelationof Neuropati Perifer and Ulkus of Diabetic Leg Case in Diabetes Mellitus patient Type IIin RSUD Dr. R. Koesma Tuban 2012.

Method:Analytical observationwith cross-sectionalapproach. The method uses primer and secondary data that are analyzed by using Chi-Square Test.

Result:The results correlation of Chi-Squaretest proves that coefficient value 4,735 with significance value is 0,036. Value of Chi-squaretable with free degree 1 and alpha 5% is 3,841. Value Chi-squarecount is higher than value of Chi-square tabel (4,735>3,841) and significance value is lower thanalpha 5% (0,036<0,050), it states that hypothesisH0is rejected and can be proved that there is a real connection between Neuropati Periferfacors with Case of Ulcus Leg in level boundaries failure of 5%.

Conclusion:There is a connection between how corelationneuropathy perifer and degree of leg ulcus diabetic for diabetes mellitus patient type II in RSUD Dr. R. Koesma Tuban 2012

(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN iii

LEMBAR PENGUJIAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vii

ABSTRACK viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR SINGKATAN xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.3.1 Tujuan Umum 3

1.3.2 Tujuan Khusus 4

1.4 Manfaat Penelitian 4

1.4.1 Akademik 4

1.4.2 Klinis 4

1.4.3 Masyarakat 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1Diabetes Melitus 6

2.1.1 Definisi Diabetes Melitus 6

2.1.2 Epidemiologi 7

2.1.3 Klasifikasi Diabetes Melitus 7

2.1.3.1 DM Tipe I 7

2.1.3.2 DM Tipe II 7

(10)

ix

2.1.3.4 Diabetes Gestasional 9 2.1.4 Patogenesis Diabetes Melitus 9

2.1.4.1 DM Tipe I 9

2.1.4.2 DM Tipe II 10

2.1.5 Gejala Klinis Diabetes Melitus 11 2.1.6 Diagnosis Diabetes Melitus 12 2.1.7 Komplikasi Diabetes Melitus 14

2.1.7.1 Komplikasi Akut 15

2.1.7.2 Komplikasi Kronik 16

2.2 Ulkus Kaki Diabetikum 18

2.2.1 Definisi Kaki Diabetikum 18 2.2.2 Patogenesis Kaki Diabetikum 18

2.2.3 Klasifikasi 24

2.3 Neuropati Perifer 25

2.3.1 Definisi Neuropati Perifer 25 2.3.2 Etiologi Neuopati Perifer 25

2.3.3 Klasifikasi 27

2.3.4 Pemeriksaan Penunjang 28 2.3.5 Penatalaksanaan Neuropati Perifer 29

2.3.8 Komplikasi 32

2.3.9 Prognosa 33

2.3.10 Pencegahan 33

BAB 3 KERANGKA KONSEP 34

3.1 Kerangka Konsep 34

3.2 Hipotesis 36

BAB 4 METODE PENELITIAN 37

4.1 Rancangan Penelitian 37

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 37

4.3 Populasi dan Sampel 37

4.3.1 Populasi 37

4.3.2 Sampel 37

(11)

x

4.5 Karakteristik Sampel Penelitian 38

4.5.1 Kriteria Inklusi 38

4.5.2 Kriteria Eksklusi 38

4.6 Variabel Penelitian 39

4.6.1 Variabel Bebas 39

4.6.2 Variabel Tergantung 39

4.7 Definisi Operasional 39

4.8 Instrumen Penelitian 40

4.9 Alur Penelitian 41

4.10 Teknik Pengumpulan Data 42

4.11 Analisis Data 42

BAB 5 HASIL PENELITIAN 43

5.1 Gambaran Umum Responden 43

5.1.1 Usia 43

5.1.2 Jenis Kelamin 43

5.1.3 Lama Mengidap Diabetes Mellitus 44 5.1.4 Lama Mengidap Neuropati Perifer 44

5.2 Pengujian Chi-squae 45

BAB 6 PEMBAHASAN 48

BAB 7 KESIMPULAN 51

7.1 Kesimpulan 51

7.2 Saran 52

7.2.1Bagi Penderita Diabetes Mellitus 52

7.2.2 Bagi Klinis 52

7.2.3 Bagi Penelitian Berikutnya 53

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Gambaran Klinis DM pada Diagnosis 12 Tabel 2.2 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Diagnosis

DM 13

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 43

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 43 Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengidap Diabetes

Mellitus 44

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama MenidapNeuropati

Perifer 44

Tabel 5.5 Hasil Uji Chi-square Neuropati Perifer dengan Kejadian Ulkus

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Patofisiologi DM tipe 1 10 Gambar 2.2 Patofisiologi DM tipe 2 11

Gambar 3.1 Kerangka Konsep 34

Gambar 4.1 Alur Penelitian 41

(14)

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ADA : American Diabetic Association AGE : Advance Glycation End Prouct API : Ankle Pressure Index

DM : Diabetes Mellitus

DPN : Distal Peripheral Neuropathy GDM : Gestasional Diabetes Mellitus HLA : Human Leucocyte Antigen

IDDM : Insulin Dependent Diabetes Mellitus KAD : Ketoasidosis Diabetikum

KHONK : Koma Hiperosmolar Non Ketotik

NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus PJK : Penyakit Jantung Koroner

ROS : Reactive Oxigen Species TTGO : Tes Toleransi Glikosa Oral WHO : World Health Organization

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Penjelasan Tujuan Penelitian dan Keterlibatan Responden

dalam Penelitian 57

Lampiran 2 Informed Concent 59

Lampiran 3 Kuisoner Hubungan Antara Lamanya Neuropati Perifer

(16)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Betteridge, D.J. (2000). Diabetes: Current Perspectives. The New England Journal of Medicine, 342, 1533.

Booya, F., Bandarian, F., Larijani, B., Pajouhi, M., Nooraei, M., Lotfi, J. (2005). Potential Risk Factor for Diabetic Neuropathy: A Case Control Study. BioMedCentral Neurology, 5, 24.

Brand PW. The foot in diabetes.in Rifkin H,Raskin P ; Diabetes mellitus, vol v, American Diabetes Association, Premtice-Hall International, Maryland 2000, 291-5.

Chaturvedi, N., Eaton, S., Manes, C., Tesfaye, S., Tirgoviste, C.I., Ward, J.D., et al. (2005). Vascular Risk Factors and Diabetic Neuropathy. The New England Journal of Medicine, 352, 341-350.

Corwin, EJ. 2009. Pankreas dan Diabetes Melitus. In: Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: EGC, pp: 618-645.

Djoko moeljanto R. 2007. Tinjauan Umum Tentang Kaki Diabetik. Kaki Diabetik Patogenesis dan Penatalaksanaan. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro Semarang, pp:1-10.

Edmonds ME, Watkins PJ. 2002. The Diabetic Foot. In: Viberti G International Textbook of Diabetik Mellitus. Second eds. John Wiley & Sons Chichester. New York, pp: 155-48

Feldman, E.L. (2003). Oxidative Stress and Diabetic Neuropathy: A New Understanding of An Old Problem. The Journal of Clinical Investigation, 111, 431-433.

Foster DW, Diabetes mellitus. In Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD,MartinJB,Fauci A eds : Harrison Principles of internal medicine, McGraw Hill, New York, 2001, 1979-99

Gibbons GW. 2005. The Diabetic Foot. In: Becker KL. Principles and Practice of Endocrinology and Metabolism. Seconds eds. JB Lippincott Company Philadelphia, pp: 1313-16

Gustaviani, Reno. 2006. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. In: Ilmu Penyakit Dalam jilid 3, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 1879-1881.

(17)

xvi

Hiroshi S. 2005. Diabetik and Peripheral Arterial Occlusion. Asian Med, J, 41(5), pp: 253-60.

Hughes, R.A. (2002). Peipheral Neuropathy. British Medical Journal, 324, 466-469.

Isselbacher, K.J., Braunwald, E., Martin, J.B., Fauci, A.S., Kasper, D.L., Asdie, A.H. (Eds.). (2000). Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam

(Harrison’s Principles of Internal Medicine) (pp.2197). Jakarta: EGC

Lavery LA, Vela SA, Fleischli JG. 2007. Reducing Plantar Pressure in The Neuropathic Foot. Diabetik Care, volume 20, number 11, November, pp: 1706-10

Lukito, H. 2007. Penentuan Replenishment dengan Pendekatan (S,Q) dan Statistical Process Control (SPC) untuk Meminimalkan Biaya Persediaan, Surabaya. Tugas Akhir TI ITS.

Mahar Marjono, dkk, Neurologi Klinis Dasar, edisi I, Dian Rakyat, Jakarta, 2000 Mulder GD, Diabetic foot ulcer old problems, Regional burn center wound clinic.

University of California San Diago Medical Center, California USA 2001; 16.695-698

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) ,Konsensus Diabetes Mellitus di Indonesia,Semarang,2002, 1 – 33

Richard S.Snell, Anatomi Klinik, Edisi 3, EGC, Jakarta, 1997

Shahab, Alwi. 2006. Diagnosis dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus. (disarikan dari Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia: PERKENI 2006).

Sims DS, Cavanagh PR, Ulbbreccht JS. Risk factors in the diabetic foot, Recognition and management . Physical therapy 2000;12;68 : 1887-902 Soegondo, Sidartawan.Farmakoterapi Diabetes Mellitus Tipe 2. Dalam Buku Ajar

Ilm Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI:Jakarta,2006;1882-1884.

Soemadji DW. 2006. Hipoglikemia Iatrogenik. In: Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 1870-73.

Soewondo, Pradana. 2006. Ketoasidosis Diabetik. In: Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 1874-76.

(18)

xvii

Schteingart DE, 2005, Pankreas: Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus, In S.A. Price, L.M. Wilson (Eds.), Patofisiologi: Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit (6 ed., Vol. 2, pp. 1260-1268), Jakarta: EGC.

Subekti, 2006. Neuropati Diabetik. In: Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 1902-04.

Waspadji, Sarwono. 2009. Komplikasi Kronik Diabetes. In: Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 1884-1910. Watkins PJ.Clinical review .ABC of Diabetes The diabetic foot King College

(19)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

American Diabetic Association (ADA) mendefiniskan diabetes

mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada DM berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah (American Diabetes Association, 2002; PERKENI, 2002).

Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita DM terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Pada tahun 2025 penderita DM diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita. Sedangkan dari data Departemen Kesehatan, jumlah pasien DM rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin (Depkes, 2005).

(20)

2

yang tak memadai baik karena sekresi insulinnya berkurang (Insulin Dependent Diabetes Melitus-IDDM) atau karena adanya resistensi insulin di tempat reseptor jaringan yang peka insulin (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus-NIDDM) (Suharmiati, 2003).

Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi kronis yang paling sering ditemukan pada penderita Diabetes mellitus. Resiko yang dihadapi pasien Diabetes mellitus dengan neuropati diabetik antara lain adalah infeksi berulang, ulkus yang tidak kunjung sembuh dan amputasi jari atau kaki. Kondisi ini menyebabkan bertambahnya angka kesakitan dan kematian (Subekti, 2006).

(21)

3

merupakan masalah yang tidak bisa diremehkan. Pada beberapa penelitian didapatkan, prevalensi ulkus kaki diabetic cukup banyak. Walaupun ulkus kaki terjadi pada penderita Diabetes mellitus menderita ulkus kaki.

Dari beberapa faktor yang diduga memudahkan terjadinya ulkus kaki diabetic tersebut, peneliti sangat tertarik mencari keterkaitan neuropati perifer dengan terjadinya ulkus kaki pada penderita Diabetes mellitus, sebab berdasar data epidemiologis didapatkan bahwa neuropati perifer memiliki prosentase terbesar (sekitar 60-80%) berperan dalam patofisiologi ulkus kaki pada penderita Diabetes mellitus. Berdasar gambaran tersebut, peneliti berniat untuk meneliti dan membuktikan keterkaitan antara neuropati perifer diabetic dengan ulkus kaki diabetic serta membandingkan prosentase terjadinya neuropati perifer diabetic dengan ulkus kaki dibetik pada pasien Diabetes mellitus tipe II yang menderita ulkus kaki dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

1.2. Rumusan Masalah

Adakah hubungan beratnya neuropati perifer dengan kejadian ulkus kaki diabetik pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan umum

(22)

4

pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Dr. R. Koesma Tuban.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui profil dari DM pada pasien di RSUD Dr. R. Koesma Tuban.

2. Untuk mengetahui jumlah kejadian komplikasi pasien DM khususnya neuropati perifer dan kejadian ulkus kaki diabetik di RSUD Dr. R. Koesma Tuban.

3. Untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan beratnya neuropati perifer dengan kejadian ulkus kaki diabetik pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Dr. R. Koesma Tuban.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat akademik

1. Menambah wawasan dan khasanah ilmu kedokteran.

2. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kejadian komplikasi DM khususnya neuropati perifer dan kejadian ulkus kaki diabetik.

1.4.2. Manfaat klinis

(23)

5

1.4.3. Manfaat masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Faktor Faktor Yang Berhubungan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat, rahmat Nya yang tak terhingga kepada penulis,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat Nya yang tak terhingga kepada penulis,

Alhamdulillahirobil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga kepada

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Hubungan

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat Nya yang tak terhingga kepada penulis,