• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Internal Terhadap Kemampulabaan Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Faktor Internal Terhadap Kemampulabaan Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

84 LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Perhitungan Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing

Loan (NPL), Equity To Total Asset Ratio (EAR), Loan To Asset Ratio (LAR),

Capital Adequacy Ratio (CAR). Net Interest Margin (NIM) dan Return On Asset

pada Bank di Bursa Efek Indonesia:

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Bank Tabungan Nasional

No Rasio 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%)

1 ROA 2,03% 1,94% 1,79% 1,12%

2 LDR 95,75% 93,48% 96,02% 99,81%

3 NPL 2,75% 4,09% 4,05% 4,01%

4 EAR 8,21% 9,19% 8,81% 8,44%

5 LAR 66,58% 67,48% 70,43% 73,50%

6 CAR 15,03% 17,69% 15,62% 14,64%

7 NIM 5,76% 5,83% 5,44% 4,47%

No Rasio 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%)

1 ROA 4,93 % 5,15% 5,03% 4,74%

2 LDR 76,20% 79,85% 88,54% 81,68

3 NPL 2,32 % 1,83% 1,55% 1,69%

4 EAR 10,60 % 11,76% 12,66% 12,18%

5 LAR 52,72 % 63,61% 69,35% 61,73%

6 CAR 14,96% 16,95% 16,99% 18,31%

(2)

85

Bank BRI Agro Niaga

(3)

86 Bank Cimb Niaga

Bank Jabar dan Banten

(4)

87 Bank Tabungan Pensiunan Nasional

(5)

88

a. Predictors: (Constant), NIM, LAR, NPL, EAR, CAR, LDR

b. Dependent Variable: ROA

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 38.234 6 6.372 14.615 .000a

Residual 16.133 37 .436

Total 54.367 43

(6)

89 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.794 1.241 3.861 .000

LDR -.094 .016 -.828 -5.946 .000

NPL -.013 .060 -.022 -.223 .825

EAR .015 .045 .032 .321 .750

LAR .102 .024 .560 4.157 .000

CAR -.215 .061 -.460 -3.533 .001

NIM .471 .061 1.047 7.695 .000

(7)

90 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandard

ized

Residual

N 44

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .61251970

Most Extreme

Differences

Absolute .083

Positive .055

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .547

Asymp. Sig. (2-tailed) .925

a. Test distribution is Normal.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .839a .703 .655 .66032

a. Predictors: (Constant), NIM, LAR, NPL, EAR, CAR, LDR

(8)

91 Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.794 1.241 3.861 .000

LDR -.094 .016 -.828 -5.946 .000 .414 2.418

NPL -.013 .060 -.022 -.223 .825 .823 1.216

EAR .015 .045 .032 .321 .750 .783 1.276

LAR .102 .024 .560 4.157 .000 .442 2.265

CAR -.215 .061 -.460 -3.533 .001 .472 2.117

NIM .471 .061 1.047 7.695 .000 .433 2.309

(9)

92 Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .05213

Cases < Test Value 22

Cases >= Test Value 22

Total Cases 44

Number of Runs 26

Z .763

Asymp. Sig. (2-tailed) .446

(10)

80 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan.Edisi Kedelapan. Jilid Pertama, Erlangga, Jakarta.

Dendawijaya, Lukman, 2003. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Jakarta:Ghalia Indonesia.

Dendawijaya, Lukman, 2009. Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta.Indonesia.

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USUpress.

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19. Edisi kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan, 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Hasibuan, Drs. H. Malayu S.P., 2007. Dasar-Dasar Perbankan, PT Bumi Aksara,Jakarta.

Husnan, Suad, 2004. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan Keputusan

Jangka Pendek, BPFE, Yogyakarta.

Kasmir, 2002. Dasar – Dasar Perbankan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Kasmir, 2003. Manajemen Perbankan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, edisi Pertama, PT Rajawali Pers, Jakarta.

Kasmir, 2010. Manajemen Perbankan, Edisi Revisi 9, PT Rajawali Pers, Jakarta. Martono, 2010. Bank dan Lembaga Keuangan lain, Ekonisia.

Marcus, Brealey Myers,2008. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan, PT Erlangga. Mudjarad Kuncoro dan Suhardjono, 2002. Manajemen Perbankan Teori dan

(11)

81 Munawir, 2002. Analisis laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BFE UGM, Yogyakarta.

Siamat, Dahlan, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Situmorang dan Lutfi, 2014.Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis, USU Press, Medan.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keenam, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kelima, CV Alfabeta, Bandung.

Syahyunan, 2013. Manajemen Keuangan (Perencanaan Analisis dan

Pengendalian Keuangan), USU Press, Medan.

Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan

Lain. Cetakan Keempat. Salemba Empat, Jakarta.

Jurnal dan Skripsi :

Arimi Millatina. 2012.” Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan”, Universitas Diponegoro.

Booklet Perbankan Indonesia. 2011. Jakarta : Bank Indonesia.

Dhanuskodi Rengasamy, 2014. “Impact of Loan Deposit Ratio (LDR) on

Profitability : Panel Evidence from Commercial Banks in Malaysia”, Proceedings of the Third Internatioal Conference on Global Business, Economics, Finance and social science, Mumbai India.

Dwihilda Rezha Mitasari.2008. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non

Performig Loan, Loan to Deposite Ratio, Net interest Margin dan BOPO

Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank”, Universitas Brawijaya.

Fitriani Prastiyanigtyas.2010. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

Perbankan, Universitas Diponegoro.

Fitriyana. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Modal, Likuiditas, Non

(12)

82 (Studi Empiris Pada Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode Tahun 2006-2010).

Hendrayanti, Silvia dan Harjum, Muharam, 2013. Analisis Pengaruh Faktor

Internal dan Eksternal Terhadap Profitabilitas Perbankan, Diponegoro

Journal Of Management, Vol.2, No.3.

Kartika Wahyu dan Muhamad, 2006. Analisis Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia, Jurnal Studi Manajemen

dan Organisasi, Vol 3, No.2, Hal 46.

Mahardian, Pandu, 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL,NIM dan

LDR terhadap Kinerja Keuangan Perbankan , Universitas Diponegoro.

Mawardi, Wisnu, 2005, Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol.14, No.1,

Juli, pp.83-94.

Muhammad, Syaichu dan Kartika, 2006. Analisis Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Di Indonesia, Jurnal Studi Manajemen

dan Organisasi, Vol.3, No. 2.

Pandu, Mahardian, 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM da

LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan ( Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat Di BEJ Periode Juni 2002-Juni 2007), Tesis

Program Studi Manajemen Universitas diponegoro

Pohan, Aulia, 2002, Arah dan Perkembangan Kebijakan Perbankan Nasional, Ventura, Vol.5, No.1, April, pp.1-13.

Prastiyaningtyas, Fitriani, 2010. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Profitabilitas Perbankan, Universitas Diponegoro.

Rengasamy, Dhanuskodi, 2014. “Impact of Loan Deposit Ratio (LDR) on

Profitability : Panel Evidence from Commercial Banks in Malaysia , Proceedings of the Third International Conference on Global Business, Economics, Finance and Social Sciences (GB14Mumbai Conference)”,

India.

Sapariyah, Rina Ani dan Ayu Ananta Putri. 2012. Analisis Kinerja Keuangan

Perusahaan : Pendekatan Terhadap Rasio Keuangan Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan di BEI, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Perbankan,

(13)

83 Internet:

(14)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif, yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.2

Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs 2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yaitu dimulai dari bulan Mei sampai dengan Juni 2015 hingga selesai.

3.3

Batasan Operasional

Batasan operasional berguna agar peneliti dapat lebih fokus dalam melakukan pengamatan. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan yang diteliti adalah perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011- 2014.

2. Data laporan keuangan perusahaan yang diteliti adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan selama periode 2011-2014

(15)

42 4. Variabel independenyang digunakan dalam penelitian ini adalah Loan to

Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Equity To Total Asset

Ratio (EAR), Loan To Asset Ratio (LAR), Capital Adequacy Ratio (CAR)

dan Net Interest Margin (NIM)

3.4

Defenisi Operasional

Menurut Erlina (2008:57) definisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian. Dan untuk menguji penelitian ini digunakan variable dependen atau terikat (Y), variabel independen atau bebas (X).

3.4.1Variabel Dependen (Y)

Variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan yaitu Profitabilitas (ROA).

Profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA. Return On Assets (ROA) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. ROA dihitung dengan menggunakan rumus (Syahyunan, 2013:93)

ROA = LabaBersih

(16)

43

3.4.2Variabel Independen (X)

Variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya perubahan variabel dependen. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel independen yang digunakan, yaitu :

1. Loan to Deposit Ratio (LDR) (X1)

Dalam Dendawijaya (2003) LDR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Menurut Dendawijaya, 2009 pengukuran rasio LDR dapat dirumuskan sebagai berikut :

LDR = Kredit

DanaPihakketiga x 100%

2. Non Performing Loan (NPL) (X2)

Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya (SE BI No.6/23/DPNP,2004). Menurut Dendawijaya (2009) pengukuran rasio NPL dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPL =Kreditbermasalah

TotalKredit x 100%

3. Equity To Total Asset Ratio (EAR) (X3)

(17)

44 dan kelangsungan operasionalnya sehingga dapat melindungi para pemilik modal dari kepailitan atau kebangkrutan.EAR diukur dengan menggunakan rumus (Dendawijaya, 2009:121).

EAR =totalekuitas

Totalaktiva x 100%

4. Loan To Asset Ratio (LAR) (X4)

Loan to Assets Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit melalui jaminan sejumlah aset yang dimiliki (Dendawijaya, 2009:121). Semakin besar kredit yang disalurkan maka semakin rendah risiko kredit yang mungkin dihadapi karena kredit yang disalurkan didanai dengan aset yang dimiliki. LAR diukur dengan menggunakan rumus:

LAR =TotalKredit

Totalaktiva x 100%

5. Capital Adequacy Ratio (CAR) (X5)

CAR memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. (Dendawijaya, 2009).

CAR diukur dengan menggunakan rumus : CAR =Modal

(18)

45 6. Net Interest Margin (NIM) (X6)

NIM adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga dari kredit yang disalurkan. Menurut Dendawijaya (2009) pengukuran rasio. NIM diukur dengan rumus:

CAR =PendapatanBungaBersih

AktivaProduktif x 100%

Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini secara garis besar digambarkan pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3. 1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Defenisi Pengukuran Skala

1 LDR (X1) Rasio

TotalDanaPihakKetiga Rasio

2 NPL (X2) Rasio

NPL = Kreditbermasalah

(19)

46

NIM = PendapatanBungaBersih

aktivaProduktif Rasio

Sumber: Dendawijaya dan Siamat

3.5

Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

(20)

47 memberikan informasi laporan keuangan periode 2011 sampai dengan tahun 2014.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numeric. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu sample yang ditarik dengan menggunakan pertimbangan (Sugiyono, 2005: 73). Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah:

1. Perusahaan perbankan Indonesia yang terdaftar pada BEI.

2. Perusahaan perbankan Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.

(21)

48 Tabel 3. 2

Daftar Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

No Bank Kode

1 Bank Mandiri Persero Tbk BMRI

2 Bank Negara Indonesia (Persero Tbk) BBNI 3 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI

9 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN

10 Bank Central Asia Tbk BBCA

11 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI)

3.6

Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Sugiyono, 2005:74). Dalam penelitian ini, data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan Keseluruhan perbankan di BEI dan laporan keuangan tahunan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 yang dipublikasikan dalam situs resmi yaitu www. idx.co.id.

3.7

Metode Pengumpulan Data

(22)

49 penelitian ini. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber data dokumenter seperti laporan keuangan perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan.

3.8

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik.

4.2.1Analisis deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan (Ghozali, 2011). Pengukuran yang digunakan statistic deskriptif ini meliputirata- rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 6 variabel independen (LDR, NPL, EAR, LAR, CAR dan NIM) sebagai variabel yang mempengaruhi

Return On Asset (ROA).

4.2.2Analisis Statistik

4.2.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda

(23)

50 yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, multikolinearitas, auotokorelasi (Situmorang dan Lutfi 2011:151). Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien.

Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut: Y= a + b1 x1 + b2x2+ b3x1 + b3x3 + b4x4 +b5x5 +b6x6+ e

Dimana:

Y =Return On Asset (ROA)

a = Konstanta

b1….b6 = Koefisien Regresi

x1 = Loan to Deposit Ratio

x2 = Non Performing Loan

x3 = Equity To Total Asset Ratio

x4 = Loan To Asset Ratio

x5 = Capital Adequacy Ratio

x6 = Net Interest Margin

e = Standard error

3.9

Pengujian Asumsi Klasik

3.10.1Uji Normalitas

(24)

51 Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali 2011:110). Sedangkan dasar pengambilan keputusan dalam deteksi normalitas.

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji kenormalan data juga dapat dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov terhadap nilai standar residual hasil persamaan regresi. Apabila probabilitas hasil Uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 5%, maka data berdistribusi normal, dan demikian sebaliknya.

3.10.2Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011: 91), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atas variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya bebas multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Uji Multikolinearitas dapat dilihat dari : (1) nilaitolerance dan lawannya

(2) Variance Inflation Factor (VIF).

(25)

52

3.10.3Uji Autokorelasi

Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier berganda terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Situmorang dan Lutfi 2014 :134).

3.10.4Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali (2011 : 105). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

3.10

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan di muka dengan menggunakan alat bantu Statistics Package for

Social Science 18.00 (SPSS 18.00).

3.10.1Uji – F (Uji simultan)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011: 99). Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F kritis (Ftabel) dengan

(Fhitung) dimana tabel hitung terdapat pada tabel analysis of variance. Tingkat

(26)

53

freedom) df= (n-k) dan (k-1) dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah

jumlah variabel. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

Ha:B1= B2 = B3=�4= 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama (simultan) dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha:B1= B2 = B3= �4 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama

-sama (simultan) dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk menguji apakah ada pengaruh yang signifikan atau tidak antara variabel independen dan dependen secara simultan, maka digunakan uji F dengan kriteria sebagai berikut :

1. Bila Fhitung> Ftabel atau P value< α (0,05) maka Ha diterima

2. Bila F hitung< Ftabel atau P value> α (0,05) maka Hatidak dapat diterima

3.10.2Uji – t (Uji secara parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2011: 101). Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k-1) dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Pengujian koefisien regresi masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

Ha : βi = 0 (tidak ada pengaruh variabel independen i pada variabel dependen)

Ha: βi ≠ 0 (ada pengaruh variabel independen i pada variabel dependen)

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. Jika t hitung> t tabel maka variabel independen secara parsial berpengaruh

(27)

54 Jika t hitung< t tabel maka variabel independen i secara parsial tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

2. Jika P value< α 0,05 maka Ha diterima, berarti variabel independenberpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Jika P value> α 0,05 maka Ha tidak dapat diterima, berarti variabel independen i

tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.10.3Uji Koefisien Determinasi

(28)

55 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Deskripsi Objek Penelitian

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia jumlah bank umum yang go

public di Indonesia pada akhir tahun 2014 berjumlah 32 bank. Objek penelitian

yang digunakan didalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode tahun2011 hingga tahun 2014, setelah dilakukan purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan (memenuhi kriteria) dalam penelitian ini ada 11 perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang menyajikan laporan keuangan tahunan periode2011 sampai dengan 2014 secara lengkap dan sesuai denganvariabel yang akan diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 11 perusahaan perbankan. Jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 44 yang didapat dari 11 x 4 (perkalian antara jumlah sample dengan jumlah tahun dalampengamatan).

4.2

Analisis Data

4.2.1Statistik Deskriptif

(29)

56 Sumber : Output SPSS 18.00 (Data diolah)

Pada Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa N atau jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 44 sampel data yang diambil dari Laporan Keuangan Publikasi masing-masing bank yang bersangkutan periode 2011 sampai dengan 2014.

Data rasio ROA terendah (minimum) adalah 1.12 berasal dari ROA Bank Tabungan Negara pada tahun 2014, sedangkan rasio ROA tertinggi (maksimum) adalah 5.15 berasal dari ROA Bank Rakyat Indonesia pada Tahun 2012. Dengan melihat nilai rata- rata (mean) ROA sebesar 2.93, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik nilai rata- rata ROA pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2011- 2014 berada di atas 1.5%. Hal ini menunjukkan ROA Bank Umum telah memenuhi peraturan BI bahwa bank yang masuk dalam kategori sehat adalah bank yang memiliki nilai minimal ROA sebesar 1.5% (Hasibuan, 2007:27), sementara standar deviasi ROA sebesar 1.13 yang berarti simpangan data nilainya lebih kecil daripada meannya sebesar 2.93 yang menunjukkan bahwa data variable ROA baik.

(30)

57 Data rasio LDR terendah (minimum) adalah 61.70 berasal dari LDR Bank Central Asia pada tahun 2011, sedangkan rasio LDR tertinggi (maksimum) adalah 100.7 berasal dari LDR Bank Danamon pada tahun 2012. Dengan melihat nilai rata- rata (mean) LDR sebesar 85.39, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik nilai rata- rata LDR pada Bank Umum di Indonesia tahun 2011- 2014 melewati batas aman 80%. Hal ini menunjukkan LDR Bank Umum termasuk dalam kategori kurang sehat, karena menurut peraturan BI bahwa bank yang masuk dalam kategori sehat adalah bank yang memiliki LDR yang berada pada batas aman sebesar 80% (Dendawijaya, 2003:35). Sementara standar deviasi LDR sebesar 9.86 yang berarti simpangan data nilainya lebih besar daripada meannya sebesar 85.39 yang menunjukkan bahwa data variable LDR kurang baik.

(31)

58 Data rasio EAR terendah (minimum) adalah 8.21 berasal dari EAR Bank Tabungan Negara pada tahun 2011sedangkan rasio EAR tertinggi (maksimum) adalah 18.44 berasal dari EAR Bank Danamon pada tahun 2012. Dengan melihat nilai rata- rata (mean) EAR 12.26 dan standar deviasi EAR 2.50.

Data rasio LAR terendah (minimum) adalah 49.58 berasal dari LAR Bank Jawa Barat dan Banten tahun 2011 sedangkan rasio LAR tertinggi (maksimum) adalah 73.52 berasal dari LAR Bank Agro Niaga tahun 2014.Dengan melihat nilai rata- rata (mean) LAR 62.69 dan standar deviasi 6.19 maka dikategorikan bahwa keadaan Bank Umum dikategorikan sehat dikarenakan mean LAR lebih besar daripada simpangan LAR.

Data rasio CAR terendah (minimum) adalah 12.70 berasal dari CAR Bank Central Asia tahun 2011 sedagkan rasio CAR tertinggi (maksimum) adalah 23.10 berasal dari CAR Bank Tabungan Pensiunan Nasional tahun 2013. Dengan melihat nilai rata- rata (mean) CAR 16.71, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik statistik nilai rata- rata CAR pada Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011- 2014 diatas 8%, dan standar yang ditetapkan Bank Indonesia minimal 8%. Sehingga dapat disimpulkan rasio kecukupan modal yang dimiliki perbankan dapat dikatakan tinggi. Sementara standart deviasi 2.40 masih lebih kecil jika dibandingkan nilai mean-nya sebesar 16.71. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simpangan data pada CAR relatif baik.

(32)

59 melihat nilai rata- rata (mean) NIM 6.93, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik statistik nilai rata- rata NIM pada Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011- 2014 diatas 6%, dan standar yang ditetapkan Bank Indonesia minimal 6%. Sementara untuk nilai standart deviasi sebesar 2.49 masih lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean-nya yaitu sebesar 6.93. Dengan demikian simpangan data pada rasio NIM pada penelitian ini dapat dikatakan baik.

4.2.2Uji Asumsi Klasik

Didalam pengujian asumsi klasik, peneliti akan melakukan uji atas data-data yang telahdiperoleh yang disebut dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukanuntuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal dengan ujinormalitas, dan untuk melihat apakah penelitian tersebut terjadi multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi atau tidak.

4.2.2.1 Uji Normalitas

(33)

60 (Ghozali, 2005:110) untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui uji statistikdan analisis grafik. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji statistik non parametric

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan melalui analisis grafik, yaitu dengan melihat

pendekatan grafik histogram dan grafik normal probability plot.

Hipotesis Nol (H0) : Data terdistribusi secara normal

Hipotesis Altenatif (Ha) : Data tidak terdistribusi secara normal • Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, • sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut : Tabel 4. 2

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 44

Normal Parametersa Mean .0000000

Std.

Deviation .61251970 Most Extreme Differences Absolute .083

Positive .055

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .547

Asymp. Sig. (2-tailed) .925

a. Test distribution is Normal.

(34)

61 tersebut telah berdistribusi normal karena nilai signifikansinya atau Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0.05 yakni 0.925

Selain uji Kolmograv – Smirnov, hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada diagram histogram dan Normal Probability Plot yang ditampilkan pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut ini:

Gambar 4. 1 Histogram Uji Normalitas Sumber : Output SPSS 18.00 (Data diolah)

(35)

62 Gambar 4. 2 Grafik Normal Probability Plot

Sumber : Output SPSS 18.00 (Data diolah)

Gambar 4.2 merupakan grafik Normal Probability Plot yang menunjukkan bahwa titik- titik data menyebar di sekitar garis diagonal. Hal tersebut menunjukkan Hal tersebut berarti data berdistribusi normal. Hasil pengujian dengan grafik histogram dan grafik Scatter plotsejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov, yaitu yang berkesimpulan bahwa data telah terdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan sadanya korelasi antara variabel independent. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas.Suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolinearitas apabila mempunyai nilai

tolerance lebih dari 0.10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 5

(36)

63

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Output SPSS 18.00 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai Tolerance dari masing- masing variabel lebih besar dari 0.10, yaitu pada variabel LDR sebesar 0.414, variabel NPL sebesar 0.823, variabel EAR sebesar 0.783, variabel LAR sebesar 0.442, variabel CAR sebesar 0.472 dan pada variabel NIM sebesar 0.433. Selain itu, nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing- masing variabel juga lebih kecil dari 5 yakni, untuk variabel LDR sebesar 2.418, variabel NPL sebesar 1.216, variabel EAR sebesar 1.276, variabel LAR sebesar 2.265, variabel CAR sebesar 2.117 dan pada variabel NIM sebesar 2.309. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat gejala Multikolinearitas.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

(37)

64 pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, dapat disimpulkan adanya problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena penelitian yang berurutan sepanjag waktu berkaitan satu sama lainnya (Gozali, 2011). Uji autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan uji run test. Uji run test menunjukkan tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual, jika nilai test di atas 0.05. Berikut ini adalah tabel 4.3 yang menunjukkan hasil uji autokorelasi.

Tabel 4. 4

Hasil uji autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .05213

Cases < Test Value 22

Cases >= Test Value 22

Total Cases 44

Number of Runs 26

Z .763

Asymp. Sig. (2-tailed) .446

a. Median

Sumber : Output SPSS 18.00 (Data diolah)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai Asymp sig (2- tailed) lebih besar dari 0.05 yakni 0.446 Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

(38)

65 heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratut (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedasitas. Adapun hasil uji heteroskedasitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.3

Gambar 4. 3 Grafik scatterplot Sumber : Output SPSS 18.00 (Data diolah)

(39)

66

4.3

Hasil Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas (X) dengan variabel. Model Regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak biasa jika telah memenuhi persyaratan Best

Linear Unbiased Estimator (BLUE) yakni tidak terdapat heterokedastisitas,

multikolinearitas, autokorelasi (Situmorang dan Lutfi 2011:151). Berikut ini merupakan hasil pengolahan data dengan analisis regresi linear berganda:

Tabel 4. 5

Hasil Uji analisis regresi berganda Coefficientsa

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Output SPSS 18.00 (Data diolah)

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.5maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

(40)

67 Dimana:

Y =Return On Asset (ROA)

X1= Loan to Deposit Ratio (LDR)

X2= Non Performing Loan (NPL)

X3= Equity to Total Asset Ratio (EAR)

X4= Loan to Asset Ratio (LAR)

X5= Capital Adequacy Ratio (CAR)

X6= Net Interest Margin (NIM)

e = Error

Koefisien- koefisien dalam persamaan regresi linear berganda memiliki arti sebagai

berikut:

1. Konstanta (α) diperoleh sebesar 4.794. Hal ini menunjukkan bahwa rasio Loan to

Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Equity to Total Asset Ratio

(EAR), Loan to Asset Ratio (LAR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Net

Interest Margin (NIM) sama dengan nol maka jumlah ROA (Y) bernilai sebesar

4.794.

2. Koefisien regresi Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar -.0094 menunjukkan bahwa

setiap kenaikan LDR sebesar 1% akan menyebabkan penurunan ROA sebesar

0.094.

3. Koefisien regresi Non Performing Loan (NPL) sebesar -0.013 menunjukkan bahwa

setiap kenaikan NPL sebesar 1% akan menyebabkan penurunan ROA sebesar

0.013.

4. Koefisien regresi Equity to Total Asset Ratio (EAR) sebesar 0.015 menunjukkan

bahwa setiap kenaikan EAR sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan ROA sebesar

(41)

68 5. Koefisien regresi Loan to Asset Ratio (LAR) sebesar 0.102 menunjukkan bahwa

setiap kenaikan LAR sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan ROA sebesar 0.102.

6. Koefisien regresi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar-0.215 menunjukkan

bahwa setiap kenaikan CAR sebesar 1% akan menyebabkan penurunan ROA

sebesar 0.215.

7. Koefisien regresi Net Interest Margin (NIM) sebesar 0.471 menunjukkan bahwa

setiap kenaikan NIM sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan ROA sebesar 0.471.

4.4

Pengujian Hipotesis

4.4.1Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji simultan dapat diketahui dengan melakukan uji statistik F. Uji statistik F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2006). Hasil uji statistik F dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4. 6 Hasil Uji F Test

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 38.234 6 6.372 14.615 .000a

Residual 16.133 37 .436

Total 54.367 43

a. Predictors: (Constant), NIM, LAR, NPL, EAR, CAR, LDR

b. Dependent Variable: ROA

(42)

69 Tabel 4.6 adalah hasil dari uji statistik simultan (Uji- F) menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 14.615 dan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Nilai F

tabel Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai Ftabel pada

tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05) adalah sebesar 2.356, sehingga dari nilai

Fhitung dan Ftabel yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai Fhitung> Ftabel dan tingkat

signifikansi <0.05, yakni 14.615 > 2.356 dan 0.000 < 0.05. Dengan demikian Ha

diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel LDR, NPL, EAR, LAR, CAR dan NIM secara bersama- sama berpengaruh dan signifikan terhadap ROA.

4.4.2Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

(43)

70 Tabel 4. 7

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) Coefficientsa

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Output SPSS 18.00 (Data diolah)

Pada Tabel 4.7 diperoleh nilai thitung untuk masing-masing variabel

independen. Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Nilai ttabel dalam

penelitian ini sebesar 2.026.

Berdasarkan hasil pengujian di atas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen secara satu persatu (parsial) terhadapa variabel dependen yakni sebagai berikut:

1. Pengaruh LDR terhadap ROA (Y)

Variabel LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, Hal ini terlihat dari hasil analisis uji-t pada Tabel 4.6 sebesar -5.946 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang berada dibawah 0.05.

2. Pengaruh NPL terhadap ROA (Y)

(44)

71 3. Pengaruh EAR terhadap ROA

Variabel EAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini terlihat dari hasil analisis uji-t pada Tabel 4.6 sebesar 0.321 dan nilai signifikansi sebesar 0.750 yang berada diatas 0.05.

4. Pengaruh LAR terhadap ROA

Variabel LAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terlihat darihasil analisis uji-t pada Tabel 4.6 sebesar 4.157 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang berada dibawah 0.05.

5. Pengaruh CAR terhadap ROA

Variabel CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terlihat dari hasil analisis uji-t pada Tabel 4.6 sebesar -3.533 dan nilai signifikansi sebesar 0.001 yang berada dibawah 0.05.

6. Pengaruh NIM terhadap ROA

Variabel NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terlihat dari hasil analisis uji-t pada tabel 4.6 sebesar 7.695 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang berada dibawah 0.05.

4.4.3Koefisien Determinasi (R2)

(45)

72 Tabel 4. 8

Model Summaryb

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui besarnya koefisien korelasi ganda pada kolom R sebesar 0.839. Koefisien determinasinya pada kolom R Square menunjukkan angka 0.703. Kolom Adjusted R Square merupakan koefisien determinasi yang telah dikoreksi yaitu sebesar 0.655 atau sebesar 65.5% yang menunjukkan bahwa variabel LDR, NPL, EAR, LAR, CAR, NIM memberikan kontribusi terhadap ROA sedangkan sisanya 34.5% dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian.

4.5

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai R sebesar 0.839 yang berarti hubungan variabel LDR, NPL, EAR, LAR, CAR dan NIM terhadap ROA sebesar 83.9%.Nilai R Square sebesar 0.655 atau sebesar 65.5 % yang menunjukkan bahwa bahwa variabel LDR, NPL, EAR, LAR, CAR dan NIM memberikan kontribusi terhadap ROA sedangkan sisanya 34.5% dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian.

Berdasarkan hasil uji statistik F diperoleh kesimpulan bahwa variabel LDR, NPL, EAR, LAR, CAR dan NIM secara bersama- sama atau secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari pengujian

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1

.839a .703

.655 .66032

a. Predictors: (Constant), NIM, LAR, NPL, EAR, CAR, LDR

b. Dependent Variable: ROA

(46)

73 yag dilakukan dimana nilai F hitung > F tabel , yaitu 14.615 > 2.356, dan tingkat signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0.05 yakni 0.000 < 0.05.

Berdasarkan pengujian secara parsial diketahui bahwa pengaruh dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:

1. Pengaruh LDR terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa LDR secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari nilai t-hitung -0.223 dan nilai signifikansi sebesar 0.825 yang berada diatas 0.05. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Dhanuskodi, 2014) (Kartika dkk,2006). Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh LDR mengindikasikan bahwa apabila LDR mengalami kenaikan, ROA akan mengalami penurunan, dan sebaliknya apabila LDR mengalami penurunan, maka ROA akan mengalami kenaikan. Semakin besar LDR mengindikasikan kredit yang disalurkan oleh Bank Umum dari dana pihak ketiga akan mengurangi kemampuan Bank Umum dalam meningkatkan laba dengan kondisi kredit yang diberikan menjadi kredit macet. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian (Rina, dkk 2012) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap ROA. 2. Pengaruh NPL terhadap ROA

(47)

74 mempengaruhi besar kecilnya rasio Return on Asset (ROA). Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran bank dalam menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi tidak berjalan dengan baik.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Kartika, 2006) bahwa Non

Performing Loan (NPL) yang tinggi akan memperbesar biaya baik biaya

pencadangan aktiva produktif maupun biaya yang lain, sehingga berpotensi untuk menimbulkan kerugian pada bank, atau dengan kata lain Non

Performing Loan (NPL) menurunkan tingkat pengembalian asset (ROA) bank

3. Pengaruh EAR terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa EAR secara parsial berpengaruh EAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari nilai t-hitung sebesar 0.321dan nilai signifikansi sebesar 0.750. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa semakin tinggi nilai EAR, maka akan semakin baik anggaran bank dalam membelanjakan investasinya sehingga kemampuan bank dalam meningkatkan labanya menjadi semakin optimal.

Selain itu, diindikasikan berpengaruh positif terhadap ROA, karena EAR sebagai indikator tersedianya modal untuk menjaga likuiditas (protective

function) dan kelangsungan operasionalnya sehingga dapat melindungi para

(48)

75 semakin tinggi nilai EAR, maka akan semakin baik anggaran bank dalam membelanjakan investasinya sehingga kemampuan bank dalam meningkatkan labanya menjadi semakin optimal. Hasil Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Hendrayanti dkk, 2013).

4. Pengaruh LAR terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa LAR secara parsial LAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari nilai t -hitung sebesar 4.157 dan nilai signifikansi sebesar 0.000. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi kredit yang diberikan maka semakin besar pendapatan bunga yang diperoleh sehingga tingkat pengembalian aset akan semakin tinggi, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Hendrayanti dkk 2013)

5. Pengaruh CAR terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa CAR secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari nilai t-hitung sebesar -3.533 dan nilai signifikansi sebesar 0.001. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yag dilakukan oleh (Pandu, 2008) (Kartika dkk, 2006) bahwa pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh CAR mengindikasikan bahwa CAR mengalami kenaikan, ROA akan mengalami penurunan, dan sebaliknya apabila CAR mengalami penurunan, maka ROA akan mengalami kenaikan.

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) yang negatif terhadap Return

On Asset dapat terjadi karena peningkatan profitabilitas turut diikuti pula oleh

(49)

76 konsekuensi peningkatan resiko sejalan dengan optimalisasi produktivitas aset, sehingga kecukupan permodalan Bank diproksikan dengan Capital

Adequacy Ratio (CAR) mengalami penurunan. Di samping itu, Capital

Adequacy Ratio (CAR) yang berpengaruh negatif dan terhadap Return On

Asset (ROA) dapat dikarenakan bank belum memanfaatkan sumber-sumber

tambahan modal lainnya sehingga pertumbuhan modal tidak dapat mengimbangi pertumbuhan aktiva produktif. Perkembangan ini tentunya berdampak pada kemampuan bank untuk melakukan ekspansi penyaluran dana. Dengan demikian, Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif terhadap

Return On Asset (ROA).

6. Pengaruh NIM terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa NIM secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari nilai t-hitung sebesar 7.695 dan nilai signifikansi sebesar 0.000. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi rasio NIM maka akan menyebabkan semakin tingginya rasio ROA dan sebaliknya.

(50)
(51)

78 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara simultan Loan to Deposite Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL),

Earning Asset Ratio (EAR), Loan to Asset Ratio (LAR), Capital Adequacy Ratio

(CAR) dan Net Interest Margin (NIM) secara bersama- sama ( serempak)

berpengaruh dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) perusahaan

perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011- 2014.

2. Secara Parsial Loan to Deposite Ratio (LDR) berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap ROA, Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap ROA, Earning Asset Ratio (EAR), berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap ROA, Loan to Asset Ratio (LAR) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA, Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROA dan Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA.

5.2

Saran

a. Bagi Manajemen Perusahaan Perbankan

(52)

79 menggunakan prinsip kredit sehingga kredit macet bisa ditekan seminimal mungkin sehingga kinerja perusahaan meningkat.

2. Bagi pihak perbankan sebaiknya meningkatkan nilai CAR. Misalnya dengan menambah setoran modal pemilik, melakukan evaluasi aktiva sehingga jumlah modal akan mengalami peningkatan, atau melakukan penjualan aset yang tidak produktif yang akan mengurangi ATMR dan berdampak positif terhadap CAR. Dengan cara-cara tersebut CAR akan meningkat, sehingga profiabilitas bank juga akan meningkat.

b. Bagi peneliti selanjutnya

1. Bagi peneliti selanjutnya, objek penelitian agar jumlah tahun penleitiannya ditambah sehingga hasil penelitian dapat generalisasi dan lebih akurat. 2. Bagi peneliti selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan proxy

(53)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan teori

2.1.1 Pengertian Bank dan Faktor- Faktor Internal Perbankan

Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya, dalam hal lain Bank juga difokuskan untuk

(54)

10 Pengertian menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan, dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang menerapkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi bank yang menerapkan prinsip syariah. Dalam pemberian kredit disamping dikenakan bunga yang dilakukan oleh bank yang merapkan prinsip konvensional, bank tersebut juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk biaya administrasi serta biaya komisi (Kasmir, 2002:13).

Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa usaha bank selalu berkaitan dengan masalah keuangan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Dengan demikian bank sebagai suatu badan berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) dari dua pihak, yaitu pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (defisit unit). Hal ini juga yang menyebabkan lembaga bank disebut sebagai lembaga kepercayaan, artinya pihak yang kelebihan dana mempercayakan sepenuhnya kepada bank untuk mengelola dananya termasuk menyalurkannya kepada pihak yang kekurangan atau memerlukan dana berupa kredit. Wujud kepercayaan tersebut dalam bentuk tidak ikut campurnya pihak surplus ini dalam menentukan pihak defisit mana yang layak dipercaya (Kasmir, 2008:4).

(55)

11 kondisi dari perbankan tersebut. Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan yang dipengaruhi oleh faktor- faktor internal perbankan. Rendahnya kualitas perbankan antara lain tercermin dari lemahnya kondisi internal sektor perbankan. Faktor internal perbankan merupakan variabel-variabel yang memiliki hubungan langsung dengan manajemen bank dalam memperoleh laba.

Faktor- faktor internal perbankan tersebut adalah rasio – rasio keuangan dalam perbankan. Rasio – rasio perbankan akan mempengaruhi kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Kuantitas bank yang banyak menciptakan persaingan yang semakin ketat dan kinerja bank yang menjadi rendah karena ketidakmampuan bersaing di pasar, sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak sehat secara financial. Sehat tidaknya suatu perusahaan atau perbankan, dapat dilihat dari kinerja keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan perbankan tersebut (Brealey,2008).

2.1.2 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

(56)

12 1. Permodalan (capital)

2. Kualitas Aset (asset quality) 3. Manajemen (management) 4. Rentabilitas (earning) 5. Likuiditas (liquidity)

6. Sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk)

Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Sedangkan penilaian kualitatif berkaitan dengan penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank (Siamat, 2005:208).

Kesehatan atau kondisi keuangan dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank dan pihak lainnya. Informasi mengenai kondisi suatu bank dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menetapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.

Perkembangan metodologi penelitian kondisi kesehatan bank senantiasa bersifat dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank perlu di kaji secara periodik untuk menyesuaikan kondisi terkini. Tujuannya adalah agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang kan datang.

(57)

13 sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak sehat secara finansial. Sehat tidaknya suatu perusahaan atau perbankan, dapat dilihat dari kinerja keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan perbankan tersebut (Fitriani, 2010:2).

2.1.3 Tugas dan Fungsi Bank

Pada dasarnya tugas pokok bank menurut UU No.19 tahun 1998 adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat banyak (Siamat, 2005:276).

Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai

financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of

trust, agent of development, dan agen of services (Triandaru dan Budisantoso,

2008:9).

1. Agen of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.

2. Agen of Development

(58)

14 memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi berkaitan dengan penggunaan uang.

3. Agen of Services

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatanpokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.

2.1.4 Jenis-jenis Bank

Adapun jenis perbankan dewasa ini menurut UU Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang -undang RI nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari berbagai segi antara lain (Kasmir,2002:18):

1. Dilihat dari segi fungsinya a. Bank Umum

(59)

15 b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikan adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut.Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:

a. Bank milik pemerintah

Bank milik pemerintah yaitu bank yang baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

b. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

c. Bank milik koperasi

(60)

16 d. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.

e. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia.

3. Dilihat dari kegiata Devisa (Triandaru dan Budisantoso, 2006:76 -77) Status bank yang dimaksud adalah:

a. Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan misalnya transfer ke luar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque, pembukuan dan pembayaran Letter of Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya.

b. Bank non devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas Negara.

4. Dilihat dari segi cara menentukan harga

(61)

17 yaitu bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya didasarkanpada dua metode, yaitu spread based dan fee based.

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah,

yaitu bank yang menetapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal penyimpanan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

5. Dilihat dari fungsi dan tujuan usahanya: a. Bank Central

Bank central adalah bank yang bertindak sebagai bankers bank pimpinan penguasa moneter, mendorong dan mengarahkan semua jenis bank yang ada.

b. Bank Umum

Bank Umum adalah bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, serta tabungan dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

c. Bank Tabungan

Bank tabungan adalah bank milik negara, swasta maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan sedangkan usahanya terutama memperbanyak dana dengan kertas berharga.

d. Bank Pembangunan

(62)

18 bentuk deposito dan mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang. Sedangkan usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

2.1.5 Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kinerja (performance) adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan (Kasmir 2008:45). Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank tersebut, sehingga apabila kinerja itu buruk maka tidak mungkin para direksi ini akan diganti. Bank perlu dinilai kesehatannya, tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi bank tersebut yang sesungguhnya apakah dalam keadaan sehat, kurang sehat, atau mungkin sakit. Apabila kondisi bank tersebut dalam kondisi sehat, maka perlu dipertahankan kesehatannya. Akan tetapi jika kondisinya dalam keadaan tidak sehat maka segera perlu diambil tindakan untuk mengobatinya. Dari penilaian kesehatan bank ini pada akhirnya akan terlihat kinerja bank tersebut.

(63)

19 Penilaian kinerja keuangan digunakan perusahaan untuk melakukan tindakan evaluasi atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif perusahaan lain. Selain itu adanya informasi mengenai kinerja perusahaan dapat memperlihatkan kepada shareholder dan stakeholder secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas baik di mata mereka.

Pengukuran kinerja perbankan yang paling tepat adalah dengan mengukur kemampuan perbankan dalam menghasilkan laba atau profitdari berbagai kegiatan yang dilakukan. Sebagaimana umumnya tujuan perusahaan adalah untuk mencapai nilai yang tinggi, dimana untuk mencapai nilai tersebut perusahaan harus dapat secara efisien dan efektif mengelola berbagai kegiatannya. Ukuran dapat diukur dengan rasio Return On Asset (ROA) dan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja perbankan.

(64)

20 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan cakupan yang tediri dari :

a. Laporan Tahunan dan Laporan keuangan Tahunan

Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun.

Laporan Keuangan Tahunan adalah Laporan keuangan akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan publik.

Laporan Keuangan Tahunan adalah:

1. Neraca, menggambarkan posisi keuangan dari sati kesatuan usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang, dan modal pada suatu tanggal tertentu.

2. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.

3. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan perubahan modal dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik.

4. Laporan arus kas berisi rincian seluruh penerimaan dan pengeluaran kas baik yang berasal dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu.

b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

(65)

21 c. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan

Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.

d. Laporan Keuangan Konsolidasi

Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki anak perusahan, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.

Tujuan laporan keuangan, menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” (IAI,2002), adalah sebagai berikut:

a. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva, utang, dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu.

b. Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan. c. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi

keuangan perusahaan.

d. Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.

Menurut Munawir (2002:66), pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah :

1. Pemilik perusahaan

(66)

22 menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannnya dan kesuksesan manajer dinilai dengan laba yang diperoleh perusahaan.

2. Manajer atau pemimpin perusahaan

Laporan keuangan bagi manajer berguna untuk mengukur biaya dan hasil (pendapatan) yang telah dicapai periode yang lalu, mengukur efisiensi dari tiap bagian yang ada dalam perusahaan, mengukur hasil kerja dari tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab, untuk menentukan perlu tidaknya diadakan perubahan kebijakan atau prosedur yang baru sehingga dapat dicapai hasil yang lebih baik dan meningkat, serta untuk memberikan laporan pertanggung jawaban pada pemilik perusahaan atas kepemimpinan selama ini.

3. Para investor

Para investor berkepentingan dengan laporan keuangan, sebab dengan membaca laporan keuangan mereka dapat menentukan prospek keuntungan perusahaan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya,selain itu untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.

4. Para kreditur dan bankers

(67)

23 5. Pemerintah

Pemerintah berkepentingan dengan laporan keuangan karena dapat digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut dan digunakan sebagai perencanaan pemerintah di masa yang akan datang terutama yang menyangkut masalah tenaga kerja dan kebijakan lain yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi secara nasional.

2.1.6 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2002:64).

Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan keuangan, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Rasio hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Riyanto, 2001:332).

(68)

24 menggunakan perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu bank. Perhitungan rasio untuk menilai posisi kinerja suatu bank, akan memberikan gambaran yang jelas tentang baik dan buruknya operasional suatu bank, yang dilihat dari posisi keuangannya dalam neraca dan laba rugi.

Dengan menggunakan analis rasio dimungkinkan dapat menentukan tingkat kinerja suatu bank. Menurut Dendawijaya (2009), rasio keuangan tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

1. Rasio Likuiditas

Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu bank yaitu Loan to Deposit

Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR), Non Performing Loan (NPL).

2. Rasio Rentabilitas

(69)

25 pada bab ini antara lain yaitu Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Earning Asset Ratio (EAR) (Dendawijaya, 2009).

3. Rasio Solvabilitas

Analisis solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Disamping itu, rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume (jumlah) dana yang diperoleh dari berbagai utang (jangka pendek dan jangka panjang) serta sumber-sumber lain di luar model bank sendiri dengan volume penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva yang dimiliki bank. Beberapa rasionya adalah Capital AdequacyRatio (CAR).

2.1.7 Profitabilitas (ROA)

Return on Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk

(70)

26 Menurut Bank Indonesia, Return On Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam suatu periode. Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aset dapat mencerminkan tingkat efisiensi usaha suatu bank. Bank dikatakan sehat apabila score maksimal 100 dan memiliki ROA >1.5% (Harahap,2010:302).

Dalam penelitian ini Return On Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan adalah karena Return on Asset digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar Return on Asse

tmenunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat

pengembalian (return) semakin besar. Apabila Return on Asset meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 2004).

ROA dihitung dengan menggunakan rumus ( Syahyunan, 2013: 93) sebagai berikut:

ROA = LabaBersih

Totalaktiva x 100%

2.1.8 Loan Deposit Ratio (LDR)

Gambar

Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3. 2 Daftar Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tabel 4. 1  Descriptive Statistics
Tabel 4. 2 Hasil Uji Normalitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.. Field guide for fishery purposes: The marine fishery resources

S yukur dan terima kasih kepada Tuhan karena telah memberikan kehidupan yang luar biasa sampai saat ini.  Awalnya saya mengenal Nu Skin sebagai konsumen yang puas dengan

Sauerkraut adalah kubis atau kol asam yang dihasilkan dari fermentasi alami oleh bakteri dengan adanya 2 sampai 3 persen garam.. Penambahan garam membatasi aktivitas bakteri

Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai tes siswa setelah tindakan dengan melakukan perkalian aljabar dengan menggunakan tabel adalah pada siklus 1 yaitu 31 pada siklus 2

[r]

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa penerapan model problem based learning memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Overhead pabrik merupakan keseluruhan biaya dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi pada satu perusahaan, akan tetapi tidak mempunyai hubungan langsung dengan proses

Faktor keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh pihak-pihak yang memiliki hubungan darah secara langsung serta kerabat dekat terhadap status anak