• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR IBU HAMIL DENGAN MEMILIH PENOLONG PERSALINAN DI DESA MOMPANG KECAMATAN BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR IBU HAMIL DENGAN MEMILIH PENOLONG PERSALINAN DI DESA MOMPANG KECAMATAN BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PENANGANAN

PEMBUANGAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA DI DESA

SUBULUSSALAM UTARA KECAMATAN SIMPANG KIRI

KOTA SUBULUSSALAM

TAHUN 2016

SKRIPSI

RIKA ASWITA NIM : 1212192105

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2016

(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENANGANAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA DI DESA

SUBULUSSALAM UTARA KECAMATAN SIMPANG KIRI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2016

RIKA ASWITA NIM : 1212192105

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Desa Subulussalam Utara memiliki jumlah penduduk sebanyak 3,490 Jiwa dan terdiri dari 480 KK. Hasil pemeriksaan SPAL yang dilakukan oleh Puskesmas Simpang Kiri pada tahun 2015 menunjukkan bahwa kondisi SPAL yang memenuhi persyaratan sehat sebanyak 315 KK (65,6%) dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan 165 KK (34,4%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga.

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Populasi penelitian sebanyak 480 orang, dan sampel diperoleh sebanyak 83 orang. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan pembuangan air limbah rumah tangga tidak memenuhi syarat kesehatan (60,2%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara yaitu pendidikan (p=0,006), pendapatan (p=0,001), pengetahuan (p=0,003).

Disarankan kepada masyarakat untuk melakukan gotong royong bersama-sama setiap minggu membuat atau memperbaiki SPAL rumah tangga sehingga lingkungan menjadi sehat.

Kata Kunci : Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

(3)

ABSTRACT

FACTORS RELATED TO HANDLING HOUSEHOLD WASTE WATER DISPOSAL IN THE VILLAGE OF SUBULUSSALAM UTARA,

SIMPANG KIRI KOTA SUBULUSSALAM IN 2016 RIKA ASWITA

NIM : 1212192105 Public Health Science Program

Data of Desa Subulussalam Utara has a population of 3.490 souls and consists of 480 households. The results of the examination conducted by the health center SPAL Simpang Kiri in 2015 show that the conditions that meet the requirements of a healthy SPAL much as 315 families (65.6%) and non-qualified health KK 165 (34.4%). The purpose of this study to determine the factors associated with the handling of household waste water disposal.

This type of research is analytic survey with cross sectional approach. The study was conducted in North Subulussalam Desa Simpang Kiri. The experiment was conducted in July 2016. The study population as many as 480 people, and a sample obtained by 83 people. Data was analyzed by univariate and bivariate using Chi-Square test.

Based on the research results show that the handling of the disposal of household waste water does not meet health requirements (60.2%). Factors related to the handling of waste water disposal households in the North Subulussalam namely education (p = 0.006), income (p = 0.001), knowledge (p = 0.003).

Suggested to the society to conduct mutual cooperation together every week or repair SPAL household so that the environment becomes healthy.

Keywords: Management of Domestic Wastewater Disposal

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi. Adapun judul penelitian ini adalah “faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang kiri Kota Subulussalam Tahun 2016.”

Skripsi ini disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat di STIKes Helvetia Medan. Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bimbingan, dukungan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sesuai dengan waktu yang ditentukan, dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes, selaku Pembina Yayasan Helvetia Medan.

2. dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Medan.

3. Dr. Ayi Darmana, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Helvetia Medan.

4. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M, M.Kes, selaku Ketua Program S-1 Kesehatan Masyarakat STIKes Helvetia Medan

5. Linda Hernike Napitupulu, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Vivi Eulils Diana, S.Si, M.EM, Apt, sebagai Dosen Pembimbing II yang memberikan bimbingan, arahan dalam penyusunan Skripsi ini.

7. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt, selaku Dosen Penguji yang memberikan masukan dan saran-saran perbaikan.

8. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Helvetia Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama ini.

9. Kedua orangtua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis yang telah memberikan do’a, serta kasih sayang dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Seluruh teman-teman STIKes Helvetia Medan dan teman-teman sejawat yang selalu membantu dalam suka dan duka.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga bimbingan, dorongan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis dapat membawa berkah.

Medan, Agustus 2016 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.2.1. Pengertian Air Limbah

... ... 12

2.2.2. Sumber dan Jenis Air Limbah

(6)

... ... 13

2.2.3. Air Limbah Rumah Tangga

... ... 15

2.2.4. Pengaruh Air Limbah Terhadap Kesehatan Lingkungan

... ... 16

2.2.5. Persyaratan Sarana Pembuangan Air Limbah

... ... 17

2.2.6. Cara Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga ... ... 18

2.3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penanganan

(7)

3.1. Desain Penelitian

... ... 26

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

... ... 26

3.2.1. Lokasi Penelitian

... ... 26

3.2.2. Waktu Penelitian

... ... 26

3.3. Populasi dan Sampel

... ... 26

3.3.1. Populasi

... ... 26

3.3.2. Sampel

(8)

3.4. Kerangka Konsep

... ... 28

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

... ... 29

3.6. Metode Pengumpulan Data

29

3.7. Teknik Pengolahan Data

30

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas

31

3.9. Teknik Analisa Data

33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 34

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 34

(9)

4.2. Analisis Univariat 35

4.3. Analisis Bivariat 38

4.5. Pembahasan Penelitian 41

4.5.1. Hubungan Pendidikan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga ... ... 41

4.5.2. Hubungan Pendapatan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga ... ... 43

4.5.3. Hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga ... ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 47

5.1. Kesimpulan 47 5.2. Saran

48

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Teknik Pengambilan Sampel

...

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Penelitian ...

Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

... ... 35

(11)

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota

Subulussalam Tahun 2016

... ... 36

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota

Subulussalam Tahun 2016

... ... 36

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota

Subulussalam Tahun 2016

... ... 37

Tabel 4.6. Distribusi Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang

Kiri Kota Subulussalam Tahun 2016

... ... 37

Tabel 4.7. Tabel Silang Hubungan Pendidikan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota

Subulussalam Tahun 2016

(12)

Tabel 4.8. Tabel Silang Hubungan Pendapatan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota

Subulussalam Tahun 2016

... ... 39

Tabel 4.9. Tabel Silang Hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota

Subulussalam Tahun 2016

... ... 40

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

... ... 28

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Uji Validitas Data

Lampiran 3. Output Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 4. Master Data

Lampiran 5. Output SPSS

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian

Lampiran 6. Surat Keputusan Pengangkatan

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestik terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar. Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2012, tidak kurang dari 400.000 m3/hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan tanah tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Besarnya jumlah pencemar domestik yang masuk ke badan air disebabkan oleh kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat masih relatif rendah. Sebagian besar masyarakat masih membuang air limbah domestik dari kegiatan mandi, cuci, dan kakus (grey water) begitu saja. Bahkan limbah domestik padat sering juga dibuang ke badan air seperti sungai dan danau. Akibatnya banyak jenis penyakit yang muncul secara epidemik maupun endemik melalui perantara air. Penyakit yang timbul melalui perantara air disebut water born disease. (1)

Berdasarkan evaluasi paruh waktu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dalam rangka mencegah kasus penyakit menular, upaya penyehatan lingkungan seperti penyediaan air bersih dan sanitasi terus dilakukan. Persentase penduduk yang memiliki akses sanitasi dasar berkualitas mencapai 55,6% masih di bawah target 67% di tahun 2011, sehingga perlu upaya kerja keras untuk dapat mencapai target 75% di tahun 2014. Upaya pencapaian tersebut didukung dengan Gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dilakukan di 7.325 desa atau 36% dari total target tahun 2014. (2)

(16)

Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim. Masih sering dijumpai sebagian pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi. Hal ini terjadi selain disebabkan karena factor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang relative rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat. (3)

Berdasarkan perkiraan World Health Organization/United Nations Children’s (WHO/UNICEF), sekitar 60% penduduk di kawasan pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang pantas. Kegiatan mandi dan mencuci pakaian di sungai serta buang air besar di tempat terbuka membuat orang mudah terpapar penyakit, mengontaminasi air tanah dan permukaan, dan menurunkan kualitas tanah dan tempat tinggal. (4)

(17)

dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya, sadar hukum, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman. (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Sedangkan menurut WHO, kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi dari luar tubuh manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan kontrol dari kesehatan lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan. (4)

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum, harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan, diantaranya limbah (cair, padat, dan gas), sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan, vektor penyakit, zat kimia berbahaya, kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yang tercemar.(2)

(18)

non diskriminatif, partisipasif dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional. (1)

Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi Negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan Negara. Upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat. (5)

Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal sehingga berpengaruh positif terhadap Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan tersebut antara lain pembuangan air kotor (Air Limbah). Air Limbah adalah air kotor dari masyarakat dan rumah tangga yang juga berasal dari industry, air tanah, air permukaan serta buangan air lainnya. Air Limbah Rumah Tangga merupakan air yang telah digunakan yang berasal dari rumah tangga atau pemukiman termasuk di dalamnya atau yang berasal dari kamar mandi, tempat cuci, WC, serta tempat memasak. (3)

(19)

yang tidak sehat tersebut dapat menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah, sangat berpengaruh terhadap anak-anak yang bermain di tanah, dan mudah terinfeksi telur cacing tanah serta air limbah yang mengandung mikroorganisme pathogen dapat menyebabkan berbagai penyakit (4). Kesehehatan Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Kesehatan lingkungan erat pula kaitannya dengan taraf sosial ekonomi. Untuk dapat mengelola kesehatan masyarakat perlu dihayati hubungan kesehatan dengan manusia. Kemampuan manusia untuk mengubah lingkungannya tergantung pada taraf sosial budaya. Masyarakat yang sudah maju dapat merubah lingkungan ke taraf yang lebih baik (5)

Jumlah Penduduk di provinsi Nanggroe Aceh Tahun 2015 berjumlah 5.066.831 jiwa. Di tingkat nasional ditemui kondisi rumah yang memenuhi syarat kesehatan adalah sebesar (57,62%) kondisi SPAL yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak (38,59%) dan kondisi jamban yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak (68,57%). Berdasarkan profil kesehatan Nanggroe Aceh Tahun 2015 di ketahui bahwa penggunaan air bersih setiap keluarga yang paling tinggi adalah penggunaan sumur gali (59,23%), Ledeng (17,57%), sumur pompa (2,88%).(6)

(20)

Jiwa atau 728 KK, di ketahui Kondisi Rumah Sehat adalah 315 KK (43,26%), Kondisi SPAL yang memenuhi persyaratan sehat sebanyak 413 KK (64,25%), dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan 84 KK (11,54%) dan kondisi jamban sehat 475 KK (65,26 %).(7)

Desa Subulussalam Utara Simpang Kiri Kota Subulussalam memiliki jumlah penduduk sebanyak 3,490 Jiwa dan terdiri dari 480 KK. Hasil pemeriksaan SPAL yang dilakukan oleh Puskesmas Simpang Kiri menunjukkan bahwa kondisi SPAL yang memenuhi persyaratan sehat sebanyak 315 KK (65,6%) dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan 165 KK (34,4%). (8).

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa masyarakat di Kecamatan Simpang Kiri kurang memanfaatkan sarana kesehatan Lingkungan yang sudah dibangun seperti SPAL, terbukti dengan masih adanya masyarakat yang membuang air limbah bekas mandi, mencuci, memasak dan air bekas lainnya ke tempat yang tidak semestinya seperti saluran terbuka dan tempat pembuangan akhir berbentuk comberan. Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan khususnya pengolahan limbah masih kurang, dari hasil wawancara kepada 10 orang masyarakat terdapat 8 orang yang tidak mengetahui tentang cara pembuangan air limbah yang benar dan sehat. Ketersediaan SPAL (Saluran pembuangan Air Limbah) rumah tangga yang memenuhi syarat masih rendah, dari 10 rumah yang diamati terdapat 2 rumah yang memiliki SPAL yang memenuhi syarat.

(21)

ini, masyarakat Kota Subulussalam sedang mengalami perkembangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Beberapa upayapun telah dilakukan oleh pemerintah Subulussalam dalam bidang pendidikan. Dan ditinjau dari segi pendapat secara umum, pendapat warga kota Subulussalam masih tergolong sedang, mata pencarian masyarakat Subulussalam utara umumnya berdagang dan berkebun, dari segi pengetahuan masih rendah, namun sampai saat ini sudah dalam proses perbaikan dan kemajuan dapat ditinjau dari segi sarana dan prasarana serta jasa penunjang yang memadai dalam segi partisipasi masyarakat bahwa warga Subulussalam sangat mau bekerja sama, untuk dapat mewujudkan taraf kesehatan di masyarakat.

Mengenai penyakit yang di derita oleh masyarakat Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri adalah masih banyaknya data kesakitan yang ditimbulkan seperti menderita penyakit ISPA (44%), dan Penderita Diare sebanyak (26%).(9)

(22)

banyak masyarakat yang tidak memanfaatkan fasilitas tersebut. Di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam masih banyak masyarakat yang membuang air limbah rumah tangga sembarangan ke halaman dan langsung ke tanah secara sembarangan dan masih banyak yang belum memiliki sarana pembuangan saluran pembuangan air limbah baik perorangan maupun umum yang telah disediakan pemerintah.

Berdasarkan fakta di atas maka penulis tertarik untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan pembuangan air limbah di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam.

1.2. Rumusan Masalah

Penanganan pembuangan air limbah yang sudah memenuhi syarat di Desa Subulussalam utara masih sangat rendah hal ini terlihat dari rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan, dan pendapatan masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam, 2016.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pendidikan masyarakat di Desa Subulussalam Utara Kecamatan simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016.

(23)

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan masyarakat di Desa Subulussalam Utara Kecamatan simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016.

4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penanganan pembuangan air limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam, 2016.

5. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016.

6. Untuk mengetahui hubungan pendapatan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016.

7. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat kepada Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi responden dan dapat melakukan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga dengan baik.

2. Manfaat kepada Tempat Penelitian (Desa Subulussalam Utara)

Sebagai tambahan informasi bagi petugas kesehatan khususnya petugas kesehatan Lingkungan mengenai faktor yang berhubungan dengan penanganan air limbah rumah tangga masyarakat Kota Subulussalam pada umumnya dan di Desa Subulussalam Utara pada Khususnya.

(24)

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan bacaan bagi mahasiswa khususnya program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Helvetia Medan.

4. Manfaat kepada peneliti selanjutnya

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian (Aprilia, 2010) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku membuang air limbah rumah tangga (p = 0,037 < 0,05), ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku membuang air limbah rumah tangga (p = 0,000 < 0,005), ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku membuang air limbah (p = 0,000 < 0,05), ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan fasilitas SPAL dengan membuang air limbah rumah tangga(p = 0,009 < 0,005), ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan lahan dengan perilaku membuang air limbah rumah tangga (p = 0,015 < 0,05).(10)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muhtadi, tinjauan faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Di Desa Lampasie Enking Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, Banda Aceh,Tahun 2012, diperoleh tingkat pengetahuan kurang sebanyak 22 orang (24,4%), pengetahuan cukup sebanyak 18 orang (18,8%) dan pengetahuan baik sebanyak 50 orang (54,9%). Nilai Signifikan untuk pengetahuan sebesar 0,008, ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pengolahan limbah rumah tangga.(11)

Hasil penelitian (Suherman, 2015) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan perilaku pembuangan air limbah rumah tangga (p-value = 0,013), dan bahwa ada hubungan

(26)

yang signifikan antara sikap masyarakat dengan perilaku pembuangan air limbah rumah tangga (p value = 0,000). (11)

2.2. Air Limbah

2.2.1. Pengertian Air Limbah

Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta bangunan lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat umum. (4) Sedangkan menurut (17) air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri dan tempat-tempat lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan air limbah domestik yang di buang tidak memenuhi syarat kesehatan yang dapat menimbulkan pencemaran air permukaan dan badan air lainnya, apabila manusia menggunakan air yang telah tercemar oleh limbah domestic untuk keperluan sehari hari mereka seperti mandi, menggosok gigi dan sebagai sumber air minum maka akan menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh water borne disease.(4)

(27)

sarana pembuangan sampah diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan demikian, beberapa penyakit menular (diare, demam berdarah, chikungunya, tifus) yang disebabkan kualitas lingkungan yang buruk dapat di tekan seminimal mungkin. (10)

Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan menyebabkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta kehidupan makhluk hidup lainnya.(12)

Air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia (termasuk industrialisasi).(13) Menurut (15) air limbah adalah semua air atau zat yang tidak lagi dipergunakan sekalipun kualitasnya mungkin baik.

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang di buang yang berasal dari rumah tangga, industry maupun tempat-tempat umum lainnya. Dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan adalah kombinasi dari cairan atau sampah air yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industry, bersama sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.(22)

2.2.2. Sumber dan Jenis air Limbah.

(28)

1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri ekskreta (tinja dan air bersih), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan kotor.

2. Air buangan industry (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis industry berbagai jenis air kotor akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang di pakai oleh masing-masing industri, antara lain : nitrogen, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.

3. Air Buangan Kota Praja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat-tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang di terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.

4. Yang berasal dari sumber lain seperti air hujan yang bercampuran dengan air comberan, dan lain sebagainya. Air limbah rembesan dan tambahan berasal dari air hujan yang bisa mengalir masuk ke dalam saluran pengering dan ada juga yang menyerap ke dalam tanah.

(29)

2.2.3. Air Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyakit disentri, tipes, kolera, dan sebagainya. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. (2)

Air Limbah rumah tangga (suulage) adalah air limbah yang tidak mengandung ekskreta manusia dapat berasal dari buangan kamar mandi, dapur, air cuci pakaian dan lain-lain yang mungkin mengandung mikroorganisme patogan. Volume air limbah rumah tangga bergantung pada volume pemakaian air produk setempat. Penggunaan air untuk keperluan sehari hari mungkin kurang dari 100 liter per orang di daerah yang sumber airnya berasal dari kran umum, sedangkan di daerah yang sumur airnya berasal dari sumur pompa atau sambungan rumah sendiri, penggunaan air dapat mencapai 200 liter per orang.(18)

Sumber utama air limbah rumah tangga adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan. Adapun sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah daerah perkantoran atau lembaga serta daerah fasilitas rekreasi untuk daerah tertentu banyaknya air limbah dapat di ukur secara langsung, (4).

(30)

Volume air limbah perumahan biasanya diperhitungkan melalui kapasitas penduduk dan rata-rata perorangan dalam satu hari membuang air limbah, adapun volume air limbah bervariasi antara 150 – 180/unit/hari.

2. Daerah Kelembaban

Aliran air limbah berasal dari daerah perdagangan dihitung dalam bentuk liter/hari berdasarkan sumber yang ada seperti rumah sakit, rumah penjara, sekolah dan lain-lain.

3. Daerah Kelembagaan

Seperti halnya dengan air limbah dari daerah perumahan dan perdagangan, dimana di daerah kelembagaan di hitung jumlah aliran dalam liter/unit/hari sesuai dengan jenis lembaga-lembaga yang ada seperti rumah sakit, rumah penjara, sekolah dan lain-lain.

4. Daerah Rekreasi

Hal ini di perlukan dalam perencanaan pengelolaan air limbah di suatu daerah rekreasi. Volume air limbah mencapai antara 10-20000 liter/unit/hari. (13) 2.2.4. Pengaruh Air Limbah Terhadap Kesehatan Lingkungan

Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan dan estetika, masalah pengelolaan air limbah baik di daerah pedesaan dan perkotaan mendapatkan perhatian yang serius agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagian besar air limbah perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan sekitar.(18)

(31)

a. Dapat menimbulkan bahaya kontaminasi dan pencemaran air permukaan lainnya termasuk manusia yang mengunakannya untuk keperluannya sehari hari seperti mandi, cuci baju, menggosok gigi dan sumber air minum.

b. Dapat mengganggu kehidupan dalam air yaitu mematikan binatang binatang atau ikan dan tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air tersebut akan habis terpakai untuk proses dekomposisi aerobik dari zat-zat organic.

c. Dapat menimbulkan bau yang tidak enak sebagai hasil dekomposisi aerobik dari zat-zat organic, yaitu bila oksigen terlarut sudah habis terpakai.

2.2.5. Persyaratan Sarana Pembuangan Air Limbah

Untuk membatasi kemungkinan timbulnya permasalahan yang disebabkan oleh tidak memenuhi syarat SPAL. Maka diusahakan pembuatan saluran harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Tidak mencemarkan Sumber air minum, untuk itu letak SPAL paling sedikit berjarak 10 meter dari sumber air minum dan lubangnya perlu di beri tutup sehingga terhindar dari bau.

2. Mudah dibersihkan, acuan digunakan untuk itu harus di buat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama serta dianjurkan bahan yang terlalu mahal akan tetap kuat dan tahan.

3. Dilengkapi dengan penutup saluran yang baik sehingga tidak mengganggu lingkungan.

4. Kedalaman saluran atas luasnya dalam jumlah yang cukup.

(32)

pembuatan dan tahan lama, pemanfaatan SPAL perlu adanya pengelolaan dan pembersihan sehingga saluran tersebut bertahan lama.

2.2.6. Cara Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga

Secara alamiah lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap kemungkinan gangguan yang timbul yang mengakibatkan kelestariannya, misalnya pencemaran air dan tanah. Kemampuan yang berbatas dalam hal daya dukung tersebut, sehingga perlu dilindungi dan dijaga kelestariannya. Untuk menjaga lingkungan hidup terhadap pencemaran ini akan meningkat di lingkungan, maka perlu adanya pengelolaan terlebih dahulu. Beberapa cara pengelolaan air limbah sebagai berikut (4) :

1. Dengan cara pengenceran (Disposal by dilusion)

Air limbah yang di buang ke sungai, danau atau laut agar dapat pengenceran cara ini hanya dapat dilaksanakan di tempat-tempat yang banyak air permukaan, dengan cara ini air limbah akan mengalami purifakasi alami, karena kontaminasi air permukaan oleh bakteri phatogen, larva dan telur, cacing serta bibit penyakit yang lain yang berasal dari fase penderita, maka diisyaratkan :

1. Sungai dan danau itu tidak boleh digunakan untuk keperluan lain

2. Airnya harus cukup banyak sehingga pengencerannya paling sedikit 30 -40 kali.

3. Airnya harus banyak mengandung O2 artinya harus mengalir agar tidak bau.

2. Cesspol.

(33)

tanah, bagian atasnya di tembok agar tidak tembus air. Bila sudah penuh (6 bulan) lumpurnya dihisap keluar atau sejak semula cesspool di secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh air akan mengalir ke cesspool yang berikutnya. Jaraknya dengan sumur 45 meter dari pondasi rumah.

3. Seepege Pit (Sumur resapan)

Seepege Pit merupakan sumur tempat menerima air limbah yang telah yang telah mengalami pengelolaan dalam sistem lain, misalnya dari Aqua – Privy atau Septic tank, seepage pit ini di buat pada tanah yang poreus. Diameternya 1-2,5 meter, di dalamnya 2,5 meter lama pemakaiannya 6-10 tahun.

4. Septi Tank

Merupakan cara terbaik yang dianjurkan WHO tapi biayanya masih mahal, khususnya sukar dan memerlukan biaya yang mahal khususnya sukar dan memerlukan tanah yang luas.

5. Sistem Roil (sewerage)

Sistem Roil merupakan cara pembuangan sewage dan selalu masuk dalam rencana pembangunan Kota. Semua sewage baik dari rumah-rumah maupun dan perusahaan dialirkan pada sistem roil kadang-kadang menampung kotoran dari lingkungan yang dialirkan oleh air hujan, bila sistem roil ini di pakai pula untuk menampung air hujan yang dipisahkan disebut separated system. Di ujung kota gar tidak merugikan keperluan lain di bawah alirannya. Misalnya daerah peternakan, petani, ataupun perikanan darat maka sewage yang luas ini masih memerlukan pengelolaan yang dilakukan adalah :

(34)

Untuk penyaringan ini diperlukan jaringan kawat atau lempeng logam yang berlubang-lubang untuk menangkap benda-benda yang terapung di atas permukaan air, misalnya kayu, plastik dan lainnya.

b. Proses Biologis

Dalam hal ini dipergunakan mikroba-mikroba untuk memusnahkan zat-zat organic yang terdapat di dalam air limbah baik secara aerobik maupun an-aerobik.

c. Adi saring dengan Saringan Pasir

Kemudian sewage ini di dalam airnya dialirkan ke dalam saringan pasir (sand filfel).

d. Desinfeksi

Untuk membunuh mikroba-mikroba yang patogen yang terdapat dalam air limbah, dilakukan desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta liter sewage). e. Pengenceran

Akhirnya sewage di buang ke sungai, danau atau ke laut sehingga mengalami pengenceran.

2.3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah

2.3.1. Pendidikan

(35)

Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Oleh sebab itu dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, maka intervensi terhadap 16 faktor perilaku ini secara garis besar dapat dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan. Masing-masing upaya tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan.(19)

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka pengetahuannya mengenai kesehatan akan lebih mudah diterimanya dibandingkan dengan yang berpendidikan masih tergolong rendah, sehingga dalam pemberian informasi mengenai kesehatan lingkungan diperlukan adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak di desa. Ini menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku seseorang. (20)

Pendidikan sangat berperan dalam proses pemahaman tentang kesehatan lingkungan. Informasi tentang cara pembuangan limbah, sampah dan kebersihan lingkungan dapat diperoleh melalui pendidikan. Orang tua yang berpengaruh dan perpendidikan tinggi akan lebih mengerti tentang kebersihan, kesehatan serta cara pembuangan limbah yang aman bagi lingkungannya. Di Negara Maju orang tua dan anak anak berhak mendapatkan pendidikan tentang limbah dan cara pengelolaannya agar dapat hidup sehat.(3)

2.3.2. Pendapatan

(36)

dinyatakan dalam pendapatan per kapita. Pendapatan menentukan daya beli terhadap fasilitas lain seperti pendidikan, perumahan, kesehatan lain-lain.(21)

Tingkat ekonomi keluarga yang mapan memungkinkan anggota keluarga untuk memperoleh kebutuhan yang lebih misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan karir dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya bila ekonomi lemah menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Keadaan sosial ekonomi (kemiskinan, orang tua yang tidak bekerja atau berpenghasilan rendah) memegang peranan penting dalam peningkatan status dalam kesehatan keluarga. Jenis pekerjaan orang tua erat kaitannya dengan tingkat penghasilan, dimana bila penghasilan tinggi maka pemenuhan kebutuhan akan semakin baik seperti rumah, sarana air bersih, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan WC.(22)

Abdurrahman (20) menyebutkan bahwa perkembangan informasi baik melalui media cetak maupun elektronik semakin pesat, sehingga memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan lingkungan juga mudah diperoleh untuk masyarakat sehingga akan meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga akan merubah pikiran. Namun faktor sosial ekonomi / kemiskinan menyebabkan masyarakat tidak sanggup untuk menyediakan sarana pembuangan air limbah rumah tangga, dengan penghasilan yang sedikit masyarakat lebih mengutamakan kepentingan perut dari pada kepentingan lainnya.

(37)

1.200.000. Dari penjelasan di atas menunjukkan semakin tinggi tingkat pendapatan, maka akan semakin baik cara penanggulangan air limbah rumah tangga.

Rendahnya tingkat pendapatan dalam satu keluarga membuat keluarga kurang peduli terhadap masalah kebersihan dimana masalah perut/makanan menjadi persoalan utama, sehingga jamban dan sumur gali yang telah ada dimanfaatkan dengan baik. Penelitian Eriati (2006) di dapatkan bahwa masyarakat dengan pendapatan/kelas social ekonomi rendah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) termasuk di dalamnya pemanfaatan jamban yang telah ada tidak terawatt dengan baik, bahkan septic tank yang telah penuh tidak terjaga dengan baik, lantai jambannya tidak bersih sehingga dapat menjadi masalah baru bagi kesehatan. 2.4. Pengetahuan

Semakin tingginya pengetahuan masyarakat, maka semakin memahami cara pembuangan air limbah yang baik serta dapat menangani air limbah sesuai dengan syarat kesehatan. Jika rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap air limbah maka tidak mempunyai pemahaman tentang penanganan pembuangan air limbah yang benar dan tidak mencemari lingkungan. Pengetahuan merupakan salah satu faktor penting terhadap penanganan pembuangan air limbah. (22)

(38)

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan.

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (perilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut dirinya atau keluargaannya, dan apa bahaya bahayanya bila tidak melakukan pesan tersebut. Indikator indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan. (19)

Suatu peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, tetapi hubungan positif antara pengetahuan dengan perilaku akan memungkinkan terjadinya perubahan perilaku.

Pengetahuan merupakan akumulasi dari beberapa pengalaman dimana pengalaman ini dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain, misalnya melalui pendidikan formal di sekolah serta keinginan intra maupun ekstrakurikuler, dengan mendengarkan maupun melihat secara langsung ataupun tidak langsung serta melalui media seperti televisi, radio, buku, majalah dan lain-lain. (20)

2.5. Hipotesa

(39)
(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah metode penelitian survey analitik dengan desain penelitian cross sectional (potong lintang) yaitu melakukan pengamatan sesaat dalam satu waktu yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam pada tahun 2016.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Agustus 2016. Pengambilan data dilakukan bulan Juli 2016.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang ditinggali oleh kepala keluarga dan keluarganya di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam pada tahun 2016, yaitu sebanyak 480 rumah.

(41)

3.3.2. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2012), jika jumlah populasi kurang dari 10.000 atau lebih kecil maka dapat digunakan formula.

n

=

N

1

+

N

(

d

2

)

Dimana

N = Besar Populasi n = Besar Sampel

D = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan Perhitungan jumlah sampel sebagai berikut :

n

=

480

1

+

480

(

0,1

)

2

n

=

480

1

+

480

(

0,01

)

n

=

480

1

+

4,80

n

=

480

5,8

n = 83 rumah

(42)

Tabel 3.1 Teknik Pengambilan Sampel

No Nama Dusun Jumlah Rumah Sampel

1 Siaga 160 25

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran Variabel

No Variabel Alat Pengukuran Skala

I Variabel Dependen 1 Penanganan

Pembuangan Air

Limbah Rumah

Tangga

Kuesioner 1. Memenuhi syarat : Jika responden menjawab pertanyaan dengan > 75% dari total skor (5-6) 2. Tidak memenuhi syarat :

(43)

No Variabel Alat Pengukuran Skala II Variabel

Independen

1 Tingkat Pendidikan Kuesioner 1. Rendah : Tidak Tamat SMA

2. Tinggi : Tamat SMA dan PT

Kuesioner 1. Kurang : nilai diperoleh <75% dari total skor yaitu 30 (nilai = 10-22) 2. Baik : nilai diperoleh

> 75% dari total skor yaitu 30 (nilai = 23-30)

Ordinal

3.6. Metode Pengumpulan Data 3.6.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari wawancara dengan responden menggunakan alat bantu kuesioner. Data yang dikumpulkan meliputi pendidikan responden, pengetahuan responden, pendapatan keluarga ketersediaan sarana dan prasarana dan penanganan, pembuangan air limbah rumah tangga. Wawancara dengan tatap muka dilakukan langsung oleh peneliti dan dibantu oleh beberapa enumerator.

3.6.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari puskesmas maupun dari Dinas Kesehatan Kota Subulussalam yaitu meliputi data nama anak, umur anak, nama orang tua dan alamat responden.

(44)

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan tentang variabel penelitian yaitu pengetahuan dan penanganan pembuangan air limbah. Adapun kisi-kisi kuesioner adalah sebagai berikut:

TABEL 3.3.

Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator Butir Soal Jumlah Item

1. Pengetahuan 1. Pengertian

2. Pembuangan air limbah yang baik

3. Penyakit yang ditimbulkan 4. Cara membersihkan SPAL 5. Dampak limbah rumah

tangga

6. Jarak rumah dengan septik tank

2. Tidak mengotori permukaan tanah

3. Mempunyai lubang kontrol 4. Tidak tergenang

5. Tidak menimbulkan bau 6. Jarak >10 meter dari sumber

air bersih

Dilakukan pengecekan data yang telah terkumpul bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data.

(45)

Memberi tanda pada data yang telah dianggap sesuai dengan variabelnya masing-masing.

3. Entry Data

Proses entry data yaitu memasukkan data ke dalam komputer sesuai dengan jawaban yang diberikan responden pada kuesioner.

4. Cleaning

Data yang telah dimasukkan dilakukan pengecekan ulang untuk mengetahui kesesuaian data.

5. Tabulating

Data yang telah terkumpul dihitung sesuai dengan variabel yang dibutuhkan kemudian data dimasukkan kembali ke dalam tabel distribusi frekuensi.

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1. Uji Validitas

Uji validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan pada 30 orang responden, dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Uji validitas dilakukan pada 30 orang responden dengan ketentuan bahwa jika r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid atau sebaliknya, atau jika:

1. Nilai r-hitung ≥ 0,361 dinyatakan valid.

2. Nilai r-hitung < 0,361 dinyatakan tidak valid.

Hasil uji validitas variabel penelitian adalah sebagai berikut:

TABEL 3.4.

(46)

No Variabel (Corrected Item-Nilai r-hitung

besar dibanding r-tabel atau semua butir soal mempunyai nilai >0,361.

3.8.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk menentukan derajat konsistensi dari instrumen penelitian berbentuk kuesioner. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan komputerisasi. Selanjutnya pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji butir soal yang sudah valid secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji Cronbach Alpha, maka dinyatakan reliabel atau sebaliknya, atau jika:

a. Nilai r-hitung ≥ 0,600 dinyatakan reliabel.

(47)

Hasil uji reliabilitas kuesioner selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TABEL 3.5.

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

No Variabel reliabilitas variabel pengetahuan diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,912, dan variabel penanganan SPAL sebesar 0,859.

3.7. Analisis Data

3.7.1. Analisa Univariat

Analisis tentang gambaran karakteristik masing-masing variabel yang diteliti dengan skala pengukuran kategorik yang dideskripsikan menggunakan distribusi frekuensi.

3.7.2. Analisis Bivariat

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Desa Subulussalam Utara merupakan salah satu kampong yang ada di Kecamatan Simpang Kiri, kota Subulussalam, provinsi Aceh, Indonesia. Desa ini

merupakan satu dari 14 desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Simpang Kiri.

Adapun batas-batas wilayah Desa Subulussalam Utara adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mukti Makmur 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tangga Besi 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Subulussalam Barat 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Makmur Jaya

Kepadatan penduduk di Desa Subulussalam Utara sebesar 2877 jiwa laki-laki 1.567 jiwa dan perempuan 1.310 jiwa, luas daerah Desa Subulussalam Utara adalah 7,19 km2. Masyarakat di Desa Subulussalam Utara mayoritas bekerja sebagai petani dengan hasil pertanian utama di desa ini ialah padi, jagung, kakao, kelapa, dan lain-lain. Desa Desa Subulussalam Utara ini memiliki jumlah

penduduknya sebagian besar bersuku daerah Aceh. Sebagian besar penduduknya menganut agama Islam.

Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Subulussalam Utara adalah Poskesdes 1 unit, posyandu sebanyak 3 unit, dan bidan desa sebanyak 2 orang.

(49)

4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Univariat 1. Identitas Responden

Berdasarkan hasil penelitian identitas responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

a. Umur

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2016

No Umur f (%) kecil berumur > 50 tahun sebanyak 2 orang (6,0%).

b. Pendidikan

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2016

No Pendidikan f (%)

1

2 Rendah (SD/SMP)Tinggi (SMA/Perguruan Tinggi 3647 43,456,6

Total 83 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 83 responden yang diteliti sebagian besar berpendidikan Tinggi (SMA/Perguruan Tinggi) sebanyak 47 orang (56,6%), sebagian kecil berpendidikan Rendah (SD/SMP) sebanyak 36 orang (43,4%).

(50)

c. Pekerjaan

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2016

No Pekerjaan f (%)

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 83 responden yang diteliti sebagian besar responden bekerja sebagai petani sebanyak 49 orang (59,0%), sebagian kecil responden bekerja sebagai pegawai sebanyak 11 orang (13,3%).

d. Pendapatan

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2016

No Pendapatan f (%)

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 83 responden yang diteliti sebagian besar pendapatan responden rendah sebanyak 47 orang (56,6%), sebagian kecil pendapatan responden tinggi sebanyak 36 orang (43,4%).

(51)

2. Pengetahuan

Hasil penelitian variabel pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2016

No Pengetahuan f %

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa, sebagian besar responden berpengetahuan kurang dalam penanganan pembuangan air limbah rumah tangga sebanyak 45 orang (54,2%), sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 38 orang (45,8%).

3. Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

Hasil penelitian variabel penanganan pembuangan air limbah rumah tangga dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6. Distribusi Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2016

No Penanganan Pembuangan AirLimbah Rumah Tangga f % 1

2 Memenuhi syaratTidak memenuhi syarat 3350 39,860,2

Total 83 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa, sebagian besar penanganan pembuangan air limbah rumah tangga tidak memenuhi syarat sebanyak 50 orang (60,2%), sebagian kecil penanganan pembuangan air limbah rumah tangga memenuhi syarat sebanyak 33 orang (39,8%).

4.3. Analisis Bivariat

(52)

4.3.1. Hubungan Pendidikan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

Hubungan pendidikan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7. Tabel Silang Hubungan Pendidikan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2016

No Pendidikan

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 36 responden yang berpendidikan rendah mayoritas tidak memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan air limbah rumah tangga sebanyak 28 orang (77,8%). Dari 47 responden yang berpendidikan tinggi mayoritas memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan air limbah rumah tangga sebanyak 25 orang (53,2%).

Hasil uji bivariat menggunakan Chi-Square menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,006 < 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan pendidikan dengan penanganan pembuangan limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016.

4.3.2. Hubungan Pendapatan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

(53)

Hubungan pendapatan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8. Tabel Silang Hubungan Pendapatan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2016

No Pendapatan

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 47 responden yang berpendapatan rendah mayoritas tidak memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan air limbah rumah tangga sebanyak 36 orang (76,6%). Dari 36 responden yang berpendapatan tinggi mayoritas memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan air limbah rumah tangga sebanyak 22 orang (61,1%).

Hasil uji bivariat menggunakan Chi-Square menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,001 < 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan pendapatan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016.

(54)

4.3.3. Hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

Hubungan pengetahuan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.9. Tabel Silang Hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2016

No Pengetahuan

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 45 responden yang berpengetahuan kurang mayoritas tidak memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan limbah rumah tangga sebanyak 34 orang (75,6%). Dari 38 responden yang berpengetahuan baik mayoritas memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan limbah rumah tangga sebanyak 22 orang (57,9%).

Hasil uji bivariat menggunakan Chi-Square menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,003 < 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan penanganan pembuangan air limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016.

(55)

4.4. Pembahasan

4.4.1. Hubungan Pendidikan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan pendidikan dengan penanganan pembuangan limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016, p = 0,006 < 0,05. Dari 36 responden yang berpendidikan rendah mayoritas tidak memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan air limbah rumah tangga sebanyak 28 orang (77,8%). Dari 47 responden yang berpendidikan tinggi mayoritas memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan air limbah rumah tangga sebanyak 25 orang (53,2%).

Hasil penelitian Fatih menunjukkan tingkat pendidikan ibu rumah tangga yaitu sejumlah 9,28% tingkat pendidikan Ibu Rumah Tangga rendah (tamat SD), kemudian 22,68% Ibu Rumah Tangga dengan kriteria cukup tinggi (tamat SMP), 58,76% Ibu Rumah Tangga dengan kriteria tinggi (tamat SMA), dan 9,28% Ibu Rumah Tangga dengan kriteria sangat tinggi (perguruan tinggi). Dapat disimpulkan bahwa ibu rumah tangga dapat menentukan atau melakukan suatu perubahan dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Pendidikan sangat berperan dalam proses pemahaman tentang kesehatan lingkungan. Informasi tentang cara pembuangan limbah, sampah dan kebersihan lingkungan dapat diperoleh melalui pendidikan. Orang tua yang berpengaruh dan perpendidikan tinggi akan lebih mengerti tentang kebersihan, kesehatan serta cara pembuangan limbah yang aman bagi lingkungannya. Di Negara Maju orang tua dan anak anak berhak mendapatkan pendidikan tentang limbah dan cara pengelolaannya agar dapat hidup sehat.(3)

(56)

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka pengetahuannya mengenai kesehatan akan lebih mudah diterimanya dibandingkan dengan yang berpendidikan masih tergolong rendah, sehingga dalam pemberian informasi mengenai kesehatan lingkungan diperlukan adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak di desa. Ini menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku seseorang. (20)

Untuk meningkatkan mutu lingkungan, pendidikan mempunyai peranan penting karena melalui pendidikan, manusia makin mengetahui dan sadar akan bahaya limbah rumah tangga terhadap lingkungan, terutama bahaya pencemaran terhadap kesehatan manusia. Melalui pendidikan lingkungan, seseorang diperkenankan dengan ide-ide baru dan praktek baru, dan dengan pendidikan dapat ditanamkan berpikir kritis, kreatif dan rasional. (3)

Menurut peneliti, dari hasil penelitian ini terlihat bahwa pendidikan responden di Desa Subulussalam Utara akan berdampak terhadap tindakannya dalam penanganan pembuangan air limbah. Semakin tinggi pendidikannya maka semakin baik pula tindakan dalam penanganan pembuangan air limbah, yaitu ia akan mengerti dan memahami tentang pentingnya kesehatan dan menjaga lingkungan tetap sehat seperti membuat saluran pembuangan air limbah yang tertutup, air limbah diupayakan tidak mengotori permukaan, terdapat lubang kontrol pada SPAL, tidak menimbulkan bau, dan jarak SPAL dengan air bersih berjarak >10 meter. Tetapi jika pendidikan masyarakat rendah maka ia menjadi tidak peduli terhadap kesehatan lingkungan seperti tidak memperhatikan kondisi SPAL yang ada.

(57)

4.4.2. Hubungan Pendapatan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan pendapatan dengan penanganan pembuangan limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016, p = 0,001 < 0,05. Dari 47 responden yang berpendapatan rendah mayoritas tidak memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan air limbah rumah tangga sebanyak 36 orang (76,6%). Dari 36 responden yang berpendapatan tinggi mayoritas memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan air limbah rumah tangga sebanyak 22 orang (61,1%).

Hasil penelitian Suprapto di Desa Candisari Kecamatan Grobogan mendapatkan hasil bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara pendapatan dengan sikap kepala keluarga dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan saluran pembuangan air limbah. Pendapatan yang dimiliki seseorang akan berpengaruh terhadap apa yang akan dikerjakan, begitu pula dengan kepala keluarga, karena pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga memerlukan waktu, tenaga, dan biaya serta sarana yang cukup.

(58)

seperti rumah, sarana air bersih, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan WC.(22)

Menurut peneliti, pendapatan juga memegang peranan penting terhadap perilaku seseorang. Orang dengan pendapatan tinggi maka memperhatikan kondisi lingkungan tempat tinggalnya, jika tempat tinggalnya kotor maka ia akan melakukan upaya bersih dengan mengeluarkan uang yang dimilikinya. Berbeda dengan orang yang memiliki pendapatan rendah maka ia akan lebih mementingkan uang yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dibandingkan untuk membuat lingkungan tempat tinggalnya menjadi bersih dan nyaman.

4.4.3. Hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan penanganan pembuangan limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016, p = 0,003 < 0,05. Dari 45 responden yang berpengetahuan kurang mayoritas tidak memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan limbah rumah tangga sebanyak 34 orang (75,6%). Dari 38 responden yang berpengetahuan baik mayoritas memenuhi syarat dalam penanganan pembuangan limbah rumah tangga sebanyak 22 orang (57,9%).

(59)

pengetahuan cukup sebanyak 18 orang (18,8%) dan pengetahuan baik sebanyak 50 orang (54,9%). Nilai Signifikan untuk pengetahuan sebesar 0,008, ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pengolahan limbah rumah tangga. (10)

Hasil penelitian Aprilia di Kelurahan Kunciran Indah Kecamatan Pinang Kota Tangerang Provinsi Banten menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku membuang air limbah rumah tangga (p = 0,037 < 0,05), ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku membuang air limbah rumah tangga (p = 0,000 < 0,005). (11)

Suatu peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, tetapi hubungan positif antara pengetahuan dengan perilaku akan memungkinkan terjadinya perubahan perilaku. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (perilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut dirinya atau keluargaannya, dan apa bahaya bahayanya bila tidak melakukan pesan tersebut. Indikator indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan. (19)

Semakin tingginya pengetahuan masyarakat, maka semakin memahami cara pembuangan air limbah yang baik serta dapat menangani air limbah sesuai dengan syarat kesehatan. Jika rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap air limbah maka tidak mempunyai pemahaman tentang penanganan pembuangan air limbah yang benar dan tidak mencemari lingkungan. Pengetahuan merupakan salah satu faktor penting terhadap penanganan pembuangan air limbah. (22)

(60)

Menurut peneliti, dari hasil penelitian ini terlihat jelas bahwa pengetahuan masyarakat tentang pembuangan air limbah masih kurang. Hal tersebut berdampak terhadap penanganan pembuangan air limbah di rumahnya, di mana sebagian besar penanganan pembuangan air limbah tidak memenuhi syarat kesehatan. Pengetahuan seseorang akan memberikan dampak terhadap tindakan yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari, karena umumnya seseorang yang berpengetahuan baik maka tindakannya akan baik pula, demikian juga sebaliknya pengetahuannya yang kurang maka tindakannya kurang baik pula, termasuk dalam penanganan pembuangan air limbah.

(61)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan disajikan pada bab sebelumnya disimpulkan sebagai berikut:

1. Pendidikan responden dalam kategori Tinggi (SMA/Perguruan Tinggi) (56,6%), sebagian kecil berpendidikan Rendah (SD/SMP) (43,4%).

2. Pendapatan responden kategori rendah (56,6%), sebagian kecil pendapatan responden tinggi (43,4%).

3. Pengetahuan responden kurang dalam penanganan pembuangan air limbah rumah tangga (54,2%), sebagian kecil berpengetahuan baik (45,8%).

4. Penanganan pembuangan air limbah rumah tangga tidak memenuhi syarat (60,2%), sebagian kecil penanganan pembuangan air limbah rumah tangga memenuhi syarat (39,8%).

5. Pendidikan berhubungan signifikan dengan penanganan pembuangan limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016, p = 0,006 < 0,05.

6. Pendapatan berhubungan signifikan dengan penanganan pembuangan limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016, p = 0,001 < 0,05.

7. Pengetahuan berhubungan signifikan dengan penanganan pembuangan limbah rumah tangga di Desa Subulussalam Utara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam tahun 2016, p = 0,003 < 0,05.

(62)

5.2. Saran

Disarankan kepada beberapa pihak sebagai berikut: 1. Kepala Desa Subulussalam Utara

Disarankan kepada kepala Desa Subulussalam Utara untuk melakukan kerjasama lintas sektoral dengan tenaga kesehatan untuk melakukan gotong royong membuat atau memperbaiki saluran air limbah rumah tangga di Desa Sulubussalam Utara agar lingkungan menjadi bersih dan sehat.

2. Tenaga kesehatan

Disarankan kepada tenaga kesehatan yang ada di Desa Subulussalam Utara maupun tenaga kesehatan yang membawahinya untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan lingkungan terutama tentang penanganan pembuangan air limbah rumah tangga.

3. Masyarakat

Disarankan kepada masyarakat untuk melakukan gotong royong bersama-sama setiap minggu membuat atau memperbaiki SPAL rumah tangga sehingga lingkungan menjadi sehat.

4. Peneliti selanjutnya

Gambar

Tabel 4.2.Distribusi  Frekuensi  Pendidikan  Responden  di  Desa
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
TABEL 3.3.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden di Desa SubulussalamUtara Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2016
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bila manusia saja yang dapat tertawa, sebagai homo sapiens , dapatkah kita katakan bahwa karena manusia adalah puncak evolusi darwinian, bukan hanya dapat berbicara dan

Hal yang sama juga belaku pada data kecepatan angin dimana penggunaan algoritma Filter Kalman mempunyai pengaruh baik terhadap perbaikan hasil prediksi terbukti dari

IGF-1 and estrogen from monolayer culture before and after progesterone absorbtion resulted in cleavage rate were 27.48% and 53.61%, respectively stage morula embryo rate were

Burnout Terhadap Kinerja d an Kepuasan Kerja Auditor” , Skripsi (tidak dipublikasikan), Program Sarjana UNIKA Soegijapranata Semarang... Loebbecke, 1997, Auditing Pendekatan

Pada kuadran II terdapat sektor pertanian kehutanan dan perikanan, sektor ini juga salah satu sektor basis yang dimiliki kabupaten langkat, sektor yang terdapat pada kuadran

Dalam struktur perusahaan Hak Pengusahaan Hutan, khususnya di lapangan base camp merupakan pusat kegiatan. Di base camp terdapat kantor, bengkel, kantin, gudang,

Hal ini akan memberikan peluang kepada siswa untuk berlatih memahami tentang materi secara menyenangkan, efektif, dan efesien untuk mencapai tujuan

Solusi yang ditawarkan oleh ajaran Islam untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) muslim antara lain sebagai berikut : (a) Supaya suami sebagai