EKSISTENSI ULOS PADA UPACARA KEMATIAN SARI MATUA DI DESA PARSANGGARAHAN KECAMATAN SIMANGUMBAN
KABUPATEN TAPANULI UTARA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Irna Maria Situmorang NIM. 309422004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL
▸ Baca selengkapnya: pasahat ulos saput saur matua
(2)(3)(4)(5)i ABSTRAK
IRNA MARIA SITUMORANG, NIM: 309422004, EKSISTENSI ULOS
PADA UPACARA KEMATIAN SARI MATUA DI DESA
PARSANGGARAHAN KECAMATAN SIMANGUMBAN KABUPATEN
TAPANULI UTARA. SKRIPSI S-1 JURUSAN PENDIDIKAN
ANTROPOLOGI. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan fungsi ulos, untuk mengetahui kapan diberikan dan siapa penerima ulos dan perubahan apa saja yang terjadi dimasa sekarang pada upacara kematian Sari Matua .
Penelitian ini dilaksanakan di desa Parsanggarahan kecamatan Simangumban kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan penelitian lapangan berupa observasi dan wawancara kepada informan. Dan teknik yang banyak dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik wawancara.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa perubahan yang terjadi pada upacara kematian Sari Matua. Ulos yang sering dipakai dalam berbagai kegiatan dalam upacara sekarang telah mengalami perubahan, ulos sampe tua dimasa sekarang tidak diberikan lagi dengan alasan terlalu berat konsekwensi yang akan diterima jika melanggar aturan yang diberikan, bahkan banyak masyarakat tidak mengetahui apa itu ulos sampe tua. kalaupun ytahu tetap saja ulos sampe tua tidak diberikan karena banyak sekarang orang yang sudah diberikan ulos sampe tua tetapi kawin lagi. Padahal diberikan ulos sampe tua biar jangan kawin lagi di kemudian hari, seperti arti dari ulos sampe tua itu harus sampai tua menjaga semua anaknya.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Eksistensi Ulos pada Upacara Kematian Sari Matua di Desa parsanggarahan Kecamatan Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara”
Penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, dan motivasi dari
berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi sekaligus dosen pembimbing akademik yang memberikan
semangat dan bimbingan dalam mengikuti perkuliahan.
4. Bapak Bakhrul Khair Amal, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
selalu memberikan motivasi agar secepatnya menyelesaikan skripsi dan
memberikan masukan dalam penulisan skripsi.
5. Bapak Dra. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen penguji I,Ibu Dra.
Puspitawati, M.Si selaku dosen penguji II, Ibu Dra. Puspitawati, M.Si
selaku dosen penguji II dan Bapak Drs. Payerli Pasaribu,M.Si selaku
dosen penguji III
6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Antropologi. Terimakasih
atas didikan dan pengajarannya selama ini.
7. Bapak Umar Ritonga selaku Kepala Desa Parsanggarahan dan seluruh
masyarakat Desa Parsanggarahan yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
8. Ibu Gipro dan Bapak Gunawan yang telah mengizinkan penulis
melakukan observasi dan mendokumentasikan upacara Kematian Sari
iii
9. Kedua orang tua penulis Ayahanda Jamot Situmorang dan Ibunda Tercinta
Kartini Nainggolan yang telah senantiasa memberikan cinta, kasih sayang
dan dukungan baik material maupun non material dan membantu penulis
selama penelitian serta senantiasa memberikan doa sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dan dapat menyelesaikan perkuliahan ini.
10.Teristimewa untuk Bastian Fernando Aritonang yang telah memberikan
banyak perhatian, motivasi, bimbingan dan semangat dan kasih sayang
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
11.Terkhusus untuk abang jhonnner Aritonnang dan Jenni Aritonang yang
banyak memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
12.Sahabat-sahabat penulis: Musdarwinsyah, Firman Alfian Zega,
Muhammad Yusuf, Mukhlis Syahputra, Dini A Simanungkalit, Erna Puput
Reskya Ginting, Hotnida Simanjuntak, Nurbaini, Nurlela.
13.Teman-teman stambuk 2009, yang memberikan kenangan indah selama
ini, memotivasi dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
14.Teman-teman PPLT SMAN 1 Dolok Masihul yang selalu memberi
dukungan kepada penulis.
.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis dan dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan
bagi yang membacanya.
Medan, 19 Agustus 2014
Penulis
iv
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 6
2.3 Kerangka Konsep ... 11
2.3.1 Eksistensi Ulos ... 11
2.3.2 Upacara Kematian ... 12
2.3.3 Masyarakat Batak Toba ... 14
2.4 Kerangka Berpikir ... 14
v
3.2 Lokasi Penelitian ... 16
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 16
3.3.1 Subjek Penelitian ... 16
3.3.2 Objek Penelitian ... 17
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 18
3.4.1 Observasi... 18
3.4.2 Wawancara ... 18
3.4.3 Studi Dokumentasi ... 19
3.5 Analisa Data ... 19
3.5.1 Mengelompokkan Hasil Data ... 20
3.5.2 Menginterpretasi Data ... 20
3.5.3 Menganalisa Data ... 20
3.5.4 Membuat Kesimpulan ... 21
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Desa Parsanggarahan... 22
4.1.1 Letak dan Batas Wilayah ... 22
4.1.2 Keadaan Penduduk... 22
4.1.2.1 Jumlah Penduduk... 22
4.1.2.2 Pendidikan ... 23
4.1.2.3 Mata Pencaharian ... 24
4.1.2.4 Agama... 26
4.2 Upacara Adat Kematian Sari Matua ... 27
4.2.1 Makna dan fungsi ulos dalam kematian ... 34
4.2.2 Waktu diberikan dan penerima ulos dalam upacara ... 45
4.2.3 Perubahan yang terjadi ... 57
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 62
vi
DAFTAR TABEL
TABEL Hal
1. Tingkat Pendidikan Pendudukan...23
2. Klasifikasi Mata Pencaharian ...25
3. Klasifikasi Perubahan yang Terjadi ...44
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Tingkat Pendidikan Pendudukan ...47
2. Isak- tangis saat pemberian ulos saput ...47
3. Pemberian Ulos panggabei ...49
4. Acara buka Tujung ...51
5. pemberian boras si pir ni tondi ...54
6. Acara memberi makan ...54
DAFTAR TABEL
TABEL Hal
1. Tingkat Pendidikan Pendudukan...23
2. Klasifikasi Mata Pencaharian ...25
3. Klasifikasi Perubahan yang Terjadi ...44
DAFTAR GAMBAR
1. Tingkat Pendidikan Pendudukan ...47
2. Isak- tangis saat pemberian ulos saput ...47
3. Pemberian Ulos panggabei ...49
4. Acara buka Tujung ...51
5. pemberian boras si pir ni tondi ...54
6. Acara memberi makan ...54
61
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang diuraikan sebelumnya dapat ditarik beberapa
kesimpulan yang sekaligus menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
Kesimpulan tersebut antara lain:
1. Perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan upacara kematian Sari matua,
perubahan yang terjadi dapat dilihat disaat buka Tujung yang pada
awalnya dilakukan setelah tujuh hari selesai penguburan namun
sekarang dilakukan sesudah pulang dari penguburan.
2. Perpindahan status yang sering dilakukan dari yang sari matua menjadi
saur matua dengan alasan sudah cukup umur atau sebagai doa kepada
anaknya agar cepat dapat jodoh.
3. Pemberian ulos saput yang dulunya diberikan secara dua kali yaitu, yang
diberikan pihak tulang dengan cara diletakkan diatas tubuh dan ulos
saput yang diberikan oleh Bona tulang dengan cara diletakkan diatas peti
jenazah namun sekarang hanya diberikan pihak tulang saja yaitu
diletakkan diatas tubuh jenazah.
4. Pelaksanaan upacara kematian sari matua yang selalu diberikan ulos
sampe tua, namun karna telah berlaku adat lomo-lomo dan pergeseran
budaya tidak diberikan lagi karena takut dikemudian hari akan menikah
lagi.
62
5.2 Saran
Upacara sari matua merupakan warisan kebudayaan religi masyarakat
batak. Upacara ini diyakini telah beberapa kali mengalami transformasi sejalan
dengan perubahan yang terjadi pada kebutuhan dan problematika kehidupan dari
waktu ke waktu. Upacara sari matua hendaknya tetap dilestarikan. Hal ini
bertujuan untuk menghormati leluhur yang telah lebih dahulu melaksanakan
upacara kematian Sari matua. Oleh karenanya masyarakat harus memperhatikan
nilai kesakralan dan mempertahankan kemurnian upacara kematian sarimatua.
Untuk mewujudkan upaya tersebut, diharapkan kepada tokoh–tokoh adat
mengajak warganya untuk memahami/memaknai upacara ini dengan baik seperti
sebenarnya dan mempertahankan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam
melaksanakan upacara yang telah menjadi kekhasan masyarakat Parsanggarahan
sehingga tidak terkesan mengedapankan kebudayaan orang lain dibanding
63
DAFTAR PUSTAKA
Dakung, Sugiarto. 1982. Ulos. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Haviland. William A. 1988. Antropologi Jilid I. Jakarta: Erlangga
Koentjaraningrat. 1980. Beberapa pokok antropologi sosial. Jakarta: Dian Rakyat
, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
, 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI-Press.
Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Piotr, Sztompka. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada media.
Rahmah, Siti. 2006. Perubahan Masyarakat Melayu: Suatu Studi Antropologis Tentang Pola Perawatan Ibu Dan Masa Hamil Dan Pasca Melahirkan. Tesis. Program Pascasarjana Unimed
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media.
Simanjuntak, B.A. 2009. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Endaswara, Suwardi. 2006. Metode Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada Press
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Spradley, James P. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara wacana