• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen pendistribusian dana ZIS pada program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen pendistribusian dana ZIS pada program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh

Ahmad Haidir Al-Fadlil (1110046300015)

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil hiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 November 2014

AHMAD HAIDIR AL-FADLIL

(5)

muamalat (Ekonomi Islam). Konsentrasi Manajemen Zakat Dan Wakaf (ZISWAF).

Fakultas syariah dan hukum. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1436 H/2014 M.

Penelitian ini untuk menganalisis Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada

Program Beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan, yang bertujuan untuk

memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai pendistribusian dan ZIS dan juga

merumuskan manajemen pendistribusian pada program beasiswa yang ada di

BAZDA Kota Tangerang Selatan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu

menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil

wawancara, studi dokumentasi dan observasi langsung ke BAZDA Kota Tangerang

Selatan. Penulis juga menjelaskan tentang manajemen program khususnya untuk

analisis Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa manajemen BAZDA Kota

Tangerang Selatan untuk program beasiswa ini sudah dilaksanakan dengan baik. Hal

tersebut dapat dibuktikan dengan analisa penulis tentang palnning, organizing,

actuating dan controlling yang telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan

ilmu manajemen yang telah ada. Dan juga mekanisme pendistribusian dana ZIS yang

dilakukan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan tersebut sudah dilaksanakan dengan

baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan laporan keuangan yang transparan dan

merata.

Kata Kunci : Manajemen Pendistribusian Dana Zis Pada Program Beasiswa Di

Bazda Kota Tangerang Selatan

(6)

i Assalamu’alaikum Wr, Wb.

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas ridho

dan rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan

mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah pada Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan

umat Islam Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat, dan juga umatnya. Yang

Insya Allah kita termasuk di dalamnya. Didorong oleh semua itu penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini berjudul “Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa Di Bazda

Kota Tangerang Selatan.”

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa dalam proses

tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. J.M. Muslimin, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalah dan Bapak

Abdurrauf, Lc, MA., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah membantu

penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.

3. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM, selaku Guru Besar Fakultas

(7)

ii

mengingatkan dan mengarahkan penulis semasa mengikuti perkuliahan hingga penulis

menyelesaikan skripsi ini.

6. Segenap Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen, Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmu yang tidak

ternilai, yang tidak pernah lelah membimbing saya sehingga saya dapat menyelesaikan

studi di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Staff Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum serta Perpustakaan Utama yang telah

membantu dalam penulisan Skripsi ini.

8. Kepada pihak BAZDA Kota Tangerang Selatan yang bersedia memberikan waktu, data,

dan informasi semoga kedepan menjadi Lembaga Amil Zakat yang berkembang pesat,

amin.

9. Drs. K.H. Endang Saefuddin, M.A, selaku ketua umum BAZDA Kota Tangerang Selatan,

dan H. Muhyidin , selaku seksi pengumpulan dana ZIS yang telah meluangkan waktu

untuk membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

10.AyahandaHambali, S.Ag dan Ibunda TercintaMukriahyang tak pernah lelah setiap

harinya selalu memberikan semangat, motivasi dan do’anya. Serta adik-adik kuIsmi

Rahmayanti dan M. Nur Fajar Assodique yang selalumenyemangati, mengubah kelelahan

(8)

iii

basecamp inspirasi ,Hani Tahliani , Tasya Gebi Amdini, Siti Aisyah Nasution,

Muhammad Heri, Ahmad Ara Farhadi, Ahmad Dedaad Saddam Alhaqque, Ahmad

Firdaus, Ahmad Taher dan Lutfi Hidayat yang tak pernah letih untuk memberikan

motivasi, dorongan dan do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Seluruh rekan-rekan yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan

kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Akhir kata hanya kepada Allah jualah penulis memanjatkan doa, semoga Allah

memberikan balasan berupa amal yang berlipat kepada mereka, atas dorongan, dukungan,

dan kontribusimereka, saya hanyalah hamba yang dhaif.

Semogaskripsiinidapatbermanfaatdanmemberikankontribusibagi orang banyak.Amin.

Jakarta, 13 November 2014

(9)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. BatasandanRumusanMasalah ... 9

D. TujuandanManfaatPenelitian ... 10

E. Kerangka Teori ... 11

F. Tinjauan(Review)KajianTerdahulu ... 13

G. MetodePenelitian ... 14

H. SistematikaPenulisan ... 18

BAB II LANDASAN TEORITIS A. KonsepZakat ... 20

1. Definisi Zakat ... 20

(10)

v

3. Fungsi dan Tujuan Penyaluran Zakat... 23

4. Syarat-Syarat Wajib Zakat ... 25

B. KonsepManajemen ... 30

1. PengertianManajemen ... 30

2. Fungsi-Fungsi Manajemen ... 33

3. Unsur-Unsur Manajemen ... 39

C. Konsep Program ... 41

1. PengertianProgram ... 41

2. Macam-Macam Program... 42

3. Tujuan Program ... 43

D. Konsep Pendistribusian ... 44

BAB III GAMBARAN UMUM BAZDA KOTA TANGERANG SELATAN A. Sejarah berdirinya BAZDA Kota Tangerang Selatan ... 46

B. Landasan hukum BAZDA Kota Tangerang Selatan ... 47

C. Visi dan misi BAZDA Kota Tangerang Selatan ... 47

D. Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab ... 48

E. Struktur dan organisasi BAZDA Kota Tangerang Selatan ... 49

F. Program kerja BAZDA Kota Tangerang Selatan ... 52

(11)

vi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Mekanisme Pendistribusian Dana ZIS Di BAZDA Kota Tangerang

Selatan ... 59

B. Analisis Manajemen Pendistribusian Pada Program Beasiswa BAZDA

Kota Tangerang Selatan ... 66

C. Evaluasi Manajemen Pendistribusian Dana ZIS Pada Program Beasiswa .... 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Table 4.1 Rekapitulasipentasharufantahappertamadankeduatahun 2013 ... 65

(13)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan masih menjadi permasalahan terbesar bangsa ini. Pasca krisis,

sampai saat ini, pemulihan ekonomi berjalan lambat. Akibatnya, kemiskinan dan

juga pengangguran masih tinggi dan meluas. Di tahun 2013 BPS memperkirakan

Jumlah penduduk miskin pada September 2013 sebesar 28,55 juta orang atau

11,47 persen.1

Menurut Goenawan Sumodiningrat yang dikutip oleh Nahin M dan Agus

Ahmad S, kalau dilihat dari segi kemiskinan dapat di bedakan menjadi

kemiskinan natural, kemiskinan kultural, dan kemiskinan struktural2. Kemiskinan

natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah, seperti

perbedaan usia, perbedaan kesehatan, perbedaan geografis, dan tempat tinggal.

Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang dilihat dari perbedaan adat istiadat

dan perbedaan etika kerja. Adapun kemiskinan struktural adalah kemiskinan

yang disebabkan oleh faktor-faktor perbuatan manusia seperti distribusi asset

yang timpang, kebijakan ekonomi yang diskriminatif, korupsi, dan tatanan

1

Wiyanto, BPS: Angka Kemiskinan Naik 0,48 Juta Orang, di akses dari http.//m.

Inilah.com/news/detail/2061255/bps-angka-kemiskinan-naik-0,48-juta-orang, pada tanggal 2 Januari 2014 pukul 17.51 WIB

2 Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Safe’i,

(14)

ekonomi dunia yang cenderung tidak menguntungkan kelompok masyarakat atau

golongan tertrntu.3

Islam sebagai sebuah konsep hidup (way of life) yang lengkap sangat

menganjurkan umatnya agar senantiasa menjauhi kemiskinan. Hal ini

dikarenakan kemiskinan dapat membawa masyarakat pada kehinaan yang

berujung kepada kekufuran. Oleh karena itu, Islam menawarkan konsep zakat

sebagai program pengentas kemiskinan wajib dalam perekonomian islam. Zakat

sebagai bagian dari rukun Islam tidak hanya memiliki dimensi spiritual tetapi

juga dimensi sosial.

Zakat merupakan salah satu tiang utama ajaran Islam memiliki keunikan

tersendiri, selain merupakan rukun Islam yang ketiga yang memiliki dimensi

ibadah yang kuat, pengaruh zakat juga sangat besar dalam aktifitas sosial

ekonomi kemasyarakatan. 4 Seperti empat rukun Islam yang lain, ajaran zakat

menyimpan beberapa dimensi yang kompleks meliputi nilai privat-publik,

vertical-horizontal, serta ukhrawi-duniawi. Nilai-nilai tersebut merupakan

landasan pengembangan kehidupan kemasyarakatan yang komprehensif. Bila

semua dimensi yeng terkandung dalam ajaran zakat ini dapat diaktualisasikan,

maka zakat akan menjadi sumber kekuatan yang sangat besar bagi pembangunan

umat menuju kebangkitan kembali peradaban islam.

3

Ibid, h.97

4

(15)

Salah satu tugas lembaga pengelola zakat yang keberadaannya dipayungi

undang-undang adalah mewujudkan peran zakat sebagai solusi untuk

menanggulangi kemiskinan. Zakat dan kondisi ekonomi umat memiliki

hubungan timbal balik yang erat. Tingkat ekonomi umat semakin baik akan

meningkatkan penerimaan zakat, dan sebaliknya dana zakat yang dikelola dan

disalurkan secara benar pada kelompok mustahik diharapkan dapat merubah peta

kemiskinan ditengan masyarakat.

Sistem penghimpunan dan penyaluran zakat dari masa kemasa memiliki

perbedaan. Awalnya, zakat lebih banyak disalurkan untuk kegiatan konsumtif,

tetapi belakangan ini telah banyak pemanfaatan dana zakat untuk kegiatan

produktif, upaya ini diharapkan dapat merubah setrata sosial dari yang terendah

(mustahik) kepada yang tertinggi (muzzaki ). Pengumpulan zakat tidak dapat

dilakukan dengan paksaan terhadap muzzaki, melainkan muzzaki melakukan

dengan kesadaran sendiri, menghitung sendiri jumlah hartanya yang harus

dibayarkan kewajibannya. Dalam hal, muzzaki tidak dapat menghitung sendiri

harta dan kewajiban zakatnya, muzzaki dapat meminta bantuan kepada

BAZ/LAZ atau Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ). Idealnya LPZ menyediakan

panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana, dan cara dana itu diterima.

(16)

Setiap jenis dana memiliki karakteristik sumber dan konsekuensi pembatasan

berbeda yang harus dipenuhi oleh pengelola zakat.5

Salah satu pertanyaan yang sering muncul mengenai pengelolaan zakat

adalah tentang bentuk penyaluran dana produktif. Pemahaman umum bahwa

produktif artinya dana yang ada dipinjamkan oleh amil kepada mustahik untuk

bisnis. Kenyataan ini dapat menimbulkan dua pandang yang berbeda yang

berujung kepada kesimpulan bahwa aksi bentuk usaha modal zakat melanggar

syar’i atau tidak. Kalau kita melihat pengelolaan zakat pada masa Rasullah SAW.

Dan para sahabat kemudian dan diaplikasikan pada zaman sekarang kita dapati

bahwa penyaluran zakat dapat kita bedakan dalam 2 bentuk ; yakni bantuan

sesaat dan pemberdayaan. Bantuan sesaat buka berarti bahwa zakat hanya

diberikan kepada seseorang satu kali sesaat saja. Bantuan sesaat dalam hal ini

berarti bahwa penyaluran kepada mustahik tidak disertai target terjadinya

kemandirian ekonomi ( pemerdayaan ) mustahik. Hal ini dilakukan karena

mustahik yang bersangkutan tidak mungkin lagi mandiri seperti pada diri para

orang tua yang sudah jompo, orang dewasa yang cacat yang tidak

memungkinkan ia mandiri.

Adapun pemerdayaan adalah penyaluran zakat yang disertai target merubah

keadaan penerima ( lebih di khususkan golongan fakir miskin ) dari kondisi

kategori mustahik menjadi kategori muzzaki. Target ini adalah target besar yang

tidak dapat dicapai dengan mudah dan dalam waktu yang singkat. Untuk itu,

5

(17)

penyaluran zakat disertai dengan pemahaman yang utuh terhadap permasalahan

yang ada pada penerima. Apabila permasalahannya adalah kemiskinan harus

diketahui penyebab kemiskinan tersebut sehingga kita dapat mencari solusi yang

tepat demi tercapainya target yang telah dicanangkan.

Penyaluran dalam dua bentuk diatas umumnya disertai dengan sifat

penyaluran yang berbeda. Untuk bantuan sesaat penyaluran idelnya adalah hibah.

Adapun untuk pemerdayaan dana yang disalurkan identik dengan pinjaman. Ada

tiga sifat penyaluran dana dalam pemerdayaan ; hibah, dana bergulir qordul

hasan, dan pembiayaan. Tiga sifat penyaluran ini dibedakan antara dana zakat

dengan dana bukan zakat.6

Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan

yaitu ada tiga kegiatan besar yakni pengembangan ekonomi, pembinaan SDM

dan layanan sosial. Dalam pengembangan ekonomi ada beberapa yang bisa

dilakukan yaitu penyaluran modal, pembentukan lembaga keuangan,

pembangunan industri, peningkatan usaha, pelatihan, pembentukan organisasi.

Kemudian dalam pembinaan SDM ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan

yaitu beasiswa, diklat dan krusus keterampilan dan menggelar program sekolah.

Selanjutnya dalam layanan sosial yaitu layanan yang diberikan kepada kalangan

mustahik dalam memenuhi kebutuhan mereka.7

6

Ibid., h. 25

7

(18)

Dari beberapa kegiatan pendayagunaan dana ZIS untuk mustahik, penulis

ingin membahas tentang layanan sosial pada program pendidikan yaitu beasiswa.

Pendidikan adalah hak seluruh warga masyarakat, mulai lapisan paling atas

hingga lapisan paling bawah, masyarakat menengah keatas dengan kondisi sosial

ekonomi yang mendukung, tentunya tidak akan mengalami kesulitan untuk

menjangkau pendidikan sampai tingkat atas, namun tidak demikian halnya

dengan masyarakat menengah kebawah. untuk inilah perlu adanya pemerataan

kesempatan memperoleh layanan pendidikan.8

Tingkat kemiskinan menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu

memenuhi kebutuhan akan pelayanan pendidikan yang tergolong mahal. Jika

tidak segera diatasi, kondisi tersebut akan memperparah kondisi masyarakat

Indonesia, karena krisis ekonomi telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin

dan mengakibatkan naiknya biaya, sehingga semakin menekan akses mereka

karena biaya yang semakin tak terjangkau.

Menurut data yang dihimpun dari 34 kantor komnas perlindungan anak

indonesia di 33 Provinsi saja ada 10,2 juta siswa wajib belajar (SD dan SMP)

tidak dapat menyelesaikan wajib belajar Sembilan tahun. Sedangkan sebanyak

3,8 juta tidak dapat melanjutkan ke tingkat SMU.

Menurut sekjen komnas perlindungan anak indonesia, kasus putus sekolah

yang paling menonjol terjadi di tingkat SMP, yaitu 48%, adapun tingkat SD

8

(19)

tercatat 23%, kalau di gabungkan kelompok puberitas, yaitu anak SMP dan

SMA, jumlahnya mencapai 77% dengan kata lain jumlah anak usia remaja yang

putus sekolah tak kurang dari 8 juta orang.

Khusus untuk Kota Tangerang Selatan dari data BAZDA Kota Tangerang

Selatan di temukan bahwa di Tangerang Selatan kasus usia remaja putus sekolah

di tingkat SD sekitar 3.677 jiwa, SLTP sekitar 2.230 jiwa dan SLTA sekitar

2.369 jiwa. Kondisi seperti ini menimbulkan dampak sosial yang tidak kecil,

salah satunya adalah semakin banyak anak-anak yang berkeliaran di jalan,

selanjutnya anak-anak tersebut terdesak untuk membantu ekonomi keluarga dan

akhirnya bekerja sebelum waktunya.

Kondisi ini tidak boleh di biarkan, anak-anak usia berkembang seharusnya

mendapatkan pendidikan yang baik, pendidikan merupakan hak dasar setiap

manusia. Pendidikan juga menentukan tingginya peradapan manusia. Hanya saja

keterbatasan ekonomi memang menjadi alasan kenapa angka putus sekolah terus

meningkat setiap tahun. Oleh karena itu BAZDA Kota Tangerang Selatan

mengeluarkan program beasiswa untuk siswa yang kurang mampu untuk

melanjutkan jenjang pendidikan dari tingkat SD/MI sampai SLTA.

Dari kasus diatas penulis beranggapan bahwa BAZDA Kota Tangerang

Selatan memiliki peranan penting dalam mengelola dana Zakat, Infaq dan

Shodaqoh sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat khususnya bidang

pendidikan. Untuk itu penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan judul “

(20)

Tangerang Selatan”. Penulis berharap dengan adanya penelitian tersebut bisa

memerikan kontribusi yang baik terhadap penerapan manajemen yang ada di

BAZDA Kota Tangerang Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Sebelum dirumuskannya masalah, berdasarkan latar belakang diatas

penelitian perlu dibuat identifikasi masalah. Pengelolaan zakat bukanlah

semata-mata dilakukan secara individual dari muzzaki langsung diserahkan kepada

mustahik, akan tetapi pengelolaan zakat lebih baik dikelola oleh lembaga yang

benar-benar khusus menangani zakat, yang memenuhi sebuah persyaratan

tertentu yang di sebut amil zakat. Ada banyak Lembaga atau Badan Amil Zakat

baik yang didirikan oleh pemerintah maupun swasta. Namun fakta membuktikan

dengan menjamurnya Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Badan Amil Zakat (BAZ)

menjadikan problematika umat tentang kemiskinan dan kesenjangan sosial belum

dapat diselesaikan. Saat ini banyak terdapat Lembaga Amil Zakat atau Organisasi

Pengelolaan Zakat (OPZ) yang berhamburan diwilayah Tangerang Selatan

seperti Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat, mulai dari penggalangan dana

(fundraising) dan pendayagunnanya, adapun sifat dari pendayagunaan zakat ada

2, yaitu bersifat konsumtif dan bersifat produktif. Zakat yang bersifat konsumtif

adalah zakat yang diberikan hanya satu kali atau sesaat saja (digunakan hanya

(21)

diprioritaskan untuk usaha yang produktif, dan hasil dari semua itu hanya

dikhususkan untuk kepentingan umat atau mustahik.

Salah satu contoh pendayagunaan dana zakat dari Badan Amil Zakat di

Tangerang Selatan dengan programnya yaitu pembinaan SDM berupa beasiswa.

Sesuai dengan tema yang di ambil, penulis ingin mengetahui bagaimana

mekanisme manajemen pendistribusian dana ZIS pada program-program yang

ada di BAZDA Kota Tangerang Selatan, terutama bagaimana menejemen

pendistribusian pada salah satu program yaitu program beasiswa. Dari

menejemen pendistribusian pada program beasiswa ini akan dilihat apakah sudah

baik atau belum.

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dan dibahas pada penulisan skripsi ini lebih

terarah dan tidak meluas, dibuat batasan masalah yang menjadi pembahasan

penelitian. Yang akan dibahas disini adalah Manajemen Pendistribusian Dana

ZIS Pada Program Beasiswa di BAZ Kota Tangerang Selatan. Adapun penelitian

ini dilakukanpada tanggal 24 September sampai 24 Oktober 2014 bertempat di

BAZDA Kota Tangerang Selatan Jl. Pamulang II Blok F1 No. 27 Tangerang

(22)

Perumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mekanisme pendistribusian dana ZIS yang ada di BAZDA Kota

Tangerang Selatan?

2. Bagaimana manajemen pendistribusian dana ZIS pada program beasiswa di

BAZDA Kota Tangerang Selatan?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Untuk memahami mekanisme pendistribusian dana ZIS yang ada di BAZDA

Kota Tangerang Selatan

b. Untuk mengetahui manajemen pendistribusian dana ZIS pada program

beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan pencerahan dan

daya guna bagi pihak-pihak terkait, yakni sebagai berikut:

a. Bagi mahasiswa

Menambah wawasan serta ilmu yang luas demi meningkatkan kompetensi

diri, kecerdasan intelektual dan emisional dalam pengetahuan tentang

ekonomi syariah khususnya tentang zakat dan juga menambah wawasan

tentang pola-pola pendistriusian zakat yang dilaksanakan oleh BAZDA Kota

(23)

b. Bagi Badan Amil Zakat

Menambah sumbangan wacana pemikiran serta motivasi kepada badan amil

zakat dalam melakukan program pemerdayaan masyarakat dan juga dapat

menjadi rujukan dan perbandingan untuk penerapan pola-pola dan

startegi-strategi penyaluran zakat yang efektif.

c. Bagi Praktisi

Agar masyarakat lebih memahami tentang pola pendistribusian zakat yang

dijalankan oleh BAZDA Kota Tangerang Selatan pada program beasiswa.

E. Kerangka Teori

Zakat pada dasarnya merupakan konsep islam dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan sosial yang merata melalui pendistribusian harta dari kaya/pemberi

kepada orang miskin/penerima zakat (mustahiq) . pendistribusian bisa dilakukan

secara langsung maupun melalui perantara. Dimana perantara dalam konteks ini

ialah pengelolaan lembaga zakat yang menghimpun dana zakat dan

mendayagunakannya sesuai dengan syariat agama.

Fungsi dan tugas organisasi zakat adalah mengelola zakat. Mengingat itu

kebanyakan organisasi zakat langsung terjun ke masyarakat berkampanye

tentang zakat. Cara seperti ini mengabaikan satu hal penting, yaitu tersisihnya

(24)

Mereka tak sadar bahwa rancang bangun sosok organisasi zakat merupakan

induk kegiatan pengelolaan zakat.9

Sesungguhnya jatuh bangun lembaga zakat terletak pada kreativitas divisi

pendayagunaan. Boleh-boleh saja lembaga zakat memiliki struktur organisasi

lengkap. Juga boleh lembaga zakat didukung oleh nama-nama besar. Bahkan bisa

saja lembaga zakat tiba-tiba memiliki dana yang besar karena mendapat

kepercayaan dari beberapa perusahaan besar. Tetapi pada akhirnya, kembali juga

pada kreatifitas program pendayagunaan apa yang bisa dikembangkan untuk

mustahik. Sesungguhnya program pemerdayaan mustahik, merupakan inti dari

fundraising. Dari program ini masyarakat dapat mengetahui sampai sejauh mana

performance lembaga zakat. Program pengelolaan zakat terpaku pada yang

sifatnya charity murni. Program yang bersifat sosial ini, dicirikan dengan

kegiatan yang dikelola secara kepanitiaan, dalam waktu singkat dan habis setelah

program itu dilaksanakan. Program charity murni, tak butuh pendamping dan

pembinaan dan tanpa pemantauan perkembangan bantuan. Prinsipnya usai

kegiatan, selesai pula programnya. Maka dari itu dalam pendayagunaan, ada

beberapa kegiatan yang bersifat produktif dan dapat dikembangkan yaitu dalam

pengembangan ekonomi seperti penyaluran modal, pembentukan lembaga

keuangan, peningkatan usaha dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang bisa

9

(25)

dikembangkan dalam pengembangan ekonomi. Kemudian kegiatan dalam

pembinaan SDM seperti beasiswa dan diklat atau kurus keterampilan. 10

F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperlukan

kajian terdahulu. Berdasarkan pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan

terhadap beberapa sumber kepustakaan terkait dengan permasalahan yang

dibahas dalam penulisan skripsi ini, seperti skripsi yang ditulis Lisa Hafizah,

Efejtivitas Pengelolaan Dana Zakat BAZDA Kota Tangerang Selatan terhadap

pemerdayaan pengusaha kecil dan mikro, tahun 2005, skripsi tersebut mebahas

tentang pengelolaan zakat pada BAZDA Kota Tangerang khususnya dalam hal

pemerdayaan pengusaha kecil dan mikro, apakah sudah efektif dan tepat sasaran

atau belum. Kemudian juga tentang hubungan BAZDA Kota Tangerang dengan

BAZDA-BAZDA Kecamatan.

Selanjutnya skripsi Sri Sugianti, Manajemen Pendayagunaan Hewan Qurban

Melalui Usaha Pengkornetan Pada Rumah Zakat Indonesia, skripsi mahasiswa

fakultas dakqah dan komunikasi jurusan manajemen dakwah disusun pada tahun

2006, skripsi tersebut membahas tentang penerapan fungsi manajemen

pendayagunaan hewan qurban dengan proses pengkornetan yang dilakukan oleh

rumah zakat indonesia.

10

(26)

Terakhir Panca Mardisiwanto, Manajemen Penghimpunan dan

Pendistribusian Zakat Melalui teknologi Informasi pada M-zakat Jakarta, skripsi

mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Mamajemen Dakwah,

disusun pada tahun 2005, berisi tentang penerapan fungsi manajemen untuk

menghimpun dan mendistribusikan zakat melalui media teknologi informasi

dengan fasilitas SMS (Short Massage Service)

Sedangkan Pada penelitian ini, penulis meneliti Manajemen Pendistribusian

Dana ZIS Pada Program Beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan, yang

membahas tentang fungsi manajemen yaitu Planning, Organizing, Actuating dan

Controlling.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.11

Dalam Penelitian ini merupakan penelitian pendekatan Kualitatif dengan jenis

metode deskriptif, yaitu metode masalah yang memandu peneliti untuk

mengeksplorasi dan atau memotret situasi yang akan diteliti secara

menyeluruh, luas dan mendalam.12

11

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), cetakan ke-8, Hal. 2

12

(27)

Selain itu, penelitian juga merupakan penelitian kepustakaan (library

research). Penulis akan mendapatkan data dari literatur berupa buku-buku,

makalah, artikel dan tulisan-tulisan lainnya yang menyangkut tentang lembaga

pokok bahasan dalam skripsi ini.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukanpada tanggal 24 September sampai 24

Oktober 2014 bertempat di BAZDA Kota Tangerang Selatan Jl. Pamulang II

Blok F1 No. 27 Tangerang Selatan.

3. Jenis Data dan Sumber Data A.Jenis Data

1. Data Kualitatif

Menurut Bambang dalam bukunya Statistika 1 mengatakan:

“Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk

membuat pemaparan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat pada objek penelitian sesuai dengan permasalahan yang

diteliti”.

Adapun yang menjadi data kualitatif dalam penelitian ini yaitu data

yang bersumber dari hasil pengumpulan data yang diinterpretasikan ke

dalam kata-kata sehingga tersusun skripsi ini.

B. Sumber Data

Penelitian ini merupakan studi kasus di BAZDA Kota Tangerang

(28)

memperoleh bahan-bahan yang relevan dan akurat. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Untuk mendukung

penelitian diperlukan data yang aktual. Berdasarkan sumbernya, data-data

yang diperoleh dibedakan menjadi :

1. Data Primer

Yaitu data utama yang diambil atau didapatkan dari sumber pertama

yakni internal data dalam bentuk dokumentasi atau data-data tertulis di

BAZDA Kota Tangerang Selatan.

2. Data Sekunder

Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kepustakaan (Library

Research) yaitu dengan mempelajari buku kepustakaan, literature, bulletin,

majalah serta materi kuliah yang berkaitan erat dengan pembahasan masalah

ini.

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan mealui:

a. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke

BAZDA Kota Tangerang Selatan untuk mengkonfrontir sebagai

temuan dalam wawancara dengan situasi rill lapangan. Observasi

juga sekaligus merupakan teknik untuk membaca secara objektif

pendistribusian dana ZIS pada program beasiswa. .

b. Wawancara (interview), yaitu dengan mengajukan pertanyaan

(29)

menjelaskan berbagai aspek mengenai manajemen pendistribusian

dana ZIS pada program beasiswa. Dalam hal ini penulis

melakukan wawncara kepada pihak terkait yaitu ketua BAZDA

Kota Tangerang Selatan yaitu Bapak Drs. K.H. Endang Saefuddin,

M.A.

c. Studi dokumentasi, pengumpulan data-data yang diperlukan

dengan cara memeperoleh data dokumentasi tentang Manajemen

pendistribusian pada program beasiswa dari lokasi penelitian serta

mencari bahan pustaka/buku-buku rujukan yang berkaitan dengan

judul penulisan skripsi yang sedang dibuat ini.

2. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang penulis pergunakan adalah metode analisis

kualitatif deskriptif, yaitu menganalisis berdasarkan informasi yang

diperoleh dari wawancara, studi dokumentasi dan observasi atau penelitian

yang menentukan dan menafsirkan data yang berkesan denga situasi yang

dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggaejala saat ini,

hubungan antara variabel, pertentangan dua atau lebih, pengaruh terhadap

situasi kondisi, perbedaan antara fakta dan lain-lain. Kemudian ditarik

suatu kesimpulan yang diharapkan setiap fakta yang ada bisa diterima

(30)

3. Teknik Penulisan Laporan

Teknik penulisan serta penyusunan skripsi ini, semua berpedoman

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2012 yang diterbitkan oleh

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah.

H. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penuliasan skripsi ini, penulis membaginya menjadi 5

(lima) bab dengan beberapa sub Bab yang pada garis besarnya adalah pada Bab 1

akan menguraikan tentang berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat, serta review studi

terdahulu, metode penelitian dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.

Pada Bab IIakan membahas yang berisi pembahasan mengenai konsep zakat

yang meliputi definisi zakat, hukum zakat, Fungsi dan Tujuan Penyaluran Zakat,

syarat-syarat wajib zakat. Konsep manajemen meliputi pengertian manajemen,

fungsi-fungsi manajemen, dan unsur-unsur manajemen. Konsep program

meliputi: pengertian program, macam-macam program, dan tujuan program.

Konsep pendistribusian meliputi.

Pada Bab III akan membahas mengenai gambaran umum dari Badan Amil

Zakat Daerah (BAZDA) yang meliputi sejarah berdirinya BAZDA Kota

(31)

jawab, struktur organisas, program kerjanya dan program BAZDA Kota

Tangerang Selatan.

Pada Bab IV akan dijelaskan analisis manajemen pendistribusian dana ZIS

pada program beasiswa di BAZDA Kota Tangerang Selatan yaitu berisi tentang

mekanisme pendistribusian dana ZIS dan manajemen program pendistribusian

pada program beasiswa.

Pada Bab V merupakan bagian akhir penulisan yang akan menunjukan

pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan ini. Bagian ini menunjukan jawaban

(32)

20 BAB II

LANDASAN TEORETIS A. Konsep Zakat

1. Definisi Zakat

Menurut bahasa (lughat), zakat berarti: tumbuh, berkembang,

kesuburan atau bertambah (HR. At-Tirmidzi). Dalam Q.S. Al-Taubah: 10

dijelaskan bahwa pengertian zakat juga berarti membersihkan atau

mensucikan sebagaimana dalam penjelasan ayat berikut ini:

Artinya: “Ambilah zakat dari sebagaian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka.

Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan

allah maha mendengar lagi maha mengetahui” (Q.S. At-Taubah: 103).

Hafidhuddin13 menjelaskan definisi zakat berdasarkan kitab al-mu’jam

al-wasith. Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti,

yaitu al-barakatu (keberkahan), an-nama (pertumbuhan dan perkembangan),

at-thaharatu (kesucian) ash-shalatu (keberesan). Ditinjau dari segi istilah,

zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT

13

(33)

wajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak

menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula (Yogatama, 2009).

Fakhruddin (2008) menjelaskan definisi zakat menurut para ulama

mazhab berdasarkan kitab Al-Fiqh Al-Islami Wa Adilatuhu, antara lain:

1. Ulama Malikyah (mazhab imam malik) mendefinisikan zakat

adalah mengeluarkan bagian khusus dari harta yang telah

mencapai nishab (jumlah minimal yang menyebabkan harta

terkena kewajiban zakat) untuk mustahiq-nya, jika milik semprna

dan mencapai haul (tenggang waktu satu tahun hijriyah) selain

barang tambang, tanaman dan barang temuan.

2. Ulama Hanafiyah (mazhab imam hanafi) mendefinisikan zakat

adalah kepemilikan bagian harta tertentu untuk orang atau pihak

tertentu yang telah ditentukan Allah SWT untuk menharapkan

keridhaan-Nya.

3. Ulama Syafi’iyah (mazhab imam hanafi) mendefinisikan zakat

adaah nama bagi sesuatu yang dikeluarkan dari harta dan badan

dengan cara tertentu.

4. Ulama Hanabilah (mazhab imam ahmad ibn hanbal)

mendefinisikan zakat adalah hak wajib dalam harta tertentu untuk

(34)

Dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (PZ), yang

dimuat dalam pasal 1 Bab 1 ketentuan umum dijelaskan bahwa definisi zakat

adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha

unruk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat

islam.

2. Hukum Zakat

Zakat merupakan bagian dari rukun islam, disamping syahadat, sholat,

puasa dan haji. Oleh sebab itu, hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap

muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Sudewo (2004) membagi

secara fungsional rukun islam ke dalam dua kategori yaitu ibadah yang

bersifat vertikal (habluminallah) seperti syahadat, sholat, puasa dan haji serta

ibadah yang bersifat horizontal (habluminannas) yaitu zakat, syahadat, sholat,

puasa dan haji merupakan rukun islam yang pelaksanaannya dari pribadi, oleh

pribadi dan untuk pribadi yang bersangkutan. Sebaliknya, zakat merupakan

komponen ibadah yang pelaksanaannya dimulai dari muzakki, dikelola oleh

amil dan diperuntukan bagi mustahik. Berikut ini beberapa ayat dalam

berbagai surat Al-Qur’an yang menjadi dasar kehujjahan zakat:



dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat serta rukuklah bersama

(35)

berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacem-macem buahnya,

zaitundan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama

(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia

berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan

disedekahkan kepada fakir miskin): dan janganlah kamu berlebih-lebihan.

Sesumgguhnya allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S.

Al-An’am: 141)

3. Fungsi dan Tujuan Penyaluran Zakat

Tujuan utama dari zakat adalah menghapus kefakiran, kemiskinan, dan

kemelaratan. Yusuf Al-Qardhawi, alam kitabnya Hukum Zakat membagi

tujuan zakat kepada tiga bagian, yaitu: dari pihak para wajib zakat (muzzaki),

pihak penerima zakat dan dari kepentingan masyarakat.

Tujuan zakat dan dampaknya bagi muzzaki yaitu: zakat mensucikan jiwa

dari sifat kikir, medidik berinfak dan memberi, berakhlak dengan Akhlak

Allah, merupakan manifestasi syukur atas nikmat Allah, mengobati hati dari

cinta dunia, mengembangkan kekayaan batin, menarik rasa simpati / cinta,

(36)

lain untuk membebaskan penerima dari kebutuhan hidup dan dapat

menghilangkan sifat benci dan dengki yang sering menyelimuti hati mereka

jika melihat orang kaya yang bakhil.

Adapun tujuan zakat dilihat dari kepentingan kehidupan sosial, antara lain

bahwa zakat bernilai ekonomik, merealisasi fungsi harta sebagai alat

perjuangan menegakkan agama Allah (jihad fi sabilillah), dan mewujudkan

keadilan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya.

Lebih luas lagi wahbah menguraikan tujuan zakat bagi kepentingan

masyarakat, sebagai berikut:

1. Manggalang jiwa dan semangat saling menunjang dan solidaritas sosial

dikalangan masyarakat islam.

2. Merapatkan dan mendekatkan jarak dan kesenjangan sosial ekonomi

dalam masyarakat.

3. Menanggulangi pembiayaan yang mungkin timbul akibat berbagai

bencana seperti bencana alam dan sebagainya.

4. Menutup biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya konflik,

persengketaan dan berbagai bentuk kekacauan dalam masyarakat.

5. Menyediakan suatu dana taktis dan khusus untuk penanggulangan biaya

hidup bagi para gelandangan, para pengangguran dan para tuna sosial

lainnya, termasuk dana untuk membantu orang-orang yang hendak

(37)

Al-Tayyar menambahkan, bahwa tujuan zakat selain sebagai ibadah, ia juga

bertujuan untuk menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan, menolak bala

bencana, serta mendorong meningkatkan semangat dan produktifitas kerja,

sehingga pada gilirannya mampu menghilangkan sikap dan status seseorang dari

kemiskinan dan tangan di bawah (yad al-sufla).14

Sebagaimana shalat yang menjadi tiang agama, maka zakat merupakan tiang

masyarakat, yang apabila tidak ditunaikan dapat meruntuhkan sendi-sendi sosial

ekonomi masyarakat, karena secara tidak langsung penahnan (tidak menunikan)

zakat dari oang-orang kaya itu merupakan perekayasaan pemiskinan secara

struktural. Zakat yang mempunyai dimensi sosial disamping dimensi sakral, bila

tidak ditunaikan akan menimbulkan dampak negatif berupaya kerawnan sosial,

seperti banyaknya pengangguran dan masalah-masalah sosial.

4. Syarat-Syarat Wajib Zakat

Harta yang akan dikenakan zakatnya harus telah memenuhi

persyaratan-persyaratan yang sesuai dengan syara’. Fakhruddin (2008) membagi syarat ini

menjadi dua, yaitu syarat wajib dan syarat sah berdasarkan kitab fiqh

al-islamiy wa adillatuhu. Adapun syarat wajib zakat adalah:

a) Merdeka

14

(38)

Seorang budak tidak dikenai kewajiban membayar zakat, karena

dia tidak memiliki sesuatu apapun. Semua miliknya adalah milik

tuannya.

b) Islam

Seorang non muslim tidak wajib membayar zakat. Adapun untuk

mereka yang murtad (keluar dari agama islam), terdapat perbedaan

pendapat. Menurut imam syafi’i orang murtad diwajibkan membayar

zakat terhadap harta-hartanya seelum dia murtad. Sedangkan menurut

imam hanafi, seorang murtad tidak dikenai zakat terhadap hartanya

karena peruatan riddahnya telah menggugurkan kewajiban tersebut.

Menurut malikiyah, islam adalah syarat sah, ukan syarat wajib. Oleh

karena itu orang kafir wajib berzakat meskipun tidak sah menurut islam.

c) Baligh dan berakal

Anak kecil dan orang gila tidak dikenai zakat pada hartanya,

karena keduanya tidak dikenai khitab perintah.

d) Harta tersebut merupakan harta yang memang wajib dizakati, seperti :

naqdaini (emas dan perak) termasuk juga al-auraq al-naqdiyah

(surat-surat berharga), barang tamang dan temuan (rikaz), barang dagangan,

taman-tamanan dan buah-buahan, serta hewan ternak.

e) Harta tersebut telah mencapai nishab (ukuran jumlah).

(39)

Harta tersebut berada di bawah kontrol dan di dalam kekuasaan

pemiliknya, atau seperti menurut sebagian ulama bahwa harta itu berada

di tangan pemiliknya, di dalamnya tidak tersangkut dengan hak orang

lain dan ia dapat menikmatinya. Atau bisa juga dikatakan sebagai

kemampuan pemilik harta mentransaksikan miliknya tanpa campur

tangan orang lain.

Menurut Hanafiyah, Al-Milk Al-tam adalah harta yang berada

dalam tangan atau kekuasaannya. Oleh karena itu jika seseorang

memiliki sesuatu (harta), namun dia tidak menggenggamnya, maka ia

tidak wajib di zakati, seperti maskawin bagi seorang perempuan

sebelum dia menerimanya. Sedangkan menurut malikiyah, milk

al-tam adalah kepemilikan seseorang sehingga dia berkesempatan untuk

menggunakan harta yang dimilikinya. Oleh karena itu, tidak wajib zakat

bagi seorang budak atas segala sesuatu yang dimilikinya karena

kepemilikannya tidak sempurna.

g) Telah berlalu satu tahun atau cukup haul (ukuran waktu, masa).

Haul adalah perputaran harta satu nisha dalam 12 bulan

Qamariyah. Apabila terdapat kesulitan akuntansi karena biasanya

anggaran dibuat berdasarkan tahun syamsiyah, dengan penamahan

volume (rate) zakat yang waji diayar, dari 2,5 % menjadi 2,575 %

sebagai akibat kelebihan harta bulan syamsiyah dari hari bulan

(40)

h) Tidak adanya hutang.

Adurahman al-jaziri dalam Fakhruddin (2008) merinci

pendapat para imam mazhab sebagai berikut. Berkait dengan hal itu,

Hanafiyah memagi hutang menjadi tiga macam, yaitu pertama, hutang

yang murni erkaitan dengan seseorang, kedua, hutang yang berkaitan

dengan Allah SWT namun dia dituntut dari aspek manusia, dan ketiga,

hutang yang murni berkaitan dengan Allah SWT dan tidak ada tuntutan

dari aspek manusia, seperti hutang nadzar dan kafarat, zakat fitrah dan

nafkah haji. Hutang yang bisa mencagah seseorang untuk membayar

zakat adalah hutang dalam kelompok pertama dan kedua. Oleh karena

itu, ketika seseorang telah mencapai nisa dan haul, namun dia masih

mempunyai hutang, maka dia tidak waji berzakat kecuali zakat

tanam-tanaman dan buah-buahan.

Imam Maliki mengatakan bahwa jika seseorang mempunyai

hutang yang mengurangi nishab dan dia tidak mempunyai harta yang

bisa menyempurnakan nishabnya, maka dai tidak wajib berzakat. Ini

adalah syarat khusus untuk zakat emas dan perak jika keduanya bukan

arang tambang dan barang temuan.

Imam Hambali berpendapat bahwa tidak wajib zakat bagi

seseorang yang menghabiskan nishab hartanya atau menguranginya,

meskipun hutang terseut bukan sejenis dengan harta yang akan dizakati

(41)

al-amwal al-bathiniyah seperti uang dan niali arang dagangan, barang

tamang, al-amwal al-dzahrah seperti hewan ternak, biji-ijian dan

buah-buahan. Jika seseorang mempunyai harta tapi berhutang, maka

hendaklah dia melunasi hutangnya dulu kemudian dibayar zakatnya jika

memenuhi nishab.

i) Melebihi kebutuhan dasar atau pokok

Barang-barang yang dimiliki untuk kebutuhan pokok, seperti

rumah pemukiman, alat-alat kerajinan, alat-alat industri, sarana

transportasi dan angkutan, seperti mobil dan perabotan rumah tangga,

tidak dikenakan zakat. Demikian juga dengan uang simpanan yang

dicadangkan untuk melunasi hutang. Tidak diwajibkan zakat, karena

seorang kreditor sangat memerlukan uang yang ada di tangannya untuk

melepaskan dirinya dari cengkraman hutang.

j) Harta tersebut harus di dapatkan dengan cara yang baik dan halal.

Maksudnya bahwa harta yang haram, baik substansi bendanya

maupun cara mendapatkannya jelas tidak dikenakan kewajiban zakat,

karena Allah tidak menerima kecuali yang baik dan halal.

k) Berkembang

Qardhawi dalam Fakhruddin (2008) membagi pengertian

tersebut menjadi dua, yaitu pertama, bertambah secara konkrit (haqiqi).

Dan kedua, bertambah secar tidak konkrit (taqdiri). Berkembang secara

(42)

sejenisnya. Sedangkan berkembang tidak secara konkrit adalah

kekayaan itu berpotensi berkembang baik berada di tangannya maupun

di tangan orang lain atas namanya.

B. Konsep Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen berasal dari bahasa inggris dengan katakerja “to

manage” secara umum berarti mengurusi.15

Dalam kamus besar bahasa Indonesia manajemen berarti:

a. Proses penggunaan sumberdaya yang efektif untuk mencapai sasaran

b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan.

Pada sumber lain disebutkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.16 Dan

manajemenberarti prosesperencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan berbagai usaha anggota organisasi dan

penggunaansumber-sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, yang telah

ditetapkan.17

15

A.M Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, Buku Panduan Untuk Mahasiswa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Gama, 2001) Cet-1 Hal, 5S

16

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Hal, 54

17

(43)

Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal

manajemen adalah penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai

sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun

nonprofit. Selanjutnya kata benda “manajemen” atau managemen dapat

mempunyai berbagai arti. Pertama, sebagai pengelolaan, pengendaliaan atas

penanganan (managing). Kedua, perlakuan secara terampil untuk menangani

sesuatu berupa skillfull treatment. Ketiga, gabungan dari dua pengertian

tersebut, yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatuperusahaan, rumah

tangga atau suatu bentuk kerjasama dalam mencapai suatu tujuan tertentu,

Adapun manajemen menurut istilah: dalam hal ini para ahli

berpendapat diantaranya:

a. Andrew F. Sikula

Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas

perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan,

pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan

yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk

mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk dan jasa secara

efesien.

b. George R. Terry

Manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari Planning,

(44)

mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan

sumber daya lainnya.18

c. Zaini Muchtaram

Manajemen adalah aktifitas untuk mengatur kegunaan sumber daya

bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif.19

Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melali

kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk

mencapai tujuan yang sama. Manajemen adalah seni (Art) atau suatu

ilmu pengetahuan. Mengenai ini pun sesungguhnya belum ada

keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen

adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen

adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengantung

kebenarannya.

Jika menyimak definisi-definisi diatas dapatlah ditarik

kesimpulan mengenai manajemen, bahwa:

a. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

b. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni.

c. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi,

kooperatif dan integrasi dalam memanfaatkan unsure-unsurya.

18

Yayat M. Harujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: PT. Grazsindo, 2004), Cet ke-3, Hal, 3

19

(45)

d. Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih

melakukan kerjasama dalam suatu organisasi.

e. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan

tanggung jawab.

f. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.

g. Manajemen hanya alat untuk mencapai tujuan.

2. Fungsi-fungsi Manajemen

Fungsi manajemen dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang

meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam suatu

kelompok sehingga membentuk suatu kesatuan administrative. Para ilmuan

telah sepakat bahwa pada dasarnya jenis keseluruhan fungsi-fungsi

manajemen dapat digolongkan kepada dua jenis utama, yaitu fungsi organic

dan fungsi yang digolongkan kepada jenis fungsi-fungsi organik dan fungsi

penunjang, sebagaimana dinyatakan dalam bukunya fungsi-fungsi manajemen

yang ditulis oleh Sondang P. Siagian, yaitu:

a. Fungsi organic adalah keseluruhan fungsi utama, yang mutlak

diperlukan oleh para manajer dalam rangka pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi

organic tersebut merupakan penjabaran kebijaksanaan dasar atau

strategi organisasi yang telah ditetapkan dan harus digunakan sebagai

(46)

b. Fungsi-fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan yang

diselenggarakan oleh orang-orang atau satuan kerja dalam organisasi

dan dimaksudkan mendukung semua fungsi organic pra manajer.20

Selanjutnya Sondang P. Siagian menjelaskan bahwa fungsi-fungsi dari

manajemen yang disingkat dengan POAC, yaitu:

a. Planning (Perencanaan)

Planning berarti memilih dan menghubung-hubungi kenyataan

dalam membayangkan dan merumuskan tindakan-tindakan yang

dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.21

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lembaga

tertentu mempunyai tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut

perlulah dibuat suatu “perencanaan” terlebih dahulu, namun perlu kita

ketahui bahwa tujuan dan perencanaan adalah tidak sama. Tujuan

merupakan suatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran ,

sedangkan perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan atau

sasaran tersebut.

Kegiatan yang terdapat dalam perencanaan adalah sebagai

berikut:

(47)

2) Tujuan (objective)

3) Program (programming)

4) Jadwal (schedule)

5) Prosedur (procedure)

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan dengan proses

yang sistematis untuk menggambarkan dan merumuskan apa yang

harus dilakukan dan dikerjakan pada masa depan dalam sebuah

organisasi.

b. Organizing (Pengorganisasian)

Organizing adalah mengelompokan kegiatan sesuai yang

diperlakukan yaitu menentukan susunan organisasi, serta tugas dan

fungsi masing-masing unit yang ada dalam organisasi, serta

menetapkan kedudukan dan sifat hubungan di antara masing-masing

unit tersebut. Yang apabila dikerjakan secara seksama akan menjamin

efisiensi pengguna tenaga kerja.

Pengorganisasian mempunyai arti yang penting bagi proses

sebuah kegiatan, sebab dengan pengorganisasian maka rencana

kegiatan menjadi lebih mudah pelaksanaanya. Hal ini disebabkan

adanya pembagian tindakan atau kegiatan-kegiatan dalam tugas-tugas

yang terperinci serta diserahkan pelaksaannya kepada beberapa orang

(48)

Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan

orang-orang, alat-alat, tugas-tugas serta wewenang dan tanggung jawab

sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat

digerakan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.22.

Proses pengorganisasian yaitu:

1) Membagi-bagi dan menggolongkan tindakan yang akan

dikerjakan dalam kesatuan tertentu.

2) Menentukan dan merumuskan tugas dari masing-masing

kesatuan serta menempatkan pelaksana untuk melakukan tugas

yang telah ditentukan.

3) Memberikan wewenang kepada masing-masing pelaksana.

4) Menetapkan jalinan hubungan.23

c. Actuating (Penggerakan)

Actuating merupakan fungsi organic manajemen yang

terpenting berhasil tidaknya rencana yang ditetapkan tergantung

mampu tidaknya seorang pemimpin melaksanakan fungsi

penggerakan.24penggerakan mempunyai arti sangat penting, sebab di

22

Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta:Bumi Aksara, 2004), Hal 60

23

Abdul Rasyad Sholeh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang 1993), Cet, ke-3, Hal.54

24

(49)

antara fungsi manajemen lainnya, penggerakan dalam fungsi yang

secara langsung berhubungan dengan manusia(pelaksana), dengan

fungsi inilah ketiga fungsi manajemen yang lain baru aktif. Di sini

fungsi penggerakan berperan sebagai pendorong tenaga pelaksana

untuk segera melaksanakan yang telah direncanakan. Didalam

penggerakan mengandung kegiatan-kegiatan member motivasi,

directing, koordinasi, komunikasi dan memperkembangkan para

pelaksana.

Dari definisi diatas, dapat disimpulakn bahwa penggerakan

merupakan hal yang sangat menentukan bagi kelancaran organisasi

yang telah direncanakan dan diorganisir sebelumnya.

Langkah-langkah penggerakan diantaranya yaitu:

1) Memberi motivasi

2) Pembimbingan

3) Menjalin hubungan

4) Penyenggaraan komunikasi

5) Pengembangan atau peningkatan pelaksana.25

d. Controlling (Pengendaliaan/Pengawasan)

Controlling sering juga disebut pengendalian, definisinya

adalah salah satu fungsi yang berupa mengadakan penilaian dan

sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang

25

(50)

dilakukan para kegiatan dapat diarahkan dijalan yang benar dengan

maksud tercapainya tujuan yang sudah digariskan semula. Dalam

pelaksanaan kegiatan pimpinan mengadakan pemeriksaan dan

penilaian, mencocokan serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta

tujuan yang ingin dicapai.26

Ketiga fungsi manajemen di atas Planning, Organizing, dan

Actuating, tidak akan efektif dan efesien tanpa adanya Controlling atau

pengendalian. Bila terjadi penyimpangan, maka manajer segera

memberikan peringatan untuk meluruskan kembali langkah-langkah

yang telah dilakukan oleh anggota organisasi agar sesuai dengan apa

4) Membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.

Dari beberapa fungsi manajemen yang telah dikemukakan

diatas, dapat dipahami bahwa bila fungsi-fungsi manajemen

(51)

dipergunakan dalam suatu kegiatan, maka setiap kegiatan organisasi

atau instasi bisa berjalan dengan efektif dan efesien.

3. Unsur-unsur Manajemen

Dalam kegitan atau aktivitas manajemen guna mencapai tujuan yang

efektif dan efesien, maka sangat diperlukan sekali adanya fasilitas atau

sarana-sarana alat kerja yang disebut sumber atau unsure-unsur manajemen. Sarana

atau unsur-unsur manajemen itu lebih dikenal dengan 6M, dinyatakan dalam

bukunya Dasar-dasar Manajemen Dakwah yang ditulis oleh Zaini Muchtaram,

yaitu: Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (mesin),

Methods (metode atau cara kerja), dan Market (pasar).

a. Man (Manusia)

Berbagai macam aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan balik ditinjau dari sudut proses ataupun bidang diperlukan adanya

campur tangan manusia, tanpa adanya manusia suatu rencana/aktivitas

tidak akan mungkin mencapai tujuan.

b. Money (Uang)

Untuk melakukan aktivitas diperlukan uang, seperti upah atau gaji

orang-orang yang membuat rencana, mengadakan pengawasan, bekerja

dalam proses produksi, membeli bahan-bahan, berbagai macam peralatan

yang dibutuhkan, dan lainnya guna mencapai tujuan.

(52)

Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan

bahan-bahan, yaitu seperti meenggunakan sumber daya alam, karena

bahan yang dibutuhkan dalam oprasional guna untuk menghasilkan

barang atau jasa untuk dijual.

d. Machine (Mesin)

Demikian juga halnya dengan mesin, terlebih dalam kemajuan

teknologi dewasa ini, mesin bukan lagi sebagai pembantu bagi manusia

melainkan sebaliknya manusia telah diubah kedudukannya sebagai

pembantu mesin.

e. Methods (Metode atau cara kerja)

Metode adalah cara yang digunakan dalam mewujudkan rencana

yang telah ditentukan sebelumnya guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Metode atau cara juga sangat menentukan kelncaran jalannya

roda manajemen dalam suatu organisasi akan menghasilkan produk yang

baik pula sehingga akan mencapai tujuan dengan efektif dan efesien.

f. Market (Pasar)

Barang-barang hasil produksi suatu lembaga atau perusahaan

tentunya segera dipasarkan. Oleh sebab itu aktivitas pemasaran dalam

(53)

diabaikan. Penguasaan diperlukan guna menyebarluaskan hasil-hasil

produksi agar sampai ketengah konsumen.28

C. Konsep Program

1. Pengertian program

Program itu sebenernya adalah kumpulan dari tulisan-tulisan yang

saling berhubungan yang menghasilkan satu buah hasil.

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara mempunyai

suatu program.

Suharsimi Arikanto mengemukakan program sebagai berikut:29

Program adalah suatu rencana yang pada dasarnya telah menggambarkan

rencana yang konkrit. Rencana ini konkrit, karena dalam program telah

terencana baik sasran, kebijakan, prosedur, waktu maupun anggaran. Jadi,

program juga merupakan usaha-usaha untuk mengefektifkan rangkaian

tindakan yang harus dilaksanakan menurut bidangnya masing-masing.30

Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program, kegiatan

yang tidak direncanakan walaupun terjadi bukan merupakan suatu program.

Ada tiga pengertian penting dalam menentukan program:

28

Zaini Muchtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-amin dan Ikfa, 1996), Cet ke-1, Hal, 45

29

Suharsimi Arikanto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998), Hal 1.

30

(54)

a. Realisasi atau implementasi suatu kebijakan.

b. Terjadi dalam waktu relative lama bukan kegiatan tunggal tetapi jamak

dan berkesinabungan.

c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

2. Macam-macam program

Jenis program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari berbagai

macam aspek. Program ditinjau dari:

a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya

adalah seberapa banyak program yang tersebut telah memberikan

keuntungan dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka

ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi

orang lain.

b. Jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program

kemasyarakatan dan kebahagiaan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut

tergantung dari isi program yang bersangkutan.

c. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang.

d. Keluasan. Ada program sempit ada program luas. Program sempit

hanya menyangkut program yang terbatas sedangkan program luas

(55)

e. Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar. Program

kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar

dilaksanakan oleh banyak orang.

f. Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting.

Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak,

menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting

adalah sebaliknya.

3. Tujuan program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses

pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Suharsini Arikunto sebagai berikut:

“Tujuan program merupakan sesuatu yang pokok dan harus dijadikan

pusat perhatian evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang

tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan. Tujuan

menentukan apa yang akan diraihnya.”

Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu program umum dan

program khusus (objektif). Tujuan umum biasanya menunjukan otput dari

program jangka panjang sedangkan jangka khusus outputnya jangka pendek.31

Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat terlepas

dari kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah

31

(56)

pelajaran yang dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar,

sebagaimana yang dikemukakan oleh S. Nasution bahwa kurikulum adalah

sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau sejumlah pelajaran yang

harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.32

D. Konsep Pendistribusian

Istilah pendistribusian, berasal dari kata distribusi yang berarti penyaluran

atau pembagian kepada beberapa orang atau beberapa tempat. Oleh karena itu,

kata ini mengandung makna pemberian harta zakat kepada para mustahiq zakat

secara konsumtif. Sedangkan, istilah pendayagunaan berasal dari kata dayaguna

yang berarti kemampuan mendatangkan hasil atau manfaat. Istilah

pendayagunaan dalam konteks ini mengandung makna pemberi zakat kepada

mustahiq secara produktif dengan tujuan agar zakat mendatangkan hasil dan

manfaat bagi yang memperodutifkan.

Pendistribusian zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana

zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial

mengharukan pendistribusian zakat diarahkan pada model produktif dari pada

model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun

1999 Tentang Pengelolaan Zakat. Dalam pelaksanaannya, model pendayagunaan

zakat pada penyaluran dana diarahkan pada sektor-sektor pengembangan ekonomi

32

(57)

dengan harapan hasilnya dapat mengangkat taraf kesejahteraan mustahiq. Secara

garis besar model pendistribusian zakat digolongkan ada empat yaitu:

1. Model distribusi bersifat konsumtif tradisional

Model distribusi bersifat konsumtif tradisional yaitu, zakat dibagikan pada

mustahiq untuk dimanfaatkan secara langsung seperti zakat fitrah yang

dibagikan pada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

atau zakat mal yang diberikan pada korban bencana alam.

2. Model distribusi bersifat konsumtif kreatif

Zakat diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti dalam

bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa.

3. Model distribusi zakat bersifat produktif treadisional

Zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang yang produktif seperti

kambing, sapi, alat cukur, dan lain-lain sebagainya. Pemberian dalam bentuk

ini akan menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja fakir miskin.

4. Model distribusi dalam bentuk prduktif kreatif

Zakat diwujudkan dalam bentuk permodalan baik untuk pembangunan proyek

Gambar

Table 4.1  Rekapitulasipentasharufantahappertamadankeduatahun 2013 .................  65
GAMBARAN UMUM BAZDA KOTA TANGERANG SELATAN
Table 4.1
Tabel 4.2

Referensi

Dokumen terkait

KPU Kota Tangerang Selatan mengirimkan surat kepada ketua PPk dan PPs se- Kota Tangerang Selatan nomor 258/KPU.Tangerang Selatan/I/2011 Perihal Pemutakhiran Daftar Pemilih sesuai

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan telah ditetapkan Dinas

Perseroan Terbatas Pembangunan Investasi Tangerang Selatan, yang selanjutnya disebut Perseroan adalah Badan Usaha Milik Daerah Kota Tangerang Selatan sebagaimana

Penyelenggara Urusan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan di Kota Tangerang Selatan dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan, Sekretariat Daerah

Proses ini dikawal oleh tim probity audit Inspektorat Kota Tangerang Selatan dengan cara memastikan apakah RAB atau SPK kontrak yang telah disepakati dilaksanakan secara

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada 500 responden pengguna jasa transportasi online (konsumen) disekitar kota Tangerang Selatan sebanyak 310

Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta di sebelah Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta di sebelah utara

Upaya-upaya yang dilakukan dalam menanggulangi tindak pidana kekerasan seksual pada anak di wilayah kota Tangerang Selatan yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian Resor Kota