• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Mengenai Pentingnya Pemberian Prebiotik di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Mengenai Pentingnya Pemberian Prebiotik di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

Lembar Informed Consent

Salam Sejahtera bagi kita semua

Kepada Ibu, sebelumnya saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan dan kuesioner ini.

Pertama-tama, izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Justin A/L Michal Dass. Saya adalah salah seorang mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU), stambuk tahun 2008. Saat ini saya sedang mengerjakan penelitian guna melengkapi Karya Tulis Ilmiah yang menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran. Adapun judul penelitian saya adalah Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai Balita mengenai Pentingnya Pemberian Prebiotik di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011.

Prebiotik merupakan makanan tidak dapat dicerna, yang membawa manfaat kepada host dengan secara selektif menstimulasi pertumbuhan dan/atau aktivitas bakteri (yang bermanfaat) yang terbatas di dalam kolon, yang membantu meningkatkan kesehatan manusia ( Roberfroid, 2007). Prebiotik sangat bermanfaat kepada sistem imun balita yang penting untuk kesehatannya. Selain itu, prebiotik juga dapat membantu meninhkatkan fungsi sistem pencernaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian prebiotik dan suplemen prebiotik kepada balita.

(2)

Partisipasi Ibu bersifat sukarela tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian in Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama : Justin A/L Michal Dass

Alamat : TASBI. Blok VV 123, Medan.

No. HP : 085831793007

Demikian saya beritahukan. Atas kesediaan Ibu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga partisipasi Ibu dalam penelitian ini membawa manfaat besar bagi kita semua.

Medan, 2011

Peneliti

(3)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : No. Telp:

Setelah mendapat penjelasan oleh peneliti tentang penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai Balita mengenai Pentingnya Pemberian Prebiotik di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011, maka dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya.

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat untuk dapat digunakan sebaik-baiknya.

Medan, 2011

( )

(4)

Kuesioner Penelitian Tingkat Penegetahuan Ibu yang mempunyai Anak Balita mengenai pemberian Prebiotik kepada Balita, di Puskesmas Padang Bulan , Medan Tahun 2011.

Pelaksanaan Pengambilan Data: / / I IDENTITAS RESPONDEN

1. Identitas Ibu

a. Nama ibu :

b. Umur ibu : thn

c. Pekerjaan ibu : d. Pendidikan terakhir :

e. Jumlah anak : (balita: orang) ** coret yang tidak perlu

II PENILAIAN TINGKAT KESEDARAN IBU BALITA MENGENAI PEMBERIAN PREBIOTIK

1. Mengetahui apakah itu prebiotik?

A. Ya B. Tidak

2. Apakah yang dimaksudkan oleh prebiotik?

A. Makanan yang bisa dicerna, yang membawa manfaat kepada tubuh B. Makanan yang tidak bisa dicerna yang membawa manfaat kepada

tubuh

3. Apakah terdapat perbedaan antara prebiotik dan preobiotik?

A. Ya B. Tidak

4. Apakah sumber utama prebiotik kepada anak kurang dari 6 bualn? A. Asi

B. Sayuran C. Buah-buahan

(5)

5. Pernakah memberikan suplemen prebiotik kepada anak?

A. Ya B. Tidak

6. Apakah jenis suplemen yang diberikan kepada anak balita? A. Syrup

B. Tablet

7. Sekiranya ya, berapa lama? bulan / tahun

III PENILAIAN MENGENAI KESEDARAN IBU MENGENAI PEMBERIAN MAKANAN MENHGANDUNGI PREBIOTIK KEPADA BALITA

Asi dan Pola Makan Anak.

8. Apakah sampai saat ini ibu menyusui balita anda?

A. Ya B. Tidak

9. Jika tidak , sejak usia berapa balita anda masih mendapat asi: ...hari ...bulan

10.Mengapa balita anda tidak diberikan ASI? A ibu sakit

B. Air susu tidak keluar C. Anak tidak mahu D. Ibu sibuk bekrja

11.Makanan (selain ASI) apa yang diberikan kepada balita tersebut: A. Tidak ada

(6)

Konsumsi Balita pada usia 12 sehingga 59 bulan.

12.Sejak usia brapakah balitadiberi makanan slain dari ASI ?... bulan

13.Selain makanan pokok utama (nasi, dll), adakah balita sudah makanan mengandungi sayuran/berserat:

A. Ya B. Tidak

14. Jika ya, bagaimana frekuensi balita mengkonsumsi sayur-sayuran/bersrat :

A Setiap hari/ miggu B. 4-6 minggu C. 2-3 hari/minggu D. Tidak pernah

15.Apakah balita anda sudah diberikan buah-buahan?

A. Ya B. Tidak

16.Jika ya, bagaimana frekuensi balita mengkonsumsi buah-buahan:

A Setiap hari/ miggu B. 4-6 minggu C. 2-3 hari/minggu D. Tidak pernaH

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian Prebiotik, kepada balita yang mengalami kelainan (kongenital atau didapat) [DIISI JIKA BERKENAAN]

17.Apakah kelainan yang dialami oleh balita: ... (diisi jika ada kelainan)

(7)

A. Ya B. Tidak

19.Adakah balita mengkonsumsi makanan berserat?

A. Ya B. Tidak

20.Jika ya, bagaimana frekuensi balita mengkonsumsi sayur-sayuran/bersrat :

(8)

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Pendidkan pada Ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid S1 7 7.2 7.2 7.2

SD 25 25.8 25.8 33.0

SMA 23 23.7 23.7 56.7

SMP 35 36.1 36.1 92.8

Tidak Bersekolah 7 7.2 7.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

Batasan usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 16-20 24 24.7 24.7 24.7

21-25 48 49.5 49.5 74.2

26-30 15 15.5 15.5 89.7

31-35 9 9.3 9.3 99.0

36-40 1 1.0 1.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

(9)

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 37 38.1 38.1 38.1

ya 60 61.9 61.9 100.0

(10)

sumber prebiotik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid bssd 22 22.7 22.7 22.7

buahan 32 33.0 33.0 55.7

sayuran 19 19.6 19.6 75.3

asi 24 24.7 24.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

suplemen prebiotic

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 42 43.3 43.3 43.3

ya 55 56.7 56.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

jenis suplemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid bssd 37 38.1 38.1 38.1

tablet 24 24.7 24.7 62.9

syrup 36 37.1 37.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

(11)

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(12)

makanan dari perbuatan

pabrik

23 23.7 23.7 54.6

makanan buatan rumah 26 26.8 26.8 81.4

MP-ASI dari Depkes 18 18.6 18.6 100.0

Total 97 100.0 100.0

makanan yang mengandungi sayuran/berserat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 54 55.7 55.7 55.7

ya 43 44.3 44.3 100.0

Total 97 100.0 100.0

bagaimana frekuensi balita mengkunsumsi sayuan/berserat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 44 45.4 45.4 45.4

2-3hari/ minggu 24 24.7 24.7 70.1

4-6 hari/minggu 14 14.4 14.4 84.5

setiap hari/minggu 15 15.5 15.5 100.0

Total 97 100.0 100.0

balita penah diberikan buahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(13)

ya 55 56.7 56.7 100.0

Total 97 100.0 100.0

bagaimana frekunsi balita mengkonsumsi buahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 36 37.1 37.1 37.1

2-3 hari/minggu 23 23.7 23.7 60.8

4-6 hari/minggu 25 25.8 25.8 86.6

setiap hari/minggu 13 13.4 13.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan

tingkat pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 44 45.4 45.4 45.4

Sedang 48 49.5 49.5 94.8

Baik 5 5.2 5.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

Pendidkan pada Ibu * tingkat pengetahuan Crosstabulation

tingkat pengetahuan

Total Kurang Sedang Baik

Pendidkan pada Ibu S1 Count 0 4 3 7

% of Total .0% 4.1% 3.1% 7.2%

(14)

% of Total 24.7% 1.0% .0% 25.8%

Batasan usia * tingkat pengetahuan Crosstabulation

tingkat pengetahuan

Pekerjaan ibu * tingkat pengetahuan Crosstabulation

tingkat pengetahuan

(15)

Pekerjaan ibu pegawai negeri Count 0 11 2 13

% of Total .0% 11.3% 2.1% 13.4%

pegawai swasta Count 0 7 1 8

% of Total .0% 7.2% 1.0% 8.2%

tidak bekerja Count 27 7 0 34

% of Total 27.8% 7.2% .0% 35.1%

wiraswasta Count 17 23 2 42

% of Total 17.5% 23.7% 2.1% 43.3%

Total Count 44 48 5 97

(16)

Daftar Pustaka.

Agus, M.K., 2001. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Universitas Muhammadiyah Malang. Almatsier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Angelo, P.F. et al., 2002. Antitumorigenic Activity of the Prebiotic Inulin Enriched with Oligofructose in Combination with the Probiotics Lactobacillus rhamnosus and Bifidobacterium lactis on Azoxymethane-Induced Colon Carcinogenesis in Rats. 1953-60.

Coxam, V., 2007. Current Data with Inulin-Type Fructans and Calcium, Targeting Bone Health in Adults.J Nutr 137 (11): 2527.

Depdikbud, 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Geier, M.S. et al., 2006. Probiotics, Prebiotics and Synbiotics: A Role in Chemoprevention for Colorectal Cancer? Cancer Biol Ther 5(10): 1265-9.

Gibson, G.R., Roberfroid M.B., 1995. Dietary Modulation of the Human Colonic Microbiota: Introducing the Concept of Prebiotics.J Nutr. 209-220.

Hunges, K., Ludger, H., and Blau, M., 2001. Oligofructose and Long-Chain Inulin: Influence on the Gut Microbial Ecology of Rats Associated with a Human Faecal Flora. British Journal of Nutrition. 2110-31.

Jakarta : Depdikbud

Koon, Y. et al., 2010. Antihypertensive Properties of Plant-Based Prebiotics. School of Industrial Technology, Universiti Sains Malaysia.

(17)

Macfarlane, S. et al., 2006. Prebiotics in the Gastrointestinal Tract. Aliment Pharmacol Ther.

Moehji, S., 2002. Ilmu Gizi (Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi). Jakarta: Bhratara.

Munjal, U., Glei, M., Pool-Zobel, B.L., Scharlau, D., 2009. Fermentation Products of Inulin-type Fructans Reduce Proliferation and Induce Apoptosis in Human Colon Tumour Cells of Different Stages of Carcinogenesis. British Journal of Nutrition. 663-671.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Penington, J.A.T. et al., 1986. Mineral Content of Foods and Total

Diets: The Selected Minerals in Food Survey. Journal of the American Dietetic Association 86: 876.

Pratomo, H., Sudarti, 1990. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat.

Saavedra, J.M., Tschernia, A., 2002. Human Studies With Probiotics and Prebiotics: Clinical Implications. Available from: http://www.ingentaconnect.com/content/cabi/bjn/2002/00000087/900000s 2/art00015 [Accesed 16 March 2011]

Sastroasmoro, Sudigdo, 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: FKUI.

Shereen, J., 2010. Prebiotics and Probiotics. Available from: http://nutrition.about.com/od/therapeuticnutrition1/p/pro_prebiotics.html [Accesed 2 March 2011]

Stephanie, S. dan Bernhard, W., 2007. Inulin and Oligofructose: Review of Experimental Data on Immune Modulation. J Nutr.; 137: 2563.

(18)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan

 Definisi operasional: Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui (hasil tahu) ibu balita di Puskesmas Padang Bulan mengenai pemberian suplemen prebiotik kepada balita mereka dan manfaatnya.

 Cara pengukuran: Pengukuran dilakukan dengan wawancara.

(19)

o Pertanyaan 1, 2, 3, 5,6 , 8, 13, 14, 15, 18 dan 19 diberi skor a=2 dan

b=1.

o Pertanyaan 7, 9 dan 12 diberi skor 1 bila < 6 bulan. o Pertanyaan 17 , diberi skor 1

 Hasil Ukur: Hasil pengukuran untuk tingkat pengetahuan mengenai pemberian suplemen prebiotik oleh ibu dengan balita adalah sebagai berikut (Pratomo, 1990) :

o Baik, jika skor yang didapat > 15 (>75%) o Sedang, jika skor antara 8 15 (40 75%) o Kurang, jika mendapat skor <8 (< 40%)  Skala Pengukuran: Ordinal

3.2.2. Prebiotik

(20)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif, dengan pendekatan cross sectional study, dimana dengan satu kali pengamatan, data penelitian sudah didapat.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Padang Bulan. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah seperti berikut:

1. Puskesmas ini memiliki program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 2. Belum pernah dilakukan penelitian seperti ini di puskemas tersebut.

3. Tingkat pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas ini teratur dan adanya berbagai program untuk kesehatan anak dijalankan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2011.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan.

4.3.2. Sampel Penelitian

4.3.2.1.Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi secara consecutive sampling. Sampel dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut :

(21)

b. Kriteria eksklusi: Ibu yang tidak bersedia menjawab kuesioner atau kuesioner tidak dijawab dengan lengkap.

4.3.2.2.Perkiraan Besar Sampel

Perkiraan besar sampel yang minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus dibawah ini, dimana tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif 10% (Sastroasmoro, 2002). Maka diperoleh sampel. Jumlah sampel ini dibulatkan menjadi 97 sampel:

Besarnya sampel ditentukan dari rumus : n = Zα² PQ

n = (1.96) ² . 0,50 . (1-0.50) = 96.04 (0,1)²

Keterangan :

n = Besar sampel

Zα² = deviasi baku alfa (1,96) P = proporsi kategori (0,50) Q = 1-P

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (0,1)

Dengan demikian sampel diperoleh nilai 96.04 dan dubulatkan pada 97 responden.

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Jenis Data

(22)

4.4.2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data adalah melaui pemberian kuesioner. Kuesioner tersebut diberikan kepada ibu balita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program komputer SSPS (Statistical Package for Social Sciences) for Windows 17.0.

4.5.2. Analisis Data

(23)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan. Penelitian ini diikuti 97 orang ibu yang telah bersedia mengikuti penelitian dan menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan yang tertuang dalam kuesioner yang dibagikan.

Selain menjawab pertanyaan penelitian mengenai pengetahuan ibu mengenai pemberian prebiotik, dalam bab ini juga dijabarkan deskripsi lokasi penelitian dan deskripsi karakteristik responden yang terdapat di Puskesmas Padang Bulan.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan. Puskesmas Padang Bulan ini terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

(24)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Persen (%)

S1 7 7.2

Berdasarkan Tabel 5.1. di atas, dari 97 responden, diketahui bahwa tingkat pendidikan sebagian besar ibu balita ialah SMP sebanyak 35 responden (36.1%), kemudian SD sebanyak 25 responden (25.8%) , diikuti S1 sebanyak 7 responden (7.2%) dan tidak bersekolah 7 (7.2%).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Usia Ibu

(25)

(15.5%), ibu yang berusia 31-35 tahun pula ialah 9 responden (9.3) dan terakhir 1 responden (1.0%) berusia antara 36-40 tahun.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Ibu

Pekerjaan Ibu Frekuensi (n) Persen (%)

Pegawai Negeri 13 13.4

Pegawai Swasta 8 8.2

Wiraswasta 42 43.3

Tidak Bekerja 34 35.1

Total 97 100

Berdasarkan Tabel 5.3. di atas, menunjukkan bahawa sebahagian besar ibu bekerja sebagai wiraswasta dengan 42 responden (43.3%), kemudian ibu yang tidak bekerja sebanyak 34 responden (35.1%), diikuti dengan pegawai negeri sebanyak 13 responden (13.4%), delapaan reponden (8.2%) bekerja sebagai pegawai swasta, yaitu jumlah terkecil.

5.1.3. Tingkat Pengetahuan

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 14 pertanyaan mengenai pengetahuan ibu balita mengenai pemberian prebiotik. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

(26)

prebiotik di Puskesmas Padang Bulan pada tahun 2011 dapat dikategorikan pada Tabel 5.4. di bawah ini.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik 5 5.2

Sedang 48 49.5

Kurang 44 45.4

Total 97 100

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap pemberian prebiotik paling banyak berada pada kategori sedang sebanyak 48 orang ibu (49.5%), diikuti dengan kategori kurang sebanyak 44 responden (45.9%), dan lima responden (5.2%) yang berada pada kategori baik.

Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden terhadap pemberian prebiotik kepada balita menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5.5.

(27)

Tidak

Bersekolah

0 0.0 0 0.0 7 7.2 7 7.2

Total 5 5.2 48 49.5 44 45.4 97 100

Berdasarkan Tabel 5.5. dapat diketahui tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan terdapat pada kelompok ibu berpendidikan S1 sebanyak tiga orang (3.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang pula terdapat kelompok ibu yang berpendidikan SD dengan jumlah 24 (24.7%).

Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden terhadap pemberian prebiotik kepada balita menurut usia ibu dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Usia Ibu

Usia(tahun)

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

n % n % n % n %

16-20 0 0.0 11 11.3 13 13.4 24 24.7

21-25 4 4.1 22 22.7 22 22.7 48 49.5

26-30 0 0.0 9 9.3 6 6.2 15 15.5

31-35 1 1.0 5 5.2 3 3.1 9 9.3

36-40 0 0.0 1 1.0 0 0.0 1 1.0

Total 5 5.2 48 49.5 44 45.9 97 100

(28)

antara 21-25 tahun dengan empat responden (4.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang adalah juga responden yang berusia antara 21-25 tahun dengan 22 responden (22.7%).

Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden terhadap pemberian pemberian prebiotik kepada balita menurut pekerjaan ibu dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Pekerjaan Ibu

Berdasarkan Tabel 5.7. diatas, dapat diketahui pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik pekerjaannya terdapat pada ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri dan wiraswasta dengan jumlah responden masing-masing ialah dua orang (2.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang terdapat pada ibu yang tidak bekerja dengan jumlah 22 responden (22.7%).

5.2. PEMBAHASAN

(29)

Menurut Notoadmodjo (2010), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi yang digunakannya. Karakteristik ibu yang mempunyai balita di Puskesmas Padang Bulan pada tahun 2011, yang dinilai dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik jenis tingkat pendidikan, usia dan pekerjaan.

Berdasarkan Tabel 5.1. di atas, dari 97 responden, diketahui bahwa tingkat pendidikan sebagian besar ibu balita ialah SMP sebanyak 35 responden (36.1%), diikuti S1 sebanyak 7 responden (7.2%) dan tidak bersekolah 7 (7.2%), merupakan terendah. Dalam penelitian Rosliani, 2010, tingkat pendidikan ibu yang terbanyak ialah SMP dengan 34 responden (56.8%), manakala yang terendah ialah SD dengan 3 responden (3.2%).Terdapat persamaan antara data yang diperoleh.

Berdasarkan karekteristik mengenai usia ibu pada Tabel 5.2. di atas, diketahui bahwa orang sebagian besar (terbanyak) ibu balita di Puskesmas Padang Bulan, berusia antara 21-25 tahun, dengan 48 responden (49.5%),) dan paling sedikit 1 responden (1.0%) berusia antara 36-40 tahun. Dalam penelitian Rosliani, 2010 pula, jumlah responden terbanyak adalah umur ibu antara 24-32 tahun dengan 61 responden manakala terkecil ialah 33-40 tahun dengan jumlah 16 responden. Disini dilihat terdapat kesamaan, dari rentang usia untuk kedua-dua penelitian tersebut.

(30)

Berdasarkan Tabel 5.5. dapat diketahui tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan terdapat pada kelompok ibu berpendidikan S1 sebanyak tiga orang (3.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang pula terdapat kelompok ibu yang berpendidikan SD dengan jumlah 24 (24.7%). Menurut analisis peneliti, ibu berpendidikan S1 memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik tentang prebiotik karena lebih banyak membaca dan mengetahui mengenai gizi dan makanan yang bermanfaat bagi balita berbanding ibu yang mempunyai tingkat pendidikan SMA, SMP, SD atau tidak bersekolah.

. Berdasarkan Tabel 5.6. diatas, dapat diketahui pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik usianya adalah responden yang berusia antara 21-25 tahun dengan empat responden (4.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang adalah juga responden yang berusia antara 21-25 tahun dengan 22 responden (22.7%). Menurut peneliti, terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pada usia yang sama karena tingkat pendidikan dan pengaruh lingkungan ibu dengan anak balita yang berbeda serta tingkat pendidikan.

Berdasarkan Tabel 5.7. diatas, dapat diketahui pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik pekerjaannya terdapat pada ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri dan wiraswasta dengan jumlah responden masing-masing ialah dua orang (2.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang terdapat pada ibu yang tidak bekerja dengan jumlah 22 responden (22.7%). Menurut Notoatmodjo (2010), pekerjaan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas hidup manusia dan memberikan motivasi untuk memperoleh informasi yang berguna. Menurut pendapat peneliti, pegawai negeri dan wiraswasta mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai prebiotik karena mereka lebih terdedah dengan pelbagai pengetahuan terbaru terutama mengenai makanan anak.

5.2.2. Pengetahuan

(31)

pengetahuan ibu dengan balita di Puskesmas Padang Bulan terhadap pemberian prebiotik kepada balita seperti yang terlihat pada data statistik. Dari hasil analisa data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan balita di Puskesmas Padang Bulan berada rata-rata dalam kategori sedang.

(32)
(33)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita mengenai pentingnya pemberian prebiotik kepada balita di Puskesmas Padang Bulan, Medan pada tahun 2011 paling banyak berada pada kategori sedang sebanyak 48 orang ibu (49.5%), diikuti dengan kategori kurang sebanyak 44 responden (45.9%), dan 5 responden (5.2%) yang berada pada kategori baik.

2. Tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan terdapat pada kelompok ibu berpendidikan S1 sebanyak 3 orang (3.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang pula terdapat kelompok ibu yang berpendidikan SD dengan jumlah 24 (24.7%).

3. Tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik usianya adalah responden yang berusia antara 21-25 tahun dengan 4 responden (4.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang adalah juga responden yang berusia antara 21-25 tahun dengan 22 responden (22.7%).

4. Tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik pekerjaannya terdapat pada ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri dan wiraswasta dengan jumlah responden masing-masing ialah 2 orang (2.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang terdapat pada ibu yang tidak bekerja dengan jumlah 27 responden (27.8%).

6.2. Saran

1. Bagi ibu

(34)

terdapat pada prebiotik. Selain itu, ibu juga diharapkan dapat memastikan balita memperoleh makanan yang seimbang yang penting untuk tumbuh kembang anak.

2. Bagi Puskesmas Padang Bulan, Medan

Pihak Puskesmas diharapkan dapat melaksanakan pelbagai program penyuluhan mengenai pemberian prebiotik kepada balita dan memastikan ibu mengetahui mengenai manfaat pemberian makanan berkhasiat terutamanya yang berserat tinggi kepada balita.

3. Bagi Peneliti

(35)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan ini terjadi melalui kemampuan pancaindera manusia yakni penglihatan, perciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebahagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognisi merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Sebelum orang mengadopsi perilaku yang baru (berperilaku baru), di dalam diri orang itu terjadi proses yang berurutan yakni:

a.) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b.) Interest, yaitu subjek merasa rasa tertarik kepda stimulus atau objek .Disini sikap subjek sudah mulai muncul.

c.) Evaluation, di sini subjek akan menimbang-nimbang baik atau tidaknya stimulus terhadap dirinya. Hal ini bererti sikap responden sudah jauh lebih baik lagi.

d.) Trial, subjek sudah mencoba melakukan sesuatu sesuai stimulus. Di sini subjek sudah mulai mencoba perilaku yang baru.

e.) Adoption, di sini subjek sudah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Rogers,1974).

(36)

2.1.1. Tingkat Penegetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke pengetahuan tahap ini adalah mengingat kembali

(recall) suatu yang spesifik dari bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat penhetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur orang tersebut tahu tentang apa yang diperlajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.

2. Memahami (comprehension)

Memahami apa yang diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tesebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelasakan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramal terhadap bahan yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunkan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini juga dapat diartikan sebagai aplikasi dalam penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi-materi atau suatu objek ke dalam komponen- knomponen , tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitnya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat mennggambarkan (membuat bagan) , membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

5. Sintesis (synthesis)

(37)

Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formula baru dari formualasi –formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, dan menyesuaikan terhadap teori atau rumusan-rumusan yang sudah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan anak yang cukup gizi dan anak-anak kekurangan gizi, dapat mentafsirkan penyebab ibu-ibu tidak mau ikut KB (Keluarga Berencana).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007).

2.2. Prebiotik

2.2.1. Mengenai Prebiotik

Prebiotik pertama kali ditemukan dan dinamai oleh Marcel Roberfroid pada tahun 1995. Prebiotik ialah bahan makanan yang tidak dapat dicerna yang menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas bakteri di dalam sistem pencernaan yang bermanfaat pada kesehatan manusia. Prebiotik merupakan bahan yang tidak dapat dicerna yang digunakan sebagai sumber tanaga bagi beberapa jenis bakteri yang secara semula jadi tinggal usus kecil (Roberfroid, 2007).

Mengkonsumsi makanan yang mengandungi prebiotik sudah diamalkan oleh nenek moyang kita baberapa ratus tahun yang lalu. (Agus, 2010). Bukti yang terkuat adalah dijumpainya sisa makanan yang mengandungi inulin-oligofructose,

(38)

mengandungi prebiotik seperti bawang, daun ubi dan berbagai sayuran telah digunakan setiap hari dalam masakan sehari-hari. Oleh karena itu, ini bukanlah merupakan suatu hal yang baru untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Angelo, 2002).

Satu hal yang masih menimbulkan perdebatan berbagai pihak adalah mengenai kandungan prebiotik dalam ASI. Ada pihak yang mengatakan bahwa galaktosakarida dalam ASI adalah prebiotik. Selain itu, ASI mengandung probiotik (bakteri yang membawa manfaat kepada kesehatan dan bakteri tersebut biasanya ialah Bifidobacterium), dengan demikian ASI sudah pasti mengandung prebiotik (makanan untuk bakteri-bakteri tersebut). Bayi memperoleh prebiotik yang pertama dari ASI (Munjal, 2009).

2.2.2. Perbedaan antara Prebiotik dan Probiotik

Prebiotik adalah serat yang merangsang pertumbuhan bakteri yang memberi manfaat pada flora normal di usus kecil. Namun demikian, probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang diperoleh dari makanan yang kita makan sehari-hari. Prebiotik ini akan melalui sistem pencernaan, masuk ke usus kecil dan usus besar. Probiotik pada saat itu juga masuk ke usus kecil dan usus besar. Secara normal (fisiologi), bakteri ini tidak merangsang aktivitas metabolik, namun memberikan manfaat yang lain kepada tubuh (Shereen, 2010). Manfaat-manfaat lain adalah meningkatkan sistem imun. Prebiotik dan probiotik secara simbiosis bekerja sama untuk memberikan manfaat kesehatan kepada tubuh manusia. Selain itu, akibat sinergisme (Depdikbud, 1994) yang diperolehi akibat penggabungan prebiotik dan probiotik maka banyak makanan tambahan serta suplemen yang telah diproduksi (Adriano, 2010).

2.2.3. Sumber Prebiotik

(39)

Prebiotik ialah bahan yang secara selektif menghasilkan perubahan spesifik dari segi komposisi dan aktivitas mikrofloora gastraointestinal, yang mempunyai manfaat terhadap kesehatan manusia. Terdapat 2 jenis fruktooligosakarida (FOS) yang cocok dengan definisi tersebut iaitu oligofruktosa dan inulin. Pihak lain juga mengklasifikasikan galaktooligosakarida (GOS) sebagai prebiotik (Stephanie, 2010)

Para peneliti kini lebih fokus terhadap perbedaan prebiotik rantai pendek, prebiotik rantai panjang, dan full spectrum prebiotic (prebiotik spektrum penuh). Prebiotik rantai pendek, seperti oligofruktosa yang mengandungi 2-8 rantai per molekul, lazimnya dihasilkan lebih cepat di sebelah kanan kolon, yang akan memberikan nutrisi kepada bakteri di tersebut. Prebiotik rantai-panjang, seperti inulin yang mengandungi 9-64 rantai per molekul dan dihasilkan dengan lebih perlahan, menjadi sumber nutrisi terhadap bahagian kolon sbelah kiri. (Coxam, 2007). Prebiotik spektrum penuh dihasilkan dari rantai prebiotik yang penuh (lebih kurang 2-62 rantai per molekul), dan menjadi sumber makanan kepada bakteri ke hampir seluruh bagian kolon, contohnya ialah Oligofructose-Enriched Inulin (OEI). Mayoritas dari penelitian yang dilakukan terhadap prebiotik biasanya menggunakan OEI sebagai bahan penelitian (Hunges, 2001).

(40)

2.2.4. Manfaat yang Diperoleh dari Prebiotik

Terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari konsumsi prebiotik. Manfaat utamanya adalah untuk mencegah konstipasi. Manfaat ini telah dibuktikan dengan beberapa penelitian. Banyak prebiotik adalah karbohidrat, yang dihasilkan di usus besar, melalui proses fermentasi. Dengan pross fermentasi ini, gas yang akan dihasilkan akan meningkatkan volume dan mengurangi masa transit hasil pencernaan di dalam usus. Konstipasi ialah efek dari jangka waktu yang diambil oleh hasil pencernaan yang lama di usus (masa transit yang panjang). Oleh itu, dengan mengurangi jangka waktu ini, konstipasi dapat teratasi. Selain itu, karbohidrat juga meningkatkan kandungan air di dalam usus dan asam yang dihasilkan dari proses fermentasi bisa meningkatkan peristaltik usus. Kedua efek ini juga akan mengurangi waktu transit makanan di usus (Angelo, 2002).

Prebiotik juga mengurangi pH usus. Efek ini terjadi akibat adanya perubahan dari metabolisme fermentasi protein (menghasikan amoniak dan pH yang tinggi) menjadi fermentasi karbohidrat (menghasilkan asam). Beberapa penyakit seperti Crohn disease dan Irritable Bowel Syndrome (IBS) mempunyai karekteristik pH yang tinggi. Prebiotik dapat menurunkan pH sehingga mengurangkan gejala penyakit tersebut. Selain itu, pH usus yang rendah juga meningkatkan pergerakkan usus dan melindungi dari serangan dari bakteri patogenik (Munjal, 2009).

Prebiotik dapat mengembalikan keseimbangan flora di usus selepas berlaku perubahan akibat penggunaan antibiotik, diare, stres dan pnggunaan obat lain selain antibiotik. Hal ini terjadi akibat adanya mekanisme yang secara selektif menstimulasi pertumbuhan bakteri dari kumpulan tertentu. Hal ini seterunya akan memperbaiki keadaan keseimbangan flora pada bahagian usus (Lomax, 2010).

(41)

Prebiotik sendiri tidak membawa manfaat kepada sistem imun, tetapi dengan mengobah flora usus, sistem imun tubuh bisa berpengaruh. Stimulasi ini bisa berfaedah karena meningkatkan sistem imun terhadap patogen. Terdapat banyak penelitian yang telah dijalankan terhdap efek prebiotik terhadap sistem imun. Walaupun begitu tidak dikatakan jenis secera spesifik prebiotik yang membawa manfaat kepada sistem imun tubuh (Lomax, 2010).

Mikroflora untuk anak-anak kurang dari 5 tahun sangat tidak stabil. Banyak patogen oral yang bisa menggangu keseimbangan mikroflora tersebut (Saavedra, 2002). Oleh yang demikian substansi yang bisa memperbaiki keadaan ini ialah prebiotik. Terdapat beberapa studi yang mengatakan bahawa oligosakarida yang komersil mempunyai efek untuk menstabilkan keseimbangan mikroflora tersebut dan menyediakan pH yang sesuai untuk aktivias pencernaan (Cruz, 2010).

2.2.5. Suplemen Prebiotik

(42)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prebiotik merupakan makanan tidak dapat dicerna, yang membawa manfaat kepada host dengan secara selektif menstimulasi pertumbuhan dan/atau aktivitas bakteri (yang bermanfaat) yang terbatas di dalam kolon, yang membantu meningkatkan kesehatan manusia (Roberfroid, 2007).

Prebiotik yang paling berpotensial terdiri dari karbohidrat, tetapi tidak menyingkirkan bahan bukan karbohidrat untuk digunakan sebagai prebiotik. Di dalam teori, dikatakan bahwa segala jenis antibiotik yang dapat mengurangi jumlah bakteri yang berpotensi untuk membahayakan tubuh dan membantu meningkatkan bakteri yang bermanfaat kepada tubuh, bisa dikatakan sebagai prebiotik. Melalui definisi tersebut juga tidak dinyatakan secera spesifik kumpulan atau jenis bakteri. Namun demikian, prebiotik dipercaya meningkatkan jumlah dan/atau aktivitas dari Bifidobacteria dan bakteri asam laktat, karena dipercaya dan disebutkan bahwa bakteri dari kedua golongan tersebut memberi manfaat kepada manusia (Roberfroid, 2007).

Prebiotik merupakan makanan yang sangat spesifik (Moehji, 2002).

(43)

bahawa setiap orang seharusnya menkonsumsi lima porsi sayur-sayuran dan buah-buahan setiap hari.

Prebiotik biasanya diperoleh dari diet serat inulin yang larut (soluble dietary fibre inulin). Inulin biasanya dijumpai dalam tumbuhan yang mengandungi fruktan (polimer dari fruktosa). Selain itu, tanaman ini kerap dimakan sebagai makanan seharian, seperti bawang putih, bawang bombay, bawang merah, dan asparagus mengandung kandungan inulin yang tinggi. Akibat peningkatan konsumsi makanan yang diproses, prebiotik juga ditambahkan ke dalam makanan sehari-hari seperti cereal, biskut, roti, minuman (susu), dan yoghurt (Watzl, 2007).

Efek dari prebiotik dapat dilihat bila terdapat peningkatan dalam aktivitas bakteri yang memberi manfaat kepada tubuh di dalam usus. Prebiotik merangsang pertumbuhan bakteri tersebut (prebiotik berfungsi sebagai sumber makanan kepada bakteri yang bermanfaat) seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli di dalam usus besar dan meningkatkan resistensi terhadap patogen yang menginvasi tubuh. Selain itu, manfaat lain prebiotik juga dapat mengembalikan keseimbangan flora bakteri akibat penggunaan antibiotik, diare, stres dan obat lain (bukan antibiotik) melaui proses tersebut (Munjal, 2009).

Prebiotik juga mengurangi pH pada usus. Efek ini terjadi akibat perubahan metabolisme dari fermentasi protein (menghasilkan amoniak dan pH yang tinggi) menjadi fermentasi karbohidrat (menghasilkan asam). Beberapa penyakit seperti

Crohn disease dan Irritable Bowel Syndrome (IBS) mempunyai karekteristik pH yang tinggi, yang demikian mnurunkan pH sehigga mengurangi simptom penyakit tersebut, tetapi bukan menyembuhkan dan membawa manfaat kepada pasien (Munjal, 2009).

(44)

Oleh karena konsumsi makanan yang berserat rendah dan rentannya balita untuk mendapat serangan penyakit, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan pemberian prebiotik pada oleh ibu mereka di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Padang Bulan.

1.2. Rumusan Masalah

Sejauh manakah ibu mengetahui pentingnya pemberian prebiotik pada balita?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita mengenai pentingnya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus untuk penlitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat pendidikan ibu balita di Puskesmas Padang Bulan. 2. Mengetahui distribusi usia ibu balita di Puskesmas Padang Bulan. 3. Mengetahui distribusi pekerjaan ibu di Puskesmas Padang Bulan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Untuk Ibu

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan pengetahuan ibu mengenai prebiotik. Selain itu penelitian ini dapa memberi informasi kepada ibu mengenai pentingnya memberikan zat yang cukup kepada anak mereka. 2. Untuk Puskesmas Padang Bulan

Menjadi sumber informasi bagi Puskesmas Padang Bulan, untuk mengetahui pola makan balita di Puskesmas tersebut, dan mengambil tindakan untuk meningkatkan gizi balita.

(45)
(46)

ABSTRAK

Prebiotik merupakan makanan tidak dapat dicerna, yang membawa manfaat kepada host dengan secara selektif menstimulasi pertumbuhan dan/atau aktivitas bakteri yang terbatas di dalam kolon, yang membantu meningkatkan kesehatan manusia. Prebiotik biasanya diperoleh dari makanan yang mengandung serat yang tinggi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Melalui statistik yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) pada 2010, 85% dari penduduk Indonesia kurang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran lebih dari lima porsi sehari.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita mengenai pentingnya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling.

Dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap pentingnya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan mayoritas berada pada kategori sedang, yaitu 49.5%, kategori baik dan kurang masing-masing 5.2% dan 45.4%.

Dari hasil analisa data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan balita di Puskesmas Padang Bulan berada rata-rata dalam kategori sedang.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan balita terhadap pentingya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan berada pada kategori sedang. Diharapkan pihak puskesmas dapat memberikan informasi mengenai pentingnya pemberian prebiotik kepada balita.

(47)

ABSTRACT

A prebiotic is a selectively fermented ingredient that allows specific changes, both in the composition and/or activity in the gastrointestinal microflora that confers benefits upon host well-being and health. Prebiotic main source is vegetables and fruits which contain lots of fibers. According to the statistics from World Health Organization (WHO) in 2010, 85% of Indonesians ate lees than 5 portions fruits and vegetables daily.

This study was conducted to apprehend the mothers with child below 5 years old, knowledge towards the benefit of providing prebiotic in Puskesmas Padang Bulan, Medan.

This research was conducted with descriptive research methode, the approach used in this study design was a cross sectional study and sampling by using total consecutive sampling .

With a total sample of 97 people, obtained the results of studies showing that the level of respondents knowledge on the benefits of providing prebiotic majority are at average category that is 49.5%, good and less categories respectively 5.2% and 45.4%.

From these results, it can be concluded that knowledge of mothers with child below 5 years old, towards the benefit of providing prebiotic is at average category. The authorized party are expected to provide information regarding the benefits of prebiotic toward the mothers

(48)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI

BALITA MENGENAI PENTINGNYA PEMBERIAN

PREBIOTIK DI PUSKESMAS PADANG BULAN

TAHUN 2011

Oleh :

JUSTIN A/L MICHAL DASS

080100414

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(49)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI

BALITA MENGENAI PENTINGNYA PEMBERIAN

PREBIOTIK DI PUSKESMAS PADANG BULAN

TAHUN 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

JUSTIN A/L MICHAL DASS

080100414

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(50)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan Ibu yang mepunyai Balita Mengenai

Pemberian Prebiotik di Puskesmas Padang Bulan pada Tahun

2011

Nama : Justin A/L Michal Dass

NIM : 080100414

Pembimbing Penguji I

(dr. Zairul Arifin, Sp.A, DAFK) (dr. Nurchaliza Siregar, Sp.M)

NIP. 19460406 196902 1 001 NIP. 19700908 200003 2 001

Penguji II

(Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi )

NIP. 19760410 200312 2 002

Medan, Januari 2012 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara

(51)

ABSTRAK

Prebiotik merupakan makanan tidak dapat dicerna, yang membawa manfaat kepada host dengan secara selektif menstimulasi pertumbuhan dan/atau aktivitas bakteri yang terbatas di dalam kolon, yang membantu meningkatkan kesehatan manusia. Prebiotik biasanya diperoleh dari makanan yang mengandung serat yang tinggi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Melalui statistik yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) pada 2010, 85% dari penduduk Indonesia kurang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran lebih dari lima porsi sehari.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita mengenai pentingnya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling.

Dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap pentingnya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan mayoritas berada pada kategori sedang, yaitu 49.5%, kategori baik dan kurang masing-masing 5.2% dan 45.4%.

Dari hasil analisa data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan balita di Puskesmas Padang Bulan berada rata-rata dalam kategori sedang.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan balita terhadap pentingya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan berada pada kategori sedang. Diharapkan pihak puskesmas dapat memberikan informasi mengenai pentingnya pemberian prebiotik kepada balita.

(52)

ABSTRACT

A prebiotic is a selectively fermented ingredient that allows specific changes, both in the composition and/or activity in the gastrointestinal microflora that confers benefits upon host well-being and health. Prebiotic main source is vegetables and fruits which contain lots of fibers. According to the statistics from World Health Organization (WHO) in 2010, 85% of Indonesians ate lees than 5 portions fruits and vegetables daily.

This study was conducted to apprehend the mothers with child below 5 years old, knowledge towards the benefit of providing prebiotic in Puskesmas Padang Bulan, Medan.

This research was conducted with descriptive research methode, the approach used in this study design was a cross sectional study and sampling by using total consecutive sampling .

With a total sample of 97 people, obtained the results of studies showing that the level of respondents knowledge on the benefits of providing prebiotic majority are at average category that is 49.5%, good and less categories respectively 5.2% and 45.4%.

From these results, it can be concluded that knowledge of mothers with child below 5 years old, towards the benefit of providing prebiotic is at average category. The authorized party are expected to provide information regarding the benefits of prebiotic toward the mothers

(53)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan kurnia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar,Sp.PD-KGEH, selaku dekan FK USU.

2. Kepada dosen pembimbing penulisan penelitian ini, dr. Zairul Arifin, Sp.A, DAFK, yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulisan dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini. Juga kepada dr. Nurchaliza Siregar, Sp.M dan ibu Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun untuk penelitian ini.

3. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan. 4. Kedua orang tua penulis, yang tiada bosan-bosannya mendoakan serta

memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan. 5. Teman sejawat Juan Carson Marbun atas masukan dan bantuannya dalam

pengambilan data untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Teman sejawat Fadillah Akbar atas masukan dan bantuannya dalam pengambilan data untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(54)

8. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 6 Desember 2011

Penulis

(55)

DAFTAR ISI

2.2.2. Perbedaan antara Prebiotik dan Probiotik ... 8

2.2.3. Sumber Prebiotik... 8

2.2.4. Manfaat yang diperoleh dari prebiotik... 10

2.2.5. Suplemen Prebiotik... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL………..... 12

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 12

(56)

BAB 4 METODE PENELITIAN... 14

4.1. Jenis Penelitian ... 14

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

4.4. Teknik Pengumpulan Data... 15

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 16

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 17

5.1. Hasil Penelitian ... 17

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 17

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 17

5.1.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan ... 19

5.2. Pembahasan... 22

5.2.1. Karakteristik Responden ... 22

5.2.2. Pengetahuan ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

6.1. Kesimpulan ... 28

6.2. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 30

(57)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu

18

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Usia Ibu

18

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Ibu

19

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan

20

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan

20

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Usia Ibu

21

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Pekerjaan Ibu

(58)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

(59)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Surat Izin Survei Awal Penelitian

Lampiran 4 Lembar Ethical Clearence

Lampiran 5 Surat Keterangan Hasil Penelitian

Lampiran 6 Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 7 Informed Consent

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan itu, dalam mencari arsip sejarah di masa UIN, peneliti langsung menuju ke pusat penyimpanan arsip universitas yakni Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian

Alarm 220 volt merupakan alat untuk memberi peringatan kepada kita akan adanya gangguan pada tegangan listrik kita sehingga kita tidak terlambat mengatasi peralatan-peralatan

DAFTAR TERIMA PPDB TAHUN LALU SISWA SARPRAS LULUSAN. MTsN Su a aya Cek Ula g Ok Ok Ok Ok Ok Ok

The BAER Team on the King fire wanted several modeling scenarios including predictions of average first year post-fire erosion (Fig. Having the datasets

Kawalan adalah aktiviti untuk memastikan perancangan yang dibuat berjalan dengan lancar. Sebarang tindakan pembetulan yang perlu diambil akan dibuat dari maklum balas yang

KEY WORDS: Small Satellite Constellation, Infrared Instruments, High Temperature Events, impact on the climatic processes, Bi- Spectral Method, Advanced On Board

6 Berikut ialah maklumat yang dipetik dari Syarikat Kelana Berhad, sebuah kilang kasut, bagi tahun berakhir 31 Mei 2007. Belanja am kilang terakru

Furthermore, the multi-temporal classification based on dry and wet season images had higher accuracy than single image classifications, but the improvement was small