STRATEGI PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM MENGAJARKAN
INTERAKSI SOSIAL KEPADA ANAK AUTIS
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
HALAMAN DEPAN
Diajukan oleh :
AISTI RAHAYU KHARISMA SIWI
F100120029
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ii
STRATEGI PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM MENGAJARKAN
INTERAKSI SOSIAL KEPADA ANAK AUTIS
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
HALAMAN JUDUL
Diajukan oleh :
AISTI RAHAYU KHARISMA SIWI
F100120029
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
vi
VISI, MISI DAN TUJUAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
VISI :
Menjadi pusat pendidikan sarjana psikologi yang kompeten dan berkarakter sesuai risalah Islam dan budaya Indonesia.
MISI :
Menghasilkan sarjana psikologi yang menguasai dan terampil mengaplikasikan dasar-dasar psikologi serta memiliki integritas sebagai ilmuwan psikologi.
Mengembangkan pusat penelitian psikologi Islam dan indigenos yang menja dirujukan nasional dan Asia.
Mengembangkan pusat layanan psikologi bagi masyarakat. TUJUAN:
Menghasilkan sarjana psikologi yang mandiri, jujur, kreatif, bertanggung jawab dalam menerapkan dasar-dasar ilmu psikologi.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian mahasiswa dan dosen tentang psikologi Islam dan indigenos.
vii MOTTO
“Kedisiplinan adalah salah satu dari kunci kesuksesan”
(Penulis)
“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang
yang beriman kepada jalan yang lurus”
(Al-Hajj: 22)
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat”
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan untuk :
Orang tua yang selalu memberikan doa, dukungan, serta semangat kepada penulis.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir dari Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas ini telah melibatkan banyak pihak yang telah membantu penulis, oleh karena itu dengan kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Taufik, M.Si, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Psikologi UMS yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Ibu Dr. Nisa Rachmah Nur Anganti, M.Psi selaku pembimbing akademik dan dosen pembimbing utama atas dorongan, pengarahan, saran, dan kesabaranya selama penulis menempuh kuliah di Fakultas Psikologi UMS sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
3. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi UMS yang telah membagi ilmu dan pengalamannya. Semoga penulis bisa mengamalkan setiap ilmu yang telah diajarkan.
x
5. Bapak Djoko Sambodo, M.Pd selaku kepala Pusat Layanan Autis, Sragen yang telah memberikan waktu dan ijin penelitian.
6. Staf Pusat Layanan Autis, Sragen yang telah terlibat dalam membantu penulis dalam melakukan proses penelitian.
7. Seluruh informan Pusat Layanan Autis, Sragen yang bersedia untuk diwawancarai oleh peneliti.
8. Kedua orangtua yang paling penulis sayangi, bapak Andhi dan ibu Ais atas kasih sayang, perhatian, cinta dan doa untuk penulis supaya segera menyelesaikan skripsi ini
9. Sahabat penulis Bela, Dyah, Fitria, Gesti, Ima, Istiqomah, Riyana, Susi, Windha, Wijiningsih, serta Wulan terimakasih untuk kebersamaanya, semangat, canda tawa, nasehat, serta waktu yang disempatkan untuk selalu bersua di dunia ini.
10.Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2012 Nisa, Silvi, Munafaiza, Yolanda, dan masih banyak yang lainnya terimakasih buat dorongan dan perjuangan bersama selama ini.
11.Teman-teman Imamupsi Fakultas Psikologi Ayat, Adit, Wawan, Zulfanida, Zuma, Mbak Iid, dan masih banyak lagi terimakasih atas motivasinya dan semangatnya selama ini.
xi
Harapan penulis semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Kurang lebihnya penulis hanya dapat berkata maaf dan terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Surakarta, 22 Februari 2017
xii DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
BAB II LANDASAN TEORI A. Interaksi Sosial ... 11
B. Strategi Pendampingan Orang Tua ... 18
C. Pernyataan Penelitian ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Kualitatif ... 22
B. Deskripsi Fenomena ... 22
C. Informan Penelitian ... 23
D. Metode dan Alat ... 25
E. Keabsahan Data dan Transferabilitas ... 27
xiii BAB IV HASIL PEMBAHASAN
A. Oerientasi Lapangan ... 29
1. Pusat Layanan Autis (PLA) ... 29
2. Informan ... 30
3. Proses Penggalian Data ... 31
B. Hasil Penelitian ... 31
1. Informan 1 (R.W.S) ayah kandung dari R.A ... 32
2. Informan 2 (R) ibu kandung dari R.A ... 34
3. Informan 3 (S) ayah kandung dari I.S ... 37
4. Informan 4 (S.M) ibu kandung dari I.B ... 40
5. Informan Pendukung (W.N.H) terapis di PLA ... 43
C. Pembahasan ... 46
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Wawancara ... 57
Lampiran 2 Informed Consent ... 134
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian ... 140
xvi
STRATEGI PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM MENGAJARKAN INTERAKSI SOSIAL KEPADA ANAK AUTIS
Aisti Rahayu Kharisma Siwi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Anak autis merupakan anak yang berbeda dengan yang lainnya, saat melakukan hubungan sosial dengan lingkungan sekitar anak autis tidak mungkin sendirian. Pasti mereka akan didampingi oleh orang terdekat, misalnya ayah, ibu, kakak, adik, dsb. Strategi pendampingan merupakan salah satu pola asuh yang bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Autis adalah gangguan perkembangan neurobiologis berat yang mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berelasi (berhubungan) dengan orang lain. Salah satu faktor penyebab autis adalah kekacauan interpretasi dari sensori, yang menyebabkan stimulus dipersepsi secara berlebihan oleh anak sehingga menimbulkan kebingungan juga menjadi salah satu penyebab autisme. Tujuan dari penelitian ini untuk memahami strategi orang tua dalam mengajarkan interaksi sosial pada anak penyandang autis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan penelitian ini adalah 2 orang tua dari anak autis, seorang ayah dari anak autis, seorang ibu dari anak autis, serta salah satu terapis dari anak autis yang berada di Pusat Layanan Autis, Sragen. Berdasarkan hasil penelitian, analisis, serta pembahasan yang telah diuraikan penulis terdapat beberapa strategi pendampingan orang tua dalam mengajarkan interaksi sosial kepada anak autis yaitu strategi yang dilakukan oleh orang tua pada aspek bahasa dan komunikasi yaitu menggunakan strategi menirukan apa yang diucapkan oleh informan serta menempelkan tulisan di atas meja belajar. Strategi yang dilakukan oleh orang tua pada aspek hubungan dengan orang lain menggunakan strategi mengajak anak untuk bermain di luar rumah, mengenalkan anak kepada teman orang tua jika bertamu di rumah, serta menggunakan strategi mencoba untuk menitipkan anak pada neneknya jika informan ke luar rumah. Strategi yang dilakukan oleh orang tua pada aspek hubungan dengan lingkungan yaitu menggunakan strategi menirukan apa yang dia lihat misalnya membuang sampah di tempatnya, mengajak anak untuk bermain di halaman rumah, serta mengajak jalan-jalan anaknya di alam bebas misalnya di sawah ataupun di kebun. Strategi yang dilakukan oleh orang tua pada aspek respon terhadap rangsang indera yaitu, pada menggunkan strategi tanya jawab antara informan dengan anak. Strategi yang dilakukan oleh orang tua pada aspek kesenjangan sosial yaitu, pada menggunakan strategi melatih untuk tetap fokus pada apa yang diperintahkan oleh informan mengulang-ulang apa yang diajarkan oleh informan, serta mengulang-ulang apa yang diajarkan oleh informan serta melatih disiplin dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Strategi tersebut dilakukan oleh orang tua supaya anak mereka mau berinteraksi dengan orang lain.
xvii
STRATEGI PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM MENGAJARKAN INTERAKSI SOSIAL KEPADA ANAK AUTIS
Aisti Rahayu Kharisma Siwi
Faculty of Psychology, Muhammadiyah University of Surakarta
ABSTRACT
An autistic child is a who is different from the others, when social relationships with the surrounding environment autistic child may not be alone. Surely they will be accompanied by people nearby, such as father, mother, brother, sister, etc. Mentoring strategy is one meaningful parenting coaching, teaching, directing in a larger group connote dominate, control, and control. Autism is a severe neurobiological developmental disorder that affects the way a person to communicate and relate to (associated) with others. One of the causes of autism is the interpretation of sensory chaos, which causes excessive stimulus perceived by the child, causing confusion also be one of the causes of autism. The purpose of this study to understand the strategy of the parents in the teaching of social interaction in children with autism. This study uses a qualitative method. The informants are 2 parents of children with autism, a father of an autistic child, a mother of a child with autism, as well as one of the therapists of children with autism who are in the Autism Services Center, Sragen. Based on the research, analysis, and discussion described the author, there are several strategies assisting parents in teaching social interaction for children with autism is the strategy undertaken by parents on aspects of language and communication that is using a strategy mimicked what was said by informants as well as paste post on desks. The strategy carried out by parents on aspects of the relationship with another person using a strategy invites children to play outdoors, introducing kids to friends parents if visiting at the home, and use the strategy to try to entrust the child to the grandmother when the informant to the outdoors. The strategy carried out by parents on aspects of the relationship with the environment that is using a strategy of imitating what he saw, for example throwing garbage in its place, invites children to play in the yard, and invites her walks in the wild, for example in the fields or in the garden. The strategy carried out by parents on aspects of the response to sensory stimuli that is, the strategy of using the question and answer between the informant and child. The strategy carried out by parents on aspects of social inequality, namely, the use of strategies to train to stay focused on what was ordered by the informant to repeat what is taught by the informant, and repeats what is taught by the informant and training discipline in carrying out daily activities -day. The strategy carried out by parents to their children want to interact with others.