A
NALISISSS STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA
DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DI KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TESIS
Oleh
MUHAMMAD AZIZUR RAHMAN
087003029/ PWD
S
E K O L A H
P A
S C
A S A R JA
NA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA
DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DI KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
MUHAMMAD AZIZUR RAHMAN 087003029/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN
KAWASAN WISATA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KECAMTAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Nama Mahasiswa : Muhammad Azizur Rahman Nomor Pokok : 087003029
Program Studi : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD)
Komisi Pembimbing,
(Dr. Ir. Tavi Supriana, MS) Ketua
(Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D) (Dr. Ir. Rahmanta, M.Si) Anggota Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof.Bachtiar Hasan Miraza) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Telah diuji pada
Tanggal 18 Agustus 2010
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Ir. Tavi Supriana, MS
Anggota : 1. Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D 2. Dr. Ir. Rahmanta, M.Si
“Kepuasan dan Kebahagiaan
hanya bisa kita rasakan
apabila kita tahu caranya nikmat syukur
atas apa yang kita lakukan dan kita dapatkan
dan itu semua merupakan
S
E
K O L A
H
P
A
S
C
A S A R J
A
ABSTRAK
M.Azizur Rahman, NIM. 087003029 ”Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Wisata dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai”, di bawah bimbingan Dr. Ir. Tavi Supriana, MS, Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D dan Dr. Ir. Rahmanta, M.Si.
Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Serdang Bedagai. Salah satu lokasi wisata andalan andalah Kawasan Wisata Pantai Cermin yang potensial untuk dikembangkan. Untuk itu diperlukannya suatu strategi yang tepat dan efektif. Dengan adanya Strategi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin dari segi objek wisata, prasarana dan sarana wisata serta pasar dan promosi wisata diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat yang dilihat dari tingkat pendapatan, kesehatan dan pendidikan masyarakat.
Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Pantai Cermin yang terdiri dari 6 objek wisata yang berlokasi di Desa Kota Pari, Pantai Cermin Kanan, Desa Pantai Cermin Kiri dan Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Tipe penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan analisis statistik, yang artinya penulis tidak menggunakan pengujian hipotesis tetapi hanya mendeskripsikan data-data yang di peroleh di lapangan, kemudian dilakukan interpretasi terhadap data, dan akhirnya analisis dan pembahasan terhadap data serta anlisis SWOT yang artinya penulis mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman kemudian menentukan faktor Internal dan faktor eksternal untuk mendapatkan strategi pengembangannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin masih dapat ditingkatkan. Strategi utama dalam pengembangan kawasan wisata yakni strategi yang memanfaatkan dan menggali potensi masyarakat dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengedepankan nilai unik dari kawasan wisata Pantai Cermin melalui kebijakan Pemerintah membuat kalender wisata tahunan Kabupaten Serdang Bedagai serta industri pariwisata disarankan melibatkan masyarakat untuk mengembangkan kawasan wisata sehingga dengan ikut terlibatnya masyarakat secara aktif maka masyarakat akan memperoleh penghasilan yang tetap sehingga kesejahteraannya meningkat.
ABSTRACT
M.Azizur Rahman, NIM : 087003029, “Analysis Strategic of Development Tourism Region in increasing community welfare at Pantai Cermin district Serdang Bedagai Regency”, under guiding Dr. Ir. Tavi Supriana, MS, Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D and Dr. Ir. Rahmanta, M.Si.
Tourism sector is one of the prime sector Serdang Bedagai Regency. The one of prime tourism located is Tourism Region of Pantai Cermin which has potential to be developed. For that, the Strategic is needed to appropriate and effective. With the existence strategic of Development Tourism Region from tourism object, infrastructure and means as well as tourism market and promotion desire to increasing community welfare from income, healthy and education factor.
This research was conducted in Pantai Cermin Tourism Region which have 4 tourism object that located in Kotapari Village, Pantai Cermin Kanan Village, Pantai Cermin Kiri Village and Kuala Lama Village at Pantai Cermin district Serdang Bedagai Regency Province of North Sumatera. The type of the research was descriptive by using statistic analysis, in term of the author was not performed hypothesis, but only describes the data wich obtain from the field, then performing interpretation to the data, and finally, the author performed both analysis and study on data as well as using SWOT analysis, in term of the author identified Strength , weakness, opportunities and Threat and then determined internal factor and external factor to get development strategic.
The research result that the condition of development tourism region is could be increased.. For that, grand strategic needed to develop tourism region is strategic that used and dig up community potency to held events that front up unique value form Pantai Cermin tourism region through government policy in annual tourism almanac Serdang Bedagai Regency and also tourism industry involve around community to develop tourism region in result community has raise constant income and increase welfare.
Keywords : Condition of development tourism region, Strategic development of tourism region
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senatiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
tugas penyusunan tesis ini. Penulis tesis penelitian dengan judul Analisis Strategi
Pengembangan Kawasan Wisata Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di
Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai, merupakan sebagai
persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Sains di Program Studi Magister
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Universitas Sumatera
Utara.
Dalam Penulisan Tesis ini, Penulis banyak sekali mendapat bantuan dan
bimbingan dari semua pihak, maka dengan segala kerendahan hati Penulis
menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Prof. Bachtiar Hassan Miraza selaku Ketua Program Studi Magister
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Kasyful Mahalli, SE. M.Si selaku Sekretaris Program Magister
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku ketua pembimbing yang selalu
memberikan dan arahan kepada Penulis.
4. Bapak Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D yang selalu memberikan
5. Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si yang selalu memberikan bimbingan dan
arahan kepada Penulis.
6. Bapak Bupati Kabupaten Deli Serdang H.Amri Tambunan selaku pemberi
ijin belajar mengikuti sekolah pasca sarjana S2.
7. Orang tua dan adik-adik, dan keluarga besar saya yang selalu mendoakan
saya untuk maju dan berkembang.
8. Pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa bentuk dan penyajian tesis ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu Penulis berharap adanya kritik dan saran yang
membangun sehingga tesis penelitian ini dapat lebih sempurna dan dapat
memberikan manfaat bagi daerah yang di teliti khususnya dan daerah lain
umumnya.
Medan, Agustus 2010 Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Muhammad Azizur Rahman lahir di Pantai Cermin Kabupaten Serdang
Bedagai Propinsi Sumatera Utara pada tanggal 06 Februari 1986, anak bungsu
dari empat bersaudara pasangan Bapak Drs. Fadlan dan Ibu Nur’ainun.
Pendidikan Penulis di mulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 101953
Pantai Cermin lulus tahun 1997, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) I
Pantai Cermin lulus tahun 2000, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I
Lubuk Pakam lulus tahun 2003 dan kuliah di Institut Pemerintahan Dalam Negeri
(IPDN) pada Fakultas Politik Pemerintahan Jurusan Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat lulus tahun 2008.
Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor
Kelurahan Syahmad Kabupaten Deli Serdang sebagai Sekretaris Kelurahan
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah... 7
1.3. Tujuan... 8
1.4. Manfaat Penelitian... 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Kepariwisataan ... 9
2.1.1 Kawasan Wisata Bahari... 10
2.1.2 Strategi Pengembangan Kawasan Wisata... 11
2.1.2.1 Pengembangan Obyek Wisata ... 12
2.1.2.3 Pengembangan Pasar dan Promosi
Wisata ... 15
2.2. Kesejahteraan Masyarakat... 18
2.2.1 Pendapatan msyarakat ... 19
2.2.2 Kesehatan masyarakat ... 21
2.2.3 Pendidikan masyarakat ... 22
2.3. Penelitian Sebelumnya ... 23
2.4. Kerangka Pemikiran ... 25
BAB III : METODE PENELITIAN ... 27
3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 27
3.2. Jenis dan Sumber Data ... 27
3.3. Populasi dan Sampel... 29
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.5. Teknik Pengolahan Data... 31
3.5.1 Analisis Statistik ... 31
3.5.2 Analisis SWOT... 33
3.6. Defenisi Operasional Variabel ... 39
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Pantai Cermin ... 41
4.1.1 Keadaan Geografis ... 41
4.1.2 Keadaan Demografi ... 44
4.1.3 Keadaan Sosial, Keamanan, Ketertiban dan Ekonomi Kemasyarakatan ... 50
4.2 Pembahasan ... 57
4.2.1 Deskripsi responden ... 57
4.2.2 Kondisi Pariwisata... 59
4.2.2.1 Objek Wisata ... 59
4.2.2.2 Sarana dan Prasarana ... 65
4.2.2.3 Pasar dan Promosi ... 70
4.2.3 Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Cermin ... 72
4.2.3.1 Analisis Faktor-faktor Internal ... 73
4.2.3.2 Analisis Faktor-faktor Eksternal... 85
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 104
5.1 Kesimpulan ... 104
5.2 Saran... 105
DAFTAR TABEL
No Halaman
1.1 PDRB Kecamatan Pantai Cermin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 –
2008 (Juta Rupiah)... 4
3.1 Jenis dan Sumber Data... 28
3.2 Matrik SWOT ... 34
3.3 Perhitungan Bobot Faktor Ekternal ... 35
3.4 Perhitungan Nilai Faktor Ekternal ... 35
3.5 Matrik ETOP... 36
3.6 Perhitungan Bobot Faktor Internal ... 37
3.7 Pengelompokkan Posisi SAP... 38
3.8 Analisis Matriks SWOT... 38
4.1 Luas Wilayah Per Desa di kecamatan Pantai Cermin... 42
4.2 Penggunaan Lahan di Kecamatan Pantai Cermin... 43
4.3 Kompossi Penduduk Per Desa Berdasarkan Jenis Kelamin 45 4.4 Sarana Pendidikan di Kecamatan Pantai Cermin ... 47
4.5 Tanggapan Masyarakat terhadap Peningkatan Pendidikan Diperoleh dari Sektor Pariwisata ... 48
4.6 Sarana Kesehatan di Kecamatan Pantai Cermin... 49
4.7 Tanggapan Masyarakat terhadap Peningkatan Kesehatan Diperoleh dari Sektor Pariwisata ... 50
4.8 Jumlah Penduduk Kecamatan Pantai Cermin Berdasarkan Etnis/Suku Bangsa Tahun 2009 ... 51
4.10 PDRB Kecamatan Pantai Cermin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 –
2008 (Juta Rupiah)... 54
4.11 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Pantai Cermin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 – 2008 (%) ... 55
4.12 Tanggapan Masyarakat terhadap Peningkatan Pendapatan diperoleh dari Sektor Pariwisata ... 56
4.13 Rincian Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan ... 57
4.14 Rincian Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Kelompok Umur ... 58
4.15 Jumlah Pendapatan Responden... 59
4.16 Tanggapan Wisatawan terhadap Keunikan Objek Wisata... 60
4.17 Tanggapan Wisatawan terhadap Prasarana dan Sarana Wisata ... 65
4.18 Panjang prarana Jalan di Kecamatan Pantai Cermin Tahun 2009 ... 67
4.19 Banyak Restoran, Rumah Makan, Hotel dan Penginapan di Kecamatan Pantai Cermin Tahun 2009 ... 69
4.20 Tanggapan Wisatawan terhadap Pasar dan Promosi Wisata 71 4.21 Perhitungan Skor Elemen Kekuatan ... 73
4.22 Perhitungan Skor Elemen Kelemahan ... 79
4.23 Perhitungan Skor Elemen Peluang ... 85
4.24 Perhitungan Skor Elemen Ancaman ... 91
4.25 Matriks SWOT kawasan wisata Pantai Cermin... 98
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
I Gambar Peta Kecamatan Pantai Cermin
II. Daftar Pertanyaan Kuesioner
ABSTRAK
M.Azizur Rahman, NIM. 087003029 ”Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Wisata dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai”, di bawah bimbingan Dr. Ir. Tavi Supriana, MS, Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D dan Dr. Ir. Rahmanta, M.Si.
Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Serdang Bedagai. Salah satu lokasi wisata andalan andalah Kawasan Wisata Pantai Cermin yang potensial untuk dikembangkan. Untuk itu diperlukannya suatu strategi yang tepat dan efektif. Dengan adanya Strategi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin dari segi objek wisata, prasarana dan sarana wisata serta pasar dan promosi wisata diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat yang dilihat dari tingkat pendapatan, kesehatan dan pendidikan masyarakat.
Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Pantai Cermin yang terdiri dari 6 objek wisata yang berlokasi di Desa Kota Pari, Pantai Cermin Kanan, Desa Pantai Cermin Kiri dan Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Tipe penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan analisis statistik, yang artinya penulis tidak menggunakan pengujian hipotesis tetapi hanya mendeskripsikan data-data yang di peroleh di lapangan, kemudian dilakukan interpretasi terhadap data, dan akhirnya analisis dan pembahasan terhadap data serta anlisis SWOT yang artinya penulis mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman kemudian menentukan faktor Internal dan faktor eksternal untuk mendapatkan strategi pengembangannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin masih dapat ditingkatkan. Strategi utama dalam pengembangan kawasan wisata yakni strategi yang memanfaatkan dan menggali potensi masyarakat dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengedepankan nilai unik dari kawasan wisata Pantai Cermin melalui kebijakan Pemerintah membuat kalender wisata tahunan Kabupaten Serdang Bedagai serta industri pariwisata disarankan melibatkan masyarakat untuk mengembangkan kawasan wisata sehingga dengan ikut terlibatnya masyarakat secara aktif maka masyarakat akan memperoleh penghasilan yang tetap sehingga kesejahteraannya meningkat.
ABSTRACT
M.Azizur Rahman, NIM : 087003029, “Analysis Strategic of Development Tourism Region in increasing community welfare at Pantai Cermin district Serdang Bedagai Regency”, under guiding Dr. Ir. Tavi Supriana, MS, Prof. Aldwin Surya, SE, M.Pd, Ph.D and Dr. Ir. Rahmanta, M.Si.
Tourism sector is one of the prime sector Serdang Bedagai Regency. The one of prime tourism located is Tourism Region of Pantai Cermin which has potential to be developed. For that, the Strategic is needed to appropriate and effective. With the existence strategic of Development Tourism Region from tourism object, infrastructure and means as well as tourism market and promotion desire to increasing community welfare from income, healthy and education factor.
This research was conducted in Pantai Cermin Tourism Region which have 4 tourism object that located in Kotapari Village, Pantai Cermin Kanan Village, Pantai Cermin Kiri Village and Kuala Lama Village at Pantai Cermin district Serdang Bedagai Regency Province of North Sumatera. The type of the research was descriptive by using statistic analysis, in term of the author was not performed hypothesis, but only describes the data wich obtain from the field, then performing interpretation to the data, and finally, the author performed both analysis and study on data as well as using SWOT analysis, in term of the author identified Strength , weakness, opportunities and Threat and then determined internal factor and external factor to get development strategic.
The research result that the condition of development tourism region is could be increased.. For that, grand strategic needed to develop tourism region is strategic that used and dig up community potency to held events that front up unique value form Pantai Cermin tourism region through government policy in annual tourism almanac Serdang Bedagai Regency and also tourism industry involve around community to develop tourism region in result community has raise constant income and increase welfare.
Keywords : Condition of development tourism region, Strategic development of tourism region
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Amanat UUD 1945 dalam pembukaannya disebutkan bahwa tujuan
negara adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pembukaan
UUD 1945 alinea keempat berbunyi bahwa “Pemerintahan Negara Indonesia
dibentuk untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan keadilan
sosial”.
Kesejahteraan masyarakat tidak dapat dicapai bila tidak didukung oleh
kemampuan dan sumber daya manusia dalam memanfaatkan segala potensi yang
dimiliki. Penyebab utama suatu negara tidak maju atau menjadi terbelakang
adalah karena dikelola dengan tidak benar (undermanaged). Kemampuan suatu
bangsa menjadi causa prima bagi kemajuan bangsa itu sendiri, oleh karena itu,
perencanaan wilayah dengan manajemen yang baik sangat diperlukan.
Perencanaan dibutuhkan agar bangsa tersebut dapat mengangkat dirinya sendiri
dari keterbelakangan menuju kesejahteraan masyarakat yang baik.
Pada saat ini perhatian pemerintah terhadap perkembangan dan
pengembangan wilayah semakin besar, hal ini terjadi baik di negara maju maupun
di negara berkembang. Oleh karena latar belakang historis, sosial, ekonomi,
muncul di negara maju jelas berbeda pula dengan permasalahan yang dihadapi
oleh negara berkembang.
Sebagaimana diketahui bahwa potensi dan kemampuan masing-masing
wilayah yang berbeda-beda satu sama lainnya dan masalah pokok yang
dihadapinya berbeda pula sehingga pembangunan tidak terjadi di semua tempat,
hal tersebut juga dinyatakan oleh Francois Perroux dalam Adisasmita (2005)
bahwa “Growth does not appear everywhere and all it once, it appear in points or
development pole, with variable intensities, it spreads along diverse channels and
with vattying terminal effect for the whole of economic, In terms of geographic
space dominant and propulsive industries make the agglomereation where they
are locate the poles of their region”.
Dalam melaksanakan pembangunan wilayahnya, pemerintah daerah
mencari potensi-potensi yang ada untuk dikembangkan sehingga dapat
menyebabkan mutliplier effect bagi wilayah disekitarnya. Salah satu yang
berpontensi untuk menciptakan kondisi tersebut adalah pengembangan di sektor
pariwisata.
Salah satu daerah yang memiliki potensi wilayah di sektor pariwisata
adalah Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan
pecahan dari Kabupaten Deli serdang yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten
Serdang Bedagai. Pembentukan Kabupaten Serdang Bedagai bertujuan
mendukung percepatan Pembangunan diwilayah Kabupaten Serdang Bedagai
Kecamatan Pantai Cermin merupakan sebuah kecamatan yang berada di
bagian timur kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Dengan
panjang pantai sekitar 21 km menghadap selat malaka yang memiliki pantai yang
landai dan bersih sangat berpotensial sekali untuk dikembangkan menjadi daerah
tujuan wisata khususnya wisata bahari. Selain itu dengan jarak tempuh dari
Medan sebagai ibukota propinsi sekitar 1 jam dan merupakan satu-satunya daerah
wisata bahari terdekat dari Medan, ibukota provinsi Sumatera Utara, maka Pantai
Cermin sangat wajar sekali untuk dapat perhatian guna dikembangkan menjadi
Kawasan Wisata Bahari.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah. PDRB pada dasarnya merupakan
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Di lihat dari
PDRB Kecamatan Pantai Cermin Tahun 2008 atas harga konstan mencapai Rp.
297.529,37 juta ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2006. Tahun
2007 PDRB Kecamatan Pantai Cemin mencapai Rp. 279.694,73 juta dan pada
tahun 2006 PDRB Kecamatan Pantai Cemin mencapai Rp. 264.525,09 juta. Ini
menunjukkan bahwa jumlah PDRB Kecamatan Pantai Cemin dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya PDRB menurut lapangan usaha atas
Tabel 1.1. DRB Kecamatan Pantai Cermin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 – 2008 (Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha 2006 2007*) 2008**)
1 Pertanian 111.020,71 115.374,24 115.395,24
2 Pertambangan dan Penggalian 1.985,09 2.214,93 2.225,90
3 Industri 78.824,90 83.013,01 83.013,01
4 Listrik,Gas, dan Air Minum 2.114,79 2.388,15 2.391,18
5 Bangunan 22.006,89 26.291,29 26.302,25
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 42.615,23 44.767,45 44.775,61
7 Pengangkutan dan komunikasi 868,38 915,78 920,81
8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan
6.464,62 6.845,19 6.835,17
9 Jasa-jasa 13.794,12 15.683,22 15.670,20
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
264.525,09 279.694,73 297.529,37
Sumber : BPS Kabupaten Serdang Bedagai
Keterangan :*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Peningkatan PDRB di sektor pariwisata dapat dilihat dari tumbuhnya
perdagangan, hotel dan restoran serta jasa mencapai sekitar 4% dari tahun 2006 ke
tahun 2008. Peningkatan tersebut dapat menunjukan bahwa sektor pariwisata di
Kecamatan Pantai Cermin telah mengalami perkembangan namun pengembangan
tersebut masih dapat ditingkatkan lagi bila menggunakan strategi yang tepat
dalam menentukan arah pengemebangan kawasan wisata Pantai Cermin.
Dalam perencanaan wilayah untuk pengembangan sektor pariwisata yang
menjadikan Kecamatan Pantai Cermin sebagai suatu Kawasan Wisata Bahari
dapat dilaksanakan hanya dari satu sisi saja melainkan secara menyeluruh lintas
sektoral sehingga perencanaan wilayah tersebut dapat dikatakan terencana dengan
baik yang berakhir pada tujuan utama yakni meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Perencanaan wilayah dalam pembangunan prasarana wisata harus
mempertimbangkan kondisi dan lokasi yang akan meningkatkan aksesbilitas suatu
obyek wisata yang pada gilirannya akan meningkatkan daya tarik dari obyek
wisata itu sendiri. Selain itu, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan
di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotek, rumah sakit, pom bensin,
pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain. Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada
jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif menunjukkan
pada mutu pelayanan yang diberikan dan tercermin pada kepuasan wisatawan
yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu
pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu standar wisata
yang baku baik secara nasional maupun internasional, sehingga penyediaan sarana
wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakan.
Keterlibatan atau partisipasi masyarakat lokal menjadi penting bila
dikaitkan dengan upaya keberlanjutan pariwisata itu sendiri dalam hal
perlindungan terhadap lingkungan maupun manfaatnya bagi kesejahteraan
masyarakat. Hal ini penting agar upaya pengembangan pariwisata tidak hanya
demi meningkatkan pendapatan daerah tetapi juga betul-betul memberikan
Apabila dicermati, disamping keuntungan materi yang dapat diraih,
pesatnya perkembangan industri pariwisata seringkali menimbulkan berbagai
tantangan baru yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Secara kategorial,
tantangan baru itu meliputi sektor ekonomi, lingkungan hidup dan lingkungan
sosial. Tantangan di sektor ekonomi terkait dengan apakah sektor indutri
pariwisata itu mampu meningkatkan kesejahteran penduduk setempat. Sampai
berapa jauh penduduk setempat dapat ikut berperan secara aktif dan menikmati
keuntungan dalam pembangunan industri pariwisata mengingat kesiapan
perorangan maupun kelembagaannya (sosial adaptation). Tantangan di bidang
lingkungan hidup menyangkut besarnya modal yang harus ditanam sehingga
mendorong pengusaha untuk mengejar keuntungan materi sebesar-besarnya.
Adakah keutungan materi itu seimbang dengan besarnya kerusakan yang
ditimbulkan. Sedangkan tantangan sosial budaya menyangkut kesiapan penduduk
untuk memanfaatkan peluang yang terbuka dan berperan serta dalam kegiatan
subjek dalam meningkatkan kesejahteran mereka.
Namun yang harus diperhatikan, walaupun dengan adanya pariwisata akan
dapat menimbulkan dampak yang positif dari pembangunan bidang lainnya, pada
umumnya orang terpikat oleh kemudahan usaha menjaring keuntungan materi dan
lupa akan dampaknya bagi lingkungan dan kehidupan sosial budaya masyarakat
yang terlibat dalam kegiatan secara langsung ataupun tak langsung. Pariwisata
juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, misalkan
peredaran obat-obatan terlarang, masuknya kebudayaan asing yang tidak sesuai
Berdasarkan keterangan di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa sektor
pariwisata di Pantai Cermin memiliki peluang yang lebih besar lagi untuk
ditingkatkan dari perkembangannya saat ini. Sektor pariwisata dapat menjadi
sektor unggulan lainnya disamping sektor pertanian dan sektor indsutri. Dengan
meningkatnya sektor pariwisata diharapkan dapat menimbulkan multiplier effect
terhadap kesejahteraan masyarakat disekitarnya.
Permasalahan tersebut apabila tidak ditindaklanjuti maka akan
menimbulkan efek negatif. Pengembangan wilayah yang diharapkan dapat
menimbulkan multiplier effect pun tidak tercapai. Oleh karena itu, maka
diperlukan suatu perencanaan wilayah yang baik yang dapat memanfaatkan
kekuatan, dan peluang yang ada dengan meminimalisir kelemahan dan ancaman
yang terjadi.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, Penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam tesis yang berjudul “Analisis
Strategi Pengembangan Kawasan Wisata dalam Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah
yang ada di atas, Penulis mengungkapkan permasalahan dalam penelitian ini ke
1. Bagaimana kondisi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin?
2. Bagaimana strategi pengembangan kawasan wisata dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di kecamatan Pantai Cermin?
1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang dipaparkan di atas, tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis kondisi terkini dari pengembangan kawasan wisata Pantai
Cermin.
2. Untuk menganalisis strategi yang perlu dilakukan dalam mengembangkan
kawasan wisata di kecamatan Pantai Cermin.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang perumusan masalah maka manfaat penelitian
ini adalah:
1. Segi ilmu pengetahuan, sebagai penambah khasanah ilmu pengetahuan tentang
pengembangan kawasan wisata di kecamatan Pantai Cermin.
2. Segi masyarakat, sebagai masukan kepada masyarakat agar memanfaatkan
perngembangan kawasan wisata untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di kecamatan Pantai Cermin.
3. Segi pemerintah, sebagai masukan untuk melakukan strategi, kontrol dan
evaluasi terpadu terhadap perubahan dinamika sosial ekonomi masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kepariwisataan
Pengembangan sektor pariwisata ditujukan untuk meningkatkan kualitas
hidup dan kesejahteraan serta dapat memberikan manfaat terhadap pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Dengan mengembangkan sektor pariwisata ini juga
diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pemerintah
terutama dari segi pembiayaan pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah.
Selanjutnya menurut Guyer Freuler dalam Yoeti (1996) merumuskan
pengertian pariwisata dengan memberikan batasan yakni “Pariwisata dalam artian
modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas
kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan
menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan
oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia
sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, perdagangan serta
penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan”.
Keberhasilan pengembangan pariwisata ditentukan oleh 3 faktor,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Yoeti (1996), sebagai berikut :
1. Tersedianya objek dan daya tarik wisata.
2. Adanya fasilitas accessibility yaitu sarana dan prasarana, sehingga
memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan wisata.
3. Terjadinya fasilitas amenities yaitu sasaran kepariwisataan yang dapat
memberikan kenyamanan kepada masyarakat.
Demand pariwisata sangat berkaitan dengan pengguna atau konsumen
(wisatawan). Wisatawan diistilahkan sebagai pasar, karena wisatawan merupakan
target atau sasaran yang hendak dituju dalam suatu penawaran pariwisata.
Sehingga faktor permintaan yang datang dari para wisatawan tersebut sangat
berpengaruh pada perkembangan pariwisata.
2.1.1. Kawasan Wisata Bahari
Kawasan diartikan sebagai suatu wilayah yang mempunyai fungsi atau
aspek fungsional tertentu. Dengan menerapkan pendekatan pembangunan kawasan
diharapkan pembangunan dapat lebih interaktif dan responsive secara fungsional
sehingga manfaat pembangunan yang akan dikembangkan itu memiliki sektor atau
usaha yang potensial dan strategis untuk menunjang pembangunan. Kawasan yang
dimaksud menurut Adisasmita (2005) disebut kawasan andalan dan sektornya
adalah sektor unggulan.
Wisata pesisir dan bahari adalah proses ekonomi yang memasarkan
ekosistem dan merupakan pasar khusus yang menarik dan langka untuk orang yang
sadar akan lingkungan dan tertarik untuk mengamati alam. Lima faktor batasan
yang mendasar dalam penentuan prinsip utama ekowisata yaitu :
1. lingkungan; ekowisata bertumpu pada lingkungan alam, budaya yang belum
tercemar.
2. masyarakat; ekowisata bermanfaat ekologi, sosial dan ekonomi pada
3. Pendidikan dan pengalaman; ecotourism harus dapat meningkatkan
pemahaman akan lingkungan alam dan budaya dengan adanya pengalaman
yang dimiliki.
4. berkelanjutan; ecotourism dapat memberikan sumbangan positif bagi
keberlanjutan ekologi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
5. manajemen; ecotourism harus dikelola secara baik dan menjamin
sustainability lingkungan alam, budaya yang bertujuan untuk peningkatan
kesejahteraan sekarang maupun generasi mendatang.
2.1.2 Strategi Pengembangan Kawasan Wisata
Tujuan pengembangan pariwisata menurut Soekadijo (1996) diantaranya
adalah untuk mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi, yaitu antara
lain :
1. Meningkatkan urbanisasi karena pertumbuhan, perkembangan serta perbaikan
fasilitas pariwisata.
2. Mengubah industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa-jasa wisata.
Misalnya, usaha transportasi, akomodasi (hotel, motel, pondok wisata,
perkemahan, dan lain-lain) yang memerlukan perluasan beberapa industri
kecil seperti kerajinan tangan.
3. Memperluas pasar barang-barang lokal.
4. Memberi dampak positif pada tenaga kerja, karena pariwisata dapat
memperluas lapangan kerja baru (tugas baru di hotel atau tempat penginapan,
usaha perjalanan, industri kerajinan tangan dan cendera mata, serta
Menurut Marpaung (2002) perkembangan kepariwisataan bertujuan
memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata
dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat
melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam
perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan
wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui
penyediaan tempat tujuan wisata. Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan
kebudayaan, sejarah dan taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan
wisata yang masuk dalam pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan
menjadikan pengalaman yang unik dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada
nilai-nilai yang membawa serta dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai
dengan panduan, maka perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan
sambil memperkecil masalah-masalah yang ada.
2.1.2.1 Pengembangan Obyek Wisata
Pengertian obyek wisata adalah sumber daya alam , buatan dan budaya
yang berpotensi dan berdaya tarik bagi yang pada umumnya daya tarik wisata
menurut Suwontoro (2001) dipengaruhi oleh :
1. Adanya sumber / obyek yang dapat menimbulkan rasa senang, nyaman, dan
bersih.
2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjungi.
3. Adanya arti khusus yang bersifat langka.
4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang
5. Obyek wisata alam mempunyai daya tarik yang tinggi karena keindahannya,
seperti keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan
sebagainya.
Menurut Mariotto dalam Yoeti (1996) yang merupakan objek dan
atraksi wisata adalah :
1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang istilah
pariwisata disebut dengan natural amenities
2. Hasil cipta manusia (man made supply)
3. Tata cara hidup (the way of life)
Tersedianya objek wisata dan daya tarik wisata merupakan salah satu
syarat yang harus tersedia dalam pengembangan pariwisata. Karena objek dan
daya tarik wisata merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk datang
berkunjung. Jadi, dalam pengembangan potensi pariwisata di Kecamatan Pantai
Cermin harus memperhatikan potensi objek wisata yang ada serta daya tarik
wisata yang tersedia.
2.1.2.2 Pengembangan Prasarana dan Sarana wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan pendukung yang diperlukan untuk
melayani wisatawan dalam menikmati kunjungan wisatanya. Berbagai sarana
wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro
perjalanan, alat transportasi, rumah makan dan sebagainya. Tentu saja semakin
lengkap sarana wisata/ fasilitas yang dapat diberikan oleh daerah tujuan wisata
Prasarana adalah kelengkapan awal sebelum (pra) sarana wisata dapat
disediakan atau dikembangkan . Oleh karena itu prasarana wisata dapat dikatakan
sebagai sumber daya alam dan buatan yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan
dalam perjalanannya menuju daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air,
telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Dalam pembangunan
prasarana pariwisata pemerintah diharapkan lebih dominan karena pemerintah
daerah dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti
meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas, ekonomi dan mobilitas penduduk
yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha bagi masyarakat di
daerah tersebut.
Pengembangan sarana dan prasarana juga sangat penting karena dengan
berkembangnya sarana dan prasarana maka kenyamanan para wisatawan dapat
terjamin. Menurut Yoeti (1996) yang termasuk kelompok prasarana
kepariwisataan adalah :
1. Prasarana perhubungan seperti jaringan jalan raya dan kereta api.
2. Instalansi pembangkit tenaga listrik.
3. Instalansi penyulingan bahan bakar minyak.
4. Sistem irigasi untuk kepentingan pertanian, peternakan, perkebunan.
5. Sistem perbankkan dan moneter.
6. Sistem telekomunikasi.
Sedangkan sarana kepariwisataan adalah :
1. Sarana pokok kepariwisataan
Yang dimaksud sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup
dan kehidupannya sangat bergantung pada arus kedatangan orang yang
melakukan perjalanan wisata.
2. Sarana pelengkap kepariwisataan
Yang dimaksud dengan sarana pelengkap kepariwisataan adalah
perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas rekreasi yang
fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang
terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama
tinggal pada suatu daerah tujuan wisata.
3. Sarana penunjang kepariwisataan
Yang dimaksud dengan sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan
yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok dan berfungsi tidak
hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada daerah tujuan wisata,
tetapi fungsi yang lebih penting agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan
atau membelanjakan uang ditempat yang dikunjungi.
2.1.2.3. Pengembangan Pasar dan Promosi Wisata
Pemasaran adalah seluruh kegiatan untuk mempertemukan permintaan dan
penawaran, sehingga pembeli mendapat kepuasan dan penjual mendapat
keuntungan maksimal dengan resiko serendah-rendahnya (James.J.Spillane dalam
Ediwarsyah 1987). Lebih lanjut Winardi dalam Ediwarsyah (1987) mengatakan
benda-benda serta jasa-jasa dari produksi sampai konsumsi dimana termasuk
tindakan membeli, menjual, menyelengarakan reklame, menstandarisasi,
pemisahan menurut nilai, mengangkut, menyimpan benda-benda, serta informasi
pasar.
Berdasarkan keterangan di atas dapat di ambil kesimpulan pemasaran adalah
suatu kegiatan usaha perdagangan baik dalam bentuk barang-barang atau jasa,
yang dilakukan oleh Si penjual kepada Si pembeli, didalamnya termasuk tindakan
memperkenalkan barang-barang dan jasa, menjual, membeli, menstandarisasi
dengan tujuan untuk memberi kepuasan antara Si penjual kepada Si pembeli
dengan melalui proses pertukaran.
Berdasarkan keterangan di atas di ambil kesimpulan bahwa dalam kegiatan
pemasaran maka akan ada kegiatan promosi, karena promosi ini sangat diperlukan
untuk mempertemukan antara produsen dengan konsumen, memperkenalkan jenis
dan mutu barang dan jasa yang dihasilkan sehingga antara Si pembeli dan Si
penjual mendapat kepuasan.
Promosi adalah usaha untuk memajukan sesuatu, kerap kali istilah promosi
dihubungkan dengan misalnya kepariwisataan, perniagaan yang berarti usaha
untuk memajukan kedua bidang tersebut. Karena tujuan promosi menurut Mahyar
(2010) adalah :
1. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada pihak luar.
2. Untuk meningkatkan penjualan
3. Sebagai sarana untuk memberitahukan kepada pihak luar tentang kehebatan
4. Ingin mengetengahkan segi kelebihan perusahan atau produk atau jasa
terhadap saingan.
Bila dikaitkan dengan kepariwisataan, maka yang menjadi sasaran
promosinya adalah obyek pariwisata, yaitu dengan cara memaparkan keadaan
daya tarik dari wisata tersebut, sarana dan prasarana yang telah tersedia di obyek
pariwisata, sehingga menimbulkan keinginan orang untuk berkunjung di obyek
pariwisata tersebut.
Berdasarkan gambaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
promosi obyek pariwisata adalah :
1. Agar masyarakat mengetahui bahwa ada obyek paiwisata yang baik untuk di
kunjungi.
2. Untuk meningkatkan jumlah arus kunjungan wisatawan.
3. Untuk menunjukkan pada wisatawan tentang keadan obyek wisata yang
mempunyai sifat spesifik dan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
obyek pariwisata lainnya.
4. Untuk meningkatkan sumber pendapatan masyarakat terutama yang ada di
lingkungan obyek pariwisata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar pariwisata adalah sebagai
berikut:
1. Adanya peningkatan pendapatan perkapita yang mempengaruhi daya beli ke
tataran yang lebih tinggi yang mendorong seseorang untuk berwisata.
2. Adanya motivasi untuk mendapatkan suasana baru, terlepas dari kegiatan atau
3. Ketersediaan sarana prasarana transportasi yang menunjang mobilitas
seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.
4. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang memotivasi seseorang untuk
mendapatkan pengalaman baru.
2.2. Kesejahteraan Masyarakat
Pembangunan manusia ditujukan untuk meningkatkan partisipasi rakyat
dalam semua proses dan kegiatan pembangunan. Keberhasilan pembangunan
dewasa ini seringkali dilihat dari pencapaian kualitas Sumber Daya Manusianya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan kualitas SDM di wilayahnya, baik dari aspek fisik
(kesehatan), aspek intelektualitas (pendidikan), aspek kesejahteraan ekonomi
(berdaya beli), serta aspek moralitas (iman dan ketaqwaan) sehingga partisipasi
rakyat dalam pembangunan akan dengan sendirinya meningkat.
Berbagai jenis indikator yang digunakan untuk mengetahui Kesejahteraan
Masyarakat adalah
1. Indikator Pembangunan Manusia (IPM)
2. Indikator Kemiskinan
3. Indikator GINI
4. Indikator Mutu Hidup
5. Kerentanan Sosial
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat
biaya serta indikator IPM dapat mengukur kesejahteraan masyarakat yang lebih
baik.
United Nations Development Programme (UNDP) dalam model
pembangunannya, menempatkan manusia sebagai titik sentral dalam semua proses
dan kegiatan pembangunan. Sejak tahun 1990, UNDP mengeluarkan laporan
tahunan perkembangan pembangunan manusia untuk negara-negara di dunia.
Salah satu alat ukur untuk melihat aspek-aspek yang relevan dengan
pembangunan manusian adalah melaui Human Development Index (HDI) yang
dikenal dengan istilah IPM ( Indeks Pembangunan Manusia). IPM initerdiri dari
3 (tiga) komponen pembangunan manusia yang dianggap mendasar:
1. Standar hidup layak (decent living di ukur dengan rata-rata pengeluaran per
kapita riil yang disesuaikan” (adjusted real percapita expenditure).
2. hidup (longevity) diukur dengan angka harapan hidup waktu lahir Usia
(schooling).
3. Pengetahuan (knowledge) diukur dengan dua indikator yaitu angka melek
huruf (literacy rate) penduduk 15 tahun ke atas dan rata-rata lama sekolah.
2.2.1. Pendapatan Masyarakat
Setiap manusia tidak luput dari tuntutannya untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Tingkat kebutuhan hidup manusia berbeda-beda tergantung pada
tersedianya jumlah barang dan jasa yang di peroleh, sedangkan untuk memperoleh
barang dan jasa itu ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya. Hal ini sejalan
dengan yang dikatakan oleh (Djoyodikusuma dalam Ediwarsyah 1987) yakni :
seseorang atau sesuatu bangsa dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan
memuaskan karena ada tersedia cukup banyak barang dan jasa maka tingkat
hidupnya adalah tinggi, dan sebaliknya jika barang dan jasa sangat terbatas
jumlahnya maka tingkat hidupnya rendah, jumlah barang dan jasa yang
mempengaruhi hidup itu adalah pendapatan.
Menurut Mahyar (2010) pengertian pendapatan itu mempunyai aneka
ragam, hal ini tergantung orientasi dari permasalahan yang dihadapi, seperti :
1. Bila di tinjau dari beban biaya yang dikeluarkan dari hasil pendapatan yang di
terima, maka pengertian pendapatan itu dapat dibagi atas :
a. Pendapatan dalam arti revenue, yaitu pendapatan yang belum dikurangi
biaya - biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut.
b. Pendapatan dalam arti income adalah pendapatan yang sudah dikurangi
dengan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan itu. Pengertian income
itu sendiri di bagi atas dua bagian, yaitu income sebelum di potong pajak
dan income sesudah dipotong pajak.
2. Bila di tinjau dari cara memperolehnya, maka pengertian pendapatan itu dapat
di bagi atas dua bagian, yaitu :
a. Pendapatan yang di peroleh dengan mempergunakan modal.
2.2.2. Kesehatan Masyarakat
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan
sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta
sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang
mepunyai derajat kesehatan yang tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya harus
mencakup askpek jasmani dan kejiwaannya di samping spritual, kepribadian dan
kejuangan. Untuk itu, pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan
manusia yang sehat, cerdas dan produktif.
Status kesehatan penduduk biasanya dinilai dengan menggunakan
berbagai indikator kesehatan, yang secara garis besar dibagi dalam dua kelompok.
Kelompok pertama, berisikan indikator yang menghitung jumlah kematian yang
terjadi selama periode tertentu.
Contohnya adalah angka kematian kasar (Crude Death Rate-CDR) dan
angka kematian bayi (Infant Mortality Rate-IMR). Kelompok penduduk yang
mempunyai angka CDR dan IMR yang rendah dikatakan mempunyai status
kesehatan yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok penduduk yang
angka CDR dan IMR nya tinggi.
Kelompok kedua, berisikan berbagai indikator kesehatan yang
memperlihatkan jumlah orang yang menderita kecacatan akibat penyakit tertentu.
Contohnya adalah jumlah penderita AIDS, Tuberkulosis (TB), Polio dan sakit
mental. Sama dengan kelompok pertama, kelompok penduduk yang mempunyai
dibandingkan dengan kelompok penduduk yang jumlah penderita penyakit
tersebut lebih banyak.
World Health Organization (WHO) menyarankan agar sebagai indikator
kesehatan penduduk harus mengacu pada 4 hal sebagai berikut:
1. melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang,
2. mengukur kemampuan fisik seseorang seperti kemampuan aerobik, ketahanan,
kekuatan dan kelenturan sesuai dengan umur.
3. penilaian atas kesehatan sendiri,
4. Indeks Massa Tubuh (BMI): B.kg / (T.m)
2.2.3. Pendidikan Masyarakat
Pengembangan Sumber Daya Manusia masyarakat merupakan kegiatan
yang harus dilaksanakan agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability) dan
keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka
lakukan. Dengan pengembangan ini diharapkan dapat memperbaiki dan mengatasi
kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik dan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi khususnya dibidang kepariwisataan.
Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan
pendidikan dan pelatihan masyarakat perlu dilakukan untuk menciptakan daya
saing khususnya di daerah tujuan wisata agar dapat memanfaatkan sektor
pariwisata sebagai sumber pendapatan yang utama. Kualitas sarana dan prasarana
sosial tersebut perlu dibangun lebih baik, , sehingga masyarakat termotivasi untuk
bersekolah dan menambah pengetahuan masyarakat khususnya dibidang
meningkatkan secara kuantitas dan kualitas pembangunan sarana dan prasarana
sosial tersebut. Termasuk sarana dan prasarana olah raga agar masyarakat tetap
sehat dan mampu mengukir prestasi dari ditingkat daerah, nasional maupun
internasional.
Pendidikan adalah suatu proses pengembangan kemampuan (perilaku) ke
arah yang diinginkan. Pendidikan (formal) sebagai bagian dari diklat mempunyai
peranan dalam sumber daya manusia (tenaga) sehingga tenaga tersebut mampu
melakukan tugas yang dibebankan oleh organisasi atau instansi dalam hal ini yang
bergerak dibidang industri pariwisata. Sementara pelatihan adalah merupakan
bagian dari suatu pedidikan formal yang tujuannya untuk meningkatkan
kemampuan atau keterampilan kerja seseorang atau sekelompok orang.
Menurut Adisasmita (2008), yang perlu diperhatikan dalam pendidikan
dan pelatihan adalah :
1. Standar pendidikan
2. Penyelenggaraan pendidikan
3. standar Pelatihan
4. pendirian institusi pendidikan
2.3. Penelitian Sebelumnya
Ediwarsyah (1987), melakukan penelitian yang berjudul “Pegaruh
Pengembangan Obyek Pariwisata Terhadap Pendapatan Masyarakat di
Lingkungan Obyek Pariwisata (Suatu Penelitian di Kelurahan Kecamatan Girsang
menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata mempunyai pengaruh terhadap
pendapatan masyarakat di lingkungan obyek pariwisata.
Angela (2004), melakukan penelitian berjudul “Strategi Pengembangan
Pariwisata dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Karo”. Mengemukakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Karo
signifikan di pengaruhi oleh sarana dan fasilitas di lokal obyek pariwsata, sarana
komunikasi dan trasnportasi, dan harga jual produk di lokasi obyek pariwisata.
Jumlah kunjungan wisatawan pada gilirannya berperan signifikan dalam upaya
peningkatan PAD Kabupaten Karo.
Sutan (2007), melakukan penelitian yang berjudul “Partisipasi
Masyarakat Terhadap Pengembangan Potensi Wisata Bahari Kawasan Obyek
Pariwisata Pantai Cermin”. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa wisata
bahari Pantai Cermin merupakan aset yang luar biasa terhadap pembangunan
Kabupaten Serdang Bedagai, dengn adanya pastisipasi dari masyarakat memiliki
pengaruh positif karena dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Henry (2008), melakukan penelitian yang berjudul “Dampak Lokasi
Wisata Theme Park Terhadap Pendapatan Masyarakat dan Pengembangan
Wilayah Kecamatan Pantai Cermin. Dalam penelitian ini menunjukkan setelah
adanya wisata Theme Park masyarakat masih belum merasakan secara signifikan
dengan indikasi masyarakat setempat masih kesulitan mencari nafkah untuk
kehidupan sehari-hari. Namun dari segi pengembangan wilayah dengan adanya
banyak yang bekerja di lokasi wisata Theme Park, masyarakat setempat
khususnya ibu-ibu banyak yang berdagang di lokasi wisata Theme Park.
Mahyar (2010), melakukan penelitian berjudul “Peranan Objek Wisata
Pantai Cermin dalam Pengembangan Ekonomi Lokal”. Dalam penelitian ini
menunjukan bahwa obyek wisata Pantai Cermin belum memiliki peran yang
cukup dalam pengembangan ekonomi lokal masyarakat setempat, karena dengan
adanya obyek wisata pantai cermin belum terlalu signifikan peningkatan
pendapatan masyarakat, lapangan kerja belum terbuka terlalu lebar dan
perkembangan aktifitas ekonomi masyarakat belum begitu berkembang.
2.4. Kerangka Pemikiran
Dalam Gambar 2.1, dikemukan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini
adalah kriteria pengembangan wisata dengan indikator objek wisata, prasrana dan
sarana wisata, serta pasar dan promosi. Sedangkan variabel terikatnya adalah
Kriteria kesejahteraan masyarakat dengan indikatornya adalah pendapatan
masyarakat, kesehatan masyarakat dan pendidikan masyarakat. Perencanaan
strategi didapat melalui mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal dari
variabel pengembangan kawasan wisata dan variabel kesejahteraan masyarakat.
Dengan analisis SWOT dihasilkan matriks untuk menentukan strategi
Kriteria Kesejahteraan masyarakat :
Pendapatan masyarakat
Kesehatan masyarakat
Pendidikan masyarakat
Faktor Eksternal
Faktor Internal Kriteria Pengembangan Kawasan
Wisata :
Objek Wisata
Sarana dan Prasarana wisata
Pasar dan Promosi wisata
[
Pengembangan Wilayah Strategi Pengembangan
Kawasan Wisata
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menitikberatkan pada analisis strategi pengembangan
kawasan wisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan
Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Fokus penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kondisi pengembangan kawasan wisata yang ada serta
bagaimana strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan tersebut
meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data
primer. Data sekunder di dapat dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bapeda Serdang
Bedagai, Dinas Pariwisata, Kantor Kecamatan Pantai Cermin, Pengelola objek
wisata, dan 4 kantor Kepala Desa di sekitar lokasi wisata, serta dari studi
kepustakaan yang bersumber dari literatur dokumen-dokumen atau tulisan-tulisan
yang ada hubungannya dengan permasalahan penelitian. Sedangkan data Primer
di peroleh langsung dari responden dengan alat pengumpul datanya berupa
kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan wawancara.
Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data
kecamatan, serta sarana
kesehatan dan pendidikan.
Objek wisata, sarana dan
prasarana wisata, promosi
wisata :
keunikan atraksi wisata,
kemudahan pencapaian,
kemudahan mendapatkan
moda/ sarana transportasi ,
kualitas fasilitas
pendukung, minat
terhadap objek wisata
Primer: kuisioner dan
yang ada, serta penentuan
strategi perkembangan
kawasan wisata Pantai
Cermin
Primer: kuisioner dan
wawancara
3.3.Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini meliputi masyarakat sekitar lokasi kawasan
wisata sebagai penyedia atraksi wisata (supply), wisatawan yang berkunjung
sebagai penikmat atraksi wisata (demand) serta pemerintah sebagai perencana dan
pengatur arah kegiatan (regulator).
Dalam pengambilan sampel dari populasi tersebut, penulis menggunakan
teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Arikunto (1997) mengatakan bahwa purposive
sampling adalah sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
tertentu. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Seperti keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, sehingga
tidak dapat diambil dalam jumlah yang besar.
Adapun Sampel yang diambil dalam penelitian ini merupakan responden
yang berjumlah 50 orang yang terdiri dari :
1. Aparat pemerintahan dari kecamatan, Dinas Pariwisata dan Bappeda Serdang
Bedagai sebanyak 10 orang
2. Tokoh masyarakat serta masyarakat disekitar lokasi kawasan wisata sebanyak
20 orang
3. Wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata sebanyak 20 orang.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meneliti, mempelajari
mempermudah penulis dalam menelaah dan memecahkan masalah-masalah
penelitian diperlukan adanya teknik pengumpulan data sesuai dengan bentuk
penelitian. Pengumpulan data menurut Nazir (2005) adalah “prosedur yang
sistematik dan standar”. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
1. Dokumen, buku, arsip serta peraturan perundang-undangan dan catatan dari
pihak yang mempunyai otoritas serta yang berkaitan dengan masalah
penelitian ini. Menurut Arikunto (1997) Teknik dokumentasi adalah ”mencari
data mengenai hal-hal yang dapat berupa catatan-catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya”.
2. Wawancara
Untuk dapat memperoleh data yang lebih lengkap lagi, penulis mengunakan
teknik wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab singkat
secara langsung kepada responden yang berhubungan dengan masalah
penelitian ini.
3. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2002) Kuesioner adalah “teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab”. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
4. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian, melihat, mendengar dan memperhatikan secara
langsung sehingga di dapat suatu gambaran yang nyata dan jelas objek yang
diteliti. Peneliti mengamati secara langsung obyek wisata yang ada serta
sarana dan prasarana yang mendukungnya.
3.5. Teknik Pengolahan Data 3.5.1. Analisis Statistik
Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama dalam penelitian ini
menggunakan analisis statistik dari kuesioner yang disebar. Penelitian ini
menggunakan alat statistik diskriptif yang menurut Sugiyono (2002) yaitu
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
yaitu menjawab dan memecahkan masalah dengan melakukan pemahaman dan
pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari objek yang diteliti guna
menghasilkan kesimpulan yang bersifat deskriptif sesuai dengan kondisi dan
waktu atau fakta – fakta rill yang terjadi pada saat penelitian.
Untuk mendapatkan data kualitatif dan mendapatkan kesimpulan yang
dapat menjawab permasalahan yang dihadapi, maka dilakukan beberapa tahap
analisis oleh peneliti. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh penulis
1. Menyeleksi data
Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan data dan keterangan yang
diperlukan dalam penelitian.
2. Klasifikasi data
Mengelompokkan data yang diperoleh tersebut sesuai dengan kebutuhan dan
permasalahan yang ada guna memperoleh gambaran umum yang jelas tentang
obyek yang diteliti.
3. Tabulasi data
Menampilkan data dalam bentuk tabel untuk mempermudah pemahaman.
4. Persentase data
Untuk mempermudah penulis dalam menganalisis data, maka menggunakan
statistik sederhana yaitu persentase (%). Menurut Nazir (2005) penghitungan
data dalam persen dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
P = F/ N x 100
Keterangan : P = Persentase
F = Frekuensi jawaban
N = Banyaknya responden
Selanjutnya persentase tersebut ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat
kualitatif. Kemudian setiap jawaban responden terhadap pertanyaan dalam
kuesioner akan diberi skor sesuai dengan bobot jawaban yang telah diterapkan,
a. Sangat Setuju dengan skor 5
a. Setuju dengan skor 4
b. Ragu-ragu dengan skor 3
c. Tidak setuju dengan skor 2
d. Sangat tidak setuju dengan skor 1
Untuk menentukan kategori penelitian terhadap jawaban responden maka
harus diketahui skor pada setiap indikator variabel penelitian, kemudian total skor
tersebut dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan untuk memperoleh
persentase. Dengan demikian menurut Arikunto (2006) hasilnya ditafsirkan
dengan menggunakan kategori sebagai berikut :
1. Persentase < 40% diberi kriteria tidak baik
2. Persentase 40%-65% diberi kriteria kurang baik
3. Persentase 66%-75% diberi kriteria cukup
4. Persentase 76%-85% diberi kriteria baik
5. Persentase 86%-100% dieri kriteria sangat baik
3.5.2. Analisis SWOT
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini,
penulis menggunakan analisis SWOT. Teknik analisis SWOT bertujuan untuk
mengetahui potensi, peluang, kendala serta ancaman dalam pengembangan
kawasan wisata Pantai Cermin kemudian dijabarkan dalam suatu matriks
Strength, Weakness, Oportunity dan Treat. Teknik analisis akan digunakan untuk
merumuskan skenario pengembangannya. Untuk mengenali masalah dalam
yang potensial. Pendeskripsian masing-masing obyek yang memuat pertimbangan
kualitatif dapat digambarkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Matrik SWOT
Faktor
Penggunaan teknik analisis SWOT dilakukan dengan membandingkan
antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan faktor eksternal (peluang
dan ancaman). Kemudian analisis SWOT dalam penelitian ini akan dikembangkan
dengan cara menyusun tabel ETOP (Environmental Threat and Oppurtunity
Profile) dan matriks SAP (Strategic Advantage Profile). Adapun langkah-langkah
yang dilakukan untuk menyusun analisis SWOT dalam studi ini adalah sebagai
berikut:
1. Analisis Faktor Eksternal (Matriks ETOP)
Berdasarkan lingkungan eksternal kawasan wisata Pantai Cermin akan
diidentifikasi mengenai peluang dan ancaman yang ada. Lingkungan ekternal
mempengaruhi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin, adapun
elemen-elemen yang dimaksud meliputi: kondisi dan situasi yang sedang terjadi,
keterkaitan kawasan wisata Pantai Cermin dengan obyek wisata yang lain,
kebijakkan yang ada dan lain sebagainya. Dengan menggunakan matriks ETOP
diketahui posisi usaha pariwisata Pantai Cermin, sedangkan langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk menentukan matriks ETOP adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi elemen-elemen yang termasuk dalam faktor eksternal yang
meliputi peluang dan ancaman dari pengembangan kawasan wisata .
2. Memberikan bobot dan nilai pada masing-masing elemen yang telah
diidentifikasi.
3. Menemukan nilai tertimbang dengan cara mengalikan antara bobot dan nilai
4. Menjumlahkan nilai tertimbang dari setiap elemen
Tabel 3.3 Perhitungan Bobot Faktor Ekternal
Bobot Elemen Peluang Bobot Elemen Ancaman
Tabel 3.4 Perhitungan Nilai Faktor Ekternal
Sumber : Rangkuti,2008
Nilai Elemen Peluang Nilai Elemen Ancaman Responden
Setelah kegiatan pemberian bobot dan nilai pada setiap elemen eksternal
(peluang dan ancaman), langkah selanjutnya adalah mengalikan antara bobot
dengan nilai yang diberikan untuk mengetahui skor dari masing-masing elemen
eksternal. Dari nilai dari elemen ekternal dapat digunakan untuk menentukan
posisi kawasan wisata Pantai Cermin pada matriks ETOP, sedangkan dari hasil
ETOP akan digunakan untuk menentukan potensi pengembangan pada matriks
SWOT. Matriks ETOP dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Matrik ETOP
Usaha Ideal Usaha Spekulatif
Usaha Dewasa Usaha Gawat
1
Sumber : Salusu 1996
Tingkat Ancaman
2. Analisis Faktor Internal
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis faktor internal, analisis
eksternal tahap sebelumnya, akan tetapi dalam analisis faktor internal ini
cenderung menggunakan elemen faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang
terdapat dalam usaha pemanfaatan kawasan wisata Pantai Cermin sebagai objek
wisata alam. Langkah penghitungan elemen-elemen internal dengan cara
pemberian bobot dan nilai yang dilakukan oleh responden, selanjutnya diteruskan
dengan penghitungan bobot faktor internal. Adapun penghitungan tersebut dapat
dicermati pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Perhitungan Bobot Faktor Internal
Bobot Elemen Kekuatan Bobot Elemen Kelemahan
Responden
Sedangkan langkah yang dilakukan untuk menghitung nilai dari faktor
internal mempunyai tahapan yang sama dengan penghitungan nilai faktor
ekternal, setelah bobot dan nilai dari faktor internal dapat diketahui maka langkah
selanjutnya menentukan skor dari faktor internal dengan cara mengalikan bobot
dan nilai dari setiap elemen internalnya. Berdasarkan total skor hasil perhitungan
akan diketahui profile keunggulan strategis atau Strategic Advantage Profile,
sedangkan untuk menentukan SAP diperlukan adanya klasifikasi skor internal.
Adapun klasifikasi skor dan pengelompokkan posisi persaingan adalah sebagai
Penentuan Klasifikasi
I = (Skala maksimal – Skala minimal) / Jumlah Klasifikasi
/ 6
I = 0,667
bel 3.7 Pengelompokkan Posisi SA I = (5 – 1)
Ta P
Nilai Posisi
1 – 1,66 Avoid (Hindari)
1,67 – 2,33 Weak (Lemah)
2,34 – 3,00 Tenable (Dapat Dipertahankan) Favourable (Menguntungkan)
33 Strong (Kuat)
4,34 – 5,00 Dominant (Menonjol)
3,01 – 3,66 3,67 – 4,
Su r : Salusu 1996
Analisis matriks SWOT dalam penelitian ini dipergunakan untuk
menetapkan alternatif strategi pengembangan kawasan wisata Pantai Cermin,
dalam analisis matriks ini akan digunakan variabel kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman. Berdasarkan analisis faktor inte mbe
rnal dan eksternal dapat dibuat suatu
matriks posisi SWOT s
Tabel 3.8 Analisis Matriks SW
Ideal De Spekulatif Ga t
eperti pada Tabel 3.8.
OT
Sumber : Salusu 1996