• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI Actinomycetes ISOLAT LUMPUR HUTAN BAKAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI Actinomycetes ISOLAT LUMPUR HUTAN BAKAU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lautan Indonesia merupakan bagian dari Indopasifik yang merupakan salah satu pusat keanekaragaman biota laut terbesar di dunia (Van Soest, 1994). Pada garis pantai lautan Indonesia terdapat hutan bakau atau disebut hutan mangrove. Hutan bakau ini merupakan hutan yang hidup digaris pantai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Irwanto, 2007).

Hutan bakau ini tumbuh khususnya di tempat-tempat dimana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai dimana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Lumpur yang mengendap ini mengandung sejumlah mikroorganisme. Mikroorganisme yang ada di sekitar bakau dapat mendegradasi daun dan batang bakau, rumput laut serta mineral lain yang dapat digunakan sebagai sumber makanan (Anonim, 2006). Salah satu mikroorganisme yang terdapat di lingkungan hutan bakau ini adalah actinomycetes (Jensen et al., 1991; Das et al., 2006).

Actinomycetes adalah suatu kelompok mikroorganisme yang morfologinya

(2)

dan pada bidang pertanian. Selain itu, actinomycetes laut dapat bersimbiosis dengan berbagai invertebrata laut, terutama sponga. Actinomycetes menarik perhatian karena mereka dapat melakukan metabolisme yang unik dan kemampuan fisiologis yang menghasilkan produk alami (Salas, 2009). Actinomycetes mempunyai kemampuan sitotoksik dengan aktivitas farmakologi yang menarik dan karena itu mereka menyediakan sumber produk alami dengan aplikasi potensial dalam waktu dekat (Sanchez, 2009). Selain itu, Actinomycetes berpotensi menghasilkan senyawa metabolit sekunder, enzim selulase, enzim

protease dan enzim kitinase (Magarvey et al., 2004; Suryanto dan Yurnaliza,

2005; Rifaat et al., 2007).

Di Indonesia kebutuhan akan enzim protease juga semakin meningkat namun kebutuhan ini masih tergantung pada produksi impor. Salah satu cara mengantisipasi ketergantungan terhadap impor tersebut perlu ada usaha untuk memproduksi enzim protease dari mikroorganisme (Daniel, 1979; Suhartono, 1989; Thomas, 1984) . Selain itu, untuk melakukan peningkatan produksi enzim oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan memanipulasi kondisi lingkungan. Penggunaan mikroorganisme untuk produksi enzim mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya mudah diproduksi dalam skala besar, waktu produksi relatif pendek serta dapat diproduksi secara berkesinambungan dengan biaya yang relatif rendah (Basuki, 1997).

(3)

Ringgung Teluk Lampung (Lina, 2009). Enzim protease dari bakteri mulai diperkenalkan tahun1960-an oleh Gebruder Schyder dari Swiss dan Novo Industri A/S dari Denmark, dan sampai sekarang penggunaan bakteri sebagai penghasil protease mempunyai peluang yang besar (Basuki, 1997).

Dalam penelitian ini, enzim protease yang akan diisolasi dan dikarakterisasi. Hal ini dikarenakan enzim protease yang dihasilkan dari actinomycetes belum banyak dimanfaatkan dan dikelola secara optimal. Ini tentunya merupakan aset besar yang berpeluang untuk dimanfaatkan dalam pengembangan bioteknologi. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Vonothini et al (2008), protease dari Actinomycetes telaga India mempunyai temperatur optimum 40ºC, dan pH optimumnya adalah 7. Hasil dari penelitian tersebut dapat dipakai sebagai acuan untuk penelitian yang akan penulis lakukan. Pada penelitian ini penulis mencoba mengisolasi dan mengkarakterisasi enzim protease dari actinomycetes lumpur hutan bakau.

B. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah

1. Mempelajari kondisi pH dan waktu inkubasi optimum bagi pertumbuhan sel actinomycetes Isolat Lumpur Hutan Bakau dalam memproduksi enzim

protease

(4)

C. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Dapat dimanfaatkannya actinomycetes Isolat Lumpur Hutan Bakau sebagai sumber alternatif penghasil enzim protease

(5)

V. SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Dari ketiga isolat yang telah diremajakan, yaitu 4, 12 dan ANL-2b-3, yang memiliki aktivitas proteolitik adalah ANL-2b-3.

b. Fase eksponensial pertumbuhan actinomycetes tercapai pada waktu 144 jam dengan aktivitas enzim protease tertinggi pada waktu 120 jam.

c. Aktivitas spesifik enzim pada ekstrak kasar enzim sebesar 1,386 U/mL. Aktivitas spesifik enzim setelah tahap pemurnian sebesar 8,44 U/mL terjadi peningkatan kemurnian enzim sebesar 6,08 kali.

(6)

2. Saran

(7)

ABSTRAK

ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI Actinomycetes ISOLAT LUMPUR HUTAN BAKAU

Oleh

Riki Eriyanti Andini

Pada penelitian ini, enzim protease diisolasi dari actinomycetes isolat lumpur hutan bakau. Produksi enzim ini dilakukan dalam media fermentasi Mineral Salt Medium yang mengandung skim milk sebanyak 2% selama 120 jam. Sentrifugasi pada suhu 4ºC dengan laju kecepatan 3500 rpm selama 30 menit menghasilkan ekstrak kasar enzim. Ekstrak kasar enzim dimurnikan dengan pengendapan terfraksi menggunakan garam ammonium sulfat dan didialisis dengan membran semipermeabel. Aktivitas protease di uji dengan menggunakan metode Kunitz termodifikasi dan kadar protein dengan metode Lowry.

Proses pemurnian meningkatkan aktivitas unit enzim sebesar 1,002 U/mL, kadar protein 0,723 mg/mL, aktivitas spesifik 1,386 U/mg pada ekstrak kasar enzim menjadi 8,78 U/mL, kadar protein 1,04 mg/mL, aktivitas spesifik 8,44 U/mg pada fraksi ammonium sulfat dengan tingkat kemurnian 6,08 kali.

Referensi

Dokumen terkait

Fraksinasi amonium sulfat bertingkat yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan untuk memisahkan protein enzim dari protein yang lain, sehingga diperoleh tingkat

Telah dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa alkaloid dari actinomycetes ANLd-2b-3 yang hidup di lumpur hutan bakau.. Senyawa isolat, A8, dimurnikan dengan metoda kromatografi

Behapi uwha telah dilakukan mtuk meacari cara yang mudah dm murah dalam produksi. endm protease dengan aktivitas

Dari hasil percobaan diketahui bahwa enzim protease dihasilkan pada waktu produksi optimum 18 jam dengan aktivitas protease sebesar 0,09 U/mL.. Suhu optimum enzim ini yaitu pada

Setelah diperoleh kondisi optimum untuk pro- duksi enzim pektinase, dilakukan produksi pektinase skala 1 L dan enzim ekstrak kasar yang diperoleh selanjutnya dipekatkan

enzim maksimum pada waktu produksi 24 jam. Produksi enzim pada penelitian ini menggunakan variasi waktu produksi antara 6 hingga 36 jam dengan interval 6 jam. Waktu

Dalam bidang industri mikroorganisme penghasil enzim kitinase mempunyai potensi besar untuk mendegradasi limbah yang mengandung kitin, sehingga dapat dirubah menjadi produk

Beberapa penelitian telah dilakukan dalam upaya isolasi enzim amilase dari sumber air panas diantaranya isolasi enzim amilase ekstrak kasar termofilik dari sumber air