Eksistensi Legenda Liang Boru Natumandi di Kelurahan Hutabarat Partali Toruan Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
YUSTRI SIMAMORA NIM. 3123122068
PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Yustri Simamora. Nim 3123122068. Eksistensi Legenda Lianng Boru Natumandi di Kelurahan Hutabarat Partali Toruan Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang cerita boru Natumandi, makna dari seseajen yang diletakkan di liang boru Natumandi, mitos-mitos yang ada mengenai liang boru Natumandi, fungsi dari setiap mitos-mitos, kepercayaan masyarakat terhadap mitos yang ada, eksistensi legenda liang boru Natumandi yang merupaka cerita dari marga Hutabarat di kelurahan Partali Toruan, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi secara mendalam. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Foklore, teori Religi dan teori Simbol.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) legenda liang boru Natumandi dilatar belakangi pernikahan boru Natumandi dengan siluman ular. (2) Eksistensi Liang Boru Natumandi sebagai Tempat Keramat dilihat dari sesajen yang ada pada Liang Boru Natumandi merupakan simbol dari pengakuan akan adanya kuasa yang harus dia puaskan supaya memberi keamanan dan ketenangan di dalam hidup mereka, dan yang akan mejawab semua permohonan mereka.(3) kepercayaan masyarakat terhadap mitos, mengenai mitos yang beredar mengenai liang boru Natumandi ada mempercayai dan ada juga yang tidak percaya terhadapat mitos tersebut. (4) Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Legenda Linag Boru Natumandi, Masyarakat berperan dalam melestarikan tradisi lisan dengan wujud pembangunan Liang sebagai bentuk kepedulian mereka yang dilakukan untuk melestarikan kebudayaan tersebut.
Kesimpulan menujukkan bahwa legenda liang boru Natumandi merupakan legenda yang hingga saat ini masih di percayai oleh masyarakat sebagai budaya lisan. Berbagai mitos yang ada terkait dengan legenda liang boru Natumandi ada yang percaya dan ada juga yang tidak mempercayainya. Sebagai tempat yang memiliki budaya maka saat ini Liang boru Natumandi dijadikan sebagai salah satu objek wisata.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasayang selalu menyertai dan menolong penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Eksistensi legenda Liang Boru Natumandi di Kelurahan Hutabarat Partali Toruan Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara” ini dengan baik. Penulisan skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa terdapat tantangan dan hambatan baik waktu, tenaga, materi, pustaka, pengalaman, pengetahuan dan lain sebagainya. Penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berusaha menyajikan dengan baik. Pada proses penyelesaian skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd sebagai Rektor Universitas NegeriMedan.
2. IbuDra. Nurmala Berutu, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
3. IbuDra. Puspitawati, M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
iii
skripsi ini, terima kasih atas arahan, masukan, bimbingan, dan bantuan yang Bapak berikan selama ini kepada penulis.
5. Bapak Drs. TumpalSimarmata, M.SisebagaiDosenPembimbingSkripsi, terimakasihatas waktu, saran, kontribusi, dan bantuan Bapak dalam penulisan skripsi ini yang sangat berarti bagi penulis
6. BapakDrsPayerliPasaribu, M.Si selaku dosen penguji bebas, penulis ucapkan banyak terima kasih buat kritikan danmasukan yang sangat berharga yang telah diberikan kepada penulis.
7. IbuSulian Ekomila, S. Sos, M. SP selaku dosen penguji bebas, penulis ucapkan banyak terima kasih buat kritikan dan masukan yang sangat berharga yang telah diberikan kepada penulis.
8. Teristimewa kepada kedua orangtua saya, Bapak S.Simamora dan Ibu A. Nainggolan orang tua tercinta dan tersayang,yang telah memberikan motivasi, kasih sayang, mendidik, mengajari, membesarkan dan telah rela berjuang dalam mewujudkan pendidikan penulis. Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan tetap menyertai, memberikan umur yang panjang, memberikan kesehatan, rejeki kepada kalian.
iv
10.Teman saya tersayang (Dina Sri Rejaki, Grace Rambedan Ira pakpahan ) yang selalu ada dalam membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini baik memberikan motivasi, dukungan doa, materi, dan mau membantu menemani penulis dalam melaksanakan penelitian dan selalu hadir dalam menemani penulis dalam mengurus surat-surat yang dibutuhkan dalam skripsi ini,terima kasih penulis ucapkan kepada kalian, semoga Tuhan memberkati kalian dan senantiasa memberikan umur yang panjang dan rejeki yang melimpah kepada kalian.
11.Teman-teman Antros stambuk 2012 ( Remina Tarigan, Reyna Hutapea, Janwilson Sitanggang, Aries Sihotang, Nurhamidah, Robiahtul, Ridawati Bangun, Aulia dll). Terimakasih penulis ucapkan atas pertemannya selama ini
12.Teman PPL saya tersayang (Funny Sidabutar, Florentina Butar-butar, Tiur, Febrianto Manik, Wido Manurung dan yang lainya yang tidak dapat saya ucapkan satu persatu Terima Kasih atas Motivasinya selama ini
13.Ibu Irma br. Siregar sebagai kepala lurah di kelurahan partali toruan, terima kasih atas izin penelitian dan bantuanya selama penelitian
14.Bapak Ramses Silaban, S.H sebagai Kepala Dinas Pariwisata Tapanuli Utara, terima kasih atas izin penelitiannya
v
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Masukan dan saran sangat diharapkan demi kemajuan penulis dimasa mendatang.
Medan, 19 Agustus2016 Penulis
vi DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ………. i
KATA PENGANTAR ……….. ii
DAFTAR ISI ………. vi
DAFTAR GAMBAR ………. ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Pembatasan Masalah ... 4
1.4 Rumusan Masalah ... 4
1.5 Tujuan Penelitian ... 4
1.6 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 7
2.2 Landasan Teori ... 9
2.2.1 Teori folklore ... 9
2.2.2 Teori gaib dan religi……… 10
vii
2.3 Kerangka Konseptual ... 13
2.3.1. Eksistensi ... 13
2.3.2.Legenda ... 14
2.3.3 Liang boru Natumandi ... 16
2.4. Kerangkah Berpikir ... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian ... 19
3.2 Lokasi Penelitian ... 19
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 20
3.4 Sumber data ... 21
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 21
3.5.1 Observasi... 21
3.5.2 Wawancara ... 22
3.5.3. Dokumentasi ... 22
3.4 Teknik Analisis Data ... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 26
4.2 Latar Belakang Legenda Lianng Boru Natumandi ... 29
4.2.1 Legenda Liang Boru Natumandi Tradisi Lisan Marga Hutabarat ... 29
viii
4.2.3 Versi-versi cerita Boru Natumandi ... 40 4.3Kepercayaan Masyarakat Terhadap Mitos Legenda Liang Boru
Natumandi ... 42 4.3.1 Fungsi Mitos Legenda Liang Boru Natumandi... 45 4.4Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Legenda Linag Boru
Natumandi……… ... 48 4.5 Eksistensi Liang Boru Natumandi sebagai Tempat ... 51 4.7 Pembahasan ……… 57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 60 5.2 Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA
ix
[image:13.595.83.528.117.587.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Halaman
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Budaya merupakan manifestasi dari akal atau budi manusia yang terbentuk dari banyak unsur, mulai dari sistem kepercayaan, agama, bahasa, mata pengcaharian, hingga seni, yang kemudian menjadi cara hidup yang berkembang, dimiliki bersama, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya bersifat aktif, dan hidup berada pada dimensi dan aspek yang berbeda, maka masing-masing masyarakat yang tinggal dan menetap di suatu kawasan memiliki budaya yang berbeda satu sama lainya, dan yang masing-masing menempati satu wilayah yang yang diakuhi sebagai hak ulayatny, yaitu wilayah tempat hidup dan sumber kehidupannya. Karena itu dalam dalam kehidupan yang nyata di antara sesama suku bangsa pedomannya sehari-hari adalah kebudayaan mereka dan menjadi corak kehidupan mereka.
2
Tapanuli Utara. Umumnya yang mayoritas tinggal di Tapanuli Utara adalah suku Batak Toba, jadi begitu banyak budaya lisan yang ada di daerah tersebut.
Berdasarkan dari sekian banyak Legenda atau cerita rakyat pada masyarakat Batak Toba, salah satu diantaranya yang cukup menarik adalah Legenda Liang Boru Natumandi. Legenda Liang Boru Natumandi merupakan suatu bentuk cerita lisan di Kelurahan Hutabarat Partali Toruan. Cerita Liang Boru Natumandi ini sudah menjadi sejarah lisan masyarakat sekitar terutama Marga Hutabarat karena kisah ini berkaitan dengan Marga Hutabarat.
Cerita rakyat di Kelurahan Hutabarat partali toruan yang digolongkan kedalam legenda karena oleh penduduk setempat dianggap benar-benar terjadi di daerah mereka. Cerita ini menceritakan Boru Natumandi yang memiliki paras yang cantik menikahi seorang ular dan ikut menjelma menjadi seekor ular yang tinggal di Liang (gua) yang saat ini disebut masyarakat setempat Liang Boru Natumandi. Sementara itu masyarakat percaya terhadap mitos, yang menyatakan setiap boru Hutabarat yang memiliki paras yang cantik memiliki cacat. Apabila terlahir dengan paras yang cantik, maka orang tuanya akan memberikan goresan di muka putrinya. Semua itu di lakukan supaya putrinya tidak dinikahi seekor ular karena kecantikannya.
3
sesajen yakni berupa puntungan-puntungan rokok yang tersusun teratur dan beberapa kelopak daun sirih, pisang, dan butiran beras di tangga menuju liang (gua) boru Natumandi.
Penataan objek wisata ini masih kurang mendapat perhatian dari pihak Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara sebab disekitar lokasi tersebut, masih belum ada penataan objek wisata yang baik, seperti objek wisata lainnya. Terbukti dari banyaknya sampah di sekitar area liang (gua) tersebut. Bukan saja pemerintah, pengunjung yang datang ke liang boru natumandi kurang memperdulikan kebersihan atau kurangnya kepedulian pengunjung karena kurang memahami makna dan nilai- nilai mistis yang ada pada Liang Boru Natumandi sehingga membuang sampah di sekitar area liang (gua).
Berbagai pengembangan harus mempertimbangkan kearifan lokal di tingkat masyarakat karena masyarakat setempatlah yang mempunyai budaya itu dan telah ada dari generasi ke generasi yang hidup dan dipercayaai oleh masyarakat. Kesadaran akan pentingya mengembangkan legenda liang boru Natumandi dapat dilihat dari peran masyarakat.
Bedasarkan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Legenda liang boru Natumandi merupakan tradisi lisan marga Hutabarat 2. Pada liang boru Natumandi terdapat sesajen
3. Mitos- mitos dalam Legenda
4
Penelitian ini akan membahas keberadaan Legenda Liang boru Natumandi. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keberlanjutan legenda Liang Boru Natumandi yang merupakan salah satu bentuk dari tradisi lisan pada masyarakat Tapanuli Utara, sehingga peneliti mengambil judul penelitiannya Eksistensi Legenda Liang Boru Natumandi di Kelurahan Hutabarat Partali Toruan Kecamatan Tarutung, Kabupaten
Tapanuli Utara
1.2Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah latar belakang kisah legenda liang boru Natumandi
2. Bagaimana Eksistensi Legenda Liang Boru Natumandi Sebagai Tempat Keramat?
3. Bagaimana kepercayaan masyarakat di kelurahan Patali Toruan terhadap mitos dalam cerita ?
5
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Unuk mengetahui latar belakang kisah legenda liang boru Natumandi 2. Untuk mengetahui Eksistensi Liang Boru Natumandi Sebagai tempat
Keramat
3. Untuk mengetahui kepercayaan masyarakat di kelurahan Patali Toruan terhadap mitos dalam cerita
4. Untuk mengetahui Peran Masyarakat dalam melestarikan Legenda Liang Boru Natuandi
1.4Manfaat Penelitian Secara Teoritis
1. Penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti maupun masyarakat mengenai Legenda liang boru Natumandi .
6
Secara Praktis
59 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Hutabarat Kelurahan Partali Toruan Tarutunng maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan yakni :
1. Cerita Boru Natumandi merupakan tradisi lisan dari marga Hutabarat, cerita ini bermulai karena kecantikan Boru Natumandi yang membuat siluman ular terpesona, sehingga ketika Boru Natumandi mengerjakan pembuatan Tenun di gubuk yang tidak jauh dari rumahnya dan berada di pinggiran Aek situmandi (sungai situmandi) jelmaan ular mendekati si Boru Natumandi Sejak saat itu Boru Natumandi Jatuh hati kepada siluman ular tersebut. Pada saat boru Natumandi meninggalkan keluarga, Boru Natumandi menaburkan sobuan (sekam padai) dari kediaman sampai ke Liang (gua) .Pesan sekaligus tanda itu artinya agar Bapak/Ibu dan semua keluarga mengetahui kalau dia telah pergi dan akan menikah dengan seorang pria, dimana sekam padi tersebut bermakna sampai dimana sekam ini berakhir, disitulah Si Boru Natumandi berada.
60
berkah. Pemberian sesajen ini biasanya dilakukan ditempat-tempat yang dianggap keramat dan mempunyai nilai magis yang tinggi Seperti halnya Liang Boru Natumandi. Liang Boru Natumandi merupakan sebuah gua yang konon dikatakan bahwa didalam gua tersebut tinggal Boru Natumandi sehingga kerap kali masyarakat menganggap bahwa lianng tersebut sebagai tempat keramat.
3. Kepercayaan bahwa kisah boru Natumandi merupakan kisah yang benar-benar didukung oleh kepercayaan masyarakat dan juga bentuk peninggalan Liang itu sendiri yang sampai saat ini masih dikeramatkan oleh masyarakat setempat.
4. Mengenai mitos –mitos yang berkembang, Masyarakat ada yang percaya dan ada yang tidak percaya terhadap mitos tersebut.
5. Masyarakat berperan dalam melestarikan tradisi lisan dengan wujud pembangunan yang dilakukan untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Tempat ini dijadikan sebagai tempat keramat bagi mereka yang mempercayainya, dan tempat ini merupakan objek budaya bagi pengujung yang hanya ingin melihat bagaimana legenda tersebut terjadi dengan melihat gambaran di diding Liang yang mengambarkan legenda tersebut terjadi.
61
7. Keberadaan legenda ini di tengah-tengah masyarakat sangat eksis di lihat dari warga dari luar daerah ini datang dan percaya akan keradaan legenda ini
5.2Saran
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi masyarakat batak toba terkhusus bagi masyarakat yang tinggal di tapanuli utara harus lebih jeli atau peka terhadap keberadaan warisan budaya seperti halnya folklore yang kadang tidak diketahui oleh setiap pppribadi. Pada generasi mudaagar tetap menjaga budaya yang dimiliki dan eksistensinya. Seperti keberadaan legenda Liang boru natumandi 2. Hendaknya tentang keberadaan legenda liang boru Natumandi tetap di
Daftar Pustaka
Abidin, Zainal. 2009. Analisis Ekistensi Sebuah Pendekatan Alternative untuk Psikologi dan Psikiatri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Azyurmardi, Azra. 2007. Identitas dan krisis Budaya Membangun Multikulturalisme Indonesia. Jakarta: Pustaka Indonesia.
Baal van J.1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya I. Jakarta: PT Gramedia
Danandjaja, James. 1982. Foklor Indonesia. Jakarta : Grafitipers. Geertz. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogjakarta: IKAPI
Koentjaraningrat. 1985. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI-Press Moleong,Lexy.2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Sujarweni, Wiratna.V. 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta:
PUSTAKABARUPRESS
Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif,kulaitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suripan Sadi Hutomo. 1991. Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya :HISKI Jawa Timur.
Spradley. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana
Skripsi
Dina Hutabarat. 2008. Kontroversi Di Balik Terjadinya Kisah Legenda Boru Natumandi Hutabarat Di Tarutung. Universitas Negeri Medan
Ratri, T. A. 2012. Nilai-nilai Moral dalam Legenda Petilasan Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo di Desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Sinta, D. S. 2012. Kedudukan Legenda Mbah Semendhi bagi Masyarakat
Website
http://indoparsada.blog.com/2011/10/07/legenda-putri-bidadari-si-boru-natumandi-hutabarat/ di akses pada tanggal 28 Februari, 2016
https://dewasastra.wordpress.com/2012/03/23/pengertian-mistik/ diakses pada tanggal 4 Maret, 2016