The Influence Of Operation Cost To Profitability
at PT. Kereta Api (Limited) Bandung
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
Oleh : Angky Rivai
21203033
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
Indonesia (Persero Bandung)” Oleh : Angky Rivai 21203033
Di Bawah Bimbingan Linna Ismawati ,SE., M.Si.,
Biaya Operasi sangat penting dalam perusahaan terutama dalam kegiatan operasionalnya. Hasil penjualan diharapkan akan mendatangkan keuntungan yang optimal bagi perusahaan sesuai dengan target yang diinginkan dengan asumsi biaya operasi sehingga diperoleh laba yang optimal.
Tujuan penulisan ini yaitu: Untuk mengetahui Biaya Operasi dan menguji pengaruh biaya operasi terhadap profitabilitas pada Sub. Direktorat KC/CKB PT. Kereta Api Indonesia Indonesia (Persero) Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kepustakaan dan lapangan. Sedangkan analisis data dengan menggunakan analisis metode statistika, yaitu untuk mengetahui pengaruh biaya operasi terhadap profitabilitas, dan analisis metode deskriptif kuantitatif yaitu untuk mengetahui perkembangan biaya operasi, sedangkan untuk mengukur profitabilitas menggunakan perbandingan antara beban usaha dengan penjualan yang disebut dengan operating ratio, dan uji “t” dengan menggunakan program SPSS 16.00 for Windows.
Berdasarkan penelitian penulis menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara Biaya Operasi terhadap Profitabilitas. Tingkat keeratan hubungan (korelasi) kedua variabel sangat erat, yaitu r = - 0,800 dengan nilai korelasi negatif. Maksudnya adalah bila semakin besar biaya operasi, maka semakin rendah profitabilitas atau sebaliknya semakin rendah biaya operasi, maka semakin besar profitabilitas perusahaan. Tingkat pengaruh yang terjadi adalah sebesar 36 % dan sisanya sebesar 64 % dipengaruhi oleh faktor lain. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat Biaya Operasi berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Sub. Direktorat KC/CKB PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.
By : Angky Rivai 21203033
Under The Guidence of Linna Ismawati, SE., M.Si
Operating cost is very important in company especially in its operational activities. It is expected that sales of existing results, we can extract the optimal profits for the company in accordance with the desired target. and the operating costs are expected to have optimal profit so that company profitability reached.
The sole purpose of this paper are : To determine Operating Cost and to know the profitability of the Sub. Directorate KC / CKB PT. Kereta Api Indonesia Indonesia (Persero) Bandung. The method used in this research is descriptive method such as observation, interview and filed test with quantitative approach. While the data analysis using statistic method to know the influence of operating cost to profitability, and descriptive quantitative analyze method for knowing operational cost development and to measures the profitability using correlation between weight cost with sales that was known as operating ratio, the "t" test in processed data by using SPSS 16.0 for Windows.
Based on this research shows that there is influence between operational cost on profitability. Level of relation (correlation) is very closely two variables, that is r = - 0.800 with a negative correlation value. The point is that if the greater operating costs, the lower profitability or conversely the lower the operating costs, the greater the profitability of the company. Level of influence that happened is at 36% and the balance of 34% influenced by other factors. So we can conclude that there are operation costs affect the profitability of the Sub. Directorate KC / CKB PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah... 4
1.2.2 Rumusan Masalah... 5
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.4Kegunaan Penelitian ... 5
1.5Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Biaya 2.1.1.1 Pengertian Biaya ... 8
2.1.1.2 Pengertian Biaya Operasi ... 9
2.1.1.3 Penggolongan Biaya Operasi ... 10
2.1.1.4 Unsur-unsur Biaya Operasi…………... 12
xi 2.1.2 Analisis Rasio Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 14
2.1.2.2 Fungsi Analisis Rasio Keuangan ... 15
2.1.2.3 Klasifikasi Rasio Keuangan... 15
2.1.2.4 Keunggulan Analisis Rasio Keuangan... 17
2.1.2.5 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan... 18
2.1.3 Profitabilitas... 19
2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas... 21
2.1.3.2 Rasio Profitabilitas... 21
2.1.4 Hubungan Biaya Operasi Dengan Profitabilitas Perusahaan... 24
2.1.5 Studi Empiris Penelitian Terdahulu... 25
2.2 Kerangka Pemikiran... 26
2.3 Hipotesis... 32
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... . 33
3.2 Metode Penelitian ... . 33
3.2.1 Desain Penelitian ... . 34
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... . 34
3.2.3 Metode Penarikan Sampel ... . 36
3.2.3.1 Populasi………... 36
3.2.3.2 Sampel………... 36
3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... . 37
3.2.4.1 Jenis Dan Sumber Data………... 37
3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data………... 37
3.2.5 Metode Analisis Dan Perancangan Hipotesis .. . 38
3.2.5.1 Metode Analisis Data ... . 38
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... . 44 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Kereta Api (Persero) Bandung . . 44
4.1.2 Visi Dan Misi Perusahaan………... 49
4.1.3 Struktur Organisasi ... . 49
4.1.4 Deskripsi Jabatan... . 52
4.1.5 Kegiatan Usaha PT. Kereta Api (Persero) Bandung... 58
4.2 Pembahasan Penelitian ... . 59
4.2.1 Biaya Operasi PT. Kereta Api (Persero) Bandung….. 59
4.2.2 Tingkat Profitabilitas (Return On Assets) Pada
PT.Kereta Api (Persero) Bandung ...…... 61
4.2.3 Pengaruh Biaya Operasi Terhadap Profitabilitas
Pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung ... 63
4.2.3.1 Analisis Statistik...……….. 64
4.2.3.1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana... 64
4.2.3.2 Analisis Korelasi………. 66
4.2.3.3 Menghitung Koefisien Determinasi…...……. 68
4.2.3.4 Pengujian Hipotesis ... . 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... . 72
5.2 Saran ... . 73
DAFTAR PUSTAKA………....75 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini, seiring dengan kuatnya arus transisi keadaan zaman dari
kondisi yang sederhana menuju kondisi yang lebih kompleks maka terjadi pula
transisi pada pola konsumsi pelanggan dari pola konsumsi yang sederhana
kedalam pola konsumsi yang lebih kompleks. Dengan demikian terdapat tingkat
kehendak yang berbeda terhadap kebutuhan barang dan jasa.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai salah satu perusahaan BUMN
yang memiliki peranan penting dalam usaha pengelolaan transportasi di Indonesia
menyadari hal ini. Untuk itulah perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Bandung, menerapkan konsep-konsep manajemen keuangan perusahaan
(Corporate financial) merupakan bidang keuangan yang berhubungan dengan
operasi suatu perusahaan dari sudut pandang perusahaan tersebut.
Berdasarkan survei awal biaya operasi perusahaan pada PT. Kereta Api
Indonseia (Persero) terus meningkat, khususnya biaya pokok penjualan, biaya
pemasaran, administrasi umum dan sebagainya. Akibat semakin tingginya biaya
yang dikeluarkan untuk biaya operasional pada perusahaan tersebut, hal ini
dikarenakan terjadinya permasalahan pada kendaraan operasional (kereta api) dan
jalur perlintasan (rel), tuntutan biaya hidup pekerja yang semakin meningkat, serta
peralatan dan perlengkapan pada perusahaan tersebut semakin tinggi biaya yang
Dilain pihak walaupun PT. Kerata Api telah mengeluarkan biaya
operasional yang sangat tinggi, perusahaan tidak mampu menghasilkan
keuntungan (Profit) karena dari laporan keuangan selama 7 tahun terakhir
mengalami kerugian. Bahkan pada tahun ini PT. Kereta Api (Persero) terpaksa
memberhentikan operasional kereta api Parahyangan karena terus merugi.
Berikut adalah data biaya operasional dan Return On Asset (ROA) pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.
Tabel 1.1
Biaya Operasi dan Profitabilitas PT. Kereta Api (Persero) Bandung
Periode Tahun 2003-2009
Sumber : Laporan Laba Rugi PT. Kereta Api (Persero) Bandung Data diolah tahun 2010
Dari tabel diatas terlihat PT. Kereta Api mengalami kendala dalam
operasionalnya yaitu biaya operasional terus meningkat sedangkan perusahaan
selalu mengalami kerugian untuk lebih jelas, fenomena ini dapat terlihat pada
grafik berikut:
Tahun BOP ROA %
Grafik 1.1
Biaya Operasi dan ROA PT. Kereta Api (Persero) Bandung Periode Tahun 2003-2009
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang transportasi yang begitu menarik, kita bisa melihat hal ini dengan
memperhatikan laporan keuangan. seperti telah kita ketahui bahwa dalam setiap
kegiatan perusahaan tidak luput dari yang dikeluarkan untuk dapat memenuhi
segala macam kegiatan-kegiatan perusahaan atau sering juga disebut biaya operasi
sebelum pada akhirnya mencapai tujuan yang diharapkan. Pada dasarnya tujuan
akhir dari setiap perusahaan dalam hal ini tentu menginginkan hasil akhir yang
sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu memperoleh pendapatan yang akhirnya
diharapkan perusahaan akan memperoleh laba. pendapatan pada kereta api adalah
jika jumlah penghasilan yang diterima lebih besar dari pada jumlah pengeluaran
0 100,000,000,000 200,000,000,000 300,000,000,000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
EBIT
EBIT
-80 -60 -40 -20 0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
ROA
(biaya) yang dikeluarkan. Oleh karena itu, pendapatan pada kereta api harus
dinyatakan dengan profitabilitas.
Profitabilitas pada kereta api merupakan kemampuan suatu perusahaan
untuk memperoleh laba. sehingga dapat diketahui sejauh mana perusahaan bisa
mengelola biaya yang dikeluarkan supaya dapat menghasilkan laba, ROA
merupakan salah satu indikator rasio profitabilitas PT. Kereta Api Indonesia
(Persero), yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan suatu
perusahaan untuk memperoleh laba. maka penulis menggunakan Return On
Assets sebagai indikator.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“PENGARUH BIAYA OPERASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. KERETA API INDONESIA (Persero) BANDUNG“.
1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah 1.2.1 Indetifikasi Masalah
Dalam beberapa periode terakhir, PT. Kereta Api mengalami peningkatan
biaya operasional. Hal ini terjadi disebabkan adanya permasalahan pada
kendaraan operasional (Kereta Api), perbaikan rel kereta api, tuntutan biaya hidup
karyawan dan meningkatnya biaya peralatan dan perlengkapan. Dengan adanya
kenaikan biaya-biaya ini maka parusahaan mengalami kerugian sehingga tingkat
1.2.2 Rumusan Masalah
Pemikiran diatas penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana biaya operasi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.
2. Bagaimana profitabilitas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.
3. Seberapa besar pengaruh biaya operasi terhadap profitabilitas pada PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian.
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang
biaya operasi dan profitabilitas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung serta
menguji penggunaan biaya operasi terhadap profitabilitas.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui biaya operasi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Bandung.
2. Untuk mengetahui profitabilitas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Bandung.
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya operasi terhadap profitabilitas
pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan informasi-informasi
yang bermanfaat tentang pengaruh biaya operasi terhadap profitabilitas
1. Kegunaan Operasional
Kegunaan operasional ini diharapkan dapat berguna bagi :
a. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan
masukan yang bermanfaat khususnya bagi bagian financial sebagai
referensi dalam mengevaluasi dan mempelajari biaya operasi dalam
rangka meningkatkan profitabilitas.
b. Bagi penulis sendiri, penelitian ini akan memberikan tambahan
pengetahuan mengenai penerapan teori yang diperoleh penulis selama
kuliah pada perusahaan tempat dilakukannya penelitian, sehubungan
dengan disiplin ilmu yang dipelajari khususnya pada bidang financial. Dan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi S1
di fakultas ekonomi jurusan manajemen Universitas Komputer Indonesia.
c. Bagi pihak-pihak lainnya yang memerlukan informasi dan gambaran yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, penulis
berharap hasil penelitian yang terbatas ini dapat menjadi bahan masukan
yang berguna dan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.
2. Pengembangan Ilmu.
Kegunaan ilmu ini dapat diharapkan berguna bagi :
a. Pengembangan Ilmu Manajemen.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam bidang ilmu manajemen keuangan, khususnya mengenai biaya
b. Bagi Peneliti lain
Dengan bertambahnya informasi tentang pengaruh biaya operasi terhadap
profitabilitas perusahaan ini diharapkan peneliti lain dapat meningkatkan
wawasan tentang biaya operasi dan profitabilitas perusahaan tersebut.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis mengadakan penelitian pada Sub. Direktorat KC/CKB PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Bandung”. di Jl. Stasiun Timur No.14. Bandung 40181.
Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Bulan
April Mei Juni Juli
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal penelitian
2 Pengumpulan data
3 Pengolahan data
4 Penulisan skripsi
5 Sidang
Waktu
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Biaya
Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi
kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang
merupakan tujuan utama perusahaan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya
memerlukan perhatian yang sangat serius selain karena biaya juga merupakan
unsur pengurangan yang sangat besar dalam hubungannya dalam pencarian laba
bersih.
2.1.1.1 Pengertian Biaya
Biaya juga berperan penting dalam perhitungan harga pokok, perencanaan,
dan pengendalian. Berikut pengertian biaya menurut Mulyadi(2002:8) adalah:
“Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu”.
Selanjutnya Mulyadi(2003:4) juga mendefinisikan pengertian biaya adalah:
“Biaya (expense) adalah kas sumber daya yang telah atau akan
dikorbankan untuk mewujudkan tujuan tertentu”. (2003:4)
Pengertian tersebut dapat dilihat empat unsur yang terkandung
didalamnya, yaitu biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi berupa kas
atau ekuivaleannya yang dapat diukur dalam satuan moneter uang, merupakan hal
mencapai tujuan tertentu dimasa yang akan datang dengan tujuan untuk
memperoleh pendapatan.
Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi
kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang
merupakan tujuan utama dalam perusahaan oleh karena itu, dalam pelaksanaannya
memerlukan perhatian yang sangat serius selain karena biaya juga merupakan
unsur pengurangan persentasinya sangat besar dalam hubungannya dalam
pencarian laba.
2.1.1.2 Pengertian Biaya operasi
Biaya operasi atau biaya operasional secara harafiah terdiri dari 2 kata
yaitu “Biaya” dan “operasional” menurut kamus besar bahasa Indonesia, biaya
berarti uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dan
sebagainya) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran. Sedangkan operasional berarti
secara (bersifat) operasi; berhubungan dengan operasi.
Pengertian dari biaya operasi menurut Jopie Yusuf (2006:33) adalah :
“ Biaya Operasi atau biaya operasional adalah biaya-biaya yang tidak
berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan
aktivitas operasi perusahaan sehari-hari”.
Menurut Supriyono (2004:209) biaya operasi dikelompokan menjadi 2
golongan dan dapat diartikan sebagai berikut:
1. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat
2. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya
tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya
yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.
Dari pengertian tersebut diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :
1) Biaya operasional langsung merupakan biaya yang dapat dibebankan secara
langsung pada kegiatan operasional.
2) Biaya operasional tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung
dibebankan pada kegiatan operasional.
Jadi biaya operasional adalah pengeluaran yang berhubungan dengan operasi,
yaitu semua pengeluaran yang langsung digunakan untuk produksi atau pembelian
barang yang diperdagangkan termasuk biaya umum, penjualan, administrasi, dan
bunga pinjaman.
Biaya operasional meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya
variabel tergantung pada volume penjualan atau proses produksi, jadi mengikuti
peningkatan atau penurunannya. Sedangkan biaya tetap selalu konstan meskipun
volume penjualan produksi meningkat atau turun. Singkatnya biaya operasional
merupakan biaya yang harus dikeluarkan agar kegiatan atau operasi perusahaan
tetap berjalan.
2.1.1.3 Penggolongan biaya operasi
Menurut Adi Saputra maka jenis biaya operasi digolongkan sesuai dengan
fungsi pokok kegiatan perusahaan.
Dalam hal ini biaya pada suatu perusahaan terbagi menjadi 2 kelompok besar,
1. Biaya produksi
Biaya produksi meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk
selesai yang siap dijual.
Biaya produksi dapat digolongkan kedalam 3 kelompok, yaitu :
a. Biaya bahan baku
Adalah harga perolehan berbagai macam bahan baku yang dipakai dalam
kegiatan pengolahan produk.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan, kepada tenaga kerja
langsung dan manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada produk tertentu.
c. Biaya overhead pabrik
Biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik adalah seluruh
biaya yang digunakan untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk
jadi, selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
d. Elemen-elemen biaya overhead pabrik dapat digolongkan kedalam
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
d. Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap
e. Biaya listrik dan air
f. Biaya asuransi pabrik
2. Biaya non produksi
Dengan semakin tajamnya persaingan dan perkembangan teknologi yang
semakin pesat mengakibatkan dan biaya non produksi menjadi semakin penting
pula. Sehingga manajemen berkepentingan untuk mengendalikan informasi
mengenai kegiatan dan biaya non produksi tersebut. Pada umumnya, biaya
produksi dapat digolongkan kedalam :
a. Biaya pemasaran
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan; biaya promosi, biaya
angkutan dari gudang perusahaan kegudang pembeli; gaji karyawan
bagian-bagian yang melaksanakan kegiata pemasaran; biaya contoh
(sampel).
b. Biaya administrasi dan umum.
Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan
pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian
keuangan, akuntansi, personalia, dan bagian hubungan masyarakat biaya
pemeriksanaan akuntan, biaya fotocopy
2.1.1.4 Unsur-unsur biaya operasi.
Unsur-unsur biaya operasional yang biasa terdapat pada suatu perusahaan
dagang dan jasa adalah:
a. Biaya tenaga kerja, gaji, komisi, bonus, tunjangan, dan lain-lain.
b. Biaya administrasi dan umum.
d. Biaya asuransi.
e. Biaya pemeliharaan gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan.
2.1.1.5 Jenis-jenis biaya operasional.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, biaya operasi terdiri dari beberapa
komponen biaya, diantaranya harga pokok penjualan, biaya pemasaran, dan biaya
administrasi dan umum. Untuk lebih jelasnya, beberapa orang ahli
menjelaskannya tentang pengertian biaya tersebut. Weygandt, Kieso, at al
(2006:180) mendefenisikan harga pokok penjualan :
“The cost of goods sold is the total cost of merchandise sold during the
period”. Jika barang atau produk diserahkan kepada pelanggan, berarti biaya
keluar dari perusahaan atau aktiva berkurang menjadi biaya dan biaya macam ini
merupakan biaya operasi karena berkaitan langsung dengan pendapatan utama
perusahaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa harga pokok barang yang dijual adalah
semua biaya yang melekat pada barang atau produk yang telah terjual dan
mendatangkan pendapatan. Biaya penjualan adalah biaya yang berkaitan dengan
kegiatan pengalihan produk dari perusahaan kepada konsumen akhir dan kegiatan
yang diarahkan pada usaha meningkatkan volume penjualan. Kegiatan ini
meliputi pengangkutan, promosi advertising, pelayanan penjualan, kampanye
produk, distribusi dan kegiatan penjualan lainnya.
Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya yang tidak dapat secar
khusus dikaitkan dengan kegiatan penjualan atau kegiatan produksi atau
umumnya. Kegitan ini biasanya bersangkutan dengan kegiatan manajemen secara
keseluruhan. Biaya-biaya yang termasuk dalam kategori ini antara lain gaji
manajer umum, biaya depresiasi kantor, biaya-biaya kantor pusat, biaya asuransi
dan biaya umum lainnya.
Perusahaan sudah mempunyai pedoman biaya apa saja yang termasuk
biaya penjualan atau biaya apa saja yang termasuk dalam biaya administrasi dan
biasanya perusahaan yang satu mempunyai ketentuan yang berbeda dengan yang
lainnya. Oleh karena itu pembagian biaya menjadi biaya penjualan dan
administrasi seperti dibahas disini tidak diterima secara kaku, variasi mungkin
saja terjadi.
2.1.2 Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan hanya menyederhanakan
informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.
Dengan penyederhanaan ini kita dapat membandingkannya dengan rasio lain
sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
2.1.2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Suatu rasio mengungkapkan hubungan antara suatu jumlah dengan jumlah
lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. Suatu rasio akan
menjadi bermanfaat bila rasio tersebut memang memperlihatkan suatu hubungan
Pengertian mengenai analisis rasio ini dijelaskan Dwi Prastowo dan
RifkaJulianty (2005 : 76) sebagai berikut :
“Analisis rasio merupakan analisis yang dapat menyingkap hubungan dan
sekaligus menjadi dasar pembanding yang menunjukkan kondisi atau
kecenderungan tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat
komponen-komponen rasio itu sendiri.”
Data pokok yang digunakan sebagai input dalam analisis rasio adalah
laporan laba rugi dan neraca perusahaan. Dengan kedua laporan ini akan dapat
ditentukan sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dapat digunakan untuk menilai
beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.
2.1.2.2 Fungsi Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio pada dasarnya merupakan suatu alat analisis laporan
keuangan yang umum digunakan untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di
masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. Hasil analisis rasio akan
memberikan pengukuran relatif dari hasil operasi perusahaan.
Fungsi analisis rasio dinyatakan Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty
(2005 : 76) sebagai berikut :
“Analisis rasio berfungsi untuk menilai efektivitas keputusan yang diambil
perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya.”
2.1.2.3 Klasifikasi Rasio Keuangan
Menurut Sutrisno (2000 : 327), analisis rasio yang digunakan untuk
1. Rasio Likuiditas, yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan asumsi bahwa semua
aktiva lancar dikonversikan ke dalam kas. Meliputi cash ratio, current ratio, dan
acid ratio atau quick ratio.
2. Rasio Leverage, yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kebutuhan
dana perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Meliputi debt to total assets ratio,
debt to equity ratio, dan time interest earned.
3. Rasio Aktivitas, yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan sumber dananya. Meliputi inventory turnover, receivable
turnover, fixed asset turnover, dan other asset turnover.
4. Rasio Keuntungan (profitabilitas), yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Meliputi profit margin,
return on investment (ROI), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan
earning per share.
5. Rasio Penilaian, yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menciptakan nilai kepada para investor atau pemegang saham. Meliputi
price earning ratio (PER), dan market to book value ratio.
Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2005 : 80) jika dilihat dari
sumber dari mana rasio itu dibuat, maka analisis rasio dapat diklasifikasikan
1. Rasio Neraca, yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca.
Meliputi current ratio, cash ratio, acid test ratio, current assets to total assets
ratio, dan sebagainya.
2. Rasio Laporan Laba Rugi, yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal
dari laporan laba rugi. Meliputi gross profit margin, net profit margin, operating
income margin, dan sebgainya.
3. Rasio Antar Laporan, yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari
neraca dan laporan laba rugi. Meliputi assets turnover, inventory turnover,
receivable turnover, dan sebagainya.
2.1.2.4Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007 : 298) analisis rasio memiliki
keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Adapun keunggulan tersebut adalah
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan;
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dan informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-score);
5. Menstandarisir ukuran perusahaan ;
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.
2.1.2.5Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio diatas, teknik ini juga
memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar
kita tidak salah dalam penggunaannya.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007 : 298), adapun keterbatasan
analisis rasio itu adalah :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik ini seperti:
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bisa atau subjektif;
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan (cost) bukan harga pasar;
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio;
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang
dipakai tidak sama. Oleh karenanya dilakukan perbandingan bisa
menimbulkan kesalahan.
2.1.3 Profitabilitas
Didirikannya sebuah perusahaan tentunya memiliki tujuan tertentu, salah
satu tujuan pokoknya adalah mendapat sejumlah keuntungan atau laba yang
diharapkan sesuai dengan apa yang telah dikorbankan. Namun tidak semua
perusahaan mendapatkan laba dalam setiap usahanya karena hal tersebut sangat
erat kaitannya dengan strategi usaha yang dilakukan.
Banyak perusahaan-perusahaan kecil dengan modal yang sangat minim
dapat berubah menjadi perusahaan besar dan dapat meraup laba yang besar.
Namun, tidak sedikit perusahaan dengan modal yang kuat tetapi menjadi pailit
setelah beberapa tahun beroperasi. Hal ini bisa disebabkan oleh karena biaya
operasi yang dikeluarkan lebih besar dari pada pendapatan yang diterima oleh
perusahaan.
Kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba tersebut
sangat tergantung pada bagaimana perusahaan tersebut menerapkan konsep
strategi atau perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan
bidang tugas masing-masing, dan pelaksanaannya dilakukan dengan prosedur dan
kinerja yang telah ditentukan oleh perusahaan sebelumnya.
Laba menurut Alimsyah dan Padji (2006 : 408) adalah sebagai berikut :
Sedangkan pengertian laba menurut Wild J. John, at al (2005 : 407) adalah
sebagai berikut :
“Laba merupakan selisih dari pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi baban
dan kerugian.”
Henry Simamora (2001 : 529) juga mendefinisikan laba sebagai berikut :
“Laba merupakan kemampuan perusahaan untuk meraup keuntungan yang
memuaskan sehingga pemodal dan pemegang saham akan terus untuk
menyediakan modal bagi perusahaan.”
Maka dapat dilihat dua unsur penting yang menentukan laba, yaitu
pendapatan dan biaya. Pendapatan dapat diartikan sebagai penerimaan baik tunai
maupun bukan tunai yang merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa dalam
jangka waktu tertentu. Sedangkan biaya dapat diartikan sebagai segala
pengeluaran atau pengorbanan yang tidak terhindarkan untuk mendapatkan barang
atau jasa. Biaya sendiri diukur dari nilai aktiva yang dikeluarkan
Bila pendapatan melebihi biaya, maka selisihnya adalah laba, dilain pihak
bila biaya melebihi pendapatan maka selisihnya merupakan kerugian. Dari uraian
diatas dapat disimpulkan laba adalah selisih positif antara pendapatan dan biaya.
Semakin tinggi penjualan barang atau jasa, maka laba yang diperoleh akan
meningkat dan profitabilitas juga meningkat. Namun, semakin rendah penjualan
barang atau jasa, maka laba yang diperoleh akan turun dan profitabilitas juga akan
2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas
Bambang Riyanto (2001 : 35) mendefinisikan profitabilitas sebagai
berikut “Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama suatu periode tertentu.”.
Ridwan dan Inge (2001 : 143) juga mendefinisikan profitabilitas sebagai
berikut :
“Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi.”.
Sementara itu, Dewi Astuti (2004 : 36) juga mendefinisikan profitabilitas
sebagai berikut :
“Profitabilitas yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba”.
Pengertian profitabilitas tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas adalah kemampuan sebuah perusahaan dalam memperoleh atau
menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi dalam
suatu periode tertentu.
2.1.3.2 Rasio Profitabilitas
Rasio untuk mengukur profitabilitas ada beberapa macam, masing-masing
pengembalian perusahaan dihubungkan terhadap penjaulan, aktiva, modal atau
nilai saham. Rasio yang sering menjadi perhatian dan fokus utama dari para
investor atau pemegang saham adalah laba bersih. Para pemegang saham dan
calon investor sangat berkepentingan untuk mengetahui perhitungan laba bersih
harus mengevaluasi kemampuan perusahaan tersebut memperoleh laba saat ini
atau pada masa yang akan datang. Untuk menganalisis profitabilitas perusahaan,
maka diperlukan rasio profitabilitas yang pada hakekatnya penggunaan suatu
alat-alat analisis keuangan tergantung pada kebutuhan dan keperluan penggunannya.
Agus Sartono (2002 : 64) menyatakan bahwa :
“Rasio profitabilitas merupakan kegiatan dari manajemen yang secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang didapat
dalam hubungannya dengan penjualan, aktiva, modal maupun investasi.”
Adapun rasio-rasio yang dimaksud adalah :
1. Gross profit margin (marjin laba kotor), adalah rasio antara penjualan
dikurangi dengan harga pokok penjualan (laba kotor) dengan penjualan. Rasio
ini mengukur laba kotor yang dihasilkan dari setiap penjualan. gross profit
margin yang rendah dari rata-rata industri menunjukkan harga jual perusahaan
lebih rendah atau harga pokok penjualan yang relatif lebih tinggi atau
keduanya.
2. Net profit margin (batas laba bersih), adalah rasio antara laba setelah pajak
dengan penjualan, yang mengukur laba bersih yang dihasilkan dari setiap
rupiah penjualan. Rasio ini di bandingkan dengan rata-rata industri.
3. Return on invesmant atau return on total assets, adalah rasio antara laba
setelah pajak dengan total aktiva. Rasio ini mengukur tingkat keuntungan
yang dihasilkan dari investasi total. Rasio yang lebih rendah atau karena
4. Ratio on net worth (rasio kekayaan bersih), adalah rasio antara laba setelah
pajak dengan kekayaan bersih atau modal sendiri yang menunjukkan besarnya
laba yang tersedia bagi pemegang saham.
Salah satu tujuan sebuah perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya,
adalah mendapatkan keuntungan. Karena tanpa keuntungan sebuah perusahaan
tidak dapat :
– Menarik pihak lain untuk menanamkan dananya.
– Menarik para kreditor untuk meminjamkan dananya untuk perkembangan
perusahaan.
- Berkembang dan tetap bersaing.
Dalam hal ini, maka rasio profitabilitas merupakan salah satu diantara
rasio-rasio keuangan yang paling signifikan. Dalam bukunya, Bambang Riyanto
(2001:336) Menyatakan bahwa, rumus untuk menentukan profitabilitas adalah sebagai berikut :
ROA = EBIT
Total Assets
Dimana :
ROA = Return On Assets
EBIT = Laba sebelum pajak
Total Assets = Total Aktiva
Rasio ini memberikan informasi tentang tingkat efisiensi perusahaan
nilai rasio ini maka akan menunjukan keadaan yang kurang baik bagi perusahaan,
karena hal ini berarti biaya-biaya operasi juga naik, sehingga kemungkinan laba
yang akan diperoleh akan kecil.
2.1.4 Hubungan Biaya Operasi Dengan Profitabilitas Perusahaan
Suatu perusahaan pada umumnya terdapat laporan laba rugi yang
didalamnya terdapat unsur-unsur biaya operasi yang mempengaruhi laba rugi
usaha suatu perusahaan. Apabila pendapatan yang lebih besar dari biaya operasi
yang dikeluarkan maka akan terjadi laba usaha. dan apabila pendapatan usaha
lebih kecil dari biaya operasi yang dikeluarkan maka akan terjadi rugi operasional
atau terjadi penurunan pada laba yang akan didapatkan. agar perusahaan
memperoleh laba maka perusahaan harus dapat menekan biaya operasional, dan
demikian jelaslah terlihat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi laba rugi
usaha adalah biaya operasi.
Eugene Brigham / Joel F. Houston (2001 : 97 - 98) menyatakan bahwa: “Perusahaan dapat mempelajari berbagai pos beban operasional untuk mencari
jalan menurunkan biaya dalam rangka meningkatkan rentabilitas perusahaan, pada
saat yang sama perusahaan dapat menganalisis pengaruh strategi pembiayaan
alternatif menurunkan beban bunga dan resiko utang, tetapi tetap menggunakan
reverage untuk menaikan tingkat pengembalian atas equitas”.
Biaya operasi suatu perusahaan dapat diartikan sebagai biaya yang terjadi
dalam kaitannya dengan operasi pokok perusahaan untuk proses pencipataan
pendapatan yang pada hakekatnya mempunyai masa manfaat tidak lebih dari satu
Maka dapat dikemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan dalam
mengelola biaya operasi perusahaan dapat diukur dalam suatu biaya operasi dalam
menghasilkan laba, pengelolaan biaya operasi tersebut membuat perusahaan harus
benar-benar mengetahui besarnya biaya operasi yang akan dikeluarkan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga tidak terjadi kelebihan pengeluaran biaya
operasi pada perusahaan tersebut, karena jika hal ini terjadi maka akan
mempengaruhi penurunan profitabilitas atau perusahaan tidak dapat menaikan
laba secara maksimal.
2.1.5 Studi Empiris Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Ahmad Jajuli (2008)
Rasio yang digunakan untuk menghitung profitabilitas pada PT. Kereta
Api (Persero) Bandung adalah NetProfit Margin, Net Profit Margin adalah Rasio
yang menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada
setiap penjualan yang dilakukan. Berdasarkan perhitungan profitabilitas dapat
dilihat bahwa profitabilitas PT. Kereta Api (Persero) Bandung.
Dari hasil analisis yang penulis lakukan dengan menggunakan korelasi pearson
didapat adanya pengaruh yang signifikan antara biaya pemeliharaan saran
terhadap profitabilitas pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung, artinya jika biaya
pemeliharaan sarana naik maka profitabilitas akan turun, begitu pula sebaliknya
2. Penelitian Sandi Saputra (2006)
Penelitian Sandi Saputra menguji rasio keuangan dengan menggunakan
Return On equity (ROE), dan ada juga variabe l- variabel yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Variebel (x) : Aktiva Lancar, Hutang Lancar.
Variabel (y) : Laba bersih, Rata-rata Modal (Equity).
Dan hasilnya dapat berpengaruh positif atau memiliki pengaruh yang sangat kuat
terhadap Return On Equity (ROE).
2.2 Kerangka Pemikiran
Tercapainya tujuan perusahaan merupakan salah satu ukuran keberhasilan
perusahaan. Perusahaan yang bertujuan mencari laba akan berusaha mendapatkan
laba yang optimal, sedangkan perusahaan yang tidak bertujuan mencari laba akan
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Untuk perusahaan
yang tidak bertujuan mencari laba melainkan mengutamakan pelayanan kepada
masyarakat, perusahaan tersebut tetap harus dapat menciptakan laba, untuk
memenuhi biaya operasionalnya dalam rangka meningkatkan profitabilitas
sekaligus memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Biaya-biaya operasi merupakan biaya-biaya anggaran untuk melaksanakan
proses operasi. Hal tersebut ada apabila ada target, seperti peningkatan
profitabilitas. Upaya peningkatan profitabilitas dipengaruhi oleh biaya operasi
yang mana berfungsi sebagai biaya anggaran untuk proses pencapaian target
tujuan yang telah ditetapkan. Apabila terjadi penyimpangan yang materiil, maka
tindakan korektif sehingga manajemen tidak mengulangi kesalahan yang sama
dan meningkatkan profitabilitas dimasa yang akan datang.
Tabel 2.1 Studi Empiris Dengan Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Judul Varabel dan Alat Analisis Subjek
Operasi adalah suatu metode atau teknik terstandarisasi dari pembuatan
produk yang dilaksanakan secara berulang-ulang dalam produksi. Sedangkan
pengertian dari biaya operasi menurut Jopie Yusuf (2006:33) adalah :
“ Biaya Operasi atau biaya operasional adalah biaya-biaya yang tidak
berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan
aktivitas operasi perusahaan sehari-hari”.
Sedangkan menurut Syahrul dan Muhammad Afdi Nizar (2000:256) biaya
operasi adalah :
“ Biaya Operasi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan administrative dan penjualan dari suatu dari suatu perusahaan
disebut juga non manufacturing expense Merupakan biaya periode yang
berkaitan dengan waktu bukan dengan produk biaya ini dibagi atas biaya
penjualan dan biaya administrasi umum”.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa biaya operasi itu
adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan aktivitas
perusahaan guna mencapai tujuan dari perusahaan tersebut.
Seperti halnya penghasilan, maka berdasarkan hubungannya dengan
kegiatan utama perusahaan, biaya juga dikelompokan menjadi 2, yaitu biaya
usaha dan biaya diluar usaha. Biaya usaha atau biaya operasional (operational
expences) adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan utama
perusahaan. Ditinjau dari segi tujuannya, maka terjadinya biaya usaha ini adalah
Menurut Suparwoto, indikator biaya operasi adalah sebagai berikut:
1. Harga pokok penjualan.
2. Biaya pemasaran.
3. Biaya administrasi dan umum.
Dari penjelasan diatas, maka jelas bahwa biaya operasi dapat digunakan
sebagai alat untuk meningkatkan profitabilitas yang diupayakan oleh perusahaan.
Dengan adanya biaya operasi, perusahaan diharapkan dapat menggunakan dan
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dengan lebih efisien tanpa
mempengaruhi tingkat efektifitas usahanya.
Pada perusahaan yang profit oriented, salah satu indikator yang
menunjukan sehat tidaknya keuangan dan pengelolaan suatu perusahaan adalah
kemampuan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba (profit).
Laba merupakan hasil dari kebijakan dan keputusan dari manajemen.
Rasio keuntungan (rasio profitabilitas) akan digunakan untuk mengukur seberapa
efektif perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan pada
perusahaan tersebut.
Menurut Bambang Riyanto (2001:336), defenisi rasio profitabilitas
adalah sebagai berikut :
“ Rasio-rasio profitabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukan hasil akhir dari
sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan“.
Dalam bukunya, Bambang Riyanto (2001:336) Menyatakan bahwa,
ROA = EBIT Total Assets
Dimana :
ROA = Return On Assets
EBIT = Laba sebelum pajak
Total Assets = Total Aktiva
Biaya operasi yang dimaksud dalam hal ini adalah rasio tentang
perbandingan antara harga pokok barang terjual ditambah biaya operasi dengan
penjualan. Sedangkan tingkat profitabilitas yang dipergunakan adalah rasio laba
operasi terhadap total aktiva.
Biaya operasi yang diperoleh dari perputaran barang atau produk yang
diserahkan kepada pelanggan. Periode perputaran biaya operasi dimulai sejak
awal pembukuan sampai akhir periode tersebut atau selama satu tahun periode.
Metode atau teknik yang digunakan sudah terstandarisasi dari pembuatan produk
yang dilaksanakan secara berulang-ulang dalam produksi. Semakin tinggi nilai
rasio ini maka akan menunjukan keadaan yang kurang baik bagi perusahaan,
karena hal ini berarti biaya-biaya operasi juga naik, sehingga kemungkinan laba
yang kan diperoleh akan kecil. Lamanya periode perputaran dari biaya operasi ini
tergantung pada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen
biaya operasi tersebut.
Penentuan tingkat yang layak dari biaya operasi yang dibiayai oleh hutang
tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin besar biaya operasi yang dibutuhkan
maka semakin besar hutang untuk mendanai kebutuhan tersebut akibatnya
semakin besar jumlah beban usaha yang akan ditanggung perusahaan, sebaliknya
semakin kecil biaya operasi yang dibutuhkan untuk mendanai biaya operasi
akibatnya semakin kecil beban usaha yang harus dibayar oleh perusahaan.
Eugene Brigham / Joel F. Houston (2001 : 97 - 98) menyatakan bahwa: “Perusahaan dapat mempelajari berbagai pos beban operasional untuk mencari
jalan menurunkan biaya dalam rangka meningkatkan rentabilitas perusahaan, pada
saat yang sama perusahaan dapat menganalisis pengaruh strategi pembiayaan
alternatif menurunkan beban bunga dan resiko utang, tetapi tetap menggunakan
reverage untuk menaikan tingkat pengembalian atas equitas”.
Berdasarkan uraian diatas maka biaya operasi berpengaruh terhadap
profitabilitas, maka penulis menggambarkan hubungan tersebut dalam pradigma
penelitian sebagai berikut :
Biaya Operasi : Variabel X
Biaya Operasi:
Harga pokok
penjualan.
Biaya pemasaran.
Biaya administrasi
dan umum.
Suparwoto (2001:56)
Profitabilitas : Variabel Y
ROA :
Laba sebelum pajak
Total aktiva
Bambang Riyanto (2001:336)
2.3 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang belum terbukti mengenai
hubungan antara dua variabel atau lebih yang dibuat didasarkan kerangka teori
atau model analisis. Kadang-kadang hipotesis merupakan jawaban pertanyaan
penelitian.
Berdasarkan paradigma penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis
dalam hal ini merumuskan hipotesis sementara yaitu bahwa “Biaya operasi
33 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Pada penulisan skripsi ini, penulis mengambil judul “Pengaruh Biaya
Operasi Terhadap Profitabilitas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Bandung”. Perusahaan ini berkantor pusat di Jl. Stasiun Timur No.14 Bandung
40181.
Maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Biaya Operasi sebagai variabel bebas (independent variable)
2. Profitabilitas sebagai variabel terikat (dependent variable)
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang kemudian
diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Tujuan dari metode deskriptif
kuantitatif ini yaitu membuat suatu uraian yang sistematis mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan hubungan antar
variabel yang terlibat didalamnya. Penelitian ini juga menekankan analisisnya
pada data-data numeric (angka) yang di olah dengan menggunakan metode
statistika.
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan perkembangan biaya
untuk menguji kebenaran hipotesis yaitu biaya operasi berpengaruh terhadap
profitabilitas.
3.2.1 Desain Penelitian
Sesuai dengan judul skripsi yang penulis pilih yaitu “Pengaruh Biaya
Operasi Terhadap Profitabilitas Pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung, maka
langkah-langkah yang akan penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengumpulkan data-data mengenai biaya operasi pada PT. Kereta Api
(Persero) Bandung.
2. Mengumpulkan dan menganalisis data-data mengenai kemampuan
PT. Kereta Api (Persero) Bandung dalam kegiatan meningkatkan
Profitabilitasnya.
3. Melakukan uji hipotesis untuk membuktikan biaya operasi akan
berpengahuh terhadap profitabilitas perusahaan.
4. Membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Berdasarkan judul skripsi yang penulis kemukakan yaitu “Pengaruh Biaya
Operasi Terhadap Profitabilitas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Bandung”, maka dapat ditentukan dua variabel yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu sebagai berikut :
1. Variabel X atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
Variabel Y. Variabel X yang digunakan dalam penelitian adalah biaya
2. Variabel Y atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
Variabel X. Variabel Y yang digunakan dalam penelitian ini adalah
profitabilitas.
Untuk lebih jelasnya, penjabaran kedua variabel tersebut dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Sumber Data
3.2.3 Metode Penarikan Sampel
3.2.3.1 Populasi
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2007 : 55) adalah sebagai berikut :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pengertian populasi diatas, maka yang akan dijadikan
populasi dalam penelitian ini adalah Data Laporan Keuangan PT. Kereta Api
(Persero) DAOP II Bandung.
3.2.3.2 Sampel
Pengertian sampel menurut menurut Sugiyono (2007 : 55) adalah sebagai
berikut : “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.”
Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel yang digunakan dalam pemilihan data penelitian ini
menggunakan non probability sampling. Non probability sampling sendiri
merupakan teknik penarikan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel, dimana sampel diambil berdasarkan pada alasan dan kritera yang
jelas. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah berupa data
Laporan Laba/Rugi PT. Kereta Api (Persero) DAOP II Bandung, periode 2003
3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.4.1 Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari perusaahaan
(sumber data). Meliputi data mengenai tempat penelitian yaitu mengenai sejarah
perusahaan, data mengenai variabel yang terkait dalam penelitian ini yaitu data
mengenai pengaruh biaya operasi terhadap profitabilitas yang dilaksanakan pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.
2. Data Sekunder
Data sekunder, yang merupakan data pendukung, diperoleh dari
bahan-bahan yang tersedia dari buku-buku, majalah, atau lembaga ahlinya yang
berhubungan dengan penelitian yang telah dikumpulkan ada atau belum diolah
menjadi data yang diperlukan untuk kepentingan analisis.
3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi, yaitu penelitian terhadap objek yang dijadikan sasaran
penelitian dengan cara pengamatan dan pendataan.
2. Wawancara
Melakukan wawancara dengan pihak perusahaan dan pihak-pihak lain
yang kompeten. Dari hasil wawancara tersebut, diharapkan terkumpul data
3. Studi Pustaka
Merupakan pengumpulan data untuk memperoleh data teoritis yang
digunakan untuk membangun landasan teori yang kuat guna mendukung analisis
yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku,
catatan kuliah ataupun majalah ekonomi, dan penerbitan berkala lainnya yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.2.5 Metode Analisis dan Perancangan Hipotesis
3.2.5.1Metode Analisis Data
Penelitian ini, metode analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
biaya operasi terhadap profitabilitas adalah dengan menggunakan metode statistik
yang diolah dari laporan keuangan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung
selama kurun waktu tahun 2003 sampai dengan tahun 2009.
Dalam menganalisis perkembangan biaya operasi (Variabel X) pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero). digunakan metode deskriptif komparatif yaitu
metode yang dinyatakan secara deskriptif dengan membandingkan biaya operasi
tahun yang bersangkutan dengan biaya operasi tahun sebelumnya.analisis ini
digunakan untuk mengetahui perkembangan biaya operasi yang dikeluarkan PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) dari tahun 2003 sampai dengan 2009. besarnya
biaya operasi yang dikeluarkan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). dapat
mengurangi jumlah pendapatan sehingga kuntungan atau profitabilitas semakin
Sedangkan untuk mengukur profitabilitas (Variabel Y) pada PT. Kereta
Api Indonesia (Persero). menggunakan perbandingan antara beban usaha dengan
penjualan yang disebut dengan Operating Ratio.
Karena dependent variable (variabel Y) dipengaruhi oleh satu independent
variable (variabel X), maka penulis menggunakan analisis regresi linear
sederhana, analisis koefisien korelasi, dan analisis koefisien determinasi.
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mempelajari bentuk hubungan yang ada di
antara variabel-variabel yang terlibat, sehingga dapat diketahui bagaimana
variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen. Analisis ini juga
dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau turunnya variabel dependen
dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan variabel independen.
Persamaan umum analisis regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
a =
Y = Variabel Dependen/profitabilitas
b = Koefisien Regresi (angka arah atau koefisien regresi, yang
menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel
dependen yang didasarkan pada variabel independen)
x = Variabel independen/biaya operasi.
(Sumber : Sugiyono, 2007 : 204)
2. Analisis Korelasi
Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan dua
variabel yaitu antara variabel independen (biaya operasi) dengan variabel
dependen (profitabilitas) yang diteliti. Apakah mempunyai hubungan yang kuat
atau lemah. Kuat atau tidaknya hubungan antara variabel yang terlibat ditunjukkan
oleh besarnya koefisien korelasi. Adapun korelasi yang digunakan dalam analisis
ini yaitu korelasi pearson product moment. Rumus yang digunakan yaitu :
rxy =
rxy = Koefisien korelasi antara biaya operasi dengan profitabilitas
r = +1 hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif sempurna antara
variabel X dan variabel Y.
r = -1 hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif sempurna antara
variabel X dan variabel Y.
r = 0 hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara variabel X dan
variabel Y.
Untuk dapat menentukan penafsiran terhadap koefisien korelasi, maka
dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut ini :
3. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi digunakan dalam kaitannya dengan penggunaan
analisis korelasi pearson productmoment untuk melihat besar kecilnya pengaruh
biaya operasi terhadap profitabilitas. Koefisien determinasi disebut juga koefisien
penentu, karena varian yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan
melalui variabel independen.
Rumus untuk menentukan koefisien determinasi adalah :
KD = r2
xy x 100%
Dimana :
KD = Koefisien Determinasi
rxy = Koefisien Korelasi
3.2.5.2 Perancangan Pengujian Hipotesis
Husein umar (2004 : 104) mengemukakan pengertian hipotesis sebagai
berikut :
“Hipotesis merupakan suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang
dibuat untuk menjelaskan suatu hal dan juga dapat menuntun atau mengarahkan
penyelidikan selanjutnya.”
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yang berkaitan dengan ada
atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel X (biaya operasi) terhadap
variabel Y (profitabilitas), maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H0 : ρ≥ 0 : H0 diterima, artinya biaya operasi tidak berpengaruh negatif
secara signifikan terhadap profitabilitas PT. Kereta Api Indonesia
(Persero).
H1 : ρ ≤ 0 : H0 ditolak, artinya biaya operasi berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap tingkat profitabilitas PT. Kereta Api
Indonesia (Persero).
ρ = Nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
Rumus yang digunakan dalam pengujian statistik ini adalah uji t. dimana
uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah suatu hipotesis yang dilakukan dapat
diterima atau ditolak. Rumus dari uji t ini adalah :
t hitung= 2
1 2
r n r
Dimana :
t = t hitung
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
Selanjutnya digunakan tabel distribusi “t” pada derajat kebebasan
(dk) = n-2 untuk mengetahui ditolak atau tidaknya suatu hipotesis, dinyatakan
dengan kriteria sebagai berikut :
a. H0 diterima atau H1 ditolak apabila t tabel> t hitung yang berarti tidak ada
pengaruh antara kedua variabel.
b. H0 ditolak atau H1 diterima apabila apabila t tabel< t hitung yang berarti ada
pengaruh antara kedua variabel.
Gambar 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 dan H1
Berdasarkan pengujian hipotesis diatas maka penulis dapat menarik
kesimpulan berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang dilakukan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan, juga didukung oleh teori-teori yang
berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti dalam penelitian skripsi yang
dilakukan penulis.
Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
- t tabel t tabel
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Kereta Api (Persero) Bandung
Sejarah adalah kejadian dimasa lampau yang berkaitan dengan masa
sekarang, dimana kejadian tersebut diyakini kebenaranya. Begitu pula halnya
dengan sejarah perkembangan PT. Kereta Api (Persero) Bandung melewati
beberapa peristiwa yang penting sejalan dengan Negara Republik Indonesia.
Menurut perkembangannya perkeretaapian di Indonesia mengalami
berbagai tahap, antara lain :
a. Zaman Hindia Belanda
b. Zaman Pendudukan Jepang
c. Zaman Kemerdekaan Indonesia (1945-1950)
d. Zaman penyerahan kedaulatan (1950-Kini)
A. Zaman Hindia Belanda
Di Indonesia kereta api sudah dikenal sejak abad ke-19 dan dijalankan
pertama kali tanggal 17 Juni 1868 antara Kota Semarang (Kemijen) dan Tanjung
dengan jarak 26 Km, sebagai kelanjutan adanya perkeretaapian di Indonesia
dimulai dengan pemasangan lalu lintas Semarang-Surakarta oleh NISM
Pencakulan pertama untuk memasang lalu lintas tersebut dilakukan oleh
Gubernur Jendral Sloet Van Beele di Semarang pada tanggal 12 Februari 1870,
seluruhnya telah dibuka dan dipasang untuk umum.
Lintas Jakarta-Bogor dimulai pemasangan pada tanggal 10 April 1868 dan
selasai pada tahun 1873, pemasangan lalu lintas kereta apinya dilakukan oleh
NISM kemudian diambil alih oleh SS (State Spoorwagon). Di Suimatra Barat
pada bulan Juli 1891 telah dibuka Palu-Aer-Padang. Di Sumatra Utara telah
dipasang lalu lintas Labuan-Medan pada tanggal 25 Juli 1886 oleh DSM
(Deli Spoorweg Matscchappy). Di Sumatra Selatan pada tanggal 1912 dimulai
dengan pemasangan Teluk Bentuk-Prabumulih, juga di Sulawesi pada tanggal
1 Julli 1923 telah dipasang lintas Kassar-Tekelar, disamping SS yang diusahakan
oleh Hindia Belanda, terdapat juga 11 tempat perkeretaapian swasta di Jawa dan I
di Semarang antara lain :
1. NV Nederlandsch Indische Spoorweg Matschappy (NISM)
2. NV Semarang Cherebon Straamtram Matschappy (SCS)
3. NV Semarang Joane Straamtram Matschappy (SJS)
4. NN Sarajoe Dal Straamtram Matschappy (SDS)
5. NV Oast Java Dal Straamtram Matschappy (SOS)
6. NV Modjokerto Straamtram Matschappy (MELSM)
7. NV Kediri Straamtram Matschappy (KSM)
8. NV Malang Straamtram Matschappy (MSM)
9. NV Pasuruan Straamtram Matschappy (PSM)
11.NV Madura Straamtram Matschappy (MDSM)
12.NV Deli Straamtram Matschappy (DSM).
Peranan perkeretaapian swasta sebagai prasarana perekonomian pada
waktu itu menimbangi peranan usaha pemerintah dengan nama Staat Spoorweg
(SS). Pemerintah Belanda memasang jaringan-jaringan di Jawa yang diarahkan
pada tujuan penyempurnaan administrasi pemerintah dalam rangka menjamin
Keamana pertahanan dalam negri. Pemasangan jaringa Kereta Api di Aceh
dilaksanakan oleh Departemen Penerangan (Department Van Corleg). Pada tahun
1917 pengesahan beralih dari militer (Dept. Penerangan) kepada SS dengan tujuan
untuk mengamankan hasil usaha yang dinamakan ”PASIFIRATIS”.
B. Zaman Pendudukan Jepang
Dengan datangnya bala tentara Jepang, maka semua perkeretaapian di
Indonesia disatukan dalam satu pimpinan. Di Jawa berada dibawah Angktatan
Darat (Riyuku) dan disumatra dibawah Angkatan Laut (Kaigun). Di Jawa
dinamakan SIYUKU SOKYUKU dan kemudian TEKINDO KYUKU dibagi
menjadi tiga daerah bagian, yaitu :
1. Barat (Soibu Kyuku)
2. Tengah (Khubu Kyuku)
3. Timur (Tehu Kyuku)
Masing-masing daerah tersebut diatas dibagi lagi dalam inspeksi
(Zimusoho) yang masing-masing berdiri sendiri dengan nama Keto Sumatra
tetsudo (Aceh dan DSM), Seibu Sumatra Tetsudo (Jawa Barat), dan Nanbu