• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga terhadap PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga terhadap PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA

DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

TAHUN 2013

TESIS

Oleh

ISMA SAWITRI 117032142/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA

DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

TAHUN 2013

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ISMA SAWITRI 117032142/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

(3)

Judul Tesis : PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2013

Nama Mahasiswa : Isma Sawitri Nomor Induk Mahasiswa : 117032142

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui Komisi Pembimbing

Ketua

(Dr. Drs. R Kintoko Rochadi, M.K.M)

Anggota

(Drs. Tukiman, M.K.M)

Dekan

(4)

Tanggal Lulus : 30 Juli 2013 Telah Diuji

pada Tanggal : 30 Juli 2013

(5)

Anggota : 1. Drs. Tukiman, M.K.M 2. Dra. Syarifah, M.S

3. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes PERNYATAAN

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA

DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU

UTARA TAHUN 2013

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebbut dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2013

(6)

ABSTRAK

PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara 2013. Jenis penelitian adalah penelitian

analitik dengan menggunakan desain survey dengan jenis explanatory. Populasi

adalah seluruh kepala keluarga di desa Aek Korsik, kec.Aek Kuo yang terdiri dari 13

Dusun yang berjumlah 2.965 KK. Sampel berjumlah 100 KK dengan teknik simple

random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PHBS kepala keluarga dalam tatanan rumah tangga ditemukan sebahagian besar tidak baik (58,0%) sedangkan yang baik

(42,0%). Ada pengaruh pengetahuan (p = 0,014) dan sikap (p = 0,042) terhadap

perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara. Variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga adalah pengetahuan dengan nilai koefisien B = 1,117.

Disarankan kepada Kepala desa perlu bekerjasama dengan masyarakat agar lebih aktif dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat dengan cara membuat kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Puskesmas lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya kepala keluarga agar bisa menerapkan dan menjadi contoh buat keluarga.

(7)

ABSTRACT

PHBS (Clean and Healthy Life Behavior) in a household structure constitutes an effort to empower family members to be aware, willing, and capable of implementing PHBS in order to keep and maintain their health, to prevent and protect them from the risk of disease incident, and to participate actively in health movement in community.

The objective of the research was to analyze the knowledge and attitude of heads of families in PHBS in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District, in 2013. The type of the research was analytic with an explanatory survey design. The population was all 2,965 families at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, which covered 13 hamlets, and 100 families were used as the samples, using simple random sampling technique.

The result of the research showed that most of PHBS in the household structure was not in good category (58.0%) and the rest (42.0%) was in good category. There were the influences of knowledge (p = 0.014) and attitude (p = 0.042) on clean and healthy life behavior in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District. The variable which had the most dominant influence on the clean and healthy life behavior in the household

structure was knowledge with the value of coefficient β = 1.117.

It is recommended that the village head should cooperate actively with the community to increase clean and healthy life behavior in the community by activating to increase their knowledge in health, Puskesmas should increase counseling about PHBS (clean and healthy life behavior), and the heads of families should apply PHBS so that they can be the models for all family members.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat serta pertolonganNya yang berlimpah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini dengan judul “Pengaruh

Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga terhadap PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013”.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan pendidikan pada program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat

Studi Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

Penulis, dalam menyusun tesis ini mendapat bantuan, dorongan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan Dr.

(9)

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

4. Dr. Drs. R Kintoko Rochadi, M.K.M sebagai ketua komisi pembimbing dan

Drs. Tukiman, M.K.M sebagai anggota komisi pembimbing yang denga penuh

perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu

untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.

5. Dra. Syarifah, M.S. dan Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes sebagai penguji tesis

yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan

meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga

penulisan tesis selesai.

6. Kepada Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo yang telah memberikan izin badi

peneliti sehingga tesis ini selesai.

7. Dosen dan Staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

8. Teristimewa buat suami Nurlian, beserta anak-anakku yang selalu memberi do’a,

kasih sayang, motivasi dan berkorban baik moril maupun materil kepada penulis.

9. Orang tuaku tercinta, Ayahanda J. Hanafiah Lubis dan Ibunda Sumiati yang telah

memberikan kasih sayang selama ini.

10.Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa/i Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

(10)

Penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harpan,

semoga tesis ini bermamfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan, dan

pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Oktober 2013 Penulis

(11)

RIWAYAT HIDUP

Isma Sawitri, lahir pada tanggal 28 Februari 1971 di Perkebunan Aek

Pamingke, anak dari pasangan Ayahanda J. Hanafiah Lubis dan Ibunda Sumiati.

Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri

No. 112307 Perk Aek Pamingke, sekolah menengah pertama di SMP Negeri Bandar

Durian, sekolah menengah atas di SMA Negeri Aek Kanopan, sekolah D-III

Keperawatan Glugur Medan tahun 1990-1994 dan S1 Kesehatan Masyarakat STIKES

Helvetia Medan tahun 2005-2007.

Penulis mengikuti pendidikan lanjutan Program Studi S2 ilmu Kesehatan

Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2011 dan menyelesaikan

pendidikan tahun 2013.

Sejak tahun 1994-2000 bekerja di RSU. Glugur, Dosen D-III Keperawatan Dr.

Rusdi Medan tahun 2000-2008, dan Staf Pengajar D-III Kebidanan Dr. Rusdi Medan

(12)

DAFTAR ISI

2.1.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga ... 8

2.2. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga ... 10

2.2.1. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan ... 10

2.2.2. Pemberian ASI Ekslusif ... 12

2.2.9. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari ... 35

2.2.10.Tidak Merokok di dalam Rumah ... 41

2.3. Determinan Perilaku ... 48

2.4. Domain Perilaku ... 58

(13)

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 60

4.2.1. Karakteristik Responden ... 73

4.2.2. Pengetahuan Kepala Keluarga ... 74

4.2.3. Sikap Kepala Keluarga ... 76

4.2.4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 78

4.3. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 79

4.3.1. Hubungan Pengetahuan Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... 79

4.4. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 80

BAB 5. PEMBAHASAN ... 83

5.1. pengaruh Pengetahuan Kepala Keluarga Terhadap PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 83

(14)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

6.1. Kesimpulan ... 90

6.2. Saran ... 91

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1. Pembagian Besar Sampel pada Tiap Dusun/Desa di Kecamatan Aek

Korsik Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 62

3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Pengetahuan ... 65

.

3.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Sikap ... 66

4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Aek Korsik

Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013 .... 73

4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kepala Keluarga dalam Tatanan

Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo

Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 74

4.3. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Kepala Keluarga dalam

Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo

Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 76

4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kepala Keluarga dalam Tatanan

Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo

Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 76

4.5. Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Kepala Keluarga dalam

Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo

Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 78

4.6. Distribusi Frekuensi Kategori PHBS Kepala Keluarga dalam

Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo

Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 78

4.7. Hubungan Pengetahuan Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun

(16)

4.8. Hubungan Sikap Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013 ... 80

4.9. Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda Pengaruh Pengetahuan

dan Sikap terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Asumsi Determinan Perilaku ... 56

2.2. Determinan Perilaku ... 59

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden dan Kuesioner Penelitian ... 97

2. Master Data Penelitian ... 106

3. Uji Valitas dan Reliabilitas ... 110

4. Hasil Uji Statistik ... 118

5. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 136

(19)

ABSTRAK

PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara 2013. Jenis penelitian adalah penelitian

analitik dengan menggunakan desain survey dengan jenis explanatory. Populasi

adalah seluruh kepala keluarga di desa Aek Korsik, kec.Aek Kuo yang terdiri dari 13

Dusun yang berjumlah 2.965 KK. Sampel berjumlah 100 KK dengan teknik simple

random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PHBS kepala keluarga dalam tatanan rumah tangga ditemukan sebahagian besar tidak baik (58,0%) sedangkan yang baik

(42,0%). Ada pengaruh pengetahuan (p = 0,014) dan sikap (p = 0,042) terhadap

perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara. Variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga adalah pengetahuan dengan nilai koefisien B = 1,117.

Disarankan kepada Kepala desa perlu bekerjasama dengan masyarakat agar lebih aktif dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat dengan cara membuat kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Puskesmas lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya kepala keluarga agar bisa menerapkan dan menjadi contoh buat keluarga.

(20)

ABSTRACT

PHBS (Clean and Healthy Life Behavior) in a household structure constitutes an effort to empower family members to be aware, willing, and capable of implementing PHBS in order to keep and maintain their health, to prevent and protect them from the risk of disease incident, and to participate actively in health movement in community.

The objective of the research was to analyze the knowledge and attitude of heads of families in PHBS in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District, in 2013. The type of the research was analytic with an explanatory survey design. The population was all 2,965 families at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, which covered 13 hamlets, and 100 families were used as the samples, using simple random sampling technique.

The result of the research showed that most of PHBS in the household structure was not in good category (58.0%) and the rest (42.0%) was in good category. There were the influences of knowledge (p = 0.014) and attitude (p = 0.042) on clean and healthy life behavior in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District. The variable which had the most dominant influence on the clean and healthy life behavior in the household

structure was knowledge with the value of coefficient β = 1.117.

It is recommended that the village head should cooperate actively with the community to increase clean and healthy life behavior in the community by activating to increase their knowledge in health, Puskesmas should increase counseling about PHBS (clean and healthy life behavior), and the heads of families should apply PHBS so that they can be the models for all family members.

(21)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat

merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak mengatakan bahwa Sehat

memang bukan segalanya tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti”. karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap

anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Oleh karena itu pada

tanggal 1 Maret 1999 Presiden RI mencanangkan pembangunan terhadap kesehatan.

Kondisi sehat dapat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat

menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga rumah

tangga berperilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud apabila ada keinginan,

kemauan dan kemampuan para pengambil keputusan dan lintas sektor terkait agar

PHBS menjadi program prioritas dan menjadi salah satu agenda pembangunan di

Kabupaten/Kota, serta didukung oleh masyarakat (PHBS 2012).

Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (Promkes) untuk mendukung upaya

peninggkatan perilaku sehat ditetapkan visi nasional Promkes sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI.No.1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih

(22)

PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota

rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri

dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

PHBS tatanan rumah tangga penting dilakukan untuk meningkatkan kesehatan

keluarga. Ini bertujuan agar anak dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas. Di samping

itu, kemampuan bekerja setiap anggota keluarga meningkat serta pengeluaran biaya

rumah tangga dapat digunakan untuk pemenuhan gizi kelurga, pendidikan, dan

peningkatan pendapatan. Bagi masyarakat, akan tercipta lingkungan yang sehat dan

mampu mencegah serta menanggulangi masalah-masalah kesehatan. Rumah tangga

sehat merupakan aset dan modal utama pembangunan di masa depan. Kesakitan dan

kematian karena penyakit infeksi dan non infeksi dapat dicegah dengan berperilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS 2012).

Sebagai indikator perilaku sehat skala nasional, Pusat Promosi Kesehatan

bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, serta Badan

Pusat Statistik berupaya untuk memasukkan 3 indikator; yaitu tidak merokok, pola

makan yang baik, dan melakukan aktivitas fisik; ke dalam daftar pertanyaan Survei

Sosial Ekonomi Nasional Pokok (setiap tahun) dan Sasaran (setiap 3 tahun).

Indikator perilaku sehat lainnya dapat diperoleh dari survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI), Survei Kehidupan Rumah Tangga Indonesia

(23)

(SEM) dan survei-survei yang bersifat lokal yang dilakukan oleh berbagai pihak

sesuai kebutuhan daerah.

Data UNDP tahun 2001 mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia

(Human Development Indexs) di Indonesia masih menempati urutan ke 102 dari 162

negara. Tingkat pendidikan, pendapatan serta kesehatan penduduk Indonesia belum

memuaskan.

Peranan keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan tercapainya

tujuan pembangunan nasional, karena pendidik yang sehat akan menunjang

keberhasilan program pendidikan dan juga akan mendorong peningkatan

produktivitas dan pendapatan penduduk.

Visi Indonesia Sehat 2010 yang telah ditetapkan sebagai gambaran prediksi

atau harapan tentang keadaan masyarakat pada tahun 2010, haruslah dapat

mewujudkan dan dilaksanakan secara bertaat azas dan berkesinambungan. Untuk itu

rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 telah disusun dan

selanjutnya akan digunakan sebagai acuan program kesehatan dalam

mengembangkan rencana strategis untuk mencapai indikator keberhasilan

pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan.

Salah satu indikator keberhasilannya adalah perilaku hidup sehat yang

didefinisikan sebagai perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman

(24)

Saat ini pembangunan bidang kesehatan di Indonesia mempunyai beban

ganda, dimana penyakit infeksi dan menular masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat, sementara itu telah terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti

jantung, stroke, kanker, diabetes melitus yang semuanya erat kaitannya dengan gaya

hidup seperti kebiasaan makan yang buruk, kurang aktivitas fisik dan merokok.

Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan

bahwa 83 per 1000 penduduk menderita hipertensi, 3 per 1000 penduduk mengalami

penyakit jantung iskemik dan strok, 1,2% penduduk mengalami diabetes, 6,8%

mengalami kelebihan berat badan dan 1,1% mengalami obesitas. Penyakit kanker

merupakan 6% penyebab kematian di Indonesia. Penyakit kardiovaskular sebagai

penyebab kematian telah meningkat dari urutan ke-11 (SKRT 1972) menjadi urutan

ke-3 (SKRT 1986) dan menjadi penyebab kematian utama (SKRT 1992 dan 1995).

WHO memperkirakan penyakit tidak menular telah menyebabkan sekitar 60%

kematian dan 43% seluruh kesakitan didunia. Penyakit-penyakit akibat gaya hidup

tersebut dapat dicegah dengan meniadakan faktor resiko dan merubah perilaku

dengan cara antara lain tidak merokok, meningkatkan aktivitas fisik dan olah raga,

serta menjaga pola makan.

Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga,

karena rumah tangga yang sehat merupakan aset atau modal pembangunan di masa

depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota

(25)

menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga

perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (Depkes, 2009).

PHBS dipengaruhi oleh perilaku seseorang, dan perilaku itu sendiri terbagi menjadi

tiga aspek, yakni: pengetahuan, sikap, dan praktik. Pengetahuan adalah pemahaman

subjek mengenai objek yang dihadapinya. Sikap merupakan reaksi atau respons

seseorang terhadap yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Keluarga

yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga akan meningkat kesehatannya

dan tidak mudah sakit. Rumah tannga tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas

kerja anggota keluarga. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka

biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya

investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan

kesejahteraan anggota rumah tangga. Salah satu indikator menilai keberhasilan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di bidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS.

PHBS juga bermanfaat untuk meningkatkan citra pemerintah daerah dalam bidang

kesehatan, sehingga dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain

(PHBS 2012).

Hasil penelitian Nur’ain Napu di Gorontalo (2012) gambaran perilaku kepala

keluarga tentang PHBS bahaw dari 10 indikator PHBS 3 indikator yang dijalankan.

Untuk tingkat pengetahuan masyarakat masih sangat rendah, sikap masyarakat baik,

tindakan masyarakat tentang indikator PHBS masih kurang.

Hasil penelitian Rina Marlina Lamawati di Sumatera Barat (2011), analisis

(26)

diketahui bahwa tenaga promkes puskesmas belum pernah mendapat pelatihan

tentang promosi PHBS. Dana yang tersedia masih terbatas, perencanaan belum

terlaksana secara terpadu, disamping itu penggorganisasian untuk PHBS belum ada,

penggerakan masyarakat belum maksimal, dan pemantauan penilaian belum

dilaksanakan secara rutin.

Hasil penelitian Herlinawati Siregar di Medan (2012), yang meneliti pengaruh

promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang perilaku hidup bersih dan

sehat ditemukan hubungan yang signifikasi artinya tingkat pengetahuan dalam

strategi promosi kesehatan sangat efektif untuk mempengaruhi keluarga untuk

Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

Hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 secara nasional, penduduk yang

telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 38,7%. Terdapat lima provinsi dengan

pencapaian di atas angka nasional yaitu DI Yogyakarta (59,4%), Bali(53,7%),

Kalimantan Timur (52,4%), Jawa Tengah (51,2%), dan Sulawesi Utara

(50,4%).Sedengkan provinsi dengan pencapaian PHBS rendah berturut-turut adalah

Gorontalo (33,8%),Riau (30,1%), dan Sumatera Barat (28,2%), Nusa Tenggara Timur

(26,8%), Papua (24,4%), (Depkes RI, 2011).

Di dalam profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2010 Kabupaten

Labuhanbatu Utara, rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat baru mencapai

39,77% dengan target nasional 65%. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota

(27)

yang masih terpantau yaitu Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, yang ditolong

Nakes ( 86% ), Pemberian Asi Ekslusif , yang diberi Asi Eksklusif (34,66% ).

Penimbangan Balita, yang ditimbang ( 38% ). Jamban yang dikatagorikan Jamban

Sehat Adalah ( 63,69%). Bangunan yang bebas Jentik Nyamuk (63,67%) rumah.

Berdasarkan survei pendahuluan dari 8 orang kepala keluarga yang telah

diwawancarai hanya sebanyak 2 orang yang mengetahui tentang PHBS. Pada

dasarnya setiap kepala rumah tangga meluangkan waktu kebiasaannya merokok di

dalam rumah bersama anggota keluarga lainnya. Makan buah kalau ada, makan sayur

tergantung selera. Dengan kurangnya pemahaman kepala keluarga tentang PHBS,

sehingga peneliti ingin mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap kepala keluarga

terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di desa Aek

Korsik kecamatan Aek Kuo kabupaten Labuhanbatu Utara 2013.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas yang menjadi

masalah penelitin ini adalah bagaimana pengetahuan dan sikap kepala keluaraga

terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di desa Aek

Korsik kecamatan Aek Kuo kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitia ini adalah untuk menganalisis

pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam tatanan rumah tangga

(28)

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh pengetahun dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam

tatanan rumah tangga di desa Aek Korsik kecamatan Aek Kuo kabupaten

Labuhanbatu Utara tahun 2013.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Kepala Desa

Sebagai bahan masukan untuk membuat program atau kegiatan yang berkaitan

dengan peningkatan pengetahuan bagi masyarakat khususnya Kepala Keluarga.

1.5.2. Bagi Kepala Puskesmas

Sebagai acuan dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan Peningkatan

pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk peduli kepada kesehatannya

1.5.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan pembanding dari peneliti selanjutnya dengan kajian

(29)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PHBS

2.1.1. Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Sehat dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan

seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri

(mandiri) dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

masyarakat. dengan demikian PHBS mencakup beratus-ratus bahkan beribu-ribu

perilaku yang harus dipraktekkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Dibidang pencegahan dan penanggulangan

penyakit serta penyehatan lingkungan harus dipraktekkan perilaku mencuci tangan

dengan sabun, pengelolahan air minum dan makanan yang memenuhi syarat,

menggukan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolahan limbah cair yang

memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan

lain-lain. Dibidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus

dipraktekkan perilaku meminta pertolongan meminta pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi,

menjadi aseptor keluarga berencana dan lain-lain. Dibidang gizi dan farmasi harus

dipraktekkan perilaku makan dengan giji seimbang, minum tablet tambah darah

(30)

danlain-lain. Sedangkan dibidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktekkan perilaku ikut

serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau memanfaatkan

upaya kesehatan bersumber daya masyarakat atau (UKBM), memanfaatkan

Puskesmas dan fasilitas pelayan kesehatan lain dan lain-lain. (Depkes, 2011)

2.1.2. Manfaat PHBS

Keluarga yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga akan

meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tannga tangga sehat dapat

meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga. Dengan meningkatnya kesehatan

anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat

dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat

meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga. Salah satu indikator menilai

keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di bidang kesehatan adalah

pelaksanaan PHBS. PHBS juga bermanfaat untuk meningkatkan citra pemerintah

daerah dalam bidang kesehatan, sehingga dapat menjadi percontohan rumah tangga

sehat bagi daerah lain.

2.1.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memeberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat

serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga

dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS. Rumah tangga yang ber-PHBS

(31)

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi ASI ekslusif

3. Menimbang balita setiap bulan

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

10. Tidak merokok di dalam rumah.

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu

1. Pasangan Usia Subur

2. Ibu Hamil dan Menyusui

3. Anak dan Remaja

4. Usia lanjut

5. Pengasuh Anak

Perilaku hidup bersih dan sehat sangat bermanfaat bagi keberlangsungan

hidup suatu rumah tangga. Manfaat rumah tangga ber-PHBS adalah:

1. Bagi Rumah Tangga

a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit

b. Anak tumbuh sehat dan cerdas

(32)

d. Pengeluaran rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,

pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

2. Bagi Masyarakat

a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat

b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan

c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

(UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans

desa dan lain-lain.

2.2 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga 2.2.1. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan A. Pengertian

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh

tenaga kesehatan (bidan, dokter dan tenaga para lainnya). Persalinan di tolong oleh

tenaga kesehatan diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Angka

kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab

kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,

dan dalam masa nifas per 100.000 kelahiran hidup. AKI berguna untuk

menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan

ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu

(33)

proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih, adalah langkah

awal terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini.

Pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan terlatih menjdi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu.

Walaupun sebagian besar perempuan bersalin di rumah, tenaga terlatih dapat

membantu mengenali kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencari

perawatan darurat.

B. Alasan

Setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan

merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan

ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terjadi kelainan dapat diketahui dan segera

ditolong atau dirujuk kepuskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh

tenaga kesehatan mmenggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga

mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

C. Tanda-tanda Persalinan

Beberapa tanda yang sering muncul sebelum persalinan adalah:

1. Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat.

2. Rahim terasa kencang bila diraba, terutama pada saat mulas.

3. keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

4. Keluar cairan ketuban yang bewarna jernih kekuningan dari jalan lahir.

(34)

Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah segera

hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter), tetap tenang dan tidak bingung, ketika

merasa mulas bernafas panjang, mengambil nafas melalui hidung dan mengeluarkan

melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.

D. Tanda-tanda Bahaya Persalinan

1. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.

2. Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan.

3. Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir.

4. Tidak kuat mengejan.

5. Mengalami kejang-kejang.

6. Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.

7. Air ketuban keruh dan bau.

8. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.

9. Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.

10. Keluar darah banyak setelah bayi lahir bila tanda bahaya, ibu harus segera di

bawa ke Bidan/Dokter.

2. 2.2 Pemberian ASI Ekslusif a. Pengertian Asi Ekslusif

ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa

memberikan tambahan makanan atau miniman lain. ASI adalah makanan alamiah

(35)

cairan bening bewarna kekuningan (kolostrum) sangat baik untuk bayi karena

mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. ASI ekslusif adalah bayi yang hanya

diberikan ASI tanpa diberi tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur

susu. Pemberian ASI ini secara eklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya

selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. ASI eklusif adalah memberikan

ASI saja tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai 6 bulan.

Padatahun 2002 World Health Organization menyatakan bahwa ASI eklusif selama 6

bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Menyusui eksekutif adalah

memberikan hanya ASI segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan

memberikan kolustrum. Berdasarkan waktu produksinya ASI digolongkan dalam tiga

kelompok yakni:

1. Kolostrum

Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama. Setelah

kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena mengandung

banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi

dari infeksi. Kolostrum juga mengandung vitamin A, E, dan K serta beberapa

mineral seperti Natrium dan Zn. Volume kolostrum adalah 150-300 ml / jam.

2. ASI Transisi/Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi

matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 4-10 setelah kelahiran. Kandungan

protein akan makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi

(36)

3. ASI Matang/Mature

ASI matang/mature adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan

seterusnya komposisi relatif tetap (Roesli, 2004). Merupakan suatu cairan

berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar Ca-casenat

riboflavin dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu yang sehat dimana

produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik

dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan . selama 6 bulan pertama,volume ASI

pada ibu sekurang-kurangnya sekitar 500-600 ml/hari dan 300-500 ml/ hari

setelah bayi berusia satu tahun.

b. Keunggulan ASI

ASI banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam

ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta

kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mapu melindungi bayi dari

alergi. ASI aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada bayi

dalam keadaan segar. Pemberian ASI sangat praktis tidak akan pernah basi,

mempunyai suhu yang tapat dan dapat di berikan kapan saja dan di mana saja.

Bayi segera disusui sesegera maungkin paling lambat 30 menit melahirkan

untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan. Sebelum

menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan dari

keluarga. Susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI

(37)

berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan selain ASI diberikan pula Makanan

Pendamping ASI dalam bentik makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan

perkembangan umur bayi. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga berusia 2 tahun.

Cara Menyusui yang Benar

1. Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya dengan

menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.

2. Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih

dahulu dengan air hangat

3. Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai.

4. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepalanya.

5. Upayakan badan bayi menghadap pada badan ibu, rapatkan bayi dengan dada ibu

atau bagian bawah payudara ibu.

6. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu

7. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan

lengan ibu bagian dalam

8. Bayi disusui dengan cara bergantian dari susu sebelah kiri lalu kesebelah kanan

sampi bayi merasa kenyang

9. Setelah selesai menyusui mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan

kapas yang telah direndam air hangat

10. Sebelum ditidurkan bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap

bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan

(38)

c. Manfaat Pemberian ASI

Manfaat ASI sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak,

karena dengan menyusui tidak hanya memberikan keuntungan pada bayi saja,

tetapi juga bagi ibu dan keluarga, bahkan bagi negara.

Keuntungan Menyusui Bagi Bayi

1. Ditinjau dari aspek gizi

Kandungan gizi lengkap dan dan sesuai kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang

yang optimal. Mudah dicerna dan diresap, karena perbandingan whey

protein/casein adalah 80/20, sedangkan susu sapi 40/60. Di samping itu ASI

mengandung lipase yang memecah trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.

Laktosa dalam ASI mudah terurai menjadi glukosa dan galaktosa, dan enzim

lactase sudah ada sejak bayi lahir.

2. Ditinjau dari aspek imonologi

Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain: Imunitas selular

yaitu lekosit sekitar 4000/ml ASI yang terutama terdiri dari Magrofag Imunitas

humoral, misalnya IgA-enzim pada ASI yang mempunyai efek anti bakteri

misalnya lisizim, katalase dan peroksidase.

3. Ditinjau dari aspek psikologis

Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng. Pemberian ASI mendekatkan

hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi bayi, yang penting

(39)

lain/ibu dan akirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri. Manfaat lainnya

bagi bayi: mengurangi insidens karies dentis, mengurangi malokklusi.

Keuntungan Menyusui bagi Ibu

1. Aspek kesehatan ibu

dapat mengurangi pendarahan post partum, mempercepat involusi uterus dan

mengurangi insiden karsinoma payudara. Lebih praktis karena ASI lebih mudah

di berikan pada saat bayi membutuhkan.

2. Aspek psikologis

Mendekatkan hubungan kasih sayang ibu dan anak serta memberikan perasaan

dipelukan.

3. Aspek keluarga berncana

Menunda kembalinya kesuburan sehingga menjarangkan kehamilan. Perlu

diketahui bahwa frekuensi menyusui yang sering baru mempunyai efek keluarga.

Keuntungan Menyusui bagi Keluarga

1. Hemat karena tidak perlu menyediakan dana untuk membeli susu formal.

2. Bayi jarang sakit, bisa menghemat biaya pengobatan

3. Mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga

4. Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formal.

d. Penyimpanan ASI dan Cara Menjagan Mutu dan Jumlah Produksi ASI

Dukungan suami, orang tua, Ibu mertua dan keluarga lainnya sangat

diperlukan agar supaya pemberiabn ASI Eklusif selama 6 bulan bisa berhasil. Ibu

(40)

ASI sebelum berangkat kerja. Selama bekerja, bayi tetap bias diberi ASI dengan cara

memerah ASI sebelum berangkat kerja dan ditampung digelas yang bersih dan

tertutup untuk diberikan kepada bayi di rumah. Setelah pulang bekerja, bayi disusui

kembali seperti biasa. Penyimpanan ASI yang tepat dapat meperpanjang masa pakai

ASI dan mempertahankan nilai gizinya. Cara menyimpan ASI:

1. ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejuk akan tahan 6-8 jam.

2. ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam

3. ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.

4. ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.

2.2.3 Menimbang Balita Setiap Bulan a. Tujuan Penimbangan

Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap

bulan. Penimbangan balita dilakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5

tahun diposyandu. Setelah balita di timbang di buku KIA maka akan terlihat berat

badannya naik atau tidak naik. Naik, bila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah

satu pita warna pada KMS. Tidak naik, bila garis pertumbuhannya menurun. Bila

balita mmengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda-tanda:

1. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus

2. Mudah sakit

3. Tampak lesu dan lemah

4. Mudah menangis dan rewel Balita merupakan anak yang berusia di bawah 5

(41)

Berdasarkan konvensi tersebut, balita berhak untuk tumbuh dan berkembang.

Tumbuh berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan di antara

sel- sel tubuh, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan

adalah struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,

halus, bicara, sosialisasi, dan kemandirian. Stimulasi dini untuk bayi diperlukan

karena pembentukan sinar sebelum daya rangsangan/stimulasi penglihatan, suara,

pembauan, sentuhan, bahasa dan kontak mata membantu pembentukan hubungan

neural otak. Pembinaan tumbuh kembang anak menjadi tanggung jawab bersama. Di

Indonesia, pembinaan dilakukan dengan kegiatan Stimulasi Deteksi dan Intervensi

Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Melakukan aktivitas stimulasi berarti meransang

otak anak sehingga kemampuan gerak, bicara, dan bahasa, sosialisasi,dan

kemandiran anak berlangsung optimal sesuai dengan umur. Melakukan intervensi

dini tumbuh kembang berarti melakukan tindakan koreksi untuk memperbaiki

penyimpangan tumbuh kembang pada anak. Sehingga pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan anak merupakan salah satu darin perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Mencegah Gizi Buruk

Penimbangan balita setiap bulan di posyandu sangat bermanfaat untuk

mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan

pertumbuhan balita dan untuk mengetahui balita yang sakit. Bayi dengan berat badan

dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (bawah garis

(42)

mengetahui kelengkapan Imunisasi dan untuk mendapatkan penyuluhan gizi. Gizi

buruk pada balita ada 3 macam, yaitu:

1. Kwashiorkor

2. Marasmus

3. Marasmus-Kwashiorkor

Tanda-tanda Gizi Buruk pada Kwashiorkor

• Edema seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki)

• Wajah bulat dan sembab

• Perut buncit

• Rambut kusam dan mudah dicabut

• Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.

Tanda-tanda Gizi Buruk pada Marasmus

• Tampak sangat kurus

• Wajah seperti orang tua

• Cengeng/rewel/apatis

• Iga gambang,cperut cekung

• Otot pantat mengendor

(43)

2.2.4. Menggunakan Air Bersih a. Kebutuhan Air Bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,

memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci

pakaian dan sebagainya. Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit. Air

bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat,

dirasa, dicium, dan diraba). Air tidak berwarna harus bening/jernih. Air tidak keruh,

harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya. Air tidak

berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit harus bebas

dari bahan kimia beracun. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau

belerang. Air bersih bermanfaat bagi tubuh supaya terhindar dari gangguan

penykit-penyakit setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.

Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan

hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal

karena kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar

terdiri dari air. Air dibutuhkan manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara

lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan pertanian. Diantara kegunaan-kegunaan

air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu,

untuk keperluan minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut

(44)

b. Sumber -Sumber Air Minum

Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber

air ini,sebagai berikut:

1. Air hujan

dijadikan air hujan, tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena

Air hujan dapat ditampung kemudian itu, agar dapat dijadikan air minum yang

sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya

2. Air sungai dan danau

Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang

mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air

ini juga sering disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah

terkontraminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan

dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.

3. Mata air

Mata air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara

alamiah. Oleh karena itu,air dari mata air ini bila belun tercemar oleh kotoran

sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi kaerena kita belum yakin

apakah betul belum tercemar maka alanhgkah bainya direbus dahulu sebelum

diminum

4. Air sumur atau air sumur pompa

(45)

Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke tempat

lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai 15 meter dari permukaan

tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi

kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu

sebelum diminum. Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan aiur kedua

didalam tanah. Dalam dari permukaan tanah biasanyta lebih besar dari 15 meter.

Oleh karena itu, sebagian besar air sumur dalam ini cukup sehat untiuk dijadikan

air minum yan g langsung.

5. Air ledeng atau perusahaan air minum

Air yang berasal dari air minum tidak selau terkontrol dengan baik. Pada musim

kemarau ketika bahan baku pengolahan menurun, kualitas air perusahaan air

minum dapat menurun. Oleh karena itu penggunaan air harus selalu

memperhatikan kualitasnya.

6. Air dalam kemasan

Air dalam kemasan untuk air minum biasanya sudah siap dikonsumsi. Air minum

dalam kemasan tersedia dalam berbagai merk dengan berbagai kualitas tentunya.

c. Air Bersih dan Sehat

Air minum harus steril. Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di

daerah pedesaan khususnya tidak terlindung sehinggas air tersebut tidak atau kurang

memenuhi persyaratan kesehaatan. untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu.

(46)

1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kuman-kuman mati. Cara ini

membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.

2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain.

Cara ini dapat dilakukan secara besar-besaran, cepat dan murah.

Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:

1. Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening, tidak berasa, suhu di

bawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari.

2. Syarat bakteriologis

Air untuk keperlluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama

bakteri pathogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh

bakteri patagen adalah dengan memeriksa sampel air tersebut.

3. Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang

tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan

menyebabkan gangguan fisikologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip

teknologi. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus

mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk

(47)

2.2.5. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun a. Fungsi Mencuci Tangan

Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu menyelesaikan berbagai

pekerjaan. Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan. Jika tangan

kotor akan maka tubuh sangat berisiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci

tangan dapat berfungsi menghilang/mengurangi mikroorganisme yang menempel di

tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air

yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila

digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat

masuk ke dalam tubuh, yang bias menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan

kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, maka kotoran dan kuman masih

tertinggal di tangan.

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah:

1. Setiap kali tangan kita kotor

2. Setelah buang air besar

3. Setelah menceboki bayi atau anak

4. Sebelum makan dan menyuapi anak

5. Sebelum memegang makanan

6. Sebelum menyusui bayi

7. Sebelum menyuapi anak

8. Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari berpergian

(48)

b. Manfaat Mencuci Tangan

Cuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit yang ada

ditangan. Yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri,

tyipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut, flu burung, dengan

tangan, maka tangan mmenjadi bersih dan bebas dari kuman.

c. Cara Mencuci Tangan yang Benar

Cara yang tepat untuk mencuci tangan adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakann sabun. Tidak perlu harus

sabun khusus antibakteri, namun lebih disarankan sabun yang berbentuk cairan.

2. Gosok tangan setidaknya selama 10-20 menit

3. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan kuku.

4. Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir.

5. Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain

6. Gunakan tisu/handuk sebagai penghalang ketika mematikan keran air.

2.2.6. Menggunakan Jamban Sehat a. Pengertian Jamban

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoram

manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa yang

dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.

(49)

1. Jamban cemplung

Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan

kotoran kedalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban

cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

2. Jamban tangki setik/leher angsa

Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungnya berupa tangki septik

kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian kotoran manusia yang

dilengkapi dengan resapan.

b. Cara Memilih Jenis Jamban

Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air

besar/air kecil. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan

bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada

disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atu serangga yang dapat

menjadi penular penyakkit.

Faktor resiko lain, perilaku anak BAB tidak di jamban menyebabkan

pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing. Infeksi pada

anak sering terjadi karena menelan tanah yang tercemar telur cacing. Penularan

melalui air sungai juga dapat terjadi, karena air sungai sering digunakan untuk

berbagai keperluan dan aktifitas seperti mandi, cuci dan tempat BAB. Cara memilih

jenis jamban adalah

1. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air

(50)

a. Daerah yang cukup air

b. Daerah yang padat penduduk

c. Daerah pasang surut.

c. Syarat Jamban Sehat

Jamban harus dipelihara supaya tetap sehat. Lantai jamban hendaknya selalu

bersih dan tidak ada genangan air. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang

jamban dalam keadaan bersih. Jamban harus memenuhi syarat kesehatan. Syarat

jamban yang sehat adalah:

1. Tidak mencemari sumber air minum

2. Tidak berbau

3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus

4. Tidak mencemari tanah sekitarnya

5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan

6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung

7. Penerangan dan ventilasi yang cukup

8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

9. Tersedia air dan sabun dan alat pembersih

2.2.7. Memberantas Jentik di Rumah a. Pengertian Rumah Bebas Bentik

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan

(51)

Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan

nyamuk yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/wc , vas bunga, tatanan kulkas,

dan lain-lain dan di luar rumah. Yang dilakukan secara teratur sekali dalam

seminggu. Yang berkewajiban Melakukan pemeriksaan jentik secara berkala adalah;

1. Anggota rumah tangga

2. Kader

3. Juru pemantau jentik

4. Tenaga pemeriksa jentik lainnya

Agar rumah menjadi bebas jentik maka perlu dilakukan pemberantasan

sarangga nyamuk dengan cara 3 M plus (mennguras, menutup, mengubur) plus

menghindari gigitan nyamuk. PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik,

dan kepompong nyamuk, penular berbagai penyakit. Gerakan 3 M plus adalah 3 cara

plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:

1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi,

tatana kulkas, tatanan pot kembang dan tempat air minum burung

2. Menutup rapat-rapat tempat penampunga air seperti lubang bak kontrol

3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air

seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik kresek dan lain-lain.

Plus Menghindari Gigitan Nyamuk yaitu:

1. Menggunakan kelambu ketika tidur

2. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk; bakar, semprot, oles

(52)

4. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai

5. Memperbaiki saluran talang air yang rusak

6. Menaburkan bubuk pembunuh jentik di tempat yang sulit dikuras

7. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air

8. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, misalnya zodia, lavender

b. Manfaat Rumah Bebas Jentik

Rumah bebas jentik sangat bermanfaat karena populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau

dikurangi. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar.

Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.

Pemeriksaan Jentik Berkala dilakukan dengan Cara:

1. Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada diwilayah kerja untuk memeriksa

tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk

2. Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik

3. Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut. Melihat jentik,

kemudian langsung dilanjutkan denga PSN kepada anggota rumah tangga

4. Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah dan pada formulir

pelaporan ke puskesmas

c. Memberantas Jentik di Rumah Sekali Seminggu

Sampai saat ini, obat untuk penyakit demam berdarah sampai belum

(53)

kepala, dan lain-lain. Untuk menggantikan kehilangan cairan diberikan cairan lewat

infus karena obat septik belum ada, maka langkah pencegahan penularan sangat

penting. Salah satunya adalah dengan membasmi jentik nyamuk penular.

Langkah-langkahnya antara lain:

1. Minimal satu minggu sakali, lebih sering lebih baik, menguras bak mandi,

tempayan, dan lain-lain.

2. Tempayan, gentong, drum, dan tempat air untuk meletakkan telur

3. Kaleng bekas, ban bekas, dan benda-benda ain yang dapat menampung air hujan

hendaknya dibuang atau dikubur.

4. Pepohonan seperti pohon pisang, palm, dan lain-lain disekitar rumah harus

dibersihkan agar tidak ada air yang tertampung disela-selanya.

5. Memeriksa secara teratur tempat air apakah ada jentik nyamuk demam berdarah

atau tidak.

6. Untuk membunuh larva dapat juga digunakan bubuk abate.

7. Lainnya hendaknya ditutup rapat, sehingga nyamuk tidak dapat masuk

kedalamnya

2.2.8. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari a. Manfaat Makanan

Semua sayur bagus dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan orange) seperi bayam, kangkung, daun katuk, wortel, selada hjau, atau

daun singkong. Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang bewarna (merah,

(54)

vitamin dan mineral serta seratnya. Pilihan buah dan suyur yang bebas pestisida dan

zat berbahaya lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang

bekas dimakan ulat dan tetap segar. Pengolahan sayur dan buah yang tepat tidak

merusak atau mengurangi gizinya. Konsumsi buah dan suyur yang tidak merusak

kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus.

Direbus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung

dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa

vitamin seperti vitamin C.

Setiap anggota rumah tangga sebaiknya mengkonsumsi minimal 3 porsi buah

dan 2 porsi sayuran. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena

mengandung vitamin dan mineral. Manfaat vitamin yang ada di dalam sayur dan buah

1. vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata

2. vitamin D untuk kesehatan tulang

3. vitamin E untuk kesuburan dan awet muda

4. vitamin K untuk pembekuan darah

5. vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi

6. vitamin B mencegah penyakit beri-beri

7. vitamin B12 meningkatkan nafsu makan

b. Serat

Serat adalah makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat

(55)

sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Manfaat

makanan berserat yaitu:

1. mencegah diabetes

2. melancarkan buang air besar

3. menurunkan berat badan

4. membantu proses pembersihan racun

5. membuat awet muda

6. mencegah kanker

7. memperindah kulit

8. membantu mengatasi Amenia

9. membantu perkembangan baketri yang baik dalam usus

c. Makan Buah dan Sayur

Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang mengandung gizi

lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan sumber kaya karoten. Semakain

tua warna hijaunya maka semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta

karoten pada sayuran. Sayuran membatu memperlambat proses penuaan dini

mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan menurunkan

komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Sayuran bewarna hijau tua antaranya

adalah kangkung, daun singkong, daun papaya, genjer dan kelor. Di dalam sayuran

dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan di

dalam buah dan sayur bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal

(56)

Manfaat buah dan sayur sangat penting untuk tubuh manusia. Buah dan

sayuran banyak mengandung vitamin serta mineral yang sangat baik untuk membantu

menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Sudah bannyak sekali penelitian yang

menunjukkan kalau manfaat buah dan sayur penting bagi tubuh dan dapat membantu

melindungi badan dari serangan berbagai macam penyakit. Vitamin dan mineral

dalam buah-buahan serta sayuran banyak sekali mengandung vitamin dan mineral

dan sangat baik untuk lesehatan manusia. Seperti misalnya: vitamin A, C. E, zat

magnesium, seng, fosfor, dan asam folat. Dalam sembuh penelitian menunjukkan

kalau asam folat yang terdapat dalam buah dan sayuran dapat mengurangi tingkat

darah homocysteine, yaitu suatu zat yang dapat menjadi faktor resiko penyakit

jantung koroner.

Manfaat Buah dan Sayur Bagi Kesehatan

Pada jenis buah-buahan dan sayuran yang memiliki kandungan rendah lemak,

garam dan gula dam mampu menyediakan sumber yang baik berupa serat makanan.

Jika seorang tengah menjalankan diet, sangat baik sekali mengkonsumsi buah dan

sayur. Melindungi terhadap penyakit : pada sayuran dan buah banyak mengandung

fitokimia. Pada sebuah penelitian ilmiah menunjukkan apabila dengan teratur sering

mengkonsumsi buah dan sayuran, akan mengurangi resiko terhadap serangan

penyakit seperti diabetes, stroke, kanker, hingga tekana darah tinggi.

Sayuran harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama

(57)

melarutkan vitamin dan mineral, buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari.

Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang

terkandung dalam buah.

2.2.9. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari a . Pengertian Aktifitas

Semua anggota keluarga sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal 30

menit setiap hari. Aktifitas fisik adalah Melakukan pergerakan anggota tubuh yang

menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan

fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar

sepanjang hari. Aktifitas fisik yang dapat dilakukan biasa berupa kegiatan sehari-hari,

yaitu: berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai,

naik turun tangga, membawa belanjaan, atau berupa olahraga, yaitu: push up, lari

ringan, berenang, bermain bola, senam, bermain tenis, yoga, fitness.

Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari

sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya. Jika lebih

banyak waktu yang digunakan untuk beraktifitas fisik maka manfaat yang diperoleh

juga lebih banyak jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam

waktu 3 bulan kedepan akan terasa hasilnya.

Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup

bila tidak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahan hidup,

meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena

(58)

Olahraga adalah serangakaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk

memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak. Seperti halnya makan, gerak

(Olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-terusan; artinya Olahraga

sebagai alat untuk mempertahankan hidup, memelihara dan membina kesehatan, tidak

dapat ditinggalakan, seperti halnya makan, olahragapun hanya dapat dinikmati dan

bemanfaat bagi kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan olahraga. Bila

orang hanya menonton olahraga, maka sama halnya dengan orang yang hanya

menonton orang makan, artinya ia tidak akan dapat merasakan nikmatnya berolahraga

dan tidak akan dapat memperoleh manfaat dari olahraga bagi kesehatannya. Olahraga

merupakan alat merangsang pertumbuhan dan perkembangan bagan fungsional

jasmani, rohani dan sosial.

Olahraga kesehatan adalah olahraga yang memelihara atau untuk

meninngkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala

diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat

mendukung setiap aktivitas dalam perikehidupannya sehari-hari yang bersifat rutin,

maupun untuk keperluan rekreasi dan atau mengatasi keadaan gawat darurat.

Olahraga kesehatan meningkatkan derajat sehat dinamis, pasti juga sehat statis, tetapi

tidak dengan sebaliknnya. Gemar borolahraga : mencegah penyakit, hidup sehat dan

nikmat. Malas berolahraga : mengundang penyakit. Tidak berolahraga : melantarkan

diri sendiri.

Gambar

Gambar 2.3. Asumsi Determinan Perilaku, (Notoatmodjo, 1993)
Tabel 3.1. Pembagian Besar Sampel pada Tiap Dusun/Desa di Kecamatan Aek Korsik Kabupaten Labuhanbatu Utara
Tabel 3.2.  Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Pengetahuan
Tabel 3.2. (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pri Iswati Utami, M.Si., Apt dan Ibu Wiranti Sri Rahayu, M.Si., Apt yang telah berkenan membimbing dan

Perubahan kurikulum yang belum serentak menyebabkan sekolah ini khususnya dalam mata pelajaran bahasa arab masih menggunakan kurikulum yaitu KTSP untuk siswa yang

Berdasarkan hasil sosialisasi kegiatan yang dilakukan oleh pejabat di lingkungan UPTD pendidikan Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes kemudian didapatkan lima lembaga

Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah karakteristik tempat perkembangbiakan larva nyamuk yang meliputi keberadaan TPA, jenis TPA, pH air, tumbuhan air, hewan

Pada hari ini Senin Tanggal Tujuh Belas Bulan April Tahun Dua Ribu Tujuh Belas bertempat di IAIN Palangka Raya melalui website : lpse.kemenag.go.id Kelompok Kerja

Dalam membentuk kepribadian muslim peserta didik, sebagai muslim yang baik seorang guru bimbingan konseling memiliki peranan penting dalam lingkungan pendidikan

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian hukum normatif yang memberikan preskriptif mengenai kesesuaian penerapan dakwaan kumulatif subsidair oleh Penuntut

Pelaksanaan kurikulum 2013 pada kegiatan belajar mengajar tidak hanya sebatas menyampaikan bahan ajar di dalam kelas, tetapi guru harus bisa menghidupkan suasana di dalam kelas