PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS, SIKAP ILMIAH,
DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP
NEGERI 8 PADANGSIDIMPUAN
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
DAULAT MARULITUA HARAHAP
NIM. 8136174005
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Daulat Marulitua Harahap. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap
Keterampilan Proses Sains, Sikap Ilmiah, dan Hasil Belajar IPA Siswa SMP Negeri 8 Padangsidimpuan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap: (1) Keterampilan proses sains; (2) Sikap ilmiah; dan (3) Hasil belajar IPA siswa dikelas VII SMP Negeri 8 Padangsidimpuan. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas yang
ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling. Kelas VII-2
dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), kelas
VII-4 dengan model pembelajaran Discovery Learning (DL), sedangkan kelas
VII-7 (kontrol) dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian menggunakan tes keterampilan proses sains dan tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda serta angket sikap ilmiah. Teknik analisis data menggunakan
Analisis Kovariat pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan bantuan SPSS 21. Hasil
penelitian menunjukkan ada pengaruh model pembelajaran terhadap: (1) keterampilan proses sains (F=22,70; P=0,00). Keterampilan proses sains siswa
yang dibelajarkan dengan model PBL (64,29±12,31) signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan model DL (56,86±9,70), maupun model pembelajaran
konvensional (46,14±7,89 ); (2) sikap ilmiah (F=15,33; P=0,00). Sikap ilmiah
siswa yang dibelajarkan dengan model PBL (50,50±6,22) signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan model DL (45,50±9,12), maupun model pembelajaran
konvensional (37,71±10,28); dan (3) hasil belajar (F=75,87; P=0,00). Hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan model PBL (77,61±4,98) signifikan lebih
tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran DL (71,54±5,12), maupun model
pembelajaran konvensional (59,89±6,23). Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan model
pembelajaran PBL ataupun DL pada materi organisasi kehidupan dalam upaya
meningkatkan keterampilan proses sains, sikap ilmiah dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Sikap Ilmiah, Hasil Belajar, Problem
Based Learning, Discovery Learning, Pembelajaran Konvensional.
ii ABSTRACT
Daulat Marulitua Harahap. The Effect of Learning Model on Science Process
Skills, Scientific Attitude, and Student’s Learning Outcomes of Science at SMP Negeri 8 Padangsidimpuan. Thesis. Postgraduate Program, Medan State University. 2015.
Based Learning (PBL) models, class VII-4 with discovery learning (DL) models,
while class VII-7 (control) with conventional learning models. The research
instruments were the test of science process skills, learning achievement test in multiple choices, and questionnaire of scientific attitude,. The data analysis
technique used Covariat Analysis at the level of significance α = 0.05 by using
SPSS 21. The research results showed there was significant effect of learning model on students': (1) science process skills (F=22,70; P=000). The student’s
science process skills learn by PBL models (64,29±12,31) is significant higher
than DL models (56,86±9,70), and conventional learning models (46,14±7,89);
(2) scientific attitude (F= F=15,33; P=0,00). The student’s scientific attitude learn
by PBL models (50,50±6,22) is significant higher than DL models (45,50±9,12),
and conventional learning models (37,71±10,28); (3) learning outcome (F =
75,87; P=0,00). The student’s learning outcomes by PBL models (77,61±4,98) is
significant higher than DL models (71,54 ± 5,12), and conventional learning
models (59,89±6,23). As the follow up of these research results, it is expected to
the teachers to be able to conduct PBL and DL model in material living
organization as the effort to improve the student’s science process skills, scientific attitude and learning outcomes.
Keywords: Science Process Skills, Scientific Attitude, Learning Outcomes,
Problem Based Learning, Discovery Learning, Conventional Learning.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah berkat Ridho Allah SWT penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan Proses Sains, Sikap Ilmiah, dan Hasil Belajar IPA Siswa SMP Negeri 8
Padangsidimpuan”. Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (PPsUNIMED)
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Fauziyah Harahap,
M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si selaku pembimbing
II yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis sejak penyusunan
proposal hingga penyelesaian tesis ini. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
rer.nat. Binari Manurung, M.Si., Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc., dan
Dr. Hasruddin, M.Pd., selaku narasumber atau penguji yang telah banyak
memberikan saran untuk kesempurnaan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor dan para pejabat
dijajaran Civitas Akademika UNIMED.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur PPs
UNIMED beserta para Asisten Direktur.
3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku
Ketua dan Sekretaris beserta pegawai di lingkungan Prodi Pendidikan
iv
4. Bapak Dr. Mufti Sudibyo M.Si., dan Ibu Dra. Martina Restuati, M.Si.,
sebagai validator ahli materi dan bahasa.
5. Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Biologi PPs UNIMED yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.
6. Ibu Samariah, S.Pd., selaku Kepala SMPN 8 Padangsidimpuan yang telah
memberi izin pada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
7. Rekan-rekan mahasiswa PPs UNIMED angkatan XXIII Prodi Biologi
terkhusus kelas B1 atas motivasi dan kerjasamanya untuk meraih kesuksesan.
Ucapan terimakasih yang teristimewa kepada Ibunda Tercinta Hj. Mahjum
Siregar atas doa yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan
baik, dan doa yang senantiasa penulis panjatkan untuk ayahanda H. Bakaruddin
Harahap (alm). Terimakasih yang tak terhingga kepada istri tercinta Efrida Yanti
Siregar dan anak-anakku tersayang Nawaf Alfaris Harahap, Atikah Rahmaini,
Efan Arizzuhdi, dan Izqian Andra Chalief atas doa dan dukungannya selama ini.
Menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka
kritik dan saran yang konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Hanya kepada Allah kita berserah,
semoga kita berhasil menggapai apa yang dicita-citakan. Amin.
Medan, Juni 2015
v 1.1.Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Pembatasan Masalah ... 5
1.4. Rumusan Masalah ... 6
1.5. Tujuan Penelitian ... 7
1.6. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis ... 9
2.1.1. Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 9
2.1.2. Model Pembelajaran Discovery Learning ... 12
2.1.3. Model Pembelajaran Konvensional ... 14
2.1.4. Keterampilan Proses Sains ... 16
2.1.5. Sikap Ilmiah ... 17
2.1.6. Hasil Belajar ... 20
2.2. Penelitian yang Relevan ... 21
2.3. Kerangka Konseptual ... 22
2.3.1. Pengaruh Model PBL dan DL terhadap Keterampilan Proses Sains .... 22
2.3.2. Pengaruh Model PBL dan DL terhadap Sikap Ilmiah ... 24
2.3.3. Pengaruh Model PBL dan DL terhadap Hasil Belajar ... 25
2.4. Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
3.3. Jenis dan Desain Penelitian ... 28
3.4. Definisi Operasional ... 29
3.5. Pengontrolan Perlakuan ... 31
3.6.Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.7.Instrumen Penelitian ... 31
3.7.1. Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ... 31
3.7.2. Instrumen Sikap Ilmiah ... 32
3.7.3. Instrumen Tes Hasil Belajar ... 33
3.8.Prosedur Penelitian ... 34
vi
Hal
3.9.1. Validitas Butir Soal ... 37
3.9.2. Reliabilitas Tes ... 39
3.9.3. Daya Beda Tes ... 40
3.9.4. Tingkat Kesukaran Tes ... 41
3.10. Teknik Analisa Data ... 43
3.11. Hipotesis Statistik ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 45
4.1.1. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains ... 45
4.1.2. Deskripsi Data Sikap Ilmiah ... 46
4.1.3. Deskripsi Data Hasil Belajar ... 47
4.2. Pengujian Hipotesis ... 48
4.2.1. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan Proses Sains . 48 4.2.2. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Sikap Ilmiah ... 50
4.2.3. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar ... 51
4.3. Pembahasan ... 53
4.3.1. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan Proses Sains .. 53
4.3.2. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Sikap Ilmiah ... 55
4.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar ... 57
4.4. Keterbatasan Penelitian ... 59
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 61
5.2. Implikasi ... 62
5.3. Saran ... 63
vii
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 1.1. Hasil Ujian Nasional Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 8
Padangsidimpuan ... 1
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 11
Tabel 2.2. Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah ... 19
Tabel 3.1. Pretest-Posttest Control Group Design ... 29
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains ... 32
Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah... 33
Tabel 3.4. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 34
Tabel 3.5. Kriteria Validitas Instrumen Tes ... 38
Tabel 3.6. Ringkasan Perhitungan Validitas Tes ... 38
Tabel 3.7. Interpretasi Derajat Reliabilitas Instrumen ... 39
Tabel 3.8. Ringkasan Perhitungan Reliabilitas Tes ... 40
Tabel 3.9. Klasifikasi Daya Beda Tes ... 41
viii
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 2.1. Tahapan Pembelajaran Discovery secara Umum ... 13 Gambar 3.1. Alur Perlakuan Penelitian ... 36 Gambar 4.1. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan Proses
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Silabus ... 67
Lampiran 2 RPP Kelas Problem Based Learning ... 69
Lampiran 3 RPP Kelas Discovery Learning ... 83
Lampiran 4 RPP Kelas Konvensional ... 97
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa ... 105
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Praktikum ... 107
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Sikap ... 108
Lampiran 8 Tes Keterampilan Proses Sains ... 109
Lampiran 9 Angket Sikap Ilmiah ... 115
Lampiran 10 Tes Hasil Belajar ... 117
Lampiran 11 Uji Validitas Tes Keterampilan Proses Sains ... 122
Lampiran 12 Uji Reliabilitas Tes Keterampilan Proses Sains ... 123
Lampiran 13 Uji Validitas Tes Hasil Belajar ... 124
Lampiran 14 Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 125
Lampiran 15 Daya Beda Tes ... 126
Lampiran 16 Tingkat Kesukaran Tes ... 127
Lampiran 17 Data Hasil Penelitian ... 128
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hasil penelitian Program for International Student Assesment (PISA)
2012 yang befokus pada literasi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengukuhkan
peserta didik indonesia menempati posisi ke-64 dari 65 negara peserta dengan
skor rata-rata 382 pada aspek kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta
menggunakannya untuk memahami fenomena dan perubahan pada lingkungan
hidup (Kemdikbud, 2013).
Hasil belajar IPA yang dicapai peserta didik Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 8 Padangsidimpuan juga masih dibawah nilai rata-rata Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh tim Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) IPA SMP Negeri 8 Padangsidimpuan yaitu sebesar 70. Hal ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata ujian nasional mata pelajaran IPA yang dicapai
siswa SMP Negeri 8 Padangsidimpuan pada tiga tahun terakhir yang disajikan
pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Hasil Ujian Nasional Mata Pelajaran IPA di SMP Negeri 8 Padangsidimpuan.
No Tahun Pelajaran Nilai Rata-rata
1 2011 – 2012 6,78
2 2012 – 2013 4,00
3 2013 – 2014 6,60
Sumber: Dokumen SMP Negeri 8 Padangsidimpuan
2
Hasil belajar IPA peserta didik di Indonesia yang tergolong rendah
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang sangat penting adalah lingkungan
belajar peserta didik dalam bentuk strategi yang diciptakan guru untuk
mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dalam mempelajari
dan menggunakan konsep IPA tersebut dalam memahami lingkungan
(Wisudawati dan Sulistiyowati, 2014).
Meskipun secara teoritis paradigma pembelajaran sains diarahkan menuju
konstruktivisme, pada kenyataannya guru masih lebih suka menggunakan metode
ceramah di depan kelas (Wisudawati dan Sulistiyowati, 2014). Metode ceramah
merupakan metode yang dianggap paling ampuh dalam proses pengajaran.
Biasanya guru sudah merasa mengajar apabila sudah melakukan ceramah, dan
tidak mengajar jika tidak melakukan ceramah (Sanjaya, 2006).
Hasil observasi peneliti di SMP Negeri 8 Padangsidimpuan menemukan
bahwa kegiatan pembelajaran IPA didominasi dengan metode ceramah (teacher
centered). Metode diskusi dan eksperimen jarang dilakukan kepada siswa
melainkan siswa dijejali dengan konsep-konsep, mendengar dan mencatat
sehingga siswa merasa IPA merupakan pelajaran yang kurang menyenangkan. Hal
ini sesuai dengan penjelasan dari pengelola laboratorium IPA disekolah tersebut
yang mengatakan bahwa sangat jarang siswa mengadakan praktikum padahal
bahan dan alat-alat praktikum tersedia di laboratorium. Fakta ini mengindikasikan
bahwa keterampilan proses sains peserta didik masih rendah.
Disamping proses, sikap ilmiah dalam mempelajari IPA juga sangat
diperlukan, misalnya jujur, peduli, percaya diri, tekun, teliti, dan tak kenal putus
3
kehidupan sehari-hari. Fakta di lapangan ditemukan bahwa aktivitas sains siswa
sangat rendah sehingga dapat diprediksi bahwa sikap ilmiah peserta didik juga
masih belum muncul dalam diri peserta didik.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan berkenaan dengan peningkatan
kualitas pendidikan adalah mengembangkan sistem pembelajaran yang
berorientasi pada peserta didik (children center) dan memfasilitasi kebutuhan
siswa akan kebutuhan belajar yang menantang, aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (Rusman dkk, 2013). Menurut Aunurrahman (2012) penggunaan
model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa
terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam
mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami
pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Kemdikbud RI (2014) mengingatkan bahwa, agar pembelajaran dapat
memberikan pengalaman yang lebih berarti bagi peserta didik, maka perlu
dirancang model pembelajaran yang dapat membawa peserta didik kepada
pengalaman yang lebih konkrit . Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific)
dalam pembelajaran IPA diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/
penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta
didik agar menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok,
maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (problem based dan project
based learning).
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Kunandar (2006), bahwa strategi
4
meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, dianggab lebih menyenangkan dan
disukai siswa, dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru, dan dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
Pembelajaran discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang
menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta
didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Metode belajar ini sesuai
dengan teori Bruner yang menyarankan agar peserta didik belajar secara aktif
untuk membangun konsep dan prinsip. Kegiatan discovery melalui kegiatan
eksperimen dapat menambah pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara
simultan (Sani, 2014).
Pendekatan discovery lebih sesuai untuk peserta didik tingkat SMP.
Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif Piaget, peserta didik tingkat SMP
sudah mampu melakukan discovery atau penemuan konsep karena pendekatan
discovery tidak menuntut harus seperti metode ilmiah. Peran guru dalam
pendekatan ini adalah membimbing peserta didik dalam melakukan proses
penemuan. Meskipun masalah yang akan diteliti telah disajikan oleh guru namun
peserta didik tetap lebih banyak melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran
(Wisudawati dan Sulistiyowati, 2014).
Dari uraian permasalahan di atas, maka perlu dilakukan pemecahan
masalah dalam rangka meningkatkan keterampilan proses sains, sikap ilmiah dan
5
dan Discovery Learning pada siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 8
Padangsidimpuan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Hasil belajar IPA siswa
masih dibawah KKM; (2) pembelajaran masih berfokus pada guru (teacher
centered); (3) aktivitas sains rendah dimana siswa jarang melakukan praktikum;
(4) keterampilan proses sains dan sikap ilmiah peserta didik masih lemah.
1.3 Pembatasan masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Model pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning dan Discovery Learning untuk kelompok
eksperimen, sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan model
pembelajaran Konvensional.
2. Keterampilan proses sains dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa
dalam melakukan pengamatan (observasi), interpretasi, berhipotesis,
merencanakan penelitian, meramalkan, menerapkan konsep,
mengomunikasikan hasil pengamatan, serta mengajukan pertanyaan.
3. Sikap ilmiah dibatasi pada kemampuan peserta didik dalam menjawab
soal-soal untuk mengukur sikap ilmiah dengan menggunakan skala sikap Likert
meliputi rasa ingin tahu, sikap respek terhadap data/fakta, sikap berpikir
6
kerjasama, sikap ketekunan, sikap peka terhadap lingkungan sekitar yang
telah dimodifikasi sesuai dengan materi Organisasi Kehidupan.
4. Hasil belajar IPA siswa dibatasi pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi
Bloom meliputi pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan
atau aplikasi (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi atau mencipta (C6)
pada materi Organisasi Kehidupan di semester 2 kelas VII SMP yang
diperoleh melalui tes hasil belajar.
1.4 Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning , Discovery Learning, dan Konvensional terhadap
keterampilan proses sains siswa pada materi Organisasi Kehidupan di
semester 2 kelas VII SMP Negeri 8 Padangsidimpuan?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning , Discovery Learning, dan Konvensional terhadap
sikap ilmiah siswa di semester 2 kelas VII SMP Negeri 8 Padangsidimpuan?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
Problem BasedLlearning , Discovery Learning, dan Konvensional terhadap
hasil belajar pada materi Organisasi Kehidupan di semester 2 kelas VII SMP
7
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning, Discovery Learning, dan Konvensional terhadap keterampilan
proses sains siswa pada materi Organisasi Kehidupan di semester 2 kelas VII
SMP Negeri 8 Padangsidimpuan.
2. Pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning, Discovery Learning, dan Konvensional terhadap sikap ilmiah
siswa pada materi Organisasi Kehidupan di semester 2 kelas VII SMP Negeri
8 Padangsidimpuan.
3. Pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning, Discovery Learning, dan Konvensional terhadap hasil belajar IPA
siswa pada materi Organisasi Kehidupan di semester 2 kelas VII SMP Negeri
8 Padangsidimpuan.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah bahwa temuan penelitian ini
dapat dijadikan sebagai tambahan literatur dan informasi ilmiah bagi guru dan
peneliti tentang efektifitas dan efisiensi penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning dan Discovery Learning terhadap peningkatan keterampilan
proses sains, sikap ilmiah, dan hasil belajar IPA.
Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa temuan
penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dalam pengambilan kebijakan dibidang
pendidikan terkait dengan peningkatan mutu guru dan kualitas pembelajaran serta
8
pembelajaran Problem Based Learning dan Discovery Learning untuk
meningkatkan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan hasil belajar,
67
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) memiliki keterampilan proses sains yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Discovery
Learning (DL) maupun model pembelajaran Konvensional.
2. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL memiliki sikap
ilmiah yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran DLmaupun model pembelajaran Konvensional.
3. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL memiliki hasil
belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran DL maupun model pembelajaran Konvensional.
68
5.2. IMPLIKASI
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model
pembelajaran terhadap keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan hasil belajar
siswa. Hal ini menegaskan bahwa model pembelajaran PBL merupakan model
pembelajaran yang lebih baik dalam meningkatkan keterampilan proses sains,
sikap ilmiah, dan hasil belajar siswa pada materi Organisasi Kehidupan
dibandingkan dengan model pembelajaran DL dan model pembelajaran
Konvensional.
Agar tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai, maka guru dituntut untuk
dapat merancang pembelajaran yang ketat sehingga siswa berpartisipasi dalam
mempelajari materi yang diajarkan, mudah dipahami atau dimengerti siswa.
Untuk dapat mengoptimalkan dan melibatkan siswa untuk bersikap ilmiah dalam
belajar, hendaknya guru tidak hanya menggunakan model pembelajaran yang
bersifat Konvensional, tetapi diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran
yang dapat menuntut sikap ilmiah dalam proses belajar diantaranya model
Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning (DL).
Penerapan model PBL dan DL di kelas bukanlah hal yang mudah, oleh
Karena itu guru harus dapat merancang pembelajaran yang sesuai agar semua
tahapan proses pembelajaran dapat dilalui dengan baik dan materi dapat diterima
siswa dengan mudah. Model pembelajaran PBL dan DL diharapkan dapat
menyelesaikan dan menemukan masalah dengan sikap ilmiahnya serta
menumbuhkembangkan kemampuan kognitif dalam memecahkan berbagai
69
5.3. SARAN
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas maka, disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kepada guru mata pelajaran biologi diharapkan dapat menyesuaikan materi pelajaran dengan model pembelajaran yang paling tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
2. Kepada guru mata pelajaran biologi diharapkan menggunakan model pembelajaran PBL dalam menyampaikan materi Organisasi Kehidupan karena mampu meningkatkan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan hasil belajar kognitif siswa.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., dan Krathwol, D.R. 2001. A Taxonomy For Learning, Teaching,
and Assesing; A Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives.
New York: Addison Wesley Lonman Inc.
Anwar, H. 2009. Penilaian Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains. Jurnal
Pelangi Ilmu, (Online), Volume 2, No. 5, (http://ejurnal. ung. ac.id./index.
Php/JPI/article/view/593. Diakses 31 Desember 2014).
Arikunto, S. 2009. Dasar - dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi revisi ). Jakarta:
Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Budiningsih, C.A. 2008 , Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Rajawali Pers.
Hartono, B.A. dan Sunarto, H. 2006, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/3015.
http://www.rofayuliaazhar.com/2012/06/metode-ceramah-dalam pembelajaran.
html, diakses: 8 Nopember 2014).
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Online), (http: // kamusbahasaindonesia. Org / Keterampilan/mirip, diakses 8 Nopember 2014).
Kemdikbud. 2014. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII (Edisi
Revisi). Jakarta: Kemdikbud
Kemdikbud. 2014.. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Kemdikbud.
Kountur, R. 2007. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Edisi
65
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik ( Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rajawali Pers.
Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Edisi Revisi)
Jakarta: Rajawali Pers.
Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Putri, D. H dan Sutarno, M. 2012. Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem Solving Pada Pembelajaran Gelombang dan Optik Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa. Jurnal Exacta. Vol.
X. No 2..
Riyanto, Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi BagiGuru/
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rusman, Kurniawan, D., dan Riyana, C. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Rustaman, N.Y., dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Rustaman, N.Y. 2004. Asesmen Pendidikan IPA, (Online), (http://file.upi.edu/
Direktori / SPS / PRODI. PENDIDIKAN _ IPA / 1950123 11979032- NURYANI _ RUSTAMAN / Asesmen _ pendidikan_ IPA. Pdf. Diakses 31 Desember 2014).
Rustaman, N.Y. 2004. Pengembangan Butir Soal Keterampilan Proses Sains.
FPMIPA UPI, (Online), (http ://onengdalilah. blogspot. com / 2009 / 02 / Pengembangan-butir-soal-keterampilan.html. Diakses 31 Desember 2014).
Sani, R.A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, W. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sohibi, M., dan Siswanto, J. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa. Semarang: Prodi Pendidikan Fisika IKIP PGRI.
Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
66
Sukarno. 2013. Panduan Lengkap Praktikum Biologi SMP. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama.
Rohimah, S.M. Metode Ceramah dalam Pembelajaran ( Metode Konven
sional).
http://www.rofayuliaazhar.com/2012/06/metode-ceramah-dalam-pembelajaran. html. Diakses tanggal 8 Nopember 2014.
Wasonowati, Tri redjeki, Sri Retno Dwi Ariani. 4014. Penerapan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran Hukum-hukum Dasar kimia Ditinjau Dari Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2
Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol 3
Widiadyana I W., Sadia I W., Suastra I W. 2014. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa
SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
Vol. 4.
Widyastono, H. 2014, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari
Kurikulum 2004, 2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara
Wisudawati, A.W. dan Sulistyowati, E. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: Bumi Aksara.
Wulandari, B. dan Surjono, D.H. 2013. Pengaruh Problem Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar PLC di SMK.
Jurnal Pendidikan Vokasi. Volume 3. Nomor 2.
Wulandari, P.A.M., Zulaikha, S., dan Wiyasa, I, K, N. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V SD. Jurnal Pendidikan