SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh:
110907087
VINA MARGARETHA SEBAYANG
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
1
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :
Nama : Vina Margaretha Sebayang
Nim : 110907087
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Judul : Analisis Peluang Bisnis Pada Obyek Wisata Tangkahan
Medan, Agustus 2015
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP
NIP: 197910052005011002 NIP: 195908161986011001 Prof.Dr.Marlon Sihombing, MA
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
i ABSTRAK
ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN
Nama : Vina Margaretha Sebayang NIM : 110907087
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP
Pariwisata menjadi sektor andalan kelima bagi pemerintah pada untuk memperoleh sumber devisa negara. Perkembangan sektor pariwisata dapat mendorong dan mempercepat terjadinya pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Hal ini dikarenakan dari kegiatan pariwisata dapat tercipta permintaan konsumsi dan investasi yang akan menimbulkan terjadinya kegiatan produksi barang dan jasa. Aktivitas pariwisata pada obyek wisata akan memberikan peluang bisnis bagi masyarakat untuk membuka usaha dan meningkatkan pendapatannya. Peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan pada obyek wisata adalah usaha rumah makan, akomodasi, jasa, dan lain-lain.Peluang bisnis berasal dari sebuah inspirasi, ide, atau kesempatan yang muncul untuk dimanfaatkan bagi kepentingan seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bisnis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang bisnis pada obyek wisata Tangkahan.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa usaha yang berada di obyek wisata Tangkahan seperti usaha rumah makan, warung kopi, penginapan, kafe, toko souvenir, toilet, penyewaan ban. Selain itu juga terdapat usaha jasa seperti jasa guide, Jasa penyeberangan rakit yang merupakan usaha tetap pada obyek wisata Tangkahan. Selain usaha penginapan, usaha yang tumbuh di obyek wisata Tangkahan yaitu usaha musiman milik masyarakat yang bermunculan pada akhir pekan dan hari-hari libur. Usaha dengan sektor jasa dan penginapan merupakan sektor yang dominan dalam memanfaatkan peluang usaha di obyek wisata Tangkahan. Peluang bisnis baru yang dapat dikembangkan pada obyek wisata Tangkahan seperti penyewaan alat-alat berkemah, penyewaan sepatu karet untuk menyusuri sungai, penyewaan gazebo untuk tempat berteduh wisatawan serta penyewaan alat-alat untuk trekking.
ii
ABSTRACT
ANALYSIS BUSINESS OPPORTUNITIES AT TANGKAHAN TOURISM
Name : Vina Margaretha Sebayang NIM : 110907087
Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Science
Adviser : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP
Tourism being the fourth priority for the government to get the source of foreign exchange. The development of tourism sector can encourage and accelerate the economic growth in the region. It is because the tourism activity can create a demand for consumption and investment that will lead to goods and services production activities. Tourism activity on tourist attractions will provide business opportunities for the community to open a business and increase their income. Business opportunities that can be utilized on tourism attractions is restaurant, accommodation, services, and others. Business opportunity comes from an inspiration, ideas, or opportunities that appear to be utilized for the interests of a person either in daily life or in business.
This research aimed to identify business opportunities in tourism tangkahan.
The methodology used in this research is descriptive method with a qualitative approach .Data collection techniques conducted in this research is with interview techniques .
The results of research shows that there are some business who was in a tangkahan tourism as a restaurant, coffee shop, lodging, cafe, a souvenir shop , the toilet, tire pool rental, and others. In addition there are also services as guide, raft crossing services which was a fixed business on tangkahan tourism. Besides lodging business, businesses that are growing in tangkahan tourism namely seasonal business owned by the people around Tangkahan tourism showed up on the weekend and the days of holiday. Business with services sector and lodging is a dominant sector in utilized the business in tangkahan tourism. The new business opportunities that can be developed on tourism tangkahan as the camping tools rent, using an india-rubber shoe for down a river,rent gazebos to shelter people and rent the tools for trekking
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
kasih karunia-Nya yang sungguh melimpah yang tidak pernah ada habisnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Hal ini terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis dalam penulisan karya ilmiah. Namun, berkat bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan semaksimal
mungkin.
Dengan berbagai bantuan yang penulis terima, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA. selaku ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP selaku Pembimbing dan
Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara. Terimakasih telah memberikan
bimbingan kepada penulis selama masa penyelesaian skripsi ini.
4. Kak Siswati dan Bang Farid yang telah membantu penulis dalam
iv
5. Bapak dan ibu dosen yang telah mengajar penulis selama duduk dibangku
kuliah di program studi Ilmu Administrasi Bisnis.
6. Ayahanda tercinta Balandua Sebayang dan Ibunda terkasih Minaria Br.
Ginting serta adik-adikku Jessica Merditha Sebayang dan Irma Sherina
Sebayang yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Seluruh teman-teman Administrasi Bisnis stambuk 2011, terkhusus untuk
Asih, Donita, Elta,Lia, Rani, Rosa, Ryan, dan Okta yang selalu memberi
dukungan kepada penulis. Kita bukan hanya sekedar teman, kita adalah
saudara dan penulis berharap persaudaraan kita tidak akan pernah berakhir
hingga tua nanti.
8. Bapak dan ibu pengelola obyek wisata Tangkahan, masyarakat sekitar
serta para pengunjung yang banyak memberikan informasi kepada penulis
guna menyelesaikan skripsi ini terimakasih untuk waktu yang kalian
luangkan kepada penulis.
9. Bang Dinan selaku guide di obyek wisata Tangkahan yang dengan senang
hati mau bercerita panjang lebar mengenai keadaan obyek wisata
Tangkahan.
10.Kak Poibe Yuni Lerwita Sinaga S.Sos serta dek Sri Yunita Simanjuntak
yang memberikan dukungan dan dorongan kepada penulis untuk
v
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Doa dan harapan
penulis kiranya skripsi ini dapat menjadi bahan masukan bagi siapa saja yang
membacanya terutama bagi mahasiswa program studi Ilmu Administrasi Bisnis.
Medan, Agustus 2015
Penulis
vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
2.1.4 Faktor Keberhasilan Peluang Bisnis ... 12
2.1.5 Faktor Kegagalan Peluang Bisnis ... 13
2.1.6 Rasio Kesuksesan Sebuah Bisnis ... 14
2.1.7 Pendekatan Mengidentifikasi Peluang Bisnis ... 16
2.2 Industri Pariwisata ... 18
2.2.1 Pengertian Industri Pariwisata ... 18
2.2.2 Produk Industri Pariwisata ... 19
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata ... 21
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Pariwisata ... 23
2.3 Pariwisata ... 25
2.3.1 Pengertian Pariwisata ... 25
2.3.2 Obyek Wisata ... 26
2.3.3 Jenis-Jenis Pariwisata ... 27
2.3.4 Bentuk Pariwisata ... 29
2.3.5 Sarana dan Prasarana Pariwisata ... 30
2.3.6 Wisatawan ... 31
vii BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian... 37
3.2 Lokasi Penelitian ... 37
3.3 Informan Penelitian ... 37
3.4 Definisi Konsep ... 38
3.5 Definisi Operasional ... 38
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.7 Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran umum obyek wisata Tangkahan ... 42
4.1.1 Daya Tarik Obyek Wisata Tangkahan ... 43
4.1.2 Aksesibilitas ... 46
4.1.3 Sejarah Obyek Wisata Tangkahan ... 46
4.1.4 BUML Di obyek Wisata Tangkahan ... 49
4.2 Penyajian Data ... 51
4.3 Analisis Data ... 54
4.1 Pembahasan ... 63
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 67
5.2 Saran ... 68
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sektor Ekonomi Penyumbang Devisa Indonesia
Tahun 2014 ... 1
Tabel 2.1 Rasio Kesuksesan Dasar Memulai Bisnis ... 14
Tabel 4.1 Perkiraan Jumlah Wisatawan ... 50
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Lokal
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ... L-1
Lampiran 2 Pendapatan Usaha Pada obyek wisata Tangkahan ... L-2
Lampiran 3 Usaha Penginapan ... L-3
Lampiran 4 Toko Souvenir ... L-4
Lampiran 5 Usaha Warung ... L-5
Lampiran 6 Usaha Rakit Penyeberangan dan Kafe ... L-6
Lampiran 7 Usaha Musiman ... L-7
Lampiran 8 Obyek Wisata Tangkahan... L-8
i ABSTRAK
ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN
Nama : Vina Margaretha Sebayang NIM : 110907087
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP
Pariwisata menjadi sektor andalan kelima bagi pemerintah pada untuk memperoleh sumber devisa negara. Perkembangan sektor pariwisata dapat mendorong dan mempercepat terjadinya pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Hal ini dikarenakan dari kegiatan pariwisata dapat tercipta permintaan konsumsi dan investasi yang akan menimbulkan terjadinya kegiatan produksi barang dan jasa. Aktivitas pariwisata pada obyek wisata akan memberikan peluang bisnis bagi masyarakat untuk membuka usaha dan meningkatkan pendapatannya. Peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan pada obyek wisata adalah usaha rumah makan, akomodasi, jasa, dan lain-lain.Peluang bisnis berasal dari sebuah inspirasi, ide, atau kesempatan yang muncul untuk dimanfaatkan bagi kepentingan seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bisnis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang bisnis pada obyek wisata Tangkahan.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa usaha yang berada di obyek wisata Tangkahan seperti usaha rumah makan, warung kopi, penginapan, kafe, toko souvenir, toilet, penyewaan ban. Selain itu juga terdapat usaha jasa seperti jasa guide, Jasa penyeberangan rakit yang merupakan usaha tetap pada obyek wisata Tangkahan. Selain usaha penginapan, usaha yang tumbuh di obyek wisata Tangkahan yaitu usaha musiman milik masyarakat yang bermunculan pada akhir pekan dan hari-hari libur. Usaha dengan sektor jasa dan penginapan merupakan sektor yang dominan dalam memanfaatkan peluang usaha di obyek wisata Tangkahan. Peluang bisnis baru yang dapat dikembangkan pada obyek wisata Tangkahan seperti penyewaan alat-alat berkemah, penyewaan sepatu karet untuk menyusuri sungai, penyewaan gazebo untuk tempat berteduh wisatawan serta penyewaan alat-alat untuk trekking.
ii
ABSTRACT
ANALYSIS BUSINESS OPPORTUNITIES AT TANGKAHAN TOURISM
Name : Vina Margaretha Sebayang NIM : 110907087
Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Science
Adviser : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP
Tourism being the fourth priority for the government to get the source of foreign exchange. The development of tourism sector can encourage and accelerate the economic growth in the region. It is because the tourism activity can create a demand for consumption and investment that will lead to goods and services production activities. Tourism activity on tourist attractions will provide business opportunities for the community to open a business and increase their income. Business opportunities that can be utilized on tourism attractions is restaurant, accommodation, services, and others. Business opportunity comes from an inspiration, ideas, or opportunities that appear to be utilized for the interests of a person either in daily life or in business.
This research aimed to identify business opportunities in tourism tangkahan.
The methodology used in this research is descriptive method with a qualitative approach .Data collection techniques conducted in this research is with interview techniques .
The results of research shows that there are some business who was in a tangkahan tourism as a restaurant, coffee shop, lodging, cafe, a souvenir shop , the toilet, tire pool rental, and others. In addition there are also services as guide, raft crossing services which was a fixed business on tangkahan tourism. Besides lodging business, businesses that are growing in tangkahan tourism namely seasonal business owned by the people around Tangkahan tourism showed up on the weekend and the days of holiday. Business with services sector and lodging is a dominant sector in utilized the business in tangkahan tourism. The new business opportunities that can be developed on tourism tangkahan as the camping tools rent, using an india-rubber shoe for down a river,rent gazebos to shelter people and rent the tools for trekking
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keindahan alam serta
kekayaan alam yang melimpah didukung dengan adanya kondisi-kondisi alamiah
seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah serta keindahan panorama
alamnya. Keindahan panorama alam yang dimiliki oleh Indonesia membuat sektor
pariwisata menjadi sektor andalan keempat bagi pemerintah pada tahun 2014
untuk memperoleh sumber devisa negara sebesar US$ 8.221,3 juta atau sekitar
10,77%.
Tabel 1.1
Sektor Ekonomi Penyumbang Devisa Indonesia Tahun 2014
Jenis Komoditi Nilai Juta US$
1. Minyak dan gas bumi 23.402,2
2. Batu bara 16.011,9
3. Minyak kelapa sawit 12.756,8
4. Pariwisata 8.221,3
5. Pakaian jadi 5.660,3
6. Karet olahan 5.538,8
7. Makanan olahan 4.755,3
Sumber : Laporan Kinerja Kementerian Pariwisata 2014
Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, kepariwisataan merupakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan pengusahaan
objek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata, usaha jasa pariwisata, serta
usaha-usaha lain yang terkait. Pariwisata merupakan aktivitas wisata yang
diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan yang
didukung oleh berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat,
Perkembangan sektor pariwisata dapat mendorong dan mempercepat
terjadinya pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Hal ini dikarenakan dari
kegiatan pariwisata dapat tercipta permintaan konsumsi dan investasi yang akan
menimbulkan terjadinya kegiatan produksi barang dan jasa.
Munculnya industri pariwisata pada suatu daerah akan memberikan
dampak yang positif bagi perekonomian suatu daerah. Dengan adanya kunjungan
dari wisatawan akan memberikan keuntungan-keuntungan seperti: bertambahnya
kesempatan kerja sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan jumlah
pengangguran, meningkatkan penerimaan pendapatan daerah, serta semakin
meningkatnya penghasilan pajak.
Sektor pariwisata bukan hanya berperan sebagai penyumbang devisa bagi
negara, namun sektor pariwisata juga dapat berperan dalam proses pembangunan
nasional. Proses pembangunan nasional akhir-akhir ini semakin gencar dilakukan
oleh pemerintah Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan rill
per kapita yang tergolong masih sangat rendah. Gejala umum yang sering terjadi
dalam proses pembangunan di negara-negara berkembang ditandai dengan adanya
hasrat konsumsi dari masyarakat yang tinggi sebagai akibat dari kenaikan
pendapatan.
Kenaikan pendapatan dapat terlaksana jika adanya kesempatan kerja yang
tersedia bagi masyarakat. Dengan adanya obyek wisata pada suatu daerah
menyebabkan munculnya peluang bisnis bagi masyarakat yang berada disekitar
obyek wisata tersebut sehingga dapat memungkinkan masyarakat untuk
wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata tentunya akan membelanjakan
uang untuk kebutuhan dan keinginannya selama mereka tinggal di tempat wisata.
Dengan adanya kunjungan wisatawan pada suatu obyek wisata dapat
memberikan kontribusi bagi masyarakat disekitar daerah obyek wisata. Aktivitas
wisata yang terjadi sebagai akibat dari adanya kunjungan para wisatawan
membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk dapat membuka usaha seperti
usaha rumah makan, penginapan, jasa pemandu wisata, transportasi, dan lain-lain.
Salah satu obyek wisata yang memiliki peluang bisnis potensial yaitu
Tangkahan. Tangkahan adalah obyek wisata yang terdapat di daerah Kabupaten
Langkat, Kawasan wisata Tangkahan ini tepatnya teletak di Desa Namo Sialang
Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Obyek wisata
Tangkahan merupakan obyek wisata dimana para wisatawan dapat melakukan
penjelajahan alam, sehingga wisatawan dapat merasakan dan melihat langsung
bagaimana pengelolaan wisata yang berbasiskan masyarakat. Apalagi lokasi
penjelajahan ini berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Leuser
yang menjadi Warisan Alam Dunia UNESCO.
Peluang bisnis pada obyek wisata dapat dilihat dari banyaknya kunjungan
wisatawan pada obyek wisata Tangkahan pada tahun 2013 sampai tahun 2014
mengalami peningkatan kunjungan wisatawan. Peningkatan kunjungan wisatawan
terjadi pada wisatawan dalam negeri atau domestik maupun wisatawan
Gambar 1.1
Grafik Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Lokal ke Obyek Wisata Tangkahan Tahun 2013 dan 2014
Sumber : kantor visitor centre Tangkahan (2015)
Berdasarkan gambar 1.1 diatas dapat diketahui pada tahun 2013 wisatawan
lokal yang mengunjungi obyek Wisata Tangkahan sebanyak 23.897 orang
meningkat sebesar 135,1% di tahun 2014 menjadi 56.192 orang. Demikian juga
dengan wisatawan mancanegara dimana pada tahun 2013 sebanyak 5.236 dan
pada tahun 2014 meningkat sebesar 62,5% menjadi 8.509 orang. Selain itu pada
tahun 2015 bulan Januari hingga Juni tercatat terdapat 1.625 kunjungan dari
wisatawan mancanegara dan 19.637 kunjungan dari wisatawan lokal.
Beberapa wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Tangkahan
mengatakan bahwa usaha-usaha yang berada pada obyek wisata ini dinilai masih
kurang dalam memenuhi kebutuhan para wisatawan selama berada di obyek
wisata Tangkahan. Hal ini dikarenakan masyarakat yang berada disekitar obyek
wisata Tangkahan belum secara maksimal memanfaatkan keberadaan obyek
wisata Tangkahan guna membuka usaha yang dapat meningkatkan
pendapatannya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka judul dalam penelitian
ini adalah “Analisis Peluang Bisnis pada Obyek Wisata Tangkahan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan diatas, peneliti
secara khusus ingin menjawab permasalahan yaitu “Bagaimana Peluang Bisnis
pada Obyek Wisata Tangkahan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
peluang bisnis pada obyek wisata Tangkahan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian
ilmiah bagi mahasiswa ilmu administrasi niaga, selain itu juga dapat
memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah rujukan bagi
mahasiswa ilmu administrasi niaga mengenai penelitian yang terkait
dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
penulis dalam membuat karya tulis ilmiah dan menambah
pengetahuan bagi penulis terkait dengan masalah yang diteliti.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah referensi dan
6 BAB II
KERANGKA TEORI 2.1 Peluang Bisnis
Menurut solihin (2012: 128) peluang merupakan tren positif yang berada
dilingkungan eksternal perusahaan, dan apabila peluang tersebut dieksploitasi
oleh perusahaan, maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan
laba bagi perusahaan secara berkelanjutan. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia peluang merupakan kesempatan (ruang gerak) baik dalam bentuk
konkret maupun dalam bentuk abstrak.
Sedangkan menurut Hendro (2011:133) peluang bisnis berasal dari sebuah
inspirasi, ide, atau kesempatan yang muncul untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bisnis. Peluang dalam
bahasa Inggris adalah opportunity yang berarti sebuah atau beberapa kesempatan
yang muncul dari sebuah kejadian atau moment.
Jadi, peluang bisnis adalah kesempatan atau waktu yang tepat yang
seharusnya di ambil atau dimanfaatkan bagi seseorang untuk mendapat
keuntungan. Banyak peluang yang di sia-siakan, sehingga berlalu begitu saja
karena tidak semua orang dapat melihat peluang dan yang melihatpun belum tentu
berani memanfaatkan peluang tersebut. Peluang bisnis jika tidak dimanfaatkan
maka peluang tersebut akan berlalu begitu saja.
2.1.1 Sumber Peluang
Adapun sumber peluang atau kesempatan menurut Hendro (2011: 135)
1. Diri Sendiri
Peluang yang paling potensial dan sangat besar resiko kesuksesannya
bersumber dari dalam diri sendiri, karena beberapa alasan berikut:
a. Bisnis membutuhkan proses yang panjang dan bahkan bisa seumur hidup
sehingga bisnis tersebut harus membuat seseorang yang menjalaninya
bahagia dan sukses.
b. Bisnis membutuhkan konsistensi dan komitmen yang tinggi sehingga
kunci kesuksesannya adalah mencintai pekerjaan atau bisnis tersebut.
c. Kesuksesan bisnis adalah akumulasi dari kesuksesan dalam menaklukkan
kegagalan demi kegagalan sehingga semuanya bisa terwujud.
Contoh sumber-sumber peluang yang berasal dari diri sendiri adalah
sebagai berikut:
a. Hobi
Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, tampak jelas bahwa bisnis
berasal dari hobi yang telah membuat seseorang sukses sebagai
wirausahawan dan terbukti semakin berkembang.
b. Keahlian
Keahlian dalam mengelola bisnis akan mendorong kesuksesan bisnis.
Memulai sebuah bisnis dengan keahlian yang dimiliki pada suatu bidang
dan kemudian temukan inspirasi dan peluang bisnisnya.
c. Peluang dari pengetahuan dan latar belakang pendidikan
Di samping sumber-sumber yang telah disebutkan diatas, pengetahuan
dan latar belakang pendidikan juga merupakan sumber dan awal untuk
pendidikan dapat diketahui, dipelajari, dan dipahami bidang yang akan
ditekuni.
2. Lingkungan sekitar dapat menimbulkan banyak peluang dan inspirasi,
misalnya:
a. Usaha orang tua, dalam diskusi setiap harinya orang tua pasti sering
menceritakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam bisnisnya. Hal itu
bisa mendatangkan inspirasi bisnis bila digabungkan dengan latar
belakang pendidikan, hobi, pengetahuan dan keahlian.
b. Lingkungan rumah, seperti pergaulan, tetangga, teman main, dan lain
lain.
c. Kebiasaan dalam rangka menuju ke kampus, perjalanan, lingkungan
kampus, teman kampus dan lain-lain.
d. Saat berkunjung ke café, atau dimanapun tempat yang dikunjungi akan
mendatangkan inspirasi dan peluang bisnis.
3. Perubahan yang Terjadi
Peluang besar yang sering muncul menjadi sebuah bisnis adalah perubahan
yang terjadi pada lingkungan, contohnya:
a. Perubahan global: Misalnya perubahan kurs mata uang Rupiah terhadap
mata uang Dollar Amerika (US $) mengakibatkan banyak barang impor
mengalami kenaikan harga sementara barang lokal mengalami penurunan
harga jual. Hal ini membuka peluang bagi para produsen lokal untuk
memperkenalkan produknya ke masyarakat.
b. Perubahan lingkungan: Misalnya, pembangunan perumahan yang baru di
jumlah penduduk berarti mendorong perubahan tingkat permintaan
kebutuhan keluarga. Sehingga peluang yang mungkin akan timbul adalah
bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk seperti: laundry atau
jasa pencucian baju, mini market, transportasi dan lain-lain.
c. Perubahan Peraturan Pemerintah juga akan menimbulkan ancaman bagi
industri yang terkena dampaknya dan peluang bagi yang mampu
membacanya dan mendapatkan manfaatnya.
d. Perubahan musim.
e. Perubahan gaya hidup.
f. Perubahan tingkat kebutuhan tentang, pola hidup yang lebih sehat.
g. Perubahan tingkat tekanan pekerjaan yang semakin tinggi (berat), hal ini
dapat membuka peluang untuk memberikan sebuah layanan hiburan bagi
pekerja tersebut.
h. Perubahan teknologi informasi dan komunikasi seperti kemajuan
teknologi mobile phone dan internet.
i. Perubahan tingkat pertumbuhan pemilik kendaraan akan memunculkan
peluang penjualan sparepart, asuransi, aksesoris bengkel dan lain-lain.
4. Konsumen
Suara konsumen itu penting karena sering menciptakan gagasan baru dalam
memperbaiki produk yang ada dan peluang bagi yang akan mendirikan usaha
baru. Masukan-masukan dari konsumen yang dapat memberikan inspirasi
peluang baru seperti: keluhan-keluhan dari konsumen, saran-saran dari
angan-angan yang diimpikan oleh konsumen tentang produk atau jasa tertentu,
harapan dari konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
5. Gagasan Orang Lain
Seperti halnya suara dari konsumen, gagasan dari orang lain
(keluhan-keluhan terhadap suatu produk atau layanan yang disampaikan oleh teman),
dapat memberi ide yang membuka peluang dalam membuat suatu bisnis.
6. Informasi yang Diperoleh
Dalam perjumpaan dengan orang lain terkadang kita mendapatkan informasi
baru. Bagi orang yang mendengarnya, informasi baru itu bisa berguna untuk
dijadikan sebagai peluang bisnis karena informasi tersebut memiliki
hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dia miliki. Namun bagi
orang-orang tertentu informasi baru itu tidak bermanfaat karena informasi
tersebut tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
mereka miliki. Hal ini yang bisa membedakan mengapa ada orang yang
merasa tidak memiliki peluang dibanding orang yang memiliki peluang.
2.1.2 Analisa Peluang Sebelum Dijadikan Bisnis
Untuk membuat peluang menjadi peluang emas, peluang yang ada harus
dianalisa sejauh mana tingkat kesuksesan dan kegagalannya di pasar. Tingkat
kesuksesan dan kegagalannya di pasar bergantung pada pengintegrasian keempat
hal, yaitu persaingan, pesaing, perubahan arah persaingan, dan kebutuhan
pelanggan.
Peluang tidak cukup hanya bersumber dari sebuah ide bisnis yang
peluang mentahnya. Oleh karena itu, perlu diketahui apa ciri-ciri peluang yang
potensial dan bisa dikategorikan sebagai peluang bisnis.
1. Ciri-ciri bisnis yang potensial itu adalah:
a. Bisnis yang dibangun adalah bisnis yang potensial atau memiliki nilai
jual yang tinggi.
b. Tidak menjadikan bisnis tersebut hanya sebagai ambisi pribadi semata
tetapi sifatnya nyata.
c. Bisnis itu mempunyai waktu bertahan yang lama di pasar.
d. Tidak akan menghabiskan modal (uang) karena terlalu besar
investasinya.
e. Tidak bersifat momentum (kejadian sesaat) atau bersifat musiman
(seasonal).
f. Dapat ditingkatkan skalanya menjadi skala industri
2.1.3 Ciri-ciri Peluang Bisnis yang Baik
Bisnis yang potensial didasari pada ciri-ciri sebuah peluang bisnis yang
baik, ciri-ciri peluang bisnis yang baik adalah:
1. Peluang itu orisinil dan bukan tiruan; bisnis yang sukses itu bukan hanya
meniru bisnis orang lain. Bisnis yang hanya meniru belum tentu hasilnya
sama persis dengan bisnis yang ditiru tersebut. Hal ini disebabkan karena
kondisi dan situasi yang telah terjadi dan yang akan terjadi belum tentu sama,
bisnis itu bukan mesin fotokopi.
2. Peluang itu harus bisa mengantisipasi perubahan persaingan dan kebutuhan
pasar dimasa yang akan datang. Dalam arti peluang itu harus dapat
3. Benar-benar sesuai dengan minat atau ada link dengan pengetahuan, keahlian
dan sifat agar peluang itu dapat bertahan lebih lama.
4. Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji, untuk itu perlu
dilakukan penelitian dan uji coba dipasar.
5. Bersifat ide yang kreatif dan inovatif bukan tiruan dari ide orang lain.
6. Adanya keyakinan dalam mewujudkannya dan sukses untuk menjalaninya.
2.1.4 Faktor-faktor Keberhasilan Peluang Bisnis untuk menjadi Keberhasilan Usaha
Menurut Hendro (2011:143) faktor-faktor keberhasilan peluang bisnis
adalah sebagai berikut:
1. Peluang itu memenuhi ciri-ciri peluang bisnis yang baik.
2. Berawal dari uji test pasar dan uji coba (trial) seperti:
a. Seberapa besar tingkat kebutuhan produk Anda dipasar. Apakah tinggi
atau rendah.
b. Seberapa besar tingkat kontinuitas kebutuhan akan produk tersebut.
c. Mengetahui alasan, mengapa orang enggan membeli, memakai, dan
menggunakan jasa atau produk Anda.
3. Mengikuti dan memenuhi kebutuhan konsumen.
4. Mengikuti trend (kecenderungan) perubahan pasar.
5. Bisa terus menerus diinovasi dan ditingkatkan kualitasnya.
6. Resiko kegagalannya tidak besar saat pertama kali dimulai. Dalam arti tingkat
visibilitasnya telah diperhitungkan dengan waktu saat diluncurkan di pasar.
2.1.5 Faktor Kegagalan Sebuah Peluang Usaha yang Gagal Dijadikan Bisnis
Banyak inspirasi yang bagus dan brilian, namun terkadang inspirasi
tersebut gagal dijadikan sebuah bisnis atau gagal saat diluncurkan untuk menjadi
produk atau jasa yang ingin ditawarkan kepada calon pelanggan. Untuk itu perlu
diketahui faktor-faktor kegagalan peluang usaha agar bisa meminimalisir resiko
usaha. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kebutuhan pasarnya tidak bersifat monoton dan musiman sehingga tidak
hanya bersifat jangka pendek.
2. Peluang itu sudah kadaluarsa atau telah banyak ada orang yang memulai
bisnis tersebut.
3. Tidak segera mengambil keputusan untuk memulainya sehingga peluang itu
lewat begitu saja. Istilahnya NADO (Not Action Dream Only) atau NAPO
(Not Action Plan Only).
4. Waktunya sudah lewat, terjadi perubahan kebutuhan atau muncul teknologi
baru yang telah membuat peluang produk atau jasa itu out of date.
5. Survei pasar tidak akurat, artinya hal itu hanya sekedar persepsi Anda yang
menyatakan bahwa peluang itu sangat potensial lalu segera dilaksanakan
begitu saja. Jadi tingkat akurasi peluang terhadap pasar tidak tepat sehingga
menyebabkan produk itu tidak laku dipasar.
6. Mudah ditiru atau dibuat oleh orang lain.
7. Daya beli rendah.
9. Tingkat kebutuhan kecil pemilihan alternatif ide-ide bisnisnya salah (bukan
terbaik).
2.1.6 Rasio Kesuksesan Sebuah Bisnis
Ketika peluang sudah diputuskan dan dievaluasi maka hal penting
selanjutnya harus dilakukan adalah memilih acuan bisnis. Berdasarkan Hendro
(2011:150) persentase kesuksesan ditentukan oleh dasar memilih suatu bisnis.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini.
Tabel 2.1
Persentase Kesuksesan Dasar Memulai Bisnis
DASAR MEMULAI BISNIS RASIO PERSENTASE
KESUKSESAN
Keahlian dan pengalaman 60%
Hobi dan kesuksesan 40%
Melihat bisnis orang lain, mengamati, lalu meniru bisnis tersebut
20%
Kebiasaan sehari-hari 35%
Inovasi sendiri, menemukan, lalu memasarkannya
25%
Ikut-ikutan orang lain, mengamati secara langsung lalu mencoba bisnis lain dengan jenis yang sama
35%
Membentuk “Business Skill” yang solid
40%
Sumber : Hendro (2011:150)
Hasil survei di Amerika Serikat di dalam buku The Origin of
Entrepreneurship menyebutkan bahwa kesuksesan bisnis yang diawali dengan
hal-hal dibawah ini mempunyai tingkat kesuksesan yang berbeda.
1. Pengalaman dan keahlian (43% sukses).
Saat seseorang bekerja selama beberapa tahun, ia menguasai data,
pengalaman, pasar dan jaringan, serta keahlian dan teknologi sehingga
tinggi dibandingkan dengan apabila ia membuka usaha yang lain atau tidak
sejenis. Kemungkinan ia sukses sangat besar, tergantung berapa lama ia
bekerja dan skill yang dimilikinya.
2. Lingkungan dan usaha sendiri setelah melihat dan mengamati orang lain
memulai usahanya (15% sukses).
Dengan melihat orang lain membuka usaha dari awal, seseorang dapat
berkonsultasi dengan orang tersebut dan ikut-ikutan dari awal serta langsung
mencoba sendiri dengan produk yang sama atau berbeda. Cara ini dapat
berhasil apabila orang yang dilihat dan diamati mau membuka teknik-teknik
dan data-data.
3. Menemukan peluang dan perubahan yang menimbulkan inspirasi peluang
yang belum terisi oleh orang lain (11% sukses).
Pilihan ini dapat sukses, tetapi membutuhkan usaha yang kuat dan keras.
Masalah yang akan muncul adalah ketika pesaing baru datang dan mengikuti
usaha tersebut yang paling penting adalah selalu inovatif.
4. Penemu, tenaga ahli, desainer, dan periset ulung (7% sukses).
Cara menemukan peluang seperti ini sangat lama dan memerlukan ketekunan
yang tinggi serta keteguhan hati. Saat era revolusi industri, banyak penemu
hebat yang lahir seperti Sir Isaac Newton, Thomas Alfa Edison, Graham Bell,
dan lain-lain. Tetapi hanya sedikit yang memiliki sense of business. Mereka
yang sukses adalah mereka yang memiliki kemampuan entrepreneur,
sehingga banyak penemu, pelukis dan yang lainnya yang miskin karena hasil
temuannya tidak bisa dijual yang kaya adalah orang yang mampu membaca
5. Menekuni bisnis karena hobi, kesukaan, favorit, kegemaran tertentu
(30% sukses).
Hobi dapat menghasilkan peluang bisnis, tetapi jika tidak didukung dengan
skill bisnis yang kuat, maka hobi tidak dapat berkembang menjadi bisnis.
6. Warisan keluarga, hibah, dan lain-lain (21% sukses).
Jenis usaha tersebut merupakan usaha yang hanya tinggal dilanjutkan dan jika
ingin meraih kesuksesan bergantung kepada kemampuan untuk mengelola
bisnis (management and strategy).
2.1.7 Pendekatan Mengidentifikasi Peluang Bisnis
Menurut Anoraga dan Sudantoko (2002:186) terdapat dua fase pendekatan
mengidentifikasi peluang bisnis, yaitu:
1. Fase Pertama adalah untuk menemukan gagasan.
Terdapat empat tempat untuk memperoleh gagasan-gagasan peluang bisnis,
yaitu: diri sendiri, pelanggan, pasar dan produk yang gagal.
a. Diri Sendiri, sumber pertama gagasan yang paling dekat dan mudah adalah
pada diri sendiri. Hanya saja dalam hal ini butuh kepekaan.
b. Pelanggan, sumber kedua untuk memperoleh gagasan bisnis adalah
pelanggan dan pesaing. Sumber gagasan dari pesaing ini lebih sulit karena
mereka tidak begitu saja secara jujur mengatakan segala hal yang ingin
kita ketahui.
c. Pasar, sumber gagasan bisnis baru adalah pasar. Keberhasilan suatu
produk disatu pasar kerap kali dapat dapat melahirkan gagasan tentang
d. Produk yang gagal, sumber keempat lahirnya gagasan bisnis adalah
produk-produk yang gagal. Suatu evaluasi yang mendalam atau produk
yang gagal kerap kali mengisyaratkan masih adanya permintaan yang
cukup besar atas produk itu, asal ciri-ciri negatifnya dihilangkan.
2. Fase Kedua adalah untuk mengidentifikasi peluang bisnis dalam kaitannya
dengan gagasan yang meliputi: analisis persoalan, analisis situasi,
merumuskan wilayah yang tidak diketahui dan mensurvei pelanggan sasaran.
a. Analisis Persoalan
Langkah penting pertama adalah analisis persoalan mengapa orang yakin
bahwa setiap gagasan produk akan berhasil dan memberikan keuntungan.
b. Analisis Situasi
Langkah kedua yang tidak kalah pentingnya adalah analisis situasi.
Analisis situasi ini bertujuan untuk menghasilkan sekumpulan
pengetahuan yang perlu untuk menilai gagasan dan menentukan secara
tepat apa yang dituntut dalam mengembangkan gagasan tadi agar sukses,
berdasarkan kenyataan-kenyataan di lapangan.
c. Merumuskan wilayah yang tidak diketahui
Langkah ketiga yakni mengidentifikasi, merumuskan, dan memeriksa
hal-hal yang tidak atau belum diketahui yang dapat melahirkan atau
memporak-porandakan gagasan tadi.
d. Mensurvei pelanggan sasaran
Jikalau wilayah-wilayah yang tidak diketahui ini sudah dirumuskan dan
diperiksa, teruslah maju ke langkah keempat, yakni riset kualitatif
hal-hal penting yang tidak diketahui dan memeriksa kembali
pengendalian-pengendalian. Survei dan uji pelanggan merupakan cara
yang mudah untuk memeriksa bisa tidaknya suatu usulan bisnis dijalankan.
2.2 Industri Pariwisata
2.2.1 Pengertian Industri Pariwisata
Secara umum industri identik dengan gambaran sebuah bangunan pabrik
yang melakukan proses produksi dengan menggunakan berbagai teknologi serta
mesin-mesin. Pengertian kata industri disini bukanlah suatu tempat untuk
mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Namun pengertian kata industri di
sini lebih cenderung memberikan pengertian industri pariwisata yang artinya
kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama
menghasilkan barang dan jasa ( Goods and Service ) yang dibutuhkan wisatawan
pada khususnya dan travel pada umumnya.
Menurut Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti, 1996:1)
industri pariwisata merupakan sebuah industri yang tidak berdiri sendiri,
melainkan merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan
yang menghasilkan jasa-jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya
perusahaan, lokasi atau tempat kedudukan, letak secara geografis, fungsi, bentuk
organisasi yang mengelola dan metode permasalahannya.
Sedangkan menurut Hunzieker dalam Yoeti (1996:2) industri pariwisata
adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari bermacam-macam kegiatan
produksi barang dan jasa yang diperlukan para wisatawan. Selanjutnya menurut
berbagai bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk
dan service yang nantinya secara langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan dalam
perjalanan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa industri
pariwisata merupakan bermacam-macam kegiatan produksi barang dan jasa yang
secara langsung dibutuhkan oleh wisatawan.
Aspek-aspek yang tercakup dalam industri pariwisata menurut Kusmayadi
dan Sugiarto (2000:6-8) antara lain:
1. Restoran, di bidang restoran dapat diarahkan pada kualitas makanan, baik
dari jenis makanan maupun teknik pelayanannya.
2. Penginapan, yang terdiri atas hotel, resor, dan wisma-wisma.
3. Pelayanan perjalanan, meliputi biro perjalanan, paket perjalanan,
perusahaan travel dan reception service.
4. Transportasi, dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisatawan
seperti mobil, bus, pesawat, kereta api, kapal dan sepeda.
5. Pengembangan daerah tujuan wisata, dapat berupa kelayakan kawasan
wisata.
6. Fasilitas rekreasi, dapat berupa pemanfaatan taman-taman.
7. Atraksi wisata, dapat berupa kegiatan seni budaya.
2.4 Produk Industri Pariwisata
Menurut Yoeti (1996:13) yang dimaksud dengan produk industri
pariwisata adalah semua jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia
berangkat meninggalkan tempat kediamannya, sampai ia kembali kerumah di
mana ia tinggal. Produk industri pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsur
Pada dasarnya ada tiga golongan pokok produk industri pariwisata tersebut
yaitu :
1. Obyek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang
menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut seperti akomodasi
perhotelan, bar dan restoran, entertaiment dan rekreasi.
3. Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah
tujuan wisatawan serta transportasi di tempat tujuan ke obyek-obyek wisata.
Produk pariwisata tidak dihasilkan hanya oleh satu perusahaan saja, tetapi
oleh beberapa perusahaan yang secara bersama menghasilkan jasa-jasa bagi
kebutuhan wisatawan selama dalam perjalanannya, walau dikelola oleh banyak
pengusaha tetapi dikoordinir oleh suatu organisasi seperti Dinas Pariwisata yang
dapat dianggap sebagai produsennya.
Berikut merupakan ciri-ciri produk industri pariwisata yang terpenting :
1. Produk industri pariwisata tidak dapat dipindahkan. Karena itu dalam
penjualannya tidak mungkin pelayanan itu sendiri dibawa kepada konsumen,
sebaliknya konsumen (wisatawan) yang harus datang ke tempat produk
tersebut dihasilkan
2. Pada umumnya peranan perantara tidak diperlukan, karena proses produksi
terjadi pada saat yang bersamaan dengan konsumsi. Satu-satunya perantara
yang merupakan saluran dalam penjualan jasa-jasa industri pariwisata
3. Produk pariwisata tidak dapat ditimbun seperti halnya yang terjadi pada
industri barang lainnya, dimana penimbunan hanya merupakan kebiasaan
untuk meningkatkan permintaan.
4. Produk industri pariwisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang
obyektif, hanya menggunakan patokan bagus, jelek, puas atau tidaknya orang
yang diberi pelayanan.
5. Permintaan terhadap produk industri pariwisata tidak tetap dan sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis.
6. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang dibelinya.
Calon konsumen hanya dapat melihat dari brosur, televisi maupun film yang
khusus wisata.
7. Produk industri pariwisata itu banyak tergantung dari tenaga manusia dan
sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin.
8. Segi kepemilikan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan
membangun sarana-sarana kepariwisataan yang besar, sedangkan perubahan
terhadap elastisitas permintaan sangat kuat.
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata
Menurut Yoeti (1996 : 94) permintaan dalam kepariwisataan terdiri dari
berbagai unsur tidak hanya berbeda sifat dan bentuk, tetapi juga manfaat dan
kegunaanya bagi wisatawan. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dalam kepariwisataan yaitu :
1. Pendapatan
Jumlah penghasilan seseorang sangat berperan dalam menentukan intensitas
semakin tinggi pula kemungkinan seseorang untuk melakukan perjalanan
wisata.
2. Harga
Faktor harga sangat menentukan dalam persaingan antara sesama tour
operator. Bila perbedaan dalam fasilitas tidak begitu berbeda, wisatawan
cenderung akan memilih harga paket wisata yang lebih murah.
3. Kualitas
Kualitas yang dimiliki oleh obyek wisata sangat mempengaruhi hasrat
wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut. Kualitas yang dimaksud
merupakan faktor pelayanan yang dimiliki oleh suatu obyek wisata.
4. Hubungan Politik antara Dua Negara
Hubungan politik yang terjalin dengan baik, maka akan membuat penduduk
kedua negara cenderung akan saling mengunjungi sehingga permintaan untuk
melakukan perjalanan pariwisata relatif besar.
5. Hubungan Ekonomi antar Negara
Dalam industri pariwisata modern, hubungan perekonomian antar negara
merupakan dorongan bagi orang-orang untuk mengunjungi suatu negara,
terutama dengan menggiatkan usaha-usaha konferensi, simposium dan
lain-lain.
6. Hubungan Sosial-Budaya antara Dua Negara
Industrialisasi yang menyebabkan meningkatnya pemerataan pendapatan
dalam masyarakat sehingga waktu senggang meningkat dan ada liburan yang
dibayar membuat orang-orang berkecenderungan sering melakukan
7. Perubahan Cuaca atau Iklim
Adanya pergantian musim membuat banyak orang melakukan perjalanan
wisata ke beberapa negara lain yang keadaan iklimnya berbeda.
8. Faktor Hari-Hari Libur
Adanya hari-hari libur bagi karyawan dan kesempatan pada
keluarga-keluarga untuk melakukan perjalanan pariwisata.
9. Peraturan Pemerintah
Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang mengatur orang-orang yang
melakukan perjalanan pariwisata akan sangat mempengaruhi orang-orang
dalam melakukan perjalanan.
10. Teknologi Pengangkutan
Kemajuan teknologi pengangkutan yang dapat mempersingkat waktu untuk
menempuh jarak cukup jauh dengan segala fasilitas yang menarik dapat
mendorong orang-orang untuk melakukan perjalan pariwisata.
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Pariwisata
Menurut Yoeti (1996 : 80) dalam kepariwisataan yang dimaksud dengan
tuorism supply meliputi semua daerah tujuan yang ditawarkan kepada wisatawan
terdiri dari unsur-unsur daya tarik alam dan hasil ciptaan manusia, barang dan jasa
yang dapat mendorong orang-orang berkunjung ke obyek wisata. Faktor-faktor
tersebut antara lain :
1. Benda-benda yang disediakan dan terdapat dalam alam (Natural Amenities).
Kelompok ini diantaranya adalah :
a. Iklim, misalnya cuaca cerah, kering, hujan, dan sebagainya.
c. Hutan belukar misalnya hutan yang luas, banyak pohon-pohon.
d. Flora dan fauna.
e. Health center.
2. Hasil ciptaan manusia.
a. Monumen-monumen bersejarah dan sisa-sisa peradaban masa lampau.
b. Museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, handicraft.
c. Acara-acara tradisional, pameran, festival dan upacara-upacara adat.
d. Rumah-rumah ibadah.
3. Prasarana, terdiri dari:
a. Prasarana umum seperti sumber air tawar, pembangkit tenaga listrik, jalan
raya, jembatan, pelabuhan laut, lapangan udara, irigasi, telekomunikasi,
dan lain-lain.
b. Kebutuhan masyarakat banyak seperti rumah sakit, apotik, bank, kantor
pos, badan legislatif, polisi, pengadilan, pompa bensin, kantor-kantor yang
berhubungan dengan kepariwisataan
4. Sarana Kepariwisataan dibagi atas tiga bagian yang penting, dimana satu
dengan yang lainnya saling menunjang. Ketiga sarana yang dimaksudkan
ialah :
a. Sarana pokok kepariwisataan. Kelompok ini diantaranya adalah : travel
agent dan tour operator, tourist transportation, accomodation, catering
trades, tourist objects dan tourist attractuions.
b. Sarana pelengkap kepariwisataan. Kelompok ini adalah fasilitas rekreasi
dan olah raga, seperti : sky resort, horse riding, boating facility, hunting
c. Sarana penunjang kepariwisataan, seperti: night club dan steambath,
casino dan entertainment, souvenir shops, dan lain-lain.
5. Tata cara hidup masyarakat adalah salah satu sumber yang amat penting
untuk ditawarkan kepada para wisatawan. Kebiasaan hidup dan adat istiadat
merupakan daya tarik bagi wisatawan agar dapat berkunjung ke daerah
tersebut.
2.3 Pariwisata
2.3.1 Pengertian Pariwisata
Menurut Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu,
yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya
semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau
mencari nafkah di tempat yang dikunjungi. Pariwisata dilakukan semata-mata
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam.
Sedangkan menurut Kodhyat (1983:4) Pariwisata adalah perjalanan dari
satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan
maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan
kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan
ilmu. Selanjutnya Wahab (1975:55) mengemukakan pariwisata adalah salah satu
jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta
komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri
kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.
Menurut pendapat Spillane (1982:20) mengemukakan bahwa pariwisata
adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,
mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati
olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. Berdasarkan
pengertian pariwisata menurut para ahli diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa
pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan dari suatu tempat ketempat lain yang
bertujuan untuk rekreasi menikmati keindahan suatu tempat, mencari kepuasan
serta beristirahat dalam jangka waktu tertentu.
2.3.2 Obyek Wisata
Yoeti (1996:172) menjelaskan pada dasarnya dalam literatur
kepariwisataan luar negeri tidak ditemukan adanya istilah objek wisata seperti
yang ada atau yang biasa dikenal di Indonesia. Tourist attractions merupakan
istilah yang lebih dikenal dalam dunia kepariwisataan luar negeri. Namun di
Indonesia sendiri antara obyek wisata dan tourist attraction keduanya memang
dikenal dan keduanya memiliki definisi tersendiri.
Obyek wisata menurut Ridwan (2012:5) adalah segala sesuatu yang
memilik keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan. Sedangkan atraksi wisata adalah sesuatu yang dipersiapkan
terlebih dahulu untuk dilihat serta dinikmati dengan melibatkan orang lain.
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
baik itu yang merupakan perwujudan dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, budaya,
sejarah dan tempat serta keadaan alam yang memiliki daya tarik untuk kunjungan
wisata. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan obyek wisata adalah suatu tempat yang dapat menarik minat wisatawan
untuk mengunjunginya baik itu ciptaan manusia maupun keadaan alam.
2.3.3 Jenis-Jenis Pariwisata
Jenis-jenis pariwisata menurut Spillane (1987:29-31) berdasarkan motif
tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pariwisata khusus,
yaitu:
1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism).
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan
tempat tinggalnya untuk berlibur ,mencari udara segar, memenuhi kehendak
ingin tahunya, mengendorkan ketegangan syaraf, melihat sesuatu yang baru,
menikmati keindahan alam, mengetahui hikayat rakyat setempat,
mendapatkan ketenangan.
2. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism).
Pariwisata ini dilakukan untuk pemanfaatan hari-hari libur untuk
beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, dan
menyegarkan diri dari keletihan dan kelelahannya. Dapat dilakukan pada
tempat yang menjamin tujuan-tujuan rekreasi yang menawarkan kenikmatan
yang diperlukan seperti tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan
3. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism).
Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan
untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari
adat-istiadat, kelembagaan, dan cara hidup masyarakat yang berbeda-beda,
mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan masa lalu, pusat-pusat
kesenian dan keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat dan
lain-lain.
4. Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism).
Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori:
a. Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar
seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan
lainlain yang menarik perhatian bagi penonton atau penggemarnya.
b. Sporting tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga
bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti
pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu, memancing dan
lain-lain.
c. Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism).
Menurut para ahli teori, perjalanan pariwisata ini adalah bentuk
profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan
atau jabatan yang tidak memberikan kepada seseorang untuk memilih
tujuan maupun waktu perjalanan.
d. Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism).
Pariwisata ini banyak diminati oleh negara-negara karena ketika
hadir untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu dinegara yang
mengadakan konvensi.
2.3.4 Bentuk Pariwisata
Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat diklasifikasikan
menjadi lima yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca
pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat
angkut yang digunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1. Menurut asal wisatawan.
Wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Jika asalnya dari dalam
negeri berarti wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan
wilayah negerinya sendiri dan selama ia mengadakan perjalanan.
2. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran.
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing.
Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap neraca
pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, hal ini disebut
pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara ke luar negeri
memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri disebut
pariwisata pasif.
3. Menurut jangka waktu.
Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan
pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang
bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek
ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau
panjangnya waktu yang dimaksudkan.
4. Menurut jumlah wisatawan.
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang, apakah
wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbullah istilah-istilah
pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
5. Menurut alat angkut yang dipergunakan.
Dilihat dari alat angkut yang dipergunakan oleh wisatawan, maka kategori ini
dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api
dan pariwisata mobil, tergantung apakah wisatawan tiba dengan pesawat
udara, kapal laut, kereta api atau mobil.
2.3.5 Sarana dan Prasarana Pariwisata
Sarana dan prasarana diartikan sebagai proses tanpa hambatan dari
pengadaan dan peningkatan hotel, restoran, tempat hiburan dan sebagainya serta
prasarana jalan dan transportasi yang lancar dan terjangkau oleh wisatawan.
Menurut Suwantoro (2004:21-22) adapun yang dimaksud dengan sarana dan
prasarana pariwisata adalah sebagai berikut:
1. Sarana Pariwisata
Sarana kepariwisataan (tourism infrastructure) adalah semua fasilitas yang
memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat hidup dan
berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk
memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam. Sarana pariwisata
merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk
2. Prasarana Pariwisata
Prasarana (infrastructure) adalah semua fasilitas yang dapat
memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian
rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi
kebutuhannya. Prasarana pariwisata adalah sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam
perjalanannya di daerah tujuan wisata seperti jalan, listrik, air,
telekomunikasi, pelayanan kesehatan, terminal/pelabuhan, dan lain
sebagainya.
2.3.6 Wisatawan
Menurut Norval dalam Soekadijo (1996: 13) wisatawan merupakan setiap
orang yang datang dari suatu negara asing yang alasannya bukan untuk menetap
atau untuk bekerja di situ secara teratur dan yang dinegara dimana ia tinggal untuk
sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya dilain tempat. Definisi
lain mengenai wisatawan juga di kemukakan oleh U.N. Convention Concerning
Customs Facilities for Touring yang ditetapkan pada tahun 1954. Menurut definisi
itu yang disebut wisatawan ialah setiap orang yang datang di sebuah negara
karena alasan yang sah, kecuali untuk berimigrasi, dan yang tinggal
setidak-tidaknya selama 24 jam dan selama-lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama.
Menurut definisi ini orang yang mengadakan perjalanan kurang dari 24 jam bukan
wisatawan.
Adanya berbagai definisi tersebut menimbulkan kesulitan dalam
membandingkan statistik pariwisata dari berbagai negara, maka IUOTO
seragam mengenai wisatawan. Definisi tersebut menggunakan istilah pengunjung,
untuk setiap orang yang datang ke suatu negara yang bukan tempat tinggalnya
yang biasa untuk keperluan apa saja, kecuali untuk melakukan pekerjaan yang
digaji.
Sedangkan menurut pemerintah indonesia dalam instruksi Presiden
Republik Indonesia No. 9 Tahun 1969 yang dimaksud dengan wisatawan
merupakan setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung
ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Berdasarkan
definisi diatas dapat ditarik kesimpulan wisatawan merupakan setiap orang yang
berkunjung ke suatu daerah dengan meninggalkan tempat tinggalnya untuk
melakukan perjalanan.
Menurut Liga Bangsa-Bangsa dan IUOTO yang bisa dianggap wisatawan
adalah sebagai berikut :
1. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan
keluarga, kesehatan, dan lain-lain.
2. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan
atau karena tugas-tugas tertentu (ilmu pengetahuan, tugas pemerintahan,
diplomasi, agama, olahraga, dan lain-lain).
3. Mereka yang mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha.
4. Mereka yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut walaupun
2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi
dalam penulisan penelitian ini. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang relevan
antara lain :
1. Nururrifqi (2007) dengan penelitian yang berjudul “Peranan Sektor
Pariwisata dalam Pengembangan Peluang Usaha dan Kerja serta
Peningkatan Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Di Pulau Untung
Jawa” dimana bertujuan untuk mengetahui peranan sektor pariwisata di
Pulau Untung Jawa terhadap peluang usaha dan kerja serta untuk
mengetahui peranan sektor pariwisata terhadap tingkat kesejahteraan
rumah tangga nelayan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan pariwisata
di pulau untung jawa menciptakan peluang kerja bagi masyarakat terlihat
dari meningkatnya jumlah ragam usaha dari tahun 2001 sampai 2007.
Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan total nelayan
pariwisata adalah sebesar 44%.
2. Setiyanti (2011) menganalisis Dampak Pariwisata Terhadap Peluang
Usaha dan Kerja Luar Pertanian Di Daerah Pesisir, Kasus Pulau Pramuka,
Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara,
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, dimana
penelitian ini dilakukan untuk untuk mengidentifikasi dan menganalisis
peluang usaha dan kerja yang tumbuh sebagai akibat adanya kegiatan
pariwisata di Pulau Pramuka dan karakteristik masyarakat yang
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang didukung oleh metode
kuantitatif, sehingga penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
didukung oleh pendekatan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hadirnya sektor pariwisata di Pulau Pramuka telah menciptakan
peluang usaha dan kerja di Pulau Pramuka, seperti dalam usaha homestay,
perdagangan, rumah makan, transportasi dan jasa. Usaha homestay
merupakan usaha dengan tingkat pertumbuhan yang tergolong tinggi,
dimana dalam kurun waktu enam tahun semenjak tahun 2005 tercatat
setiap tahunnya berdiri sekitar sembilan penginapan. Pemanfaat peluang
usaha dan kerja pariwisata cenderung menjadikan usaha dan kerja
pariwisata sebagai matapencaharian tunggal (68 persen). Sisanya 18
persen diantaranya menjadikan usaha dan kerja pariwisata sebagai
pekerjaan utama dengan pekerjaan sampingan di sektor lain, dan 14 persen
diantaranya menjadikan usaha dan kerja pariwisata sebagai pekerjaan
sampingan dengan pekerjaan utama di sektor lain.
3. Dritasto dan Anggraeni (2013) dengan penelitian yang berjudul “Analisis
Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Di
Pulau Tidung. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode
analisis deskriptif .Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan terkaitnya
masyarakat dalam kegiatan wisata di Pulau Tidung maka dapat
memberikan dampak ekonomi masyarakat yaitu berupa pendapatan.
Secara umum kegiatan wisata yang ada di Pulau Tidung telah
memeberikan dampak ekonomi kepada masyarakat walaupun dampak
adanya perputaran uang antara wisatawan, unit usaha, dan tenaga kerja.
Semakin banyaknya wisatawan yang datang ke Pulau Tidung memberikan
dampak berupa pendapatan yang lebih banyak kepada unit usaha.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Sholik dan Sujali (2013) dengan judul
“Pengaruh Keberadaan Obyek Wisata Makam Dan Perpustakaan Bung
Karno Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Pelaku Usaha Perdagangan
Di Sekitarnya” yang menggunakan Model analisis statistik. Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan dengan uji wilcoxon diperoleh probabilitas
sebesar 0,00 yang berarti nilainya < 0,05. Berdasarkan angka probabilitas
ini dapat disimpulkan H0 ditolak. Kedua rata-rata populasi adalah tidak
identik. Hal ini mengindikasikan rata-rata tingkat kesejahteraan responden
sebelum dan sesudah dilakukan pembangunan Perpustakaan Bung Karno
terdapat perbedaan yang nyata. Uji wilcoxon yang dilakukan juga terlihat
bahwa terjadi pengaruh cenderung positif terhadap 35 responden yang
ditandai dengan peningkatan kesejahteraan setelah dibangun Perpustakaan
Bung Karno, sedangkan 5 responden tidak mengalami perubahan atau
cenderung sama dengan kondisi sebelum dibangun Perpustakaan Bung
Karno.
5. Hartati, Dunia dan Nuridja (2014) dengan penelitian yang berjudul
“Pemanfaatan Objek Wisata Ceking Terrace Terhadap Pendapatan
Masyarakat Di Kawasan Ceking Terrace Tahun 2013”. Data dikumpulkan
dengan metode wawancara dan dokumentasi, dan dianalisis dengan teknik
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan masyarakat sebelum
Kabupaten Gianyar karena pekerjaan sebelumnya adalah petani dan buruh,
pendapatan masyarakat setelah bekerja di kawasan Ceking Terrace,
rata-rata meningkat menjadi di atas Upah Minimum Kabupaten Gianyar karena
adanya pengembangan objek wisata oleh Desa Pakraman Tegallalang
sehingga dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk membuka
usaha serta adanya lapangan kerja bagi masyarakat setempat manfaat
37 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, bentuk penelitian yang digunakan
adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian deskriptif adalah bentuk penelitian yang bertujuan
menjelaskan variabel secara mandiri. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan
untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya
tentang gejala atau keadaan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di objek wisata Tangkahan desa Namo Sialang
Kecamatan Batang Serangan kabupaten Langkat.
3.3 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini peneliti merupakan informan yang dianggap
benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
terdapat dua informan, yaitu:
1. Informan Kunci
Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah
pengelola obyek wisata Tangkahan, pelaku usaha di obyek wisata
Tangkahan dan tokoh masyarakat di obyek wisata Tangkahan yang
dianggap sangat memahami seluk beluk lingkungan obyek wisata