• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peluang Bisnis Pada Obyek Wisata Tangkahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Peluang Bisnis Pada Obyek Wisata Tangkahan"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

110907087

VINA MARGARETHA SEBAYANG

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

1

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Vina Margaretha Sebayang

Nim : 110907087

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Analisis Peluang Bisnis Pada Obyek Wisata Tangkahan

Medan, Agustus 2015

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

NIP: 197910052005011002 NIP: 195908161986011001 Prof.Dr.Marlon Sihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

i ABSTRAK

ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN

Nama : Vina Margaretha Sebayang NIM : 110907087

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Pariwisata menjadi sektor andalan kelima bagi pemerintah pada untuk memperoleh sumber devisa negara. Perkembangan sektor pariwisata dapat mendorong dan mempercepat terjadinya pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Hal ini dikarenakan dari kegiatan pariwisata dapat tercipta permintaan konsumsi dan investasi yang akan menimbulkan terjadinya kegiatan produksi barang dan jasa. Aktivitas pariwisata pada obyek wisata akan memberikan peluang bisnis bagi masyarakat untuk membuka usaha dan meningkatkan pendapatannya. Peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan pada obyek wisata adalah usaha rumah makan, akomodasi, jasa, dan lain-lain.Peluang bisnis berasal dari sebuah inspirasi, ide, atau kesempatan yang muncul untuk dimanfaatkan bagi kepentingan seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bisnis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang bisnis pada obyek wisata Tangkahan.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa usaha yang berada di obyek wisata Tangkahan seperti usaha rumah makan, warung kopi, penginapan, kafe, toko souvenir, toilet, penyewaan ban. Selain itu juga terdapat usaha jasa seperti jasa guide, Jasa penyeberangan rakit yang merupakan usaha tetap pada obyek wisata Tangkahan. Selain usaha penginapan, usaha yang tumbuh di obyek wisata Tangkahan yaitu usaha musiman milik masyarakat yang bermunculan pada akhir pekan dan hari-hari libur. Usaha dengan sektor jasa dan penginapan merupakan sektor yang dominan dalam memanfaatkan peluang usaha di obyek wisata Tangkahan. Peluang bisnis baru yang dapat dikembangkan pada obyek wisata Tangkahan seperti penyewaan alat-alat berkemah, penyewaan sepatu karet untuk menyusuri sungai, penyewaan gazebo untuk tempat berteduh wisatawan serta penyewaan alat-alat untuk trekking.

(4)

ii

ABSTRACT

ANALYSIS BUSINESS OPPORTUNITIES AT TANGKAHAN TOURISM

Name : Vina Margaretha Sebayang NIM : 110907087

Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Science

Adviser : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Tourism being the fourth priority for the government to get the source of foreign exchange. The development of tourism sector can encourage and accelerate the economic growth in the region. It is because the tourism activity can create a demand for consumption and investment that will lead to goods and services production activities. Tourism activity on tourist attractions will provide business opportunities for the community to open a business and increase their income. Business opportunities that can be utilized on tourism attractions is restaurant, accommodation, services, and others. Business opportunity comes from an inspiration, ideas, or opportunities that appear to be utilized for the interests of a person either in daily life or in business.

This research aimed to identify business opportunities in tourism tangkahan.

The methodology used in this research is descriptive method with a qualitative approach .Data collection techniques conducted in this research is with interview techniques .

The results of research shows that there are some business who was in a tangkahan tourism as a restaurant, coffee shop, lodging, cafe, a souvenir shop , the toilet, tire pool rental, and others. In addition there are also services as guide, raft crossing services which was a fixed business on tangkahan tourism. Besides lodging business, businesses that are growing in tangkahan tourism namely seasonal business owned by the people around Tangkahan tourism showed up on the weekend and the days of holiday. Business with services sector and lodging is a dominant sector in utilized the business in tangkahan tourism. The new business opportunities that can be developed on tourism tangkahan as the camping tools rent, using an india-rubber shoe for down a river,rent gazebos to shelter people and rent the tools for trekking

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

kasih karunia-Nya yang sungguh melimpah yang tidak pernah ada habisnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Hal ini terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

penulis dalam penulisan karya ilmiah. Namun, berkat bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan semaksimal

mungkin.

Dengan berbagai bantuan yang penulis terima, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA. selaku ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP selaku Pembimbing dan

Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara. Terimakasih telah memberikan

bimbingan kepada penulis selama masa penyelesaian skripsi ini.

4. Kak Siswati dan Bang Farid yang telah membantu penulis dalam

(6)

iv

5. Bapak dan ibu dosen yang telah mengajar penulis selama duduk dibangku

kuliah di program studi Ilmu Administrasi Bisnis.

6. Ayahanda tercinta Balandua Sebayang dan Ibunda terkasih Minaria Br.

Ginting serta adik-adikku Jessica Merditha Sebayang dan Irma Sherina

Sebayang yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

7. Seluruh teman-teman Administrasi Bisnis stambuk 2011, terkhusus untuk

Asih, Donita, Elta,Lia, Rani, Rosa, Ryan, dan Okta yang selalu memberi

dukungan kepada penulis. Kita bukan hanya sekedar teman, kita adalah

saudara dan penulis berharap persaudaraan kita tidak akan pernah berakhir

hingga tua nanti.

8. Bapak dan ibu pengelola obyek wisata Tangkahan, masyarakat sekitar

serta para pengunjung yang banyak memberikan informasi kepada penulis

guna menyelesaikan skripsi ini terimakasih untuk waktu yang kalian

luangkan kepada penulis.

9. Bang Dinan selaku guide di obyek wisata Tangkahan yang dengan senang

hati mau bercerita panjang lebar mengenai keadaan obyek wisata

Tangkahan.

10.Kak Poibe Yuni Lerwita Sinaga S.Sos serta dek Sri Yunita Simanjuntak

yang memberikan dukungan dan dorongan kepada penulis untuk

(7)

v

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Doa dan harapan

penulis kiranya skripsi ini dapat menjadi bahan masukan bagi siapa saja yang

membacanya terutama bagi mahasiswa program studi Ilmu Administrasi Bisnis.

Medan, Agustus 2015

Penulis

(8)

vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

2.1.4 Faktor Keberhasilan Peluang Bisnis ... 12

2.1.5 Faktor Kegagalan Peluang Bisnis ... 13

2.1.6 Rasio Kesuksesan Sebuah Bisnis ... 14

2.1.7 Pendekatan Mengidentifikasi Peluang Bisnis ... 16

2.2 Industri Pariwisata ... 18

2.2.1 Pengertian Industri Pariwisata ... 18

2.2.2 Produk Industri Pariwisata ... 19

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata ... 21

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Pariwisata ... 23

2.3 Pariwisata ... 25

2.3.1 Pengertian Pariwisata ... 25

2.3.2 Obyek Wisata ... 26

2.3.3 Jenis-Jenis Pariwisata ... 27

2.3.4 Bentuk Pariwisata ... 29

2.3.5 Sarana dan Prasarana Pariwisata ... 30

2.3.6 Wisatawan ... 31

(9)

vii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian... 37

3.2 Lokasi Penelitian ... 37

3.3 Informan Penelitian ... 37

3.4 Definisi Konsep ... 38

3.5 Definisi Operasional ... 38

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.7 Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran umum obyek wisata Tangkahan ... 42

4.1.1 Daya Tarik Obyek Wisata Tangkahan ... 43

4.1.2 Aksesibilitas ... 46

4.1.3 Sejarah Obyek Wisata Tangkahan ... 46

4.1.4 BUML Di obyek Wisata Tangkahan ... 49

4.2 Penyajian Data ... 51

4.3 Analisis Data ... 54

4.1 Pembahasan ... 63

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 67

5.2 Saran ... 68

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sektor Ekonomi Penyumbang Devisa Indonesia

Tahun 2014 ... 1

Tabel 2.1 Rasio Kesuksesan Dasar Memulai Bisnis ... 14

Tabel 4.1 Perkiraan Jumlah Wisatawan ... 50

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Lokal

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ... L-1

Lampiran 2 Pendapatan Usaha Pada obyek wisata Tangkahan ... L-2

Lampiran 3 Usaha Penginapan ... L-3

Lampiran 4 Toko Souvenir ... L-4

Lampiran 5 Usaha Warung ... L-5

Lampiran 6 Usaha Rakit Penyeberangan dan Kafe ... L-6

Lampiran 7 Usaha Musiman ... L-7

Lampiran 8 Obyek Wisata Tangkahan... L-8

(13)

i ABSTRAK

ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN

Nama : Vina Margaretha Sebayang NIM : 110907087

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Pariwisata menjadi sektor andalan kelima bagi pemerintah pada untuk memperoleh sumber devisa negara. Perkembangan sektor pariwisata dapat mendorong dan mempercepat terjadinya pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Hal ini dikarenakan dari kegiatan pariwisata dapat tercipta permintaan konsumsi dan investasi yang akan menimbulkan terjadinya kegiatan produksi barang dan jasa. Aktivitas pariwisata pada obyek wisata akan memberikan peluang bisnis bagi masyarakat untuk membuka usaha dan meningkatkan pendapatannya. Peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan pada obyek wisata adalah usaha rumah makan, akomodasi, jasa, dan lain-lain.Peluang bisnis berasal dari sebuah inspirasi, ide, atau kesempatan yang muncul untuk dimanfaatkan bagi kepentingan seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bisnis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang bisnis pada obyek wisata Tangkahan.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa usaha yang berada di obyek wisata Tangkahan seperti usaha rumah makan, warung kopi, penginapan, kafe, toko souvenir, toilet, penyewaan ban. Selain itu juga terdapat usaha jasa seperti jasa guide, Jasa penyeberangan rakit yang merupakan usaha tetap pada obyek wisata Tangkahan. Selain usaha penginapan, usaha yang tumbuh di obyek wisata Tangkahan yaitu usaha musiman milik masyarakat yang bermunculan pada akhir pekan dan hari-hari libur. Usaha dengan sektor jasa dan penginapan merupakan sektor yang dominan dalam memanfaatkan peluang usaha di obyek wisata Tangkahan. Peluang bisnis baru yang dapat dikembangkan pada obyek wisata Tangkahan seperti penyewaan alat-alat berkemah, penyewaan sepatu karet untuk menyusuri sungai, penyewaan gazebo untuk tempat berteduh wisatawan serta penyewaan alat-alat untuk trekking.

(14)

ii

ABSTRACT

ANALYSIS BUSINESS OPPORTUNITIES AT TANGKAHAN TOURISM

Name : Vina Margaretha Sebayang NIM : 110907087

Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Science

Adviser : Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Tourism being the fourth priority for the government to get the source of foreign exchange. The development of tourism sector can encourage and accelerate the economic growth in the region. It is because the tourism activity can create a demand for consumption and investment that will lead to goods and services production activities. Tourism activity on tourist attractions will provide business opportunities for the community to open a business and increase their income. Business opportunities that can be utilized on tourism attractions is restaurant, accommodation, services, and others. Business opportunity comes from an inspiration, ideas, or opportunities that appear to be utilized for the interests of a person either in daily life or in business.

This research aimed to identify business opportunities in tourism tangkahan.

The methodology used in this research is descriptive method with a qualitative approach .Data collection techniques conducted in this research is with interview techniques .

The results of research shows that there are some business who was in a tangkahan tourism as a restaurant, coffee shop, lodging, cafe, a souvenir shop , the toilet, tire pool rental, and others. In addition there are also services as guide, raft crossing services which was a fixed business on tangkahan tourism. Besides lodging business, businesses that are growing in tangkahan tourism namely seasonal business owned by the people around Tangkahan tourism showed up on the weekend and the days of holiday. Business with services sector and lodging is a dominant sector in utilized the business in tangkahan tourism. The new business opportunities that can be developed on tourism tangkahan as the camping tools rent, using an india-rubber shoe for down a river,rent gazebos to shelter people and rent the tools for trekking

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keindahan alam serta

kekayaan alam yang melimpah didukung dengan adanya kondisi-kondisi alamiah

seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah serta keindahan panorama

alamnya. Keindahan panorama alam yang dimiliki oleh Indonesia membuat sektor

pariwisata menjadi sektor andalan keempat bagi pemerintah pada tahun 2014

untuk memperoleh sumber devisa negara sebesar US$ 8.221,3 juta atau sekitar

10,77%.

Tabel 1.1

Sektor Ekonomi Penyumbang Devisa Indonesia Tahun 2014

Jenis Komoditi Nilai Juta US$

1. Minyak dan gas bumi 23.402,2

2. Batu bara 16.011,9

3. Minyak kelapa sawit 12.756,8

4. Pariwisata 8.221,3

5. Pakaian jadi 5.660,3

6. Karet olahan 5.538,8

7. Makanan olahan 4.755,3

Sumber : Laporan Kinerja Kementerian Pariwisata 2014

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, kepariwisataan merupakan

segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan pengusahaan

objek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata, usaha jasa pariwisata, serta

usaha-usaha lain yang terkait. Pariwisata merupakan aktivitas wisata yang

diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan yang

didukung oleh berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat,

(16)

Perkembangan sektor pariwisata dapat mendorong dan mempercepat

terjadinya pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Hal ini dikarenakan dari

kegiatan pariwisata dapat tercipta permintaan konsumsi dan investasi yang akan

menimbulkan terjadinya kegiatan produksi barang dan jasa.

Munculnya industri pariwisata pada suatu daerah akan memberikan

dampak yang positif bagi perekonomian suatu daerah. Dengan adanya kunjungan

dari wisatawan akan memberikan keuntungan-keuntungan seperti: bertambahnya

kesempatan kerja sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan jumlah

pengangguran, meningkatkan penerimaan pendapatan daerah, serta semakin

meningkatnya penghasilan pajak.

Sektor pariwisata bukan hanya berperan sebagai penyumbang devisa bagi

negara, namun sektor pariwisata juga dapat berperan dalam proses pembangunan

nasional. Proses pembangunan nasional akhir-akhir ini semakin gencar dilakukan

oleh pemerintah Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan rill

per kapita yang tergolong masih sangat rendah. Gejala umum yang sering terjadi

dalam proses pembangunan di negara-negara berkembang ditandai dengan adanya

hasrat konsumsi dari masyarakat yang tinggi sebagai akibat dari kenaikan

pendapatan.

Kenaikan pendapatan dapat terlaksana jika adanya kesempatan kerja yang

tersedia bagi masyarakat. Dengan adanya obyek wisata pada suatu daerah

menyebabkan munculnya peluang bisnis bagi masyarakat yang berada disekitar

obyek wisata tersebut sehingga dapat memungkinkan masyarakat untuk

(17)

wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata tentunya akan membelanjakan

uang untuk kebutuhan dan keinginannya selama mereka tinggal di tempat wisata.

Dengan adanya kunjungan wisatawan pada suatu obyek wisata dapat

memberikan kontribusi bagi masyarakat disekitar daerah obyek wisata. Aktivitas

wisata yang terjadi sebagai akibat dari adanya kunjungan para wisatawan

membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk dapat membuka usaha seperti

usaha rumah makan, penginapan, jasa pemandu wisata, transportasi, dan lain-lain.

Salah satu obyek wisata yang memiliki peluang bisnis potensial yaitu

Tangkahan. Tangkahan adalah obyek wisata yang terdapat di daerah Kabupaten

Langkat, Kawasan wisata Tangkahan ini tepatnya teletak di Desa Namo Sialang

Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Obyek wisata

Tangkahan merupakan obyek wisata dimana para wisatawan dapat melakukan

penjelajahan alam, sehingga wisatawan dapat merasakan dan melihat langsung

bagaimana pengelolaan wisata yang berbasiskan masyarakat. Apalagi lokasi

penjelajahan ini berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Leuser

yang menjadi Warisan Alam Dunia UNESCO.

Peluang bisnis pada obyek wisata dapat dilihat dari banyaknya kunjungan

wisatawan pada obyek wisata Tangkahan pada tahun 2013 sampai tahun 2014

mengalami peningkatan kunjungan wisatawan. Peningkatan kunjungan wisatawan

terjadi pada wisatawan dalam negeri atau domestik maupun wisatawan

(18)

Gambar 1.1

Grafik Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Lokal ke Obyek Wisata Tangkahan Tahun 2013 dan 2014

Sumber : kantor visitor centre Tangkahan (2015)

Berdasarkan gambar 1.1 diatas dapat diketahui pada tahun 2013 wisatawan

lokal yang mengunjungi obyek Wisata Tangkahan sebanyak 23.897 orang

meningkat sebesar 135,1% di tahun 2014 menjadi 56.192 orang. Demikian juga

dengan wisatawan mancanegara dimana pada tahun 2013 sebanyak 5.236 dan

pada tahun 2014 meningkat sebesar 62,5% menjadi 8.509 orang. Selain itu pada

tahun 2015 bulan Januari hingga Juni tercatat terdapat 1.625 kunjungan dari

wisatawan mancanegara dan 19.637 kunjungan dari wisatawan lokal.

Beberapa wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Tangkahan

mengatakan bahwa usaha-usaha yang berada pada obyek wisata ini dinilai masih

kurang dalam memenuhi kebutuhan para wisatawan selama berada di obyek

wisata Tangkahan. Hal ini dikarenakan masyarakat yang berada disekitar obyek

wisata Tangkahan belum secara maksimal memanfaatkan keberadaan obyek

wisata Tangkahan guna membuka usaha yang dapat meningkatkan

(19)

pendapatannya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka judul dalam penelitian

ini adalah “Analisis Peluang Bisnis pada Obyek Wisata Tangkahan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan diatas, peneliti

secara khusus ingin menjawab permasalahan yaitu “Bagaimana Peluang Bisnis

pada Obyek Wisata Tangkahan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

peluang bisnis pada obyek wisata Tangkahan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian

ilmiah bagi mahasiswa ilmu administrasi niaga, selain itu juga dapat

memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah rujukan bagi

mahasiswa ilmu administrasi niaga mengenai penelitian yang terkait

dengan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

penulis dalam membuat karya tulis ilmiah dan menambah

pengetahuan bagi penulis terkait dengan masalah yang diteliti.

b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah referensi dan

(20)

6 BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Peluang Bisnis

Menurut solihin (2012: 128) peluang merupakan tren positif yang berada

dilingkungan eksternal perusahaan, dan apabila peluang tersebut dieksploitasi

oleh perusahaan, maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan

laba bagi perusahaan secara berkelanjutan. Menurut kamus besar bahasa

Indonesia peluang merupakan kesempatan (ruang gerak) baik dalam bentuk

konkret maupun dalam bentuk abstrak.

Sedangkan menurut Hendro (2011:133) peluang bisnis berasal dari sebuah

inspirasi, ide, atau kesempatan yang muncul untuk dimanfaatkan bagi kepentingan

seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bisnis. Peluang dalam

bahasa Inggris adalah opportunity yang berarti sebuah atau beberapa kesempatan

yang muncul dari sebuah kejadian atau moment.

Jadi, peluang bisnis adalah kesempatan atau waktu yang tepat yang

seharusnya di ambil atau dimanfaatkan bagi seseorang untuk mendapat

keuntungan. Banyak peluang yang di sia-siakan, sehingga berlalu begitu saja

karena tidak semua orang dapat melihat peluang dan yang melihatpun belum tentu

berani memanfaatkan peluang tersebut. Peluang bisnis jika tidak dimanfaatkan

maka peluang tersebut akan berlalu begitu saja.

2.1.1 Sumber Peluang

Adapun sumber peluang atau kesempatan menurut Hendro (2011: 135)

(21)

1. Diri Sendiri

Peluang yang paling potensial dan sangat besar resiko kesuksesannya

bersumber dari dalam diri sendiri, karena beberapa alasan berikut:

a. Bisnis membutuhkan proses yang panjang dan bahkan bisa seumur hidup

sehingga bisnis tersebut harus membuat seseorang yang menjalaninya

bahagia dan sukses.

b. Bisnis membutuhkan konsistensi dan komitmen yang tinggi sehingga

kunci kesuksesannya adalah mencintai pekerjaan atau bisnis tersebut.

c. Kesuksesan bisnis adalah akumulasi dari kesuksesan dalam menaklukkan

kegagalan demi kegagalan sehingga semuanya bisa terwujud.

Contoh sumber-sumber peluang yang berasal dari diri sendiri adalah

sebagai berikut:

a. Hobi

Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, tampak jelas bahwa bisnis

berasal dari hobi yang telah membuat seseorang sukses sebagai

wirausahawan dan terbukti semakin berkembang.

b. Keahlian

Keahlian dalam mengelola bisnis akan mendorong kesuksesan bisnis.

Memulai sebuah bisnis dengan keahlian yang dimiliki pada suatu bidang

dan kemudian temukan inspirasi dan peluang bisnisnya.

c. Peluang dari pengetahuan dan latar belakang pendidikan

Di samping sumber-sumber yang telah disebutkan diatas, pengetahuan

dan latar belakang pendidikan juga merupakan sumber dan awal untuk

(22)

pendidikan dapat diketahui, dipelajari, dan dipahami bidang yang akan

ditekuni.

2. Lingkungan sekitar dapat menimbulkan banyak peluang dan inspirasi,

misalnya:

a. Usaha orang tua, dalam diskusi setiap harinya orang tua pasti sering

menceritakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam bisnisnya. Hal itu

bisa mendatangkan inspirasi bisnis bila digabungkan dengan latar

belakang pendidikan, hobi, pengetahuan dan keahlian.

b. Lingkungan rumah, seperti pergaulan, tetangga, teman main, dan lain

lain.

c. Kebiasaan dalam rangka menuju ke kampus, perjalanan, lingkungan

kampus, teman kampus dan lain-lain.

d. Saat berkunjung ke café, atau dimanapun tempat yang dikunjungi akan

mendatangkan inspirasi dan peluang bisnis.

3. Perubahan yang Terjadi

Peluang besar yang sering muncul menjadi sebuah bisnis adalah perubahan

yang terjadi pada lingkungan, contohnya:

a. Perubahan global: Misalnya perubahan kurs mata uang Rupiah terhadap

mata uang Dollar Amerika (US $) mengakibatkan banyak barang impor

mengalami kenaikan harga sementara barang lokal mengalami penurunan

harga jual. Hal ini membuka peluang bagi para produsen lokal untuk

memperkenalkan produknya ke masyarakat.

b. Perubahan lingkungan: Misalnya, pembangunan perumahan yang baru di

(23)

jumlah penduduk berarti mendorong perubahan tingkat permintaan

kebutuhan keluarga. Sehingga peluang yang mungkin akan timbul adalah

bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk seperti: laundry atau

jasa pencucian baju, mini market, transportasi dan lain-lain.

c. Perubahan Peraturan Pemerintah juga akan menimbulkan ancaman bagi

industri yang terkena dampaknya dan peluang bagi yang mampu

membacanya dan mendapatkan manfaatnya.

d. Perubahan musim.

e. Perubahan gaya hidup.

f. Perubahan tingkat kebutuhan tentang, pola hidup yang lebih sehat.

g. Perubahan tingkat tekanan pekerjaan yang semakin tinggi (berat), hal ini

dapat membuka peluang untuk memberikan sebuah layanan hiburan bagi

pekerja tersebut.

h. Perubahan teknologi informasi dan komunikasi seperti kemajuan

teknologi mobile phone dan internet.

i. Perubahan tingkat pertumbuhan pemilik kendaraan akan memunculkan

peluang penjualan sparepart, asuransi, aksesoris bengkel dan lain-lain.

4. Konsumen

Suara konsumen itu penting karena sering menciptakan gagasan baru dalam

memperbaiki produk yang ada dan peluang bagi yang akan mendirikan usaha

baru. Masukan-masukan dari konsumen yang dapat memberikan inspirasi

peluang baru seperti: keluhan-keluhan dari konsumen, saran-saran dari

(24)

angan-angan yang diimpikan oleh konsumen tentang produk atau jasa tertentu,

harapan dari konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

5. Gagasan Orang Lain

Seperti halnya suara dari konsumen, gagasan dari orang lain

(keluhan-keluhan terhadap suatu produk atau layanan yang disampaikan oleh teman),

dapat memberi ide yang membuka peluang dalam membuat suatu bisnis.

6. Informasi yang Diperoleh

Dalam perjumpaan dengan orang lain terkadang kita mendapatkan informasi

baru. Bagi orang yang mendengarnya, informasi baru itu bisa berguna untuk

dijadikan sebagai peluang bisnis karena informasi tersebut memiliki

hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dia miliki. Namun bagi

orang-orang tertentu informasi baru itu tidak bermanfaat karena informasi

tersebut tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang

mereka miliki. Hal ini yang bisa membedakan mengapa ada orang yang

merasa tidak memiliki peluang dibanding orang yang memiliki peluang.

2.1.2 Analisa Peluang Sebelum Dijadikan Bisnis

Untuk membuat peluang menjadi peluang emas, peluang yang ada harus

dianalisa sejauh mana tingkat kesuksesan dan kegagalannya di pasar. Tingkat

kesuksesan dan kegagalannya di pasar bergantung pada pengintegrasian keempat

hal, yaitu persaingan, pesaing, perubahan arah persaingan, dan kebutuhan

pelanggan.

Peluang tidak cukup hanya bersumber dari sebuah ide bisnis yang

(25)

peluang mentahnya. Oleh karena itu, perlu diketahui apa ciri-ciri peluang yang

potensial dan bisa dikategorikan sebagai peluang bisnis.

1. Ciri-ciri bisnis yang potensial itu adalah:

a. Bisnis yang dibangun adalah bisnis yang potensial atau memiliki nilai

jual yang tinggi.

b. Tidak menjadikan bisnis tersebut hanya sebagai ambisi pribadi semata

tetapi sifatnya nyata.

c. Bisnis itu mempunyai waktu bertahan yang lama di pasar.

d. Tidak akan menghabiskan modal (uang) karena terlalu besar

investasinya.

e. Tidak bersifat momentum (kejadian sesaat) atau bersifat musiman

(seasonal).

f. Dapat ditingkatkan skalanya menjadi skala industri

2.1.3 Ciri-ciri Peluang Bisnis yang Baik

Bisnis yang potensial didasari pada ciri-ciri sebuah peluang bisnis yang

baik, ciri-ciri peluang bisnis yang baik adalah:

1. Peluang itu orisinil dan bukan tiruan; bisnis yang sukses itu bukan hanya

meniru bisnis orang lain. Bisnis yang hanya meniru belum tentu hasilnya

sama persis dengan bisnis yang ditiru tersebut. Hal ini disebabkan karena

kondisi dan situasi yang telah terjadi dan yang akan terjadi belum tentu sama,

bisnis itu bukan mesin fotokopi.

2. Peluang itu harus bisa mengantisipasi perubahan persaingan dan kebutuhan

pasar dimasa yang akan datang. Dalam arti peluang itu harus dapat

(26)

3. Benar-benar sesuai dengan minat atau ada link dengan pengetahuan, keahlian

dan sifat agar peluang itu dapat bertahan lebih lama.

4. Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji, untuk itu perlu

dilakukan penelitian dan uji coba dipasar.

5. Bersifat ide yang kreatif dan inovatif bukan tiruan dari ide orang lain.

6. Adanya keyakinan dalam mewujudkannya dan sukses untuk menjalaninya.

2.1.4 Faktor-faktor Keberhasilan Peluang Bisnis untuk menjadi Keberhasilan Usaha

Menurut Hendro (2011:143) faktor-faktor keberhasilan peluang bisnis

adalah sebagai berikut:

1. Peluang itu memenuhi ciri-ciri peluang bisnis yang baik.

2. Berawal dari uji test pasar dan uji coba (trial) seperti:

a. Seberapa besar tingkat kebutuhan produk Anda dipasar. Apakah tinggi

atau rendah.

b. Seberapa besar tingkat kontinuitas kebutuhan akan produk tersebut.

c. Mengetahui alasan, mengapa orang enggan membeli, memakai, dan

menggunakan jasa atau produk Anda.

3. Mengikuti dan memenuhi kebutuhan konsumen.

4. Mengikuti trend (kecenderungan) perubahan pasar.

5. Bisa terus menerus diinovasi dan ditingkatkan kualitasnya.

6. Resiko kegagalannya tidak besar saat pertama kali dimulai. Dalam arti tingkat

visibilitasnya telah diperhitungkan dengan waktu saat diluncurkan di pasar.

(27)

2.1.5 Faktor Kegagalan Sebuah Peluang Usaha yang Gagal Dijadikan Bisnis

Banyak inspirasi yang bagus dan brilian, namun terkadang inspirasi

tersebut gagal dijadikan sebuah bisnis atau gagal saat diluncurkan untuk menjadi

produk atau jasa yang ingin ditawarkan kepada calon pelanggan. Untuk itu perlu

diketahui faktor-faktor kegagalan peluang usaha agar bisa meminimalisir resiko

usaha. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Kebutuhan pasarnya tidak bersifat monoton dan musiman sehingga tidak

hanya bersifat jangka pendek.

2. Peluang itu sudah kadaluarsa atau telah banyak ada orang yang memulai

bisnis tersebut.

3. Tidak segera mengambil keputusan untuk memulainya sehingga peluang itu

lewat begitu saja. Istilahnya NADO (Not Action Dream Only) atau NAPO

(Not Action Plan Only).

4. Waktunya sudah lewat, terjadi perubahan kebutuhan atau muncul teknologi

baru yang telah membuat peluang produk atau jasa itu out of date.

5. Survei pasar tidak akurat, artinya hal itu hanya sekedar persepsi Anda yang

menyatakan bahwa peluang itu sangat potensial lalu segera dilaksanakan

begitu saja. Jadi tingkat akurasi peluang terhadap pasar tidak tepat sehingga

menyebabkan produk itu tidak laku dipasar.

6. Mudah ditiru atau dibuat oleh orang lain.

7. Daya beli rendah.

(28)

9. Tingkat kebutuhan kecil pemilihan alternatif ide-ide bisnisnya salah (bukan

terbaik).

2.1.6 Rasio Kesuksesan Sebuah Bisnis

Ketika peluang sudah diputuskan dan dievaluasi maka hal penting

selanjutnya harus dilakukan adalah memilih acuan bisnis. Berdasarkan Hendro

(2011:150) persentase kesuksesan ditentukan oleh dasar memilih suatu bisnis.

Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini.

Tabel 2.1

Persentase Kesuksesan Dasar Memulai Bisnis

DASAR MEMULAI BISNIS RASIO PERSENTASE

KESUKSESAN

Keahlian dan pengalaman 60%

Hobi dan kesuksesan 40%

Melihat bisnis orang lain, mengamati, lalu meniru bisnis tersebut

20%

Kebiasaan sehari-hari 35%

Inovasi sendiri, menemukan, lalu memasarkannya

25%

Ikut-ikutan orang lain, mengamati secara langsung lalu mencoba bisnis lain dengan jenis yang sama

35%

Membentuk “Business Skill” yang solid

40%

Sumber : Hendro (2011:150)

Hasil survei di Amerika Serikat di dalam buku The Origin of

Entrepreneurship menyebutkan bahwa kesuksesan bisnis yang diawali dengan

hal-hal dibawah ini mempunyai tingkat kesuksesan yang berbeda.

1. Pengalaman dan keahlian (43% sukses).

Saat seseorang bekerja selama beberapa tahun, ia menguasai data,

pengalaman, pasar dan jaringan, serta keahlian dan teknologi sehingga

(29)

tinggi dibandingkan dengan apabila ia membuka usaha yang lain atau tidak

sejenis. Kemungkinan ia sukses sangat besar, tergantung berapa lama ia

bekerja dan skill yang dimilikinya.

2. Lingkungan dan usaha sendiri setelah melihat dan mengamati orang lain

memulai usahanya (15% sukses).

Dengan melihat orang lain membuka usaha dari awal, seseorang dapat

berkonsultasi dengan orang tersebut dan ikut-ikutan dari awal serta langsung

mencoba sendiri dengan produk yang sama atau berbeda. Cara ini dapat

berhasil apabila orang yang dilihat dan diamati mau membuka teknik-teknik

dan data-data.

3. Menemukan peluang dan perubahan yang menimbulkan inspirasi peluang

yang belum terisi oleh orang lain (11% sukses).

Pilihan ini dapat sukses, tetapi membutuhkan usaha yang kuat dan keras.

Masalah yang akan muncul adalah ketika pesaing baru datang dan mengikuti

usaha tersebut yang paling penting adalah selalu inovatif.

4. Penemu, tenaga ahli, desainer, dan periset ulung (7% sukses).

Cara menemukan peluang seperti ini sangat lama dan memerlukan ketekunan

yang tinggi serta keteguhan hati. Saat era revolusi industri, banyak penemu

hebat yang lahir seperti Sir Isaac Newton, Thomas Alfa Edison, Graham Bell,

dan lain-lain. Tetapi hanya sedikit yang memiliki sense of business. Mereka

yang sukses adalah mereka yang memiliki kemampuan entrepreneur,

sehingga banyak penemu, pelukis dan yang lainnya yang miskin karena hasil

temuannya tidak bisa dijual yang kaya adalah orang yang mampu membaca

(30)

5. Menekuni bisnis karena hobi, kesukaan, favorit, kegemaran tertentu

(30% sukses).

Hobi dapat menghasilkan peluang bisnis, tetapi jika tidak didukung dengan

skill bisnis yang kuat, maka hobi tidak dapat berkembang menjadi bisnis.

6. Warisan keluarga, hibah, dan lain-lain (21% sukses).

Jenis usaha tersebut merupakan usaha yang hanya tinggal dilanjutkan dan jika

ingin meraih kesuksesan bergantung kepada kemampuan untuk mengelola

bisnis (management and strategy).

2.1.7 Pendekatan Mengidentifikasi Peluang Bisnis

Menurut Anoraga dan Sudantoko (2002:186) terdapat dua fase pendekatan

mengidentifikasi peluang bisnis, yaitu:

1. Fase Pertama adalah untuk menemukan gagasan.

Terdapat empat tempat untuk memperoleh gagasan-gagasan peluang bisnis,

yaitu: diri sendiri, pelanggan, pasar dan produk yang gagal.

a. Diri Sendiri, sumber pertama gagasan yang paling dekat dan mudah adalah

pada diri sendiri. Hanya saja dalam hal ini butuh kepekaan.

b. Pelanggan, sumber kedua untuk memperoleh gagasan bisnis adalah

pelanggan dan pesaing. Sumber gagasan dari pesaing ini lebih sulit karena

mereka tidak begitu saja secara jujur mengatakan segala hal yang ingin

kita ketahui.

c. Pasar, sumber gagasan bisnis baru adalah pasar. Keberhasilan suatu

produk disatu pasar kerap kali dapat dapat melahirkan gagasan tentang

(31)

d. Produk yang gagal, sumber keempat lahirnya gagasan bisnis adalah

produk-produk yang gagal. Suatu evaluasi yang mendalam atau produk

yang gagal kerap kali mengisyaratkan masih adanya permintaan yang

cukup besar atas produk itu, asal ciri-ciri negatifnya dihilangkan.

2. Fase Kedua adalah untuk mengidentifikasi peluang bisnis dalam kaitannya

dengan gagasan yang meliputi: analisis persoalan, analisis situasi,

merumuskan wilayah yang tidak diketahui dan mensurvei pelanggan sasaran.

a. Analisis Persoalan

Langkah penting pertama adalah analisis persoalan mengapa orang yakin

bahwa setiap gagasan produk akan berhasil dan memberikan keuntungan.

b. Analisis Situasi

Langkah kedua yang tidak kalah pentingnya adalah analisis situasi.

Analisis situasi ini bertujuan untuk menghasilkan sekumpulan

pengetahuan yang perlu untuk menilai gagasan dan menentukan secara

tepat apa yang dituntut dalam mengembangkan gagasan tadi agar sukses,

berdasarkan kenyataan-kenyataan di lapangan.

c. Merumuskan wilayah yang tidak diketahui

Langkah ketiga yakni mengidentifikasi, merumuskan, dan memeriksa

hal-hal yang tidak atau belum diketahui yang dapat melahirkan atau

memporak-porandakan gagasan tadi.

d. Mensurvei pelanggan sasaran

Jikalau wilayah-wilayah yang tidak diketahui ini sudah dirumuskan dan

diperiksa, teruslah maju ke langkah keempat, yakni riset kualitatif

(32)

hal-hal penting yang tidak diketahui dan memeriksa kembali

pengendalian-pengendalian. Survei dan uji pelanggan merupakan cara

yang mudah untuk memeriksa bisa tidaknya suatu usulan bisnis dijalankan.

2.2 Industri Pariwisata

2.2.1 Pengertian Industri Pariwisata

Secara umum industri identik dengan gambaran sebuah bangunan pabrik

yang melakukan proses produksi dengan menggunakan berbagai teknologi serta

mesin-mesin. Pengertian kata industri disini bukanlah suatu tempat untuk

mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Namun pengertian kata industri di

sini lebih cenderung memberikan pengertian industri pariwisata yang artinya

kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama

menghasilkan barang dan jasa ( Goods and Service ) yang dibutuhkan wisatawan

pada khususnya dan travel pada umumnya.

Menurut Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti, 1996:1)

industri pariwisata merupakan sebuah industri yang tidak berdiri sendiri,

melainkan merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan

yang menghasilkan jasa-jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya

perusahaan, lokasi atau tempat kedudukan, letak secara geografis, fungsi, bentuk

organisasi yang mengelola dan metode permasalahannya.

Sedangkan menurut Hunzieker dalam Yoeti (1996:2) industri pariwisata

adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari bermacam-macam kegiatan

produksi barang dan jasa yang diperlukan para wisatawan. Selanjutnya menurut

(33)

berbagai bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk

dan service yang nantinya secara langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan dalam

perjalanan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa industri

pariwisata merupakan bermacam-macam kegiatan produksi barang dan jasa yang

secara langsung dibutuhkan oleh wisatawan.

Aspek-aspek yang tercakup dalam industri pariwisata menurut Kusmayadi

dan Sugiarto (2000:6-8) antara lain:

1. Restoran, di bidang restoran dapat diarahkan pada kualitas makanan, baik

dari jenis makanan maupun teknik pelayanannya.

2. Penginapan, yang terdiri atas hotel, resor, dan wisma-wisma.

3. Pelayanan perjalanan, meliputi biro perjalanan, paket perjalanan,

perusahaan travel dan reception service.

4. Transportasi, dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisatawan

seperti mobil, bus, pesawat, kereta api, kapal dan sepeda.

5. Pengembangan daerah tujuan wisata, dapat berupa kelayakan kawasan

wisata.

6. Fasilitas rekreasi, dapat berupa pemanfaatan taman-taman.

7. Atraksi wisata, dapat berupa kegiatan seni budaya.

2.4 Produk Industri Pariwisata

Menurut Yoeti (1996:13) yang dimaksud dengan produk industri

pariwisata adalah semua jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia

berangkat meninggalkan tempat kediamannya, sampai ia kembali kerumah di

mana ia tinggal. Produk industri pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsur

(34)

Pada dasarnya ada tiga golongan pokok produk industri pariwisata tersebut

yaitu :

1. Obyek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang

menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.

2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut seperti akomodasi

perhotelan, bar dan restoran, entertaiment dan rekreasi.

3. Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah

tujuan wisatawan serta transportasi di tempat tujuan ke obyek-obyek wisata.

Produk pariwisata tidak dihasilkan hanya oleh satu perusahaan saja, tetapi

oleh beberapa perusahaan yang secara bersama menghasilkan jasa-jasa bagi

kebutuhan wisatawan selama dalam perjalanannya, walau dikelola oleh banyak

pengusaha tetapi dikoordinir oleh suatu organisasi seperti Dinas Pariwisata yang

dapat dianggap sebagai produsennya.

Berikut merupakan ciri-ciri produk industri pariwisata yang terpenting :

1. Produk industri pariwisata tidak dapat dipindahkan. Karena itu dalam

penjualannya tidak mungkin pelayanan itu sendiri dibawa kepada konsumen,

sebaliknya konsumen (wisatawan) yang harus datang ke tempat produk

tersebut dihasilkan

2. Pada umumnya peranan perantara tidak diperlukan, karena proses produksi

terjadi pada saat yang bersamaan dengan konsumsi. Satu-satunya perantara

yang merupakan saluran dalam penjualan jasa-jasa industri pariwisata

(35)

3. Produk pariwisata tidak dapat ditimbun seperti halnya yang terjadi pada

industri barang lainnya, dimana penimbunan hanya merupakan kebiasaan

untuk meningkatkan permintaan.

4. Produk industri pariwisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang

obyektif, hanya menggunakan patokan bagus, jelek, puas atau tidaknya orang

yang diberi pelayanan.

5. Permintaan terhadap produk industri pariwisata tidak tetap dan sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis.

6. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang dibelinya.

Calon konsumen hanya dapat melihat dari brosur, televisi maupun film yang

khusus wisata.

7. Produk industri pariwisata itu banyak tergantung dari tenaga manusia dan

sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin.

8. Segi kepemilikan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan

membangun sarana-sarana kepariwisataan yang besar, sedangkan perubahan

terhadap elastisitas permintaan sangat kuat.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata

Menurut Yoeti (1996 : 94) permintaan dalam kepariwisataan terdiri dari

berbagai unsur tidak hanya berbeda sifat dan bentuk, tetapi juga manfaat dan

kegunaanya bagi wisatawan. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan dalam kepariwisataan yaitu :

1. Pendapatan

Jumlah penghasilan seseorang sangat berperan dalam menentukan intensitas

(36)

semakin tinggi pula kemungkinan seseorang untuk melakukan perjalanan

wisata.

2. Harga

Faktor harga sangat menentukan dalam persaingan antara sesama tour

operator. Bila perbedaan dalam fasilitas tidak begitu berbeda, wisatawan

cenderung akan memilih harga paket wisata yang lebih murah.

3. Kualitas

Kualitas yang dimiliki oleh obyek wisata sangat mempengaruhi hasrat

wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut. Kualitas yang dimaksud

merupakan faktor pelayanan yang dimiliki oleh suatu obyek wisata.

4. Hubungan Politik antara Dua Negara

Hubungan politik yang terjalin dengan baik, maka akan membuat penduduk

kedua negara cenderung akan saling mengunjungi sehingga permintaan untuk

melakukan perjalanan pariwisata relatif besar.

5. Hubungan Ekonomi antar Negara

Dalam industri pariwisata modern, hubungan perekonomian antar negara

merupakan dorongan bagi orang-orang untuk mengunjungi suatu negara,

terutama dengan menggiatkan usaha-usaha konferensi, simposium dan

lain-lain.

6. Hubungan Sosial-Budaya antara Dua Negara

Industrialisasi yang menyebabkan meningkatnya pemerataan pendapatan

dalam masyarakat sehingga waktu senggang meningkat dan ada liburan yang

dibayar membuat orang-orang berkecenderungan sering melakukan

(37)

7. Perubahan Cuaca atau Iklim

Adanya pergantian musim membuat banyak orang melakukan perjalanan

wisata ke beberapa negara lain yang keadaan iklimnya berbeda.

8. Faktor Hari-Hari Libur

Adanya hari-hari libur bagi karyawan dan kesempatan pada

keluarga-keluarga untuk melakukan perjalanan pariwisata.

9. Peraturan Pemerintah

Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang mengatur orang-orang yang

melakukan perjalanan pariwisata akan sangat mempengaruhi orang-orang

dalam melakukan perjalanan.

10. Teknologi Pengangkutan

Kemajuan teknologi pengangkutan yang dapat mempersingkat waktu untuk

menempuh jarak cukup jauh dengan segala fasilitas yang menarik dapat

mendorong orang-orang untuk melakukan perjalan pariwisata.

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Pariwisata

Menurut Yoeti (1996 : 80) dalam kepariwisataan yang dimaksud dengan

tuorism supply meliputi semua daerah tujuan yang ditawarkan kepada wisatawan

terdiri dari unsur-unsur daya tarik alam dan hasil ciptaan manusia, barang dan jasa

yang dapat mendorong orang-orang berkunjung ke obyek wisata. Faktor-faktor

tersebut antara lain :

1. Benda-benda yang disediakan dan terdapat dalam alam (Natural Amenities).

Kelompok ini diantaranya adalah :

a. Iklim, misalnya cuaca cerah, kering, hujan, dan sebagainya.

(38)

c. Hutan belukar misalnya hutan yang luas, banyak pohon-pohon.

d. Flora dan fauna.

e. Health center.

2. Hasil ciptaan manusia.

a. Monumen-monumen bersejarah dan sisa-sisa peradaban masa lampau.

b. Museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, handicraft.

c. Acara-acara tradisional, pameran, festival dan upacara-upacara adat.

d. Rumah-rumah ibadah.

3. Prasarana, terdiri dari:

a. Prasarana umum seperti sumber air tawar, pembangkit tenaga listrik, jalan

raya, jembatan, pelabuhan laut, lapangan udara, irigasi, telekomunikasi,

dan lain-lain.

b. Kebutuhan masyarakat banyak seperti rumah sakit, apotik, bank, kantor

pos, badan legislatif, polisi, pengadilan, pompa bensin, kantor-kantor yang

berhubungan dengan kepariwisataan

4. Sarana Kepariwisataan dibagi atas tiga bagian yang penting, dimana satu

dengan yang lainnya saling menunjang. Ketiga sarana yang dimaksudkan

ialah :

a. Sarana pokok kepariwisataan. Kelompok ini diantaranya adalah : travel

agent dan tour operator, tourist transportation, accomodation, catering

trades, tourist objects dan tourist attractuions.

b. Sarana pelengkap kepariwisataan. Kelompok ini adalah fasilitas rekreasi

dan olah raga, seperti : sky resort, horse riding, boating facility, hunting

(39)

c. Sarana penunjang kepariwisataan, seperti: night club dan steambath,

casino dan entertainment, souvenir shops, dan lain-lain.

5. Tata cara hidup masyarakat adalah salah satu sumber yang amat penting

untuk ditawarkan kepada para wisatawan. Kebiasaan hidup dan adat istiadat

merupakan daya tarik bagi wisatawan agar dapat berkunjung ke daerah

tersebut.

2.3 Pariwisata

2.3.1 Pengertian Pariwisata

Menurut Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu,

yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya

semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau

mencari nafkah di tempat yang dikunjungi. Pariwisata dilakukan semata-mata

untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi

keinginan yang beraneka ragam.

Sedangkan menurut Kodhyat (1983:4) Pariwisata adalah perjalanan dari

satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan

maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan

kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan

ilmu. Selanjutnya Wahab (1975:55) mengemukakan pariwisata adalah salah satu

jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan

penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta

(40)

komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri

kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.

Menurut pendapat Spillane (1982:20) mengemukakan bahwa pariwisata

adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,

mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati

olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. Berdasarkan

pengertian pariwisata menurut para ahli diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa

pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan dari suatu tempat ketempat lain yang

bertujuan untuk rekreasi menikmati keindahan suatu tempat, mencari kepuasan

serta beristirahat dalam jangka waktu tertentu.

2.3.2 Obyek Wisata

Yoeti (1996:172) menjelaskan pada dasarnya dalam literatur

kepariwisataan luar negeri tidak ditemukan adanya istilah objek wisata seperti

yang ada atau yang biasa dikenal di Indonesia. Tourist attractions merupakan

istilah yang lebih dikenal dalam dunia kepariwisataan luar negeri. Namun di

Indonesia sendiri antara obyek wisata dan tourist attraction keduanya memang

dikenal dan keduanya memiliki definisi tersendiri.

Obyek wisata menurut Ridwan (2012:5) adalah segala sesuatu yang

memilik keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan

alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan

kunjungan wisatawan. Sedangkan atraksi wisata adalah sesuatu yang dipersiapkan

terlebih dahulu untuk dilihat serta dinikmati dengan melibatkan orang lain.

Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

(41)

baik itu yang merupakan perwujudan dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, budaya,

sejarah dan tempat serta keadaan alam yang memiliki daya tarik untuk kunjungan

wisata. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan obyek wisata adalah suatu tempat yang dapat menarik minat wisatawan

untuk mengunjunginya baik itu ciptaan manusia maupun keadaan alam.

2.3.3 Jenis-Jenis Pariwisata

Jenis-jenis pariwisata menurut Spillane (1987:29-31) berdasarkan motif

tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pariwisata khusus,

yaitu:

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism).

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan

tempat tinggalnya untuk berlibur ,mencari udara segar, memenuhi kehendak

ingin tahunya, mengendorkan ketegangan syaraf, melihat sesuatu yang baru,

menikmati keindahan alam, mengetahui hikayat rakyat setempat,

mendapatkan ketenangan.

2. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism).

Pariwisata ini dilakukan untuk pemanfaatan hari-hari libur untuk

beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, dan

menyegarkan diri dari keletihan dan kelelahannya. Dapat dilakukan pada

tempat yang menjamin tujuan-tujuan rekreasi yang menawarkan kenikmatan

yang diperlukan seperti tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan

(42)

3. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism).

Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan

untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari

adat-istiadat, kelembagaan, dan cara hidup masyarakat yang berbeda-beda,

mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan masa lalu, pusat-pusat

kesenian dan keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat dan

lain-lain.

4. Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism).

Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori:

a. Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar

seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan

lainlain yang menarik perhatian bagi penonton atau penggemarnya.

b. Sporting tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga

bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti

pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu, memancing dan

lain-lain.

c. Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism).

Menurut para ahli teori, perjalanan pariwisata ini adalah bentuk

profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan

atau jabatan yang tidak memberikan kepada seseorang untuk memilih

tujuan maupun waktu perjalanan.

d. Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism).

Pariwisata ini banyak diminati oleh negara-negara karena ketika

(43)

hadir untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu dinegara yang

mengadakan konvensi.

2.3.4 Bentuk Pariwisata

Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat diklasifikasikan

menjadi lima yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca

pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat

angkut yang digunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

1. Menurut asal wisatawan.

Wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Jika asalnya dari dalam

negeri berarti wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan

wilayah negerinya sendiri dan selama ia mengadakan perjalanan.

2. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran.

Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing.

Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap neraca

pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, hal ini disebut

pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara ke luar negeri

memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri disebut

pariwisata pasif.

3. Menurut jangka waktu.

Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan

pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang

bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek

(44)

ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau

panjangnya waktu yang dimaksudkan.

4. Menurut jumlah wisatawan.

Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang, apakah

wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbullah istilah-istilah

pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.

5. Menurut alat angkut yang dipergunakan.

Dilihat dari alat angkut yang dipergunakan oleh wisatawan, maka kategori ini

dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api

dan pariwisata mobil, tergantung apakah wisatawan tiba dengan pesawat

udara, kapal laut, kereta api atau mobil.

2.3.5 Sarana dan Prasarana Pariwisata

Sarana dan prasarana diartikan sebagai proses tanpa hambatan dari

pengadaan dan peningkatan hotel, restoran, tempat hiburan dan sebagainya serta

prasarana jalan dan transportasi yang lancar dan terjangkau oleh wisatawan.

Menurut Suwantoro (2004:21-22) adapun yang dimaksud dengan sarana dan

prasarana pariwisata adalah sebagai berikut:

1. Sarana Pariwisata

Sarana kepariwisataan (tourism infrastructure) adalah semua fasilitas yang

memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat hidup dan

berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk

memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam. Sarana pariwisata

merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk

(45)

2. Prasarana Pariwisata

Prasarana (infrastructure) adalah semua fasilitas yang dapat

memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian

rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi

kebutuhannya. Prasarana pariwisata adalah sumber daya alam dan sumber

daya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam

perjalanannya di daerah tujuan wisata seperti jalan, listrik, air,

telekomunikasi, pelayanan kesehatan, terminal/pelabuhan, dan lain

sebagainya.

2.3.6 Wisatawan

Menurut Norval dalam Soekadijo (1996: 13) wisatawan merupakan setiap

orang yang datang dari suatu negara asing yang alasannya bukan untuk menetap

atau untuk bekerja di situ secara teratur dan yang dinegara dimana ia tinggal untuk

sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya dilain tempat. Definisi

lain mengenai wisatawan juga di kemukakan oleh U.N. Convention Concerning

Customs Facilities for Touring yang ditetapkan pada tahun 1954. Menurut definisi

itu yang disebut wisatawan ialah setiap orang yang datang di sebuah negara

karena alasan yang sah, kecuali untuk berimigrasi, dan yang tinggal

setidak-tidaknya selama 24 jam dan selama-lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama.

Menurut definisi ini orang yang mengadakan perjalanan kurang dari 24 jam bukan

wisatawan.

Adanya berbagai definisi tersebut menimbulkan kesulitan dalam

membandingkan statistik pariwisata dari berbagai negara, maka IUOTO

(46)

seragam mengenai wisatawan. Definisi tersebut menggunakan istilah pengunjung,

untuk setiap orang yang datang ke suatu negara yang bukan tempat tinggalnya

yang biasa untuk keperluan apa saja, kecuali untuk melakukan pekerjaan yang

digaji.

Sedangkan menurut pemerintah indonesia dalam instruksi Presiden

Republik Indonesia No. 9 Tahun 1969 yang dimaksud dengan wisatawan

merupakan setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung

ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Berdasarkan

definisi diatas dapat ditarik kesimpulan wisatawan merupakan setiap orang yang

berkunjung ke suatu daerah dengan meninggalkan tempat tinggalnya untuk

melakukan perjalanan.

Menurut Liga Bangsa-Bangsa dan IUOTO yang bisa dianggap wisatawan

adalah sebagai berikut :

1. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan

keluarga, kesehatan, dan lain-lain.

2. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan

atau karena tugas-tugas tertentu (ilmu pengetahuan, tugas pemerintahan,

diplomasi, agama, olahraga, dan lain-lain).

3. Mereka yang mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha.

4. Mereka yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut walaupun

(47)

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi

dalam penulisan penelitian ini. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang relevan

antara lain :

1. Nururrifqi (2007) dengan penelitian yang berjudul “Peranan Sektor

Pariwisata dalam Pengembangan Peluang Usaha dan Kerja serta

Peningkatan Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Di Pulau Untung

Jawa” dimana bertujuan untuk mengetahui peranan sektor pariwisata di

Pulau Untung Jawa terhadap peluang usaha dan kerja serta untuk

mengetahui peranan sektor pariwisata terhadap tingkat kesejahteraan

rumah tangga nelayan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan pariwisata

di pulau untung jawa menciptakan peluang kerja bagi masyarakat terlihat

dari meningkatnya jumlah ragam usaha dari tahun 2001 sampai 2007.

Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan total nelayan

pariwisata adalah sebesar 44%.

2. Setiyanti (2011) menganalisis Dampak Pariwisata Terhadap Peluang

Usaha dan Kerja Luar Pertanian Di Daerah Pesisir, Kasus Pulau Pramuka,

Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara,

Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, dimana

penelitian ini dilakukan untuk untuk mengidentifikasi dan menganalisis

peluang usaha dan kerja yang tumbuh sebagai akibat adanya kegiatan

pariwisata di Pulau Pramuka dan karakteristik masyarakat yang

(48)

dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang didukung oleh metode

kuantitatif, sehingga penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan

didukung oleh pendekatan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa hadirnya sektor pariwisata di Pulau Pramuka telah menciptakan

peluang usaha dan kerja di Pulau Pramuka, seperti dalam usaha homestay,

perdagangan, rumah makan, transportasi dan jasa. Usaha homestay

merupakan usaha dengan tingkat pertumbuhan yang tergolong tinggi,

dimana dalam kurun waktu enam tahun semenjak tahun 2005 tercatat

setiap tahunnya berdiri sekitar sembilan penginapan. Pemanfaat peluang

usaha dan kerja pariwisata cenderung menjadikan usaha dan kerja

pariwisata sebagai matapencaharian tunggal (68 persen). Sisanya 18

persen diantaranya menjadikan usaha dan kerja pariwisata sebagai

pekerjaan utama dengan pekerjaan sampingan di sektor lain, dan 14 persen

diantaranya menjadikan usaha dan kerja pariwisata sebagai pekerjaan

sampingan dengan pekerjaan utama di sektor lain.

3. Dritasto dan Anggraeni (2013) dengan penelitian yang berjudul “Analisis

Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Di

Pulau Tidung. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode

analisis deskriptif .Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan terkaitnya

masyarakat dalam kegiatan wisata di Pulau Tidung maka dapat

memberikan dampak ekonomi masyarakat yaitu berupa pendapatan.

Secara umum kegiatan wisata yang ada di Pulau Tidung telah

memeberikan dampak ekonomi kepada masyarakat walaupun dampak

(49)

adanya perputaran uang antara wisatawan, unit usaha, dan tenaga kerja.

Semakin banyaknya wisatawan yang datang ke Pulau Tidung memberikan

dampak berupa pendapatan yang lebih banyak kepada unit usaha.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sholik dan Sujali (2013) dengan judul

“Pengaruh Keberadaan Obyek Wisata Makam Dan Perpustakaan Bung

Karno Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Pelaku Usaha Perdagangan

Di Sekitarnya” yang menggunakan Model analisis statistik. Berdasarkan

perhitungan yang dilakukan dengan uji wilcoxon diperoleh probabilitas

sebesar 0,00 yang berarti nilainya < 0,05. Berdasarkan angka probabilitas

ini dapat disimpulkan H0 ditolak. Kedua rata-rata populasi adalah tidak

identik. Hal ini mengindikasikan rata-rata tingkat kesejahteraan responden

sebelum dan sesudah dilakukan pembangunan Perpustakaan Bung Karno

terdapat perbedaan yang nyata. Uji wilcoxon yang dilakukan juga terlihat

bahwa terjadi pengaruh cenderung positif terhadap 35 responden yang

ditandai dengan peningkatan kesejahteraan setelah dibangun Perpustakaan

Bung Karno, sedangkan 5 responden tidak mengalami perubahan atau

cenderung sama dengan kondisi sebelum dibangun Perpustakaan Bung

Karno.

5. Hartati, Dunia dan Nuridja (2014) dengan penelitian yang berjudul

“Pemanfaatan Objek Wisata Ceking Terrace Terhadap Pendapatan

Masyarakat Di Kawasan Ceking Terrace Tahun 2013”. Data dikumpulkan

dengan metode wawancara dan dokumentasi, dan dianalisis dengan teknik

kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan masyarakat sebelum

(50)

Kabupaten Gianyar karena pekerjaan sebelumnya adalah petani dan buruh,

pendapatan masyarakat setelah bekerja di kawasan Ceking Terrace,

rata-rata meningkat menjadi di atas Upah Minimum Kabupaten Gianyar karena

adanya pengembangan objek wisata oleh Desa Pakraman Tegallalang

sehingga dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk membuka

usaha serta adanya lapangan kerja bagi masyarakat setempat manfaat

(51)

37 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, bentuk penelitian yang digunakan

adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian deskriptif adalah bentuk penelitian yang bertujuan

menjelaskan variabel secara mandiri. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan

untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya

tentang gejala atau keadaan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di objek wisata Tangkahan desa Namo Sialang

Kecamatan Batang Serangan kabupaten Langkat.

3.3 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini peneliti merupakan informan yang dianggap

benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini

terdapat dua informan, yaitu:

1. Informan Kunci

Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah

pengelola obyek wisata Tangkahan, pelaku usaha di obyek wisata

Tangkahan dan tokoh masyarakat di obyek wisata Tangkahan yang

dianggap sangat memahami seluk beluk lingkungan obyek wisata

Gambar

Tabel 1.1 Sektor Ekonomi Penyumbang Devisa Indonesia Tahun 2014
Grafik  Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Lokal ke Obyek Wisata Gambar 1.1 Tangkahan Tahun 2013 dan 2014
Tabel 2.1 Persentase Kesuksesan Dasar Memulai Bisnis
Tabel 4.1 Perkiraan Jumlah Wisatawan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu suatu penelitian telah dilakukan di Kawasan Ekowisata Tangkahan, Kabupaten Langkat pada November 2010-Januari 2011 dengan menganalisis kualitas air Sungai Buluh dan

(2) Pantai Binangun Indah lebih dikembangkan untuk (a) Pusat wisata kuliner Sea Food (b) Adanya promosi obyek lewat segala macam alat publikasi, seperti media

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi wisata alam yang terdapat di sepanjang jalur wisata gajah di Kawasan Ekowisata Tangkahan Kecamatan

Potensi wisata alam pada jalur baru yang ditemukan di kawasan tangkahan yaitu berupa potensi flora, fauna dan alam yang berupa air terjun, taman rafflesia, aliran sungai yang

Peluang dan tantangan atas permintaan wisatawan yang semakin meningkat terhadap kualitas obyek wisata membuat pemerintah dan pengelola pariwisata harus tanggap

Sedangkan arahan atau rekomendasi dalam studi ini yaitu, sebagai langkah dalam pengembangan obyek wisata untuk dikembangkan menjadi obyek wisata unggulan, upaya yang perlu dilakukan

Karena tingginya kebutuhan orang-orang (termasuk mahasiwa) akan penggunaan alat berkemah, maka hal itu menjadi peluang usaha yang baik dalam penyewaan peralatan

Maka dapat di simpulkan bahwa Obyek Wisata Pantai Balat jika dikembangkan dengan baik ternyata memiliki potensi sebagai obyek wisata alam pantai yang sangat menarik