• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Sosial Pendampingan Orang Tua Dengan Mendongeng Kepada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Sosial Pendampingan Orang Tua Dengan Mendongeng Kepada Anak"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

▸ Baca selengkapnya: pidato adab kepada orang tua untuk sd

(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Dziky Sabda Gumelar

Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 8 april 1994

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 22 Tahun

Tinggi/Berat badan : 176 cm/ 56kg

Agama : Islam

Alamat : Kp. Kaum kaler RT 01/01 Desa Karang Tengah Kec Cibadak. Sukabumi

Status : Belum Menikah

No. Telepon : 085794378904

Email : dzikysabda@gmail.com

Latar Belakang Pendidikan

2003 - 2006 : SDN 4 Karang Tengah 2006 - 2009 : SMPN 3 Cibadak 2009 - 2012 : SMKN 1 Cibadak

Pengalaman Kerja

Praktek Kerja Lapangan :

Tempat : Oke Print, Bogor

Periode : 7 Mei 2011 – 7 Juli 2011

Tujuan : Mata Pelajaran Wajib

Posisi : Desain Grafis

(5)

Pengalaman Kerja

Magang Kerja :

Tempat : Jonas Photo, Bandung

Periode : 25 Maret 2015 – 25 Mei 2015

Tujuan : Syarat Kelulusan Mata Kuliah Wajib Posisi : Editor photo dan Desain Grafis

Rincian Pekerjaan : Melakukan editing foto konsumen sebelum proses cetak, dan membuat kebutuhan grafis untuk frame/scrapbook foto

Keahlian

Komputer Office : 1. Ms. Word 2. Ms. Excel 3. Ms. Powerpoint

(6)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL PENDAMPINGAN ORANG TUA

DENGAN MENDONGENG KEPADA ANAK

DK 38315/Tugas Akhir

Semester II 2015-2016

Oleh :

Dziky Sabda Gumelar

NIM. 51912017

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirobil’alamin

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, bawasanya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu prasyarat akademik untuk memenuhi nilai dalam proses perkuliahan untuk kelulusan program S1 Desain Komunikasi Visual.

Dalam perjalanan menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini penulis dibantu oleh banyak pihak. Berkat bantuan dan bimbingan mereka, penulis dapat mengumpulkan data, menyusun dan pada akhirnya dapat menyelesaikan sebuah karya dan laporan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

Maka dari itu, penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas doa, dukungan, dan motivasi dari orangtua, serta kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan laporan ini, terutama penulis ucapkan kepada:

1. Prof. Dr. Primadi Tabrani selaku dekan fakultas Desain Komunikasi Visual.

2. M. Syahril Iskandar, M.Ds selaku ketua program studi Desain Komunikasi Visual.

3. Rini Maulina, M.Sn sebagai dosen pembimbing tugas akhir.

Bandung, 16 Agustus 2016 Penulis

(8)

DAFTAR ISI I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah... 2

I.3 Rumusan Masalah... 2

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan & Manfaat Perancangan ... 3

BAB II KAMPANYE SOSIAL PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN MENDONGENG KEPADA ANAK II.1 Dongeng...4

II.1.1 Mendongeng ... 4

II.1.2 Jenis Dongeng ... 5

II.1.3 Manfaat Dongeng Bagi Perkembangan Anak ... 6

II.1.4 Peran Orang Tua... 7

II.2 Anak...8

II.3 Pendampingan Orang Tua ... 9

II.3.1 Perkembangan ... 9

II.4. Kampanye... 9

II.4.1 Jenis-Jenis Kampanye ... 10

(9)

II.5 Analisis ... 10

II.5.1 Kuesioner... 11

II.5.1.1 Kuesioner Orang Tua ... 11

II.5.1.2 Kuesioner Anak ... 13

II.5.2 Observasi ... 14

II.6 Resume & Solusi ... 14

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN III.1 Strategi Perancangan... 16

III.1.2 Khalayak Sasaran ... 16

III.1.3 Strategi Komunikasi... 18

III.1.4 Materi Pesan... 19

III.1.5 Gaya Bahasa... 20

III.1.6Mandatory... 20

III.1.7 Strategi Kreatif ... 21

III.1.8 Strategi Media ... 21

III.1.8.1Attention(Tahap Perhatian) ... 22

III.1.8.2Interest(Tahap Ketertarikan) ... 22

III.1.8.3 Search (Tahap Mencari) ... 22

III.1.8.4Action(Melakukan)... 22

III.1.8.5Share(Tahap Membagikan)... 22

III.1.9 Strategi Distribusi... 24

III.2 Konsep Visual ... 26

III.2.1 Format Desain ... 29

III.2.2 Tata Letak... 29

III.2.3 Huruf ... 30

III.2.4 Warna ... 31

III.2.5 Ilustrasi ... 32

BAB IV MEDIA & TEKNIS PRODUKSI IV.1.1 Teknis Produksi ... 35

(10)

IV.2 Media Pendukung ... 37

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Asfandiyar, Andi Yudha. (2012).Creative Parenting Today. Bandung. Penerbit Kaifa

Asfandiyar, Andi Yudha. (2007).Cara Pintar Mendongeng.Bandung. Penerbit Mizan

Dameria, Anne. (2007)Color Basic. Jakarta. Link Match Graphic

Endraswara, Suwardi. (2008).Sanggar Sastra Wadah Pembelajaran dan Pengembangan Sastra. Yogyakarta. Ramadhan Press

Hurlock, Elizabeth H. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta. Penerbit Erlangga

Rustan, Surianto. (2001)Layout, Dasar, & Penerapannya. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Shahib, M. Nurhalim. (2010).Pembinaan Kreativitas Anak Guna Membangun Kompetensi. Bandung. Penerbit PT. Alumni

Sihombing, Danton (2015).Tipografi Dalam Desain Grafis.Jakarta. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama

Tinarbuko, Sumbo (2008),Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta. Jalansutra.

Sumber Jurnal Internet

Raharja dan Maradita. (2012). Pengaruh Pendampingan Orang Tua Terhadap Kemandirian Belajar Anak di Sekolah pada Siswa Kelas I SD Gugus

Mahesa Jenar Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Ajaran

2011/2012. Diambil dari http://repository.uksw.edu/handle/123456789/893 (12 April 2016)

Srinarwati, Dwi Retnani. (2012).Membangun Karakter Anak Melalui Dongeng di Keluarga. Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Diambil dari

(12)

Sumber Artikel Internet

http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-dongeng-dan-jenis-dongeng/. (Diakses pada Jumat, 20 November 2015)

http://www.riaupos.co/1293-spesial-menghidupkan-tradisi-mendongeng-itu-penting/, (Diakses pada Minggu, 20 Desember 2015).

http://duniabaca.com/manfaat-dongeng-sebelum-tidur-dapat-meningkatkan-kreativitas-anak./ (Diakses pada Rabu, 23 Desember 2015).

(13)

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pendampingan orang tua adalah salah satu wujud kasih sayang orang tua kepada anak. Pendampingan orang tua sebagai interaksi atau hubungan antara orang tua dan anak. Mendampingi anak adalah salah satu kewajiban orang tua dalam mengawasi, mendidik, dan memberikan motivasi kepada anak, baik dalam belajar, bermain, mendongeng, dan aktivitas lainnya yg dilakukan anak.

Salah satu pendampingan yang bisa dilakukan oleh orang tua yaitu dengan mendampingi membaca dongeng kepada anaknya. Saat orang tua mendampingi anak membaca dongeng akan tercipta suasana yang harmonis antara orang tua dan anak yang membuat anak merasakan kasih sayang orang tua. Selain itu dalam cerita dongeng juga mempunyai sisi pendidikannya, seperti pesan moral, budi pekerti, merangsang kreatifitas anak.

Menurut Dr. Seto Mulyadi (2015), psikolog yang juga Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menurutnya mendongeng, dapat merangsang psikologis anak sehingga anak terdorong untuk berpikir kreatif. “Selain itu,

mendongeng dapat membentuk perkembangan moral, karena dongeng mampu menanamkan super ego kepada anak. Kegiatan mendongeng juga dapat mengembangkan khazanah bahasa pada anak, sehingga kosa kata yang diterimanya semakin kaya.” Membacakan dongeng bisa menjadi sarana berkomunikasi dengan anak yang mudah dan murah untuk dilakukan.

(14)

Seiringnya berkembanganya zaman maka hadir permainan-permainan dan perangkat digital yang membuat anak - anak terlena, ini menjadikan waktu berinteraksi antara orang tua dengan anak menjadi sedikit berkurang.

Minimnya kesadaran orangtua akan pentingnya pendampingan orang tua terhadap anak dengan salah satu cara yaitu mendongeng, menyebabkan kegiatan mendongeng tidak atau jarang dilakukan. Selain itu informasi mengenai pentingnya mendongeng sudah ada dalam artikel di website dan buku, namun rendahnya kesadaran masyarakat sehingga orangtua enggan mencari informasi tersebut. Pendampingan orang tua dengan dongeng merupakan hal penting, karena bagaimanapun juga anak merupakan tanggung jawab orang tua, dimana anak memiliki masa depan yang harus dipersiapkan oleh orang tuanya. Selain itu, dongeng mempunyai banyak sekali manfaat bagi perkembangan anak.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

• Kegiatan mendampingi anak membacakan dongeng yang mulai jarang dilakukan orang tua kepada anaknya

• Orang tua kurang terlibat aktif dalam masa tumbuh kembang anak melalui pendampingan dengan mendongeng

• Karena kesibukan sehingga kebiasaan mendongeng tidak dilakukan interaksi anak dan orang tua dirumah menjadi berkurang

I.3 Rumusan Masalah

(15)

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dilakukan agar perancangan yang dilakukan menjadi terarah dan sesuai dengan yang diharapkan. Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah yang ada, maka permasalahan yang akan dibahas dalam perancangan ini adalah :

1. Edukasi mengenai manfaat dan pentingnya pendampingan orangtua dengan mendongeng kepada anak.

2. Keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu muda dan dan anak.

I.5 Tujuan & Manfaat Perancangan

Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah diatas perancangan ini bertujuan untuk :

1. Untuk memberikan edukasi kepada orangtua mengenai manfaat mendongeng bagi anak

(16)

BAB II. KAMPANYE SOSIAL PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN

MENDONGENG KEPADA ANAK

II.1 Dongeng

Dongeng merupakan cerita yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan. Dongeng merupakan suatu karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/fiktf yang bersifat menghibur dan terdapat ajaran moral yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut (Kamisa, 1997:h.144). Danandjaja yang dikutip dalam Nofalita (2009) menjelaskan bahwa dongeng tidak hanya diceritakan untuk hiburan, banyak juga dongeng yang membacakan kebenaran, ajaran moral dan sindiran.

II.1.1 Mendongeng

Fakhrudin (seperti dikutip Nofalita, 2009) mendongeng merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Dengan demikian, mendongeng menjadi bagian penting dalam menumbuhkembangkan keterampilan berbicara bukan hanya sebagai keterampilan berkomunikasi, melainkan juga sebagai seni. Dikatakan demikian karena mendongeng memerlukan kedua keterampilan berbicara tersebut. Mendongeng dapat pula dikatakan sebagai sebuah seni bercerita yang menggambarkan peristiwa yang sebenarnya maupun berupa fiksi dan dapat disampaikan menggunakan gambar ataupun suara, sedangkan sumber lain mengatakan bahwa mendongeng merupakan penggambaran tentang kehidupan yang dapat berupa gagasan, kepercayan, pengalaman pribadi, pembelajaran tentang hidup melalui sebuah cerita (Serrat, 2008)

(17)

II.1.2 Jenis Dongeng

Menurut Asfandiyar (2007, h. 55), berdasarkan isinya dongeng dapat digolongkan kedalam jenis-jenis:

1. Dongeng Tradisional

Dongeng tradisional adalah dongeng yang berkaitan dengan cerita rakyat biasanya turun-temurun. Dongeng ini sebagian besar berfungsi untuk melipur lara dan menanamkan semangat kepahlawanan. Biasanya dongeng tradisional disajikan sebagai pengisi waktu istirahat, dibawakan secara romantik, penuh humor, dan sangat menarik. Misalnya, Malinkundang, Calon Arang, Jaka Tingkir, Sangkuriang, dan lain-lain.

2. Dongeng Futuristik (Modern)

Dongeng futuristik atau dongeng modern disebut juga dongeng fantasi. Dongeng ini biasanya bercerita tentang sesuatu yang fantastik, misalnya tokohnya tiba-tiba menghilang. Dongeng futuristik bisa juga bercerita tentang masa depan, misalnya Bumi Abad 25.

3. Dongeng Pendidikan

Dongeng pendidikan adalah dongeng yang diciptakan dengan suatu misi pendidikan bagi dunia anak-anak. Misalnya, menggugah sikap hormat kepada orang tua.

4. Fabel

Fabel adalah dongeng tentang kehidupan binatang yang digambarkan dapat bicara seperti manusia. Cerita-cerita fabel sangat luwes digunakan untuk menyindir prilaku manusia tanpa manusia tersinggung. Misalnya, dongeng kancil, kelinci, dan kura-kura.

5. Dongeng Sejarah

Dongeng sejarah biasanya terkait dengan suatu peristiwa sejarah. Dongeng ini banyak yang bertemakan kepahlwanan. Misalnya, kisah-kisah para sahabat Rasullulah SAW, sejarah perjuangan Indonesia, sejarah pahlawan/tokoh-tokoh, dan sebagainya.

6. Dongeng Terapi (Traumatic Healing)

(18)

bisa membuat rileks saraf-saraf otak dan membuat tenang hati mereka. Oleh karena itu, dongeng ini didukung pula oleh kesabaran pendongengnya dan musik yang sesuai dengan terapi itu sehingga membuat anak merasa nyaman dan rileks.

II.1.3 Manfaat Dongeng Bagi Perkembangan Anak

Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru orang tua, guru maupun pendongeng antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga mendongeng merupakan salah satu cara metode mengajar yang paling tua dan yang paling kuat pengaruhnya kepada anak karena bersifat mendidik dan menghibur. Dengan menceritakan atau membacakan kisah yang sarat akan pesan moral, pendidikan dan budi pekerti, mendongeng memiliki dampak terhadap perkembangan karakter anak. Dalam bukunya Lawrence E Shapiro (1998), mengatakan dongeng binatang, cerita rakyat atau kisah keluarga dapat mencetak seseorang menjadi dirinya sendiri yang berbeda dengan orang lain. Cerita dapat menunjukkan bagaimana seseorang secara realistis memecahkan masalahnya. Seperti halnya yang dijelaskan oleh Rahayu Pawitri di laman id.theasianparent.com Mendongeng mempunya manfaat sebagai berikut:

• Dongeng membantu anak untuk berimajinasi

Imajinasi sangat penting bagi perkembangan daya pikir anak. Imajinasi akan membantu anak untuk berpikir kreatif dalam menghadapi dan merencanakan penyelesaian masalah yang anak hadapi. Imajinasi juga akan membuat anak terampil berkomunikasi dengan orang lain. Pada saat mendengarkan dongeng, pikiran anak akan terangsang untuk menggambarkan situasi seperti yang anak dengar. Kosa kata yang anak dengar akan memperkaya “tabungan” kata yang ia miliki. Kosa kata ini

yang nantinya akan membantu anak untuk mudah mengekspresikan perasaan atau apa pun yang anak pikirkan. Hasilnya, anak akan lebih terampil berkomunikasi dengan orang di sekitarnya.

(19)

Melalui karakter yang ada pada dongeng, anak dapat belajar nilai-nilai kejujuran, rendah hati, rasa empati, juga sikap tolong-menolong. Saat mendongeng, pesan-pesan moral dan pelajaran etika yang hendak orang tua beri, dinilai tidak akan terlalu membebani perasaan anak. Untuk itu, sebagai orang tua kita harus pandai memilih isi dari dongeng yang hendak orang tua berikan pada anak. Banyak ahli menyarankan untuk tidak memberikan dongeng yang berisi muatan seseorang yang berperilaku buruk di awalnya namun kemudian berubah menjadi baik di akhir kisahnya. Cerita semacam ini seolah merupakan pembenaran bagi sebuah tingkah yang buruk, karena akan selalu ada kesempatan untuk memperbaikinya.

• Merangsang minat baca anak.

Setelah mendengar satu dongeng, seringkali anak kemudian tertarik untuk mendengar dongeng yang lain. Orang tua dapat menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan buku sebagai salah satu “teman” yang

mengasyikkan. Sering-sering mengajak anak ke toko dan membiarkan anak memilih bukunya sendiri, akan semakin membantu menumbuhkan minat baca pada anak.

• Menjalin kedekatan orang tua dan anak

Agenda mendongeng dapat menjadi sarana berkumpul anak dan orang tua setelah seharian disibukkan oleh aktivitas masing-masing. Pengalaman membaca dongeng bersama anak akan menjadi tanda bagi anak bahwa mereka disayangi dan diperhatikan oleh orang tua.

II.1.4 Peran Orang Tua

(20)

contoh yang baik kepada anak-anaknya, baik itu dalam tingkah laku, tata krama, sopan santun serta sikap lainnya.

Orang tua dapat membacakan dongeng yang menarik entah itu melalui buku cerita gambar yang menarik ataupun media lainnya. Dengan cerita maka anak akan tertarik untuk hal-al yang sarat dengan hiburan. Pada saat mendongeng atau bercerita selain terjadi transfer nilai, terjalin juga kedekatan antara orang tua dan anak. Ketika mendengar dongeng atau cerita lainnya dari orang tua anak-anak akan semakin merasa dekat dan terikat dengan orangtuanya.

“Saat mendengarkan dongeng, anak anak akan terikat dengan tokoh dalam cerita

dan orang yang bercerita (dalam hal ini orang tua). Ikatan emosionalnya itu kuat. Jika dengan media televisi antara orangtua dan anak tidak akan terikat sedemikian kuat. Bagi anak, kedekatan ini mengalahkan kegiatan lainnya. Menurut Wiwik, dengan amat mudah anak-anak akan berpaling dari televisi, gamedan sebagainya demi mendengarkan orang tuanya bercerita. Apalagi bila orang tua bercerita sambil menyentuh dan memeluk anak, membelai rambutnya, kehangatan dan kasih sayang tentu akan mengalir. Sentuhan ini selain menambah kedekatan juga akan membuat anak cerdas. Setiap kali anak mendapatkan pelukan dari orang tua mereka merasa bahagia, dan perasaan bahagia ini akan membuat anak lebih mudah menyerap informasi. Hal ini juga membuat neuron (sel-sel syaraf dan pencabangannya) anak akan bersambung terus menerus. Setiap anak dipeluk akan membuat cerdas karena neuronnya bertambah banyak. (Srinarwati, 2012, h. 151)

II.2 Anak

(21)

II.3 Pendampingan Orang Tua

Pendampingan orang tua bisa diartikan sebagi upaya yang dilakukan oleh orang tua dalam mendampingi anaknya. Seperti yang dijelaskan oleh Moh Muzaqi (Seperti dikutip Raharja dan Maradita (2012) ) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pendampingan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada menguasai, mengendalikan dan mengontrol.

II.3.1 Perkembangan

Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang dialami oleh setiap makhluk hidup. Seperti yang dijelaskan oleh Sudrajat (Dimas, 2008) Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan–perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.

Soepalarto (seperti dikutip Dimas, 2012) Perkembangan adalah proses yang berlangsung sejak konsepsi, lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak, kemampuan dan tingkah laku pada masa usia dini, anak-anak, dan dewasa menjadi lebih kompleks dan berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup.

II.4 Kampanye

Kampanye merupakan kegiatan persuasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk memberikan efek atau dampak tertentu pada sejumlah besar khalayak. Seperti dikutip dari laman lannylameanda.blogspot.ae/2012/12/definisi-jenis-jenis-dan-perbedaan/ bahwa Rogers dan Storey (1987) menjelaskan kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.

II.4.1 Jenis-Jenis Kampanye

(22)

lannylameanda.blogspot.ae/2012/12/definisi-jenis-jenis-dan-perbedaan/ bahwa menurut Charles U. Larsson (1992) bahwa jenis-jenis kampanye terdiri dari :

Product oriented campaigns, kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi dilingkungan bisnis.

Candidate oriented campaigns, kampanye yang berorientasi pada kandidat. Umumnya di motivasi oleh hasrat untuk menguasai kekuasaan politik.

Ideologically or cause oriented campaigns, kampanye yang beroientasi pada kehidupan sosial bertujuan pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan sosial. Kampanye ini juga ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.

II.4.2. Fungsi Kampanye

Fungsi dari kampanye sendiri adalah untuk menyampaikan pesan kepada khalayak atau masyarakat yang berisi tentang ajakan untuk mempengaruhi masyarakat agar dapat mengerti maksud dan tujuan dari apa yang ingin disampaikan atau dikomunikasikan. Segala tindakan dari kampanye dilakukan dengan prinsip persuasif yakni mengajak dan mendorong publik untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar sukarela.

II.5 Analisis

(23)

Berdasarkan data lapangan yang diperoleh terlihat bahwa hanya sedikit orangtua yang mengetahui mengenai manfaat dari mendampingi anak dengan mendongeng. Padahal terdapat banyak sekali keuntungan bagi anak-anak jika mereka mendapatkan dongeng. Orang tua sudah jarang mendampingi anaknya saat membacakan dongeng. Padahal anak masih sangat ingin dan butuh hiburan yang sekaligus mendidik lewat cerita dongeng yang diceritakan langsung dari orang tua mereka. Kebanyakan orang tua menyatakan mempunyai banyak sekali halangan untuk melakukannya, seperti tidak mempunyai waktu, sibuk bekerja dan perasaan lelah setelah bekerja hingga menganggap mendongeng untuk anak menjadi sangat merepotkan. Hal lain yang menjadi masalah yaitu faktor anak sendiri, mereka cenderung asyik dengan dunia mereka sendiri. Ada baiknya orang tua mengajaknya dan menyempatkan waktu untuk mendampingi dengan dongeng kepada anaknya untuk menjalin komunikasi yang baik serta merekatkan hubungan antara orang tua dan anak.

II.5.1 Kuesioner

II.5.1.1 Kuesioner Orang Tua

(24)

Gambar II.1 Diagram kegiatan mendongeng orang tua pada anak

Sumber: Dokumen pribadi, 2016.

Data diatas menunjukan saat ini kebiasaan mendampingi anak saat membaca dongeng jarang dilakukan oleh orang tua. Sebanyak 69% responden menyatakan sudah tidak lagi membacakan dongeng kepada anaknya. Responden menyatakan ada beberapa faktor yang membuat mereka tidak membacakan dongeng kepada anak nya, sebagai berikut:

Gambar II.2 Diagram alasan orang tua tidak mendongeng kepada anak

Sumber: Dokumen pribadi, 2016.

Dilihat dari data hasil diagram diatas, data tersebut menunjukan bahwa 53% responden mengaku tidak memiliki waktu untuk mendampingi anaknya membaca dongeng, hal ini tidak terlepas dari rutinitas dan kesibukan orang tua sehingga cukup sulit untuk dapat meluangkan waktu membacakan dongeng pada anaknya.

31%

69%

APAKAH ANDA SUKA MEMBACAKAN DONGENG UNTUK ANAK ANDA?

APA ALASAN ANDA TIDAK MENDAMPINGI ANAK ANDA SAAT MEMBACA DONGENG?

(25)

Gambar II.3 Diagram Alasan mengapa orang tua mendongeng kepada anak

Sumber: Dokumen pribadi, 2016.

Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden menyatakan tujuan orang tua mendongeng yaitu untuk hiburan bagi anaknya (50%), dan (27%) responden menjawab untuk pertumbuhan dan perkembangan bagi anak mereka, dan (10%) menjawab karena orang tua sendiri pada dasarnya suka bercerita. Sisanya menjawab lain-lain (13%). Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan orangtua khususnya orang tua mengenai manfaat dongeng masih minim.

II.5.1.2 Kuesioner Anak

Pembagian kuesioner kepada anak-anak sekitar usia 7-10 tahun sebanyak 30 orang, seluruh responden berdomisili di Kota Bandung

Gambar II.4 Apakah anda sering mendengarkan dongeng

Sumber: Dokumen pribadi, 2016.

27%

50% 10%

13%

APA ALASAN ANDA MEMBACAKAN DONGENG UNTUK ANAK ANDA

APAKAH ANDA SERING MENDENGARKAN DONGENG?

Iya

Jarang

(26)

Berdasarkah hasil kuesioner diatas 17% menyatakan anak masih sering mendengarkan dongeng, dan 46% menyatakan masih mendengarkan dongeng tetapi dengan intentitas waktunya yang bisa dikatakan jarang , dan sebanyak 37% menyatakan sudah tidak mendengarkan dongeng lagi.

II.5.2 Observasi

Observasi yang dilakukan adalah dengan cara mencari data dari kajian pustaka, salah satunya adalah jurnal yang membahas mengenai manfaat dongeng untuk anak, jurnal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jurnal judul Membangun Karakter Anak Melalui Dongeng Di Keluarga. Jurnal tersebut menerangkan peran serta orang tua dalam mendidik anak melalui dongeng, dan dampak dongeng bagi perkembangan karakter anak. 2. Jurnal tentang Perbedaan Agresivitas pada Anak Usia Dini yang

Dibacakan Dongeng Dengan yang Tidak Dibacakan Dongeng Sebelum

Tidur Oleh Ibu. Jurnal tersebut menerangkan perbedaan agresivitas pada anak usia dini yang dibacakan dongeng dengan yang tidak dibacakan dongeng sebelum tidur oleh Ibu. Agresivitas anak usia dini seringkali dianggap tidak berbahaya, sehingga masyarakat cenderung membiarkannya dan fokus pada pengendalian agresivitas orang dewasa atau remaja. Sebenarnya upaya pengendalian agresivitas dapat dilakukan sejak dini untuk mencegah dampak negatif jangka panjang. Salah satu upaya tersebut adalah membacakan dongeng kepada anak.

II.6 Resume & Solusi

(27)

Gambar II.5. Bagan Berpikir

Sumber: Dokumen pribadi, 2016. Pendampingan orang tua Dongeng

Manfaat Dongeng /Manfaat Mendongeng

Berimajinasi

(28)

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai kampanye pendampingan orang tua berdasarkan masalah adalah merancang sebuah media yang memberikan kesadaran dan informasi kepada orang tua supaya mendampingi anak dengan mendongeng karena pendampingan orang tua dengan mendongeng merupakan hal penting, bagaimana pun juga anak merupakan tanggung jawab orang tua dimana orang tua wajib memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya salah satunya dengan dongeng yang syarat dengan pesan moral. Dalam perancangan kampanye pendampingan orang tua dengan mendongeng ini menggunakan visual berupa penggabungan unsur ilustrasi dan teks yang bertujuan untuk menarik perhatian orang tua sebagai target primer dan anak sebagai target sekundernya.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dalam perancangan kampanye ini adalah memberikan kesadaran kepada orang tua tentang pentingnya mendampingi anak dengan mendongeng disaat bermain, belajar dan waktu menjelang tidur dan manfaat dongeng itu sendiri terhadap perkembangan anak.

III.1.2 Khalayak SasaranSegmentasi

1. Demografis

Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

Usia : 26-36 tahun

Status : Sudah menikah Ekonomi : Menengah

2. Geografis

(29)

perkotaan memiliki banyak kesibukan sehingga jarang untuk mendongeng untuk anaknya.

3. Psikografis

Orang tua yang memiliki pemahaman tentang pentingnya dongeng namun memiliki kesibukan dalam bekerja, memiliki waktu sedikit dengan anak, dan jarang mendampingi anaknya dengan mendongeng

Target sekunder dari perancangan ini adalah keluarga atau orangtua lain yang mempunyai anak usia dini (early childhood) atau tahun-tahun pra sekolah atau masa menjalani Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), karena pada usia tersebut anak memerlukan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Consumer Insight

Target primer pada perancangan ini adalah orang tua atau keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, orang tua yang memiliki kesibukan dengan pekerjaannya dan memiliki waktu yang sedikit bersama anak sehingga jarang atau pun tidak pernah mendampingi anaknya dengan mendongeng. Consumer Insight dari orangtua ini yaitu:

• Ingin mengembangkan daya imajinasi anaknya

• Ingin anaknya mempunyai moral dan budi pekerti yang baik

• Membangkitkan minat baca anaknya

Consumer Journey

(30)

Tabel III.I.Consumer Journey

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016.

Waktu Aktivitas Tempat Point Of Contact

06:00 Membangun

kan anak,

Kamar tidur, dapur

Kasur, bantal, selimut, piring, mug, alat masak, 06:30 Sarapan dan

nonton tv

Ruang tengah (ruang makan)

Meja, kursi, piring, mug, tv, sendok, garpu, makanan. bantal

06:45 Mengantar anak ke sekolah dan pergi bekerja

Jalan Motor, mobil, helm,

gantungan kunci, sticker, poster, jalan raya,

21:00 Tidur Kamar tidur Kasur, selimut, bantal, jam. Buku cerita, pembatas buku

III.1.3 Strategi Komunikasi

(31)

komunikasi dengan cara menggunakan kondisi dimana orangtua memungkinkan untuk dapat menerima informasi ini, yaitu disaat anak bermain, belajar dan menjelang tidur.

Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal yang digunakan dalam perancangan kampanye ini adalah dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang umum digunakan orang tua dalam kesehariannya ini dilakukan agar penyampaian pesan atau informasi dalam kampanye ini mudah dipahami oleh target audien.

Pendekatan Visual

Pendekatan visual yang digunakan dalam perancangan media informasi ini adalah dengan menggunakan visual ilustrasi bergaya visual vector agar menarik perhatian anak-anak sebagai target sekunder.

III.1.4 Materi Pesan

Materi pesan yang disampaikan dalam informasi mengenai pendampingan orang tua dengan dongeng yaitu menginformasikan kepada orang tua tentang pentingnya mendampingi anak dengan dongeng serta manfaat dongeng bagi perkembangan anak. Materi disampaikan dalam tiga waktu yang memungkinkan orangtua dapat mendongeng bagi anaknya yaitu:

• Saat Belajar

Informasinya berisi mengenai tips mendongeng saat belajar agar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

• Saat Bermain

Waktu bermain merupakan waktu yang tepat untuk bercengkrama dengan anak, salah satunya dengan mendongeng

• Menjelang Tidur

(32)

III.1.5 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia sehari-hari yang umum digunakan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sehingga dapat dimengerti oleh sebagian besar masyarakat. Perancangan ini bersifat menginformasi pada orang tua, sehingga gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa formal.

III.1.6Mandatory

Perancangan kampanye ini akan bekerjasama dengan website Ceritarakyatnusantara.com, website ini berisi kumpulan dongeng dari Indonesia maupun mancanegara. Perancangan ini juga bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat.

Gambar.III.1 Logo Kemendikbud

Sumber:

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbtrowulan/wp-content/uploads/sites/22/2013/10/kemendiknas-logo.png'

(Diakses pada 12/06/2016)

Selain itu perancangan ini bekerjasama dengan rumah PicuPacu kreativitas! indonesia merupakan suatu lembaga dengan konsep “Rumah Kreatif” sebagai

(33)

Gambar.III.2 Logo Picu Pacu

Sumber:http://www.picupacu.com/ (Diakses pada 13/06/2016)

III.1.7 Strategi Kreatif

Strategi kreatif dalam perancangan kampanye tentang pendampingan orang tua dengan mendongeng kepada anak yang menampilkan visualisasi dari pentingnya pendampingan orang tua kepada anak dengan dongeng dan manfaat dongeng. Elemen visual yang digunakan berupa penggabungan dari ilustrasi dari keluarga beruang yang tediri dari beruang jantan, betina dan anak beruang. Karakter beruang dipilih karena mempunyai kedekatan dengan anak-anak, karena ilustrasi beruang sering hadir dalam media seperti buku anak, boneka, tokoh kartun dll. Dalam kampanye pendampingan orangtua dengan dongeng menggunakan Bahasa Indonesia yang bertujuan agar pesan yang disampaikan diterima dengan baik dan jelas. Pendekatan komunikasinya berupa tampilan yang bersifat ajakan, menginformasikan manfaat pendampingan orangtua dengan dongeng.

III.1.8 Strategi Media

(34)

III.1.8.1Attention(Tahap Perhatian) • Poster

Dalam tahap ini dirancang sebuah poster certak maupun digital pada media website dan sosial media

III.1.8.2Interest(Tahap Ketertarikan) • Poster Interaktif

Poster yang akan digunakan yaitu poster cetak yang berisi informasi singkat dan tips mengenai pendampingan orangtua dengan dongeng

III.1.8.3 Search (Tahap Mencari)Booklet

Booketdigunakan sebagai media utama yang berisi informasi lanjutan dari poster. Media ini juga sebagai media edukasi untuk orangtua dalam mendampingi anaknya dengan dongeng.

• Sosial Media

Sosial media digunakan sebagai media informasi mengenai event atau kampanye pendampingan orangtua dengan dongeng, selain itu sosial media digunakan sebagaiengaging mediakhalayak sasaran.

III.1.8.4Action(Melakukan)Event

Event yang dilakukan yaitu berupa edukasi dan pembagian booklet mengenai tips dan manfaat pendampingan orangtua dengan dongeng kepada para orangtua.

III.1.8.5Share(Tahap Membagikan)Merchandise

(35)

lainnya untuk mendampingi anaknya dengan dongeng, selain itu orangtua dapat membagikan (share) tentang booklet ataupun event ini di media sosial.

Media Utama

Media Utama yang digunakan adalah booklet yang berisikan informasi mengenai tips dan manfaat pendampingan orangtua dengan dongeng, baik dongeng saat belajar, bermain ataupun menjelang tidur. Booklet berjumlah 10 halaman dan materi yang disampaikan cukup banyak, sehingga dibutuhkan media yang memuat pesan yang banyak salah satunya adalahbooklet.

Pengertianbookletmenurut kamus besar bahasa Indonesia :

Bookletadalah media cetak berupa selebaran, atau majalah, berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan secara periodik oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok profesi tertentu”. (Balai pustaka, 1991,h.153).

Media Pendukung

Agar penyampaian media utama kepada target sasaran berjalan dengan baik, maka dibutuhkan media pendukung, baik media pendukung bersifat Informasi maupun media pendukung yang bersifat mengingatkan, yang diantaranya, yaitu:

a) Poster

Poster digunakan sebagai media perhatianattention akan ditempel di sekolah, dan tempat-tempat orang dewasa atau orang tua melakukan kegiatan sehari-hari. Alasan media ini dipilih karena dapat dilihat dengan mudah, baik tagline, visual maupun informasinya.

b) Sticker

(36)

pendampingan orangtua dengan dongeng sebagai langkah mengajak dan mengedukasi kepada orangtua mengenai tips dan manfaat dongeng bagi anak.

c) Media Sosial

Media internet merupakan media yang dapat dengan cepat sampai kepada khalayak karena pada usia orangtua 26-36 mayoritas sudah menggunakan media sosial dalam sehari-hari. Visualisasi yang ditampilkan pada media ini diaplikasikan pada website yang sering dikunjungi oleh target audien.

d) Gimmick Media • Pembatas

Jam dinding digunakan sebagai media pengingat (reminding)

• Gantungan Kunci

Sama seperti media pembatasbuku, gantungan kunci digunakan sebagai media pengingat yang digunakan oleh target audien.

• Bantal

Bantal ini digunakan sebagai pengingat saat audien menjelang tidur untuk mendampingi anak dengan dongeng

• Mug

III.1.9 Strategi Distribusi

a. Pertimbangan dasar distribusi.

(37)

b. Jadwal distribusi

Jadwal penyebaran media dilakukan dalam hari dongeng nasional yang diperingati setiap tanggal 28 November, dan didukung oleh Rumah Dongeng Picu Pacu, Kemendikbud Kota Bandung dan Ceritarakyatnusantara.com dengan berbagai pertimbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan khalayak sasaran dan dibagi kedalam 3 tahap mulai dari attention, menginformasikan (informatif), sampai pada tahap mengingatkan (reminding). Berikut dibawah ini tabel jadwal penyebaran media yang akan dilakukan.

• Geografis : Kota Bandung

• Lokasi penyebaran : Sekolah (Khususnya TK/PAUD)

• Jadwal penyebaran : Pada hari dongeng nasional

Tabel III.2. Tahapan Distribusi

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016.

No. Media November 2016 Desember 2016 Tempat

(38)

10 Pembatas Buku

Sekolah, Kelas 11 Gantungan

Kunci

Sekolah, Kelas

III.2 Konsep Visual

Konsep yang dipakai lebih memilih kepada konsep yang menggunakan visual illustrasi vector, ditambahan dengan body text yang berisi tentang informasi mengenai manfaaat pendampingan dengan dongeng, hal ini dilakukan karena cocok untuk memberikan informasi terhadap orang tua sebagai target primer dan anak-anak sebagai target sekunder.

Gambar III.3 Referensi visual 1

Sumber: http://vectips.com/wp-content/uploads/2012/03/wi161-19.jpeg

(39)

Gambar III.4 Referensi visual 2

Sumber:

http://3.bp.blogspot.com/-vR8X15R_qXo/T_o_aZd-HzI/AAAAAAAAJgs/iYtpPTutVvE/s640/leitura+de+imagem.1.jpg

(40)

Gambar III.5 Referensi visual 3

Sumber:

http://api.ning.com/files/DtcI2O2Ry7Du57pFHp4jfCVwlL4swHyBVnPU9wVpbtk7uh7c

DOsKaonkt5UT09oTumM4JLcgqXo0qYopHKT3u1*1xVJEm8xf/1082125811.jpeg

(41)

Gambar III.6 Referensi visual 4

Sumber:

http://media-cache-ak0.pinimg.com/1200x/e6/01/07/e601070f65bbda835f027903018a444a.jpg

(Diakses pada 23/06/2016)

III.2.1 Format Desain

Format desainbookletini adalahportraitdengan ukuran A5 yaitu 14,8 cm x 21 cm, buku ini dikemas dengansoftcoverlaminasidoff.Konten atau isi buku menggunakan layoutyang sama dan memiliki keserasian antara ilustasi dan teks.

III.2.2 Tata Letak

(42)

ilsutrasi beruang yang sedang mendampingi membaca buku cerita dengan seorang anak laki-laki pada saat sebelum tidur.

29 cm

21cm

Gambar III.7Layout Cover Booklet

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016.

Layoutuntuk masing masing halaman dalambookletadalah sebagai berikut:

Gambar III.8 LayoutisiBooklet

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016.

III.2.3 Huruf

Tifografi adalah seni merancang, menyusun, mengatur tata letak huruf, dan jenis huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia (Sudarma, 2015, h.37). Huruf yang digunakan disesuaikan dengan target primer dan sekunder. Tipografi yang digunakan tidak lebih dari 2 jenisfont. antara lain:

✁xt Text

Ilustrasi

(43)

Playlist Script

Font tersebut dipilih karena font yang tidak terlalu formal dan memiliki karakter seperti tangan dan lebih memperlihatkan karakter anak-anak sebagai segmentasi perancangan ini. Font tersebut digunakan untuk kebutuhan headline pada setiap poster dan media pendukung yang lain.

GosmickSans

Font GosmickSans digunakan untuk body text. Pemilihan font GosmickSans memiliki karakter yang tidak formal dan sesuai dengan iustrasi yang imaginatif untuk anak-anak. Selain itu, font ini memiliki tingkat keterbcaan yang baik.

III.2.4 Warna

(44)

• Hijau : Harmoni, imajinasi, ramah, kehidupan

• Biru : Damai, keakraban, kebersamaan.

• Jingga : Kebahagiaan, energi, keseimbangan, kesenangan

• Kuning : Gembira, sinar matahari, cerdas, harapan

• Coklat : Tenang hangat, kesuburan, stabil

Warna yang dipilih adalah warna yang sesuai dengan psikologi anak usia dini yang menyukai warna yang cerah dan soft yang memberikan kesan keceriaan, kehangatan dan imajinasi.

Gambar III.9 Warna yang digunakan

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016.

III.2.5 Ilustrasi

(45)

Gambar III.10 Ilustrasi belajar

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016.

Gambar III.11 Ilustrasi bermain

(46)

Gambar III.12 Ilustrasi menjelang tidur

(47)

BAB IV. MEDIA & TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Media Utama

IV.1.1 Teknis Produksi

Visual dikerjakan secara digital menggunakan software Adobe Illustrator CC, langkah awal yang dilakukan adalah tracing dari sketsa yang sebelumnya telah digambar pada media kertas. Tracing dimulai dari outline sketsa hingga menjadi sebuah objek yang nantinya diberi blok warna, selanjutnya semua objek yang sudah di-tracingdiberi efekshadowdengan diberi warna yang lebih gelap.

Gambar IV.1 ProsesLayouting

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016.

Setelah Gambar selesai pada tahap detailing, berlanjut pada tahap perancangan layout dengan mengatur headline dan body text untuk mempermudah khalayak sasaran dalam membaca pesan pada media.

(48)

IV.1.2 Aplikasi Desain • Booklet

Media utama yang digunakan adalah media booklet berisi tips dan manfaat pendampingan orangtua dengan dongeng kepada anak. Tampilan isi booklet ini adalah sebagai berikut:

Gambar IV.2 DesainCover Booklet

(49)

Gambar IV.3 Desain IsiBooklet1

Sumber:Dokumentasi pribadi, 2016.

Gambar IV.4 Desain IsiBooklet2

(50)

Gambar IV.5 Desain IsiBooklet3

Sumber:Dokumentasi pribadi, 2016.

IV.2 Media Pendukung • Poster

Ukuran : A3 (29,7cm x 42 cm) Material :Art Paper210 gram Teknis Produksi : Cetak Digital

Gambar IV.6 Poster

(51)

• Bantal

Teknis Produksi : Cetak Digital

Gambar IV.7 Bantal

Sumber:Dokumentasi pribadi, 2016. • Mug

Material : Keramik

Teknis Produksi : Cetak Digital

Gambar IV.8 Mug

(52)

• Pembatas Buku

Material : Artpaper Teknis Produksi : Cetak Digital

Gambar IV.9 Pembatas Buku

Sumber:Dokumentasi pribadi, 2016.

• Sticker

Ukuran : 5cm x 5cm

Material : Vinyl

Teknis Produksi : Cetak Digital

Gambar IV.10Sticker

(53)

• Gantungan Kunci

Material : Plastik Teknis Produksi : Cetak Digital

Gambar IV.11 Gantungan Kunci

Sumber:Dokumentasi pribadi, 2016. • Tote Bag

Ukuran : 30 xm x 20 cm

Teknis Produksi : Cetak Digital

Gambar IV.12Tote Bag

Sumber:Dokumentasi pribadi, 2016. • Sosial Media

(54)

tujuannya untuk lebih menarik perhatian khalayak sasaran mengenai kampanye.

Gambar IV.13Fanpage Facebook

Sumber:Dokumentasi pribadi, 2016.

Gambar IV.14Twitter

Gambar

Gambar II.2 Diagram alasan orang tua tidak mendongeng kepada anak
Gambar II.3 Diagram Alasan mengapa orang tua mendongeng kepada anak
Gambar II.5. Bagan Berpikir
Tabel III.I. Consumer Journey
+7

Referensi

Dokumen terkait

Upaya orang tua untuk membantu perkembangan sosial emosional anak prasekolah yaitu dengan cara menjelaskan, mengajak, mengingatkan, mendampingi, memberikan contoh

Saat melakukan interaksi sosial anak kepada lingkungan sekitar, selain orang tua yang mengajarkan, anak tersebut dibawa terapi di PLA untuk lebih meningkatkan

Kesimpulan: Pemberian pendampingan kepada orang tua terbukti dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan pengetahuan orang tua dalam penanganan anak dengan

Melalui penginformasian kepada orang tua tentang pentingnya rating video game yang dimainkan oleh anak-anak dengan cara yang menarik dan beberapa media yang

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pendampingan Orang Tua Terhadap

Beberapa temuan menyatakan orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam mendampingi proses belajar anak, hanya saja sebagaian besar orang tua tidak dapat mendampingi anak dalam

Solusi dalam mengatasi hambatan pada pola pendampingan orang tua terhadap anak dalam pembelajaran di rumah di masa pandemi covid-19 di SD Inpres Mallengkeri 1 yaitu orang tua senantiasa

Alasan mengapa peneliti tertarik untuk memilih penelitian ini yaitu karena mendampingi anak merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh orang tua khususnya dengan bentuk