SKRIPSI
DYAH RAHMASARI
EFEKTIVITAS INFUS DAUN BINAHONG
(Anredera cordifolia) SEBAGAI HAND SANITIZER
TERHADAP Staphylococcus aureus
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah serta karuniaNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Infus Daun
Binahong (Anredera cordifolia) sebagai Hand Sanitizer terhadap Staphylococcus aureus” untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam
menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai
pihak yang memberikan bimbingan, dukungan, bantuan serta doa sehingga
penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Esti Hendradi M.Si., Apt., Ph.D selaku dosen pembimbing I serta
Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. selaku dosen pembimbing II dan
selaku dosen wali, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran serta memberikan motivasi
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
2. Drs. H. Achmad Inoni, Apt., dan Dian Ermawati, M.Farm., Apt. selaku
Tim Penguji yang memberikan dorongan, saran, kritik dan masukan yang
membangun serta nasehat demi kesempurnaan skripsi penulis.
3. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
6. Segenap Bapak dan Ibu staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ilmu pengetahuan
7. Ayahanda Diding Suhardi dan ibunda Masiyah Kholmi yang dengan
penuh kasih sayang, ketulusan dan kesabaran selalu memberikan
semangat, nasehat, dukungan moral dan materi serta doa sehingga penulis
dapat menjalani studi dan menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar.
8. Adikku tercinta Diana Nurindrasari dan Dina Hanifasari yang selalu
memotivasi dan membantu proses penyelesaian naskah skripsi penulis.
9. Poernomo Adji kesayangan dan sahabat terbaik penulis yang dengan sabar
selalu mendengarkan keluh kesah, memberikan perhatian, dan membantu
penulis dalam melakukan penelitian.
10. Juwita Sartika dan Indah Resi Bongalasari sebagai teman seperjuangan tim
skripsi semi solida yang selalu memberi dukungan, nasehat dan bantuan
kepada penulis dari awal penelitian hingga akhir, begitu juga sahabat
penulis, Fenny Yuniharto, Sindy Viliony, Yudi Choirudin Ashari, Angga
Wardana, dan Gilang Rizki Al-Farizi.
11. Keluarga Sukun dan Keluarga Jombang yang selalu memberikan
dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsi.
12. Teman-teman yang bersedia menjadi subjek aseptabilitas.
13. Teman-teman Angkatan 2011 atas persahabatan yang luar biasa selama
ada di perkuliahan.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih
atas semua dukungan, bantuan, semangat dan doa yang telah diberikan
dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak, Ibu dan Saudara
sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat ilmu pengetahuan bagi
para pembaca umumnya dan khususnya bidang ilmu farmasi. Amin. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, Agustus 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Rumusan masalah ... 3
1.3 Tujuan penelitian ... 4
1.4 Hipotesis penelitian ... 4
1.5 Manfaat penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan umum tanaman binahong (Anredera cordifolia) 2.1.1 Taksonomi tanaman binahong (Anredera cordifolia) ... 5
2.1.2 Morfologi tanaman binahong (Anredera cordifolia) ... 5
2.1.3 Kandungan dan manfaat tanaman binahong (Anredera cordifolia) ... 6
2.2 Tinjauan tentang Staphylococcus aureus 2.2.1 Bakteri Staphylococcus aureus ... 7
2.2.2 Morfologi dan identifikasi Staphylococcus aureus ... 8
2.2.3 Patologi dan patogenitas ... 9
2.3 Tinjauan daya antibakteri
2.3.1 Bahan antimikroba ... 10
2.3.2 Metode pengujian antibakteri ... 11
2.4 Tinjauan hand sanitizer ... 13
2.5 Tinjauan tentang gel 2.5.1 Gel ... 14
2.5.2 Evaluasi fisik gel ... 15
2.6 Tinjauan tentang infusa (infus) ... 16
2.7 Tinjauan tentang bahan-bahan formula 2.7.1 Karbopol (gelling agent) ... 17
2.7.2 TEA/Trietanolamin (alkilizing agent) ... 17
2.7.3 Gliserin (humectant; gel vehicle) ... 18
2.7.4 Propilenglikol (preservative) ... 18
2.7.5 Aquadestilata (solvent) ... 18
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Uraian kerangka konseptual ... 19
3.2 Kerangka konseptual ... 20
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan penelitian ... 21
4.2 Tempat dan waktu penelitian ... 22
4.3 Bahan dan alat penelitian 4.3.1 Bahan penelitian ... 22
4.3.2 Alat penelitian ... 22
4.4 Prosedur kerja 4.4.1 Pembuatan infus daun binahong (Anredera cordifolia) .... 22
4.4.2 Rancangan formula sediaan hand sanitizer ... 23
4.4.3 Prosedur pembuatan sediaan hand sanitizer ... 23
4.5 Evaluasi sediaan hand sanitizer ... 25
4.6 Uji aktivitas antibakteri produk hand sanitizer ... 26
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Pemeriksaan kualitatif infus daun binahong (Anredera cordifolia)
5.1.1 Pemeriksaan organoleptis ... 28
5.1.2 Skrining fitokimia infus daun binahong (Anredera cordifolia) ... 28
5.2 Hasil uji karakteristik fisik sediaan 5.2.1 Hasil pengamatan organoleptis sediaan gel hand sanitizer infus daun binahong (Anredera cordifolia) ... 30
5.2.2 Hasil pengukuran pH sediaan ... 30
5.2.3 Hasil pengukuran daya sebar sediaan ... 32
5.2.4 Hasil pengukuran viskositas sediaan ... 33
5.3 Hasil pengamatan aseptabilitas sediaan ... 34
5.4 Hasil uji antibakteri sediaan terhadap Staphylococcus aureus .... 37
BAB VI PEMBAHASAN ... 40
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 46
7.2 Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar riwayat hidup ... 52
2. Surat pernyataan ... 53
3. Determinasi tanaman binahong (Anredera cordifolia) ... 54
4. Hasil analisa bakteri Staphylococcus aureus ... 55
5. Data pengukuran penyebaran sediaan gel hand sanitizer infus daun binahong (Anredera cordifolia) ... 56
6. Surat keterangan laik etik ... 62
7. Form informed consent uji aseptabilitas ... 63
8. Prosedur dan kuisioneruji aseptabilitas ... 64
9. Hasil pengamatan aseptabilitas sediaan gel hand sanitizer infus daun binahong (Anredera cordifolia) ... 66
10. Hasil uji statistik pengukuran pH sediaan gel hand sanitizer infus daun binahong (Anredera cordifolia) ... 69
11. Hasil uji statistik pengukuran daya sebar sediaan gel hand sanitizer infus Daun binahong (Anredera cordifolia) ... 70
12. Hasil uji statistik pengukuran viskositas sediaan gel hand sanitizer infus daun binahong (Anredera cordifolia) ... 71
DAFTAR PUSTAKA
Anasta, P.Y., Basyuni, M., Lesmana, I., 2013. Skrining Fitokimia Metabolit Sekunder pada Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) untuk Uji In Vitro Daya Hambat Pertumbuhan Aeromonas hydrophila. Jurnal Penelitian.
Ansel, H.C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. Jakarta: UI-Press, hal 391-392.
Anwar, E., 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi: Karakteristik dan Aplikasi. Jakarta: Dian Rakyat.
Ardianti, A., Guntarti, A., Zainab. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Eter Hasil Hidrolisis Infusa Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan Metode DPPH (1,1-Diphenil-2-Picrylhydrazyl). Pharmaciana, Vol.4 (1), p.1-8.
As, N., Setyohadi, R., Fawzi, A., 2010. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) sebagai Antimikroba terhadap Bakteri
Klebsiella pneumonia Secara In Vitro. Jurnal Penelitian.
Astuti, S.M., Sakinah, M., Andayani, R., Risch, A., 2011. Determination of Saponin Compound from Anredera cordifolia (Ten) Steenis Plant (Binahong) to Potential Treatment for Several Disease. Journal of Agricultural Science, Vol. 3 (4).
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2010. Acuan Sediaan Herbal, Volume 5 Edisi Pertama. Jakarta: Badan POM RI.
Djamil, R., Wahyudi. Wahono. Hanafi. 2012. Antioxidant Activity of Flavonoid from Anredera cordifolia (Ten) Steenis Leaves. International Research Journal of Pharmacy, ISSN: 2230-8407 Vol.3 (9) pp. 241-243.
Dyer, D.L., Shinder, A., Shinder, F., 2000. Alcohol-free Instant Hand Sanitizer Reduces Elementary School Illness Absenteeism. Family Medicine, Vol. 32 (9) pp. 633-638.
Greenwood, D., Slack, R., Peutherer, J., Barer, M., 2007. Medical Microbiology 17th Edition, A Guide to Microbial Infections: Pathogenesis, Immunity, Laboratory Diagnosis and Control. Philadelphia: Churchill Livingstone.
Gunawan. 1999. Uji Antiinfeksi pada Punggung Kelinci dan Telaah Fitokimia Ekstrak Etil Asetat dan Etanol Daun Ketimun dan Babadotan. Tesis, Fakultas Farmasi, Institut Teknologi Bandung.
Hammond, B., Ali, Y., Fendler, E., Dolan, M., Donovan, S., 2000. Effect of Hand Sanitizer Use on Elementary School Absenteeism. American Journal of Infection Control Vol. 28 pp.340-346.
Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Bandung: ITB Press.
Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A., 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, hal 211-212, 215.
Johnson, A.G., Ziegler, R., Fitzgerald, T.J., Lukasewycz, O., Hawley, L., 1994.
Mikrobiologi dan Imunologi. Jakarta: Binarupa Aksara.
Khunaifi, M., 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa. Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim.
Kumalasari, E., Sulistyani, N., 2011. Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Batang Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) Terhadap Candida albicans
serta Skrining Fitokimia. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol.1 (2) p.51-62.
Kusuma, S.A.F., 2009. Staphylococcus aureus. Makalah, Fakultas Farmasi, Universitas Padjajaran.
Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri 2. Jakarta: UI-Press, hal 1119.
Levinson, W., 2004. Medical Microbiology & Immunology: Examination & Board Review. San Fransisco: McGraw-Hill, hal 106.
Mahoney, J.J., Ellison, J.M., Glaeser, D., Price, D., 2011. The Effect of an Instant Hand Sanitizer on Blood Glucose Monitoring Result. Journal of Diabetes Science and Technology, Vol. 5 (6).
Manoi, F., 2009. Binahong (Anredera cordifolia) Sebagai Obat. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Vol.15 (1) p.3-4.
Miladiyah, I., Prabowo, B.R., 2012. Ethanolic Extract of Anredera cordifolia
(Ten.) Steenis Leaves Improved Wound Healing in Guinea Pigs. Jurnal Universa Medicina, Vol.31 (1).
Pelczar, M.J., Chan, E.C.S., 1981. Elements of Microbiology. Tokyo: McGraw-Hill, hal 73.
Pickering, A.J., Boehm, A.B., Mwanjali, M., Davis, J., 2010. Efficacy of Waterless Hand Hygiene Compared with Handwashing with Soap: A Field Study in Dar es Salaam, Tanzania. Am. J. Trop. Med. Hyg. Vol.82 (2), pp.270-278.
Pramita, F.Y., 2013. Formulasi Sediaan Gel Antiseptik Ekstrak Metanol Daun Kesum (Polygonum minus Huds). Naskah Publikasi Skripsi, Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura.
Pratiwi, G., Hertiani, T., Mufrod. 2011. Optimasi Komposisi Sukrosa dan Aspartam sebagai Bahan Pemanis pada Formula Tablet-Effervescent
Ekstrak Etanolik Buah Mengkudu. Majalah Obat Tradisional, Vol. 16 (2), p.43-50.
Raharjo, B., Erwiyani, AR., Muhziddin, A., 2013. The Effectiveness of The Gel Formulation Leaf Extract of Ketapang (Terminalia catappa L.) 0.03% as an Antiseptic Hand Sanitizer Against Bacteria Escherichia coli and
Staphylococcus aureus. Artikel.
Rahmawati, L., Fachriyah, E., Kusrini, D., 2012. Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis). Jurnal Penelitian.
Reisfield, G.M., Goldberger, B.A., Crews, B.O., Pesce, A.J., Wilson, G.R., Teitelbaum, S.A., Bertholf, R.L., 2011. Ethyl Glucuronide, Ethyl Sulfate, and Ethanol in Urine after Sustained Exposure to an Ethanol-Based Hand Sanitizer. Journal of Analytical Toxicology, Vol.35.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Ed. London: Pharmaceutical Press.
Sandora, T.J., Taveras, E.M., Shih, M.C., Resnick, E.A., Lee, G.M., Ross-Degnan, D., Goldmann, D.A., 2005. A Randomized Controlled Trial of A Multifaceted Intervention Including Alcohol-Based Hand Sanitizer and Hand-Hygiene Education to Reduce Illness Transmission in The Home.
Pediatrics, Vol. 116 (3) pp.587-594.
Saputera, S.A., Fifendy, M., Fitriani, V., 2013. Pengaruh Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Pertumbuhan Salmonella typhi. Jurnal Penelitian.
Sari, R., Isadiartuti, D., 2006. Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.). Majalah Farmasi Indonesia, Vol.17 (4) p.163-169.
Selawa, W., Runtuwene, M.R.J., Citraningtyas, G., 2013. Kandungan Flavonoid dan Kapasitas Antioksidan Total Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.). Pharmacon: Jurnal Ilmiah Farmasi-Unsrat, ISSN: 2302-2493 Vol.2 (1) p.18-22.
Shu, M., 2013. Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif Triklosan 0,5% dan 1%. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2 (1).
Sukandar, E.Y., Qowiyyah, A., Larasati, L., 2011. Efek Ekstrak Metanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Gula Darah pada Mencit Model Diabetes Mellitus. Jurnal Medika Planta, Vol.1 (4).
Sumartiningsih, S., 2012. The Benefit of Topically Administered Binahong for Treatment of Sport Injury (Hematoma). International Conference: Research and Application on Traditional Complementary and Alternative Medicine (TCAM) in Health Care, Surakarta.
Tamimi, A.H., Carlino, S., Edmonds, S., Gerba, C.P., 2014. Impact of an Alcohol-Based Hand Sanitizer Intervention on the Spread of Viruses in Homes. Food Environ Virol, (6): 140-144.
Tim Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Tim Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Voigt, R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM-Press.
Wardhani, L.K., Sulistyani, N., 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.) Terhadap Shigella flexneri
Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol.2 (1) : 1-16.
Wijaya, J.I., 2013. Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif Triklosan 1,5% dan 2%. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2 (1).
Yuliani, S.H., 2012. Formulasi Sediaan Hidrogel Penyembuh Luka Ekstrak Etanol Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis). Desertasi, Program Studi Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada.
Yuliani, S.H., Fudholi, A., Pramono, S., Marchaban. 2012. The Effect of Formula to Physical Properties of Wound Healing Gel of Ethanolic Extract of Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis). International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, ISSN: 0975-8232 Vol.3 (11) pp.4254-4259.
Yuziani. Harahap, U., Karsono. 2014. Evaluation of Analgesic Activities of Ethanolic Extract of Anredera cordifolia (Ten) Steenis Leaf. International Journal of PharmTech Research, ISSN: 0974-4304 Vol.6 (5) pp 1608-1610.
Yunita, V., 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Hand Sanitizer dalam Mikroemulsi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolla) terhadap
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perubahan pola hidup dan kesibukan masyarakat membuat
lupa akan hal-hal penting yang harus dilakukan, seperti mencuci tangan dengan
sabun setelah menggunakan toilet, sebelum menyiapkan makanan, dan sebelum
makan (Pickering et al, 2010). Pada umumnya masyarakat tidak sadar bahwa dalam beraktivitas, tangan seringkali terkontaminasi dengan mikroba. Salah satu
penyakit yang dapat terjadi adalah diare. Menurut data Riset Kesehatan Dasar
tahun 2007, berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare menduduki
peringkat ke-13 dengan proporsi kematian sebesar 3,5%, sementara dengan
mencuci tangan dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 47% (Pramita,
2013). Dengan menjaga kebersihan tangan maka hal tersebut dapat mengurangi
tingkat infeksi dan perpindahan organisme (Sandora et al, 2005).
Selain mencuci tangan dengan sabun dan air, teknologi dalam menjaga
kebersihan tangan semakin berkembang. Dewasa ini masyarakat mulai
menggunakan cairan pembersih tangan yang mengandung bahan antiseptik atau
dikenal dengan hand sanitizer yang praktis dan fleksibel. Penggunaan hand sanitizer terbukti dapat mengurangi paparan virus pada anggota keluarga di rumah tangga (Tamimi et al, 2014). Dalam beberapa hasil penelitian terbukti bahwa
hand sanitizer sangat efektif dalam mengurangi angka tidak masuk sekolah pada anak-anak (Dyer et al, 2000; Hammond et al, 2000), mengurangi penyakit gastrointestinal pada rumah tangga, dan mengurangi penyakit yang terjadi di
asrama universitas (Reynolds et al, 2006). Selain itu, hand sanitizer juga efektif dalam menghindari penyebaran virus seperti influenza, hepatitis B, serta virus
herpes simplex 1 dan 2 (Liu et al, 2010).
Umumnya bahan antiseptik yang digunakan dalam formula sediaan hand sanitizer adalah dari golongan alkohol (etanol, propanol, isopropanol) dengan konsentrasi 50% - 70% serta desinfektan yang digunakan seperti klorheksidin atau
triklosan (Raharjo et al, 2013; Shu, 2013). Namun, penggunaan golongan alkohol sebagai bahan aktif pada gel antiseptik tangan, tidak dapat digunakan pada bagian
menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit (Pramita, 2013) serta dapat
melarutkan lapisan lemak pada kulit yang berfungsi sebagai pelindung terhadap
infeksi mikroorganisme (Sandora et al, 2005). Di samping itu, paparan hand sanitizer yang mengandung alkohol secara intensif dapat memproduksi konsentrasi etilglukoronida pada urin sebesar 2000ng/ml dan etilsulfat sebesar
100ng/ml, yang cukup berbahaya bagi ginjal (Reisfield et al, 2011).
Indonesia adalah negara dengan wilayah yang beriklim tropis sehingga
terdapat berbagai macam tanaman yang dapat tumbuh subur. Salah satunya adalah
tanaman binahong (Anredera cordifolia). Tanaman ini berasal dari daratan Cina dengan nama asal dheng shan chi. Di Indonesia, cukup banyak penelitian yang menyebutkan manfaat binahong sebagai tanaman obat yang potensial (Manoi,
2009). Diantaranya, dibuktikan bahwa ekstrak metanol daun binahong dapat
menurunkan glukosa darah dan memperbaiki sel beta pankreas yang rusak pada
mencit yang diinduksi aloksan (Sukandar dkk, 2011). Selain itu dibuktikan bahwa ekstrak etanol batang binahong mempunyai aktivitas antifungi terhadap Candida albicans (Kumalasari dkk, 2011). Kemudian dibuktikan pula bahwa ekstrak etanol daun binahong mampu meningkatkan proses penyembuhan luka (Miladiyah dkk,
2012; Sumartiningsih, 2012; Yuliani, 2012; dan Yuliani et al, 2012). Selanjutnya dibuktikan adanya aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun binahong (Djamil
et al, 2012; Rahmawati dkk, 2012; dan Selawa dkk, 2013). Serta dibuktikan bahwa ekstrak etanol daun binahong memiliki aktivitas analgesik (Yuziani et al,
2014).
Daun binahong (Anredera cordifolia) mengandung senyawa fenolik, flavonoid, triterpenoid, β-sitosterol, alkaloid dan saponin (Anasta dkk, 2013). Senyawa-senyawa ini dapat berperan sesuai fungsinya masing-masing. Senyawa
fenolik dapat merusak membran sel sehingga terjadi perubahan permeabilitas
dinding sel yang akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau
matinya sel. Saponin merupakan senyawa aktif yang akan mengubah tegangan
muka dan mengikat lipid pada sel bakteri yang menyebabkan lipid terekskresi dari
dinding sel sehingga permeabilitas membran bakteri terganggu. Sedangkan
flavonoid dapat berperan langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi
Penelitian mengenai efektivitas ekstrak daun binahong sebagai antibakteri
telah banyak dilakukan. Ekstrak daun binahong terbukti memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Shigella flexneri dengan nilai Kadar Bunuh Minimum (KBM) sebesar 8% (Wardhani dkk, 2012). Selain itu, ekstrak daun binahong juga terbukti
memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan nilai KBM pada konsentrasi 50% dan Pseudomonas aureginosa dengan nilai KBM pada konsentrasi 100% (Khunaifi, 2010). Kemudian dibuktikan pula adanya aktivitas
antibakteri terhadap Klebsiella pneumonia dengan nilai KBM pada konsentrasi 14% (As dkk, 2010), terhadap Aeromonas hydrophila (Anasta dkk, 2013), terhadap Salmonella typhi dengan nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) pada konsentrasi 40% (Saputera dkk, 2013) serta terhadap Escherichia coli dengan nilai KBM pada konsentrasi 15% (Tanjaya dkk, 2011).
Berdasarkan latar belakang tersebut, akan dilakukan penelitian mengenai
sediaan gel hand sanitizer menggunakan ekstrak daun binahong dengan metode infusa dan menguji aktivitas antibakteri gel hand sanitizer tersebut dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, 20% dan 30% terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Dengan harapan didapatkan produk yang lebih aman digunakan, tidak mengandung zat kimia yang berbahaya, tidak merusak pernafasan dan aman untuk
anak-anak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi infus daun binahong (Anredera cordifolia)
terhadap karakteristik fisika, kimia, dan aseptabilitas dari sediaan gel hand sanitizer?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi infus daun binahong (Anredera cordifolia)
terhadap aktivitas antibakteri dari sediaan gel hand sanitizer?
3. Pada konsentrasi berapakah infus daun binahong (Anredera cordifolia) yang memberikan daya hambat pada bakteri tertinggi dan karakteristik fisika kimia
1.3Tujuan Penelitian
1. Menentukan pengaruh konsentrasi infus daun binahong (Anredera cordifolia)
terhadap karakteristik fisika, kimia, dan aseptabilitas dari sediaan gel hand sanitizer.
2. Menentukan pengaruh konsentrasi infus daun binahong (Anredera cordifolia)
terhadap aktivitas antibakteri dari sediaan gel hand sanitizer.
3. Menentukan konsentrasi infus daun binahong (Anredera cordifolia) yang memberikan daya hambat pada bakteri tertinggi dan karakteristik fisika kimia
serta aseptabilitas sediaan gel hand sanitizer yang terbaik.
1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang melandasi penelitian ini adalah:
1. Adanya pengaruh konsentrasi infus daun binahong (Anredera cordifolia)
terhadap karakteristik fisika (organoleptis dan viskositas), kimia (pH
sediaan), dan aseptabilitas dari sediaan gel hand sanitizer.
2. Adanya pengaruh konsentrasi infus daun binahong (Anredera cordifolia)
terhadap aktivitas antibakteri dari sediaan gel hand sanitizer.
3. Semakin tinggi konsentrasi infus daun binahong (Anredera cordifolia), maka semakin tinggi pula daya hambat pada bakteri dan semakin baik karakteristik
fisika kimia serta aseptabilitas sediaan gel hand sanitizer.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat setelah terlaksananya penelitian ini antara lain:
1. Segi pendidikan, yaitu mengembangkan wawasan mengenai pengembangan
formulasi gel hand sanitizer berbasis bahan alam dan memberikan informasi yang tepat tentang konsentrasi infus daun binahong (Anredera cordifolia) yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.
2. Segi industri (produsen), yaitu meningkatkan pengembangan pembuatan gel