i
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU
BERPENDEKATAN KETERAMPILAN
PROSES PADA TEMA BUNYI
DI SMP KELAS VIII
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA
oleh
Ervian Arif Muhafid 4001409074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, Juli 2013
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Pengembangan Modul IPA Terpadu Berpendekatan Keterampilan Proses Pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII
disusun oleh
Ervian Arif Muhafid 4001409074
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 16 Mei 2013
Panitia :
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M. Si. Dr. Sudarmin, M. Si.
NIP 19631012 198803 1001 NIP 19660123 199203 1003
Ketua Penguji
Parmin, S. Pd., M. Pd. NIP 19790123 200604 1 003
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
iv ABSTRAK
Muhafid, Ervian Arif. 2013. Pengembangan Modul IPA Terpadu Berpendekatan Keterampilan Proses Pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII. Skripsi, Program Studi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Semarang. Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd dan Arif Widiyatmoko, S.Pd.,M.Pd.
Kata Kunci: Modul, IPA Terpadu, Keterampilan Proses, Bunyi.
Penelitian dilatar belakangi belum terlaksananya pembelajaran IPA terpadu di SMP. Disatu sisi KTSP menghendaki pembelajaran IPA di SMP dilaksanakan secara terpadu. Belum terlaksananya pembelajaran tersebut karena masih terbatasnya perangkat pembelajaran, media ataupun sumber belajar baik untuk pegangan guru ataupun untuk siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan masih terpisah-pisah ke dalam Fisika dan Biologi. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi di SMP kelas VIII.
` Penelitian menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan R & D
(Research and Development). Dalam proses pelaksanaannya, penelitian dan
pengembangan ini membentuk suatu siklus yang dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan kerangka produk awal yang dibutuhkan. Produk awal tersebut dikembangkan dalam suatu situasi tertentu, melalui suatu uji validasi oleh pakar yang hasilnya kemudian diuji cobakan, direvisi dan diuji coba kembali sehingga pada akhirnya ditemukan suatu produk akhir yang dianggap sempurna. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah dengan menggunakan siswa kelas VIII A dan VIII B sebagai subyek penelitian. Faktor yang diteliti meliputi kelayakan bahan ajar berbentuk modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses berdasarkan uji kelayakan oleh pakar dan efektifitas modul berdasarkan hasil belajar siswa.
Data penelitian yang didapatkan dianalisis secara deskriptif persentase. Hasil uji kelayakan modul IPA terpadu oleh pakar IPA 84,10%, pakar penyajian 88,21%, dan pakar bahasa 89,17%. Tingkat ketuntasan klasikal siswa 100% dengan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 90,40. Hal ini berarti modul IPA terpadu yang dikembangkan layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran siswa SMP kelas VIII.
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Modul IPA Terpadu Berpendekatan Keterampilan Proses
pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPA UNNES.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas negeri Semarang yang terlah memberikan izin penelitian kepada penulis.
2. Ketua Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian dan banyak kemudahan.
3. Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd sebagai dosen pembimbing I serta Arif Widiyatmoko, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan, serta bantuan dalam penyusunan skripsi. 4. Parmin, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen penguji utama yang telah meluangkan
waktunya untuk mengevaluasi, memberikan arahan serta masukan.
5. Dosen Program Studi Pendidikan IPA FMIPA UNNES yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan.
6. Kepala SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah yang telah memberikan ijin penelitian. 7. Salimah, A.Md. selaku guru IPA kelas VIII A dan VIII B yang telah membantu
dalam proses penelitian.
8. Sabikhun Nahar, A.Md. selaku observer pengambilan data penelitian yang berkenan memberikan waktunya untuk mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas.
vi
10. Bapak, Ibu dan Adik-adikku yang telah memberikan doa dan kasih sayang kepada penulis.
11. Teman-teman mahasiswa Pendidikan IPA yang saling memberikan semangat perjuangan.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Semarang, Juli 2013
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ………... i
PENGESAHAN ………. ii
ABSTRAK ………. iii
PRAKATA ………… ……….... iv
DAFTAR ISI ………... vi
DAFTAR TABEL ………... viii
DAFTAR GAMBAR ………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………... x
BAB 1. PENDAHULUAN ……….. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………... 4
1.3 Tujuan Penelitian ………..………... 4
1.4 Manfaat Penelitian ………... 5
1.5 Penegasan Istilah ………...……….. 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA………... 8
2.1 Tinjauan Pustaka ………... 8
2.1.1 Modul ………... 8
2.1.1.1 Pengertian Modul ………... 8
2.1.1.2 Tujuan Penyusunan Modul………... 8
2.1.1.3 Perencanaan Pembelajaran Bermodul ………. 9
2.1.1.4 Karakteristik Modul ……… 10
2.1.1.5 Keuntungan Modul ………. 11
2.1.2 IPA Terpadu ………... 12
2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses ………... 15
2.1.4 Penilaian Modul Sebagai Bahan Ajar ………... 16
viii BAB
3. METODE PENELITIAN ………... 18
3.1 Rancangan Penelitian ………... 18
3.2 Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian ……… 19
3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ………... 19
3.4 Prosedur Penelitian ……….. 19
3.4.1 Persiapan Penelitian ………... 19
3.4.2 Pelaksanaan Penelitian ………... 20
3.5 Analisis Data ………...……… 25
3.5.1 Data Validasi Pakar ………... 25
3.5.2 Data Tanggapan Guru dan Siswa ………... 26
3.5.3 Data Hasil Belajar Siswa ………... 27
3.5.4 Data Observasi Keterampilan Proses ………...……….. 28
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 30
4.1 Hasil Penelitian ……… 30
4.1.1 Hasil Pengembangan Modul ………... 30
4.1.2 Hasil Validasi Modul ……….…………. 36
4.1.3 Hasil Uji Coba Modul ………. 39
4.2 Pembahasan ………... 41
4.2.1 Validasi Pakar Tentang Modul IPA Terpadu ……….………. 41
4.2.1.1 Kelayakan Isi ……….. 43
4.2.1.2 Kebahasaan ………. 49
4.2.1.3 Kelayakan Penyajian ……….. 51
4.2.2 Hasil Uji coba Modul IPA Terpadu ………... 54
BAB 5. PENUTUP ………...……….. 60
5.1 Simpulan ……….. 60
5.2 Saran ……… 60
DAFTAR PUSTAKA ………. 61
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kriteria Persentase Skor Penilaian Berdasarkan BSNP ……….. 26
3.2 Kriteria Persentase Skor Penilaian ……….. 27
3.3 Kriteria Hasil Persentase Ketuntasan Klasikal Siswa ………. 28
3.4 Kriteria Observasi Keterampilan Proses ..……….………….. 29
4.1 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap I oleh Pakar terhadap Modul IPA Terpadu ………. 36
4.2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Terbatas ……….. 37
4.3 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Luas ………. 37
4.4 Hasil Evaluasi dan Revisi Modul IPA Terpadu………...… 38
4.5 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ... 39
4.6 Rekapitulasi Data Hasil Angket Guru IPA pada Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ... 39
4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ………..………. 40
4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LDS) ……… 40
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Jaringan Tema Bunyi ……….. 15 3.1 Model Pengembangan Modul IPA terpadu ………. 18 4.1 Garis Besar Langkah-langkah Pengembangan Modul IPA Terpadu ...…… 30 4.2 Persentase Hasil Validasi Tahap II
Sebelum uji Coba Skala Terbatas dan Luas ………. 38 4.3 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Siswa Sebelum
Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ……….…….. 39 4.4 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Guru Sebelum
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ………... 64
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………. 66
3. Contoh Lembar Diskusi Siswa (LDS) ……….……….. 72
4. Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa (LDS) ……….………. 74
5. Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) ………... 76
6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)……….. 79
7. Lembar Validasi Konstruk Kisi-Kisi Soal Tes Kognitif ……… 81
8. Soal Ulangan Harian IPA Terpadu Materi Bunyi …...………... 85
9. Kunci Jawaban ………... 90
10. Contoh Lembar Jawab Ulangan Harian Siswa ...……… 91
11. Lembar Validasi Tahap I Modul IPA Terpadu oleh Pakar ……..……….. 92
12. Rekapitulasi Lembar Validasi Tahap I Modul IPA Terpadu oleh Pakar… 100 13. Lembar Validasi Tahap II Modul IPA Terpadu oleh ………...….. 101
14. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu Tahap II oleh Pakar Uji Coba Skala Terbatas ……… 117
15. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu Tahap II oleh Pakar Uji Coba Skala Luas ………. 118
16. Rekapitulasi Data Validasi Modul IPA Terpadu oleh Pakar ……….. 120
17. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru ……… 121
18. Contoh Angket Tanggapan Guru Terhadap Modul IPA Terpadu ..……... 122
19. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru IPA Terhadap Modul IPA Terpadu ………... 126
20. Kisi-Kisi Angket Siswa ……….. 127
21. Contoh Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul IPA Terpadu ………. 128
22. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul IPA Terpadu Uji Coba Skala Terbatas …….………. 130
xii
24. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Untuk Praktikum Siswa ….… 132
25. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Untuk Diskusi Siswa ……... 134
26. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LKS) …..……….…….. 136
27. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LDS) …..……….…….. 137
28. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ………... 138
29. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Terbatas ……….. 139
30. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Luas ……… 140
31. SK Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ..………... 143
32. Surat Ijin Penelitian ……….144
33. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ……….. 145
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menerangkan bahwa pembelajaran IPA yang diaplikasikan di SMP/ MTs hendaknya dilaksanakan dengan model pembelajaran secara terpadu. Hal ini seperti yang terdapat dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) bahwa substansi untuk mata pelajaran IPA di tingat SMP/ MTs dilaksanakan secara terpadu. Lebih lanjut dalam Permen Diknas No 41 Tahun 2007 bahwa RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih dan harus memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. Hal tersebut membuktikan bahwa penerapan pembelajaran IPA terpadu di SMP/ MTs memiliki dasar hukum yang kuat.
Penerapan pembelajaran IPA terpadu dilaksanakan oleh guru yang professional dan perangkat pembelajaran yang mendukung pembelajaran IPA terpadu di Sekolah. Menurut Amy & Cherin (2003) guru IPA akan dapat memberikan pengetahuan IPA kepada siswa dalam suatu prosedur yang sederhana dan tepat bila guru menguasai materi IPA dengan baik. Selain itu, perangkat pembelajaran sangat diperlukan untuk pedoman bagi guru dan siswa. Perangkat
pembelajaran yang dapat disiapkan antara lain bahan ajar berupa modul IPA terpadu yang mengandung lingkup bidang kajian IPA sehingga dapat melengkapi bahan ajar yang telah ada sebelumnya.
Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 3 Satu Atap Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen pembelajaran IPA terpadu belum terlaksana. Alasan belum terlaksananya pembelajaran IPA terpadu yaitu guru IPA pada sekolah tersebut berlatar belakang disiplin ilmu berbeda dan masih terbatasnya perangkat pembelajaran, media ataupun sumber belajar IPA terpadu baik untuk pegangan guru ataupun untuk siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan masih terpisah-pisah. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dikembangkan bahan ajar berupa modul pembelajaran pada tema bunyi yang dikemas dalam modul IPA terpadu.
untuk mengembangkan keterampilan proses. BSNP (2006) menerangkan bahwa pembelajaran IPA terpadu di SMP/ MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Hal itu sejalan dengan Hansen & Lovedahl (2004) yang menyatakan bahwa belajar dengan melakukan merupakan sarana belajar yang efektif, artinya seseorang akan belajar efektif bila ia melakukan. Oleh karena itu, modul yang dikembangkan di dalam penelitian ini menerapkan pendekatan keterampilan proses dengan harapan pembelajaran IPA terpadu dapat terlaksana dengan mengedepankan pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa.
Buku/ bahan ajar berbentuk modul IPA terpadu untuk SMP/ MTs khususnya tema bunyi berpendekatan keterampilan proses saat ini belum ditemukan di sekolah. Tema bunyi merupakan materi yang tergolong sulit diantara sekian banyak materi IPA. Hal tersebut terlihat dari nilai ulangan sebelumnya siswa hanya mencapai nilai ketuntasan minimal. KTSP mencantumkan bahasan bunyi pada materi IPA kelas VIII. Bahasan tema bunyi termasuk dalam SK memahami konsep bunyi dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari yang diintegrasikan dengan SK memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Konsep tersebut mempunyai KD mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari yang diintegrasikan dengan KD mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi, diharapkan adanya modul IPA terpadu dapat mengatasi kendala pelaksanaan IPA terpadu dari segi keterbatasan buku panduan. Sunyoto (2006) menyatakan bahwa modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi: serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Dengan menggunakan modul IPA terpadu siswa akan dilatih dan dibiasakan untuk mempelajari IPA terpadu sehingga nantinya dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, permasalahan yang akan dikaji adalah:
1. Apakah modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi layak digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah?
2. Bagaimana keefektifan modul IPA terpadu yang dikembangkan dalam penelitian ini?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apakah modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi layak digunakan oleh siswa kelas VIII.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa modul yang dikembangkan oleh peneliti diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber belajar dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dibidang IPA dan memungkinkan siswa untuk belajar mandiri.
2. Bagi guru bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti dapat menjadi pedoman pembelajaran IPA secara terpadu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta dapat memberikan masukan untuk mengembangkan bahan ajar IPA pada materi yang lain.
3. Bagi sekolah, modul yang dikembangakan oleh peneliti diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengembangan bahan ajar IPA terpadu sesuai kurikulum yang berlaku di sekolah yang bersangkutan.
4. Bagi ilmu pengetahuan modul yang dikembangkan dapat memperkaya konsep/ teori kajian IPA khusunya pembelajaran IPA terpadu di Sekolah.
1.5
Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah-istilah dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan istilah sebagai berikut: 1. Pengembangan Modul
penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran. Pengembangan modul dalam penelitian ini adalah pembuatan bahan ajar yang dilakukan dengan mengumpulkan kembali informasi-informasi yang ada di buku-buku teks serta berbagai sumber lain, kemudian dilakukan penyesuaian kebutuhan. Modul yang dikembangkan dinyatakan layak apabila hasil validasi pakar telah mencapai kriteria penilaian buku teks dari BSNP tahun 2006 dan dinyatakan efektif apabila ≥85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dengan KKM sebesar ≥80.
2. IPA Terpadu
Depdiknas (2008) dalam pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA. Selain itu, Trianto (2010) menyatakan bahwa pembelajaran IPA terpadu dibedakan berdasarkan pengintegrasian materi atau tema. IPA terpadu dalam penelitian ini merupakan penyusunan modul dengan memperhatikan keterpaduan berbagai bidang kajian IPA menjadi tema. Bidang kajian yang dipadukan yaitu bunyi yang merupakan kajian fisika dan indra pendengaran yang merupakan kajian biologi.
3. Pendekatan Keterampilan Proses
menyusun data, menyimpulkan, menjawab pertanyaan, dan mengkomunikasikan.
4. Tema
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Modul
2.1.1.1Pengertian Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bantuan guru sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya (Majid, 2012). Penjelasan senada juga diungkapkan oleh Prastowo (2012) bahwa modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar secara (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Oleh sebab itu modul memungkinkan siswa untuk mempelajari tiap materi dengan durasi waktu yang lebih lama sehingga siswa dapat menemukan pemahamannya sendiri meski tanpa pengawasan guru dikelas. Modul dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahaminya dengan cara mereka sendiri.
2.1.1.2 Tujuan Penyusunan Modul
Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar mandiri. Orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja secara mandiri. Karena konsep
berciri demikian, maka kegiatan belajar itu sendiri juga tidak terbatas pada masalah tempat, dan bahkan orang yang berdiam di tempat yang jauh dari pusat penyelenggara pun bisa mengikuti pola belajar seperti ini. Terkait dengan hal tersebut, Ditjen PMPTK (2008) menyatakan bahwa penulisan modul memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun guru/ instruktur.
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
4. Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
2.1.1.3 Perencanaan Pembelajaran Bermodul
Pelaksanaan pembelajaran bermodul sendiri, memiliki perencanaan kegiatan sebagai berikut:
1. Modul dibagikan kepada siswa paling lambat seminggu sebelum pembelajaran. 2. Penerapan modul dalam pembelajaran bermodul dengan metode diskusi dan
3. Pada setiap akhir unit pembelajaran dilakukan tes penggalan, tes sumatif dan tugas-tugas latihan yang terstruktur.
4. Hasil tes dan tugas yang dikerjakan siswa dikoreksi dan dikembalikan dengan
feedback yang terstruktur paling lambat sebelum pembelajaran unit materi ajar
berikutnya.
5. Memberi kesempatan kepada siswa yang belum berhasil menguasai materi ajar berdasarakan hasil analisis tes penggalan dan sumatif, dipertimbangkan sebagai hasil diagnosis untuk menyelenggarakan program remidial pada siswa di luar jam pembelajaran.
2.1.1.4Karakteristik Modul
Modul merupakan salah satu dari beberapa jenis bahan ajar yang dapat dikembangkan dalam KTSP. Menurut Ditjen PMPTK (2008) Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut:
1. Self Instructional yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar
mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.
2. Self Contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
3. Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung
pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.
4. Adaptive yaitu modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
5. User Friendly yaitu modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
2.1.1.5Keuntungan Modul
Modul disusun untuk memudahkan siswa memahami materi pembelajaran baik disekolah maupun dirumah untuk belajar mandiri. Pembelajaran dengan modul memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.
2. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil.
3. Siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya. 4. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.
5. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik.
(Indriyanti, 2010)
2.1.2 IPA Terpadu
Salah satu kunci pembelajaran IPA terpadu yang terdiri atas beberapa bidang kajian adalah menyediakan lingkungan belajar yang menempatkan siswa mendapat pengalaman belajar yang dapat menghubungkaitkan konsep-konsep dari berbagai bidang kajian. Oludipe & Idowu (2011) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu memberikan siswa dasar yang kuat untuk ilmu studi pendidikan lanjutan, maka seorang anak yang tidak didasarkan pada ilmu pengetahuan yang terintegrasi pada tingkat ini tidak akan menunjukkan minat dalam menawarkan pelajaran inti (biologi, kimia dan fisika).
dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif.
Dari sejumlah model pembelajaran terpadu menurut Fogorty (1991) model pembelajaran terpadu yang dapat diterpakan di tingkat pendidikan di Indonesia adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan model keterpaduan (integrated). Nisak (2013) menyatakan bahwa materi yang saling tumpang tindih dan menyebabkan pemahaman yang tidak utuh bila dipisahkan, maka sesuai apabila menggunakan model terintegrasi, untuk materi yang konsep-konsepnya saling bertautan dapat dikembangkan menggunakan model terhubung, sedangkan untuk materi yang tidak beririsan akan tetapi bila dipadukan ke dalam satu tema dapat memberikan pemahaman yang lebih utuh dapat menggunakan model jaring laba-laba. Agar pembelajaran dapat berlangsung efektif, pemilihan model pembelajaran harus tepat dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan.
keterpaduan adalah model pembelajaran sains terpadu yang menggunakan pendekatan antar disiplin ilmu. Dalam model ini digabungkan beberapa disiplin ilmu dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan dan nilai-nilai yang saling tumpang tindih di dalam beberapa disiplin ilmu. Hal pertama yang pertama dilakukan guru adalah menyeleksi tema, keterampilan, dan nilai yang akan dibelajarkan dalam satu semester dari beberapa disiplin ilmu sains. Selanjutnya dipilih beberapa tema, keterampilan, dan nilai-nilai yang memiliki keterkaitan yang erat dan tumpang tindih dengan antar beberapa disiplin ilmu tersebut.
Contoh pembelajaran IPA terpadu dengan tema bunyi berpendekatan keterampilan proses.
2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses Fenomena bunyi
didalam kehidupan Sehari-hari
BUNYI
Gangguan pada alat Indra (telinga) Gelombang bunyi Pengaruh bunyi
terhadap lingkungan
2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan suatu strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal ini keterampilan proses yang dimaksud adalah Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam pembelajaran IPA terpadu. Ozgelen (2012) menyatakan bahwa KPS adalah kemampuan berpikir seperti ilmuwan untuk membangun pengetahuan dalam rangka untuk memecahkan masalah dan merumuskan hasil. Selain itu Ajoke (2012) menyatakan bahwa KPS terdiri dari keterampilan mengamati, mengklasifikasi, mengukur, memanipulasi, menghitung, memprediksi, menafsirkan, merumuskan, permodelan, dan menyimpulkan.
Konsep dan fakta yang tidak banyak, tetapi dipahami betul dapat menguasai dan atau menemukan fakta dan konsep yang lebih banyak. Justru pemberian konsep dan fakta yang terlalu banyak yang dapat menghambat kreativitas siswa.
Pendekatan keterampilan proses bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting dalam kecakapan hidup (Eryyanti, 2013). Sudah sangat jelas bahwa keterampilan proses mendidik siswa untuk menjadi scientist. Jadi pendekatan KPS pada penelitian ini adalah keterampilan siswa dalam mengamati, mengklasifikasikan, memprediksi, mengukur, mengkomunikasikan dan menyimpulkan melalui modul IPA terpadu pada tema bunyi.
2.1.4 Penilaian Modul sebagai Bahan Ajar
2.2
Kerangka Berpikir
1. Belum adanya modul IPA terpadu yang di dalamnya ada keterpaduan antar kompetensi: Fisika, Kimia, dan Biologi. 2. Siswa kurang terlatih mempadukan konsep Fisika, Kimia
dan Biologi menjadi terpadu.
1. Guru belum melaksanakan pembelajaran IPA secara terpadu.
2. Diperlukan perangkat pembelajaran IPA terpadu, termasuk modul IPA terpadu yang dapat melatih keterampilan proses siswa.
Fakta
1. Guru mampu menerapkan pembelajaran IPA terpadu. 2. Tersedia modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan
proses pada tema bunyi yang layak dan efektif
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian
[image:30.595.90.514.260.745.2]Penelitian dilakukan dengan mengerapkan pendekatan penelitian dan pegembangan (Research and Development). Menurut Halimah (2009) dalam proses pelaksanaannya, penelitian dan pengembangan ini membentuk suatu siklus, yang dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan kerangka produk awal yang dibutuhkan yang selanjutnya produk awal tersebut dikembangkan dalam suatu situasi tertentu, melalui suatu uji coba, yang hasilnya kemudian direvisi dan diuji coba kembali sehingga pada akhirnya ditemukan suatu produk akhir yang dianggap sempurna yang selanjutnya produk tersebut diuji validasinya. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model yang diadaptasi dari Sugiyono (2009) yang telah dimodifikasi pada tahapan-tahapanya. Model yang digunakan meliputi: langkah-langkah penelitian dan pegembangan seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.1. 18 Revisi Produk Potensi dan Masalah
Gambar 3.1 Model Pengembangan Modul IPA Terpadu Pengump
ulan Data
Desain
Produk Validasi
3.2
Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah yang terletak di Jalan Gunung Lanang No. 001 Mangunweni, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen 54473. Waktu penelitian yaitu 3 Bulan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII B.
3.3
Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Sumber data dan metode pengumpulan data meliputi:
1. Validasi modul oleh pakar diambil melalui metode angket yang mengacu pada instrumen penilaian buku teks dari BSNP 2006 yang telah dimodifikasi. 2. Tanggapan guru terhadap penggunaan modul diambil dengan menggunakan
angket tanggapan guru.
3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan modul diambil dengan menggunakan angket tanggapan siswa.
4. Observasi keterampilan proses diambil dengan menggunakan angket penilaian observer.
5. Uji coba modul berupa hasil belajar siswa diambil dengan tes kognitif bentuk obyektif.
3.4
Prosedur Penelitian
Pengembangan modul IPA terpadu melalui tahap-tahap: 3.4.1 Persiapan Penelitian
a) Observasi awal bahan ajar yang telah digunakan. b) Perijinan penelitian dari pihak fakultas.
3.4.2 Pelaksanaan Penelitian a) Potensi dan Masalah
Pengembangan modul IPA terpadu pada tema bunyi berpendekatan keterampilan proses dilatar belakangi oleh adanya potensi dan masalah yaitu masih terbatasnya bahan ajar IPA terpadu yang di dalamnya terdapat keterpaduan bidang kajian Fisika, Biologi dan Kimia. Berdasarkan hasil wawancara di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah diketahui bahwa siswa masih menggunakan bahan ajar berupa buku teks IPA terpadu dan LKS yang disajikan masih terpisah-pisah dalam Fisika dan Biologi, belum ditemukan buku IPA yang disusun secara terpadu. Tema bunyi merupakan materi yang tergolong sulit diantara sekian banyak materi IPA, sehingga dalam penelitian ini akan dikembangkan bahan ajar berupa modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi yang dalam peraturanya hendaknya disusun secara terpadu.
b) Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang berkaitan dengan pembuatan modul antara lain, silabus (meliputi: SK dan KD), instrumen penilaian buku teks dari BSNP tahun 2006, dan materi yang berkaitan dengan tema bunyi untuk dijadikan bahan kajian untuk menyusun modul.
c) Desain Produk
Langkah-langkah pengembangan modul IPA terpadu yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
2. Merumuskan tujuan yang akan dicapai siswa dengan menggunakan modul IPA terpadu.
3. Pembuatan desain halaman muka (cover), halaman kata pengantar
(foreword) dan daftar isi (content).
4. Pembuatan petunjuk penggunaan modul untuk guru dan siswa (teacher and student guidances).
5. Penulisan bagian pendahuluan (introduction) yang terdiri dari judul, kata pengantar, daftar isi, jaringan tema, peta konsep, dan tujuan pembelajaran. 6. Penyusunan bagian isi yang terdiri dari tinjauan umum materi, hubungan
dengan meteri belajar lain, uraian materi, latihan soal dan rangkuman. 7. Penulisan bagian penutup yang terdiri dari glossarium, tes akhir, kunci
jawaban dan indeks. d) Validasi
mengacu pada isntrumen penilaian tahap 1 dan 2 buku teks dari BSNP tahun 2006 yang telah dimodifikasi.
e) Revisi Produk
Pada tahap ini dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari validator dan mempersiapkan modul IPA terpadu hasil revisi untuk uji coba lapangan awal.
f) Uji Coba lapangan Awal
g) Merevisi Hasil Uji Coba
Pada tahap ini dilakukan revisi berdasarkan masukan dari guru dan siswa. Selain itu, dilakukan evaluasi hasil uji coba lapangan awal untuk mengkaji setiap kekurangan. Dari hasil evaluasi, kemudian dilakukan penyempurnaan untuk memperbaiki kekurangan yang ada setelah itu, mempersiapkan modul IPA terpadu hasil revisi untuk divalidasi kembali oleh pakar apabila terdapat banyak perubahan sebelum dilakukan uji coba skala luas h) Validasi
Produk modul IPA terpadu hasil revisi pada uji coba lapangan awal apabila terdapat banyak perubahan di validasi kembali. Instrumen yang digunakan sama dengan instrumen untuk validasi sebelum uji coba skala terbatas tetapi yang digunakan hanya penilaian tahap II karena tahap I sudah lolos penilaian.
i) Revisi Produk
Pada tahap ini dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari validator dan mempersiapkan modul IPA terpadu hasil revisi untuk uji coba skala luas.
j) Uji Coba Skala Luas
tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah instrumen tes yang sudah dilakukan validasi konstruk oleh dosen pembimbing. Diakhir pembelajaran siswa diberikan angket tanggapan siswa untuk dilakukan penyempurnaan modul. Guru IPA menggunakan modul IPA terpadu di dalam pembelajaran yang sebelumnya sudah diberikan sehingga guru juga diberikan angket tanggapan guru. Peneliti selama uji coba skala luas bertindak sebagai
observer yang mengamati pengelolaan kelas dan aktifitas siswa sekaligus
menilai aspek keterampilan proses siswa. Setelah selesai kegiatan belajar mengajar peneliti dan observer melakukan refleksi terhadab KBM yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi digunakan untuk dasar revisi sehingga diperoleh perangkat pembelajaran hasil pengembangan.
k) Revisi Produk
Pada tahap ini, hasil uji coba skala luas yang telah dilakukan kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui pengembangan modul efektif atau tidak. Selanjutnya dievaluasi dan diadakan revisi akhir guna menyempurnakan modul akhir.
l) Modul Final
3.5
Analisis Data
3.5.1 Data Validasi Pakar
Skor data hasil validasi pakar terhadap modul dianalisis secara deskriptif persentase. Validasi dilakukan oleh pakar IPA, bahasa dan penyajian
a. Validasi oleh pakar IPA, bahasa dan penyajian.
Validasi oleh pakar IPA dan media terdiri dari 2 tahap, yaitu: 1) Tahap I
Pada tahap ini dinilai dengan memfokuskan pada kesesuaian SK dan KD, kelayakan penyajian secara umum.
Data penilaian tahap I dianalisis menggunakan rumus
K= Σni
N x 100%
Keterangan: K = persentase
∑ ni = jumlah jawaban ya/ sesuai/ ada
N = jumlah skor total
Modul IPA terpadu dinyatakan lolos penilaian tahap ini apabila semua butir dalam lembar validasi mendapat “nilai atau respon positif (Ya/ Ada/ Sesuai) dengan
persentase 100%. Jika terdapat butir yang dijawab negative atau persentase yang dihasilkan < 100%, modul IPA terpadu dinyatakan tidak lolos.
2) Tahap II
Data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif persentase, menggunakan rumus sebagai berikut:
K= Σni
N x 100%
Keterangan:
K = persentase skor yang diperoleh ∑ni = Jumlah skor yang diperoleh
[image:38.595.93.512.177.601.2]N = Jumlah skor maksimal
Tabel 3.1 Kriteria Persentase Skor Penilaian Berdasarkan BSNP. Interval % skor Kriteria
81,25% <skor≤100% 62,50% <skor≤81,25% 43,75% <skor≤62,50% 25%<skor≤43,75% Sangat layak Layak Kurang Layak Tidak Layak
Modul IPA terpadu dinyatakan lolos penilaian tahap ini apabila mempunyai rerata skor lebih besar dari 2,5 atau 62,5% pada setiap subkomponen kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian. Rerata skor diisi oleh peneliti.
3.5.2 Data Tanggapan Guru dan Siswa
K= Σni
N x 100%
Keterangan:
K = persentase skor yang diperoleh ∑ni = Jumlah skor yang diperoleh
[image:39.595.90.512.158.635.2]N = Jumlah skor maksimal
Tabel 3.2 Kriteria Persentase Skor Penilaian Interval % skor Kriteria 75 % < skor ≤ 100%
50% < skor ≤ 75 % 25 % < skor ≤ 50% ≤ 25%
Sangat baik Baik Kurang Baik
Tidak baik
3.5.3 Data Hasil Belajar Siswa
Langkah-langkah analisis hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: 1. Mengubah skor dalam bentuk nilai
N= jumlah skor yang diperolehjumlah skor maksimal X 100
Siswa dikatakan tuntas apabila nilai mencapai ≥ KKM
2. Nilai akhir hasil belajar siswa
NA = A + 2B3
Keterangan: NA = nilai akhir A = nilai tugas
3. Menentukan persentase ketuntasan siswa secara klasikal
P = ∑ni
∑n X 100%
Keterangan:
P = ketuntasan belajar secara klasikal
∑ ni = jumlah siswa yang tuntas secara individual (nilai ≥ 80)
∑ n = jumlah siswa keseluruhan
[image:40.595.91.512.179.617.2]Penilaian kualitas hasil belajar dengan mengkonfirmasikan persentase ketuntasan klasikal dengan parameter sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Hasil Persentase Ketuntasan Klasikal Siswa Interval % skor Kriteria
75 % < skor ≤ 100% 50% < skor ≤ 75 % 25 % < skor ≤ 50% ≤ 25%
Sangat baik Baik Kurang Baik
Tidak baik
3.5.4 Data Observasi Keterampilan Proses
Untuk mengetahui keterampilan proses siswa selama pembelajaran berlangsung, setiap butir keterampilan proses akan dinilai oleh observer. Data-data tersebut akan dianalisis secara deskriptif persentase, menggunakan rumus sebagai berikut:
K= Σni
N x 100%
Keterangan:
∑ni = Jumlah skor yang diperoleh
[image:41.595.91.508.187.629.2]N = Jumlah skor maksimal
Tabel 3.4 Kriteria Observasi Keterampilan Proses. Interval % skor Kriteria
75 % < skor ≤ 100% 50% < skor ≤ 75 % 25 % < skor ≤ 50% ≤ 25%
Sangat baik Baik Kurang Baik
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Pengembangan Modul
[image:42.595.91.513.207.709.2]Pengembangan modul IPA terpadu pada tema bunyi mengacu pada langkah-langkah penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2009) yang telah dimodifikasi pada tahapan-tahapanya. Berdasarkan latar belakang masalah yang diperoleh maka dikembangkan bahan ajar dalam bentuk modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi. Secara garis besar langkah-langkah penyusunan modul dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Garis Besar Langkah-Langkah Pengembangan Modul IPA Terpadu Merencanakan strategi pengorganisasian isi modul, meliputi: penyusunan materi.
Struktur modul:
1. Bagian pendahuluan: sampul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, SK, KD, tujuan pembelajaran, pendahuluan, peta konsep.
2. Bagian isi: sub judul, tujuan pembelajaran, kata kunci, uraian materi (dilengkapi coba pikirkan, jelajah internet, tahukah anda, tindak lanjut, pertanyaan dan pernyataan keterampilan proses), LKS, LDS, latihan soal per-kegiatan pembelajaran, tes formatif, rangkuman.
3. Bagian akhir: kunci jawaban, indeks, glosarium, daftar pustaka.
Perumusan SK, KD dan indikator hasil belajar yang harus dicapai, serta tujuan belajar secara jelas.
Produk yang dihasilkan merupakan modul IPA terpadu yang memiliki struktur kelayakan modul. Berikut ini bagian-bagian modul meliputi:
a. Bagian pendahuluan modul IPA terpadu
Bagian pendahuluan modul IPA terpadu terdiri atas: 1. Sampul
Sampul memuat antara lain judul modul yaitu “modul IPA terpadu tema bunyi”, lambang Unnes dan konservasi, gambar ilustrasi (mewakili kegiatan yang
dilaksanakan pada pembahasan modul), tulisan lembaga, tingkatan kelas, dan nama dosen pembimbing.
2. Kata pengantar
Kata pengantar memuat ucapan syukur kepada Tuhan, gambaran singkat tentang modul yang disusun, dan harapan penulis.
3. Daftar isi
Daftar isi memuat kerangka (outline) modul yang dilengkapi dengan nomor halaman.
4. Pedoman penggunaan modul
Memuat panduan tatacara menggunakan modul, yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul secara benar. Panduan modul memuat pedoman bagi siswa dan guru.
5. SK dan KD
6. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran disajikan pada modul menyesuaikan SK dan KD yang disusun dengan memperhatikan unsur ABCD (Audience, Behaviour, Condition,
Degree) dan memuat karakter.
7. Jaringan tema
Jaringan tema disajikan pada modul sesuai dengan pembelajaran IPA yang dikemas dengan tema atau topik tentang teori yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin ilmu yang mudah dipahami siswa. Jaringan tema mencakup kajian Fisika dan Biologi.
8. Pendahuluan
Pendahuluan memuat (a) Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat, (b) Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul, (c) Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis, (d) Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai dengan baik.
9. Peta konsep
Peta konsep memuat jaring-jaring materi yang ada pada modul serta konsep-konsep atau pokok-pokok materi yang ada di dalam modul. Peta konsep-konsep dibuat dalam bentuk diagram alur atau gambar.
b. Bagian isi modul IPA terpadu
Bagian isi modul IPA terpadu terpadu terdiri atas: 1. Tujuan pembelajaran setiap kegiatan pembelajaran.
2. Kata kunci
Kata kunci diambil dari kata penting yang ada pada setiap kegiatan pembelajaran. Jumlah kata kunci adalah maksimal 5 kata.
3. Uraian materi
Berisi uraian pengetahuan/ konsep/ prinsip tentang kompetensi yang sedang dipelajari. Uraian materi memuat “coba pikirkan”, “tahukah anda”, “jelajah internet”, dan “tindak lanjut”.
4. LKS
Berisi petunjuk atau prosedur kerja suatu kegiatan praktik yang harus dilakukan siswa dalam rangka penguasaan kemampuan psikomotorik. Isi lembar kerja antara lain: tujuan praktikum, landasan teori, alat dan bahan, langkah kerja, dan gambar kerja (jika diperlukan) sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Lembar kerja perlu dilengkapai dengan lembar pengamatan yang dirancang sesuai dengan kegiatan praktik yang dilakukan meliputi: hasi pengamatan, pembahasan, dan kesimpulan.
5. LDS
6. Coba pikirkan
Item “coba pikirkan” merupakan bagian dari uraian materi yang didalamnya terkandung suatu pertanyaan yang merupakan konsep yang ada didalam kehidupan sehari-hari.
7. Jelajah internet
Item “jelajah internet” berisi alamat website yang menyajikan tema bunyi
yang ada pada uraian materi. Jelajah internet bertujuan untuk melatih siswa memahami konsep lebih mendalam dan mendidik siswa untuk terbiasa menggunakan media internet.
8. Tahukah anda
Item “tahukan anda” merupakan bagian dari uraian materi yang didalamnya terkandung suatu konsep yang ada di dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang dibahas yang tidak semua orang ketahui.
9. Tindak lanjut
Item “tindak lanjut” merupakan bagian dari uraian materi yang berisi tentang
ajakan/ anjuran untuk mempelajari materi yang belum ada pada modul untuk memperdalam pengetahuan siswa.
10. Latihan soal per-kegiatan pembelajaran
11. Rangkuman
Berisi ringkasan pengetahuan/ konsep/ prinsip yang terdapat pada uraian materi. Rangkuman harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan dapat menjawab setiap tujuan tersebut.
12. Tes formatif
Berisi tes tertulis sebagai bahan pengecekan bagi siswa dan guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah dicapai pada tema tersebut, sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan berikutnya. Tes formatif ini terdiri dari soal pilihan ganda, isian singkat, dan uraian.
13. Kunci jawaban
Berisi jawaban pertanyaan dari latihan soal dan tes formatif yang telah dilakukan. Kunci jawaban ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam memahami materi.
c. Bagian akhir modul IPA terpadu
Bagian akhir modul IPA terpadu terdiri atas: 1. Daftar Pustaka
Semua referensi/ pustaka yang digunakan sebagai acuan pada saat penyusunan modul. Daftar pustaka diperoleh dari referensi tidak lebih dari 10 tahun terkahir.
2. Indeks
3. Glosarium
Glosarium memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan abjad (alphabetis).
4.1.2 Hasil Validasi Modul
Pada validasi tahap I diperoleh jawaban 100% positif untuk semua butir penilaian dari seluruh pakar. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa modul IPA terpadu yang telah dikembangkan dinyatakan lolos validasi tahap I dan dinilai kembali pada validasi tahap II. Validasi tahap II dapat dilakukan dengan syarat pada validasi tahap I persentase yang didapatkan 100% atau semua pakar memberikan penilaian positif. Rekapitulasi hasil penilaian pakar tahap I terhadap modul IPA terpadu dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap I oleh Pakar terhadap Modul IPA Terpadu
No Validasi Persentase Penilaian ke- Kriteria
1 2
1 Pakar IPA 100% - Lolos Tahap I
2 Pakar Bahasa 79% 100% Lolos Tahap I
3 Pakar Penyajian 100% - Lolos Tahap I
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 100.
Modul yang telah lolos tahap I dinilai kembali secara lebih mendalam pada validasi tahap II yang dilakukan 2 kali yaitu sebelum uji coba skala terbatas dan sebelum uji coba skala luas. Berdasarkan hasil validasi sebelum uji coba skala terbatas dapat diketahui bahwa modul IPA terpadu yang dikembangkan menunjukan hasil validasi pakar IPA sebesar 85,09% termasuk dalam kriteria “layak”, pakar bahasa menunjukan hasil 84,03 % termasuk dalam kriteria “sangat
layak” dan pakar penyajian menunjukan hasil 83,75% termasuk dalam kriteria
[image:48.595.89.511.229.593.2]telah dikembangkan dinyatakan layak dan diuji pada uji coba skala terbatas. Rekapitulasi data hasil validasi pakar tahap II terhadap modul IPA terpadu dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Terbatas
No Validasi pakar Hasil Hasil Kriteria
1 2
1. IPA 71,48% - Layak
2. Bahasa 62,50% 84,03% Sangat Layak
3. Penyajian 83,75% - Sangat Layak
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 117.
Setelah uji coba skala terbatas dilakukan, dilakukan validasi kembali sebelum dilakukan uji coba skala luas diketahui bahwa modul IPA terpadu yang dikembangkan menunjukan hasil positif validasi pakar IPA sebesar 85,09% dan 95,74% termasuk dalam kriteria “sangat layak” pakar bahasa menunjukan hasil 84,03% dan 96,53% termasuk dalam kriteria “sangat layak” dan pakar penyajian
menunjukan hasil 94,58% termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Rekapitulasi
data hasil validasi pakar sebelum uji coba skala luas terhadap modul IPA terpadu dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Luas
No Validasi pakar Hasil Kriteria
1. IPA a. IPA I b. IPA II
85,09% 95,74%
Sangat Layak Sangat Layak 2. Bahasa
a. Bahasa I b. Bahasa II
84,03% 96,53%
Sangat Layak Sangat Layak
3. Penyajian 94,58% Sangat Layak
Selama proses validasi saran dan komentar diberikan oleh pakar. Adapun beberapa perbaikan modul yang telah dilakukan adalah tersaji pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Evaluasi dan Revisi Modul IPA Terpadu
No Saran/ Komentar Perbaikan
1 2 3 4 5 6
Gambar perlu diperjelas lagi dan berdasarkan fakta di lapangan.
Mengkombinasikan warna dan tulisan dengan baik agar sedap dipandang mata.
Memperbaiki soal-soal menjadi terpadu
Menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membangun keterampilan proses siswa pada setiap uraian materi
Memperbaiki tata tulis yang belum sesuai dengan EYD
Sampul diperbaiki agar pesan pada modul dapat tersampaikan melalui sampul.
Meninjau gambar pada modul yang perlu dilakukan perbaikan dan menambahkan gambar yang ada dilingkungan sekitar.
Meninjau kembali warna-warna pada modul dan mengkonsultasikan dengan pakar agar tercipta kombinasi warna yang baik.
Soal dibuat berdasarkan fakta pada kehidupan sehari-hari degan mengaitkan pada konsep IPA terpadu.
Menambahkan pertanyaan-pertanyaan pada setiap uraian materi dan jawaban tersirat pada uraian materi.
Membaca kembali dan memperbaiki kata yang belum baku dengan pedoman kamus internet bahasa Indonesia.
Memperbaiki kata-kata pada halaman sampul dari
“Modul Bunyi” menjadi “Modul IPA Terpadu Tema Bunyi”. Selain itu style font pada sampul juga perlu diadakan perbaikan agar lebih menarik, menambahkan gambar pada sampul, menambahkan lambang Unnes dan konservasi, dan mencantumkan dosen pembimbing pada sampul.
71.48%
84.03% 83.75%
90.42% 90.28% 94.58%
0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%
Pakar IPA Pakar Bahasa Pakar Penyajian
P
erse
ntase
[image:50.595.91.511.134.738.2]Validasi A Validasi B
Gambar 4.2 Persentase Hasil Validasi Tahap II Sebelum Uji Coba Skala Terbatas dan Luas
83% 91% 0% 20% 40% 60% 80% 100%
Skala Terbatas Skala Luas
Per
se
nta
se
Uji Coba Modul 4.1.3 Hasil Uji Coba Modul
1) Tanggapan Siswa
Rekapitulasi data hasil tanggapan siswa terhadap modul IPA terpadu yang telah dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tanggapan Siswa Pada Uji Coba Skala Terbatas dan Luas
Uji Coba Persentase
(%) Kriteria
Skala Terbatas 83 Sangat Baik
Skala Luas 91 Sangat Baik
Persentase Rata-rata 87 Sangat Baik Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 130.
Gambar 4.3 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Siswa Sebelum Uji Coba Skala Terbatas dan Luas
2) Hasil tanggapan guru
[image:51.595.92.510.211.632.2]Rekapitulasi data hasil angket tanggapan guru IPA terhadap modul dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tanggapan Guru IPA Pada Uji Coba Skala Terbatas
Uji Coba Persentase
(%) Kriteria
Skala Terbatas 87,5 Sangat Baik
Skala Luas 96,25 Sangat Baik
[image:51.595.188.436.657.724.2]Gambar 4.4 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Guru Sebelum Uji Coba Skala Terbatas dan Luas
3) Hasil belajar siswa
Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar Ketercapaian Rata-rata
Jumlah siswa Nilai tertinggi Nilai terendah Siswa tuntas Siswa tidak tuntas
Ketuntasan klasikal (Kriteria)
90,40 37 91,33 82,11 37 -
100% (Sangat Baik)
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 138.
4) Hasil Observasi Keterampilan Proses
Rekapitulasi hasil observasi keterampilan proses berdasarkan pembelajaran menggunakan modul IPA terpadu dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan 4.9.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LDS)
Aspek KPS Persentase Penilaian Observer Persentase
Rata-Rata Kriteria Observer 1 Observer 2
Pengamatan 86.46% 86.49% 86.48% Sangat Baik
Menyusun Data 88.51% 85.81% 87.16% Sangat Baik
Menyimpulkan 88.51% 86.49% 87.50% Sangat Baik
Menjawab Pertanyaan 86.49% 88.51% 87.50% Sangat Baik Mengkomunikasikan 85.81% 86.49% 86.15% Sangat Baik
Persentase Rata-rata 87.16% 86.76% 86,96% Sangat Baik
87.50% 96.25% 0% 20% 40% 60% 80% 100%
Skala Terbatas Skala Luas
P
erse
ntase
Uji Coba Modul
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LKS)
Aspek KPS Persentase Penilaian Observer Persentase
Rata-Rata Kriteria Observer 1 Observer 2
Eksperimen 85.14% 89.19% 87.17% Sangat Baik
Menyusun Data 88.51% 88.51% 88.51% Sangat Baik
Menyimpulkan 87.84% 90.54% 89.19% Sangat Baik
Menjawab Pertanyaan 87.16% 91.22% 89.19% Sangat Baik
Mengkomunikasikan 86.49% 90.54% 88.52% Sangat Baik
Persentase Rata-rata 87.03% 90.00% 88,51% Sangat Baik
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 136.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Validasi Pakar Tentang Modul IPA Terpadu 1. Validasi Tahap I
Validasi tahap I dilakukan untuk menilai modul secara umum pada komponen kelayakan isi, penyajian, dan kegrafikan. Pakar bahasa pada validasi pertama memberikan skor 12 dengan skor total 14. Hal itu membuktikan bahwa modul tidak lolos tahap I. Pakar bahasa memberikan masukan untuk melakukan perbaikan pada item isi buku, kualitas cetakan dan kualitas fisik. Langkah perbaikan yang dilakukan peneliti yaitu dengan menambahkan materi yang relevan pada modul beserta uraian materi yang mencerminkan keterampilan proses yaitu terdiri dari “coba pikirkan”, “tahukah anda”, jelajah internet”, dan “tindak lanju” yang
Pakar IPA memberikan masukan untuk melakukan perbaikan pada item “pertanyaan/ soal latihan pada setiap bab” agar menambah soal latihan yang
mendidik siswa untuk berpikir kritis. Langkah perbaikan yang dilakukan yaitu membuat soal dengan memberikan pengantar berupa soal cerita yang ada didalam kehidupan sehari-hari pada awal soal sehingga dapat merangsang siswa untuk memahami setiap kata. Selain itu masukan dari pakar IPA agar melakukan perbaikan pada item “daftar pustaka”. Langkah perbaikan yang dilakukan adalah
menyesuaikan penulisan daftar pustaka dengan aturan yang baku dan menggunakan referensi up to date maksimal 10 tahun yang lalu. Secara keseluruhan pakar IPA memberikan masukan agar menambahkan materi-meteri yang mendidik siswa mengembangkan keterampilan yang sudah dimiliki siswa. Peneliti melakukan perbaikan dengan menambahkan uraian materi yang didapatkan dari sumber internet dan lingkungan.
Pakar penyajian memberikan masukan pada item “tujuan setiap bab” untuk dilakukan perbaikan. Langkah yang dilakukan peneliti adalah memperhatikan SK dan KD untuk membuat tujuan yang memperhatikan aspek ABCD. Selanjutnya pakar penyajian memberikan masukan pada item “daftar pustaka” untuk mengurutkan sesuai urut abjad. Langkah perbaikan yang dilakukan adalah memperbaiki urutan abjad dan menambah lebih banyak referensi yang up to date. Selain itu pakar penyajian memberikan masukan pada item “keterbacaan, kualitas cetakan” untuk diperbaiki. Langkah perbaikan yang dilakukan adalah memperbaiki
memberikan respon positif yaitu dengan menjawab “Ya/ Ada/ Sesuai” pada semua
butir penilaian yang diajukan. Respon positif yang diberikan merupakan syarat untuk validasi tahap II.
Respon positif yang diberikan semua pakar karena SK dan KD dalam modul IPA terpadu tercantum secara implisit pada modul IPA terpadu yang ditunjukan pada halaman pendahuluan. Dilihat dari aspek penyajian modul IPA terpadu telah memenuhi komponen yang harus ada pada komponen penyajian, meliputi: adanya daftar isi, tujuan pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran, peta konsep atau ringkasan, kata kunci, dan daftar pustaka. Modul IPA terpadu juga telah memenuhi syarat kegrafikan yang ditunjukan dengan jawaban positif pada seluruh butir pada komponen kegrafikan, meliputi: kulit buku, isi buku, keterbacaan, kualitas cetakan dan kualitas fisik modul. Hal tersebut membuktikan bahwa modul IPA terpadu yang telah dikembangkan dinyatakan lolos validasi tahap I dan dinilai kembali secara lebih komperhensif dan mendalam pada validasi tahap II.
Pada validasi tahap II, komponen yang dinilai meliputi: komponen kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian. Masing-masing komponen terdiri dari beberapa sub komponen yang didalamnya memuat butir-butir penilaian. Uraian hasil validasi modul oleh pakar disajikan sebagai berikut:
4.2.1.1 Kelayakan Isi
1) Cakupan Materi
Pada butir cakupan materi diperoleh hasil sebesar 100%, hasil tersebut termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Hal ini berarti bahwa modul IPA terpadu
pendahuluan tertulis SK dan KD sesuai dengan silabus dalam KTSP. Modul IPA terpadu disusun secara terpadu dengan memperhatikan keterkaitan materi Kimia, Fisika dan Biologi sesuai dengan KTSP. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2010) menyatakan bahwa penerapan modul IPA Terpadu menggunakan model terpadu (Integrated Model) pada SMP dapat meningkatkan hasil belajar.
Pada setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan teori-teori beserta ilustrasi yang mendukung teori tersebut. Materi disusun secara jelas tentang apa yang dilakukan dan dapat digunakan karena mencakup kegiatan yang mengembangkan keterampilan proses siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Enco (2005) menyatakan bahwa setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa, bagaimana melakukan, dan sumber belajar apa yang harus digunakan.
Informasi dalam modul disajikan ke dalam beberapa kegiatan belajar. Pada masing-masing awal kegiatan belajar tertulis tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Setiap kegiatan belajar berisi materi berupa informasi untuk membantu siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan didalam tujuan kemudian dilanjutkan dengan lembar kerja siswa, lembar diskusi siswa, latihan pada masing-masing kegiatan belajar dan uji kompetensi sesuai materi yang disajikan.
2) Akurasi Materi
Pada butir akurasi materi diperoleh hasil sebesar 83,33% termasuk dalam kriteria “sangat layak”, sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi
butir akurasi materi. Butir akurasi materi telah dipenuhi karena materi yang disajikan dalam modul disesuaikan dengan kebenaran fakta, konsep, teori, dan prinsip/ hukum serta tidak menimbulkan banyak tafsir. Modul disusun menggunakan berbagai sumber materi yang dikaitkan dengan tema bunyi serta materi diambil dari sumber yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya. Sumber yang digunakan berupa buku literature, website, maupun lingkunga sekitar. Sumber-sumber materi yang digunakan tersebut terangkum dalam daftar pustaka. Modul IPA terpadu juga dilengkapi dengan index dan glossarium untuk mempermudah pencarian kata-kata asing dan untuk menghindari kesalahan-kesalahan terhadap istilah-istilah asing.
3) Kemutakhiran
Pada butir kemutakhiran diperoleh hasil 86,11% termasuk dalam kriteria “sangat layak” sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi butir
foto dan gambar yang berasal dari lingkungan. Langkah yang dilakukan peneliti adalah dengan mengganti gambar-gambar hasil foto penulis.
4) Mengandung Wawasan Produktivitas
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 72,92% termasuk dalam kriteria “layak”. Pada butir ini dilakukan revisi dengan menambahkan materi yang
mengandung wawasan produktivitas sehingga materi dan aktifitas yang disajikan dalam modul IPA terpadu memberikan informasi yang dapat merangsang semangat kewirausahaan, misalnya terdapat materi yang mengajak siswa untuk membuat angklung sederhana menggunakan bambu. Selain itu menambahkan kata-kata yang mencerminkan etos kerja pada uraian materi dan kegiatan praktikum dan diskusi. 5) Merangsang keingintahuan (Curiosity)
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 83,3% termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Kegiatan belajar yang disajikan dalam modul mampu merangsang
keingintahuan siswa untuk berfikir kritis, kreatif dan mendorong untuk mencari informasi lebih dari berbagai sumber. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan disajikan uraian, contoh latihan yang membutuhkan pemikiran kritis dan mendidik siswa menggunakan keterampilan yang dimilikinya. Keterampilan tersebut meliputi: eksperimen, pengamatan, menyusun data, menyimpulkan, menjawab pertanyaan, dan mengkomunikasikan. Hal tersebut mendorong siswa akan lebih kreatif untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah untuk memperoleh informasi.
6) Mengembangkan Kecakapan Hidup (Life Skill)
kegiatan praktikum dan diskusi sehingga pada kegiatan tersebut dapat mengembangkan kecakapan sosial dan vokasional. Namun setelah dilakukan revisi kegiatan belajar yang disajikan dalam modul mampu memotivasi siswa untuk mengenal diri sebagai pribadi mandiri, makhluk sosial, dan makhluk ciptaan Tuhan, serta dapat memotivasi siswa untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam modul juga disajikan uraian, contoh dan latihan yang dapat mengembangkan kemampuan psikomotorik yang dapat memotivasi siswa untuk berinteraksi dan berkerjasama dengan orang lain serta dapat mendorong siswa untuk mengembangkan ketermapilan proses yang dimilikinya.
7) Mengembangkan Wawasan Kebinekaan (Sense of Diversity)
Pada butir ini diperoleh hasil 83,33% termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Pada validasi sebelum uji coba skala terbatas dilakukan revisi dengan
menambahkan gambar dan ilustrasi yang menggambarkan kekayaan potensi keanekaragaman hayati dan syukur siswa kepada Tuhan YME sehingga modul disajikan uraian, contoh dan latihan yang dapat membuka wawasan siswa untuk membangkitkan rasa syukur siswa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan beranekaragam makhluk hidup, serta untuk mengenal, menggali potensi, dan memelihara kelestarian sumber daya yang dimiliki Indonesia.
8) Mengandung Wawasan Kontekstual
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 79,17% termasuk dalam kriteria “layak”. Dalam modul terangkum uraian, materi, contoh dan latihan yang disajikan
9) Mengembangkan Keterampilan Proses Siswa
Pada butir ini diperoleh hasil 91,67% termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Pada butir ini item “mengkomunikasikan konsep IPA” hanya mendapatkan
4.2.1.2 Kebahasaan
1) Kesesuaian dengan Perkembangan Siswa
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 91,67% termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan tingkat perkembangan
siswa SMP. Bahasa yang digunakan menggunakan Bahasa Indonesia yang sederhana untuk menjelaskan konsep dan ilustrasi aplikasinya menggambarkan contoh konkret sampai contoh abstrak yang ada di lingkungan sekitar sampai lingkungan global. Sebelum modul dikatakan valid pakar bahasa memberikan nilai 2 dengan skor maksimal 4 pada butir ini sehingga, peneliti melakukan dengan mengganti setiap kata yang membuat penafsiran yang berbeda-beda.
2) Komunikatif
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 91,67% termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Sebelum modul dikatakan valid pakar bahasa memberikan nilai 2
3) Dialogis dan Interaktif
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 87,5% termasuk dalam kriteria “sangat
layak”. Sebelum modul dikatakan valid pakar bahasa memberikan nilai 2 dengan
skor maksimal 4 pada item “kemampuan memotivasi siswa untuk merespon pesan” dan skor 1 pada item “menciptakan komunikasi interaktif” sehingga peneliti
melakukan revisi dengan meneliti setiap kata pada modul. Modul yang disajikan menggunakan bahasa yang membangkitkan rasa senang ketika siswa membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari modul tersebut secara tuntas. Penyajian materi bersifat dialogis yang memungkinkan siswa seolah-olah berkomunikasi dengan penulis.
4) Lugas
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 83,33% termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan atau informasi yang ingin
disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat yang benar yaitu memuat minimal mengandung subyek dan prediakat. Istilah yang digunakan sesuai dengan istilah teknis Ilmu pengetahuan yang disepakati. Dalam modul juga disediakan glosarium untuk mengurangi kesalahan dalam pemahaman apabila terdapat kata atau istilah asing. Istilah-istilah tersebut telah baku diginakan dalam bahasa ilmiah.
5) Koherensi dan Keruntutan Alur Pikir
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 83,33% termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Materi dalam modul yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP.
keutuhan makna, sehingga materi yang disajikan mencerminkan kesatuan tema, kesatuan sub tema, dan kesatuan pokok pikiran.
6) Penggunaan Istilah dan Simbol Lambang
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 91,67% termasuk dalam kriteria “sangat layak” sehingga dapat dikatak modul IPA terpadu memenuhi butir
penggunaan istilah dan simbol lambang. Penggunaan istilah, simbol/ lambang yang menggambarkan konsep, prinsip, dan asas telah disesuaikan antar bagian dalam modul. Penulisan nama ilmiah atau nama asing juga telah disesuaikan dengan ketentuan penulisan nama ilmiah.
4.2.1.3Kelayakan Penyajian
1) Teknik Penyajian
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 87,5% termasuk kriteria “sangat layak” sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi butir teknik
penyajian. Sistematika materi dalam setiap kegiatan belajar disusun secara runtut, yang memuat pendahuluan, isi, penutup (rangkuman) dan evaluasi. Materi dalam modul disajikan mulai dari konsep dasar atau sederhana diteruskan dengan konsep yang lebih rumit. Materi yang disajikan dalam kegiatan belajar telah diurutkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, sehingga keruntutan konsep, kekonsistenan sistematikan, serta keseimbangan antar kegiatan belajar telah sesuai dengan KTSP. 2) Pendukung Penyajian Materi
Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 90% termasuk kriteria “sangat layak”sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi setiap butir