PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA
DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU UTARA
TAHUN 2013
TESIS
Oleh
ISMA SAWITRI 117032142/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA
DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU UTARA
TAHUN 2013
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ISMA SAWITRI 117032142/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Judul Tesis : PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2013
Nama Mahasiswa : Isma Sawitri Nomor Induk Mahasiswa : 117032142
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Menyetujui Komisi Pembimbing
Ketua
(Dr. Drs. R Kintoko Rochadi, M.K.M)
Anggota
(Drs. Tukiman, M.K.M)
Dekan
Tanggal Lulus : 30 Juli 2013 Telah Diuji
pada Tanggal : 30 Juli 2013
Anggota : 1. Drs. Tukiman, M.K.M 2. Dra. Syarifah, M.S
3. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes PERNYATAAN
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TERHADAP PHBS DALAM TATANAN RUMAH TANGGA
DI DESA AEK KORSIK KECAMATAN AEK KUO KABUPATEN LABUHANBATU
UTARA TAHUN 2013
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebbut dalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2013
ABSTRAK
PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara 2013. Jenis penelitian adalah penelitian
analitik dengan menggunakan desain survey dengan jenis explanatory. Populasi
adalah seluruh kepala keluarga di desa Aek Korsik, kec.Aek Kuo yang terdiri dari 13
Dusun yang berjumlah 2.965 KK. Sampel berjumlah 100 KK dengan teknik simple
random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PHBS kepala keluarga dalam tatanan rumah tangga ditemukan sebahagian besar tidak baik (58,0%) sedangkan yang baik
(42,0%). Ada pengaruh pengetahuan (p = 0,014) dan sikap (p = 0,042) terhadap
perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara. Variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga adalah pengetahuan dengan nilai koefisien B = 1,117.
Disarankan kepada Kepala desa perlu bekerjasama dengan masyarakat agar lebih aktif dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat dengan cara membuat kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Puskesmas lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya kepala keluarga agar bisa menerapkan dan menjadi contoh buat keluarga.
ABSTRACT
PHBS (Clean and Healthy Life Behavior) in a household structure constitutes an effort to empower family members to be aware, willing, and capable of implementing PHBS in order to keep and maintain their health, to prevent and protect them from the risk of disease incident, and to participate actively in health movement in community.
The objective of the research was to analyze the knowledge and attitude of heads of families in PHBS in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District, in 2013. The type of the research was analytic with an explanatory survey design. The population was all 2,965 families at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, which covered 13 hamlets, and 100 families were used as the samples, using simple random sampling technique.
The result of the research showed that most of PHBS in the household structure was not in good category (58.0%) and the rest (42.0%) was in good category. There were the influences of knowledge (p = 0.014) and attitude (p = 0.042) on clean and healthy life behavior in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District. The variable which had the most dominant influence on the clean and healthy life behavior in the household
structure was knowledge with the value of coefficient β = 1.117.
It is recommended that the village head should cooperate actively with the community to increase clean and healthy life behavior in the community by activating to increase their knowledge in health, Puskesmas should increase counseling about PHBS (clean and healthy life behavior), and the heads of families should apply PHBS so that they can be the models for all family members.
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat serta pertolonganNya yang berlimpah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini dengan judul “Pengaruh
Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga terhadap PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013”.
Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan pendidikan pada program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat
Studi Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Penulis, dalam menyusun tesis ini mendapat bantuan, dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan Dr.
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
4. Dr. Drs. R Kintoko Rochadi, M.K.M sebagai ketua komisi pembimbing dan
Drs. Tukiman, M.K.M sebagai anggota komisi pembimbing yang denga penuh
perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu
untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.
5. Dra. Syarifah, M.S. dan Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes sebagai penguji tesis
yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan
meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga
penulisan tesis selesai.
6. Kepada Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo yang telah memberikan izin badi
peneliti sehingga tesis ini selesai.
7. Dosen dan Staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
8. Teristimewa buat suami Nurlian, beserta anak-anakku yang selalu memberi do’a,
kasih sayang, motivasi dan berkorban baik moril maupun materil kepada penulis.
9. Orang tuaku tercinta, Ayahanda J. Hanafiah Lubis dan Ibunda Sumiati yang telah
memberikan kasih sayang selama ini.
10.Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa/i Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harpan,
semoga tesis ini bermamfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan, dan
pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.
Medan, Oktober 2013 Penulis
RIWAYAT HIDUP
Isma Sawitri, lahir pada tanggal 28 Februari 1971 di Perkebunan Aek
Pamingke, anak dari pasangan Ayahanda J. Hanafiah Lubis dan Ibunda Sumiati.
Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri
No. 112307 Perk Aek Pamingke, sekolah menengah pertama di SMP Negeri Bandar
Durian, sekolah menengah atas di SMA Negeri Aek Kanopan, sekolah D-III
Keperawatan Glugur Medan tahun 1990-1994 dan S1 Kesehatan Masyarakat STIKES
Helvetia Medan tahun 2005-2007.
Penulis mengikuti pendidikan lanjutan Program Studi S2 ilmu Kesehatan
Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2011 dan menyelesaikan
pendidikan tahun 2013.
Sejak tahun 1994-2000 bekerja di RSU. Glugur, Dosen D-III Keperawatan Dr.
Rusdi Medan tahun 2000-2008, dan Staf Pengajar D-III Kebidanan Dr. Rusdi Medan
DAFTAR ISI
2.1.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga ... 8
2.2. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga ... 10
2.2.1. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan ... 10
2.2.2. Pemberian ASI Ekslusif ... 12
2.2.9. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari ... 35
2.2.10.Tidak Merokok di dalam Rumah ... 41
2.3. Determinan Perilaku ... 48
2.4. Domain Perilaku ... 58
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 60
4.2.1. Karakteristik Responden ... 73
4.2.2. Pengetahuan Kepala Keluarga ... 74
4.2.3. Sikap Kepala Keluarga ... 76
4.2.4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 78
4.3. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 79
4.3.1. Hubungan Pengetahuan Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... 79
4.4. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 80
BAB 5. PEMBAHASAN ... 83
5.1. pengaruh Pengetahuan Kepala Keluarga Terhadap PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 83
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
6.1. Kesimpulan ... 90
6.2. Saran ... 91
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1. Pembagian Besar Sampel pada Tiap Dusun/Desa di Kecamatan Aek
Korsik Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 62
3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Pengetahuan ... 65
.
3.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Sikap ... 66
4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Aek Korsik
Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013 .... 73
4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kepala Keluarga dalam Tatanan
Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo
Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 74
4.3. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Kepala Keluarga dalam
Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo
Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 76
4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kepala Keluarga dalam Tatanan
Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo
Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 76
4.5. Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Kepala Keluarga dalam
Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo
Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 78
4.6. Distribusi Frekuensi Kategori PHBS Kepala Keluarga dalam
Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo
Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013... 78
4.7. Hubungan Pengetahuan Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun
4.8. Hubungan Sikap Kepala Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013 ... 80
4.9. Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda Pengaruh Pengetahuan
dan Sikap terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Asumsi Determinan Perilaku ... 56
2.2. Determinan Perilaku ... 59
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden dan Kuesioner Penelitian ... 97
2. Master Data Penelitian ... 106
3. Uji Valitas dan Reliabilitas ... 110
4. Hasil Uji Statistik ... 118
5. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 136
ABSTRAK
PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara 2013. Jenis penelitian adalah penelitian
analitik dengan menggunakan desain survey dengan jenis explanatory. Populasi
adalah seluruh kepala keluarga di desa Aek Korsik, kec.Aek Kuo yang terdiri dari 13
Dusun yang berjumlah 2.965 KK. Sampel berjumlah 100 KK dengan teknik simple
random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PHBS kepala keluarga dalam tatanan rumah tangga ditemukan sebahagian besar tidak baik (58,0%) sedangkan yang baik
(42,0%). Ada pengaruh pengetahuan (p = 0,014) dan sikap (p = 0,042) terhadap
perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhan Batu Utara. Variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga adalah pengetahuan dengan nilai koefisien B = 1,117.
Disarankan kepada Kepala desa perlu bekerjasama dengan masyarakat agar lebih aktif dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat dengan cara membuat kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Puskesmas lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya kepala keluarga agar bisa menerapkan dan menjadi contoh buat keluarga.
ABSTRACT
PHBS (Clean and Healthy Life Behavior) in a household structure constitutes an effort to empower family members to be aware, willing, and capable of implementing PHBS in order to keep and maintain their health, to prevent and protect them from the risk of disease incident, and to participate actively in health movement in community.
The objective of the research was to analyze the knowledge and attitude of heads of families in PHBS in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District, in 2013. The type of the research was analytic with an explanatory survey design. The population was all 2,965 families at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, which covered 13 hamlets, and 100 families were used as the samples, using simple random sampling technique.
The result of the research showed that most of PHBS in the household structure was not in good category (58.0%) and the rest (42.0%) was in good category. There were the influences of knowledge (p = 0.014) and attitude (p = 0.042) on clean and healthy life behavior in the household structure at Aek Korsik village, Aek Kuo Subdistrict, North Labuhanbatu District. The variable which had the most dominant influence on the clean and healthy life behavior in the household
structure was knowledge with the value of coefficient β = 1.117.
It is recommended that the village head should cooperate actively with the community to increase clean and healthy life behavior in the community by activating to increase their knowledge in health, Puskesmas should increase counseling about PHBS (clean and healthy life behavior), and the heads of families should apply PHBS so that they can be the models for all family members.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat
merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak mengatakan bahwa “Sehat
memang bukan segalanya tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti”. karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap
anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Oleh karena itu pada
tanggal 1 Maret 1999 Presiden RI mencanangkan pembangunan terhadap kesehatan.
Kondisi sehat dapat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat
menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga rumah
tangga berperilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud apabila ada keinginan,
kemauan dan kemampuan para pengambil keputusan dan lintas sektor terkait agar
PHBS menjadi program prioritas dan menjadi salah satu agenda pembangunan di
Kabupaten/Kota, serta didukung oleh masyarakat (PHBS 2012).
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (Promkes) untuk mendukung upaya
peninggkatan perilaku sehat ditetapkan visi nasional Promkes sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI.No.1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih
PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota
rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS tatanan rumah tangga penting dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
keluarga. Ini bertujuan agar anak dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas. Di samping
itu, kemampuan bekerja setiap anggota keluarga meningkat serta pengeluaran biaya
rumah tangga dapat digunakan untuk pemenuhan gizi kelurga, pendidikan, dan
peningkatan pendapatan. Bagi masyarakat, akan tercipta lingkungan yang sehat dan
mampu mencegah serta menanggulangi masalah-masalah kesehatan. Rumah tangga
sehat merupakan aset dan modal utama pembangunan di masa depan. Kesakitan dan
kematian karena penyakit infeksi dan non infeksi dapat dicegah dengan berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS 2012).
Sebagai indikator perilaku sehat skala nasional, Pusat Promosi Kesehatan
bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, serta Badan
Pusat Statistik berupaya untuk memasukkan 3 indikator; yaitu tidak merokok, pola
makan yang baik, dan melakukan aktivitas fisik; ke dalam daftar pertanyaan Survei
Sosial Ekonomi Nasional Pokok (setiap tahun) dan Sasaran (setiap 3 tahun).
Indikator perilaku sehat lainnya dapat diperoleh dari survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI), Survei Kehidupan Rumah Tangga Indonesia
(SEM) dan survei-survei yang bersifat lokal yang dilakukan oleh berbagai pihak
sesuai kebutuhan daerah.
Data UNDP tahun 2001 mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia
(Human Development Indexs) di Indonesia masih menempati urutan ke 102 dari 162
negara. Tingkat pendidikan, pendapatan serta kesehatan penduduk Indonesia belum
memuaskan.
Peranan keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan tercapainya
tujuan pembangunan nasional, karena pendidik yang sehat akan menunjang
keberhasilan program pendidikan dan juga akan mendorong peningkatan
produktivitas dan pendapatan penduduk.
Visi Indonesia Sehat 2010 yang telah ditetapkan sebagai gambaran prediksi
atau harapan tentang keadaan masyarakat pada tahun 2010, haruslah dapat
mewujudkan dan dilaksanakan secara bertaat azas dan berkesinambungan. Untuk itu
rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 telah disusun dan
selanjutnya akan digunakan sebagai acuan program kesehatan dalam
mengembangkan rencana strategis untuk mencapai indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan.
Salah satu indikator keberhasilannya adalah perilaku hidup sehat yang
didefinisikan sebagai perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
Saat ini pembangunan bidang kesehatan di Indonesia mempunyai beban
ganda, dimana penyakit infeksi dan menular masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat, sementara itu telah terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti
jantung, stroke, kanker, diabetes melitus yang semuanya erat kaitannya dengan gaya
hidup seperti kebiasaan makan yang buruk, kurang aktivitas fisik dan merokok.
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan
bahwa 83 per 1000 penduduk menderita hipertensi, 3 per 1000 penduduk mengalami
penyakit jantung iskemik dan strok, 1,2% penduduk mengalami diabetes, 6,8%
mengalami kelebihan berat badan dan 1,1% mengalami obesitas. Penyakit kanker
merupakan 6% penyebab kematian di Indonesia. Penyakit kardiovaskular sebagai
penyebab kematian telah meningkat dari urutan ke-11 (SKRT 1972) menjadi urutan
ke-3 (SKRT 1986) dan menjadi penyebab kematian utama (SKRT 1992 dan 1995).
WHO memperkirakan penyakit tidak menular telah menyebabkan sekitar 60%
kematian dan 43% seluruh kesakitan didunia. Penyakit-penyakit akibat gaya hidup
tersebut dapat dicegah dengan meniadakan faktor resiko dan merubah perilaku
dengan cara antara lain tidak merokok, meningkatkan aktivitas fisik dan olah raga,
serta menjaga pola makan.
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga,
karena rumah tangga yang sehat merupakan aset atau modal pembangunan di masa
depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota
menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga
perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (Depkes, 2009).
PHBS dipengaruhi oleh perilaku seseorang, dan perilaku itu sendiri terbagi menjadi
tiga aspek, yakni: pengetahuan, sikap, dan praktik. Pengetahuan adalah pemahaman
subjek mengenai objek yang dihadapinya. Sikap merupakan reaksi atau respons
seseorang terhadap yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Keluarga
yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga akan meningkat kesehatannya
dan tidak mudah sakit. Rumah tannga tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas
kerja anggota keluarga. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka
biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya
investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan
kesejahteraan anggota rumah tangga. Salah satu indikator menilai keberhasilan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di bidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS.
PHBS juga bermanfaat untuk meningkatkan citra pemerintah daerah dalam bidang
kesehatan, sehingga dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain
(PHBS 2012).
Hasil penelitian Nur’ain Napu di Gorontalo (2012) gambaran perilaku kepala
keluarga tentang PHBS bahaw dari 10 indikator PHBS 3 indikator yang dijalankan.
Untuk tingkat pengetahuan masyarakat masih sangat rendah, sikap masyarakat baik,
tindakan masyarakat tentang indikator PHBS masih kurang.
Hasil penelitian Rina Marlina Lamawati di Sumatera Barat (2011), analisis
diketahui bahwa tenaga promkes puskesmas belum pernah mendapat pelatihan
tentang promosi PHBS. Dana yang tersedia masih terbatas, perencanaan belum
terlaksana secara terpadu, disamping itu penggorganisasian untuk PHBS belum ada,
penggerakan masyarakat belum maksimal, dan pemantauan penilaian belum
dilaksanakan secara rutin.
Hasil penelitian Herlinawati Siregar di Medan (2012), yang meneliti pengaruh
promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang perilaku hidup bersih dan
sehat ditemukan hubungan yang signifikasi artinya tingkat pengetahuan dalam
strategi promosi kesehatan sangat efektif untuk mempengaruhi keluarga untuk
Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
Hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 secara nasional, penduduk yang
telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 38,7%. Terdapat lima provinsi dengan
pencapaian di atas angka nasional yaitu DI Yogyakarta (59,4%), Bali(53,7%),
Kalimantan Timur (52,4%), Jawa Tengah (51,2%), dan Sulawesi Utara
(50,4%).Sedengkan provinsi dengan pencapaian PHBS rendah berturut-turut adalah
Gorontalo (33,8%),Riau (30,1%), dan Sumatera Barat (28,2%), Nusa Tenggara Timur
(26,8%), Papua (24,4%), (Depkes RI, 2011).
Di dalam profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2010 Kabupaten
Labuhanbatu Utara, rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat baru mencapai
39,77% dengan target nasional 65%. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota
yang masih terpantau yaitu Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, yang ditolong
Nakes ( 86% ), Pemberian Asi Ekslusif , yang diberi Asi Eksklusif (34,66% ).
Penimbangan Balita, yang ditimbang ( 38% ). Jamban yang dikatagorikan Jamban
Sehat Adalah ( 63,69%). Bangunan yang bebas Jentik Nyamuk (63,67%) rumah.
Berdasarkan survei pendahuluan dari 8 orang kepala keluarga yang telah
diwawancarai hanya sebanyak 2 orang yang mengetahui tentang PHBS. Pada
dasarnya setiap kepala rumah tangga meluangkan waktu kebiasaannya merokok di
dalam rumah bersama anggota keluarga lainnya. Makan buah kalau ada, makan sayur
tergantung selera. Dengan kurangnya pemahaman kepala keluarga tentang PHBS,
sehingga peneliti ingin mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap kepala keluarga
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di desa Aek
Korsik kecamatan Aek Kuo kabupaten Labuhanbatu Utara 2013.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas yang menjadi
masalah penelitin ini adalah bagaimana pengetahuan dan sikap kepala keluaraga
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga di desa Aek
Korsik kecamatan Aek Kuo kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitia ini adalah untuk menganalisis
pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam tatanan rumah tangga
1.4 Hipotesis
Ada pengaruh pengetahun dan sikap kepala keluarga terhadap PHBS dalam
tatanan rumah tangga di desa Aek Korsik kecamatan Aek Kuo kabupaten
Labuhanbatu Utara tahun 2013.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Kepala Desa
Sebagai bahan masukan untuk membuat program atau kegiatan yang berkaitan
dengan peningkatan pengetahuan bagi masyarakat khususnya Kepala Keluarga.
1.5.2. Bagi Kepala Puskesmas
Sebagai acuan dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan Peningkatan
pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk peduli kepada kesehatannya
1.5.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan pembanding dari peneliti selanjutnya dengan kajian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PHBS
2.1.1. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Sehat dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. dengan demikian PHBS mencakup beratus-ratus bahkan beribu-ribu
perilaku yang harus dipraktekkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dibidang pencegahan dan penanggulangan
penyakit serta penyehatan lingkungan harus dipraktekkan perilaku mencuci tangan
dengan sabun, pengelolahan air minum dan makanan yang memenuhi syarat,
menggukan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolahan limbah cair yang
memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan
lain-lain. Dibidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus
dipraktekkan perilaku meminta pertolongan meminta pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi,
menjadi aseptor keluarga berencana dan lain-lain. Dibidang gizi dan farmasi harus
dipraktekkan perilaku makan dengan giji seimbang, minum tablet tambah darah
danlain-lain. Sedangkan dibidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktekkan perilaku ikut
serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau memanfaatkan
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat atau (UKBM), memanfaatkan
Puskesmas dan fasilitas pelayan kesehatan lain dan lain-lain. (Depkes, 2011)
2.1.2. Manfaat PHBS
Keluarga yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga akan
meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tannga tangga sehat dapat
meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga. Dengan meningkatnya kesehatan
anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat
dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat
meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga. Salah satu indikator menilai
keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di bidang kesehatan adalah
pelaksanaan PHBS. PHBS juga bermanfaat untuk meningkatkan citra pemerintah
daerah dalam bidang kesehatan, sehingga dapat menjadi percontohan rumah tangga
sehat bagi daerah lain.
2.1.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memeberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS. Rumah tangga yang ber-PHBS
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu Hamil dan Menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia lanjut
5. Pengasuh Anak
Perilaku hidup bersih dan sehat sangat bermanfaat bagi keberlangsungan
hidup suatu rumah tangga. Manfaat rumah tangga ber-PHBS adalah:
1. Bagi Rumah Tangga
a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas
d. Pengeluaran rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
2. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans
desa dan lain-lain.
2.2 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga 2.2.1. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan A. Pengertian
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan (bidan, dokter dan tenaga para lainnya). Persalinan di tolong oleh
tenaga kesehatan diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Angka
kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab
kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,
dan dalam masa nifas per 100.000 kelahiran hidup. AKI berguna untuk
menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan
ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih, adalah langkah
awal terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini.
Pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih menjdi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu.
Walaupun sebagian besar perempuan bersalin di rumah, tenaga terlatih dapat
membantu mengenali kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencari
perawatan darurat.
B. Alasan
Setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan
ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terjadi kelainan dapat diketahui dan segera
ditolong atau dirujuk kepuskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan mmenggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga
mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
C. Tanda-tanda Persalinan
Beberapa tanda yang sering muncul sebelum persalinan adalah:
1. Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat.
2. Rahim terasa kencang bila diraba, terutama pada saat mulas.
3. keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
4. Keluar cairan ketuban yang bewarna jernih kekuningan dari jalan lahir.
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah segera
hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter), tetap tenang dan tidak bingung, ketika
merasa mulas bernafas panjang, mengambil nafas melalui hidung dan mengeluarkan
melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
D. Tanda-tanda Bahaya Persalinan
1. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
2. Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan.
3. Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir.
4. Tidak kuat mengejan.
5. Mengalami kejang-kejang.
6. Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.
7. Air ketuban keruh dan bau.
8. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
9. Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
10. Keluar darah banyak setelah bayi lahir bila tanda bahaya, ibu harus segera di
bawa ke Bidan/Dokter.
2. 2.2 Pemberian ASI Ekslusif a. Pengertian Asi Ekslusif
ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa
memberikan tambahan makanan atau miniman lain. ASI adalah makanan alamiah
cairan bening bewarna kekuningan (kolostrum) sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. ASI ekslusif adalah bayi yang hanya
diberikan ASI tanpa diberi tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu. Pemberian ASI ini secara eklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya
selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. ASI eklusif adalah memberikan
ASI saja tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai 6 bulan.
Padatahun 2002 World Health Organization menyatakan bahwa ASI eklusif selama 6
bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Menyusui eksekutif adalah
memberikan hanya ASI segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan
memberikan kolustrum. Berdasarkan waktu produksinya ASI digolongkan dalam tiga
kelompok yakni:
1. Kolostrum
Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama. Setelah
kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena mengandung
banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi
dari infeksi. Kolostrum juga mengandung vitamin A, E, dan K serta beberapa
mineral seperti Natrium dan Zn. Volume kolostrum adalah 150-300 ml / jam.
2. ASI Transisi/Peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi
matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 4-10 setelah kelahiran. Kandungan
protein akan makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi
3. ASI Matang/Mature
ASI matang/mature adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan
seterusnya komposisi relatif tetap (Roesli, 2004). Merupakan suatu cairan
berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar Ca-casenat
riboflavin dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu yang sehat dimana
produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik
dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan . selama 6 bulan pertama,volume ASI
pada ibu sekurang-kurangnya sekitar 500-600 ml/hari dan 300-500 ml/ hari
setelah bayi berusia satu tahun.
b. Keunggulan ASI
ASI banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam
ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta
kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mapu melindungi bayi dari
alergi. ASI aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada bayi
dalam keadaan segar. Pemberian ASI sangat praktis tidak akan pernah basi,
mempunyai suhu yang tapat dan dapat di berikan kapan saja dan di mana saja.
Bayi segera disusui sesegera maungkin paling lambat 30 menit melahirkan
untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan. Sebelum
menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan dari
keluarga. Susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI
berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan selain ASI diberikan pula Makanan
Pendamping ASI dalam bentik makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan
perkembangan umur bayi. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga berusia 2 tahun.
Cara Menyusui yang Benar
1. Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya dengan
menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.
2. Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih
dahulu dengan air hangat
3. Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai.
4. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepalanya.
5. Upayakan badan bayi menghadap pada badan ibu, rapatkan bayi dengan dada ibu
atau bagian bawah payudara ibu.
6. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
7. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan
lengan ibu bagian dalam
8. Bayi disusui dengan cara bergantian dari susu sebelah kiri lalu kesebelah kanan
sampi bayi merasa kenyang
9. Setelah selesai menyusui mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan
kapas yang telah direndam air hangat
10. Sebelum ditidurkan bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap
bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan
c. Manfaat Pemberian ASI
Manfaat ASI sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak,
karena dengan menyusui tidak hanya memberikan keuntungan pada bayi saja,
tetapi juga bagi ibu dan keluarga, bahkan bagi negara.
Keuntungan Menyusui Bagi Bayi
1. Ditinjau dari aspek gizi
Kandungan gizi lengkap dan dan sesuai kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang
yang optimal. Mudah dicerna dan diresap, karena perbandingan whey
protein/casein adalah 80/20, sedangkan susu sapi 40/60. Di samping itu ASI
mengandung lipase yang memecah trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.
Laktosa dalam ASI mudah terurai menjadi glukosa dan galaktosa, dan enzim
lactase sudah ada sejak bayi lahir.
2. Ditinjau dari aspek imonologi
Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain: Imunitas selular
yaitu lekosit sekitar 4000/ml ASI yang terutama terdiri dari Magrofag Imunitas
humoral, misalnya IgA-enzim pada ASI yang mempunyai efek anti bakteri
misalnya lisizim, katalase dan peroksidase.
3. Ditinjau dari aspek psikologis
Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng. Pemberian ASI mendekatkan
hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi bayi, yang penting
lain/ibu dan akirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri. Manfaat lainnya
bagi bayi: mengurangi insidens karies dentis, mengurangi malokklusi.
Keuntungan Menyusui bagi Ibu
1. Aspek kesehatan ibu
dapat mengurangi pendarahan post partum, mempercepat involusi uterus dan
mengurangi insiden karsinoma payudara. Lebih praktis karena ASI lebih mudah
di berikan pada saat bayi membutuhkan.
2. Aspek psikologis
Mendekatkan hubungan kasih sayang ibu dan anak serta memberikan perasaan
dipelukan.
3. Aspek keluarga berncana
Menunda kembalinya kesuburan sehingga menjarangkan kehamilan. Perlu
diketahui bahwa frekuensi menyusui yang sering baru mempunyai efek keluarga.
Keuntungan Menyusui bagi Keluarga
1. Hemat karena tidak perlu menyediakan dana untuk membeli susu formal.
2. Bayi jarang sakit, bisa menghemat biaya pengobatan
3. Mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga
4. Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formal.
d. Penyimpanan ASI dan Cara Menjagan Mutu dan Jumlah Produksi ASI
Dukungan suami, orang tua, Ibu mertua dan keluarga lainnya sangat
diperlukan agar supaya pemberiabn ASI Eklusif selama 6 bulan bisa berhasil. Ibu
ASI sebelum berangkat kerja. Selama bekerja, bayi tetap bias diberi ASI dengan cara
memerah ASI sebelum berangkat kerja dan ditampung digelas yang bersih dan
tertutup untuk diberikan kepada bayi di rumah. Setelah pulang bekerja, bayi disusui
kembali seperti biasa. Penyimpanan ASI yang tepat dapat meperpanjang masa pakai
ASI dan mempertahankan nilai gizinya. Cara menyimpan ASI:
1. ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejuk akan tahan 6-8 jam.
2. ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam
3. ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.
4. ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.
2.2.3 Menimbang Balita Setiap Bulan a. Tujuan Penimbangan
Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap
bulan. Penimbangan balita dilakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5
tahun diposyandu. Setelah balita di timbang di buku KIA maka akan terlihat berat
badannya naik atau tidak naik. Naik, bila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah
satu pita warna pada KMS. Tidak naik, bila garis pertumbuhannya menurun. Bila
balita mmengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda-tanda:
1. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus
2. Mudah sakit
3. Tampak lesu dan lemah
4. Mudah menangis dan rewel Balita merupakan anak yang berusia di bawah 5
Berdasarkan konvensi tersebut, balita berhak untuk tumbuh dan berkembang.
Tumbuh berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan di antara
sel- sel tubuh, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan
adalah struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
halus, bicara, sosialisasi, dan kemandirian. Stimulasi dini untuk bayi diperlukan
karena pembentukan sinar sebelum daya rangsangan/stimulasi penglihatan, suara,
pembauan, sentuhan, bahasa dan kontak mata membantu pembentukan hubungan
neural otak. Pembinaan tumbuh kembang anak menjadi tanggung jawab bersama. Di
Indonesia, pembinaan dilakukan dengan kegiatan Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Melakukan aktivitas stimulasi berarti meransang
otak anak sehingga kemampuan gerak, bicara, dan bahasa, sosialisasi,dan
kemandiran anak berlangsung optimal sesuai dengan umur. Melakukan intervensi
dini tumbuh kembang berarti melakukan tindakan koreksi untuk memperbaiki
penyimpangan tumbuh kembang pada anak. Sehingga pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak merupakan salah satu darin perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Mencegah Gizi Buruk
Penimbangan balita setiap bulan di posyandu sangat bermanfaat untuk
mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan
pertumbuhan balita dan untuk mengetahui balita yang sakit. Bayi dengan berat badan
dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (bawah garis
mengetahui kelengkapan Imunisasi dan untuk mendapatkan penyuluhan gizi. Gizi
buruk pada balita ada 3 macam, yaitu:
1. Kwashiorkor
2. Marasmus
3. Marasmus-Kwashiorkor
Tanda-tanda Gizi Buruk pada Kwashiorkor
• Edema seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki)
• Wajah bulat dan sembab
• Perut buncit
• Rambut kusam dan mudah dicabut
• Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.
Tanda-tanda Gizi Buruk pada Marasmus
• Tampak sangat kurus
• Wajah seperti orang tua
• Cengeng/rewel/apatis
• Iga gambang,cperut cekung
• Otot pantat mengendor
2.2.4. Menggunakan Air Bersih a. Kebutuhan Air Bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci
pakaian dan sebagainya. Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit. Air
bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat,
dirasa, dicium, dan diraba). Air tidak berwarna harus bening/jernih. Air tidak keruh,
harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya. Air tidak
berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit harus bebas
dari bahan kimia beracun. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau
belerang. Air bersih bermanfaat bagi tubuh supaya terhindar dari gangguan
penykit-penyakit setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal
karena kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar
terdiri dari air. Air dibutuhkan manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara
lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan pertanian. Diantara kegunaan-kegunaan
air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu,
untuk keperluan minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut
b. Sumber -Sumber Air Minum
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber
air ini,sebagai berikut:
1. Air hujan
dijadikan air hujan, tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena
Air hujan dapat ditampung kemudian itu, agar dapat dijadikan air minum yang
sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya
2. Air sungai dan danau
Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang
mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air
ini juga sering disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah
terkontraminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan
dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Mata air
Mata air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara
alamiah. Oleh karena itu,air dari mata air ini bila belun tercemar oleh kotoran
sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi kaerena kita belum yakin
apakah betul belum tercemar maka alanhgkah bainya direbus dahulu sebelum
diminum
4. Air sumur atau air sumur pompa
Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke tempat
lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai 15 meter dari permukaan
tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi
kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu
sebelum diminum. Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan aiur kedua
didalam tanah. Dalam dari permukaan tanah biasanyta lebih besar dari 15 meter.
Oleh karena itu, sebagian besar air sumur dalam ini cukup sehat untiuk dijadikan
air minum yan g langsung.
5. Air ledeng atau perusahaan air minum
Air yang berasal dari air minum tidak selau terkontrol dengan baik. Pada musim
kemarau ketika bahan baku pengolahan menurun, kualitas air perusahaan air
minum dapat menurun. Oleh karena itu penggunaan air harus selalu
memperhatikan kualitasnya.
6. Air dalam kemasan
Air dalam kemasan untuk air minum biasanya sudah siap dikonsumsi. Air minum
dalam kemasan tersedia dalam berbagai merk dengan berbagai kualitas tentunya.
c. Air Bersih dan Sehat
Air minum harus steril. Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di
daerah pedesaan khususnya tidak terlindung sehinggas air tersebut tidak atau kurang
memenuhi persyaratan kesehaatan. untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu.
1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kuman-kuman mati. Cara ini
membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.
2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain.
Cara ini dapat dilakukan secara besar-besaran, cepat dan murah.
Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:
1. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening, tidak berasa, suhu di
bawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari.
2. Syarat bakteriologis
Air untuk keperlluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama
bakteri pathogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh
bakteri patagen adalah dengan memeriksa sampel air tersebut.
3. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang
tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan
menyebabkan gangguan fisikologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip
teknologi. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus
mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk
2.2.5. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun a. Fungsi Mencuci Tangan
Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu menyelesaikan berbagai
pekerjaan. Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan. Jika tangan
kotor akan maka tubuh sangat berisiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci
tangan dapat berfungsi menghilang/mengurangi mikroorganisme yang menempel di
tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air
yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila
digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat
masuk ke dalam tubuh, yang bias menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan
kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, maka kotoran dan kuman masih
tertinggal di tangan.
Waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah:
1. Setiap kali tangan kita kotor
2. Setelah buang air besar
3. Setelah menceboki bayi atau anak
4. Sebelum makan dan menyuapi anak
5. Sebelum memegang makanan
6. Sebelum menyusui bayi
7. Sebelum menyuapi anak
8. Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari berpergian
b. Manfaat Mencuci Tangan
Cuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit yang ada
ditangan. Yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri,
tyipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut, flu burung, dengan
tangan, maka tangan mmenjadi bersih dan bebas dari kuman.
c. Cara Mencuci Tangan yang Benar
Cara yang tepat untuk mencuci tangan adalah sebagai berikut:
1. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakann sabun. Tidak perlu harus
sabun khusus antibakteri, namun lebih disarankan sabun yang berbentuk cairan.
2. Gosok tangan setidaknya selama 10-20 menit
3. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan kuku.
4. Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir.
5. Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain
6. Gunakan tisu/handuk sebagai penghalang ketika mematikan keran air.
2.2.6. Menggunakan Jamban Sehat a. Pengertian Jamban
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoram
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa yang
dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
1. Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan
kotoran kedalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban
cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
2. Jamban tangki setik/leher angsa
Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungnya berupa tangki septik
kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian kotoran manusia yang
dilengkapi dengan resapan.
b. Cara Memilih Jenis Jamban
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
besar/air kecil. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan
bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada
disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atu serangga yang dapat
menjadi penular penyakkit.
Faktor resiko lain, perilaku anak BAB tidak di jamban menyebabkan
pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing. Infeksi pada
anak sering terjadi karena menelan tanah yang tercemar telur cacing. Penularan
melalui air sungai juga dapat terjadi, karena air sungai sering digunakan untuk
berbagai keperluan dan aktifitas seperti mandi, cuci dan tempat BAB. Cara memilih
jenis jamban adalah
1. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air
a. Daerah yang cukup air
b. Daerah yang padat penduduk
c. Daerah pasang surut.
c. Syarat Jamban Sehat
Jamban harus dipelihara supaya tetap sehat. Lantai jamban hendaknya selalu
bersih dan tidak ada genangan air. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang
jamban dalam keadaan bersih. Jamban harus memenuhi syarat kesehatan. Syarat
jamban yang sehat adalah:
1. Tidak mencemari sumber air minum
2. Tidak berbau
3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4. Tidak mencemari tanah sekitarnya
5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7. Penerangan dan ventilasi yang cukup
8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9. Tersedia air dan sabun dan alat pembersih
2.2.7. Memberantas Jentik di Rumah a. Pengertian Rumah Bebas Bentik
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan
nyamuk yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/wc , vas bunga, tatanan kulkas,
dan lain-lain dan di luar rumah. Yang dilakukan secara teratur sekali dalam
seminggu. Yang berkewajiban Melakukan pemeriksaan jentik secara berkala adalah;
1. Anggota rumah tangga
2. Kader
3. Juru pemantau jentik
4. Tenaga pemeriksa jentik lainnya
Agar rumah menjadi bebas jentik maka perlu dilakukan pemberantasan
sarangga nyamuk dengan cara 3 M plus (mennguras, menutup, mengubur) plus
menghindari gigitan nyamuk. PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik,
dan kepompong nyamuk, penular berbagai penyakit. Gerakan 3 M plus adalah 3 cara
plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi,
tatana kulkas, tatanan pot kembang dan tempat air minum burung
2. Menutup rapat-rapat tempat penampunga air seperti lubang bak kontrol
3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air
seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik kresek dan lain-lain.
Plus Menghindari Gigitan Nyamuk yaitu:
1. Menggunakan kelambu ketika tidur
2. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk; bakar, semprot, oles
4. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
5. Memperbaiki saluran talang air yang rusak
6. Menaburkan bubuk pembunuh jentik di tempat yang sulit dikuras
7. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air
8. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, misalnya zodia, lavender
b. Manfaat Rumah Bebas Jentik
Rumah bebas jentik sangat bermanfaat karena populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau
dikurangi. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar.
Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
Pemeriksaan Jentik Berkala dilakukan dengan Cara:
1. Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada diwilayah kerja untuk memeriksa
tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk
2. Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik
3. Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut. Melihat jentik,
kemudian langsung dilanjutkan denga PSN kepada anggota rumah tangga
4. Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah dan pada formulir
pelaporan ke puskesmas
c. Memberantas Jentik di Rumah Sekali Seminggu
Sampai saat ini, obat untuk penyakit demam berdarah sampai belum
kepala, dan lain-lain. Untuk menggantikan kehilangan cairan diberikan cairan lewat
infus karena obat septik belum ada, maka langkah pencegahan penularan sangat
penting. Salah satunya adalah dengan membasmi jentik nyamuk penular.
Langkah-langkahnya antara lain:
1. Minimal satu minggu sakali, lebih sering lebih baik, menguras bak mandi,
tempayan, dan lain-lain.
2. Tempayan, gentong, drum, dan tempat air untuk meletakkan telur
3. Kaleng bekas, ban bekas, dan benda-benda ain yang dapat menampung air hujan
hendaknya dibuang atau dikubur.
4. Pepohonan seperti pohon pisang, palm, dan lain-lain disekitar rumah harus
dibersihkan agar tidak ada air yang tertampung disela-selanya.
5. Memeriksa secara teratur tempat air apakah ada jentik nyamuk demam berdarah
atau tidak.
6. Untuk membunuh larva dapat juga digunakan bubuk abate.
7. Lainnya hendaknya ditutup rapat, sehingga nyamuk tidak dapat masuk
kedalamnya
2.2.8. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari a. Manfaat Makanan
Semua sayur bagus dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan orange) seperi bayam, kangkung, daun katuk, wortel, selada hjau, atau
daun singkong. Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang bewarna (merah,
vitamin dan mineral serta seratnya. Pilihan buah dan suyur yang bebas pestisida dan
zat berbahaya lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang
bekas dimakan ulat dan tetap segar. Pengolahan sayur dan buah yang tepat tidak
merusak atau mengurangi gizinya. Konsumsi buah dan suyur yang tidak merusak
kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus.
Direbus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung
dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa
vitamin seperti vitamin C.
Setiap anggota rumah tangga sebaiknya mengkonsumsi minimal 3 porsi buah
dan 2 porsi sayuran. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena
mengandung vitamin dan mineral. Manfaat vitamin yang ada di dalam sayur dan buah
1. vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata
2. vitamin D untuk kesehatan tulang
3. vitamin E untuk kesuburan dan awet muda
4. vitamin K untuk pembekuan darah
5. vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
6. vitamin B mencegah penyakit beri-beri
7. vitamin B12 meningkatkan nafsu makan
b. Serat
Serat adalah makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat
sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Manfaat
makanan berserat yaitu:
1. mencegah diabetes
2. melancarkan buang air besar
3. menurunkan berat badan
4. membantu proses pembersihan racun
5. membuat awet muda
6. mencegah kanker
7. memperindah kulit
8. membantu mengatasi Amenia
9. membantu perkembangan baketri yang baik dalam usus
c. Makan Buah dan Sayur
Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan yang mengandung gizi
lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan sumber kaya karoten. Semakain
tua warna hijaunya maka semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta
karoten pada sayuran. Sayuran membatu memperlambat proses penuaan dini
mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan menurunkan
komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Sayuran bewarna hijau tua antaranya
adalah kangkung, daun singkong, daun papaya, genjer dan kelor. Di dalam sayuran
dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan di
dalam buah dan sayur bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal
Manfaat buah dan sayur sangat penting untuk tubuh manusia. Buah dan
sayuran banyak mengandung vitamin serta mineral yang sangat baik untuk membantu
menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Sudah bannyak sekali penelitian yang
menunjukkan kalau manfaat buah dan sayur penting bagi tubuh dan dapat membantu
melindungi badan dari serangan berbagai macam penyakit. Vitamin dan mineral
dalam buah-buahan serta sayuran banyak sekali mengandung vitamin dan mineral
dan sangat baik untuk lesehatan manusia. Seperti misalnya: vitamin A, C. E, zat
magnesium, seng, fosfor, dan asam folat. Dalam sembuh penelitian menunjukkan
kalau asam folat yang terdapat dalam buah dan sayuran dapat mengurangi tingkat
darah homocysteine, yaitu suatu zat yang dapat menjadi faktor resiko penyakit
jantung koroner.
Manfaat Buah dan Sayur Bagi Kesehatan
Pada jenis buah-buahan dan sayuran yang memiliki kandungan rendah lemak,
garam dan gula dam mampu menyediakan sumber yang baik berupa serat makanan.
Jika seorang tengah menjalankan diet, sangat baik sekali mengkonsumsi buah dan
sayur. Melindungi terhadap penyakit : pada sayuran dan buah banyak mengandung
fitokimia. Pada sebuah penelitian ilmiah menunjukkan apabila dengan teratur sering
mengkonsumsi buah dan sayuran, akan mengurangi resiko terhadap serangan
penyakit seperti diabetes, stroke, kanker, hingga tekana darah tinggi.
Sayuran harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama
melarutkan vitamin dan mineral, buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari.
Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang
terkandung dalam buah.
2.2.9. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari a . Pengertian Aktifitas
Semua anggota keluarga sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal 30
menit setiap hari. Aktifitas fisik adalah Melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan
fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari. Aktifitas fisik yang dapat dilakukan biasa berupa kegiatan sehari-hari,
yaitu: berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai,
naik turun tangga, membawa belanjaan, atau berupa olahraga, yaitu: push up, lari
ringan, berenang, bermain bola, senam, bermain tenis, yoga, fitness.
Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari
sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya. Jika lebih
banyak waktu yang digunakan untuk beraktifitas fisik maka manfaat yang diperoleh
juga lebih banyak jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam
waktu 3 bulan kedepan akan terasa hasilnya.
Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup
bila tidak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahan hidup,
meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena
Olahraga adalah serangakaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak. Seperti halnya makan, gerak
(Olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-terusan; artinya Olahraga
sebagai alat untuk mempertahankan hidup, memelihara dan membina kesehatan, tidak
dapat ditinggalakan, seperti halnya makan, olahragapun hanya dapat dinikmati dan
bemanfaat bagi kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan olahraga. Bila
orang hanya menonton olahraga, maka sama halnya dengan orang yang hanya
menonton orang makan, artinya ia tidak akan dapat merasakan nikmatnya berolahraga
dan tidak akan dapat memperoleh manfaat dari olahraga bagi kesehatannya. Olahraga
merupakan alat merangsang pertumbuhan dan perkembangan bagan fungsional
jasmani, rohani dan sosial.
Olahraga kesehatan adalah olahraga yang memelihara atau untuk
meninngkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala
diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat
mendukung setiap aktivitas dalam perikehidupannya sehari-hari yang bersifat rutin,
maupun untuk keperluan rekreasi dan atau mengatasi keadaan gawat darurat.
Olahraga kesehatan meningkatkan derajat sehat dinamis, pasti juga sehat statis, tetapi
tidak dengan sebaliknnya. Gemar borolahraga : mencegah penyakit, hidup sehat dan
nikmat. Malas berolahraga : mengundang penyakit. Tidak berolahraga : melantarkan
diri sendiri.