• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Anak Nelayan Untuk Sekolah (Kasus : Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Anak Nelayan Untuk Sekolah (Kasus : Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG

BERPENGARUH TERHADAP MOTIVASI ANAK NELAYAN

UNTUK SEKOLAH

(

Kasus : Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan)

SKRIPSI

VINA LUSIANA

050309040

AGRIBISNIS/PKP

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG

BERPENGARUH TERHADAP MOTIVASI ANAK NELAYAN

UNTUK SEKOLAH

(

Kasus : Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan)

SKRIPSI

VINA LUSIANA

050309040

SEP/PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Menjadi Sarjana Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing,

Ketua, Anggota,

(

Ir. Yusak Maryunianta, M.Si

) (

Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si

2010

)

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

RINGKASAN

VINA LUSIANA (050309040/AGRIBISNIS-PKP) dengan judul

penelitian “FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG BERPENGARUH TERHADAP MOTIVASI ANAK NELAYAN UNTUK SEKOLAH (Kasus : Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan)” yang dilakukan pada tahun 2009. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si, dan Bapak

Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi anak nelayan di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan untuk sekolah dan bagaimana pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap motivasi anak nelayan tersebut untuk sekolah.

Pemilihan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) yaitu daerah dipilih secara cermat sehingga sesuai dengan kondisi yang diharapkan yaitu banyaknya anak nelayan yang tidak bersekolah di daerah ini. Penarikan sampel keluarga dan anak nelayan pada daerah penelitian dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan semua keluarga nelayan memiliki kultur yang relatif homogen dan memperoleh fasilitas sosial ekonomi yang relatif sama.alat analisis yang digunakan adalah Metode Analisa Penilaian menggunakan Skoring dan Analisis Regresi Linier Berganda.

Dari hasil penelitian diperoleh :

1. Tingkat motivasi anak nelayan untuk sekolah di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan adalah sedang, yang berarti bahwa responden di daerah penelitian tidak sepenuhnya mengeluarkan upaya dan dayanya (usaha) untuk bersekolah. Hal ini disebabkan karena pola fikir anak nelayan yang menganggap bahwa pendidikan tidak berpengaruh terhadap masa depan mereka.

(4)

guru). Secara parsial, variabel independen yang berpengaruh nyata terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah adalah persepsi nelayan dengan sumbangan pengaruh sebesar 68%, hal ini dikarenakan semakin meningkatnya persepsi nelayan tentang pendidikan ke arah yang positif maka akan semakin nyata dukungan, perhatian dan motivasi nelayan kepada anaknya untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

(5)

VINA LUSIANA, dilahirkan di Belawan pada tanggal 18 Oktober 1987. Penulis merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara dari Ayahanda H. Sukardi, SE dan Ibunda Hj. Ermawati.

Jenjang pendidikan :

1. SD Swasta Hang Tuah III Belawan tamat Tahun 1999. 2. SLTP Negeri 5 Medan tamat Tahun 2002.

3. SMU Negeri 16 Medan tamat Tahun 2005.

4. Diterima di Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan pada Tahun 2005 melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Mangan Molih Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2009. Selama masa perkuliahan penulis juga aktif dalam berbagai organisasi internal kampus seperti menjabat sebagai Sekretaris Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian (FSMM-SEP) Periode 2007/2008, serta sebagai Sekretaris Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) Periode 2008/2009.

(6)

Puji dan syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG BERPENGARUH TERHADAP MOTIVASI ANAK NELAYAN UNTUK SEKOLAH (Kasus : Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan)”.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Ayahanda H. Sukardi, SE dan Ibunda Hj. Ermawati dimana telah memberikan dukungan baik materi dan kasih sayang yang berlimpah serta do’a, serta kepada Kakanda Dina Octivina, ST, Abangda Reza Wahyudi, ST, dan Adinda Muhammad Yudha Syuhada yang selalu memberikan dukungan yang luar biasa.

2. Komisi Pembimbing Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si, atas segala bimbingan dan pengarahannya serta ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP, selaku Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Ibu DR.Ir. Salmiah, MS selaku Sekretaris Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara serta seluruh staff pengajar Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan.

4. Para responden yang telah memberikan waktu dan kesediaan diri dalam membantu penulis selama melakukan penelitian dan kepada Bapak Saparrudin selaku Kepala Lingkungan XII Kampung Nelayan Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan yang telah begitu banyak membantu di daerah penelitian.

(7)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran dari berbagai pihak bagi perbaikan kualitas skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Februari 2010

(8)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 6

Tujuan Penelitian ... 6

Kegunaan Penelitian ... 7

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

Tinjauan Pustaka ... 8

Landasan Teori ... 12

Kerangka Pemikiran ... 16

Hipotesis Penelitian ... 18

METODOLOGI PENELITIAN, PENETAPAN SAMPEL, DEFINISI DAN BATASAN OPERASIONAL ... 19

Metode Penentuan Daerah Penelitian... 19

Metode Penentuan Sampel ... 19

Metode Pengumpulan Data ... 20

Metode Analisis Data ... 21

Definisi dan Batasan Operasional ... 27

Definisi ... 27

Batasan Operasional ... 28

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL………...29

Deskripsi Daerah Penelitian... 27

Karakteristik Sampel ... 32

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

Motivasi Anak Nelayan di Daerah Penelitian ... 35

Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Anak Nelayan untuk Sekolah ... 37

KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

Kesimpulan ... 42

Saran ... 43

Saran Kepada Pemerintah ... 43

Saran LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) ... 43

Saran Kepada Nelayan (Orang Tua) ... 44

Saran Kepada Peneliti Selanjutnya ... 44

(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Jumlah Penduduk Anak yang Berusia 6 - 18 Tahun di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan,

Kecamatan Medan Belawan Tahun 2008……….. 4 2. Jumlah Penduduk Anak yang Berusia 6 - 18 Tahun yang Tidak

Sekolah di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan

Belawan I, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2009………... 5 3. Spesifikasi Pengumpulan Data………..20 4. Jumlah Penduduk di Kampung Nelayan Lingkungan XII,

Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2008………….. 30 5. Jenis Sarana yang terdapat di Kampung Nelayan Lingkungan XII,

Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2008………….. 31 6. Karakteristik Sampel Anak Nelayan………..32 7. Karakteristik Sampel Nelayan……..………..33 8. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel-Variabel yang

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Karakteristik Sampel Anak Nelayan .………..……….1

2. Karakteristik Sampel Nelayan ………..2

3. Pernyataan Variabel Motivasi ………... …...3

4. Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Tentang Tingkat Motivasi ……5

5. Frekuensi Jawaban Pernyataan Tingkat Motivasi ...6

6. Metode Succesive Interval Variabel Tingkat Motivasi ………7

7. Perhitungan Nilai Skala Kategori Jawaban Pernyataan Tingkat Motivasi Responden ………...……..9

8. Hasil Interpretase Jumlah Skor untuk Variabel Motivasi……….10

9. Jenis Pendapatan Keluarga per Sampel………12

10. Total Pendapatan Keluarga per Sampel per Bulan ………...13

11. Total Pendapatan Keluarga per Sampel ………...14

12. Jumlah Tanggungan Keluarga………...15

13. Pernyataan Variabel Persepsi………16

14. Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Tentang Persepsi………...17

15. Frekuensi Jawaban Pernyataan Persepsi...18

16. Metode Succesive Interval Variabel Persepsi ………..19

17. Perhitungan Nilai Skala Kategori Jawaban Pernyataan Tingkat Persepsi Responden………...20

18. Hasil Interpretase Jumlah Skor untuk Variabel Persepsi..……….21

19. Pernyataan Variabel Tingkat Kosmopolitan ……….23

20. Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Kosmopolitan………...25

21. Frekuensi Jawaban Pernyataan Tingkat Kosmopolitan...26

22. Metode Succesive Interval Variabel Tingkat Kosmopolitan ………27

23. Perhitungan Nilai Skala Kategori Jawaban Pernyataan Tingkat Kosmopolitan Responden………..29

24. Hasil Interpretase Jumlah Skor untuk Variabel Tingkat Kosmopolitan...….30

25. Pernyataan Variabel Infrastruktur………..32

26. Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Tentang Infrastruktur………….33

27. Frekuensi Jawaban Pernyataan Infrastruktur...34

28. Metode Succesive Interval Variabel Infrastruktur ………35

29. Perhitungan Nilai Skala Kategori Jawaban Pernyataan Tingkat Infrastruktur Responden………36

30. Hasil Interpretase Jumlah Skor untuk Variabel Infrastruktur……...……….37

31. Data Input Analisis Regresi Linier Berganda...39

(11)

RINGKASAN

VINA LUSIANA (050309040/AGRIBISNIS-PKP) dengan judul

penelitian “FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG BERPENGARUH TERHADAP MOTIVASI ANAK NELAYAN UNTUK SEKOLAH (Kasus : Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan)” yang dilakukan pada tahun 2009. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si, dan Bapak

Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi anak nelayan di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan untuk sekolah dan bagaimana pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap motivasi anak nelayan tersebut untuk sekolah.

Pemilihan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) yaitu daerah dipilih secara cermat sehingga sesuai dengan kondisi yang diharapkan yaitu banyaknya anak nelayan yang tidak bersekolah di daerah ini. Penarikan sampel keluarga dan anak nelayan pada daerah penelitian dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan semua keluarga nelayan memiliki kultur yang relatif homogen dan memperoleh fasilitas sosial ekonomi yang relatif sama.alat analisis yang digunakan adalah Metode Analisa Penilaian menggunakan Skoring dan Analisis Regresi Linier Berganda.

Dari hasil penelitian diperoleh :

1. Tingkat motivasi anak nelayan untuk sekolah di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan adalah sedang, yang berarti bahwa responden di daerah penelitian tidak sepenuhnya mengeluarkan upaya dan dayanya (usaha) untuk bersekolah. Hal ini disebabkan karena pola fikir anak nelayan yang menganggap bahwa pendidikan tidak berpengaruh terhadap masa depan mereka.

(12)

guru). Secara parsial, variabel independen yang berpengaruh nyata terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah adalah persepsi nelayan dengan sumbangan pengaruh sebesar 68%, hal ini dikarenakan semakin meningkatnya persepsi nelayan tentang pendidikan ke arah yang positif maka akan semakin nyata dukungan, perhatian dan motivasi nelayan kepada anaknya untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kondisi kehidupan dan tingkat kesejahteraan nelayan di Sumatera Utara sangat memprihatinkan dan berada di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan pendataan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumatera Utara (Januari 2009), jumlah tersebut mencapai 138 ribu orang atau sekitar 60 persen dari 231 ribu nelayan. Salah satu faktor yang menyebabkan sulitnya nelayan memperbaiki tingkat kesejahteraannya karena tidak memiliki kapal dan alat tangkap yang memadai (Anonimous. 2009).

Nelayan dikenal sebagai masyarakat yang lekat dengan kemiskinan. Kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang dan papan pun terkadang sulit untuk dipenuhi secara sehat apalagi sempurna. Apalagi tentang pendidikan dan kesehatan, mungkin sangat jauh dari sempurna (Kalyanamitra, 2005).

Kemiskinan, rendahnya pendidikan dan pengetahuan nelayan serta kurangnya informasi sebagai akibat keterisolasian pulau-pulau kecil merupakan karakteristik dari masyarakat pulau-pulau kecil (biasanya nelayan). Pemberdayaan pendidikan anak nelayan biasanya tidak terlepas dari pemberdayaan masyarakat pesisir. Persoalan pendidikan ini tidak terlepas dari kemiskinan yang melingkupi masyarakat pesisir (Sulistyowati, 2003).

(14)

Pekerjaan sebagai nelayan tidak diragukan lagi adalah pekerjaan yang sangat berat. Mereka yang menjadi nelayan tidak dapat membayangkan pekerjaan lain yang lebih mudah, sesuai kemampuan yang mereka miliki. Keterampilan sebagai nelayan amat sederhana dan hampir sepenuhnya dapat dipelajari dari orang tua mereka sejak mereka masih anak-anak. Apabila orang tua mereka mampu, mereka pasti akan berusaha menyekolahkan anak setinggi mungkin sehingga tidak harus menjadi nelayan seperti orang tua mereka, tetapi kebanyakan mereka tidak mampu membebaskan diri dari profesi nelayan. Turun-temurun adalah nelayan (Mubyarto, 1989).

Hampir setiap tahun jumlah anak-anak nelayan di seluruh wilayah Indonesia yang putus sekolah mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah anak nelayan putus sekolah tersebut dipicu oleh terus memburuknya kemiskinan keluarga mereka. Memburuknya kemiskinan nelayan tersebut terjadi seiring dengan terus menurunnya pendapatan melaut mereka (Suhana, 2006).

Pelaksanaan wajib belajar di Indonesia dimulai dengan wajib belajar sekolah dasar 6 tahun (Wajib 6 Tahun), dan itu telah dicapai pada tahun 1984 dengan mendapat penghargaan Aviciena dari UNESCO (Tilaar, 2000). Kesuksesan Wajib 6 Tahun dilanjutkan dengan pelaksanaan Wajar 9 Tahun atau wajib belajar sekolah lanjutan tingkat pertama. Pelaksanaan Wajib 9 Tahun dimulai tahun 1994, ketika Wardiman Djojonegoro menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Hasanuddin, 2000).

(15)

Menurut Penanggung Jawab Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Jamaluddin Napitupulu, yang ada saat ini hanyalah pemerintah memberikan sebagian bantuan biaya sekolah, antara lain dalam bentuk pemberian dana BOS ke sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri, serta swasta.

Pada umumnya rumah tangga nelayan tidak memiliki perencanaan yang matang untuk pendidikan anak-anaknya. Pendidikan bagi sebagian besar rumah tangga nelayan masih menjadi kebutuhan nomor sekian dalam rumah tangga. Dapat dikatakan bahwa animo terhadap pendidikan di masyarakat nelayan relatif masih rendah. Hal ini tidak lepas dari rendahnya pendapatan nelayan yang menyebabkan orientasi konsumsi nelayan masih pada pemenuhan kebutuhan pokok terutama pangan (Anggraini, 2000).

Fenomena keseharian masyarakat nelayan yaitu anak anak lelaki maupun wanita secara lebih dini terlibat dalam proses pekerjaan nelayan dari mulai persiapan orang tua mereka untuk ke laut sampai dengan menjual hasil tangkapan. Hal ini tentunya berimplikasi kepada kelangsungan pendidikan anak-anak nelayan (Pengemanan,A.P, dkk., 2002).

(16)

Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi - reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan, telah terjadi di dalam diri seseorang.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi (Soemanto, 1987).

Tabel 1. Jumlah Penduduk Anak yang Berusia 6 - 18 Tahun di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2008

Kelompok Umur

Jenis Kelamin

Jumlah (jiwa)

Laki-laki Perempuan

6 sampai < 12 tahun 93 92 185

12 sampai < 15 tahun 87 101 188

15 sampai 18 tahun 83 87 170

Jumlah Total 263 280 543

Sumber : Diolah dari Kepala Lingkungan XII,Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2009 (data pra survey ke daerah penelitian)

(17)

Tabel 2. Jumlah Penduduk Anak yang Berusia 6 - 18 Tahun yang Tidak Sekolah di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2009

Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah (jiwa)

Laki-laki Perempuan

6 sampai < 12 tahun 34 25 59 12 sampai < 15 tahun 25 17 42 15 sampai 18 tahun 30 38 68

Jumlah Total 89 80 169

Sumber : Diolah dari Kepala Lingkungan XII,Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2009 (data pra survey ke daerah penelitian)

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah anak yang tidak sekolah di daerah penelitian mencapai 169 jiwa ( ± 31 % dari total keseluruhan). Angka yang cukup tinggi mengingat daerah penelitian ini terletak berseberangan dengan Kota Belawan sejauh ± 1 km (merupakan Kota Pelabuhan terbesar di Sumatera) yang berada di Kecamatan Medan Belawan yang terletak di wilayah Utara Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Labuhan

(18)

Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat motivasi anak nelayan di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan untuk sekolah?

2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap motivasi anak nelayan di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan untuk sekolah?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui tingkat motivasi anak nelayan di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan untuk sekolah.

(19)

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk :

1. Bahan pertimbangan pemerintah daerah dan instansi terkait dalam meningkatkan pendidikan dan motivasi anak nelayan untuk sekolah.

2. Bahan masukan bagi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan pihak-pihak swasta lainnya dalam meningkatkan pendidikan dan motivasi anak nelayan untuk sekolah.

(20)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi anak untuk bersekolah, yaitu faktor internal (dalam diri) dan faktor eksternal (luar diri) siswa. Aspek internal meliputi kemampuan, minat, motivasi, nilai-nilai dan sikap, ekspektasi (harapan), dan persepsi siswa tentang sekolah. Pada aspek eksternal meliputi latar belakang ekonomi orangtua, persepsi orangtua tentang pendidikan, jarak sekolah dari rumah, hubungan guru-murid, usaha yang dilakukan pemerintah (meliputi pemberian bantuan dan pengadaan sarana dan prasarana). Banyaknya siswa-siswa yang tidak berhasil dalam belajar, termasuk banyaknya anak-anak putus sekolah bisa dilihat dari kedua aspek tersebut (Hasanuddin, 2000).

Pemberian motivasi kepada masyarakat nelayan tentang pendidikan, meski sedikit demi sedikit sudah ada perkembangan, namun sangat susah merombak tradisi pemikiran masyarakat setempat. Melihat hal tersebut, tampaknya pemerintah perlu memikirkan bagaimana anak-anak nelayan bisa mengakses pendidikan dengan wajar. Infrastruktur pendidikan, berikut SDM-nya masih menjadi hal penting disamping sarana transportasi antar pulau (Sanomae. 2005).

(21)

Alasan petani-nelayan berusahatani-melaut adalah : untuk mencukupi kebutuhan keluarga, sesuai dengan sumber daya yang ada, meneruskan pekerjaan orang tua. Disamping itu, alasan lain adalah karena sulitnya mencari pekerjaan, adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi dan tidak ada pekerjaan lain. Petani-nelayan yang berlatar pendidikan rendah menyadari bahwa Indonesia adalah negara agraris dan petani-nelayan adalah tulang punggung perekonomian negara (Azahari, A. 2002).

Menurut Dahuri dkk (2001), di dalam pembangunan masyarakat, desa pantai (tempat bermukim nelayan) sesuai sifat, situasi dan kondisi yang ada, ditemukan berbagai permasalahan sebagai berikut :

1. Desa pantai pada umumnya terisolasi.

2. Sarana pelayanan dasar termasuk prasarana fisik masih terbatas. 3. Kondisi lingkungan kurang terpelihara.

4. Air bersih dan sanitasi jauh dari cukup.

5. Keadaan perumahan umumnya masih jauh dari layak huni.

6. Keterampilan yang dimiliki penduduk umumnya terbatas pada masalah penangkapan ikan sehingga kurang mendukung diversifikasi kegiatan.

7. Pendapatan penduduk rendah.

8. Peralatan melaut yang dimiliki terbatas. 9. Permasalahan modal.

10. Waktu dan tenaga yang tersita untuk kegiatan penangkapan ikan cukup besar sehingga kurang mempunyai kesempatan untuk mencari usaha tambahan maupun memperhatikan keluarga.

(22)

12. Pada umumnya keadaan lingkungan alam sekitar pantai kurang mendukung usaha pengembangan kegiatan pertanian.

13. Karena kurangnya waktu senggang, umumnya mereka kurang bergaul, kekeluargaan lemah dan kurang perhatian pada lembaga-lembaga masyarakat di desa maupun dalam pembangunan desanya.

14. Kegiatan ekonomi masyarakat umumnya masih tradisional, terbatas pada satu produk saja yaitu ikan.

Dalam kehidupan nelayan, orang tua beranggapan bahwa anak laki-lakinyalah yang nanti akan membantu melunaskan utang pada tengkulak. Di lain pihak, anak-anak muda nelayan juga cukup memahami kesulitan hidup orang tuanya sehingga keinginan untuk membantu orang tuanya pun cukup besar. Di samping itu, sebagian besar anak nelayan pun masih ingin bekerja di bidang kenelayanan untuk menambah pendapatan keluarga (Mulyadi. 2005).

(23)

Pemberdayaan pendidikan anak nelayan tidak terlepas dari pemberdayaan masyarakat pesisir. Persoalan yang dihadapi adalah, sebagian masyarakat pesisir masih beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting. Yang perlu dilakukan memotong pragmatisme nelayan dan membalik paradigma bahwa pendidikan itu penting (Anonimous. 2006).

Kosmopolitan merupakan keterbukaan suatu kelompok masyarakat terhadap dunia luar yang akan mengakibatkan terjadinya globalisasi, akibat dari globalisasi adalah keterbukaan, demokratisasi dalam konteks kerjasama. Karena itu, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, arus globalisasi mengharuskan kita terlibat dalam proses saling berhubungan yang sifatnya mendunia, baik antar individu, bangsa, negara, organisasi kemasyarakatan, terutama dunia usaha dan perubahan di bidang transportasi dan komunikasi (Tampubolon, 2002).

Alat transportasi dan komunikaso yang modern sebagai prasarana timbulnya globalisasi, telah juga memberikan peluang bagi kita untuk memanfaatkannya di bidang sosial budaya. Media komunikasi seperti televisi, komputer dan sebagainya dapat digunakan untuk menerima informasi.

(24)

Landasan Teori

Menurut Ensiklopedi Indonesia (dalam Mulyadi. 2005), yang dikatakan nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung (seperti penebar dan pemakai jaring) maupun secara tidak langsung (seperti juru mudi perahu layar, nakhoda kapal ikan bermotor, ahli mesin kapal, juru masak kapal penangkap ikan), sebagai mata pencaharian.

Tingkat pendidikan petani atau nelayan cenderung mempengaruhi tingkat penghasilan secara positif. Makin tinggi tingkat pendidikan maka penghasilannya cenderung meningkat. Hal ini didukung oleh keinginan anak petani atau nelayan untuk sekolah (Azahari. 2002).

Pendekatan pendidikan masyarakat nelayan perlu mempertimbangkan aspek-aspek sosial ekonomi rumah tangga nelayan untuk lebih memfokuskan sasaran target pelayanan pendidikan kepada mayoritas rumah tangga nelayan yang miskin. Selanjutnya intervensi pendidikan untuk nelayan harus memberikan prioritas kepada anak laki-laki usia 13 tahun ke atas (Pengemanan dkk,. 2002).

(25)

Menurut Siagian (1995), motivasi mengandung 3 hal, yaitu :

1. Pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran.

2. Motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu atau kesediaan untuk mengerahkan usaha tingkat tinggi untuk mencapai tujuan.

3. Kebutuhan, yaitu keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik.

Dengan adanya motivasi yang tumbuh kuat dalam diri seseorang maka hal itu akan merupakan modal penggerak utama dalam melakoni dunia ini. Begitu pula dengan siswa, selama ia menjadi pembelajar selama itu pula membutuhkan motivasi belajar guna keberhasilan proses pembelajarannya. Semakin kuat dorongan atau motivasi seseorang untuk berproses maka semakin besar kemungkinan dia meraih sukses dalam pendidikan. Namun diakui, sukses tidaknya pelaksanaan pendidikan di tataran lingkungan masyarakat luas tergantung kepada banyak aspek seperti aspek internal seperti minat, persepsi, kemampuan belajar, harapan, sikap dan perilaku (Achmad.. 2007).

Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Kuatnya motivasi seseorang berprestasi (usahanya) tergantung pada pandangannya tenteng betapa kuatnya keyakinan yang terdapat dalam dirinya bahwa ia akan dapat mencapai apa yang diusahakan untuk dicapai (Siagian. 1995).

(26)

masyarakat tersebut dimana gaya hidup itu diadopsi oleh masyarakat tersebut menjadi gaya hidup mereka (Jhon,N dan P. Aburdene, 1990).

Suatu sekolah dikatakan baik apabila penampilan sarana dan prasarana sekolah tersebut mencukupi, terutama sarana praktek. Dan infrastruktur yang baik adalah sarana dan prasarana yang berjalan sesuai fungsinya (Azahari. 2002).

Menurut sulastiyono (1999), yang dimaksud fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada para pemakai dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya, sehingga segala kebutuhan dapat terpenuhi. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh lembaga pendidikan seperti sekolah, sebaiknya merupakan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal. Jenis-jenis fasilitas itu antara lain dapat berupa perpustakaan, laboratorium, pusat komputer dan internet, program pendidikan bahasa, dan sebagainya.

Keadaan sosio ekonomi keluarga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak-anak. Dengan tercukupnya kebutuhan ekonomi keluarga secara materiil, anak-anak akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas antara lain pendidikan (Mudjijono, 1997).

(27)

Kecenderungan ini sekaligus menunjukkan bahwa laju pertumbuhan rumah tangga nelayan lebih tinggi daripada rumah tangga bukan nelayan (Pengemanan,A.P, dkk,. 2002).

Pada bidang pendidikan selanjutnya perlu dipertahankan tingkat daftaran anak usia sekolah baik pria maupun wanita sebagai target kebijakan pendidikan untuk masyarakat nelayan. Dalam hal ini ditetapkan bahwa setidaknya anak nelayan diharuskan menyelesaikan pendidikan setingkat SMU (Sekolah Menengah Umum) maupun kejuruan. Pembangunan pendidikan pada masyarakat dalam jangka panjang harus dapat menjamin kemampuan generasi mendatang untuk dapat memilih tindakan-tindakan alternatif (Pengemanan,A.P, dkk,. 2002).

Penduduk desa memiliki tingkat pendidikan yang sangat rendah. Standar pendidikan di pedesaan memang rendah karena kesempatan memperoleh pendidikan sangat kurang (Malasis. 1981).

Menurut Siagian (1995), persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah :

1. Karakter individu yang bersangkutan (The Perceiver), yang dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan harapan.

2. Karakteristik dari objek setelah diteliti dapat mempengaruhi apa yang dirasakan (The Target).

(28)

Kerangka Pemikiran

Kondisi sosial ekonomi nelayan berhubungan dengan pendapatan nelayan, jumlah tanggungan keluarga, persepsi nelayan dan tingkat kosmopolitan. Dimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi motivasi anak nelayan untuk sekolah. Motivasi belajar dapat berasal dari diri pribadi anak nelayan itu sendiri (motivasi internal) dan/atau berasal dari luar diri pribadi anak nelayan (motivasi eksternal). Kedua jenis motivasi ini jalin-menjalin atau kait mengait menjadi satu membentuk satu sistem motivasi yang menggerakkan anak nelayan untuk belajar atau sekolah.

Faktor internal yang mempengaruhi motivasi anak nelayan untuk sekolah adalah berasal dari minat anak tersebut dan faktor eksternal berasal dari faktor infrastruktur yang ada. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi sosial ekonomi nelayan seperti pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, persepsi dan tingkat kosmopolitan nelayan.

Motivasi anak nelayan untuk sekolah difokuskan kepada anak-anak nelayan yang berusia sekolah yaitu usia 6 – 18 tahun yang ada di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan.

(29)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Faktor-Faktor Sosial Ekonomi : 1. Pendapatan Keluarga

2. Jumlah Tanggungan Keluarga 3. Persepsi Nelayan

4. Tingkat Kosmopolitan Nelayan 5. Infrastruktur (Respon Anak Nelayan

Terhadap Infrastruktur)

Motivasi Anak Nelayan Keadaan Internal : Untuk Sekolah 1. Minat

2. Persepsi

3. Kemampuan Belajar 4. Harapan

5. Sikap dan Perilaku

(30)

Hipotesis Penelitian

1. Tingkat motivasi anak nelayan untuk sekolah di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan dikatakan tinggi.

(31)

METODOLOGI PENELITIAN, PENETAPAN SAMPEL,

DEFINISI DAN BATASAN OPERASIONAL

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Pemilihan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) yaitu daerah dipilih secara cermat sehingga sesuai dengan kondisi yang diharapkan yaitu banyaknya anak nelayan yang tidak bersekolah di daerah ini. Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah anak yang tidak sekolah di Kelurahan Belawan I dengan jumlah 31 Lingkungan Daerah adalah sebanyak 245 jiwa. Sementara itu, jumlah anak yang tidak sekolah di daerah penelitian adalah sebanyak 169 jiwa (Sumber : Diolah dari Kepala Lingkungan XII Kampung Nelayan dan data Kelurahan Belawan I). Daerah yang dipilih adalah Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, yang terletak di seberang Kota Belawan.

Metode Penentuan Sampel

(32)

Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari keluarga dan anak nelayan di daerah penelitian melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait yaitu Kepala Lingkungan XII Kampung Nelayan, Kantor Kelurahan Belawan I, Kantor Kecamatan Medan Belawan, serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel 3. Spesifikasi Pengumpulan Data

Jenis Data Sumber Metode

Wawancara Observasi

Identitas Keluarga dan

Anak Nelayan Nelayan Deskripsi Daerah

Nelayan Anak Nelayan Pendapatan Keluarga Nelayan Jumlah Tanggungan

Keluarga Nelayan

Persepsi nelayan Nelayan Tingkat Kosmopolitan

Nelayan Nelayan

Infrastruktur (Respon

(33)

Metode Analisis Data

Setelah data dan informasi terkumpul, selanjutnya data yang berskala ordinal seperti data motivasi anak nelayan, persepsi nelayan, tingkat kosmopolitan nelayan, infrastruktur dan lingkungan sosial, ditransformasi menjadi data berskala interval melalui Methods of Successive Interval (MSI).

Tujuan penelitian 1 dicari menggunakan metode analisa penilaian dengan skor, untuk mencari tingkat motivasi anak nelayan untuk sekolah, yaitu :

a. T (Tinggi), apabila pilihan jawaban “a” = skor 3 b. S (Sedang), apabila pilihan jawaban “b” = skor 2 c. R (Rendah), apabila pilihan jawaban “c” = skor 1

Setelah didapatkan skor keseluruhan, lalu digunakan Method successive of Interval (MSI) dengan langkah kerja sebagai berikut :

1. Perhatikan f (frekuensi) responden (banyaknya responden yang memberikan respon yang ada).

2. Bagi setiap bilangan pada f (frekuensi) oleh banyaknya responden, sehingga diperoleh proporsi.

3. Jumlahkan p (proporsi) secara berurutan untuk setiap respon sehingga keluar proporsi kumulatif.

(34)

6. SV (Scale Value = nilai skala) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan satu (=1).

Transformed scale value : Y = SV + / Sv min /

Motivasi dikatakan :

a. Tinggi, apabila sampel melakukan segala upaya dan dayanya (usaha) untuk dapat bersekolah.

b. Sedang, apabila sampel tidak sepenuhnya mengeluarkan upaya dan dayanya (usaha) untuk bersekolah.

c. Rendah, apabila sampel sama sekali tidak ada mengeluarkan upaya dan dayanya (usaha) untuk sekolah.

Pada tujuan penelitian 2, yang dicari adalah faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah, yaitu :

1. Pendapatan Keluarga, dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan utama dan usaha sampingan keluarga.

2. Jumlah Tanggungan Keluarga dianalisis secara deskriptif dan langsung, yaitu dengan mencatat langsung jumlah tanggungan keluarga di masing-masing keluarga responden.

3. Persepsi Nelayan dan Infrastruktur, dicari menggunakan metode analisa penilaian dengan skor. Untuk mencari indikator tingkat persepsi nelayan adalah sebagai berikut :

(35)

Persepsi dikatakan :

a. Baik, apabila sampel memberikan kesan, penilaian dan pendapat yang positif tentang pendidikan.

b. Sedang, apabila sampel memberikan kesan, penilaian dan pendapat, baik yang positif maupun negatif tentang pendidikan (memberikan penilaian dua aspek terhadap daftar pertanyaan kuisioner).

c. Buruk, apabila sampel memberikan kesan, penilaian dan pendapat yang negatif tentang pendidikan.

Infrastruktur (aksesibilitas ke sekolah) dikatakan :

a. Baik, apabila sarana dan prasarana yang dibutuhkan tersedia dan berjalan sesuai fungsinya serta dalam kondisi baik atau lancar.

b. Sedang, apabila sarana dan prasarana yang dibutuhkan kurang tersedia dan berjalan kurang sesuai dengan fungsinya serta dalam kondisi yang kurang baik atau kurang lancar.

c. Buruk, apabila sarana dan prasarana yang dibutuhkan kurang atau tidak tersedia dan berjalan tidak sesuai dengan fungsinya serta dalam kondisi yang buruk atau tidak lancar.

Setelah didapatkan skor keseluruhan, lalu digunakan Method successive of Interval (MSI).

4. Tingkat Kosmopolitan Nelayan, dicari menggunakan metode analisa penilaian dengan skor. Untuk mencari indikator tingkat kosmopolitan nelayan adalah sebagai berikut :

(36)

Tingkat kosmopolitan dikatakan :

a. Tinggi, apabila terjadi intensitas yang tinggi (setiap hari) dalam berinteraksi terhadap dunia luar.

b. Sedang, apabila terjadi intensitas yang sedang (beberapa kali dalam sebulan) dalam berinteraksi terhadap dunia luar.

c. Rendah, apabila terjadi intensitas yang rendah (beberapa kali dalam setahun atau tidak pernah sama sekali) dalam berinteraksi terhadap dunia luar.

Setelah didapatkan skor keseluruhan, lalu digunakan Method successive of Interval (MSI).

Untuk menguji pengaruh semua variabel bebas (x) yang dioperasionalkan terhadap variabel terikat / motivasi anak nelayan untuk sekolah (Y), maka digunakan persamaan Regresi Linier Berganda (Multiple Regression) dengan menggunakan rumus :

Y = a0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5

Keterangan : Y = Variabel terikat / motivasi anak nelayan untuk sekolah a0 = Koefisien intersep

b1…b5 = Koefisien regresi x1 = Pendapatan keluarga

x2 = Jumlah tanggungan keluarga x3 = Persepsi nelayan

(37)

Variabel bebas diuji secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, maka digunakan uji F, yakni :

Keterangan : r2 = Koefisien determinasi n = Jumlah sampel

k = Derajat bebas pembilang dengan kriteria uji :

1. Jika Fhitung≤ Ftabel, maka terima H0 atau tolak H1, berarti tidak ada pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah. 2. Jika Fhitung > Ftabel, maka terima H1 atau tolak H0, berarti ada pengaruh

faktor-faktor sosial ekonomi terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah. Dimana:

Ho : Pendapatan keluarga, jumlah tanggungan keluarga, persepsi nelayan, tingkat kosmopolitan nelayan dan infrastruktur secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah.

(38)

Untuk menguji pengaruh secara parsial, maka digunakan uji t, dengan rumus :

Dimana : bi = Koefisien regresi

Sbi = Standar deviasi untuk variabel ke-i

dengan kriteria uji :

1. Jika thitung ≤ ttabel, maka terima H0 atau tolak H1, berarti tidak ada pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah.

2. Jika thitung > ttabel, maka terima H1 atau tolak H0, berarti ada pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah.

Dimana :

Ho : Pendapatan keluarga, jumlah tanggungan keluarga, persepsi nelayan, tingkat kosmopolitan nelayan dan infrastruktur secara parsial tidak berpengaruh terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah.

(39)

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitian ini, maka dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Definisi

1. Anak nelayan adalah anak nelayan yang berusia 6 – 18 tahun (setara dengan anak berpendidikan SD sampai SMA) yang ada di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan.

2. Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung (seperti penebar dan pemakai jaring) maupun secara tidak langsung (seperti juru mudi perahu layar, nakhoda kapal ikan bermotor, ahli mesin kapal, juru masak kapal penangkap ikan), sebagai mata pencaharian.

3. Motivasi anak nelayan adalah dorongan keinginan atau kemauan anak nelayan untuk sekolah.

4. Faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah adalah :

a. Pendapatan keluarga adalah perolehan pendapatan utama yang dijumlahkan dengan pendapatan sampingan.

b. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang biaya hidupnya ditanggung oleh kepala keluarga atau nelayan.

c. Persepsi nelayan adalah pandangan atau pemahaman nelayan terhadap pendidikan.

d. Tingkat kosmopolitan nelayan adalah tingkat keterbukaan nelayan terhadap dunia luar.

(40)

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian berada di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan.

2. Tahun penelitian adalah tahun 2009.

(41)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.

Dulunya, kawasan ini merupakan kawasan pinggiran pantai yang tidak berpenduduk mengingat kawasan ini terletak di sebuah dataran di seberang Kota Belawan. Kemudian kawasan ini dijadikan para nelayan untuk menangkap udang dan tritip.

Dengan hasil tangkapan para nelayan yang memuaskan, maka sedikit demi sedikit para nelayan berhijrah ke kawasan ini untuk membangun rumah-rumah kecil untuk mereka huni. Alasan mereka membangun rumah adalah karena agar tidak jauh untuk pergi melaut dan memudahkan mereka untuk membawa hasil tangkapan ke rumah masing-masing.

a. Luas dan Letak Geografis

(42)

Secara administratif, Kelurahan Belawan I memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

- Sebelah Selatan berbatasa dengan Kelurahan Belawan Bahagia - Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Belawan II - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak

Lingkungan XII atau yang sering disebut dengan Kampung Nelayan Belawan, terletak terpisah dengan lingkungan-lingkungan lain yg berada di dalam kawasan Kelurahan Belawan I. Kampung Nelayan ini terletak di sepanjang garis pantai seluas ± 10 Ha. Sebagian rumah penduduk berada tepat di atas permukaan laut dan sebagian lagi terletak di atas pinggiran pantai. Tidak ada satu rumah pun yang berada di tengah daratan, semua permukiman warga ini hanya terletak di pinggiran pantai dan menjorok ke atas permukaan laut.

b. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kampung Nelayan Lingkungan XII menurut data dan Kartu Keluarga dan lain-lain adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Jumlah Penduduk di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2008

Jumlah Jiwa

Laki-laki Perempuan Jumlah Total Banyaknya KK (Kepala Keluarga) 1.187 1.169 2.356 489

(43)

Menurut pengakuan Kepala Lingkungan, semua kepala keluarga Kampung Nelayan ini bermata pencaharian nelayan/melaut. Dan sebagian besar penduduk perempuannya bekerja sebagai pengupas tritip, siting, memilah-milah udang, menjual udang dan bahkan ada juga yang membuka warung-warung kecil.

c. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di Kampung Nelayan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Jenis Sarana yang Terdapat di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan

Jenis Sarana Jumlah (Unit)

TK (Taman Kanak-Kanak) Swasta 1

SD Negeri 1

Mesjid 1

Gedung Pertemuan (Aula) 1

Jumlah Keseluruhan (Unit) 4

Sumber : Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan

Tabel di atas menunjukkan jenis dan banyaknya jumlah sarana yang ada di daerah penelitian. Dimana kondisi fisik sarana dan prasarana tersebut tidak terlalu baik dan bagus.

(44)

terbuat dari papan dan kayu, tentu pemandangan yang sangat memprihatinkan dan tidak layak huni. Selain itu, kondisi lingkungan kurang terpelihara dan air bersih dan sanitasi pun jauh dari cukup.

Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel yang dimaksud adalah karakteristik anak nelayan dan orangtuanya (nelayan) yang dijadikan sebagai responden pada penelitian ini. Karakteristik anak nelayan meliputi umur dan tingkat pendidikan, sedangkan karakteristik nelayan meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga. Secara lebih jelas karakteristik sampel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Karakteristik Sampel Anak Nelayan di Daerah Penelitian Karakteristik Sampel

Anak Nelayan Satuan Rangka Rataan

Umur Tahun 9 - 17 14,16 Tingkat Pendidikan Tahun 3 - 11 7,36 Sumber : Analisis Data Primer dari Lampiran 1.

Keterangan :

Rangka adalah rentang atau jarak dari karakteristik sampel yang diperoleh di lapangan.

Rangka untuk karakteristik umur dan tingkat pendidikan adalah :

• 1 – 6 = Tingkat Pendidikan SD (Sekolah Dasar)

• 7 – 9 = Tingkat Pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama)

(45)

Umur sampel (anak nelayan) berkisar antara 9 – 17 tahun dengan rataan sebesar 14,16 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui bahwa umur sampel merupakan usia wajib anak sekolah.

Tingkat pendidikan formal sampel (anak nelayan) berkisar antara 3 – 11 tahun. Dari rataan dapat dikatakan bahwa rataan tingkat pendidikan formal sampel adalah SMP kelas I atau tamatan SD.

Tabel 7. Karakteristik Sampel Nelayan di Daerah Penelitian Karakteristik

Sampel Nelayan Satuan Rangka Rataan

Umur Tahun 35 - 90 52,16 Tingkat Pendidikan Tahun 3 - 11 5,43

Jumlah Anggota

Keluarga Jiwa 2 - 6 3,93 Pendapatan Keluarga Rupiah/Tahun 13.200.000 – 64.800.000 21.820.000 Sumber : Analisis Data Primer dari Lampiran 2.

Dari tabel 8, dapat dilihat umur sampel (nelayan) berkisar antara 35 – 90 dengan rataan sebesar 52,16 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui bahwa umur sampel berada dalam usia yang masih produktif sehingga memiliki potensi tenaga kerja yang cukup dalam menghidupi keluarga.

Tingkat pendidikan formal sampel (nelayan) berkisar antara 3 – 11 tahun dengan rataan 5,43 tahun. Dari rataan tersebut dapat dikatakan bahwa rataan tingkat pendidikan formal sampel adalah tidak tamat SD (setara dengan kelas V SD) sehingga pengetahuan dan pola fikir mereka masih kurang baik mengenai pendidikan.

(46)
(47)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Motivasi Anak Nelayan di Daerah Penelitian

Dari data yang diperoleh pada tabel 1 dan 2, diketahui bahwa jumlah anak usia sekolah (6-8 tahun) di daerah penelitian ini sebanyak 543 jiwa dan yang tidak sekolah sebanyak 169 jiwa yang berarti bahwa anak yang bersekolah adalah sebanyak 374 jiwa atau 31 % anak nelayan yang tidak sekolah.

Berdasarkan data yang diperoleh di atas, maka dilakukan penilaian melalui pemberian skor pada item yang menyangkut tentang variabel motivasi anak sekolah (lampiran 3) di daerah penelitian.

Setelah pilihan jawaban (lampiran 4) dan frekuensi jawaban (lampiran 5) diperoleh, maka nilai skoring akan akan diubah melalui Metode Succesive Interval (MSI) untuk memperoleh nilai skoring yang lebih akurat (lihat lampiran 6). Dari hasil MSI, maka dapat diperoleh nilai skala kategori jawaban untuk setiap item pernyataan yang digunakan (lampiran 7) untuk mengukur tingkat motivasi responden. Dari hasil tersebut, maka diperoleh kriteria penilaian tingkat motivasi responden dengan menggunakan rumus penentuan interval kelas, yaitu :

Keterangan : i = interval

(48)

Melalui rumus penentuan interval kelas di atas, maka diperoleh kriteria penilaian tingkat motivasi adalah sebagai berikut :

Skor 12,00 – 20,79 = Tingkat Motivasi Rendah

Skor 20,80 – 29,59 = Tingkat Motivasi Sedang

Skor 29,60 – 38,39 = Tingkat Motivasi Tinggi

Dari hasil rataan yang diperoleh dari data (lampiran 8), maka diperoleh rataan tingkat motivasi responden adalah sebesar 25,364, yang berarti adalah tingkat motivasi responden di daerah penelitian adalah Sedang.

(49)

menjala ikan, mencari kerang, memilah-milah udang, mengupas tritip dan siting. Selain alasan di atas, alasan lainnya adalah anak-anak nelayan sebagian kurang mampu untuk mengikuti mata pelajaran (dikarenakan tidak bisa membaca, dan sebagainya) yang membuat mereka malas untuk bersekolah. Ada juga sebagian kecil anak malas untuk bersekolah dikarena lingkungan sekolah yang selalu memperolok-olok mereka dengan sebutan “anak laut” yang membuat kurangnya rasa percaya diri pada anak dan menimbulkan rasa minder yang berlebihan terhadap teman-temannya, sebaliknya, ada juga anak yang memiliki motivasi tinggi dikarenakan pengalaman saudara-saudaranya (abang atau kakak) yang putus sekolah diakibatkan keterbatasan dana atau karena tidak ingin meniru saudara-saudaranya yang putus sekolah akibat malas, alasan ini yang menimbulkan minat anak-anak tersebut untuk sekolah.

Faktor-faktor Sosial Ekonomi yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Anak

Nelayan untuk Sekolah

Berbagai variabel sosial ekonomi yang dikaji pengaruhnya terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah (Y) yang berdasarkan atas kerangka pemikiran adalah sebagai berikut :

X1 = Total Pendapatan Keluarga (Rupiah/Tahun) X2 = Jumlah Tanggungan Keluarga

X3 = Persepsi Nelayan

(50)

Data setiap variabel sebagai hasil survey terhadap responden disajikan pada lampiran 31. Sedangkan hasil pengujian analisis regresi linier berganda menggunakan SPSS dapat dilihat pada lampiran 32, maka diperoleh persamaan regresi yakni sebagai berikut :

Y = 0,909 + 0,00000009026X1 – 0,698X2 + 1,376X3 + 0,118X4 - 0,139X5

Dimana :

Y = Motivasi anak nelayan untuk sekolah X1 = Pendapatan keluarga

X2 = Jumlah tanggungan keluarga X3 = Persepsi nelayan

X4 = Tingkat kosmopolitan nelayan X5 = Infrastruktur

Nilai R Square (R2) pada lampiran 32 (model 1) adalah sebesar 0,705. Hal ini berarti persentase sumbangan pengaruh variabel pendapatan keluarga, jumlah tanggungan keluarga, persepsi nelayan, tingkat kosmopolitan nelayan dan infrastruktur terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah adalah sebesar 70,5 %, sedangkan sisanya 29,95 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

Dari hasil uji F atau uji ANOVA pada model 1 (model lengkap) menghasilkan : Fhitung sebesar 11,446 > Ftabel sebesar 2,545 dengan probabilitas 0,000 < 0,050 (tingkat signifikansi, α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan

(51)

Dari output Coefficient (lampiran 32), diperoleh nilai t hitung dan signifikansi adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel-Variabel yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Anak Nelayan untuk Sekolah

Variabel Bebas Koefisien

Regresi t-hitung t-tabel Probabilitas

Pendapatan 0,0000000909 1,033 1,711 0,312 Jumlah Tanggungan Keluarga -0,698 -0,690 1,711 0,497 Persepsi Nelayan 1,376 4,776 1,711 0,000* Tingkat Kosmopolitan 0,118 0,624 1,711 0,539 Infrastruktur -0,139 -0,252 1,711 0,803 t-tabel (α = 5%; df = n-k-1 = 30-5-1 = 24) = 1,711

*= berpengaruh nyata n = jumlah data

k-1 = jumlah variabel independen – 1 r2 = 0,705

Sumber : Analisis Data Primer dari Lampiran 32

Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa koefisien regresi variabel persepsi nelayan (X3) adalah 1,376 dengan nilai thitung 4,776 > ttabel 1,711 dan probabilitas 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa hanya variabel persepsi nelayan yang berpengaruh nyata terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah.

Untuk mengurangi variabel-variabel independen yang dianggap tidak berpengaruh terhadap variabel dependen pada penggunaan model regresi linier berganda, maka selanjutnya digunakan Metode Backward Elimination. Hasil analisa Metode Backward Elimination selengkapnya di sajikan pada lampiran 32.

(52)

kosmopolitan (X4) dan pada model 5 variabel yang dikeluarkan adalah variabel pendapatan (X1). Setelah melalui 5 tahap maka diperoleh persamaan regresi linier sederhana dengan model persamaan regresi adalah sebagai berikut :

Y = - 0,650 + 1,468X3

Dimana :

Y = Motivasi anak nelayan untuk sekolah X3 = Persepsi nelayan

Nilai R Square (R2) pada lampiran 32 setelah melalui 5 tahap adalah sebesar 0,680. Persentase sumbangan pengaruh variabel persepsi nelayan terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah adalah sebesar 68 %, sedangkan sisanya 32 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak dimasukk an dalam model ini.

Berdasarkan lampiran 32 pada tabel Coefficients, dapat dilihat bahwa koefisien regresi variabel persepsi nelayan (X3) adalah 1,468 dengan nilai thitung 7,706 > ttabel 1,711 dan probabilitas 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel persepsi nelayan berpengaruh nyata terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah. Hal ini logis mengingat bahwa dengan meningkatnya persepsi nelayan terhadap pendidikan ke arah yang positif, maka akan meningkat pula kecenderungan untuk memberikan motivasi dan dukungan serta perhatian terhadap pendidikan anak-anaknya. Sehingga anak nelayan dapat bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi tentunya dengan dukungan para nelayan (orang tua).

(53)
(54)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Tingkat motivasi anak nelayan untuk sekolah di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan adalah sedang, yang berarti bahwa responden di daerah penelitian tidak sepenuhnya mengeluarkan upaya dan dayanya (usaha) untuk bersekolah. Hal ini disebabkan karena pola fikir anak nelayan yang menganggap bahwa pendidikan tidak berpengaruh terhadap masa depan mereka.

(55)

Saran

Saran Kepada Pemerintah

1. Agar pemerintah memperhatikan tingkat pendidikan anak nelayan yang tinggal di daerah terisolasi atau terpencil terutama di daerah penelitian, memberi informasi dan penyuluhan kepada para nelayan tentang pentingnya pendidikan untuk anak-anaknya dan bagaimana caranya untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup mereka.

2. Agar pemerintah memperbanyak serta memperbaiki segala infrastruktur pedesaan atau fasilitas terutama yang menunjang untuk pendidikan dan akses untuk menuju tempat-tempat pendidikan.

3. Agar pemerintah lebih memantau kinerja aparat pemerintahan yang bergerak di bidang pendidikan terutama yang berhubungan langsung dengan murid didik seperti Kepala Sekolah dan para guru.

Saran Kepada LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

1. Agar LSM mendorong pemerintah daerah untuk lebih pro-aktif dalam membina masyarakatnya terutama di daerah penelitian.

(56)

Saran Kepada Nelayan (Orang Tua)

1. Agar para nelayan merubah pola fikir tentang pentingnya serta memperhatikan pendidikan bagi anak-anak mereka.

2. Agar para nelayan mampu meningkatkan interaksi terhadap dunia luar untuk memberikan informasi dan pengetahuan baru tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka.

Saran kepada Peneliti Selanjutnya

1. Agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor apa saja yang berpengaruh secara parsial terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan.

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. 2007. Membangun Motivasi Belajar siswa. Pendidikan Network. http://re-searchengines.com/1007arief4.html . Diakses 8 Februari 2009. Anggraini, E. 2000. Menyelamatkan Generasi Nelayan. Suara Karya Online.

Anonimous. 2006. Digagas Pemberdayaan Pendidikannya. Kompas Cyber Media.

Anonimous. 2009. Kondisi Nelayan di Sumut (Himpunan Nelayan Seluruh

Indonesia (HNSI) Sumut.

Diakses pada tanggal 13 Maret 2009.

Anonimous. 2009. Tak ada Sekolah Gratis. Kompas Cyber Media.

Azahari, A. 2002. Penyusunan Pola Pendidikan Bagi Petani-Nelayan. Pustaka Quantum, Jakarta.

Boediono, dkk. 1999. Dampak krisis ekonomi terhadap pendidikan dasar. Ringkasan Eksekutif Hasil Studi (Volume 1). Badan Penelitian dan pengembangan, Departamen Pendidikan dan Kebu-dayaan.

Dahuri, R, dkk. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramitha, Jakarta.

Gujarati, D.N. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta : Erlangga.

Hasanuddin, B. 2000. Diundur Hingga 2009, Penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun. Harian Kompas. Edisi 3 Maret 2000. Diakses dari

Jalil, A, dkk. 1997. Metode Penelitian. Universitas Terbuka, Jakarta. Jhon, N dan

Kalyanamitra. 2005. Kuingin Anak nelayan Pintar. Kompas Cyber Media. P, Aburdene. 1990. Megatrens 2000. Binarupa Aksara, Jakarta.

Februari 2009.

Malasis, L. 1981. Pendidikan dan Dunia Pedesaan Perkembangan. Gunung Agung, Jakarta.

(58)

Mudjijono,dkk. 1997. Fungsi Keluarga Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Direktorat Jenderal Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta.

Mulyadi, S. 2005. Ekonomi Kelautan. Rajawali Pers, Jakarta.

Mulyono, M. 2001. Pola Pengembangan Penyuluhan Pertanian Berorientasi Agribisnis Pada Era Otonomi Daerah. www.google.com.

Pengemanan, A.P. 2002. Sumber daya Manusia (SDM) Masyarakat Nelayan.

Februari 2009.

Priyatno, D. 2008. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Sanomae, M. 2005. Di Balik Keceriaan Anak di Kepulauan Karimunjawa, Bangga Anak Gadisnya Dipinang di Usia 12 Tahun. www.suaramerdeka.com. Siagian, S.P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta. Soemanto, Wasty, 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.

Suhana, 2006. Krisis Sumberdaya Manusia Nelayan (Memperingati Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2006) tanggal 6 Februari 2009.

Sulastiyono. 1999. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sulistyowati, L. 2003. Analisis Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Gugus Kepulauan. Diakses dari

2009.

(59)

1

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Anak Nelayan

(60)

2

Lampiran 2. Karkteristik Sampel Nelayan

Sampel Umur

(61)

3

Lampiran 3. Pernyataan untuk Variabel Motivasi

1. Apakah menurut Anda sekolah itu penting ? a. Penting

b. Biasa saja c. Tidak penting

2. Menurut Anda, apakah bersekolah itu mempengaruhi masa depan Anda ? a. Sangat mempengaruhi

b. Biasa saja

c. Setahu Saya, tidak mempengaruhi masa depan Saya 3. Apakah alasan Anda untuk hadir ke sekolah ?

a. Keinginan sendiri

b. Karena ada teman-teman c. Paksaan orang tua

4. Apabila ada suatu kendala yang menghambat Anda untuk pergi ke sekolah seperti terlambat bangun tidur, apa yang Anda lakukan ?

a. Tetap pergi ke sekolah walaupun harus dihukum oleh Guru b. Tidak pergi ke sekolah karena takut dihukum oleh Guru c. Bolos sekolah tanpa sepengetahuan orang tua

5. Apakah Anda senang bersekolah ? a. Senang sekali

b. Biasa saja

c. Membosankan karena harus belajar terus 6. Apakah Anda tertarik untuk bersekolah ?

a. Sangat tertarik karena dapat ilmu baru

b. Tertarik, karena bertemu dengan banyak teman c. Biasa saja

7. Selama Anda sekolah, apakah Anda pernah TIDAK naik kelas ? a. Tidak pernah

b. Pernah 1 kali

c. Pernah, lebih dari 1 kali

8. Selama Anda sekolah, apakah Anda pernah mencapai peringkat 1-10 di kelas? a. Pernah, setiap semester

b. Pernah, beberapa kali c. Tidak pernah sama sekali

9. Apa yang Anda harapkan sekarang ? a. Menjadi siswa/i berprestasi b. Bekerja

(62)

4

10. Setelah Anda tamat sekolah, apakah yang Anda inginkan ? a. Melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi b. Mencari pekerjaan di luar daerah Saya tinggal c. Melaut, membantu orang tua

11. Apakah Anda tertarik untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh Guru?

a. Tertarik b. Biasa saja

c. Tidak tertarik, membosankan

12. Apakah Anda sering tidak hadir (bolos) sekolah ? a. Tidak pernah

(63)

5

Lampiran 4. Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Tentang Tingkat Motivasi

(64)

6

Lampiran 5. Frekuensi Jawaban Pernyataan Tingkat Motivasi

No. Pernyataan

Nilai Kategori Jawaban

JUMLAH

A B C

1 16 7 7 30

2 8 10 12 30

3 9 9 12 30

4 12 6 12 30

5 11 15 4 30

6 8 10 12 30

7 16 9 5 30

8 3 6 21 30

9 9 9 12 30

10 10 9 11 30

11 7 16 7 30

12 17 5 8 30

(65)

7

Lampiran 6. Metode Succesive Interval untuk Variabel Tingkat Motivasi Anak Nelayan

Pernyataan Skor Frek. Proporsi Proporsi

Kumulatif Nilai Z Nilai Density

(66)

8

Pernyataan Skor Frek. Proporsi Proporsi

Kumulatif Nilai Z Nilai Density

Scale Value

Transformed Scale Value

9

1 12 0.4000 0.4000 -0.25 0.3867 -0.9667 1 2 9 0.3000 0.7000 0.53 0.3467 0.1333 2.1000

3 9 0.3000 1 4 0 1.1556 3.1223

10

1 11 0.3666 0.3666 -0.34 0.3765 -1.0270 1 2 9 0.3000 0.6666 0.43 0.3637 0.0426 2.0696 3 10 0.3333 0.9999 4 0 1.0912 3.1182 11

1 7 0.2333 0.2333 -0.73 0.3056 -1.3099 1 2 16 0.5333 0.7666 0.73 0.3056 0 2.3099 3 7 0.2333 0.9999 4 0 1.3099 3.6198 12

(67)

9

Lampiran 7. Perhitungan Nilai Skala Kategori Jawaban Pernyataan Tingkat Motivasi Responden

No. Pernyataan

Nilai Kategori Jawaban

JUMLAH

A B C

1 3.05 1.91 1 5.96 2 3.2 2.13 1 6.33 3 3.12 2.1 1 6.22 4 2.93 1.96 1 5.89 5 3.64 2.29 1 6.93 6 3.2 2.13 1 6.33

7 3.24 2 1 6.24

8 3.25 2.36 1 6.61 9 3.12 2.1 1 6.22 10 3.11 2.06 1 6.17 11 3.61 2.3 1 6.91 12 2.92 1.85 1 5.77

(68)

10

Lampiran 8. Hasil Interpretase Jumlah Skor untuk Variabel Motivasi Anak Nelayan

No. Sampel

Pernyataan

Total Interpretase

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(69)

11

17 3.05 2.13 3.12 2.93 3.64 2.13 3.24 1 3.12 3.11 2.3 2.92 32.69 Tinggi 18 1.91 1 1 1 1 1 1 2.1 2.06 1 1 14.07 Rendah 19 3.05 2.13 2.1 2.93 3.64 2.13 3.24 1 3.12 3.11 2.3 2.92 31.67 Tinggi 20 3.05 2.13 3.12 1.96 2.29 2.13 3.24 2.36 3.12 3.11 2.3 1.85 30.66 Tinggi 21 1.91 1 1 1 2.29 1 2 1 1 1 2.3 1 16.5 Rendah 22 3.05 3.2 3.12 2.93 2.29 2.13 2 1 2.1 3.11 2.3 1.85 29.08 Sedang 23 1 1 2.1 1.96 2.29 1 1 1 2.1 2.06 1 2.92 19.43 Rendah 24 3.05 3.2 3.12 2.93 3.64 3.2 3.24 3.25 3.12 3.11 3.61 2.92 38.39 Tinggi 25 3.05 2.13 2.1 1.96 3.64 2.13 3.24 1 3.12 2.06 2.3 2.92 29.65 Tinggi 26 3.05 2.13 2.1 1.96 2.29 2.13 2 1 1 1 2.3 1.85 22.81 Sedang 27 3.05 2.13 2.1 2.93 3.64 2.13 3.24 2.36 3.12 1 2.3 2.92 30.92 Tinggi 28 1.91 1 1 1 2.29 1 2 1 2.1 1 2.3 1.85 18.45 Rendah 29 3.05 3.2 2.1 2.93 3.64 2.13 3.24 2.36 2.1 2.06 2.3 2.92 32.03 Tinggi 30 3.05 3.2 3.12 2.93 3.64 3.2 3.24 3.25 3.12 3.11 3.61 2.92 38.39 Tinggi

JUMLAH 760.92

Sedang

RATAAN 25.364

Kriteria :

(70)

12

Lampiran 9. Jenis Pendapatan Keluarga Per Sampel

No. Sampel Pendapatan Utama Pendapatan Sampingan

1 Nelayan Mengupas siting dan tritip, jualan 2 Nelayan Mengupas siting dan tritip, membubu 3 Nelayan Mengupas siting dan tritip, membubu

4 Jualan nasi Nelayan

5 Nelayan Mengupas siting dan tritip 6 Nelayan Mengupas siting dan tritip, membubu 7 Nelayan Mengupas siting dan tritip, jualan 8 Nelayan Mengupas siting dan tritip 9 Nelayan Mengupas siting dan tritip 10 Nelayan Mengupas siting dan tritip, jualan 11 Nelayan Mengupas siting dan tritip 12 Nelayan Mengupas siting dan tritip 13 Nelayan Mengupas siting dan tritip, membubu 14 Nelayan Mengupas siting dan tritip, jualan 15 Nelayan Mengupas siting dan tritip

16 Nelayan Mengupas siting dan tritip, mencari kerang 17 Nelayan Mengupas siting dan tritip

18 Nelayan Mengupas siting dan tritip, mencari kerang 19 Nelayan Menjual air bersih

20 Nelayan Mengupas siting dan tritip, mencari kerang

21 Nelayan -

22 Nelayan Mengupas siting dan tritip, jualan

23 Nelayan -

24 Nelayan Membuat udang asin, mencari kerang 25 Nelayan Mengupas siting dan tritip

26 Nelayan -

27 Nelayan -

28 Nelayan -

29 Nelayan Membuat udang asin

(71)

13

Lampiran 10. Total Pendapatan Keluarga Per Sampel Per Bulan

No. Sampel Pendapatan Utama Pendapatan

Sampingan Jumlah

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penduduk Anak yang Berusia 6 - 18 Tahun di Kampung
Tabel 2. Jumlah Penduduk Anak yang Berusia 6 - 18 Tahun yang Tidak Sekolah di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2009
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 3. Spesifikasi Pengumpulan Data
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada tabel model summary diatas, terlihat nilai besaran koefisien korelasi yang ditunjukan dari nilai R sebesar 0,962 yang artinya pada penelitian ini varibel Pertumbuhan

Dari penjelasan yang telah peneliti sampaikan, ada hubungan antara kualitas komunikasi dan tingkat kebahagiaan individu dewasa muda yang sedang menjalani pacaran jarak

Pemerintah Singapura sebelumnya telah menekankan bahwa uang virtual adalah bukan merupakan alat pembayaran yang legal karena tidak sesuai dengan keamanan yang di atur dalam

Kemudian hasil yang ditemukan peneliti dalam melakukan penelitian dalam melakukan mengembangkan buku ajar Fisika berbasis kontekstual didapatkan bahwa

Setiap tahun terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman ataupun lahan terbangun lainnya, akibat perkembangan penduduk dan permintaan lahan yang

PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950 Telepon 5255733 Pesawat 644, Faksimile (021)

For the cross calibration, the calibration coefficient was calculated by comparing the at sensor spectral radiance for the same location calculated using the Landsat-8