• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

A

NALISISSS STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA

DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TESIS

Oleh

MUHAMMAD AZIZUR RAHMAN

087003029/ PWD

S

E K O L A H

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

 

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA

DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TESIS

 

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUHAMMAD AZIZUR RAHMAN 087003029/PWD

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

 

Judul Tesis : ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN

KAWASAN WISATA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KECAMTAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Nama Mahasiswa : Muhammad Azizur Rahman Nomor Pokok : 087003029

Program Studi : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD)

Komisi Pembimbing,

(Dr. Ir. Tavi Supriana, MS) Ketua

(Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D) (Dr. Ir. Rahmanta, M.Si) Anggota Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof.Bachtiar Hasan Miraza) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal 18 Agustus 2010

 

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Ir. Tavi Supriana, MS

Anggota : 1. Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D 2. Dr. Ir. Rahmanta, M.Si

(5)

 

“Kepuasan dan Kebahagiaan

hanya bisa kita rasakan

apabila kita tahu caranya nikmat syukur

atas apa yang kita lakukan dan kita dapatkan

dan itu semua merupakan

(6)

 

S

E

K O L A

H

P

A

S

C

A S A R J

A

(7)
(8)

ABSTRAK

M.Azizur Rahman, NIM. 087003029 ”Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Wisata dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai”, di bawah bimbingan Dr. Ir. Tavi Supriana, MS, Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D dan Dr. Ir. Rahmanta, M.Si.

Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Serdang Bedagai. Salah satu lokasi wisata andalan andalah Kawasan Wisata Pantai Cermin yang potensial untuk dikembangkan. Untuk itu diperlukannya suatu strategi yang tepat dan efektif. Dengan adanya Strategi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin dari segi objek wisata, prasarana dan sarana wisata serta pasar dan promosi wisata diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat yang dilihat dari tingkat pendapatan, kesehatan dan pendidikan masyarakat.

Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Pantai Cermin yang terdiri dari 6 objek wisata yang berlokasi di Desa Kota Pari, Pantai Cermin Kanan, Desa Pantai Cermin Kiri dan Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Tipe penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan analisis statistik, yang artinya penulis tidak menggunakan pengujian hipotesis tetapi hanya mendeskripsikan data-data yang di peroleh di lapangan, kemudian dilakukan interpretasi terhadap data, dan akhirnya analisis dan pembahasan terhadap data serta anlisis SWOT yang artinya penulis mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman kemudian menentukan faktor Internal dan faktor eksternal untuk mendapatkan strategi pengembangannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin masih dapat ditingkatkan. Strategi utama dalam pengembangan kawasan wisata yakni strategi yang memanfaatkan dan menggali potensi masyarakat dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengedepankan nilai unik dari kawasan wisata Pantai Cermin melalui kebijakan Pemerintah membuat kalender wisata tahunan Kabupaten Serdang Bedagai serta industri pariwisata disarankan melibatkan masyarakat untuk mengembangkan kawasan wisata sehingga dengan ikut terlibatnya masyarakat secara aktif maka masyarakat akan memperoleh penghasilan yang tetap sehingga kesejahteraannya meningkat.

(9)

ABSTRACT

M.Azizur Rahman, NIM : 087003029, “Analysis Strategic of Development Tourism Region in increasing community welfare at Pantai Cermin district Serdang Bedagai Regency”, under guiding Dr. Ir. Tavi Supriana, MS, Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D and Dr. Ir. Rahmanta, M.Si.

Tourism sector is one of the prime sector Serdang Bedagai Regency. The one of prime tourism located is Tourism Region of Pantai Cermin which has potential to be developed. For that, the Strategic is needed to appropriate and effective. With the existence strategic of Development Tourism Region from tourism object, infrastructure and means as well as tourism market and promotion desire to increasing community welfare from income, healthy and education factor.

This research was conducted in Pantai Cermin Tourism Region which have 4 tourism object that located in Kotapari Village, Pantai Cermin Kanan Village, Pantai Cermin Kiri Village and Kuala Lama Village at Pantai Cermin district Serdang Bedagai Regency Province of North Sumatera. The type of the research was descriptive by using statistic analysis, in term of the author was not performed hypothesis, but only describes the data wich obtain from the field, then performing interpretation to the data, and finally, the author performed both analysis and study on data as well as using SWOT analysis, in term of the author  identified Strength , weakness, opportunities and Threat and then determined internal factor and external factor to get development strategic.

The research result that the condition of development tourism region is could be increased.. For that, grand strategic needed to develop tourism region is strategic that used and dig up community potency to held events that front up unique value form Pantai Cermin tourism region through government policy in annual tourism almanac Serdang Bedagai Regency and also tourism industry involve around community to develop tourism region in result community has raise constant income and increase welfare.

Keywords : Condition of development tourism region, Strategic development of tourism region

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senatiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan

tugas penyusunan tesis ini. Penulis tesis penelitian dengan judul Analisis Strategi

Pengembangan Kawasan Wisata Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di

Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai, merupakan sebagai

persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Sains di Program Studi Magister

Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Universitas Sumatera

Utara.

Dalam Penulisan Tesis ini, Penulis banyak sekali mendapat bantuan dan

bimbingan dari semua pihak, maka dengan segala kerendahan hati Penulis

menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Bachtiar Hassan Miraza selaku Ketua Program Studi Magister

Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Kasyful Mahalli, SE. M.Si selaku Sekretaris Program Magister

Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku ketua pembimbing yang selalu

memberikan dan arahan kepada Penulis.

4. Bapak Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D yang selalu memberikan

(11)

5. Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si yang selalu memberikan bimbingan dan

arahan kepada Penulis.

6. Bapak Bupati Kabupaten Deli Serdang H.Amri Tambunan selaku pemberi

ijin belajar mengikuti sekolah pasca sarjana S2.

7. Orang tua dan adik-adik, dan keluarga besar saya yang selalu mendoakan

saya untuk maju dan berkembang.

8. Pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa bentuk dan penyajian tesis ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu Penulis berharap adanya kritik dan saran yang

membangun sehingga tesis penelitian ini dapat lebih sempurna dan dapat

memberikan manfaat bagi daerah yang di teliti khususnya dan daerah lain

umumnya.

Medan, Agustus 2010 Penulis,

(12)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Azizur Rahman lahir di Pantai Cermin Kabupaten Serdang

Bedagai Propinsi Sumatera Utara pada tanggal 06 Februari 1986, anak bungsu

dari empat bersaudara pasangan Bapak Drs. Fadlan dan Ibu Nur’ainun.

Pendidikan Penulis di mulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 101953

Pantai Cermin lulus tahun 1997, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) I

Pantai Cermin lulus tahun 2000, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I

Lubuk Pakam lulus tahun 2003 dan kuliah di Institut Pemerintahan Dalam Negeri

(IPDN) pada Fakultas Politik Pemerintahan Jurusan Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat lulus tahun 2008.

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor

Kelurahan Syahmad Kabupaten Deli Serdang sebagai Sekretaris Kelurahan

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 7

1.3. Tujuan... 8

1.4. Manfaat Penelitian... 8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Kepariwisataan ... 9

2.1.1 Kawasan Wisata Bahari... 10

2.1.2 Strategi Pengembangan Kawasan Wisata... 11

2.1.2.1 Pengembangan Obyek Wisata ... 12

(14)

2.1.2.3 Pengembangan Pasar dan Promosi

Wisata ... 15

2.2. Kesejahteraan Masyarakat... 18

2.2.1 Pendapatan msyarakat ... 19

2.2.2 Kesehatan masyarakat ... 21

2.2.3 Pendidikan masyarakat ... 22

2.3. Penelitian Sebelumnya ... 23

2.4. Kerangka Pemikiran ... 25

BAB III : METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 27

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 27

3.3. Populasi dan Sampel... 29

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5. Teknik Pengolahan Data... 31

3.5.1 Analisis Statistik ... 31

3.5.2 Analisis SWOT... 33

3.6. Defenisi Operasional Variabel ... 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Pantai Cermin ... 41

4.1.1 Keadaan Geografis ... 41

4.1.2 Keadaan Demografi ... 44

4.1.3 Keadaan Sosial, Keamanan, Ketertiban dan Ekonomi Kemasyarakatan ... 50

(15)

4.2 Pembahasan ... 57

4.2.1 Deskripsi responden ... 57

4.2.2 Kondisi Pariwisata... 59

4.2.2.1 Objek Wisata ... 59

4.2.2.2 Sarana dan Prasarana ... 65

4.2.2.3 Pasar dan Promosi ... 70

4.2.3 Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Cermin ... 72

4.2.3.1 Analisis Faktor-faktor Internal ... 73

4.2.3.2 Analisis Faktor-faktor Eksternal... 85

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 104

5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Saran... 105

(16)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1.1 PDRB Kecamatan Pantai Cermin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 –

2008 (Juta Rupiah)... 4

3.1 Jenis dan Sumber Data... 28

3.2 Matrik SWOT ... 34

3.3 Perhitungan Bobot Faktor Ekternal ... 35

3.4 Perhitungan Nilai Faktor Ekternal ... 35

3.5 Matrik ETOP... 36

3.6 Perhitungan Bobot Faktor Internal ... 37

3.7 Pengelompokkan Posisi SAP... 38

3.8 Analisis Matriks SWOT... 38

4.1 Luas Wilayah Per Desa di kecamatan Pantai Cermin... 42

4.2 Penggunaan Lahan di Kecamatan Pantai Cermin... 43

4.3 Kompossi Penduduk Per Desa Berdasarkan Jenis Kelamin 45 4.4 Sarana Pendidikan di Kecamatan Pantai Cermin ... 47

4.5 Tanggapan Masyarakat terhadap Peningkatan Pendidikan Diperoleh dari Sektor Pariwisata ... 48

4.6 Sarana Kesehatan di Kecamatan Pantai Cermin... 49

4.7 Tanggapan Masyarakat terhadap Peningkatan Kesehatan Diperoleh dari Sektor Pariwisata ... 50

4.8 Jumlah Penduduk Kecamatan Pantai Cermin Berdasarkan Etnis/Suku Bangsa Tahun 2009 ... 51

(17)

4.10 PDRB Kecamatan Pantai Cermin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 –

2008 (Juta Rupiah)... 54

4.11 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Pantai Cermin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 – 2008 (%) ... 55

4.12 Tanggapan Masyarakat terhadap Peningkatan Pendapatan diperoleh dari Sektor Pariwisata ... 56

4.13 Rincian Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan ... 57

4.14 Rincian Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Kelompok Umur ... 58

4.15 Jumlah Pendapatan Responden... 59

4.16 Tanggapan Wisatawan terhadap Keunikan Objek Wisata... 60

4.17 Tanggapan Wisatawan terhadap Prasarana dan Sarana Wisata ... 65

4.18 Panjang prarana Jalan di Kecamatan Pantai Cermin Tahun 2009 ... 67

4.19 Banyak Restoran, Rumah Makan, Hotel dan Penginapan di Kecamatan Pantai Cermin Tahun 2009 ... 69

4.20 Tanggapan Wisatawan terhadap Pasar dan Promosi Wisata 71 4.21 Perhitungan Skor Elemen Kekuatan ... 73

4.22 Perhitungan Skor Elemen Kelemahan ... 79

4.23 Perhitungan Skor Elemen Peluang ... 85

4.24 Perhitungan Skor Elemen Ancaman ... 91

4.25 Matriks SWOT kawasan wisata Pantai Cermin... 98

(18)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

(19)

xii 

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

I Gambar Peta Kecamatan Pantai Cermin

II. Daftar Pertanyaan Kuesioner

(20)

ABSTRAK

M.Azizur Rahman, NIM. 087003029 ”Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Wisata dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai”, di bawah bimbingan Dr. Ir. Tavi Supriana, MS, Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D dan Dr. Ir. Rahmanta, M.Si.

Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Serdang Bedagai. Salah satu lokasi wisata andalan andalah Kawasan Wisata Pantai Cermin yang potensial untuk dikembangkan. Untuk itu diperlukannya suatu strategi yang tepat dan efektif. Dengan adanya Strategi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin dari segi objek wisata, prasarana dan sarana wisata serta pasar dan promosi wisata diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat yang dilihat dari tingkat pendapatan, kesehatan dan pendidikan masyarakat.

Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Pantai Cermin yang terdiri dari 6 objek wisata yang berlokasi di Desa Kota Pari, Pantai Cermin Kanan, Desa Pantai Cermin Kiri dan Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Tipe penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan analisis statistik, yang artinya penulis tidak menggunakan pengujian hipotesis tetapi hanya mendeskripsikan data-data yang di peroleh di lapangan, kemudian dilakukan interpretasi terhadap data, dan akhirnya analisis dan pembahasan terhadap data serta anlisis SWOT yang artinya penulis mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman kemudian menentukan faktor Internal dan faktor eksternal untuk mendapatkan strategi pengembangannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin masih dapat ditingkatkan. Strategi utama dalam pengembangan kawasan wisata yakni strategi yang memanfaatkan dan menggali potensi masyarakat dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengedepankan nilai unik dari kawasan wisata Pantai Cermin melalui kebijakan Pemerintah membuat kalender wisata tahunan Kabupaten Serdang Bedagai serta industri pariwisata disarankan melibatkan masyarakat untuk mengembangkan kawasan wisata sehingga dengan ikut terlibatnya masyarakat secara aktif maka masyarakat akan memperoleh penghasilan yang tetap sehingga kesejahteraannya meningkat.

(21)

ABSTRACT

M.Azizur Rahman, NIM : 087003029, “Analysis Strategic of Development Tourism Region in increasing community welfare at Pantai Cermin district Serdang Bedagai Regency”, under guiding Dr. Ir. Tavi Supriana, MS, Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D and Dr. Ir. Rahmanta, M.Si.

Tourism sector is one of the prime sector Serdang Bedagai Regency. The one of prime tourism located is Tourism Region of Pantai Cermin which has potential to be developed. For that, the Strategic is needed to appropriate and effective. With the existence strategic of Development Tourism Region from tourism object, infrastructure and means as well as tourism market and promotion desire to increasing community welfare from income, healthy and education factor.

This research was conducted in Pantai Cermin Tourism Region which have 4 tourism object that located in Kotapari Village, Pantai Cermin Kanan Village, Pantai Cermin Kiri Village and Kuala Lama Village at Pantai Cermin district Serdang Bedagai Regency Province of North Sumatera. The type of the research was descriptive by using statistic analysis, in term of the author was not performed hypothesis, but only describes the data wich obtain from the field, then performing interpretation to the data, and finally, the author performed both analysis and study on data as well as using SWOT analysis, in term of the author  identified Strength , weakness, opportunities and Threat and then determined internal factor and external factor to get development strategic.

The research result that the condition of development tourism region is could be increased.. For that, grand strategic needed to develop tourism region is strategic that used and dig up community potency to held events that front up unique value form Pantai Cermin tourism region through government policy in annual tourism almanac Serdang Bedagai Regency and also tourism industry involve around community to develop tourism region in result community has raise constant income and increase welfare.

Keywords : Condition of development tourism region, Strategic development of tourism region

(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Amanat UUD 1945 dalam pembukaannya disebutkan bahwa tujuan

negara adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pembukaan

UUD 1945 alinea keempat berbunyi bahwa “Pemerintahan Negara Indonesia

dibentuk untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan keadilan

sosial”.

Kesejahteraan masyarakat tidak dapat dicapai bila tidak didukung oleh

kemampuan dan sumber daya manusia dalam memanfaatkan segala potensi yang

dimiliki. Penyebab utama suatu negara tidak maju atau menjadi terbelakang

adalah karena dikelola dengan tidak benar (undermanaged). Kemampuan suatu

bangsa menjadi causa prima bagi kemajuan bangsa itu sendiri, oleh karena itu,

perencanaan wilayah dengan manajemen yang baik sangat diperlukan.

Perencanaan dibutuhkan agar bangsa tersebut dapat mengangkat dirinya sendiri

dari keterbelakangan menuju kesejahteraan masyarakat yang baik.

Pada saat ini perhatian pemerintah terhadap perkembangan dan

pengembangan wilayah semakin besar, hal ini terjadi baik di negara maju maupun

di negara berkembang. Oleh karena latar belakang historis, sosial, ekonomi,

(23)

muncul di negara maju jelas berbeda pula dengan permasalahan yang dihadapi

oleh negara berkembang.

Sebagaimana diketahui bahwa potensi dan kemampuan masing-masing

wilayah yang berbeda-beda satu sama lainnya dan masalah pokok yang

dihadapinya berbeda pula sehingga pembangunan tidak terjadi di semua tempat,

hal tersebut juga dinyatakan oleh Francois Perroux dalam Adisasmita (2005)

bahwa “Growth does not appear everywhere and all it once, it appear in points or

development pole, with variable intensities, it spreads along diverse channels and

with vattying terminal effect for the whole of economic, In terms of geographic

space dominant and propulsive industries make the agglomereation where they

are locate the poles of their region”.

Dalam melaksanakan pembangunan wilayahnya, pemerintah daerah

mencari potensi-potensi yang ada untuk dikembangkan sehingga dapat

menyebabkan mutliplier effect bagi wilayah disekitarnya. Salah satu yang

berpontensi untuk menciptakan kondisi tersebut adalah pengembangan di sektor

pariwisata.

Salah satu daerah yang memiliki potensi wilayah di sektor pariwisata

adalah Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan

pecahan dari Kabupaten Deli serdang yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten

Serdang Bedagai. Pembentukan Kabupaten Serdang Bedagai bertujuan

mendukung percepatan Pembangunan diwilayah Kabupaten Serdang Bedagai

(24)

Kecamatan Pantai Cermin merupakan sebuah kecamatan yang berada di

bagian timur kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Dengan

panjang pantai sekitar 21 km menghadap selat malaka yang memiliki pantai yang

landai dan bersih sangat berpotensial sekali untuk dikembangkan menjadi daerah

tujuan wisata khususnya wisata bahari. Selain itu dengan jarak tempuh dari

Medan sebagai ibukota propinsi sekitar 1 jam dan merupakan satu-satunya daerah

wisata bahari terdekat dari Medan, ibukota provinsi Sumatera Utara, maka Pantai

Cermin sangat wajar sekali untuk dapat perhatian guna dikembangkan menjadi

Kawasan Wisata Bahari.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah. PDRB pada dasarnya merupakan

jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Di lihat dari

PDRB Kecamatan Pantai Cermin Tahun 2008 atas harga konstan mencapai Rp.

297.529,37 juta ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2006. Tahun

2007 PDRB Kecamatan Pantai Cemin mencapai Rp. 279.694,73 juta dan pada

tahun 2006 PDRB Kecamatan Pantai Cemin mencapai Rp. 264.525,09 juta. Ini

menunjukkan bahwa jumlah PDRB Kecamatan Pantai Cemin dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya PDRB menurut lapangan usaha atas

(25)

Tabel 1.1. DRB Kecamatan Pantai Cermin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 – 2008 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2006 2007*) 2008**)

1 Pertanian 111.020,71 115.374,24 115.395,24

2 Pertambangan dan Penggalian 1.985,09 2.214,93 2.225,90

3 Industri 78.824,90 83.013,01 83.013,01

4 Listrik,Gas, dan Air Minum 2.114,79 2.388,15 2.391,18

5 Bangunan 22.006,89 26.291,29 26.302,25

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 42.615,23 44.767,45 44.775,61

7 Pengangkutan dan komunikasi 868,38 915,78 920,81

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

6.464,62 6.845,19 6.835,17

9 Jasa-jasa 13.794,12 15.683,22 15.670,20

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

264.525,09 279.694,73 297.529,37

Sumber : BPS Kabupaten Serdang Bedagai

Keterangan :*) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

Peningkatan PDRB di sektor pariwisata dapat dilihat dari tumbuhnya

perdagangan, hotel dan restoran serta jasa mencapai sekitar 4% dari tahun 2006 ke

tahun 2008. Peningkatan tersebut dapat menunjukan bahwa sektor pariwisata di

Kecamatan Pantai Cermin telah mengalami perkembangan namun pengembangan

tersebut masih dapat ditingkatkan lagi bila menggunakan strategi yang tepat

dalam menentukan arah pengemebangan kawasan wisata Pantai Cermin.

Dalam perencanaan wilayah untuk pengembangan sektor pariwisata yang

menjadikan Kecamatan Pantai Cermin sebagai suatu Kawasan Wisata Bahari

(26)

dapat dilaksanakan hanya dari satu sisi saja melainkan secara menyeluruh lintas

sektoral sehingga perencanaan wilayah tersebut dapat dikatakan terencana dengan

baik yang berakhir pada tujuan utama yakni meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Perencanaan wilayah dalam pembangunan prasarana wisata harus

mempertimbangkan kondisi dan lokasi yang akan meningkatkan aksesbilitas suatu

obyek wisata yang pada gilirannya akan meningkatkan daya tarik dari obyek

wisata itu sendiri. Selain itu, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan

di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotek, rumah sakit, pom bensin,

pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain. Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada

jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif menunjukkan

pada mutu pelayanan yang diberikan dan tercermin pada kepuasan wisatawan

yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu

pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu standar wisata

yang baku baik secara nasional maupun internasional, sehingga penyediaan sarana

wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakan.

Keterlibatan atau partisipasi masyarakat lokal menjadi penting bila

dikaitkan dengan upaya keberlanjutan pariwisata itu sendiri dalam hal

perlindungan terhadap lingkungan maupun manfaatnya bagi kesejahteraan

masyarakat. Hal ini penting agar upaya pengembangan pariwisata tidak hanya

demi meningkatkan pendapatan daerah tetapi juga betul-betul memberikan

(27)

Apabila dicermati, disamping keuntungan materi yang dapat diraih,

pesatnya perkembangan industri pariwisata seringkali menimbulkan berbagai

tantangan baru yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Secara kategorial,

tantangan baru itu meliputi sektor ekonomi, lingkungan hidup dan lingkungan

sosial. Tantangan di sektor ekonomi terkait dengan apakah sektor indutri

pariwisata itu mampu meningkatkan kesejahteran penduduk setempat. Sampai

berapa jauh penduduk setempat dapat ikut berperan secara aktif dan menikmati

keuntungan dalam pembangunan industri pariwisata mengingat kesiapan

perorangan maupun kelembagaannya (sosial adaptation). Tantangan di bidang

lingkungan hidup menyangkut besarnya modal yang harus ditanam sehingga

mendorong pengusaha untuk mengejar keuntungan materi sebesar-besarnya.

Adakah keutungan materi itu seimbang dengan besarnya kerusakan yang

ditimbulkan. Sedangkan tantangan sosial budaya menyangkut kesiapan penduduk

untuk memanfaatkan peluang yang terbuka dan berperan serta dalam kegiatan

subjek dalam meningkatkan kesejahteran mereka.

Namun yang harus diperhatikan, walaupun dengan adanya pariwisata akan

dapat menimbulkan dampak yang positif dari pembangunan bidang lainnya, pada

umumnya orang terpikat oleh kemudahan usaha menjaring keuntungan materi dan

lupa akan dampaknya bagi lingkungan dan kehidupan sosial budaya masyarakat

yang terlibat dalam kegiatan secara langsung ataupun tak langsung. Pariwisata

juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, misalkan

peredaran obat-obatan terlarang, masuknya kebudayaan asing yang tidak sesuai

(28)

Berdasarkan keterangan di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa sektor

pariwisata di Pantai Cermin memiliki peluang yang lebih besar lagi untuk

ditingkatkan dari perkembangannya saat ini. Sektor pariwisata dapat menjadi

sektor unggulan lainnya disamping sektor pertanian dan sektor indsutri. Dengan

meningkatnya sektor pariwisata diharapkan dapat menimbulkan multiplier effect

terhadap kesejahteraan masyarakat disekitarnya.

Permasalahan tersebut apabila tidak ditindaklanjuti maka akan

menimbulkan efek negatif. Pengembangan wilayah yang diharapkan dapat

menimbulkan multiplier effect pun tidak tercapai. Oleh karena itu, maka

diperlukan suatu perencanaan wilayah yang baik yang dapat memanfaatkan

kekuatan, dan peluang yang ada dengan meminimalisir kelemahan dan ancaman

yang terjadi.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, Penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam tesis yang berjudul “Analisis

Strategi Pengembangan Kawasan Wisata dalam Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah

yang ada di atas, Penulis mengungkapkan permasalahan dalam penelitian ini ke

(29)

1. Bagaimana kondisi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin?

2. Bagaimana strategi pengembangan kawasan wisata dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di kecamatan Pantai Cermin?

1.3. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang dipaparkan di atas, tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis kondisi terkini dari pengembangan kawasan wisata Pantai

Cermin.

2. Untuk menganalisis strategi yang perlu dilakukan dalam mengembangkan

kawasan wisata di kecamatan Pantai Cermin.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang perumusan masalah maka manfaat penelitian

ini adalah:

1. Segi ilmu pengetahuan, sebagai penambah khasanah ilmu pengetahuan tentang

pengembangan kawasan wisata di kecamatan Pantai Cermin.

2. Segi masyarakat, sebagai masukan kepada masyarakat agar memanfaatkan

perngembangan kawasan wisata untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di kecamatan Pantai Cermin.

3. Segi pemerintah, sebagai masukan untuk melakukan strategi, kontrol dan

evaluasi terpadu terhadap perubahan dinamika sosial ekonomi masyarakat

(30)

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kepariwisataan

Pengembangan sektor pariwisata ditujukan untuk meningkatkan kualitas

hidup dan kesejahteraan serta dapat memberikan manfaat terhadap pemenuhan

kebutuhan masyarakat. Dengan mengembangkan sektor pariwisata ini juga

diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pemerintah

terutama dari segi pembiayaan pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah.

Selanjutnya menurut Guyer Freuler dalam Yoeti (1996) merumuskan

pengertian pariwisata dengan memberikan batasan yakni “Pariwisata dalam artian

modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas

kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan

menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan

oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia

sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, perdagangan serta

penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan”.

Keberhasilan pengembangan pariwisata ditentukan oleh 3 faktor,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Yoeti (1996), sebagai berikut :

1. Tersedianya objek dan daya tarik wisata.

2. Adanya fasilitas accessibility yaitu sarana dan prasarana, sehingga

memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan wisata.

(31)

3. Terjadinya fasilitas amenities yaitu sasaran kepariwisataan yang dapat

memberikan kenyamanan kepada masyarakat.

Demand pariwisata sangat berkaitan dengan pengguna atau konsumen

(wisatawan). Wisatawan diistilahkan sebagai pasar, karena wisatawan merupakan

target atau sasaran yang hendak dituju dalam suatu penawaran pariwisata.

Sehingga faktor permintaan yang datang dari para wisatawan tersebut sangat

berpengaruh pada perkembangan pariwisata.

2.1.1. Kawasan Wisata Bahari

Kawasan diartikan sebagai suatu wilayah yang mempunyai fungsi atau

aspek fungsional tertentu. Dengan menerapkan pendekatan pembangunan kawasan

diharapkan pembangunan dapat lebih interaktif dan responsive secara fungsional

sehingga manfaat pembangunan yang akan dikembangkan itu memiliki sektor atau

usaha yang potensial dan strategis untuk menunjang pembangunan. Kawasan yang

dimaksud menurut Adisasmita (2005) disebut kawasan andalan dan sektornya

adalah sektor unggulan.

Wisata pesisir dan bahari adalah proses ekonomi yang memasarkan

ekosistem dan merupakan pasar khusus yang menarik dan langka untuk orang yang

sadar akan lingkungan dan tertarik untuk mengamati alam. Lima faktor batasan

yang mendasar dalam penentuan prinsip utama ekowisata yaitu :

1. lingkungan; ekowisata bertumpu pada lingkungan alam, budaya yang belum

tercemar.

2. masyarakat; ekowisata bermanfaat ekologi, sosial dan ekonomi pada

(32)

3. Pendidikan dan pengalaman; ecotourism harus dapat meningkatkan

pemahaman akan lingkungan alam dan budaya dengan adanya pengalaman

yang dimiliki.

4. berkelanjutan; ecotourism dapat memberikan sumbangan positif bagi

keberlanjutan ekologi baik jangka pendek maupun jangka panjang.

5. manajemen; ecotourism harus dikelola secara baik dan menjamin

sustainability lingkungan alam, budaya yang bertujuan untuk peningkatan

kesejahteraan sekarang maupun generasi mendatang.

2.1.2 Strategi Pengembangan Kawasan Wisata

Tujuan pengembangan pariwisata menurut Soekadijo (1996) diantaranya

adalah untuk mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi, yaitu antara

lain :

1. Meningkatkan urbanisasi karena pertumbuhan, perkembangan serta perbaikan

fasilitas pariwisata.

2. Mengubah industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa-jasa wisata.

Misalnya, usaha transportasi, akomodasi (hotel, motel, pondok wisata,

perkemahan, dan lain-lain) yang memerlukan perluasan beberapa industri

kecil seperti kerajinan tangan.

3. Memperluas pasar barang-barang lokal.

4. Memberi dampak positif pada tenaga kerja, karena pariwisata dapat

memperluas lapangan kerja baru (tugas baru di hotel atau tempat penginapan,

usaha perjalanan, industri kerajinan tangan dan cendera mata, serta

(33)

Menurut Marpaung (2002) perkembangan kepariwisataan bertujuan

memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata

dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat

melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam

perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan

wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui

penyediaan tempat tujuan wisata. Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan

kebudayaan, sejarah dan taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan

wisata yang masuk dalam pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan

menjadikan pengalaman yang unik dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada

nilai-nilai yang membawa serta dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai

dengan panduan, maka perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan

sambil memperkecil masalah-masalah yang ada.

2.1.2.1 Pengembangan Obyek Wisata

Pengertian obyek wisata adalah sumber daya alam , buatan dan budaya

yang berpotensi dan berdaya tarik bagi yang pada umumnya daya tarik wisata

menurut Suwontoro (2001) dipengaruhi oleh :

1. Adanya sumber / obyek yang dapat menimbulkan rasa senang, nyaman, dan

bersih.

2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjungi.

3. Adanya arti khusus yang bersifat langka.

4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang

(34)

5. Obyek wisata alam mempunyai daya tarik yang tinggi karena keindahannya,

seperti keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan

sebagainya.

Menurut Mariotto dalam Yoeti (1996) yang merupakan objek dan

atraksi wisata adalah :

1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang istilah

pariwisata disebut dengan natural amenities

2. Hasil cipta manusia (man made supply)

3. Tata cara hidup (the way of life)

Tersedianya objek wisata dan daya tarik wisata merupakan salah satu

syarat yang harus tersedia dalam pengembangan pariwisata. Karena objek dan

daya tarik wisata merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk datang

berkunjung. Jadi, dalam pengembangan potensi pariwisata di Kecamatan Pantai

Cermin harus memperhatikan potensi objek wisata yang ada serta daya tarik

wisata yang tersedia.

2.1.2.2 Pengembangan Prasarana dan Sarana wisata

Sarana wisata merupakan kelengkapan pendukung yang diperlukan untuk

melayani wisatawan dalam menikmati kunjungan wisatanya. Berbagai sarana

wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro

perjalanan, alat transportasi, rumah makan dan sebagainya. Tentu saja semakin

lengkap sarana wisata/ fasilitas yang dapat diberikan oleh daerah tujuan wisata

(35)

Prasarana adalah kelengkapan awal sebelum (pra) sarana wisata dapat

disediakan atau dikembangkan . Oleh karena itu prasarana wisata dapat dikatakan

sebagai sumber daya alam dan buatan yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan

dalam perjalanannya menuju daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air,

telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Dalam pembangunan

prasarana pariwisata pemerintah diharapkan lebih dominan karena pemerintah

daerah dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti

meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas, ekonomi dan mobilitas penduduk

yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha bagi masyarakat di

daerah tersebut.

Pengembangan sarana dan prasarana juga sangat penting karena dengan

berkembangnya sarana dan prasarana maka kenyamanan para wisatawan dapat

terjamin. Menurut Yoeti (1996) yang termasuk kelompok prasarana

kepariwisataan adalah :

1. Prasarana perhubungan seperti jaringan jalan raya dan kereta api.

2. Instalansi pembangkit tenaga listrik.

3. Instalansi penyulingan bahan bakar minyak.

4. Sistem irigasi untuk kepentingan pertanian, peternakan, perkebunan.

5. Sistem perbankkan dan moneter.

6. Sistem telekomunikasi.

(36)

Sedangkan sarana kepariwisataan adalah :

1. Sarana pokok kepariwisataan

Yang dimaksud sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup

dan kehidupannya sangat bergantung pada arus kedatangan orang yang

melakukan perjalanan wisata.

2. Sarana pelengkap kepariwisataan

Yang dimaksud dengan sarana pelengkap kepariwisataan adalah

perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas rekreasi yang

fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang

terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama

tinggal pada suatu daerah tujuan wisata.

3. Sarana penunjang kepariwisataan

Yang dimaksud dengan sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan

yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok dan berfungsi tidak

hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada daerah tujuan wisata,

tetapi fungsi yang lebih penting agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan

atau membelanjakan uang ditempat yang dikunjungi.

2.1.2.3. Pengembangan Pasar dan Promosi Wisata

Pemasaran adalah seluruh kegiatan untuk mempertemukan permintaan dan

penawaran, sehingga pembeli mendapat kepuasan dan penjual mendapat

keuntungan maksimal dengan resiko serendah-rendahnya (James.J.Spillane dalam

Ediwarsyah 1987). Lebih lanjut Winardi dalam Ediwarsyah (1987) mengatakan

(37)

benda-benda serta jasa-jasa dari produksi sampai konsumsi dimana termasuk

tindakan membeli, menjual, menyelengarakan reklame, menstandarisasi,

pemisahan menurut nilai, mengangkut, menyimpan benda-benda, serta informasi

pasar.

Berdasarkan keterangan di atas dapat di ambil kesimpulan pemasaran adalah

suatu kegiatan usaha perdagangan baik dalam bentuk barang-barang atau jasa,

yang dilakukan oleh Si penjual kepada Si pembeli, didalamnya termasuk tindakan

memperkenalkan barang-barang dan jasa, menjual, membeli, menstandarisasi

dengan tujuan untuk memberi kepuasan antara Si penjual kepada Si pembeli

dengan melalui proses pertukaran.

Berdasarkan keterangan di atas di ambil kesimpulan bahwa dalam kegiatan

pemasaran maka akan ada kegiatan promosi, karena promosi ini sangat diperlukan

untuk mempertemukan antara produsen dengan konsumen, memperkenalkan jenis

dan mutu barang dan jasa yang dihasilkan sehingga antara Si pembeli dan Si

penjual mendapat kepuasan.

Promosi adalah usaha untuk memajukan sesuatu, kerap kali istilah promosi

dihubungkan dengan misalnya kepariwisataan, perniagaan yang berarti usaha

untuk memajukan kedua bidang tersebut. Karena tujuan promosi menurut Mahyar

(2010) adalah :

1. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada pihak luar.

2. Untuk meningkatkan penjualan

3. Sebagai sarana untuk memberitahukan kepada pihak luar tentang kehebatan

(38)

4. Ingin mengetengahkan segi kelebihan perusahan atau produk atau jasa

terhadap saingan.

Bila dikaitkan dengan kepariwisataan, maka yang menjadi sasaran

promosinya adalah obyek pariwisata, yaitu dengan cara memaparkan keadaan

daya tarik dari wisata tersebut, sarana dan prasarana yang telah tersedia di obyek

pariwisata, sehingga menimbulkan keinginan orang untuk berkunjung di obyek

pariwisata tersebut.

Berdasarkan gambaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

promosi obyek pariwisata adalah :

1. Agar masyarakat mengetahui bahwa ada obyek paiwisata yang baik untuk di

kunjungi.

2. Untuk meningkatkan jumlah arus kunjungan wisatawan.

3. Untuk menunjukkan pada wisatawan tentang keadan obyek wisata yang

mempunyai sifat spesifik dan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan

obyek pariwisata lainnya.

4. Untuk meningkatkan sumber pendapatan masyarakat terutama yang ada di

lingkungan obyek pariwisata.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar pariwisata adalah sebagai

berikut:

1. Adanya peningkatan pendapatan perkapita yang mempengaruhi daya beli ke

tataran yang lebih tinggi yang mendorong seseorang untuk berwisata.

2. Adanya motivasi untuk mendapatkan suasana baru, terlepas dari kegiatan atau

(39)

3. Ketersediaan sarana prasarana transportasi yang menunjang mobilitas

seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.

4. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang memotivasi seseorang untuk

mendapatkan pengalaman baru.

2.2. Kesejahteraan Masyarakat

Pembangunan manusia ditujukan untuk meningkatkan partisipasi rakyat

dalam semua proses dan kegiatan pembangunan. Keberhasilan pembangunan

dewasa ini seringkali dilihat dari pencapaian kualitas Sumber Daya Manusianya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah melakukan berbagai upaya

untuk meningkatkan kualitas SDM di wilayahnya, baik dari aspek fisik

(kesehatan), aspek intelektualitas (pendidikan), aspek kesejahteraan ekonomi

(berdaya beli), serta aspek moralitas (iman dan ketaqwaan) sehingga partisipasi

rakyat dalam pembangunan akan dengan sendirinya meningkat.

Berbagai jenis indikator yang digunakan untuk mengetahui Kesejahteraan

Masyarakat adalah

1. Indikator Pembangunan Manusia (IPM)

2. Indikator Kemiskinan

3. Indikator GINI

4. Indikator Mutu Hidup

5. Kerentanan Sosial

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat

(40)

biaya serta indikator IPM dapat mengukur kesejahteraan masyarakat yang lebih

baik.

United Nations Development Programme (UNDP) dalam model

pembangunannya, menempatkan manusia sebagai titik sentral dalam semua proses

dan kegiatan pembangunan. Sejak tahun 1990, UNDP mengeluarkan laporan

tahunan perkembangan pembangunan manusia untuk negara-negara di dunia.

Salah satu alat ukur untuk melihat aspek-aspek yang relevan dengan

pembangunan manusian adalah melaui Human Development Index (HDI) yang

dikenal dengan istilah IPM ( Indeks Pembangunan Manusia). IPM initerdiri dari

3 (tiga) komponen pembangunan manusia yang dianggap mendasar:

1. Standar hidup layak (decent living di ukur dengan rata-rata pengeluaran per

kapita riil yang disesuaikan” (adjusted real percapita expenditure).

2. hidup (longevity) diukur dengan angka harapan hidup waktu lahir Usia

(schooling).

3. Pengetahuan (knowledge) diukur dengan dua indikator yaitu angka melek

huruf (literacy rate) penduduk 15 tahun ke atas dan rata-rata lama sekolah.

2.2.1. Pendapatan Masyarakat

Setiap manusia tidak luput dari tuntutannya untuk memenuhi kebutuhan

hidup. Tingkat kebutuhan hidup manusia berbeda-beda tergantung pada

tersedianya jumlah barang dan jasa yang di peroleh, sedangkan untuk memperoleh

barang dan jasa itu ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya. Hal ini sejalan

dengan yang dikatakan oleh (Djoyodikusuma dalam Ediwarsyah 1987) yakni :

(41)

seseorang atau sesuatu bangsa dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan

memuaskan karena ada tersedia cukup banyak barang dan jasa maka tingkat

hidupnya adalah tinggi, dan sebaliknya jika barang dan jasa sangat terbatas

jumlahnya maka tingkat hidupnya rendah, jumlah barang dan jasa yang

mempengaruhi hidup itu adalah pendapatan.

Menurut Mahyar (2010) pengertian pendapatan itu mempunyai aneka

ragam, hal ini tergantung orientasi dari permasalahan yang dihadapi, seperti :

1. Bila di tinjau dari beban biaya yang dikeluarkan dari hasil pendapatan yang di

terima, maka pengertian pendapatan itu dapat dibagi atas :

a. Pendapatan dalam arti revenue, yaitu pendapatan yang belum dikurangi

biaya - biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut.

b. Pendapatan dalam arti income adalah pendapatan yang sudah dikurangi

dengan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan itu. Pengertian income

itu sendiri di bagi atas dua bagian, yaitu income sebelum di potong pajak

dan income sesudah dipotong pajak.

2. Bila di tinjau dari cara memperolehnya, maka pengertian pendapatan itu dapat

di bagi atas dua bagian, yaitu :

a. Pendapatan yang di peroleh dengan mempergunakan modal.

(42)

2.2.2. Kesehatan Masyarakat

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan

sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta

sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang

mepunyai derajat kesehatan yang tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya harus

mencakup askpek jasmani dan kejiwaannya di samping spritual, kepribadian dan

kejuangan. Untuk itu, pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan

manusia yang sehat, cerdas dan produktif.

Status kesehatan penduduk biasanya dinilai dengan menggunakan

berbagai indikator kesehatan, yang secara garis besar dibagi dalam dua kelompok.

Kelompok pertama, berisikan indikator yang menghitung jumlah kematian yang

terjadi selama periode tertentu.

Contohnya adalah angka kematian kasar (Crude Death Rate-CDR) dan

angka kematian bayi (Infant Mortality Rate-IMR). Kelompok penduduk yang

mempunyai angka CDR dan IMR yang rendah dikatakan mempunyai status

kesehatan yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok penduduk yang

angka CDR dan IMR nya tinggi.

Kelompok kedua, berisikan berbagai indikator kesehatan yang

memperlihatkan jumlah orang yang menderita kecacatan akibat penyakit tertentu.

Contohnya adalah jumlah penderita AIDS, Tuberkulosis (TB), Polio dan sakit

mental. Sama dengan kelompok pertama, kelompok penduduk yang mempunyai

(43)

dibandingkan dengan kelompok penduduk yang jumlah penderita penyakit

tersebut lebih banyak.

World Health Organization (WHO) menyarankan agar sebagai indikator

kesehatan penduduk harus mengacu pada 4 hal sebagai berikut:

1. melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang,

2. mengukur kemampuan fisik seseorang seperti kemampuan aerobik, ketahanan,

kekuatan dan kelenturan sesuai dengan umur.

3. penilaian atas kesehatan sendiri,

4. Indeks Massa Tubuh (BMI): B.kg / (T.m)

2.2.3. Pendidikan Masyarakat

Pengembangan Sumber Daya Manusia masyarakat merupakan kegiatan

yang harus dilaksanakan agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability) dan

keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka

lakukan. Dengan pengembangan ini diharapkan dapat memperbaiki dan mengatasi

kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik dan sesuai dengan

perkembangan ilmu dan teknologi khususnya dibidang kepariwisataan.

Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan

pendidikan dan pelatihan masyarakat perlu dilakukan untuk menciptakan daya

saing khususnya di daerah tujuan wisata agar dapat memanfaatkan sektor

pariwisata sebagai sumber pendapatan yang utama. Kualitas sarana dan prasarana

sosial tersebut perlu dibangun lebih baik, , sehingga masyarakat termotivasi untuk

bersekolah dan menambah pengetahuan masyarakat khususnya dibidang

(44)

meningkatkan secara kuantitas dan kualitas pembangunan sarana dan prasarana

sosial tersebut. Termasuk sarana dan prasarana olah raga agar masyarakat tetap

sehat dan mampu mengukir prestasi dari ditingkat daerah, nasional maupun

internasional.

Pendidikan adalah suatu proses pengembangan kemampuan (perilaku) ke

arah yang diinginkan. Pendidikan (formal) sebagai bagian dari diklat mempunyai

peranan dalam sumber daya manusia (tenaga) sehingga tenaga tersebut mampu

melakukan tugas yang dibebankan oleh organisasi atau instansi dalam hal ini yang

bergerak dibidang industri pariwisata. Sementara pelatihan adalah merupakan

bagian dari suatu pedidikan formal yang tujuannya untuk meningkatkan

kemampuan atau keterampilan kerja seseorang atau sekelompok orang.

Menurut Adisasmita (2008), yang perlu diperhatikan dalam pendidikan

dan pelatihan adalah :

1. Standar pendidikan

2. Penyelenggaraan pendidikan

3. standar Pelatihan

4. pendirian institusi pendidikan

2.3. Penelitian Sebelumnya

Ediwarsyah (1987), melakukan penelitian yang berjudul “Pegaruh

Pengembangan Obyek Pariwisata Terhadap Pendapatan Masyarakat di

Lingkungan Obyek Pariwisata (Suatu Penelitian di Kelurahan Kecamatan Girsang

(45)

menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata mempunyai pengaruh terhadap

pendapatan masyarakat di lingkungan obyek pariwisata.

Angela (2004), melakukan penelitian berjudul “Strategi Pengembangan

Pariwisata dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten

Karo”. Mengemukakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Karo

signifikan di pengaruhi oleh sarana dan fasilitas di lokal obyek pariwsata, sarana

komunikasi dan trasnportasi, dan harga jual produk di lokasi obyek pariwisata.

Jumlah kunjungan wisatawan pada gilirannya berperan signifikan dalam upaya

peningkatan PAD Kabupaten Karo.

Sutan (2007), melakukan penelitian yang berjudul “Partisipasi

Masyarakat Terhadap Pengembangan Potensi Wisata Bahari Kawasan Obyek

Pariwisata Pantai Cermin”. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa wisata

bahari Pantai Cermin merupakan aset yang luar biasa terhadap pembangunan

Kabupaten Serdang Bedagai, dengn adanya pastisipasi dari masyarakat memiliki

pengaruh positif karena dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Henry (2008), melakukan penelitian yang berjudul “Dampak Lokasi

Wisata Theme Park Terhadap Pendapatan Masyarakat dan Pengembangan

Wilayah Kecamatan Pantai Cermin. Dalam penelitian ini menunjukkan setelah

adanya wisata Theme Park masyarakat masih belum merasakan secara signifikan

dengan indikasi masyarakat setempat masih kesulitan mencari nafkah untuk

kehidupan sehari-hari. Namun dari segi pengembangan wilayah dengan adanya

(46)

banyak yang bekerja di lokasi wisata Theme Park, masyarakat setempat

khususnya ibu-ibu banyak yang berdagang di lokasi wisata Theme Park.

Mahyar (2010), melakukan penelitian berjudul “Peranan Objek Wisata

Pantai Cermin dalam Pengembangan Ekonomi Lokal”. Dalam penelitian ini

menunjukan bahwa obyek wisata Pantai Cermin belum memiliki peran yang

cukup dalam pengembangan ekonomi lokal masyarakat setempat, karena dengan

adanya obyek wisata pantai cermin belum terlalu signifikan peningkatan

pendapatan masyarakat, lapangan kerja belum terbuka terlalu lebar dan

perkembangan aktifitas ekonomi masyarakat belum begitu berkembang.

2.4. Kerangka Pemikiran

Dalam Gambar 2.1, dikemukan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini

adalah kriteria pengembangan wisata dengan indikator objek wisata, prasrana dan

sarana wisata, serta pasar dan promosi. Sedangkan variabel terikatnya adalah

Kriteria kesejahteraan masyarakat dengan indikatornya adalah pendapatan

masyarakat, kesehatan masyarakat dan pendidikan masyarakat. Perencanaan

strategi didapat melalui mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal dari

variabel pengembangan kawasan wisata dan variabel kesejahteraan masyarakat.

Dengan analisis SWOT dihasilkan matriks untuk menentukan strategi

(47)

Kriteria Kesejahteraan masyarakat :

 Pendapatan masyarakat

 Kesehatan masyarakat

 Pendidikan masyarakat

Faktor Eksternal

Faktor Internal Kriteria Pengembangan Kawasan

Wisata :

 Objek Wisata

 Sarana dan Prasarana wisata

 Pasar dan Promosi wisata

[

Pengembangan Wilayah Strategi Pengembangan

Kawasan Wisata

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menitikberatkan pada analisis strategi pengembangan

kawasan wisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan

Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Fokus penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana kondisi pengembangan kawasan wisata yang ada serta

bagaimana strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan tersebut

meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data

primer. Data sekunder di dapat dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bapeda Serdang

Bedagai, Dinas Pariwisata, Kantor Kecamatan Pantai Cermin, Pengelola objek

wisata, dan 4 kantor Kepala Desa di sekitar lokasi wisata, serta dari studi

kepustakaan yang bersumber dari literatur dokumen-dokumen atau tulisan-tulisan

yang ada hubungannya dengan permasalahan penelitian. Sedangkan data Primer

di peroleh langsung dari responden dengan alat pengumpul datanya berupa

kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan wawancara.

(49)

Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data

kecamatan, serta sarana

kesehatan dan pendidikan.

Objek wisata, sarana dan

prasarana wisata, promosi

wisata :

keunikan atraksi wisata,

kemudahan pencapaian,

kemudahan mendapatkan

moda/ sarana transportasi ,

kualitas fasilitas

pendukung, minat

terhadap objek wisata

Primer: kuisioner dan

yang ada, serta penentuan

strategi perkembangan

kawasan wisata Pantai

Cermin

Primer: kuisioner dan

wawancara

(50)

3.3.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini meliputi masyarakat sekitar lokasi kawasan

wisata sebagai penyedia atraksi wisata (supply), wisatawan yang berkunjung

sebagai penikmat atraksi wisata (demand) serta pemerintah sebagai perencana dan

pengatur arah kegiatan (regulator).

Dalam pengambilan sampel dari populasi tersebut, penulis menggunakan

teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan untuk

mencapai tujuan tertentu. Arikunto (1997) mengatakan bahwa purposive

sampling adalah sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Seperti keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, sehingga

tidak dapat diambil dalam jumlah yang besar.

Adapun Sampel yang diambil dalam penelitian ini merupakan responden

yang berjumlah 50 orang yang terdiri dari :

1. Aparat pemerintahan dari kecamatan, Dinas Pariwisata dan Bappeda Serdang

Bedagai sebanyak 10 orang

2. Tokoh masyarakat serta masyarakat disekitar lokasi kawasan wisata sebanyak

20 orang

3. Wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata sebanyak 20 orang.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meneliti, mempelajari

(51)

mempermudah penulis dalam menelaah dan memecahkan masalah-masalah

penelitian diperlukan adanya teknik pengumpulan data sesuai dengan bentuk

penelitian. Pengumpulan data menurut Nazir (2005) adalah “prosedur yang

sistematik dan standar”. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan

untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Dokumen, buku, arsip serta peraturan perundang-undangan dan catatan dari

pihak yang mempunyai otoritas serta yang berkaitan dengan masalah

penelitian ini. Menurut Arikunto (1997) Teknik dokumentasi adalah ”mencari

data mengenai hal-hal yang dapat berupa catatan-catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya”.

2. Wawancara

Untuk dapat memperoleh data yang lebih lengkap lagi, penulis mengunakan

teknik wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab singkat

secara langsung kepada responden yang berhubungan dengan masalah

penelitian ini.

3. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2002) Kuesioner adalah “teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawab”. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan

(52)

4. Observasi

Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung

terhadap objek penelitian, melihat, mendengar dan memperhatikan secara

langsung sehingga di dapat suatu gambaran yang nyata dan jelas objek yang

diteliti. Peneliti mengamati secara langsung obyek wisata yang ada serta

sarana dan prasarana yang mendukungnya.

3.5. Teknik Pengolahan Data 3.5.1. Analisis Statistik

Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama dalam penelitian ini

menggunakan analisis statistik dari kuesioner yang disebar. Penelitian ini

menggunakan alat statistik diskriptif yang menurut Sugiyono (2002) yaitu

statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

yaitu menjawab dan memecahkan masalah dengan melakukan pemahaman dan

pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari objek yang diteliti guna

menghasilkan kesimpulan yang bersifat deskriptif sesuai dengan kondisi dan

waktu atau fakta – fakta rill yang terjadi pada saat penelitian.

Untuk mendapatkan data kualitatif dan mendapatkan kesimpulan yang

dapat menjawab permasalahan yang dihadapi, maka dilakukan beberapa tahap

analisis oleh peneliti. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh penulis

(53)

1. Menyeleksi data

Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan data dan keterangan yang

diperlukan dalam penelitian.

2. Klasifikasi data

Mengelompokkan data yang diperoleh tersebut sesuai dengan kebutuhan dan

permasalahan yang ada guna memperoleh gambaran umum yang jelas tentang

obyek yang diteliti.

3. Tabulasi data

Menampilkan data dalam bentuk tabel untuk mempermudah pemahaman.

4. Persentase data

Untuk mempermudah penulis dalam menganalisis data, maka menggunakan

statistik sederhana yaitu persentase (%). Menurut Nazir (2005) penghitungan

data dalam persen dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

P = F/ N x 100

Keterangan : P = Persentase

F = Frekuensi jawaban

N = Banyaknya responden

Selanjutnya persentase tersebut ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat

kualitatif. Kemudian setiap jawaban responden terhadap pertanyaan dalam

kuesioner akan diberi skor sesuai dengan bobot jawaban yang telah diterapkan,

(54)

a. Sangat Setuju dengan skor 5

a. Setuju dengan skor 4

b. Ragu-ragu dengan skor 3

c. Tidak setuju dengan skor 2

d. Sangat tidak setuju dengan skor 1

Untuk menentukan kategori penelitian terhadap jawaban responden maka

harus diketahui skor pada setiap indikator variabel penelitian, kemudian total skor

tersebut dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan untuk memperoleh

persentase. Dengan demikian menurut Arikunto (2006) hasilnya ditafsirkan

dengan menggunakan kategori sebagai berikut :

1. Persentase < 40% diberi kriteria tidak baik

2. Persentase 40%-65% diberi kriteria kurang baik

3. Persentase 66%-75% diberi kriteria cukup

4. Persentase 76%-85% diberi kriteria baik

5. Persentase 86%-100% dieri kriteria sangat baik

3.5.2. Analisis SWOT

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini,

penulis menggunakan analisis SWOT. Teknik analisis SWOT bertujuan untuk

mengetahui potensi, peluang, kendala serta ancaman dalam pengembangan

kawasan wisata Pantai Cermin kemudian dijabarkan dalam suatu matriks

Strength, Weakness, Oportunity dan Treat. Teknik analisis akan digunakan untuk

merumuskan skenario pengembangannya. Untuk mengenali masalah dalam

(55)

yang potensial. Pendeskripsian masing-masing obyek yang memuat pertimbangan

kualitatif dapat digambarkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Matrik SWOT

Faktor

Penggunaan teknik analisis SWOT dilakukan dengan membandingkan

antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan faktor eksternal (peluang

dan ancaman). Kemudian analisis SWOT dalam penelitian ini akan dikembangkan

dengan cara menyusun tabel ETOP (Environmental Threat and Oppurtunity

Profile) dan matriks SAP (Strategic Advantage Profile). Adapun langkah-langkah

yang dilakukan untuk menyusun analisis SWOT dalam studi ini adalah sebagai

berikut:

1. Analisis Faktor Eksternal (Matriks ETOP)

Berdasarkan lingkungan eksternal kawasan wisata Pantai Cermin akan

diidentifikasi mengenai peluang dan ancaman yang ada. Lingkungan ekternal

(56)

mempengaruhi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin, adapun

elemen-elemen yang dimaksud meliputi: kondisi dan situasi yang sedang terjadi,

keterkaitan kawasan wisata Pantai Cermin dengan obyek wisata yang lain,

kebijakkan yang ada dan lain sebagainya. Dengan menggunakan matriks ETOP

diketahui posisi usaha pariwisata Pantai Cermin, sedangkan langkah-langkah yang

harus dilakukan untuk menentukan matriks ETOP adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi elemen-elemen yang termasuk dalam faktor eksternal yang

meliputi peluang dan ancaman dari pengembangan kawasan wisata .

2. Memberikan bobot dan nilai pada masing-masing elemen yang telah

diidentifikasi.

3. Menemukan nilai tertimbang dengan cara mengalikan antara bobot dan nilai

4. Menjumlahkan nilai tertimbang dari setiap elemen

Tabel 3.3 Perhitungan Bobot Faktor Ekternal

Bobot Elemen Peluang Bobot Elemen Ancaman

(57)

Tabel 3.4 Perhitungan Nilai Faktor Ekternal

Sumber : Rangkuti,2008

Nilai Elemen Peluang Nilai Elemen Ancaman Responden

Setelah kegiatan pemberian bobot dan nilai pada setiap elemen eksternal

(peluang dan ancaman), langkah selanjutnya adalah mengalikan antara bobot

dengan nilai yang diberikan untuk mengetahui skor dari masing-masing elemen

eksternal. Dari nilai dari elemen ekternal dapat digunakan untuk menentukan

posisi kawasan wisata Pantai Cermin pada matriks ETOP, sedangkan dari hasil

ETOP akan digunakan untuk menentukan potensi pengembangan pada matriks

SWOT. Matriks ETOP dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Matrik ETOP

Usaha Ideal Usaha Spekulatif

Usaha Dewasa Usaha Gawat

Sumber : Salusu 1996

Tingkat Ancaman

2. Analisis Faktor Internal

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis faktor internal, analisis

(58)

eksternal tahap sebelumnya, akan tetapi dalam analisis faktor internal ini

cenderung menggunakan elemen faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang

terdapat dalam usaha pemanfaatan kawasan wisata Pantai Cermin sebagai objek

wisata alam. Langkah penghitungan elemen-elemen internal dengan cara

pemberian bobot dan nilai yang dilakukan oleh responden, selanjutnya diteruskan

dengan penghitungan bobot faktor internal. Adapun penghitungan tersebut dapat

dicermati pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Perhitungan Bobot Faktor Internal

Bobot Elemen Kekuatan Bobot Elemen Kelemahan

Responden

Sedangkan langkah yang dilakukan untuk menghitung nilai dari faktor

internal mempunyai tahapan yang sama dengan penghitungan nilai faktor

ekternal, setelah bobot dan nilai dari faktor internal dapat diketahui maka langkah

selanjutnya menentukan skor dari faktor internal dengan cara mengalikan bobot

dan nilai dari setiap elemen internalnya. Berdasarkan total skor hasil perhitungan

akan diketahui profile keunggulan strategis atau Strategic Advantage Profile,

sedangkan untuk menentukan SAP diperlukan adanya klasifikasi skor internal.

Adapun klasifikasi skor dan pengelompokkan posisi persaingan adalah sebagai

(59)

Penentuan Klasifikasi

I = (Skala maksimal – Skala minimal) / Jumlah Klasifikasi

/ 6

I = 0,667

bel 3.7 Pengelompokkan Posisi SA I = (5 – 1)

Ta P

Nilai Posisi

1 – 1,66 Avoid (Hindari)

1,67 – 2,33 Weak (Lemah)

2,34 – 3,00 Tenable (Dapat Dipertahankan) Favourable (Menguntungkan)

33 Strong (Kuat)

4,34 – 5,00 Dominant (Menonjol)

3,01 – 3,66 3,67 – 4,

Su r : Salusu 1996

Analisis matriks SWOT dalam penelitian ini dipergunakan untuk

menetapkan alternatif strategi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin,

dalam analisis matriks ini akan digunakan variabel kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman. Berdasarkan analisis faktor inte mbe

rnal dan eksternal dapat dibuat suatu

matriks posisi SWOT s

Tabel 3.8 Analisis Matriks SW

Ideal De Spekulatif Ga t

eperti pada Tabel 3.8.

OT

Sumber : Salusu 1996

Gambar

Gambar 2.1.  Kerangka Pemikiran
Tabel 3.2 Matrik SWOT
Tabel 4.1  Luas Wilayah Per Desa di kecamatan Pantai Cermin
Tabel 4.2  Penggunaan Lahan di Kecamatan Pantai Cermin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan tujuan dari partisipasi yaitu menciptakan kondisi yang kondusif atau dengan kata lain bahwa partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata Bahari Serdang

Temuan penelitian adalah bahwa penataan kawasan wisata Pantai Cermin perlu ditingkatkan dengan optimalisasi penempatan kegiatan wisata sesuai dengan ketentuan wilayah sempadan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa parameter kualitas air yang tidak sesuai dengan baku mutu air berdasarkan Kep-51/MENLH/2004 untuk kegiatan wisata

Wisata pantai kategori rekreasi merupakan jenis kegiatan yang paling. dominan di

Foto Keadaan Kawasan Pantai Cermin. Universitas

PULAU AMBON. Pengembangan kawasan objek Wisata Pantai Natsepa sebagai tujuan wisata ditunjang oleh potensi alamnya. Objek Wisata Pantai Natsepa Kabupaten Maluku Tengah Pulau

Untuk menyelesaikan studi di Universitas Sumatera Utara penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Cermin

Hal ini berarti posisi strategi pengelolaan wisata Pantai Cemara Kembar berada pada kuadran 1 dengan rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi growth,