• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Pada Kesiapan Mahasiswa Pendidikan IPS Menjadi Guru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Pada Kesiapan Mahasiswa Pendidikan IPS Menjadi Guru"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

PADA KESIAPAN MAHASISWA PENDIDIKAN IPS UIN JAKARTA

MENJADI GURU

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Nida Nurazizah

NIM : 1111015000038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

EFEKTIVITAS PRAKTIK PROFESI KEGURUAN TERPADU (PPKT)

TERHADAP KESIAPAN MAHASISWA PENDIDIKAN IPS UIN

JAKARTA MENJADI GURU

SKRIPSI

Diajukan kepada fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan (S.Pd)

Oleh

Nida Nurazizah NIM: 1111015000038

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

oiaLoo. M.Pd Cut Dhien Nourwahida MA

NIP. 19711118 201101 1006 NIP. 197912212008012 016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

NURAZIZAH Nomor Induk Mahasiswa 1111015000038, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UrN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 12 Oktober 2016 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Si (S.Pd) dalam bidang pendidikan IPS.

Jakarta, 12 Oktober 2016

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (ketua JurusanlProgram Studi) Tanggal Tanda Tangan

Dr. Iwan Puanto, M.Pd NIP. 19730424200801 1 012

Seetas (Sekretas JunisanlProdi) Drs. Syaripulloh, M.Si

NIP: 19670909200701 1 003

Penguji I

Dr. H. Nurochim, MM NIP:19590715 198403 1 003

/

Y

Penguji II

Anissa Windarti. M.Sc NIP: 19820802 201101 2 005

Dekan Fakultas Keguruan

Prof. Dr. Ahmad

NIP: 19550421 03 1 007

(4)

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah

mi:

Nama : Nida Nurazizah

NIM :1111015000038

Jurusan : Pendidikan IPS! Pendidikan Ekonomi-Akuntansi

Alamat : JI. Cimandiri IV Rt.001 Rw.07 No.50 Cipayung-Ciputat, Tangerang Selatan, Banten

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Kontribusi Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) pada Kesiapan Mahasiswa Pendidikan IPS UIN Jakarta Menjadi Guru adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:

Nama : 1. Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd 2. Cut Dhien Nourwahida, MA Dosen Jurusan : Pendidikan IPS

Demikian surat pernyataan

mi

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi

mi

bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 12 Oktober 2016

IDWJ

(5)

iv

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis kontribusi Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) pada Kesiapan Mahasiswa menjadi guru bagi mahasiswa jurusan P.IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan P.IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011 yang telah mengikuti PPKT dengan jumlah 104 mahasiswa. Sampel yang diambil sebanyak 52 mahasiswa dengan teknik

Accidental Sampel (Non Probability Samples). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, angket serta studi kepustakaan. Uji validitas instrumen menggunakan korelasi Product Moment, dan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach’s. Dan teknik uji prasyarat data menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Sedangkan uji analisis dan interpretasi dengan nilai prosentasi, yakni membunyikan data kualitatif dalam bentuk verbal (kata-kata) sehingga kata-kata prosentase menjadi bermakna.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kontribusi Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) pada kesiapan mahasiswa Pendidikan IPS menjadi guru. Hal ini ditunjukan dari hasil uji r dimana rhitung = 0,64 > rtabel = 3,88

dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Dan diperoleh harga thitung 5,89 > ttabel 1,696

(6)

v

ABSTRACT

NIDA NURAZIZAH. Contribution Of Integrated Practice Teaching Profession and Social Science Education FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Readiness Students become teachers. Essay. Jakarta: Study Program of the Social Sciences education Faculty and Teaching State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.

The purpose of this study is to examine and analyze the contribution of Integrated Practice Teaching Profession and the Student Readiness to become a master student of Social Science Education FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta class of 2011. This research is quantitative descriptive. The population in this study were students majoring Social Science Education FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, PPKT class of 2011 were followed by the number of 104 students. Samples taken as many as 52 students with Accidental Sampel (Non Probability Samples). Data collection techniques using observation, interviews, documentation, questionnaire and literature study. Test the validity of the instrument using the Product Moment correlation, and reliability test using Cronbach's alpha formula. And techniques prerequisite test data using normality test and homogeneity test. While testing analysis and interpretation with a percentage value, which is sounding the qualitative data in the form of verbal (words) so that the words become meaningful percentage.

The results showed that there is a contribution between Integrated Practice Teaching Profession and and Social Science Education Student's readiness to become a teacher. It can be seen from the test results where rhitung r = 0.64> rtabel = 3.88 significance level α = 0.05. And the price obtained thitung 5.89> ttabel 1.696 with a significance level α = 0.05. While the results of the analysis of the determinant coefficient used to determine the contribution of the regression coefficient of the independent variable on the dependent variable is found to be 0.409, or 40.9%. Based on these results it can be concluded that Ho is rejected and Ha accepted, this means that there is a contribution of 40.9% between Integrated Practice Teaching Profession and Social Science Education Student's of FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta readiness to become a teacher.

(7)

vi

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program S1 Pendidikan IPS di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik itu moril ataupun materil, maka penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd, selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam pembuatan skripsi ini.

5. Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA, selaku dosen pembimbing II skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam pembuatan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

(8)

vii

8. Ungkapan terimakasih penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada Ayah dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan doa dengan segala pengorbanannya yang telah diberikan untuk penulis.

9. Teruntuk suami tercinta, Moch Iqbal yang telah senantiasa memberikan support

dan menemani penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat terbaik Rahmi, Soraya, Indah, Zusrini yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan menghibur penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai tugas dan semoga persahabatan dan persaudaraan kita tak lekang oleh waktu.

11. Teman-teman seperjuangan pendidikan IPS, terlebih khusus untuk Pendidikan Ekonomi Akuntansi 2011 kalian semua telah memberikan motivasi dan warna dalam hidup penulis.

12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun semua yang kalian berikan sangat berarti bagi penulis.

Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan kepada-Nya, Amin.

Harapan penulis, semoga penyusunan Skripsi ini akan dapat membantu mahasiswa dalam penyusunan skripsi di semester akhir dan menjadi acuan pula bagi adik – adik kelas yang hendak pula akan mengerjakan skripsi.

Wassalmualaikum wr. Wb

Jakarta, 12 Oktober 2016 Penulis

(9)

viii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) ... 10

a. Konsep PPKT... 10

b. Landasan Hukum ... 11

c. Tujuan dan Manfaat PPKT ... 12

d. Ruang Lingkup PPKT ... 13

3. Kesiapan Menjadi Guru ... 21

a. Pengertian Kesiapan... 21

b. Guru ... 23

1) Pengertian Guru ... 23

2) Syarat-Syarat Menjadi Guru ... 24

(10)

ix

4) Kode Etik Guru ... 28

B. Penelitian Relevan ... 30

C. Kerangka Berpikir ... 32

D. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Tempat dan waktu Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian ... 34

C. Populasi dan Sampel ... 35

D. Variable Penelitian ... 36

E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Instrumen Penelitian ... 41

H. Teknik Analisis Keabsahan Data ... 47

I. Teknik Pengolahan Data ... 52

J. Teknik Analisis Data ... 53

K. Hipotesis Statistik ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 59

A. Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 59

B. Perhitungan Uji Coba Instrumen ... 64

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 67

D. Analisis Data ... 90

BAB V PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(11)

x

Tabel 3.2 Alternatif Jawaban ... 38

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Observasi ... 40

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket ... 41

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ... 45

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Dokumentasi ... 46

Tabel 3.7 Indeks Reabilitas Item ... 48

Tabel 3.8 Skor Alternatif Jawaban Responden ... 51

Tabel 3.9 Tabel Interpretasi Perhitungan Korelasi ... 55

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 66

Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas ... 67

Tabel 4.3 Pihak fakultas memberikan orientasi pembekalan PPKT ... 77

Tabel 4.2 Mendapatkan sekolah tempat PPKT sesuai dengan keinginan saya ... 77

Tabel 4.3 Melaksanakan PPKT dengan sungguh-sungguh ... 78

Tabel 4.4 Kegiatan PPKT memberi pengalaman tentang dunia pendidikan ... 79

Tabel 4.5 Kegiatan PPKT membuat saya siap menjadi tenaga pengajar ... 79

Tabel 4.6 Kegiatan PPKT membuat saya lebih mahir dalam mengajar ... 80

Tabel 4.7 Dosen pembimbing saya selalu memberikan arahan kepada saya saat PPKT ... 80

Tabel 4.8 Saya membuat laporan diakhir kegiatan PPKT ... 81

Tabel 4.9 Sebelum KBM dimulai, saya membuat RPP ... 81

Tabel 4.10 Saya dapat mengetahui masing-masing gaya belajar peserta didik... 82

Tabel 4.11 Materi yang saya ajarkan sesuai urutan/struktur keilmuan ... 82

Tabel 4.12 Penggunakan metode pembelajaran yang aktif. ... 83

Tabel 4.13 Penggunakan media pembelajaran bervariatif... 83

Tabel 4.21 Dapat menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan ... 82

Tabel 4.22 Selama proses KBM, saya mampu mengalokasikan waktu ... 83

Tabel 4.23 Saya memberikan kesimpulan di akhir pembelajaran ... 84

Tabel 4.24 Saya memberikan evaluasi, berupa tugas atau PR yang dikerjakan dirumah ... 84

Tabel 4.14 Setelah lulus dari FITK UIN saya siap menjadi guru... 85

(12)

xi

Tabel 4.16 Memiliki perilaku yang dapat berpengaruh positif terhadap peserta didik ... 86

Tabel 4.17 Saya senang berinteraksi dengan siswa-siswi ... 86

Tabel 4.18 Saya bersikap ramah kepada warga sekolah ... 87

Tabel 4.19 Interaksi antara saya dan teman-teman PPKT baik ... 88

Tabel 4.20 Saya menguasai materi yang diajarkan ... 88

Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi variabel PPKT ... 91

Tabel 4.26 Distribusi Frekuensi variabel Kesiapan Mahasiswa P.IPS menjadi guru ... 92

(13)

xii

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian (Sebelum Validitas) Lampiran 2 Uji Validitas Kegiatan PPKT

Lampiran 3 Uji Validitas Kesiapan Mahasiswa P.IPS menjadi Guru Lampiran 4 Uji Reliaibilitas Kegiatan PPKT

Lampiran 5 Uji Reliabilitas Kesiapan Mahasiswa P.IPS menjadi Guru Lampiran 6 Perhitungan Uji Validitas dan Reabilitas Pokok

Lampiran 7 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Lampiran 8 Kuesioner Penelitian (Setelah Validitas) Lampiran 9 Tabulasi Data Hasil Angket

Lampiran 10 Distribusi Frekuensi Kegiatan PPKT

Lampiran 11 Distribusi Frekuensi Kesiapan Mahasiswa P.IPS menjadi Guru Lampiran 12 Instrumen Wawancara Ketua Lab.FITK

Lampiran 13 Instrumen Wawancara Mahasiswa P.IPS Lampiran 14 Lembar Observasi

Lampiran 15 Pedoman Pengumpulan Data Dokumen/Arsip

Lampiran 16 Perhitungan Pengujian Hipotesis Korelasi Product Moment

Lampiran 17 Tabel Nilai Kritis “r” Product Moment

Lampiran 18 Tabel Distribusi “t Lampiran 19 Tabel Distribusi “f Lampiran 20 Uji Referensi

(15)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan suatu bangsa, hal tersebut guna menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan. Indonesia merupakan salah satu bangsa di dunia ini tidak terlepas dari hal ini, artinya kemajuan bangsa Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh mutu pendidikannya, terlebih lagi untuk mengantisipasi era globalisasi dan industrialisasi maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kreatif, inovatif, adaptif serta berkepribadian. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagaimana yang diharapkan maka tidak lain melalui jalur pendidikan.

Di dalam pasal 3 UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.1

Salah satu faktor yang penting dalam mewujudkan fungsi dan tujuan nasional tersebut adalah guru, dalam hal ini adalah guru yang profesional. Ada beberapa program pemerintah untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional, diantaranya yaitu dengan menetapkan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, bahwa seorang guru harus memiliki 4

1

(16)

2

kompetensi yaitu (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan (4) kompetensi sosial.2

Pengertian dari keempat kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan

dengan peserta didik dan pengelolaan pembelajaran, kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi potensi positif yang dimilikinya. Kedua, kompetensi kepribadian merupakan kemampuan seorang guru yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Ketiga, kompetensi profesional merupakan kemampuan seorang guru mengenai penguasaan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa secara luas dan mendalam.

Keempat, kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.3

Selain kompetensi guru tersebut, dalam rangka menjadikan calon guru dan guru yang profesional, secara konstitusional guru pada setiap jenjang pendidikan formal wajib memiliki satuan kualifikasi (keahlian yang diperlukan) dan sertifikasi (baca: kewenangan mengajar) yang dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi (Pasal 42 ayat 1 dan 2 UU Sisdiknas 2003).4 Lebih lanjut tentang kualifikasi tersebut, tertuang dalam Permendiknas No. 16 tahun 2007. Dalam Permendiknas ini diatur mengenai standar kualifikasi akademik yang wajib dipenuhi oleh seorang guru, yakni guru harus memenuhi kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV).5

2

Sindikker.dikti.go.id, Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen,

diakses pada 25 Juni 2016.

3

Mulyasa. E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 75

4

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Edisi revisi, Cet.15, h.225.

5

(17)

Dengan demikian guru yang bermutu tinggi adalah guru yang memiliki kompetensi atau kualifikasi keguruan tersebut. Namun kenyataan yang ada di lapangan sekarang ini banyak sekali jumlah guru baik dari jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar sampai pada pendidikan menengah akan tetapi kemampuan atau kompetensinya juga terkadang patut dipertanyakan. Kenyataan itu didukung oleh data dari Kemendikbud yang menunjukkan bahwa hanya 1,6% dari keseluruhan jumlah guru yang bersertifikasi6 hal tersebut dapat berimplikasi pada banyaknya guru yang kurang profesional, padahal menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 pasal 8, Guru wajib memiliki sertifikat pendidik, yatitu sebagai bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Selain itu, tercatat 15% guru mengajar tidak sesuai dengan keahlian atau bidangnya7, padahal menurut UU No. 14 tahun 2005, pasal 7 poin c guru harus memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.8 Peningkatan kualifikasi akademik guru sampai minimal S1, menjadi tidak bermakna bila gelar kesarjanaan yang diperoleh guru tidak relevan dengan yang ia ajarkan sehari-hari di kelas atau didapat melalui jalan pintas. Masalah inilah yang bisa jadi krusial bagaimana kualitas pendidikan bisa baik kalau gurunya saja kurang profesional. Padahal guru memegang peranan yang pokok dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam hal ini, Lembaga Penghasil Tenaga Kependidikan (LPTK) memiliki peran yang sentral dalam melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan tersebut kepada calon guru. Sehingga lulusan dari LPTK diharapkan siap dan mampu menjadi tenaga kependidikan yang berkompeten dan profesional.9

6

Suadi dalam http://www.neraca.co.id/, menyoal nasib 1,6jt juta-guru yang belum di sertifikasi, diakses pada 25 Oktober 2015.

7

Budiyanto, Guru, antara Tantangan dan Harapan, http://www.suaramerdeka.com /harian/0601/03/kot22.htm, diakses pada 01 Juli 2016.

8

Sindikker.dikti.go.id, Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen,

diakses pada 25 Juni 2016. 9

(18)

4

Proses pendidikan bagi calon guru memerlukan banyak hal, termasuk memberikan kesempatan kepada calon guru untuk mengajar secara langsung. Salah satu program yang disiapkan dalam menyiapkan calon guru yang berkompeten dan profesional adalah Program Pengalaman Lapangan (PPL). Mata kuliah Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah mata kuliah wajib tempuh dan wajib lulus bagai mahasiswa S1 kependidikan. PPL merupakan salah satu kegiatan akademik yang bersifat intrakurikuler yang memerlukan keselarasan dan keterpaduan antara penguasaan materi dengan praktik di lapangan.

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu LPTK yang fungsi utamanya menyelenggarakan pendidikan untuk tenaga kependidikan telah mempersiapkan program pembekalan praktis kependidikan bagi mahasiswa calon guru, yaitu di antaranya melalui praktik mengajar secara riil di sekolah yang disebut Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT).

Dalam konteks PPKT, sama halnya dengan istilah Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu model pembekalan praktis kependidikan. Menurut Oemar Hamalik menyebutkan PPL adalah

“serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi mahasiswa LPTK, yang meliputi, latihan mengajar maupun latihan diluar mengajar. Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan membina kompetensi-kompetensi profesional yang dipersyaratkan oleh pekerjaan guru atau tenaga kependidikan yang lain.”10 Apapun istilahnya, jadi esensi PPL atau PPKT adalah aplikasi teori ke dalam praktek pembelajaran nyata di lapangan (sekolah) yang tidak dapat digantikan dengan bentuk-bentuk modifikasi latihan mengajar sejenisnya seperti: pengajaran mikro (microteaching) yang pelaksanaannya menggunakan

peer (teman sesama mahasiswa).

Dalam Buku Panduan PPKT FITK UIN Jakarta dinyatakan bahwa Program Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa FITK dalam rangka menerapkan dan

10

(19)

mengembangkan kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial yang berwujud dalam kegiatan praktik keguruan, penelitian, dan pengelolaan pendidikan, kinerja mahasiswa praktikan dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku keguruan yang dialami secara nyata di madrasah atau sekolah. Di bawah bimbingan pembimbing (Dosen Pembimbing dan Guru Pamong), kegiatan PPKT secara khusus bertujuan untuk: 1) mampu menerapkan berbagai ketrampilan dasar keguruan pada situasi nyata; 2) mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi dan akademik sekolah; 3) mendapatkan bekal pengalaman dan pengetahuan praktis kependidikan, 4) terampil dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran administrasi dan akademik sekolah. Secara umum kegiatan PPKT ditujukan agar mahasiswa memiliki kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial.11

Bagi mahasiswa lembaga pendidikan guru, PPKT adalah muara dari seluruh program pendidikan yang dijalani oleh mahasiswa calon tenaga pendidik di lembaga pendidikan guru. Semua kegiatan baik yang diselenggarakan dalam bentuk kuliah, praktik maupun kegiatan mandiri, diarahkan bagi terbentuknya kemampuan mengajar, yang secara terjadwal dan sistematis dibina pembentukannya pada PPKT ini. Kemudian dalam pelaksanaan praktek mengajar pada kegiatan PPKT diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman mengajar yang cukup untuk mendukung kesiapan mahasiswa menjadi guru.

Melalui kegiatan PPKT akan terlihat sejauh mana kesiapan para calon guru untuk nantinya menjadi pengajar sesuai dengan bidang keahliannya. J.P Chaplin memberikan arti terhadap kesiapan, “Readiness (kesiapan) adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk dipraktikkan sesuatu”.12 Mahasiswa PPKT diharapkan mampu menguasai keempat kompetensi mengajar secara selaras serta dapat

11

Tim Penyusun, Pedoman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), (Jakarta: Laboratorium FITK UIN Jakarta, 2015), h..7.

12

(20)

6

mengintegrasikan keempat kompetensi mengajar tersebut dalam dirinya dengan baik. Sejauh mana penguasaan kompetensi tersebut oleh mahasiswa PPKT akan mencerminkan kesiapan mahasiswa PPKT untuk menjadi guru.

PPKT yang dilaksanakan hendaknya dapat berjalan efektif dan menjadi salah satu cara yang tepat dalam menyesuaikan kualitas lulusan dengan permintaan tenaga kerja, khususnya sebagai calon guru agar sesuai dengan tuntutan jaman yang selalu menghendaki adanya perubahan. Semakin efektif pelaksanaan PPKT ini diharapkan akan semakin meningkatkan kesiapan mahasiswa untuk menjadi guru kelak.

Berdasarkan daftar nilai PPKT tahun akademik 2012/2013, PPKT yang diikuti mahasiswa Pendidikan IPS sebanyak 131 orang, dalam kegiatan PPKT ini terlihat beberapa kekurangefektifan.13 Diantaranya, sebagian mahasiswa atau praktikan kurang mampu mengkodisikan kesiapan siswa dan berdasarkan wawancara dengan segelintir mahasiswa atau praktikan masih kurangnya kesiapan kepercayaan diri mahasiswa dalam berperan sebagai guru di sekolah praktikan. Ada hal lainnya yang membuktikan kurang efektifnya kegiatan PPKT, yakni kurang maksimalnya insentitas kunjungan dosen pembimbing ke sekolah atau madrasah. Dalam buku pedoman PPKT tertulis bahwa “dalam satu bulan dosen pembimbing hadir di lokasi PPKT minimal sebulan sekali dan wajib hadir pada saat ujian praktik mengajar”14, namun kenyataannya bahwa dalam satu bulan dosen pembimbing belum tentu datang satu kali dalam sebulan ke lokasi PPKT. Dalam hal ini ada suatu alasan bahwa sangat padatnya jadwal kegiatan dosen pembimbing dan sangat banyaknya kuota yang diberikan kepada dosen pembimbing.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka penulis mengkaji mengenai “Kontribusi Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) pada Kesiapan Mahasiswa Pendidikan IPS (P.IPS) UIN Jakarta Menjadi Guru”

13

Data Lab.FITK UIN Jakarta, Daftar Nilai Praktik Profesi Keguruan Terpadu, tidak diterbitkan.

14

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kualitas guru.

2. Kurangnya profesionalisme yang dimiliki guru.

3. Kurangnya kepercayaan diri mahasiswa dalam berperan sebagai guru di sekolah praktikan.

4. Kurangnya kompetensi guru yang dimiliki mahasiswa PPKT.

5. Kurangnya efektif bimbingan dosen pembimbing terhadap mahasiswa. 6. Kurangnya kesiapan mahasiswa menjadi guru yang profesional.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan keraguan dalam penafsiran dan penelitian, maka yang akan dijadikan fokus kajian penelitian dan sekaligus menjadi ruang lingkup penelitian yaitu pada Kontribusi Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) pada kesiapan mahasiswa Pendidikan IPS UIN Jakarta menjadi guru.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Kontribusi Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) pada Kesiapan Mahasiswa P.IPS UIN Jakarta menjadi Guru”.

E. Tujuan Penelitian

(22)

8

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk penulis dan pembaca, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam wawasan keilmuan tentang ruang lingkup pendidikan, khususnya yang berhubungan dengan praktek pengalaman lapangan seperti PPKT dan kesiapan menjadi guru. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan kajian bagi

penelitian yang sejenis. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan dan sebagai penerapan ilmu yang telah diperoleh selama peneliti melaksanakan studi di UIN Jakarta.

b. Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan dalam hal praktek mengajar, sehingga mahasiswa yang akan mengajar dapat lebih bagus dalam mempersiapkan dirinya dalam hal mengajar dan meningkatkan kesiapan mereka menjadi guru.

c. Bagi LPTK

(23)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT)

a. Konsep PPKT

Dalam konteks PPKT, yang sama halnya dengan istilah Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang merupakan salah satu model pembekalan praktis kependidikan. Oemar Hamalik mendefinisikan:

“Pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakulikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa, yang mencakup, baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi kependidikan. Berdasarkan rumusan yang singkat itu, dapat diungkapkan tiga pokok pikiran penting, yakni pengalaman lapangan berorientasi pada kompentensi, terarah pada pembentukan kemampuan-kemampuan profesional siswa calon guru atau tenaga kependidikan lainnya, dan dilaksanakan, dikelola, dan ditata secara terbimbing dan terpadu”.1

Adapun istilah yang digunakan di FITK UIN Jakarta dalam konteks pengalaman lapangan mahasiswa calon guru adalah PPKT (Praktik Profesi Keguruan Terpadu). Maka untuk menjelaskan konsep PPKT ini, penulis mengacu pada Buku Panduan PPKT FITK UIN Jakarta. Dalam Buku Panduan PPKT disebutkan, bahwa:

“Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa FITK dalam rangka menerapkan dan mengembangkan kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial yang berwujud dalam kegiatan praktik keguruan, penelitian, dan pengelolaan pendidikan, kinerja mahasiswa praktikan dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku keguruan yang dialami secara nyata di madrasah atau sekolah. PPKT merupakan kegiatan intrakurikuler yang mencakup kegiatan praktik mengajar penelitian kependidikan, dan pengelolaan kependidikan di madrasah atau sekolah.”2

1

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 6, h.170-171.

2

(24)

10

Dalam buku panduan PPKT dijelaskan bahwa PPKT merupakan mata kuliah dengan bobot 6 sks yang dilaksanakan sepenuhnya di madrasah atau sekolah praktik. Mata kuliah ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa FITK yang telah menyelesaikan mata kuliah 110 sks, dan telah lulus micro teaching serta lulus mata kuliah rumpun pembelajaran dengan nilai minimal B.3 Penjelasan ini mengisyaratkan bahwa sebelum mahasiswa mengambil mata kuliah PPKT, ada beberapa mata kuliah kependidikan yang harus diambil mahasiswa tersebut sebagai persyaratan untuk dapat mengikuti PPKT, di samping persyaratan administrasi lainnya, mata kuliah prasyarat tersebut di antaranya:

1) Landasan Pendidikan 2) Administrasi Pendidikan 3) Media Pembelajaran 4) Strategi Pembelajaran 5) Evaluasi Pembelajaran

6) Pengembangan Profesi Keguruan 7) Perencanaan Pembelajaran 8) Belajar dan Pembelajaran 9) Psikologi Pendidikan 10) Pengantar Kurikulum 11) Pengembangan Kurikulum 12) Pengajaran micro teaching

13) Serta mata kuliah pokok pada jurusan dan program studi.4

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa PPKT adalah mata kuliah yang didesain untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi guru profesional yang memiliki kemampuan melaksanakan pengajaran secara baik, mampu melaksanakan kegiatan administrasi sebagai bentuk pengabdian dan mampu melaksanakan penelitian kependidikan.

3Ibid

., h.5-9. 4

(25)

b. Landasan Hukum

Dalam buku Pedoman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) UIN Jakarta, landasan hukum penyelenggaraan PPKT adalah sebagai berikut:

1) Undang-undang No.14 Tahun 2005 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2) Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3) Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 4) Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan

Tinggi;

5) Peraturan Pemerintah No,19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

6) Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan;

7) Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru;

8) Keputusan Presiden RI No. 31 Tahun 2002 tentang perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syari Hidayatullah Jakarta; 9) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru;

10) Keputusan Dekan FITK No. 66 Tahun 2005 tentang Kegiatan PPKT”.5

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 42, bahwa setiap pendidik dituntut untuk memiliki kualifikasi dan sertifikasi yang dipersyaratkan sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dengan demikian, setiap pendidik tersebut harus memiliki beberapa kompetensi yang terkait dengan teori dan praktik pembelajaran. Banyak kompetensi lainnya yang perlu dikuasai, sehingga tuntutan 4 kompetensi keguruan sebagaimana dipersyaratkan baik dalam Undang-Undang Guru dan Dosen maupun Standar Nasional Pendidikan dapat terpenuhi. Untuk itu, PPKT sebagai salah satu bentuk real teaching,

dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

5

(26)

12

c. Tujuan dan Manfaat PPKT

Berdasarkan buku panduan pelaksanaan PPKT terdapat tujuan dilaksanakannya PPKT, yaitu: “PPKT bertujuan untuk melatih mahasiswa agar memiliki kemantapan kemampuan dalam menggunakan ilmu yang dipelajarinya dalam situasi nyata baik ilmu yang terkait dengan bidang kependidikan atau pembelajaran maupun substansi bidang ilmu melalui kegiatan mengajar dan tugas-tugas pengelolaan kependidikannya”.6

Sedangkan manfaat kegiatan PPKT dapat dilihat dari berbagai sisi sebagai berikut:

1) Bagi mahasiswa kegiatan ini memberi pengalaman lapangan dan ketrampilan menjalankan profesinya sesuai bidang keilmuannya, serta melatih berfikir kritis dan menggunakan prosedur ilmiah dalam memecahkan masalah pendidikan.

2) Bagi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan kegiatan ini sebagai media untuk mengaplikasikan semua teori kependidikan dalam kegiatan praktis di lapangan dalam usaha menyiapkan lulusan yang ahli dan professional di bidang kependidikan dan pengajaran.

3) Bagi pemerintah dan masyarakat, memperoleh sumbangan nyata dalam bentuk partisipasi nyata dalam bentuk partisipasi aktif mahasiswa dalam upuya pengembangan kelembagaan, dan akan memperoleh calon tenaga kependidikan yang terlatih secara professional.7

Jadi secara umum kegiatan PPKT ditujukan agar mahasiswa memiliki kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Dan dengan terselenggaranya PPKT, pelaksanaan praktek mengajar pada kegiatan PPKT diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman mengajar yang cukup untuk mendukung kesiapan mahasiswa menjadi guru.

6

Ibid., h.7. 7

(27)

d. Ruang Lingkup PPKT

PPKT mencakup kegiatan mengajar, pengelolaan kependidikan, dan penelitian kependidikan di madrasah atau sekolah. Kegiatannya meliputi merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengelola kegiatan-kegiatan kependidikan, serta penelitian kependidikan di madrasah atau sekolah. Adapun ruang lingkupnya:

1) Tanggung Jawab Pelaksana PPKT

Adapun yang secara langsung bertanggung jawab atas kegiatan PPKT terdiri dari:

a) Mahasiswa Peserta PPKT

Peserta PPKT adalah mahasiswa program S1 FITK yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

i. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif FITK UIN Jakarta; dibuktikan dengan memperlihatkan bukti kwitansi pembayaran kuliah dan Kartu Rencana Studi (KRS).

ii. Telah menyelesaikan perkuliahan sekurang-kurangnya 110 sks dan telah mengikuti secara aktif perkuliahan pada semester VII/VIII, dengan foto copy Indeks Prestasi Semester (IPS) pada semester sebelumnya (IPS 1-7).

iii. Telah lulus kelompok mata kuliah kependidikan atau keguruan serta mata kuliah pokok pada jurusan atau program studinya. iv. Telah lulus mata kuliah micro teaching dengan nilai minimal 70

(B). Memperoleh rekomendasi dari dosen pengampu mata kuliah micro teaching serta lulus mata kuliah rumpun pembelajaran dengan nilai minimal B.

v. Melunasi biaya pelaksanaan PPKT.

vi. Harus mengikuti kegiatan prapraktik dan pertemuan

persiapan”(pembekalan) sebelum ke madrasah atau sekolah. vii. Hanya dibolehkan mengambil mata kuliah skripsi atau

(28)

14

viii. Bersedia bersikap dan berperilaku sebagai seorang pendidik yang digugu dan ditiru terutama selama melaksanakan kegiatan PPKT.8

b) Guru Pamong

Guru pamong adalah guru yang bertanggung jawab membimbing para mahasiswa selama latihan praktek mengajar berlangsung yang terdiri dari guru sekolah di tempat praktek.9 Adapun persyaratan sebagai guru pamong adalah sebagai berikut: i. Berkualifikasi jenjang pendidikan S1 (strata satu) dan memiliki

latar belakang kependidikan. Bagi yang berlatar belakang non kependidikan memiliki akta mengajar sertifikat pendidik.

ii. Diutamakan guru yang telah memiliki sertifikat pendidik guru profesional dari program sertifikasi guru.

iii. Mata pelajaran yang diampu sesuai dengan jurusan atau program studi mahasiswa praktikan yang dibimbing dan atau telah mengajar mata pelajaran tersebut minimal 2 tahun berturut- turut.

iv. Guru tetap di madrasah atau sekolah setempat dan berpengalaman mengajar di bidangnya minimal 2 tahun.

v. Memiliki masa kerja sebagai guru minimal 5 tahun. Minimal golongan III/b (Guru Madya Tk.I).

vi. Memahamai konsep PPKT yang akan diterapkan di madrasah atau sekolah.

vii. Memiliki sertifikat pra-praktik sebagai guru pamong, dan atau telah mengikuti kegiatan pra-praktik guru pamong dan pertemuan persiapan.

viii. Bersedia meluangkan waktu yang cukup untuk membimbing mahasiswa selama kegiatan PPKT berlangsung.

8

Ibid., h.8-9. 9

(29)

ix. Berkepribadian baik dan dapat diteladani oleh mahasiswa praktikan.

x. Bersedia memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam mengaplikasikan inovasi proses pembelajaran.10

Tugas dan tanggung jawab guru pamong diantaranya adalah menjelaskan atau mensosialisasikan kepada mahasiswa tentang tugas-tugas seorang guru, memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam perencanaan dan pelaksanaan praktik mengajar, mendiskusikan masalah-masalah yang ditemui dalam pembimbingan, dimana perlu bersama pimpinan pamong untuk dicarikan jalan keluarnya, mencatat kemajuan praktik mahasiswa di dalam buku evaluasi, menguji dan menilai kegiatan mengajar yang telah dilaksnakan mahasiswa serta mencatat hasilnya pada buku evaluasi.11

c) Dosen pembimbing

Dosen pembimbing PPKT adalah dosen tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang berlatar belakang kependidikan (sarjana kependidikan) dan/atau telah mengikuti pelatihan kependidikan dengan pangkat atau golongan sekurang-kurangnya III/b.12 Adapun persyaratan sebagai dosen pembimbing adalah sebagai berikut:

i. Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S2 (Magister). ii. Berpangkat fungsional sebagai lektor.

iii. Diutamakan yang memiliki sertifikat pra-praktik sebagai dosen pembimbing.

iv. Memahami pelaksanaan PPKT yang mencakup kegiatan mengajar (merencanakan dan melaksanakan pembelajaran), kegiatan pengelolaan pendidikan dan penyusunan laporan.

10

Ibid., h.9-10. 11

Ibid., h.20. 12

(30)

16

v. Bersedia melaksanakan tugas membimbing mahasiswa praktikan secara utuh.

vi. Bersedia meluangkan waktu membimbing mahasiswa sesuai dengan jurusan atau program studinya.13

Tugas dan tanggung jawab dosen pembimbing diantaranya adalah, (a) mengadakan pertemuan konsultasi terbimbing di madrasah atau sekolah praktik; (b) membantu mengentaskan masalah yang dialami mahasiswa; (c) memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan; (d) membimbing penulisan dan menilai laporan mahasiswa; (e) menerima buku evaluasi dan laporan mahasiswa dari guru pamong dan menyerahkan ke UPT lab.FITK; (f) mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan masalah-masalah yang ditemui, dalam buku cataatan dan mencarikan alternatif pemecahannya; (g) menghadiri dan menilai ujian akhir mahasiswa di madrasah atau sekolah praktik.14

d) Kepala madrasah atau sekolah

Bertanggung jawab atas penyediaan satuan pendidikan sebagai tempat pelaksanaan PPKT dan memantau pelaksanaan kegiatan dan berkoordinasi dengan fakultas terkait dengan pelaksanaan PPKT.15 Adapun pimpinan pamong (kepala madrasah) bertugas :

i. Menerima mahasiswa sebagai keluarga di madrasah atau sekolahnya agar mereka tidak merasa asing berada di madrasah atau sekolah tersebut.

ii. Memfasilitasi mahasiswa untuk melaksanakan orientasi atau observasi, partisipasi serta praktik mengajar terbimbing dan non mengajar.

iii. Mengusahakan dan memelihara kelancaran jalannya pelaksanaan kegiatan.

13

Ibid., h.20. 14

Ibid., h.17. 15

(31)

iv. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam rapat-rapat, pertemuan-pertemuan, dan diskusi-diskusi yang diadakan di madrasah atau sekolah.

v. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal dan mempelajari administrasi manajemen pendidikan dengan segala aspeknya serta tugas-tugas kependidikan lainnya.

vi. Memberi bimbingan dan bantuan kepada mahasiswa serta guru pamong dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul saat pelaksanaan kegiatan.

vii. Mengkoordinasikan mahasiswa dalam kegiatan non mengajar baik di madrasah atau sek olah maupun luar madrasah atau sekolah.16

2) Alur Pelaksanaan PPKT

Adapun dalam pelaksanaan PPKT, terbagi menjadi lima tahap, yakni: a) Persiapan; Mahasiswa peserta Praktik Profesi Keguruan Terpadu

(PPKT) telah menguasai materi bidang studi, mengikuti pengenalan lapangan (calon madrasah atau sekolah praktik) seawal mungkin. Mahasiswa juga harus memiliki ketrampilan-ketrampilan dasar keguruan yang terkait dengan pelaksanaan PPKT.

b) Pelaksanaan. Meliputi:

i. Pendaftaran; Mahasiswa mendaftar ke Jurusan atau Program Studi masing-masing dengan mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan sesuai jadwal yang ditetapkan,

ii. Perekrutan Guru Pamong Dan Dosen Pembimbing; Guru pamong dan pamong pengelolaan kependidikan diusulkan oleh kepala madrasah atau sekolah berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan, sedangkan Dosen pembimbing diusulkan oleh Ketua Jurusan untuk selanjutnya ditetapkan dekan berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan.

16

(32)

18

iii. Menyerah-terimakan Mahasiswa; Pengantaran dan penjemputan mahasiswa ke/dari madrasah atau sekolah latihan dilaksanakan oleh dosen pembimbing.

iv. Tata tertib mahasiswa praktikan di madrasah atau sekolah; v. Kegiatan Pembimbingan;

(a). Kegiatan Orientasi;

Kegiatan orientasi (pengenalan lapangan) dan penyiapan program, untuk mengenal dengan baik seluruh aspek yang ada di madrasah atau sekolah latihan (fisik, administrasi, akademik, dan sosial) yang dibimbing oleh pimpinan madrasah atau sekolah, guru pamong dan dosen pembimbing. Kegiatan pengenalan lapangan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penelaahan hasil orientasi. Informasi diperoleh melalui observasi, wawancara, analisis dokumentasi, pengadministrasian instrumen dan sebagainya.

(b) Praktik Mengajar;

Praktik Mengajar Terbimbing; Kegiatan ini bertujuan untuk melatih mahasiswa bertanggung jawab melaksanakan tugas sebagai guru. Kegiatan ini di bawah bimbingan penuh guru pamong dan dosen pembimbing.

(33)

format lampiran. Hasilnya menjadi pertimbangan bagi mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir PPKT.

(c) Kegiatan Pengelolaan Kependidikan;

Kegiatan Kependidikan merupakan kegiatan mahasiswa PPKT selama berada di madrasah atau sekolah di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Ruang lingkup kegiatan tersebut di antaranya: memberi bimbingan kepada siswa yang menemui kesulitan dalam kegiatan belajar, mengerjakan tugas administrasi kelas dan madrasah atau sekolah, misalnya daftar hadir, daftar nilai dan lain-lain, ekstra-kurikuler seperti: kegiatan pramuka, palang merah remaja, sepala, UKS, dan kemah bakti dan pembentukan atau pembimbingan kelompok belajar magang, melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan madrasah atau sekolah, seperti upacara bendera, senam kesegaran jasmani, koperasi, laboratorium, kepustakaan, wirid, dan upacara peringatan hari besar. Melibatkan diri dalam beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Guru (KKG) dan atau Musyawarah Guru Pembimbing (MGP), mengetahui struktur dan tata kerja madrasah atau sekolah, komite madrasah atau sekolah, OSIS, dan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kota/Kabupaten mengetahui atau mempelajari proses kenaikan pangkat guru dan staf administrasi.

(d) Kegiatan Penelitian Kependidikan;

(34)

20

kegiatan ini, mahasiswa diharapkan mampu mengelola kegiatan penelitaian lapangan tentang pendidikan, mampu mengungkap berbagai fenomena atau permasalahan kependidikan di madrasah atau sekolah.

3) Ujian Akhir Praktik Mengajar

Ujian praktik mengajar dilaksanakan minimal mengajar mandiri telah dilaksanakan sebanyak 10 kali pertemuan dan kesepakatan guru pamong dan dosen pembimbing bahwa mahasiswa telah mencapai kualitas yang cukup mandiri dan mahasiswa juga menyatakan siap untuk diuji.

4) Monitoring dan Evaluasi PPKT

Monitoring dan Evaluasi terhadap administrasi pelaksanaan PPKT dilaksanakan oleh tim pelaksana PPKT melalui monitoring lapangan dan wawancara terhadap mahasiswa, dosen pembimbing, guru pamong, pimpinan pamong, dan siswa.

5) Blok Waktu PPKT; PPKT dilaksanakan selama satu semester (16 minggu).

6) Tempat PPKT

Kegiatan PPKT dilaksanakan di madrasah atau sekolah yang meliputi MI/SD, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMK/SMALB yang terakreditasi B dan dapat dipertimbangkan madrasah atau sekolah yang akreditasinya C.

7) Penilaian

Penilaian PPKT terdiri dari penilaian yang terkait dengan kompetensi keguruan (pedagogik, akademik atau profesional, kepribadian, dan sosial), kompetensi pengelolaan kependidikan, penelitian, dan penulisan laporan. Penilaian dilakukan oleh guru pamong praktik mengajar, pamong pengelolaan kependidikan, teman sejawat, dan dosen pembimbing.17

17

(35)

Jadi dapat disimpulkan bahwa, model kemasan PPKT yang dikembangkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Program yang terpadu, dimana memadukan praktik berbasis lapangan dengan mengajar langsung disekolah, baik dari segi pengelolaan, waktu, program, dosen pembimbing, guru pamong, maupun masyarakat sasaran (masyarakat sekolah). Dengan demikian, maka adanya kerjasama yang sinergis antara Laboratorium FITK UIN Jakarta, sebagai pengelola PPKT, dan Sekolah/Madrasah), sebagai tempat praktik/berlangsungnya PPKT.

3. Kesiapan Menjadi Guru

a. Pengertian Kesiapan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “kata siap diartikan sudah

sedia atau sudah bersedia”.18 Jadi kesiapan berarti kondisi sudah siap. Menurut kamus psikologi Chaplin, JP. dalam kamus psikologi terjemahan Kartini Kartono “kesiapan adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk dipraktikkan

sesuatu”.19 Pengertian ini mengacu pada pengetahuan, ketrampilan serta sikap yang dimiliki seseorang berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut Sudarsono, Readiness adalah kesiagaan, kesiapan. kesiapan untuk menanggapi atau beraksi atau menerima reaksi tertentu.20

Menurut Nasution, kesiapan adalah “kondisi yang mendahului

kegiatan itu sendiri, tanpa kesiapan atau kesediaan ini proses mental tidak

terjadi”.21

Menurut Slameto, kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban

18

Tim Penyusun, Kamus Pusat Bahasa, Ed.3, Cet-2, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta:Balai Pustaka,2005), h. 943

19

Chaplin, J.P., Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Dr. Kartini Kartono. (Jakarta: Raja Grafmdo Persada,2004), .h.419.

20

Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, (Rineka Cipta, Jakarta), h.217.

21

(36)

22

dengan cara tertentu terhadap suatu situasi”.22 Kesiapan setidaknya mencakup tiga aspek, yaitu:

(a) Kondisi fisik, mental, dan emotional, (b) Kebutuhan-kebutuhan motif dan tujuan, dan (c) Ketrampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.23 Prinsip-prinsip kesiapan menurut Slameto adalah:

1) Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).

2) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman.

3) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.

4) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.24

Pada dasarnya munculnya kesiapan seseorang tergantung pada tingkat kematangan dan kesiapan yang ditentukan oleh pengalaman. Kematangan dan pengalaman adalah suatu saat dalam proses perkembangan dimana suatu fungsi fisik atau mental telah mencapai perkembangan yang sempurna dalam arti siap untuk digunakan. Menurut Dalyono, kesiapan berkaitan dengan beberapa faktor, yaitu:

1) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis, ini menyangkut pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indera dan kapasitas intelektual.

2) Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan-tujuan individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri. Motivasi berhubungan dengan sistem kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan-tekanan lingkungan.25

22

Slameto., Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: PT RinekaCipta, 2010), h. 113

23

Ibid., h.113 24

Ibid., h.115 25

(37)

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah menyangkut kondisi seseorang yang sudah siap berdasarkan tingkat kematangan, pengalaman masa lalu, keadaan mental, emosi maupun fisik seseorang. Kondisi siap tersebut digunakan seseorang untuk melakukan aktivitas serta memberikan tanggapan dengan cara tertentu dalam situasi tertentu.

b. Guru

1) Pengertian Guru

Dalam kamus besar bahasa indonesia, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Kata guru

dalam bahasa arab disebut mu’allim dan dalam bahasa inggris teacher

itu memang memiliki arti yang sederahana, yakni A person whose occupation is teacher other (McLeod). Artinya guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.26

Menurut Undang-Undang RI No.14 tahun 2005, guru adalah

“pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.27

Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembanguan.28

Guru membekali diri dengan berbagai kemampuan kependidikan yang merupakan sarana untuk menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan kemampuan kependidikan yang dimiliki, seorang guru dapat menyusun perencanaan

26

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Edisi revisi, Cet.15, h.222.

27

Sindikker.dikti.go.id. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen.

h.2, diakses pada 01 Juli 2016. 28

(38)

24

pembelajaran, menyusun program perencanaan pembelajaran, baik program harian, program semester maupun program tahunan. Guru juga dapat merencanakan materi pembelajaran yang haru diberikan kepada anak didik sesuai dengan garis besar pembelajarannya. Selain itu, guru juga dapat menyelenggarakan proses evaluasi atas hasil pembelajaran yang sudah dijalani anak didik.29

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah pendidik profesional, karena ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orangtua. Selain itu, guru adalah pekerjaan operasional dengan tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

2) Syarat-Syarat Menjadi Guru

Untuk dapat melakukan peranan dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, guru memerlukan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat inilah yang akan membedakan antara guru dari manusia-manusia lain. Adapun syarat-syarat bagi guru itu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok:

1. Persyaratan Administratif

Syarat-syarat administratif ini antara lain meliputi: soal kewarganegaraan (warga negara Indonesia), umur (sekurang-kurangnya 18 tahun), berkelakuan baik. Di samping itu masih ada syarat-syarat lain yang telah ditentukan sesuai dengan kebijakan yang ada.

2. Persyaratan Teknis

29

(39)

Dalam persyaratan teknis ini ada yang bersifat formal, yakni harus berijazah pendidikan guru, hal ini mempunyai konotasi bahwa seseorang yang memilki ijazah pendidikan guru itu dinilai sudah mampu mengajar. Kemudian syarat-syarat yang lain adalah menguasai cara dan teknik mengajar, terampil mendesain program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan pendidikan atau pengajaran.

3. Persyaratan Psikis

Yang berkaitan dengan kelompok persyaratan psikis, antara lain: sehat rohani, dewasa dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian. Di samping itu guru juga dituntut untuk bersifat pragmatis dan realistis, tetapi juga memiliki pandangan yang mendasar dan filosofis. Guru juga harus mematuhi norma dan nilai yang berlaku serta memiliki semangat membangun. Inilah pentingnya bahwa guru itu harus memiliki panggilan hati nurani untuk mengabdi demi anak didik.

4. Persyaratan Fisik

Persyaratan fisik ini antara lain meliputi: berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit yang menular. Dalam persyaratan fisik ini juga menyangkut kerapian dan kebersihan, termasuk bagaimana cara berpakaian. Sebab bagaimanapun juga guru akan selalu dilihat atau diamati dan bahkan dinilai oleh para siswa atau anak didiknya.30

Merujuk pada konsep yang dianut dilingkungan Depdiknas,

sebagai “instructional leader” guru harus memiliki 10 kompetensi,

yakni:

a) mengembangkan kepribadian,

30

(40)

26

b) menguasai landasan kependidikan, c) menguasai bahan pengajaran, d) menyusun program pengajaran, e) melaksanakan program pengajaran, f) menilai hasil dan proses belajar-mengajar, g) menyelenggarakan program bimbingan, h) menyelenggarakan administrasi sekolah, i) kerjasama dengan sejawat dan masyarakat,

j) menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.31

Sementara menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 dalam Bab IV pasal 10, dijelaskan empat jenis kompetensi guru yang harus dimiliki oleh setiap guru maupun calon guru. Kompetensi tersebut menjadi penentu siap tidaknya mahasiswa menjadi guru yang profesional. Subkompetensi dan indikator esensialnya dijabarkan sebagai berikut :

a) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

b) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan peserta didik, dan berakhlak mulia.

c) Kompetensi professional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.

d) Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dan masyarakat sekitar.32

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 42, bahwa setiap pendidik dituntut untuk memiliki kualifikasi

31

Ibid., h.32.

32

(41)

dan sertifikasi yang dipersyaratkan sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dengan demikian, setiap pendidik tersebut harus memiliki beberapa kompetensi yang terkait dengan teori dan praktik pembelajaran. Banyak kompetensi lainnya yang perlu dikuasai, sehingga tuntutan 4 kompetensi keguruan sebagaimana dipersyaratkan baik dalam Undang-Undang Guru dan Dosen maupun Standar Nasional Pendidikan (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor :19 Tahun 2005) dapat terpenuhi. Untuk itu, PPKT sebagai salah satu bentuk real teaching, dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

3) Peran dan Tugas Guru

Pandangan modern yang dikemukakan oleh Adams dan Dickey bahwa peran guru sesungguhnya sangat luas, meliputi:

a) Guru sebagai pengajar. b) Guru sebagai pembimbing. c) Ilmuawan.

d) Pribadi.33

Bahkan dalam arti yang luas dimana sekolah berfungsi juga sebagai penghubung antara ilmu dan teknologi dengan masyarakat, dimana sekolah turut memodernisasi masyarakat dan dimana sekolah turut aktif dalam pembangunan. Maka peran guru menjadi luas, meliputi juga:

a) Guru sebagai penghubung b) Guru sebagai modernisator c) Guru sebagai pembangun.34

33

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h.123. 34

(42)

28

Sebagaimana telah disinggung di atas, mengenai pengertian pendidik, didalamnya tersirat pula mengenai tugas-tugas pendidik atau guru. Dalam hal ini menurut pasal 40 ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa guru sebagai pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kewajiban sebagai berikut:

a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.

b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai kepercayaan yang diberikan kepadanya.35

Dengan meneliti butir-butir tersebut, nyatalah bahwa tugas guru tidaklah ringan. Guru di samping mengajar (transfer of knowledge) tetapi juga mendidik (transfer of value). Dengan memikul dua beban tersebut, profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat menunaikan tugas dengan baik dan ikhlas.

4) Kode Etik Guru

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan tanah air, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 merasa turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu mahasiswa FITK sebagai calon guru dituntut untuk melaksanakan kode etik guru Indonesia sebagai berikut:

35

(43)

a) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila.

b) Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

c) Guru melakukan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan

d) Guru menciptakan suasana kehidupan madrasah atau sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.

e) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar madrasah atau sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan kependidikan.

f) Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesional

g) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru,baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhannya.

h) Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru profesi sebagai sarana pengabdiannya

i) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.36

Maka dalam melaksanakan pokok tugas kewajibannya sebagai guru dan sebagai tenaga professional guru memiliki kode etik. Yang

merupakan pedoman tingkah laku yang harus dijalankan oleh guru

dalam berinteraksi dengan peserta didik, teman sejawat, serta

masyarakat sekitar. Kode etik guru adalah merupakan kunci bagi

tingkah laku guru agar tidak melakukan tindak penyelewengan, pada

prinsipnya kode etik guru adalah bertujuan untuk membantu

36

(44)

30

mensukseskan pekerjaan guru demi kepentingan peserta didik. Jadi dapat disimpulkan, guru Indonesia selayaknya memiliki jiwa pancasila dan setia pada Undang-undang Dasar 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia turut serta dalam menunaikan karyanya melalui pedoman dasar-dasar kode etik guru.

.

B. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Masitah (2007) mahasiswa PAI STAIN Ponorogo, dalam skripsinya yang berjudul Manfaat Kegiatan Latihan Mengajar PPKL II Bagi Mahasiswa Calon Guru PAI STAIN Ponorogo. Dengan hasil penelitian bahwa:

“PPKL sangat besar manfaatnya bagi jurusan Tarbiyah di antaranya sebagai berikut: (a) dapat menambah ketrampilan atau pengalaman dalam hal mengajar secara rill di lapangan. (b) dapat berlatih menerapkan metode-metode pembelajaran yang dipelajari selama di bangku kuliah. (c) dapat menambah pengalaman dalam mengatasi siswa yang beraneka ragam. (d) dengan didampingi guru pamong, mahasiswa mahasiswa mengetahui kekurangan dan kelebihan ketika mengajar”.37

2. Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Fitria Novitasari (2013), mahasiswa Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Program Pengalaman Lapangan Terhadap Kesiapan Mahasiswa Prodi Ekonomi FKIP UNS Menjadi Tenaga Pendidik. Adapun hasil penelitian yang dilakukan:

“(1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) terhadap kesiapan mahasiswa menjadi tenaga pendidik, Mahasiswa Prodi Ekonomi FKIP UNS angkatan 2009. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan koefisien korelasi diperoleh hasil r hitung = 0,353 dengan r tabel= 0,304 sehingga r hitung > r tabel yakni 0,353 > 0,304 dan t hitung sebesar 2,446 > 2,021 pada taraf signifikansi 5%. (2) berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi, hubungan antara pelaksanaan PPL dan kesiapan mahasiswa menjadi tenaga pendidik tersebut termasuk pada kategori rendah sebab nilai rxy yakni 0,353 berada pada interval koefisien 0,20 – 0,399 dengan kategori rendah. Berdasarkan hal tersebut maka tingkat keeratan hubungan antara pelaksanaan PPL dan

37

(45)

kesiapan mahasiswa menjadi tenaga pendidik adalah rendah. (3) besarnya kontribusi pelaksanaan PPL dalam mempengaruhi kesiapan mahasiswa menjadi tenaga pendidik dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2) yakni sebesar 0,124. Dengan melihat nilai tersebut, maka pelaksanaan PPL memberikan kontribusi dalam mempengaruhi kesiapan mahasiswa menjadi tenaga pendidik hanya sebesar 12,4%”.38

3. Penelitian yang dilakukan oleh Budi Irwansyah, Program Studi Pendidikan Matema tika, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa (2013), dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Kesiapan Mahasiswa Alumni Program Studi Pendidikan Matematika STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Menjadi Guru Matematika dengan hasil penelitiannya yaitu:

“Faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan mahasiswa alumni Prodi PMA menjadi guru Matematika. Faktor-faktor tersebut adalah (1) faktor kemampuan, (2) faktor citra diri, (3) faktor pendukung, (4) faktor akademik, (5) faktor bawaan, (6) faktor perilaku, serta (7) faktor cita-cita dan potensi diri. Faktor terbesar yang mempengaruhi kesiapan mahasiswa alumni Prodi PMA menjadi guru Matematika adalah faktor kemampuan yang mempunyai eigenvalue sebesar 5,515; dan mampu memberikan kontribusi 26,262% terhadap kesiapan mahasiswa alumni Prodi PMA. Faktor ini terdiri dari variabel

ketrampilan, pengalaman mengajar, dan kreativitas”.39

4. Umi Shokhiyah, dalam skripsinya yang berjudul Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS FITK Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Efektivitas Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Tahun Akademik 2011/2012, dengan hasil penelitinnya bahwa:

“Persepsi mahasiswa program studi IPS tentang efektivitass

PPKT tahun akademik 2011/2012 dipersepsikan sangat efektif. Hal ini ditunjukan oleh keempat indikator pelaksanaan PPKT sangat penting dan mendukung meningkatnya kegiatan PPKT, yakni dengan skor rata-rata 81,52% (kategori sangat efektif)”.40

38

Fitria Novitasari, Pengaruh Program Pengalaman Lapangan Terhadap Kesiapan Mahasiswa Prodi Ekonomi FKIP UNS Menjadi Tenaga Pendidik, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2013), h. 8.

39

Budi Irwansyah, Analisis Kesiapan Mahasiswa Alumni Program Studi Pendidikan Matematika STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Menjadi Guru Matematika, (Aceh: STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, 2013).

40

(46)

32

C. Kerangka Berpikir

Program Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa FITK dalam rangka menerapkan dan mengembangkan kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial yang berwujud dalam kegiatan praktik keguruan, penelitian, dan pengelolaan pendidikan, kinerja mahasiswa praktikan dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku keguruan yang dialami secara nyata di madrasah atau sekolah.

[image:46.595.115.546.209.680.2]

Dengan adanya Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) diharapkan memberikan kontribusi kepada mahasiswa calon guru. Tujuan PPKT adalah melatih mahasiswa agar memiliki kemantapan kemampuan dalam menggunakan ilmu yang dipelajarinya dalam situasi nyata baik ilmu yang terkait dengan bidang kependidikan atau pembelajaran maupun substansi bidang ilmu melalui kegiatan mengajar dan tugas-tugas pengelolaan kependidikannya. Dengan PPKT mahasiswa menjadi siap karena di dalam PPKT ada pengalaman mahasiswa mengajar sesungguhnya. Kesiapan seseorang tergantung pada tingkat kematangan dan kesiapan yang ditentukan oleh pengalaman.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka berpikir

Kegiatan Praktek Profesi Keguruan Terpadu/PPKT (X1):

1. Kemampuan dan keseriusan PPKT 2. Fasilitas PPKT

3. Manfaat pelaksanaan PPKT 4. Monitoring pelaksanaa

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka berpikir
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 Alternatif Jawaban
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI GURU DAN PRESTASI BELAJAR

Amin Johanda. Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang guru wajib memiliki kesiapan. Kesiapan seorang guru dapat diukur dengan kompetensi yang dimilikinya. Dalam Undang-Undang Republik

Sunarto, MM., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin

3.5 Daftar Keterampilan Sosial (Soft Skills) yang Berhubungan dengan Keterampilan Siap Kerja di Tempat Praktik Kerja industri (inventory basic employabiliy

Untuk itulah pentingnya melihat persepsi siswa terhadap guru praktikan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru praktikan dan siswa agar siswa dapat menumbuhkan persepsi yang

Dengan demikian, muncullah pelaksanaan PPLT di desa dan madrasah atau sekolah pada wilayah yang sama (bukan hanya di desa). Padahal, untuk LPTK, kegiatan praktik

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat Menjadi Guru dan Keluarga terhadap Kesiapan Menjadi Guru pada