• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN FUNGSI TOR-TOR PADA UPACARA KEMATIAN SAUR MATUA DALAM ADAT BATAK TOBA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN FUNGSI TOR-TOR PADA UPACARA KEMATIAN SAUR MATUA DALAM ADAT BATAK TOBA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN FUNGSJ TORTOR

PADA UPACARA KEMATIAN "SAUR MA11JA"

DALAM ADAT BATAK TOBA

BAll I

P EN DAIIU LU A N

I. I. Latar beWumg masalala •

&jak dabulu, orang Batak telah mengenaltortor scbagai bagian yang tidak terpisahkJm dalam hidupnya. Tonor diyakini sebagai suatu media kbusus yang

dilaksanakan dalam bc:rbagai upac8J8 adat maupun ritus keagamaan kepada ' mula j adi na bo/on' 1sebagai peogu.asa langit dan bumi. Oleh karena itu tortor dipahami bukan hanya scl<edar bagian seni budaya atau SCDUlCam penampakan bagian kekayaan budaya Batak saja. melai.nkan tortor jug~~ merupakan bagian penting dalam ibadat keagamaan yang sifatnya sakral dan dilakukan pada upaeara-upacara

penling dalwn l<ehidupan masyarakal Batak. Denglln kala lain tonor juga merupakan bagian ritus yang dilalrukan orang Batak pada jaman dulu untuk menyampaikan permobonan pada ' mula jadi na bolon ' scpeni halnya dalam meminta pel'lindungan akan keschatan, llemakmunw hidup, kbususoya dalam mcoggapai cita-cita wttuk mcmiliki banyak k.ctu.runaJ"' ( .. marltagabeon '), memiliki kekayaan ( 'lwmaraon ')dan kemuliaan ( 'hasangapon' ). bc:gitu juga dalam hal permohonan keamanan atau kenyamanan • hura' , kesuburan taoab dan perkembang biakan temak ( 'gabe na niula. sinur na pinalwn · ).

T ortor biasaoya diiringi denglln seperangkat ogung ( gong ) yang dipadullan menjadi satu kesatuan instrument , dan menjadi satu irama yang

konstan . Perpaduan inilah yang disebut Gondang sabangunan dimana ada bc:bc:rapa gong yang dipadukan scperti : agung oloan, agung ihuran I pongalusi, ogung dual, agung ponggora, agung pongbesek ~ 1aganlng, adap dan .<arune.

' : Mula jad/111 bolon adalah-poda peaguasa Jaogit <lao bomL Dialah )'Mg dlyolwti peoclp<a

▸ Baca selengkapnya: tata cara ulaon saur matua

(2)

Selain roenggunakan sepcrtutgkat ogung • tortor juga dilcngkapi deogan

peroakaian Ulos Batak

Oleb karena itu scorang "panortor" ( penari ) yang bcnar, tidak akan roau mtmf)l'tor dengan semauoya saja, tanpa menggunakan

ulos

Batak,

sebi.b

ada

keyakinan bahwa dcngan mcnggunakan uiO<S Batuk pada waktu manortor ada suatu nilai kbusus yang lobih sakml. tcrkandung didalamnya. Dalaro pemahaman iniloh tortor dilibat memiliki 3 padanan sekaligus yakni: (l) .panortor ( penari). (2). sepertutgkat gong ( gondang) yang dibuoyikao, (3). ulos yang disematkan diatas bohu para pcnari tersebut . Dengan kata Jain , tortor yang memiliki nilai dan fungsi yang benar adalah bila ketigJS uosur tersebut digunakan secara bersama. ada gong ( gondang) yang menglringi tortor, ada penari (panortor) dan ada uiO<S .Disiniloh sebenamya tetdapat kesakralan tortor yang disebut sebagai media

khu.'IUS yang disampailcan melalui upacara adat kepada sang pcncipta 2

Dalaro beberapa pelaksanaao upacara adat Batak , peran tortor dianggap merupalcan satu bagian pcnting yang tidak tcrpi~ dati upacara tersebut, tortor justru digunakan sebagai mediasi dalam meojembatani pelalcsan.= adat itu scndiri. O lch karena itu perao tonor dianggap seoosai simbul kcbcsarao dalam pelaksaoaao upacara adat itu seodiri. Artinya besar keciloya pelaksaoaan adat, boleb diukur dengao ada tidaknya te:rlaksana "panortoron", sebab tidak mungkio pelaksaoaao adat yang kecil mcnggunakan tortor I merobunyilcan "gomlang". Deng<lll kata lain, tortor dilakukan, apohila terjadi upacara pcnting dalam pelaksanaan pesta adat Batak, seperti halnya pada pesta perkawinan anak, martutuuek ( memberi nama anak ), mangompai sibaganding tua ( mcmasuki rumab baru ), mangongkul holi ( meoggali tulang belulang ), mangase taon (

upacara tabunan ) dan upacara kerrultiao orang yang sudab tua .

Dalam upacara kernatian , peraoan tortor diaoggap merupalcan suatu hal penting yang dilakukao secara bersamaan dengan pelaksanaan adat itu sendiri,

kbususnya dalam kematian yang dilcatcgorilcan dalam sebutan

"saur

matua " 3 •

' . Malao.Geos.G : BydayaBI!!Ik : ( Yayosa~>T*ltobaNU$3budaya2000)blm: 186

' . s.ur ...

adalab ""'""" poda oraog y10g moeoinwl <~cogan ~orion sudah tua dan '"'"''"

anak.-knya sudab mcnikah, dan ,...ya i«t(lni!Wl scrta ticbk mcndapat <dab dJ maoa masyarakJl

sclama bidupt:!ya.

(3)

fung,si tQrtQr dalam upacara ini dilihat bukan banya sebatas kelengkapan atau kebesarnn adat iru sendiri, melainlaln juga sebuah sirubol media keluarga untuk

mengucap syukur pada 'mula jadi na bo/Qn ' atas segala berkatnya, sehingga

dalam masa kebidupan orang ·yang telab meninggal tersebu~ ia dapat beroleh

urnur

panjang,

mendapat banyak keturunan, banyak harta, mendapat kemuliaan ,

serta tidak tercelab ditengah-tengab masyarakat sekitar. Dalam benruk ucapan

syukur inilab torlor dilakukan bersama·sama dengan kaum kerabat maupun

pibak-pibak yang ted:ait dalam unsur"Da/iir<Jn no tofu • ( Dongan tubu, B<>ru dan

Hula-hula ).

Sctunn dcngan ped:embangan jama.n, fungsi rorlor nampaknya semakin

berubah, baik dalam penggunaan roaupuo pemaknaannya.. Fungsi atau nilai tort()r

seolaiw>Jah tidak Jagi begiru dip:ri>atikan, bahkan padanan rorror dengan

menggunakan seperangkat gont/Qng besc:t1a ulos juga dianggap tidak Jagi begitu

penti.og. TortQr naropakoya telab berubab pada suatu arab dalam bentuk hiburan

semata. Hal ini juga nampak daiam peoggunaan scpcranglcat musik modem ( lu!yboord ).

Musil<

modem diaoggap dapat mengakomodir keseluruban bentuk

tarian, bahkao mengalihkao tariao pada beberapa sajian nyanyian I a1au lagu- lagu

yang bervariasi, seperti pop,

rock,

jasz, daogdut , tcrmasuk nyanyian-nyanyian

rQbani . Oleh karena itu, kesakral.ao IQrtQr tidak lagj begitu diperbatikao

sehagaimana balnya semula diaoggap sebagai suatu media seseorang di dalam

mengungkapkan rasa syukurnya pada mula )ad/ na bolon atas perlindunganoya.

Begitu juga balnya dengan aturan· aturan manortQr, Or1lng bisa manortor dengan

sccnaknya saja, tanpa mcngjkull tala cara "panortoron ", deogan menggunakan

tangan dan gerakan tubub yang benar serta tidak lagi meojalaokan tabapan

tabapan tor/or yang sebenarny<L Pada hal setiap pelaksanaan tQrtor barus diawali

dcn&an ~ gont/Qng mula-mula'' dan diakbiri dengan " gondang s/1/o -Jio" atau "gondang hasahalan•' 4•

Dalam goodMg mula-mula bU para peoari diajak untuk u.e:ogbomati Mula jadj na bolon yang

diMWP ~ pe""lptA segala sesuatu. DWah ... ta ( awal ) septa scsuatuoya. Oleb lcar-ena itu kodua belah w.gan penari dialur benlkap mcnyembob. mata tidak boleb li.,., roelalnkM mengbadop ujung j(O(i IMgiiO, dan ;,.lei

i"f>"

tidal< balM ~ak ~ . ~ ini jugo cidak begitu lama, tetapi pe1l ull hlkmaL

Goodaog sillo-tio maupun hasahatan ldalaiJ sebuah imna gonclana yang mcayvguhkan sebuab symbol agar kcbidupon dopa! jcmlh (tio ) dao sampoj pOda cil>...:ita I cujuan bldup yang lcbih sempuma

(4)

l>dlam peogamatan inilah, penulis ingin mcncobo meogkaji bebt:mpa hal yang dianggap dap3t mcmpcoganJ.hi perubohan fung$ yang tordapat dalam tortor

il\1

seodiri, kbususnya da1am upac:ara l<crnatian ~ SDur m(thiiJ ". Memang penulis sadar atas kctc:rbatasan dalam berllagai hal untul< meoeliti falctor falctor yang tetbndung daJam perubahan tend>uL namun penulis yakin beberapa hal

yang

dianggap penting boleh terungbp yang pada akhimya dapat menjadi sebuab

aeuan maupuo pedoman kbUSUS!Iya b~gi generasi muda Batak, terlebih bagi

mcrcka yang tinggal di dacrah-<laeroh pcrkotaan.

1.2. l dcntifikasi masalob .

Melibat pemabaman akan Jatar belakang dan fungsi torlor kbususnya pada upacara lcematian , maka untul< penulisan penelitian ini di.hadirl<an beberapa

petWyaan daJam mengickntiflkui tllliSIJab·masalab yang ada, kbususnya dalam berbegai perub<lhan dewasa ini. yakni :

l. Apakab yang menjadi bakdW Jortor itu scndiri ?

2. Mcngapa tortor tnenjali salab :satu bagian penting dalam pelaksarwm Upacara kcmatian , I<Jwsusnya dabm k:alcgori ~mo.ti saUJ matua" ?

3. Perubahan-perubaban apaluoh yang jclas nampa)( dalam penggunaan tortor

masa

lcini 1

4. Bagaimana scbenomya tortor difungsilcaa dalam pelaksanaan adat serta apakab peranJin tortor itu dalam kehidupan orang

Batalc

sebelUl1ll<ekristenan oda?

S. Sejnuh manal<ab Kekeristennn mcnerim• torttH' dalam pelaksanaan upacara-upacara udal Batak ?

6, Bagaimanahh pemabaman dogma Kelcristenan tentang fungsi dan malma

torror

?

1.3. Pcmb1tasaa ••s•'•"

Mdibat luasnya cal:upan IOI't<X yang di&unaltan dalam upacara udat Batalc, beg.itu juga balnya da1am pel•k_.,., upacara ko:matian , maka unl\lk lebib memfokoskan penetitian ini. penulis mcncoba mcmbatasi permasalaban yMg ada p<lda Nang lingkup perubaban fungsi tortor itu seodiri dalam upacara kematian, kbususnya pada pengkategorian "mote sour mtJttw" .

Oalam hal ini penulis mencoba ntcmbatasi beberapa pennasalaban yang ada, untuk diidcntitikasi scbagai falctor yang hcndak dikJUi dalam tulisan inL

(5)

1.4. Pt.r u musa ~t masalab .

Sct.lgaimana balnya dallllll pembalasan masalab di atas, maka tulisan ini akan diirumuskan dalam beberapa hal ya~..,;

:

I. Bagaimanalcab fungsi tortOr dalam upacara kematian s<wr mat~«~ pada masa dulu ? 2. Sejauh manakab perubahan

fungsi

rortor dalam upacara kematian saur mataa? 3. Apa-apa saja yang dianggap mempcngaru!U perubahan fungsi tortor itu sendiri ? 4. &gaimana pandangan ke-kristeDall tentang fungsi tortor dan perubahannya

khususnya dalam upacara kcmatiao ?

5. Mengapa terjadi perubaban tortor pada kematian sow matua ? 1.5. Tujuaa l'eedltian .

l'enelitian ini ·bcrtujuan untuk menjawab bcbcrapa pertanyaan eli atas yaitu :

1. Untuk men&'Ctahui fung•i tortor yang sebcnanaya , khususnya dalam upaeara kematian saur matllll pada masa dulu sebclum ke· Kristenan masuk eli Tanah

Batak.

2. Untuk mengetahui apakab ada perkemt.lngan atau kemerosotan fungsi tortor pada upacara kematian oleh karma perubaban·perubaban yang ada

3. Untuk mengetahui apa-apa saja yang tclah mcmpengaruhi perubaban fungsi cortor tersebut.

4. Untuk mengetahui pandangan k<>·Kristeuan akan fungsi tortor yang scbcnarnya,

kJtusunya pada upacard. kematiall! saur matua 1.6. Kegun aan penelilian .

a. Secara teoritis • Penelitian ini mendapat kegWiaan penting dalnm mengUDgkap betbagai sum bet akan arti dan makna tortor serta fungsi yang sebcnamya dalana upacara adat Batak.

b. Secara Praktis. Studi seperti ini dirasa sangat penting kegunaanya, apaJagi dengan mclihat perubahan-perubaban yang ada di tengah-tengah masyarakat, khususnya para generasi muda

Batak

yang labir dan dibesarl<an di daetah

perkotaan.

Disamping itu juga kegunaan penclitian ini dapat digunakan para tokoh Adat dan Agama dan juga para peneliti yang kemudian sebagai rujukan dalam mendalami maupun mengembangkan pengetabuan mereka ten!<lng tortvr. kbususnya yang

dilakukan dalam adat kematian saur mo/lla.

(6)
(7)

Tesis

PERUBAHAN FUNGSJ TOR-TOR

PADA UPACARA KEMATIAN "SAUR MATUA"

DALAM

ADAT BATAK TOBA

SEBUABSTUDIANTROPOLOGlBUDAYA

DIKECAMATANTAMFABAN

KABUPATEN TOBA SAMOSIR

DiluaaOid:

Alberd

Doynpaa Mlaa!a

Nlm: 07%188538102

Pembimbiag I :

Prof.

Dr. Robert

SibannUbi

Pemblmbiag U : Dr. PhiL

Ichwaa Azltari.

MS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI

MEDAN

(8)

PERUBAHAN FUNGSI TORTOR

PADA UPACARA KEMATIAN ,. SAUR MATUA

,.

DALAM ADAT BATAK TOBA

SEBUAH SltiOI ANTROPOLOGI BUDAYA

01 KECAMATAN TAMPAHAN

KABUPATEN TOBA SAMOSIR

D••••• . .

.-n

dla.Julklln oteh:

ALBERD OOHARMAN MANALU

NIM: 07ltll853000l

Telalt Dlpertab.oakaa di depaa haiti• Ujl.,. Tesis

Pada Taacgal 01 September lOJO d•n DIJI)'lllakan Telab Memenuhi Salah Sata Syarat Uatuk Memperoleh Gdar Magister Salas

Procnm Stadi Aotropolc)Ji Snsial

Pemblmblng I

. Dr.Robert.

Slbaraai, M.SI

Keto Program Stadl Anlropologi Snslal

Meayetujul Tim Pembimbine

Pemblmbleg II

Dr.

PIIILicbwan Azbari, MS

Dlrektur P

Univenitas

(9)

PERSETUJUAN DEWAN PENCUJI

UJJAN TESJS MAGISTER SAINS

No.

Na•a

I Prof. Dr. Ro11ett Sibaraal. M.Si.

(P~mblblaal)

2 Or. PbiL Jctawao Azharl , MS

(Pomblmbill& II)

3

Prof. Dr. S.A.SI•a.Uaataii..M.A

(Pooa•JI)

Dr. Toaar Nalaggolao.

(Pmgujl)

Dr. Flklnm Zoskl, M.Si.

(Poopjl)

-

____

, ~

w~.

Nama

: ALBERD DOHARMAN MANALU

NTM : 07218853000l

Prodi : Aalropolocl Sooilll

(10)

Oaflar lsi

I. B A B I : PENDAHULUAN : ... 1

I. Pcndahuluan ...•.•...•.•... ! l.l. Lotur Belakang ... I 1.2. ldenlifikiiSi Masalah ... 4

1.3. Pcrnbauos''" Masalah ... 4

1.4. Perwnusan Masalah ... 5

I.S. Tujuan penelitian ... 5

1.6. Kcgunaan p.,.,.,litian ... .5

2. KAJIAN TEORITIS: 2.1 . KenlllQ)<a

•eon ... .

6

2.2 . Tonor dan fungsinya ... - ... - ... 11

2.3. Konsq> kematian bagi orang Batak ... 15

2.4. Pclaksanaan Upacara kemalian saur matua ... 19

3. METOOE PENELITIAN ... 28

3.1 . Jcnis Pcnclitian ... 28

3.2 . Subjek Penelitian ... 28

3.3. Fokus Pcnelitian ... 29

3.4. Tckhnik Pcngumpulao Data ... .29

3.5. Telchnik Analisis Dau ... .3 1 3.6. Lol<&si dan Waklu Peoelitian ... .32

2. B A B II : GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ... 34

A. Keadaan

gcoruafis ...

34

B. Kcpcndudukan ... 38

C. Pernerintahan ... .42

D. Mata PencahariM ... 46

E. Sosial Budaya. ... .48

3. BAB ffi : PELAKSANAANTORTORPADAUPACARA KEMA TIAN SAUR MA TUA. ... 52

A. Latar ~lakang dil•ksanakaonya tonor ... 52

B. Pmscs pclabanaan Tortor pada Upac.ara kemalion ... 55

Pelaksanaan odat kematian Saur mutua SS C. Fungsi tortOr pada upaeao~ kematian S4ri I saur matua ... 67

(11)

4. 1'1 A 13 IV : I'ERUOAIIAN FUNOSI TOR. TOR PADA

UPACAR.A KEMATIAN SARli SAUR MA TVA. ... 68

A. Perubaban Fungsi tonor ... - ... 68

(1. Faktor· faktor yang mcnyebabbn tcrjodinya perubabun fungsi tortor .... 79

I : Faktor Ekstcmal ... - ... - ... - ... 80

2 : Faktor Jntemal _ , _ ... -·-·-·-.. - ... - . -... _._,.,,.... 82

C. l'andangan Kristen tcnWig l()r!Qr <WI perubahannyu ... 85

I. Tortor menurut Ptljanjian lama ( PL ) ... - ... -... 86

2. Tortor mcourut Ptljanjiao Baru ( PB) ... 88

0 . Perubaban sistim pelaksunaan tortor " .... " ... " ... "" """" 9 1 1. Beotuk ···-··-···-·-·-···-··""''''''"··-····-··· ... __, ••

91

2.

Nilai dan

Norma... 93

3. TujWUl ... 94

4. Fungsi ... 95

5. Pemlatan. ... ... ... ... . ... ... ... ... ... ... 97

6. Babasa ... - ... "" ... """" ... 98

5. B A 8 V : KESIMPULA.N DAN SARAN ... 101

I . Kesimpulon ... 1 0 I 2. Saran ... ... . .... ... ... .... ... ... . ... ... ... ... .. .. ... .... ... .. I 05 Lam piran ~ampiran : ... 1 07

DAFT AR

PUST AKA ... 116
(12)
(13)

DAB

V

KESlMrULAN

DAN SARAN

1. 'Tortor Batak' adalah merupakan sebuah bagian kehidupan orang Batak , yang bukan banya di.lihat dari segi kekayaan seni atau bagian budaya semata, melainkan j uga scbagai wujud komunikasi yang dinampakkan dalam bat sukadta maupun dukacita yang ditujukan kepada sang pencipta Dalam hal ini ' torfor' juga dilaksannkan sebagaj bentuk ritus keagamaan untuk menyampaikan pennobonan kepada sang pencipta yang pada jrunan sebelum ke

Kristenan ditujukankcpacla "mulafadi na holon ". l'eo:~nohonan ini menyangkut soa1 kesejahte<aan bidup, rnisalnya : kesuburan tanah , perkembangbiakan

temak serta kcscbatan ( Bnd. uogkapan yang mengatakan : Gabe na niula. sinur ""pinahan , hortls jolma ). Selain illl pennobonan juga menyangkut soal cita-cita bidup yakni untuk meodapat k.ekayaao ( marhamora011 ), memiliki banyak keturunan ( marhagabeaon ) dan juga mendapat kemuliaan hidup ( Marhasangapon ). Olcb karena itu komunikasi melalui 'tortor' selalu dibangun dan dipelihara dengan baik

se<:ora turun

temurun.

2. Oalam seriap pelaksanaan ' tortOr' ada 3 hal penting yang harus diperbatikan , dan lidak bolcb disepelekan begitu saja, yakni pemakaian alau penggunaan

seperangkat musik yang dimaiolcan ( ogung sabangunan ), para penari ( ponortor ) dan ulos yang digunakan saat ' manortor'. Oleb karena itu ketiga unsur terscbut barus berpadanan al!au beljalan scirama, sebingga fungsi ' tortor Batak' itu benar benar menjadi media yang sakral. Dalam kcsakralan 'tonor' inilah terpancar sinar komunikasi yang dirasalam begitu dckat antara orang yang memohon kepada sang pencipta ( mula jadi na bo/an ) yang juga disimbolkan dalam wujud • tkwaJa "" tofu· ( allah yang tiga ) yakni Bator a

guru , tkbata sori, Mangala bulan . Dengan demikian pcnggunaan ogung sahongunan, ulos yang digunnkan para penari serta penari yang benar menjadi pokok penting dalarn setiap pelaksanaan tonor.

(14)

3. Pad3 masa sebelum ke Kri.uenan masuk di Tanah Bmk ( Abaci 19 ). ada beberopa upacara penting Yllll8 menjadi bagion adat yang tidak terpisahkllll dari l<ehidupan orang Balllk yang menggunalcan 'tortor' sebagai media komuoikasinya yakni : Pesla perlcawinan anal< (

pango/1

onaJ: I pamu/1 boru ).

memberi

ruuna

anal< yang baru lllhir ( marturu trek ), memasulci ruJJl!lh baru ( mangompol slbaganding tua ), mcoggali tulll!lg belulang ( mangongkal ho/i ),

...,... tabunan ( mangase toon ) • doa (tonggo-tOIIggO) memobon tunwoya

hujan pada saat m.usim kernarnu yaog bertceponjangan, doa meoolak baJa, pcs13

mercsmikan satu l<anapung bnru ( mamungka huta no lmbaru ), ucapan syulrur sa.at mengelu~lukan pasukllll >'11118

menana

dalam

pepc:rangan anw huta

remwul< upaeara

kcmatian

"'Mti

I

saur matua'. Oalam

setiap

pelaksanaan

up;l(:ara ini, 'tonor' merupakan ba;gian pentiog yang tidak bisa dipasahl<an . Oleh katcna itu peranan atau fuog.si 'tonor' sebelum ke Kristenan datang di

Tanah Balllk dianwJ> merupalcan sebullh kebutuhan bidup ( human M ods).

4.Setelllh masuknya kc KrUtenan di Tanllh Batak pada abad 19, dan juga akibat

pengarub pemerinlaban kolonial Belaoda peda abaci 17·sld 18, peraoan dan fungsi 'tortor' mulai be.geser. Banyalcnya oturan-aturan yang ditetaplcan para

koloninl khususnya berbagai pcne!Jlpan undang-undang ke Kristen yMg dilakukllll

para Pekabar Injil F.ropllh membuat wama bani dalam berbagai pelaksanaan adat

Balllk, scbingga hompir sduruh smdi-seodi pelaksanaan Adat Batalc ditudub

sebagai 'cnsambel'" untuk pemttiaan betbala, Takkala pentingnya peranan tortor juga dibasut sebagai ala! untuk memanggil rob orang meninggal, hal ini dipertcual

denpo banyaknya penari (panortor } yang scring kesurupan. Bahkan kebenatan

"tortor' deng&J> iringan sepe<Mgkat gong ( gondang IUJbongunan } dcngM penggunaan ulos serta peoggunaan lata eoro 'manortor' yang benat ditudi!lg sebapi media bidup oran~rang yang 'anirnis' ( tidak bengama}. Dalam hal

inilah pemerintah kolooial, khususoya

para

missiooaris mclarang ' gondang I

tortor'dilaksanakan dalam setiap pelaksanaan Adat Batak, walaupun kemudian diberi kcmbali kelooggaran untuk mel•ksa••lamnya dalam beberapa peleksoMan

(15)

J. Poda masa sebelum kc Kristenan masuk di Tanah BaiJlk ( Abad 19 ), <Ida

beberapa upacara penting yang menjodi bagian adat yang ticlak te:.pisabkan dari

kchidupao orang llatak yang ~ 'tO<Ior' sebagai media

komunikasinya yakni ; Pesta

pertcawinan

anal<. ( p<mgo/1

ana.t I pamuli boru ),

memberi nama anllk yang barn lahir ( marlutU aek ), mcmasuki rumah baru (

mangompoi s/baganding tua ), menggali tulang belulang ( mangongbll hoi/ ),

upacara tahunan ( mangas• toon ) , cloo (tcmggo-lolf#O) memobon turunnya

bujan pada saat musim keowau yang berl<.c:panjangan. cloo mmolak bala, pesta me=mikan satu kampung baru ( m.amungbl hula na lmboru ), w:apan syukus saat mengelu-elukan pasukan yang mcnang dalam pepcrangM 110lllr hula

termasuk upacara kcmatian ''sari I saur matua'.

Dalam

sctiap

pelaksanaan

upacara ini, ' tonor' merupalcan bogjao penting yang tidak bisa dipasahlcan •

Olch k81en8 itu peranan atau fungsi ' tortor' sebelum ko Kristenan datang di

Tanah Batak dianggap merupakan scbuah kebutuhan hidup (human needs).

4.Setelah masuknya kc K.risleoan di Tanah llatak pada abed 19. dan juga akibat

pengaruh pemcrintahan kolooial 9elanda pada abad 17-sfd 18,

peranan

dan

fungsi 'tortor' mulai bergeser. llanyaknya atumn-aturan yang ditetapkan para

kolonial khususnya berbagai penetapa~~ undang-undang kc Kristen yang di lllkukao

para Pekabar lnjil Eropah membuat

warna

baru dalam berba&ai pelaksanaan ndat

llatak, sdUngga hampir selurub scndi-sendi pelaksanaan Adat BaiJlk dituduh sebegai 'ensambel" untuk pemujaan berlWa, Takkala pentingnya peranan tonor

juga dihasut sebagai alat untuk memllllggil rob orang meninggal, hal ini dipcrkuat

dengM banyaknya penari (ponortor ) yang sering kcswvpan. Bahkao kcbenaran

"'ortor' dengan iringM sepenngkat gong (

gondnng

IIJI>anglman ) dcnaan

pcoggWl33D ultn SC114 penggunaan lliiA cora ' manortor' yang benar dituding sebagai media hidup orang-orang yang 'animis' ( tidak beraganla ) - Dalam bal

' inilah pemerinlllh kolonial, khususnya para missionaris mdarang 'gondang I

tortor'dilaksanakan dalam setiap peluksanaan Adat Batak. walaupun kcmudian diberi kembali kelor~ggarM untuk melaksanakannya dalam beberapa pei•ksanaan

(16)

Babkan penerapon ijin ini s<mpat berlangsung lama hingp masuknya musik

-musil< botat scpeni kc:yboonl dan musik tiup ( tcrompet ).

S. "Tonor"yang jup mcrupolatn sebuah media komunika•i yang dilakukan orang

Batak pada saat upacara kematian 'sari I saur matua' nampaknya jup mendapat

perubahan yang

besot.

Perunan ' tonor' yang begitu bemilai dalam pemahaman

orang Batak sebelwn ke Kristeoan pada saat pelnksanaan upacara kcmati81l ·sari I

saur matua', temyata mengbadapi perubahan yang besar, bail< dalam perubalwt

l'falai dan Norma. perubahao fungsi, Pcralllall. dan llalwa. 'T onor ' Y81J&

sebelumnya dilihat punyai oilai yang salaal dalam bentuk ucapon syukur tanyata

berubah menjadi hiburan. Dalam bal ini nilai '&Ondang sabangunao', ulos yang

digunakan para penari, sena para pe.nari yang benar tidak lagi menjll!fi acuan

pokok dalant pelak$1Ulaan

•tortor' pada

upacara kentatian

'san

I

saur matuu'.

Sebingga dapat disimpulkan bahwa hampir scciap pelnksanaan ' tortor' datum

bcrbagai upacara Adat Batak rnengarah pada dunia hiburan. lladirnya

musik-musik eropah scperti Keyboard dan musik tiup menjodi kebutuhan baru bagi

masyar>.kat Batak dewasa ini , dan nyJ~tanya bukan hanya mereb yang tinggal di

lcota·kota ( tano pars<rahan ), tetapi jup pada masyazakat Batak yang masih

tinggal di Bona pasogit.

6. Kecamatan Tampahan salah satu bagian dari ma.yarakut Batak yang tinggal di

Bona pasogit ( Toba Samosir) turatlkeaa imba.• dunia pcrubahan dalam hcrba,gai

pelnksana adat. J)ocrah yang pada mulanya lcental dcngan pelaksanaan adat Batak

temyata horus juga mcnerima perubahan dalam berbagai bal, tcrmasuk di

daJamnya perubahao

fUngs;

poda pclaksanaao

'tonor

poda upacanl kematian

'sari I saur matua'. Babkao sclama penelitian ini berlangsung dalam kurun w.>ktu

6 bin, peranan tO<tor tcdihat tidak lagi bcgitu penting dalam sctiap pelnksanaan

adat. Kalaupun dalam upacara kernatian 'sari I saur matua' ada yang

menggurtakan "ogung sabangunan', sebagru pengiring 'tortor'namun pada

praktikanya pelaksanaan ' tortor' sudalt hcralih kepado dunia hiburan. Oleh lcarena

itu tidak ioran8 teljadi di daerah ini dalam pelaksanaan upacara adat,

menggunakan dua ( 2 ) alat musik yang digabunglcan secara bersama untuk

mengiringi upa:an1 ada! tascCut yalaU ~ ogw1g sabangawm" dan IIQJSik m()(/ern I

u<>pah yalaU Keyboard dan mu:sik tiup.

(17)

Bahkan di da¢!11b sekitarTampahan ( Baligc dan Tambunan), pcngguna musik modem telab mcmiliki kelompok l<elompok musik yang sudab terke nal seperti : "Mu.<ik Tambunan " dan Tambunan n>u.<ilc" serta " Musik Sinter " . Ke-tiga kelompok musik ini sudah merakyat bablcan bulcan bWJya di sekllar Toba Samosir, melainkWJ juga sampai ke daerab-daerab lainnya , malaban sudab melanglang buana sampai ke Sibolgo, Pekan Baru, Medan dan Kota Cane ( Aceh Tenggara ).

7. l'erubaban Fungsi 'tortor' pada upacara kem.atian 'sari I saur matua' nampaknya sudab menjadi bagian yang tidak terpisabkan lagi dari pengaruh modemisasi,

yang walaupun pada mulanya jusuu berawal dari pengaruh pemerintaban lcolonial, yang ditindak lanjuli melalui aturan aturan yang ditelllpkan pan1 Pekabar lnjil yang datang dari eropah dalarn menempatkan ~jaran / 'dogma' kc· Kristenan mengganti fungsikan agama suku yang sudah berakar sebelumnya dalanl kebidupan orang Uatak. Memang harus dipahami babwa ajaran ke· Kristenan scbenamya tidak pemab memperteotangkan keberadaan 'tortor' sebagai ajaran yang tidak dibeoarlcan dalarn kcbidupan orang percaya, babkan

ada beberapa nats Akitab yang menceritakan bagaimana 'tortor' dilaksanakan

sebagai benruk ucapan syukur yang ditujulcan kepada Allah. DaiWJa Kitab Mazmur Psi. I SO : 3-6 justru menekanlcan agar setiap orang pen:aya memuji Tuhan dcngan berbagai alat musik ; · 1'11jilah Dio tkngon liupan sangluJirala.

Pujilah Dia <kngan gombu• dan Jrecapi. Pujiloh Dk> <kngon rebana dan taritaritm.

Pr.gllah Dia den.gan permainana kecapi dan sending , -Pujilah Dia dmgun ceracap

)Uirg berdenJing. Pujilah Dio dengon t:er<iiCap )'0118 berdentong.· Biarlah segolu yang

bemqf<D memujl Trman.

Dari pemabaman ini dapat dikatakan babwa keberadaan 'tortor' da!WJa ajaran

ke-Kristenan bulcanlab dilihat sebagai objek yang ha.nis sclalu dipertentangkan dalam bagian adat orang Batak, melainlcan ke-Kristenan justru menelcanlcan bagaimaoa 'tortor' itu difungsiknn sebagai sarana yang digunakan dalam memuji memuliakan Tuhan.

(18)

Hal inilah yang kemudian terlihat dalam ~ ajar.m beberopa gereja

Kris=. khuousnya ger<ja-gen:ja l'rotestan sepertj

HXBP, OKPI. HKI. OKPS,

GKPA. GBKP

dan

Methodis

yang~

sepa:angbl goo& (opng ) untuk digabungkan deagan alat-alat mUStl: lainnya. sehlogg~~ penggunaan

musil< di Oerej& scnal<in bidup. ~· AJCBP misaloya dalam 2 clebde belalrangan ini jii$UU membub peluaog untuk meogembellbo peranan 'lomr' ~ t.pD adat yang perlu dilestarilcan m<lalui penggunaan 'ogung sabangunan' yang digobungbo dcagan

musik

modem ( keyboolrd dan musik tiup ).

2. Sam .

I. Adlt dan Aglma mc:rupabn

ba&ian

dari kebudayaao yang ti<bk terlepes dari

kehidupan manusia. Oleb lcaTena itu, agama yang diyakni ~ "'lljud

pemc:nuban 1:~ rohani dibeogun dalam bentuk bubungan >crtiklll dcagan Tuban, diaplikasikaft tetbadop sesama manusia mclahu huhmgao horizontal.

o8Jam

hal ini pesal>1><SOII agama untuk hidup saling mengasih~

bidup saling toloog menolong daplt diwujudUn dalam pelaks&=n ~

adat. Dengan dcmikian anwa adat dan agama haNs dilihat bidup

~ Tonpa aeama. kebudayaao tidalc mempunyaj arah dan Nju:tn yang jela.s, sebaliknya adat yang tanpa digarami dcagan ajaran agama lidak olaln memililci duar berpijak yang benar

dalam

kebidupan di bumi ini. Adat-istiadat bendalrnya dilihlt dari bogUm sosiologi ~ehjch'P'"" yang mcn&andung sebuah nilai tcntana kebenar.m ~ begiN juga halnya dcagan agama • dimana diyakini menpndung scbuah nilai tenlang kebenaran illlhi, Dengan adanya pemabaman yang demikian maka bt'boongan agama dan 8dal·istiadat mcojadi S3tU kesatuan yang sating tc:dcait, saling

melcngkapi bahkan tidalc lerpisahbn • Demikian halnya dcagan - dalam kebidupon 0<30g

Batalc.

Tortor bukan banya dipahami scbagai bagian pelaksanaaD adat - y a n g hanya digunabn atlW difimpbn dalam berbagai

upacara

adat, t.elapi tortor juga adabh ~an seni yang turut diguoobn claWn mcounjq

eksislcnsi

budaya, d<ngan dcolikian toner

haNs dipahami dalam fungsin.ya yang ga<lda.

(19)

2. Pada balc.ekatnya tortor Batalc adalab individual, namun mcrupalcan sebuah ritual kchidupan yang dinampalckan kepada publik. lingkungan sekitar dan termasuk persembahan kepada sang pencipta, olen karena itu tortor bukanlah

hiburan. Dan bila tortor dianggap menjadi hiburan, maka para penari dalam pcsta adatpun tidalc karuan lagi menunjukkan lenggalc-lenggoknya yang

kadang jusuu rnelampaui tata krama tradisi adat Batak tentang kesopanan. kesantunan dan kebonnatan. Memang setelab maraknya musik-rnusik eropah seperti keyboard dan musik tiup mengiringi tortor dalam pelalcsanaan adat Batak, palcem pun jadi hilang, bahkan pemahantan gondang yang sebenamya juga semakin erosi dan menge(Ueut . Oalam hal inilab disarankan., supaya para pemerbati I tokoh-tokoh adat Batak • bahkan

para budayawan benar-benar berparlisipasi

alilf

untuk rnengembalikan

fungai tonor yang sebenamya. Kreasi tortor yang benar 1\a(Us diupayakan khususnya kepada para generasi .muda, yang walaupun memang bB(US berbadapan deogan berbagai 'apriori ' yang timbul dari berbagai lapisan masyaralcat yang menuding ' tortnr' :yang masih terikat dengan aruran-aturat~

yang ada sebagai bagian kekaf11an. ·ralckala pentingnya peranan Gereja yang celah meodominasi musik erop>h sebagai pengiring ibadah dan berbagai kegiatan seremonial lainnya, 1\B(US liJIUt menegalckan babwa 'tortor' adalah bagian kekayaan hidup yang diberikan Tuhan untuk digunakan manusia sebagai alat dan sarana untuk memuji memulialcan namaNya.

3. "Tonor" dalam pelaksanaan upacara adat kernatian "sari I saur matua " bendaknya jangan hanya dipertakukan sebagai simbol-simbol dalarn proses

menjalankao pelaksanaan adat it11 sendiri, seperti saat menyarnpaikan "

Parbue na pir ... , pemberian ulos. dan saat penerimaan ~jambar " saja. tctapi

hendaknya juga 'tortor' dilakukan sebagai bagian ibadah untuk mensyukuri

berkat Tuhan atas urnur panjang k~ orang yang mcninggal, khususnya

menjadi doa permohonan kepada Tuhan , supaya sdU(UI\ keturunan I

keluarga orang meninggal kelak diberkati Tuhan. Oalarn hal ini 'Cortor'

1\a(Us menjadi ibadah syukur sant pelaks•naan adat tcrsebut.

(20)

Lampin _a·bmpi,..n.

l. Fot~ro c o ( Uokumtnl•si ).

f'ot o 1.

Sclain tcmpat ptnt&tmblllnan tcmak K~ ··Ootot Sibullhutu" juga digvnabn 'cbagni ccm,.1 pekubumn mara;. Slmall,jun\nk L.ni hut.a Tamp;lhan

Foto . l

01 '"Ookllc Slba.lil•1nU .. i_n_i)ah Op . Fa~ l Bona PM3Pbc:at1 di hburkan

__

..,..

___

.

..._

_

...

(21)

Po1o.J

Oolok Sibalihutu OOalah j uga temp:u pcnanamao ''bujulo polwn .. yang pcmah dkana.n~

o lc:h penH:rit'IL'Ih TA.PUTp.3dathn 1991

fotu. 4

Selaio "'Dolok Sibalibutu", d.i Tamt)aban j uga t«dapal scbuah pemakrunan yang in<b.b yakni SinUc>lom. T cmpas inj bcrada di antara <lesa L.hul.a Tampa han rnenuju Tara Bunga

(22)

Foto. 5

Oari pcnuabm•n sing,olom namp•k. buta S.illmbut d alao d:an Dololt loloog

l rtlla fJ J•tu darl de$.t L.Huht Tamp•bu mt'ouj u dc.-.sa Me-Bf Y•ng mendusuri pingiran Danau Toba

(23)

FM(). 7

lnllal1 kclompok '"parcon1J" ( Gooda"Jt:~bugu nan ) darl dtllt Situceor Sur •r.ciri•ci lortor p.U u~e..n sa.ur mttua Op. F'a n..l &,.. P:.uggaMaa

Foto. 8

S.21 a~,. pa&Of10f"OA llula

'•Ia

hni&Jiballl dallm •paean

,

betadaa Op.faiut
(24)

Fot~ . 9 .

Kelurua.an Op.faisal btrkeUiiag "'manortor .. di halu:!lan rum11b pada saal Upacar• berlaagsung ( l/(Jum no goA )

Foto. t O

lnilab romboogtn Tulang Napttupulu dari san,;kar ni hutt 8al~e S-Bat ""m(lllghMnli si pir ni Wnlll'~( menjua.gJung ~ras I padi) pada saat U pa~ara pemk•••• Op.Faisal Bon paqpb4.'afl di dda t ... h•.ra TAmpabao

(25)

F010. tl

f~tU~b meautu Op.Fa.Ual yatt& ptliag tu• mcajuagjung '"s.ijqar()n" Sambil bcrkdilln1: men,arl pad<il sUI ~mardondoo tn"

Fbto.12

Pentnan dongan $ahuta ju~t tkhtk ka1• penli»znya d:d:am pet:aksana.ao tortor

~ d.a up.atara ktmatian .saur ••a lu-»

(26)

F~to. l.l

lailab rombongan bulll·b•la panna be-an dari TarutunR Sed•nt: mtorb.-w• "sipir of toadl" p•d.a .t.a"t 4tpaeara keittarian

Op.Fai:sal Dr. Puqafbun di L..Huta Tampahan

F-'oto. 14

Sc-mua kdurunaa Op.ratsat ntuortol" btrsarn.a saat "·maagolopi ..

Tu.lll.lt# NapJIIIPUIII

..

\

(27)

2. Pan l • forman

I. Nama : Drs.Bilk« U>n. T<lNIII Umur : SS thn

Pekerjaan : Cama1 Tumpahan Aloma1 :I,.. HulA Tampallan

2. Noma : Johan OuiArbutar Umur : 68 1hn

Peketjun : PengusW kedai nasi

Al•m•• : Si.girinsairing. L.Hum Tampahan

3. Nama : St.Budiman Siahaan Umur : 641hn

Pekerjaan : Dinas parawisala Tobl.sa Alomal : Gurgur Ton8aloOOlll Tampohon

4. Noma : Ponnan Hasibuan Umur : 77 lhn

Pekerjaan : bertani Alamal :Tara Bunp

5. Nama : SL Joshua Gultom Umut : 57 thn

Pekerjoan : Guru ( Ko.SD Neceri ) Tarabcmgo Alamat : Tara Bunga

6. Nama : JonceT Simlojunlak Umur : 44 1hn

l'ekc:rjaan : KepoiA desa L.Hula IAmpahan A lama! : Siombol Dolan I...Hu10 Tompahan

(28)

7. Noma : SLilclman Tp. 8olcn

Umur : 76 thn

Pci<CijMn : ll<:ouni A lam at : T•ngiJ!I bocu

8. Nama : Salomo Tp. llolon ( Op.TIOjl<lll )

Umur :7 1 chn

~ kajaan : Ptnsiumn PNS Alamal : T&nua batu

9. Nama : St. MllllO<l< Malpaung

Umur : 58 thn

Pel<erj ann : Kcpola dcsa

Mcoc

Alamat : Meat

I 0. Nama : Holland liutagaol ( Op.Pikkir )

Umur : 76 tho Pcl<ajun : bcnani

Alamat : Meat

I I. Nama : A. Nopicupulu (A. Prima ) Umut : 73 thn

Pcl<ajaan : Ptn~

Alamal : Pasor Tampahan

12. NAnia : St. Pooaguns Simanjuncal: Umur : 72 Ilion

l'ekeljaan : Benani

Al&nlat : Sosor Panggabcan L. Hula Tampohan

(29)

I. Bushar Mllllammad (2003) : As...,.. HatiUI! A41d. Pradnya Pnlmita-Jalcam

2. Cbalida Fahtuddin (2007) : ~' Alttropologl ; KJ.Uoh Am,..,pologi Sosial, Unimcd· Medon

3. Dahbn Yokub. M (2001) : ~"[l!!!! !l!t.oil 5 !'1i!! ' !II' !l!bf:dl••I!!:JII!fj!!I_OP. ladob-~

4. Doonald Sinaga dick (2007) :

.Krttis

bgpikir

••trtwt

b<rWu ;

8""8" """P"i Uc_. .,..., >0

m..

P'*-. Midialt KH. Sirrzit.

RPfJ.Mcdan

S. Hcnri.C.L & Antooi Reid (2006) : (uge Ltluhw : Ntn<k mDJ'O"B. orong sue/

t/(Jn Polt/awanlltdonnla

x.--·

Biaa Media - Mcdaa

6. HISOO!gml J<>11an (2008) : " " ! t Tgl!! dl M<dlllf; Porb •mh<mgan 1dentit"''

Etro:Rellgius &lak Toba di Mt""' (1911·1965)

BicaMcdiaMed:>n

7. Hutagahm&.W.M (1991) PAM B41All; Taroml!o doJ101 turlrurian nl · Bangso &tak . Tulus jaya- Jlbna

l . lhromiT.O(cd) ( 2006) l'-:ftU!AAA 'c/B ... Obor f""on<si• -Jalwta

9. I,...'III,Abdulllh ( 2006) : Kenwoul dun lerzry4ubi Kd!!doy<lon Pustab ~P' y~

10. Jujun.S.Suriaswnoo~ri (200S) : F/la[lll 1/mu ; &book PengQnJor Populu

Pu•tak• Sinor harapan • Jllkl\rla

11 . Kocn\iaraninp ( 1916) : ltJece l r

.n..

AI! OJ plerl. Atsata lbru -Jabna 12. _ _ _ _

13. _ _ _ _

14. _ _ _ _

(1987) : SdaC!!h Trod An!!'!!!!91"1i I. Univetsius I~

( Ul· PRESS ) • Jabrla

(2007) : $dord Tt!lriA!!f! l"rl 1/. Uni"""'iaas lndaoesi ( Ul - PRESS ) · Jakana

(1993) ' ftjpcf f'cl'lllil!e £1 1

po .

(30)

IS. _ _ _ (1981) : JldellJD!! ooA11A AntrOOf)/tll:! StuU./ .

OW> Rakyat ( Ul - PRESS)-Jlllwta

16. Kuper Adam (1996) : I'DI.ok dan Tokoh Antropqlogi . Bhata111-Jakarta 17.L.coJostcn.P. (2008) : KomMt /nd~N~g /a &t•k Tobo . BinaMcdia- Mcdan 18. Mahu Gals.O (2000) : liM• &.d . Seri Oololc Pusu1 Buhit - LO.

Yayasan Bina Budayo Nusanwo. T110 Toba Nusa Budaya

JakaiUI.

19. Manul~.llelferik.CS (2007) : l~do,..n l'tm/Hmbing11n Teyl< , l'as<:a Sarjana

UniYCrSitas Nqeri Mcdan

20. Mamun.M & Buupea.T ( 1987) : K~~m111 Budgr• Btktak litbo , Baloi Pustolca-Jakerta

21. Moleoog, Lexy.J (2002) : Maptk P~nrlillttt XwalitiZiif .

Bandung

Rosada 22. Nainggolan.Topr (2006) :

/Jt!tlr

Tobo tli Jobrta . KDntlmtitm don l'tl'tlbaha!

/d<nrlta.v. Bina Medin -McdiiJ\ 23. Keesing.Roa..-.M (1999) : A""Pf1919rillflllttr•. ( ed.2 Jilid I }.

SUIIIIl ptnpdti/ Kontempor'<r, ErW.gg;o- Jakana

2A. - - - -(1999) : Mtr....,/oziii!UI<n•a , ( cd.2 jllid II)

SuaJu ptrspel<ti/ Konremporor.

Etta, _ -

Jolcaru~ 25. PoeJwadanninta. WJ.S (1914): K -YIIIH/!1

&Jwt

/Mo....W ,

I'N Balai Pustab-Jakarta.

26. Ranjobar JacobOJs (2006) : Slftim $otlgl BMdaro fm/oncslg ; Suatu pcnganrar Obalio Indonesia - Bogor

27. Saifuddin Allmod Ccdyani (2006): ~ / KH!prwar . SuaJM Pengantur Krlt/.s ~Mngena l Paradigma.

Kcncana prcnada Media Oroop - Jakarta 28. Sdueiner Lo4lw' (1986) : Trl«h btuvsr darl gohr : l'ujrmrpuan odol

dtngart lman Kristtn di Tan/Jh BatDI..

Bl•K Gunung Mulia -J¥karta

29. Sihombing.MT (1989): ltllfiHuHIII« ; Doltgan tu uiDDn Adot.

Tulu• Joya - JalwU

(31)

30. Sillhaan Manpl'llja.A (ttp) : At/Qt don U!!!!!!!l!!!, Tulus Jaya - lakas1a 31 . Siah83ll Nalom (lip) : Ad!!/ .DoiJholf Nato!u ; Prirtrlp dan p<!ak.tonaannya

Tulusla>"' - Jakarta

32. Sibotani Robert (2004) : Alllr!!Oti{Dgl Lincl!#tiL Poda· Medon

33. Si n~mbun. Masri ( 1982) : Metqk f<fft/1!/lln Surytl • Jwrta: LPJES

34. Simanjunl&k Bunaanrn.A (2002):

Ket!l/i!

S[l!lm <Na

MJ;...,..,.,

orvnt Botak

Tob4. Jendela- Y ogyakart•

JS. _ _ _ _ _ _ ,(2006) : Stntit!!

·SPP&

dal! si,rt<m f'olitik /Lmok TobtJ H lnua J94S ; Suatu p<nlkkatOn s.j aroh. A!Vropologi

Budayo Pt>litii . Jendelo • Y ogjokas1a

36. Situn..,ana Doona.,, (2007) : Do!lfltut N etolu ; SIJtem Sos lal KemaJ)IOTakala,

&tole Toba. Ketobat·Di1111l!1amA • JalauUt 37. Sltumornng. Sitot (2004) : Te/ig NoS!!( ; Sejarah lemboga Sosiol Politik .

Abad Xlll-XX. Komuniw Bamb<J • Jakarta 38. S1><8dley, Jomcs. P ( 1997) : Mffllll< Etnocrofi ( tujemahan ).

Tiara Wacana • Yogjakarta

39. Tnmpubolon.Rajo Palik (2002}: &flg/ul TuMI>aull<>ling . Adat /Mak- Patlk Uhvm, Bukul dan Jl.

Dian Utama:· Kcrabat -Jakarta

40. Tompuboloo.Raja Palik (2002): , . . , TH!!!6gl Ht!lbg: . Ada! Bolt». - Patlk Ullum, Buku Ill. IV don Jl.

Dian U ~ama - Ketobat· Jakarta

41. Vl\!dcnbregh~ J (1984) : Met<>dlt dan Tehpik Prne/ltien Ma.<yardg! . Gramcdia-Jalwta

42. Van BaalJ ( 1988) : SriaNib 4en frnumbu!tgn Twrl Antropg!ogi . JU!d

( Hingga Dekodc /970 ). GmncdiA-Jakarta

43. Vergouwen. J.C. (1986) : MfW!erdot dpn HukumAdotBatak Te6g.

LkiS Pelaogi Aksana-Y ogjakana

44. Wamc::c:l<. J, (2001 ) : Konuq BgtqA lobo Indgnnlg . Bina Media- Medon

(32)
(33)

ABSTRAK

Ma.JU~Ju, AJbut.D .. Perubaba.u Fuegs.i lortor p.ad.a upa.dlra kematiao 's.au,

mJt/1111' dabm adat Batak Toba ( Sebuah studi Antropologi Bwlaya di Kecama/an Tampohan Kabupalen Taba samosir ). Tesis Program Pasca Sarjana, Program Studi Antropologi Sosial, Univorsi\as. Mcdan, 20 I 0.

Peoelitian ini mcmpunyai dua tujuan yakni : Pertama dalam menjelaskan

bagaimana fungsi tortOr dilal<sanakan dalant upacara kematian saur matua pada masyarakat Batak Toba sebelum mA:odapat peogaruh ajanm ke-Kristeoan dan pengarub dati perlcembangan jaman yang dibadapinya. Kedua meojelaskan perubahan fungsi tortor pada upacara kematian 'saur matua' dalam adat Batak Toba setelah masukoya 8glllll3 Kristen dan pengarub modemisasi. Peoelitian ioi dilakukan dengan metode kualitatif deogan peodekatan deskriptif. Seluruh Data yang ada tclah dianalisa scc:.ua deskri flif sampai dapat menarik sebnah kesimpulan.

Dalaro basil penelitian menuojukkan bahwa tortor merupakan sebuah media kbusus yang dilakukan orang Batalc dulu terhadap 'mula jadi na halon · yang diyakni sebagai p<:nguasa langit dan Bumi. Mclalui pelaksanaan tortor, sctiap individu terpanggil unruk mel.aku.kan kC)II)unikasi dengan 'mula jadi na bolon' di dalam menjaga dan memelihrua kchidupan kbususnya di dalam menginginkan kesejabteraan bidup. Oleh kareoa itu tortor dipahami dalam fungsi dan kegunaannya sebagai kebutuhan bidup ( human n.eeds ). Dcmikian halnya dcngan fungsi tortor pads upacara kcmatian kbususnya dalam kategori

sour

matUil. Pemnan tortor dalam upacara tersebut menjadi peoting dan bahkan tidak dapat dipi.sabkan dari pe!aksanaan ada! tcrsebut karena diyakni scbagai media dalam meojalankan scluruh

rangkaian pclaksanaan adat .

Datum berbagai perubahan yang dibadupi oleb setiap sulru, bangsa dan negara

di tengah-tengah dunia sekaraog ioi. tcnnasuk pengarub globalisasi yang semakin kompleks, nampakoya tidak dapat dibeoduog begitu saja, sehingga masyarakat Batak Toba juga turut meogalam.i perobaban tersebuL Ta.kkala pentiogoya perubahan fungsi tortor dalam upaeara kematian saw matua . Tortar yang pada mulanya di oilai sangat sakral oleb karena dianggap sebagai mediasi kepada sang peoeipta ( mula jadi na bolon ), tcmy.ata harus berubah dalam berbagai hal.

Kccamatan iampahan salab satu daerah yang masib dianggup sebagai d8erah ada! di Tapanuli, oampaknya jugo lwus berbadapan deogan perubahan tcrscbut, sehingga dalam pelaksanaan upacara kematian saur matua juga, tidak lagi dilaksanakan sepertii dulu sebelum ke Kristcnao dataog. Hadimya kc Kristcoan dan per!<cmbangan zamao mcmbuat banyakoya perubahan. Oleb ka:ena itu penulis menctapkao daerab ini sebagai tempat peoelitian penulis khususnya di clalam mcoeliti perubaao fuogsi tortor pada upacara kcmatian saur matua. Setelah mengamati bebetapa bal dalam penanan dan fungsi tortor yang sebeoamya, maka dapat disimpulkan bahwa peranan dan fuogsi tortor beoar-beoar meodapat perubahan baik dalam perubahan bentuk, oilai dan oonna, tujuan, fuogsi, peralatan serta bahasa.

_ .o---· r - - ... _ r --~ .. '"--o- - r - - -, - · -· - - -

--yang setioggitioggioya kepada :

(34)

Dr.PbiUchwan Azhari, MS, Prof.DR.Robe<c Sibarani.Msi, Prof.Dl.U)ungaran Antonius Simanjuntak, Prof.DR. Usroan Pelly, Prof.DR. Nor Achmad Fadhil Lubis, Prof.DR.Ibnu Hajar Darnanik. Msi, Prof.DR.Pargaulan Siagian. MPd. Dr. lbniliim Gultom. MPd. Dr. lr.Jongkers Tarnpubolou.MSc, Dr.Togar nainggolan

Ot: Fika.win Zuska.Msi. Prof.Amrin Saragih.MA, Ph.D, Dr.llerlin Sibarani, MPd, Prof.Dr. Chatida fachruddi!l. Jbu Ratih Baiduri.Msi. Drs.Onggal Si.bice.Msi, secarn khusus juga adil::ku tercinta Aler liutajulu. S.Si ( Staf adrninistrasi l'rogram Scudi Antropologi Sosial )

5. Secam lstimewa penulis mcogucaplcan banyllk tcrimllkasih kepada lsteriku tercinta Merilianna [lr. Hutapea , yang tak jemu·jemunya memberikan domngan dan 'spirit' kbiL<~~&~ya dalam membawakan penulis di dalam doa , supaya penulis sesegera mungkin dapat menyelesaikan Tesis ini, Begitu juga halnya eli dalarn dukungan dana dala.m berbagai kcperluan sclama pendidikan. dan penelitiOJL Tllkkala pentingnya dorongan anak·anakku terciota, Sarah

Manalu, Nita Manalu, Naomi Manalo dan Yobannes Manalu. Tllk Jupa juga ucapan 1<-rimakasih yang banyllk buat Jbulru tercinta N.Or.Siciryak ( Op.Sarah Boru) serta kedua mertullku cersayang. TH.Hutapea ( Op.Hern.i Dol.i ) dan N.Or. Girsang ( Op. Hern.i Boru ) dan semua keluarga yang pcuulis msakan selalu 1\lrut mendorong serta mendoakan pcnulis , sehingga dapat berakbi.r dengan

baik. Dan pada akhimya juga penulis mengucapkM banyak tcrimal:-asih buat temao-tcmanku mahasiswa Ansos angbtan XII yang tidllk dapat saya sebutkan

satu persatu, dan doa yang sangat be<arti dari selurub jemaat Hl(OP Tegal Rejo

MedOJL

6. Akhimya dalarn segala kclcmahan dan kekurangao serta keterbatasan penulis, dcogan bali yang lulus dan ikhlas, dalam berbagai kritik dan saran adalah merupllkan suatu kehonnatan yang sangat be<harga dalam penyempumaao benl\lk dan isi Tesis ini. Kiranya Tesis ini dapac bennanfaat bagi setiap orang yang mc:mbaeanya. Dengan mcnaikkan doa dan syulrur yang sebesar-besarny3,

kepada All:!h yang Maha KWIS<\, malui pooulls dlingack:wi okan finnanNya

yang mengatakan : "Karena TUHAN-Iah yang member/lam hikmat, dari mulutN,oa datang pengetahuan dan kepandaian, dan permulaan hikmaJ adalah takut akan TUH4N dan mengena/ yang Mahakudus adtdah pengertian " ( Amsa/. 2.· 6 , 9:10 ) . Amln.

Medan,Mei2010

Albert.D. Manalu

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pelaksan~n upacara saur matua akan memerlukan waktu, uang yang banyak, tetapi dapat juga mcngikat persatuan bagi

Dari gambaran permasalahan tersebut diatas yang menarik untuk melakukan penelitian tentang fungsi dan makna kerbau pada masyarakat Batak Toba dalam upacara kematian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pergeseran tradisi upacara kematian pada masyarakat Batak Toba, karena adanya nilai prestise dan bagaimana masyarakat

Kini masyarakat Batak Kristen memahami upacara saur matua bukan untuk menyembah si orang tua agar kekuatan sahala diberikan kepada anak-cucunya, tetapi sebagai ungkapan syukur

Simpulan, jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara kematian Saur Matua yaitu pohon beringin, Ompu-ompu, padi, anggrek kipas tanah, sanggar atau pimping

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tahapan-tahapan upacara adat saur matua, ragam diksi yang direalisasikan dalam kata, frase, ungkapan, pantun, dan juga ragam diksi

Aktifitas manortor menari dalam upacara saur matua Foto: Sopandu Manurung, 2019 4.3 Gondang Sitolupulutolu Gondang Sitolupulutolu adalah ensambel gondang yang hanya dijumpai pada

Deskripsi Tari Tor-tor Sombah dalam upacara adat kematian sayur m atua pada m asyarakat suku Batak Simalungun merupakan tarian tradisi dilakukan dengan posisi badan rendah posisi saat