RANCANG BANGUN SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE
PADA KASUS CV TIDAR JAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
CITRA PRASETYA 12.41010.0062
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABLE ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah... 4
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Sistem ... 7
2.2 Proses Produksi ... 7
2.2.1 Pentingnya Perencanaan Produksi ... 8
2.3 Penjadwalan Produksi ... 8
2.4 Istilah-Istilah Dalam Penjadwalan Produksi ... 10
2.5 Metode Earliest Due Date ... 12
2.6 Perbandingan Metode... 14
2.7 Diagram Alir Dokumen (Document Flowchart) ... 15
ix
2.9 Diagram Konteks (Context Diagram) ... 17
2.10 Data Flow Diagram (DFD) ... 18
2.11 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 22
2.12 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) ... 28
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 32
3.1 Identifikasi Masalah, Peluang dan Tujuan ... 32
3.1.1 Analisis Tugas Bagian Penjualan ... 36
3.1.2 Analisis Tugas Bagian Pembelian ... 36
3.2 Elisitasi Kebutuhan Informasi ... 37
3.2.1 Kebutuhan Informasi Untuk Manajer ... 37
3.2.2 Kebutuhan Informasi Untuk Bagian Penjualan... 38
3.2.3 Kebutuhan Informasi Untuk Bagian Produksi ... 39
3.3 Analisis Kebutuhan Sistem ... 40
3.3.1 Manajer ... 41
3.3.2 Bagian Penjualan ... 45
3.3.3 Bagian Produksi ... 52
3.4 Merancang Sistem yang Direkomendasikan ... 55
3.4.1 Data Flow Diagram ... 58
3.4.2 Entity Relationship Diagram ... 64
3.4.3 Struktur Tabel... 66
3.4.4 Desain Antar Muka ... 69
3.5 Mengembangkan dan Merekomendasikan Perangkat Lunak ... 85
3.6 Menguji dan Mempertahankan Sistem... 85
x
4.1 Implementasi Sistem ... 90
4.1.1 Kebutuhan Sistem ... 90
4.1.2 Instalasi Program ... 91
4.2 Uji Coba dan Evaluasi Sistem ... 91
4.2.1 Evaluasi Hasil Uji Coba Halaman Login ... 91
4.2.2 Evaluasi Hasil Uji Coba Menu Master... 94
4.2.3 Evaluasi Hasil Uji Coba Menu Transaksi ... 102
4.2.4 Evaluasi Hasil Uji Coba Menu Penjadwalan ... 106
4.2.5 Evaluasi Hasil Uji Coba Menu Laporan ... 108
4.3 Perbandingan Perhitungan Manual dengan Perhitungan Aplikasi ... 112
4.4 Perhitungan Kepuasan Pelanggan ... 114
BAB V PENUTUP ... 117
5.1 Kesimpulan ... 117
5.2 Saran ... 117
DAFTAR PUSTAKA ... 119
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
CV Tidar Jaya adalah sebuah perusahaan jasa yang berdiri pada tahun
1989. Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No. 136-138 A Surabaya ini
bergerak pada bidang percetakan buku, undangan dan brosur dengan hanya
melayani cetakan dalam jumlah banyak (minimal pemesanan 50 buah/cetakan).
Perusahaan ini tergolong perusahaan yang maju dan berkembang, hal ini dapat
dilihat dari banyaknya pesanan yang masuk kepada perusahaan dan omset
perusahaan yang didapat sekitar 30 juta rupiah setiap bulannya. Dalam
menjalankan usahanya CV Tidar Jaya menggunakan 2 buah mesin cetak dengan
kapasitas yang berbeda, (1) mesin besar dengan kapasitas cetak warna maupun
hitam putih sebanyak 500 lembar per-jamnya; (2) mesin kecil dengan kapasitas
cetak warna sebanyak 200 lembar per-jam dan hitam putih sebanyak 300 lembar
per-jam.
Proses bisnis yang ada pada perusahaan ini dimulai dari pelanggan
mengirimkan pesanan kepada perusahaan, setelah perusahaan menerima pesanan
tersebut pihak perusahaan memberikan tanggal jatuh tempo penyelesaian pesanan
kepada pelanggan untuk digunakan sebagai tanggal pengambilan pesanan. Proses
selanjutnya yaitu tahap produksi cetak, dalam tahap produksi memiliki 3 proses
yaitu desain, cetak dan penjilitan. Dalam tahap produksi tidak semua pesanan
melalui 3 tahap didalamnya, terkadang pihak perusahaan menerima pesanan yang
telah siap cetak tanpa melalui proses desan dan penjilitan. Setelah proses produksi
2
melakukan pengepakan pesanan tanpa melihat banyaknya jumlah pesanan. Tahap
terakhir yaitu tahap pengiriman pesanan, pesanan yang telah selesai tahap
pengepakan selajutnya dilakukan proses pengiriman kepada pelanggan, proses
pengiriman tidak selalu dilakukan oleh pihak perusahaan tekadang pihak
pelanggan melakukan pengambilan pesanan sendiri sesuai dengan tanggal jatuh
tempo yang telah disepakati saat order pesanan.
Dalam pelaksanaan proses bisnisnya, perusahaan ini memiliki beberapa
permasalahan yaitu dalam menerima pesanan pelanggan dan menentukan waktu
penyelesaian pesanan selalu memperkirakan berapa lama waktu pekerjaan produk
dapat diselesaikan serta seringnya mendahulukan pesanan lain yang memiliki
prioritas khusus tanpa memikirkan pesanan-pesanan yang datang lebih dulu.
Prioritas khusus yang dimaksud yaitu terkadang pelanggan menginginkan waktu
penyelesaiaan yang lebih cepat dari yang lain dengan jumlah/banyaknya pesanan
yang sama dan pelanggan tersebut berani untuk membayar lebih mahal, secara
otomatis pihak perusahaan menerima pesanan tersebut dan mendahulukan proses
produksi tanpa memperhitungkan pesanan-pesanan yang lain.
Permasalahan di atas disebabkan karena: (1) belum adanya perhitungan
dalam menentukan waktu penyelesaian pesanan; (2) tidak adanya penjadwalan
produksi yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Kedua hal tersebut berdampak
pada perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya. Tanpa adanya perhitungan
dalam menentukan waktu penyelesaian dan tidak adanya menjadwalan produksi
yang dilakukan mengakibatkan sering terjadinya keterlambatan dalam
3
wawancara keterlambatan yang dihasilkan sekitar 70% dari total pesanan yang
masuk dengan rata-rata pesanan 25-30 pesanan setiap minggu.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka CV Tidar Jaya membutuhkan
suatu sistem penjadwalan produksi yang dapat menentukan waktu penyelesaian
pesanan (due date) serta memperkirakan atau menghitung waktu keterlambatan
minimum setiap pemrosesan pesanan dan jika terlambat, keterlambatan tersebut
harus seminimal mungkin. Dari kedua kondisi diatas, didapatkan suatu metode
penjadwalan yang dapat meminimalkan keterlambatan maksimum (maximum
tardiness) yaitu metode Earliest Due Date (EDD). Dengan menggunakan metode
EDD, pekerjaan yang memiliki saat jatuh tempo paling awal dijadwalkan terlebih
dahulu daripada pekerjaan dengan saat jatuh tempo paling akhir hal ini bertujuan
untuk meminimalkan keterlambatan maksimum.
Dengan adanya sistem penjadwalan ini diharapkan mampu menghasilkan
keputusan waktu penyelesaian pesanan dan mempercepat proses produksi
sehingga keterlambatan dapat diminimalkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah dalam
tugas akhir ini yaitu:
1. Bagaimana membangun sistem penjadwalan produksi dengan menggunakan
metode Earliest Due Date (EDD) dalam lingkup produksi percetakan.
2. Bagaimana merancang dan membangun sistem penjadwalan produksi
4
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dibahas dalam perancangan ini:
1. Objek penelitian hanya dibatasi pada penjadwalan produksi percetakan saja,
sedangkan kualitas produk tidak dibahas.
2. Sistem penjadwalan produksi percetakan dirancang berdasarkan sistem yang
ada pada CV Tidar Jaya dengan memperhatikan variable-variable sebagai
berikut: (1) jumlah keterlambatan maksimum; (2) waktu pemrosesan setiap
pesanan; (3) tanggal jatuh tempo masing-masing pesanan.
3. Faktor non teknis yang juga dijadikan variable dalam sistem penjadwalan
produksi ini yaitu jika terjadinya lampu mati (adanya idle time).
4. Permasalahan dibatasi pada proses penjadwalan produksi percetakan dan
tidak menyangkut masalah inventory, sehingga diansumsikan material selalu
tersedia.
5. Penjadwalan akan dilakukan setiap 1 hari sekali.
6. Proses penjadwalan hanya menangani penjadwalan cetak tidak menyangkut
mengenai proses desain dan penjilitan.
1.4Tujuan
Tujuan dari sistem ini yaitu:
1. Merancang dan membangun sebuah sistem penjadwalan produksi percetakan
pada CV Tidar Jaya.
2. Menerapkan metode Earliest Due Date untuk melakukan proses penjadwalan
5
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyususan laporan ini
dibedakan dengan pembagian bab sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan
yang dihadapi CV Tidar Jaya, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II: LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi pembahasan landasan teori tentang
sistem penjadwalan produksi, metode Earliest Due Date
(EDD), sistem informasi dan perancangan sistem.
BAB III: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan
sistem, mulai dari melakukan identifikasi masalah dan
melakukan pengumpulan data dengan cara wawancaara
pemilik perusahaan CV Tidar Jaya dan observasi,
menentukan kebutuhan informasi untuk pemilik perusahaan
dan bagian produksi, melakukan perancangan sistem yang
baru meliputi document flow, system flow, flowchart EDD,
data flow diagram, entity relationship diagram. Selain itu
juga melakukan pembuatan desain antar muka, melakukan
pembuatan sistem sesuai rancangan yang telah dibuat,
melakukan uji coba menggunakan metode blackbox
6
yang akan dibuat nanti melakuakn perhitungan EDD
dengan benar.
BAB IV: IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini akan dibahas tentang kebutuhan minimal
perangkat lunak dan perangkat keras, melakukan pengujian
sistem yang dibuat dengan cara membandingkan hasil
perhitungan aplikasi dengan perhitungan menggunakan
excel serta membandingkan perhitungan menggunakan
metode EDD dengan metode SPT. Selain itu juga dilakukan
evaluasi terhadap sistem yang telah dibuat apakah setiap
fungsi berjalan dengan baik atau tidak.
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini akan dibahas tentang kesimpulan dari hasil uji
coba terhadap sistem penjadwalan produksi pada CV Tidar
Jaya dan saran yang dapat disampaikan untuk
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Menurut Badri (2007) Sistem terdiri dari subsistem yang berhubungan
dengan prosedur yang membantu pancapain tujuan. Pada saat prosedur diperlukan
untuk melengkapi beberapa proses pekerjaan, maka metode berisi tentang
aktivitas operasional atau teknis yang akan menjelaskanya.
2.2 Proses Produksi
Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus-menerus (continuos
improvment), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk
menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai
distribusi kepada konsumen (Gaspersz, 2004).
Secara umum, proses produksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu proses
produksi yang terus-menerus (countinous processes) dan proses produksi yang
terputus-putus (intermittent processes). Perbedaan dari kedua proses produksi
tersebut adalah berdasarkan pada panjang tidaknya waktu persiapan untuk
mengatur (set up) peralatan produksi yang digunakan untuk memproduksi suatu
produk atau beberapa produk tanpa mengalami perubahan. Pada proses produksi
yang terus-menerus, perusahaan atau pabrik menggunakan mesin-mesin yang
dipersiapkan (set up) dalam jangka waktu yang lama dan tanpa mengalami
perubahan. Sedangkan untuk proses produksi yang terputus-putus menggunakan
mesin-mesin yang dipersiapkan dalam jangka waktu yang pendek, dan kemudian
8
countinous processes dan intermittent processes juga terdapat proses produksi
yang bersifat proyek, di mana kegiatan produksi dilakukan pada tempat dan waktu
yang berbeda – beda, sehingga peralatan produksi yang digunakan ditempatkan di
lokasi di mana proyek tersebut dilaksanakan dan pada saat yang direncanakan.
2.2.1 Pentingnya Perencanaan Produksi
Pentingnya perencanaan produksi (Tersine dalam Pangestu, 2005)
dimaksudkan untuk mengadakan persiapan produksi, sehingga proses produksi
dapat berjalan dengan lancar. Persiapan tersebut meliputi persiapan bahan baku,
tenaga kerja, mesin-mesin dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk
memproduksi barang.
Dengan adanya perencanaan produksi, maka kita dapat mengatehui
beberapa jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan beraa lama waktu penyelesaian
suatu produk sehingga tidak terjadi keterlambatan serta proses produksi berjalan
dengan lancar.
Adapun tujuan dari perencanaan prosuksi adalah:
1. Menentukan jumlah persediaan bahan baku yang optimal.
2. Dapaat memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat.
3. Menentukan persiapan-persiapan yang dibutuhkan untuk produksi secara
tepat.
2.3 Penjadwalan Produksi
Menurut Arman, dkk (2008), penjadwalan produksi dapat didefinisikan
sebagai proses pengalokasian sumber daya dan mesin yang ada untuk
9
ada. Pada saat merencanakan suatu jadwal produksi, ketersediaan sumber daya
yang dimiliki harus dipertimbangkan dengan baik.
Menurut Arman, dkk (2008), tujuan dari penjadwalan produksi adalah:
1. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya,
sehingga total waktu proses dapat berkurang dan produktivitasnya dapat
meningkat.
2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah
pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada masih
mengerjakan tugas yang lain.
3. Mengurangi beberapa keterlambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas
waktu penyelesaian sehingga akan meminimaliasi biaya keterlambatan.
4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik
dan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya dapat
dihindarkan.
Penjadwalan produksi memiliki beberapa metode dalam penyelesaiannya,
adapun metode-metode tersebut yang digunakan antara lain:
1. Metode Shortest Processing Time (SPT), metode ini memprioritaskan operasi
atau pekerjaan yang waktu prosesnya terpendek. Metode ini meminimalkan
work in proces, rata-rata keterlambatan (mean latenes) dan waktu
penyelesaian rata-rata (mean flow time) produk.
2. Metode Longest Processing Time (LPT), metode ini memprioritaskan operasi
atau pekerjaan yang mempunyai waktu proses yang terlama dulu yang akan
10
3. Metode Earliest Due Date (EDD), metode ini memprioritaskan operasi atau
pekerjaan yang batas penyelesaiannya (Due Date) terpendek. Metode ini
berjalan baik pada pekerjaan yang waktu prosesnya relatif sama.
4. FCFS (First Come First Server), metode yang memprioritaskan operasi atau
pekerjaan yang datang terlebih dahulu. Pekerjaan atau proses yang datang
akan langsung diproses terlebih dahulu. Metode ini sangat cocok untuk
perusahaan atau organisasi yang pelanggannya lebih mementingkan waktu
pelayanan.
5. Algoritma Hodgson, digunakan untuk meminimalkan jumblah pekerjaan
yang terlambat.
Adapun kriteria-kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar pemilihan
metode penjadwalan yang sesuai antara lain (Arman, dkk, 2008):
1. Mean Flow Time: rata-rata waktu tinggal pekerjaan dalam sistem.
2. Makespam: waktu penyelesaian semua pekerjaan.
3. Tardiness: keterlambatan.
4. Maximum Tardiness: keterlambatan maksimum.
5. Mean Tardiness: rata-rata waktu keterlambatan.
6. Number of Tardy Job: jumlah pekerjaan yang terlambat.
2.4 Istilah-istilah dalam Penjadwalan Produksi
Beberapa istilah umum yang digunakan dalam penjadwalan produksi
antara lain:
1. Processing time (waktu proses), merupakan perkiraan waktu penyelesaiaan
suatu pekerjaan atau waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu proses
11
2. Due Date (batas waktu), merupakan batas waktu yang ditetapkan untuk suatu
pekerjaan. Jika pekerjaan diselesaikan dengan waktu lebih lama dari due
date, maka pekerjaan dianggap terlambat. Diassumsikan bahwa beberapa
jenis penalty akan terjadi jika pekerjaan terlambat. Due date dinotasikan
sebagai di.
3. Lateness (keterlambatan), merupakan Selisih antara waktu penyelesaian
pekerjaan dengan batas waktunya (due date). Suatu pekerjaan dapat memiliki
kelambatan positif, dalam hal pekerjaan selesai setelah batas waktunya atau
kelambatan negatif, dimana pekerjaan selesai sebelum batas waktu yang
ditetapkan. Lateness dinotasikan sebagai Li.
4. Tardiness (ukuran keterlambatan), merupakan kuran kelambatan positif. Jika
pekerjaan selesai lebih awal dari batas waktu, pekerjaan ini akan memiliki
Lateness negatif tetapi Tardiness positif. Tardiness dinotasikan sebagai Ti
dimana Ti ialah maksimum (0,Li).
5. Slack (kelonggaran), merupakan ukuran selisih antara waktu yang tersisa
antara saat selesainya pekerjaan dengan batas waktu yang ditetapkan. Slack
dinotasikan sebagai Sli = di– ti.
6. Completion Time (waktu penyelesaian), merupakan rentang antara awal
pekerjaan pada pekerjaan pertama, dimana pekerjaan dinotasikan sebagai t =
0 dan saat dimana pekerjaan ke-i diselesaikan. Rentang ini dinotasikan
sebagai Ci.
7. Flow Time (waktu alir), merupakan, Rentang waktu antara saat suatu
12
time sama dengan waktu pemrosesan ditambah dengan waktu menunggu
sebelum diproses. Waktu alir dinotasikan sebagai Fi.
8. Idle Time (waktu tunggu), merupakan durasi waktu di saat sebuah mesin
dalam kondisi statis. Dengan kata lain mesin itu hidup atau aktif, tetapi tidak
dapat dipakai untuk bekerja.
2.5 Metode Earliest Due Date (EDD)
Menurut Bedworth dalam Pangestu (2005) Metode Earliest Due Date
menjelaskan bahwa pengurutan pekerjaan berdasarkan batas waktu (Due Date)
tercepat. Pekerjaan dengan saat jatuh tempo paling awal harus dijadwalkan
terlebih dahulu daripada pekerjaan dengan saat jatuh tempo paling akhir. Metode
ini dapat digunakan untuk penjadwalan pada satu mesin (single machine) maupun
untuk penjadwalan pada beberapa mesin (pararel machine). Metode ini bertujuan
untuk meminimasi kelambatan maksimum (Maximum Lateness) atau meminimasi
ukuran kelambatan maksimum (Maksimum Tardiness) suatu pekerjaan.
Parameter-parameter yang diperlukan dalam penjadwalan dengan metode
Earliest Due Date ini adalah waktu pemrosesan dan due date tiap pekerjaan.
Langkah-langkah penggunaan petode ini antara lain:
Langkah 1: Urutkan pekerjaan berdasarkan tanggal jatuh tempo terdekat.
Langkah 2: Ambil pekerjaan satu persatu dari urutan berdasarkan tanggal jatuh
tempo itu lalu jadwalkan pada mesin dengan beban yang paling
minimum. Jika ada 2 mesin atau lebih yang memiliki beban paling
minimum, jadwalkan pekerjaan pada salah satu mesin secara
13
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mendapatkan order 10 buah pesanan
dengan data sebagai berikut:
Tabel 2.1 Contoh Data Pesanan
pekerjaan waktu proses ti
(jam)
due date di
(jam)
1 3 10
2 3 15
3 3 20
4 4 10
5 2 10
6 5 15
7 3 8
8 3 40
9 2 50
10 4 35
Urutkan pekerjaan berdasarkan tanggal jatuh tempo terdekat.
Tabel 2.2 Perhitungan EDD
pekerjaan waktu proses ti
(jam)
Completion Time ci
(jam)
due date di
(jam) lateness Li
7 3 3 8 3-8 = -5
1 3 3+3 = 6 10 6-10 = -4
4 4 6+4 = 10 10 10-10 = 0
5 2 10+2 = 12 10 12-10 = 2
14
pekerjaan waktu proses ti
(jam)
Completion Time ci
(jam)
2.6 Perbandingan Metode
Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah metode EDD
menghasilkan keterlambatan maksimum lebih kecil dari pada metode-metode
yang lain atau tidak. Perbandinga tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3, tabel 2.4
dan tabel 2.5.
Tabel 2.3 Metode Shortest Processing Time (SPT)
Pekerjaan Waktu Proses ti (jam)
Completion Time ci
(jam)
Tabel 2.4 Metode Longest Processing Time (LPT)
Pekerjaan Waktu Proses ti (jam)
Completion Time ci
15
Pekerjaan Waktu Proses ti (jam)
Completion Time ci
(jam)
Tabel 2.5 Metode FCFS (First Come First Server)
Pekerjaan Waktu Proses ti (jam)
Completion Time ci
(jam)
EDD menghasilkan keterlambatan maksismum paling kecil dengan keterlambatan
sebesar 8 jam, dibandingkan dengan metode SPT dengan keterlambatan sebesar
17 jam, LPT dengan keterlambatan sebesar 20 jam dan FCFS dengan
keterlambatan sebesar 15 jam.
2.7 Diagram Alir Dokumen (Document Flowchart)
Menurut Jogiyanto (2005), diagram alir dokumen atau paperwork
flowchart merupakan diagram alir yang menunjukkan arus laporan dan formulir
16
diagram alir dokumen adalah diagram yang menggambarkan aliran seluruh
dokumen. Diagram alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama
dengan diagram alir sistem. Diagram alir dokumen digambar dengan
menggunakan simbol-simbol yang ada pada gambar berikut (Jogiyanto, 2005):
17
2.8 Diagram Alir Sistem (System Flowchart)
Diagram alir sistem merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu
sistem peralatan komputer yang digunakan untuk mengolah data dan
menghubungkan antar peralatan tersebut (Oetomo, 2002). Diagram alir sistem ini
tidak digunakan untuk menggambarkan langkah-langkah dalam memecahkan
masalah tetapi hanya menggambarkan prosedur pada sistem yang dibentuk.
Diagram alir sistem digambar dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Ada
dua jenis simbol yang digunakan untuk menggambar diagram alir sistem, yaitu:
1. Flow Direction Symbols
Flow direction symbols digunakan untuk menghubungkan antara satu
simbol dengan simbol lainnya.
2. Processing Symbols
Processing symbols merupakan simbol yang menunjukkan jenis operasi
pengolahan data dalam suatu proses. Simbol-simbol tersebut dijelaskan pada tabel
di bawah ini:
2.9 Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks merupakan sebuah model proses yang digunakan untuk
mendokumentasikan ruang lingkup dari sebuah sistem (Whitten, 2004). Menurut
Oetomo (2002), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
diagram konteks, diantaranya:
1. Kelompok pemakai, baik internal maupun eksternal perusahaan.
2. Identifikasi kejadian-kejadian yang mungkin terjadi dalam penggunaan
18
3. Arah anak panah yang menunjukkan aliran data.
4. Setiap kejadian digambarkan dalam bentuk yang sederhana dan mudah
dipahami oleh pembuat sistem.
Suatu diagram konteks hanya mengandung satu proses saja, biasanya
diberi nomor proses 0. Proses ini mewakili proses dari seluruh sistem dengan
dunia luarnya. Simbol-simbol yang digunakan dalam membuat diagram konteks
digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.6 Simbol-simbol Context Diagram
No Nama Simbol Fungsi
1. External Entity
Simbol ini digunakan
untuk berkomunikasi
dengan sistem aliran data.
2. Process 1
Process_1
Simbol ini berfungsi untuk
mewakili suatu aktifitas
yang ada pada sistem.
3. Flow (Aliran data)
Simbol ini digunakan
untuk menunjukkan arah
dari aliran data.
2.10 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten (2004), Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang
menggambarkan aliran data melalui sistem. Dalam pembuatan DFD, terdapat
19
Tingkatan tersebut dimulai dari tingkatan tertinggi ke bentuk yang lebih rinci.
Tingkatan DFD terdiri atas:
1. Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks merupakan sebuah model proses yang digunakan untuk
mendokumentasikan ruang lingkup dari sebuah sistem (Whitten, 2004).
2. Diagram level 0
Diagram level 0 merupakan diagram aliran data yang menggambarkan
sebuah event konteks. Diagram ini menunjukkan interaksi antara input, output,
dan data store pada setiap proses yang ada.
3. Diagram rinci
Diagram rinci menggambarkan rincian dari proses yang ada pada
tingkatan sebelumnya. Diagram ini merupakan diagram dengan tingkatan paling
rendah dan tidak dapat diuraikan lagi.
DFD terdiri atas empat simbol. Simbol-simbol tersebut digambarkan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 2.7 Simbol-simbol DFD
No Nama Simbol Fungsi
1. External Entity
External entity merupakan
kesatuan di lingkungan
luar sistem yang dapat
berupa orang, organisasi,
atau sistem lainnya yang
akan memberikan input
20
No Nama Simbol Fungsi
2. Process 1
Process_1
Proses adalah kegiatan
yang dilakukan oleh orang
atau komputer dari arus
data yang masuk untuk
menghasilkan arus data
yang keluar.
3.
Data Flow (Aliran
data)
Data flow atau aliran data
yang mengalir diantara
proses. Aliran data dapat
digambarkan dari bawah
ke atas, kiri ke kanan,
maupun sebaliknya.
4. Data Store 1 Data Store_1
Data store merupakan
tempat penyimpanan data
yang berupa file maupun
database di dalam sistem
komputer.
Setiap simbol memiliki aturan tersendiri dalam penggunaannya.
Aturan-aturan tersebut antara lain:
1. External Entity (Entitas Luar)
21
a. Data harus bergerak melalui proses, selama data tersebut berhubungan
dengan sistem. Jika data tidak berhubungan dengan proses, maka aliran data
tidak perlu ditampilkan pada DFD.
b. Entitas luar diberi label dengan sebuah frase kata benda.
2. Process
Aturan penggunaan untuk Process antara lain:
a. Sebuah proses tidak hanya memiliki output. Jika sebuah objek hanya
memiliki output, maka objek tersebut adalah source.
b. Sebuah proses tidak hanya memiliki input. Jika sebuah objek hanya memiliki
sebuah input, maka objek tersebut adalah entitas luar.
c. Sebuah proses diberi label dengan sebuah frase kata kerja.
3. Data Flow (Aliran Data)
Aturan penggunaan untuk Data Flow (Aliran Data) antara lain:
a. Sebuah aliran data hanya menggunakan satu arah antar simbol.
b. Sebuah cabang pada aliran data memiliki arti data yang sama dari satu lokasi
menuju ke satu atau lebih proses, tempat penyimpanan data, serta entitas luar.
c. Sebuah aliran data tidak dapat bergerak ke proses asalnya sehingga
membutuhkan proses lain untuk menangani, menghasilkan, dan
mengembalikan aliran data ke proses asal.
d. Aliran data atau data flow diberi label dengan frase kata benda.
4. Data Store
Aturan penggunaan untuk Data Store antara lain:
a. Data harus bergerak melalui proses dimana data diterima melalui suatu
22
b. Data tidak dapat bergerak langsung dari data source menuju external entity.
c. Data store diberi label dengan frase kata benda.
2.11 Entity Relationship Diagram (ERD)
Pengertian Entity Relation Diagram (ERD) menurut Jogiyanto (2001)
adalah suatu komponen himpunan entitas dan relasi yang dilengkapi dengan
atribut yang mempresentasikan seluruh fakta. ERD digunakan untuk
menggambarkan model hubungan data dalam sistem yang di dalamnya terdapat
hubungan entitas berserta atribut relasinya serta mendokumentasikan kebutuhan
sistem untuk pemrosesan data. ERD memiliki 4 jenis objek, antara lain:
1. Entity
Entitas adalah kelompok orang, tempat, objek, kejadian atau konsep
tentang apa yang diperlukan untuk menyimpan data (Whitten, 2004). Setiap
entitas yang dibuat memiliki tipe untuk mengidentifikasi apakah entitas tersebut
bergantung dengan entitas lainnya atau tidak. Tipe entitas merupakan kumpulan
objek yang memiliki kesamaan properti yang teridentifikasi oleh perusahaan dan
memiliki keberadaan yang independen (Connolly & Begg, 2002). Tipe entitas
terdiri atas dua jenis, yaitu:
a. Strong Entity
Strong Entity adalah tipe entitas yang tidak bergantung pada keberadaan
jenis entitas lainnya. Suatu entitas dikatakan kuat apabila tidak tergantung pada
entitas lainnya.
b. Weak Entity
Weak Entity adalah tipe entitas yang bergantung pada keberadaan jenis
23
entitas occurrence yang tidak dapat teridentifikasi secara unik. Entitas occurrence
adalah sebuah objek yang secara unik dapat teridentifikasi dengan tipe entitas
(Connolly & Begg, 2002).
2. Attribute
Menurut Connolly dan Begg (2002) atribut adalah deskripsi data yang
mengidentifikasikan dan membedakan suatu entitas dengan entitas lainnya. Setiap
atribut memiliki domain untuk mendefinisikan nilai-nilai potensial yang dapat
menguatkan atribut. Atribut domain adalah kumpulan nilai-nilai yang
diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut (Connolly & Begg, 2002). Atribut
dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:
a. Simple Attribute adalah atribut yang terdiri dari komponen tunggal. Simpel
atribut tidak dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil.
Gambar 2.2 Simbol Simple Attribute
b. Composite Attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa komponen yang
bersifat independen.
Gambar 2.3 Simbol Composite Attribute
c. Single-value Attribute adalah atribut yang memegang nilai tunggal dari suatu
24
Gambar 2.4 Simbol Single-value Attribut
d. Multi-value Attribute adalah atribut yang dapat memegang nilai lebih dari
suatu entitas.
Gambar 2.5 Simbol Multi-value Attribut
e. Derived Attribute adalah atribut yang mewakili turunan nilai sebuah atribut
yang saling berkaitan dan belum tentu dalam tipe entitas yang sama.
Gambar 2.6 Simbol Derived Attribut
f. Stored Attribute adalah atribut yang menyimpan nilai yang harus disimpan
Gambar 2.7 Simbol Stored Attribut
g. Key Attribute adalah atribut yang menyimpan nilai unik dari setiap entity dari
25
Gambar 2.8 Simbol Key Attribut
h. Partial Attribute adalah atribut yang menyimpan sebagian nilai dari key
attribute, atribut ini dimiliki oleh weak entity.
Gambar 2.9 Simbol Partial Attribut
3. Keys
Beberapa elemen data memiliki nilai yang diperoleh dari entitas tertentu.
Elemen penentu dari suatu entitas disebut elemen kunci (key) (Kadir, 2008).
Menurut Connolly dan Begg (2002) keys terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
a. Candidate Key
Candidate key merupakan set minimal dari suatu atribut yang secara unik
mengidentifikasi setiap occurrence dari tipe entitas. Candidate key tidak boleh
null (kosong).
b. Primary Key
Sebuah candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasi secara unik tiap
kejadian pada suatu entitas. Primary key harus bernilai unique dan tidak boleh
26
c. Composite Key
Sebuah candidate key yang mempunyai dua atribut atau lebih. Suatu
atribut yang membentuk composite key bukanlah kunci sederhana karena
composite key tidak membentuk kunci senyawa.
d. Alternate Key
Sebuah candidate key yang tidak menjadi primary key. Key ini biasa
disebut dengan secondary key.
e. Foreign Key
Himpunan atribut dalam suatu relasi yang cocok dengan candidate key
dari beberapa relasi lainnya. Foreign key mengacu pada primary key suatu tabel.
Nilai foreign key harus sesuai dengan nilai primary key yang diacunya.
4. Relationship
Menurut Whitten (2004) relationship adalah asosiasi bisnis alami antara
satu entitas atau lebih. Dalam suatu relasi, entitas yang saling berelasi memiliki
kata kerja aktif yang menunjukan bahwa keduanya saling berelasi satu sama lain.
Relasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. General Relationship
Sebuah relasi yang menghubugkan entitas secara umum, seperti strong
entity strong entity atau weak entity weak entity.
27
b. Identyfying Relationship
Relasi yang digunakan untuk menghubungkan stong entity dengan weak
entity.
Gambar 2.11 Simbol Identyfying Relationship
c. Recursive Relationship
Relasi yang digunakan untuk menghubungkan entity yang sama.
Gambar 2.12 Simbol Recursive Relationship
Dalam sebuah relasi antara entity dengan entity yang lain memiliki sebuah
rasio kardinalitas. Rasio kardinalitas memiliki 6 jenis, yaitu:
a. One to One (1 : 1)
Relasi one to one berarti setiap entitas himpunan A hanya berhubungan
dengan satu entitas himpunan B, begitu juga sebaliknya.
Gambar 2.13 Simbol One to one
b. One to Many (1 : n)
Relasi one to many berarti suatu entitas himpunan A dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada entitas himpunan B, namun tidak sebaliknya.
1 1
1
28
Gambar 2.14 Simbol One to Many
c. Many to Many (m : n)
Relasi many to many berarti setiap entitas himpunan A dapat berhubungan
dengan entitas pada himpunan B, begitu juga sebaliknya.
Gambar 2.15 Simbol Many to Many
d. Relasi rekursif one to one
Relasi rekursif one to one adalah sebuah tipe relasi yang dimana entitasnya
mempartisipasi lebih dari satu peran.
e. Relasi superclass/subclass
Untuk setiap relasi superclass/subclass, entitas superclass diidentifikasikan
sebagai entitas induk dan entitas subclass sebagai anggotanya.
f. Relasi kompleks
Relasi kompleks adalah tipe relasi yang dimana satu entitas berhubungan
dengan entitas lainnya yang dapat membentuk sirkulasi dalam relasi tersebut.
2.12 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)
Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau Software Development Life
Cycle (SDLC) merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan
tahapan utama dan langkah–langkah di dalam tahapan tersebut dalam proses
1
n
1
1
1
m
n
29
pengembangannya. Kegiatan pengembangan sistem dapat diartikan sebagai
kegiatan membangun sistem baru untuk mengganti, memperbaiki atau
meningkatkan fungsi sistem yang sudah ada. (Kusrini & Koniyo, 2007)
Menurut Kendall dan Kendall (2010) system development life cycle terdiri
dari tujuh fase yaitu:
1. Identifikasi masalah, peluang dan tujuan
Dalam tahap pertama, seorang sistem analis mengidentifikasi masalah,
pulang dan tujuan yang akan dicapai. Tahap ini merupakan langkah penting
karena menyangkut pengumpulan informasi mengenai kebutuhan
konsumen/pengguna.
Aktivitas dalam tahap ini meliputi observasi atau wawancara kepada
narasumber yang berkepentingan, menyimpulkan pengetahuan yang telah
diperoleh, mengestimasi cakupan permasalahan/proyek, dan
mendokumentasikan hasil-hasil yang telah didapat pada proses sebelumnya.
2. Menentukan kebutuhan informasi
Pada tahap kedua ini, sistem analis menentukan apa saja kebutuhan informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna/konsumen. Tahap ini berfokus pada
menentukan sample dan memeriksa data mentah, wawancara, observasi
pembuat keputusan dan lingkungan perusahaan, serta membuat prototyping.
3. Menganalisis kebutuhan sistem
Tahap ketiga yaitu menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem yang akan
digunakan nantinya sebelum proses coding. Perangkat yang digunakan dalam
tahap ini ialah penggunaan diagram aliran data untuk menyusun input, proses
30
4. Merancang sistem yang direkomendasikan
Dalam tahap ini, sistem analis akan merancang prosedur data entry
sedemikian rupa sehingga data yang dimasukan kedalam sistem benar-benar
sesuai dengan kebutuhan informasi yang telah dibuat sebelumnya. Proses ini
berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi
interface, dan detail (algoritma) prosedural.
5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak
Pada tahap ini merupakan proses membuat kode (code generation). Coding
atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa
dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang
diminta oleh user, serta menerjemahkan rancangan sistem yang telah dibuat
oleh sistem analis sebelumnya.
6. Menguji dan mempertahankan sistem
Sebelum sebuah sistem dapat digunakan, pada tahap ini akan dilakukan
pengujian terlebih dahulu. Tujuan dari testing/pengujian adalah menemukan
kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut yang kemudian bisa segera
diperbaiki.
7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam pengembangan sistem, yang
melibatkan pelatihan bagi pemakai agar dapat menggunakan sistem dengan
baik. Selain itu juga, dalam tahap ini sistem analis perlu merencanakan
pengembangan sistem untuk kedepannya. Proses ini mencakup pengubahan
31
Dari penjelassan fase-fase SDLC diatas dapat digambarkan sebagai
berikut:
32
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Identifikasi Masalah, Peluang dan Tujuan
Tahap pertama yaitu melakukan identifikasi masalah dan melakukan
pengumpulan data dengan cara wawancara pemilik perusahaan CV Tidar Jaya dan
observasi. Setiap perusahaan atau sebuah organisai memiliki struktur organisasi
begitu pula dengan CV Tidar Jaya. Adapun struktur organisasi dari CV Tidar Jaya
dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:
Pemilik Perusahaan
Bagian Penjualan Bagian Produksi Bagian Pembelian
Divisi Cetak
Divisi Desain Divisi
Penjilidan
Bagian Pengiriman
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
Dari hasil wawancara diperoleh permasalahan yaitu seringnya terjadi
keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Keterlambatan tersebut diakibatkan oleh
datangnya pesanan dengan prioritas khusus yang harus didahulukan proses
produksinya tanpa memikirkan atau melihat pesanan lain. Selain itu, pihak
perusahaan saat menerima pesanan tidak dapat menentukan secara akurat kapan
pesanan tersebut dapat diselesaikan, mereka selalu memperkirakan kapan pesanan
33
Tabel 3.1 Rule Penerimaan Pesanan dan Proses Produksi
Stakeholder Proses Rule Policy
Pelanggan Mengirimkan
Pesanan - -
Bagian Penjualan
Menerima pesanan berprioritas
Bagian penjualan
setelah menerima
pesanan,
menentukan apakah
pesanan tersebut
merupakan pesanan khusus atau tidak.
Dalam artian
pesanan khusus
adalah pesanan
yang tanggal jatuh
tempo ditentukan
oleh pelanggan
sesuai dengan
kebijakan yang ada.
[R1]
Pihak perusahaan
akan menerima
pesanan yang
berprioritas khusus apabilah pelanggan menerima
kesepakatan dengan
membayar lebih
besar dari pesanan
lainnya yang
memiliki jumlah dan jenis pesanan yang sama. Selain itu juga tanggal jatuh tempo yang diberikan oleh
pelanggan masih
memungkinkan
untuk dilakukan
produksi.
Bagian produksi
memeriksa faktur
yang didapat dari
bagian penjualan
apakah ada pesanan
yang berprioritas
khusus atau tidak.
Jika terdapat
pesanan yang
berprioritas khusus
akan didahulukan
proses produksinya dengan
menghentikan proses normal yang telah berjalan. Jika
tidak, maka
dilakukan proses
produksi
berdasarkan nomor faktur. [R2]
34
Docflow Penerimaan dan Proses Produksi
Bagian Produksi
Gambar 3.2 Document Flow Penerimaan Pesanan dan Proses Produksi
Penjelasan document flow penerimaan pesanan dan proses produksi pada
35
Tabel 3.2 Penjelasan Document Flow Penerimaan Pesanan dan Proses Produksi
Nama Proses Keterangan Output
Mengirimkan Pesanan
Pelanggan melakukan
pengiriman pesanan
secara langsung atau
melalui kurir yang
tersedia
Pesanan cetak (detail
pesanan)
Memperkirakan tanggal jatuh tempo
Berdasarkan pesanan
yang datang, pihak
perusahaan
memperkirakan tanggal
jatuh tempo penyelesaian pesanan. Kemudian pihak perusahaan membuat 2 rangkap faktur, faktur pertama diberikan kepada
pelanggan untuk
digunakan sebagai bukti
pengambilan pesanan.
Faktur berikutnya
diberikan pada bagian produksi sebagai acuan kerja.
Faktur pesanan
Mendahulukan produksi berprioritas
Produksi yang memiliki
prioritas khusus
dilakukan terlabih dahulu dan jika terdapat pesanan
yang sedang diproses
maka pesanan terebut
dihentikan proses
produksinya.
-
Proses produksi
Proses produksi pesanan
normal dilakukan
berdasarkan nomor faktur (urutan kedatangan), jika terdapat pesanan khusus maka proses produksi dilakukan setelahnya.
-
Setelah menjelaskan document flow penerimaan pesanan dan proses
produksi, Tabel 3.3 merupakan tugas dan tanggung jawab dari bagian penjualan
36
Tabel 3.3 Tugas dan Tanggung Jawab Bagian Penjualan dan Bagian Produksi
Pengguna Tugas Tanggung Jawab
Bagian Penjualan
1. Mencatat data transaksi
2. Menentukan tanggal jatuh
tempo (due date)
3. Membuat faktur penjualan
1. Bertanggung jawab
terhadap proses
pencatatan data transaksi
2. Bertanggung jawab
terhadap proses
penentuan tanggal jatuh tempo
Bagian Produksi
1. Menentukan daftar produksi
2. Proses produski
Bertanggung jawab terhadap
daftar prosuksi pesanan
yang mana akan diprosuksi terlebih dahulu
Setelah mengetahui tugas bagian pembelian dan bagian produksi,
tugas-tugas tersebut akan dianalisis agar bisa mengurangi permasalahan keterlambatan
dalam penyelesaian pesanan.
3.1.1 Analisi tugas bagian penjualan
Bagian penjualan dalam menentukan tanggal jatuh tempo hanya
berdasarkan perkiraan karena perusahaan CV Tidar Jaya tidak memiliki sistem
yang mampu menghitung tanggal jatuh tempo berdasarkan pesanan yang masuk.
3.1.2 Analisi tugas bagian penjualan
Bagian pembelian melihat faktur yang diberikan oleh bagian penjualan
untuk digunakan sebagai acuan kerja. Jika dalam pesanan yang masuk terdapat
pesanan dengan prioritas khusus, maka pesanan tersebut dilakukan produksi
terlebih dahulu dan pesanan yang tidak berprioritas dihentikan menunggu sampai
pesanan berprioritas selesai diproduksi. Jika tidak terdapat pesanan yang
berprioritas khusus, maka produksi akan dilakukan berdasarkan waktu kedatangan
37
Setelah melakukan analisis tugas masing-masing pengguna, maka
ditemukan beberapa kelemahan yang harus diselesaikan. Solusi yang diberikan
yaitu membuat sistem penjadwalan produksi dengan menggunakan metode
earliest due date (EDD) yang akan memudahkan dalam penentuan tanggal jatuh
tempo dan penjadwalan produksi.
3.2 Elisitasi Kebutuhan Informasi
Sistem Penjadwalan Produksi dengan menggunakan metode Earliest Due
Date (EDD) membutuhkan data produk, data transaksi (pesanan), data jenis
mesin, data karyawan, data pelangan, data produksi dan laporan pesanan yang
akan dijadwalkan. Berikut ini penjelasan mengenai data-data yang dibutuhkan
oleh manajer, bagian penjualan dan bagian produksi:
3.2.1 Kebutuhan informasi untuk manajer
Berikut ini adalah kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh manajer:
a. Data Karyawan
Data karyawan merupakan data-data yang berisi informasi mengenai
karyawan perusahaan yang digunakan oleh perusahaan dalam memenuhi
kegiatan oprasional.
b. Data Jenis Mesin
Data jenis mesin merupakan data-data yang berisi informasi mengenai jenis
mesin yang digunakan oleh perusahaan dalam memenuhi kegiatan oprasional.
c. Data Produk
Data produk merupakan data-data yang berisi informasi mengenai produk apa
38
3.2.2 Kebutuhan informasi untuk bagian penjualan
Berikut ini adalah kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh bagian
penjualan:
a. Data produk
Data produk merupakan data-data yang berisi informasi mengenai produk apa
saja yang dijual oleh perusahaan dalam memenuhi kegiatan oprasional.
b. Data Pelanggan
Data pelanggan merupakan data-data yang berisi informasi mengenai
pelanggan tetap yang dimiliki oleh perusahaan dalam memenuhi kegiatan
oprasional.
c. Data transaksi
Data transaksi merupakan data-data yang berisi informasi mengenai pesanan
yang masuk pada pihak perusahaan. Data transaksi yang digunakan oleh
bagian penjualan yaitu (1) jumlah pesanan; (2) jenis pesanan.
d. Data jenis mesin
Data jenis mesin merupakan data-data yang berisi informasi mengenai jenis
mesin yang digunakan oleh perusahaan dan kemampuan setiap mesin dalam
melakukan proses cetak.
e. Data produksi
Data produksi merupakan data-data yang berisi informasi mengenai pesanan
yang sedang diproduksi. Data produksi yang digunakan oleh bagian
penjualan yaitu due date pesanan terakhir yang sedang diproes.
Dengan sistem yang baru, bagian penjualan menggunakan fungsi-fungsi
39
1. Pencatatan transaksi
2. Menentukan atau perhitungan tanggal jatuh tempo (due date)
3. Membuat laporan pesanan yang akan dijadwalkan
4. Membuat faktur penjualan
3.2.3 Kebutuhan informasi untuk bagian produksi
Berikut ini adalah kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh bagian
produksi:
a. Laporan pesanan yang akan dijadwalakan
Laporan pesanan yang akan dijadwalkan merupakan laporan yang berisi
informasi mengenai jenis pesanan yang masuk, jumlah pesanan dan tanggal
jatuh tempo setiap pesanan.
b. Data jenis mesin
Data jenis mesin yang digunakan oleh bagian produksi yaitu waktu mesin
menunggu dan kemampuan setiap mesin dalam melakukan proses cetak.
Dengan sistem yang baru, bagian produksi menggunakan fungsi-fungsi
sebagai berikut:
1. Menghitung waktu proses
2. Melakukan penjadwalan
Sesuai dengan hasil menentukan kebutuhan informasi yang sudah
dijabarkan diatas, terdapat beberapa fungsi yang tidak perlu dilakukan dan
penambahan fungsi baru pada sistem yang akan dibuat. Perbandingan
40
Tabel 3.4 Perbandingan Fungsi-Fungsi Saat Ini dengan Fungsi-Fungsi Baru
Pengguna Fungsi Keterangan
Saat Ini Baru
Fungsi mencatat data transaksi
dilakukan secara manual.
Fungsi ini digantikan dengan mencatat data transaksi pada database
Fungsi menentukan tanggal jatuh
tempo dilakukan dengan
memperkirakan tanpa adanya
perhitungan. Fungsi ini diganti dengan fungsi perhitungan due date
Membuat
Fungsi membuat faktur penjualan dilakukan secara manual. Fungsi ini digantikan dengan pembuatan faktur penjualan secara otomatis dari sistem
Fungsi membuat laporan pesanan yang akan dijadwalkan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penjadwalan.
1. Menghitung waktu proses
2. Penjadwalan produksi
Bagian
Fungsi ini menggantikan fungsi menentukan daftar produksi
- Penjadwalan
produksi
Fungsi ini menggantikan fungsi menentukan daftar produksi
3.3 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem yaitu melakukan identifikasi kebutuhan
fungsional dan nonfungsional sistem penjadwalan produksi untuk dapat
41
3.3.1 Manajer
Manajer perusahaan memiliki 3 fungsi yaitu mencatat data produk,
mencatat data jenis mesin dan mencatat data karyawan. Adapun penjelasan setiap
fungsi dapat dilihat sebagai berikut:
a. Fungsi mencatat data produk
Keterangan dari fungsi mencatat data produk oleh manajer dapat dilihat
pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Keterangan Fungsi Mencatat Data Produk
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
Stakeholder Manajer
Deskripsi Mencatat data produk yang akan digunakan untuk proses
transaksi
Kondisi Awal -
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Mengisi Data Produk
1. User memilih menu produk.
1. Sistem Menampilkan
menu produk. 2. User memasukan data
produk, lalu menekan tombol insert.
2. Sistem melakukan
pemeriksaan terhadap
inputan masing-masing
field.
a. Jika ada kesalahan
input, maka sistem
akan memberitahukan kesalahan yang terjadi.
b. Sistem akan
menyimpan data
produk tersebut dalam database. Setelah data
berhasil tersimpan,
akan muncul pesan bahwa proses simpan berhasil dilakukan.
c. Sistem menampilkan
data produk yang telah dicatat.
42
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
User salah memasukan
username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
produk.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
Kondisi
Akhir Data Produk tersimpan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik.
Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness
Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
b. Fungsi Mencatat Data Jenis Mesin
Keterangan dari fungsi mencatat data jenis mesin oleh manajer dapat
dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Keterangan Fungsi Mencatat Data Jenis Mesin
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
Stakeholder Manajer
Deskripsi Mencatat data jenis mesin yang akan digunakan untuk proses
43
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
Kondisi Awal -
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Mengisi Data Produk
1. User memilih menu jenis mesin.
1. Sistem Menampilkan
menu jenis mesin. 2. User memasukan data
jenis mesin, lalu
menekan tombol insert.
2. Sistem melakukan
pemeriksaan terhadap
inputan masing-masing
field.
a. Jika ada kesalahan
input, maka sistem
akan memberitahukan kesalahan yang terjadi.
b. Sistem akan
menyimpan data
produk tersebut dalam database. Setelah data
berhasil tersimpan,
akan muncul pesan bahwa proses simpan berhasil dilakukan.
c. Sistem menampilkan
data produk yang telah dicatat.
Alur Eksepsi
Aksi Pengguna Respon Sistem
User salah memasukan
username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
produk.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
Kondisi
Akhir Data Jenis Mesin Tersimpan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik.
Security
44
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness
Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
c. Fungsi Mencatat Data Karyawan
Keterangan dari fungsi mencatat data karyawan oleh manajer dapat dilihat
pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Keterangan Fungsi Mencatat Data Karyawan
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
Stakeholder Manajer
Deskripsi Mencatat data karyawan yang akan digunakan untuk proses
transaksi
Kondisi Awal -
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Mengisi Data Produk
1. User memilih menu produk.
1. Sistem Menampilkan
menu produk. 2. User memasukan data
produk, lalu menekan tombol insert.
2. Sistem melakukan
pemeriksaan terhadap
inputan masing-masing
field.
a. Jika ada kesalahan
input, maka sistem
akan memberitahukan kesalahan yang terjadi.
b. Sistem akan
menyimpan data
produk tersebut dalam database. Setelah data
berhasil tersimpan,
45
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
bahwa proses simpan berhasil dilakukan.
c. Sistem menampilkan
data produk yang telah dicatat.
Alur Eksepsi
Aksi Pengguna Respon Sistem
User salah memasukan
username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
produk.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
Kondis Akhir Data Karyawan tersimpan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik.
Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness
Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
3.3.2 Bagian Penjualan
Bagian penjualan memiliki 4 fungsi yaitu mencatat data transaksi,
46
yang akan dijadwalkan. Adapun penjelasan setiap fungsi dapat dilihat sebagai
berikut:
a. Fungsi mencatat data transaksi
Keterangan dari fungsi mencatat data transaksi oleh bagian penjualan dapat
dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Keterangan Fungsi Mencatat Data Transaksi
Nama Fungsi Mencatat Data Trasnsaksi
Stakeholder Bagian Penjualan
Deskripsi Mencatat data transaksi yang akan digunakan untuk proses
produksi
Kondisi Awal 1. Sudah mencatat data produk
2. Sudah mencatat data karyawan
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Mengisi Data Transaksi
1. User memilih menu transaksi.
1. Sistem Menampilkan menu
transaksi.
2. User memasukan data
transaksi, lalu menekan tombol insert.
2. Sistem melakukan
pemeriksaan terhadap
inputan masing-masing
field.
a. Jika ada kesalahan
input, maka sistem
akan memberitahukan kesalahan yang terjadi.
b. Sistem akan
menyimpan data
transaksi tersebut
dalam database. Setelah data berhasil tersimpan,
akan muncul pesan
bahwa proses simpan berhasil dilakukan.
c. Sistem menampilkan
data transaksi yang
telah dicatat.
47
Nama Fungsi Mencatat Data Trasnsaksi
User salah memasukan
username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
transaksi.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
Kondisi
Akhir Data Transaksi tersimpan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik.
Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness
Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
b. Fungsi perhitungan due date
Keterangan dari fungsi perhitungan due date oleh bagian penjualan dapat
dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Keterangan Fungsi Perhitungan Due Date
Nama Fungsi Perhitungan Due Date
Stakeholder Bagian Penjualan
Deskripsi Melakukan perhitungan due date yang akan digunakan untuk
48
Nama Fungsi Perhitungan Due Date
Kondisi Awal
1. Sudah mencatat data produk
2. Sudah mencatat data jenis mesin
3. Sudah mencatat data transaksi
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Perhitungan Due Date
1. User memilih menu transaksi.
1. Sistem Menampilkan menu
transaksi. 2. User memilih button
“normal” atau “prioritas khusus”.
2. Jika memilih “normal”, text
box jumlah item akan
tampil dan sistem akan
melakukan perhitungan
berdasarkan jumlah item
pesanan. Jika memilih
“prioritas khusus”, user
hanya perlu memasukan
due date pada text box due date.
Aksi Pengguna Respon Sistem
User salah memasukan username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
transaksi.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
User salah mengisi jumlah
item pesanan dan due date.
Sistem menamppilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User memasukan due date
khusus dan menekan button “cek
Sistem akan melakukan
pemeriksaan apakah due date
yang dimasukan dapat
diproduksi atau tidak. Jika tidak dapat dilakukan produksi,
sistem akan menampilkan
pesan “Pesanan tidak dapat diproduksi”. Sebaliknya jika
due date yang dimasukan dapat
diproduksi maka sistem akan menampilkan pesan “pesanan
49
Nama Fungsi Perhitungan Due Date
Kondisi
Akhir Hasil perhitungan due date tersimpan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik.
Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness
Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
c. Fungsi membuat faktur penjualan
Keterangan dari fungsi membuat faktur penjualan oleh bagian penjualan
dapat dilihat pada tabel 3.10.
Tabel 3.10 Keterangan Fungsi Membuat Faktur Penjualan
Nama Fungsi Membuat Faktur Penjualan
Stakeholder Bagian Penjualan
Deskripsi Mencetak data transaksi yang telah berhasi disimpan
Kondisi Awal
1. Sudah mencatat data produk
2. Sudah mencatat data transaksi
3. Sudah melakukan perhitungan due date
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Mencetak Faktur Penjualan 1. User memilih menu
transaksi.
1. Sistem Menampilkan menu
transaksi.
2. User memilih button
cetak.
2. Sistem akan mnampilkan