• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Makan dan Status Gizi Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Makan dan Status Gizi Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS MAKAN DAN STATUS GIZI OWA JAWA

(

Hylobates moloch

) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER

TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA

CHEANTY LEBANG MISA MATTA

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

CHEANTY LEBANG MISA MATTA. Aktivitas makan dan status gizi owa jawa (Hylobates moloch) di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. Dibimbing oleh R. R. DYAH PERWITASARI dan DEWI APRI ASTUTI.

Hylobates moloch merupakan primata endemik Indonesia yang hidup di Pulau Jawa. Populasi owa jawa mengalami penurunan akibat degradasi habitat yang menyebabkan owa jawa kehilangan sumber pakan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aktivitas makan, jenis pakan, dan mengetahui status gizi owa jawa di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. Pengamatan aktivitas makan menggunakan metode focal animal sampling yang dilakukan bersamaan dengan palatabilitas pakan. Pakan diberikan sekali dalam sehari yang terdiri atas buah, sayur, telur, dan roti. Aktivitas makan tertinggi dilakukan pada saat pemberian pakan oleh perawat. Menggigit dan menelan merupakan aktivitas makan tertinggi di kandang pertama oleh Kecil (anak) masing-masing sebesar 22,00%. Aktivitas makan tertinggi di kandang kedua oleh Rano (jantan) yaitu mengunyah sebesar 21,43% dan di kandang ketiga oleh Eneng (betina) yaitu menggigit, mengunyah, dan menelan masing-masing sebesar 23,31%. Berdasarkan peringkat palatabilitas pakan di ketiga kandang, kumak (Lactuca indica) dan pisang (Musa paradisiaca) tergolong pakan sangat disukai. Berdasarkan status gizi didapatkan konsumsi bahan kering 683,83 hingga 1099,03 g/kandang/hari, konsumsi protein 13,13 hingga 19,37 g/kandang/hari, konsumsi lemak 4,58 hingga 8,51 g/kandang/hari, dan konsumsi energi 594,64 hingga 1154,50 kal/kandang/hari.

Kata kunci : Owa jawa, aktivitas makan, status gizi

ABSTRACT

CHEANTY LEBANG MISA MATTA. Feeding activity and nutrient status of javan gibbon (Hylobates moloch) in Schmutzer Primate Centre Ragunan Zoo Jakarta. Under supervision by R. R. DYAH PERWITASARI and DEWI APRI ASTUTI.

Hylobates moloch is endemic Indonesian primate which live in Java. The population of javan gibbon is declining because of the loss of feeds due to the degradation of habitats. This research aims to identify feeding activities, type of feeds, and nutrient status of javan gibbon (Hylobates moloch) in Schmutzer Primate Centre Ragunan Zoo Jakarta. Feeding activities observation was performed using focal animal sampling method which done in the same time with feed palatability. Feeds were given once a day which consist of fruits, vegetables, eggs, and bread. Highest feeding activities was recorded in the feeding given by zoo keeper. Biting and swallowing are the highest was shown Kecil (juvenile) feeding activities of first cage (22.00%). Highest feeding activity in second cage made by Rano (male) was chewing (21.43%) and in the third cage was carried out by Eneng (female) which were biting, chewing, and swallowing each 23.31%. Based on the palatability rank in the three cages, kumak (Lactuca indica) and banana (Musa paradisiaca) was categorized as the most favored feed. Based on the nutrient status, it was obtained that dry materials were consumed 683,83 to 1099,03 g/cage/day, protein consumption 13,13 to 19,37 g/cage/day, fat consumption 4,58 to 8,51 g/cage/day, and energy consumption from 594,64 to 1154,50 kal/cage/day.

(3)

AKTIVITAS MAKAN DAN STATUS GIZI OWA JAWA

(

Hylobates moloch

) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER

TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA

CHEANTY LEBANG MISA MATTA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi

: Aktivitas Makan dan Status Gizi Owa Jawa (

Hylobates

moloch

) di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa

Ragunan Jakarta

Nama

: Cheanty Lebang Misa Matta

NIM

: G34080123

Disetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. R. R Dyah Perwitasari, M.Sc

Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS

NIP 19660403 199003 2 001

NIP 19611005 198503 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen

Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, MS

NIP 19641002 198903 1 002

(5)

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih dan karuniaNya penulisan skripsi yang berjudul Aktivitas Makan dan Status Gizi Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta dapat terselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari sampai Juni 2012 dengan tujuan mengidentifikasi aktivitas makan, jenis pakan dan mengetahui status gizi owa jawa di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. R. R. Dyah Perwitasari, M.Sc dan Ibu Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS selaku pembimbing I dan pembimbing II atas bimbingan, saran, kritik, dan bantuan selama penelitian hingga penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Nisa Rachmania Mubarik, M.Si selaku penguji yang telah memberikan saran terhadap penulisan karya ilmiah ini.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua keeper khususnya keeper owa jawa (mbak Asri, mas Helmi, pak Naiman) di PPS dan staf Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta atas informasi dan bantuannya selama penelitian. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Papa, Mama, Adik-adik (Tanto, Karen, dan Kristo), dan seluruh keluarga besar atas doa, kasih sayang, dan dukungannya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Malibu crew (Desri, Herlina, Citra, Cindy, Kak Alin dll), Gunawan, Vany, Bolas, Anna, Debora, Sela, Vita, dan Dimas atas semangat dan dukungan. Terima kasih juga kepada teman seperjuangan penulis Soraya Vallenti (Aya) dan teman-teman “Biologi 45” atas semangat, bantuan dan kebersamaannya selama ini, serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2013

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan pada tanggal 27 Juni 1990. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Bapak Yakob Misalayuk Matta dan Ibu Nety Lisu.

Penulis lulus pada tahun 2008 dari SMA Kristen Immanuel Batam dan pada tahun yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di mayor Biologi.

Selama perkuliahan penulis pernah menjadi asisten praktikum Biologi Dasar TPB, Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan, dan Mikrobiologi Dasar tahun ajaran 2012/2013. Penulis pernah berpatisipasi dalam beberapa kepanitiaan seperti Grand Biodiversity (2011) dan Pesta Sains IPB (2011). Penulis juga pernah aktif di Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB di Komisi Kesenian sebagai anggota divisi kesejahteraan (2010/2011).

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian... 1

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat... 1

Bahan dan Alat... 1

Metode... 1

HASIL Identifikasi... 2

Aktivitas Harian... 3

Aktivitas Makan... 3

Palatabilitas Pakan... 3

Status Gizi... 4

PEMBAHASAN... 6

SIMPULAN ... 8

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

DAFTAR GAMBAR

Halaman

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Frekuensi aktivitas harian owa jawa di PPS TMR ... 4

2 Frekuensi aktivitas makan owa jawa di PPS TMR... 5

3 Peringkat palatabilitas pakan owa jawa di PPS TMR ... 5

4 Status gizi owa jawa di PPS TMR... 6

5 Perbandingan konsumsi gizi di PPS dan Hutan Rasamala... 8

1 Owa jawa di kandang 1 (pertama)... 2

2 Owa jawa di kandang 2 (kedua)... 3

3 Owa jawa di kandang 3 (ketiga)... 3

1 Owa jawa di PPS TMR ... 11

2 Contoh pakan owa jawa di PPS TMR ... 11

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Owa jawa adalah primata endemik Indonesia yang hidup di Pulau Jawa. Menurut Fleagle (1988), kelompok owa hidup monogami yaitu terdiri atas sepasang induk jantan dan betina serta dua sampai empat anak. Owa hidup secara arboreal di atas kanopi pohon yang berdekatan dengan tajuk yang rapat dan memiliki percabangan yang tumbuh secara horizontal. Kelompok ini diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Mammalia, ordo Primata, famili Hylobatidae, genus Hylobates, dan spesies Hylobates moloch (Napier & Napier 1967). Kelompok kera ini memiliki ukuran tubuh kecil, tidak berekor, tungkai tangan lebih panjang dari tungkai kaki, dan tubuhnya ditutupi oleh rambut dengan warna bervariasi di bagian wajah, telapak tangan dan kaki tidak terdapat rambut (Fleagle 1988).

Aktivitas harian owa terdiri atas bergerak, beristirahat, dan aktivitas lainnya seperti selisik dan bersuara (Islam & Feeroz 1992). Aktivitas bergerak terdiri atas jalan, lari, berlari, memanjat, menuruni pohon, dan brakiasi (Rahman 2011). Selain melakukan aktivitas bergerak, owa jawa juga melakukan aktivitas istirahat yang dilakukan di atas pohon tidur dengan tidak bersuara untuk menghindari bahaya (Iskandar 2007). Tinggi rendahnya proporsi aktivitas bergerak dan beristirahat owa jawa dipengaruhi oleh suhu. Ketika suhu rendah maka aktivitas bergerak akan menurun namun aktivitas istirahat meningkat (Fan et al. 2008). Bersuara adalah ciri khas kelompok owa yang bertujuan menandai daerah teritorinya (Alikodra 1990). Selisik (grooming) yang merupakan salah satu bentuk komunikasi pada primata berupa perawatan antara satu individu dengan individu lainnya yang bertujuan memelihara objek selisik dari gangguan parasit dan kotoran (Napier & Napier 1985).

Makan juga merupakan salah satu aktivitas harian owa (Islam & Feeroz 1992). Owa jawa merupakan jenis kera yang selektif memilih makanannya dan merupakan jenis kera frugivor yaitu mengonsumsi buah-buahan (Fleagle 1988). Selain memakan buah-buahan owa jawa juga mengonsumsi daun dan bunga. Urutan pakan kesukaan owa jawa yaitu buah, daun, dan bunga (Kim et al. 2011). Kelompok owa lebih banyak makan buah-buahan ketika ketersediaan buah melimpah di alam (Fan et al. 2012).

Populasi owa jawa mengalami penurunan yang cepat akibat degradasi habitat. Degradasi ini menyebabkan hilangnya sumber pakan di alam mengakibatkan kualitas dan kuantitas pakan tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi owa jawa. Berdasarkan laporan IUCN (2008) owa jawa telah masuk ke dalam kategori kera yang terancam punah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai owa jawa di Pusat Primata Schmutzer (PPS) untuk mengetahui aktivitas makan dan pakan yang diberikan. Hal ini disebabkan PPS merupakan salah satu lembaga penangkaran ex-situ owa jawa. Informasi aktivitas makan dan status gizi diharapkan dapat menunjang keberlangsungan hidup dan manajemen pemberian pakan owa jawa.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aktivitas makan, jenis pakan dan mengetahui status gizi owa jawa di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2012 selama 294 jam 45 menit dengan interval waktu pukul 08.00 hingga pukul 15.00 di Pusat Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta.

Bahan dan Alat

Objek yang diamati yaitu tujuh ekor owa jawa yang terdiri atas tiga ekor jantan dewasa, tiga ekor betina dewasa, dan satu ekor anak (Lampiran 1).

Alat yang digunakan ialah alat tulis, kamera digital, pengukur waktu (jam), teropong binokuler, termometer, dan higrometer.

Metode

Habituasi dan Identifikasi

Habituasi merupakan proses membiasakan owa jawa dengan kehadiran pengamat. Identifikasi dilakukan untuk mengamati ciri-ciri fisik individu owa jawa dan mendokumentasikannya.

(10)

Pengamatan Aktivitas Harian

Pengamatan aktivitas harian dilakukan dengan mengamati aktivitas owa jawa seperti makan, minum, berpindah, istirahat, defekasi, aktivitas sosial (selisik, agonistik, bersuara, seksual). Metode yang digunakan yaitu ad libitum sampling yaitu mengamati aktivitas anggota kelompok yang hasilnya berupa frekuensi tingkah laku dalam suatu kelompok (Martin & Bateson 1986). Perhitungan frekusensi data aktivitas harian dihitung dengan rumus :

Aktivitas harian A individu AB

Total aktivitas harian individu ABx 100%

Pengamatan Aktivitas Makan

Pengamatan aktivitas makan dilakukan dengan metode focal animal sampling yaitu mengamati individu selama 10 menit (Martin & Bateson 1986). Pengamatan ini dimulai dari owa jawa mengamati, mengambil, memilih, mengolah, menggigit, mengunyah, menelan, membuang, dan mengeluarkan kembali pakan dari mulut. Perhitungan frekuensi data aktivitas makan dihitung dengan rumus :

Aktivitas makan A individu AB

Total aktivitas makan individu ABx 100%

Palatabilitas Pakan

Palatabilitas pakan dilakukan untuk melihat tingkat kesukaan pakan owa jawa berdasarkan pakan yang diberikan. Pakan diberikan hanya sekali dalam sehari yaitu pagi hari pukul 08.00. Jumlah yang diberikan setiap paginya yaitu sekitar 20 macam pakan yang terdiri atas buah-buahan, sayur-sayuran, telur, dan roti (Lampiran 2). Terkadang

monkey chow, kacang, dan kurma diberikan sekitar pukul 14.00 sebagai pakan tambahan. Tingkat kesukaan tersebut diberi peringkat. Peringkat tersebut adalah sangat suka (1), suka (2), sedang (3), kurang suka (4).

Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi dilakukan untuk mengetahui tumbuhan pakan yang dikonsumsi oleh owa jawa menggunakan buku identifikasi Tumbuhan Berguna Indonesia (Heyne 1987).

Status Gizi Owa Jawa

Penentuan status gizi dilakukan selama enam kali pengamatan. Proses tersebut dilakukan bersamaan dengan pengamatan aktivitas makan. Setelah dilihat komposisi pakan dilanjutkan ke status gizi dengan cara menganalisis semua pakan yang dikonsumsi (Lampiran 3). Data dianalisis berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia

(PERSAGI 2008). Status gizi pakan yang dievaluasi terdiri atas konsumsi protein dan lemak serta konsumsi energi. Data konsumsi protein, lemak, dan konsumsi energi dapat dihitung dengan rumus (McDonald et al. 1995):

Konsumsi bahan kering g x kadar protein (%) 100

Konsumsi bahan kering g x kadar lemak (%) 100

Konsumsi bahan kering g x kadar energi (kal/100g) 100

Data konsumsi gizi disajikan per gram per kandang per hari dan konsumsi energi disajikan dalam kalori per garam per kandang.

HASIL

Identifikasi

Ketujuh owa jawa terbagi dalam tiga kandang. Kandang pertama dihuni oleh tiga individu owa jawa yaitu satu jantan dewasa, satu betina dewasa, dan satu anak.

Atep (jantan) Ullah (betina)

Kecil (anak)

Gambar 1 Owa jawa di kandang 1 (pertama)

Kandang kedua dihuni oleh dua individu owa jawa yaitu satu jantan dewasa dan satu betina dewasa.

(11)

Rini (betina)

Gambar 2 Owa jawa di kandang 2 (kedua)

Kandang ketiga dihuni oleh dua individu owa jawa yaitu satu jantan dewasa dan satu betina dewasa.

Ibon (jantan) Eneng (betina) Gambar 3 Owa jawa di kandang 3 (ketiga)

Aktivitas Harian

Pengamatan aktivitas harian dilakukan pada bulan Februari sampai April selama 146 jam 27 menit. Selama penelitian rata-rata suhu dan kelembaban ialah 270C dan 64%. Suhu dan kelembaban yang paling tinggi 320C dan 75%, sedangkan yang terendah adalah 230C (suhu) dan 46%, (kelembaban).

Aktivitas tertinggi di ketiga kandang ialah istirahat, kecuali pada individu anak di kandang pertama. Hal ini karena individu anak lebih banyak melakukan aktivitas bermain yaitu sebesar 44,79%. Aktivitas istirahat dilakukan oleh Atep (jantan) di kandang pertama sebesar 61,43%, di kandang kedua oleh Rano sebesar 44,82%, dan di kandang ketiga oleh Eneng sebesar 59,53% (Tabel 1).

Aktivitas makan, bergerak, dan membuang kotoran di kandang pertama yang tertinggi dilakukan oleh Atep masing-masing sebesar 25,92% dan 8,32%, sedangkan yang terendah oleh Kecil masing-masing sebesar 14,26% dan 7,45%. Eneng adalah individu yang melakukan aktivitas selisik dan bersuara tertinggi di kandang pertama masing-masing sebesar 8,61% dan 3,35%, sedangkan yang terendah adalah selisik oleh Atep 1,94% (Tabel 1).

Aktivitas bergerak, makan, bersuara, dan agresi tertinggi di kandang kedua dilakukan oleh Rini yaitu 35,25%, 14,63%, 2,09% dan

3,94%, sedangkan yang terendah oleh Rano yaitu 30,29%, 14,52%, 0,00%, dan 1,33%. Aktivitas selisik dan membuang kotoran tertinggi dilakukan oleh Rano masing-masing sebesar 8,65% dan 0,34%, sedangkan yang terendah oleh Rini masing-masing 3,86% dan 0,6%. Aktivitas seksual merupakan aktivitas yang hanya dilakukan di kandang kedua oleh pasangan Rano dan Rini masing-masing 0,04% (Tabel 1).

Aktivitas bergerak, makan, dan selisik tertinggi di kandang ketiga dilakukan oleh Ibon masing-masing sebesar 36,75%, 13,63%, dan 6,11%, sedangkan yang terendah oleh Eneng masing-masing 26,29%, 9,61%, dan 2,72%. Aktivitas bersuara dan membuang kotoran tertinggi dilakukan oleh Eneng masing-masing sebesar 1,59% dan 0,26%, sedangkan yang terendah oleh Ibon 0,04% (membuang kotoran) (Tabel 1).

Aktivitas Makan

Pengamatan aktivitas makan dilakukan pada bulan April sampai Juni selama 147 jam 6 menit. Aktivitas makan tertinggi dimulai pada saat pemberian pakan.

Aktivitas makan tertinggi di kandang pertama dilakukan oleh Kecil yaitu menggigit dan mengunyah masing-masing sebesar 22,00%, sedangkan yang terendah dilakukan oleh Atep yaitu 20,14% (mengunyah dan menggigit). Aktivitas makan tertinggi di kandang kedua yaitu mengunyah yang dilakukan oleh Rano sebesar 21,43%, sedangkan terendah oleh Rini sebesar 20,74% (Tabel 2).

Aktivitas makan tertinggi di kandang ketiga dilakukan oleh Eneng adalah mengigit, mengunyah, menelan yang masing-masing nilainya 23,31%, sedangkan terendah dilakukan oleh Ibon sebesar 20,52% (menggigit), 20,83% (mengunyah), 20,75% (menelan). Aktivitas mengeluarkan kembali pakan adalah aktivitas terendah di ketiga kandang. Aktivitas ini paling banyak dilakukan oleh Atep sebesar 2,65% di kandang pertama, 3,50% oleh Rano di kandang kedua, dan 1,02% oleh Ibon di kandang ketiga (Tabel 2).

Palatabilitas Pakan

(12)

malus), jambu air (Eugenia aquea), kailan (Brassica oleracea), kentang (Solanum tuberosum), melon (Cucumis melo), pepaya (Carica papaya), pir (Pyrus communis), salak (Salacca edulis), sawo (Manilkara zapota), semangka (Citrullus lanatus), telur, dan timun (Cucumis sativus) adalah pakan yang kurang disukai di kandang pertama (Tabel 3).

Rano di kandang kedua sangat menyukai kumak (L. indica), sedangkan Rini sangat menyukai (M. paradisiaca). Pakan yang kurang disukai di kandang kedua yaitu jagung (Zea mays), jambu (Psidium guajava), jambu air (E. aquea), kailan (B. oleracea), kesemek (Diospyros kaki), lengkeng (Euphoria longana), markisa (Passiflora edulis), sawo (M. zapota), semangka (C. lanatus), telur, timun (C. sativus), dan tomat (Solanum lycopersicum) (Tabel 3).

Kumak (L. indica) adalah pakan yang sangat disukai Ibon dan Eneng di kandang ketiga. Jagung (Zea mays), jambu (P. guajava), jambu air (E. aquea), kailan (B. oleracea), kentang (S. tuberosum), kesemek (D. kaki), lengkeng (E. longana), markisa (P. edulis), pepaya (C. papaya), salak (S. edulis), sawo (M. zapota), semangka (C. novulgario), telur, timun (C. sativus), dan tomat (S.

lycopersicum) adalah pakan yang kurang disukai di kandang ketiga (Tabel 3).

Selama pengamatan aktivitas makan pakan tambahan diberikan lima kali untuk monkey chow, tiga kali untuk kacang, dan satu kali untuk kurma.

Status Gizi

Berdasarkan tabel status gizi (Tabel 4) di kandang pertama yang dihuni oleh dua individu dewasa dan satu anak dengan rata-rata konsumsi bahan kering sebesar 549,51 g/kandang/hari, konsumsi protein kasar sebesar 9,68 g/kandang/hari, konsumsi lemak kasar sebesar 2,29 g/kandang/hari, dan energi sebesar 577,25 kal/kandang/hari.

Kandang kedua yang dihuni oleh dua individu dewasa. Berdasarkan tabel status gizi (Tabel 4) rata-rata konsumsi bahan kering, protein kasar, lemak kasar, energi masing-masing sebesar 400,35 g/kandang/hari, 8,52 g/kandang/hari, 4,25 g/kandang/hari, dan 388,16 kal/kandang/hari.

Kandang ketiga yang dihuni oleh dua individu dewasa, rata-rata konsumsi bahan kering, protein kasar, lemak kasar, dan konsumsi energi sebesar 341,92 g/kandang/hari, 6,56 g/kandang/hari, 2,71 g/kandang/hari, dan 297,32 kal/kandang/hari.

Tabel 1 Frekuensi aktivitas harian owa jawa di PPS TMR

Aktivitas

Frekuensi (%)

Kandang 1 Kandang 2 Kandang 3

Atep Ullah Kecil Rano Rini Ibon Eneng

Istirahat 61,43 60,37 26,91 44,82 40,03 43,49 59,53 Bergerak 25,92 14,92 14,26 30,29 35,25 36,75 26,29

Makan 8,32 5,59 7,45 14,52 14,63 13,63 9,61

Selisik 1,94 8,61 6,22 8,65 3,86 6,11 2,72

Bersuara 1,72 3,35 0,00 0,00 2,09 0,00 1,59

Membuang kotoran 0,67 0,50 0,37 0,34 0,16 0,04 0,26

Agresi 0,00 0,00 0,00 1,33 3,94 0,00 0,00

Bermain 0,00 6,65 44,79 0,00 0,00 0,00 0,00

Seksual 0,00 0,00 0,00 0,04 0,04 0,00 0,00

(13)

Tabel 2 Frekuensi aktivitas makan owa jawa di PPS TMR

Aktivitas

Frekuensi (%)

Kandang 1 Kandang 2 Kandang 3

Atep Ullah Kecil Rano Rini Ibon Eneng

Mengamati 10,95 10,32 11,33 9,62 9,29 11,71 8,19 Mengambil 12,01 9,61 12,89 10,06 9,49 11,01 8,19

Memilih 4,59 7,12 5,78 5,98 7,53 4,95 6,05

Mengolah 4,42 3,20 0,67 2,62 1,86 3,07 2,85

Menggigit 20,14 21,35 22,00 20,99 20,54 20,52 23,31 Mengunyah 20,14 21,35 22,00 21,43 20,74 20,83 23,31 Menelan 19,79 21,00 21,78 21,28 20,64 20,75 23,31 Mengeluarkan 2,65 0,71 0,00 3,50 1,75 1,02 0,18

Membuang 5,30 5,34 3,56 4,52 8,15 6,13 4,63

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Tabel 3 Peringkat palatabilitas pakan owa jawa di PPS TMR

Jenis pakan Peringkat palatabilitas

Kandang 1 Kandang 2 Kandang 3 Nama lokal Nama ilmiah Famili Atep Ullah Kecil Rano Rini Ibon Eneng

Apel fuji Pyrus pyrifolia Rosaceae 3 3 4 4 3 4 3

Apel malang Pyrus malus Rosaceae 4 4 4 4 3 4 4

Apel merah Malus domestica Rosaceae 4 4 3 4 3 4 3

Jagung Zea mays Poaceae 4 4 3 4 4 4 4

Jambu Psidium guajava Myrtaceae 3 4 4 4 4 4 4

Jambu air Eugenia aquea Myrtaceae 4 4 4 4 4 4 4

Jeruk Citrus sinensis Rutaceae 1 4 4 3 4 2 3

Kailan Brassica oleracea Brassicaceae 4 4 4 4 4 4 4

Kentang Solanum tuberosum Solanaceae 4 4 4 4 3 4 4

Kesemek Diospyros kaki Ebenaceae 3 4 4 4 4 4 4

Kumak Lactuca indica Asteraceae 1 2 1 1 2 1 1

Lengkeng Euphoria longana Sapindaceae 2 4 4 4 4 4 4

Markisa Passiflora edulis Passifloraceae 3 4 4 4 4 4 4

Melon Cucumis melo Cucurbitaceae 4 4 4 4 3 3 3

Pepaya Carica papaya Caricaceae 4 4 4 4 2 2 2

Pir Pyrus communis Rosaceae 4 4 4 4 2 4 4

Pisang Musa paradisiaca Musaceae 2 1 2 2 1 2 2

Roti* 2 2 3 2 3 3 3

Salak Salacca edulis Arecaceae 4 4 4 4 3 4 4

Sawo Manilkara zapota Sapotaceae 4 4 4 4 4 4 4

Selada Lactuca sativa Asteraceae 1 3 2 2 2 3 2

Semangka Citrullus lanatus Cucurbitaceae 4 4 4 4 4 4 4

Siomak Lactuca sp. Asteraceae 4 4 3 4 2 3 2

Telur* 4 4 4 4 4 4 4

Terong Solanum melongena Solanaceae 1 4 4 3 3 4 3

Timun Cucumis sativus Cucurbitaceae 4 4 4 4 4 4 4

Tomat Solanum lycopersicum Solanaceae 4 2 4 4 4 4 4

Wortel Daucus carota Apiaceae 4 2 4 4 3 3 3

(14)

Tabel 4 Status gizi owa jawa di PPS TMR Kandang Konsumsi Bahan kering (g/kandang/hari) Protein (g/kandang/hari) Lemak (g/kandang/hari) Energi (kal//kandang/hari) Kandang 1

(2 dewasa, 1 anak)

Pengamatan 1 495,21 9,67 2,51 522,89

Pengamatan2 603,82 9,69 2,08 631,61

Rata-rata 549,51 9,68 2,29 577,25

Kandang 2 (2 dewasa)

Pengamatan1 429,80 11,07 6,27 439,18

Pengamatan2 370,89 5,98 2,24 337,15

Rata-rata 400,35 8,52 4,25 388,16

Kandang 3 (2 dewasa)

Pengamatan 1 228,73 4,43 1,15 174,84

Pengamatan2 455,10 8,70 4,26 419,80

Rata-rata 341,92 6,56 2,71 297,32

PEMBAHASAN

Aktivitas harian tertinggi di ketiga kandang owa jawa adalah istirahat. Istirahat dibutuhkan oleh owa jawa untuk memulihkan kembali energi yang terpakai dalam aktivitas (Riendriasari et al. 2009). Proporsi aktivitas beristirahat jantan dan betina dewasa lebih tinggi daripada anak. Aktivitas bermain Kecil sebesar 44,79%, hal ini sesuai dengan penelitian Rahman (2011) di Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) bahwa aktivitas bermain anak sekitar 26,00% disebabkan individu anak lebih banyak bergerak, dalam hal ini lebih banyak melakukan aktivitas bermain. Menurut Riendriasari et al. (2009) aktivitas bermain anak lebih tinggi karena usianya yang masih muda sehingga menghabiskan waktu untuk bermain dengan induknya. Aktivitas ini merupakan aktivitas sosial yang dilakukan owa jawa, namun hanya dilakukan oleh Ullah (betina) dan Kecil (anak) yang merupakan pasangan ibu dan anak di kandang pertama.

Rata-rata suhu selama pengamatan aktivitas harian yaitu 270C dan kelembaban udara yaitu 64%. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Rasmada (2008) di Pusat Penyelamatan Satwa Gadog bahwa rata-rata suhu 27,240C dan kelembaban udara 68,40% mendekati suhu dan kelembaban habitat asli owa jawa.

Aktivitas bergerak tertinggi di kandang pertama oleh Atep 25,92%, kandang kedua oleh Rini 35,25%, dan kandang ketiga oleh

Ibon 36,75%. Aktivitas bergerak terdiri atas jalan, lari, melompat (leaping), memanjat (climbing), menuruni batang, brakiasi dan berayun. Brakiasi merupakan cara kelompok

Hylobates berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya (Fleagle 1988).

Aktivitas selisik (grooming) tertinggi di kandang pertama oleh Ullah 8,61%, kandang kedua oleh Rano 8,65%, dan kandang ketiga Ibon 6,11%. Selain merawat diri sendiri dan pasangan selisiknya, aktivitas selisik juga dapat meningkatkan ikatan sosial antara keluarga dalam hal ini hubungan Ullah (induk) dan Kecil (anak) (Riendriasari et al. 2009) dan digunakan untuk menarik lawan jenis (Napier & Napier 1985). Kelompok owa memiliki ciri khas yaitu bersuara. Aktivitas bersuara tertinggi kandang pertama dilakukan oleh Ullah 3,35%, kandang kedua oleh Rini 2,09%, dan kandang ketiga oleh Eneng 1,59%. Rahman (2011) mengemukan di Hutan Rasamala aktivitas bersuara owa jawa didominasi oleh betina dewasa sebesar 0,75%. Penelitian mengenai aktivitas bersuara owa jawa tersebut sesuai dengan Geissmann dan Nijman (2006) bahwa pada kelompok owa jawa, aktivitas bersuara didominasi oleh individu betina dewasa.

(15)

disebabkan Rano dan Rini terganggu dengan perilaku ungko (Hylobates agilis) yang terletak di sebelah kandang kedua yang selalu menggedor pembatas kandang. Selama penelitian aktivitas agresi tertinggi dilakukan oleh Rini sebesar 3,94%. Perilaku yang ditunjukkan Rano dan Rini dengan cara mengedor kembali pembatas kandang tersebut. Aktivitas seksual diawali oleh aktivitas menarik lawan jenis yang kemudian dilanjutkan dengan kopulasi (Rahman 2011). Hal ini terlihat pada Rano (jantan) dan Rini (betina) yang merupakan pasangan yang melakukan aktivitas ini yang masing-masing sebesar 0,04%.

Aktivitas makan juga merupakan salah satu aktivitas harian owa jawa. Aktivitas makan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan energi dalam melakukan aktivitas dan bertujuan menjaga kelangsungan hidup suatu spesies (Alikodra 1990). Aktivitas makan tertinggi yakni pada saat pemberian pakan. Aktivitas makan tertinggi kandang pertama dilakukan oleh Kecil yaitu menggigit (22,00%) dan mengunyah (22,00%). Hal ini sesuai dengan penelitian Riendriasari et al. (2009) mengenai owa jawa di PSSP yaitu aktivitas makan anak (23,90%) lebih tinggi karena anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Aktivitas makan di PSSP dan Hutan Rasamala (Rahman 2011) juga didominasi oleh jantan pradewasa dan betina remaja yang masih tergolong anak sebesar 32,76% dan 28,58% (PSSP), serta 42,57% dan 41,53% (Hutan Rasamala).

Aktivitas makan tertinggi di kandang kedua dilakukan oleh Rano yaitu mengunyah sebesar 21.43%. Hal ini karena pakan yang dimasukkan ke mulut harus diubah ke bentuk yang mudah dicerna. Aktivitas makan tertinggi di kandang ketiga dilakukan oleh Eneng yaitu menggigit (23,31%), mengunyah (23,31%), dan menelan (23,31%). Hal ini disebabkan adanya perbedaan pola makan. Eneng tidak langsung menghabiskan pakan pada saat tersebut, namun sedikit demi sedikit, sedangkan Ibon langsung memakan habis pakan.

Menggigit bertujuan memotong pakan menjadi bagian terkecil, mengunyah bertujuan menghancurkan pakan dalam mulut sehingga mudah untuk dicerna, dan menelan bertujuan mencerna pakan yang halus untuk dilanjutkan ke organ pencernaan yang lain. Aktivitas makan terendah adalah mengeluarkan kembali pakan dari mulut. Aktivitas ini disebabkan pakan kurang disukai atau hanya mengambil sari atau cairan pakan yang dilakukan setelah

pakan digigit atau dikunyah, namun belum ditelan. Aktivitas ini paling banyak dilakukan oleh Atep di kandang pertama sebesar 2,65%, Rano 3,50% di kandang kedua, dan Ibon 1,02 % di kandang ketiga. Hal ini disebabkan ketiga jantan tersebut selektif memilih pakannya, ketika pakan tersebut kurang disukai maka akan dikeluarkan kembali dari mulut. Aktivitas ini juga biasanya terlihat ketika mengonsumsi jeruk karena hanya mengambil sari jeruk tersebut. Ketika sari jeruk sudah dikonsumsi maka sisa jeruk akan dikeluarkan dari mulut.

Selain pakan di atas terkadang pakan tambahan juga diberikan sekitar pukul 14.00. Pemberian pakan tersebut hanya diperuntukkan sebagai pakan tambahan.

Palatabilitas adalah tingkat kesukaan satwa terhadap pakan yang diberikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi palatabilitas yaitu bau, rasa, tekstur, dan temperatur (Pond et al.

1995). Selain itu, palatabilitas juga dipengaruhi oleh ketersediaan pakan (Fan et al. 2012). Palatabilitas juga berpengaruh pada tingkat kematangan buah. Ketika buah tersebut matang, maka owa akan lebih memilih pakan tersebut karena manis. Rasa manis tersebut mengandung karbohidrat dan biasanya tidak berkorelasi dengan protein dan lemak (Jildmalm et al. 2008). Cara penentuan palatabilitas pakan didasarkan pada pemberian dalam kandang individu dan jumlah pakan yang terbatas.

Palatabilitas owa jawa di PPS dipengaruhi oleh ketersediaan pakan, dalam hal ini jumlah pakan yang diberikan oleh perawat (keeper). Palatabilitas pakan owa jawa di ketiga kandang didominasi oleh kumak (L. indica) dan pisang (M. paradisiaca). Setiap hari kumak (L. indica) dan pisang (M. paradisiaca) diberikan dalam jumlah yang banyak dibandingkan dengan pakan yang lainnya. Kedua pakan tersebut lebih banyak dikonsumsi karena diberikan dalam jumlah yang besar oleh perawat sekitar 200-600 g/hari. Berdasarkan Tabel Komposisi Gizi Pangan Indonesia (PERSAGI 2008), pakan yang dikonsumsi oleh owa jawa di PPS memiliki kadar air yang tinggi yaitu sekitar 65% sampai 95% kadar air. Oleh karena itu, selama penelitian owa jawa jarang terlihat mengonsumsi air.

(16)

Tabel 5 Perbandingan konsumsi gizi di PPS dan Hutan Rasamala

Individu Tempat

Konsumsi Bahan kering (g/ekor/hari) Protein (g/ekor/hari) Lemak (g/ekor/hari) Energi (kal/ekor/hari) Jantan dewasa

PPS TMR* 185,56 3,77 2,23 166,87

Betina dewasa 185,56 3,77 2,23 166,87

Jantan dewasa Hutan Rasamala**

66,62 6,96 3,51 86,27

Betina dewasa 66,62 6,96 3,51 86,27

* kandang 2 (kedua) & kandang 3 (ketiga); ** Penelitian Rahman (2011)

Konsumsi protein dan lemak di PPS yaitu 3,77 g/ekor/hari dan 2,23 g/ekor/hari tergolong rendah dibandingkan dengan Hutan Rasamala 6,96 g/ekor/hari dan 3,51 g/ekor/hari (Tabel 5). Perbedaan ini karena ketersediaan pakan di PPS lebih banyak sehingga konsumsi bahan kering lebih tinggi. Rendahnya konsumsi protein dan lemak dikarenakan buah dan sayur mengandung sedikit kadar protein dan lemak, namun konsumsi energi tinggi. Konsumsi energi tinggi disebabkan kandungan karbohidrat dalam pakan tinggi karena pakan yang dikonsumsi adalah buah yang sudah matang. Buah matang mengandung karbohidrat yang tinggi (Jildmalm et al. 2008). Contoh pakan yang dikonsumsi owa jawa di PPS yang mengandung karbohidrat tinggi yaitu pisang (M. paradisiaca) dan roti. Karbohidrat, protein, dan lemak merupakan tiga komponen penyusun energi (NRC 2003).

Protein dibutuhkan untuk pemeliharaan jaringan tubuh dan pertumbuhan. Protein dibutuhkan dalam jumlah banyak ketika individu sedang dalam masa kehamilan, menyusui, stress, serta penyembuhan penyakit. Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi dan bahan baku pembentukan hormon steroid. Nutrien yang dimetabolisme dalam tubuh akan menjadi energi. Apabila energi kurang maka dapat menghambat fungsi pergerakan, metabolisme basal, pertambahan jaringan, reproduksi, dan aktivasi otot (NRC 2003).

Oleh karena itu, perlu diberikan beberapa jenis pakan yang mengandung protein tinggi seperti kacang-kacangan dan mengandung lemak tinggi. Hal ini perlu dilakukan agar status gizi owa jawa dapat terpenuhi.

SIMPULAN

Aktivitas makan tertinggi yaitu mengunyah, menggigit, dan menelan yang

dilakukan oleh Eneng (betina dewasa) di kandang ketiga. Berdasarkan peringkat palatabilitas terlihat bahwa kumak (Lactuca indica) dan pisang (Musa paradisiaca) tergolong pakan sangat disukai oleh owa jawa. Konsumsi protein dan lemak tergolong rendah disebabkan jumlah pemberian yang terbatas dengan kualitas pakan yang rendah, sedangkan konsumsi bahan kering dan energi tergolong tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwa Liar

Jilid 1. Bogor: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.

Fan PF, Ni YQ, Sun GZ, Huang B, Jiang XL. 2008. Seasonal variations in the activity budget of Nomascus concolor jingdongensis at Mt. Wuliang, Central Yunnan, China: effects of diet and temperature. Int J Primatol 29:1047-1057.

Fan PF, Fei HL, Ma CH. 2012. Behavioral responses of cao vit gibbon (Nomascus nasutus) to variations in food abundance and temperature in Bangliang, Jingxi, China. Am J Primatol 74:632-641.

Fleagle JG. 1988. Primate Adaptation and Evolution. London: Academic Press.

Geissmann T, Nijman V. 2006. Calling in wild silvery gibbons (Hylobates moloch) in Java (Indonesia): behaviour, phylogeny, and conservation. Am J Primatol 68:1-19.

(17)

[IUCN] International Union for Conservation of Nature. 2008. Hylobates moloch. Di dalam: IUCN Red List of Threatened Species.[terhubungberkala].http://www.iuc nredlist.org. [20 Agustus 2012].

Iskandar E. 2007. Habitat dan populasi owa jawa (Hylobates moloch Audibert, 1797) di Taman Nasional Margasatwa Halimun Salak Jawa Barat [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Islam MA, Feeroz MM. 1992. Ecology of hoolock gibbon of Bangladesh. Primates

33:451-464.

Jildmalm R. Amundin M, Laska M. 2008. Food preference and nutrient composition in captive white gibbon, Hylobates lar.

Inte J Primatol 29:1535-1547.

Kim S, Lappan S, Choe JC. 2011. Diet and ranging behavior of endangered javan gibbon (Hylobates moloch) in a submontane tropical rainforest. Am J Primatol 73:270-280.

Martin P, Bateson P. 1986. Measuring Behaviour: An Introductory Guide. Second Edition. London: Cambridge University Press.

McDonald P et al. 1995. Animal Nutrition. New York: John Wilet & Sons, inc.

[NRC] National Research Council. 2003.

Nutrient Requirement of Nonhuman Primates. Cambridge : MIT Press.

Napier JR, Napier PH. 1967. A Hand Book of Living Primates. Morphology, Ecology, and Behaviour of Nonhuman Primates. London: Academy Press.

Napier JR, Napier PH. 1985. The Natural History of The Primates. London: First MIT Press Edition.

[PERSAGI] Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta: Kompas Gramedia.

Pond WG, Church DC, Pond KR. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. Edisi ke-4. New York: John Willey and Sons.

Rahman DA. 2011. Studi aktivitas dan pakan owa jawa (Hylobates moloch) di Pusat Studi Primata IPB dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango: penyiapan pelepasliaran [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Rasmada S. 2008. Analisis kebutuhan nutrien dan kecernaan pakan pada owa jawa (Hylobates moloch) di Pusat Penyelamatan Satwa Gadog-Ciawi Bogor [skripsi]. Bogor. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Riendriasari SD, Iskandar E, Manansang J, Pamungkas J. 2009. Tingkah laku owa jawa (Hylobates moloch) di fasilitas penangkaran Pusat Studi Satwa Primata, Institut Pertanian Bogor. J Primatol Indo

(18)
(19)
(20)

Lampiran 1 Owa jawa di PPS TMR

Kandang Nama Jenis kelamin Prakiraan umur* Asal

1

Atep Jantan 16 tahun Sitaan

Ullah Betina 15 tahun Sitaan

Kecil Betina 2 tahun Lahir di PPS

2 Rano Jantan 10 tahun Sumbangan

Rini Betina 10 tahun Sumbangan

3 Ibon Jantan 14 tahun Sitaan

Eneng Betina 13 tahun Sitaan

*prakiraan umur pada saat pengamatan Sumber: Taman Margasatwa Ragunan Jakarta

Lampiran 2 Contoh pakan owa jawa di PPS TMR

Apel merah (Malus domestica) Apel fuji (Pyrus pyrifolia) Apel malang (Pyrus malus)

Jagung (Zea mays) Jeruk (Citrus sinensis) Jambu biji (Eugenia aquea)

(21)

Lengkeng (Euphoria longana) Markisa (Passiflora edulis) Melon (Cucumis melo)

Pepaya (Carica papaya) Pir (Pyrus communis) Pisang (Musa paradisiaca)

Roti Selada (Lactuca sativa) Siomak (Lactuca sp.)

Semangka (Citrullus lanatus) Telur Terong (Solanum melongena)

(22)

13 Lampiran 3 Perhitungan pakan (gram) per pengamatan

Kandang 1 (2 dewasa, 1 anak); Pengamatan 1

Pakan

Pemberian awal

(g)

Sisa pakan

(g)

Konsumsi pakan

(g)

Kadar Konsumsi

Bahan kering (%)

Air* (%)

Energi* (kal/100g)

Protein* (%)

Lemak* (%)

Bahan kering (g)

Protein (g)

Lemak (g)

Energi (kal)

Apel fuji 120 0 120 15,90 84,10 58,00 0,30 0,40 19,08 0,06 0,08 11,07

Apel merah 90 0 90 15,90 84,10 58,00 0,30 0,40 14,31 0,04 0,06 8,30

Jagung 130 0 130 38,20 61,80 147,00 5,10 0,70 49,66 2,53 0,35 73,00

Jambu Biji 180 0 180 14,00 86,00 49,00 0,90 0,30 25,20 0,23 0,08 12,35

Jeruk 110 0 110 12,80 87,20 45,00 0,90 0,20 14,08 0,13 0,03 6,34

Kesemek 110 0 110 21,80 78,20 78,00 0,80 0,40 23,98 0,19 0,10 18,70

Kumak 220 0 220 4,80 95,20 14,00 1,30 0,30 10,56 0,14 0,03 1,48

Lengkeng 80 0 80 19,50 80,50 69,00 0,90 0,10 15,60 0,14 0,02 10,76

Markisa 70 0 70 35,30 64,70 144,00 3,50 1,20 24,71 0,86 0,30 35,58

Melon 80 0 80 15,00 85,00 53,00 1,70 0,40 12,00 0,20 0,05 6,36

Pepaya 90 0 90 13,30 86,70 46,00 0,50 0,00 11,97 0,06 0,00 5,51

Pir 40 0 40 12,40 87,60 44,00 0,40 0,20 4,96 0,02 0,01 2,18

Pisang 360 0 360 34,20 65,80 120,00 1,20 0,20 123,12 1,48 0,25 147,74

Roti 50 0 50 60,00 40,00 248,00 8,00 1,20 30,00 2,40 0,36 74,40

Selada 270 0 270 5,20 94,80 18,00 1,20 0,20 14,04 0,17 0,03 2,53

Terong 60 0 60 7,30 92,70 28,00 1,10 0,20 4,38 0,05 0,01 1,23

Timun 60 60 0 2,10 97,90 8,00 0,20 0,20 0,00 0,00 0,00 0,00

Total 2120 60 2060 327,70 1372,30 1227,00 28,30 6,60 397,65 8,70 1,73 417,53

(23)

14 Kandang 2 (2 dewasa); Pengamatan 1

Pakan

Pemberian awal

(g)

Sisa pakan

(g)

Konsumsi pakan

(g)

Kadar Konsumsi

Bahan kering (%)

Air* (%)

Energi* (kal/100 g)

Protein* (%)

Lemak* (%)

Bahan kering (g)

Protein (g)

Lemak (g)

Energi (kal)

Apel malang 70 0 70 14,10 85,90 57,00 0,50 0,40 9,87 0,05 0,04 5,63

Apel merah 90 0 90 15,90 84,10 58,00 0,30 0,40 14,31 0,04 0,06 8,30

Jambu biji 90 0 90 14,00 86,00 49,00 0,90 0,30 12,60 0,11 0,04 6,17

Jeruk 80 0 80 12,80 87,20 45,00 0,90 0,20 10,24 0,09 0,02 4,61

Kentang 130 0 130 16,60 83,40 62,00 2,10 0,20 21,58 0,45 0,04 13,38

Kesemek 90 0 90 21,80 78,20 78,00 0,80 0,40 19,62 0,16 0,08 15,30

Kumak 110 0 110 4,80 95,20 14,00 1,30 0,30 5,28 0,07 0,02 0,74

Markisa 90 0 90 35,30 64,70 144,00 3,50 1,20 31,77 1,11 0,38 45,75

Melon 110 0 110 15,00 85,00 53,00 1,70 0,40 16,50 0,28 0,07 8,75

Pir 100 0 100 12,40 87,60 44,00 0,40 0,20 12,40 0,05 0,02 5,46

Pisang 650 0 650 27,10 72,90 108,00 1,00 0,80 176,15 1,76 1,41 190,24

Roti 50 0 50 60,00 40,00 248,00 8,00 1,20 30,00 2,40 0,36 74,40

Selada 250 0 250 5,20 94,80 18,00 1,20 0,20 13,00 0,16 0,03 2,34

Semangka 90 0 90 7,90 92,10 28,00 0,50 0,20 7,11 0,04 0,01 1,99

Telur 130 0 130 25,70 74,30 154,00 12,40 10,80 33,41 4,14 3,61 51,45

Timun 110 0 110 2,10 97,90 8,00 0,20 0,20 2,31 0,00 0,00 0,18

Tomat 50 0 50 7,10 92,90 24,00 1,30 0,50 3,55 0,05 0,02 0,85

Wortel 100 0 100 10,10 89,90 36,00 1,00 0,60 10,10 0,10 0,06 3,64

(24)

15 Kandang 3 (2 dewasa); Pengamatan 1

Pakan

Pemberian awal

(g)

Sisa pakan

(g)

Konsumsi pakan

(g)

Kadar Konsumsi

Bahan kering (%)

Air* (%)

Energi* (kal/100 g)

Protein* (%)

Lemak* (%)

Bahan kering (g)

Protein (g)

Lemak (g)

Energi (kal)

Apel malang 110 0 110 14,10 85,90 57,00 0,50 0,40 15,51 0,08 0,06 8,84

Apel merah 70 0 70 15,90 84,10 58,00 0,30 0,40 11,13 0,03 0,04 6,46

Jagung 90 0 90 38,20 61,80 147,00 5,10 0,70 34,38 1,75 0,24 50,54

Jambu 60 0 60 14,00 86,00 49,00 0,90 0,30 8,40 0,08 0,03 4,12

Jeruk 100 0 100 12,80 87,20 45,00 0,90 0,20 12,80 0,12 0,03 5,76

Kesemek 120 0 120 21,80 78,20 78,00 0,80 0,40 26,16 0,21 0,10 20,40

Kumak 450 0 450 4,80 95,20 14,00 1,30 0,30 21,60 0,28 0,06 3,02

Markisa 100 0 100 35,30 64,70 144,00 3,50 1,20 35,30 1,24 0,42 50,83

Melon 100 0 100 15,00 85,00 53,00 1,70 0,40 15,00 0,26 0,06 7,95

Pepaya 110 0 110 13,30 86,70 46,00 0,50 0,00 14,63 0,07 0,00 6,73

Pir 70 0 70 12,40 87,60 44,00 0,40 0,20 8,68 0,03 0,02 3,82

Selada 200 0 200 5,20 94,80 18,00 1,20 0,20 10,40 0,12 0,02 1,87

Terong 80 0 80 7,30 92,70 28,00 1,10 0,20 5,84 0,06 0,01 1,64

Tomat 40 0 40 7,10 92,90 24,00 1,30 0,50 2,84 0,04 0,01 0,68

Wortel 60 0 60 10,10 89,90 36,00 1,00 0,60 6,06 0,06 0,04 2,18

Total 1760 0 1760 227,30 1272,70 841,00 20,50 6,00 228,73 4,43 1,15 174,84

(25)

16 Kandang 1 (2 dewasa, 1 anak); Pengamatan 2

Pakan

Pemberian awal

(g)

Sisa pakan

(g)

Konsumsi pakan

(g)

Kadar Konsumsi

Bahan kering (%)

Air* (%)

Energi* (kal/100 g)

Protein* (%)

Lemak* (%)

Bahan kering (g)

Protein (g)

Lemak (g)

Energi (kal)

Apel fuji 50 0 50 15,90 84,10 58,00 0,30 0,40 7,95 0,02 0,03 4,61

Apel malang 90 0 90 14,10 85,90 57,00 0,50 0,40 12,69 0,06 0,05 7,23

Apel merah 80 0 80 15,90 84,10 58,00 0,30 0,40 12,72 0,04 0,05 7,38

Jambu 120 0 120 14,00 86,00 49,00 0,90 0,30 16,80 0,15 0,05 8,23

Jeruk 90 0 90 12,80 87,20 45,00 0,90 0,20 11,52 0,10 0,02 5,18

Kesemek 120 0 120 21,80 78,20 78,00 0,80 0,40 26,16 0,21 0,10 20,40

Kumak 530 0 530 4,80 95,20 14,00 1,30 0,30 25,44 0,33 0,08 3,56

Markisa 100 0 100 35,30 64,70 144,00 3,50 1,20 35,30 1,24 0,42 50,83

Pepaya 190 0 190 13,30 86,70 46,00 0,50 0,00 25,27 0,13 0,00 11,62

Pir 110 0 110 12,40 87,60 44,00 0,40 0,20 13,64 0,05 0,03 6,00

Pisang 990 0 990 34,20 65,80 120,00 1,20 0,20 338,58 4,06 0,68 406,30

Roti 60 0 60 60,00 40,00 248,00 8,00 1,20 36,00 2,88 0,43 89,28

Selada 210 0 210 5,20 94,80 18,00 1,20 0,20 10,92 0,13 0,02 1,97

Semangka 130 0 130 7,90 92,10 28,00 0,50 0,20 10,27 0,05 0,02 2,88

Terong 100 0 100 7,30 92,70 28,00 1,10 0,20 7,30 0,08 0,01 2,04

Tomat 80 0 80 7,10 92,90 24,00 1,30 0,50 5,68 0,07 0,03 1,36

Wortel 100 25 75 10,10 89,90 36,00 1,00 0,60 7,58 0,08 0,05 2,73

Total 3150 25 3125 292,10 1407,90 1095,00 23,70 6,90 603,82 9,69 2,08 631,61

(26)

17 Kandang 2 (2 dewasa); Pengamatan 2

Pakan

Pemberian awal

(g)

Sisa pakan

(g)

Konsumsi pakan

(g)

Kadar Konsumsi

Bahan kering (%)

Air* (%)

Energi* (kal/100 g)

Protein* (%)

Lemak* (%)

Bahan kering (g)

Protein (g)

Lemak (g)

Energi (kal)

Apel fuji 80 0 80 15,90 84,10 58,00 0,30 0,40 12,72 0,04 0,05 7,38

Apel malang 50 0 50 14,10 85,90 57,00 0,50 0,40 7,05 0,04 0,03 4,02

Apel merah 70 0 70 15,90 84,10 58,00 0,30 0,40 11,13 0,03 0,04 6,46

Jambu 40 0 40 14,00 86,00 49,00 0,90 0,30 5,60 0,05 0,02 2,74

Kesemek 90 0 90 21,80 78,20 78,00 0,80 0,40 19,62 0,16 0,08 15,30

Kumak 340 0 340 4,80 95,20 14,00 1,30 0,30 16,32 0,21 0,05 2,28

Lengkeng 40 0 40 19,50 80,50 69,00 0,90 0,10 7,80 0,07 0,01 5,38

Markisa 70 0 70 35,30 64,70 144,00 3,50 1,20 24,71 0,86 0,30 35,58

Melon 110 0 110 15,00 85,00 53,00 1,70 0,40 16,50 0,28 0,07 8,75

Pir 70 0 70 12,40 87,60 44,00 0,40 0,20 8,68 0,03 0,02 3,82

Pisang 530 0 530 27,10 72,90 108,00 1,00 0,80 143,63 1,44 1,15 155,12

Roti 40 0 40 60,00 40,00 248,00 8,00 1,20 24,00 1,92 0,29 59,52

Salak 110 0 110 22,00 78,00 77,00 0,40 0,00 24,20 0,10 0,00 18,63

Selada 300 0 300 5,20 94,80 18,00 1,20 0,20 15,60 0,19 0,03 2,81

Siomak 220 0 220 7,80 92,20 28,00 2,30 0,30 17,16 0,39 0,05 4,80

Terong 60 0 60 7,30 92,70 28,00 1,10 0,20 4,38 0,05 0,01 1,23

Timun 70 0 70 2,10 97,90 8,00 0,20 0,20 1,47 0,00 0,00 0,12

Tomat 60 0 60 7,10 92,90 24,00 1,30 0,50 4,26 0,06 0,02 1,02

Wortel 60 0 60 10,10 89,90 36,00 1,00 0,60 6,06 0,06 0,04 2,18

Total 2410 0 2410 317,40 1582,60 1199,00 27,10 8,10 370,89 5,98 2,24 337,15

(27)

18 Kandang 3 (2 dewasa); Pengamatan 2

Pakan

Pemberian awal

(g)

Sisa pakan

(g)

Konsumsi pakan

(g)

Kadar Konsumsi

Bahan kering (%)

Air* (%)

Energi* (kal/100 g)

Protein* (%)

Lemak* (%)

Bahan kering (g)

Protein (g)

Lemak (g)

Energi (kal)

Apel fuji 110 0 110 15,90 84,10 58,00 0,30 0,40 17,49 0,05 0,07 10,14

Apel malang 90 0 90 14,10 85,90 57,00 0,50 0,40 12,69 0,06 0,05 7,23

Jambu 110 0 110 14,00 86,00 49,00 0,90 0,30 15,40 0,14 0,05 7,55

Jeruk 90 0 90 12,80 87,20 45,00 0,90 0,20 11,52 0,10 0,02 5,18

Kailan 130 0 130 8,20 91,80 30,00 1,90 0,50 10,66 0,20 0,05 3,20

Kentang 120 0 120 16,60 83,40 62,00 2,10 0,20 19,92 0,42 0,04 12,35

Kesemek 100 0 100 21,80 78,20 78,00 0,80 0,40 21,80 0,17 0,09 17,00

Kumak 200 0 200 4,80 95,20 14,00 1,30 0,30 9,60 0,12 0,03 1,34

Lengkeng 110 0 110 19,50 80,50 69,00 0,90 0,10 21,45 0,19 0,02 14,80

Markisa 50 0 50 35,30 64,70 144,00 3,50 1,20 17,65 0,62 0,21 25,42

Melon 120 0 120 15,00 85,00 53,00 1,70 0,40 18,00 0,31 0,07 9,54

Pepaya 100 0 100 13,30 86,70 46,00 0,50 0,00 13,30 0,07 0,00 6,12

Pir 90 0 90 12,40 87,60 44,00 0,40 0,20 11,16 0,04 0,02 4,91

Pisang 600 0 600 34,20 65,80 120,00 1,20 0,20 205,20 2,46 0,41 246,24

Selada 130 0 130 5,20 94,80 18,00 1,20 0,20 6,76 0,08 0,01 1,22

Telur 110 0 110 25,70 74,30 154,00 12,40 10,80 28,27 3,51 3,05 43,54

Terong 50 0 50 7,30 92,70 28,00 1,10 0,20 3,65 0,04 0,01 1,02

Timun 80 0 80 2,10 97,90 8,00 0,20 0,20 1,68 0,00 0,00 0,13

Tomat 40 0 40 7,10 92,90 24,00 1,30 0,50 2,84 0,04 0,01 0,68

Wortel 60 0 60 10,10 89,90 36,00 1,00 0,60 6,06 0,06 0,04 2,18

Total 2490 0 2490 295,40 1704,60 1137,00 34,10 17,30 455,10 8,70 4,26 419,80

(28)

Gambar

Gambar 1 Owa jawa di kandang 1 (pertama)
Tabel 1  Frekuensi aktivitas harian owa jawa di PPS TMR
Tabel 2  Frekuensi aktivitas makan owa jawa di PPS TMR
Tabel 4  Status gizi owa jawa di PPS TMR

Referensi

Dokumen terkait

Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia 259 Evaluasi pelaksanaan tahap Input yang terdiri dari 5M (Man, Machine, Method, Money, Materials),

Pada analisis kadar air biji panili dengan metode Calcium carbida didapat data sebagai berikut.:.. Berat biji panili = 125 gr Volume gas asetilen yang terbentuk =

mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua veriabel.Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya,

[A cikk részben az Europa ismertetését foglalja össze Toldy Ferenc A magyar költészet története cím ű munkájának német fordításáról, részben a következ ő

Judul Tesis : Pengaruh Partisipasi Pemakai Sistem Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen Puncak, dan Pendidikan dan Pelatihan pada Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Berbagai masalah yang dibahas meliputi Metafungsi bahasa, Konteks sosial, Pola Hubungan Metafungsi dan Konteks Sosial teks dan serta Kearifan budaya lokal Tradisi

bassiana dengan bahan pembawa EKKU steril umur simpan 1 bulan, tidak berbeda nyata dengan bioinsektisida B.. bassiana dengan bahan pembawa campuran dedak

Hasil kajian juga telah menunjukkan bahawa nilai pekali penyerapan bunyi sabut kelapa akan meningkat pada frekuensi-frekuensi rendah apabila dilapisi dengan plat berlubang yang