FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK, PROFITABILITAS DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT
KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
NAMA : FRENGKY SINURAT
NIM : 070503138
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Pengaruh Struktur
Modal, Kepemilikan Saham Publik, Profitabilitas dan Umur Perusahaan Terhadap
Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan
Property and Real Estate yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya
sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan, atau diteliti
oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S-1 Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan
informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya.
Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Desember 2010 Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat, dan syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus
Kristus Sang Juruselamat yang telah memberikan kekuatan dan kasihNya
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur
Modal, Kepemilikan Saham Publik, Profitabilitas dan Umur Perusahaan Terhadap
Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan
Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam
penelitian ini. Selain itu, penelitian ini dilaksanakan juga untuk memenuhi salah
satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan,
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak, selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarief, MSi, Ak, selaku dosen pembimbing. Terima
kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada
4. Bapak Drs. Zainul B Torong, MSi, Ak, selaku dosen pembanding / penguji
I, Bapak Abdillah Arif, SE, MSi, Ak, selaku dosen pembanding / penguji
II. Terima kasih atas saran dan masukan yang telah diberikan kepada
penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Secara khusus penulis persembahkan kepada kedua orang tua terkasih, R.
Sinurat dan T br Manurung serta kakak dan abang penulis; Resti Sinurat/T
Manungkalit, Benny Sinurat/E Sipahutar, Nova Sinurat/K Purba, Juita
Sinurat/A. Lumban Gaol, dan Adik yang paling penulis sayangi Shinta
Sinurat yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan doa, semangat
dan dana kepada penulis, serta kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke
depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Desember 2010
Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan property and real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009.
Metode pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling dan diperoleh 12 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik serta analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur modal tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.863 > 0.05. Kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.004 < 0.05. Profitabilitas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.127 > 0.05 dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.003 < 0.05. Secara simultan struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.001 < 0.05.
ABSTRACT
The objective of this research is to know the influence of capital structure, public shares, profitability and firm age to the disclosure of financial report the corporates of property and real estate which have been listed in Indonesian Stock Exchange on period 2006-2009.
Sampling method that used is purposive sampling and there are 12 companies that will be research objects. Data that used in this research is financial statement from each company that published on websit method that used in this research is quantitative method with Multiple Regression Analysis.
The result of research by t-test shows that capital structure not influence disclosure of financial statement with signification 0.863 > 0.05. Public share have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.004 < 0.05. Profitability not influence disclosure of financial statement with signification 0.127 > 0.05. Firm age have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.003 < 0.05. The result of research by F- test shows that capital structure, public shares, profitability and firm age have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.001 < 0.05.
DAFTAR ISI
halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ...vi
DAFTRA TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan ... 9
2. Pengungkapan Laporan Keuangan ... 14
3. Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan ... 17
5. Kepemilikan Saham Publik ... 19
6. Profitabilitas ... 21
7. Umur Perusahaan ... 23
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
C. Kerangka konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual ... 24
2. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
C. Jenis dan Sumber Data ... 29
D. Metode Pengumpulan Data... 29
E. Defenisi dan Pengukuran Variabel ... 31
F. Metode Analisis Data ... 33
G. Jadwal Penelitian ... 39
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian ... 40
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif ... 41
b. Uji Multikolinearitas ... 45
c. Uji Autokorelasi ... 48
d. Uji Heteroskedastisitas ... 49
3. Analisis Regresi Berganda a. Persamaan Regresi Berganda... 50
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien determinasi... 52
c. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64
B. Keterbatasan Penelitian ... 65
C. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
DAFTAR TABEL
Nomor Judul halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 23
Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 29
Tabel 3.2 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 30
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian... 39
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian ... 41
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov test ... 43
Tabel 4.3 Coefficients untuk index = f(DER, PUB, ROE, Age) ... 46
Tabel 4.4 Coeffisients Correlations untuk index ... 47
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 48
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 51
Tabel 4.8 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi .. 53
Tabel 4.9 Hasil Uji t ... 55
Tabel 4.10 Hasil Uji F ... 58
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 25
Gambar 4.1 Histogram ... 44
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul halaman
Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel ... 69
Lampiran ii Daftar item pengungkapan Laporan Keuangan Berdasarkan Surat Edaran Ketua Bappepam No. SE-02/PM/2002 Tanggal 27 Desember 2002 ... 71
Lampiran iii Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Property and Real Estate 2006-2009 ... 75
Lampiran iv Data Variabel Penelitian 2006-2009 ... 87
Lampiran v Statistik Deskriptif... 89
Lampiran vi Hasil Uji Asumsi Klasik ... 90
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan property and real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009.
Metode pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling dan diperoleh 12 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik serta analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur modal tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.863 > 0.05. Kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.004 < 0.05. Profitabilitas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.127 > 0.05 dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.003 < 0.05. Secara simultan struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.001 < 0.05.
ABSTRACT
The objective of this research is to know the influence of capital structure, public shares, profitability and firm age to the disclosure of financial report the corporates of property and real estate which have been listed in Indonesian Stock Exchange on period 2006-2009.
Sampling method that used is purposive sampling and there are 12 companies that will be research objects. Data that used in this research is financial statement from each company that published on websit method that used in this research is quantitative method with Multiple Regression Analysis.
The result of research by t-test shows that capital structure not influence disclosure of financial statement with signification 0.863 > 0.05. Public share have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.004 < 0.05. Profitability not influence disclosure of financial statement with signification 0.127 > 0.05. Firm age have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.003 < 0.05. The result of research by F- test shows that capital structure, public shares, profitability and firm age have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.001 < 0.05.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut perusahaan agar
mampu menjaga eksistensinya sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang.
Dalam upaya tumbuh dan berkembang, kebutuhan perusahaan akan mengalami
peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,
pengadaan penelitian dan pengembangan serta kebutuhan operasi lainnya
sehingga membutuhkan dana dalam jumlah besar untuk memenuhinya. Upaya
tersebut akan sulit diwujudkan jika perusahaan hanya mengandalkan struktur
modal sendiri atau laba operasi yang dihasilkan saja, perusahaan membutuhkan
pihak luar yang dapat membantu memenuhi kebutuhan dananya seperti investor,
kreditur dan pihak lainnya terkait investasi. Di era perekonomian yang semakin
maju, pasar modal menjadi sarana yang paling banyak digunakan perusahaan
untuk menghimpun dana dari pihak luar.
Pasar modal mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak
yang memiliki kelebihan dana. Perusahaan sebagai pihak yang kekurangan dana
dapat menerbitkan efeknya di pasar modal seperti saham atau surat kepemilikan
dan obligasi atau surat hutang. Perusahaan harus mampu meyakinkan pihak yang
memiliki kelebihan dana untuk menanamkan dananya di perusahaan dengan
membeli saham atau obligasinya. Investor yang menanamkan kelebihan dananya
yang akan memberikan keuntungan yang maksimal di masa depan atas
investasinya. Pada umumnya laporan keuangan menjadi sumber informasi utama
untuk mempertimbangkan setiap keputusan para investor.
Laporan keuangan merupakan sarana pertanggungjawaban manajemen
(stewardship) dalam menunjukkan keberhasilannya memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan kepada pihak di luar perusahaan. Menurut Harahap
(2008 :132) “informasi yang terkandung dalam laporan keuangan berguna untuk
pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan akan menggunakannya
untuk meramalkan, membandingkan dan menilai dampak keuangan yang timbul
dari keputusan ekonomis yang diambilnya”.
Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan
oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi
yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan investor sebagai
alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Untuk lebih meyakinkan
investor menanamkan modalnya pada perusahaan, manajemen perlu melakukan
pengungkapan yang lebih luas dalam laporan keuangan yang menjelaskan kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Pengungkapan yang lebih luas dilakukan untuk
menjelaskan informasi-informasi yang memberikan nilai tambah bagi investor dan
kreditur.
Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial
statement) merupakan isu yang paling menarik dalam dunia pasar modal karena
selain untuk pencapaian efisiensi pasar modal juga merupakan sarana
“Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan adalah suatu bentuk kualitas
untuk menilai manfaat dari laporan keuangan. Tingginya kualitas informasi
akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan”. Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya disertai dengan pengungkapan yang
cukup (adequate disclosure) sehingga informasi yang disajikan di dalam laporan
keuangan dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah interpretasi.
Selain perusahaan, pemerintah juga memiliki peran yang tidak dapat
dikesampingkan dalam usaha menentukan kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sangat bergantung
kepada standar yang diberlakukan di suatu negara. Pemerintah dapat
menyelenggarakan regulasi informasi untuk mengatur pengungkapan wajib
perusahaan publik. Negara maju dengan regulasi yang lebih ketat relatif lebih
tinggi pengungkapan laporan keuangannya jika dibandingkan dengan perusahaan
di negara berkembang. Di Indonesia, yang menjadi otoritas pengungkap wajib
adalah Bapepam. Pemerintah (dalam hal ini Bapepam) tidak menjamin atas
kebenaran isi laporan tahunan (prospektus) yang memuat berbagai aspek
perusahaan seperti keuangan, manejemen, pemasaran dan hukum. Prospektus
adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari emiten dan lembaga penunjang
atau profesi terkait diantaranya penjamin emisi efek, akuntan publik, konsultan
hukum dan perusahaan penilai. Perlindungan yang dapat diberikan pemerintah
dalam suatu kegiatan bisnis hanyalah menjamin investor memperoleh informasi
informasi kepada investor merupakan hal yang mendasar untuk terciptanya
transparansi pasar modal.
Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan yang diaudit
oleh akuntan publik independen sebagai sarana pertanggungjawaban, terutama
kepada pemilik modal. Bapepam melalui Surat Keputusan Ketua Bapepam
No.SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang pedoman penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik mensyaratkan total item
pengungkapan wajib oleh perusahaan publik adalah 65 item. Pedoman ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan
yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip pengungkapan
penuh (full disclosure) sehingga dapat memberikan kualitas informasi keuangan
bagi para pengguna.
Keluarnya peraturan tersebut ternyata belum signifikan mempengaruhi
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan, terbukti dari penelitian
yang menyebutkan bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
perusahaan publik masih 64,01%. Padahal seharusnya emiten mulai menyadari
bahwa setelah perusahaannya go public, juga harus melakukan perubahan budaya
dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka. Terdapat pendapat
mengenai keengganan emiten melakukan pengungkapan laporan keuangan, yaitu
kemungkinan kurangnya pengetahuan emiten tentang kebutuhan para investor
atau alasan mengenai tingginya biaya pelaporan.
Penelitian tentang kualitas pengungkapan laporan keuangan dan faktor-faktor
manufaktur yang terdaftar di BEI, namun masih menghasilkan hasil yang
beragam. Hertanti (2005) meneliti hubungan antara rasio leverage, likuiditas,
profitabilitas, porsi saham publik dan ukuran perusahaan terhadap kelengkapan
laporan keuangan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2002-2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya
rasio leverage, porsi saham publik dan ukuran perusahaan yang berpengaruh
positif terhadap kelengkapan laporan pengungkapan laporan keuangan.
Irawan (2006) melakukan penelitian yang menguji apakah terdapat pengaruh
leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, umur
perusahaan, status perusahaan, operating margin profit, net profit margin dan
return on equity terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara parsial, hanya variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan dan
porsi saham publik yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan.
Harventy (2007) meneliti hubungan antara leverage, likuiditas, profitabilitas,
EPS, umur perusahaan, porsi kepemilikan saham publik terhadap tingkat
pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya leverage yang
berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Setyo (2008) meneliti hubungan antara leverage, profitabilitas, umur
perusahaan, likuiditas dan porsi kepemilikan saham publik terhadap tingkat
terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya profitabilitas yang
berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, mendorong
peneliti untuk meneliti kembali setiap variabel dari penelitian terdahulu yang telah
disebutkan, dengan mengambil variabel independen yang sama yang digunakan
oleh masing-masing peneliti namun memiliki hasil yang berbeda satu sama lain,
yaitu umur perusahaan, profitabilitas, kepemilikan saham publik dan leverage
yang dalam penelitian akan diganti dengan struktur modal.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu peneliti mengganti
perusahaan manufaktur yang diteliti oleh peneliti terdahulu menjadi perusahaan
property and real estate yang terdaftar di BEI dan peneliti memperpanjang tahun
penelitian dimana peneliti terdahulu hanya meneliti selama dua dan tiga tahun
sedangkan penelitian ini dilakukan selama empat tahun. Alasan peneliti
menggunakan perusahaan property and real estate karena selain merupakan lahan
potensial dalam menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi bagi investor dan
kreditur juga dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan tempat tinggal
yang diinginkan.
Property and real estate merupakan bisnis yang bergerak dalam bidang
pengembangan properti dan bangunan. Semakin banyaknya pertambahan populasi
yang disertai tingginya taraf hidup dan kemudahan dalam memperoleh tempat
tinggal nyaman membuat kebutuhan masyarakat akan perusahaan ini semakin
investasi. Keadaan perekonomian dunia yang mengalami ketidakstabilan pada
periode tahun 2008-2009 menjadi sebuah fenomena yang sangat luar biasa
sehingga berdampak pada terjadinya krisis global yang pada akhirnya menjadi
ancaman bagi berbagai perusahaan dan tidak terlepas pada perusahaan property
and real estate, ditambah dengan tingginya persaingan pada industri ini tentunya
akan menambah tantangan bagi manajemen untuk mendapatkan modal tambahan.
Agar memiliki daya saing yang kuat, perusahaan property and real estate
dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan
informasi perusahaannya pada pihak yang berkepentingan, sehingga akan
membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang
sering berubah.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul pengaruh struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas
dan umur perusahaan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah struktur modal, kepemilikan saham publik,
profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah struktur modal,
kepemilikan saham publik, profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh
terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan
property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial
maupun simultan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, yaitu :
1. bagi penulis, sebagai referensi mengenai pengaruh struktur modal,
profitabilitas, kepemilikan saham publik dan umur perusahaan terhadap
pengungkapan laporan keuangan,
2. bagi perusahaan, sebagai bahan masukan mengenai perlunya
pengungkapan laporan keuangan perusahaan,
3. bagi investor, sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan keputusan
investasi pada perusahaan preperty and real estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia,
4. bagi peneliti, selanjutnya sebagai bahan masukan untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang lebih baik mengenai pengungkapan laporan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2008:201), “laporan keuangan adalah hasil akhir
dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan dan pertanggungjawaban (accountability)”. Menurut Kamus
Akuntansi oleh Ismaya Sujana (2005:454), ”laporan keuangan adalah
laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan baik didalam
maupun diluar perusahaan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan”.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu
tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai.
Informasi laporan keuangan menjadi sebuah keputusan penting oleh
para pemakai ataupun yang berkepentingan (stakeholders) dalam
mengambil keputusan bisnis.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut PSAK No. 1 paragraf 05 (IAI, 2007)
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang akan dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, peendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian serta arus kas.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna walaupun laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di
masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non
keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Berkaitan dengan tujuannya, maka laporan keuangan disusun atas
dasar akrual yang mengharuskan pengaruh transaksi dan peristiwa lain
diakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan
dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan
pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan
dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa
depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan
diterima di masa depan sehingga dapat dikatakan bahwa laporan
keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan
peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
c. Elemen-Elemen Laporan Keuangan
Elemen-elemen laporan keuangan yang diwajibkan untuk
diterbitkan oleh perusahaan adalah neraca, laporan laba rugi, laporan
ekuitas pemilik, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
1). Neraca
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pemilik pada tanggal tertentu.
2). Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan beban
selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
3). Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas
pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan
4). Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah suatu ikhtisar penerimaan kas dan
pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan
atau setahun.
5). Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi
tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang
penting, informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak
disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan
perubahan ekuitas, informasi tambahan yang tidak disajikan dalam
laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara
wajar.
d. Pengguna dan Kebutuhan Informasi
Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor
usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan
masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi
beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
1). Investor
Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan
yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau
menjual investasi tersebut.
2). Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
dengan memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan
kesempatan kerja.
3). Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dibayar pada saat jatuh tempo.
4). Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah
yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
5). Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada
6). Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan
karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka
juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7). Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi
berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan
terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2. Pengungkapan (disclosure)Laporan Keuangan
Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak
menyembunyikan, apabila dihubungkan dengan laporan keuangan, disclosure
mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan
kejelasan mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Oleh sebab itu, informasi
tersebut harus lengkap, jelas dan dapat menggambarkan secara tepat
tersebut. Informasi yang disajikan harus berguna dan tidak membingungkan
pengguna laporan keuangan karena telah disusun berdasarkan standar yang
diterima umum sehingga pengguna laporan mampu mengambil keputusan
ekonomi. Selain pengungkapan laporan keuangan tidak saja berisi informasi
sesuai dengan keahlian penyusun laporan saja tetapi juga diselaraskan pada
standar yang dibutuhkan.
Darrough dalam Na’im dan Rakman (2000:73) mengemukakan ada dua
jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan
standar,
1. Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure)
Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. Luas pengungkapan wajib tidak sama antara negara yang satu dengan negara yang lain. Negara maju dengan regulasi yang lebih baik akan mensyaratkan pengungkapan minimum atas lebih banyak butir dibandingkan dengan yang disyaratkan negara berkembang.
2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)
Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Healy dan Palepu dalam Na’im dan Rakhman (2000:73) mengemukakan meskipun semua perusahaan publik diwajibkan memenuhi pengungkapan minimum, mereka berbeda secara substansial dalam hal jumlah tambahan informasi yang diungkap ke pasar modal. Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas dan membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, tidak semua perusahaan
menyesatkan pengguna laporan juga akan berakibat pada kegagalan pasar.
Oleh sebab itu hanya sebagian perusahaan yang mau mengungkapkan
sukarela.
Hendriksen (2002: 436), menyatakan bahwa perusahaan enggan untuk
mengungkapkan lebih banyak informasi keuangan dengan alasan :
1. pengungkapan akan membantu pesaing dengan merugikan pemegang saham,
2. serikat pekerja akan memperoleh keuntungan dalam tawar- menawar upah,
3. pengungkapan yang lengkap hanya akan menyesatkan para pengguna laporan tahunan,
4. sumber informasi mungkin tersedia untuk memberikan informasi dengan biaya yang lebih rendah,
5. tidak adanya pengetahuan tentang kebutuhan para investor. Menurut Belkaoui (2000:219) tujuan pengungkapan antara lain:
1. untuk menjelaskan item-item yang diakui dan item-item yang belum diakui serta menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut,
2. untuk menyediakan informasi dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui bagi investor dan kreditor dalam menentukan risiko, dan returnnya,
3. untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang
Pengungkapan laporan keuangan memberikan manfaat baik bagi
perusahaan maupun pihak luar yang terkait dengan investasi. Perusahaan
akan mampu mengurangi biaya modalnya, pengungkapan laporan keuangan
membuat investor akan lebih yakin untuk menanamkan modalnya ke
perusahaan yang menurut mereka telah memberikan pengungkapan yang
jujur dan lengkap dengan membeli sekuritas atau surat-surat berharga seperi
pengungkapan laporan keuangan akan memberikan informasi yang lengkap
tentang kondisi perusahaan yang pada akhirnya akan membantu mereka
menentukan keputusan investasi yang tepat dan memberikan pengembalian
yang diharapkan. Dengan kondisi demikian, investor akan lebih percaya
kepada perusahaan dengan pengungkapan laporan yang lebih lengkap.
3. Kelengkapan Pengungkapan Laporan keuangan
Kelengkapan (comprehensiveness) adalah suatu bentuk kualitas. Menurut
Imhoff dalam Na’im dan Rakhman (2000:72), “kualitas tampak sebagai
atribut-atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi”. Meskipun
kualitas akuntansi masih memiliki makna ganda (ambiguous), banyak
penelitian yang menggunakan index of disclosure methodology
mengemukakan bahwa kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan
untuk menilai manfaat potensial dari isi suatu laporan keuangan. Dengan kata
lain Imhoff menyatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi sangat
berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sangat bergantung kepada
standar yang diberlakukan di suatu negara. Negara maju dengan regulasi yang
lebih ketat relatif lebih tinggi pengungkapan laporan keuangannya jika
dibandingkan dengan perusahaan di negara berkembang. Kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan tidak bersifat statis, tetapi
meningkat sejalan dengan perkembangan pasar modal dan sosial di negara
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan adalah suatu bentuk kualitas untuk menilai manfaat dari
laporan keuangan tersebut. Di Indonesia, pedoman penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan oleh emiten ditetapkan oleh Bapepam dalam
Surat Edaran No.SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002. Pedoman ini
dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan
yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip pengungkapan
penuh (full disclosure) sehingga dapat memberikan kualitas informasi
keuangan bagi para pengguna. Tingkat kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan dapat diukur dengan menggunakan index of disclosure
methodology, seperti indeks Wallace.
4. Struktur Modal
Struktur modal (Capital structure) merupakan bagian dari struktur
keuangan yang merupakan jumlah relatif dari kewajiban dan modal
perusahaan untuk memperoleh gambaran dari mana perusahaan tersebut
dibiayai. Struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber
pembelanjaan yang digunakan perusahaan. Komposisi dari struktur modal ini
mempengaruhi keputusan manajemen dalam melakukan pengembalian
kepada kreditor dan pemegang saham. Tujuan pokok manajemen struktur
modal adalah menciptakan suatu bauran atau kombinasi sumber
harga saham perusahaan. Variabel struktur modal yaitu: Debt to equity ratio,
Debt to asset ratio, dan Equity to asset ratio.
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang
saham. Tujuan ini jelas bukan hanya menguntungkan pemegang saham, tetapi
juga memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara
efisien, yang menguntungkan perekonomian. Kekayaan pemegang saham
akan menjadi maksimal dengan memaksimalkan perbedaan antara nilai pasar
saham dengan nilai buku saham bersangkutan. Ini dapat dicapai dengan
membuat kebijakan struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal yang
meminimalisasi biaya modal sehingga menjaga pengembalian atas investasi
tetap tinggi.
5. Kepemilikan Saham Publik
Perusahaan adalah suatu entitas bagi sekelompok orang yang melakukan
kegiatan usaha pada bidang tertentu selama jangka waktu yang panjang untuk
dapat mencapai tujuan dan sasaran. Ada berbagai bentuk perusahaan bisnis
yaitu perusahaan perorangan (soleproprietorship), persekutuan (partnership)
dan perseroan (corporation). Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan
perseroan. Perseroan adalah suatu badan hukum yang berbeda dan terpisah
dari individu-individu yang mendirikan dan mengoperasikannya. Pada
perusahaan perseroan kepentingan kepemilikan dinyatakan dalam lembar
saham yang sangat mudah dipindahtangankan. Salah satu cara yang dilakukan
Semakin banyak yang dijual maka semakin banyak pula saham yang beredar
di masyarakat.
Kepemilikan saham publik diwujudkan dalam bentuk pembagian saham,
dimana setiap pemegang saham memiliki bagian atas perusahaan yang
diwakili dengan proporsi saham yang dimiliki dibandingkan dengan jumlah
yang ada. Semakin banyak saham yang dimiliki oleh publik, maka semakin
besar tekanan yang dihadapi perusahaan untuk mengungkapkan informasi
lebih banyak dalam laporan keuangannya. Hal ini dikarenakan dengan
semakin besar porsi kepemilikan publik, maka semakin banyak pula pihak
yang membutuhkan informasi tentang perusahaan sehingga semakin banyak
pula butir-butir informasi yang mendetail yang dituntut untuk dibuka dalam
laporan keuangan.
Untuk mengurangi tekanan tersebut, perusahaan harus mengungkapkan
informasi mengenai perusahaan secara transparan. Informasi tersebut akan
diungkapkan dalam laporan keuangan. Pemegang saham yang berasal dari
publik akan menilai informasi tersebut untuk mengetahui keadaan dan kinerja
perusahaan. Perusahaan yang sahamnya banyak dimiliki publik menunjukkan
perusahaan tersebut memiliki kredibilitas yang tinggi dimata masyarakat
dalam memberikan imbalan (deviden) yang layak dan dianggap mampu
beroperasi terus menerus (going concern).
6. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh
laba yang dihasilkan. Rasio profitabilitas terkait dengan penjualan dan
investasi perusahaan karena kedua variabel ini menunjukkan efektivitas
operasional keseluruhan perusahaan. Selain itu, analisis profitabilitas
merupakan evaluasi atas tingkat pengembalian investasi perusahaan dimana
analisis ini berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat profitabilitas
dengan melibatkan pengukuran terhadap pemicu profitabilitas yaitu margin
dan perputaran (Wild, 2005: 16).
Sartono (2001: 122) menyatakan bahwa :
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian, investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas, misalnya pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar- benar diterima dalam bentuk dividen.
Beberapa pengukuran dalam menghitung rasio profitabilitas adalah :
a. laba bersih atas penjualan (net profit margin)
Laba bersih atas penjualan dihitung dengan membagi laba bersih
setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui penjualan.
laba bersih atas penjualan =
penjualan
pajak setelah bersih
laba
b. pengembalian atas total aktiva (return of total asset)
Pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba
Rasio ini menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan
laba. Tingkat pengembalian atas aktiva =
aktiva total rata rata pajak dan bunga sebelum bersih laba −
c. pengembalian atas total ekuitas (return on total equity)
Pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba
bersih dengan rata- rata ekuitas pemegang saham. Rasio ini
digunakan untuk menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam
menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.
tingkat pengembalian atas ekuitas =
ekuitas total rata rata bersih laba −
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio return on equity. Rasio
ini menunjukkan tingkat pengembalian perusahaan atau efektivitas dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini juga merupakan ukuran profitabilitas dari sudut
pandang pemegang saham. Tingkat profitabilitas yang tinggi akan mendorong
para manajer untuk memberikan tingkat informasi yang lebih terinci, sebab
mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan
mendorong kompensasi manajemen. Semakin tinggi Return on Equity suatu
perusahaan maka semakin luas pengungkapan yang dilakukan oleh
perusahaan.
7. Umur Perusahaan
Umur perusahaan merupakan rentang waktu sejak first issue di BEI
lebih banyak pengalaman dan kemampuan dalam mempublikasikan laporan
keuangan karena sudah mengerti akan kebutuhan informasi seperti apa yang
dibutuhkan oleh pengguna laporannya. Semakin banyak pengalaman suatu
perusahaan maka akan semakin paham akan kebutuhan konstituantenya akan
informasi tentang informasi perusahaan dan dengan demikian akan lebih luas
dalam melakukan pengungkapan laporan keuangan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu lainnya yang berhubungan dengan kelengkapan
[image:37.595.128.504.366.726.2]pengungkapan laporan keuangan disajikan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Variabel dan Periode
Penelitian Hasil Penelitian
Sari
(2008)
Variabel independen
dalam penelitian ini adalah
ukuran perusahaan,
likuiditas, leverage,
profitabilitas, porsi saham
publik, reputasi auditor
dan umur perusahaan,
sedangkan variabel
dependennya adalah
kelengkapan
pengungkapan laporan
keuangan.
Periode penelitian tahun
2006-2007
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan semua
variabel independen yang diteliti
berpengaruh signifikan terhadap
kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan. Secara parsial
hanya ukuran perusahaan,
likuiditas, profitabilitas dan
reputasi auditor yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap
kelengkapan pengungkapan
Ivanna,
(2009)
Variable independen
dalam penelitian ini adalah
jenis perusahaan, ukuran
perusahaan, profitabilitas
dan debt to equity ratio.
Sedangkan variable
dependennya adalah
tingkat pengungkapan
laporan tahunan.
Periode penelitian tahun
2006-2008
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hanya jenis perusahaan
yang mempengaruhi tingkat
pengungkapan laporan
tahunan;sedangkan perbedaan
ukuran perusahaan, profitabilitas
dan debt to equity ratio tidak
mempengaruhi tingkat
pengungakapan laporan tahunan.
Gloria
Anita
Tambunan
(2009)
Variabel independen
dalam penelitian ini adalah
profitabilitas, likuiditas,
leverage, dan
pertumbuhan, sedangkan
variabel dependennya
adalah pengungkapan
sukarela.
Periode penelitian tahun
2006-2008
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan semua
variabel yang diteliti tidak
berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pengungkapan. secara
parsial profitabilitas, likuiditas,
leverage dan pertumbuhan tidak
berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan sukarela
sumber : diolah penulis, 2010
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan penjelasan sementara gejala- gejala
yang menjadi objek permasalahan tentang hubungan antarvariabel yakni
variabel bebas dan variabel terikat yang disusun dari berbagai teori yang telah
Hubungan antara struktur modal, kepemilikan saham publik,
profitabilitas dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan digambarkan dalam kerangka konseptual pada gambar 2.1
Gambar. 2.1 Kerangka Konseptual
Struktur modal menunjukkan proporsi pendanaan perusahaan yang
dibiayai dengan hutang. Struktur modal dinilai dengan debt to equity ratio
(DER). Semakin tinggi DER berarti semakin tinggi pula ketergantungan
perusahaan tersebut kepada krediturnya.
Perusahaan akan berusaha memberikan informasi yang seluas-luasnya
mengenai kondisi perusahaan kepada krediturnya. Harapannya kreditur lebih Ha
Perusahaan Property and real estate di BEI
Laporan Keuangan (financial report)
Profitabilitas
(X )
Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Umur perusahaan
(X )
Porsi Saham Publik
(X ) Struktur modal
[image:39.595.114.503.192.571.2]mengetahui dan memahami perusahaan dalam kaitannya dengan kredit yang
diberikan. Dengan demikian perusahaan dengan DER yang tinggi akan tinggi
pula kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya.
Para investor kebanyakan lebih menyukai perusahaan dengan
profitabilitas yang tinggi. Mereka beranggapan dengan profitabilitas yang
tinggi perusahaan mampu memberikan pengembalian investasi atau Return
on Equity (ROE) yang tinggi pula. ROE yang tinggi akan mendorong para
manajer untuk memberikan informasi yang lebih rinci, sebab mereka ingin
meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong
kompensasi manajemen.
Investor publik membutuhkan perlindungan akan investasi yang telah
ditanamkan. Perlindungan itu berupa jaminan dari emiten bahwa informasi
baik keuangan maupun non keuangan yang disampaikan dapat bermanfaat
untuk pengambilan keputusan para investornya. Oleh karena itu, untuk
mempertahankan investor publik, perusahaan akan mengungkapkan laporan
keuangannya secara lengkap dan bertanggungjawab. Dapat dipahami bahwa
semakin besar kepemilikan saham oleh umum menyebabkan perusahaan lebih
serius dalam memberikan informasi perusahaan kepada umum, artinya
semakin tinggi kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya.
Umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan yang positif dengan
kualitas pengungkapan. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki
pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan
mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan,
sehingga akan mengungkapkan informasi yang lebih lengkap.
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijelaskan, hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah struktur modal, rasio profitabilitas,
kepemilikan saham publik dan umur perusahaan berpengaruh baik secara
parsial maupun simultan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara
dua variabel atau lebih. Menurut Efferin et al (2008 : 66) “desain kausal
digunakan jika peneliti ingin mengetahui adanya penyebab dari suatu fenomena,
dimana suatu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya”.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006:55) ”populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan property and real estate
yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI
selama periode 2006-2009 adalah sebanyak 42 emiten.
”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut” (Sugiyono, 2006:61). Sampel yang digunakan ditentukan
dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.
Beberapa pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam menentukan
1. Perusahaaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan tidak delisting pada tahun 2006-2009,
2. Perusahaan property and real estate tersebut telah mempublikasikan
laporan keuangan yang telah diaudit secara rutin dari tahun
2006-2009,
3. Perusahaan memiliki laba positif selama tahun penelitian.
Berdasarkan pertimbangan dan kriteria dalam penentuan sampel tersebut,
[image:43.595.114.511.396.607.2]maka diperoleh 12 sampel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria Jumlah Akumulasi
1 Perusahaaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak
delisting pada tahun 2006-2009
42
2 Perusahaan property and real estate tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara rutin dari tahun 2006-2009
(19) 23
3 Perusahaan memiliki laba positif selama tahun penelitian
(11) 12
Jumlah sampel total selama periode penelitian (12 x 4)
48
Sumber : Diolah peneliti, 2010
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, maka diperoleh 12 perusahaan yang
memenuhi kriteria dan akan diteliti selama periode 2006-2009, sehingga sampel
pengamatan menjadi 12 x 4 tahun = 48 sampel. Perusahaan-perusahaan yang akan
Tabel 3.2
Perusahaan yang menjadi sample penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 ELTY Bakrieland Development Tbk 2 CTRS Ciputra Surya Tbk
3 DART Duta Anggada realty Tbk 4 DUTI Duta Pertiwi Tbk
5 GMTD Gowa Makasar Tourism Development Tbk 6 JRPT Jaya Real property Tbk
7 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk. 8 LPCK Lippo Cikarang Tbk 9 LPKR Lippo Karawaci Tbk
10 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 11 SMRA Summerecon Agung Tbk
12 SIIP Suryainti Permata Tbk Sumber : lampiran i, diolah peneliti 2010
C. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. “Data sekunder merupakan data
primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul
data primer maupun atau pihak lain” (Umar, 2003:69). Untuk mengumpulkan
data, penulis melakukan teknik dokumentasi yaitu mendapatkannya dari sumber
yaitu website Bursa Efek Indonesia
Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
1. laporan keuangan tahunan yang telah di publikasikan (diaudit),
2. total saham tercatat di BEI,
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, penulis melakukan teknik dokumentasi yaitu
teknik mengumpulkan data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini, dapat
berupa catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya. Data penelitian ini
diperoleh melalui media internet dengan cara men-download laporan keuangan
perusahaan-perusahaan property and real estate yang diperlukan dalam penelitian
ini melalui situs
(ICMD).
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Menurut Jogiyanto (2004:62) ”definisi operasional adalah bagian dari riset
yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat
diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan di
dalam riset”. Pengoperasionalan variabel-variabel dalam penelitian ini dapat
dilihat di bawah ini.
1. ”Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen” (Sugiyono,
2006:3). Penelitian ini menggunakan empat variabel independen, yaitu
variabel struktur modal,kepemilikan saham publik, profitabilitas dan
a. Struktur Modal
Penelitian ini menggunakan Debt to Equty Ratio (DER) perusahaan
yang dijadikan sampel pada tahun 2006-2009 yang diukur dengan
membagi total kewajiban dengan total ekuitas pemegang saham.
b. Porsi Saham Publik
Rasio porsi saham publik diukur dengan membandingkan antara
jumlah saham yang dimiliki masyarakat (publik) dengan total saham.
c. Profitabilitas
Dalam penelitian ini, tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur
dengan menggunakan Return on Equity (ROI) perusahaan.
d. Umur Perusahaan
Umur perusahaan diukur dengan menghitung selisih antara tahun
2006-2009 dengan first issue perusahaan property and real estate
yang terdaftar di BEI.
2. ”Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2006:3). Penelitian ini
mengambil kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebagai
keuangan yang material diungkapkan oleh perusahaan property and real
estate . Variabel ini diukur dengan menggunakan index of disclosure
methodology, yaitu indeks Wallace.
Dimana n : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan
k : jumlah item yang seharusnya diungkap berdasar peraturan
Dalam penelitian ini, instumen yang digunakan adalah peraturan yang
dikeluarkan oleh Bapepam melalui Surat Edaran Ketua Bapepam
No.SE-02/PM/2002 pada tanggal 27 Desember 2002 yang berisi tentang
pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan
publik, Skor maksimum yang dapa diperoleh sebuah perusahaan adalah
sebesar 65, sehingga indeks pengungkapan ini maksimal bagi sebuah
perusahaan yang menyingkapkan secara penuh seluruh disclosure
item-nya adalah 1 (satu).
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 16. Analisis data dilakukan
dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil
pengujian asumsi klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis.
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai
distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat
dengan membandingkan Zhitung dengan Ztabel dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) < Ztabel (1,96), atau angka
signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data
dikatakan normal,
2. Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) > Ztabel (1,96), atau angka
signifikan < taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data
dikatakan tidak normal,
Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan
penyebaran data (titik) pada normal P plot of regression standizzed
residual variabel independen, dimana :
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas,
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya
hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya
(Ghozali, 2005: 91). Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai
tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), yaitu :
1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan
bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut,
2. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan
bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian
tersebut
Model regresi linier berganda harus terbebas dari gejala
multikolinearitas agar dapat digunakan dalam penelitian.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat
ini dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. ( Ghozali
2005: 95) menyatakan bahwa “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
time series. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi
pada model regresi adalah dengan melakukan Uji Durbin Watson (Dw).
Pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi :
1.Bila nilai Dw terletak antara batas atas atau Upper Bound (du) dan
(4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol yang berarti
tidak ada gangguan autokorelasi,
2.Bila nilai Dw lebih rendah dari batas bawah atau Lower Bound
sebesar (du), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol
yang berarti ada masalah autokorelasi positif,
3.Bila nilai Dw lebih besar dari (4-dl), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil daripada nol yang berarti ada autokorelasi negatif,
4.Bila nilai Dw terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl),
maka hasilnya tidak dapat disimpulkan
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005: 105). Model regresi
yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance
residual atau homokedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot,
antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
1. titik- titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar
angka 0,
2. titik- titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja,
3. penyebaran titik- titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar,
4. penyebaran titik- titik data sebaiknya tidak berpola.
2. Pengujian Hipotesis
Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda.
Model regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari
satu variabel independen. Model regresi linier berganda dikatakan model
yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas
dari asumsi- asumsi klasik statistik baik multikolinearitas, autokorelasi dan
heteroskedastisitas.
Persamaan regresi linier berganda yaitu :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε
Keterangan :
Y = Indeks Pengungkapan Sukarela,
X1 = Debt to Equity Ratio,
X2 = kepemilikan saham publik,
X3 = Return on Equity,
α = Konstanta,
ε = error,
β1,β2,β3,β4 = koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel
dependen berdasarkan pada variabel independen.
a. Uji Parsial (t-test)
Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2005: 84). Hipotesis statistik yang
diajukan adalah :
Ha : bi≠ 0 : ada pengaruh.
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis
adalah :
a. Ha diterima apabila thitung > ttabel, pada α = 5% dan nilai
probabilitas < level of significant sebesar 0,05,
b. Ha ditolak apabila thitung < ttabel, p ad a α = 5 % d an nilai
probabilitas > level of significant sebesar 0,05.
b. Uji Simultan (F-test)
Uji F dilakukan untuk menujukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda
mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen
Ha : b0 = b1 = b2 ≠ 0 :semua variabel independen berpengaruh
secara bersama.
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis
adalah :
a. Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel, pada α = 5% dan nilai
probabilitas < level of significant sebesar 0,05,
b. Ha ditolak apabila Fhitung < Ftabel, pada α = 5% dan nilai
probabilitas > level of significant sebesar 0,05.
G. Jadwal Penelitian
[image:53.595.107.513.422.731.2]Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Juli 2010 Ags 2010 Sep 2010 Okt 2010 Nov 2010 Des 2010
Penyelesaian Laporan Penelitian
Ujian Komprehensif
Sumber : Penulis, 2010
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan property and real estate yang
terdaftar di BEI. Property and Real Estate digunakan untuk menunjukkan suatu
wilayah perumahan yang dikembangkan oleh perusahaan pengembang
perumahan. Aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok property and
real estate menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan
mengembangkan properti, rumah, dan bangunan.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, diperoleh 12 perusahaan property and real
estate yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini yang diamati
selama periode 2006-2009, sehingga sampel pengamatan menjadi 12 x 4 tahun =
48 sampel. Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada lampiran i.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel. Selanjutnya
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan menggunakan
software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai
metode analisis data yang telah ditentukan.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang diperoleh dari
perusahaan property and real estate dari tahun 2006-2009. Variabel dari
penelitian ini terdiri dari struktur modal, kepemilikan saham publik,
profitabilitas dan umur perusahaan sebagai veriabel independen dan
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebagai variabel dependen.
Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan property
[image:55.595.133.506.553.739.2]and real estate selama tahun 2006-2009 disajikan dalam tabel 4.1.
Table 4.1
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Tingkat Kelengkapan
Pengungkapan 48 53.84 83.07 66.6000 7.23686
Debt to Equity 48 .05 4.04 1.3952 .96393
Porsi Saham Publik 48 7.11 71.82 35.9196 18.63826
Return on Equity 48 .11 30.68 7.9571 6.04843
Umur Perusahan 48 5.00 19.00 11.5833 3.59570
Valid N (listwise) 48
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan perusahaan minimum adalah sebesar 53,84% dan tingkat
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan maksimal sebesar 83,07%.
Rata-rata tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan
yang menjadi target populasi adalah 66,60%.
Variabel Struktur modal perusahaan diukur dengan membagi total utang
dengan total ekuitasnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan struktur modal
yang paling rendah (minimum) selama periode 2006-2009 adalah sebesar
0.05 dan nilai maksimum sebesar 4,04. Nilai rata-rata struktur modal
perusahaan yang diteliti adalah 1,3952 mengindikasikan bahwa rata-rata
utang perusahaan terhadap modalnya sebesar 1,3952.
Kepemilikan saham publik yang diukur dengan membagi jumlah saham
yang dimiliki publik dengan total saham, menunjukkan hasil bahwa
kepemilikan saham publik yang paling sedikit periode tahun 2006-2009
sebesar 7,11% dan nilai paling tinggi sebesar 71,82%. Nilai rata-rata
persentase porsi saham perusahaan yang dimiliki publik adalah sebesar
35,9196%.
Pada variabel profitabilitas, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
rata-rata kemampuan perusahaan memperoleh laba periode tahun 2006-2009
adalah sebesar 7,9571%. Nilai profitabilitas maksimum sebesar 30,68% dan
nilai minimum profitabilitas sebesar 0,11%.
Pada umur perus