• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) PADA MATERI INDEKS HARGA DAN INFLASI KELAS XI IIS SMA NEGERI 1 KERTEK W

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) PADA MATERI INDEKS HARGA DAN INFLASI KELAS XI IIS SMA NEGERI 1 KERTEK W"

Copied!
311
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI MIND

MAPPING (PETA PIKIRAN) PADA MATERI INDEKS

HARGA DAN INFLASI KELAS XI IIS SMA NEGERI 1

KERTEK WONOSOBO TAHUN PELAJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Rizkiani Utami Yusuf 7101411176

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang

panitia ujian skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji I Penguji II Penguji III

Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si.

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sayasendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapatatau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkankode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan darikarya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yangberlaku.

Semarang, November 2015

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al Insyirah :6)”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak M. Yusuf

dan Ibu Nur Chasanah, terimakasih untuk

do’a, dukungan, dan limpangan kasih

sayangnya.

2. Guru dan Dosenku, terimakasih dedikasinya.

3. Sahabat-sahabatku, terimakasih semangatnya.

(6)

vi PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping (Peta Pikiran)

pada Materi Indeks Harga dan Inflasi Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek

Wonosobo Tahun Pelajaran 2015/2016”ini sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

Dalam menyusun skripsi ini, penyusun memperoleh bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di

Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan

penelitian.

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah

memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.

4. Agung Yulianto, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran dengan penuh kesabaran kepada penulis selama

(7)

vii

5. Bapak Ibu dosen dan seluruh staff Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya

selama penulis menempuh pendidikan di Universitas.

6. Heri Pujiyanto, S.Pd., M.Si., Kepala SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo yang

telah memberiakn ijin penelitian dan membantu terlaksananya penelitian ini.

7. Titin Widyawati, S.E., Guru Ekonomi SMA Negeri 1 Kertek Wonosoboyang

telah membimbing dan membantu terlaksananya penelitian ini.

8. Siswa kelas XI IIS tahun pelajaran 2015/2016SMA Negeri 1 Kertek

Wonosobo yang telah bersedia menjadi responden dalam pengambilan data

penelitian ini.

9. Bapak Ibu Guru serta Tata Usaha SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo

Semoga atas izin Allah SWT skripsi ini dapat berguna sebagaimana

mestinya.

Semarang, November 2015

(8)

viii SARI

Yusuf, Rizkiani Utami. 2015. “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan

Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping (Pete Konsep) pada Materi Indeks Harga dan Inflasi Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek

Wonosobo Tahun Pelajaran 2015/2016”. Sarjana Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Agung Yulianto, S.Pd., M.Si.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Problem Based Learning (PBL), strategi mind mapping, Indeks Harga dan Inflasi

Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo pada materi indeks harga dan inflasi menunjukkan masih banyak yang belum mencapai KKM. Hal ini menjadi salah satu indikasi bahwa materi indeks harga dan inflasi perlu inovasi model dan strategi pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi. Harapannya dalam proses KBM siswa berperan aktif, memahami materi yang diajarkan dan saat evaluasi siswa memperoleh hasil belajar diatas KKM. Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping menjadi salah satu model dan strategi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi dan hasil belajar ekonomi lebih tinggi dibandingkan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan pola pretest-posttest group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IIS di SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 3 kelas sebanyak 70 siswa. Sampel penelitian dipilih secara random yang kemudian diperoleh kelas XI IIS 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IIS 2 sebagai kelas kontrol.Metode pengumpulan data yaitu dengan tes dan observasi. Pengujian H1 yaitu menggunakan uji paired sample t-test dan H2 menggunakan uji independent sample t-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar setelah perlakuan dengan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping dilihat dari rata-rata nilai pre-test yaitu 55,30 dan post-test sebesar 80,35 pada kelas eksperimen. Selain itu juga menunjukkan adanya perbedaan hasil rata-rata nilai post-test kelas eksperimen sebesar 80,35 lebih tinggi dibandingkan post-test kelas kontrol sebesar 74,88.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi indeks harga dan inflasi. Kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping memperoleh hasil belajar lebih tinggi daripada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

(9)

ix

ABSTRACT

Yusuf, Rizkiani Utami. 2015. “Improving the Students’ learning result by using

Problem Based Learning (PBL) Model with Mind Mapping Strategy on the price index and inflation materials in XI IIS class in SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo in the Academic Year of 2015/2016”. Bachelor of Accounting Education.Semarang State University. Advisor: Agung Yulianto, S.Pd., M.Si. Keytwords: Learning Results, Problem Based Learning (PBL) Model, Mind Mapping Strategy, Price Index and Inflation,

The achievement of learning process in school can be seen from the result

of the students. the students’ result of XI IIS in SMA Negeri 1 Kretek Wonosobo

on price index and inflation materials showed that there are still many students who have not reach the KKM score yet. It makes an indication that the price index and inflation materials need to be inovated the model and the learning strategies in order to make the students become more understand with the materials. It is expected that the students are active in learning teaching process,

understand the material which is explained, and the students’ results are in above

KKM score. The Problem Based Learning Model (PBL) and Mind Mapping Strategy are one of models and the learning strategies that is expected can on

improving the students’ learning results. The objective of the study is to improve economic learning result and the results are higher compared by using the conventional model.

This study uses quasi experiment method with pretest-posttest group design pola. The population of this study is all students of XI IIS in SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo in the Academic Year of 2015/2016, those are 70 students in 3 class. The sample of the study is chosen randomly then got XI IIS 3 class as the expreimental calsas and XI IIS2 as the control class. The procedures of collecting the data by using test and observation. H1 examination used paried sample t-test

and H2 used independent sample t-test.

The result of the study shows that there is improvement on the learning result after used the treatment of Problem Based Learning (PBL) Model with Mind Mapping Strategy that is seen from the pretest score is about 55,30 and the post test score is about 80,35 on experimental class. Meanwhile, it also shows that there is a differentiation on the post test average score of experimental class that is 80,35 higher than the post test of control class, that is 74,88.

Based on the result of the study can be concluded that Problem Based

Learning Model with Mind Mapping Strategy can improve the students’ learning

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA... ... vi

SARI... ... viii

ABSTRACT ... ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Hasil Belajar ... 11

2.1.1. Tinjauan Tentang Belajar ... 11

a. Pengertian Belajar ... 11

b. Teori Belajar ... 12

c. Prinsip Belajar ... 19

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 22

(11)

xi

2.1.2.Hasil Belajar ... 30

a. Pengertian Hasil Belajar ... 30

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi hasil Belajar ... 32

2.2 Model Problem Based Learning (PBL) ... 33

2.2.1. Model Pembelajaran ... 33

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 33

b. Macam-macam Model Pembelajaran ... 33

2.2.2. Model Problem Based Learning (PBL) ... 35

a. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL) ... 35

b. Karakteristik Problem Based Learning (PBL) ... 36

c. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) ... 38

d. Manfaat Model Problem Based Learning (PBL) ... 40

e. Keuntungan dan Kelemahan Model Problem Based Learning (PBL) ... 41

2.3 Strategi Mind Mapping ... 43

2.3.1. Mind Mapping ... 43

a. Pengertian Mind Mapping ... 43

b. Langkah dalam Membuat Mind Mapping ... 44

c. Keuntungan dan Kelemahan Mind Mapping ... 45

2.3.2. Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping ... 45

2.4 Penelitian Terdahulu ... 46

2.5 Kerangka Pikir Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ... 54

2.5.1. Kerangka Pikir Teoritis ... 54

2.5.2. Pengembangan Hipotesis ... 56

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 57

3.2 Populasi, Sampel, danTeknik Pengambilan Sampel... 58

3.2.1 Populasi ... 58

3.2.1.1 Uji Normalitas Data Populasi ... 59

3.2.1.2 Uji Homogenitas Data Populasi... 60

(12)

xii

3.3 Variabel penelitian ... 62

3.4 Sumber Data ... 62

3.5 Prosedur Pengumpulan Data ... 63

3.6 Metode Pengumpulan Data... 64

3.6.1 Metode Dokumentasi ... 64

3.6.2 Metode Tes ... 64

3.6.3 Metode Observasi ... 65

3.7 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 68

3.7.1 Kelas Eksperimen ... 68

3.7.2 Kelas Kontrol ... 69

3.8 Metode Analisis Instrumen Tes ... 70

3.8.1 Uji Validitas Butir Soal ... 70

3.8.2 Uji Reliabilitas Soal ... 72

3.8.3 Tingkat Kesukaran Soal ... 73

3.8.4 Daya Pembeda Soal ... 74

3.9 Metode Analisis Data ... 75

3.9.1 Analisis Data Deskriptif ... 75

3.9.2 Analisis Data Awal (Pre-test) ... 76

1. Uji Normalitas ... 76

2. Uji Homogenitas ... 77

3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 77

3.9.3 Analisis Data Akhir (Post-test) ... 77

1. Uji Normalitas ... 78

2. Uji Homogenitas ... 78

3. Uji Hipotesis 1 ... 78

4. Uji Hipotesis 2 ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 81

4.1.1 Hasil Deskriptif Penelitian ... 81

4.1.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 81

(13)

xiii

4.1.1.3. Pelaksanaan Pembelajaran ... 84

a.Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen .. 84

b.Pelaksanaan Pembelajaran pada kelas Kontrol... 87

4.1.1.4. Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ... 90

a. Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 90

b.Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ... 96

4.1.1.5. Deskripsi Hasil Pre-test dan Post-test ... 103

a. Analisis Data Hasi Belajar Sebelum Perlakuan (Hasil Pre-Tets) ... 103

b.Analisis Data Hasil Belajar Sesudah Perlakuan (Hasil Post-Test) ... 104

4.1.1.6. Deskripsi Efek Eksperimen ... 105

4.1.2 Hasil Analisis Data Awal ... 106

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 106

4.1.2.2 Uji Homogenitas ... 107

4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 107

4.1.3 Hasil Analisis Data Akhir ... 108

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 109

4.1.3.2 Uji Homegenitas ... 109

4.1.3.3 Uji Hipotesis 1 ... 110

4.1.3.4 Uji Hipotesis 2 ... 111

4.1.4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 113

4.2 Pembahasan ... 114

4.2.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... 114

(14)

xiv

BAB V PENUTUP ... 121

5.1 Simpulan ... 121

5.2 Saran... ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 123

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Ekonomi Materi Indeks Harga dan Inflasi Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo

Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 3

Tabel 2.1. Perbandingan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Metode Lain ... 37

Tabel 2.2. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ... 47

Tabel 3.1. Pre Test-Post Test Control Group Desain ... 57

Tabel 3.2. Jumlah Siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 58

Tabel 3.3. Hasil Uji Normalitas Data Populasi ... 59

Tabel 3.4. Hasil Uji Homegenitas Data Populasi ... 60

Tabel 3.5. Kriteria Aktivitas Siswa ... 67

Tabel 3.6. Aspek Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 67

Tabel 3.7. Aspek Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ... 67

Tabel 3.8. Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ... 71

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas ... 72

Tabel 3.10. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Coba ... 73

Tabel 3.11. Kriteria Soal Berdasarkan Daya Beda ... 75

Tabel 3.13. Analisis Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba ... 75

Tabel 4.1. Aspek Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 91

Tabel 4.2. Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama ... 92

Tabel 4.3. Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua ... 93

Tabel 4.4. Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Ketiga... 94

Tabel 4.5. Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Keempat ... 95

(16)

xvi

Tabel 4.7. Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Pertama ... 96

Tabel 4.8. Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Kedua ... 98

Tabel 4.9. Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Ketiga ... 99

Tabel 4.10.Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Keempat ... 100

Tabel 4.11.Hasil Penilaian Aktivitas Siswa ... 101

Tabel 4.12.Deskripsi Hasil Pre-test ... 103

Tabel 4.13.Deskripsi Hasil Post-test ... 104

Tabel 4.14. Deskripsi Efek Eksperimen ... 105

Tabel 4.15. Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test ... 106

Tabel 4.16. Uji Normalitas Data Awal ... 106

Tabel 4.17. Uji Homogenitas Data Awal ... 107

Tabel 4.18. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 108

Tabel 4.19. Uji Normalitas Data Akhir ... 109

Tabel 4.20. Uji Homogenitas Data Akhir... 109

Tabel 4.21. Uji Hipotesis 1 ... 111

Tabel 4.22. Uji Hipotesis 2 ... 112

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir ... 55

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara ... 125

Lampiran 2 Daftar Nilai Ulangan Harian Materi Indeks Harga dan Inflasi Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 128

Lampiran 3 Daftar Nilai Ulangan Harian Materi Mendeskripsikan Bank, LKBB, Bank Sentral dan OJK Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 131

Lampiran 4 Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal Kelas XII IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 134

Lampiran 5 Daftar Nama Partisipan Kelas Eksperimen ... 135

Lampiran 6 Daftar Nama Partisipan Kelas Kontrol ... 136

Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Uji Coba ... 137

Lampiran 8 Soal Uji Coba ... 139

Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 152

Lampiran 10 Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ... 153

Lampiran 11 Analisis Tingakat Kesukaran Butir Soal Uji Coba ... 157

Lampiran 12 Analisis Daya Pembeda butir Soal Uji Coba ... 160

Lampiran 13 Kisi-kisi Soal Pre-test... 163

Lampiran 14 Soal Pre-test ... 165

Lampiran 15 Kunci Jawaban Soal Pre-test ... 174

Lampiran 16 Daftar Nilai Pre-test Kelas Eksperimen ... 175

Lampiran 17 Daftar Nilai Pre-test Kelas Kontrol ... 176

Lampiran 18 Uji Normalitas Data Awal ... 177

Lampiran 19 Uji Homogenitas Data Awal ... 178

Lampiran 20 Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 179

(19)

xix

Lampiran 22 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 199

Lampiran 23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 218

Lampiran 24 Contoh Kasus Inflasi ... 237

Lampiran 25 Kunci Jawaban Kasus Inflasi menggunakan Mand Mapping ... 240

Lampiran 26 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 241

Lampiran 27 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ... 253

Lampiran 28 Kisi-kisi Soal Post-test ... 265

Lampiran 29 Soal Post-test ... 267

Lampiran 30 Kunci Jawaban Soal Post-test ... 275

Lampiran 31 Daftar Nilai Post-test Kelas Eksperimen ... 276

Lampiran 32 Daftar Nilai Post-test Kelas Kontrol ... 277

Lampiran 33 Uji Normalitas Data Akhir ... 278

Lampiran 34 Uji Homogenitas Data Akhir ... 279

Lampiran 35 Uji Hipotesis 1 ... 280

Lampiran 36 Uji Hipotesis 2 ... 281

Lampiran 37 Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 1 ... 282

Lampiran 38 Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 2... 283

Lampiran 39 Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 3 ... 285

Lampiran 40 Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 4 ... 286

Lampiran 41 Dokumentasi kelas Kontrol Pertemuan 1 ... 287

Lampiran 42 Dokumentasi kelas Kontrol Pertemuan 2 ... 288

Lampiran 43 Dokumentasi kelas Kontrol Pertemuan 3 ... 289

(20)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia yang tidak bisa dielak.

Dengan adanya pendidikan bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan

potensi sumber daya manusia (SDM). Melalui kegiatan pengajaran siswa dapat

mengembangkan dirinya secara optimal, yaitu mengembangkan semua potensi

siswa, kecakapan serta karakteristik pribadinya ke arah positif sehingga

menghasilkan generasi yang lebih baik.

Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

Untuk mencapai tujuan dari pendidikan maka perlu kualitas dan mutu

pendidikan yang baik. Pada nyatanya kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia

masih rendah, rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor, antara lain keterbatasan dana, ketersediaan sarana dan prasarana dalam

aktivitas pembelajaran. Kualitas dan mutu pendidikan terkait erat dengan aktivitas

pembelajaran. Pembelajaran atau pengajaran menurut Briggs dalam Anni

(2011:191), pembelajaran ialah seperangkat peristiwa (events) yang

mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu

(21)

penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri

peserta didik. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi anatara guru dengan

siswa. Interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan sesama siswa akan

berdampak positif dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas dan mutu

pendidikan. Pengukuran pencapaian kualitas dan mutu pendidikan dituangkan

dalam prestasi belajar. kemudian prestasi belajar diwujudkan dalam prestasi

akademik yang diukur melalui hasil belajar.

Menurut Anni (2011:85), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Pada dunia

pendidikan hasil belajar sangat penting karena sebagai indikator keberhasilan

tujuan yang telah direncankan pada kegiatan belajar. Hasil belajar bukan hanya

sebagai indikator keberhasilan guru menyampaikan materi kepada siswa

melainkan sebagai pertimbangan dalam penggunaan model pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran serta sebagai penentu siswa-siswi yang

telah mencapai ketuntasan minimal dan berhak melanjutkan ke materi berikutnya.

Ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia

memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan sumber daya yang ada

melalui berbagai pilihan dan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.

Pembelajaran Ekonomi yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang

inovatif, dimana yang dapat meningkatkan penguasaan materi, sekaligus dapat

meningkatkan kreativitas siswa. Aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan

belajar mengajar, sebab siswa sebagai subjek didik adalah yang merencanakan

(22)

semata-mata ditentukan oleh derajat pemilikan potensi siswa yang bersangkutan,

melainkan juga lingkungan, terutama guru yang profesional. Di dalam proses

pembelajaran guru dan siswa merupakan faktor utama.

Berdasarkan observasi awal di SMA N 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran

2014/2015 melalui wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas XI IIS

ibu Titin Widyawati,S.E mengatakan bahwa siswa kurang tertarik terhadap mata

pelajaran ekonomi, sehingga hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran

juga kurang.

Salah satu permasalahan dalam pembelajaran ekonomi kelas XI IIS SMA N

1 Kertek Wonosobo ialah pada materi indekas harga dan inflasi yang merupakan

materi sulit dicerna oleh siswa. Contoh kasus siswa kurang mampu menghitung

indeks harga dengan menggunakan metode laspeyres dan paasche. Dapat dilihat

dari hasil belajar kognitif siswa berupa nilai ulangan harian sebagai berikut:

Tabel 1.1.

Nilai Ulangan Harian Ekonomi Materi Indeks Harga dan Inflasi Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo Tahun Pelajaran 2014/2015 No Kelas Jumlah

Siswa

KKM Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 XI IIS 1 21 75 8 38,09% 13 61,90%

2 XI IIS 2 22 75 9 40.90% 13 59,09%

3 XI IIS 3 21 75 11 52,38% 10 47,62%

Jumlah 64 28 43,75% 36 56,25%

Sumber: Data nilai ulangan harian materi indeks harga dan inflasi SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2014/2015. (Lampiran 2)

Tabel diatas dengan standar nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah 75

menunjukan bahwa 43,74% siswa telah mencapai KKM dan 56,25% siswa belum

(23)

belum maksimal karena jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas atau sama

dengan KKM masih kurang dari 75%. Mulyasa (2009:256) menyatakan bahwa

pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya

sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial

serta menunjukkan semangat yang besar dan rasa percaya diri. Jadi suatu proses

pembelajaran harus melibatkan sebagian siswanya untuk berperan aktif agar

mencapai perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Hasil observasi awal juga menunjukkan bahwa rendahnya nilai ulangan

harian siswa SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo pada materi indeks harga dan

inflasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari diri siswa ditunjukan

pada kemampuan memahami materi, daya ingat dan kemampuan berhitung siswa

rendah atau kurang. Selain faktor tersebut ditinjau dari model pembelajaran yang

digunakan oleh guru, guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional,

sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. (Lampiran 1)

Atas dasar permasalahan diatas, maka penelitian ini berupaya untuk

mengulas permasalahan mengenai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi pokok indeks harga dan inflasi yang memiliki karakteristik analistik

dan aplikatif. Materi ini tidak hanya mempelajarai teori, yang terpenting adalah

bagaimana siswa dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi ini

yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan

pemahaman siswa melalui model pembelajaran yang sesuai.

Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam teoritis tapi

(24)

yang tepat supaya berbagai permasalah tersebut bisa diatasi. Model pembelajaran

yang digunakan hendaknya yang memungkinkan siswa dapat lebih aktif, siswa

mampu memahami materi, daya ingat dan kemampuan berhitung siswa

meningkat, sehingga hasil belajar siswa juga meningkat. Adapun model

pembelajaran tersebut adalah model problem based learning (PBL). Karena

dengan model problem based learning (PBL) mendorong siswa untuk aktif, lebih

memahami materi serta meningkatkan kemampuan berhitung melalui

penyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata yang berkaitan dengan materi

indeks harga dan inflasi. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli yaitu menurut

Arnyana dalam Sudarman, dkk (2013:3) “problem based learning (PBL) adalah

pembelajaran yang dirancang berdasarkan masalah-masalah real kehidupan yang

bersifat tidak terstruktur, terbuka, dan mendua”. Menurut Dewey dalam

Sudarman, dkk (2013:3) “problem based learning (PBL) yaitu interaksi stimulus

dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan”.

Sedangkan menurut Nurhadi dalam Sulistyani dan Harnanik (2014:491) “problem

based learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir

kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan

konsep yang esensial dari materi pelajaran”. Dari uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa keuntungan menggunakan model problem based learning (PBL) yaitu

pengetahuan benar-benar diserap oleh siswa dengan baik karena siswa terlibat

pada kegiatan belajar, melatih kerja sama anatara siswa dengan siswa, dapat

(25)

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari jurnal yang menyatakan model ini dapat

meningkatkan hasil belajar adalah Annisa Rahma Yulyana dan Kardoyo (2014)

dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Perubahan Nilai

Tukar Rupiah Terhadap Valuta Asing serta Hasil Belajar Melalui Model Problem

Based Learning Siswa SMA Al-Irsyad Tegal (Study pada Kelas XI IPS 3 Tahun

Ajaran 2013/2014)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model problem based

learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata siklus I

75,6 dengan ketercapaian ketuntasan klasikal yaitu 70% dan pada siklus II

rata-rata kelas meningkat menjadi 79,23 dan ketercapaian ketuntasan klasikal yaitu

sebesar 87% pada kelas XI IPS 3 SMA Al-Irsyad Tegal.

Dalam penelitian ini untuk meningkatkan daya ingat siswa model

pembelajaran problem based learning (PBL) dikolaborasikan dengan strategi

pembelajaran, strategi yang digunakan yaitu yang bisa meningkatkan daya ingat

siswa. Menurut Sani (2013:89), model pembelajaran merupakan kerangka

konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori

dan digunakan dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai

tujuan tertentu, terkait dengan pemilihan strategi dan pembuatan struktur metode,

ketrampilan, dan aktivitas peserta didik. Sedangkan pengertian strategi

pembelajaran atau mengajar menurut beberapa ahli yaitu, menurut Sudjana

(2014:147) “strategi mengajar adalah tindakan guru melaksanakan rencana

mengajar. Artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variable pengajaran

(tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi para

(26)

(2011:19), “strategi belajar mengajar merupakan pemilihan jenis latihan tertentu

yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai”.

Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahawa model

pembelajaran dengan strategi pembelajaran saling berkaitan. Di dalam model

pembelajaran terdapat strategi pembelajaran. Pada penelitian ini model

pembelajaran yang digunakan ialah model problem based learning (PBL) dengan

strategi mind mapping.

Menurut Andri Saleh dalam Maisyarah (2013), “mind map adalah diagram

yang digunakan untuk menggambarkan sebuah tema, ide, atau gagasan utama

dalam materi pelajaran”. Menurut De Porter dan Readon dalam Sridewita dan

Syamsul Amar (2014:6), “mind mapping adalah model yang efektif untuk

membantu siswa mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman

terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan

baru”. Dan menurut Sridewita dan Syamsul Amar (2014:6), “mind mapping

adalah teknik berupa skema atau gambar untuk mencurahkan segala yang kita

fikirkan atau yang ada di otak kita”. Penggunakan mapping sebagai strategi

pembelajaran dalam penelitian ini cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa.

Hal ini dapat diliahat dari jurnal Nina Mahardani dan Widiyanto (2014) dengan

judul “ Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Antara Model Think-Pair-Share dan Model Concept Mapping pada Siswa SMA 1 Nguter Sukoharjo”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model concept mapping lebih efektif meningkatkan hasil

belajar dibandingkan dengan model Think-Pair-Share pada kelas X SMA Nguter

(27)

Jadi model pembelajaran dalam penelitian ini yaitu menggunakan model

problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping pada materi indeks

harga dan inflasi salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar, karena

pada materi ini siswa akan diberikan beberapa masalah yang terkait dengan indeks

harga dan inflasi, kemudian memecahkan masalah tersebut dengan cara membuat

mind map.

Dari uraian latar belakang diatas peneliti berkeinginan untuk memberikaan

variasi model pembelajaran serta mengadakan penelitian eksperimen yang

berjudul “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) PADA MATERI INDEKS HARGA

DAN INFLASI KELAS XI IIS SMA NEGERI 1 KERTEK WONOSOBO

TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning

(PBL) dengan strategi mind mapping meningkatkan hasil belajar siswa

materi indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek,

Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016?

2. Apakah model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan strategi

mind mapping lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan

(28)

siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran

2015/2016?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bahwa menggunakan model pembelajaran problem based

learning (PBL) dengan strategi mind mapping meningkatkan hasil belajar

siswa materi indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1

Kertek, Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.

2. Untuk mengetahui bahwa menggunakan model pembelajaran problem based

learning (PBL) dengan strategi mind mapping lebih meningkatkan hasil

belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada

materi indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek

Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.

1.4. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bukti empirik dalam dunia

pendidikan mengenai penerapan model pembelajaran problem based learning

(PBL)dengan strategi mind mapping meningkatkan hasil belajar ekonomi.

b. Manfaat Praktis

Penelitian yang akan peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo

diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi guru, penerapan model problem based learning (PBL) dengan

(29)

pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat serta

sebagai evaluasi untuk pembelajaran selanjutnya.

2. Bagi sekolah, memberikan masukan kepada sekolah sebagai bahan

evaluasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Bagi peneliti, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman sebagai

calon guru dapat berusaha sejak sekarang untuk belajar menerapkan

(30)

11 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1.Tinjauan Tentang Hasil Belajar

2.1.1.Tinjauan Tentang Belajar a. Pengertian Belajar

Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian belajar.

Menurut Slameto (2010:2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Menurut Anni (2011:82), belajar merupakan proses penting bagi

perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segela sesuatu yang

dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Menurut Sani (2013:40), belajar

merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap lingkungan sehingga terjadi

perubahan tingkah laku. Menurut Sudjana (2014:28), belajar adalah proses yang

aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar

individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat

melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati,

memahami sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita berbicara

tentang bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu proses atau usaha individu untuk berinteraksi terhadap lingkungan yang

yang diarahkan kepada tujuan dan mengakibatkan perubahan perilaku. Perubahan

(31)

b. Teori Belajar

Banyak teori belajar yang digunakan para guru untuk berbagai keperluan

belajar dan proses pembelajaran, membantu guru untuk memahami bagaiman

peserta didik belajar. Beberapa ahli yang mengembangkan teori belajar menurut

Sani (2013:4-38) adalah sebagai berikut:

1. Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah teori tentang perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini menjelaskan bahwa belajar adalah

perubahan perilaku yang diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Pembelajaran

dilakukan dengan member stimulus kepada peserta didik agar menimbulkan

respons yang tepat seperti yang diinginkan. Hubungan stimulus dan respons jika

diulang akan menjadi sebuah kebiasaan. Respons atau perilaku tertentu diperoleh

menggunkan metode pelatihan atau pembiasaan. Jika peserta menemui masalah

atau kesulitan, guru dapat menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial

and error) sampai memperoleh hasil.

2. Teori Belajar Kognitivisme

Menurut teori kognitivisme, pembelajaran terjadi dengan mengaktifkan

indra siswa agar memperoleh pemahaman. Pengaktifan indra dapat dilaksanakan

dengan menggunakan media atau alat bantu melalui berbagai metode. Pendidikan

menurut teori kognitif adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan menghasilkan individu atau peserta didik yang memiliki

kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang

(32)

2) Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang

memungkinkan pengetahuan dan ketrampilan dapat dikonstruksi oleh

peserta didik.

3) Latihan memecahkan masalah sering kali dilakukan melalui belajar

kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.

4) Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar

yang sesuai bagi dirinya.

5) Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang

membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan

pada diri peserta didik.

Menurut teori ini belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (tidak

selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati).

Teori belajar yang berkembang berdasarkan teori ini yaitu:

1) Teori Perkembangan Kognitif

Menurut teori perkembangan kognitif atau teori piaget, pengetahuan

dibentuk berdasarkan interaksi antara individu dengan lingkunangan,

informasi tidak sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka dari

lingkungan. Contoh aplikasi teori piaget dalam pembelajaran adalah:

a. Menentukan tujuan intruksional.

b. Memilih materi pelajaran.

c. Menentukan topik yang dapat dipelajari secara aktif oleh peserta didik

(33)

d. Merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang akan

dipelajari oleh pserta didik.

e. Mempersiapkan berbagai pertanyaan yang memacu kreatifitas peserta

didik untuk berdiskusi atau bertanya.

f. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

2) Teori Bruner

Jerome Bruner mengembangkan teori perkembangan mental, yang

mendeskripsikan bahwa terjadinya proses belajar lebih ditentukan oleh cara

mengatur materi pelajaran. Contoh aplikasi teori bruner dalam proses belajar

mengajar adalah:

a. Menentukan tujuan-tujuan intruksional.

b. Memilih materi pelajaran.

c. Menentukan topic yang akan dipelajari secara induktif oleh peserta

didik.

d. Mencari contoh, tugas, ilustrasi, dsb.

e. Mengatur topik-topik pembelajaran mualai dari yang kongkret ke

abstrak, dari yang sederhana ke kompleks, dan dari tahap enaktif,

ikonik ke simbolik.

f. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

3) Teori Ausubel

David Ausubel mengembangkan teori belajar bermakna dengan

menjelaskan bahwa bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan

(34)

bermakna harus sesuai dengan struktur kognitif dan struktur keilmuan, serta

memuat keterkaitan seluruh bahan. Oleh karena itu, dibutuhkan “peta

konsep”, yaitu bagan atau struktur tentang keterkaitan seluruh konsep secara

terpadu dan terorganisasi baik secara hierarkis dan distributif. Contoh

aplikasi teori ausubel dalam proses belajar mengajar adalah:

a. Menentukan tujuan intruksional.

b. Mengukur kesiapan peserta didik.

c. Memilih materi pelajaran.

d. Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai peserta didik.

e. Menyajikan pandangan menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari.

f. Menggunakan advance organizer dengan cara membuat rangkuman.

g. Memfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep dan prinsip

dengan fokus pada hubungan anatara konsep yang ada.

h. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

4) Teori Gagne

Menurut teori ini, dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan

informasi yang kemudian dioalah sehingga, menghasilkan luaran dalam

bentuk hasil belajar. Hasil belajar berupa kecakapan atau kemampuan

manusia yang terdiri atas informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi

kognitif, sikap (afektif), dan kecakapan motorik. Pemrosesan informasi

mengacu pada cara-cara orang menangani rangsangan dari lingkungan,

mengorganisasi data, melihat masalah, mengembangkan konsep dan

(35)

baik verbal maupun nonverbal. Penerapan teori ini dalam pemebelajaran

adalah sebagai berikut:

a. Jangan terlalu cepat dalam menyampaikan informasi yang berbeda,

dibutuhkan agar informasi yang pertama tidak terdesak oleh informasi

berikutnya.

b. Jangan terlalu banyak ide yang diberikan dalam satu kali penyampaian,

kecuali jika telah ada informasi pengait dalam memori jangka panjang.

c. Dibutuhkan memberikan waktu atau kesempatan berfikir pada peserta

didik ketika harus menjawab pertanyaan.

3. Teori Belajar Humanistik

Teori ini menganggap bahwa keberhasilan keberhasilan belajar terjadi jika

peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini

berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari

sudut pandang pengamatannya.

Prinsip-prinsip belajar humanistik adalah sebagai berikut:

1. Manusia mempunyai cara belajar alami.

2. Belajar terjadi secara signifikan jika materi pelajaran dirasakan

mempunyai relevansi dengan maksud tertentu.

3. Belajar menyangkut perubahan dalam persepsi mengenai diri peserta

didik.

(36)

5. Belajar akan berjalan lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses

belajar. Belajar yang melibatkan peserta didik dapat member hasil yang

mendalam.

6. Kepercayaan pada diri peserta didik pada peserta didik ditumbuhkan

dengan membiasakan untuk mawas diri.

7. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

4. Teori Belajar Sibernetik

Menurut teori ini proses belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi

yang dipelajari. Cara belajar secara sibernetik terjadi jika peserta didik mengolah

informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi

tersebut. Salah satu penganut aliran sibernetik adalah Landa, yang menggunakan

model pendekatan berpikir algoritmik dan heuristic. Proses berpikir algoritmik

adalah proses berpikir yang sistematis, secara bertahap, konvergen, dan linier

menuju ke satu sasaran atau tujuan tertentu. Sedangkan proses berpikir heuristic

adalah cara berpikir divergen, menuju beberapa sasaran atau tujuan sekaligus,

contohnya penerapan pembelajaran menggunakan proses berpikir heuristic adalah

penemuan cara memecahkan masalah menggunakn metode problem solving.

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini menerapkan teori belajar

kognitivisme dan dikembangkan lagi yaitu teori ausubel, menurut teori

kognitivisme dalam Sani (2013:10), pendidikan adalah:

1. Pendidikan menghasilkan individu atau peserta didik yang memiliki

kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang

(37)

2. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang

memungkinkan pengetahuan dan ketrampilan dapat dikonstruksi oleh

peserta didik.

3. Latihan memecahkan masalah sering kali dilakukan melalui belajar

kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.

4. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar

yang sesuai bagi dirinya.

5. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang

membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi

pengetahuan pada diri peserta didik.

Dan menurut teori ausuble yang dikembangkan oleh David Ausubel dalam

Sani (2013:15), mengembangkan teori belajar bermakna dengan menjelaskan

bahwa bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan ajar dirasakan

bermakna bagi peserta didik. Bahan ajar untuk belajar bermakna harus sesuai

dengan struktur kognitif dan struktur keilmuan, serta memuat keterkaitan seluruh

bahan. Oleh karena itu, dibutuhkan “peta konsep”, yaitu bagan atau struktur

tentang keterkaitan seluruh konsep secara terpadu dan terorganisasi baik secara

hierarkis dan distributif.

Sesuai dengan teori ausubel dan pengertian pendidikan menurut teori

kognitivisme tersebut siswa diajak untuk belajar dengan diberi latihan

memecahkan masalah yang berkaitan dengan indeks harga dan inflasi sesering

kali dilakukan belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan

(38)

peta konsep supaya pembelajaran lebih bermakna. Diharapkan hasil belajar siswa

meningkat apabila siswa diberikan contoh masalah sehari-hari yang ada pada

kehidupan nyata kemudian dipecahkan dengan membuat peta konsep.

c. Prinsip Belajar

Menurut Gagne dalam anni (2011:95-96), prinsip yang dikembangkan yaitu:

1. Prinsip Keterdekatan (contiguity) menyatakan bahwa situasi stimulus yang

hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin

waktunya dengan respon yang diinginkan.

2. Prinsip Pengulangan (repetition) menyatakan bahwa situasi stimulus dan

responnya perlu diulang-ulang, atau dipraktikan, agar belajar dapat diperbaiki

dan meningkatkan retensi belajar.

3. Prinsip Penguatan (reinforcement) menyatakan bahwa belajar sesuatu yang

baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil

yang menyenangkan. Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya

untuk mempelajari sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah dicapai

memperoleh penguatan.

Gagne di samping mengakui pentingnya ketiga prinsip tersebut, dan ke tiga

perinsip itu dipandang sebagai kondisi eksternal yang mempengaruhi belajar, juga

mengusulkan tiga perinsip lain yang mrnjadi kondisi internal yang harus ada pada

diri pembelajar. Ketiga prinsip itu harus dimiliki oleh pembelajar sebelum

melakukan kegiatan belajar baru. Ketiga prinsip itu adalah :

1. Informasi Faktual (factual information). Informasi ini dapat diperoleh melalui

(39)

pembelajar sebelum memulai belajar baru, dan dilacak dari memori, karena

informasi itu telah dipelajari dan disimpan didalm memori selama

berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang lalu.

2. Kemahiran Intelektual (intellectual skill). Pembelajaran harus memiliki

berbagai cara dalam mengerjakan sesuatu, terutama yang berkaitan dengan

symbol-simbol bahasa dan lainnya, untuk mempelajari hal-hal baru. Pertama,

mungkin ada stimulasi untuk mengingat kemahiran intelektual itu dengan

bantuan beberapa petunjuk verbal. Perlu diketahui bahwa kemahiran

intelektual tidak dapat disajikan melalui petunjuk lisan atau petunjuk tertulis

yang disampaikan oleh pendidik. Kemahiran intelektual harus telah dipelajari

sebelumnya agar dapat digunakan atau diingat ketika diperlukan.

3. Strategi (strategy). Setiap aktivitas belajar memerlukan pengaktifan strategi

bejar dan mengingat. Pembelajar harus mampu menggunakan strategi untuk

menghadirkan stimulus yang kompleks; memilih dan membuat kode

bagian-bagian stimulus; memecahkan masalah; dan melacak kembali informasi yang

telah dipelajari.

Sedangkan menurut Slameto (2010:27-28) dengan mempelajari

uraian-uraian yang terdahulu, maka calon guru atau pembimbung seharusnya sudah dapat

menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat

dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setipa siswa secara

(40)

1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat

pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif.

d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkunangannya.

2. Sesuai hakikat belajar

a. Belajar itu pross kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang

diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang

diharapkan.

3. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

(41)

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus dicapainya.

4. Syarat keberhasilan belajar

a. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar

dengan tenang.

b. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam melakukan belajar yang efektif tidak lepas dari kondisi-kondisi yang

mempengaruhi belajar semakin baik kondisi siswa maka baik pula dalam proses

pembelajaran. Sebab siswa merupakan objek belajar dimana siswa dituntut untuk

lebih aktif dibandingkan para pendidik. Maka perlu adanya kondisi yang sangat

mendukung proses pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

menurut Slameto (2010:54-72) :

1. Faktor intern

a. Faktor jasmaniah

Yang termasuk dalam faktor jasmaniah adalah kesehatan dan cacat

tubuh. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap kegiatan belajarnya.

Ketika kesehatan nya memburuk maka proses belajarnya juga akan

terganggu. Demikian pula dengasn cacat tubuh, siswa yang memilki

(42)

b. Faktor psikologis

Yang tergolong dalam faktor psikologis antara lain :

a) Intelegensi adalah faktor kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,

mengetahui atau menggunakan konsep yang abstrak secara efektif,

mengetahui hasil dan mempelajari dengan cepat

b) Perhatian yaitu keaktifan jiwa atau sekumpulan obyek dalam hal ini

proses belajar

c) Minat yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikandan

mengenang beberaoa kegiatan

d) Bakat yaitu kemampuan untuk belajar

e) Motif yaitu yang menjadi penyebab berbuat

f) Kematangan yaitu kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi

dalam belajar

g) Kesiapan adalah kesediaan untuk member respon atau bereaksi.

c. Faktor kelelahan

Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani

dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh

dan kecenderungan untuk membaringkan tubuh/ kondisi tubuh lemah dan

kurang semangat. Hal ini terjadi karena kekacauan substansi sisa

pembakaran dalam tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat adanya kelesuan

(43)

hilang. Dari hal di atas dapat dimengerti bahwa kelelahan itu

mempengaruhi belajar.

2. Faktor ekstern

a. Faktor keluarga

a) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar

anak, demikian juga relasi antara anak dan anggota keluarganya yang

lain bila tercipta kondisi yang dinamis akan berpengaruh baik dengan

kondisi belajar anak dan sebaliknya, kemudian suasana rumah terkait

dengan kejadian yang sering terjadi didalam keluarga di mana anak

berada dan belajar, serta keadaan ekonomi keluarga yaitu terkait

pemenuhan kebutuhan pokok dan fasilitas belajar anak apakah sudah

terpenuhi.

b) Relasi antar anggota keluarga

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan

relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik

adalah hubungan yang penuh pengetian dan kasih sayang, disertai

bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan

belajar anak sendiri.

c) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian

yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar.

(44)

ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana rumah yang tegang,

ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antar anggota keluarga

atau dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah,

suka keluar rumah, akibatnya belajarnya kacau.

d) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.

Anak yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal

makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga

membutuhkan ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis,

buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika

keluarga mempunyai uang yang cukup. Jika anak hidup dalam keluarga

miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan

anak terganggu sehingga belajar anak juga terganggu.

e) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak

sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.

Kadang-kadang anak lemah semangat orang tua wajib memberi pengertian dan

mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan anak yang

dialami disekolah.

f) Latar belakang kebudayaan

Tingkat kependidikan dalam keluarga atau kebiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak disekolah. Perlu ditanamkan

(45)

b. Faktor Sekolah, yang mempengaruhi belajar ini mencakup :

a) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada

siswa sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa dapat

menerima pelajaran dengan baik

b) Relasi guru dengan siswa.

Cara belajar siswa dipengaruhi relasi dengan gurunya, guru yang

kurang interaksi dengan siswa menyebabkan siswa enggan

berpartisipasi aktif dalam belajar. Menciptakan relasi yang baik antara

siswa perlu agar dapat memberikan pengaruh positif terhadap belajar

siswa.

c) Relasi siswa dengan siswa

Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang

menyenagkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang

mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari

kelompok.akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu

belajarnya.

d) Disiplin sekolah

Agar siswa lebih maju, harus disiplin dalam belajar di sekolah dan di

rumah yang dicontohkan oleh guru dan staf.

(46)

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa. Alat

pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan

pelajaran yang diberikan kepada siswa.

f) Waktu sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di

sekolah, waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah

juga mempengruhi belajar siswa.jika terjadi siswa masuk di sore hari,

sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Di mana siswa harus

beristirahat tapi terpakasa masuk sekolah, sehingga mereka

mendengarkan pelajaran dengan mengantuk dansebagainya.

g) Standar pelajaran di atas ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi

pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang

mampu dan takut kepada guru.

h) Keadaan gedung

Dengan jumah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka

menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap

kelas.

i) Metode

Metode adalah cara yang harus dilalui didalam mengajar. Metode

belajar sangat mempengaruhi belajar. Metode mengajar yang kurang

baik maka hasil belajar siswa kurang baik pula.

(47)

Diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus

dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk

kegiatan yang lain.

c. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Adapun hal-hal yang mempengaruhi siswa tersebut

adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Perlu adanya pembatasan kegiatan siswa dalam masyarakat supaya

jangan menggangu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang

mendukung kegiatan belajarnya.

b) Mass media

Yang termasuk mass media adalah bioskob, radio, tv, surat kabar,

majalah, buku-buku, komik-komik, dan lain-lain. Mass media yang

baik memberi pengruh yang baik bagi siswa dan juga belajarnya, begitu

juga sebaliknya mass media yang jelek juga memberi pengaruh yang

jelek terhadap siswa.

c) Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul lebih cepat masuk jiwanya dari

pada yang kita duga. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka

perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik

dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua

(48)

d) Bentuk kehidupan masyarakat

Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi,

suka mencuri dan memiliki kebiasaan yang tidak baik, akan

berpengaruh jelek pada anak yang ada di situ.

Seperangkat faktor lain yang memberikan kontribusi belajar adalah kondisi

internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti

kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional;

dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

Kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh pembelajar akan

berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar. Faktor lainnya adalah

kondisi eksternal yang terdiri dari variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus)

yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya

belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar (Rifa’I

dan Anni, 2011:97).

e. Tujuan Belajar

Tujuan belajar sebenarnya bervariasi dan sangat banyak. Menurut Suprijono

(2012:5):

“Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan

tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional, lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik

(49)

2.1.2.Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Salah satu indikator proses pembelajaran tercapai atau tidaknya adalah

dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Menurut Suprijono

(2012:5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap,

apresiasi dan ketrampilan. Sedangkan menurut Sudjana (2009:22), hasil belajar

ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima

pengalaman belajarnya.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Blom dalam (Sudjana, 2009:23) yang secara garis besar membaginya

menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.

1. Ranah Kognitif

Ranah Kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri enam

aspek yaitu:

a. Pengetahuan (Knowledge)

b. Pemahaman (Comprehension)

c. Aplikasi (application)

d. Analisis (analysis)

e. Sintesis (Synthesis)

(50)

2. Ranah Afektif (affective domain)

Ranah afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar ranaf

afektif berkenaan dengan perasaan, minat, perhatian, keinginan, penghargaan, dll.

Beberapa kategori ranah afektif sebagai hasil belajar adalah sebagai berikut :

a. Penerimaan (receiving)

b. Jawaban (responding)

c. Penilaian (valuing)

d. Pengorganisasian

e. Pembentukan pola hidup

3. Ranah Psikomotorik (Psychomotoric domain)

Hasil belajar dibidang ini tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan

kemampuan bertindak individu setelah menerima pengalaman belajar tertentu.

Terdapat enam tingkat ketrampilan, yaitu:

a. Gerakan refleks

b. Ketrampilan gerakan dasar

c. Kemampuan perceptual, termasuk membedakan visual, membedakan

auditif, motoris, dll.

d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan

ketepatan.

e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada

ketrampilan yang kompleks.

f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti

(51)

Jadi sesuai klasifikasi hasil belajar diatas, hasil belajar dalam penelitian ini

adalah perubahan perilaku siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Perubahan perilaku tersebut meliputi ranah kognif yang meliputi pemahaman

siswa tentang materi indeks harga dan inflasi, ranah afektif berupa aktivitas siswa

dalam kegiatan pembelajaran, dan ranah psikomotorik yaitu ketrampilan dalam

mengemukakan pendapat dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui

perubahan tingkah laku tersebut maka perlu diadakan tes atau evaluasi. Hasil

belajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa setelah memperoleh

pembelajaran. Berhasil atau tidaknya hasil belajar sebagai tolak ukur tercapai

tidaknya tujuan dari pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurtut

Sudjana (2014:39-40), faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dipengaruhi

oleh dua faktor utama yaitu:

1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi:

a. Kemampuan yang dimilikinya

b. Motivasi belajar

c. Minat dan perhatian

d. Sikap dan kebiasaan belajar

e. Ketekunan

f. Sosial ekonomi

(52)

2. Faktor dari luar diri siswa/faktor lingkungan

Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil

belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran.

2.2. Model Problem Based Learning (PBL) 2.2.1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Suprijono (20012:45), model pembelajaran merupakan landasan

praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar

yang dirancang berdasarkan analisis tehadap implementasi kurikulum dan

implikasinya pada tingkat operasional dikelas. Menurut Arends dalam Suprijono

(2012:45), model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Berdasarkan beberapa pengertian model pembelajaran diatas dapat

disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta

didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan

mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar.

b. Macam-macam Model Pembelajaran

1. Model Pembelajaran Langsung

Menurut Suprijono (2012:46), model pembelajaran langsung atau direct

Gambar

Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir
Tabel 3.5.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode Mind Mapping (peta pikiran) dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada

SHUODNXDQ GHQJDQ 0RGHO 3UREOHP %DVHG / HDUQLQJ 3% / GHQJDQ 6 WUDWHJL 0LQG 0DSSLQJ GLOLKDW GDUL UDWDUDWD QLODL SUHWHVW \DLWX GDQ SRVWWHVW VHEHVDU.. SDGD NHODV HNVSHULPHQ 6 HODLQ

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Group to Group Exchange dengan media Mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar

Pelatihan tentang menulis dan mencatat dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) sehingga dalam proses pembelajaran dapat berkembang lebih

Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan Model Pemebelajaran Kooperatif Peta Pikiran (Mind Mapping) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu

Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah: (1) aktivitas dosen menerapkan metode pembelajaran Mind Mapping dan Problem Based Learning (PBL), dan (2)

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan, peneliti menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan media Mind Mapping