1. USULAN INDONESIA DITERIMA DAN DISAHKAN s セebagai@ 1 RESOLUSI SIDANG DEWAN KESEHATAN DUNIA KE40
2. MENTERI KESEHATAN TETAPKAN 100 RUMAH SAKIT RUJUKAN 4 FLU BURUNG
3. DAFTAR NAMA 100 RUMAH SAKIT RUJUKAN 6
PENANGGULANGAN FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)
4. PROSEDUR KLAIM RUMAH SAKIT PENGGANTIAN BIAY A 13 PENANGANAN PASIEN FLU BURUNG
5. OBAT RAKYAT, MURAH DAN BERKUALITAS 16
6. APOTEK RAKYAT, AKSES MUDAH MENDAPATKAN OBAT 18
7. INTERNATIONAL HEALTH REGULATION 2005 (IHR 2005) 21 BERLAKU EFEKTIF 15 JUNI 2007
8. KUMULATIF PENDERITA FLU BURUNG DAR120052007 23 MENCAPAI100 ORANG
Release Departemen Kesehatan RI, Pusat Komunikasi Publik
Al':
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah diterbitkannya Buku Kumpulan Informasi Terkini Program Kesehatan.
Penyusunan buku Kumpulan Informasi Terkini Program Kesehatan dalam rangka penyebarluasan informasi melalui berbagai release berita tentang pelaksanaan programprogram kesehatan terkini disampaikan kepada para pengelola program bidang kesehatan baik di pusat maupun daerah.
Dalam buku ini dilampirkan lembar isian penyebaran informasi kesehatan , sebagai sarana untuk mendapatkan release berita kesehatan terkini secara berkala dan informasi lain dari Pusat komunikasi Publik, Setjen Departemen Kesehatan RI.
Harapan kami semoga buku kumpulan informasi ini bermanfaat bagi semua pihak, kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
セM N
I
t. • •: r I .
.. 'w ••• •• .. . . .. . ...
'i : ... .. .. .... ... .... .
. .. ... ... ... ... ... ... ... ... .. .. ... .
USULAN I'NDONESIA DITERIMA DAN DISAHKAN
SEBAGAI ROSOLUSI s セidang@ DEWAN KESEHATAN DUNIA KE-60
Usulan Indonesia tentang "Mekanisme Pertukaran Virus yang< Transparan dan Adil agar Memberikan Manfaat bagi Negaranegara Berkembang" atau Pandemic Influenza Preparedness: Sharing of Influenza Viruses and Access to Vaccine and Other Benefits" akhirnya secara aklamasi diterima dan disahkan sebagai Resolusi Sidang Dewan Kesehatan Dunia ( World Health Assembly
=
WHA ) ke 60 dalam Sidang Pleno tanggal 23 Mei 2007 di Jenewa Swiss. WHA merupakan badan pengambil kebijakan tertingw Badan Kesehatan Dun,ia (WHO) yang mengikat dan dipatuhi oleh seluruh negara anggota WHO.Menurut Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari , Sp. JP (K) , dalam jumpa pers Sabtu (26/5) sore di Gedung Depkes , Jakarta , resolusi ini diharapkan dapat mendorong dunia internasional untuk membang'un mekanisme sharing sampel yang transparan dan adil serta memberikan manfaat (benefit sharing) bagi negaranegara berkembang. Upaya yang sebelumnya telah dirintis Indonesia pada High-Level
Meeting on Responsible Practices for Sharing A vian Influenza Viruses and Resulting Benefitz yang diselenggarakan di Jakarta tanggal 2628 Maret 2007 akhirnya
mendapatkan dukungan luas pada Sidang WHA ke60 yang dihadiri 193 negara anggota.
Selain itu , Menkes anggota Dewan Board) WHO. merupakan
Indonesia untuk berperan secara aktif untuk memastikan terlaksananya
diinginkan Indonesia berkembang lainnya ,
Keberhasilan ini tak Pemerintah
Departemen menggalang
negaranegara lain . menyatakan bahwa Usulan Indonesia tentang "Mekanisme Pertukaran Virus yang Transparan dan Adil agar Memberikan Manfaat bagi Negaranegara Berkembang" secara aklamasi diterima dan disahkan sebagai Resolusi Sidang WHA ke 60.
Selain itu, Menkes RI ditunjuk menjadi anggota Dewan Eksekutif (Executive
Board) WHO. Hal ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk bersuara dan berperan secara aktif di dunia internasional untuk memastikan terwujud dan terlaksananya mekanisme yang diinginkan Indonesia dan negara berkembang lainnya.
karena dukungan banyak pihak . Dukungan penuh tidak
R'I ditunjuk menjadi Eksekutif (Executive Penunjukan ini kesempatan bagi I bersuara dan di dun,ia internasional terwujud dan mekanisme yang dan negara ujar Menkes.
lepas dari kerja keras Indonesia dan jajaran Kesehatan dalam dukungan dari Menkes juga resolusi ini berhasi'l saja diperoleh dari 23 negara yang menandatangani pernyataan tertulis mendukung draft resolusi Republik Indonesia yang umumnya berasal dari negaranegara berkembang, tetapi juga dari negaranegara maju dari Uni Eropa , Jepang , serta Australia, kata Siti Fadilah menambahkan.
Dengan disahkannya resolusi tersebut, kata Menkes, diharapkan di masa mendatang terdapat jami nan bahwa kerja sama sharing sampel virus dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya kepada negaranegara berkembang serta dihormatinya kedau latan dan harga diri negara asa l virus yang telah memberikan sumbang an besar terhadap upaya global menangani ancaman pandemi influenza . " Jangan sal11pai nantinya negara asal vi rus malah kesulitan mengakses obat dan vaksin ", uj ar Menkes.
Melalui Resolusi yang, telah dibahas dalam 12 sesi sidang working group dan Komite A yang sangat sulit dan se ringkal i men emukan j alan buntu, negaranegara anggota WHO sepakat untuk melakukan perubahan mendasar terhadap Global
Influenza Surveillance Network (GI SN) yang sela ma 50 tahun din ilai Menkes tidak
transparan dan tidak adil. Negaranegara angg ota W HO sepakat mengenai perlunya upaya penyempurnaan standar dan persyaratan pertukaran be rbagai jenis virus antara negara asal virus dengan Collaborating Centers WHO dan pihak lain, memperbaiki Kerangka Acuan atau Terms of Reference W HO Collaborating
Centers serta mengkaji ulang semua dokumen terkait atas dasar saling percaya dan
transparansi, Menkes menambahkan.
Negaranegara
sepakat untuk kerangka kerja dan atau keuntungan yang secara adil dan setara, terhadap vaksin , harga terjangkau,
kapasitas negara-khususnya penelitian, produksi vaksin , serta distribusi vaksin yang negaranegara
Menkes.
Menurut Menkes, menyusun kerangka tersebut, negara
Anggota W H O sepakat me/akukan perubahan mendasar terhadap
Global Influenza Sur veIllan ce Network yang sudah berja/an 50 tahun dinilai tidak transparan dan tidak adi/' juga sepakat membangun kerja sama dan pengaturan manfaat yang adi/ dan setara, termasuk akses terhadap vaksin, harga vaksin yang terj angkau, pembangunan kapasitas negaranegara berkembang khususnya pene/itian, teknologi dan produks i vaksin, serra
stockpiling dan distribusi vaksin yang
mengutamakan negara-negara berkembang.
anggota W HO juga membangun pengatu ran manfaat bisa didapatkan terma suk akses vaksin yang pembang unan negara berkem bang teknologi dan
stockpiling dan
mengutamakan berkemban g , ujar
dalam upaya kerja dan mekanisme nega ra anggota WHO sepakat untuk menye lenggarakan Inter-Governmental Meeting yang akan dihadiri oleh seluruh neg aranegara anggota WHO pada bulan Oktobe r 2007di Indonesia . Pertemuan tersebut akan didahului dengan Inter-Disciplinary Working
Group para ahli dan pengambil kebijakan dari sejumlah negara (4 negara setiap
kawasan) untuk me mba has mekan isme sharing sample virus dan perubahan TOR
WHO Collaborating Centers, serta Dirj en W HO akan membu at kajian mengenai
mekanisme benefit sharing, sebagai bahan masukan untuk Inter-Governmental Meeting.
Release Deparlemen Kesehatan RI Pusat Komu nikasi Pub lik 2
Resolusi tentang pertukaran virus ini juga memberikan pengakuan terhadap prinsip-prinsip hak kedaulatan negara terhadap sumber daya hayati, prinsip-prinsip permintaan ijin kepada negara asa l virus , dan penghormatan terhadap hukum nasional, kata Menkes .
Menkes menegaskan, dalam pembahasan resolusi yang diusulkan Indonesia telah mendapatkan dukungan luas dari 23 negara co-sponsor ya itu : Malaysia , Timor-Leste, Iran , Irak, Kuba, Sudan, Korea Utara, Myanmar, Saudi Arabia , Maldives, Peru , Brunei Darussalam, Algeria, Qatar, Laos, Solomon Islands, Kamboja, Vietnam , Bhutan, Kuwait, Bolivia, Pakistan dan Palestina.
Pad a pemba hasan di working group, usulan Indonesia juga telah mendapatkan dukungan luas dari negara-negara-negara berkembang lain nya, seperti Brazil , Thailand , Kenya, China serta beberapa negara maju, khususnya negara-negara Uni Eropa dan Australia . Pembahasan isu ini juga mendapatkan perhatian khusus Direktur Jenderal WHO, Dr. Margaret Chan dan Presiden W HA ke-60, Jane Halton , serta sej umlah Menteri Kesehatan yang terlibat langsung dalam diskusi, tam bah dr. Siti Fadilah Supari.
Keberhasilan Indonesia dalam mengupayakan mekanisme peng irima n virus yang adil dan transparan juga tidak terlepas dari besarnya dukungan dan simpati negara-negara anggota WHO terhadap kepemimpinan Menkes RI yang sej ak lama mengangkat isu ketidakadila n mekanisme GISN selama ini pada berbagai forum di dalam negeri mau pun di dunia internasional.
Dalam WHA tahun ini dihasilkan dua resolusi utama, ya itu Kesiap-siagaan Pandemi Influenza dan Kesehata n Masyarakat, Inovasi dan Hak Kekayaan Intelektual. Jumlah resolusi yang dihasilkan WHA tahun ini merupakan jumlah terbanyak sepanjang dilaksanakannya W HA. Pada sidang W HA ke-60 tahun ini , telah disahkan 16 resolusi, di antaranya tentang manajemen WHO.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Setjen Depkes. Untuk informasi lebih lanjut dapat me ngh ubungi tel. 021-52907416-9 /faks: 021-5223002 dan
52960661 , atau e-mail puskom.depkes@gmail.com dan puskom .publik@yahoo .co.id .
3
Release Oepartemen Kesehatan RI Pusat Komunikasl PubJik
MENKES TET APKAN 100 RUMAH SAKIT RUJUKAN FLU BURUNG
Mengingat kasus flu burung meningkat dengan cepat selama periode akhir tahun
2005 hingga tahun 2007, Departemen Kesehatan memandang perlu untuk menambah jumlah rumah sakit rujukan flu burung. Hal itu berkait dengan perkembangan isu internasional dan nasional mengenai penyakit flu burung yang dikhawatirkan menjadi pandemi (penulara n yang sangat cepat). Menteri Kesehatan melalui Keputusan No : 414/Menkes/SKJIV/2007 tanggal 10 April 2007 menetapkan
100 rumah sakit rujukan penanggulangan flu burung (Avian Influenza) . Ke -100 RS rujukan dimaksud terdiri dari 44 rumah sakit rujukan lama dan 56 rumah sakit baru sebagai tambahan (daftar selengkapnya dapat dilihat pada sisipan).
Sebelumnya Menteri Kesehatan melalui Keputusan Nomor
1371/Menkes/SKJIXl2005 menetapkan 44 rum ah sakit sebagai rujukan dalam menangani kasus flu burung . Data flu burung pada manusia sampai dengan 14 Juni 2007 telah menyebar ke 39 kabupaten/kota di 11 Propinsi dengan ;umlah kasus
secara kumulatif sejak 2005 - 2007 mencapai 100 positif, 80 orang diantaranya meninggal dunia.
Rumah sakit rujukan berfungsi untuk memberikan pelayanan rujukan pasien dan rujukan spesimen yang berkualitas sejak tahap promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Juga mengembangkan program pendidi'kan dan pelatihan mengenai penanggulangan flu burung. Sel'ain itu , rumah sakit diminta menyempurnakan pencatatan dan pelaporan sebagai dasar epidemiologi flu burung.
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Flu Burung dimaksud, diharuskan melengkapi sarana, prasarana , dan Sumber Daya Manusia sesuai dengan standar nasional dan internasional. Seluruh biaya yang berkaitan dengan permasalahan tersebut dibebankan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan sumber _ sumber dana lain yang tidak terikat.
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Flu Burung juga diminta agar memberikan laporan secara periodik kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Release Oepartemen Kesehata n RI Pusat Komunikasi Publik
/
DAFTAR NAMA 100 RUMAH SAKIT RUJU KAN PENANGGULANGAN FLU BURUNG (AV IAN INFLUENZA)
NO NAMA RS ALAMAT
I
1 Nanggroe Aceh Darussalam
1 RS U Dr. Za inoel
A bidin Banda Aceh
Jln . Tgk . Oaud Beureueh No . 1 08
Banda Ace h Telp. : 0651 - 22077/28148
2 RSU Cut Meutia .
Lhokseumawe
JI. Banda Aceh -Medan Km .6 Buket
Lhokseumawe Telp . 0645-4301 2
Rata
2 Sumatera Utara
3 RSU H. Adam
Ma lik Medan
Jln . Bunga Lau No. 17
Telp . 061 - 836038 1 ; Fax : 061 - 8360255
4 RSU Kab anjahe
..
JI. KS Ketaren 20 Kabanjahe
Telp. 0628-20012/20550
5 RSU Pematang
Sianta r
JI. Sutomo No . 230 P. Siantar
Telp 0634-21780
6 RSU Tarutung JI. Bin Harun Said Tarutun g
Telp . 0633-21303
7 RSU Padang
Sidemp uan
JI. Dr FL Tobing Pd Sidempuan
Telp . 0634- 21251/2 1780/21780
3 Sumatera Ba rat
8 RSU Dr. M. Jamil
Pada ng
JI. Perintis Kemerdekaan , Pada ng
Telp . 0751 - 32372
9 RSU Dr. Achmad Mochtar
J I. Dr A Rivai Bukittinggi
Telp . 0752-21720
4 Riau
10 RSU A rifi n Ahmad
Pekan Baru
J I. Diponegoro No. 2, Peka n Baru
Telp. 0761 -21648 /21657 /2341 8/855702. Faks :
20253
11 RS U Kab Karimun JI. Poras No. 1 Tg .Balai Kari m un
Te lp. 0771 -327808
Release Departemen Kesehatan RI PUSBt Komunikasi Pubfik 5
NO NAMA RS ALAMAT
12 RSU Tanjung JI. Sud irman No. 795, Tanjung Pinang Pinang Telp. 0771 - 21 163
13 RSU Puri Husada ! JI. Veteran No. 52, Hilir Tembilahan
I
I
Telp. 0768-221 18/2212 1 14 RSU DumaiI
JI. Tanj ung Jati No.4 DumaiI
Tel p. 0762 - 383685 Kepulauan Riau
15 RS Otorita Batam JI. Dr. Cip toma ngunkusumo, Sekupang Batam Telp. 0778- 322046, Faks: 327629
6 Jambi
16 RSU Raden JI. Letjend . Soeprapto No. 31 Telanaipura Jambi
Mattaher Jambi Telp. 0741 - 61 692 7 Sumatera Selatan
17 RS U Dr. M. Hoesin JI. Jendra l Sud irman Palembang 3012 Km . 3,5 Palembang Telp. 0711-3540 88 ext. 801, Faks: 351318
18 RSU Lubuk JI. Yos Sudarso Lubuk Linggau Linggau Te lp. 0733 - 321013
19 RSU Kayu A9un9 JI. Raya Lintas Timur Kec. Kota Kayuagung Telp . 0712 - 323889
20 RSD Kab. Lahat
I
JI .Mayor Ruslan I No 28 Lahat Telp. 07 31 - 3217858 Bangka Belitung
21 RSU Tanjungl JI. Melati Tanjung Pandan Pandan Telp. 07 19 - 21 071, Fax: 22190
22 RSU Pangkal JI. M. Syafrie Rachman I Pinang Telp. 07 17 - 421324
9
Bengkulu23 RS U Dr.M. Yunus JI. Bh aya ngkara Sidomulyo Bengkulu Bengkulu Telp. 0736 - 52004/52008
6
Release Oepartemen Kesehatan RI Pusat Komunikasi Publlk
•
NO NAMA RS ALAMAT
24 RSU Arg a Makmur JI. Siti Khadija h Arga Makmur,
Bengkulu Utara Telp. 0737 - 521118 25 RSU Manna JI Fatmawati Soekarno 31 Manna
Telp. 0739 - 21118
10 Lampung
26 RSU Abdul JI. Dr. Rivai NO . 6 Tj. Karang, Lampung 35112 Moeloek Telp. 0721 -703312 , Faks: 5028735
27 RSU Kaliand a JI. Lettu Rohani No.14B Kalianda Telp. 0727 - 322160
28 RSU Mayjend HM JI. Jend Su dirman No.2 Kotabumi Ryacudu Telp. 0724-22095
29 RS U Ahm ad Yani JI. Jend A Yani Metro Telp. 0725 - 41820
11 OKI Jakarta
30 RSPI Dr. Sulianti JI. Baru Sunter Perma i Raya - Jakarta 14340 Saroso Phone 021 -6506559 Fax 021-6401411
31 RSU Persahabatan Jln. Persahabatan Raya No.1 Jakarta 13320 Telp . 021 -4891708/4891 74 5, Faks : 471 1222 32 I RSPAD Gatot
I
SobrotoJI. Dr A Rah man Saleh No 24 Jakarta Pusat Telp . 021 - 37100 8
12 Jawa Barat
33 RSU Dr. Hasan JI. Pasteur No. 38 Bandung Sadikin Bandung Telp . 022-2032533 /203 2216
34 RSU Dr. Siamet JI. Rumah Sakit No. 1 0 Garut
Garut Telp. 0262 - 232720
35 RSU Gunung Jati JI. Kosamabi No 56 Cirebon Cirebon Telp . 023 1 - 206330
36 RSTP Dr. H.A. JI. Bukit Jarian No 40 .Band ung Rotinsulu Bandung Telp. 022 - 231427
37 RSU RSyamsudin, JI. Rumah Sakit No.1 K Sukabumi SH Sukabumi Telp . 0266 - 225180
.
NO NAMA RS ALAMAT
. .
38 RSU Indramayu JI. Rumah Sa kit No.1 Indramayu
Telp.
0234-272655/2 2655
39 RSU Subang JI. Brigjen Katamso No.37 Subang
Tel p. 0260 - 411421 13 Santen
·40 RSU Serang JI. Ru mah Sakit No.1, Serang Telp . 0254-200829 Faks: 200724 41 RSU Tangerang JI. Ahmad Yani No. 9 Tangerang
Te lp. 021 - 5523507, Fax: 5527104 14 Jawa Tengah
42 RSU Dr. Kariadi
I
Jln . Dr. Sutomo No. 16 Semarang 50231 Semarang Tel p : 024 - 84 13993 ,84 1347643 RSU Dr. H. JI. Laut 21 , Kendal
,
Soewondo Te lp. 0294-81433 18
44 RSU Dr. Moewardi JI. Kol Sutarto 132, Surakarta 57126 Telp. 0271-634634 , Faks: 637412
45 RSU Banyumas JI. Ruma h Sakit No.1, Banyumas Telp. 028 1-96031 , Faks: 96182 46 RSU Kudus JI. Dr. Lukmonohadi No 19 Kudus
Telp. 0291 - 43 183 1
47 RSU Dr. H RM JI. Dr. Sutomo No 63 Slawi Soeselo W Telp. 0283 -4910 16
48 RSU Pekalongan JI. Veteran 31 Pekalongan Telp . 0285 - 421621
49 RSU Tidar JI Tidar No 30 A Magelang Telp . 02 93-3622 60
50 RSU Prof. Dr. JI Dr Gumbreg No 1 Purwokerto Margono Soekarjo Telp . 028 1-632708
51 RSU Dr Suraji JI Dr Soeradj i T No. 1 Klaten Tirtonegoro Tel p. 0272-32 1041
NO NAMA RS ALAMAT
15 DIYogyakarta
52 RSU Dr. Sardjito JI. Kesehatan 1 Sekip)ogjakarta
Telp . 0274-587383/515408 53 RSU Panembahan JI Dr Wahidin S H Bantul
Senopati Bantul Telp . 0274-367381/367506
16 Jawa Timur
54 RSU Dr. Soetomo Jln. Prof. Dr. Moestopo No.6 - 8 Surabaya
Tel p. 031-5501006/5501078/5501149 55 RSU Dr. Saiful JI. Jaksa Agung Suprapto No. 2 M a I a n 9
Anwar Telp. 0341-35210, Faks : 359384 56 RSU Dr. Soebandi JI. Dr. Soebandi No.1 Jember 68111
Telp. 0331-487441
57 RS Dr R Koesma JI Dr W S Husodo Tuban No.800
Tuban Telp. 0356-321010/32109, Faks: 324419 58 RS Dr S JI Dr Wahidin 38 Bojonegoro
Ojatikoesoemo Telp . 0353-881193
59 RS Pare JI Pahlawan Kusuma B I Pare Telp. 0354-391718
60 RS Blambangan JI Istiqlah No 49 Banyuwangi Telp . 0333-421118
61 RS Dr Soedono JI Sumbawa No 6, Madiun 63116
Telp.0351-20324325
17 Bali
62 RSU Sanglah JL. Oiponegoro Oenpasar, Bali
Telp . 0361-227911 , Faks: 224206 63 . RSU Tabanan JI Pahlawan No 14 Tabanan
Telp . 0361-811027
64 RSU Sanjiwani
I
JI Ciung Wenara No 2 Gianyar Gianyar Telp.0361-943020NO NAMA RS A LAMAT
18
Nusa Tenggara Barat65 RSU Mataram JI. Pejanggik No.6 Mataram 83121 Telp. 0370-623796
66 RSU Raba JI Langsat No 1 Raba Ka b Bima Telp. 0374-43142
67 RSU Dr R Sudjono JI Prof M Yamin SHNo.55 Selong Telp . 0376-21118
68 RSU Praya JI Basuki Rahmat No 11 Praya Telp . 0370-654007
19
Nusa Tenggara Tim ur69 RSU Prof. Dr. WZ JI. DR . Moch. Hatta No. 19 Kupang Johanes Telp. 0380-832892
70 RSU Dr TC Hillers JI Kesehatan Maumere Telp.0382-21617 Fax. 21 314
20
Kalimantan Barat71 RSU Dr. Sudarso JI. Adi Sucipto Pontia nak
Telp. 0561 -732077 Fax : 732077 72 RSU Dr Abdul Aziz JI Dr Soetomo No 28 Singkawang
Tel p. 0562-631748 73 RSU Sintang JI. Pattimura Sintan
Telp. 0565-22022 , Faks: 23691
21
Kalimantan Tengah74 RSU Dr. Doris JI. Tambun Bungai No.4 Palangkaraya Sylvanus Tel p. 0536-21717 ; Fax. 29194
75 RSU Dr Murjani JI H M Arsyad No 65 Sampit
Sampit Telp.0531-21010
22
Kalimantan Selatan76 RSU Ulin Jl. Jend . A.Yani 79 Banjarmasin Telp. 0511 -2180 ; Fax. 252229 77 RSU H Boejasin JI. A.Syahrani Pelaihari
Pelaihari Telp. 0512-21082
NO NAMA RS ALAMAT
23
Kalimantan Timur78 RSU Tarakan JI. Merapi I Ta rakan
Telp. 0551-21720 ; Fax. 21116 79 RSU Dr. Kanujoso
Djatiwibowo
JI. MT Haryono Ring Road Balikpapan Telp. 0542-873901 -874 156
80 RSU H A Wahab Sjahranie
JI Dr Soetomo Samarinda Telp. 0541 -738 118
81 RSU Kota Bontang JI A Ya ni Rt 11 Bontang Telp. 0548-2 1256 82 RSU Pang lima
Sebaya
JI Ci ptomang unkusumo No.2 T Grogot
054 3-211 18/2136 3
83 RSU Tanjung Selor JI Cendrawasih Tanjung .Selor
Telp. 0552-22782/2 1292, Fax: 22667
24
Sulawesi Utara84 RSU Prof. DR. RD Kandou
JI . Raya Tanawangko Telp . 04 3 1-85 3 191 /853 193
85 RSU Dr Sam Ratulangi
Kel. Luaan, Kec. Tondano Timur, Minahasa Telp. 043 1-321 172
25
Gorontalo86 RSU
Prof.Or.H.Aloei Saboe
JI. S. Batutihe No. 7 Gorontalo Telp. 04 35-821019,
Fax. 821019
26
Sulawesi Tengah87 RSU Undata JI. Dr. Suharso 14 Palu 94111 Te lp. 0450-2 1270-21370 88 RSU Luwuk Jllmam Bonjol No 14 Luwuk
Telp. 046 1-21820-21470 89 RS
MokopidoToli-Toli
JI La noni Toli-Toli Telp . 0453-21300
90 RSU Kolonedale JI W Mong insidi 2 Kolonedale Telp. 0465-2 1010
NO NAMA RS ALAMAT
27
I Sulawesi Selatan91 RSU Dr. Wahidin JI. Peri ntis Kemerdekaan Km . 11, Makassar
Sudirohusodo 90245 . Telp . 04 11 -510675; Fax. 510676
92 RSU Andi JI. Nurussamawati 3 Pare-pare Makassar Pare- Telp. 042 1-2 1823
pare
93 RSU Lakipadada JI Pongtiku Mandetek Tn Toraja
t Tana Toraja Telp . 0423-22264
94 RS Islam Faisal JI AP Pettarani Makassar Telp .04 11-871942
95 RS Akademis JI Bulusaraung No 57 Makassar Jaury Telp . 0411 -31734 3
96 RSU Sinjai JI Jend Sudirman No 47 Sinjai Telp . 0482-21132
28
Sulawesi Tenggara97 RSU Kendari JI. Dr. Sam Ratulangi No. 151 Kendari Telp.040 1··32 1733
29
Maluku98 RSU Dr. M JI. Dr. Kayadoe Ambon 97116 Haulussy Ambon Telp. 09 11 -344871
30
Maltuku Utara99 RSU Chasan JI. Tanah Tinggi Ternate
Basoeri T ernate Telp . 092 1-21 281, Fax; 217777
31
Papua100 RSU Jayapura JI. Kesehatan lOok II Jayapura 99112 Telp . 0967-33516/33616
PROSEDUR KLAIM RUMAH SAKIT
PENGGANTIAN BIAYA PENANGANAN PASIEN FLU BURUNG
Saat ini salah satu penyakit yang mengancam hak fundamental masyarakat untuk hidup sehat adalah penyakit Flu Burung. Penyakit ini menyerang sistem pernafasan dengan angka kematian yang sangat ti ngg i, penyebabnya adalah virus influenza A subtipe H5N 1 (H= hemagglutinin; N= neu raminidase) yang pada umumnya menyerang unggas (burung dan ayam), nam un pada tahun 1997 infeksi Flu Burung tidak hanya menyerang ungg as tetapi juga menginfeksi manusia .
Flu Burung pada manusia pertam a ka li ditemukan di Hongkong pad a tahun 1997 dimana dari 18 orang penderita 6 orang meninggal dunia. Menurut data Oitjen P2PL Oepkes per tanggal 14 Juni 2007, jumlah kasus konfirm (positif) flu burung secara kumulatif sejak tahun 2005 - 2007 mencapai 100 orang , 80 orang diantaranya meninggal dunia (angka kemati anl CFR : 80%).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas , Menteri Kesehatan RI melalui Keputusan Nomor: 1371/Menkes/SK/IXl2005 telah menetapkan 44 Rumah Sa kit sebagai rujukan dalam menangani pasien-pasien flu Burung dan menetapkan pe nyakit ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Seiring perkembangan kasus flu burung yang semakin mengkawatirkan, melalui Keputusan Menkes No. 414/Menkes/SKlIV/2007 telah ditetapkan 100 rumah sa kit sebagai rumah sakit rujukan flu burung ( daftar 100
rumah sakit rujukan dapat dilihat pad a sisipan).
Sehubungan dengan hal tersebut Oepartemen Kesehatan telah mempersiapkan secara bertahap Rumah Sakit Rujukan Flu Burung baik dari segi sarana (peralatan medis, bahan habis pakai dan obat-obatan), prasarana (ruang isolasi), maupun peningkatan SOM yang terampil. Pembiayaan perawatan pasien terma suk biaya rujukan dan pemulasaran jenazah merupakan hal yang sangat penting untuk ditata secara baik, mengingat tingginya biaya yang dibutuhkan selama pasien dirawat di rumah sa kit.
Untuk meringankan beban biaya masyarakat penderita flu burung diperlukan langkah-Iangkah kebijakan pembebasan biaya pasien flu burung. Oal'am Keputusan Menkes No . 756/Menkes/SKlIX/2006 tersebut, pembebasan biaya dimaksud berlaku bagi pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan flu burung. dan rumah sakit non rujukan flu burung (pemerintah maupun swasta) yang menerima pasien sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan flu burung.
Pembebasan biaya meliputi : l. Biaya administrasi
2. Biaya pelayanan dan perawatan di UGD, Ruang isolasi, Ruang leu dan jasa dokter
3. Pemeriksaan penunjang ( pemeriksaan
laboratorium dan radiologi)
4. Obat-obatan dan bahan habis pakai 5. Biaya rujukan dan
6. Pemulasaran Jenazah (peti jenazah ,
"transportasi dan penguburan)
Pembebasan biaya berlaku untuk:
1. Pasien suspek flu burung sam poi hasil
pemeriksaan Lab peR negatif (-)
2. Pasien suspek flu burung dengan hasil
pemeriksaan Lab peR positif (+) sampai dinyatakan sembuh atau peR (-)
3. Pemulasaran jenazah
Rumah sakit yang menangani pasien flu burung dapat mengajukan penggantian biaya ( klaim biaya) kepada Departemen Kesehatan dengan mengacu pada prosedur sebagai berikut :
1. Direktur Utamal Direktur Rum ah Sakit yang merawat penderita membuat permohonan penggantian biaya pengobatan bagi pasien Flu Burung kepada Departemen Kesehatan, Cq : Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar Gedung Departemen Kesehata n Lt. V Blok B ruang 508 Jln. HR. Rasuna Said X5 Kav. 5-9 Jakarta Selatan 12950 Telp: 021-5222430 Faks : 021-5222430, 021-52902046 . Dengan melampirkan bUlkti-bukti lengkap dan asli sesuai prosedur administrasi yang berlaku bagi pengelola keuangan negara.
2. Mengisi Formulir Pasien penderita Flu Burung yang diketahui oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat dalam rangkap 3 (tiga) asli (contoh terlampir).
3. Penulisan kuitansi dalam rangkap 3 asli (contoh terlampir) .
4 . Melampirkan fotokopi medical record paslen.
5. Melampirkan obat dan bahan habis pakai yang digunakan.
6 . Pemeriksaan Laboratorium dan radiologi didasarkan atas indikasi medis semata dan atas permintaan dolkter yang merawat. 7. Biaya rujukan disesuaikan oleh jarak asal
rujukan ke Rumah Sakit rujukan dengan memperhatikan azas kewajaran.
8. Penggunaan obatobatan dan bahan habis pakai mengacu pad a pedoman penatalaksanaan Flu Burung di Sarana Pelayanan Kesehatan yang dikeluarkan Departemen Kesehatan.
9. Seluruh berkas akan diverivikasi dan selanjutnya bila sudah sesuai dengan prosedur administrasi yang berlaku akan dibayarkan kepada Rumah Sakit yang mengajukan klaim tersebut.
10. Bagi RS non Rujukan yang menerima pasien suspek Flu Burung, agar sesegera mung kin merujuk ke RS Rujukan Flu Bmung setempat.
Dengan terbitnya pedoman ini diharapkan pengajuan klaim biaya ke Departemen Kesehatan tidak mengalami hambatan .
CONTOH FORM
FORM 1:
RE KAPITU LASI PASIEN PENDERITA f LU BURUNG
Propinsi
Kabupaten/ Ko ta Rumah Sakit
No_
!
frIIIMII,..,......::.
-Tow.
u....
...
l.f'-
....
J_
-
LA- -
...
-
-
-
...
I<£T... .. .. ... .... .. ... , ... ... .. 200 ... .
Mengetahui Direktur RS ... ... ...
Kepala Dinas Kesehatan .... ... .... ... .
(. .. .... .... .. .. .... .. ... .... ... ... ....) (
... .... ... .. .. ...
)FORM 2 CONTOH
SUDAH TERIMA DARI : ( kosongkan saja ) BANYAKNYA UANG
UNTUK PEMBA YARAN : Penggantian biaya perawatan pasien penderita flu burung di RS . .. ... .. .... ..
Jumlah : Rp ... .. .. .. .
Direktur Ru mah Sakit .. .... . Materai Rp 6.000,
Tand a tangan I Stempel Nama jelas I NIP
Berita ini disiarkan oleh Pu sat Komunikasi Publik, Setjen Depkes. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi tel/faks : 021 5223002 dan 52960661 , atau email
puskom.depkes@gm ail. com dan puskom.publik@yahoo.co.id .
OBAT RAKYAT, MURAH DAN BERKUALITAS
Untuk mencapai vi si " Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat ", Departemen Kesehatan berpega ng pada lima nilai yaitu Berpihak pada rakyat, Bertindak cepat dan tepat, Kerj a sama tim , Integritas yang tinggi serta Transparan dan aku ntabel. Implementasi dari nilai "Berpihak pada rakyat" diantaranya adalah program pelayanan kesehatan masyarakat miskin atau Askeskin , penurunan harga obat generik, Apotek Rakyat dan Obat Rakyat, Murah dan Berkualitas
Obat merupakan unsur penting dalam pelayanan kesehatan . Diperkirakan biaya obat da lam pelayanan kesehatan mencapai kisaran 30% dari keseluruhan biaya pengobatan . Karena itu, setiap terjadi kenaikan harga obat, maka biaya pelayanan kesehata n akan semakin meningkat pula, begitu pula sebaliknya kalau harga obat turun maka akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin mudah dan terja ngkau.
Dalam Kebijakan Obat Nasional disebutkan antara lain bahwa pemerintah bertanggu ng jawab atas ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan obat esen sial. Oleh karena itu pemerintah melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian obat. Pelaku usaha (perusahaan farmasi) bertanggung jawa b atas mutu obat, sedangkan masyarakat berhak mendapatkan informasi yang be nar tentang obat
Mengapa diluncurkan obat rakyat, murah dan berkualitas
?
Walaupu n obat generik harganya murah, tetapi dijual dalam kemasan yang besa r. Obat ini hanya bisa diperoleh mela l i sarana kesehatan seperti Puskesmas dan apotek rumah sakit. Pad ahal masyarakat yang menderita sa kit rin gan tentu tidak harus pergi ke dokter ata u sarana kesehata untuk mengobati penyakitnya. Masyarakat dapat juga mengobati sendiri (self medication) penyakitnya dengan obat yan g murah dan terjangkau harganya. Karena itu pemerintah dalam hal in i Menteri Kesehatan telah menginisiasi obat generik tak berlogo dalam kemasan ya ng keci l dengan nama "Obat Rakyat, Murah dan Berkualitas" . Dalam setiap kemasa n (strip) berisi 2 hingg a 10 tablet tergantung dosisnya. Harganya setiap strip sama yaitu Rp 1.000 ,- (seribu rupiah).
Harga tersebut sudah termasuk pajak pertambahan nilai (PPN). Ini merupaka n harg a eceran tertinggi untuk seluruh wilayah Indonesia. Untuk tingkat pengecer akan diberikan ma rgin (keuntungan) sebesar 20% dan pihak distributo r/sub distributor diberikan margin 10%.
Obat Rakyat, Mu rah dan Berkualitas diluncurkan oleh Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) dengan didampingi Direktur Utama PT Indonesia Farma Drs. Syamsul Arifin , dan Ketua GP Farmasi Drs . Anthony Sunarjo, MBA pada tang gal 8 Mei 2007 ya ng laiu di Kantor Departemen Kesehatan . Untuk perta ma kali obat ini diprod uks i oleh BUMN PT Indonesia Farma Tbk (PT Indofarma).
Saat ini pendistribusian obat dilakukan oleh PT Indo Global Medika (anak perusahaan PT Indofarma) untuk daerah perkotaan dan PT Dosni Roha untuk pengecer di pelosok-pelosok tanah air.
PT Indofarma akan memproduksi 20 jenis obat untuk rakyat. murah dan berkua litas, tetapi pada awal baru 12 jenis. Obat ini merupakan obat generik tak berlogo , yang sifatnya hanya obat simptomatik yaitu mengatasi gejala penyakit. Obat tersebut menggunakan merek sesuai dengan gej ala penyakit yang bakal disembuhkan.
Ketersediaan obet.
Pada tahap awol , baru 12 je nis obat yang sudah siap didistribusikan adalah:
•
Indo Obat batuk dan flu•
Indo Obat batuk c a ir•
Indo Obat batuk berdahak•
Indo Obat sakit kepala•
Indo Obat Flu•
Indo Obat penurun panas anak•
Indo Obat penurun panas•
Indo Obat asma•
Indo Obat Cacing anak•
Indo Obat Cacing•
Indo Obat Mag•
Indo Obat Tambah darah memperoleh ijin edar dari Badan POM .Distribusi :
Obat ini dapat dibeli atau diperoleh selain di apotek-a potek di rumah sakit ma upun apotek umum juga d i pasar non panel ( warung , toko obat dan melalui dokter yan g menjalankan praktek dispensing ). Dispensi ng adalah pembe rian obat la ngsung oleh dokter kepada pasien saat berkonsultasi .
Kualitas.
Aspek khasi at, keamanan dan kualitas obat diawasi dengan ketat. Depkes dan Bad an POM seca ra ketat mengawasi industri farmasi yang memproduksi obat
In! sesuai pengaturan yang lazim
diterap kan secara internasional dan mengacu pada standar "good regulatory pra cti ces" . Ke-12 jenis obat ini telah
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Setjen Depkes. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghu bungi tel: 0252907416-9/faks: 02
1-5223002 dan 52960661, atau email puskom.depkes@gmail,com dan puskom.publik@yahoo.co.id.
APOTEK
RAKYAT,
AKSES MUDAH MENDAPATKAN OBATMenkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari Sp .JP(K), Selasa (3/3/2007), meresmikan Apotek Rakyat di Pasar Pramuka, Jakarta Pusat yang selama ini
、ゥォ・セ。ャ@
ュ。ウケセイ。ォ。エ@
sebagai tempat jua\ beli obat dengan harga yang murah. Namun dl pasar Inl , alur pendistribusian obat tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah . 8 anyak toko obat di pasar ini yang menjual obat keras yang seharusnya hanya dijual di apotek.
SYARAT PENDIRIAN ApOTEK RAKYAT
• Melengl?api syarat administrasi
• Mendapat ijin dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Dalam pengurusan ijin, tidal?
dil?enal?an biaya
• memilil?i apotel?er sebagai penanggung jawab dan dapat dibantu oleh asisten apotel?er
• Dalam memberil?an pelayanan I?efarmasian, Apotel? Ral?yat harus mengutamal?an obat generil?
• tidal? boleh melal?ul?an peracil?an
• dilarang menjual obat-obatan narl?otil?a dan psil?otropil?a
• dilarang menyerahl?an obat dalam jumlah besar
• memilil?i sarana dan prasarana berupa I?omoditi, lemari obat, lingl?ungan yang terjaga I?ebersihannya
• harus mudah dial?ses masyaral?at serta memilil?i bangunan yang dapat menjamin obat atau perbel?alan I?esehatan lainnya bebas dari
pencemaran atau rusal? al?ibat debu, I?elembaban dan cuaca.
.
Oalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 284/Menkes/Per/lll/2007 tanggal 8 Maret 2007 tentang Apotek Rakyat , disebutkan bahwa Apotek Rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan kefarmasian yaitu penyerahan obat dan perbekalan kesehatan tetapi tidak boleh mela kukan peracikan .
Apotek Rakyat didirikan untuk melindungi masya rakat dari penggunaan obat-obat palsu, obat kadaluarsa, dan obat yang tidak jelas asal-usulnya serta mencegah penyalahgunaan obat. Oi samping itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan penertiban peredaran obat-obatan di sentra-sentra perd agangan yang selama ini telah dilakukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (PaM) .
Penerapan kebijakan pemerintah mengenai Apotek Rakyat disambut baik sejumlah pemilik toko obat di Pasar Pramuka , pasar obat yang selama ini disebutsebut sebagai pasar obat gelap terbesar di Asia Tenggara .
"Lebih enak jadi apotek seperti In!. Sekarang kita bisa berdagang dengan tenang, tidak khawatir ada sidak dan penggerebekan lagi," kata Mahizal, salah satu pemilik Apotek Rakyat Mutiara di Pasar Pramuka.
Meski harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar apoteker dan pajak, laki-lakl asal Pad.ang, Sumatera Barat itu mengaku senang karena setelah status toko obatnya men!ngkat menjadi Apotek Rakyat dia bisa menjual obatobatan daftar G.
"Kalau hanya jual obat bebas saja omzetnya sedikit, tapi kalau obat yang diresepkan dan obat daftar G, lebih besar," kata Fitri , Asisten Apoteker yang bekerja di Apotek Rakyat Mutiara .
Seperti Mahizal, pemilik Apotek Rakyat New Doisin di Pasar Pramuka, Hj . Rusdiana juga menyatakan senang dengan penerapan kebijakan baru tersebut.
"Dulu kami sering didatangi polisi dan petugas yang ujung-ujungnya mereka minta uang. Sekarang kita jadi lebih tenang karena mereka tidak akan punya alasan untuk memberikan sanksi atau denda lagi," kata Hj . Rusdiana yang membuka toko
obatnya 15 tahun lalu itu.
Dalam sambutannya, Menkes berharap dengan adanya Apotek Rakyat tidak terjadi lagi praktik pungli. "Sekarang jangan takut lagi dengan pungli, kalau ad a pungli ditolak saja, difoto orangnya, nanti dilaporkan . Dengan adanya apotek rakyat bapak-bapak bebas dari pungli, nggak ada pungli dari BPOM, tidak ada pungli dari Dinkes, tidak ada pungli dari polisi, ini dicatat, kalau masih ada laporkan saja", tegas . Menkes.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Dr. Wibowo, saat ini di Pasar Pramuka terdapat 26 Apotek Rakyat yang masing-masing terdiri atas tiga hingga empat toko obat. "Yang belum menjadi Apotek Rakyat sekitar 115. Nanti akan menyusul," . Sebelumnya di pasar itu terdapat 103 toko obat berizin dan 107 toko obat tak berizin , kata dr. Wibowo .
Dr. Wibowo menambahkan bahwa selain toko-toko obat di Pasar Pramuka, di sentra perdagangan obat yang lain di DKI Jakarta juga akan ditingkatkan statusnya menjadi Apotek Rakyat.
Menurut data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pada 2006 terdapat 1.385 apotek di DKI Jakarta yang terdiri atas 1.309 apotek umum dan 76 apotek sederhana yang akan dijadikan apotek rakyat.
Sedangkan jumlah toko obat di DKI Jakarta sebanyak 1.233 yang terdiri atas 837 toko obat berijin dan 396 toko obat tidak berijin.
Menkes membantah apotek rakyat akan menjatuhkan apotek besar yang sudah berdiri . la mempersilahkan semua apotek bersaing dengan sehat. Selama ini, apotek besar menarik keuntungan sekitar 30 % dengan fasilitas pelayanan lebih baik seperti ruangan ber-AC. Sedangkan apotek rakyat dan apotek yang ada di pasar hanya mengambil keuntungan 5%. "Biarkan rakyat yang memilih, kalau ingin membeli yang murah berarti ke pasar. Kalau mau membeli di tempat ber-AC maka silahkan ke toko obat besar," katanya menjelaskan .
Dalam Apotek Rakyat, pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan perlu dilakukan sesuai dengan pengaturan pemerintah terhadap perencanaan, pengadaan dan penyimpanan yang ditetapkan. Pengeluaran obat perlu memakai sistem FIFO (First In First Out). Maksudnya obat yang lebih dulu dibeli atau disimpan pengelola juga harus lebih dahulu dijual atau dilekuarkan . Aturan lain adalah FEFO (First Expire First Out), maksudnya obat yang tanggal kadal uarsanya lebih awal harus lebih dulu dikelu arkan ata u dij ual.
Pembinaan dan pengawasan terhadap Apotek Rakyat dilakukan oleh Depkes, Badan POM, Oinkes Kabupaten/kota dengan mengikutsertakan organisasi profesi. Bila dalam pelaksanaannya ditemukan bahwa suatu Apotek Rakyat melakukan pelanggaran , maka dapat dikenakan sanksi berupa teguran lisan, tertulis sampai dengan pencabutan ijin .
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komu nikasi Publik, Setjen Oepkes. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi tel/faks: 02 1-5223002 dan 52960661 , ata u e-mail puskom.depkes@gmail.com dan puskom .publik@yahoo.co.id.
INTERNATIONAL HEALTH REGULATION 2005 BERLAKU EFEKTIF 15 JUNI 2007
International Health Regulations (I HR) 2005 berlaku efe ktif m ulai hari ini, 15 Juni 2007. Peraturan yang mengikat negara yang me nyepakatinya ini, termasuk Indonesia, mewajibkan setiap negara membangun kapasitas untuk m e respon ancaman kesehatan global, tid ak hanya untuk penyakit menular tapi juga berbagai ancaman kesehatan yang diakibatkan bah an kimia, biologis, pencemaran, hingga bioterorisme dan radiasi nuklir. Mel Li asnya definisi ancaman kesehata n global menuntut kerjasama berbagai sektor dalam penerapan IHR 200 5.
Selama ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WH O menerapkan IHR 1969 untuk mengatur karantina dan mem astikan keama nan internasional terhadap penyebaran penyakit pes, cacar, demam kuning , kolera, tipus bercak wabahi (epidem ic louse borne typhus) dan demam balik-balik (relaps ing fever) antar negara . Namun, meningkatnya pe rhatian terh adap masalah kesehatan global berjal an seiring dengan kemajuan ilmu dan te knologi , makin derasnya arus globalisasi perdagangan, komunikasi dan transportasi, menyebabkan tidak satu pu n risiko kesehatan yang imbasnya terbatas hanya pad a satu negara saja. T erle bih lagi , perkembangan teknologi di era 1980-an dan 1990-an telah mengubah gaya hidup dan perilaku kesehatan masyarakat dunia hingga berakibat pada perubahan epidemiologi dan faktor risiko kesehatan.
Pada tahun 1995, WHO mulai merancang peraturan ba ru yang mengakomodir keadaan masyarakat internas ional yang makin terikat satu dengan yang lainnya. Peraturan kesehatan inte rn asional ya ng baru pun akh irnya ditetapkan pada tanggal 23 Mei 2005. Hingga 15 Desember 2006 , negara-negara anggota WHO diberi waktu untuk menyatakan keberatan atau usulan, sebelum akhirnya IHR 2005 selesai disosialisasikan dan secara efektif diberlaku kan
Salah satu perubahan utama dal am IHR 2005 adalah pe ngu atan kapasitas setiap negara untuk mendeteksi, melaporkan dan merespon terhadap risiko kesehatan masyarakat dan kegawat-daruratan kesehatan masyarakat yang harus ditanggulangi di tinglkat dunia. Karantina dan pe ngendalian penyebaran masalah kesehatan pada point of entry atau pos lintas batas antar negara menjadi fokus pengembangan kapasita s di setiap negara .
Setiap negara harus melaporkan suatu keadaan yang dianggap oleh negara tersebut berisiko menimbulkan masalah kesehatan yang mengancam masyarakat internasional (Public Health Risk of Internation al Concern) selhingg a tidak menimbulkan kegawat-d aruratan keseh atan internasional (Public Health Emergency of International Concern). Demi kelancara n komunikasi antara negara da n WHO, setiap negara harus menunjuk satu Pe nangg ungjawab (focal points) Nasional IHR. Penanggungjawab bertugas melaporka n da n menerimalaporan dari WHO tentang
ancaman kesehatan yang terjadi , selama 24 jam penuh setiap hari, 7 hari dalam seminggu.
WHO kemudian akan merekomendasikan tindakan yang sebaiknya dilakukan negara terkait, berdasarkan analisa mendalam terhadap masalah kesehatan negara tersebut. IHR 200 5 juga menetapkan prosedur penunjukan lembaga independen untuk memberikan rekomendasi . Selain itu WHO membentuk Komite Gawat Oarurat untuk memberi masukan bagi Oirektur Jendera l WHO dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan.
Masih banyak lagi butir-butir peraturan ata u prosedur dalam IHR 2005 yang terdiri dari 10 pasal dan 66 ayat. Selain hal di atas, penerapan IHR 2005 mewajibkan negara untuk membangun kapasitas surveilans, melakukan inspeksi rutin pos lintas batas, dan memberikan justifikasi ilmiah bagi peringatan agar seseorang lidak melakukan perjalanan ke tempat tertentu.
Kapasitas utama yang harus dibangun adalah kemampuan surveilans atau pemantauan penyebaran penyakit lewat kemampuan mendeteksi penyakit atau kematian yang berbeda dari keadaan normal, kem udian meningkatkan kemampuan propinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuan Puskesmas melaporkan suatu hal yang dianggap berpotensi menimbulkan wabah ata u masalah kesehatan publik.
Untuk kesiap-siagaan, Oepartemen Kesehatan telah memulainya lewat pelaksanaan Oesa Siaga. Setiap Oesa Siaga harus memiliki Pos Kesehatan Oesa sebag ai wadah memberdayakan warga untuk melaporkan dan bertindak cepat terhadap ancaman kesehatan masyarakat. Oi tingkat nasional, pemerintah juga harus menginisiasi mekanisme komunikasi cepat dan koordinasi denga n berbagai pihak untuk surveilans dan tindakan tanggap masa lah. Selain itu, Oepkes perlu membuat dan mengoperasikan Rencana Nasional Penanggulangan Kedaruratan Nasional.
WHO secara tegas menyatakan bahwa pe nerapan IHR tidak mungkin di'lakukan oleh sektor kesehatan saja, namun memerlukan kerjasama yang baik dengan institusli I'ain, seperti departemen pertanian, kesehatan hewan, sektor pendidikan, komunikasi, transportasi, perdag angan , keamanan , dan TNI/POLRI. Serta, yang terpenting lagi, upaya kesehatan dunia terbaru ini sangat-sangat memerlukan dukungan seluruh masyarakat.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Kom unikasi Publik, Sekretariat Jenderal Oepartemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon : 021-52907416-9 Ifaks: 02 1-5223002 dan 52960661, atau alamat e-maill
puskom. publik@yahoo. co .id .
I
J LII' DE
MMセ@
KUMULATIF PEN DERITA FL U BURUNG DARI 2005 ·2007 MENCA PAI 100 ORANG
Secara kum ulatif jumlah penderita positif flu burung di Indonesia dari ta hun 2005-2007 sarnpai dengan tanggal 18 Juni , mencapa i 100 orang, 80 orang diantaranya meninggal dunia (CFR : 80%) tersebar di 39 Ka bu paten/kota pada 11 propinsi. Tahun 2005, flu burung menginfeksi manusia di 5 propinsi (Banten , DKI Jakarta, Lampung , Jawa Barat dan Jawa Tengah) sebanyak 20 kasus, 13 orang diantaranya meninggal dunia (CFR : 65 %). Tahun 2006 , tambahan kasus di 4 propinsi (Sumatera Utara, Jawa T imur, Sumatera Sarat dan Sulawesi Selatan) sebanyak 55 kasus, 45 diantaranya meninggal dunia (CFR : 81,8 %). Tahun 2007 , tambahan kasus di 2 propinsi (Sumatera Selatan dan Riau) sebanyak 25 kasus, 22 orang meninggal (C FR : 88 %).
Flu Burung sampai saat ini be lum DATA KASUS FLU BURUNG 01 ada obatnya. Oseltamivir (obat Flu INDONESIA
Burung) hanya menekan 18 Juni 2007 perkem banga n virus dan efektif
diberikan 2x 24 jam sejak pasien No menderita sakit.
Oleh karena itu masyarakat diminta waspada agar te rhindar dari Flu
1
Burung dengan melakukan perilaku 2bersih diantaranya : 3
4
Jangan sentuh unggas yang sakit atau mati. Jika terlanjur cepat-cepat 5 cuci tangan pakai sabun dan 6 laporkan ke kepala desa. 7 Cuci pakai sabun tangan dan 8 peralatan masak sebelum masak atau memasak. Masak ayam dan 9 telur ayam sampa i masak sebelumdikonsumsi . 10
Pisahkan unggas dari manu sia . Dan juga pisahkan unggas baru deng an 11
Propinsi
Jawa Barat OKI Jaka rta Banten Sumatera Utara
Jawa T imur Jawa Tengah Lampung Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Selatan Riau
Positif Fl u Burung Jumlah Kasus 29 25 12 8 Meninggal 23 22 10 7 7 9 3 1 5 8 0 1
3 1
1 1
2 2
ungas lama sela ma 2 mingg u. TOTAL 1100 180
]]]]]] ]]]]]] ]]]]]]セ]]]]セ]]]]]]]]]@
Periksakan ke Puskesmas ata u Rumah Sakit jika mengalami gejala flu dan demam setelah kontak dengan unggas/aya m.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Setjen Depkes. Untuk informasi lebih lanjut dapat mengh ubungi tellfaks: 021-5223002 dan 52960661, atau e-mail puskom .depkes@g mail.com dan puskom .publik@ya hoo .co .id .