KAJIAN FUNGSI DAN EKSISTENSI MUSIK IRINGAN
TOR-TOR SOMBAH SIMALUNGUN DI DESA SARIBUDOLOK
KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN
SIMALUNGUN
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
DEVI NOVITASARI HUTAPEA
NIM. 2103340013
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Devi Novitasari Hutapea NIM 2103340013. Kajian Fungsi dan Eksistensi Musik Iringan Tor-tor Sombah Simalungun Di Desa Saribudolok Kecamatan Silimakuta kabupaten Simalungun . Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan 2015
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui, mempelajari, dan menguraikan Eksistensi musik iringan Tor-tor Sombah Simalungun di Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun
Teori yang digunakan dalam penelitian ini dari hasil studi kepustakaan yang mencakup teori eksistensi atau keberadaan, teori fungsi, teori musik, teori tor-tor, teori instrument musik.
Sampel dalam penelitian ini adalah Masyarakat pendukung, tokoh adat, serta informan yang berjumlah empat orang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi yang dilakukan langsung terhadap objek yang akan diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian Eksistensi musik iringan Tor-tor Sombah pada masyarakat Simalungun Perkembangan musik Simalungun di desa Saribudolok tidak banyak mengalami perubahan. Hanya saja pada zaman sekarang alat musik yang digunakan pada pesta Rondang Bittang ( pesta Rakyat) sudah dibubuhi berbagai alat musik modern. Musik iringan Tor-tor Sombah memiliki ikatan yang erat, Karena tarian Tor-tor Sombah harus mengikuti setiap ketukan dan jatuhnya ketukan musik tersebut. Oleh karena itu eksistensi Musik iringan Tor-tor Sombah terus turun- menurun di turunkan kegenerasi- generasi muda masyarakat Simalungun. Musik iringan Tor-tor Sombah berfungsi untuk menyambut tamu-tamu kehormatan atau tamu baik dari kalangan pembesar negeri yang berkunjung pada acara-acara di daerah Simalungun. Bagi masyarakat Batak Simalungun, penghormatan yang tertinggi adalah melakukan Tor-tor Sombah. Alat musik pengiring yang digunakan dalam Tor-tor Sombah adalah Gondrang
sidua-dua, ditambah dengan Ogung, Mong-mongan dan Sarunai Bolon. dan
musik (gual) pada Tor-tor Sombah adalah Rambing-rambing yang bertempo lambat. Musik iringan Tor-tor Sombah memakai Gual (Musik) Rambing-rambing,
Rambing-rambing ramos yaitu buah yang ramos janah marambing- ambing gabe malas ni uhur ( doa sambil menari agar mudah rezeki dan tercipta hari esok yang
cerah/ kebahagian).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Kajian Fungsi dan Eksistensi Musik Iringan Tor-tor Sombah Simalungun Di Desa Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun”.
Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan,
3. Uyuni Widyastuti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.
4. Dra. Pita HD Silitonga M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan.
5. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Musik dan selaku Pembimbing Skripsi II
6. Dra. Tuti Rahayu, M.Si Selaku Pembimbing Skripsi I
7. Esra P.T Siburian, M.Sn, selaku Dosen Pembimbing Akademik, 8. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan, 9. Bapak Herman Purba, selaku Lurah Saribudolok
11.Adik-adikku yang tersayang Iwan Saputra Hutapea, Rahel Hutapea dan Gabriel Hutapea yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
12.Teman-teman terbaikku Mediana Hutapea, Kidu Meliani Girsang, Delima Girsang, Putri H Br. Ginting, Risna Margaretta Damanik, Lerin Riwanti Sitohang, Octa Maria Sihombing, Elda Sari Sihombing, Yose Yuliana Sinambela, Deasy Nainggolan yang telah memberikan doa, motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.
13.Teman-teman seperjuangan Maya Ninggsih Lubis, Desiana Manullang Eiren, Hardiansyah dan teman-teman lainnya di Prodi Pendidikan Musik angkatan 2010 terimakasih atas kerjasamanya selama perkuliahan.
14.Janroy Sianturi yang telah memberikan doa serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.
Medan, Januari 2015 Penulis,
Devi Novitasari Hutapea
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR FOTO……….... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1
B. Identifikasi masalah ... 6
C. Pembatasan masalah... 7
D. Rumusan masalah ... 8
E. Tujuan penelitian ... 9
F. Manfaat penelitian ... 10
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan teoritis ... 11
1. Teori Fungsi ... 11
2. Eksistensi ... 13
3. Teori Musik iringan... 14
4. Pengertian tor-tor ... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian... 20
B. Lokasi dan waktu penelitian... 21
C. Populasi dan sampel ... 21
1. Populasi ... 21
2. Sampel. ... 22
D. Teknik pengumpulan data. ... 22
1. Studi kepustakaan... 23
2. Observasi ... 25
3. Wawancara ... 26
4. Dokumentasi ... 27
E. Teknik Analisis Data. ... 27
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Letak Geografis Kecamatan Silimakuta ... 29
B. Fungsi Musik Iringan pada Tor-tor Sombah ... 32
C. Eksistensi Musik iringan pada Tor-tor Sombah ... 34
D. Peran Musik Iringan Pada Tor-tor Sombah ... 39
1. Gondrang Sidua-dua... 42
2. Ogung. ... 44
3. Mong- mongan ... 44
4. Sarunai Bolon ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ... 52
B.
Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ...
54
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar4. 2FotoKantor Lurah ... 30
Gambar4.3FotoPetaKecamatanSilimakuta ... 31
Gambar4.4FotoTamukehormatan ... 35
Gambar4.5FotoMusikIringanRondangBittang ... 36
Gambar 4.6FotoPartiturGualRambing-rambing ... 40
Gambar 4.7FotoGondrangSidua-dua ... 43
Gambar 4.8FotoOgung ... 44
Gambar 4.9FotoMongmongan... 45
Gambar 4.10FotoSarunaiBolon ... 46
Gambar.FotoRagammarsiap-siap ... 48
Gambar.FotoMangalo-ngalo... 49
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik manusia sebagai individu, manusia sebagai kelompok masyarakat. Kondisi
ekonomi, sosial dan adat istiadat, yang sangat mempengaruhi dan menentukan bagi kehidupan seni.
Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dapat kita temukan pada
setiap suku bangsa, sejak dahulu mereka sudah menempatkan kesenian sebagai bahagian dari pelaksanaan kegiatan- kegiatan yang mereka adakan sesuai dengan
fungsi dan tujuan yang mereka inginkan. Kesenian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan sebagainya.
Seni musik merupakan bagian dari seni budaya yang tidak luput dari
kehidupan manusia, dan musik adalah satu hasil karya manusia yang telah berkembang dari waktu ke waktu hingga sekarang, dan perkembangan musik
tersebut secara umum karena ada usaha yang konkrit dari masyarakat pendukungnya, terutama yang menyukai musik, baik yang bersifat modern ataupun tradisional. Seiring perkembagan kehidupan manusia, musik tidak hanya
sebagai sarana upacara ritual akan tetapi berfungsi sebagai media pendidikan, komunikasi dan hiburan.
2
memiliki garis. keturunan patrilineal, suku Simalungun memiliki musik
tradisional yang secara turun-temurun digunakan dan berfungsi dalam kehidupan sehari-harinya. Musik tradisional Simalungun diwariskan secara turun temurun pula dan secara lisan disampaikan kepada suatu generasi ke generasi berikutnya.
suku ini juga memiliki beberapa kesenian yaitu seni tari (Tortor), seni lukis, seni teater, dan seni musik. Kesenian tersebut sering hadir dalam upacara adat maupun
ritual yang mana pelaksanaannya diikat oleh system kekerabatan.
Dalam pelaksanaan acara adat tersebut Tor-tor menjadi media utama bagi masyarakat Simalungun. Oleh karena itu dalam pelaksanaan upacara adat ada
yang manortor. Tor-tor Sombah biasanya dilakukan untuk menghormati Tuhan Yang Maha Kuasa, Raja-raja adat serta undangat hormat. Hal ini dilakukan adalah
untuk berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Baik dalam acara perkawinan, kematian, memasuki rumah baru, dan acara besar. Tor-tor Sombah ini selalu ditampilkan pada acara pertama dimana tamu-tamu kehormatan akan memasuki
ruangan.
Tor-tor biasanya dilakukan dengan mengerakkan seluruh anggota tubuh
dengan diiringi irama gondang. Pusat gerakan tersebut terlihat pada pergelangan tangan dan jari-jari tangan dan henjutan kaki serta torso. Musik gondang dan
Tor-tor adalah sebuah kesatuan yang tidak ddapat dipisahkan yang memiliki arti yang
sama.
Tor-tor Sombah dalam acara adat besar dalam perkawinan dimulai
3
panggillah terlebih pihak Hula-hula (pihak perempuan) di ikuti dengan para
undangan lainnya. Seluruh undangan dan hula-hula memasuki gedung dengan iringan Tor-tor Sombah, dimana keluarga laki-laki (parboru) menyembah
Hula-hula meminta pasu-pasu dengan gerakan tangan dihimpit seperti memohon, dan Hula-hula membalas dengan gerakan tangan yang terbuka kebawah seperti
member pasu-pasu ( Berkat).
Dalam upacara adat perkawinan Simalungun akan terlihat dua kelompok orang Manortor dengan membentuk barisan dengan Hula-hula sebelah kanan dan
parboru sebelah kiri. Di dalam upacara atau pesta, Tor-tor yang wajib dilakukan
adalah Tor-tor Mula-mula, Tor-tor Sombah, Tor-tor mangaliat, dan yang terakhir
Tor-tor Hasahatan/ Sitio-tio.
Dalam acara adat kematian dan acara pertunjukan Simalungun (Rondang
Bittang) juga hampir sama karena semua para undangan yang menghadiri acara
mulai dari pintu para undangan sudah di iringi dengan musik dan Tor-tor Sombah
sampai ke tempat duduk mereka. Musik iringan yang digunakan untuk mengiringi
Tor-tor Sombah adalah Rambing-rambing yang bertempo lambat. Alat musik
yang digunakan dalam acara adat simalungun yaitu menggunakan Ogung,
Mong-mongan, Sarunai, dalam ansambel Gondrang sidua-dua dan Gondrang sipitu-pitu.
Musik instrument yang digunakan untuk mengiringi Tor-tor Sombah seperti : 1. Ogung, yaitu alat musik yang terbuat dari bahan metal (kuningan atau
sipitu-4
pitu/Gondrang bolon. 2. Sarunei bolon, alat musik yang mempunyai dua lidah
(dable reed) sebagai lobang hembusan yang dipergunakan sebagai pembawa melodi dalam seperangkat Gondrang sidua-dua dan Gondrang
sipitu-pitu/Gondrang bolon. Sarunei bolon mempunyai enam lobang sebelah atas dan
satu lobang sebelah bawah. 3. Gondrang sidua-dua adalah gendang yang
dipergunakan dalam seperangkat Gondrang sidua-dua. Badanya terbuat dari kayu ampirawas dan kulitnya terbuat dari kulit kancil atau kambing. Gondrang ini terdiri dari dua gendang, oleh karena itu dinamakan Gondrang sidua-dua. 4.
Gondrang sipitu-pitu adalah gendang yang terdiri dari satu kulit sebelah atas dan
sebelah bawah ditutup dengan kayu. Gendang terdiri dari tujuh buah yang
badannya terbuat dari kayu dan kulitnya terbuat dari kulit lembu, kerbau atau kambing.
Gondrang Sipitu-pitu terdiri dari beberapa alat musik yaitu satu set Gondrang yaitu terdiri dari gendang satu sisi yang terdiri dari tujuh buah anak
yang diletakkan dalam satu rak yang dipukul dengan stick. Gendang ini sebagai
pembawa ritem dan ritem variatif. Dan disamping itu sebagai pembawa melodi yang merupakan Sarune dan dua buah Gong yaitu Gong jantan dan Gong betina, serta dua buah gong kecil yang disebut dengan Mong-mongan. Gondrang
Sidua-dua, ensambel ini lebih kecil dari Gondrang Sipitu-pitu, sebagai pembawa ritem
dalam ensambel ini dalah dua gendang yang terdiri dari dua sisi yang dipukul
5
Dengan melihat perkembangan musik elektronik sekarang ini, ensambel
Simalungun sudah jarang ditemukan didalam acara- acara adat. Ada anggapan bahwa musik tradisional ini sudah kuno bila didengarkan penikmat karena akan merasa bosan tidak larut dengan melodi yang dihasilkan, tapi jika disbanding
dengan musik modern seperti keyboard pendengar akan tertarik dan merasa larut dalam suasana yang dialaminya sehingga dengan hal ini dapat dikatakan musik
iringan Simalungun kurang berkembang di era sekarang ini, dimana tidak regenerasi yang dapat mempertahankan ensambel ini khususnya pada musik iringan Tor-tor Sombah tidak lagi dilestarikan.
Secara umum pewarisan pengetahuan mengenai sesuatu yang telah ada sejak jaman nenek moyang merupakan tradisi ataupun kebudayaan. Zaman dulu
musik iringan dan Tor-tor Sombah digunakan untuk menyambut tamu- tamu kehormatan dalam acara besar. Oleh karena itu setiap tamu kehormatan memasuki ruangan acara, akan diiringi dengan musik dan Tor-tor Sombah. Yang dimana
setiap gerakan Tor-tor harus mengikuti setiap ketukan-ketukan musik. Oleh karena itu Musik iringan Tor-tor Sombah memiliki latihan khusus, dimana setiap
panortor harus bisa mengikuti ketukan dan jatuhnya ketukan musik tersebut.
Dalam arti musik dan Tor-tor memiliki insting (perasaan) yang kuat. Karena tidak semua orang bisa memainkan alat Musik Iringan dan Tor-tor
Sombah tersebut. Namun perkembangan pada saat ini Musik Iringan Tor-tor Sombah sudah jarang dilaksanakan dalam pernikahan dan kematian dikenakan
6
sangat mahal, tidak banyak masyarakat yang bisa membayar, hanya masyarakat tertentu (orang kaya) bisa menyewa untuk melaksanakan adat dengan menggunakan musik iringan Tor-tor Sombah. Sekarang dimainkan rutin untuk
acara pertunjukan budaya Simalungun Yaitu pesta Rondang Bittang.
Menjadi daerah dari kabupaten Simalungun dengan penduduk yang
mayoritas etnis Simalungun dan juga menjadi daerah yang menjunjung tinggi kebudayaan Simalungun sudah tidak memperhatikan lagi makna adat. Terlihat jelas dimana musik iringan Tor-tor diadakan tidak lagi menjadi media komunikasi
dengan memperhatikan setiap gerakan-gerakan yang ada pada Tor-tor. Namun musik iringan Tor-tor Sombah diadakan hanya menjadi sebuah seni yang dapat
menghibur dan mencari uang semata dengan tujuan dapat mencari keuntangan bagi pihak penyelenggara pesta.
Berdasarkan uraian di atas saya sebagai penulis merasa tertarik untuk mengambil judul penelitian “ Kajian Fungsi dan Eksistensi Musik To-tor
Sombah Simalungun di Desa Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun”.
B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta masalah yang dibahas tidak terlalu luas dan dapat mengenal
7
Begitu juga dengan pendapat Sugiyono (2008:52) “ setiap penelitian yang
akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian.” Dengan adanya identifikasi masalah dalam skripsi ini memudahkan
penulis dalam proses selanjutnya dan memudahkan pembaca memahami hasil penelitian, permasalahan yang muncul dirumuskan dalam bentuk pertanyaan tanpa
standa tanya. Maka permasalahan penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana Fungsi Musik Iringan Tor-tor Sombah pada masyarakat
Simalungun di Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun?
2. Musik apa yang digunakan untuk mengiringi Tor- tor Sombah Simalungun di Saribudolok Kecamatan Silimakuta kabupaten simalungun?
3. Bagaimana eksistensi musik iringan pada Tor- tor sombah simalungun di
Saribudolok Kecamatan silimakuta kabupaten simalungun?
4. Bagaimana perkembangan musik pada Tor- tor Sombah Simalungun di
Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun?
5. Bagaimana peran Musik Iringan Tor- tor Sombah Simalungun di Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun
C. Pembatasan Masalah
8
mengadakan pembatasan masalah untuk mempermudah dalam memmecahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Menurut hariwijaya (2008:47) yang menyatakan bahwa : “ Sempitkanlah ruang lingkup penelitian anda, agar anda bisa berbicara banyak dari suatu bahasan yang sempit.” Maka, masalah dalam
penelitian ini dibuat dengan jelas untuk mempermudah penulisan dalam
menyelesaikan masalah.
Untuk membatasi luasnya permasalahan yang di ambil, perlu dilakukan pembatan masalah untuk mempermudah masalah yng dihadapi dalam penelitian
ini. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Fungsi Musik Iringan pada Tor- tor Sombah simalungun di
saribudolok kecamatan silimakuta kabupaten simalungun?.
2. Bagaimana Eksistensi Musik Iringan pada Tor- tor Sombah Simalungun di Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simlungun?
3. Bagaimana Peran Musik iringan pada Tor- tor Sombah Simalungun Kecamatan Silimakuta kabupaten Simalungun?
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan salah satu titik fokus dari sebuah penelitian
yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertayaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,
9
identifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan mencapai penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya.”
Dengan demikian untuk mencapai tujuan yang diharapkan berdasarkan pembatasan masalah maka penulis membuat rumusan masalah yang menjadi
kajian penelitian ini adalah Bagaimana Fungsi Musik Iringan pada Tor- tor
Sombah Simalungun Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan mengarah pada tujuan, yang merupakan suatu keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas
pertanyaan dalam penelitian. Hariwijaya dan Triton (2008:50) mengatakan bahwa :“tujuan peneletian merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian dan mengacu kepada permasalahan”. Tanpa adanya tujuan
yang jelas maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak tahu apa yang ingin dicapai. Maka tujuan penelitian yang hendak dicapai penulis adalah:
1. Mengetahui Fungsi Musik Iringan Tor- tor Sombah Simalungun di Saribudolok Kecamatan Silimakuta kabupaten Simalungun.
2. Mengetahui Eksistensi Musik Iringan Tor- tor Sombah Simalungun di
Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.
3. Mengetahui peran Musik Iringan pada Tor- tor Sombah Simalungun di
10
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan dapat mengisi kebutuhan segala komponen
masyarakat baik dari instansi yang berkaitan dan lembaga-lembaga kesenian maupun praktisi kesenian. penelitian tersebut tidak hanya teori semata tapi dapat
dipakai oleh pihak – pihak yang membutuhkan. Menurut Hariwijya (2008:50) yang mengatakan bahwa: “ Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari
hasil penelitian tersebut, dalam hal ini mencakup dua hal yakni kegunaan dalam pengembangan ilmu dan manfaat di bidang praktik.” Maka temuan penelitian ini
diharapkan bermanfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan menambah wawasan peneliti dalam rangka menuangkan gagasan karya tulis kedalam bentuk tulisan
karya ilmiah.
2. Sebagai bahan refrensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang relevan dengan topik penelitian ini.
3. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan Pendidikan Musik Universitas Negeri Medan..
4. Untuk memberikan motivasi kepada masyarakat khususnya generasi muda sebagai satu-satunya pewaris budaya untuk terus melestarikan kesenian daerah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Setelah melihat hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Musik Iringan Tor-tor Sombah merupakan sebuah bentuk kesenian yaitu musik yang berkembang dalam masyarakat Simalungun. Musik ini mempunyai makna simbol sebagai penghormatan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
2. Alat Musik pengiring dalam Tor-tor Sombah adalah Gondrang
Sidua-dua, ditambah dengan Ogung, Mong-mongan dan Sarunai Bolon. Musik (Gual) pada Tor-tor Sombah adalah Rambing – rambing atau Surung Dayung yang bertempo lambat.
3. Musik iringan Tor-tor Sombah pada masyarakat Simalungun berfungsi untuk menyambut tamu baik untuk kalangan pembesar negeri yng
berkunjung pada acara -acara di daerah Simalungun. Sedangkan untuk tokoh- tokoh adat Tor-tor Sombah ini ditarikan khusus untuk tondong karena dalam adat, tondonglah yang paling tinggi kedudukannya.
4. Musik Iringan ini dimainkan oleh 4 orang seniman. Satu d Sarunai
Bolon, satu di Ogung, satu di Mong-mongan, dan di Gondrang Sidua-dua. Dan penari dalam Tor-tor Sombah ini tergantung pada bentuk
53
mau sampai 30 orang bila Tor-tor ini dipertunjukan dalam upacara kematian Sayur Matua dan Sayur Martuah, maka peserta terdiri dari
dua pihak dengan jumlah yang tidak terbatas.
5. Untuk menjaga dan melestarikan musik tradisional ini masyarakat simalungun dan sekolah membuat sanggar musik di Desa Saribudolok
kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka ada beberapa saran yang peneliti ajukan yaitu:
1. Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti berharap kepada pemerintah daerah simalungun agar selalu memberikan perhatian
khususnya pada Musik Iringan ini dan tari tradisional lain agar musik dan tarian yang dimiliki oleh masyarakat Simalungun dalam penyajiannya dapat diangkat kepermukaan agar tetap menjadi seni
budaya yang tetap dijunjung tinggi.
2. Kepada para seniman Simalungun agar menjaga dan melestarikan
kebudayaan Simalungun serta menjaga alat-alat musik tradisional yang hampir punah.
3. Kepada generasi muda masyarakat Simalungun untuk tetap
54
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin.2009. Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara. Bandung: Sarana Ilmu Pustaka
Banoe, Pono.2009. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.
Buchari.2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung:alfabeta
Febriana, 2009. Keberadaan dan Perkembangan Tor-tor Mannapei Suri-suri
Dalam Pesta Rondang bittang Masyarakat Simalungun, Medan: UNIMED
Hariwijaya dan Triton.(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Maryeni. 2005. Metode penelitian kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara
Pasaribu, Benn M. 2004. Pluralitas Musik Etnik. Medan: Pusat dukumentasi dan pengkajian kebudayaan batak Universitas HKBP Nomensen
Pandiangan, Tionar, 2009. Tor-tor Nasiaran pada Masyarakat Simalungun Kajian
Terhadap Makna, fungsi dan Bentuk Penyajian, Medan: UNIMED
Purba, Jamin, 2011, Upacara Adat Marhajubuan Pada Masyarakat Simalungun
Studi Analisis Terhadap Tor-tor, Medan: UNIMED
Purba, Mauly.2000. Gereja dan Adat: Kasus Gondang Sabagunan
dan Tor-tor. Medan: skripsi etnomusikologi universitas Sumatera Utara.
Rahayu,Tuti, (2000) pengetahuan Tari, Unimed, Medan
Sugiyono 2013. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta,CV.
Saragih,Yohanes eri,2013. Keberadaan alat musik gondrang sidua-dua
Masyarakat Simalungun di Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun, Medan:UNIMED
Suragin 2004. Kamus Musik.Jakarta: Gramedia Widya Sarana Indonesia.
Situmorang,Samuel,2009. Tinjauan Pembelajaran Revitalisasi Musik Etnik
Simalungun di Desa Simbolon tengkoh kecamatan panombeian Panei Kabupaten Simalungun, Medan: UNIMED
Soedarsono (1997). Tari-tarian Indonesia. Jakarta: proyek