• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Medan Polonia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Medan Polonia"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK POLA HAID IBU PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI PUSKESMAS MEDAN POLONIA

FRANSISKA SITINJAK 105102074

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Fransiska Sitinjak

Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011

ix + 29 hal + 6 tabel +1 skema+ 7 lampiran Abstrak

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) jenis CuT-380A merupakan alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan kedalam rahim oleh bidan atau dokter yang terlatih. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang memiliki efektifitas tinggi untuk menjarangkan kelahiran anak. Alat kontrasepsi dalam rahim bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat efek samping seperti pola perdarahan menstruasi lebih banyak dan lebih lama. Rancangan: Suatu penelitian cross sectional tentang karakteristik pola haid ibu pengguna alat kntrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia. Hasil penelitian berdasarkan jumlah darah pada ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim setelah 3 bulan pemakaian alat konrasepsi sebanyak 15 responden (50,0%) ibu mengalami haid menjadi banyak dan menggunakan 2 - 4 doek / hari sebanyak 16 responden (53,3%). Lamanya darah pada ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim setelah 3 bulan pemakaian alat konrasepsi sebanyak 20 responden (66,7%) ibu mengalami perdarahan selama 1 minggu. Warna darah pada ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim setelah 3 bulan pemakaian alat konrasepsi sebanyak 13 responden (43,3%) ibu mengalami bercak / spotting dan bentuk darah pada ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim setelah 3 bulan pemakaian alat konrasepsi sebanyak 13 responden (43,4%) ibu mengalami darah seperti bercak / spotting. Saran bagi petugas kesehatan, menjelaskan kepada calon aseptor kontrasepsi ada efek samping dari pemakaian kontrasepsi dalam rahim seperti pola haid berupa jumlah haid menjadi lama dan banyak, bentuk darah berupa bercak / spotting.

(4)

2 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan, yang telah memberikan rahmat dan berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul ”Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011” dengan tepat waktu.

Dalam pembuatan karya tulis ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. dr Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Nur Asnah Sihotang, Skep., Ns., Mkep. selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

3. dr Christoffel L.Tobing, SpOG (K) selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi masukan dan meluangkan waktu untuk memberi petunjuk dalam karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh staf dosen D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

5. Seluruh staf Tata Usaha D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

6. Kepala Puskesmas Medan Polonia yang telah bersedia menyediakan tempat untuk saya dapat melakukan penelitian.

7. Kedua orang tua H. Sitinjak, SPd dan L. Simbolon, AMg yang telah memberi dukungan moril dan Spiritual kepada penulis.

8. Adik-adik yang telah mendukung dan memberi semangat dalam penyusunan KTI ini.

(5)

3 9. Bang Benny Jonfri Sianipar yang telah mendukung dan memberi semangat

dalam menyusun KTI ini.

10.Janter teman partnet yang telah membantu dalam menyusun KTI ini 11.Teman dan semua pihak yang telah memantu dalam penyusunan KTI ini

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menunjang kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juni 2011

Penulis

( Fransiska Sitinjak )

NIM 105102074

(6)

4 DAFTAR ISI

Halaman

KATAPENGANTAR……… ………...………..……i

DAFTAR ISI ……….…...…... iii

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ………... viii

BAB I PENDAHULUAN ………..………1

A. Latar Belakang……….……….…….1

B. Perumusan Masalah ………..………….…3

C. Tujuan Penelitian ………...……3

D. Manfaat Penelitian ………....4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………...5

A. Defenisi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ………..……...5

B. Jenis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ………....5

C. Cara Kerja Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) ……….…. 6

D. Efektivitas ……… 6

E. Keunggulan dan Kerugian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim…..…...……….7

1. Keunggulan ………..7

2. Kerugian ………...7

(7)

5 1. Indikasi ………...…………... 9 2.Kontraindikasi ……….………... 9

(8)

6

G. Efek Samping dan Komplikasi ………...……….………... 9

H. Waktu Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ………...11

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ………...13

A. Kerangka Konsep ………....13

B. Defenisi Operasional ………...14

BAB IV METODE PENELITIAN ………15

A. Desain Penelitian ………..………...15

B. Populasi dan Sampel ………...15

C. Tempat Penelitian ……….16

D. Waktu Penelitian ………..………...16

E. Etika Penelitian ………... 16

F. Instrumen Penelitian ………...………...17

1. Data Demografi ………...17

2. Kuesioner ……….……….……17

3. Validitas dan Reliabilitas ……….……….…17

G. Prosedur Pengumpulan Data ………...18

H. Pengolahan Data ………..……….19

I. Analisa Data ………...20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ………..….. 21

A. Hasil Penelitian ………..……….…….21

1. Karakteristik Responden ………..…21

(9)

7

2. Karakteristik Perdarahan ………..……23

a. Jumlah darah yang terjadi pada pola haid ………….………..23

b. Lamanya darah yang terjadi pada pola haid ………..….24

c. Waktu darah yang terjadi pada pola haid ……….…………25

d. Bentuk darah yang terjadi pada pola haid ……….……….….26

B. Pembahasan ………..….. 27

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………....29

A. Kesimpulan ………..………....29

B. Saran ……….………29

DAFTAR PUSTAKA

(10)

8 DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Kerangka Konsep ……….……….. 28

(11)

9 DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden Pada Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011 ...hal 21 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Darah Yang Terjadi Pada

Pola Haid Setelah 3 Bulan Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011... hal 22 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Darah Yang Terjadi Pada

Pola Haid Setelah 3 Bulan Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011... hal 23 Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Darah Yang Terjadi Pada

Pola Haid Setelah 3 Bulan Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011... hal 24 Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Warna Darah Yang Terjadi Pada

Pola Haid Setelah 3 Bulan Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011... hal 25 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Darah Yang Terjadi Pada

(12)

10 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Instrumen Penelitian

Lampiran 3 : Kuesioner Penelitan

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan content validity

Lampiran 5 : Surat izin penelitian dari fakultas keperawatan Lampiran 6 : Surat Balasan Penelitian

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi KTI

(13)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Fransiska Sitinjak

Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011

ix + 29 hal + 6 tabel +1 skema+ 7 lampiran Abstrak

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) jenis CuT-380A merupakan alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan kedalam rahim oleh bidan atau dokter yang terlatih. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang memiliki efektifitas tinggi untuk menjarangkan kelahiran anak. Alat kontrasepsi dalam rahim bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat efek samping seperti pola perdarahan menstruasi lebih banyak dan lebih lama. Rancangan: Suatu penelitian cross sectional tentang karakteristik pola haid ibu pengguna alat kntrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia. Hasil penelitian berdasarkan jumlah darah pada ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim setelah 3 bulan pemakaian alat konrasepsi sebanyak 15 responden (50,0%) ibu mengalami haid menjadi banyak dan menggunakan 2 - 4 doek / hari sebanyak 16 responden (53,3%). Lamanya darah pada ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim setelah 3 bulan pemakaian alat konrasepsi sebanyak 20 responden (66,7%) ibu mengalami perdarahan selama 1 minggu. Warna darah pada ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim setelah 3 bulan pemakaian alat konrasepsi sebanyak 13 responden (43,3%) ibu mengalami bercak / spotting dan bentuk darah pada ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim setelah 3 bulan pemakaian alat konrasepsi sebanyak 13 responden (43,4%) ibu mengalami darah seperti bercak / spotting. Saran bagi petugas kesehatan, menjelaskan kepada calon aseptor kontrasepsi ada efek samping dari pemakaian kontrasepsi dalam rahim seperti pola haid berupa jumlah haid menjadi lama dan banyak, bentuk darah berupa bercak / spotting.

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia menghadapi permasalahan pada jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahunnya (Manuaba, 1998, hlm. 437). Penyebab dari kematian pada ibu di negara berkembang yaitu resiko yang berbahaya pada ibu yang melahirkan dan tingginya frekuensi kehamilan. Menurut WHO (1970) KB adalah program yang bertujuan membantu pasangan suami istri untuk, (1) Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, (2) Mendapatkan kelahiran yang diinginkan, (3) Mengatur interval diantara kehamilan, (4) Mengontrol waktu untuk saat kelahiran dalam hubungan suami istri, dan (5) Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2003).

Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan, Pemerintah telah melaksanakan kebijakan program KB Nasional yang didasarkan pada UU No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera (BKKBN, 2007).

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah suatu alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang kadang dililit oleh tembaga) dan dimasukkan kedalam rahim oleh bidan atau dokter yang terlatih. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat kontrasepsi jangka panjang (10 tahun) dan memiliki evektifitas tinggi untuk menjarangkan kelahiran anak.

(15)

2 lama. Lebih dari 10% pemakai alat kontrasepsi dalam rahim melaporkan gangguan menstruasi. Hal ini berkaitan dengan masuknya organisme yang terinfeksi ke dalam rongga rahim selama pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim terutama teknik pemasangan tidak sesuai prosedur aseptik benar (Glasier, 2005, hlm. 122).

Berdasarkan hasil survey pendahuluan dari BKKBN sampai dengan Agustus 2010 di Sumatera Utara jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 2.120.692 peserta, pasangan yang menjadi peserta KB aktif pada Agustus 2010 sebanyak 1.424.630 peserta yakni Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sebanyak 1.529 peserta, Metode Operasi Wanita sebanyak 365 peserta, Metode Operasi Pria sebanyak 171 peserta, Kondom sebanyak 4.360 peserta, Implant sebanyak 1.974 peserta, Suntik sebanyak 10.086 peserta, dan Pil sebanyak 10.273 peserta (BKKBN, 2010).

Hasil laporan dari BKKBN sampai Agustus 2010 di Sumatera Utara tercatat kasus komplikasi berat alat kontrasepsi dalam rahim sebanyak 4 kasus, dengan angka kejadian Deli Serdang 3 kasus, dan Kabupaten Dairi 1 kasus. Komplikasi berat kumulatif bulan Januari sampai Agustus 2010 sebanyak 92 kasus dengan rincian alat kontrasepsi dalam rahim sebanyak 36 kasus (39,13 %) dan kasus kegagalan yang di laporkan sampai Agustus 2010 alat kontrasepsi dalam rahim sebanyak 3 kasus yang terdapat di Kota Medan 2 kasus, dan Kabupaten Nias 1 kasus (BKKBN, 2010).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011 “.

B. Perumusan Masalah

(16)

3 pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011 berdasarkan jumlah darah yang terjadi pada pola haid.

b. Untuk mengetahui karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011 berdasarkan lamanya darah terjadi pada pola haid.

c. Untuk mengetahui karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011 berdasarkan warna darah yang terjadi pada pola haid.

d. Untuk mengetahui karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011 berdasarkan bentuk darah yang terjadi pada pola haid.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim jenis CuT- 380A

(17)

4 gangguan perdarahan pada ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim jenis

CuT-380 A. 2. Bagi peneliti

(18)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh bidan atau dokter yang terlatih. Sebaiknya dipasang setelah haid atau 40 hari setelah melahirkan (BKKBN, 2009).

B. Jenis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Menurut Glasier (2005, hlm 118-119), saat ini alat kontrasepsi dalam rahim dibagi manjadi berapa bagian antara lain :

1. Copper - Releasing

 Copper T 380 A

 Nova T

 Miltiload 375 2. Progestin - Releasing

 Progestasert

 LevoNova (LNG - 20)

 Mirena

C. Cara Kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi. 2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

(19)

6 D. Efektivitas

Menurut Handayani (2010, hlm. 143 ), alat kontrasepsi dalam rahim memiliki efektivitas antara lain :

1. Efektivitas dari alat kontrasepsi dalam rahim dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa lama alat kontrasepsi dalam rahim tetap tinggal in-utero tanpa ekspulsi spontan, terjadinya kehamilan dan pengangkatan / pengeluaran karena alasan medis atau pribadi.

2. Efektivitas dari alat kontrasepsi dalam rahim tergantung pada :

a. Ukuran, bentuk, dan mengandung tembaga (Cu) atau Progesterone. b. Aseptor

1) Umur : Semakin tua usia, semakin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan / pengeluaran alat kontrasepsi dalam rahim.

2) Paritas : Semakin muda usia, terutama pada nulligravid, semakin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan / pengeluaran alat kontrasepsi dalam rahim.

3) Frekuensi senggama.

3. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6 - 0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama yaitu 1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan. E. Keuntungan dan Kerugian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

1. Keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

a. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).

b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

(20)

7 e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil.

g. Tidak ada efek samping hormonal dengan alat kontrasepsi dalam rahim jenis CuT- 380A.

h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus dan tidak terjadi infeksi.

j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir). k. Membantu mencegah kehamilan ektopik (BKKBN, 2006).

2. Kerugian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Menurut Glasier (2005, hlm. 122-124), kerugian dari pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim antara lain:

a. Pola Perdarahan Menstruasi

Efek samping yang sering terjadi pada pemakai alat kontrasepsi dalam rahim jenis tembaga adalah pola perdarahan menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama. Lebih dari 10 % pemakai alat kontrasepsi dalam rahim melaporkan gangguan menstruasi. Pengeluaran atas alasan medis, terutama akibat peningkatan banyaknya darah menstruasi, nyeri, dan bercak darah antar-menstruasi adalah sekitar 4% per tahun. b. Infeksi

(21)

8 c. Ekspulsi

Alat kontrasepsi dalam rahim dapat berpindah atau keluar dari rongga rahim secara spontan. Angka ekspulsi spontan alat kontrasepsi dalam rahim jenis LNG-IUS berkisar dari 3 - 10 % pada tahun pemakaian, bergantung pada usia dan paritas pemakai, waktu pemasangan dan tipe alat kontrasepsi dalam rahim, dan keahlian petugas yang memasang alat tersebut.

d. Perforasi

Perforasi uterus merupakan kejadian yang jarang (kurang dari 1 dalam 1000 pemasangan) dan berkaitan dengan tipe alat kontrasepsi dalam rahim, teknik pemasangan, dan keterampilan petugas. Resiko perforasi fundus lebih besar pada awal periode pascapartum sebelum uterus mengalami involusi sempurna.

F. Persyaratan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim 1. Indikasi

a. Usia reproduksi.

b. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang. c. Resiko rendah dari IMS

d. Tidak menghendaki metode hormonal.

e. Tidak menyukai untuk mengingat minum pil setiap hari.

f. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama (BKKBN, 2006). 2. Kontraindikasi

a. Diketahui atau dicurigai hamil

(22)

9 d. Rongga uterus yang mengalami distorsi hebat sehingga pemasangan atau

penempatan sulit dilakukan misalnya fibroid besar (Suzanne, 2007, hlm. 198).

G. Efek Samping dan Komplikasi

Menurut Varney (2006, hlm. 451), efek samping dan komplikasi pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim antara lain :

1. Efek samping yang umum terjadi :

a. Perubahan siklus haid (umumnya pada 8 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).

b. Haid lebih lama dan banyak.

c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi. d. Saat haid lebih sakit.

2. Komplikasi lain :

a. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.

b. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia.

c. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar). 3. Sinkop vasovagal saat pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim.

4. Keram, nyeri punggung bagian bawah terjadi bersamaan selama beberapa hari setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim.

5. Dismenorea, terutama yang terjadi selama satu sampai tiga bulan pertama setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim.

6. Gangguan menstruasi (menoragia, mentroragia, amenore, oligomenorea).

(23)

10 pendek.

8. Kehamilan ektopik.

Masalah lain yang mungkin timbul yaitu : 1. Benang hilang.

2. Resiko infeksi panggul (hingga 20 hari pasca - insersi). 3. Perforasi uterus (jarang terjadi).

4. Ekspulsi spontan 5. Kehamilan ektopik 6. Abortus spontan

7. Gangguan / rasa tidak nyaman akibat benang saat sanggama. H. Waktu Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim 1. Insersi Interval

a. Kebijakan lama : Insersi alat kontrasepsi dalam rahim dilakukan segera sesudah haid. Hal ini dikarenakan ostium uteri lebih terbuka, canalis cervikalis lunak, perdarahan yang timbul karena prosedur insersi, tertutup oleh perdarahan haid yang normal, wanita pasti tidak hamil tetapi akhirnya kebijakan ini ditinggalkan karena infeksi dan ekspulsi lebih tinggi bila insersi dilakukan saat haid. Dilatasi canalis servikalis adalah sama pada saat haid maupun pada saat mid-siklus sehingga mempermudahkan calon akseptor pada setiap ia datang ke klinik KB. b. Kebijakan sekarang : Insersi alat kontrasepsi dalam rahim dapat dilakukan setiap

saat dari siklus haid dan tidak dalam keadaan hamil. 2. Insersi Post-Partum

(24)

11 menurut penelitian di Singapura, saat yang terbaik adalah delapan minggu post-partum. Hal ini dikarenakan antara empat sampai delapan minggu post-partum, bahaya perforasi tinggi sekali.

3. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.

4. Dipasangkan maksimal setelah 5 hari senggama yang tidak dilindungi (Handayani, 2010, hlm. 147).

Petunjuk bagi klien :

1. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim.

2. Selama bulan pertama menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim, periksalah benang alat kontrasepsi dalam rahim secara rutin terutama setelah haid.

3. setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila mengalami :

a. Kram / kejang di perut bagian bawah.

b. Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama.

c. Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual.

4. Alat kontrasepsi dalam rahim jnis CuT-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, atau lebih awal apabila diinginkan.

(25)

12 a. Tidak dapat meraba benang alat kontrasepsi dalam rahim berarti alat kontrasepsi

dalam rahim lepas.

(26)

13 BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin di amati melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2003, hlm. 69). Adapun kerangka konsep dalam penelitian mengenai karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Skema 3.1. Kerangka Konsep

Jumlah darah yang terjadi pada pola haid

Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim

Warna darah yang terjadi pada pola haid

Bentuk darah yang terjadi pada pola haid

(27)

14 B. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional

Alat Cara Pengukuran

Hasil Skala 1. Jumlah

darah yang terjadi pada pola haid

Keadaan dimana responden mengalami pola haid yang dapat dilihat dari jumlah doek yang dipakai oleh ibu

Kuesioner Wawancara Jumlah perdarahan dilihat dari doek yang dipakai / hari

1.2-4 doek 2.5-7 doek 3.8-10 doek 4.>10 doek

Interval

2. Lamanya Darah yang terjadi pada pola haid

Keadaan dimana responden mengalami pola haid yang dapat dilihat dari lamanya perdarahan terjadi

Kuesioner Wawancara Lamanya perdarahan : 1.1 minggu 2.1 bulan 3.3 bulan 4.>3 bulan Ordinal

3. Warna darah yang terjadi pada pola haid

Keadaan dimana responden

mengalami pola haid yang dapat dilihat dari warna

perdarahan .

Kuesioner Wawancara Warna perdarahan : 1.Merah segar 2.Merah kehitam-hitaman Nominal

4. Bentuk darah yang terjadi pada pola haid

Keadaan dimana responden

mengalami pola haid yang dapat dilihat dari bentuk

perdarahan yang terjadi.

Kuesioner Wawancara Bentuk perdarahan : 1.Gumpalan 2.Bercak / Spotting

(28)

15 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan survey cross sectional bertujuan untuk mengetahuai karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2005).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim jenis CuT-380A di Puskesmas Medan Polonia setelah 3 bulan pemakaian sebanyak 30 responden.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim jenis Cu-T 380A setelah 3 bulan pemakaian yang tercatat dalam buku register berjumlah 30 responden. Pengumpulan sampel dilakukan dengan pendekatan total sampling

C. Tempat Penelitian

(29)

16 D. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari - Mei 2011. E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian peneliti meminta izin kepada Kepala Puskesmas Medan Polonia yang akan menjadi tempat pelitian.

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden dengan tujuan untuk memberikan kebebasan menentukan sendiri keikutsertaannya dalam penelitian agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Setelah responden memahami, menerima maksud dan tujuan penelitian maka responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan mengisi kuesioner. Kemudian peneliti memeriksa kembali kuesioner yang telahdiisi oleh responden untuk memastikan semua data lengkap dan tidak ada kesalahan dalam pengumpulan data.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk menguji kesalihan instrumen penelitian dimana istrumen penelitian dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu butir instrumen penelitian dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya diharapkan 0,007 atau lebih. Uji naliditas dalam penelitian ini akan dilakukan secara content validity kepada orang yang dianggap ahli dalam hal ini akan dilakukan kepada ahli obstetri dan ginekology yang sebelumnya sudah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

(30)

17 Alpha Cronbach. Uji reliabilitas ini akan diujikan sebelum penelitian berlangsung, terhadap orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel pada penelitian ini.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Puskesmas Medan Polonia. Setelah mendapat izin, kemudian peneliti mendatangi petugas kesehatan dan mengumpulkan data dari buku register. Setelah data terkumpul bersama dengan Bidan Risma peneliti mendatangi aseptor alat kontrasepsi dalam rahim jenis Cu-T 380A lalu menjelaskan kepada calon responden tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian peneliti meminta kesediaan ibu untuk menjadi responden. Apabila responden telah menyetujui maka ibu akan menandatangani lembar persetujuan (informed consent), selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner . Responden di berikan waktu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan mengisi seluruh pertanyaan. Dalam pengisian kuesioner tersebut peneliti mendampingi responden agar mempermudah responden untuk menjawab pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner. Setelah lembar kuesioner di isi oleh responden, maka selanjutnya peneliti memeriksa kelengkapan data tersebut.

H. Analisa Data

(31)

18 Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali data yang telah diperoleh atau telah dikumpulkan. Setelah diperiksa, data yang terkumpul lengkap yaitu sebanyak 30 responden dan seluruh kuesioner terisi lengkap.

2. Coding ( Pengkodean Data )

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang terdiri atas beberapa kategori yaitu umur 1= 26-30 tahun, 2=31-35 tahun, 3=36-40 tahun, 4= > 40 tahun, Tingkat pendidikan 1=SD, 2=SMP, 3=SMA, 4=PT.

3. Processing

(32)

19 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari - Mei 2011 terhadap 30 responden pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim setelah 3 bulan pemakaian. Bertujuan untuk mengetahui karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011.

1. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian terhadap 30 responden, berdasarkan karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, paritas.

Berdasarkan umur responden, dapat dilihat bahwa dari 30 responden sebagian besar ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim berumur 26-30 tahun sebanyak 14 responden (46,7%) dan sebagian kecil ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim berumur >40 tahun sebanyak 1 responden (3,3%).

Berdasarkan pendidikan responden, dapat dilihat bahwa dari 30 responden sebagian besar ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim berpendidikan SD sebanyak 17 responden (56,7%) dan sebagian kecil ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 1 responden (3,3%).

(33)
[image:33.595.114.528.152.668.2]

20 Tabel 5.1

Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden Pada Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011

No Karakteristik F %

A. 1. 2. 3. 4. Umur 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun > 40 tahun

14 7 8 1 46,7 23,3 26,7 3,3

Total 30 100

B. 1. 2. 3. 4. Pendidikan SD SMP SMA PT 17 8 4 1 56,7 26,7 13,3 3,3

Total 30 100

C. 1. 2. 3. 4. Paritas Satu Dua Tiga Empat 2 8 6 14 6,7 26,7 20,0 46,7

(34)

21 2. Karakteristik Pola Haid

Dari hasil penelitian terhadap 30 responden, karakteristik pola haid meliputi jumlah darah pada pola haid, lamanya darah terjadi pada pola haid , warna darah yang terjadi pada pola haid, dan bentuk darah yang terjadi pada pola haid.

a. Jumlah darah yang terjadi pada pola haid

[image:34.595.106.534.510.709.2]

Berdasarkan jumlah darah yang terjadi pada pola haid, dapat dilihat pada 30 responden setelah 3 bulan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim, sebagian besar ibu mengalami haid menjadi banyak sebanyak 15 responden (50,0%) dan sebagian kecil ibu mengalami haid menjadi banyak sekali sebanyak 2 responden (6,7%).

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid Setelah 3 Bulan Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Ibu Pengguna Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011

No Jumlah Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid

F %

1. 2. 3. 4.

Haid menjadi sedikit Haid menjadi banyak Haid menjadi banyak sekali

Tidak ada perubahan haid sama sekali

6 15 2 7 20,0 50,0 6,7 23,3

(35)
[image:35.595.106.531.347.545.2]

22 Berdasarkan jumlah darah yang terjadi pada pola haid, dapat dilihat pada 30 responden setelah 3 bulan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim, sebagian besar ibu menggunakan 2-4 doek / hari sebanyak 16 responden (53,3%) dan sebagian kecil ibu menggunakan lebih dari 10 doek / hari sebanyak 1 responden (3,3%).

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid Setelah 3 Bulan Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Ibu Pengguna Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011

No Jumlah Darah Yang Terjadi Pada Pola haid

F %

1. 2. 3. 4.

2 - 4 doek / hari 5 - 7 doek / hari 8 - 10 doek / hari >10 doek / hari

16 11 2 1 53,3 36,7 6,7 3,3

Total 30 100

b. Lamanya Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid

(36)
[image:36.595.105.531.208.407.2]

23 Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid Setelah 3 Bulan Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Ibu Pengguna Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011

No Lamanya Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid

F %

1. 2. 3. 4.

1 minggu 1 bulan 3 bulan >3 bulan

20 6 3 1

66,7 20,0 10,0 3,3

Total 30 100

c. Warna Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid

(37)
[image:37.595.105.534.207.405.2]

24 Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Warna Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid Setelah 3 Bulan Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Ibu Pengguna Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011

No Warna Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid

F %

1. 2. 3. 4.

Warna darah tampak lebih segar Warna darah tampak merah kehitaman Warna darah berupa bercak / spotting Darah normal saja

10 2 13

5

33,3 6,7 43,3 16,7

Total 30 100

d. Bentuk Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid

(38)
[image:38.595.106.531.208.405.2]

25 Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid Setelah 3 Bulan Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Ibu Pengguna Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011

No Bentuk Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid

F %

1. 2. 3. 4.

Darah menggumpal

Darah seperti bercak / spotting Darah tampak encer

Tidak mengalami perubahan

8 13 3 6 26,7 43,3 10,0 20,0

Total 30 100

B. Pembahasan

Menurut Glasier (2005), Efek samping yang sering terjadi pada pemakai alat kontrasepsi dalam rahim jenis Cu-T 380A adalah perubahan pola haid yang lebih banyak dan lebih lama biasanya terjadi 3 bulan pertama setelah alat kontrasepsi, terjadi perdarahan (spotting) antar menstruasi dan saat haid lebih sakit. Lebih dari 10 % pemakai alat kontrasepsi dalam rahim melaporkan adanya gangguan menstruasi setelah pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim. Efek samping yang ditimbulkan dikarenakan adanya implasai kronik sehingga terjadi gangguan perdarahan dan untuk pengobatannya diberikan transamin

(39)

26 pengguna alat kontrasepsi dalam rahim berdasarkan jumlah darah yang terjadi pada pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi setelah 3 bulan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim, haid ibu menjadi banyak pada 15 responden (50,0%) dan menggunakan 2 - 4 doek / hari sebanyak 16 responden (53,3%). Lamanya darah yang terjadi pada pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi setelah 3 bulan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim, ibu akan mengalami haid selama 1 minggu sebanyak 20 responden (66,7%). Warna darah yang terjadi pada pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi setelah 3 bulan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim, ibu mengalami warna darah berupa spotting pada 13 responden (43,3%) dan bentuk darah yang terjadi pada pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi setelah 3 bulan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim, bentuk darah ibu seperti bercak / spotting pada 13 responden (43,4%).

(40)

27 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian, analisis dan pembahasan yang telah dilakukan tentang karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011dapat disimpulkan sebagai berikut :

• 15 orang responden mengalami jumlah haid menjadi banyak

• 16 orang responden menggunakan 2-4 doek / hari

• 20 orang responden mengalami lamanya darah 1 minggu

• 13 orang responden mengalami warna darah merah

13 orang responden mengalami bentuk darah seperti bercak / spotting Hal ini menunjukkan bahwa ada efek samping yang sering terjadi pada pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim jenis tembaga seperti pola haid berupa jumlah haid menjadi banyak dan menggunakan 2-4 doek / hari, lamanya darah terjadi selama 1 minggu, warna darah merah, dan bentuk darah seperti bercak atau spotting.

B. SARAN

1. Bagi Petugas Kesehatan Puskesmas Medan Polonia

(41)

28 2. Bagi Institusi Pendidikan

(42)

29

DAFTAR PUSTAKA

Arum, D., & Sujiyatini. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini. Jogjakarta. Mitra Medika.

BKKBN. 2003. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

BKKBN. 2006. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

BKKBN. 2009. Keluarga Sejahtera dan Kesehatan Reproduksi Dalam Pandangan Hindu. Jakarta. BKKBN.

BKKBN. 2009. Pedoman Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria ( NSPK ) Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Jakarta. BKKBN.

BKKBN. 2009. Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagi Calon Pengantin. Jakarta. BKKBN.

BKKBN. 2010. Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi dan Pengendalian Lapangan KB Nasiona Sumatera Utara. Medan. BKKBN.

Everett, S. 2007. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta. EGC. Glasier, A., & Gebble, A. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

Jakarta. EGC.

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta. Pustaka Rihama.

Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.

Manik, Murniati., Asnah, S., dan Asiah, N. 2008. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan. Program D-IV Bidan Pendidik FK USU.

Manuaba, Ida Bagus Gde., Manuaba, Ida Ayu., Manuaba, Ida Gde Fajar. 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta. EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC.

(43)

30 Notoadmodjo., Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta. Rineka Cipta

Siswosudarmo, HR., Anwar, H., Emilia, O. 2007. Teknologi Kontrasepsi. Yogyakarta. Gadjah mada university press.

Suyanto., Salamah, U. 2009. Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Jogjakarta. Mitra Cendikia.

(44)

31 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Fransiska Sitinjak / 105102074 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Medan Polonia Tahun 2011.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitiaan ini, dalam memberikan jawaban atas wawancara sesuai dengan pendapat ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apa pun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan ini saja. Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, Juni 2011

Peneliti Responden

(45)

32 KUESIONER PENELITIAN

KARAKTERISTIK POLA HAID IBU PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI PUSKESMAS MEDAN POLONIA TAHUN 2011

No Responden : ……... Tanggal : ……… Petunjuk Pengisian:

1. Semua pertanyaan harus diberi jawaban 2. Isi pertanyaan diberi tanda checklist

3. Setiap pertanyaan di jawab dengan satu pertanyaan yang sesuai menurut anda 4. Bila ada yang kurang di mengerti dapat ditanyakan pada peneliti

Kuesioner Data Demografi

Nama :

Umur : ( ) 25-30 Tahun ( ) 36-40 Tahun ( ) 31-35 Tahun ( ) > 40 Tahun Pendidikan Terakhir : ( ) SD ( ) SLTA

( ) SMP ( ) Diploma / S1 Pekerjaan : ( ) Tidak bekerja / IRT ( ) Pegawai Swasta

( ) Pedagang ( ) PNS

Paritas : ( ) 1 ( ) 3

(46)

33 Pertanyaan :

Jumlah Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid

1. Setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim Cupper T- 380 A, bagaimana perubahan pola haid ibu….

a. Haid menjadi sedikit c. Haid menjadi banyak sekali

b. Haid menjadi banyak d. Tidak ada perubahan haid sama sekali

2. Pada saat ibu mengalami perdarahan berapa banyak doek yang ibu gunakan dalam sehari

a. 2 - 4 doek c. 8 - 10 doek

b. 5 - 7 doek d. > 10 doek

Lamanya Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid

3. Berapa lama perdarahan pada pola haid yang ibu rasakan pada saat setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim Cupper T- 380A

a. 1 minggu c. 3 bulan

b. 1 bulan d. > 3 bulan

Warna Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid

4. Bagaimana warna perdarahan yang ibu rasakan saat mengalami perubahan pola haid setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim Cupper T- 380A

a. Warna perdarahan tampak lebih segar b. Warna perdarahan tampak merah kehitaman

(47)

34 Bentuk Darah Yang Terjadi Pada Pola Haid

5. Bagaimana bentuk perdarahan yang ibu rasakan saat mengalami perubahan pola haid setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim Cupper T- 380A

a. Darah tampak menggumpal

b. Darah tampak seperti bercak - bercak / spotting c. Darah tampak encer

d. Tidak mengalami perubahan apa - apa

No Pernyataan Ya Tidak

1. Apakah ibu mengetahui apa itu keluarga berencana ? 2. Apakah ibu mengetahui apa tujuan keluarga berencana

yang telah di programkan pemerintah ?

3. Apakah ibu mengetahui keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim Cupper T- 380A ?

4. Apakah ibu mengetahui kerugian dari penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim Cupper T- 380A ?

5. Apakah ibu mengetahui kapan waktu pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim Cupper T- 380A ?

6. Setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim Cupper T- 380A, apakah ibu mengalami perubahan pola haid ?

7. Apakah pada saat haid ibu marasakan sakit yang berlebihan ?

(48)

35 setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim

CupperT- 380A ?

9. Apakah ibu mengalami perdarahan ( spotting ) diantara haid atau setelah berhubungan suami istri ?

10. Apakah perdarahan bercak / spotting berlangsung lebih lama diantar haid ?

11. Apakah ibu merasakan nyeri setelah berhubungan suami istri yang membuat suami mengeluh saat merasakan tidak nyaman setelah pemasangan alat kontarasepsi dalam rahim ?

12. Apakah ibu mengalami keram / nyeri di perut bagian bawah setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim ?

13. Setelah bulan pertama pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim, apakah ibu rutin memeriksakan benang Cupper T- 380A ?

14. Pada saat berhubungan suami istri apakah suami dapat merasakan benang alat kontrasepsi dalam rahim ? 15. Apakah alat kontrasepsi dalam rahim Cupper T- 380A

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

41 CURRICULUM VITAE

I. Data Pribadi

Nama : Fransiska Sitinjak

Tempat/Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 29 April 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 2 ( pertama ) dari 5 Bersaudara Agama : Kristen protestan

Pekerjaan : Bidan

Alamat : Jl. Setia Budi Gg. Rahmat Tanjung Sari Medan

II. Data Orang Tua

Nama Ayah : H. Sitinjak Spd

Pekerjaan : PNS

Nama Ibu : L. Simbolon

Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Angsana I no 221 Perumnas Batu VI P.Siantar

III. Data Pendidikan

1. Tahun 1994-1995 : Tk Kemala Bhayangkari Pematang Siantar 2. Tahun 1995-2000 : SD Neg 191054 Pematang Siantar

3. Tahun 2000-2003 : SMP Sw. ASSISI Pematang Siantar 4. Tahun 2003-2006 : SMA Fkip HKBP Nomensen Pematang

Siantar

5. Tahun 2006-2009 : Akademi Kebidanan Santa Elisabeth Medan. 6. Tahun 2010-2011 : DIV Bidan Pendidik Universitas Sumatera

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
+3

Referensi

Dokumen terkait

Data exchange within the research center is one important task for a (geographic) data and document repository, the other task is to make research results and data

- Menerapkan konsep algorima (bahasa natural, flowchart dan pseudocode) untuk menyelesaikan permasalahan Komunikasi: - Mempresentasikan algoritma penyelesaian permasalahan

[r]

Instagram merupakan salah satu media sosial yang di dalamnya terdapat online shop yang saat ini banyak digunakan sebagai bisnis yang menguntungkan. karena hasil foto yang

Berdasarkan hasil penentuan berat jenis batuan pada Kampung Koya Koso dapat diberikan beberapa saran yaitu.Hasil ini dapat menjadi referensi dalam perhitungan

Jenis penelitian ini tergolong penelitian pre eksperimen dan menggunakan desain one group pretest-postest yaitu penelitian yang tidak ada kelompok kontrol, tetapi sudah

rosul tidak boleh atau kurang baik kalau dihalangi, saya rasa pemberian hadiah atau apa dari adik itu bukan suatu masalah dan Itu sudah menjadi hak adik saya, memang

Di dalam Tenggelamnya Kapal van der Wijck diskriminasi ma nusia seperti yang terungkap di dalam tema lebih dilihat se- bagai sesuatu yang tidak benar dan merugikan, baik bagi ma